Leukosit terdiri dari berbagai jenis sel darah putih seperti basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri mikroskopis dan persentase normal dari masing-masing jenis leukosit serta cara melakukan hitung jenis leukosit untuk diagnosis.
Dokumen tersebut membahas tentang leukosit dan prosedur hitung jenis leukosit. Terdapat 6 jenis utama leukosit yaitu basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Prosedur hitung jenis leukosit meliputi pengambilan contoh darah, pemeriksaan di bawah mikroskop, dan pengelompokkan 100 sel leukosit berdasarkan jenisnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses hematopoiesis khususnya sintesis leukosit. Ia menjelaskan tentang jenis-jenis leukosit beserta tahapan pembentukannya di sumsum tulang mulai dari sel induk hingga menjadi sel dewasa.
2. Dibahas pula tentang granulopoiesis yang membentuk granulosit dan monopoiesis yang membentuk monosit, melalui beberapa tahapan seperti mieloblas, promielosit, hingga
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang percobaan untuk menghitung jumlah sel leukosit pada darah mencit. Terdapat penjelasan singkat tentang jenis-jenis sel darah dan fungsi leukosit beserta gambaran mikroskopiknya. Prosedur percobaan meliputi persiapan sampel darah mencit dan pewarnaan menggunakan pewarna Giemsa untuk dihitung jumlah sel leukositnya di bawah mikroskop.
Dokumen tersebut membahas tentang leukosit dan prosedur hitung jenis leukosit. Terdapat 6 jenis utama leukosit yaitu basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Prosedur hitung jenis leukosit meliputi pengambilan contoh darah, pemeriksaan di bawah mikroskop, dan pengelompokkan 100 sel leukosit berdasarkan jenisnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses hematopoiesis khususnya sintesis leukosit. Ia menjelaskan tentang jenis-jenis leukosit beserta tahapan pembentukannya di sumsum tulang mulai dari sel induk hingga menjadi sel dewasa.
2. Dibahas pula tentang granulopoiesis yang membentuk granulosit dan monopoiesis yang membentuk monosit, melalui beberapa tahapan seperti mieloblas, promielosit, hingga
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang percobaan untuk menghitung jumlah sel leukosit pada darah mencit. Terdapat penjelasan singkat tentang jenis-jenis sel darah dan fungsi leukosit beserta gambaran mikroskopiknya. Prosedur percobaan meliputi persiapan sampel darah mencit dan pewarnaan menggunakan pewarna Giemsa untuk dihitung jumlah sel leukositnya di bawah mikroskop.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai morfologi leukosit dan retikulosit. Leukosit terdiri dari neutrophil, eosinofil, monosit, limfosit, dan basofil. Sedangkan retikulosit adalah sel pembentuk darah yang masih dalam proses pembentukan. Dokumen juga menjelaskan ciri-ciri mikroskopis dari masing-masing jenis sel tersebut.
Preparat apus darah dibuat dengan metode apus dan pewarnaan Giemsa untuk membedakan struktur eritrosit dan leukosit. Preparat menunjukkan eritrosit berbentuk bikonkaf tanpa inti, sedangkan leukosit bermacam-macam bentuk dengan inti berwarna ungu akibat pewarnaan. Preparat ini berguna untuk mempelajari komponen darah.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian darah dan bagiannya. Darah dijelaskan sebagai jaringan cair yang beredar dalam pembuluh darah dan memiliki fungsi sebagai alat transportasi zat dan pembakaran serta pertahanan tubuh. Darah terdiri atas sel-sel darah seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit serta plasma darah yang mengangkut zat organik dan anorganik.
Hematologi mempelajari darah dan organ pembentuk darah serta penyakitnya. Darah terdiri atas plasma, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel darah merah mengangkut oksigen, sel darah putih bertugas dalam pertahanan tubuh, dan trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur hitung jenis lekosit secara manual dan otomatis. Secara manual melibatkan pembuatan hapusan darah, pewarnaan, dan perhitungan secara visual di bawah mikroskop. Secara otomatis menggunakan berbagai metode seperti impedansi, scatter cahaya, dan fluoresensi untuk menghitung dan membedakan jenis lekosit dengan lebih cepat dan akurat. Kedua metode memiliki kelebi
Darah berperan penting dalam proses fisiologis tubuh dengan mengangkut oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh, membawa sisa metabolisme, dan mencegah infeksi. Darah terdiri atas plasma, eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit mengangkut oksigen, leukosit melindungi dari patogen, dan trombosit memicu pembekuan darah. Sistem golongan darah menentukan kecocokan transfusi darah.
