Dokumen tersebut membahas tentang latihan praktikum ekologi tumbuhan yang meliputi tiga ekosistem, yaitu ekosistem darat, perairan, dan buatan. Terdapat penjelasan mengenai komponen biotik dan abiotik pada masing-masing ekosistem beserta interaksinya.
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembusukan pada tomat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dijelaskan bahwa bakteri berperan dalam pembusukan dengan menyebabkan perubahan fisik dan kimia pada tomat. Suhu, kelembaban, dan tempat penyimpanan juga mempengaruhi kecepatan proses pembusukan.
Praktikum analisis vegetasi dilakukan untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi di halaman belakang jurusan Biologi IAIN Raden Intan Lampung. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat dengan membuat plot berukuran 10x10 m, 4x4 m, dan 1x1 m. Ditemukan tujuh jenis tumbuhan yang dominan yaitu akasia, senggani, rumput benggala, alang-alang, patikan kebo, dan rumput malela. Kerap
Kompos dapat dibuat dari berbagai bahan organik seperti sampah rumah tangga, kotoran ternak, dan limbah pertanian. Proses pengomposan melibatkan penguraian bahan organik oleh mikroba di bawah kondisi tertentu untuk menghasilkan pupuk organik. Pupuk kompos bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas tanaman.
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
Dokumen tersebut membahas tentang latihan praktikum ekologi tumbuhan yang meliputi tiga ekosistem, yaitu ekosistem darat, perairan, dan buatan. Terdapat penjelasan mengenai komponen biotik dan abiotik pada masing-masing ekosistem beserta interaksinya.
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembusukan pada tomat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dijelaskan bahwa bakteri berperan dalam pembusukan dengan menyebabkan perubahan fisik dan kimia pada tomat. Suhu, kelembaban, dan tempat penyimpanan juga mempengaruhi kecepatan proses pembusukan.
Praktikum analisis vegetasi dilakukan untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi di halaman belakang jurusan Biologi IAIN Raden Intan Lampung. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat dengan membuat plot berukuran 10x10 m, 4x4 m, dan 1x1 m. Ditemukan tujuh jenis tumbuhan yang dominan yaitu akasia, senggani, rumput benggala, alang-alang, patikan kebo, dan rumput malela. Kerap
Kompos dapat dibuat dari berbagai bahan organik seperti sampah rumah tangga, kotoran ternak, dan limbah pertanian. Proses pengomposan melibatkan penguraian bahan organik oleh mikroba di bawah kondisi tertentu untuk menghasilkan pupuk organik. Pupuk kompos bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas tanaman.
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
Berikut adalah ringkasan dari dokumen praktikum morfologi tumbuhan tentang tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun:
Praktikum ini menjelaskan berbagai tata letak daun pada batang tumbuhan, menentukan rumus daun, dan menggambar diagram daun. Rumus daun yang diamati meliputi 2/5 pada kembang sepatu dan bayam, serta 3/8 pada pepaya.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi pencemaran lingkungan dan polutan serta jenis, penyebab, dan parameter pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai masuknya zat atau bahan ke dalam lingkungan yang menurunkan kualitas lingkungan. Polutan adalah zat atau bahan yang mencemari lingkungan. Ada beberapa jenis pencemaran seperti udara, air, tanah, dan suara yang disebabkan kegiatan manusia maupun al
Praktikum ini menunjukkan bahwa allelopati dari tanaman alang-alang dan orok-orok dapat menghambat perkecambahan biji jagung dan tidak berpengaruh terhadap perkecambahan biji kacang tolo.
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) Zayyin Nihayah
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran lingkungan, termasuk pengertian, jenis, sumber, dampak, dan upaya penanggulangannya. Jenis pencemaran lingkungan yang dijelaskan adalah udara, air, dan tanah. Sumber pencemaran berasal dari aktivitas rumah tangga, industri, dan pertanian. Dampaknya meliputi gangguan kesehatan dan ekosistem."
Berdasarkan hasil praktikum tentang keanekaragaman pada hewan dan tumbuhan, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis keanekaragaman yaitu gen dan spesies. Keanekaragaman gen mempengaruhi struktur morfologi sedangkan keanekaragaman jenis tidak mempengaruhi struktur. Hewan yang diamati umumnya masuk kategori jenis sedangkan tumbuhan masuk kategori gen kecuali padi.
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiJeanne Isbeanny LFH
Tanah merupakan sistem kompleks yang terdiri atas komponen organik dan biotik yang memungkinkan tumbuhan hidup. Dekomposisi serasah oleh mikroorganisme tanah mengubah bahan organik menjadi senyawa sederhana. Praktikum ini bertujuan mengamati struktur tanah, fauna, proses dekomposisi, dan faktor yang mempengaruhinya. Hasilnya menunjukkan perbedaan faktor abiotik di bawah dan luar kanopi memp
Trikomata memiliki berbagai fungsi penting bagi tumbuhan, di antaranya menyerap air dan hara, mengurangi penguapan, melindungi dari gangguan mekanik, menghasilkan nektar dan zat perekat untuk membantu proses penyerbukan, serta mempermudah penyebaran biji dengan cara membuat biji menjadi ringan dan kering.
Dokumen ini membahas sistem pencernaan mamalia. Terdiri dari rongga mulut, lambung, usus halus dan besar. Rongga mulut berisi gigi untuk mengunyah makanan. Lambung terdiri dari empat bagian yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Usus halus dan besar mencerna makanan lebih lanjut sebelum buang. Proses pencernaan mamalia mirip manusia kecuali struktur lambung dan rongga mulut.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang ada, serta upaya-upaya konservasi yang dilakukan seperti taman nasional, kebun raya, dan lainnya. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi karena terletak di garis khatulistiwa dan memiliki banyak pulau.
Dokumen tersebut membahas tentang rantai makanan, adaptasi organisme, dan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Beberapa poin kunci meliputi definisi produsen, konsumen, dan pengurai dalam rantai makanan, serta bentuk adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah laku organisme. Dampak kegiatan seperti penebangan hutan dan pembuangan limbah juga dijelaskan.
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
Berikut adalah ringkasan dari dokumen praktikum morfologi tumbuhan tentang tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun:
Praktikum ini menjelaskan berbagai tata letak daun pada batang tumbuhan, menentukan rumus daun, dan menggambar diagram daun. Rumus daun yang diamati meliputi 2/5 pada kembang sepatu dan bayam, serta 3/8 pada pepaya.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi pencemaran lingkungan dan polutan serta jenis, penyebab, dan parameter pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai masuknya zat atau bahan ke dalam lingkungan yang menurunkan kualitas lingkungan. Polutan adalah zat atau bahan yang mencemari lingkungan. Ada beberapa jenis pencemaran seperti udara, air, tanah, dan suara yang disebabkan kegiatan manusia maupun al
Praktikum ini menunjukkan bahwa allelopati dari tanaman alang-alang dan orok-orok dapat menghambat perkecambahan biji jagung dan tidak berpengaruh terhadap perkecambahan biji kacang tolo.
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) Zayyin Nihayah
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran lingkungan, termasuk pengertian, jenis, sumber, dampak, dan upaya penanggulangannya. Jenis pencemaran lingkungan yang dijelaskan adalah udara, air, dan tanah. Sumber pencemaran berasal dari aktivitas rumah tangga, industri, dan pertanian. Dampaknya meliputi gangguan kesehatan dan ekosistem."
Berdasarkan hasil praktikum tentang keanekaragaman pada hewan dan tumbuhan, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis keanekaragaman yaitu gen dan spesies. Keanekaragaman gen mempengaruhi struktur morfologi sedangkan keanekaragaman jenis tidak mempengaruhi struktur. Hewan yang diamati umumnya masuk kategori jenis sedangkan tumbuhan masuk kategori gen kecuali padi.
