Makalah ini membahas teori belajar humanistik dan pandangan beberapa ahli terkait teori ini. Teori belajar humanistik menekankan pada proses belajar yang dimulai untuk kepentingan memanusiakan manusia, di mana proses belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Teori ini juga melihat pentingnya emosi dalam pembelajaran dan mengembangkan potensi maksimal setiap individu.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan motivasi belajar dan disiplin belajar siswa pada pembelajaran di SMP Negeri 1 Bukittinggi. Ringkasannya adalah dokumen tersebut menjelaskan latar belakang, tujuan, dan manfaat penelitian tentang hubungan antara motivasi belajar dan disiplin belajar siswa.
Makalah ini membahas tentang perkembangan moral dan implementasinya dalam pembelajaran. Terdapat penjelasan mengenai teori perkembangan moral menurut Piaget, Kohlberg, dan Erikson serta bagaimana keterpaduan ketiga teori tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan moral."
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik profesi guru yang mencakup pengertian, tujuan, dan isi dari kode etik profesi guru sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian psikologi pembelajaran, sejarah munculnya bidang ini, serta peranannya dalam praktik pembelajaran dan pengajaran. Psikologi pembelajaran merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses belajar mengajar, dengan fokus pada interaksi antara pengajar dan siswa serta upaya peningkatan mutu pendidikan. Beberapa tokoh penting dalam sejarahnya antara lain William
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan BanduraNailul Hasibuan
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting:
1) Pengertian belajar menurut para ahli psikologi
2) Teori-teori pembelajaran matematika menurut Ausubel, Gagne, dan Bandura
3) Pentingnya pembelajaran matematika untuk pembangunan negara
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan motivasi belajar dan disiplin belajar siswa pada pembelajaran di SMP Negeri 1 Bukittinggi. Ringkasannya adalah dokumen tersebut menjelaskan latar belakang, tujuan, dan manfaat penelitian tentang hubungan antara motivasi belajar dan disiplin belajar siswa.
Makalah ini membahas tentang perkembangan moral dan implementasinya dalam pembelajaran. Terdapat penjelasan mengenai teori perkembangan moral menurut Piaget, Kohlberg, dan Erikson serta bagaimana keterpaduan ketiga teori tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan moral."
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik profesi guru yang mencakup pengertian, tujuan, dan isi dari kode etik profesi guru sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian psikologi pembelajaran, sejarah munculnya bidang ini, serta peranannya dalam praktik pembelajaran dan pengajaran. Psikologi pembelajaran merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses belajar mengajar, dengan fokus pada interaksi antara pengajar dan siswa serta upaya peningkatan mutu pendidikan. Beberapa tokoh penting dalam sejarahnya antara lain William
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan BanduraNailul Hasibuan
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting:
1) Pengertian belajar menurut para ahli psikologi
2) Teori-teori pembelajaran matematika menurut Ausubel, Gagne, dan Bandura
3) Pentingnya pembelajaran matematika untuk pembangunan negara
Dokumen tersebut merupakan bagian dari makalah tentang filsafat pendidikan. Dokumen tersebut membahas pengertian filsafat, pendidikan, dan filsafat pendidikan serta ruang lingkup filsafat pendidikan yang meliputi pendidik, murid, materi pendidikan, perbuatan mendidik, metode pendidikan, evaluasi, tujuan pendidikan, dan alat pendidikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang humanisme, termasuk pengertian, ciri-ciri, dan pandangan tokoh humanis seperti Arthur W. Combs mengenai pendidikan.
2. Tokoh-tokoh filsafat humanisme seperti Petrarca dan Erasmus muncul pada abad pertengahan dan renaisans.
3. Humanisme menekankan pada martabat manusia, kemampuan rasional, dan perkembangan kepribadian secar
Makalah ini membahas tentang teori belajar sosial dan implikasinya dalam pendidikan. Teori belajar sosial menekankan bahwa pembelajaran dapat terjadi melalui pengamatan dan peniruan perilaku orang lain. Konsep utama teori ini adalah bahwa lingkungan, perilaku, dan faktor kognitif saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Teori ini berimplikasi penting dalam pendidikan karena menekankan peran model dan lingkungan dalam
Dokumen tersebut membahas berbagai teori dan metode pembelajaran, mulai dari teori belajar behaviorisme, kognitivisme, humanisme, sosial hingga prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa. Juga dibahas metode-metode interaksi pembelajaran seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, tugas, karyawisata, dan role playing.
Dokumen tersebut merangkum berbagai teori dan metode pembelajaran, mulai dari teori belajar behaviorisme, kognitivisme, humanisme, hingga sosial. Juga dijelaskan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa dan berbagai metode interaksi pembelajaran seperti ceramah, diskusi, tugas, karyawisata, dan peran.
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdfZukét Printing
Sistem pendidik dan karakteristik pendidik dalam Surat Ar Rahman ayat 1-4 terdiri dari empat aspek utama, yaitu (1) kasih sayang, (2) penguasaan ilmu, (3) pengembangan potensi, dan (4) kemampuan berinteraksi.
Psikologi pendidikan adalah kajian tentang tingkah laku manusia dalam proses pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas. Tujuannya adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip psikologi ke dalam pendidikan dengan mengkaji siswa, proses belajar, dan strategi pengajaran untuk meningkatkan pembelajaran.
