SlideShare a Scribd company logo
ANALISIS KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINUMAN
TRADISIONAL (LEGEN) DALAM KEMASAN DITINJAU
DARI ASPEK PRODUKSI DAN PEMASARAN
(Studi Kasus : Di UD. LEGEND TREN, Kabupaten Gresik, Jawa Timur)
SKRIPSI
Oleh :
WISNU ADITYA PUTRA
NPM : 18021013
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2022
ii
ANALISIS KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINUMAN
TRADISIONAL (LEGEN) DALAM KEMASAN DITINJAU
DARI ASPEK PRODUKSI DAN PEMASARAN
(Studi Kasus : Di UD. LEGEND TREN, Kabupaten Gresik, Jawa Timur)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Agribisnis
Pada
Fakultas Pertanian
Universitas Wijaya Putra Surabaya
Oleh :
WISNU ADITYA PUTRA
NPM : 18021013
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2022
iii
ANALISIS KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINUMAN
TRADISIONAL (LEGEN) DALAM KEMASAN DITINJAU
DARI ASPEK PRODUKSI DAN PEMASARAN
(Studi Kasus : Di UD. LEGEND TREN, Kabupaten Gresik, Jawa Timur)
NAMA : WISNU ADITYA PUTRA
FAKULTAS : PERTANIAN
PRODI : AGRIBISNIS
NPM : 1802113
DI SETUJUI dan DI TERIMA OLEH:
DOSEN PEMBIMBING
Ramon Syahrial. SP., MM
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima dan disetujui oleh Tim Penguji Skripsi serta dinyatakan
Lulus. Dengan demikian Skripsi ini dinyatakan Sah untuk melengkapi syarat-
syarat mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Wijaya Putra Surabaya.
Tim Penguji Skripsi:
1. Ketua: Ir. Faisol Humaidi. MP : .................................
(Dekan Fakultas Pertanian)
2. Anggota: 1. :..................................
(Dosen Penguji I)
2 :..................................
(Dosen Penguji II)
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan
saya, di dalam naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Skripsi ini digugurkan dan gelar akademik
yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25
ayat 2 dan pasal 70)
Gresik, Juli 2022
WISNU ADITTYA PUTRA
18021013
vi
MOTTO
“ Ketika kau menyerah, mimpimu dan yang lainya akan menghilang dan
Kehidupan tanpa mimpi adalah seperti selembar kertas putih tanpa coretan ”
vii
PERSEMBAHAN
1. Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkah rahmat dan
karunianya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik
dan senang hati.
2. Keluarga Tercinta khusunya kedua orang tua yang telah mengisi dunia
saya seumur hidup tidak cukup untuk menikmati semuanya, terimakasih
atas cinta dan kasih sayang yang telah kau diberikan kepada saya.
3. Segenap Keluarga Besar Universitas Wijaya Putra Surabaya yang telah
banyak membantu dan membagi ilmu yang dibutuhkan oleh penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga
Allah SWT membalas budi baik serta melimpahkan rahmat-Nya kepada
kita semua.
4. Teruntuk Segenap staf pengajar di Fakultas Pertanian Universitas
Wijaya Putra Surabaya yang telah banyak membantu dan membagi ilmu
yang dibutuhkan oleh penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini Semoga Tuhan membalas budi baik serta
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
5. Semua teman mahasiswa Fakultas Pertanian semoga ilmu yang kita
pelajari di bangku perkuliahan selama ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat. Dan semoga kita semua kelak menjadi orang yang sukses
dalam segala bidang yang kita tekuni.
6. Terima kasih atas semangat serta dukungan dari dosen pembimbingan
maupun dosen fakultas teruntuk bapak kaprodi tersayang.
7. Terima kasih kepada semua orang yang ada di UD. Legen Tren yang
viii
dengan segenap hati membimbing dan membantu saya dalam
pengerjaan skripsi ini
8. Semua pihak yang telah mambantu dan terlibat dalam proses
penyelesaiaan artikel ilmiah ini.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul: Analisis Kelayakan Usaha Industri Minuman Tradisional (Legen) Dalam
Kemasan Di Tinjau Dari Aspek Produksi Dan Aspek Pemasaran (Studi Kasus :
UD. Legend Tren, Kabupaten Gresik, Jawa Timur). Skripsi ini disusun sebagai tri
darma perguruan tinggi. Dengan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1. Bapak Dr. H. Budi Endarto, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Wijaya
Putra Surabaya atas kesempatan yang diberikan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Ir. Faisol Humaidi, MP. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Wijaya Putra Surabaya.
3. Bapak Heri Susanto, SP, MM. selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Universitas Wijaya Putra Surabaya
4. Bapak Ramon Syahrial. SP., MM. selaku dosen pembimbing kami atas
bimbingan dan saran yang diberikan.
5. Keluarga tercinta khususnya kedua orang tua dan keluarga besar yang telah
memberikan bantuan lewat doa-doanya serta motivasi dan dukungan yang
telah diberikan selama penulis melakukan penyusunan skripsi sampai selesai.
x
6. Semua teman-teman mahasiswa fakultas pertanian semoga ilmu yang kita
pelajari di bangku perkuliahan selama 4 tahun ini dapat bermanfaat bagi
masayarakat.
7. Segenap staf pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Putra
Surabaya yang telah banyak membantu dan membagi ilmu yang dibutuhkan
oleh penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan membalas budi baik serta melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua. Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, berharap adanya saran dan kritik yang dapat gunakan sebagai
perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap skripsi yang
masih jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya.
Gresik, Juli 2022
Penulis
xi
ABSTRAK
Sektor perekonomian sendiri sangat penting untuk dilakukan bisnis atau
usaha. Dimana sebuah bisnis didirikan untuk kemampuan produksi dan memenuhi
jumlah produksi. Maka studi kelayakan bisnis adalah menghasilkan suatu
pertimbangan yaitu layak atau tidak layaknya usaha yang akan dijalankan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha dengan di tinjau
dari aspek produksi dan pemasaran di UD. Legend Tren Kecamatan Bungah,
Gresik Jawa Timur.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan metode kualitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah
sumber data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data pengamatan langsung dan wawancara. Data hasil temuan
digambarkan secara deskriptif dan dianalisis menggunakan cara berpikir induktif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa usaha minuman legen kemasan di
UD. Legend Tren dari aspek produksi usaha ini dinyatakan layak karena
penentuan lokasi yang strategis dapat mempermudah dalam sarana distribusi dan
dengan adanya teknologi juga mempermudah kinerja tenaga kerja dan dapat juga
memperbaiki kualitas produksi. Dari aspek pemasaran juga layak karena usaha ini
masih sangat terbatas dalam mengembangkan binis legen di daerah tersebut.