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiJeanne Isbeanny LFH
Tanah merupakan sistem kompleks yang terdiri atas komponen organik dan biotik yang memungkinkan tumbuhan hidup. Dekomposisi serasah oleh mikroorganisme tanah mengubah bahan organik menjadi senyawa sederhana. Praktikum ini bertujuan mengamati struktur tanah, fauna, proses dekomposisi, dan faktor yang mempengaruhinya. Hasilnya menunjukkan perbedaan faktor abiotik di bawah dan luar kanopi memp
Trikomata memiliki berbagai fungsi penting bagi tumbuhan, di antaranya menyerap air dan hara, mengurangi penguapan, melindungi dari gangguan mekanik, menghasilkan nektar dan zat perekat untuk membantu proses penyerbukan, serta mempermudah penyebaran biji dengan cara membuat biji menjadi ringan dan kering.
Dokumen ini membahas sistem pencernaan mamalia. Terdiri dari rongga mulut, lambung, usus halus dan besar. Rongga mulut berisi gigi untuk mengunyah makanan. Lambung terdiri dari empat bagian yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Usus halus dan besar mencerna makanan lebih lanjut sebelum buang. Proses pencernaan mamalia mirip manusia kecuali struktur lambung dan rongga mulut.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang ada, serta upaya-upaya konservasi yang dilakukan seperti taman nasional, kebun raya, dan lainnya. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi karena terletak di garis khatulistiwa dan memiliki banyak pulau.
Dokumen tersebut membahas tentang rantai makanan, adaptasi organisme, dan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Beberapa poin kunci meliputi definisi produsen, konsumen, dan pengurai dalam rantai makanan, serta bentuk adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah laku organisme. Dampak kegiatan seperti penebangan hutan dan pembuangan limbah juga dijelaskan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi ekosistem dan komponen-komponen yang membentuk ekosistem, termasuk komponen biotik seperti produsen, konsumen, dan dekomposer, serta komponen abiotik seperti air, cahaya matahari, dan suhu. Dokumen ini juga menjelaskan tiga jenis ekosistem utama yaitu ekosistem darat, air, dan buatan, beserta contoh-contoh ekosistem yang termasuk ke dalam masing-masing jen
Dokumen tersebut membahas tentang ekosistem daratan dan perairan, termasuk jenis-jenis ekosistem beserta ciri-cirinya seperti ekosistem padang rumput, taiga, tundra, gurun pasir, hutan hujan tropis, ekosistem air tawar dan air asin."
Dokumen tersebut membahas tentang biosfer dan persebaran flora dan fauna di dunia. Terdapat penjelasan mengenai definisi biosfer, tujuh bioma utama beserta ciri-cirinya, serta contoh flora dan fauna yang ada pada setiap bioma. Bioma-bioma tersebut adalah gurun, hutan basah, padang rumput, hutan gugur, sabana, tundra, dan taiga.
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...Jessy Damayanti
Laporan ini mendeskripsikan hasil pengamatan terhadap 17 jenis tumbuhan tingkat rendah yang terdapat di beberapa lokasi di Indonesia. Jenis-jenis tumbuhan yang diamati terdiri dari 13 jenis paku, 2 jenis lumut, dan 2 jenis jamur. Laporan ini berisi identifikasi dan gambaran singkat mengenai ciri-ciri morfologi dari masing-masing tumbuhan beserta foto-foto hasil pengamatan.
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)Rosdi Ramli
Dokumen ini memberikan informasi tentang sifat fizikal beberapa jenis serangga seperti pepatung jarum, lalat rumah, belalang, rama-rama, semut, dan mentadak melalui penjelasan pengelasan saintifik dan ciri-ciri utama masing-masing serangga.
Ekosistem merupakan sistem yang saling terkait antara organisme hidup dan tidak hidup. Dokumen ini menjelaskan konsep ekologi dan ekosistem serta komponen-komponennya seperti produsen, konsumen, dan dekomposer. Juga dijelaskan hubungan antar komponen seperti rantai makanan, siklus biogeokimia, dan contoh ekosistem air serta darat.
Teks tersebut membahas tentang tumbuhan hijau dan ekosistem. Teks tersebut menjelaskan proses fotosintesis tumbuhan hijau untuk membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari, tempat penyimpanan makanan cadangan tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan manusia dan hewan sebagai makanan, serta pentingnya peran tumbuhan hijau bagi kehidupan manusia dan hewan.
Makalah ini membahas tentang Archaebacteria dengan menjelaskan pengertian, ciri-ciri, klasifikasi, peran, dan hasil analisis Archaebacteria di sekolah. Topik utama yang dibahas adalah perbedaan Archaebacteria dari bakteri dan eukariota serta habitat mereka yang ekstrem.
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan hidup dalam perspektif Islam dengan mengutip beberapa ayat Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup, lingkungan hidup, interaksi antarkomponen lingkungan, dan pencemaran lingkungan beserta upaya penanggulangannya.
Cagar alam merupakan kawasan yang dilindungi karena memiliki ekosistem dan keanekaragaman hayati unik. Dokumen ini menjelaskan pengertian, karakteristik, tujuan, dan contoh-contoh cagar alam di Indonesia beserta flora dan faunanya. Beberapa cagar alam yang dijelaskan meliputi Gunung Leuser, Batang Gadis, Siberut, dan lainnya.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
1. MAKALAH EKOSISTEM DARAT
Disusun oleh :
Firdaus Akbar
Mata Kuliah :
Ekologi dasar
Jurusan :
Agribisnis 2
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Muhammadiyah
Kabupaten Paser
2017-2018
2. KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “EKOSISTEM DARAT”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkakn bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan keritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat bermanfaat dan
inspirasi untuk masyarakat dan pembaca.
Tanah Grogot, 20 Maret 2018
Penulis
ii
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------- ii
DAFTRA ISI --------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------ 1
1.1 Latar Belakang-------------------------------------------------------------------- 1
1.2 Rumusan Masalah ---------------------------------------------------------------- 1
1.3 Tujuan------------------------------------------------------------------------------ 1
1.3.1 Khusus ---------------------------------------------------------------------- 1
1.3.2 Umum----------------------------------------------------------------------- 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ---------------------------------------------------- 3
2.1 Definisi Ekologi Darat----------------------------------------------------------- 3
2.2 Jenis-jenis Ekologi Darat-------------------------------------------------------- 4
2.2.1 Bioma Stepa (Pdang Rumput) -------------------------------------------- 4
2.2.2 Bioma Sabana --------------------------------------------------------------- 7
2.2.3 Bioma Padang Pasir (Gurun) --------------------------------------------- 7
2.2.4 Bioma Hutan Hujan/ Hutan Basah -------------------------------------- 8
2.2.5 Bioma Hutan Gugur-------------------------------------------------------- 9
2.2.6 Bioma Tundra--------------------------------------------------------------- 11
2.2.7 Bioma Taiga/ Hutan Berawa/ Boireal ----------------------------------- 12
2.2.8 Bioma Karst/ Batu Gamping/ Gua --------------------------------------- 14
2.2.9 Bioma Hutan Bakau/ Mangrove------------------------------------------ 14
2.3 Ekologi Buatan/Ekosistem Buatan---------------------------------------------- 15
2.4 Fakto-faktor Pengaruh Ekologi Darat ------------------------------------------ 16
2.5 Suksesi ------------------------------------------------------------------------------ 19
2.6 Siklus Biogeokimia --------------------------------------------------------------- 22
2.7 Dampak Polusi Terhadap Ekologi Darat--------------------------------------- 24
2.8 Pengaruh Pembukaan Hutan----------------------------------------------------- 26
2.9 Pengaruh Pembukaan Hutan Terhadap Potensi Sumber daya Air---------- 27
BAB III PEMBAHASAN ------------------------------------------------------------ 30
BAB IV PENUTUP ------------------------------------------------------------------- 39
4.1 Kesimpulan------------------------------------------------------------------------- 39
4.2 Saran -------------------------------------------------------------------------------- 39
BAB V DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------- 40
iii
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekologi darat atau biasa disebut ekosistem darat merupakan
habitat mahluk hidup terbanyak dibandingkan dengan ekologi air.