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.docxZukét Printing
Ringkasan makalah tersebut adalah:
1. Sistem pendidikan dan karakteristik pendidik ideal dalam Surat Ar Rahman ayat 1-4 mencakup kepribadian yang baik, penguasaan ilmu pengetahuan, pengembangan potensi peserta didik, dan kemampuan berinteraksi.
2. Makalah ini menjelaskan bahwa sistem pendidikan ideal menurut ayat tersebut terdiri dari kompetensi kepribadian, pengetahuan, pengembangan potensi
Program Pensiun memberikan pembayaran berkala setelah pensiun. Terdapat program pensiun iuran pasti dan manfaat pasti. Program pensiun bertujuan memberikan jaminan masa pensiun dan meningkatkan motivasi kerja. Terdapat dana pensiun pemberi kerja, lembaga keuangan, dan berdasarkan keuntungan. Fungsi dana pensiun antara lain asuransi dan investasi.
Makalah ini membahas tentang apresiasi sastra Indonesia. Terdiri dari empat bab yang membahas pengertian apresiasi sastra, kegiatan langsung dan tidak langsung dalam apresiasi sastra, tingkatan dalam mengapresiasi sastra, serta cara mengapresiasi sastra.
More Related Content
Similar to Makalah Teori Belajar dan Pembelajaran.docx
Dokumen tersebut merupakan bagian dari makalah tentang filsafat pendidikan. Dokumen tersebut membahas pengertian filsafat, pendidikan, dan filsafat pendidikan serta ruang lingkup filsafat pendidikan yang meliputi pendidik, murid, materi pendidikan, perbuatan mendidik, metode pendidikan, evaluasi, tujuan pendidikan, dan alat pendidikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang humanisme, termasuk pengertian, ciri-ciri, dan pandangan tokoh humanis seperti Arthur W. Combs mengenai pendidikan.
2. Tokoh-tokoh filsafat humanisme seperti Petrarca dan Erasmus muncul pada abad pertengahan dan renaisans.
3. Humanisme menekankan pada martabat manusia, kemampuan rasional, dan perkembangan kepribadian secar
Makalah ini membahas tentang teori belajar sosial dan implikasinya dalam pendidikan. Teori belajar sosial menekankan bahwa pembelajaran dapat terjadi melalui pengamatan dan peniruan perilaku orang lain. Konsep utama teori ini adalah bahwa lingkungan, perilaku, dan faktor kognitif saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Teori ini berimplikasi penting dalam pendidikan karena menekankan peran model dan lingkungan dalam
Dokumen tersebut membahas berbagai teori dan metode pembelajaran, mulai dari teori belajar behaviorisme, kognitivisme, humanisme, sosial hingga prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa. Juga dibahas metode-metode interaksi pembelajaran seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, tugas, karyawisata, dan role playing.
Dokumen tersebut merangkum berbagai teori dan metode pembelajaran, mulai dari teori belajar behaviorisme, kognitivisme, humanisme, hingga sosial. Juga dijelaskan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa dan berbagai metode interaksi pembelajaran seperti ceramah, diskusi, tugas, karyawisata, dan peran.
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdfZukét Printing
Sistem pendidik dan karakteristik pendidik dalam Surat Ar Rahman ayat 1-4 terdiri dari empat aspek utama, yaitu (1) kasih sayang, (2) penguasaan ilmu, (3) pengembangan potensi, dan (4) kemampuan berinteraksi.
Psikologi pendidikan adalah kajian tentang tingkah laku manusia dalam proses pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas. Tujuannya adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip psikologi ke dalam pendidikan dengan mengkaji siswa, proses belajar, dan strategi pengajaran untuk meningkatkan pembelajaran.
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.docxZukét Printing
Ringkasan makalah tersebut adalah:
1. Sistem pendidikan dan karakteristik pendidik ideal dalam Surat Ar Rahman ayat 1-4 mencakup kepribadian yang baik, penguasaan ilmu pengetahuan, pengembangan potensi peserta didik, dan kemampuan berinteraksi.
2. Makalah ini menjelaskan bahwa sistem pendidikan ideal menurut ayat tersebut terdiri dari kompetensi kepribadian, pengetahuan, pengembangan potensi
Program Pensiun memberikan pembayaran berkala setelah pensiun. Terdapat program pensiun iuran pasti dan manfaat pasti. Program pensiun bertujuan memberikan jaminan masa pensiun dan meningkatkan motivasi kerja. Terdapat dana pensiun pemberi kerja, lembaga keuangan, dan berdasarkan keuntungan. Fungsi dana pensiun antara lain asuransi dan investasi.
Makalah ini membahas tentang apresiasi sastra Indonesia. Terdiri dari empat bab yang membahas pengertian apresiasi sastra, kegiatan langsung dan tidak langsung dalam apresiasi sastra, tingkatan dalam mengapresiasi sastra, serta cara mengapresiasi sastra.
Makalah ini membahas tentang sanad, matan, dan rawi hadis. Sanad adalah rangkaian narasumber hadis, matan adalah isi hadis, dan rawi adalah orang yang menyampaikan hadis. Makalah ini juga membedakan antara sanad, matan, dan rawi, serta memberikan contoh-contohnya.