Secara promosi, kemasan dan harga usaha ini juga cukup memumpuni dengan
promosinya sudah di bilang cukup modern dari pada usaha minuman legen pada
umumnya, dalam segi kemasan juga produknya menarik untuk dilihat apalagi
sudah tertera logo HALAL, dengan ini harga yang di terapkan sudah sebanding
dengan kualitas produk.
Kata Kunci: Nira Siwalan, Minuman Legen, Kelayakan Usaha
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
ABSTRAK............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan............................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 8
2.1 Tanaman Lontar ....................................................................................... 8
2.1.1 Air Nira ........................................................................................... 10
2.1.2 Legen............................................................................................... 14
2.2 Kewirusahaan ......................................................................................... 15
2.2.1 Jenis-Jenis Kewirausahaan.............................................................. 16
xiii
2.2.2 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)................................ 20
2.2.3 Tujuan kewirausahaan..................................................................... 22
2.3 Kelayakan Usaha.................................................................................... 24
2.4 Produksi.................................................................................................. 29
2.4.1 Faktor-Faktor Produksi ................................................................... 30
2.4.2 Proses Produksi............................................................................... 31
2.5 Pemasaran............................................................................................... 31
2.5.1 Strategi Pemasaran.......................................................................... 32
2.5.2 Tujuan Pemasaran ........................................................................... 34
2.6 Biaya Produksi ....................................................................................... 36
2.6.1 Penerimaan...................................................................................... 39
2.6.2 Pendapatan. ..................................................................................... 40
2.7 Penelitian Terdahulu............................................................................... 41
2.8 Kerangka Pemikiran............................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 45
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................. 45
3.2. Jenis Penelitian....................................................................................... 45
3.3. Objek Penelitian ..................................................................................... 46
3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 46
3.5. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data .......................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 48
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian..................................................... 48
4.1.1 Sejarah Tempat Penelitian............................................................... 48
4.1.2 Lokasi Tempat Penelitian................................................................ 50
4.1.3 Struktur Organisasi ......................................................................... 51
4.2 Proses Produksi Minuman Legen........................................................... 54
xiv
4.3 Metode Pemasaran Minuman Legen...................................................... 61
4.4 Analisis Studi Kelayakan Usaha Minuman Legen Kemasan................. 64
4.4.1 Aspek Produksi ............................................................................... 64
4.4.2 Aspek Pemasaran ............................................................................ 67
4.4 Biaya Produksi ....................................................................................... 68
4.4.1 Peneriman Usaha............................................................................. 71
4.4.2 Pendapatan Usaha. .......................................................................... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 73
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 73
5.2 Saran....................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Judul
1. Klasifikasi tanaman siwalan...................................................................................9
2. Kandungan gizi nira siwalan............................................................................... 13
3. Biaya Tetap ......................................................................................................... 69
4. Biaya Variabel..................................................................................................... 69
5. Total Biaya Produksi Minuman Legen Kemasan ............................................... 70
6. Penerimaan Usaha Perbulan................................................................................ 71
7. Pendapatan Usaha Perbulan................................................................................ 72
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Judul
1. Pohon lontar ..............................................................................................10
2. Air nira ......................................................................................................11
3. Minuman nira siwalan (legen)...................................................................15
4. Kerangka pemikiran ..................................................................................44
5. Struktur Organisasi UD Legend Tren .......................................................51
6. Diagram Alir Pembuatan Legen................................................................60
7. Saluran Distribusi......................................................................................63
8. Mesin Paseurisasi......................................................................................65
9. Mesin Pengisi Otomatis ............................................................................65
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Judul
1. Daftar Pertanyaan Wawancara ................................................................. 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai bentuk usaha atau bisnis dengan bermacam jenis produk ddan
jasa saat ini bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis dapat menjadi
suatu peluang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dan kegiatan bisnis
dapat dilakukan oleh siapa saja yang berniat untuk melakukannya. Dengan
kondisi tersebut, memaksa perusahaan besar maupun kecil untuk menghasilkan
suatu produk yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan konsumennya.
Semakin meningkatnya tuntutan akan kebutuhan hidup saat ini juga membuat
konsumen semakin cerdas dalam memilih jasa atau produk yang akan dikonsumsi.
Persaingan antar pengusaha bukan hanya dari segi jenis produknya tetapi kualitas
dari produk tersebut dan dan bagaimana cara perusahaan memasarkan produknya
ke konsumen.
Di tengah persaingan produk yang sangat ketat, setiap perusahaan
menawarkan produk yang terbaik maka sala satu kunci sukses terletak pada
pemasarannya. Pemasaran merupakan salah satu faktor penting guna menjaga
kelangsungan hidup perusahaan yang menghadapi persaingan. Pentingnya
pemasaran menyebabkan perusahaan berusaha semaksimal mungkin untuk
berhasil yaitu dengan cara melakukan berbagai macam strategi pemasaran. Salah
satu strategi pemasaran yang sering digunakan adalah strategi Segmentation,
Targeting, dan Positioning. Tjiptono dan Chandra (2017).
Perekonomian di Indonesia yang saat ini belum begitu stabil dari dampak
COVID-19, yang berakibat melonjaknya tingkat pengangguran karena banyaknya
2
perusahaan yang mengalami kebangkrutan, sehingga menambah angka
penggaguran. Dalam hal ini menuntut bagi para pemerintah untuk mendapatkan
langkah yang cerdas dan solusi yang cepat dan tepat untuk mengatasi banyaknya
pengangguran dan menekan angka kemiskinan. Indonesia saat ini membutuhkan
euntrepreneur muda untuk menekan meningkatnya pengangguran di Indonesia.
Salah satu unsur terpenting dalam perekonomian nasional di Indonesia yaitu
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. UMKM menjadi pondasi penggerak dari
sistem ekonomi Indonesia. Di saat krisis ekonomi yang melanda karena dampak
pandemi, UMKM mampu bertahan karena usaha ini yang bergerak di sektor riil
tidak terlalu terpengaruh di bandingkan dengan sector moneter. UMKM juga
menjadi salah satu unsur yang membantu program pemerintah dalam hal
menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus mengurangi tingkat pengangguran, dan
dengan adanya UMKM juga banyak tercipta unit kerja baru yang menggunakan
tenaga – tenaga kerja baru yang mendukung pendapatan rumah tangga sekaligus
dapat mengurangi tingkat kemiskinan.
