Peta struktur waktu dan isopach dianalisis untuk memahami struktur lapisan batuan. Peta struktur waktu menunjukkan variasi kedalaman berdasarkan perbedaan waktu gelombang seismik. Peta isopach mengukur ketebalan lapisan antara dua horizon. Analisis menunjukkan daerah dengan ketebalan maksimal 240-380 ms yang menandakan kemungkinan terjadinya deformasi atau pengangkatan batuan di daerah tersebut. Studi lebi
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika pada ekplorasi bumi yang digunakan untuk mencari akuifer didalam permukaan bumi. Metode seismik juga merupakan metode yang sangat sedikit digunakan bukan karena kekurangannya tetapi mahalnya alat-alatnya.
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika pada ekplorasi bumi yang digunakan untuk mencari akuifer didalam permukaan bumi. Metode seismik juga merupakan metode yang sangat sedikit digunakan bukan karena kekurangannya tetapi mahalnya alat-alatnya.
Agar bisa [1] mendapatkan informasi tentang kedalaman laut (Bathimetri), [2] struktur dan lingkungan pengendapan sedimen di bawah permukaan dasar laut (seabed), [3] mengidentifikasi informasi abiotik ukuran sedimen (grain size) dan sebarannya maka digunakanlah Sistem BATHY-2010 Chirp Sub Bottom Profile and Bathymetric Echo Sounder terpasang di lambung kapal dan Gravity core . Transduser dari sub-bottom profiler jenis pinger ini terdiri dari elemen piezoelektrik kecil yang memancarkan gelombang pendek, tunggal dan frekuensi tinggi (frekuensi bandwidth yang sempit 3.5 kHz) ketika diaktifkan oleh dorongan listrik.
Data batimetri, data rekaman akustik dan sampel contoh inti sedimen diperoleh dari hasil survey pada tanggal 10-24 Juni 2014 di Perairan Utara Kepulauan Aru menggunakan KR GEOMARIN III Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Pusat Penelitian Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL). Secara morfologi daerah penelitian dibagi menjadi dua lokasi, yaitu daerah Dataran pada bagian Timur dan daerah Rendahan sangat dalam pada bagian Barat. Pada bagian Timur morfologi yang terbentuk terdiri dari closure atau punggungan, kisaran kedalaman -1.5 hingga -100 meter dibawah permukaan air laut, sedangkan morfologi pada bagian Barat merupakan morfologi rendahan dengan kedalaman kisaran -101 hingga -3735.5 meter dibawah permukaan air laut (Palung Aru).
Analisis tekstur yang dilakukan terhadap sampel sedimen di lokasi penelitian menunjukan adanya empat tipe sedimen, yaitu kerikilan, pasiran, lanauan dan lempungan. Secara keseluruhan dari empat lokasi pengambilan contoh didominasi oleh lanauan 53.1 %, pasiran 39.3 %, kerikilan 5.7 % dan lempungan 1.95 %. Berdasarkan hasil analisa fraksinasi sedimen pada empat titik pengambilan core, teridentifikasi adanya dua tipe substrat, yaitu lanau pasiran (tiga core), pasiran (satu core). Hasil identifikasi fasies ditemukan dua belas jenis yaitu: Subparallel, Sigmoid, Chaotic Fill, Downlap, Erosional Truncation, Prograded Fill, Divergent, Complex, Hummocky, Wavy parallel Subparallel between parallel, Divergent fill. Fasise dominan yakni Subparallel, Sigmoid, Chaotic Fill sedimentasi pada channel dengan energi yang sangat tinggi. Hasil identifikasi pola refeksi akustik ditemukan pola refleksi discontinuity (tidak adanya keberlanjutan/putus-putus) dan pola continuity (kemenerusan) sinyal akustik pada endapan sedimen. Pola discontinuity menandakan bahwa frekuensi yang diterima endapan rendah, sedangkan continuity menandakan frekuensi yang diterima tinggi.
jika terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan silahkan tinggalkan pesan di email amriuspi@gmail.com.
Semoga Bermanfaat, sekian dan terima kasih
Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah ini disusun secara ringkas dari beberapa referensi. Mencakup bahasan tentang pengertian survei, peta, pengukuran jarak, sudut, azimut, bearing, penggunaan pita ukur, theodolite, dan waterpas, perhitungan poligon, beda tinggi, luas dan volume. Disamping itu disertai pula contoh hitungan sederhana untuk memudahkan pemahaman dari setiap materi. Modul ini dapat dijadikan pegangan praktis dalam mempelajari survei dan pemetaan tingkat dasar.
1. Tugas
Interpretasi Data Seismik
“Analisa Time Structure Map
dan Isopach Map”
OLEH :
Lia Andri Anggraeni (03411640000015)
TEKNIK GEOFISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2020
2. Analisa Time Structure Map dan Isopach Map
Peta Time Structure merupakan peta dalam domain waktu (Time) yang diperoleh dari
proses well to seismic-tie yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan picking horizon
seismic, dan picking fault dari suatu lapisan atau formasi bawah permukaan yang selanjutnya
dilakukan gridding dan counturing. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami dan
menganalisis peta struktur waktu dan peta isopach secara manual yang kemudian dimodelkan
dengan menggunakan Software Surfer. Adapun metodologi work flow yang dilakukan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 1. Work Flow Penelitian
Dalam penelitian ini, data seismik yang digunakan terdiri dari XLine (450, 500, 550, 600, 650,
700, dan 750) dan InLine (50, 150, 240, 300, 380, 400, 500). Data seismik ini kemudian
dilakukan picking secara manual dengan menentukan x, y, z dengan menggunakan increment
30. Analisa ini dilakukan pada 2 horizon yaitu top dan bottom dari suatu formasi yang
kemudian dilakukan perhitungan isopach menggunakan data top dan bottom tersebut. Hasil
dari penelitian ini adalah Time Structure Map Bottom, Time Structure Map Top, dan Isopach
Map. Kemudian dilakukan analisis kuantitatif berdasarkan pemodelan peta yang dihasilkan.