Makalah ini membahas tentang studi Al Qur'an dengan fokus pada pengertian dan jenis-jenis qosam dalam Al Qur'an. Qosam merupakan bentuk jamak dari qasam yang berarti sumpah. Al Qur'an menggunakan berbagai qosam untuk memperkuat maksud tertentu dengan menyebut sesuatu yang lebih agung. Ada empat unsur penting dalam qosam yaitu siapa yang bersumpah, adat qosam, mu
Makalah ini membahas mengenai pengertian dan perkembangan bank syariah serta regulasi dan kegiatan usaha bank syariah. Secara ringkas makalah ini membahas:
1) Pengertian bank syariah yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam tanpa bunga.
Makalah ini membahas tentang perkembangan peradaban Islam di Asia Tenggara, khususnya melalui perkembangan negara-negara Islam seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura. Islam masuk ke kawasan tersebut secara damai melalui aktivitas pedagang dan sufis, dan berkembang dengan pesat di berbagai kerajaan Islam yang didirikan.
Makalah ini membahas tentang sholat dalam Islam. Terdapat empat poin utama yang dijelaskan yaitu pengertian sholat sebagai ibadah kepada Tuhan yang terdiri dari perkataan dan perbuatan, hukum sholat yang wajib bagi Muslim, kedudukan penting sholat dalam agama Islam, serta hikmah sholat bagi kehidupan.
1. MAKALAH
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
‟TEORI BELAJAR HUMANISTIK”
Dosen Pengampu:
Babul Bahruddin, M.Pd
Disusun Oleh: Kelompok 09
Anton Dwi Cahyo (201210500038)
Kholilur Rohman (201210500062)
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
2. i i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik
dan hidayahnya, Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua, Tidak lupa
juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni
Bapak Babul Bahruddin,M.Pd yang telah membimbing serta
mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan
makalah yang berjudul “Teori Belajar Humanistik” dan juga terima
kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak
yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini.
Kraksaan, 23 NOVEMBER 2021
Penyusun
3. i i i
DAFTAR ISI
K A T A P E N G A N T A R . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i i
D A F T A R I S I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i i i
B A B I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
P E N D A H U L U A N . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
A . L a t a r B e l a k a n g . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B . R u m u s a n M a s a l a h . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
C . T u j u a n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B A B I I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
P E M B A H A S A N . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
A . P e n g e r t i a n B e l a j a r M e n u r u t T e o r i
B e l a j a r H u m a n i s t i k . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
B . P a n d a n g a n D a v i d K o l b . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
C . P a n d a n g a n H o n e y d a n M u m f o r d . . . . . . . . 8
D . P a n d a n g a n H u b e r m a s . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
E . P a n d a n g a n B l o o m d a n K r a t h w o h l . . . . 1 4
F . A p l i k a s i d a n I m p l i k a s i d a r i P e n e r a p a n
T e o r i B e l a j a r H u m a n i s t i k d a l a m P e m b e l a j a r a n
1 5
B A B I I I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 8
P E N U T U P . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 8
A . K e s i m p u l a n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 8
D A F T A R P U S T A K A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 9
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar mempunyai pengertian yag sangat umum dan luas, boleh kita
katakan bahwa sepanjang kehidupan seseorang selalu mengalami proses
belajar. Dari berbagai macam pengalaman yang diperoleh seseorang bisa
mengembangkan dan merubah cara dan gaya berfikir dan mengerjakan suatu
pekerjaan. Dari berbagai macam pengalaman itu pula, seseorang bisa
mendapatkan dan membentuk pengetahuan, pengertian dan nilai nilai, sikap
sikap tertentu dan gambaran tentang dunia sekitar dan lingkungannya serta
keduduknnya dalam lingkungan tersebut.
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
pengalaman dan latihan yang sering dilakukan, oleh karena itu belajar bukan
sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar merupakan proses mental yang
terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan
perilaku. Aktivitas mental tersebut muncul karena adanya interaksi individu
dengan lingkungan hidup yang ada disekitarnya. Proses belajar merupakan
kegiatan mental yang tidak bisa kita lihat. Kita hanya bisa melihat adanya
tanda tanda perubahan perilaku yang tampak dari orang yang melakukan
kegiatan belajar tersebut.
Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah
laku. Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori
belajar. Setiap aliran teori belajar tersebut memiliki pandangan sendiri-sendiri
tentang belajar. Pandangan-pandangan itu umumnya berbeda satu sama lain
dengan alasan-alasan tersendiri.
Dalam makalah ini penulis memfokuskan pembahasannya terhadap
salah satu Teori belajar saja, yaitu Teori belajar Humanistik. Teori Humanistik
tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh
5. 2
maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-
pengalaman mereka sendiri.
Munculnya teori belajar humanistik ini tidak dapat dilepaskan dari
gerakan pendidikan humanistik yang memfokuskan diri pada hasil afektif,
belajar tentang bagaimana belajar dan belajar untuk meningkatkan kreativitas
dan potensi manusia. Teori belajar Humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih
mendekati bidang filsafat, teori keperibadian, dan psikoterapi dari pada bidang
kajian psikologi belajar.Teori ini sangat mementingkan isi yang dipelajari
dibanding proses belajar itu sendiri. Adapun yang termasuk golongan aliran
humanistik adalah David Kolb, Honey, Mumford, Hubermas, Bloom dan
Krathwohl
Mereka berpendapat bahwa tujuan utama pendidik adalah membantu
siswa mengembangkan dirinya yaitu membantu individu untuk mengenal
dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu mewujudkan potensi
mereka. Penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan
perasaan dan perhatian siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian belajar menurut teori humanistik?
