Model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam tim untuk belajar bersama dan berkompetisi secara sehat melalui permainan turnamen. TGT terdiri dari empat tahap utama yaitu pengajaran, belajar dalam tim, turnamen, dan penghargaan tim.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
this is the presentation that I've made. mmmm.. hope You like it and I Hope too this Presentation Useful for you.
Me : Grace Clara Lydia Br. Ginting, Students of Universitas Prima Indonesia Medan. :)
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
this is the presentation that I've made. mmmm.. hope You like it and I Hope too this Presentation Useful for you.
Me : Grace Clara Lydia Br. Ginting, Students of Universitas Prima Indonesia Medan. :)
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen
Pada modul ini akan menjelaskan tentang model pembelajaran games. Hal ini terkait dengan sangat beragamnya media yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan siswa itu tidak hanya dapat dihampiri oleh satu media saja melainkan oleh media lain atau bahkan mungkin harus dengan berbagai media.
Pada zaman sekarang ini pendidikan sudah mengalami perubahan yang sangat pesat. Berbagai cara pembelajaran atau model pembelajaran juga telah banyak digunakan dalam proses pembelajaran.Supaya terwujud pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka tugas guru adalah mengusahakan suasana kelas selama pembelajaran berlangsung berada pada kondisi yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Hal ini dikarenakan belajar akan efektif apabila dilakukan dalam keadaan yang menyenangkan.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebgai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Kooperatif mengutamakan pembelajaran yang dilakukan peserta didik secara kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament (TGT) merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dikembangkan untuk membantu peserta didik mereview dan menguasai materi pembelajaran. TGT berhasil meningkatkan skill-skill dasar, pencapaian, interaksi positif antar siswa dan sikap penerapan pada siswa-siswa lain yang berbeda.
Model pembelajaran games adalah model pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan format permainan, yang bertujun untuk menyediakan suasana atau lingkungan yang memberikan fasilitas belajar untuk menambah kemampuan siswa. Untuk pembelajaran games lebih dikenal dengan instructional, games ini memiliki komponen dasar sebagai pembangkit motivasi dengan memunculkan cara berkompetisi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran games dapat dilihat dengan mengenali pola pembelajaran dengan melalui permainan yang dirancang demian rupa, sehingga pembelajaran lebih menantang dan menyenangkan.
Metode pembelajaran games dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan Keith Edward. Metode ini merupakan suatu pendekatan kerja sama antar kelompok dengan mengembangkan kerja antar personal. Dalam pembelajaran Teams games Tournaments (TGT) peserta didik memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.
Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok.
Pada modul ini akan menjelaskan tentang model pembelajaran games. Hal ini terkait dengan sangat beragamnya media yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan siswa itu tidak hanya dapat dihampiri oleh satu media saja melainkan oleh media lain atau bahkan mungkin harus dengan berbagai media. Pada zaman sekarang ini pendidikan sudah mengalami perubahan yang sangat pesat. Berbagai cara pembelajaran atau model pembelajaran juga telah banyak digunakan dalam proses pembelajaran.Supaya terwujud pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka tugas guru adalah mengusahakan suasana kelas selama pembelajaran berlangsung berada pada kondisi yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Hal ini dikarenakan belajar akan efektif apabila dilakukan dalam keadaan yang menyenangkan. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebgai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, tahaptahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Kooperatif mengutamakan pembelajaran yang dilakukan peserta didik secara kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament (TGT) merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dikembangkan untuk membantu peserta didik mereview dan menguasai materi pembelajaran. TGT berhasil meningkatkan skill-skill dasar, pencapaian, interaksi positif antar siswa dan sikap penerapan pada siswa-siswa lain yang berbeda.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. MAKALAH TEAMS GAMES TOURNAMENT
Disusun Oleh Kelompok 5
Nama Anggota :
