Rencana kesiapsiagaan PPAM kespro di tempat bencana meliputi pengorganisasian tim siaga kespro, identifikasi data dan kerentanan kespro, perhitungan logistik untuk 175 pengungsi selama 3 bulan, serta rencana pemesanan logistik tersebut kepada UNFPA."
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara SehatYusneri Ahs
Dokumen tersebut membahas peran tenaga kesehatan dalam peningkatan cakupan dan layanan imunisasi program. Imunisasi merupakan upaya untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan menggunakan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Program imunisasi berhasil membebaskan Indonesia dari penyakit cacar, polio,
Secara Umum
Memberikan acuan bagi petugas kesehatan dlm penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana
Secara Khusus Tersedianya standar :
SDM Kesehatan
Penyiapan fasilitas pelayanan
Pelayanan pengobatan, gizi, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi
Pengendalian penyakit potensial wabah
Pengaturan obat bantuan
Modul ini membahas tentang penilaian awal korban bencana, kecelakaan, atau musibah. Penilaian awal sangat penting untuk menentukan prioritas penanganan dan tindakan resusitasi berdasarkan gangguan pada jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. Modul ini menjelaskan langkah-langkah penilaian awal meliputi penilaian keadaan umum, penilaian respons, penilaian jalan napas dan pernapasan, serta penilaian sirkulasi dan perdar
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara SehatYusneri Ahs
Dokumen tersebut membahas peran tenaga kesehatan dalam peningkatan cakupan dan layanan imunisasi program. Imunisasi merupakan upaya untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan menggunakan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Program imunisasi berhasil membebaskan Indonesia dari penyakit cacar, polio,
Secara Umum
Memberikan acuan bagi petugas kesehatan dlm penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana
Secara Khusus Tersedianya standar :
SDM Kesehatan
Penyiapan fasilitas pelayanan
Pelayanan pengobatan, gizi, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi
Pengendalian penyakit potensial wabah
Pengaturan obat bantuan
Modul ini membahas tentang penilaian awal korban bencana, kecelakaan, atau musibah. Penilaian awal sangat penting untuk menentukan prioritas penanganan dan tindakan resusitasi berdasarkan gangguan pada jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. Modul ini menjelaskan langkah-langkah penilaian awal meliputi penilaian keadaan umum, penilaian respons, penilaian jalan napas dan pernapasan, serta penilaian sirkulasi dan perdar
Dokumen tersebut membahas penanganan gizi pada situasi bencana di Indonesia. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang kelompok rentan yang berisiko tinggi terhadap masalah gizi pada bencana, pendekatan klaster dan peran ahli gizi dalam merespons bencana, serta langkah-langkah penanganan gizi pra-bencana, selama tanggap darurat, dan pasca-bencana.
Ini adalah materi kuliah saya untuk mahasiswa program khusus Akademi Keperawatan Panti Rapih, Jumat 11 Juli 2014. Dalam kuliah ini dibahas kepentingan perencanaan kebencanaan dalam konteks rumah sakit dan sistem triase yang dipakai dalam MCI / mass casualty incident atau bencana dengan korban massal.
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasiYusneri Ahs
Dokumen tersebut berisi petunjuk teknis pelacakan bayi dan baduta yang belum atau tidak lengkap imunisasinya. Tujuannya adalah meningkatkan cakupan imunisasi dengan menemukan anak-anak yang belum mendapatkan pelayanan imunisasi atau belum selesai imunisasinya sesuai jadwal."
Kegiatan pengumpulan data dan informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian bencana
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)pjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan sistem koordinasi berbagai unit kerja dan profesi untuk menyelenggarakan pelayanan darurat bagi korban darurat. SPGDT memiliki tiga fase yaitu pra rumah sakit, saat bencana, dan di rumah sakit. Modul ini juga menjelaskan komponen SPGDT seperti safe community, korban darurat, BNPB, dan unit gawat
Bahan ajar ini membahas tentang penanggulangan bencana meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan. Adapun tujuan penanggulangan bencana adalah melindungi masyarakat dari dampak bencana serta meminimalkan kerugian. Mitigasi bencana meliputi upaya struktural seperti pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir maupun non-struktural seperti kesadaran masyar
drg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptxmarita896206
Dokumen tersebut membahas konsep K3 di Puskesmas sesuai PMK 52 tahun 2018. Terdapat penjelasan mengenai standar K3 di fasyankes, program kesehatan kerja, program keselamatan kerja, dan contoh program kerja K3 di fasyankes.