2. Bagaimana pandangan david kold?
3. Bagaimana pandangan honey dan mumford?
4. Bagaimana pandangan hubermas?
5. Bagaimana padangan bloom dan krathwohl?
6. Apa aplikasi dan Implikasi dari Penerapan Teori Belajar
Humanistik dalam Pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian belajar menurut teori
humanistik
2. Untuk mengetahui padangan david kold
6. 3
3. Untuk mengetahui pandangan honey dan mumford
4. Untuk mengetahui pandangan hubermass
5. Untuk mengetahui pandangan bloom dan krathwohl
6. Untuk mengetahui Aplikasi dan Implikasi dari Penerapan
Teori Belajar Humanistik dalam Pembelajaran
7. 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar Menurut Teori Belajar Humanistik
Aktifitas Belajar Menurut Oemar Hamalik, adalah “suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungannya”. Sedangkan menurut Thursan Hakim,“Belajar adalah suatu
proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan”.
Dari definisi di atas, dapat digaris bawahi bahwa peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk
bertambahnya suatu kualitas dan kuantitas kemampuan orang itu dalam
berbagai bidang. Jika di dalam suatu proses belajar seseorang tidak
mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat
dikatakan orang tersebut belum mengalami proses belajar atau dengan kata
lain ia mengalami “kegagalan” di dalam proses belajar.
Menurut Teori humanistik, Proses Belajar harus dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil
jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam
proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami
perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya.
Teori Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia
membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan
positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat
dalam domain afektif. Misalnya kemampuan dalam ketrampilan membangun
8. 5
dan menjaga relasi yang hangat dengan orang lain, kepercayaan, penerimaan,
kesadaran, memahami perasaan orang lain, kejujuran interpersonal dan
pengetahuan interpersonal lainnya. Jadi intinya adalah meningkatkan kualitas
keterampilan interpersonal dalam kehidupan sehari – hari. Selain
menitikberatkan pada interpersonal, para pendidik juga membuat
pembelajaran yang membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan
dan berfantasi. Pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia
pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai sebagai hal yang mengganggu
perkembangan, sementara humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi.
Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakteristik yang sangat kuat dan
nampak dari para pendidik beraliran humanistik. Karena berfikir dan
merasakan saling beriringan, mengabaikan pendidikan emosi sama dengan
mengabaikan salah satu potensi terbesar manusia. Dari perspektif humanistik,
pendidik seharusnya memperhatikan pendidikan yang lebih responsif terhadap
kebutuhan kasih sayang (affektive) siswa. Kebutuhan afektif adalah kebutuhan
yang berhubungan dengan emosi, perasaan, nilai, sikap, predisposisi dan
moral.
Jika kita bandingkan antara aliran behaviorist dan humanist, keduanya
mempunyai pandangan yang berbeda dalam melihat masalah perubahan
perilaku yang ditunjukkan oleh orang yang belajar. Para behaviorist
mengatakan bahwa manusia adalah sebagai makhluk reaktif yang memberikan
responnya terhadap lingkungannya. Pengalaman masa lampau dan
pemeliharaannya akan membentuk perilaku mereka. Sedangkan Humanist
mengatakan bahwa setiap orang itu menentukan perilaku mereka sendiri,
mereka bebas memilih kwalitas hidup mereka dan tidak terikat oleh
lingkungannya.
Teori Humanistik adalah teori yang bersumber dari asumsi ajaran
humanisme. Model pembelajaran menurut teori ini merupakan model belajar
yang dikemas dalam pendidikan kemanusiaan dari pada pendidikan tentang
yang khusus untuk profesi tertentu. Oleh karena itu, kecenderungan yang
9. 6
berada di luar diri peserta didik tidak menjadi perhatian dari teori ini. Teori
Humanistik tidak boleh memksakan kehendak kepada anak. Sejalan dengan
kreteria tersebut Knight memberikan ciri utama teori humanistik dengan
pernyataan “ Educational humanism has placed even more stress on the
uniqueness of individual child”. Teori Humanistik lebih menekankan
keunikan individu. Orientasi yang tidak sesuai dengan potensi anak tidak
menjadi sasaran teori humanistik.
Pengembangan potensi ditujukan pada ciri utama manusia, berupa
kemampuan diberi motivasi guna mencapai tujuan belajar. Teori ini dalam
pandangan Maslow memberikan tekanan yang lebih besar pada
pengembangan potensi seseorang, terutama potensinya untuk menjadi
manusiawi, memahami diri dan orang lain serta berhubungan dengan mereka,
mencapai pemuasan atas kebutuhan kebutuhan dasar manusia, tumbuh kearah
aktualisasi diri. Teori ini akan berusaha mengajak seseorang menjadi pribadi
yang sebaik baiknya sesuai kemampuannya.