Tuntutan konsumen saat ini dalam memenuhi kebutuhannya, mereka
membutuhkan yang praktis dalam mendapatkan dan mudah dalam proses
mengkonsumsinya. Saat ini keberadaan minuman kemasan menjadi popular di
masyarakat kita karena dianggap lebih memenuhi unsur kebersihan dan higienitas
dalam proses pembuatannya. Menurut data penjualan minuman kemasan
mengalami peningkatan sekitar lebih dari 10 % tiap tahunnya. Meskipun pada
tahun 2009 mengalami penurunan. Namun peluang pasar bagi minuman kemasan
masih menjanjikan untuk di usahakan. Dalam persaiangannya mereka
3
terdiferensiasi menjadi minuman energi, minuman penyegar dan minuman
kesehatan.
Salah satu minuman tradisional yang menjadi ciri khas masyarakat Gresik,
Jawa Timur adalah legen. Minuman ini banyak kita jumpai di sepanjang jalan di
Gresik, Jawa Timur. Konsumen ketika mau membeli bisa langsung di minum
ditempat atau di buat oleh-oleh dengan kemasan botol plastik bekas minuman air
mineral, dan ini membuat konsumen yang mengerti kesehatan akan berfikir dua
kali untuk membeli maupun mengkonsumsinya. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka beberapa usaha mulai dirikan berupa produk minuman legen kemasan yang
bersih dan berstandar Badan Pengaawas Obat dan Makanan (BPOM) yang
dikemas kedalam berbagai macam jenis kemasan seperti pastik maupun kaca.
UD Legend Tren merupakan manajemen agribisnis dalam mengkoordinir
kegiatan pengolahan minuman alami legen dalam kemasan. Dalam kehidupan
sehari-hari, manajemen sangat diharapkan dan diperlukan agar tidak terjadi
benturan antara masing- masing faktor yang menyebabkan tujuan tidak tercapai.
Manajemen usaha sangat diperlukan supaya dapat berjalan lancar dan mendapat
hasil yang sesuai harapan. Pada manajemen sendiri terdapat beberapa fungsi
sebagai bagian dari proses manajemen. Semua fungsi - fungsi manajemen terdapat
dalam setiap kegiatan usaha
Perusahaan Legend Tren sebagai tempat penelitian memfokuskan usaha
pada bidang minuman, yaitu minuman dalam kemasan botol yang berupa legen.
Minuman tersebut diolah dan dikembangkan oleh pemilik perusahaan, hal itu
terbukti dari komposisi yang ada dalam minuman legen baik dan sesuai keinginan
4
konsumen serta lolos uji kelayakan sebagai minuman yang tidak berbahaya bagi
kesehatan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Minuman Legen milenial sebagai brand dari perusahaan Legend Tren
mampu bersaing dipasaran bahkan menjadi produk minuman legen dalam
kemasan satu-satunya di indonesia yang sudah mempunyai ijin resmi dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan bersetifikat HALAL, menyaingi para
kompetitor yang terdahulu seperti penjual minuman legen pinggir jalan khususnya
di wilayah Kabupaten Gresik, ini disebabkan karena keberadaan minuman Legen
Milenial sebagai nama produk yang dikeluarkan oleh perusahaan mampu
membaca peluang pasar, yaitu konsumen kalangan menengah ke bawah yang
ingin tampil mewah dan praktis dalam mengadakan acara, serta kualitas produk
yang baik dan harga yang terjangkau menjadi kunci dari meningkatnya
permintaan pasar. UD. Legend Tren berencana mengembangkan bisnis usahanya
yaitu membuat legen dalam bentuk kemasan. Dimana legen kemasan ini
diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin lebih praktis, dan bisa dibawa kemana-
mana. Hal tersebut tidak lepas dari strategi pemasaran yang dilakukan UD.
Legend Tren untuk memasarkan hasil produksinya.
Banyaknya produk minuman legen dalam kemasan di pasaran membuat
konsumen bebas memilih produk minuman legen mana yang akan dibelinya.
Kenyataan menunjukkan bahwa konsumen bersedia membeli produk minuman
legen yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka sangat penting bagi pengusaha pengolah minuman legen untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang dibutuhkan dan di inginkan konsumennya.
5
Strategi pemasaran sangat berperan penting dalam keberlangsungan usaha
ini mengingat adanya persaingan dengan industri serupa sehingga strategi
pemasaran yang dilakukan haruslah yang terbaik. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk menganalisis tingkat kelayakan bisnis pengolahan legen dalam kemasan ini
yang di tinjau dari aspek produksi dan aspek pemasaran serta untuk mengetahui
tingkat keuntungan untuk mengetahui berapa lama waktu investasi kembali dalam
bisnis ini
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk lebih mengetahui bagaimana
proses produksi, berkaitan dengan ketersediaan bahan baku dan prosesnya sampai
pada minuman kemasan siap untuk di konsumsi dan juga penulis ingin lebih
mengetahui proses produksi dan metode-metode pemasaran apa saja yang selama
ini di lakukan serta dampak dari keduanya dalam mengembangkan usaha,
sehingga usaha yang telah dilakukan layak atau tidak untuk dipertahankan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahan
yang dihadapi sebagai berikut:
1. Bagaimana proses produksi dan metode pemasaran pada UD. Legend
Tren dalam usaha industri minuman tradisional legen dalam kemasan?
2. Bagaimana tingkat kelayakan usaha pada usaha minuman legen
kemasan ditinjau dari aspek produksi dan pemasarn?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan diadakan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses produksi dan metode pemasaran pada industri
minuman legen dalam kemasan di UD. Legend Tren.
2. Mengetahui tingkat kelayakan usaha pada usaha minuman legen
kemasan ditinjau dari aspek produksi dan pemasaran.
1.4 Manfaat Penelitian.
Berdasarkan masalah-masalah yang telah di jabarkan di atas, maka
manfaat penelitian penelitian yang dapat diambil adalah:
1. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah dan menambah
pengalaman dan wawasan ilmu pengetahuan, khususnya studi
kelayakan usaha.
2. Sebagai informasi yang memberikan gambaran serta sebagai refrensi
tambahan bagi yang membutuhkan.
