Overview PEendampingan Keluarga Dalam Percepatan.pptxCandraIndah2
Pendampingan keluarga dalam percepatan penurunan stunting meliputi serangkaian kegiatan pendampingan yang dilakukan terhadap keluarga oleh tim pendamping keluarga untuk mencegah stunting melalui identifikasi faktor risiko, penyuluhan gizi, fasilitasi pelayanan kesehatan, dan pemantauan berkelanjutan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Upaya inovasi langkah strategis dalam pencegahan dan penanganan stunting melalui pendekatan lintas program dan lintas sektor.
2. Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya stunting antara lain status gizi ibu, kualitas dan praktik pemberian makanan, lingkungan rumah tangga, serta infeksi.
3. Diperlukan kerja sama multi sektoral untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang stunting dan perkembangan kesehatan di Kalimantan Selatan. Beberapa poin kuncinya adalah prevalensi stunting di Kalimantan Selatan yang cukup tinggi, berbagai intervensi gizi yang telah dilakukan untuk menurunkan angka stunting, serta kerangka aksi daerah untuk penanggulangan stunting.
Dokumen tersebut memberikan overview pendampingan keluarga dalam percepatan penurunan stunting, mencakup tujuan, sasaran, komposisi tim pendamping keluarga, tugas masing-masing anggota tim, serta alur pendampingan keluarga yang berkelanjutan mulai dari calon pengantin hingga anak balita.
Overview PEendampingan Keluarga Dalam Percepatan.pptxCandraIndah2
Pendampingan keluarga dalam percepatan penurunan stunting meliputi serangkaian kegiatan pendampingan yang dilakukan terhadap keluarga oleh tim pendamping keluarga untuk mencegah stunting melalui identifikasi faktor risiko, penyuluhan gizi, fasilitasi pelayanan kesehatan, dan pemantauan berkelanjutan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Upaya inovasi langkah strategis dalam pencegahan dan penanganan stunting melalui pendekatan lintas program dan lintas sektor.
2. Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya stunting antara lain status gizi ibu, kualitas dan praktik pemberian makanan, lingkungan rumah tangga, serta infeksi.
3. Diperlukan kerja sama multi sektoral untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang stunting dan perkembangan kesehatan di Kalimantan Selatan. Beberapa poin kuncinya adalah prevalensi stunting di Kalimantan Selatan yang cukup tinggi, berbagai intervensi gizi yang telah dilakukan untuk menurunkan angka stunting, serta kerangka aksi daerah untuk penanggulangan stunting.
Dokumen tersebut memberikan overview pendampingan keluarga dalam percepatan penurunan stunting, mencakup tujuan, sasaran, komposisi tim pendamping keluarga, tugas masing-masing anggota tim, serta alur pendampingan keluarga yang berkelanjutan mulai dari calon pengantin hingga anak balita.
Stunting merupakan masalah kesehatan nasional di Indonesia yang disebabkan oleh faktor multidimensional seperti praktik pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai. Stunting dapat dicegah dengan menjamin kesehatan dan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan melalui program intervensi gizi spesifik dan sensitif secara terpadu.
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptxuuusmanuu47
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, termasuk definisi, penyebab, dampak, dan intervensi stunting. Kebijakan pemerintah meliputi Rencana Aksi Nasional dengan pendekatan keluarga, multisektor, dan gizi terpadu untuk menurunkan stunting menjadi 14%.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan kapasitas kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dalam hal Program Indonesia Sehat di Keluarga (PISPK). Dokumen ini menjelaskan visi dan misi pemerintah terkait kesehatan, roadmap penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pendekatan keluarga dalam PISPK, dampak PISPK terhadap kesehatan masyarakat, serta hubungan antara Indeks Kesehatan Keluarga
Video ini membahas tentang Gizi Kesehatan Masyarakat dan menjelaskan definisi gizi kesehatan masyarakat serta peranannya dalam kesehatan populasi. Video ini juga menjelaskan tantangan gizi di Indonesia yang meliputi kekurangan dan kelebihan gizi serta dampaknya pada kesehatan jangka panjang. Selain itu, video ini juga menjelaskan pentingnya masa 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) bagi pertumbuhan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai orientasi tim pendamping keluarga untuk mencegah stunting. Terdapat penjelasan mengenai konsep stunting, faktor risikonya, dampak jangka pendek dan panjang, serta peran tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader KB dalam melakukan pendampingan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting pada keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan anemia gizi besi pada remaja putri di Indonesia, mencakup pengertian anemia, situasi anemia di Indonesia yang terutama disebabkan oleh asupan zat besi yang kurang, dampaknya seperti gangguan pertumbuhan dan kehamilan, serta kebijakan dan strategi penanggulangannya seperti pemberian tablet tambah darah dan konseling gizi."
Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan anemia gizi besi pada remaja putri di Indonesia, mencakup pengertian anemia, situasi anemia di Indonesia yang terutama disebabkan oleh asupan zat besi yang kurang, dampaknya seperti gangguan pertumbuhan dan kehamilan, serta kebijakan dan strategi penanggulangannya seperti pemberian tablet tambah darah dan konseling gizi."