Analisis Kuantitatif Time Structure Map Top
3. Gambar 2. 2D Time Structure Map Top
Gambar 3. 3D Time Structure Map Top
Gambar 2 dan 3 merupakan peta time structure top. Peta ini menunjukkan perbedaan
waktu perambatan gelombang seismik. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa
terdapat 3 perbedaan waktu perambatan gelombang seismic pada Top Structure secara
dominan, yaitu:
Bagian sisi kiri menunjukkan kedalaman (dalam time) pada interval -3.350 s.d -3.100
ms, yang mana daerah tersebut merupakan daerah rendahan. Daerah rendahan ini
ditunjukkan dengan warna biru tua-ungu.
Daerah sisi tengah hingga sisi kanan atas menunjukkan rentang kedalaman (dalam
waktu) yang sedang, yaitu berada pada interval -3050 s.d -2850 ms yang ditandai
dengan warna hijau.
4. Daerah sisi tengan-kanan bawah menunjukkan rentang kedalaman (dalam waktu) yang
tinggi, yaitu berada pada interval -2750 s/d -2450 ms yang ditandai dengan warna
kuning - merah.
Dimana pada zona biru merupakan daerah rendahan atau daerah yang paling rendah, zona hijau
zona yang lebih tinggi dari pada zona biru dan zona kuning hingga merah merupakan daerah
tinggian dari Time Structure Map Top.
Analisis Kuantitatif Time Structure Map Bottom
Gambar 4. 2D Time Structure Map Bottom
Gambar 5. 3D Time Structure Map Bottom
5. Gambar 4 dan 5 merupakan gambar peta time structure bottom. Sama seperti Peta time
structure top, peta time structure bottom ini juga menunjukkan perbedaan waktu perambatan
gelombang seismik. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat 3 perbedaan
waktu perambatan gelombang seismic pada bottom structure secara dominan, yaitu:
Bagian sisi kiri menunjukkan kedalaman (dalam time) dengan interval -3500 hingga -
3300 ms, yang mana daerah tersebut merupakan daerah rendahan. Daerah rendahan ini
ditunjukkan dengan warna biru tua-ungu.
Daerah sisi tengah hingga sisi kanan atas menunjukkan rentang kedalaman (dalam
waktu) yang sedang, yaitu berada pada interval -3200 hingga -3000 ms yang ditandai
dengan warna hijau.
Daerah sisi tengah-kanan bawah menunjukkan rentang kedalaman (dalam waktu) yang
tinggi, yaitu berada pada interval -2900 hingga -2600 ms yang dintandai dengan warna
kuning-merah.
Dimana pada zona biru merupakan daerah rendahan atau daerah yang paling rendah, zona hijau
zona yang lebih tinggi dari pada zona biru dan zona kuning hingga merah merupakan daerah
tinggian dari Time Structure Map Bottom.
Analisis Kuantitatif Isopach Map (Time)
Gambar 6. Peta Isopach (Time)
6. Gambar 7. Peta 3D Isopach (Time)
Gambar 6 dan 7 merupakan peta Isopach. Peta Isopach menghubungkan “True
Stratigraphic Thickness (TST)” dari lapisan batuan. Peta isopach menampilkan ketebalan
stratigrafi antara horizon top dan bottom. Peta Isopach mengukur jarak terpendek antara kedua
permukaan. Peta Isopach memberikan gambaran ketebalan stratigrafi yang lebih akurat, karena
mencerminkan ketebalan lapisan yang diendapkan.
Jika dilihat terjadi penebalan dibeberapa daerah yang ditandai dengan warna kuning
hingga kuning tua dengan rentang nilai ketebalan 240-280 ms. Ketebalan yang paling tinggi
ditunjukkan pada bagian tengah (daerah yang dilingkari pada gambar 6) yang ditandai dengan
warna kuning hingga oren dengan nilai 240-380 ms. Berdasarkan gambar 3D map, dapat dilihat
bahwa persebaran zona hijau lebih luas dari pada zona kuning hingga merah. Pada derah ini
juga menunjukkan adanya kontur yang rapat dan meninggi, hal ini menandakan bahwa daerah
tersebut merupakan daerah antiklin. Bisa diasumsikan bahwa pada bagian tersebut mengalami
deformasi atau terjadinya pengangkatan. Sedangkan daerah dengan warna biru menunjukkan
bahwa daerah tersebut mengalami penipisan yang ditunjukkan nilai 0-80 ms. Daerah yang
mengalami penipisan ini bisa disebabkan karena terjadinya erosi. Adanya derah tinggian yang
ditandai dengan adanya antiklin bisa diasumsikan bahwa antiklin tersebut dapat menjadi
perangkap hidrokarbon yang dikontrol oleh adanya patahan.
Pemodelan peta yang dilakukan dalam studi ini merupakan peta yang berdomain waktu,
sehingga dibutuhkan studi lebih lanjut dengan dilakukan konversi peta dari domain waktu ke
domain kedalaman. Kemudian dilakukan analisis berdasarkan peta yang berdomain kedalaman
untuk meminimalisir error dalam perhitungan isopach, pengeboran, maupun keperluan lainnya.