3. Memberikan solusi dan rekomendasi bagi perusahaan mengenai layak
tidaknya pengembangan bisnis legen kemasan.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematikan penulisan pada penyusunan penelitian terkait adalah
sebagai berikut:
7
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisika tentang latar belakang diadakan
penelitian rumusan masalah pada penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematikan penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini menyajikan teori releven yang terkait dengan
penelitian. Tujuan dari bab yaitu memberi pengetahuan dasar
dan kerangkaberpikir yang digunakan untuk menyelesaikan
penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai kerangka penyelesaian
masalah dan penggunakan metode serta teknik yang digunakan
untuk menyesaikan masalah penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan sistem pengumpulan data yang
diperlukan selama penelitian dan alur pengolahan data yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi rumusan kesimpulan pada penelitian yang
dilakukan serta pemberian saran kepada objek penelitian
maupun peneleitian selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Lontar
Tanaman Lontar (Borassus flabellifer) termasuk tanaman perkebunan
yang berpotensi besar untuk dikembangkan karena semua bagian dari tanaman
tersebut dapat dimanfaatkan. Pohon Lontar, dalam bahasa inggris disebut sebagai
Lontar Palm adalah sejenis palem (pinang-pinangan) yang tumbuh di Asia
Tenggara dan Asia Selatan. Pohon ini menjadi flora identitas provinsi Sulawesi
Selatan. Di Indonesia, pohon lontar tumbuh di daerah yang beriklim kering.
Tanaman lontar juga banyak ditemukan tumbuh secara alami India, Thailand dan
di kepulauan Pasifik. Tanaman lontar menyebar luas di Indonesia meliputi Papua,
Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kalimantan
Selatan dan Aceh, dengan total luas areal sekitar 70.000 ha, salah satunya di
Sulawesi Selatan dengan produksi tanaman lontar sekitar 7.293 ha (Dinas
Perkebunan, 2017).
Di sepanjang jalur pantai utara Jawa Timur, seperti Gresik, Lamongan,
dan Tuban banyak ditemukan tanaman lontar. Tanaman jenis palma ini bernama
latin Borrasus flabellifer. Lontar merupakan pohon yang berbatang lurus, tidak
bercabang, tinggi 15-40 m. sendiri atau kebanyakan berkelompok, berdekat-
dekatan. Kulit luar batang hitam seperti tanduk dengan urat bergaris-garis kuning.
Tajuk tinggi mencapai 4 m. tiap pohon lontar dimahkotai oleh 30 sampai 40
tangkai daun. Sehelai daun dapat berkembang seluas hamper satu meter dengan
9
kira-kira 60 menghasilkan 12 sampai 14 daun setiap tahun, dan setiap daun hidup
selama tiga sampai empat tahun. Tangkai daun sampai 1 m, pelapah lebar, bagian
atas hitam, dengan duri tempel pada tepinya. Helaian daun bulat berdiameter 7-20
cm, berat 1,5-2,5 kg berwarna ungu tua sampai hitam. Buah lontar atau biasa
disebut Siwalan, dengan ciri-ciri; daging buah muda keputih-putihan, daging buah
dewasa kuning yang berubah menjadi serabut. Buah siwalan tumbuh bergerombol
dalam tandan, hingga sekitar 20 butir, berkulit keras, bulat peluru berdiameter 7–
20 cm. Warna kulitnya hijau tua hingga hitam kecokelatan. Pohon lontar terdiri
atas 2 jenis yaitu lontar jantan dan lontar betina. Lontar jantan menghasilkan Nira
sedangkan lontar betina menghasilkan buah siwalan (Fauziyah, 2015).
Tabel 1. Klasifikasi Tanaman Lontar.
Klasifikasi
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi
Kelas
Angiopermae
Monocotyledonae
Ordo Arealea (Spadiciflorae)
Famili Arecaceae (Palme)
Genus Borassus
Spesies Borassus flabellifer L.
Sumber: klasifikasi dari tanaman lontar (Silaban, 2017).
10
Gambar 1. Pohon Lontar.
Tanaman lontar merupakan tanaman multifungsi, semua bagian dari
tanaman ini bisa dimanfaatkan. Selain buah dan air nira untuk dikonsumsi, daunya
bisa digunakan untuk kerajinan tangan. Dulu, daun lontar juga dijadikan media
penulisan naskah lontar. Sedangkan kayunya juga berserat, memiliki kualitas baik.
Beberapa pustaka menjelaskan, tanaman lontar berasal dari India, lalu kemudian
menyebar ke beberapa Negara seperti Papua Nugini, Afrika, Australia, Asia
Tenggara, dan Asia Tropis. Tanaman ini mampu tumbuh di daerah yang kering.
Di Madura, Jawa Tengah dan Jawa Timur luas areal perkebunan siwalan
mencapai 15.000 ha dengan populasi 500.000 tanaman. Di pesisir utara
Lamongan sendiri masih banyak dijumpai pohon siwalan, utamanya di Kecamatan
Paciran. (Mubarok, 2019)
2.1.1 Air Nira
Nira merupakan cairan yang memiliki rasa manis dan diperoleh dari
tanaman tertentu. Pada umumnya nira digunakan oleh masyarakat sebagai bahan
dasar pembuat gula atau pemanis. Selain itu, nira dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan obat tradisional, asam cuka, minuman beralkohol dan minuman tidak
beralkohol. Nira didapatkan dengan cara diperas, digiling atau disadap. Nira
mengandung kadar gula tertentu, seperti glukosa, sukrosa, fruktosa serta
11
karbohidrat, serta memiliki derajat keasaman (pH) yaitu 6–7 dan berbau harum.
Jika nira disimpan maka akan terjadi proses fermentasi. Fermentasi tersebut
disebabkan oleh adanya mikroba yang ada didalam nira yang kemudian akan
membentuk rasa asam berupa asam asetat. (Suroyya, 2016).
Gambar 2. Air Nira.
Nira mengandung kadar gula tertentu, seperti glukosa, sukrosa, fruktosa
serta karbohidrat, serta memiliki derajat keasaman (pH) yaitu 6–7 dan berbau
harum. Jika nira disimpan maka akan terjadi proses fermentasi. Fermentasi
tersebut disebabkan oleh adanya mikroba yang ada didalam nira yang kemudian
akan membentuk rasa asam berupa asam asetat. Keadaan asam merupakan
medium yang baik untuk mikroba berkembang biak seperti bakteri, kapang
maupun khamir (Surroya, 2016).
Ketika musim kemarau (panas), legen (nira) ini sangat digemari sebagai
minuman pelepas dahaga selain air putih. Sementara itu legen (nira) mengandung
cairan isotonik yang mampu menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat
aktivitas berlebih. Selain itu, legen (nira) yang dibiarkan lebih dari 1 hari dalam
suhu kamar maka akan berubah menjadi tuak. Tuak merupakan hasil fermentasi
atau peragian secara alami pada gula karena adanya proses enzimatis. Bahan baku
yang paling banyak digunakan adalah glukosa. Metabolisme tipe anaerobic
12
menghasilkan sejumlah kecil energi, karbondioksida, air, dan produk akhir
metabolik organik lain seperti asam laktat, asam asetat dan etanol. Kerusakan nira
ditandai oleh penurunan pH disebabkan adanya perombakan gula menjadi asam
organik oleh mikroba seperti khamir Saccharomyces sp. serta bakteri Acetobacter
sp. Nira sangat mudah terkontaminasi karena mengandung nutrisi yang lengkap
seperti gula, protein, lemak dan mineral yang sangat baik untuk pertumbuhan
mikroba (Suroyya, 2016).