Meskipun demikian, Jika kita lihat tujuan yang di capai dari teori
Humanistik, teori ini merupakan teori belajar yang sangat Eklektik. Dalam
artian eklektisme yang dibawah oleh teori humanistik ini bukanlah suatu
sistem yang membiarkan unsur unsur tersebut dalam keadaan sebagaimana
aslinya. Teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk
memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta
realisasi diri orang yang belajar, secara optimal.
B. Pandangan David Kolb
Teori ini dikembangkan oleh David Kolb pada sekitar awal tahun
1980-an. Dalam teorinya, Kolb mendefinisikan belajar sebagai proses dimana
pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Pengetahuan
dianggap sebagai perpaduan antara memahami dan mentransformasi
pengalaman.
Experiential Learninng Theory kemudian menjadi dasar model
pembelajaran experiential learning yang menekankan pada sebuah model
10. 7
pembelajaran yang holistik dalam proses belajar. Pengalaman kemudian
mempunyai peran sentral dalam proses belajar. Kolb merupakan seorang ahli
penganut aliran humanistik. Kolb membagi tahap tahap belajar menjadi 4
yaitu, Tahap pengalaman Konkrit, Tahap pengalaman aktif dan reflektif,
Tahap konseptualisai, dan Tahap eksperimentasi aktif.
1. Tahap pengamalan konkrit (Concrete Experience)
Pada tahap paling awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang
mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana
adanya. Peserta didik akan bisa melihat, merasakan, menceritakan suatu
peristiwa tersebut sesuai dengan yang dialaminya. Namun ia belum memiliki
kesadaran tentang hakikat dari peristiwa yang dialaminya tersebut. Ia tidak bisa
menjelaskan kenapa peristiwa tersebut bisa terjadi.
2. Tahap Pengalaman Aktif dan Reflektif (Reflection Observation)
Pada tahap ini sudah ada observasi terhadap peristiwa yang dialami,
mencari jawaban, melaksanakan refleksi, mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan bagaimana peristiwa terjadi, dan mengapa terjadi. Ia mulai
berupaya untuk mencari jawaban terhadap peristiwa yang dialaminya. Ia mulai
melakukan sebuah refleksi pada peristiwa yang di alaminya dengan
mengembangkan pertanyaan tertanyaan terhadap peristiwa yang dialaminya
3. Tahap Konseptualisasi (Abstract Conseptualization)
Pada tahap ini seseorang sudah berupaya membuat sebuah abstraksi,
mengembangkan suatu teori, konsep, prosedur tentang sesuatu yang sedang
menjadi objek perhatian. Berfikir induktif banyak dilakukan untyk
merumuskan suatu aturan umum atau generalisasi dari berbagai peristiwa yang
dialaminya.
4. Tahap Eksperimentasi Aktif (Active Experimentation)
Pada tahap ini sudah ada upaya melakukan eksperimen secara aktif, dan
mampu mengaplikasikan konsep, teori ke dalam situasi nyata. Berfikir deduktif
banyak digunakan untuk mempraktekkan dan menguji teori teori serta konsep
konsep dilapangan. Siswa sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan umum
11. 8
ke situasi yang baru. Dalam dunia matematika misalnya, siswa tidak hanya
memahami “ asal-usul” sebuah rumus, tetapi ia juga mampu memakai rumus
tersebut untuk memecahkan suatu masalah yang belum pernah ia temui
sebelumnya.
C. Pandangan Honey dan Mumford
Pandangan tentang belajar Honey dan Mumford banyak dipengaruhi oleh
Kolb. Mereka kemudian menggolongkan orang belajar menjadi empat macam
golongan, yaitu golongan aktivis, golongan reflektor, golongan teoritis, dan
golongan pragmatis. Masing masing golongan mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan golongan yang lainnya.
1. Aktivis
Orang orang yang termasuk dalam kelompok ini adalah orang yang
senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan
dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman pengalaman baru. Ciri dari
siswa ini adalah suka melibatkan diri pada pengalaman-pengalaman baru dan
cenderung berpikiran terbuka serta mudah diajak berdialog. Namun, siswa
seperti ini biasanya kurang skeptis terhadap sesuatu. Dalam mengerjakan
suatu tindakan seringkali kurang pertimbangan secara matang, dan didorong
oleh kesenangannya untuk melibatkan diri dalam kegiatan tersebut. Dalam
belajar mereka menyukai metode yang mampu mendorong seseorang
menemukan hal-hal baru, seperti brainstorming atau problem solving. Akan
tetapi mereka cepat merasa bosan dengan hal-hal yang perlu waktu lama
dalam implementasi.
2. Reflektor
Mereka yang termasuk golongan reflektor mempunyai
kecenderungan dengan golongan aktivis. Siswa tipe ini cenderung sangat
berhati-hati mengambil langkah sehingga dalam mengambil keputusan mereka
lebih suka menimbang-nimbang secara cermat baik buruknya.Siswa yang
12. 9
demikian tidak mudah untuk di pengaruhi, sehingga mereka cenderung
bersifat konservatif.
3. Teoris
Siswa tipe ini biasanya sangat kritis, senang menganalisis, dan tidak
menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya subjektif. Berpikir rasional
adalah sangat penting. Dan mereka cenderung sangat skeptis dan tidak suka
hal-hal yang spekulatif. Mereka selalu berfikir rasional dengan menggunakan
penalaran. Segala sesuatu sering dikembalikan kepada teori dan konsep-
konsep atau hukum hukum. Dalam melakukan atau memutuskan sesuatu,
kelompok teoris penuh dengan pertimbangan. Mereka mempunyai pendirian
yang kuat, nampak tegas, dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain.