Sel darah terdiri daripada sel darah merah, sel darah putih, dan platelet. Sel darah merah mengangkut oksigen dan karbon dioksida, sel darah putih bertindak balas terhadap infeksi, dan platelet membantu proses pembekuan darah.
Praktikum ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam menghitung jumlah sel darah putih dengan cara yang tepat. Metode yang digunakan adalah pengenceran darah dengan larutan Turk sebanyak 20 kali dilanjutkan dengan penghitungan sel darah putih di bawah mikroskop. Hasilnya menunjukkan bahwa dua mahasiswa memiliki jumlah sel darah putih normal sedangkan dua lainnya di atas normal, mungkin karena k
Dokumen tersebut membahas enam jenis sel darah putih (leukosit), yaitu basofil, eosinofil, neutrofil stabil, neutrofil segmentasi, limfosit, dan monosit. Setiap jenis memiliki ciri khas berbeda pada ukuran, warna, dan bentuk inti sel maupun granula sitoplasmanya. Sel-sel tersebut berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh, seperti respon alergi, pembersihan parasit, dan peradangan.
Dokumen tersebut membahas sindrom mielodisplastik yang merupakan kelompok penyakit neoplastik pada sel induk hemopoietik yang ditandai oleh kegagalan sumsum tulang dan kelainan sel darah. Dibahas pula patogenesis, diagnosis, klasifikasi, dan prognosis sindrom mielodisplastik menurut WHO dan terapi yang diberikan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai morfologi leukosit dan retikulosit. Leukosit terdiri dari neutrophil, eosinofil, monosit, limfosit, dan basofil. Sedangkan retikulosit adalah sel pembentuk darah yang masih dalam proses pembentukan. Dokumen juga menjelaskan ciri-ciri mikroskopis dari masing-masing jenis sel tersebut.
Preparat apus darah dibuat dengan metode apus dan pewarnaan Giemsa untuk membedakan struktur eritrosit dan leukosit. Preparat menunjukkan eritrosit berbentuk bikonkaf tanpa inti, sedangkan leukosit bermacam-macam bentuk dengan inti berwarna ungu akibat pewarnaan. Preparat ini berguna untuk mempelajari komponen darah.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian darah dan bagiannya. Darah dijelaskan sebagai jaringan cair yang beredar dalam pembuluh darah dan memiliki fungsi sebagai alat transportasi zat dan pembakaran serta pertahanan tubuh. Darah terdiri atas sel-sel darah seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit serta plasma darah yang mengangkut zat organik dan anorganik.
Hematologi mempelajari darah dan organ pembentuk darah serta penyakitnya. Darah terdiri atas plasma, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel darah merah mengangkut oksigen, sel darah putih bertugas dalam pertahanan tubuh, dan trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur hitung jenis lekosit secara manual dan otomatis. Secara manual melibatkan pembuatan hapusan darah, pewarnaan, dan perhitungan secara visual di bawah mikroskop. Secara otomatis menggunakan berbagai metode seperti impedansi, scatter cahaya, dan fluoresensi untuk menghitung dan membedakan jenis lekosit dengan lebih cepat dan akurat. Kedua metode memiliki kelebi
Darah berperan penting dalam proses fisiologis tubuh dengan mengangkut oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh, membawa sisa metabolisme, dan mencegah infeksi. Darah terdiri atas plasma, eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit mengangkut oksigen, leukosit melindungi dari patogen, dan trombosit memicu pembekuan darah. Sistem golongan darah menentukan kecocokan transfusi darah.
Sel darah terdiri daripada sel darah merah, sel darah putih, dan platelet. Sel darah merah mengangkut oksigen dan karbon dioksida, sel darah putih bertindak balas terhadap infeksi, dan platelet membantu proses pembekuan darah.