Nira siwalan yang dikonsumsi oleh masyarakat dengan jangka waktu
penyimpanannya relatif sangat singkat yaitu selama 1-2 hari. Namun bila setelah 3
hari minuman nira tersebut jika dikonsumsi akan menimbulkan berdampak negatif
karena dapat memabukkan, penyimpanan yang dilakukan pada nira akan
mengakibatkan meningkatnya aktivitas pada enzim yang terdapat didalam nira
terutama enzim glukokinase, enzim fofoglukoisomerase, enzim fosfofrutokinase,
enzim aldolase, enzim gliseraldehida-3 Pdehidrogenase, enzim fosfogliseril
kinase, enzim enolase, enzim piruvat kinase, enzim piruvat dekarboksilase, enzim
dehidrogenase alkohol dan enzim acetobacter acetic sehingga dapat mempercepat
terjadinya proses fermentasi pada nira (Mardiyah, 2017).
Kenaikan aktifitas enzim-enzim tersebut apabila dibiarkan maka akan
membuat kadar alkohol terus bertambah hingga 5–6 % dan akhirnya berkurang,
sedangkan pada keasamannya akan terus bertambah. Untuk mengurangi kadar
alkohol tersebut maka di lakukan pemanasan. Proses pemanasan ini bertujuan
untuk menghambat fermentasi dari mikroorganisme. Jika proses fermentasi
mikroorganisme terhambat, maka kadar alkohol juga akan berkurang (Mardiyah,
2017).
13
Nira yang telah terkontaminasi oleh mikroorganisme, akan mengalami
proses fermentasi atau perombakan terhadap senyawa-senyawa penyusunnya.
Karena fermentasi tersebut maka sukrosa yang terdapat dalam nira akan berubah
menjadi alkohol dan selanjutnya berubah menjadi asam cuka (Mentari, et al.,
2017).
Tabel 2. Kandungan Gizi Nira Siwalan.
Komposisi Jumlah
Air (cc) 86,1
Protein (cc) 0,3
Lemak (cc) 0,02
Karbohidrat (cc) 13,54
Mineral sebagai Abu (cc) 0,04
Sumber: kandungan gizi nira siwalan/100cc (Umam, 2018).
Komposisi kimia nira dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain aksesi
tanaman, umur tanaman, keadaan tanah, iklim, pemupukan dan pengairan Dalam
pengolahannya sebagai bahan baku gula, komposisi kimia yang terpenting dari
nira adalah kadar gula dan derajat kemasamannya Kadar gula yang optimal untuk
pertumbuhan khamir adalah 10%, tetapi kadar gula yang optimal untuk permulaan
fermentasi adalah 16%. Kerusakan nira ditandai oleh penurunan pH disebabkan
adanya perombakan gula menjadi asam organik oleh mikroba, seperti khamir
(Saccharomyces sp.) serta bakteri Acetobacter sp. Sukrosa dirombak menjadi
glukosa dan fruktosa, kemudian proses fermentasi glukosa dan fruktosa menjadi
etanol dan CO2 diakhiri dengan proses pembentukan asam asetat, yaitu proses
perubahan etanol menjadi asam asetat (Mashud dan Matana, 2015).
14
2.1.2 Legen
Legen merupakan cairan atau air yang keluar dari bunga jantan dari pohon
siwalan yang dipotong bagian ujungnya dan diberi wadah penampung dan belum
mengalami fermentasi. Cairan ini dapat dijadikan sebagai bahan utama pembuatan
gula merah. Dalam keadaan segar, legen dari pohon siwalan ini mempunyai rasa
yang manis, aroma yang khas dan harum, dan relatif tidak berwarna (Sudrajat, dan
Agustina, 2015).
Legen siwalan disinyalir mampu membantu fungsi ginjal dalam tubuh jika
dikonsumsi secara teratur dan tidak berlebihan. Bukan hanya itu saja, legen (nira)
dengan kualitas yang baik bahkan dipercaya mampu menormalkan atau
menambah produksi sperma serta dapat digunakan sebagai obat gangguan
pernafasan (Sudrajat, dan Agustina, 2015).
Nilai dari total asam ditentukan oleh banyak sedikitnya gula yang terdapat
pada legen yang terfermentasi oleh mikrooganisme. Produksi asam-asam organik
sejalan dengan petumbuhan sel khamir yang dalam jangka panjang akan
menurunkan kandungan alkohol. Semakin tingginya kandungan nira pada suatu
minuman legen maka akan meningkat pula nilai pH minuman legen tersebut.
Peningkatan jumlah mikroba atau khamir pada minuman nira atau legen diduga
dipengaruhi oleh adanya perubahan jumlah nira yang ditambahkan kedalam
minuman tersebut. Kontaminasi khamir ini dapat berasal dari lingkungan, wadah
penyadapan, atau sumber kontaminan lainya. Secara alami nira atau legen siwalan
mengandung mikroba pemecah gula, yaitu Saccaromyces sp. dan Candida sp.
Aktifitas kedua mikroba tersebut mengakibatkan terjadinya reaksi fermentasi gula
menjadi alkohol. (Gusti, Widjanarko, & Sriherfyna, 2016)
15
Gambar 3. Minuman Nira Siwalan (Legen).
Dalam proses mikrobiologi, fermentasi dilakukan oleh mikrobia yang
menghasilkan atau mempunyai enzim yang sesuai proses tersebut. Berdasarkan
produk yang dihasilkan, fermentasi digolongkan menjadi dua macam, yaitu
fermentasi alkoholis dan fermentasi non-alkoholis. Fermentasi alkoholis, yaitu
fermentasi yang menghasilkan etanol sebagai produk akhir disamping produk
lainnya. Misalnya pada pembuatan wine, cider, dan tape. Dalam fermentasi
alkohol, mikroba yang dipakai adalah: Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces
anamensis, dan Schizosaccharomyces pourlee. Sedangkan fermentasi non-
alkoholis, yaitu fermentasi yang tidak menghasilkan alkohol sebagai produk akhir.
Misalnya pada pembuatan tempe dan antibiotik (Silaban, 2017).
