Buku ini membahas berbagai aspek terkait pendidikan mulai dari pengertian pendidikan, hakikat manusia, landasan dan asas pendidikan, lingkungan pendidikan, sistem pendidikan nasional Indonesia, dan perkiraan terhadap masyarakat masa depan. Buku ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa tentang dunia pendidikan.
Sebagai Pendidik kita harus mampu menjadi seorang pendidik yang baik dan sesuai dengan kreteria-kreteria yang diperlukan oleh lembaga pendidikan, karena selama ini banyak pendidik yang hanya mementingkan hasil (uang) daripada hasil dari pendidikannya
Sebagai Pendidik kita harus mampu menjadi seorang pendidik yang baik dan sesuai dengan kreteria-kreteria yang diperlukan oleh lembaga pendidikan, karena selama ini banyak pendidik yang hanya mementingkan hasil (uang) daripada hasil dari pendidikannya
Landasan kultural pendidikan membahas mengenai hakikat pendidikan, hakikat kebudayaan, pendidikan dalam kebudayaan, kebudayaan dalam pendidikan serta pendidikan multikultural
Landasan kultural pendidikan membahas mengenai hakikat pendidikan, hakikat kebudayaan, pendidikan dalam kebudayaan, kebudayaan dalam pendidikan serta pendidikan multikultural
Dalam paper ini terdapat soal dan jawaban UTS Mata Kuliah Kurikulum dna Pembelajaran. dalam UTS ini terdapat beberapa soal, diantaraya mengenai keterkaitan kurikulum dan pembelajaran; 2. penjelasan peranan kurikulum; 3. Penjelasan empat landasan kurikulum;4. Penjelasan komponen kurikulum; 5. Penjelasan pengembangan prinsip pengembangan kurikulum; 6. Penjelasan secara singkat model pengembangan kurikulum menurut Tyler, Taba dan Olifa; Penjelasan Model konsep pengembangan kurikulum; 8. Penjelasan mengenai perbedaan KTSP dan kurikulm 2013.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. KARYA TULIS ILMIAH
Pengantar
PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
Nama : Mariana Gabriel
Npm : 037117132
Kelas : 1-E
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pakuan
2018
2. Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan
bantuan serta rahman dan rahim-Nya, penulisan buku pengantar pendidikan ini
dapat diselesaikan dengan baik. Allah dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada kita semua beserta keluarga dan pengikutnya Allah sampai akhir zaman
kelak.
Semoga dengan terselesaikannya buku pengantar pendidikan ini, buku
ini dapat menjadi bahan bacaan bagi para dosen dan mahasiswa pendidikan
serta menambahkan khasanah kelilmuan dalam dunia pendidikan.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah menjadi
inspirasi besar dalam penyusunan, pembuatan, dan penyempurnaan buku
pengantar pendidikan ini, Penulis menyadari sepenuhnya di banyak kesalahan
serta kekeliruan yang perlu diperbaiki agar tidak terjadi “salah kaparah” dalam
pembuatan kebijakan dan keputusan bagi dunia pendidikan indonesia.
3. BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan akan dapat dilaksanakan secara mantap, jelas arah tujuannya,
relevan isi kurikulumnya, secara efektif dan efesien metode atau cara-cara
pelaksanaannya hanya sebelum melaksakan pendidikan, para pendidikan perlu
terlebih dahulu memperkokoh landasan pendidikannya. Mengingat hakikat
pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia, maka para
pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai salah satu landasannya.
Konsep hakikat manusia yang dianut pendidik akan berimplikasi terhadap
konsep dan praktek pendidikannya.
Bahan ajar mandiri ini akan membantu Anda untuk memahami
konseplandasan pendidikan, hakikat manusia, dan implikasi hakikat manusia
terhadap pendidikan. Dengan mempelajari bahan ajar mandidri ini pada
akhirnya Anda akan dapat mengidentifikasi prinsip-prinsip antorpologis
sebagai asumsi mengenai keharusa pendidikan (mengapa manusia perlu di
didik dan mendidik diri), prinsip-prinsip antorpologis mengenai kemungkinan
pendidikan (mengapa manusia dapat di didik), dan pengertian pendidikan.
Semua ini akan mengembangkan wawasan kependidikan Anda dan akan
berfungsi sebagai titik tolak dalam rangka praktek pendidikan maupun studi
pendidikan lebih lanjut.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Sifat dan hakikat manusia
1.1 Pengertian sifat dan hakikat manusia
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai karakteristik yang secara prinsipil
membedakan manusia dengan hewan meskipun antara manusia dan hewan
banyak kemiripan, terutama jika dilihat dari segi biologisnya. Kesamaansecara
biologis ini misalnya adanya esamaan bentuk, misalnya kera-bertulang
belakang seperti manusia, berjalan dengan menggunakan kedua kakinya,
melahirkan dan menyusui anak, pemakan segala (omnivora), dan memiliki
metabolisme yang sama dengan manusia. Bahkan beberapa filsuf seperti
socrates menamakan manusia itu zoon politicon (hewan yang bermasyarakat).