1. Amy Arimbi (06081381520036)
2. Lara Mayangsari (06081381520030)
3. Shera Annisa (06081281520062)
Dosen Pengampuh : 1. Dr. Ely Susanti
2. Weni Dwi Pratiwi, M.Sc.
Mata Kuliah : Model Pembelajaran Inovatif
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Matematika
Universitas Sriwijaya
2017
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Suatu bangsa bisa dikatakan berhasil apabila pendidikan dalam bangsa
tersebut maju. Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini terlihat pada
rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat dari kenyataan bahwa
selama ini pembelajaran di sekolah masih berorientasi pada target penguasaan
materi, terbukti dengan keberhasilan siswa dalam kompetensi mengingat jangka
pendek pada materi pelajaran. Proses pembelajaran yang monoton sehingga
praktek pengajaran memberikan kesan kurang menarik bahkan membosankan.
Permasalahan utama dalam proses belajar mengajar antara lain siswa kurang
memiliki motivasi dalam belajar. Siswa memandang pelajaran tertentu sebagai
pelajaran yang membosankan sehingga siswa menjadi pasif, bosan, dan
mengantuk pada saat pelajaran berlangsung.
Model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu
alternatif dalam memperbaiki cara-cara mengajar yang dilakukan guru dalam
proses pembelajaran di kelas. Model pembelajaran Teams Games Tournaments
(TGT) dirasa menyenangkan bagi siswa karena tidak hanya pelajaran yang
monoton yang diutamakan, melainkan juga melalui permainan dan kerjasama
antar siswa. Melalui model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)
diharapkan siswa tidak bosan dalam belajar sehingga hasil belajar siswa
maksimal.
Dengan adanya penerapan Model pembelajaran Teams Games Tournaments
(TGT), siswa dipacu untuk dapat bekerja sama melalui kerja kelompok sehingga
secara tidak langsung siswa dituntut untuk dapat bekerja dalam tim dan melatih
rasa tanggung jawab yang kelak akan berguna dalam masyarakat.
3. 2
1.2. RUMUSAN MASALAH
Di dalam makalah ini beberapa permasalahan pokok yang akan kita bahas, yaitu:
1) Apa yang dimaksud TGT?
2) Bagaimana langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournaments
(TGT)?
3) Apa yang perlu dipersiapkan dalam pembelajaran kooperatif TGT?
4) Bagaimana proses menjalankan TGT?
5) Apa sajakah kelebihan dan kelemahan tipe pembelajaran kooperatif tipe
TGT?
1.3. TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Inovasi
Pembelajaran Matematika . Dengan ini, kami berharap agar manfaat dari
pembuatan makalah ini tidak sebatas hanya sampai disitu saja, melainkan
pembaca makalah ini akan lebih memahami mengenai model pembelajaran TGT.
4. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Teams-Games-Tournaments (TGT)
TGT adalah teknik pembelajaran yang sama seperti STAD dalam setiap
hal kecuali satu: sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan individu, TGT
menggunakan turnamen permainan akademik. TGT terdiri dari komponen-
komponen yaitu: presentasi kelas dan tim.
Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus
ada perbedaan status. Melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan
permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kejujuran,kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
TGT pada mulanya dikembangkan oleh Davied Devries dan Kelth Edward
ini, merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins.Menurut Saco
(2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-
anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing .
permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi
dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok
mereka).
Permainan tersusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan
konten yang dirancang untuk mengetes pengetahuan siswa yang diperoleh dari
presentasi kelas dan latihan tim. Diadakan aturan tantangan yang memungkinkan
5. 4
seorang pemain mengemukakan jawaban berbeda untuk menantang jawaban
lainnya.
Turnamen merupakan struktur bagaimana dilaksanakannya permainan
tersebut. Turnamen itu biasanya dilaksanakan pada akhir minggu, setelah guru
menyelesaikan presentasi kelas dan tim-tim memperoleh kesempatan berlatih
dengan LKS. Untuk turnamen pertama, guru menetapkan siapa yang akan
bertanding pada meja permainan. Menetapkan tiga siswa peringkat atas dalam
kinerja yang lalu pada meja 1, masing-masing siswa mewakili timnya. Tiga siswa
berikutnya pada meja dua, dst.