2.2 Kewirusahaan
Kewirausahaan yaitu sesuatu yang ada di dalam jiwa seseorang,
masyarakat dan organisasi yang karenanya akan dihasilkan berbagai macam
aktivitas (sosial, politik, pendidikan), usaha dan bisnis. Kewirausahaan merupakan
bidang yang sangat luas aktivitasnya, mulai dari individual entrepreneurship,
industrial entrepreneurship sampai yang terakhir berkembang adalah social
entrepreneurship. Ungkapan sumber daya manusia yang tepat menunjukan pada
16
individu-individu dalam organisasi kewiraswastaan yang memberikan sumbangan
berharaga pada pencapaian tujuan sistem organisasi kewiraswastaan. (Sonny,
2013)
Menurut Suryana (2010:2) “Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses”, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif
demi terciptanya peluang. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak
memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. (Suryana, 2010)
2.2.1 Jenis-Jenis Kewirausahaan
(Gie, 2021) Diketahui jenis-jenis kewirusahaan ada 9, berikut jenis-
jenisnya:
a. Kewirausahaan usaha kecil
Mayoritas bisnis adalah bisnis kecil. Orang-orang yang tertarik pada
kewirausahaan bisnis kecil kemungkinan besar akan menghasilkan
keuntungan yang mendukung keluarga mereka dan gaya hidup sederhana.
Mereka tidak mencari keuntungan skala besar atau pendanaan ventura.
Kewirausahaan usaha kecil sering terjadi ketika seseorang memiliki dan
menjalankan bisnisnya sendiri. Mereka biasanya mempekerjakan karyawan
lokal dan anggota keluarga. Toko kelontong lokal, penata rambut, butik kecil,
konsultan, dan tukang ledeng adalah bagian dari kategori kewirausahaan ini.
b. Kewirausahaan perusahaan besar
Kewirausahaan perusahaan besar adalah ketika sebuah perusahaan memiliki
jumlah siklus hidup yang terbatas. Jenis kewirausahaan ini untuk profesional
17
tingkat lanjut yang tahu bagaimana mempertahankan inovasi. Mereka sering
menjadi bagian dari tim besar eksekutif tingkat-C.
Perusahaan besar seringkali menciptakan layanan dan produk baru
berdasarkan preferensi konsumen untuk memenuhi permintaan pasar.
Kewirausahaan usaha kecil dapat berubah menjadi wirausaha perusahaan
besar ketika perusahaan berkembang pesat. Ini juga bisa terjadi ketika sebuah
perusahaan besar mengakuisisi mereka. Perusahaan seperti Microsoft, Google
dan Disney adalah contoh dari jenis kewirausahaan ini.
c. Kewirausahaan startup yang skalabel
Kewirausahaan semacam ini adalah ketika pengusaha percaya bahwa
perusahaan mereka dapat mengubah dunia. Mereka sering menerima dana dari
pemodal ventura dan mempekerjakan karyawan khusus. Startup yang dapat
diskalakan mencari hal-hal yang hilang di pasar dan menciptakan solusi untuk
mereka.
Banyak dari jenis bisnis ini dimulai di Silicon Valley dan berfokus pada
teknologi. Mereka mencari ekspansi yang cepat dan pengembalian keuntungan
yang besar. Contoh startup scalable adalah Facebook, Instagram dan Uber.
d. Kewirausahaan sosial
Seorang wirausahawan yang ingin memecahkan masalah sosial dengan produk
dan jasanya termasuk dalam kategori wirausaha ini. Tujuan utama mereka
adalah membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Mereka tidak bekerja
untuk mendapatkan keuntungan besar atau kekayaan. Sebaliknya, jenis
pengusaha ini cenderung memulai organisasi nirlaba atau perusahaan yang
mendedikasikan diri untuk bekerja menuju kebaikan sosial.
18
e. Kewirausahaan yang inovatif
Pengusaha inovatif adalah orang-orang yang terus-menerus memunculkan ide-
ide dan penemuan-penemuan baru. Mereka mengambil ide-ide ini dan
mengubahnya menjadi usaha bisnis. Mereka sering bertujuan untuk mengubah
cara orang hidup menjadi lebih baik. Inovator cenderung menjadi orang yang
sangat termotivasi dan bersemangat. Mereka mencari cara untuk membuat
produk dan layanan mereka menonjol dari hal-hal lain di pasar. Orang-orang
seperti Steve Jobs dan Bill Gates adalah contoh wirausahawan inovatif.
f. Kewirausahaan hustler
Orang-orang yang mau bekerja keras dan berusaha terus-menerus dianggap
sebagai pengusaha hustler. Mereka sering memulai dari yang kecil dan bekerja
untuk mengembangkan bisnis yang lebih besar dengan kerja keras daripada
modal.
Aspirasi mereka adalah apa yang memotivasi mereka, dan mereka bersedia
melakukan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka. Mereka tidak
mudah menyerah dan bersedia mengalami tantangan untuk mendapatkan apa
yang mereka inginkan. Misalnya, seseorang yang hustler rela menelepon
banyak orang untuk melakukan satu penjualan.
g. Kewirausahaan peniru
Peniru adalah pengusaha yang menggunakan ide bisnis orang lain sebagai
inspirasi tetapi bekerja untuk memperbaikinya. Mereka berupaya membuat
produk dan layanan tertentu menjadi lebih baik dan lebih menguntungkan.
Seorang peniru adalah kombinasi antara seorang inovator dan seorang hustler.
Mereka bersedia untuk memikirkan ide-ide baru dan bekerja keras, namun
19
mereka mulai dengan meniru orang lain. Orang yang meniru memiliki banyak
kepercayaan diri dan tekad. Mereka dapat belajar dari kesalahan orang lain
ketika membuat bisnis mereka sendiri.
h. Kewirausahaan peneliti
Peneliti mengambil waktu mereka ketika memulai bisnis mereka sendiri.
Mereka ingin melakukan penelitian sebanyak mungkin sebelum menawarkan
produk atau layanan. Mereka percaya bahwa dengan persiapan dan informasi
yang tepat, mereka memiliki peluang lebih tinggi untuk berhasil.
Seorang peneliti memastikan mereka memahami setiap aspek bisnis mereka
dan memiliki pemahaman mendalam tentang apa yang mereka lakukan.
Mereka cenderung mengandalkan fakta, data, dan logika daripada intuisi
mereka. Rencana bisnis yang terperinci penting bagi mereka dan
meminimalkan peluang kegagalan mereka.
i. Kewirausahaan pembeli
Pembeli adalah tipe pengusaha yang menggunakan kekayaan mereka untuk
bahan bakar usaha bisnis mereka. Keistimewaan mereka adalah menggunakan
kekayaan mereka untuk membeli bisnis yang menurut mereka akan sukses.