Filsuf lainnya, Max Scheller, menggambarkan manusia sebagai das kranke tieri
(hewan yang sakit).
Pernyataan tersebut dapat menimbulkan kesan yang keliru, mengira bahwa
manusia dan hewan hanya berbeda secara gradual- yaitu suatu perbedaan yang
melalui rekayasa dapat dibuat menjadi sama keadaannya, misalnya air dapat
menjadi es batu karena perubahan temperatur. Seolah-olah dengan kemahiran
rekayasa pendidikan, hewan-orang utan misalnya-dapat dijadikan manusia.
Proses perubahan dari kera ke manusia. Tahapan yang masih tidak bisa
diungkapkan ini disebut the missing link-yaitu suatu mata rantai yang putus.
Ada suatu proses evaluasi yang tak dapat dijelaskan. Bukti-bukti dari primata
atau kera melalui proses evoluasi yang bersifat gradual belum ditemukan.
Ketiadaan bukti yang bisa mengungkapkan misteri the missing link ini
menunjukkan bahwa hewan tidak identik dengan manusia.
5. B. Pengertian dan unsur-unsur pendidikan
2.1 Pendidikan berasal dari bahasa Latin, yaitu “pedagogi” yang artinya
pendidikan dan dari bahasa yunani “pedagogia” (paedagogik) yang berarti ilmu
pendidikan.pedagogia terdiri dari dua kata yaitu “paedos” yang berarti anak
dan “agoge” yang berarti membimbing, memipmpin anak. Sedangkan istilah
paedagogos merupakan sebutan bagi seorang pelayan atau pemuda zaman
Yunani kuno pekerjaannnya mengantar dan menjemput anak-anak (siswa) ke
rumah dan dari sekolah.
2.2 Pengertian pendidikan adalah usaha untuk mendapatkan pengetahuan,
baik secara formal melalui sekolah maupun secara informal dari pendidikan di
dalam rumah dan masyarakat.
2.3 Peserta didik merupakan subjek yang dibimbing atau dididik. Dalam
perkembangan pendidikan modern, peserta didik berstatus sebagai subjek didik
karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui
keberadaanya.
2.4 Pendidik adalah orang yang mendidik dan orang yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan pendidik dengan sasaran peserta didik. Peserta
didik mengalami pendidikan dalam tiga lingkungan keluarga, linkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, pihak yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan peserta didik adalah orang tua, guru, emimpin
program, pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
C. Landasan dan asas pendidikan
Pendidikan dapat diartikandari berbagai sudut pandang yaitu pendidikan
sebagai suatu sistem, proses, dan hasil.
3.1 Pendidikan sebagai suatau sistem pendidikan dipandang sebagai
keseluruhan gagasan terpadu yang mengatur usaha-usaha sadar untuk
6. membina seseorang untuk mencapai tujuan tertentu dalam mencapai harkat
kemanusiaannya secara utuh.
3.2 Pendidikan sebagai proses pendidikan dipandang sebagai pelaksana
usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu dalam rangka mencapai harkat
kemanusiaan secara utuh.
3.3 Pendidikan sebagai hasil pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang
telah di capai atau dimiliki seseorang setelah proses pendidikan berlangsung.
Pendidikan sebagai usaha dasar yang sistematis selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas tertentu. Landasan dan asas
tersebut sangat penting karena pendidikan merupakan pilar utama terhadao
perkembangan manusia dan masyarakat tertentu.
3.4 Landasan pendidikan adalah suatu pijakan atau penentu isi dan arah
pendidikan. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis,
sosiologis, kultural, dan psikologis yang memegang peranan sangat penting
dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah serta
teknologis akan mendorong pendidikan untuk menjeput masa depan.
D. Perkiraan dan antisipasi terhadap masyarakat masa depan
4.1 Sejarah masa lamapau, pengalaman, kenyataan, kebutuhan mendesak
masa kini, serta harapan masa depan menjadi tumpuan dari pendidikan
melalui pendidikan, masyarakat akan melestarikan nilai-nilai sosial-
kabudayaannya. Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem pendidikan
Nasional Pasal 1 telah ditetapkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar
dan/atau latihan bagi peranannya di masa depan.”Bagi mahasiswa calon
tenaga kependidikan, terutama guru, kajian tentang masyarakat masa depan
tersebut berdampak ganda, yakni untuk dirinya sendiri dan kelak untuk siswa-
siswanya. Untuk itu, berikut ini akan disajikan paparan tentang perkiraan
7. masyarakat masa depan yang akan diikuti dengan kajian tentang upaya
pendidikan untuk mengantisipasinya
4.2 Perkiraan masyarakat masa depan di Indonesia, pendidikan nasional
dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan indonesia.
Seperti yang dikemukakan sebelumnya, masyarakat Indonesia dan
kebudayaannya nasional merupakan landasan sisitem pendidikan nasional.