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan pelayanan administrasi kesehatan. Terdapat penjelasan mengenai tujuan pembelajaran untuk memahami program-program kesehatan seperti promosi kesehatan, lingkungan sehat, upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan perorangan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, serta perbaikan gizi masyarakat. Juga dijelaskan kebijakan dan contoh kegiatan pelayanan administrasi
Program kerja sama UNICEF dan pemerintah Jawa Timur pada tahun 2023 mencakup beberapa bidang, yaitu gizi, air bersih dan sanitasi, kesehatan, pendidikan, perlindungan anak, kebijakan sosial, dan efektivitas program. Bidang-bidang tersebut akan difokuskan pada intervensi seperti pencegahan stunting dan malnutrisi, sanitasi yang dikelola dengan aman, eliminasi buang air besar di tempat terbuka,
Dokumen tersebut membahas penanganan gizi pada situasi bencana di Indonesia. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang kelompok rentan yang berisiko tinggi terhadap masalah gizi pada bencana, pendekatan klaster dan peran ahli gizi dalam merespons bencana, serta langkah-langkah penanganan gizi pra-bencana, selama tanggap darurat, dan pasca-bencana.
Ini adalah materi kuliah saya untuk mahasiswa program khusus Akademi Keperawatan Panti Rapih, Jumat 11 Juli 2014. Dalam kuliah ini dibahas kepentingan perencanaan kebencanaan dalam konteks rumah sakit dan sistem triase yang dipakai dalam MCI / mass casualty incident atau bencana dengan korban massal.
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasiYusneri Ahs
Dokumen tersebut berisi petunjuk teknis pelacakan bayi dan baduta yang belum atau tidak lengkap imunisasinya. Tujuannya adalah meningkatkan cakupan imunisasi dengan menemukan anak-anak yang belum mendapatkan pelayanan imunisasi atau belum selesai imunisasinya sesuai jadwal."
Kegiatan pengumpulan data dan informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian bencana
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)pjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan sistem koordinasi berbagai unit kerja dan profesi untuk menyelenggarakan pelayanan darurat bagi korban darurat. SPGDT memiliki tiga fase yaitu pra rumah sakit, saat bencana, dan di rumah sakit. Modul ini juga menjelaskan komponen SPGDT seperti safe community, korban darurat, BNPB, dan unit gawat
Bahan ajar ini membahas tentang penanggulangan bencana meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan. Adapun tujuan penanggulangan bencana adalah melindungi masyarakat dari dampak bencana serta meminimalkan kerugian. Mitigasi bencana meliputi upaya struktural seperti pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir maupun non-struktural seperti kesadaran masyar
drg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptxmarita896206
Dokumen tersebut membahas konsep K3 di Puskesmas sesuai PMK 52 tahun 2018. Terdapat penjelasan mengenai standar K3 di fasyankes, program kesehatan kerja, program keselamatan kerja, dan contoh program kerja K3 di fasyankes.