Dari hal tersebut kita perlu mengetahui apa saja yang terdapat pada
ekosistem darat dan hal-hal apa saja yang terjadi di daerah tersebut.
Serta menganalisis dampak polusi dan pembangunan pada ekologi
daratan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja jenis-jenis bioma, ciri-ciri bioma, dan mahluk hidup
yang berdiam di masing-masing bioma serta cara mahluk hidup
beradaptasi?
1.2.2 Apa saja siklus yang terjadi di daratan maupun air?
1.2.3 Apa dampak dari adanya polusi dan pembangunan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Khusus
Mengetahui jenis-jenis bioma
Mengetahui ciri-ciri bioma
Mengetahui mahluk hidup yang tinggal dalam suatu bioma
Mengetahui cara beradaptasi mahluk hidup yang tinggal dalam
suatu bioma
Mengetahui siklus alam yang terjadi di darat maupun air
Mengetahui dampak polusi terhadap ekosistem darat
1
5. Mengetahui dampak pembangunan terhadap ekosistem darat
1.3.2 Umum
Dapat mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada ekosistem
darat.
Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang ekosistem
dengan menjaga kelestarian ekosistem yang ada.
Dapat merencanakan pembangunan yang tidak merusak
ekosistem darat.
2
6. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ekologi Darat
Ekologi darat mempelajari tentang ekosistem darat. Ekosistem
darat mempunyai kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan
ekosistem laut, karena kemungkinan organisme untuk hidup dan
berkembangbiak pada ekosistem darat lebih lebar. Sebab, distribusi
oksigen dan sinar matahari lebih banyak.
Pada Ekosistem darat terdapat beberapa jenis dari bentuk
tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, yaitu : pohon, liana,
epifit, shrubs, herba, dan tumbuhan taliod.
Jenis adaptasi hewan vertebrata darat, yaitu:
a. Herbivora
Terdapat tiga jenis,yaitu : Ground-dwelling, Arboreal
seperti Macaca fascicularis, dan Aerial seperti Burung dan hewan-
hewan terbang lainnya. Pada Ground-dwelling terbagi lagi menjadi
empat, yaitu : Cursorial (berlari) seperti rhea dan emu, Saltatory
(melompat) seperti kangguru, Graviportal (berat badan) seperti penyu
dan gajah, dan Forsial seperti kodok dan katak.
b. Karnivora
Pada karnivora terbagi menjadi empat juga. Ketiganya sama
dengan Herbivora, tetapi karnivora tidak Arboreal dan diganti
Amphibious. Contoh pada Ground –dwelling adalah seperti cecak,
kucing, beruang ular dan lain sebagainya. Contoh pada Aerial adalah
beberapa burung, kelelawar, elang dan lain sebagainya. Contoh pada
Fossorial seperi beberapa jenis ular, dan contoh pada Amphibious
seperti Alligator sp dan katak.
3
7. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat
dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu:
1. Bioma stepa/ padang rumput
2. Bioma sabana
3. Bioma gurun
4. Bioma hutan hujan tropis/ hutan basah
5. Bioma hutan gugur
6. Bioma tundra
7. Bioma taiga
8. Bioma karst/ batu gamping
9. Bioma hutan mangrove/ bakau
2.2 Jenis-jenis Ekosistem Darat
2.2.1 Bioma Stepa (Padang Rumput)
Bioma Stepa (Padang Rumput) terbentang dari daerah tropika
sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk
perkembangan hutan. Bioma Stepa berbeda dengan Bioma Sabana.
Perbedaan yang cukup antara Stepa dengan Sabana
adalah pada biomasabana merupakan padang rumput yang
diselingi oleh kumpulan pepohonan besar, sedangkan pada
bioma Stepa merupakan padang rumput yang tidak di selingi
oleh kumpulan-kumpulan pepohonan, kalaupun ada hanya
sedikit saja pepohonan yang ada.
Ciri -ciri bioma Stepa:
1. Curah hujan tidak teratur, antara 250 – 500 mm/tahun
2. Tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang
disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan sistem
penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan rumput-
rumput tumbuh dengan subur.
3. Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m
4
8. 4. Memiliki pohon yang khas, yaitu akasia
5. Wilayah persebaran bioma Stepa meliputi Afrika, Amerika
Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan Australia.
Beberapa flora yang hidup di daerah bioma Stepa contohnya
adalah:Pohon Akasia dan Semak Belukar.
Karena merupakan daerah padang rumput maka bioma ini
bayak dihuni oleh beberapa herbifora dan karnifora, contohnya antara
lain : rusa, antelop, kangguru, kerbau, harimau, singa dan ular.
Komponen Pendukung Ekosistem Padang Rumput
Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis
organisme yang mendukung terbentuknya ekosistem padang rumput,
yaitu:
Organisme autotrof
Organisme ini adalah jenis organisme yang bisa membuat atau
menyintesa makanan sendiri mengandalkan cahaya matahari, air dan
komponen udara sekitar. Organisme autotrof pada ekosistem ini
adalah tanaman atau rumput. Rerumputan ini pun hidup beradaptasi
dengan kelembaban lingkungan yang memiliki curah hujan tidak
teratur.
Organisme heterotrof
Organisme kedua ini adalah jenis organisme yang tidak bisa
membuat makanan sendiri. Organisme jenis ini adalah para hewan
pemakan rumput, seperti zebra, rusa, kanguru atau bison. Hidup
hewan ini bergantung pada rumput-rumput yang hidup di sekitar
mereka.
Organisme heterotrof yang lain adalah hewan pemangsa yang
menjadi konsumen kedua setelah hewan pemakan rumput, seperti
singa, anjing liar ataupun ular. Hewan pemangsa yang berkeliaran di
padang rumput ini menggantungkan hidup pada hewan-hewan
pemakan rumput yang menjadi target mangsa mereka.
5
9. Abiotik
Selain makhluk hidup, di ekosistem padang rumput ini juga
terdapat komponen tak hidup atau yang biasa disebut sebagai
abiotik. Komponen ini meliputi bebatuan, tanah, air, udara, ataupun
sinar matahari. Komponen-komponen ini ikut mendukung
keseimbangan dari ekositem padang rumput.
Pengurai
Komponen terakhir adalah dekomposer atau pengurai.
Sebenarnya pengurai termasuk dalam organisme heterotrof, yaitu
organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri. Tugas dari
organisme yang satu ini adalah menguraikan bahan organik dari benda
hidup yang sudah mati (misal: hewan mati, daun, batang pohon, dll).
Contoh dari pengurai pada ekosistem padang rumput ini
adalah jamur dan bakteri. Mereka akan menyerap sebagian hasil
penguraian dan membuang beberapa bahan sederhana untuk
digunakan kembali oleh produsen (tanaman/rumput).
Ekosistem padang rumput adalah bagian dari kehidupan,
sudah selayaknya kita sebagai manusia ikut menjaga keseimbangan
ekosistem ini. Misalnya, tidak sembarangan memburu hewan, baik
pemakan rumput maupun hewan pemangsa seperti singa.
Hal ini hanya akan menimbulkan putusnya rantai makanan,
dan akan berakibat kacaunya ekosistem yang pasti merugikan
manusia secara perlahan.
6
10. 2.2.2 Bioma Sabana
Bioma Sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh
gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang
menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya
terdiri atas satu jenis tumbuhan saja.
b. Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
2.2.3 Bioma Padang Pasir / Gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang
garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Bioma gurun dan
setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara,
Australia dan Asia Barat.
Ciri-ciri bioma padang pasir yaitu :
Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun.
Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi.
Kelembaban udara sangat rendah.
Perbedaan suhu siang hari dengan malam harisangat tinggi(siang
dapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C).
Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air.
Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang
teradaptasi dengan keadaan kering, misalnya tubuhnya ditutupi oleh
kutikula yang tebal dan akar yang panjang. Juga tumbuhan sukulen
atau kaktus, yang menyimpan banyak air pada batangnya dan daunnya
menyempit menjadi duri.
Hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
seperti tikus,ular, kadal, kalajengking, dan semut. umumnya hanya
aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup
pada lubang-lubang.
7
11. Fauna Adaptasi
Aktifitas malam hari , siang membuat lubang
Mempunyai cadangan penyimpan air
Hewan yang hidup unta, tikus,ular, kadal, kalajengking, dan
semut. Beberapa tikus/mencit gurun tidak pernah minum, tetapi
mendapatkan semua kebutuhan airnya dari perombakan
metabolic biji-bijian yang dimakannya.
Flora ( Xerophyt ) Adaptasi
Daun ditutupi oleh kutikula yang tebal
Akar yang panjang.
Sukulen atau kaktus, yang menyimpan banyak air pada batangnya
dan
Daunnya menyempit menjadi duri
Kaktus yamh nerkemampuan menyerap air selama periode basah.
dan mengandalkan fotosintesis CAM, suatu adaptasi metabolic
untuk menghemat air dalam lingkungan kering juga terdapat
Adaptasi protektif yang menghalangi pemakanan oleh mamalia
dan serangga, seperti duri pada kaktus dan racun pada daun semak.
2.2.4 Bioma Hutan Hujan Tropis / Hutan Basah
Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung
Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Madagaskar, Australia
Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di hutan ini terdapat beraneka
jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari dan
curah hujan yang cukup.
8
12. Ciri-ciri bioma hutan basah antara lain :
Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun
Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau
sepanjang tahun
Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari
tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.
Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan
tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang
membentuk tudung).
Jenis tumbuhan yang hidup di daerah hutan basah yaitu
tumbuhan pencekik pohon, pohon jelutung, pohon ramin, pohon
rengas, pohon manau.
Hewan yang banyak hidup di daerah hutan basah ini adalah
hewan-hewan pemanjat sejenis primata, seperti : gorilla, monyet,
simpanse, orang utan, gibon, siamang.
2.2.5 Bioma Hutan Gugur
Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)adalah hutan dengan
ciri tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas.
Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia
Timur, dan Chili.
Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut :
Curah hujan merata antara 750mm – 1.000 mm pertahun
Pohon-pohon memiliki ciri berdaun lebar, hijau pada musim
dingin, rontok pada musim panas dan memiliki tajuk yang
rapat.
Memiliki musim panas yang hangat dan musim dingin yang
tidak terlalu dingin.
Jarak antara pohon satu dengan pohon yang lainnya tidak
terlalu rapat/renggang
9
13. Jumlah/jenis tumbuhan yang ada relatif sedikit
Memiliki 4 musim, yaitu musim panas-gugur-dingin-semi.
Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma
hutan tropis.
Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari
yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah
hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon
tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke
dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen
yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon
yaitu hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari
mulai berkurang, suhu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit
mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur,
sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak
melakukan kegiatan fotosintesis. Beberapa jenis hewan melakukan
hibernasi (tidur pada musim dingin).Menjelang musim panas, suhu
naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi)
sehingga disebut musim semi.
Pohon-pohon utama yang terdapat di bioma hutan gugur rata-
rata berukuran besar dan pendek. Sebagai perbandingan dapat dilihat
pada pohon basswood Amerika di bawah ini.
Basswood Amerika
Fauna yan terdapat di wilayah bioma hutan gugur misalnya
Panda (hewan endemik wilayah China), serangga, burung,
bajing, anjing, rusa, racoon (sejenis musang/luwak).
Panda (hewan endemik china) - anjing - racoon
Pada setiap pergantian musim terdapat beberapa perubahan di
bioma hutan gugur:
10
14. Saat musim panas pohon-pohon yang tinggi tumbuh dengan
daun lebat dan membentuk tudung, tetapi cahaya matahari
masih dapat menembus tudung tersebut hingga ke tanah karena
daunnya tipis
Saat musim gugur menjelang musim dingin, pancaran energi
matahari berkurang, suhu rendah dan air cukup dingin. Oleh
karena itu daun-daun menjadi merah dan coklat, kemudian
gugur karena tumbuhan sulit mendapatkan air. Daun dan buah-
buahan yang gugur kelak kemudian menjadi tumpukan senyawa
organik.
Saat musim dingin menjadi salju, tumbuhan menjadi gundul,
beberapa jenis hewan mengalami/dalam keadaan hibernasi (tid
ur panjang pada waktu musim dingin).
Saat musim semi menjelang musim panas, suhu naik, salju
mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali, tumbuhan semak
mulai tumbuh di permukaan tanah, hewan-hewan yang
hibernasi mulai aktif kembali.
2.2.6 Bioma Tundra
Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara
sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran
tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak,
vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan
berbunga berukuran kecil.
Ciri-ciri:
Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat
panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana
gelap.
Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah
vegetasi mengalami pertumbuhan.
11
15. Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu
tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).
2.2.7 Bioma Taiga/ Hutan Berawa/ Hutan Boreal
Taiga, terletak di selatan tundra, yaitu di antara daerah
beriklim sedang dengan kutub. Hutan boreal berada di kawasan kutub,
di antaranya Alaska, Kanada, Rusia, Swedia, Norwegia, dan Finlandia.
Kutub adalah lingkungan yang keras. Salju dan hawa dingin
menyelimuti kawasan itu hampir sepanjang musim. Pada musim
dingin mencapai minus 50 derajat celcius.Karena sinar matahari
langka, tumbuhan sulit melakukan fotosintesis. Makanya pohonnya
kecil dan kerdil.
Tumbuhan dominannya adalah konifer atau tumbuhan berdaun
jarum (pinus).
Hewan yang hidup di sini adalah ajax, beruang hitam, dan
serigala.Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika
dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia,
Alaska, Kanada.
Ciri-ciri bioma taiga :
Di dominasi oleh vegetasi pohon cemara yang merupakan
tumbuhan berdaun jarum.
Perbedaan suhu di musim dingin dan panas sangat mencolok di
musim dingin dapat mencapai di bawah 00F
dan di musim panas
dapat mencapai 900
F atau lebih. / musim panas suhu tinggi, pada
musim dingin suhu sangat rendah.
Musim panas yang panjang dan curah hujan yang rendah
Terdapat di daerah belahan bumi utara yang dekat dengan kutub
utara.
Terdapat juga vegetasi bamboo-bambu, paku-pakuan, dan lumut.
Serangga pada waktu tertentu mendominasi hewan di sana,
seperti jenis kumbang, lebah, capung, semut, dan laba-laba. Di
12
16. sini juga ada binatang sejenis rusa yang dinamakan Mose, serigala,
rubah, anjing hutan, dan beruang.
Juga terdapat berbagai jenis burung seperti Bebek, angsa, dan
jenis burung pemakan ikan. Juga terdapat burung pemangsa
seperti burung elang, rajawali, dan burung hantu.
Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang
berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer,
contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus).
Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya
nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris
seragam, hutannya disebut hutan homogen. Terdapat kira-kira 5
juta km2 hutan boreal di muka bumi. Pohon di hutan konifer
mengalami musim pertumbuhan yang singkat akibat pengaruh
musim panas yang pendek dan musim dingin yang panjang.
Hutan boreal dihuni oleh serigala abu-abu, rusa kutub, pohon-
pohon konifer, dan kumbang tanah yang sering terlihat diantara
daun konifer yang gugur.Pohon konifer termasuk jenis
Gymnospermae. Pohon konifer mempunyai bunga yang disebut
rujung (konus), di dalam rujung betina terdapat biji buah. Konifer
tumbuh di daerah yang dingin di seluruh dunia. Konifer yang
sering dijadikan pohon natal adalah Spruce Norwegia.
Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak,
srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila
musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan
mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim
dingin.
