SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH EKOSISTEM DARAT
Disusun oleh :
Firdaus Akbar
Mata Kuliah :
Ekologi dasar
Jurusan :
Agribisnis 2
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Muhammadiyah
Kabupaten Paser
2017-2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “EKOSISTEM DARAT”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkakn bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan keritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat bermanfaat dan
inspirasi untuk masyarakat dan pembaca.
Tanah Grogot, 20 Maret 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------- ii
DAFTRA ISI --------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------ 1
1.1 Latar Belakang-------------------------------------------------------------------- 1
1.2 Rumusan Masalah ---------------------------------------------------------------- 1
1.3 Tujuan------------------------------------------------------------------------------ 1
1.3.1 Khusus ---------------------------------------------------------------------- 1
1.3.2 Umum----------------------------------------------------------------------- 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ---------------------------------------------------- 3
2.1 Definisi Ekologi Darat----------------------------------------------------------- 3
2.2 Jenis-jenis Ekologi Darat-------------------------------------------------------- 4
2.2.1 Bioma Stepa (Pdang Rumput) -------------------------------------------- 4
2.2.2 Bioma Sabana --------------------------------------------------------------- 7
2.2.3 Bioma Padang Pasir (Gurun) --------------------------------------------- 7
2.2.4 Bioma Hutan Hujan/ Hutan Basah -------------------------------------- 8
2.2.5 Bioma Hutan Gugur-------------------------------------------------------- 9
2.2.6 Bioma Tundra--------------------------------------------------------------- 11
2.2.7 Bioma Taiga/ Hutan Berawa/ Boireal ----------------------------------- 12
2.2.8 Bioma Karst/ Batu Gamping/ Gua --------------------------------------- 14
2.2.9 Bioma Hutan Bakau/ Mangrove------------------------------------------ 14
2.3 Ekologi Buatan/Ekosistem Buatan---------------------------------------------- 15
2.4 Fakto-faktor Pengaruh Ekologi Darat ------------------------------------------ 16
2.5 Suksesi ------------------------------------------------------------------------------ 19
2.6 Siklus Biogeokimia --------------------------------------------------------------- 22
2.7 Dampak Polusi Terhadap Ekologi Darat--------------------------------------- 24
2.8 Pengaruh Pembukaan Hutan----------------------------------------------------- 26
2.9 Pengaruh Pembukaan Hutan Terhadap Potensi Sumber daya Air---------- 27
BAB III PEMBAHASAN ------------------------------------------------------------ 30
BAB IV PENUTUP ------------------------------------------------------------------- 39
4.1 Kesimpulan------------------------------------------------------------------------- 39
4.2 Saran -------------------------------------------------------------------------------- 39
BAB V DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------- 40
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekologi darat atau biasa disebut ekosistem darat merupakan
habitat mahluk hidup terbanyak dibandingkan dengan ekologi air.
Dari hal tersebut kita perlu mengetahui apa saja yang terdapat pada
ekosistem darat dan hal-hal apa saja yang terjadi di daerah tersebut.
Serta menganalisis dampak polusi dan pembangunan pada ekologi
daratan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja jenis-jenis bioma, ciri-ciri bioma, dan mahluk hidup
yang berdiam di masing-masing bioma serta cara mahluk hidup
beradaptasi?
1.2.2 Apa saja siklus yang terjadi di daratan maupun air?
1.2.3 Apa dampak dari adanya polusi dan pembangunan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Khusus
 Mengetahui jenis-jenis bioma
 Mengetahui ciri-ciri bioma
 Mengetahui mahluk hidup yang tinggal dalam suatu bioma
 Mengetahui cara beradaptasi mahluk hidup yang tinggal dalam
suatu bioma
 Mengetahui siklus alam yang terjadi di darat maupun air
 Mengetahui dampak polusi terhadap ekosistem darat
1
 Mengetahui dampak pembangunan terhadap ekosistem darat
1.3.2 Umum
 Dapat mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada ekosistem
darat.
 Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang ekosistem
dengan menjaga kelestarian ekosistem yang ada.
 Dapat merencanakan pembangunan yang tidak merusak
ekosistem darat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ekologi Darat
Ekologi darat mempelajari tentang ekosistem darat. Ekosistem
darat mempunyai kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan
ekosistem laut, karena kemungkinan organisme untuk hidup dan
berkembangbiak pada ekosistem darat lebih lebar. Sebab, distribusi
oksigen dan sinar matahari lebih banyak.
Pada Ekosistem darat terdapat beberapa jenis dari bentuk
tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, yaitu : pohon, liana,
epifit, shrubs, herba, dan tumbuhan taliod.
Jenis adaptasi hewan vertebrata darat, yaitu:
a. Herbivora
Terdapat tiga jenis,yaitu : Ground-dwelling, Arboreal
seperti Macaca fascicularis, dan Aerial seperti Burung dan hewan-
hewan terbang lainnya. Pada Ground-dwelling terbagi lagi menjadi
empat, yaitu : Cursorial (berlari) seperti rhea dan emu, Saltatory
(melompat) seperti kangguru, Graviportal (berat badan) seperti penyu
dan gajah, dan Forsial seperti kodok dan katak.
b. Karnivora
Pada karnivora terbagi menjadi empat juga. Ketiganya sama
dengan Herbivora, tetapi karnivora tidak Arboreal dan diganti
Amphibious. Contoh pada Ground –dwelling adalah seperti cecak,
kucing, beruang ular dan lain sebagainya. Contoh pada Aerial adalah
beberapa burung, kelelawar, elang dan lain sebagainya. Contoh pada
Fossorial seperi beberapa jenis ular, dan contoh pada Amphibious
seperti Alligator sp dan katak.
3
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat
dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu:
1. Bioma stepa/ padang rumput
2. Bioma sabana
3. Bioma gurun
4. Bioma hutan hujan tropis/ hutan basah
5. Bioma hutan gugur
6. Bioma tundra
7. Bioma taiga
8. Bioma karst/ batu gamping
9. Bioma hutan mangrove/ bakau
2.2 Jenis-jenis Ekosistem Darat
2.2.1 Bioma Stepa (Padang Rumput)
Bioma Stepa (Padang Rumput) terbentang dari daerah tropika
sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk
perkembangan hutan. Bioma Stepa berbeda dengan Bioma Sabana.
 Perbedaan yang cukup antara Stepa dengan Sabana
adalah pada biomasabana merupakan padang rumput yang
diselingi oleh kumpulan pepohonan besar, sedangkan pada
bioma Stepa merupakan padang rumput yang tidak di selingi
oleh kumpulan-kumpulan pepohonan, kalaupun ada hanya
sedikit saja pepohonan yang ada.
Ciri -ciri bioma Stepa:
1. Curah hujan tidak teratur, antara 250 – 500 mm/tahun
2. Tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang
disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan sistem
penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan rumput-
rumput tumbuh dengan subur.
3. Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m
4
4. Memiliki pohon yang khas, yaitu akasia
5. Wilayah persebaran bioma Stepa meliputi Afrika, Amerika
Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan Australia.
Beberapa flora yang hidup di daerah bioma Stepa contohnya
adalah:Pohon Akasia dan Semak Belukar.
Karena merupakan daerah padang rumput maka bioma ini
bayak dihuni oleh beberapa herbifora dan karnifora, contohnya antara
lain : rusa, antelop, kangguru, kerbau, harimau, singa dan ular.
Komponen Pendukung Ekosistem Padang Rumput
Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis
organisme yang mendukung terbentuknya ekosistem padang rumput,
yaitu:
 Organisme autotrof
Organisme ini adalah jenis organisme yang bisa membuat atau
menyintesa makanan sendiri mengandalkan cahaya matahari, air dan
komponen udara sekitar. Organisme autotrof pada ekosistem ini
adalah tanaman atau rumput. Rerumputan ini pun hidup beradaptasi
dengan kelembaban lingkungan yang memiliki curah hujan tidak
teratur.
 Organisme heterotrof
Organisme kedua ini adalah jenis organisme yang tidak bisa
membuat makanan sendiri. Organisme jenis ini adalah para hewan
pemakan rumput, seperti zebra, rusa, kanguru atau bison. Hidup
hewan ini bergantung pada rumput-rumput yang hidup di sekitar
mereka.
Organisme heterotrof yang lain adalah hewan pemangsa yang
menjadi konsumen kedua setelah hewan pemakan rumput, seperti
singa, anjing liar ataupun ular. Hewan pemangsa yang berkeliaran di
padang rumput ini menggantungkan hidup pada hewan-hewan
pemakan rumput yang menjadi target mangsa mereka.
5
 Abiotik
Selain makhluk hidup, di ekosistem padang rumput ini juga
terdapat komponen tak hidup atau yang biasa disebut sebagai
abiotik. Komponen ini meliputi bebatuan, tanah, air, udara, ataupun
sinar matahari. Komponen-komponen ini ikut mendukung
keseimbangan dari ekositem padang rumput.
 Pengurai
Komponen terakhir adalah dekomposer atau pengurai.
Sebenarnya pengurai termasuk dalam organisme heterotrof, yaitu
organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri. Tugas dari
organisme yang satu ini adalah menguraikan bahan organik dari benda
hidup yang sudah mati (misal: hewan mati, daun, batang pohon, dll).
Contoh dari pengurai pada ekosistem padang rumput ini
adalah jamur dan bakteri. Mereka akan menyerap sebagian hasil
penguraian dan membuang beberapa bahan sederhana untuk
digunakan kembali oleh produsen (tanaman/rumput).
Ekosistem padang rumput adalah bagian dari kehidupan,
sudah selayaknya kita sebagai manusia ikut menjaga keseimbangan
ekosistem ini. Misalnya, tidak sembarangan memburu hewan, baik
pemakan rumput maupun hewan pemangsa seperti singa.
Hal ini hanya akan menimbulkan putusnya rantai makanan,
dan akan berakibat kacaunya ekosistem yang pasti merugikan
manusia secara perlahan.
6
2.2.2 Bioma Sabana
Bioma Sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh
gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang
menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya
terdiri atas satu jenis tumbuhan saja.
b. Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
2.2.3 Bioma Padang Pasir / Gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang
garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Bioma gurun dan
setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara,
Australia dan Asia Barat.
Ciri-ciri bioma padang pasir yaitu :
 Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun.
 Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi.
 Kelembaban udara sangat rendah.
 Perbedaan suhu siang hari dengan malam harisangat tinggi(siang
dapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C).
 Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air.
Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang
teradaptasi dengan keadaan kering, misalnya tubuhnya ditutupi oleh
kutikula yang tebal dan akar yang panjang. Juga tumbuhan sukulen
atau kaktus, yang menyimpan banyak air pada batangnya dan daunnya
menyempit menjadi duri.
Hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
seperti tikus,ular, kadal, kalajengking, dan semut. umumnya hanya
aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup
pada lubang-lubang.
7
Fauna Adaptasi
 Aktifitas malam hari , siang membuat lubang
 Mempunyai cadangan penyimpan air
 Hewan yang hidup unta, tikus,ular, kadal, kalajengking, dan
semut. Beberapa tikus/mencit gurun tidak pernah minum, tetapi
mendapatkan semua kebutuhan airnya dari perombakan
metabolic biji-bijian yang dimakannya.
Flora ( Xerophyt ) Adaptasi
 Daun ditutupi oleh kutikula yang tebal
 Akar yang panjang.
 Sukulen atau kaktus, yang menyimpan banyak air pada batangnya
dan
 Daunnya menyempit menjadi duri
 Kaktus yamh nerkemampuan menyerap air selama periode basah.
dan mengandalkan fotosintesis CAM, suatu adaptasi metabolic
untuk menghemat air dalam lingkungan kering juga terdapat
Adaptasi protektif yang menghalangi pemakanan oleh mamalia
dan serangga, seperti duri pada kaktus dan racun pada daun semak.
2.2.4 Bioma Hutan Hujan Tropis / Hutan Basah
Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung
Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Madagaskar, Australia
Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di hutan ini terdapat beraneka
jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari dan
curah hujan yang cukup.
8
Ciri-ciri bioma hutan basah antara lain :
 Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun
 Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
 Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau
sepanjang tahun
 Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari
tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.
 Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan
tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang
membentuk tudung).
 Jenis tumbuhan yang hidup di daerah hutan basah yaitu
tumbuhan pencekik pohon, pohon jelutung, pohon ramin, pohon
rengas, pohon manau.
Hewan yang banyak hidup di daerah hutan basah ini adalah
hewan-hewan pemanjat sejenis primata, seperti : gorilla, monyet,
simpanse, orang utan, gibon, siamang.
2.2.5 Bioma Hutan Gugur
Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)adalah hutan dengan
ciri tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas.
Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia
Timur, dan Chili.
Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut :
 Curah hujan merata antara 750mm – 1.000 mm pertahun
 Pohon-pohon memiliki ciri berdaun lebar, hijau pada musim
dingin, rontok pada musim panas dan memiliki tajuk yang
rapat.
 Memiliki musim panas yang hangat dan musim dingin yang
tidak terlalu dingin.
 Jarak antara pohon satu dengan pohon yang lainnya tidak
terlalu rapat/renggang
9
 Jumlah/jenis tumbuhan yang ada relatif sedikit
 Memiliki 4 musim, yaitu musim panas-gugur-dingin-semi.
 Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma
hutan tropis.
Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari
yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah
hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon
tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke
dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen
yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon
yaitu hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari
mulai berkurang, suhu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit
mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur,
sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak
melakukan kegiatan fotosintesis. Beberapa jenis hewan melakukan
hibernasi (tidur pada musim dingin).Menjelang musim panas, suhu
naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi)
sehingga disebut musim semi.
Pohon-pohon utama yang terdapat di bioma hutan gugur rata-
rata berukuran besar dan pendek. Sebagai perbandingan dapat dilihat
pada pohon basswood Amerika di bawah ini.
Basswood Amerika
 Fauna yan terdapat di wilayah bioma hutan gugur misalnya
Panda (hewan endemik wilayah China), serangga, burung,
bajing, anjing, rusa, racoon (sejenis musang/luwak).
 Panda (hewan endemik china) - anjing - racoon
 Pada setiap pergantian musim terdapat beberapa perubahan di
bioma hutan gugur:
10
 Saat musim panas pohon-pohon yang tinggi tumbuh dengan
daun lebat dan membentuk tudung, tetapi cahaya matahari
masih dapat menembus tudung tersebut hingga ke tanah karena
daunnya tipis
 Saat musim gugur menjelang musim dingin, pancaran energi
matahari berkurang, suhu rendah dan air cukup dingin. Oleh
karena itu daun-daun menjadi merah dan coklat, kemudian
gugur karena tumbuhan sulit mendapatkan air. Daun dan buah-
buahan yang gugur kelak kemudian menjadi tumpukan senyawa
organik.
 Saat musim dingin menjadi salju, tumbuhan menjadi gundul,
beberapa jenis hewan mengalami/dalam keadaan hibernasi (tid
ur panjang pada waktu musim dingin).
 Saat musim semi menjelang musim panas, suhu naik, salju
mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali, tumbuhan semak
mulai tumbuh di permukaan tanah, hewan-hewan yang
hibernasi mulai aktif kembali.
2.2.6 Bioma Tundra
Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara
sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran
tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak,
vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan
berbunga berukuran kecil.
Ciri-ciri:
 Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat
panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana
gelap.
 Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah
vegetasi mengalami pertumbuhan.
11
 Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu
tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).
2.2.7 Bioma Taiga/ Hutan Berawa/ Hutan Boreal
Taiga, terletak di selatan tundra, yaitu di antara daerah
beriklim sedang dengan kutub. Hutan boreal berada di kawasan kutub,
di antaranya Alaska, Kanada, Rusia, Swedia, Norwegia, dan Finlandia.
Kutub adalah lingkungan yang keras. Salju dan hawa dingin
menyelimuti kawasan itu hampir sepanjang musim. Pada musim
dingin mencapai minus 50 derajat celcius.Karena sinar matahari
langka, tumbuhan sulit melakukan fotosintesis. Makanya pohonnya
kecil dan kerdil.
Tumbuhan dominannya adalah konifer atau tumbuhan berdaun
jarum (pinus).
Hewan yang hidup di sini adalah ajax, beruang hitam, dan
serigala.Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika
dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia,
Alaska, Kanada.
Ciri-ciri bioma taiga :
 Di dominasi oleh vegetasi pohon cemara yang merupakan
tumbuhan berdaun jarum.
 Perbedaan suhu di musim dingin dan panas sangat mencolok di
musim dingin dapat mencapai di bawah 00F
dan di musim panas
dapat mencapai 900
F atau lebih. / musim panas suhu tinggi, pada
musim dingin suhu sangat rendah.
 Musim panas yang panjang dan curah hujan yang rendah
 Terdapat di daerah belahan bumi utara yang dekat dengan kutub
utara.
 Terdapat juga vegetasi bamboo-bambu, paku-pakuan, dan lumut.
 Serangga pada waktu tertentu mendominasi hewan di sana,
seperti jenis kumbang, lebah, capung, semut, dan laba-laba. Di
12
sini juga ada binatang sejenis rusa yang dinamakan Mose, serigala,
rubah, anjing hutan, dan beruang.
 Juga terdapat berbagai jenis burung seperti Bebek, angsa, dan
jenis burung pemakan ikan. Juga terdapat burung pemangsa
seperti burung elang, rajawali, dan burung hantu.
 Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang
berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
 Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer,
contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus).
Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya
nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris
seragam, hutannya disebut hutan homogen. Terdapat kira-kira 5
juta km2 hutan boreal di muka bumi. Pohon di hutan konifer
mengalami musim pertumbuhan yang singkat akibat pengaruh
musim panas yang pendek dan musim dingin yang panjang.
Hutan boreal dihuni oleh serigala abu-abu, rusa kutub, pohon-
pohon konifer, dan kumbang tanah yang sering terlihat diantara
daun konifer yang gugur.Pohon konifer termasuk jenis
Gymnospermae. Pohon konifer mempunyai bunga yang disebut
rujung (konus), di dalam rujung betina terdapat biji buah. Konifer
tumbuh di daerah yang dingin di seluruh dunia. Konifer yang
sering dijadikan pohon natal adalah Spruce Norwegia.
 Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak,
srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila
musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan
mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim
dingin.
13
2.2.8 Bioma Karst / Batu Gamping / Gua
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah
Yugoslavia.Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
 tanahnya kurang subur untuk pertanian.
 sensitif terhadap erosi.
 mudah longsor.
 bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah.
 gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori
mikro.
Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan
keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
2.2.9 Hutan Bakau / Mangrove
Hutan bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai
yang landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan
adalah pohon bakau(Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah
hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu
Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).
Ciri-ciri:
 Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
 Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
 Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut
lingkungannya becek dan berlumpur.
Dengan kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan
bakau sukar menyerap air meskipun lingkungan sekitar banyak air,
keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk
menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau memiliki
dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat
mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
14
Untuk menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan
bakau memiliki akar nafas yang berfungsi menyerap O2 langsung dari
udara. Agar individu baru tidak dihanyutkan oleh arus air akibat
adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada bakau kita dapati
suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya
adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah,
belum tanggal dari pohon induknya, dapat membentuk akar yang
kadang-kadang dapat mencapai 1 meter panjangnya.
Jika biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon
induknya maka dengan akar yang panjang tersebut dapat menancap
cukup dalam di dalam lumpur, sehingga tidak akan terganggu dengan
arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan surut.[10]
Hutan bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur
Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan dan sepanjang pantai
Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas masih tersisa di
sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan muara sungai
Citanduy.
Jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan
hutan bakau terutama adalah ikan dan hewan-hewan melata (buaya,
biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas pohon-pohon
bakau.
2.3Ekologi Buatan/ Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia
untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan
subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi
pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
15
Contohnya:
 Sawah
 bendungan
 hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
 agroekosistem berupa sawah tadah hujan
 sawah irigasi
 perkebunan sawit
 ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
 ekosistem ruang angkasa
2.4 Faktor Pembatas Ekologi Darat
a. Cahaya
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting
sebagai sumber energi utama bagi ekosistem.Struktur dan fungsi dari
ekosistem utamanya sangat ditentukan oleh radiasi matahari yang
sampai di sistem ekologitersebut, tetapi radiasi yang berlebihan dapat
pula menjadi faktor pembaas, menghancurkan sistem jaringan tertentu.
Ada tiga aspek penting yang perlu dibahas dari faktor cahaya
ini, yang erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu:
a. Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang.
b. Intensitas cahaya atau kandungan energi dari cahaya.
c. Lama penyinaran, seperti panjang hari atau jumlah jam
cahaya yang bersinar setiap hari.
Variasi dari ketiga parameter tadi akan menentukan berbagai
proses fisiologi dan morfologi dari tumbuhan. Memangpada dasarnya
pengaruh dari penyinaran sering berkaitan erat dengan faktor-faktor
lainnya seperti suhu dan suplai air,tetapi pengaruh yang khusus sering
merupakan pengendali yang sangat penting dalam lingkungannya.
16
b. Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan baik
secara langsung maupun tidka langsung trehadaporganisme hidup.
Berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengna
mengontrol laju proses-proseskimia dalam tumbuhan tersebut,
sedangkan peran tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor
lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi
dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju
kehilangan air dari organisme hidup. Sebenarnya sangat sulit untuk
memisahkan secara mandiri pengaruh suhu sebagai faktor lingkungan.
Misalnyaenergi chaya mungkin diubah menjadi energi panas ketika
cahaya diabsopsi oleh suatu substansi.
Suhu juga sering berperan bersamaan dengna cahaya dan air
untuk mengontrol fungsi-fungsi dari organisme.Relatif mudah untuk
mengukur suhu dalam suatu lingkungan tetapi sulit untuk menentukan
suhu yang bagaimana yang berperan nyata, apakah keadaan
maksimum, minimum atau keadaan harga rata-ratanya yang penting.
c. Air
Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua
organisme hidup memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa
jumlah air di sistem bumi kita ini adalah terbatas dan dapat berubah-
ubah akibat proses sirkulasinya.Pengeringan bumi sulit untuk terjadi
akibat adanya siklus melalui hujan, aliran air, transpirasi dan
evaporasi yangberlangsung secara terus menerus. Bagi tumbuhan air
adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi kehidupannya.
Bahkan air sebagaibagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan.
Untuk lebih rinci perhatikan peranan air bagi tumbuhan di bawah
ini :
a. Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar
pembentuk jaringan dari semua makhluk hidup
17
(takterkecuali tumbuhan). Antara 40% sampai 60% dari
berat segar pohon terdiri dari air, dan bagi tumbuhan
herbajumlahnya mungkin akan mencapai 90%. Cairan yang
mengisi sel akan mampu menjaga substansi itu untuk berada
dalam keadaan yang tepat untuk berfungsi metabolisme.
b. Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk
penunjang jaringan-jaringan yang tidak berkayu.Apabila sel-
sel jaringan ini mempunyai cukup air maka sel-sel ini akan
berada dalam keadaan kukuh. Tekananyang diciptakan oleh
kehadiran air dalam sel disebut tekanan turgor dan sel akan
menjadi mengembang, danapabila jumlah air tidak memadai
maka tekanan turgor berkurang dan isi sel akan mengerut dan
terjadilah plasmolisis.
c. Alat Angkut. Tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat
untuk mengangkut materi disekitar tubuhnya. Nutrisi masuk
melalaui akar dan bergerak ke bagian tumbuhan lainnya
sebagai substansi yang terlarut dalam air. Demikian juga
karbohidrat yang dibentuk di daun diangkut ke jaringan-
jaringan lainnya yang tidak berfotosintesis dengan cara yang
sama.
d. Pendingin. Kehilangan air dari tumbuhan oleh transpirasi
akan mendinginkan tubuhnya dan menjaga dari pemanasan
yang berlebihan. putaran per menit selama 30-40 menit.
18
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah
yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga
berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi
pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di
tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan
kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan
yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan
perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme
yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
2.5 Suksesi
Suksesi tumbuhan adalah penggantian suatu komunitas tumbuh-
tumbuhan oleh yang lain. Atau suksesi adalah perubahan komunitas
tumbuh tumbuhan yang secara teratur mulai dari tingkat pioneer
sampai pada tingkat klimak.
1. Suksesi primer
Terjadi bila komunitas asal terganggu. Hal ini mengakibatkan
hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat
komunitas asal terbentuk habitat baru. Dapat terjadi secara alami,
misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang
baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Dapat pula karena
perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan
minyak bumi.
19
Contoh suksesi primer:
Terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah
meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau
mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan
lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan.
Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah
permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan
perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang
terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil
pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya.
Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat
tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan
tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh
menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi
demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat
terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati
diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal.
Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan
belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi
dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga
terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai
kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni
perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah
ekosistem itu.
20
2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami
gangguan, balk secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak
merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas
tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya,
gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin
kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan
pembakaran padang rumput dengan sengaja.
Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia
antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang,
dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.
Faktor penyebab suksesi :
1. Faktor iklim :
 Fluktuasi iklim yang tidak konstan
 Kekeringan
 Radiasi yang kuat
2. Faktor edafis :
 Erosi tanah
 Deposisi tanah (penambahan tanah)
3. Faktor biotic :
 Pengembalaan
 Penebangan
 Deforestasi (pengurangan penutupan hutan)
 Hama dan penyakit
21
Tahapan suksesi yaitu :
 Terbentuknya tanah kosong (nudation)
 Migrasi (bji yang migrasi)
 Eecesis(perkecambahan,pertumbuhan, Perkembangbiakan
tumbuhan baru)
 Agregasi (biji tumbuhan, berkembang, beranak)
 Evaluation (biji menjajah daerah/menguasai)
 Reaksi
 Stabilisasi
 Klimaks
2.6 Siklus Biogeokimia
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi.
Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang
merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup.
Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah
siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik
ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur
tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-
reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia.
Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus nitrogen, siklus fosfor,
siklus karbon dan oksigen.
1. Siklus Nitrogen (N2)
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara.
Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang
berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang.
Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen
dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia
(NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ).
22
Beberapa bakteri yang dapat menambah nitrogen terdapat pada
akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella
crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat
nitrogen secara langsung, yakniAzotobacter sp. yang bersifat aerob
dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena
sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia
diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri.
Amonia
ini akan dinitrifikasi oleh bakteri ni trit,yaitu Nitrosomonas dan Nitroso
coccus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar
tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi
amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang
dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang
dalam ekosistem.
2. Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat
organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik
(pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik
yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di
sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang
dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat
anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian
akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus.
23
3. Siklus Karbon dan Oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%.
Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan
hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.
Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan
digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi.
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan
membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi
sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan
secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air
membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat.
Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi
makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain.
Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka
keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah
seimbang dengan jumlah C02 di air.
2.7 Dampak Polusi Terhadap Ekologi Darat
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke
dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu menyebabkan lingkungan menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya
( Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 4
tahun 1982 ).
Polusi udara, air dan tanah akan berdampak pada kesehatan
manusia dan lingkungan. Dampak terhadap kesehatan manusia
misalnya dapat menyebabkan iritasi, keracunan, bahkan kematian.
Dampak pada lingkungan akibat pencemaran udara yaitu terjadinya
24
hujan asam, efek rumah kaca, dan kerusakan lapisan ozon. Karbon
dioksida, nitrogen oksida, hidrokarbon, sulfur oksida, debu, jelaga dan
sebagainya merupakan polutan udara yang berpengaruh terhadap
manusia, hewan, dan tanaman.
Dampak hujan asam adalah hujan asam akan merusak
tanaman,hujan asam mempengaruhi kualitas air permukaan,hujan
asam dapat melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah
sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan,hujan
asam bersifat
korosif sehingga dapat merusak material dan bangunan.
Dampak pemanasan global adalah terjadinya pencairan es di
kutub sehingga permukan air laut menjadi tinggi,terjadinya perubahan
iklim regional dan global, terjadinya perubahan siklus hidupflora dan
fauna,Perubahan cuaca dan lautan dapat berupa peningkatan
temperatur secara global (panas) yang dapat mengakibatkan
munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat
stroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan
penyakit kronis. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan
gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi.
Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air
laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam
biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat
pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi,
defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-
lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada
penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun
penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Mengapa
hal ini bisa terjadi? Kita ambil contoh meningkatnya kejadian Demam
25
Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit ini
memiliki pola hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal
itulah yang menyebabkan penyakit ini banyak berkembang di daerah
perkotaan yang panas dibandingkan dengan daerah pegunungan yang
dingin. Namun dengan terjadinya Global Warming, dimana terjadi
pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai
meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru
untuk nyamuk ini berkembang biak.
Degradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran
limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan
vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi
gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi,
coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
2.8 Pengaruh Pembukaan Hutan
Pembukaan hutan untuk investasi perkebunan maupun
pengolahan kayu di Papua belum mampu membawa kesejahteraan
bagi masyarakat. Kegiatan itu dinilai lebih banyak menimbulkan
degredasi social dan adat. Yang jelas warga di pedalaman kesulitan
mendapatkan makanan dan obat karena hutan dibuka. Pemahaman
adaptasi ini mulai bergeser ketika masyarakat di kampung melihat
bahwa hutan bernilai ekonomi. Dampaknya masyarakat terlibat
konflik antarwarga dalam penentuan batas kepemilikan hutan dan
kehilangan identitas marga. Masuknya berbagai perusahaan kayu
yang menawarkan iming – iming uang yang melimpah dan besar
membuat masyarakat menyerahkan hutannya kepada perusaan –
perusahaan tersebut. Akibatnya mereka kehilangan hutannya dan
daerahnya. Pengaruh Pembukaan Hutan Terhadap Sumber Daya
Lahan
26
Praktek pembukaan hutan menyebabkan perubahan dan
kerusakan secara langsung melalui :
a. Kehilangan kanopi yang menghasilkan perubahan iklim
mikro di atas dan bawah permukaan tanah
b. Pemadatan tanah, kehilangan struktur tanah bahkan
kehilangan lapisan atas tanah yang menghasilkan perubahan
sifat fisik dan kima tanah. Penguapan hara tanaman melaui
pembakaran diikuti pengembalian hara sebagai deposit debu.
c. Perubahan fisiko-kimia akibat pembukaan hutan ini secara
langsung juga berpengaruh terhadap sifat biologi tanah dan
vegetasi. Melalui kehilangan kanopi, benih dan masukan
serasah, regenerasi benih secara insitu dan kerusakan akar
dipermukaan, populasi mikroba tanah dan cadangan benih.[15]
2.9 Pengaruh Pembukaan Hutan Terhadap Potensi
Sumberdaya Air
Menurut Asdak (1995), bahwa vegetasi penutup tanah dapat
menghalangi jalannya air larian dan memperbesar jumlah air yang
tertahan di atas permukaan tanah (surface detention), yang akan
menurunkan laju air larian. Berkurangnya laju dan volume air larian
berkaitan dengan perubahan nilai koefisien air larian, yang
menunjukkan perbandingan antara besarnya air larian dengan curah
hujan 5 total. Jika jumlah air hujan yang menjadi air larian makin
besar, maka ancaman terjadinya erosi dan banjir menjadi lebih besar.
Hutan di Indonesia memiliki nilai ekonomi,
sosial, lingkungan dan budaya bagi negara dan masyarakat
setempat khususnya. Jika berbagai peranan itu tidak seimbang, yang
satu lebih ditekankan daripada yang lainnya, maka keberlanjutan
hutan akan semakin terancam. Hal ini terlihat selama 25
tahun terakhir ini, eksploitasi sumber daya dan tekanan pembangunan
mempunyai pengaruh pada hutan. Dalam buku
Agenda 21 Indonesia disebutkan bahwa faktor-faktor yang meneka
27
n kerusakan hutan Indonesia, yaitu:(a) pertumbuhan penduduk dan
penyebarannya yang tidak merata; (b) konversi hutan untuk
pengembangan perkebunan dan pertambangan; (c) pengabaian atau
ketidaktahuan mengenai pemilikan lahan secara tradisional (adat)
dan peranan hak adat dalam memanfaatkan sumber daya alam; (d)
program transmigrasi; (e) pencemaran industri dan pertanian pada
hutan lahan basah; (f) degradasi hutan bakau yang disebabkan oleh
konversi menjadi tambak; (g) pemungutan spesies hutan secara
berlebihan; dan (h) introduksi spesies eksotik.
Hal itu semua dapat menyebabkan warga kampung menderita
karena hutan tempat mereka dirusak oleh para pengusaha – pengusaha
yang menjanjikan uang yang melimpah dan membuka lapangan
pekerjaan bagi para warga kampung. Namun hal itu tidak terjadi
karena pengusaha – pengusaha itu hanya berbohong semata ingin
mendapatkan tanah yang dimiliki oleh warga kampong. Hasilnya
warga kampung sudah tidak memilki lahan lagi dan mereka menderita
akibat ulah para pengusaha yang hanya ingin mendapatkan
keuntungan bagi dirinya sendiri namun tidak mementingkan orang
lain. Hutan juga banyak dibakar sehingga daerah sekitar menjadi
mudah terkena banjir dan tanah longsor.
Pembangunan di sektor kehutanan pada dasarnya ditujukan
untuk kesejahteraan rakyat. Alih fungsi hutan untuk mendukung
program pengembangan perkebunan kelapa sawit merupakan salah
satu sektor ekonomi yang dapat membuka lapangan pekerjaan
sekaligus menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Program
pengembangan perkebunan kelapa sawit tampaknya menjadi jawaban
bagi pemerintah untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan
pengangguran. Kenyataannya, peningkatan kesejahteraan tidak
pernah terwujud dan keadaannya menjadi terbalik.
Investasi bernilai miliaran dolar itu justru membuat rakyat
kehilangan kemandirian dalam membangun kesejahteraannya sendiri.
28
Namun, kebijakan yang salah arah ternyata tidak menghentikan
pengembangan perkebunan kelapa sawit. Angka statistik perluasan
perkebunan kelapa sawit di daerah terus mengalami peningkatan.
Pengusahaan hutan untuk kesejahteraan rakyat adalah suatu bentuk
pengandaian yang mendominasi pandangan pemerintah dalam
mengambil kebijakan terkait sektor kehutanan sejak awal
dilakukannya konversi hutan alam menjadi ladang eksploitasi untuk
kepentingan ekonomi. Pengandaian yang tidak memiliki dasar
yang jelas tersebut terbukti menciptakan ketergantungan
yang merusak dan menutup kemungkinan bagi masyarakat di sekitar
hutan untuk memiliki pilihan yang lebih baik yang
menunjang keberlanjutan ekonomi. Dalam kasus sawit,
pengembangan perkebunan kelapa sawit membuat masyarakat adat
dan petani setempat terdesak di tanah mereka sendiri. Jadi pembukaan
hutan yang seharusnya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat
malahan membuat masyarakat semakin menderita.
29
BAB III
PEMBAHASAN
Ekologi darat merupakan habitat mahluk hidup yang
jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan dengan ekologi air.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem
darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu:
1. Bioma stepa/ padang rumput
2. Bioma sabana
3. Bioma gurun
4. Bioma hutan hujan tropis/ hutan basah
5. Bioma hutan gugur
6. Bioma tundra
7. Bioma taiga
8. Bioma karst/ batu gamping
9. Bioma hutan mangrove/ bakau
Dari bioma-bioma tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda,
begitu juga mahluk hidup yang berhabitat di bioma tersebut. Sehingga
adaptasi sangat diperlukan untuk mempertahankan hidup.
Di alam ini terjadi berbagai siklus kehidupan yang terus
berjalan, yaitu adanya siklus biogeokimia sebagai tanda bahwa
seluruh mahluk hidup dan unsur-unsurnya saling berhubungan
membentuk suatu sistem yang tidak dapat terpisahkan. Pada
siklus nitrogen, amoniak yang juga berasal dari air kencing
manusia akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrit,