Pemilikan kemampuan pemecahan suatu masalah pada siswa sangatlah
penting, namun masih rendahnya ketrampilan siswa dalam pemecahan masalah
menuntut diterapkannya berbagai model pembelajaran dengan harapan dapat
menarik perhatian siswa agar menyukai pelajaran dan untuk mempermudah siswa
memecahkan suatu masalah.
Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu model pembelajaran
yang menarik karena didalamnya terdapat kegiatan turnamen akademik yang
diharapkan dapat membuat siswa agar lebih kreatif, cepat dan tepat dalam
memecahkan masalah matematika dan dapat meningkatkan sikap positif siswa
terhadap pelajaran,mendorong siswa berpartisipasi aktif dan dapat menghadapkan
siswa pada ketrampilan yang menantang agar siswa terlatih melakukan
pemecahan masalah dan berfikir analitik.
Menurut Jhohnson-Jhohnson (dalam Carolyn W Rouvire) TGT adalah
belajar kooperatif yang terdiri dari pengajaran (teaching), belajar dalam tim (team
study), dan pertandingan akademik (game tournament). TGT sama dengan STAD
dalam beberapa hal, kecuali kuis dan skor penelitian. TGT menggunakan
pertandingan akademik sebagai pengganti kuis dalam STAD. Siswa bertanding
sebagai wakil timnya dengan anggota tim lainnya yang berkemampuan sama.
6. 5
Bertanding dengan lawan seimbang, menyerupai sistem skor perbaikan
individual pada STAD, yang memungkinkan bagi setiap siswa dari seluruh tingkat
kinerja yang lalu menyumbang secara maksimal kepada skor tim mereka apabila
mereka melakukan yang terbaik.
2.2. Langkah-langkah Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)
1) Guru menyiapkan: kartu soal, lembar kerja siswa, dan alat/bahan.
2) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya
lima/enam siswa).
3) Guru mengarahkan aturan permainannya.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang
merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suka.
2) Guru menyiapkan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim
mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut.
3) Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis, pada waktu kuis ini mereka tidak
dapat saling membantu.
2.3. Persiapan TGT
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam TGT yaitu:
1) Bahan
Bahan ajar TGT adalah sama seperti bahan ajar untuk STAD. TGT juga
membutuhkan satu set kartu yang diberi nomor dari 1-30 untuk tiap tiga siswa
dalam kelas terbesar. TGT digunakan untuk menyajikan materi kurikulum pada
pembelajaran kelompok.
7. 6
Sebelum presentasi materi dimulai, perlu disiapkan Lembar Kerja Siswa
yang akan dipelajari oleh kelompok kooperatif. Lembar jawaban dari LKS
tersebut, satu set dengan kartu bernomor 1 – 30 atau paling sedikit 1 – 15 untuk
setiap siswa dalam kelas.
2) Menempatkan Siswa kedalam Tim
Menempatkan siswa kedalam tim-tim heterogen yang terdiri dari empat
sampai lima siswa sama sepeti STAD. Untuk setiap kelompok belajar kooperatif
beranggotakan 4 atau 5 orang siswa yang terdiri atas siswa berkemampuan
akademis tinggi, sedang dan rendah.
Untuk membentuk siswa dalam kelompok perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Rangking siswa dalam kelas brdasarkan prestasi akademis dari
yang tertinggi sampai pada yang berkemampuan terendah.
Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk ranking
siswa tersebut.
b. Menentukan jumlah anggota setiap tim,sebaiknya beranggotakan 4
orang siswa jika mungkin. Untuk menentukan banyaknya siswa
dalam kelompok yang akan dibentuk, bagilah jumlah siswa dalam
kelas dengan 4. Jika hasilnya bulat, misalnya: jumlah siswa 34
orang maka ada 8 kelompok yang beranggotakan 4 orang dan 2
kelompok yang beranggotakan 5 orang.
c. Usahakan agar rata-rata kemampuan siswa dalam setiap kelompok
relatif sama. Gunakan rangking dalam menentukan anggota
kelompok. Contoh: jika menggunakan 8 kelompok, maka kita bisa
mengggunakan huruf A sampai H mulai pada posisi rangking atas
berilah tanda A; berikan abjad sampai seterusnya . Ketika sampai
pada huruf terakhir, kembalilah lagi pemberian abjad berlawanan
dengan urutan abjad yang telah dibuat. Siswa harus dicek apakah
ras, etnik dan jenis kelamin telah seimbang.Tetapi jika tim yang
8. 7
dibentuk berdasarkan rangking kemampuan bukan atas dasar
penyeimbang jenis kelamin atas suku, atur siswa supaya setiap tim
mempunyai tingkat kemampuan yang relatif sama sehingga
keseimbangan tim bisa tercapai.
d. Isilah lembar ringkasan yang memuat nama tim. Isilah nama siswa
pada tiap tim yang dibentuk.
3) Menempatkan Siswa Pada Meja turnamen Awal.
Buat satu salinan lembar penempatan meja turnamen.pada lembar
ini,rangking siswa dari atas kebawah menurut kinerja yang lalu.hitung jumlah
siswa didalam kelas anda. Jika jumlah tersebut dapat habis dibagi dengan tiga,
maka seluruh meja turnamen akan memiliki tiga anggota, apabila ada anggota
yang sisa , maka ada kelompok yang beranggotakan 4 orang. Dalam
mengumumkan penempatan meja kepada siswa, sebut meja itu dengan meja biru,
hijau dan sebagaian.
Awali TGT dengan jadwal kegiatan. Setelah mengajar sebuah pelajaran,
umumkan penempatan tim dan mintalah siswa menggeser meja bersama-sama
untuk membuat meja-meja tim.
2.4. Jadwal Kegiatan
TGT terdiri dari suatu siklus kegiatan pengajaran diatur seperti berikut ini:
1. Mengajar
Waktu: 1-2 jam pelajaran.
Ide utama: Siswa mengerjakan LKS dalam tim mereka.
Bahan ajar yang dibutuhkan: Dua LKS untuk tiap tim. Dua lembar jawaban untuk
tiap tim.
2. Belajar Tim
Waktu: 1-2 jam pelajaran
9. 8
Ide utama: siswa mengerjakan LKS didalam tim mereka
Bahan ajar yang dibutuhkan: Dua LKS untuk tiap tim. Dua lembar jawaban untuk
tiap tim.
3. Turnamen
Waktu: Satu pertemuan kelas
Ide Utama: Siswa bertanding pada meja-meja turnamen tiga siswa dengan
kemampuan homogen.
Bahan turnamen yang dibutuhkan: lembar penempatan meja turnamen, dengan
penempatan meja turnamen yang telah diisi.
Satu kopi lembar permainan dan kunci lembar permainan (sama seperti kuis dan
kunci kuis untuk STAD) untuk tiap meja turnamen.
Satu lembar skor permainan (apendiks 6) untuk tiap meja turnamen.
Satu tumpuk kartu-kartu bernomor yang sesuai dengan nomor pertanyaan-
pertanyaan pada lembar permainan untuk tiap meja turnamen.
4. Penghargaan Tim
Ide Utama: Menghitung skor tim dan menyiapkan sertifikat dan papan buletin.