4. Pragmatis
Siswa pada tipe ini menaruh perhatian besar pada aspek-aspek praktis
dari segala hal. Bagi mereka teori memang penting, tapi tidak akan berguna
jika tidak dipraktikkan. Pragmatis adalah kebalikan dari teoris. Bagi siswa
yang termasuk golongan ini beranggapan sesuatu adalah baik dan berguna jika
dapat di praktekkan dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
D. Pandangan Hubermas
Salah satu tokoh humanis laian adalah Hubermas. Manurutnya belajar
baru terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam maupun
lingkungan sosial, karena antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Dengan
pandangannya tersebut, Hubermas membagi tipe belajar menjadi tiga bagian ,
yaitu
1. Belajar teknis ( technical learning )
Dalam belajar teknis siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan alam
sekelilingnya. Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan dan perlu
dipelajari agar mereka dapat menguasai dan mengelola alam dengan sebaik
baiknya. Oleh karena itu ilmu alam atau sain amat dipentingkan dalam belajar
teknis
13. 1 0
2. Belajar praktis ( practical learning )
Pada belajar ini siswa juga belajar berinteraksi, tetapi yang lebih
dipentingkan adalah interaksi dia dengan orang-orang di
sekelilingnya. Kegiatan belajar ini lebih mengutamakan terjadinya interaksi
yang harmonis antar sesama manusia. Untuk itu bidang bidang ilmu yang
berhubungan dengan sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi, dan
semacamnya sangat diperlukan.
3. Belajar emansipatoris ( emancipatory learning)
Pada belajar ini siswa berusaha mencapai pemahaman dan kesadaran yang
sebaik mungkin tentang perubahan ( transformasi ) kultural dari suatu
lingkungan. Inilah tujuan pendidikan yang paling tinggi.
Psikologi humanistik dan pengajaran di dalam bagian ini berisi tentang
bagaimana para psikolog humanistik berupaya menggabungkan keterampilan
dan informasi kognitif dengan segi efektif , nilai – nilai, dan perilaku antar
pribadi. Sehubungan dengan itu akan di bicarakan tiga macam program :
a. Confluent education
Adalah proses pendidikan yang memadukan atau mempertemukan
pengalaman – pengalaman afektif dengan belajar kognitif di dalam kelas.
Sebagai contoh guru bahasa indonesia memberikan tugas pada para siswa
untuk membaca sebuah novel, misalnya tentang “keberanian” sebuah novel
perang. Melalui tugas itu siswa diharapkan memahami isi bacaan tersebut
dengan sebaik – sebaiknya tetapi juga memperoleh kesadaran antar pribadi
yang lebih baik dengan jalan membahas pengertian mereka sendiri mengenai
keberanian dan perasaan takut. Untuk keperluan itu tugas tersebut di lengkapi
dengan tugas – tugas yang berkaitan, antara lain :
1. Mewawancarai orang – orang yang tahu tentang perang.
2. Mendengarkan musik perang, menuliskan pikiran – pikiran dan perasaan
yang timbul secara bebas, kemudian menghayatinya dalam kelompok –
kelompok kecil.
3. Memperdebatkan apakah perang itu dapat dihindari ataukah tidak.
4. Membandingkan perang saudara dengan sajak – sajak perang.
14. 1 1
b. Open Education
Adalah proses pendidikan terbuka, Menurut Walberg dan Thomas
(1972), open education itu memiliki delapan kriteria :
1. Kemudahan belajar tersedia, artinya berbagai macam bahan yang di
perlukan untuk belajar tersedia
2. Penuh kasih sayang, hormat, terbuka dan hangat artinya menggunakan
bahan buatan siswa : guru menangani masalah – masalah tingkah laku dengan
jalan berkomunikasi secara pribadi dengan siswa yang bersangkutan saja.
3. Mendiagnosis peristiwa – peristiwa belajar , artinya siswa – siswa
memeriksa pekerjaan mereka sendiri.
4. Pengajaran, artinya pengajaran individual ; tidak ada tes ataupun buku
kerja.
5. Penilaian, artinya guru membuat penilaian secara individual : hanya
sedikit sekali di adakan test formal.
6. Mencari kesempatan untuk pertumbuhan profesional, artinya guru
menggunakan bantuan orang lain, guru bekerja dengan teman – teman
sekerjanya.
7. Persepsi guru sendiri, artinya guru berusaha mengamati semua siswa
untuk memantau kegiatan mereka.