yaitu Nitrosomonas danNitrosococcus. Yang mana nitrat tersebut
merupakan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan.
Pada siklus karbon dan oksigen, tumbuhan mengeluarkan
oksigen dari hasil fotosintesis yang dibantu oleh sinar matahari.
30
Dimana pada proses tersebut tumbuhan memerlukan karbondioksida
yang ia hirup dari hasil pernafasan manusi maupun hewan. Dan hasil
dari tumbuhan merupakan nafas dari hewan dan manusia, sehingga
hal itu membentuk siklus yang akan terus berlangsung.
Pada siklus fosfor, bakteri mengubah bahan-bahan organik
baik berupa organisme yang telah mati dan membusuk maupun sisa
kotoran manusia dan hewan yang diurainya menjadi unsur hara yang
berguna bagi tumbuhan.
Dari siklus tersebut dapat diketahui bahwa semua komponen
biotik dan abiotik selalu membutuhkan dan berkaitan satu dengan
yang lain, sehingga untuk mempertahankannya kita tidak boleh
memutus mata rantai yang menjadi faktor dominan dari suatu habitat.
Misalnya saja tumbuhan, karena tumbuhan merupakan mahluk hidup
yang dapat menghasilkan makanan sendiri yang dapat dikonsumsi
oleh manusia. Sehingga apabila penebangan pohon ilegal masih
berkembang maka mahluk hidup seperti manusia dan hewan tidak
dapat memperoleh oksigen yang cukup, sementara itu
kotoran/buangan dari manusia dan hewan akan menumpuk karena
unsurhara yang seharusnya diserapa oleh tumbuhan tidak dapat
diserap oleh karena tumbuhan telah punah. Dari tumpukan kotoran
tersebut akan menghasilkan polusi.
Selain itu, polusi juga dapat ditimbulkan oleh aktivitas
manusia yang mengakibatkan hujan asam, global warming, degradasi
lingkungan yang akan mengganggu dan merusak ekosistem yang ada.
Ada beberapa cara mudah yang bisa kita lakukan, yaitu ;
1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat
elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam
dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon,
pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil
penyumbang besar emisi).
31
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski
harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan
hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC
menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24 o
C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-
heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik
ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan
emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan
gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu
mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
Sedangkan untuk pencegahan dampak hujan asam yaitu:
Karena hujan asam berbahaya kita harus mencegahnya. Caranya:
1. Tidak berleihan menggunakan kendaraan yang mengeluarkan
polusi.
2. Menyemprotkan kapur agar menetralkan hujan asam karena
kapur bersifat basa bukan bersifat asam.
3. Tidak membuang sampah sembarangan dan menanam pohon
(reboisasi).
32
Disamping polusi yang mulai bermunculan pembangunan-
pembangunan pun terjadi sebagai akibat kepadatan penduduk yang
ingin membangun rumah sebagi tempat tinggal. Hal tersebut tentunya
memerlukan lahan yang tidak sedikit dan pasti menggunakan lahan
yang semestinya bisa ditumbuhi pepohonan atau tanaman lainnya.
Sehingga populasi tumbuhan pun akan menurun.
Akan tetapi kita dapat emnyusun perencanaan terlebih dahulu
sebelum dilakukan pembangunan akan tidak merugikan bagi
lingkungan dan tidak mempengaruhi ekosistem yang sudah ada, yaitu
dengan cara pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan
berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan
sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia
dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.
Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada
ketersediaan lahan yang cukup untuk menopang tuntutan
kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang tersedia bersifat tetap dan
tidak bisa bertambah sehingga menambah beban lingkungan hidup.
Daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju
tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Atas dasar inilah,
eksploitasi sistematis terhadap lingkungan secara terus menerus
dilakukan dengan berbagai cara dan dalih.
Sementara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sebenarnya diharapkan dapat memberi kesejahteraan bagi kehidupan
umat manusia ternyata juga harus dibayar amat mahal, oleh karena
dampaknya yang negatif terhadap kelestarian lingkungan.
Pertumbuhan industri, sebagai hasil rekayasa ilmu pengetahuan dan
tehnologi dibanyak negara maju terbukti telah membuat erosi tanah
dan pencemaran limbah pada tanah pertanian yang menyebabkan
terjadinya proses penggaraman (solinizasi) atau penggurunan
desertifikasii) pada lahan produktif.
33
Proses perencanaan dan pengambilan kebijakan oleh
pemerintah yang berkenaan dengan persoalan teknologi dan
lingkungan hidup menuntut adanya pemahaman yang komprehensif
dari pelaku pengambil kebijakan mengenai masalah terkait.
Pemahaman ini berangkat dari pengetahuan secara akademis dan
diperkuat oleh data-data lapangan sehingga dapat menghasilkan skala
kebijakan yang berbasis kerakyatan secara umum dan ekologi secara
khusus. Kebijakan yang dapat dilakukan adalah kebijakan
pembangunan berwawasan lingkungan yang berkenaan dengan upaya
pendayagunaan sumber daya alam dengan tetap mempertahankan
aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.Pembangunan
berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang
mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya
manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan
kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.
Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu
adalah tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat
yang layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anak-
anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan,
keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan
tindak kekerasan, dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya
sebagai warga negara. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai
dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya
sumber daya yang diperlukan.
Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan
adalah dengan reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih
lingkungan tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya,
tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi
menjadi salah satu penyebabnya. Ada empat hal pokok dalam upaya
penyelamatan lingkungan. Pertama, konservasi untuk kelangsungan
hidup bio-fisik. Kedua, perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk
34
melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam hidup bersama. Ketiga,
pembangunan ekonomi yang tepat, yang memperhitungkan keharusan
konservasi bagi kelangsungan hidup bio-fisik dan harus adanya
perdamaian dan pemerataan (keadilan) dalam melaksanakan hidup
bersama. Keempat, demokrasi yang memberikan kesempatan kepada
semua orang untuk turut berpartisipasi dalam melaksanakan
kekuasaan, kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam
meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berimbang
haruslah berorientasi pada kebutuhan pokok hidup manusia,
pemerataan sosial, peningkatan kualitas hidup, serta pembangunan
yang berkesinambungan. Agar pembangunan yang berwawasan
lingkungan ini dapat berjalan dengan baik, maka pembangunan
tersebut perlu memiliki pandangan jauh ke depan yang dirumuskan
sebagai visi pembangunan. Dan dapat diimplementasikan ke dalam
pembangunan jangka panjang secara ideal serta berorientasi kepada
kepentingan seluruh rakyat. Visi pembangunan yang dimaksud adalah
tercapainya peningkatan kualitas hidup seluruh masyarakat melalui:
pengembangan kecerdasan, pengembangan teknologi, ketrampilan
dan moral pembangunan sumber daya manusia yang tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, serta seni untuk mengelola sumber
daya alam secara bijaksana dan berkesinambungan. Oleh karena itu,
pembangunan harus mengandung makna perkembangan dan
perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui keadilan. Berhasil atau
tidaknya visi ini sangat tergantung pada misi pembangunan melalui
strategi pembangunan yang dijalankan. Strategi pembangunan adalah
usaha untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam
mendayagunakan sumber daya alam dengan segenap peluang serta
kendalanya.
35
Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Penggunaan teknologi bersih yang berwawasan lingkungan
dengan segala perencanaan yang baik dan layak.
2. Melaksanakan rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tepat guna dalam menghasilkan barang dan jasa yang
unggul, tangguh dan berkualitas tinggi, yang berdampak
positif bagi kelangsungan hidup pembangunan itu sendiri.
3. Adanya pengawasan dan pemantauan terhadap jalannya
pembangunan, sehingga sesuai dengan rencana dan
tujuannya.
Di dalam kebijakan pengelolaan lingkungan hidup titik
tekannya ada di daerah, untuk itu seyogyanya di dalam program
pembangunan nasional/daerah merumuskan program pembangunan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup, yang mencakup :
1. Program Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Bertujuan
memperoleh dan menyebarluaskan informasi mengenai
potensi dan produktivitas sda dan lh melalui inventarisasi dan
evaluasi serta penguatan sistem informasi.
2. Program Peningkatan Efektivitas Pengelolaan, Konservasi
dan Rehabilitasi Sumber Daya Alam. Bertujuan menjaga
keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian sda dan lh laut,
air, udara, atau dengan harapan tercapainya sasaran berupa
terlindunginya kawasan-kawasan konservasi dari kerusakan
akibat pemanfaatan sda yang tidak terkendali dan eksploitatif.
3. Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan
Pencemaran Lingkungan Hidup. Bertujuan meningkatkan
kualitas lh dalam upaya mencegah kerusakan dan
pencemaran lingkungan serta pemulihan kualitas
36
lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sda yang
berlebihan.
4. Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum,
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan
Hidup. Bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan,
menata sistem hukum, perundangan, kebijakan, serta
terlaksananya upaya penegakan hukum secara adil dan
konsisten.
5. Program Peningkatan Peranan Masyarakat dalam
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi
Lingkungan Hidup. Bertujuan meningkatkan peranan dan
kepedulian semua pihak yang berkepentingan dalam
pengelolaan sda dan pelestarian fungsi LH.
Mengingat kompleksnya di dalam pengelolaan LH, maka
dalam pelaksanaan pembangunan dibutuhkan perencanaan dan
pelaksanaan pengelolaan LH yang sejalan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan yaitu pembangunan ekonomi, sosial
budaya, lingkungan hidup yang berimbang sebagai pilar-pilar yang
saling tergantung dan saling memperkuat satu sama lain. Di samping
itu yang terjadi di lapangan adalah menurunnya kualitas lingkungan
hidup, dan banyaknya hal yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan hidup di daerah dalam masa otonomi daerah, di antaranya :
1. Ego sektoral dan daerah, yang terjadi adalah pengelolaan hidup
dilaksanakan overlaping antar sektor satu dengan sektor yang lain.
2. Tumpang tindih perencanaan antar sektor.
3. Dana yang masih sangat kurang untuk bidang lingkungan hidup.
4. Keterbatasan sumberdaya manusia.
5. Eksploitasi sumberdaya alam masih terlalu mengedepankan
profit dari sisi ekonomi.
6. Lemahnya implementasi peraturan perundangan.
37
7. Lemahnya penegakan hukum lingkungan khususnya pengawasan.
8. Pemahaman masyarakat tentang lingkungan hidup masih rendah.
9. penerapan teknologi yang tidak ramah lingkungan.
Dampak Lingkungan terhadapa Kesehatan
Lingkungan merupakan habitat suatu organisme, sehingga
apabila lingkungan terkondisi dengan baik yaitu sanitasi yang baik,
perilaku yang sehat dan baik, maka organisme akan hidup dengan
sehat dan nyaman. Akan tetapi sebaliknya, apabila lingkungannya
kotor, sanitasi jelek serta perilaku yang tidak baik pada masyarakat
maka akan membuat organisme rentan terhadap masalah kesehatan
dan hidup dengan perasaan dan kondisi yang tidak nyaman.
Oleh karena itu kondisi lingkungan yang sanitasinya baik akan
meningkatkan derajat kesehatan suatu masyarakat, dan sanitasi yang
buruk akan membuat masyarakat rendah derajat kesehatannya.
38
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ekologi darat merupakan habitat terbesar yang merupakan suatu
ekosistem yang saling berkaitan, sehingga pelestarian lingkungan
harus terus dijalankan dan pembangunan harus mempertimbangkan
pula dengan kelestarian lingkungan.
4.2 Saran
1. Setiap melakukan tindakan harus mempertimbangkan dampak
yang akan terjadi bagi lingkungan.
2. Melakukan pencegahan lebih baik daripada mengobati, dan
rehabilitasi diperlukan untuk memperbaiki lingkungan yang mulai
tercemar
3. Pengelolaan sampah sebagai jalan mengurangi limbah dan
pemanfaatan sampah akan membantu pemulihan lingkungan yang
tercemar
4. Pengelolaan sampah sebagai barang bernilai ekonomis dapat
menghemat produksi sampah baru, serta membantu perekonomian,
dan menjadikan lingkungan terlihat bersih dan indah sehingga
mempernyaman dalam beraktivitas
39
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, kemas.A. Napoleon. Nuni Ghofar. 2007.Biologi Tanah : Ekologi&
Mikrobiologi Tanah. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.
Noviasri, Putri.2009.Buku Kunci Biologi SMA.Yogyakarta:Galang Press
Fenner, Michel and Ken Thomson.2000.The Ecology Of Seeds. United States of
America: Cambright
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
http://andimanwno.wordpress.com/2009/01/24/bioma-stepa-padang-rumput/
http://www.scribd.com/doc/38167640/BIOMA-GURUN
http://forum.um.ac.id/index.php?topic=21754.0
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
http://riyn.multiply.com/journal/item/15/macam-macam_bioma_di_dunia
http://www.google.com
http://www.dephut.go.id
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0032%20Bio
%201-7c.htm
http://nasimeonk.wordpress.com/2010/04/01/pembukaan-hutan-belum-membawa-
kesejahteraan-bagi-masyarakat/
http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/9145_6A.pdf
https://translate.google.com/
https://edu.academia//bioma-ekosistem//
http://google-search-image-ekosistem-darat//vBHbzj
40