Sesegera mungkin setelah usai turnamen tersebut,hitung skor tim dan siapkan
sertifikat tim atau menulis hasil turnamen itu untuk di umumkan pada papan
buletin.
a. Penghargaan Kepada kinerja tim
Seperti pada STAD, ada tingkat penghargaan diberikan berdasarkan pada skor tim
rata-rata. Tiga penghargaan tersebut adalah sebagai berikut:
Kriteria (rata-rata tim) Penghargaan
40 TIM BAIK
45 TIM HEBAT
80 TIM SUPER
b. Bumping
10. 9
Bumping merupakan penempatan kembali siswa ke meja-meja turnamen yang
baru, harus dilakukan setelah setiap turnamen berikutnya. Paling mudah
melakukan bumping ketika menghitung skor tim.
c. Pengubahan Tim
Setelah lima dan enam minggu TGT, tempatkan pada tim-tim baru
d. Penggabungan TGT dengan Kegiatan-kegiatan lain
Guru dapat menggunakan TGT untuk sebagian pengajaran mereka dan metode
atau model lain untuk bagian pengajaran lain.
e. Pemberian Nilai
TGT tidak secara otomatis menghasilkan skor yang dapat digunakan untuk
menghitung nilai individual. Apabila hal ini merupakan masalah yang serius,
pertimbangkan yang penggunaan STAD sebagai pengganti TGT.
Untuk menentukan nilai,banyak guru yang menggunakan TGT untuk evaluasi
tengah semester dan tes akhir tiap semester,beberapa guru memberi juga kuis
setelah tiap turnamen.
2.5. Mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa dan Kuis untuk STAD dan
TGT
Mengembangkan bahan ajar untuk STAD dan TGT sangat mirip dengan
mengembangkan lembar kegiatan siswa dan kuis untuk setiap satuan pengajaran.
Langkah-langkah untuk mengembangkan bahan ajar untuk STAD atau TGT:
1. Mengembangkan LKS dan kunci LKS untuk setiap satuan pelajaran.
Bahan kurikulum The Johns Hopkins Learning Project selalu
menggunakan LKS dengan 33 butir (Apendiks 7), tanpa ada alasan khusus
mengapa membuat butir sebanyak itu. Ide utamanya adalah untuk memastikan
bahwa LKS tersebut memberi latihan langsung guna menghadapi kuis atau
permainan. Siswa dapat bekerja pada proyek jawaban terbuka atau kegiatan
pemecahan masalah sebagai pengganti LKS.
11. 10
Setelah dibuat sebuah LKS juga harus segera dibuat kunci LKSnya. Siswa
dapat menggunakan kunci ini untuk memeriksa sendiri jawaban mereka pada saat
mereka belajar.
2. Mengembangkan Sebuah Permainan/ Kuis dan Kunci permainan / kuis
untuk setiap Unit.
LKS yang sama dapat digunakan sebagai permainan dalam TGT dan kuis
dalam STAD. Anda perlu untuk membuat kunci permainan / kuis untuk TGT,
sehingga siswa dapat memeriksa jawabannya sendiri selama permainan.
2.6. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran TGT
2.6.1. Kelebihan Model Pembelajaran TGT
a. Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas
(berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam
pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan akademik lebih
rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam
kelompoknya.
b. Dengan model pembelajaran ini,akan menumbuhkan rasa
kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
c. Dalam model pembelajaran ini, membuat siswa lebih bersemangat
dalam mengikuti pelajaran . Karena dalam pelajaran ini, guru
menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok
terbaik.
d. Dalam pembelajaran ini membuat siswa menjadi lebih senang
dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa
tournamen dalam model ini.
2.6.2. Kelemahan Model Pembelajaran TGT
1) Dalam model pembelajaran ini,harus menggunakan waktu yang relativ
lama.
2) Guru yang menggunakan model pembelajaran ini, guru harus pandai
memilih materi pelajaran yang cocok untuk model ini.
12. 11
3) Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan.
Misalnya membuat soal untuk setiap meja tournamen, dan guru harus tau
urutan akademis siswa dari yang tertinggi hingga terendah.
13. 12
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Ada beberapa hal pokok yang dapat kita simpulkan dari pembahasan diatas yaitu:
1. TGT adalah teknik pembelajaran yang sama seperti STAD dalam setiap hal
kecuali satu: sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan individu, TGT
menggunakan turnamen permainan akademik.
2. Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan
dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka
masing-masing . permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang
dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok
(identitas kelompok mereka).