8. Asumsi tentang para siswa dan proses belajar, artinya suasana kelas
hangat dan ramah, sehingga para siswa asyik melakukan sesuatu.[18][11]
Meskipun pendidikan terbuka itu memberikan kesempatan pada para siswa
untuk bergerak secara bebas di sekitar ruangan dan memilih aktifitas belajar
mereka sendiri, namun bimbingan guru tetap di perlukan. Kira-kira perlu di
catat bahwa open education ini lebih efektif dari pada pendidikan tradisional
dalam hal meningkatkan hal belajar yang bersifat efektif, kerja
sama, kreatifitas.
c. Cooperative learning
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok kelompok tertentu untuk mencapai
15. 1 2
tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Ada empat unsur yang terpenting
dalam Cooperative Learning, yaitu :
1. Adanya peserta dalam kelompok
2. Adanya aturan kelompok
3. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok
4. adanya tujuan yang harus dicapai oleh kelompok
Cooperative Learning merupakan strategi belajar yang akhir akhir ini
menjadi perhatian dan dianjurkan oleh para ahli pendidikan untuk digunakan.
Menurut Slavin (1995) ada dua alasan yang mendasari anjuran untuk
menerapkan Cooperative Learning yaitu, Pertama Beberapa hasil penelitian
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, sekaligus dapat meningkatkan
kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri
dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua Pembelajaran
kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir,
memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan.
Menurut Jonhson (1994) dan Sutton (1992) terdapat lima unsur
penting dalam pembelajran kooperatif, yaitu :
1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa
2. Interaksi antar siswa yang semakin meningkat
3. Tanggung jawab individual dalam mengemban tugas
4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil
5. Proses kelompok
Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran
kooperatif, model pembelajran ini juga mengandung prinsip yang
membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Menurut Slavin (1995)
konsep utama dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai
kreteria yang ditentukan
2. Tanggung jawab Individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok
tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok.
16. 1 3
3. Kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan, bermakna bahwa
siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka
sendiri. Hal ini memastikan siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah akan tertantang dalam menyelesaikan tugasnya dengan sebaik baiknya.
Adapun teknik dalam belajar cooperative learning itu ada empat macam :
a. Team game tournament (TGT);
Dalam teknik ini siswa –siswa yang kemampuan dan jenis
kelaminnya berbeda di satukan dalam team (4 orang). Setelah itu guru
menyajikan soal dan team lalu mengerjakan, saling mengajukan
pertanyaan dan belajar bersama se team untuk menghadapi tournament
yang biasanya di selenggarakan seminggu sekali.
b. Teams – achievement divisions;
teknik ini juga menggunakan team (4 orang) tetapi kegiatan tournament di
ganti dengan bertanya selama lima belas menit. Skor – skor pertanyaan
menjadi skor team.
c. Jigsaw,
dalam teknik ini siswa di masukan dalam tim –tim kecil yang bersifat
heterogen. Bahan pelajaran di bagikan kepada anggota anggota team.
Kemudian siswa tersebut mempelajari bahan pelajaran yang sama dengan
team lain kemudian mereka kembali ke kelompoknya masing – masing dan
menjelaskan apa yang telah dipelajari dari kelompok lain tersebut kepada
kelompoknya.
d. Group investigation
adalah teknik di mana para siswa bekerja di dalam kelompok – kelompok
kecil yang menangani berbagai macam proyek kelas. Setiap kelompok
membagi tugas tersebut menjadi sub topik – sub topik, kemudian setiap
anggota kelompok melakukan penelitian yang di perlukan untuk mencapai
tujuan kelompok, setelah itu kelompok mengajukan hasil penelitiannya kepada
kelas. Dalam metode ini hadiah atau point tidak di berikan.
17. 1 4
E. Pandangan Bloom dan Krathwohl
Selain tokoh tokoh di atas Bloom dan Krathwohl juga termasuk
penganut aliran humanistik. Pandangan ini menekankan pada apa yang harus
dikuasai oleh individu ( sebagai tujuan belajar ) setelah melalui peristiwa
belajar. Tujuan belajar telah dirangkum dalam tiga kawasan yang disebut
Taksonomi Bloom. Melalui Taksonomi Bloom inilah telah berhasil
memberikan inspirasi kepada banyak pakar pendidikan dalam mengembangkan
teori teori dan praktek pembelajaran. Taksonomi Bloom ini talah membantu
pendidik dan guru untuk merumuskan tujuan belajar yang akan di capai.
Melalui Taksonomi Bloom ini juga para praktisi pendidikan dapat membuat
program-program pembelajarannya. Adapun ketiga kawasan dalam taksonomi
Bloom ini adalah sebagai berikut :
1. Domain Kognitif, terdiri atas 6 tingkatan , yaitu
a. Pengetahuan ( mengingat, menghafal )
b. Pemahaman ( menginterprestasikan )
c. Aplikasi ( menggunakan konsep untuk memecahkan masalah )
d. Analisis ( menjabarkan suatu konsep )
e. Sintesis ( menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi sebuah
konsep yang utuh
f. Evaluasi ( membandingkan nilai – nilai, ide, metode , dll )
2. Domain Psikomotor, terdiri dari 5 tingkatan, yaitu :
a. Peniruan ( menirukan gerak )
b. Penggunaan ( menggunakan konsep untuk melakukan gerak )
c. Ketepatan ( melakukan gerak dengan benar )
d. Perangkaian ( melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar )
e. Naturalisasi ( melakukan gerak secara wajar )
3. Domain afektif , terdiri dari 5 tingkatan, yaitu :
a. Pengenalan ( ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu )
b. Merespon ( aktif berpartisipasi )
c. Penghargaan ( menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu )
18. 1 5
d. Pengorganisasian (menghubung - hubungkan nilai-nilai yang dipercayai)
e. Pengalaman ( menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup ).