Stunting merupakan masalah kesehatan nasional di Indonesia yang disebabkan oleh faktor multidimensional seperti praktik pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai. Stunting dapat dicegah dengan menjamin kesehatan dan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan melalui program intervensi gizi spesifik dan sensitif secara terpadu.
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptxuuusmanuu47
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, termasuk definisi, penyebab, dampak, dan intervensi stunting. Kebijakan pemerintah meliputi Rencana Aksi Nasional dengan pendekatan keluarga, multisektor, dan gizi terpadu untuk menurunkan stunting menjadi 14%.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan kapasitas kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dalam hal Program Indonesia Sehat di Keluarga (PISPK). Dokumen ini menjelaskan visi dan misi pemerintah terkait kesehatan, roadmap penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pendekatan keluarga dalam PISPK, dampak PISPK terhadap kesehatan masyarakat, serta hubungan antara Indeks Kesehatan Keluarga
Video ini membahas tentang Gizi Kesehatan Masyarakat dan menjelaskan definisi gizi kesehatan masyarakat serta peranannya dalam kesehatan populasi. Video ini juga menjelaskan tantangan gizi di Indonesia yang meliputi kekurangan dan kelebihan gizi serta dampaknya pada kesehatan jangka panjang. Selain itu, video ini juga menjelaskan pentingnya masa 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) bagi pertumbuhan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai orientasi tim pendamping keluarga untuk mencegah stunting. Terdapat penjelasan mengenai konsep stunting, faktor risikonya, dampak jangka pendek dan panjang, serta peran tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader KB dalam melakukan pendampingan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting pada keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan anemia gizi besi pada remaja putri di Indonesia, mencakup pengertian anemia, situasi anemia di Indonesia yang terutama disebabkan oleh asupan zat besi yang kurang, dampaknya seperti gangguan pertumbuhan dan kehamilan, serta kebijakan dan strategi penanggulangannya seperti pemberian tablet tambah darah dan konseling gizi."
Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan anemia gizi besi pada remaja putri di Indonesia, mencakup pengertian anemia, situasi anemia di Indonesia yang terutama disebabkan oleh asupan zat besi yang kurang, dampaknya seperti gangguan pertumbuhan dan kehamilan, serta kebijakan dan strategi penanggulangannya seperti pemberian tablet tambah darah dan konseling gizi."
Similar to Materi 2 - Overview Stunting - dr. Shyrien, Sp A.pdf (20)
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
3. STUNTING
DEFINISI
Panjang/ tinggi badan menurut usia dibawah -2 sd atau dibawah
persentil 3 berdasarkan grafik MGRS WHO 2006.
Gangguan pertumbuhan yang menggambarkan tidak tercapainya
potensi pertumbuhan sebagai akibat status kesehatan, dan/ atau
nutrisi yang tidak optimal, dan tidak terpenuhi kebutuhan untuk
bermain dan belajar. (WHO)
8. DAMPAK STUNTING
Sistem imun lemah
Mudah sakit
IQ rendah
Gangguan
kognitif,
Produktivitas kerja
rendah
pendek
Terkena penyakit
diabetes dan
kardiovaskular
10. ARTI WARNA, GARIS DAN KOTAK
1000 HPK, masih dapat diperbaiki
1. Antara 2 th dan pertengahan masa kanak-kanak
2. Masa pubertas (lonjakan pertumbuhan)
3. Sebelum kehamilan
Mungkin TB dapat diperbaiki, perbaikan dampak
lain (kecerdasan dll) tidak jelas
Tidak dapat diperbaiki
Makanan banyak, risiko menjadi gemuk
Kondisi masih serba kekurangan
Penyebab
Dampak
15. MIDPARENTAL HEIGHT (MPH)
15
ANAK LAKI-LAKI
MPH = [TB ayah dalam cm + (TB ibu dalam
cm + 13 cm] / 2
ANAK PEREMPUAN
MPH = [(TB ayah dalam cm – 13 cm) + TB
ibu dalam cm] / 2
24. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 39 tahun 2016
Tentang pedoman penyelenggaraan program indonesia sehat dengan pendekatan
keluarga, upaya yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting di antaranya
sebagai berikut:
1. Ibu Hamil dan Bersalin
a. Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan;
b. Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu;
c. Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan;
25. 2. Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan
mikronutrien (TKPM);
3. Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular);
4. Pemberantasan kecacingan
5. Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA;
6. Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif;
7. Penyuluhan dan pelayanan KB.
26. IBU DAN CALON IBU
1.Kondisi kesehatan dan gizi saat sebelum hamil dan hamil mempengaruhi
pertumbuhan janin.
2. Usia saat hamil, paritas, jarak antar kehamilan.
3. Ibu yang terlalu muda meningkatkan resiko bayi berat lahir rendah. BBLR
memiliki resiko stunting.
29. 2. BALITA
a. Pemantauan pertumbuhan balita;
b. Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk
balita;
c. Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak; dan
d. d.Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
30. a. Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
b. Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS;
c. Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS); dan
d. Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan.
3. ANAK USIA SEKOLAH
31. 4. REMAJA
a. Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi
narkoba;
b. Pendidikan kesehatan reproduksi.
32. 5. DEWASA MUDA
a. Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB);
b. Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular);
c. Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang, tidak
merokok/mengonsumsi narkoba.