3. Secara Umum ada 5 komponen utama dalam model TGT:
a. Penyajian kelas
b. Kelompok
c. Permainan
d. Turnamen
e. Penghargaan kelompok
4. Model pembelajaran TGT dapat menambah wawasan tentang berbagai
model pembelajaran serta dapat meningkatkan kompetensi guru.
14. 13
3.2. SARAN
Sesuai dengan kelemahan dari model pembelajaran ini,sebaiknya guru
yang ingin menerapkan model ini harus mempersiapkan secara matang materi,
pertanyaan, kelompok yang dibuat secara heterogen menurut kemampuan
akademis dan dalam menerapkan model ini sebaiknya guru memperhitungkan
sebaik-baiknya pembagian waktu untuk skenario pembelajaran
17. 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas / Semester : VIII / 2
Pokok Bahasan : Kubus, Balok, Prisma Tegak dan Limas
Sub Pokok Bahasan : Prisma Tegak dan Limas
Alokasi Waktu : 2 ( dua ) Jam Pelajaran
1. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma ,limas, dan bagian-bagiannya,
serta menentukan ukurannya.
2. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok, prisma dan limas, serta
bagian-bagiannya
3. INDIKATOR
Menyebutkan unsur-unsur prisma tegak dan limas : rusuk,titik sudut, sisi,
diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal
4. MATERI POKOK
1. Unsur-unsur prisma tegak
2. Unsur-unsur limas
5. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Lembar Kerja Siswa ( LKS )
2. Kartu Soal
18. 17
3. Model Prisma tegak dan limas
6. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ( Teams Games Tournaments )
Metode : Diskusi, Informasi, Tanya jawab, Kuiz, Pemberian Tugas
7. SKENARIO PEMBELAJARAN
WAKTU KEGIATAN PEMBELAJARAN METODE
15 menit Pendahuluan :
1. Memulai pembelajaran dengan salam dan doa
2. Appersepsi tentang unsur–unsur balok dan kubus:
a. Berapa banyaknya rusuk kubus ?
b. Berapa banyaknya rusuk balok?
c. Berapa banyaknya sisi kubus ?
d. Berapa banyaknya sisi balok
e. Berapa banyaknya diagonal sisi pada kubus ?
f. Berapa banyaknya diagonal sisi pada balok ?
g. Berapa banyaknya diagonal ruang pada kubus ?
h. Berapa banyaknya diagonal ruang pada balok ?
i. Berapa banyaknya bidang diagonal pada kubus?
j. Berapa banyaknya bidang diagonal pada balok ?
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok
yang telah ditentukan
Tanya
jawab
55 menit Kegiatan Inti :
5. Guru membagikan LKS . Siswa mencermati LKS yang
telah diterimanya.
6. Guru memberikan penjelasan singkat tentang cara
mengerjakan LKS.
7. Guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan LKS
sesuai dengan petunjuk, guru memberikan bimbingan
seperlunya.
8. Guru meminta siswa setiap kelompok, mengirimkan
wakilnya kemeja turnament.
9. Guru memberi arahan secara garis besar tata cara
bekerjanya, diingatkan bahwa kemampuan dan
keseriusan tiap anggota kelompok akan mempengaruhi
keberhasilan tiap kelompok.
10. Setelah selesai setiap peserta kembali kekelompok
asal dan menyerahkan nilainya untuk dijumlahkan dan
dituliskan di papan tulis.
11. Guru dan siswa membahas hasil turnamen, dan
Informasi
Diskusi
Kuis
19. 18
memberitahukan kelompok terbaik sekaligus
memberikan reward kepada kelompok tersebut.
10 menit Penutup :
12. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil
kegiatan pembelajaran yang telah
berlangsung.
13. Guru memberi tugas kepada siswa / PR
Pemberian
tugas
8. ALAT DAN SUMBER BELAJAR :
Buku Teks. Model-model bangun Ruang : Kubus, Balok, Prisma Tegak
dan Limas
9. PENILAIAN :
Teknik : Tes Unjuk Kerja
Bentuk Instrumen : Kartu Nilai
20. 19
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : ...................... Hari : .......................