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Maedy Ripani
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
Haryo Dhanardono
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Firlita Nurul Kharisma
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemTitoSelaluEnjoy
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
Zayyin Nihayah
 
Makalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistemMakalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistemPoetra Chebhungsu
 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awal
imat lisnawati
 
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiLaporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Jeanne Isbeanny LFH
 
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi TrikomataLaporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Dhiarrafii Bintang Matahari
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
Feri Chandra
 
Biologi Tanah
Biologi TanahBiologi Tanah
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibridContoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
denson siburian
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
Sofyan Dwi Nugroho
 
Sistem pencernaan pada reptil
Sistem pencernaan pada reptilSistem pencernaan pada reptil
Sistem pencernaan pada reptil
dhawialya30
 
Sistem pencernaan mamalia
Sistem pencernaan mamaliaSistem pencernaan mamalia
Sistem pencernaan mamalia
Ayu Rahmawati
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
MAKALAH EKOSISTEM
MAKALAH EKOSISTEMMAKALAH EKOSISTEM
MAKALAH EKOSISTEM
Vuriyakelompok8
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
AhmadMiftahulKhair
 

What's hot (20)

Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang Ekosistem
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
 
Makalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistemMakalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistem
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awal
 
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiLaporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
 
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi TrikomataLaporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
Biologi Tanah
Biologi TanahBiologi Tanah
Biologi Tanah
 
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibridContoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Sistem pencernaan pada reptil
Sistem pencernaan pada reptilSistem pencernaan pada reptil
Sistem pencernaan pada reptil
 
Sistem pencernaan mamalia
Sistem pencernaan mamaliaSistem pencernaan mamalia
Sistem pencernaan mamalia
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
MAKALAH EKOSISTEM
MAKALAH EKOSISTEMMAKALAH EKOSISTEM
MAKALAH EKOSISTEM
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
 
Makalah morfologi batang
Makalah morfologi batangMakalah morfologi batang
Makalah morfologi batang
 

Similar to makalh ekosistem darat

RUMSES IPA KE 1.pptx
RUMSES IPA KE 1.pptxRUMSES IPA KE 1.pptx
RUMSES IPA KE 1.pptx
ssuser37ccad
 
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdfKelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
alhaerik
 
Group 9 ekosistem
Group 9 ekosistemGroup 9 ekosistem
Group 9 ekosistem
Maman Sulaeman
 
materi jenis-jenis ekosistem.pptx
materi jenis-jenis ekosistem.pptxmateri jenis-jenis ekosistem.pptx
materi jenis-jenis ekosistem.pptx
Yoiprend
 
MODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docxMODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docx
WerenRano
 
Flora fauna
Flora faunaFlora fauna
Flora fauna
Mas Mun
 
Makalah vegetasi dan karakteristik
Makalah vegetasi dan karakteristikMakalah vegetasi dan karakteristik
Makalah vegetasi dan karakteristik
Niakhairani
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
salmafirda
 
Karya ilmiah TIK
Karya ilmiah TIKKarya ilmiah TIK
Karya ilmiah TIK
Ginnasonyaa
 
Tugas ipa XII RPL 2 SMK Al-Azhar Batam
Tugas ipa XII RPL 2 SMK Al-Azhar BatamTugas ipa XII RPL 2 SMK Al-Azhar Batam
Tugas ipa XII RPL 2 SMK Al-Azhar BatamJaka Suryadi
 
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Jessy Damayanti
 
Makalah copy
Makalah   copyMakalah   copy
Makalah copy
andreanapulu
 
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Rosdi Ramli
 
Ekologi dan konsep_ekosistem
Ekologi dan konsep_ekosistemEkologi dan konsep_ekosistem
Ekologi dan konsep_ekosistem
Qusyairi Amira
 
6.-PSD-113-Tumbuhan-Hijau-Ekosistem-.ppt
6.-PSD-113-Tumbuhan-Hijau-Ekosistem-.ppt6.-PSD-113-Tumbuhan-Hijau-Ekosistem-.ppt
6.-PSD-113-Tumbuhan-Hijau-Ekosistem-.ppt
RetnoAdiati
 
review jurnal archeabacteria
review jurnal archeabacteriareview jurnal archeabacteria
review jurnal archeabacteria
nuphita dii
 
BAB 1 M.Hidup & Ling.pptx
BAB 1 M.Hidup & Ling.pptxBAB 1 M.Hidup & Ling.pptx
BAB 1 M.Hidup & Ling.pptx
FitriMinawati2
 
Ekosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik pptEkosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik pptsunaryono
 
Cagar Alam
Cagar AlamCagar Alam
Cagar Alam
hanna yemima
 

Similar to makalh ekosistem darat (20)

RUMSES IPA KE 1.pptx
RUMSES IPA KE 1.pptxRUMSES IPA KE 1.pptx
RUMSES IPA KE 1.pptx
 
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdfKelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
Kelas XI_Geografi_KD 3.2 (4).pdf
 
Group 9 ekosistem
Group 9 ekosistemGroup 9 ekosistem
Group 9 ekosistem
 
materi jenis-jenis ekosistem.pptx
materi jenis-jenis ekosistem.pptxmateri jenis-jenis ekosistem.pptx
materi jenis-jenis ekosistem.pptx
 
MODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docxMODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Flora fauna
Flora faunaFlora fauna
Flora fauna
 
Makalah vegetasi dan karakteristik
Makalah vegetasi dan karakteristikMakalah vegetasi dan karakteristik
Makalah vegetasi dan karakteristik
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Karya ilmiah TIK
Karya ilmiah TIKKarya ilmiah TIK
Karya ilmiah TIK
 
Tugas ipa XII RPL 2 SMK Al-Azhar Batam
Tugas ipa XII RPL 2 SMK Al-Azhar BatamTugas ipa XII RPL 2 SMK Al-Azhar Batam
Tugas ipa XII RPL 2 SMK Al-Azhar Batam
 
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
 
Makalah copy
Makalah   copyMakalah   copy
Makalah copy
 
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
 
Ekologi dan konsep_ekosistem
Ekologi dan konsep_ekosistemEkologi dan konsep_ekosistem
Ekologi dan konsep_ekosistem
 
6.-PSD-113-Tumbuhan-Hijau-Ekosistem-.ppt
6.-PSD-113-Tumbuhan-Hijau-Ekosistem-.ppt6.-PSD-113-Tumbuhan-Hijau-Ekosistem-.ppt
6.-PSD-113-Tumbuhan-Hijau-Ekosistem-.ppt
 
review jurnal archeabacteria
review jurnal archeabacteriareview jurnal archeabacteria
review jurnal archeabacteria
 
BAB 1 M.Hidup & Ling.pptx
BAB 1 M.Hidup & Ling.pptxBAB 1 M.Hidup & Ling.pptx
BAB 1 M.Hidup & Ling.pptx
 
Ekosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik pptEkosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik ppt
 
Cagar Alam
Cagar AlamCagar Alam
Cagar Alam
 

Recently uploaded

Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 

Recently uploaded (20)

Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 

makalh ekosistem darat

  • 1. MAKALAH EKOSISTEM DARAT Disusun oleh : Firdaus Akbar Mata Kuliah : Ekologi dasar Jurusan : Agribisnis 2 Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Muhammadiyah Kabupaten Paser 2017-2018
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “EKOSISTEM DARAT”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkakn bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan keritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat bermanfaat dan inspirasi untuk masyarakat dan pembaca. Tanah Grogot, 20 Maret 2018 Penulis ii
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------- ii DAFTRA ISI --------------------------------------------------------------------------- iii BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------ 1 1.1 Latar Belakang-------------------------------------------------------------------- 1 1.2 Rumusan Masalah ---------------------------------------------------------------- 1 1.3 Tujuan------------------------------------------------------------------------------ 1 1.3.1 Khusus ---------------------------------------------------------------------- 1 1.3.2 Umum----------------------------------------------------------------------- 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ---------------------------------------------------- 3 2.1 Definisi Ekologi Darat----------------------------------------------------------- 3 2.2 Jenis-jenis Ekologi Darat-------------------------------------------------------- 4 2.2.1 Bioma Stepa (Pdang Rumput) -------------------------------------------- 4 2.2.2 Bioma Sabana --------------------------------------------------------------- 7 2.2.3 Bioma Padang Pasir (Gurun) --------------------------------------------- 7 2.2.4 Bioma Hutan Hujan/ Hutan Basah -------------------------------------- 8 2.2.5 Bioma Hutan Gugur-------------------------------------------------------- 9 2.2.6 Bioma Tundra--------------------------------------------------------------- 11 2.2.7 Bioma Taiga/ Hutan Berawa/ Boireal ----------------------------------- 12 2.2.8 Bioma Karst/ Batu Gamping/ Gua --------------------------------------- 14 2.2.9 Bioma Hutan Bakau/ Mangrove------------------------------------------ 14 2.3 Ekologi Buatan/Ekosistem Buatan---------------------------------------------- 15 2.4 Fakto-faktor Pengaruh Ekologi Darat ------------------------------------------ 16 2.5 Suksesi ------------------------------------------------------------------------------ 19 2.6 Siklus Biogeokimia --------------------------------------------------------------- 22 2.7 Dampak Polusi Terhadap Ekologi Darat--------------------------------------- 24 2.8 Pengaruh Pembukaan Hutan----------------------------------------------------- 26 2.9 Pengaruh Pembukaan Hutan Terhadap Potensi Sumber daya Air---------- 27 BAB III PEMBAHASAN ------------------------------------------------------------ 30 BAB IV PENUTUP ------------------------------------------------------------------- 39 4.1 Kesimpulan------------------------------------------------------------------------- 39 4.2 Saran -------------------------------------------------------------------------------- 39 BAB V DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------- 40 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekologi darat atau biasa disebut ekosistem darat merupakan habitat mahluk hidup terbanyak dibandingkan dengan ekologi air. Dari hal tersebut kita perlu mengetahui apa saja yang terdapat pada ekosistem darat dan hal-hal apa saja yang terjadi di daerah tersebut. Serta menganalisis dampak polusi dan pembangunan pada ekologi daratan. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa saja jenis-jenis bioma, ciri-ciri bioma, dan mahluk hidup yang berdiam di masing-masing bioma serta cara mahluk hidup beradaptasi? 1.2.2 Apa saja siklus yang terjadi di daratan maupun air? 1.2.3 Apa dampak dari adanya polusi dan pembangunan? 1.3 Tujuan 1.3.1 Khusus  Mengetahui jenis-jenis bioma  Mengetahui ciri-ciri bioma  Mengetahui mahluk hidup yang tinggal dalam suatu bioma  Mengetahui cara beradaptasi mahluk hidup yang tinggal dalam suatu bioma  Mengetahui siklus alam yang terjadi di darat maupun air  Mengetahui dampak polusi terhadap ekosistem darat 1
  • 5.  Mengetahui dampak pembangunan terhadap ekosistem darat 1.3.2 Umum  Dapat mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada ekosistem darat.  Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang ekosistem dengan menjaga kelestarian ekosistem yang ada.  Dapat merencanakan pembangunan yang tidak merusak ekosistem darat. 2
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ekologi Darat Ekologi darat mempelajari tentang ekosistem darat. Ekosistem darat mempunyai kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan ekosistem laut, karena kemungkinan organisme untuk hidup dan berkembangbiak pada ekosistem darat lebih lebar. Sebab, distribusi oksigen dan sinar matahari lebih banyak. Pada Ekosistem darat terdapat beberapa jenis dari bentuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, yaitu : pohon, liana, epifit, shrubs, herba, dan tumbuhan taliod. Jenis adaptasi hewan vertebrata darat, yaitu: a. Herbivora Terdapat tiga jenis,yaitu : Ground-dwelling, Arboreal seperti Macaca fascicularis, dan Aerial seperti Burung dan hewan- hewan terbang lainnya. Pada Ground-dwelling terbagi lagi menjadi empat, yaitu : Cursorial (berlari) seperti rhea dan emu, Saltatory (melompat) seperti kangguru, Graviportal (berat badan) seperti penyu dan gajah, dan Forsial seperti kodok dan katak. b. Karnivora Pada karnivora terbagi menjadi empat juga. Ketiganya sama dengan Herbivora, tetapi karnivora tidak Arboreal dan diganti Amphibious. Contoh pada Ground –dwelling adalah seperti cecak, kucing, beruang ular dan lain sebagainya. Contoh pada Aerial adalah beberapa burung, kelelawar, elang dan lain sebagainya. Contoh pada Fossorial seperi beberapa jenis ular, dan contoh pada Amphibious seperti Alligator sp dan katak. 3
  • 7. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu: 1. Bioma stepa/ padang rumput 2. Bioma sabana 3. Bioma gurun 4. Bioma hutan hujan tropis/ hutan basah 5. Bioma hutan gugur 6. Bioma tundra 7. Bioma taiga 8. Bioma karst/ batu gamping 9. Bioma hutan mangrove/ bakau 2.2 Jenis-jenis Ekosistem Darat 2.2.1 Bioma Stepa (Padang Rumput) Bioma Stepa (Padang Rumput) terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Bioma Stepa berbeda dengan Bioma Sabana.  Perbedaan yang cukup antara Stepa dengan Sabana adalah pada biomasabana merupakan padang rumput yang diselingi oleh kumpulan pepohonan besar, sedangkan pada bioma Stepa merupakan padang rumput yang tidak di selingi oleh kumpulan-kumpulan pepohonan, kalaupun ada hanya sedikit saja pepohonan yang ada. Ciri -ciri bioma Stepa: 1. Curah hujan tidak teratur, antara 250 – 500 mm/tahun 2. Tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan sistem penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan rumput- rumput tumbuh dengan subur. 3. Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m 4
  • 8. 4. Memiliki pohon yang khas, yaitu akasia 5. Wilayah persebaran bioma Stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan Australia. Beberapa flora yang hidup di daerah bioma Stepa contohnya adalah:Pohon Akasia dan Semak Belukar. Karena merupakan daerah padang rumput maka bioma ini bayak dihuni oleh beberapa herbifora dan karnifora, contohnya antara lain : rusa, antelop, kangguru, kerbau, harimau, singa dan ular. Komponen Pendukung Ekosistem Padang Rumput Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis organisme yang mendukung terbentuknya ekosistem padang rumput, yaitu:  Organisme autotrof Organisme ini adalah jenis organisme yang bisa membuat atau menyintesa makanan sendiri mengandalkan cahaya matahari, air dan komponen udara sekitar. Organisme autotrof pada ekosistem ini adalah tanaman atau rumput. Rerumputan ini pun hidup beradaptasi dengan kelembaban lingkungan yang memiliki curah hujan tidak teratur.  Organisme heterotrof Organisme kedua ini adalah jenis organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri. Organisme jenis ini adalah para hewan pemakan rumput, seperti zebra, rusa, kanguru atau bison. Hidup hewan ini bergantung pada rumput-rumput yang hidup di sekitar mereka. Organisme heterotrof yang lain adalah hewan pemangsa yang menjadi konsumen kedua setelah hewan pemakan rumput, seperti singa, anjing liar ataupun ular. Hewan pemangsa yang berkeliaran di padang rumput ini menggantungkan hidup pada hewan-hewan pemakan rumput yang menjadi target mangsa mereka. 5
  • 9.  Abiotik Selain makhluk hidup, di ekosistem padang rumput ini juga terdapat komponen tak hidup atau yang biasa disebut sebagai abiotik. Komponen ini meliputi bebatuan, tanah, air, udara, ataupun sinar matahari. Komponen-komponen ini ikut mendukung keseimbangan dari ekositem padang rumput.  Pengurai Komponen terakhir adalah dekomposer atau pengurai. Sebenarnya pengurai termasuk dalam organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri. Tugas dari organisme yang satu ini adalah menguraikan bahan organik dari benda hidup yang sudah mati (misal: hewan mati, daun, batang pohon, dll). Contoh dari pengurai pada ekosistem padang rumput ini adalah jamur dan bakteri. Mereka akan menyerap sebagian hasil penguraian dan membuang beberapa bahan sederhana untuk digunakan kembali oleh produsen (tanaman/rumput). Ekosistem padang rumput adalah bagian dari kehidupan, sudah selayaknya kita sebagai manusia ikut menjaga keseimbangan ekosistem ini. Misalnya, tidak sembarangan memburu hewan, baik pemakan rumput maupun hewan pemangsa seperti singa. Hal ini hanya akan menimbulkan putusnya rantai makanan, dan akan berakibat kacaunya ekosistem yang pasti merugikan manusia secara perlahan. 6
  • 10. 2.2.2 Bioma Sabana Bioma Sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan saja. b. Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-jenis pohon. 2.2.3 Bioma Padang Pasir / Gurun Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat. Ciri-ciri bioma padang pasir yaitu :  Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun.  Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi.  Kelembaban udara sangat rendah.  Perbedaan suhu siang hari dengan malam harisangat tinggi(siang dapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C).  Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air. Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang teradaptasi dengan keadaan kering, misalnya tubuhnya ditutupi oleh kutikula yang tebal dan akar yang panjang. Juga tumbuhan sukulen atau kaktus, yang menyimpan banyak air pada batangnya dan daunnya menyempit menjadi duri. Hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil seperti tikus,ular, kadal, kalajengking, dan semut. umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang. 7
  • 11. Fauna Adaptasi  Aktifitas malam hari , siang membuat lubang  Mempunyai cadangan penyimpan air  Hewan yang hidup unta, tikus,ular, kadal, kalajengking, dan semut. Beberapa tikus/mencit gurun tidak pernah minum, tetapi mendapatkan semua kebutuhan airnya dari perombakan metabolic biji-bijian yang dimakannya. Flora ( Xerophyt ) Adaptasi  Daun ditutupi oleh kutikula yang tebal  Akar yang panjang.  Sukulen atau kaktus, yang menyimpan banyak air pada batangnya dan  Daunnya menyempit menjadi duri  Kaktus yamh nerkemampuan menyerap air selama periode basah. dan mengandalkan fotosintesis CAM, suatu adaptasi metabolic untuk menghemat air dalam lingkungan kering juga terdapat Adaptasi protektif yang menghalangi pemakanan oleh mamalia dan serangga, seperti duri pada kaktus dan racun pada daun semak. 2.2.4 Bioma Hutan Hujan Tropis / Hutan Basah Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Madagaskar, Australia Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di hutan ini terdapat beraneka jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari dan curah hujan yang cukup. 8
  • 12. Ciri-ciri bioma hutan basah antara lain :  Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun  Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.  Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun  Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.  Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung).  Jenis tumbuhan yang hidup di daerah hutan basah yaitu tumbuhan pencekik pohon, pohon jelutung, pohon ramin, pohon rengas, pohon manau. Hewan yang banyak hidup di daerah hutan basah ini adalah hewan-hewan pemanjat sejenis primata, seperti : gorilla, monyet, simpanse, orang utan, gibon, siamang. 2.2.5 Bioma Hutan Gugur Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)adalah hutan dengan ciri tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili. Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut :  Curah hujan merata antara 750mm – 1.000 mm pertahun  Pohon-pohon memiliki ciri berdaun lebar, hijau pada musim dingin, rontok pada musim panas dan memiliki tajuk yang rapat.  Memiliki musim panas yang hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin.  Jarak antara pohon satu dengan pohon yang lainnya tidak terlalu rapat/renggang 9
  • 13.  Jumlah/jenis tumbuhan yang ada relatif sedikit  Memiliki 4 musim, yaitu musim panas-gugur-dingin-semi.  Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis. Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang. Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, suhu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur. Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosintesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin).Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi. Pohon-pohon utama yang terdapat di bioma hutan gugur rata- rata berukuran besar dan pendek. Sebagai perbandingan dapat dilihat pada pohon basswood Amerika di bawah ini. Basswood Amerika  Fauna yan terdapat di wilayah bioma hutan gugur misalnya Panda (hewan endemik wilayah China), serangga, burung, bajing, anjing, rusa, racoon (sejenis musang/luwak).  Panda (hewan endemik china) - anjing - racoon  Pada setiap pergantian musim terdapat beberapa perubahan di bioma hutan gugur: 10
  • 14.  Saat musim panas pohon-pohon yang tinggi tumbuh dengan daun lebat dan membentuk tudung, tetapi cahaya matahari masih dapat menembus tudung tersebut hingga ke tanah karena daunnya tipis  Saat musim gugur menjelang musim dingin, pancaran energi matahari berkurang, suhu rendah dan air cukup dingin. Oleh karena itu daun-daun menjadi merah dan coklat, kemudian gugur karena tumbuhan sulit mendapatkan air. Daun dan buah- buahan yang gugur kelak kemudian menjadi tumpukan senyawa organik.  Saat musim dingin menjadi salju, tumbuhan menjadi gundul, beberapa jenis hewan mengalami/dalam keadaan hibernasi (tid ur panjang pada waktu musim dingin).  Saat musim semi menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali, tumbuhan semak mulai tumbuh di permukaan tanah, hewan-hewan yang hibernasi mulai aktif kembali. 2.2.6 Bioma Tundra Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil. Ciri-ciri:  Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.  Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan. 11