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan pelayanan administrasi kesehatan. Terdapat penjelasan mengenai tujuan pembelajaran untuk memahami program-program kesehatan seperti promosi kesehatan, lingkungan sehat, upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan perorangan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, serta perbaikan gizi masyarakat. Juga dijelaskan kebijakan dan contoh kegiatan pelayanan administrasi
Program kerja sama UNICEF dan pemerintah Jawa Timur pada tahun 2023 mencakup beberapa bidang, yaitu gizi, air bersih dan sanitasi, kesehatan, pendidikan, perlindungan anak, kebijakan sosial, dan efektivitas program. Bidang-bidang tersebut akan difokuskan pada intervensi seperti pencegahan stunting dan malnutrisi, sanitasi yang dikelola dengan aman, eliminasi buang air besar di tempat terbuka,
Program P4K bertujuan untuk memastikan seluruh ibu hamil terdata dan memiliki rencana persalinan yang aman beserta persiapan menghadapi komplikasi dengan melibatkan keluarga dan masyarakat menggunakan stiker sebagai alat notifikasi. Program ini dilaksanakan oleh bidan di desa melalui serangkaian kegiatan seperti pemeriksaan kehamilan, konseling, dan pendataan ibu hamil serta melakukan rujukan bila diperluk
Rangkuman dokumen tersebut membahas perencanaan layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir dalam situasi krisis bencana, meliputi persiapan pelayanan antenatal dan postnatal yang terintegrasi dengan fasilitas kesehatan primer, penyiapan bidan kit dan fasilitas kesehatan tingkat pertama, serta pengembangan sistem rujukan dan rumah sakit rujukan untuk menangani komplikasi.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan program KIA/KB di tingkat desa sebagai bagian dari program PKMD. Terdapat pengumpulan data wilayah sasaran, perencanaan kegiatan termasuk sumber daya manusia dan keuangan yang dibutuhkan, pelaksanaan pengumpulan data, dan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan di desa.
Modul ini membahas tiga langkah penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Langkah perencanaan meliputi rencana asuhan umum dan khusus untuk ibu hamil normal atau dengan masalah kesehatan. Langkah pelaksanaan meliputi konseling kesehatan, pemeriksaan, dan pemberian terapi sesuai diagnosis. Langkah evaluasi digunakan untuk menilai pemahaman dan kemampuan i
Dokumen tersebut menjelaskan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan praktik kebidanan komunitas meliputi penyuluhan kesehatan, pembentukan kelompok donor darah, pengorganisasian ambulan desa, dan pelatihan kader. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan dengan baik melalui persiapan media penyuluhan, koordinasi dengan masyarakat, dan evaluasi bersama bidan setempat.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
1. Log Book Manajemen Penanggulangan Bencana Bidang Kebidanan 2013/2014
PPAM Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana Page 1
Tujuan Pembelajaran (p) :
Pada akhir pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Merencanakan kesiapsiagaan bencana pra bencana untuk pelayanan kesehatan reproduksi
2. Merencanakan pemesanan untuk suplay logistic pelayanan PPAM kespro pada situasi bencana
Kasus
IBI mendapatkan informasi data dari TIM SAR Badan penanggulangan bencana darerah pasca letusan (erupsi) Gunung
Sinabung di kabupaten karo, Sumatra Utara, telah mengungsi sebanyak 17.516 pengungsi atau 5.338 Kepala keluarga.
Para pengugsi tersebutberasal dari 16 Desa yang jaraknya lebih dari 5 kilometer dari Gunug Sinabung.Pengungsi di
Camp tidak dipisahkan laki-laki dan perempuan, toilet letaknya jauh dari Camp. Pengungsi sudah di camp selama lebih
dari 1 bulan.
Petunjuk pembelajaran
1. Mahasiswa membuat kelompok pembelajaran dengan anggota 4-5 mahasiswa atau kelompok yang sudah ada;
2. Mahasiswa mendiskusikan soal setiap kolom/ kotak dari loog book dan berkonsultasi sesuai permasalahan yang
dihadapi dalam diskusi;
3. Setiap mahasiswa mengisi/ menjawab setiap kolom/kotak sesuai soal;
4. Mahasiswa mengumpulkan Log book paling lambat setelah 2 hari dari jadwal perkuliahan atau sesuai kesepakatan
5. Keterlambatan mengumpulkan loog book akan diberikan pengurangan nilai
Soal :
1. Menurut saudara apa langkah awal yang dilakukan untuk mengimplementasikan PPAM di tempat
bencana tersebut?
Langkah awal yang dilakukan untuk mengimplementasikan PPAM di tempat
bencana adalah dengan melakukan identifikasi organisasi atau individu
untuk memfasilitasi koordinasi dan implementasi PPAM :
1. Memastikan bahwa Koordinator Kesehatan reproduksi keseluruhan
ada dan berfungsi di bawah tim koordinasi kesehatan
2. Memastikan adanya focal point kesehatan reproduksi di camp dan
lembaga pelaksananya
3. Menyediakan material untuk pelaksanaan PPAM dan memastikan
penggunaannya
2. Log Book Manajemen Penanggulangan Bencana Bidang Kebidanan 2013/2014
PPAM Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana Page 2
2. Buatlah struktur tim siaga kesehatan reproduksi untuk pelayanan PPAM di tempat bencana tersebut
Struktur Tim Siaga Kesehatan Reproduksi
Tim siaga Kesehatan Reproduksi terdiri dari beberapa bidang, dimana setiap
bidang terdiri dari koordinator dan anggota. Pemilihan koordinator maupun
anggota tim sedapat mungkin berdasarkan
bidang kerja dan kemampuan dalam mengelola program kesehatan
reproduksi.