Praktikum ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam menghitung jumlah sel darah putih dengan cara yang tepat. Metode yang digunakan adalah pengenceran darah dengan larutan Turk sebanyak 20 kali dilanjutkan dengan penghitungan sel darah putih di bawah mikroskop. Hasilnya menunjukkan bahwa dua mahasiswa memiliki jumlah sel darah putih normal sedangkan dua lainnya di atas normal, mungkin karena k
Dokumen tersebut membahas enam jenis sel darah putih (leukosit), yaitu basofil, eosinofil, neutrofil stabil, neutrofil segmentasi, limfosit, dan monosit. Setiap jenis memiliki ciri khas berbeda pada ukuran, warna, dan bentuk inti sel maupun granula sitoplasmanya. Sel-sel tersebut berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh, seperti respon alergi, pembersihan parasit, dan peradangan.
Dokumen tersebut membahas sindrom mielodisplastik yang merupakan kelompok penyakit neoplastik pada sel induk hemopoietik yang ditandai oleh kegagalan sumsum tulang dan kelainan sel darah. Dibahas pula patogenesis, diagnosis, klasifikasi, dan prognosis sindrom mielodisplastik menurut WHO dan terapi yang diberikan.
3. Leukosit
Terdiri dari:
◦ Basofil
◦ Eosinofil
◦ Neutrofil Batang
◦ Neutrofil Segmen
◦ Limfosit
◦ Monosit
Dian Amalia M. 2019. HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN
KADAR LEUKOSIT, LIMFOSIT, MONOSIT DAN GRANULOSIT PADA
MAHASISWA FARMASI UNPAD SHIFT B 2016. Jurnal FARMAKA.
Volume 17 Nomor 2.
4. Farida Giryatika. 2020. PERBEDAAN PENINGKATAN LEUKOSIT PADA RADIOGRAFER DI RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI
SURABAYA. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol.12 No.2.
6. Prosedur
●Seleksi area yg paling baik untuk evaluasi
●Dengan lensa objektif 10 x perhatikan
bagian yang cukup tipis dan rata susunan
eritrositnya, penyebaran leukosit
memenuhi syarat counting area
●Dengan lensa objektif emersi (100 x),
menilai morfologi trombosit, eritrosit,
leukosit
Syamsul Bakhri. 2018. ANALISIS JUMLAH LEUKOSIT DAN JENIS LEUKOSIT PADA INDIVIDU YANG TIDUR
DENGAN LAMPU MENYALA DAN YANG DIPADAMKAN. Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol. 1, Edisi 1
7. Cara Melakukan Hitung Jenis
▪ Pilih bagian yang cukup tipis dan penyebaran leukosit
merata
▪ Mulai menghitung pada pinggir atas sediaan ➔
pinggir bawah ➔ kekanan ➔ pinggir atas lagi ➔ dst
▪ Lakukan terus sampai 100 sel leukosit,
dihitung menurut jenisnya
▪ Catat juga kelainan morfologi pada leukosit
▪ Jumlah setiap jenis sel dinyatakan dalam persen
▪ Laporkan jika terdapat eritrosit berinti per 100 leukosit
8. hitung jenis dilakukan menggunakan 10
kolom, mengelompokkan tiap 10 sel
yang dihitung, sampai terdapat 100 sel
Schilling Hemogram
9. Sel 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Jumlah
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
limfosit
Monosit
Jumlah
I
0
II
IIII IIII
II III
I
10
II
10 100
Schilling Hemogram
10. Melaporkan Hitung Jenis
Mulai dengan sel basofil, eosinofil, neutrofil
batang, neutrofil segmen, limfosit dan monosit
Nilai normal hitung jenis pada dewasa
- Basofil : 0-1 %
- Eosinofil : 1 – 3 %
- Neutrofil batang : 2 – 6 %
- Neutrofil segmen : 50 – 70 %
- Limfosit : 20 – 40 %
- Monosit : 2 – 8 %
12. Basofil
Ukuran sel: 12 - 18 m
Bentuk sel: bulat atau oval
Warna sitoplasma: merah
jambu, ditutupi granul dan
nukleus
Granularitas: basofilik gelap,
ukuran bervariasi. Jumlah
bervariasi
Bentuk inti: bentuk oval pada
basofil muda dan berbentuk
lobular pada basofil dewasa
Tipe kromatin: padat, pucat
Ratio inti/sitoplasma:
rendah atau sangat rendah
Nukleolus: tak tampak
Distribusi:
darah: 0 - 1 %
sumsum tulang: < 1 %
Perbesaran: x 1000
13.