  • 15.  Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub). 2.2.7 Bioma Taiga/ Hutan Berawa/ Hutan Boreal Taiga, terletak di selatan tundra, yaitu di antara daerah beriklim sedang dengan kutub. Hutan boreal berada di kawasan kutub, di antaranya Alaska, Kanada, Rusia, Swedia, Norwegia, dan Finlandia. Kutub adalah lingkungan yang keras. Salju dan hawa dingin menyelimuti kawasan itu hampir sepanjang musim. Pada musim dingin mencapai minus 50 derajat celcius.Karena sinar matahari langka, tumbuhan sulit melakukan fotosintesis. Makanya pohonnya kecil dan kerdil. Tumbuhan dominannya adalah konifer atau tumbuhan berdaun jarum (pinus). Hewan yang hidup di sini adalah ajax, beruang hitam, dan serigala.Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada. Ciri-ciri bioma taiga :  Di dominasi oleh vegetasi pohon cemara yang merupakan tumbuhan berdaun jarum.  Perbedaan suhu di musim dingin dan panas sangat mencolok di musim dingin dapat mencapai di bawah 00F dan di musim panas dapat mencapai 900 F atau lebih. / musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.  Musim panas yang panjang dan curah hujan yang rendah  Terdapat di daerah belahan bumi utara yang dekat dengan kutub utara.  Terdapat juga vegetasi bamboo-bambu, paku-pakuan, dan lumut.  Serangga pada waktu tertentu mendominasi hewan di sana, seperti jenis kumbang, lebah, capung, semut, dan laba-laba. Di 12
  • 16. sini juga ada binatang sejenis rusa yang dinamakan Mose, serigala, rubah, anjing hutan, dan beruang.  Juga terdapat berbagai jenis burung seperti Bebek, angsa, dan jenis burung pemakan ikan. Juga terdapat burung pemangsa seperti burung elang, rajawali, dan burung hantu.  Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.  Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Terdapat kira-kira 5 juta km2 hutan boreal di muka bumi. Pohon di hutan konifer mengalami musim pertumbuhan yang singkat akibat pengaruh musim panas yang pendek dan musim dingin yang panjang. Hutan boreal dihuni oleh serigala abu-abu, rusa kutub, pohon- pohon konifer, dan kumbang tanah yang sering terlihat diantara daun konifer yang gugur.Pohon konifer termasuk jenis Gymnospermae. Pohon konifer mempunyai bunga yang disebut rujung (konus), di dalam rujung betina terdapat biji buah. Konifer tumbuh di daerah yang dingin di seluruh dunia. Konifer yang sering dijadikan pohon natal adalah Spruce Norwegia.  Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin. 13
  • 17. 2.2.8 Bioma Karst / Batu Gamping / Gua Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:  tanahnya kurang subur untuk pertanian.  sensitif terhadap erosi.  mudah longsor.  bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah.  gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain. 2.2.9 Hutan Bakau / Mangrove Hutan bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau(Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera). Ciri-ciri:  Kadar garam air dan tanahnya tinggi.  Kadar O2 air dan tanahaya rendah.  Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan berlumpur. Dengan kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau sukar menyerap air meskipun lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau memiliki dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar. 14
  • 18. Untuk menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan bakau memiliki akar nafas yang berfungsi menyerap O2 langsung dari udara. Agar individu baru tidak dihanyutkan oleh arus air akibat adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada bakau kita dapati suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah, belum tanggal dari pohon induknya, dapat membentuk akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1 meter panjangnya. Jika biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka dengan akar yang panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di dalam lumpur, sehingga tidak akan terganggu dengan arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan surut.[10] Hutan bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas masih tersisa di sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan muara sungai Citanduy. Jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama adalah ikan dan hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas pohon-pohon bakau. 2.3Ekologi Buatan/ Ekosistem Buatan Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. 15
  • 19. Contohnya:  Sawah  bendungan  hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus  agroekosistem berupa sawah tadah hujan  sawah irigasi  perkebunan sawit  ekosistem pemukiman seperti kota dan desa  ekosistem ruang angkasa 2.4 Faktor Pembatas Ekologi Darat a. Cahaya Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi utama bagi ekosistem.Struktur dan fungsi dari ekosistem utamanya sangat ditentukan oleh radiasi matahari yang sampai di sistem ekologitersebut, tetapi radiasi yang berlebihan dapat pula menjadi faktor pembaas, menghancurkan sistem jaringan tertentu. Ada tiga aspek penting yang perlu dibahas dari faktor cahaya ini, yang erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu: a. Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang. b. Intensitas cahaya atau kandungan energi dari cahaya. c. Lama penyinaran, seperti panjang hari atau jumlah jam cahaya yang bersinar setiap hari. Variasi dari ketiga parameter tadi akan menentukan berbagai proses fisiologi dan morfologi dari tumbuhan. Memangpada dasarnya pengaruh dari penyinaran sering berkaitan erat dengan faktor-faktor lainnya seperti suhu dan suplai air,tetapi pengaruh yang khusus sering merupakan pengendali yang sangat penting dalam lingkungannya. 16
  • 20. b. Suhu Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan baik secara langsung maupun tidka langsung trehadaporganisme hidup. Berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengna mengontrol laju proses-proseskimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan peran tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme hidup. Sebenarnya sangat sulit untuk memisahkan secara mandiri pengaruh suhu sebagai faktor lingkungan. Misalnyaenergi chaya mungkin diubah menjadi energi panas ketika cahaya diabsopsi oleh suatu substansi. Suhu juga sering berperan bersamaan dengna cahaya dan air untuk mengontrol fungsi-fungsi dari organisme.Relatif mudah untuk mengukur suhu dalam suatu lingkungan tetapi sulit untuk menentukan suhu yang bagaimana yang berperan nyata, apakah keadaan maksimum, minimum atau keadaan harga rata-ratanya yang penting. c. Air Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi kita ini adalah terbatas dan dapat berubah- ubah akibat proses sirkulasinya.Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus melalui hujan, aliran air, transpirasi dan evaporasi yangberlangsung secara terus menerus. Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi kehidupannya. Bahkan air sebagaibagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan. Untuk lebih rinci perhatikan peranan air bagi tumbuhan di bawah ini : a. Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan dari semua makhluk hidup 17
  • 21. (takterkecuali tumbuhan). Antara 40% sampai 60% dari berat segar pohon terdiri dari air, dan bagi tumbuhan herbajumlahnya mungkin akan mencapai 90%. Cairan yang mengisi sel akan mampu menjaga substansi itu untuk berada dalam keadaan yang tepat untuk berfungsi metabolisme. b. Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk penunjang jaringan-jaringan yang tidak berkayu.Apabila sel- sel jaringan ini mempunyai cukup air maka sel-sel ini akan berada dalam keadaan kukuh. Tekananyang diciptakan oleh kehadiran air dalam sel disebut tekanan turgor dan sel akan menjadi mengembang, danapabila jumlah air tidak memadai maka tekanan turgor berkurang dan isi sel akan mengerut dan terjadilah plasmolisis. c. Alat Angkut. Tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat untuk mengangkut materi disekitar tubuhnya. Nutrisi masuk melalaui akar dan bergerak ke bagian tumbuhan lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air. Demikian juga karbohidrat yang dibentuk di daun diangkut ke jaringan- jaringan lainnya yang tidak berfotosintesis dengan cara yang sama. d. Pendingin. Kehilangan air dari tumbuhan oleh transpirasi akan mendinginkan tubuhnya dan menjaga dari pemanasan yang berlebihan. putaran per menit selama 30-40 menit. 18
  • 22. d. Tanah Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. e. Ketinggian Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda. f. Angin Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. g. Garis lintang Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja. 2.5 Suksesi Suksesi tumbuhan adalah penggantian suatu komunitas tumbuh- tumbuhan oleh yang lain. Atau suksesi adalah perubahan komunitas tumbuh tumbuhan yang secara teratur mulai dari tingkat pioneer sampai pada tingkat klimak. 1. Suksesi primer Terjadi bila komunitas asal terganggu. Hal ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. 19
  • 23. Contoh suksesi primer: Terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya. Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu. 20
  • 24. 2. Suksesi Sekunder Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, balk secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus. Faktor penyebab suksesi : 1. Faktor iklim :  Fluktuasi iklim yang tidak konstan  Kekeringan  Radiasi yang kuat 2. Faktor edafis :  Erosi tanah  Deposisi tanah (penambahan tanah) 3. Faktor biotic :  Pengembalaan  Penebangan  Deforestasi (pengurangan penutupan hutan)  Hama dan penyakit 21
  • 25. Tahapan suksesi yaitu :  Terbentuknya tanah kosong (nudation)  Migrasi (bji yang migrasi)  Eecesis(perkecambahan,pertumbuhan, Perkembangbiakan tumbuhan baru)  Agregasi (biji tumbuhan, berkembang, beranak)  Evaluation (biji menjajah daerah/menguasai)  Reaksi  Stabilisasi  Klimaks 2.6 Siklus Biogeokimia Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi- reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus nitrogen, siklus fosfor, siklus karbon dan oksigen. 1. Siklus Nitrogen (N2) Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ). 22
  • 26. Beberapa bakteri yang dapat menambah nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakniAzotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri ni trit,yaitu Nitrosomonas dan Nitroso coccus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem. 2. Siklus Fosfor Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. 23
  • 27. 3. Siklus Karbon dan Oksigen Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air. 2.7 Dampak Polusi Terhadap Ekologi Darat Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya ( Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 4 tahun 1982 ). Polusi udara, air dan tanah akan berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan. Dampak terhadap kesehatan manusia misalnya dapat menyebabkan iritasi, keracunan, bahkan kematian. Dampak pada lingkungan akibat pencemaran udara yaitu terjadinya 24
  • 28. hujan asam, efek rumah kaca, dan kerusakan lapisan ozon. Karbon dioksida, nitrogen oksida, hidrokarbon, sulfur oksida, debu, jelaga dan sebagainya merupakan polutan udara yang berpengaruh terhadap manusia, hewan, dan tanaman. Dampak hujan asam adalah hujan asam akan merusak tanaman,hujan asam mempengaruhi kualitas air permukaan,hujan asam dapat melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan,hujan asam bersifat korosif sehingga dapat merusak material dan bangunan. Dampak pemanasan global adalah terjadinya pencairan es di kutub sehingga permukan air laut menjadi tinggi,terjadinya perubahan iklim regional dan global, terjadinya perubahan siklus hidupflora dan fauna,Perubahan cuaca dan lautan dapat berupa peningkatan temperatur secara global (panas) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit kronis. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit- penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain- lain. Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Mengapa hal ini bisa terjadi? Kita ambil contoh meningkatnya kejadian Demam 25
  • 29. Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit ini memiliki pola hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal itulah yang menyebabkan penyakit ini banyak berkembang di daerah perkotaan yang panas dibandingkan dengan daerah pegunungan yang dingin. Namun dengan terjadinya Global Warming, dimana terjadi pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Degradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain. 2.8 Pengaruh Pembukaan Hutan Pembukaan hutan untuk investasi perkebunan maupun pengolahan kayu di Papua belum mampu membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Kegiatan itu dinilai lebih banyak menimbulkan degredasi social dan adat. Yang jelas warga di pedalaman kesulitan mendapatkan makanan dan obat karena hutan dibuka. Pemahaman adaptasi ini mulai bergeser ketika masyarakat di kampung melihat bahwa hutan bernilai ekonomi. Dampaknya masyarakat terlibat konflik antarwarga dalam penentuan batas kepemilikan hutan dan kehilangan identitas marga. Masuknya berbagai perusahaan kayu yang menawarkan iming – iming uang yang melimpah dan besar membuat masyarakat menyerahkan hutannya kepada perusaan – perusahaan tersebut. Akibatnya mereka kehilangan hutannya dan daerahnya. Pengaruh Pembukaan Hutan Terhadap Sumber Daya Lahan 26
  • 30. Praktek pembukaan hutan menyebabkan perubahan dan kerusakan secara langsung melalui : a. Kehilangan kanopi yang menghasilkan perubahan iklim mikro di atas dan bawah permukaan tanah b. Pemadatan tanah, kehilangan struktur tanah bahkan kehilangan lapisan atas tanah yang menghasilkan perubahan sifat fisik dan kima tanah. Penguapan hara tanaman melaui pembakaran diikuti pengembalian hara sebagai deposit debu. c. Perubahan fisiko-kimia akibat pembukaan hutan ini secara langsung juga berpengaruh terhadap sifat biologi tanah dan vegetasi. Melalui kehilangan kanopi, benih dan masukan serasah, regenerasi benih secara insitu dan kerusakan akar dipermukaan, populasi mikroba tanah dan cadangan benih.[15] 2.9 Pengaruh Pembukaan Hutan Terhadap Potensi Sumberdaya Air Menurut Asdak (1995), bahwa vegetasi penutup tanah dapat menghalangi jalannya air larian dan memperbesar jumlah air yang tertahan di atas permukaan tanah (surface detention), yang akan menurunkan laju air larian. Berkurangnya laju dan volume air larian berkaitan dengan perubahan nilai koefisien air larian, yang menunjukkan perbandingan antara besarnya air larian dengan curah hujan 5 total. Jika jumlah air hujan yang menjadi air larian makin besar, maka ancaman terjadinya erosi dan banjir menjadi lebih besar. Hutan di Indonesia memiliki nilai ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya bagi negara dan masyarakat setempat khususnya. Jika berbagai peranan itu tidak seimbang, yang satu lebih ditekankan daripada yang lainnya, maka keberlanjutan hutan akan semakin terancam. Hal ini terlihat selama 25 tahun terakhir ini, eksploitasi sumber daya dan tekanan pembangunan mempunyai pengaruh pada hutan. Dalam buku Agenda 21 Indonesia disebutkan bahwa faktor-faktor yang meneka 27
  • 31. n kerusakan hutan Indonesia, yaitu:(a) pertumbuhan penduduk dan penyebarannya yang tidak merata; (b) konversi hutan untuk pengembangan perkebunan dan pertambangan; (c) pengabaian atau ketidaktahuan mengenai pemilikan lahan secara tradisional (adat) dan peranan hak adat dalam memanfaatkan sumber daya alam; (d) program transmigrasi; (e) pencemaran industri dan pertanian pada hutan lahan basah; (f) degradasi hutan bakau yang disebabkan oleh konversi menjadi tambak; (g) pemungutan spesies hutan secara berlebihan; dan (h) introduksi spesies eksotik. Hal itu semua dapat menyebabkan warga kampung menderita karena hutan tempat mereka dirusak oleh para pengusaha – pengusaha yang menjanjikan uang yang melimpah dan membuka lapangan pekerjaan bagi para warga kampung. Namun hal itu tidak terjadi karena pengusaha – pengusaha itu hanya berbohong semata ingin mendapatkan tanah yang dimiliki oleh warga kampong. Hasilnya warga kampung sudah tidak memilki lahan lagi dan mereka menderita akibat ulah para pengusaha yang hanya ingin mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri namun tidak mementingkan orang lain. Hutan juga banyak dibakar sehingga daerah sekitar menjadi mudah terkena banjir dan tanah longsor. Pembangunan di sektor kehutanan pada dasarnya ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Alih fungsi hutan untuk mendukung program pengembangan perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat membuka lapangan pekerjaan sekaligus menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Program pengembangan perkebunan kelapa sawit tampaknya menjadi jawaban bagi pemerintah untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kenyataannya, peningkatan kesejahteraan tidak pernah terwujud dan keadaannya menjadi terbalik. Investasi bernilai miliaran dolar itu justru membuat rakyat kehilangan kemandirian dalam membangun kesejahteraannya sendiri. 28