....
Bagan. Tim Siaga Kesehatan Reproduksi
Di bawah ini adalah struktur tim siaga Kesehatan Reproduksi yang
direkomendasikan:
a. Rekomendasi anggota bidang Data dan Informasi
Kesga,Surveilans,IBI,NGO/INGO bidang kespro,Jejaring PPKtP (Program
Penanggulangan Kekerasan terhadap
Perempuan),Lain-lain
b. Rekomendasi anggota bidang Pelayanan Kespro dan GBV
Dokter RS- Puskesmas-IDI, Bidan RS- Puskesmas-IBI,POGI,Jejaring
PPKtP,Lain-lain
c. Rekomendasi anggota bidang logistic
Kesga, TU dinkes,IBI,BKKBN daerah,PMI,Lain-lain
Koordinator tim kespro penanggung
jawab kespro sektor kesehatan.
Wakil koor dari non
pemerintah yang memiliki
peran dan fungsi relevan
Bidang data
dan
informasi
Bidang
pelyanan
kespro dan
GBV
Bidang
logistic
Bidang
capacity
building
Bidang
promosi
(KIE)
3. Log Book Manajemen Penanggulangan Bencana Bidang Kebidanan 2013/2014
PPAM Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana Page 3
Lanjutan ..
3. Buatlah rumusan tugas dan tanguung jawab yang harus dilakukan untuk pelayanan PPAM di tempat bencana
tersebut?
d. Rekomendasi anggota bidang capacity building
Kesga,IBI,P2KP/P2KS/ POGI,Anggota jejaring PPKtP,Perguruan Tinggi,Lain-
lain
e. Rekomendasi bidang promosi (KIE)
Promkes,IBI,NGO/INGO,PKK Kader,BKKBN daerah,Jejaring PPKtP,Lain-lain
Petugas kesehatan reproduksi bertanggung jawab untuk mendukung mitra
sektor/cluster
kesehatan untuk melaksanakan PPAM dan merencanakan penyediaan layanan
kesehatan
reproduksi komprehensif. Peran petugas kesehatan reproduksi adalah untuk:
1. mengkoordinasikan, mengkomunikasikan dan berkolaborasi dengan
koordinator sektor kesehatan atau koordinator cluster kesehatan dan
secara aktif berpartisipasi dalam rapat koordinasi kesehatan,
menyediakan informasi dan mengangkat masalah-masalah teknis dan
strategis serta keprihatinan-keprihatinan;
2. mendukung pengadaan dari bahan-bahan acuan dan supply secara
terkoordinasi;
3. menjadi tuan rumah pertemuan reguler para stakeholders kesehatan
reproduksi pada tingkat yang relevan (nasional, sub-nasional/regional,
lokal) untuk memecahkan masalah dan membuat strategi pelaksanaan
PPAM dan untuk menyediakan bahan-bahan PPAM;
4. Log Book Manajemen Penanggulangan Bencana Bidang Kebidanan 2013/2014
PPAM Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana Page 4
Lanjutan ...
4. memastikan komunikasi teratur antara semua tingkat dan melaporkan
kembali kesimpulankesimpulan penting, tantangan yang memerlukan
resolusi (misalnya kebijakan atau hambatan lain yang membatasi akses
penduduk ke layanan kesehatan reproduksi) kepada mekanisme koordinasi
kesehatan secara keseluruhan. Mengidentifikasi sinergi dan kesenjangan
serta menghindari duplikasi kegiatan dan struktur paralel;
5. menyediakan petunjuk teknis dan operasional mengenai pelaksanaan PPAM
dan sesi orientasi untuk audiens spesifik, kapan dan dimana memungkinkan
(misalnya untuk penyedia layanan, pekerja kesehatan masyarakat, staf
program dan penduduk yang terdampak, termasuk kaum remaja).