Mereka mengidentifikasi bisnis yang menjanjikan dan mencari untuk
mendapatkannya. Kemudian, mereka membuat perubahan manajemen atau
struktural yang mereka rasa perlu. Tujuan mereka adalah untuk
mengembangkan bisnis yang mereka peroleh dan memperluas keuntungan
mereka. Kewirausahaan semacam ini kurang berisiko karena mereka membeli
perusahaan yang sudah mapan.
20
2.2.2 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu
tulang punggung perekonomian Indonesia. Sebesar 99,99% pelaku usaha yang
ada di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit usaha di Indonesia merupakan
UMKM. Bisnis UMKM menyumbang sekitar 60% pada Produk Domestik Bruto
(PDB) dan mampu menyerap sekitar 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai
tahun 2012. UMKM merupakan salah satu tulang punggung perekonomian
Indonesia. Proporsinya mencapai 99, 99% dari total pelaku usaha yang ada di
Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit. Volume ekspor UMKM mencapai
14,06% (Rp 166,63 triliun) dari total ekspor nasional. Bisnis UMKM
menyumbang PDB sekitar 60% dan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta
tenaga kerja sampai tahun 2012 (Bank Indonesia, 2015).
Pada dasarnya pengertian usaha adalah rangkaian aktivitas ekonomiyang
dapat direncanakan, dengan menggunakan faktor-faktor ekonomi sepertidana,
tenaga kerja, lahan, dan keahlian untuk mendapatkan manfaat ekonomisdimasa
yang akan datang. (Kemen.Neg. KUKM RI 2009:99).
Usaha adalah suatu kegiatan ekonomi yang bertujuan
menghasilkan barang/jasa untuk diperjual belikan atauditukar dengan barang lain,
dan adaseoarang atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko. Apabila kegiatan
usaha lebih dari satu jenis dan administrasinya tidak dapat dipisahkan, maka
diambilyang utama dengan melihat omset yang terbesar/waktu terlama/pengakuan
responden. (Survey UMKM jawa timur 2012:10)
Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2008, pengertian usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia adalah: (Kementrian KUKM2011:06-
07)
21
o Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badanusaha milik perorangan yang memiliki kriteria Usaha Mikro berikut
dalamundang-undang tersebut.
o Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yangdila
kukan oleh orang perseorangan atau badan yang bukan anak
perusahaanatau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baiklangsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
Usaha Besar yangmemenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini.
o Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yangdilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha bukan
merupakan anak perusahaan atau cadangan perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atauUsaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasilpenjualan tahunan sebagai mana diatur dalam undang-undang ini.
Menurut UUD 1945 kemuadian dikuatkan melalui TAP MPR
NO.XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi
Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian
integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan potensi strategis
untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang,
berkembang, dan berkeadilan. Menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang
kreteria UMKM dalam bentuk permodalan adalah sebagai berikut:
1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
22
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
2.2.3 Tujuan kewirausahaan
Menurut (Winastya, 2020) tujuan kewirusahaan di bagi menjadi 5 (lima),
yaitu:
1. Meningkatkan Jumlah Wirausahawan yang Berkualitas
Tujuan kewirausahaan yang pertama ialah mampu meningkatkan jumlah
wirausahawan yang berkualitas. Hal ini dikarenakan saat seorang pebisnis
membuka sebuah usaha maka ia akan membutuhkan banyak sumber daya
23
manusia lain untuk membantunya. Dengan melakukan bimbingan yang tepat,
maka sumber daya manusia tersebut tidak hanya bisa diberdayakan
kemampuannya saja. Melainkan juga bisa dilatih agar menjadi calon
wirausahawan yang lebih berkualitas berdasarkan pengalamannya. Dengan itu
diharapkan nantinya akan semakin banyak wirausahawan yang juga akan
membantu menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk membantu
perekonomian masyarakat.
2. Mensejahterakan Masyarakat
Makin majunya suatu bisnis maka akan semakin membutuhkan sumber daya
manusia yang semakin banyak. Dengan berkembangnya suatu usaha, berarti
kian banyak lapangan pekerjaan yang akan dibuka untuk masyarakat. Dengan
berkurangnya jumlah pengangguran yang ada di masyarakat, berarti suatu
bisnis sudah berhasil dalam mewujudkan tujuan kewirausahaan, dalam
memajukan dan ikut serta menyejahterakan masyarakatnya.
3. Menanamkan Semangat Wirausaha di dalam Masyarakat
Seorang wirausahawan biasanya identik memiliki semangat dan jiwa yang
tangguh, kompetitif, kreatif, inovatif, dan pandai mencari peluang. Alangkah
lebih baiknya jika semangat tersebut bisa ditularkan ke masyarakat sekitar.
Semangat tangguh dan pantang menyerah tersebut sebaiknya mampu
ditularkan ke orang lain terutama anak muda agar mampu membangun
semangat kewirausahaan.
4. Menyebarkan Semangat Berinovasi
Seorang wirausahawan yang cerdas biasanya pandai menginovasikan sesuatu
hal yang sedang tren di kalangan masyarakat menjadi suatu hal yang baru.
24
5. Menumbuhkan Kesadaran Masyarakat akan Kewirausahaan
Tujuan kewirausahaan selanjutnya ialah menumbuhkan kesadaran masyarakat
akan kewirausahaan yang bisa membantu menciptakan lapangan pekerjaan
baru. Kebanyakan dari mereka tidak mau berwirausaha dikarenakan takut
gagal atau merugi. Dengan itulah, adanya peran penting kewirausahaan, yang
bisa ikut serta membantu dalam menyadarkan masyarakat Indonesia tentang
manfaat wirausaha.
2.3 Kelayakan Usaha
Menurut Kasmir dan Jakfar (2018: 6), pengertian analisis kelayakan adalah
penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk menentukan apakah usaha yang
akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan
biaya yang akan dikeluarkan.
Johan Suwinto (2011) mengatakan studi kelayakan adalah mengkaji secara
komperatif dan mendalam terhadap kelayakan suatu usaha. Usaha yang dikatakan
layak atau tidak layak dijalankan dapat dilihat dari hasil pembandingan dari faktor
ekonomi yang dialokasikan kedalam usaha atau bisnis baru dengan hasil
pengembaliannya atau pendapatan yang diperoleh dari usaha tersebut.