F. Aplikasi dan Implikasi dari Penerapan Teori Belajar Humanistik
dalam Pembelajaran
Teori Humanistik sering dikritik karena sukar diterapkan dalam
konteks yang lebih praktis. Teori ini dianggap lebih dekat dengan bidang
filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi dari pada bidang pendidikan,
sehingga sukar menterjemahkannya ke dalam langkah langkah yang lebih
konkret. Semua tujuan pendidikan di arahkan pada terbentuknya manusia yang
ideal, manusia yang di cita - citakan, yaitu manusia yang mampu mencapai
aktualisasi diri. Maka sangat perlu diperhatikan perkembangan peserta didik
dalam mengaktualisasikan dirinya serta realisasi diri. Pengalaman emosional
dan karakteristik khusus individu dalam belajar perlu diperhatikan dalam
merencanakan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang dirancang secara sistematis, tahap demi
tahap secara ketat, sebagaimana tujuan pembelajaran yang telah dinyatakan
secara eksplisit dan dapat diukur, kondisi belajar yang diatur dan ditentukan,
serta pengalaman belajar yang dipilih untuk siswa mungkin saja berguna bagi
guru tetapi tidak berarti bagi siswa (Rogers dalam Snelbecker, 1974). Hal ini
tidak sejalan dengan teori humanistik. Menurut teori ini, agar belajar bermakna
bagi siswa, diperlukan inisiatif dan keterlibatan penuh dari siswa sendiri.
Teori humanistik akan sangat membantu para pendidik dalam
memahami arah belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya
pembelajaran apapun dan pada konteks manapun akan selalu diarahkan dan
dilakukan untuk mencapai tujuannya. Meskipun teori humanistic ini masih
sukar untuk diterjemahkan kedalam langkah-langkah pembelajaran yang
praktis dan operasional, namun sumbangan teori ini sangat besar. Ide-ide,
konsep-konsep tujuan yang telah dirumuskannya dapat membantu para
pendidik dan guru untuk memahami hakekat kejiwaan manusia.
19. 1 6
Dalam prakteknya teori humanistic ini cenderung mengarahkan siswa
untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Oleh sebab itu, walaupun
secara eksplisit belum ada pedoman baku tentang langkah - langkah
pembelajaran dengan pendekatan humanistic, namun paling tidak dapat
dirumuskan langkah -langkah pembelajaran sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2. Menentukan materi pembelajaran
3. Mengidentifikasikan kemampuan awal siswa
4. Mengidentifikasi topic-topik pelajaran yang memungkinkan siswa
secar aktif melibatkan diri dalam atau mengalami dalam belajar
5. Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media
pembelajaran
6. Membimbing siswa belajar secara aktif
7. Membimbing siswa untuk memahami hakekat makna dari
pengalaman belajarnya
8. Membimbing siswa membuat konseptual pengalaman belajarnya
9. Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru ke
situasi nyata
10. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
Adapun Prinsip- prinsip belajar humanistic menurut Rogers adalah sebagai
berikut :
1. Manusia mempunyai belajar alami
2. Belajar signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid
mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai
dirinya
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila
ancaman itu kecil
5. Belajar yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya
6. Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
20. 1 7
7. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam
8. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan
untuk mawas diri.
21. 1 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan
manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa telah mampu
mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori humanistik cenderung bersifat
elektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya
tercapai.
Beberapa tokoh penganut aliran humanistik diantaranya adalah :
1. Kolb, dengan konsepnya tentang empat tahap belajar, yaitu pengalaman
konkret, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan
eksperimentasi aktif.
2. Honey dan Mumford, menggolongkan siswa menjadi 4, yaitu aktifis,
reflektor, teoris, dan pragmatis.
3. Hubermas, membedakan 3 macam atau tipe belajar, yaitu belajar teknis,
belajar praktis, dan belajar emansipatoris.
4. Bloom dan Krathwohl, dengan 3 kawasan tujuan belajar, yaitu kognitif,
psikomotor, dan efektf.
Aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderung
mendorong siswa untuk berfikir induktif. Teori ini juga amat mementingkan
faktor pengalaman dan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
22. 1 9
DAFTAR PUSTAKA
- B. Uno, Dr. Hamzah Orientasi Baru dalam Psikologi
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
- Budiningsih, Asri, Belajar dan pembelajaran, Jakarta; PT Rineka
Cipta, 2005.
- Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT.
Grasindo, 2002.
- Dr. Iskandar,M.Pd . Psikologi pendidikan ,Cipayung : Gaung persada
(GP) Press,2009.
- Frank G. Goble, Madzab ke-tiga: Psikologi Humanistik Abraham
Maslow, terj. A. Supratinya, Yogyakarta;Kanisius, 1997.
- Hakim,Thursan, Belajar secara Efektif, Solo: Niaga Swadaya, , 2007.
- Hamalik,Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi
Aksara, 2010.
- Mahmud, Drs. M. Dimyati., Psikologi Pendidikan,Yogyakarta :
BPFE – Yogyakarta, 1990.
- Sanjaya , Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2008.
- Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya; Karya Abditama, 1994.
- Trianto, M.Pd, Mendesain Model pembelajaran Inovativ progresive,
Jakarta, Kencana, 2010.