Anggota : 1. .............................. Tanggal : .......................
2. ..............................
3. .............................
Pokok Bahasan : Kubus, Balok, Prisma Tegak dan Limas
Sub Pokok Bahasan : Prisma Tegak dan Limas
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menyebutkan rusuk, sisi, diagonal sisi,
diagonal ruang, dan bidang diagonal pada prisma
tegak.
2. Siswa dapat menyebutkan rusuk, sisi, diagonal sisi,
diagonal ruang, dan bidang diagonal pada limas.
Waktu :
Alat dan bahan : Model Prisma tegak, dan limas
Petunjuk mengerjakan : Kerjakan LKS secara berkelompok.
Kegiatan 1 :
1. Perhatikan model bangun ruang yang ada pada kelompokmu ! Gambarlah salah
satu bangun tersebut pada bagan di bawah ini dan namai titik-titik sudutnya!
2. Bangun tersebut bernama ..................
3. Bangun tersebut mempunyai ............... sisi, yaitu ..............
4. Bangun terebut mempunyai .............. rusuk, yaitu ................
5. Bangun terebut mempunyai .............. titik sudut, yaitu ...........
6. Bangun terebut mempunyai .............. diagonal sisi, yaitu ...........
7. Bangun terebut mempunyai .............. diagonal ruang, yaitu ...........
8. Bangun terebut mempunyai .............. bidang diagonal, yaitu.........
21. 20
Kegiatan 2:
9. Gambarlah model bangun yang lain dan namai titik-titik sudutnya
10. Bangun tersebut bernama ..................
11. Bangun tersebut mempunyai ............... sisi, yaitu ..............
12. Bangun terebut mempunyai .............. rusuk, yaitu ................
13. Bangun terebut mempunyai .............. titik sudut, yaitu ...........
14. Bangun terebut mempunyai .............. diagonal sisi, yaitu ...........
15. Bangun terebut mempunyai .............. diagonal ruang, yaitu ...........
16. Bangun terebut mempunyai .............. bidang diagonal, yaitu ...........
22. 21
Pertaanyaan :
Berapa banyaknya diagonal ruang
pada prisma segitiga ?
Jawaban : 0
Pertanyaan :
Berapa banyaknya titik sudut pada
prisma segitiga ?
Jawaban : 6
Pertanyaan :
Berapa banyaknya sisi pada
prisma segitiga ?
Jawaban : 5
Pertanyaan :
Berapa banyaknya sisi pada limas
segiempat ?
Jawaban : 5
Pertanyaan :
Berapa banyaknya bidang diagonal
pada prisma segitiga ?
Jawaban : 6
Pertanyaan :
Berapa banyaknya diagonal sisi
pada prisma segitiga ?
Jawaban : 6
23. 22
KARTU NILAI MEJA TURNAMEN NOMOR .......
No Soal I II III IV V V1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
REKAP
PESERTA TURNAMEN
KELOMPOK NAMA TANDA TANGAN
I
II
III
IV
V
VI
24. 23
LEMBAR PENILAIAN
Mata Pelajaran : Matematika
Indikator : Menyebutkan unsur-unsur prisma tegak dan limas
rusuk,titik sudut, sisi, diagonal sisi, diagonal ruang dan
bidang diagonal
Periode Penilaian :
NO NAMA
NILAI EFEKTIF NILAI
UH1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
25. 24
30
31
32
33
34
35
36
1 = Kegigihan menyelesaikan soal
2 = Tanggung jawab melaksanakan tugas
3 = Rasa ingin tahu/ inisiatif bertanya
4 = Kepercayaan diri menjawab pertanyaan
5 = Partisipasi dalam kerja kelompok
6 = Sumbang saran dalam diskusi kelas
7 = Sikap tidak relevan dalam pembelajaran
Palembang,
2017
Guru Mata
Pelajaran,
..
......................................