13
17. 2.2.8 Bioma Karst / Batu Gamping / Gua
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah
Yugoslavia.Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
tanahnya kurang subur untuk pertanian.
sensitif terhadap erosi.
mudah longsor.
bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah.
gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori
mikro.
Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan
keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
2.2.9 Hutan Bakau / Mangrove
Hutan bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai
yang landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan
adalah pohon bakau(Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah
hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu
Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).
Ciri-ciri:
Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut
lingkungannya becek dan berlumpur.
Dengan kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan
bakau sukar menyerap air meskipun lingkungan sekitar banyak air,
keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk
menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau memiliki
dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat
mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
14
18. Untuk menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan
bakau memiliki akar nafas yang berfungsi menyerap O2 langsung dari
udara. Agar individu baru tidak dihanyutkan oleh arus air akibat
adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada bakau kita dapati
suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya
adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah,
belum tanggal dari pohon induknya, dapat membentuk akar yang
kadang-kadang dapat mencapai 1 meter panjangnya.
Jika biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon
induknya maka dengan akar yang panjang tersebut dapat menancap
cukup dalam di dalam lumpur, sehingga tidak akan terganggu dengan
arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan surut.[10]
Hutan bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur
Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan dan sepanjang pantai
Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas masih tersisa di
sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan muara sungai
Citanduy.
Jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan
hutan bakau terutama adalah ikan dan hewan-hewan melata (buaya,
biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas pohon-pohon
bakau.
2.3Ekologi Buatan/ Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia
untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan
subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi
pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
15
19. Contohnya:
Sawah
bendungan
hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
agroekosistem berupa sawah tadah hujan
sawah irigasi
perkebunan sawit
ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
ekosistem ruang angkasa
2.4 Faktor Pembatas Ekologi Darat
a. Cahaya
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting
sebagai sumber energi utama bagi ekosistem.Struktur dan fungsi dari
ekosistem utamanya sangat ditentukan oleh radiasi matahari yang
sampai di sistem ekologitersebut, tetapi radiasi yang berlebihan dapat
pula menjadi faktor pembaas, menghancurkan sistem jaringan tertentu.
Ada tiga aspek penting yang perlu dibahas dari faktor cahaya
ini, yang erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu:
a. Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang.
b. Intensitas cahaya atau kandungan energi dari cahaya.
c. Lama penyinaran, seperti panjang hari atau jumlah jam
cahaya yang bersinar setiap hari.
Variasi dari ketiga parameter tadi akan menentukan berbagai
proses fisiologi dan morfologi dari tumbuhan. Memangpada dasarnya
pengaruh dari penyinaran sering berkaitan erat dengan faktor-faktor
lainnya seperti suhu dan suplai air,tetapi pengaruh yang khusus sering
merupakan pengendali yang sangat penting dalam lingkungannya.
16
20. b. Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan baik
secara langsung maupun tidka langsung trehadaporganisme hidup.
Berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengna
mengontrol laju proses-proseskimia dalam tumbuhan tersebut,
sedangkan peran tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor
lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi
dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju
kehilangan air dari organisme hidup. Sebenarnya sangat sulit untuk
memisahkan secara mandiri pengaruh suhu sebagai faktor lingkungan.
Misalnyaenergi chaya mungkin diubah menjadi energi panas ketika
cahaya diabsopsi oleh suatu substansi.
Suhu juga sering berperan bersamaan dengna cahaya dan air
untuk mengontrol fungsi-fungsi dari organisme.Relatif mudah untuk
mengukur suhu dalam suatu lingkungan tetapi sulit untuk menentukan
suhu yang bagaimana yang berperan nyata, apakah keadaan
maksimum, minimum atau keadaan harga rata-ratanya yang penting.
c. Air
Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua
organisme hidup memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa
jumlah air di sistem bumi kita ini adalah terbatas dan dapat berubah-
ubah akibat proses sirkulasinya.Pengeringan bumi sulit untuk terjadi
akibat adanya siklus melalui hujan, aliran air, transpirasi dan
evaporasi yangberlangsung secara terus menerus. Bagi tumbuhan air
adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi kehidupannya.
Bahkan air sebagaibagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan.
Untuk lebih rinci perhatikan peranan air bagi tumbuhan di bawah
ini :
a. Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar
pembentuk jaringan dari semua makhluk hidup
17
21. (takterkecuali tumbuhan). Antara 40% sampai 60% dari
berat segar pohon terdiri dari air, dan bagi tumbuhan
herbajumlahnya mungkin akan mencapai 90%. Cairan yang
mengisi sel akan mampu menjaga substansi itu untuk berada
dalam keadaan yang tepat untuk berfungsi metabolisme.
b. Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk
penunjang jaringan-jaringan yang tidak berkayu.Apabila sel-
sel jaringan ini mempunyai cukup air maka sel-sel ini akan
berada dalam keadaan kukuh. Tekananyang diciptakan oleh
kehadiran air dalam sel disebut tekanan turgor dan sel akan
menjadi mengembang, danapabila jumlah air tidak memadai
maka tekanan turgor berkurang dan isi sel akan mengerut dan
terjadilah plasmolisis.
c. Alat Angkut. Tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat
untuk mengangkut materi disekitar tubuhnya. Nutrisi masuk
melalaui akar dan bergerak ke bagian tumbuhan lainnya
sebagai substansi yang terlarut dalam air. Demikian juga
karbohidrat yang dibentuk di daun diangkut ke jaringan-
jaringan lainnya yang tidak berfotosintesis dengan cara yang
sama.
d. Pendingin. Kehilangan air dari tumbuhan oleh transpirasi
akan mendinginkan tubuhnya dan menjaga dari pemanasan
yang berlebihan. putaran per menit selama 30-40 menit.
18
22. d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah
yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga
berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi
pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di
tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan
kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan
yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan
perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme
yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
2.5 Suksesi
Suksesi tumbuhan adalah penggantian suatu komunitas tumbuh-
tumbuhan oleh yang lain. Atau suksesi adalah perubahan komunitas
tumbuh tumbuhan yang secara teratur mulai dari tingkat pioneer
sampai pada tingkat klimak.
1. Suksesi primer
Terjadi bila komunitas asal terganggu. Hal ini mengakibatkan
hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat
komunitas asal terbentuk habitat baru. Dapat terjadi secara alami,
misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang
baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Dapat pula karena
perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan
minyak bumi.
19
23. Contoh suksesi primer:
Terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah
meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau
mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan
lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan.
Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah
permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan
perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang
terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil
pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya.
Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat
tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan
tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh
menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi
demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat
terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati
diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal.
Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan
belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi
dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga
terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai
kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni
perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah
ekosistem itu.
20
24. 2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami
gangguan, balk secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak
merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas
tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya,
gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin
kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan
pembakaran padang rumput dengan sengaja.
Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia
antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang,
dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.
Faktor penyebab suksesi :
1. Faktor iklim :
Fluktuasi iklim yang tidak konstan
Kekeringan
Radiasi yang kuat
2. Faktor edafis :
Erosi tanah
Deposisi tanah (penambahan tanah)
3. Faktor biotic :
Pengembalaan
Penebangan
Deforestasi (pengurangan penutupan hutan)
Hama dan penyakit
21
25. Tahapan suksesi yaitu :
Terbentuknya tanah kosong (nudation)
Migrasi (bji yang migrasi)
Eecesis(perkecambahan,pertumbuhan, Perkembangbiakan
tumbuhan baru)
Agregasi (biji tumbuhan, berkembang, beranak)
Evaluation (biji menjajah daerah/menguasai)
Reaksi
Stabilisasi
Klimaks
2.6 Siklus Biogeokimia
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi.
Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang
merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup.
Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah
siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik
ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur
tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-
reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia.
Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus nitrogen, siklus fosfor,
siklus karbon dan oksigen.