14. Eosinofi
l
Ukuran sel: 15 - 25 m
Bentuk sel: oval atau bulat
Warna sitoplasma: pucat,
ditutupi granul
Granularitas: eosinofilik
(orange-red)banyak,
ukuran sama besar
Bentuk inti: lobulated
(biasanya bilobus)
Tipe kromatin: padat
Ratio inti/sitoplasma:
rendah atau sangat rendah
Nukleolus: tak tampak
Distribusi:
darah: 1 - 3 %
sumsum tulang: < 2 %
Perbesaran: x 1000
15.
16.
17. Neutrofi
l
batang
Ukuran sel: 14 - 20 m
Bentuk sel: oval atau bulat
Warna sitoplasma: pink
Granularitas: sedikit azurofilik
neutrofilik,
Bentuk inti: lonjong,
Spt sepatu kuda atau berlobus
tp tidak bersegmen
Tipe kromatin: padat
Ratio inti/sitoplasma: rendah
atau sangat rendah
Nukleolus: tak terlihat
Distribusi :
darah: 2 – 6 %
sumsum tulang: 5 - 20 %
18.
19. Neutrofi
l
segmen
Ukuran sel: 14 - 20 m
Bentuk sel: oval atau bulat
Warna sitoplasma: pink
Granularitas: sedikit azurofilik
neutrofilik
Bentuk inti: berlobus(normal
kurang dari 5 lobus)
Tipe kromatin: padat
Ratio inti/sitoplasma: rendah
atau sangat rendah
Nukleolus: tak terlihat
Distribusi :
darah: 50 - 70 %
sumsum tulang: 5 - 20 %
Perbesaran: x1000
20.
21. Monosit
Ukuran: 15 - 25 m
Bentuk: bulat, oval atau tidak
teratur
Warna sitoplasma: abu-abu
biru
Granularitas: tidak ada atau
sedikit granul azurofilik halus
Bentuk inti: biasanya tidak
teratur
Tipe kromatin: kromatin
kasar, berkelompok
Rasio inti/sitoplasma:
sedang atau rendah
Nukleolus: tak terlihat
Distribusi:
Darah: 2 - 8 %
sumsum tulang: < 2 %
Perbesaran: x1000
22. Monosit khas dengan
sitoplasma biru lembayung
yang berisi vakuola-vakuola
kecil.
Monosit khas dengan
sitoplasma ungu dan bentuk
nukleus sangat tidak teratur
23. Monosit dan neutrofil
segmen. pada monosit
kromatinkurang padat,
warna dan granularitas
sitoplasma berwarna
merah jambu, ukuran
sering lebih besar dan
terdapatnya banyak
vakuola
24. Limfosit
Ukuran: 10 - 15 m
Bentuk: bulat, kadang-kadang
oval
Warna sitoplasma: biru
Granularitas: tidak ada
Bentuk inti: bulat atau agak
oval
Tipe kromatin: homogen, padat
Rasio inti/sitoplasma: tinggi
atau sangat tinggi
Nukleolus: tidak terlihat,
kadang-kadang hampir tidak
terlihat , satu nukleolus kecil
Distribusi:
darah: 20 - 40 %
sumsum tulang: 5 - 20 %
Perbesaran: x1000
25. Limfosit normal besar
dengan sitoplasma
pucat tanpa granul
Limfosit granular besar
dengan butir azurofilik kasar
dan sitoplasma jernih.
30. Sel
plasma
Ukuran: 15 - 20 m
Bentuk: oval
Warna sitoplasma: biru tua,
dengan halo dekat inti besar,
kadang-kadang ada satu
vakuola
Granularitas: tidak ada
Bentuk inti: bulat
Tipe kromatin: padat
Rasio inti/sitoplasma: rendah
Nukleolus: tidak kelihatan
Distribusi:
darah: tidak ada
sumsum tulang: < 3%
Perbesaran: x1000