6. bekerja sama dengan sektor lain (perlindungan, air dan sanitasi, pelayanan
masyarakat,koordinasi kamp, dll) yang terkait penanganan hal-hal terkait
kesehatan reproduksi;
7. mendukung para mitra kesehatan untuk mencari pendanaan kesehatan
reproduksi melalui proses perencanaan humanitarian dan proposal dengan
berkoordinasi dengan sektor/ cluster kesehatan.
Petugas kesehatan reproduksi harus mengidentifikasi dan memahami dan
memberikan informasi tentang:
1. unsur-unsur kebijakan-kebijakan nasional dan kebijakan negara tuan
rumah, peraturan dan hukum adat yang:
a) mendukung layanan kesehatan reproduksi bagi penduduk
yang terdampak
b) menciptakan hambatan dan membatasi akses ke layanan
kesehatan reproduksi
5. Log Book Manajemen Penanggulangan Bencana Bidang Kebidanan 2013/2014
PPAM Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana Page 5
Lanjutan ...
2. protokol-protokol Kementerian Kesehatan yang relevan untuk perawatan
yang sesuai standar (misalnya protokol untuk penanganan klinis
korban/penyintas perkosaan; mekanisme rujukan untuk keadaan darurat
kebidanan; dan, ketika merencanakan layanan kesehatan reproduksi
komprehensif, manajemen IMS dengan pendekatan sindrom dan
protokol keluarga berencana). Petugas kesehatan reproduksi bekerja
dalam konteks mekanisme koordinasi sektor/cluster kesehatan secara
keseluruhan untuk mendapatkan dan menggunakan informasi:
Tugas tim siaga kesehatan reproduksi saat taggap darurat
• Sebagai focal point program Kespro
• Memberikan bantuan teknis dan saran bagi Koord. Siaga kespro dan seluruh
organisasi yang terkait bidang kespro;
• Berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan regional dalam perencanaan dan
pelaksanaan program Kespro
6. Log Book Manajemen Penanggulangan Bencana Bidang Kebidanan 2013/2014
PPAM Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana Page 6
4. Buatlah rencana kesiapsiagaan untuk kegiatan PPAM kespro sebagai persiapan pra bencana?
Rencana kesiapsiagaan:
Rencana kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Waktu penyusunan dilakukan pada:
1. Kondisi normal sebelum terjadi bencana Rencana kesiapsiagaan disusun pada
kondisi normal sebelum terjadi bencana dan harus direview dan direvisi secara
berkala sesuai dengan perkembangan kondisi daerah setempat (minimal 1 tahun
sekali).
2. Saat terdapat potensi bencana Rencana kesiapsiagaan harus disesuaikan dengan
kondisi daerah setempat.
Tahap penyusunan rencana kesiapsiagaan:
1. Tahap persiapan
a. Pembentukan tim kesehatan reproduksi (telah dijelaskan pada bab III).
b. Mengadakan pertemuan/lokakarya untuk mendapatkan kesepahaman tentang
konsep PPAM (Paket Pelayanan Awal Minimum) dan penerapannya dalam
penyusunan rencana kesiapsiagaan pada tahap berikutnya.
2. Tahap penyusunan rencana kesiapsiagaan
a. Identifikasi data-data kesehatan reproduksi (baik data cakupan maupun data
sarana yang ada), termasuk data kerentanan di wilayah tsb.
b. Tindakan untuk mengurangi kerentanan dan risiko kesehatan reproduksi.
c. Penyiapan komponen rencana kesiapsiagaan.
Proses identifikasi kerentanan kesehatan reproduksi dalam masyarakat
melalui langkah;
1. Menilai status kesehatan reproduksi setempat berdasarkan indikator kesehatan
reproduksi yang ada seperti angka kematian ibu, dll.
2. Mengenali faktor – faktor kerentanan kesehatan reproduksi seperti faktor
kemiskinan, akses terbatas ke pelayanan kesehatan reproduksi, ketrampilan tenaga
kesehatan dll.