1. Siklus Nitrogen (N2)
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara.
Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang
berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang.
Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen
dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia
(NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ).
22
26. Beberapa bakteri yang dapat menambah nitrogen terdapat pada
akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella
crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat
nitrogen secara langsung, yakniAzotobacter sp. yang bersifat aerob
dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena
sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia
diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri.
Amonia
ini akan dinitrifikasi oleh bakteri ni trit,yaitu Nitrosomonas dan Nitroso
coccus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar
tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi
amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang
dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang
dalam ekosistem.
2. Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat
organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik
(pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik
yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di
sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang
dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat
anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian
akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus.
23
27. 3. Siklus Karbon dan Oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%.
Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan
hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.
Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan
digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi.
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan
membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi
sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan
secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air
membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat.
Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi
makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain.
Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka
keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah
seimbang dengan jumlah C02 di air.
2.7 Dampak Polusi Terhadap Ekologi Darat
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke
dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu menyebabkan lingkungan menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya
( Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 4
tahun 1982 ).
Polusi udara, air dan tanah akan berdampak pada kesehatan
manusia dan lingkungan. Dampak terhadap kesehatan manusia
misalnya dapat menyebabkan iritasi, keracunan, bahkan kematian.
Dampak pada lingkungan akibat pencemaran udara yaitu terjadinya
24
28. hujan asam, efek rumah kaca, dan kerusakan lapisan ozon. Karbon
dioksida, nitrogen oksida, hidrokarbon, sulfur oksida, debu, jelaga dan
sebagainya merupakan polutan udara yang berpengaruh terhadap
manusia, hewan, dan tanaman.
Dampak hujan asam adalah hujan asam akan merusak
tanaman,hujan asam mempengaruhi kualitas air permukaan,hujan
asam dapat melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah
sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan,hujan
asam bersifat
korosif sehingga dapat merusak material dan bangunan.
Dampak pemanasan global adalah terjadinya pencairan es di
kutub sehingga permukan air laut menjadi tinggi,terjadinya perubahan
iklim regional dan global, terjadinya perubahan siklus hidupflora dan
fauna,Perubahan cuaca dan lautan dapat berupa peningkatan
temperatur secara global (panas) yang dapat mengakibatkan
munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat
stroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan
penyakit kronis. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan
gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi.
Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air
laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam
biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat
pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi,
defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-
lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada
penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun
penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Mengapa
hal ini bisa terjadi? Kita ambil contoh meningkatnya kejadian Demam
25
29. Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit ini
memiliki pola hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal
itulah yang menyebabkan penyakit ini banyak berkembang di daerah
perkotaan yang panas dibandingkan dengan daerah pegunungan yang
dingin. Namun dengan terjadinya Global Warming, dimana terjadi
pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai
meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru
untuk nyamuk ini berkembang biak.
Degradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran
limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan
vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi
gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi,
coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
2.8 Pengaruh Pembukaan Hutan
Pembukaan hutan untuk investasi perkebunan maupun
pengolahan kayu di Papua belum mampu membawa kesejahteraan
bagi masyarakat. Kegiatan itu dinilai lebih banyak menimbulkan
degredasi social dan adat. Yang jelas warga di pedalaman kesulitan
mendapatkan makanan dan obat karena hutan dibuka. Pemahaman
adaptasi ini mulai bergeser ketika masyarakat di kampung melihat
bahwa hutan bernilai ekonomi. Dampaknya masyarakat terlibat
konflik antarwarga dalam penentuan batas kepemilikan hutan dan
kehilangan identitas marga. Masuknya berbagai perusahaan kayu
yang menawarkan iming – iming uang yang melimpah dan besar
membuat masyarakat menyerahkan hutannya kepada perusaan –
perusahaan tersebut. Akibatnya mereka kehilangan hutannya dan
daerahnya. Pengaruh Pembukaan Hutan Terhadap Sumber Daya
Lahan
26
30. Praktek pembukaan hutan menyebabkan perubahan dan
kerusakan secara langsung melalui :
a. Kehilangan kanopi yang menghasilkan perubahan iklim
mikro di atas dan bawah permukaan tanah
b. Pemadatan tanah, kehilangan struktur tanah bahkan
kehilangan lapisan atas tanah yang menghasilkan perubahan
sifat fisik dan kima tanah. Penguapan hara tanaman melaui
pembakaran diikuti pengembalian hara sebagai deposit debu.
c. Perubahan fisiko-kimia akibat pembukaan hutan ini secara
langsung juga berpengaruh terhadap sifat biologi tanah dan
vegetasi. Melalui kehilangan kanopi, benih dan masukan
serasah, regenerasi benih secara insitu dan kerusakan akar
dipermukaan, populasi mikroba tanah dan cadangan benih.[15]
2.9 Pengaruh Pembukaan Hutan Terhadap Potensi
Sumberdaya Air
Menurut Asdak (1995), bahwa vegetasi penutup tanah dapat
menghalangi jalannya air larian dan memperbesar jumlah air yang
tertahan di atas permukaan tanah (surface detention), yang akan
menurunkan laju air larian. Berkurangnya laju dan volume air larian
berkaitan dengan perubahan nilai koefisien air larian, yang
menunjukkan perbandingan antara besarnya air larian dengan curah
hujan 5 total. Jika jumlah air hujan yang menjadi air larian makin
besar, maka ancaman terjadinya erosi dan banjir menjadi lebih besar.
Hutan di Indonesia memiliki nilai ekonomi,
sosial, lingkungan dan budaya bagi negara dan masyarakat
setempat khususnya. Jika berbagai peranan itu tidak seimbang, yang
satu lebih ditekankan daripada yang lainnya, maka keberlanjutan
hutan akan semakin terancam. Hal ini terlihat selama 25
tahun terakhir ini, eksploitasi sumber daya dan tekanan pembangunan
mempunyai pengaruh pada hutan. Dalam buku
Agenda 21 Indonesia disebutkan bahwa faktor-faktor yang meneka
27
31. n kerusakan hutan Indonesia, yaitu:(a) pertumbuhan penduduk dan
penyebarannya yang tidak merata; (b) konversi hutan untuk
pengembangan perkebunan dan pertambangan; (c) pengabaian atau
ketidaktahuan mengenai pemilikan lahan secara tradisional (adat)
dan peranan hak adat dalam memanfaatkan sumber daya alam; (d)
program transmigrasi; (e) pencemaran industri dan pertanian pada
hutan lahan basah; (f) degradasi hutan bakau yang disebabkan oleh
konversi menjadi tambak; (g) pemungutan spesies hutan secara
berlebihan; dan (h) introduksi spesies eksotik.
Hal itu semua dapat menyebabkan warga kampung menderita
karena hutan tempat mereka dirusak oleh para pengusaha – pengusaha
yang menjanjikan uang yang melimpah dan membuka lapangan
pekerjaan bagi para warga kampung. Namun hal itu tidak terjadi
karena pengusaha – pengusaha itu hanya berbohong semata ingin
mendapatkan tanah yang dimiliki oleh warga kampong. Hasilnya
warga kampung sudah tidak memilki lahan lagi dan mereka menderita
akibat ulah para pengusaha yang hanya ingin mendapatkan
keuntungan bagi dirinya sendiri namun tidak mementingkan orang
lain. Hutan juga banyak dibakar sehingga daerah sekitar menjadi
mudah terkena banjir dan tanah longsor.
Pembangunan di sektor kehutanan pada dasarnya ditujukan
untuk kesejahteraan rakyat. Alih fungsi hutan untuk mendukung
program pengembangan perkebunan kelapa sawit merupakan salah
satu sektor ekonomi yang dapat membuka lapangan pekerjaan
sekaligus menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Program
pengembangan perkebunan kelapa sawit tampaknya menjadi jawaban
bagi pemerintah untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan
pengangguran. Kenyataannya, peningkatan kesejahteraan tidak
pernah terwujud dan keadaannya menjadi terbalik.