Disis lain, pendidikan merupakan salah satu pilar utama di dalam pelestarian
dan penegembangan kebudayaan setiap masyarakat. Dalam UU No. 2 Tahun
1989, juga dijelaskan bahwa “dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan
mempunyai peranan yang amat penting menjamin perkembangan dan
kelangsungan kehidupan suatu bangsa.”
E. Pengertian, jenis,dan fungsi lingkungan pendidikanan
5.1 Pengertian ligkungan pendidikan secara umum diartikan sebagai
kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhinya kelangsungan peri
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non-
hayati, lingkungan buatan, dan lingkungan sosial. Sebagai contoh, saat berada
di sekolah lingkungan biotik (alam hayati) seorang siswa adalah teman-teman
sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang adadi sekolah,
juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan
abiotik (alam non-hayati)-nya berapa udara, meja dan kursi, papan tulis,
gedung sekolah dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitarnya.
5.2 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik
secara secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, emosional,pengendalian diri, kepribadian,
8. keceerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai
berbagai faktor linkungan yang berpengaruh terhadap praktik pendidikan.
Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya
proses pendidikan merupakan bagian dari lingkungan sosial.
F. Karakteristik sistem pendidikan nasional indonesia
6.1 Perkembanagan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang
di tandai dengan gancarnya inovasi teknolongi sehingga menuntut adanya
penyesuain sistem pendidikan yang selaras dengan tuntutan dunia kerja.
Pendidikan harus mencerminkan proses memanusiakan manusia dalam arti
mengaktualisasikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemapuan yang
luas dapat dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas.
6.2 Tujuan sistem pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya-yaitu manusia yang
beriman dab bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
9. BAB III
KESIMPULAN SARAN
Untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spirirtual, keagamaan, pengertian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang di perlukan dirinya dan masyarakat.
Buku pengantar pendidikan ini memaparkan berbagai aspek yang berhubungan
dengan dunia pendidikan, dan diharapkan dapat memberikan pengantar kepada
para mahasiswa yang mempelajari mata kuliah pengantar pendidian agar dapat
memahami pendidikan dan memberikan gambaran umum tentang dunia
pendidikan. Buku ini juga diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan
dalam dunia pendidikan bagi para pengambilan keputusan agar tidak terjadi
“salah kaprah” dalam membuat keijakan dan keputusan bagi dunia pendidikan
Indonesia.
10. DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, I Wayan. 1986. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP
Malang.
Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi dan manajemen Umum. Jakarta: Ghalla
Indonesia.
Ballantine, jeanne H. 1983. The sociology of education : A systematic Analysis. Engelwood Cliffs, NJ: Prentice
Hall.
Battle, J.A & Shannon, L. Robert. 1986. The New Idea in Education. New York: Harper & Row
Beeby, C.E. 1984. Perencanaan dan Administratoar pendidikan (diterjemahkan oleh Istiwidayanti). Jakarta:
Bhatara Karya aksara.
Cooms, Philip, H. 1970. What is Educational Planning. Paris: Unesco, International Instute for Eductional
Planning.
International Commission on Education for the Twenty-first Century, UNESCO, 1996. Learnning: The
Treasure Within. UNESCO, diambil secara daring dari http://
unesdoc.unesco.org/images/0010/001095/109950eo.pdf.
Jeanne H. Ballantine (1983, Hardcover) The Sociology of Education: A Systematic Analysis
Kartodirdjo, sartono.Januari 1994. Pembangunan Bangsa.Tentang Nasionalisme, kesadaran dan Kebudayaan
Nasional. Yogyakarta: Aditya Media.
Majelis Permusyawaratan Rakyat. 1990. Peraturan pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Armas
Duta Jaya
Majelis Permusyawaratan Rakyat. 1993. Ketetapan-Ketetapan MPR Republik Indonesia. Surabaya: Bina
Pustaka Tama.
Munib Achmad, dkk. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: MMK UNNES Massie, Joseph. L. 1979.
Essentials of Managment, Englewood Cliffs, N.j.: Prentice Hall. Inc.
Mardiatmaja, B.S 1984 Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Mastuhu. Makalah Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Abad 21.
Semiawan, Conny & Soedijarto (edit.) 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang
Abad XXI. Jakarta: Gramedia Widjasarana.
Spencer, Metta dan Inkeles Alex. 1982. Foundations of Modern Sociology, Englewood Cliffs, NJ: Prentice
Hall.
Syaifuddin Sa’ud, Udin dan Makmun, Abin Syamsuddin, 2005. Perencanaan Pendidikan, PT Remaja Rosda
Krya.
Tim Dosen FIP IKIP Malang. 1980. Penganntar Dasar-Dasar Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Undang-Udang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidian nasional
Vaizey, John. 1967. Education in the Modern World New York. McGraw-Hill.
Veeger, K.J. 1985. Realitas Sosial. Jakarta: Gramedia
Wuradji. 1988. Sosiologi Pendidikan : Sebuah Pendidikan Sosio-Antropologis. Jakarta Ditjen Dikti Depdikbud