  • 32. Namun, kebijakan yang salah arah ternyata tidak menghentikan pengembangan perkebunan kelapa sawit. Angka statistik perluasan perkebunan kelapa sawit di daerah terus mengalami peningkatan. Pengusahaan hutan untuk kesejahteraan rakyat adalah suatu bentuk pengandaian yang mendominasi pandangan pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait sektor kehutanan sejak awal dilakukannya konversi hutan alam menjadi ladang eksploitasi untuk kepentingan ekonomi. Pengandaian yang tidak memiliki dasar yang jelas tersebut terbukti menciptakan ketergantungan yang merusak dan menutup kemungkinan bagi masyarakat di sekitar hutan untuk memiliki pilihan yang lebih baik yang menunjang keberlanjutan ekonomi. Dalam kasus sawit, pengembangan perkebunan kelapa sawit membuat masyarakat adat dan petani setempat terdesak di tanah mereka sendiri. Jadi pembukaan hutan yang seharusnya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat malahan membuat masyarakat semakin menderita. 29
  • 33. BAB III PEMBAHASAN Ekologi darat merupakan habitat mahluk hidup yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan dengan ekologi air. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu: 1. Bioma stepa/ padang rumput 2. Bioma sabana 3. Bioma gurun 4. Bioma hutan hujan tropis/ hutan basah 5. Bioma hutan gugur 6. Bioma tundra 7. Bioma taiga 8. Bioma karst/ batu gamping 9. Bioma hutan mangrove/ bakau Dari bioma-bioma tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda, begitu juga mahluk hidup yang berhabitat di bioma tersebut. Sehingga adaptasi sangat diperlukan untuk mempertahankan hidup. Di alam ini terjadi berbagai siklus kehidupan yang terus berjalan, yaitu adanya siklus biogeokimia sebagai tanda bahwa seluruh mahluk hidup dan unsur-unsurnya saling berhubungan membentuk suatu sistem yang tidak dapat terpisahkan. Pada siklus nitrogen, amoniak yang juga berasal dari air kencing manusia akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas danNitrosococcus. Yang mana nitrat tersebut merupakan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada siklus karbon dan oksigen, tumbuhan mengeluarkan oksigen dari hasil fotosintesis yang dibantu oleh sinar matahari. 30
  • 34. Dimana pada proses tersebut tumbuhan memerlukan karbondioksida yang ia hirup dari hasil pernafasan manusi maupun hewan. Dan hasil dari tumbuhan merupakan nafas dari hewan dan manusia, sehingga hal itu membentuk siklus yang akan terus berlangsung. Pada siklus fosfor, bakteri mengubah bahan-bahan organik baik berupa organisme yang telah mati dan membusuk maupun sisa kotoran manusia dan hewan yang diurainya menjadi unsur hara yang berguna bagi tumbuhan. Dari siklus tersebut dapat diketahui bahwa semua komponen biotik dan abiotik selalu membutuhkan dan berkaitan satu dengan yang lain, sehingga untuk mempertahankannya kita tidak boleh memutus mata rantai yang menjadi faktor dominan dari suatu habitat. Misalnya saja tumbuhan, karena tumbuhan merupakan mahluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Sehingga apabila penebangan pohon ilegal masih berkembang maka mahluk hidup seperti manusia dan hewan tidak dapat memperoleh oksigen yang cukup, sementara itu kotoran/buangan dari manusia dan hewan akan menumpuk karena unsurhara yang seharusnya diserapa oleh tumbuhan tidak dapat diserap oleh karena tumbuhan telah punah. Dari tumpukan kotoran tersebut akan menghasilkan polusi. Selain itu, polusi juga dapat ditimbulkan oleh aktivitas manusia yang mengakibatkan hujan asam, global warming, degradasi lingkungan yang akan mengganggu dan merusak ekosistem yang ada. Ada beberapa cara mudah yang bisa kita lakukan, yaitu ; 1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi). 31
  • 35. 2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet). 3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%). 4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24 o C). 5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll). 6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water- heater. 7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda. 8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon. 9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara). 10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu). Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali. Sedangkan untuk pencegahan dampak hujan asam yaitu: Karena hujan asam berbahaya kita harus mencegahnya. Caranya: 1. Tidak berleihan menggunakan kendaraan yang mengeluarkan polusi. 2. Menyemprotkan kapur agar menetralkan hujan asam karena kapur bersifat basa bukan bersifat asam. 3. Tidak membuang sampah sembarangan dan menanam pohon (reboisasi). 32
  • 36. Disamping polusi yang mulai bermunculan pembangunan- pembangunan pun terjadi sebagai akibat kepadatan penduduk yang ingin membangun rumah sebagi tempat tinggal. Hal tersebut tentunya memerlukan lahan yang tidak sedikit dan pasti menggunakan lahan yang semestinya bisa ditumbuhi pepohonan atau tanaman lainnya. Sehingga populasi tumbuhan pun akan menurun. Akan tetapi kita dapat emnyusun perencanaan terlebih dahulu sebelum dilakukan pembangunan akan tidak merugikan bagi lingkungan dan tidak mempengaruhi ekosistem yang sudah ada, yaitu dengan cara pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya. Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada ketersediaan lahan yang cukup untuk menopang tuntutan kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang tersedia bersifat tetap dan tidak bisa bertambah sehingga menambah beban lingkungan hidup. Daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Atas dasar inilah, eksploitasi sistematis terhadap lingkungan secara terus menerus dilakukan dengan berbagai cara dan dalih. Sementara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebenarnya diharapkan dapat memberi kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia ternyata juga harus dibayar amat mahal, oleh karena dampaknya yang negatif terhadap kelestarian lingkungan. Pertumbuhan industri, sebagai hasil rekayasa ilmu pengetahuan dan tehnologi dibanyak negara maju terbukti telah membuat erosi tanah dan pencemaran limbah pada tanah pertanian yang menyebabkan terjadinya proses penggaraman (solinizasi) atau penggurunan desertifikasii) pada lahan produktif. 33
  • 37. Proses perencanaan dan pengambilan kebijakan oleh pemerintah yang berkenaan dengan persoalan teknologi dan lingkungan hidup menuntut adanya pemahaman yang komprehensif dari pelaku pengambil kebijakan mengenai masalah terkait. Pemahaman ini berangkat dari pengetahuan secara akademis dan diperkuat oleh data-data lapangan sehingga dapat menghasilkan skala kebijakan yang berbasis kerakyatan secara umum dan ekologi secara khusus. Kebijakan yang dapat dilakukan adalah kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan sumber daya alam dengan tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya. Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anak- anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan, keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan, dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan. Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah satu penyebabnya. Ada empat hal pokok dalam upaya penyelamatan lingkungan. Pertama, konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik. Kedua, perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk 34
  • 38. melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam hidup bersama. Ketiga, pembangunan ekonomi yang tepat, yang memperhitungkan keharusan konservasi bagi kelangsungan hidup bio-fisik dan harus adanya perdamaian dan pemerataan (keadilan) dalam melaksanakan hidup bersama. Keempat, demokrasi yang memberikan kesempatan kepada semua orang untuk turut berpartisipasi dalam melaksanakan kekuasaan, kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam meningkatkan mutu kehidupan bangsa. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berimbang haruslah berorientasi pada kebutuhan pokok hidup manusia, pemerataan sosial, peningkatan kualitas hidup, serta pembangunan yang berkesinambungan. Agar pembangunan yang berwawasan lingkungan ini dapat berjalan dengan baik, maka pembangunan tersebut perlu memiliki pandangan jauh ke depan yang dirumuskan sebagai visi pembangunan. Dan dapat diimplementasikan ke dalam pembangunan jangka panjang secara ideal serta berorientasi kepada kepentingan seluruh rakyat. Visi pembangunan yang dimaksud adalah tercapainya peningkatan kualitas hidup seluruh masyarakat melalui: pengembangan kecerdasan, pengembangan teknologi, ketrampilan dan moral pembangunan sumber daya manusia yang tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, serta seni untuk mengelola sumber daya alam secara bijaksana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pembangunan harus mengandung makna perkembangan dan perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui keadilan. Berhasil atau tidaknya visi ini sangat tergantung pada misi pembangunan melalui strategi pembangunan yang dijalankan. Strategi pembangunan adalah usaha untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam mendayagunakan sumber daya alam dengan segenap peluang serta kendalanya. 35
  • 39. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: 1. Penggunaan teknologi bersih yang berwawasan lingkungan dengan segala perencanaan yang baik dan layak. 2. Melaksanakan rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna dalam menghasilkan barang dan jasa yang unggul, tangguh dan berkualitas tinggi, yang berdampak positif bagi kelangsungan hidup pembangunan itu sendiri. 3. Adanya pengawasan dan pemantauan terhadap jalannya pembangunan, sehingga sesuai dengan rencana dan tujuannya. Di dalam kebijakan pengelolaan lingkungan hidup titik tekannya ada di daerah, untuk itu seyogyanya di dalam program pembangunan nasional/daerah merumuskan program pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, yang mencakup : 1. Program Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Bertujuan memperoleh dan menyebarluaskan informasi mengenai potensi dan produktivitas sda dan lh melalui inventarisasi dan evaluasi serta penguatan sistem informasi. 2. Program Peningkatan Efektivitas Pengelolaan, Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Alam. Bertujuan menjaga keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian sda dan lh laut, air, udara, atau dengan harapan tercapainya sasaran berupa terlindunginya kawasan-kawasan konservasi dari kerusakan akibat pemanfaatan sda yang tidak terkendali dan eksploitatif. 3. Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup. Bertujuan meningkatkan kualitas lh dalam upaya mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan serta pemulihan kualitas 36
  • 40. lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sda yang berlebihan. 4. Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup. Bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan, menata sistem hukum, perundangan, kebijakan, serta terlaksananya upaya penegakan hukum secara adil dan konsisten. 5. Program Peningkatan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup. Bertujuan meningkatkan peranan dan kepedulian semua pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sda dan pelestarian fungsi LH. Mengingat kompleksnya di dalam pengelolaan LH, maka dalam pelaksanaan pembangunan dibutuhkan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan LH yang sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu pembangunan ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup yang berimbang sebagai pilar-pilar yang saling tergantung dan saling memperkuat satu sama lain. Di samping itu yang terjadi di lapangan adalah menurunnya kualitas lingkungan hidup, dan banyaknya hal yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup di daerah dalam masa otonomi daerah, di antaranya : 1. Ego sektoral dan daerah, yang terjadi adalah pengelolaan hidup dilaksanakan overlaping antar sektor satu dengan sektor yang lain. 2. Tumpang tindih perencanaan antar sektor. 3. Dana yang masih sangat kurang untuk bidang lingkungan hidup. 4. Keterbatasan sumberdaya manusia. 5. Eksploitasi sumberdaya alam masih terlalu mengedepankan profit dari sisi ekonomi. 6. Lemahnya implementasi peraturan perundangan. 37
  • 41. 7. Lemahnya penegakan hukum lingkungan khususnya pengawasan. 8. Pemahaman masyarakat tentang lingkungan hidup masih rendah. 9. penerapan teknologi yang tidak ramah lingkungan. Dampak Lingkungan terhadapa Kesehatan Lingkungan merupakan habitat suatu organisme, sehingga apabila lingkungan terkondisi dengan baik yaitu sanitasi yang baik, perilaku yang sehat dan baik, maka organisme akan hidup dengan sehat dan nyaman. Akan tetapi sebaliknya, apabila lingkungannya kotor, sanitasi jelek serta perilaku yang tidak baik pada masyarakat maka akan membuat organisme rentan terhadap masalah kesehatan dan hidup dengan perasaan dan kondisi yang tidak nyaman. Oleh karena itu kondisi lingkungan yang sanitasinya baik akan meningkatkan derajat kesehatan suatu masyarakat, dan sanitasi yang buruk akan membuat masyarakat rendah derajat kesehatannya. 38
  • 42. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Ekologi darat merupakan habitat terbesar yang merupakan suatu ekosistem yang saling berkaitan, sehingga pelestarian lingkungan harus terus dijalankan dan pembangunan harus mempertimbangkan pula dengan kelestarian lingkungan. 4.2 Saran 1. Setiap melakukan tindakan harus mempertimbangkan dampak yang akan terjadi bagi lingkungan. 2. Melakukan pencegahan lebih baik daripada mengobati, dan rehabilitasi diperlukan untuk memperbaiki lingkungan yang mulai tercemar 3. Pengelolaan sampah sebagai jalan mengurangi limbah dan pemanfaatan sampah akan membantu pemulihan lingkungan yang tercemar 4. Pengelolaan sampah sebagai barang bernilai ekonomis dapat menghemat produksi sampah baru, serta membantu perekonomian, dan menjadikan lingkungan terlihat bersih dan indah sehingga mempernyaman dalam beraktivitas 39
  • 43. BAB V DAFTAR PUSTAKA Hanafiah, kemas.A. Napoleon. Nuni Ghofar. 2007.Biologi Tanah : Ekologi& Mikrobiologi Tanah. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. Noviasri, Putri.2009.Buku Kunci Biologi SMA.Yogyakarta:Galang Press Fenner, Michel and Ken Thomson.2000.The Ecology Of Seeds. United States of America: Cambright Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://andimanwno.wordpress.com/2009/01/24/bioma-stepa-padang-rumput/ http://www.scribd.com/doc/38167640/BIOMA-GURUN http://forum.um.ac.id/index.php?topic=21754.0 http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem http://riyn.multiply.com/journal/item/15/macam-macam_bioma_di_dunia http://www.google.com http://www.dephut.go.id http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0032%20Bio %201-7c.htm http://nasimeonk.wordpress.com/2010/04/01/pembukaan-hutan-belum-membawa- kesejahteraan-bagi-masyarakat/ http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/9145_6A.pdf https://translate.google.com/ https://edu.academia//bioma-ekosistem// http://google-search-image-ekosistem-darat//vBHbzj 40