Investasi bernilai miliaran dolar itu justru membuat rakyat
kehilangan kemandirian dalam membangun kesejahteraannya sendiri.
28
32. Namun, kebijakan yang salah arah ternyata tidak menghentikan
pengembangan perkebunan kelapa sawit. Angka statistik perluasan
perkebunan kelapa sawit di daerah terus mengalami peningkatan.
Pengusahaan hutan untuk kesejahteraan rakyat adalah suatu bentuk
pengandaian yang mendominasi pandangan pemerintah dalam
mengambil kebijakan terkait sektor kehutanan sejak awal
dilakukannya konversi hutan alam menjadi ladang eksploitasi untuk
kepentingan ekonomi. Pengandaian yang tidak memiliki dasar
yang jelas tersebut terbukti menciptakan ketergantungan
yang merusak dan menutup kemungkinan bagi masyarakat di sekitar
hutan untuk memiliki pilihan yang lebih baik yang
menunjang keberlanjutan ekonomi. Dalam kasus sawit,
pengembangan perkebunan kelapa sawit membuat masyarakat adat
dan petani setempat terdesak di tanah mereka sendiri. Jadi pembukaan
hutan yang seharusnya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat
malahan membuat masyarakat semakin menderita.
29
33. BAB III
PEMBAHASAN
Ekologi darat merupakan habitat mahluk hidup yang
jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan dengan ekologi air.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem
darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu:
1. Bioma stepa/ padang rumput
2. Bioma sabana
3. Bioma gurun
4. Bioma hutan hujan tropis/ hutan basah
5. Bioma hutan gugur
6. Bioma tundra
7. Bioma taiga
8. Bioma karst/ batu gamping
9. Bioma hutan mangrove/ bakau
Dari bioma-bioma tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda,
begitu juga mahluk hidup yang berhabitat di bioma tersebut. Sehingga
adaptasi sangat diperlukan untuk mempertahankan hidup.
Di alam ini terjadi berbagai siklus kehidupan yang terus
berjalan, yaitu adanya siklus biogeokimia sebagai tanda bahwa
seluruh mahluk hidup dan unsur-unsurnya saling berhubungan
membentuk suatu sistem yang tidak dapat terpisahkan. Pada
siklus nitrogen, amoniak yang juga berasal dari air kencing
manusia akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrit,
yaitu Nitrosomonas danNitrosococcus. Yang mana nitrat tersebut
merupakan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan.
Pada siklus karbon dan oksigen, tumbuhan mengeluarkan
oksigen dari hasil fotosintesis yang dibantu oleh sinar matahari.
30
34. Dimana pada proses tersebut tumbuhan memerlukan karbondioksida
yang ia hirup dari hasil pernafasan manusi maupun hewan. Dan hasil
dari tumbuhan merupakan nafas dari hewan dan manusia, sehingga
hal itu membentuk siklus yang akan terus berlangsung.
Pada siklus fosfor, bakteri mengubah bahan-bahan organik
baik berupa organisme yang telah mati dan membusuk maupun sisa
kotoran manusia dan hewan yang diurainya menjadi unsur hara yang
berguna bagi tumbuhan.
Dari siklus tersebut dapat diketahui bahwa semua komponen
biotik dan abiotik selalu membutuhkan dan berkaitan satu dengan
yang lain, sehingga untuk mempertahankannya kita tidak boleh
memutus mata rantai yang menjadi faktor dominan dari suatu habitat.
Misalnya saja tumbuhan, karena tumbuhan merupakan mahluk hidup
yang dapat menghasilkan makanan sendiri yang dapat dikonsumsi
oleh manusia. Sehingga apabila penebangan pohon ilegal masih
berkembang maka mahluk hidup seperti manusia dan hewan tidak
dapat memperoleh oksigen yang cukup, sementara itu
kotoran/buangan dari manusia dan hewan akan menumpuk karena
unsurhara yang seharusnya diserapa oleh tumbuhan tidak dapat
diserap oleh karena tumbuhan telah punah. Dari tumpukan kotoran
tersebut akan menghasilkan polusi.
Selain itu, polusi juga dapat ditimbulkan oleh aktivitas
manusia yang mengakibatkan hujan asam, global warming, degradasi
lingkungan yang akan mengganggu dan merusak ekosistem yang ada.
Ada beberapa cara mudah yang bisa kita lakukan, yaitu ;
1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat
elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam
dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon,
pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil
penyumbang besar emisi).
31
35. 2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski
harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan
hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC
menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24 o
C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-
heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik
ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan
emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan
gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu
mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
Sedangkan untuk pencegahan dampak hujan asam yaitu:
Karena hujan asam berbahaya kita harus mencegahnya. Caranya:
1. Tidak berleihan menggunakan kendaraan yang mengeluarkan
polusi.
2. Menyemprotkan kapur agar menetralkan hujan asam karena
kapur bersifat basa bukan bersifat asam.
3. Tidak membuang sampah sembarangan dan menanam pohon
(reboisasi).
32
36. Disamping polusi yang mulai bermunculan pembangunan-
pembangunan pun terjadi sebagai akibat kepadatan penduduk yang
ingin membangun rumah sebagi tempat tinggal. Hal tersebut tentunya
memerlukan lahan yang tidak sedikit dan pasti menggunakan lahan
yang semestinya bisa ditumbuhi pepohonan atau tanaman lainnya.
Sehingga populasi tumbuhan pun akan menurun.
Akan tetapi kita dapat emnyusun perencanaan terlebih dahulu
sebelum dilakukan pembangunan akan tidak merugikan bagi
lingkungan dan tidak mempengaruhi ekosistem yang sudah ada, yaitu
dengan cara pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan
berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan
sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia
dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.
Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada
ketersediaan lahan yang cukup untuk menopang tuntutan
kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang tersedia bersifat tetap dan
tidak bisa bertambah sehingga menambah beban lingkungan hidup.
Daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju
tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Atas dasar inilah,
eksploitasi sistematis terhadap lingkungan secara terus menerus
dilakukan dengan berbagai cara dan dalih.
Sementara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sebenarnya diharapkan dapat memberi kesejahteraan bagi kehidupan
umat manusia ternyata juga harus dibayar amat mahal, oleh karena
dampaknya yang negatif terhadap kelestarian lingkungan.
Pertumbuhan industri, sebagai hasil rekayasa ilmu pengetahuan dan
tehnologi dibanyak negara maju terbukti telah membuat erosi tanah
dan pencemaran limbah pada tanah pertanian yang menyebabkan
terjadinya proses penggaraman (solinizasi) atau penggurunan
desertifikasii) pada lahan produktif.
33
37. Proses perencanaan dan pengambilan kebijakan oleh
pemerintah yang berkenaan dengan persoalan teknologi dan
lingkungan hidup menuntut adanya pemahaman yang komprehensif
dari pelaku pengambil kebijakan mengenai masalah terkait.
Pemahaman ini berangkat dari pengetahuan secara akademis dan
diperkuat oleh data-data lapangan sehingga dapat menghasilkan skala
kebijakan yang berbasis kerakyatan secara umum dan ekologi secara
khusus. Kebijakan yang dapat dilakukan adalah kebijakan
pembangunan berwawasan lingkungan yang berkenaan dengan upaya
pendayagunaan sumber daya alam dengan tetap mempertahankan
aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.Pembangunan
berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang
mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya
manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan
kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.
Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu
adalah tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat
yang layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anak-
anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan,
keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan
tindak kekerasan, dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya
sebagai warga negara. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai
dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya
sumber daya yang diperlukan.
Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan
adalah dengan reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih
lingkungan tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya,
tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi
menjadi salah satu penyebabnya. Ada empat hal pokok dalam upaya
penyelamatan lingkungan. Pertama, konservasi untuk kelangsungan
hidup bio-fisik. Kedua, perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk
34
38. melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam hidup bersama. Ketiga,
pembangunan ekonomi yang tepat, yang memperhitungkan keharusan
konservasi bagi kelangsungan hidup bio-fisik dan harus adanya
perdamaian dan pemerataan (keadilan) dalam melaksanakan hidup
bersama. Keempat, demokrasi yang memberikan kesempatan kepada
semua orang untuk turut berpartisipasi dalam melaksanakan
kekuasaan, kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam
meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berimbang
haruslah berorientasi pada kebutuhan pokok hidup manusia,
pemerataan sosial, peningkatan kualitas hidup, serta pembangunan
yang berkesinambungan. Agar pembangunan yang berwawasan
lingkungan ini dapat berjalan dengan baik, maka pembangunan
tersebut perlu memiliki pandangan jauh ke depan yang dirumuskan
sebagai visi pembangunan. Dan dapat diimplementasikan ke dalam
pembangunan jangka panjang secara ideal serta berorientasi kepada
kepentingan seluruh rakyat. Visi pembangunan yang dimaksud adalah
tercapainya peningkatan kualitas hidup seluruh masyarakat melalui:
pengembangan kecerdasan, pengembangan teknologi, ketrampilan
dan moral pembangunan sumber daya manusia yang tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, serta seni untuk mengelola sumber
daya alam secara bijaksana dan berkesinambungan. Oleh karena itu,
pembangunan harus mengandung makna perkembangan dan
perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui keadilan. Berhasil atau
tidaknya visi ini sangat tergantung pada misi pembangunan melalui
strategi pembangunan yang dijalankan. Strategi pembangunan adalah
usaha untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam
mendayagunakan sumber daya alam dengan segenap peluang serta
kendalanya.
35
39. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Penggunaan teknologi bersih yang berwawasan lingkungan
dengan segala perencanaan yang baik dan layak.
2. Melaksanakan rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tepat guna dalam menghasilkan barang dan jasa yang
unggul, tangguh dan berkualitas tinggi, yang berdampak
positif bagi kelangsungan hidup pembangunan itu sendiri.
3. Adanya pengawasan dan pemantauan terhadap jalannya
pembangunan, sehingga sesuai dengan rencana dan
tujuannya.
Di dalam kebijakan pengelolaan lingkungan hidup titik
tekannya ada di daerah, untuk itu seyogyanya di dalam program
pembangunan nasional/daerah merumuskan program pembangunan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup, yang mencakup :
1. Program Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Bertujuan
memperoleh dan menyebarluaskan informasi mengenai
potensi dan produktivitas sda dan lh melalui inventarisasi dan
evaluasi serta penguatan sistem informasi.
2. Program Peningkatan Efektivitas Pengelolaan, Konservasi
dan Rehabilitasi Sumber Daya Alam. Bertujuan menjaga
keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian sda dan lh laut,
air, udara, atau dengan harapan tercapainya sasaran berupa
terlindunginya kawasan-kawasan konservasi dari kerusakan
akibat pemanfaatan sda yang tidak terkendali dan eksploitatif.
3. Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan
Pencemaran Lingkungan Hidup. Bertujuan meningkatkan
kualitas lh dalam upaya mencegah kerusakan dan
pencemaran lingkungan serta pemulihan kualitas
36
40. lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sda yang
berlebihan.
4. Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum,
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan
Hidup. Bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan,
menata sistem hukum, perundangan, kebijakan, serta
terlaksananya upaya penegakan hukum secara adil dan
konsisten.
5. Program Peningkatan Peranan Masyarakat dalam
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi
Lingkungan Hidup. Bertujuan meningkatkan peranan dan
kepedulian semua pihak yang berkepentingan dalam
pengelolaan sda dan pelestarian fungsi LH.
Mengingat kompleksnya di dalam pengelolaan LH, maka
dalam pelaksanaan pembangunan dibutuhkan perencanaan dan
pelaksanaan pengelolaan LH yang sejalan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan yaitu pembangunan ekonomi, sosial
budaya, lingkungan hidup yang berimbang sebagai pilar-pilar yang
saling tergantung dan saling memperkuat satu sama lain. Di samping
itu yang terjadi di lapangan adalah menurunnya kualitas lingkungan
hidup, dan banyaknya hal yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan hidup di daerah dalam masa otonomi daerah, di antaranya :
1. Ego sektoral dan daerah, yang terjadi adalah pengelolaan hidup
dilaksanakan overlaping antar sektor satu dengan sektor yang lain.
2. Tumpang tindih perencanaan antar sektor.
3. Dana yang masih sangat kurang untuk bidang lingkungan hidup.
4. Keterbatasan sumberdaya manusia.
5. Eksploitasi sumberdaya alam masih terlalu mengedepankan
profit dari sisi ekonomi.
6. Lemahnya implementasi peraturan perundangan.
37
41. 7. Lemahnya penegakan hukum lingkungan khususnya pengawasan.
8. Pemahaman masyarakat tentang lingkungan hidup masih rendah.
9. penerapan teknologi yang tidak ramah lingkungan.
Dampak Lingkungan terhadapa Kesehatan
Lingkungan merupakan habitat suatu organisme, sehingga
apabila lingkungan terkondisi dengan baik yaitu sanitasi yang baik,
perilaku yang sehat dan baik, maka organisme akan hidup dengan
sehat dan nyaman. Akan tetapi sebaliknya, apabila lingkungannya
kotor, sanitasi jelek serta perilaku yang tidak baik pada masyarakat
maka akan membuat organisme rentan terhadap masalah kesehatan
dan hidup dengan perasaan dan kondisi yang tidak nyaman.
Oleh karena itu kondisi lingkungan yang sanitasinya baik akan
meningkatkan derajat kesehatan suatu masyarakat, dan sanitasi yang
buruk akan membuat masyarakat rendah derajat kesehatannya.
38
42. BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ekologi darat merupakan habitat terbesar yang merupakan suatu
ekosistem yang saling berkaitan, sehingga pelestarian lingkungan
harus terus dijalankan dan pembangunan harus mempertimbangkan
pula dengan kelestarian lingkungan.
4.2 Saran
1. Setiap melakukan tindakan harus mempertimbangkan dampak
yang akan terjadi bagi lingkungan.
2. Melakukan pencegahan lebih baik daripada mengobati, dan
rehabilitasi diperlukan untuk memperbaiki lingkungan yang mulai
tercemar
3. Pengelolaan sampah sebagai jalan mengurangi limbah dan
pemanfaatan sampah akan membantu pemulihan lingkungan yang
tercemar
4. Pengelolaan sampah sebagai barang bernilai ekonomis dapat
menghemat produksi sampah baru, serta membantu perekonomian,
dan menjadikan lingkungan terlihat bersih dan indah sehingga
mempernyaman dalam beraktivitas
39
43. BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, kemas.A. Napoleon. Nuni Ghofar. 2007.Biologi Tanah : Ekologi&
Mikrobiologi Tanah. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.
Noviasri, Putri.2009.Buku Kunci Biologi SMA.Yogyakarta:Galang Press
Fenner, Michel and Ken Thomson.2000.The Ecology Of Seeds. United States of
America: Cambright
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
http://andimanwno.wordpress.com/2009/01/24/bioma-stepa-padang-rumput/
http://www.scribd.com/doc/38167640/BIOMA-GURUN
http://forum.um.ac.id/index.php?topic=21754.0
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
http://riyn.multiply.com/journal/item/15/macam-macam_bioma_di_dunia
http://www.google.com
http://www.dephut.go.id
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0032%20Bio
%201-7c.htm
http://nasimeonk.wordpress.com/2010/04/01/pembukaan-hutan-belum-membawa-
kesejahteraan-bagi-masyarakat/
http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/9145_6A.pdf
https://translate.google.com/
https://edu.academia//bioma-ekosistem//
http://google-search-image-ekosistem-darat//vBHbzj
40