7. Log Book Manajemen Penanggulangan Bencana Bidang Kebidanan 2013/2014
PPAM Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana Page 7
5. Hitunglah Logistik yang diperlukan untuk kegiatan PPAM kespro di tempat bencana tersebut
Cara menghitung logistik yang diperlukan untuk kegiatan PPAM ditempat bencana:
Untuk menghitung perkiraan logistik yang diperlukan untuk wanita hamil
dengan jumlah pengungsi 17.516 adalah :
Diketahui :
Estimasi wanita hamil =4% per tahun
4% x 17516 =700 per tahun
¼ x 700 =175/3 bulan
Jadi logistik yang di butuhkan untuk wanita hamil adalah 175 atau lebih untuk
3 bulan
Untuk menghitung logistik bagi laki- laki subur adalah :
20% x 17516 =3503/ tahun
¼ x 3503 =875/ 3 bulan
Jadi penyediaan logistik untuk laki- laki subur adalah 875 atau lebih untuk 3
bulan.
Untuk menghitung logistik bagi wanita subur adalah :
25% x 17516 =4379 / tahun
¼ x 4379 =1094 / 3 bulan
Jadi penyediaan logistik untuk wanita subur adalah 1094 atau lebih untuk 3
bulan
8. Log Book Manajemen Penanggulangan Bencana Bidang Kebidanan 2013/2014
PPAM Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana Page 8
Lanjutan
9. Log Book Manajemen Penanggulangan Bencana Bidang Kebidanan 2013/2014
PPAM Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana Page 9
6. Buatlah rencana cara pemesanan logistik yang diperlukan untuk kegiatan PPAM kespro di tempat bencana tersebut
untuk selama 3 bulan
Mengenal data dasar berikut dapat membantu dalam memesan pasokan yang tepat
Nomor Kit dan informasi yang membantu sewaktu melengkapi
formulir pesanan untuk disampaika ke UNFPA
Estimasi
default
Estimasi
anda
umum
Presentasi wanita usia reproduktif dalam populasi 25
Perkiraan angka kelahiran 4
Persentasi wanita usia reproduktif yang menggunakan kb
modern
15
Kit 1
Persentase pria aktif seks dalam populasi 20
Persentase pria aktif seks yang menggunakan kondom 20
Presentase wanita usia reproduktif yang menggunakan kondom
untuk wanita
1
Kit 3
Prevalensi kekerasan seksual 2
Kit 4
Presentasi wanita yang menggunaka kontrasepsi modern yang
menggunakan gabungan pil oral
30
Presentase wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik 55
Kit 6
Presentasi semua wanita melahirkan yang akan melahirkan di
pusat kesehatan
15
Kit 7
Presentase wanita yang menggunakan metoda kontrasepsi
modern IUD
5
Kit 8
Kehamilan yang berakhir dalam perceraian / aborsi tak aman 15
Kit 9
Presentase wanita yang melahirkan yang memerlukan jahitan
koyak pada vagina
15
Kit 11
Presentase kelahiran yang membutuhkan bedah sesar 5-15
10. Log Book Manajemen Penanggulangan Bencana Bidang Kebidanan 2013/2014
PPAM Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Bencana Page 10
Lanjutan kolom nomor 6 :
Informasi apa yang saya perlukan untuk memesan Kit Kesehatan
Reproduksi?
UNFPA perlu mengetahui di mana kit akan digunakan dan
organisasi/perorangan mana yang akan mengatur penyebarluasan kit,
beserta pihak bersangkutan yang dapat dihubungi, informasi pengiriman
dan pembiayaan.
Selain itu, informasi mengenai jenis kondisi, jumlah populasi yang
menjadi sasaran, jangka waktu operasi dan jumlah pusat kesehatan dan
rumah sakit rujukan membantu untuk menghitung jumlah pasokan yang
dibutuhkan untuk menangani situasi yang ada. Juga akan membantu jika
memiliki informasi mengenai personil, yang mencakup:
a. jumlah dokter jumlah bidan yang memenuhi syarat
b. jumlah dokter yang memenuhi syarat untuk bedah obstetrik
jumlah dukun bersalin tradisional
c. jumlah perawat jumlah pekerja kesehatan masyarakat
d. jumlah perawat yang terlatih dalam obstetrik