Studi kelayakan bisnis adalah sebuah penilaian terhadap rencana bisnis
untuk menilai kelayakan usaha pada saat dibangun maupun pada saat
dioperasionalkan secara rutin untuk mencapai keuntungan yang maksimal dalam
waktu yang tidak ditentukan. Studi kelayakan bisnis biasanya digolongkan
menjadi dua bagian berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu
perusahaan, yaitu berdasarkan orientasi laba dan tidak pada laba. (Sunyoto D,
2014)
25
Tujuan studi kelayakan bisnis ada lima, yaitu:
1. Menghindari resiko kerugian
Untuk mengatasi risiko kerugian dimasa depan, karena di masa depan ada
kondisi ketidakpastian. Kondisi ketidakpastian ini ada yang dapat diramalkan
akan terjadi ataupun terjadi dengan sendirnya tanpa dapat diramalkan.
Dengan demikian, fungsi studi kelayakan bisnis adalah untuk meminimalkan
risiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun
yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan
Perencanaan yang dimaksud yaitu meliputi berapa sumber dana yang
diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, dimana lokasi usaha itu akan
dibangun, siapasaj yang akan melaksanakan usaha tersebut, berapa besar
keuntungan yang diinginkan dan yang akan diperoleh, serta bagaimana cara
pengawasan jika suatu hari terjadi penyimpangan.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Setelah menyusun berbagai rencana yang akan memudahkan pelaksanaan
bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis diharapkan memiliki
pedoman yang harus dikerjakan. Selanjutnya, pengerjaan usaha dapat
dilakukan secara sistematik, sehingga menjadi tepat sasaran dan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
4. Memudahkan pengawasan.
Perusahaan akan lebih mudah untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
usaha jika mengacu pada rencana awal pembangunan usaha. Pengawasan ini
26
dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak menyimpang dari rencana yang telah
disusun.
5. Memudahkan pengendalian
Jika terjadi suatu penyimpangan terhadap rencana yang telah disusun, akan
lebih mudah terdeteksi dengan adanya pengendalian. Tujuan pengendalian ini
adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang
kembali pada jalur sesungguhnya, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.
(Jakfar K, 2012)
Studi kelayakan bisnis dapat menjadi pondasi bagi perusahaan untuk
melakukan pembenahan di segala bidang secara komprehensif. Ada beberapa
aspek yang dianalisa dalam kegiatan ini Aspek-aspek ini tidak bersifat kaku dan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri. Adapun aspek-aspek
studi kelayakan bisnis mendasar yang biasanya menjadi bahan penelitian dalam
studi ini adalah:
Secara umum, prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan
sebagai berikut: (Rifandy, 2020)
a. Aspek Hukum
Aspek ini berkaitan pada segala hal mengenai kelengkapan administrasi yang
menunjukan legalitas rancangan bisnis yang hendak dilakukan perusahaan.
Diantaranya adalah surat izin usaha juga surat tanda rekanan dari Pemerintah
Daerah setempat, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), izin lokasi, akte
notaris tentang pendirian perusahaan, NPWP, dan Surat tanda daftar
perusahaan Aspek Pasar dan Pemasaran
27
b. Aspek Ekonomi Sosial Dan Budaya
Aspek sosial dalam studi ini akan mengkaji dampak –dampak yang
ditimbulkan oleh perusahaan terhadap kondisi di lingkungan sekitarnya.
Sementara dari sisi ekonomi, penelitian yang dilakukan berkisar pada
pengaruh perusahaan terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja juga
pemerataan kesempatan kerja kepada warga setempat. Selain itu aspek ini
juga akan mendeskripsikan tingkat pendapatan per kapita di daerah lokasi
proyek bisnis tersebut dijalankan.
c. Aspek Pasar
Aspek studi kelayakan bisnis ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan
tentang ada atau tidaknya peluang pasar pada barang yang akan diproduksi
perusahaan. Aspek ini akan menjabarkan mengenai potensi pasar, jumlah
konsumen potensial, daya beli masyarakat, tingkat kepuasan masyarakat
terhadap produk sejenis, dan analisa persaingan di lingkungan industri, Selain
itu, aspek ini juga akan membahas manajemen pemasaran, segmentasi target
dan posisi produk di pasaran.
d. Aspek Finansial
Dari sudut padang aspek yang satu ini, sebuah bisnis dapat dikatakan sehat
jika mampu memperoleh keuntungan yang memadai dan dapat menutupi
kewajiban keuangannya. Kegiatan yang dilakukan pada aspek ini adalah
menghitung perkiraan jumlah dana untuk investasi dan modal awal kerja,
untuk biaya operasional dan non operasional serta menghitung taksiran
pendapatan yang diterima. Faktor penting lainnya yang harus digambarkan
28
dalam aspek ini adalah estimasi terhadap seluruh resiko dari proyek bisnis
yang dijalankan.
e. Aspek Teknis Operasi
Aspek Teknis operasi akan menguraikan tentang lokasi proyek bisnis yang
tepat, dan penentuan tata letak yang mempertimbangkan faktor efesiensi,
estetika, fleksibilitas, juga keamanan. Hal lain yang akan dikupas aspek ini
adalah bahan baku produksi, pemilihan teknologi yang digunakan, jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan juga perencanaan volume produksi yang harus
sesuai dengan prediksi permintaan pasar.
f. Aspek Manajemen
Kegiatan studi kelayakan ini juga memasukkan aspek manajemen sebagai
aspek bisnis dasar yang harus diteliti. Tentu saja aspek ini sangat berkaitan
erat dengan operasional sebuah perusahaan. Aspek studi kelayakan bisnis
yang satu ini memiliki cakupan yang sangat luas. Diantaranya menelaah
bagaimana struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi jabatan serta
koordinasi dan pengawasan dalam pelaksanaan proyek-proyek yang akan
dijalankan.
g. Aspek Dampak Lingkungan
Aspek yang satu ini juga biasa disebut AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan). Aspek ini meliputi dampak proyek bisnis terhadap kualitas
udara, tanah, air, juga kesehatan orang-orang maupun kehidupan flora dan
fauna di sekitar lokasi proyek bisnis tersebut dijalankan.
29
2.4 Produksi
Produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik
bentuk barang (goods) maupun jasa (service) dalam suatu periode waktu yang
selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan. Bentuk hasil produksi
dengan kategori barang (goods) dan jasa (service) sangat tergantung pada kategori
aktivitas bisnis yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Bagian produksi
dalam suatu organisasi bisnis memegang peran penting dalam usaha
mempengaruhi suatu organisasi. Bagian produksi sering dilihat sebagai salah satu
fungsi manajemen yang menentukan penciptaan produk serta turut mempengaruhi
peningkatan dan penurunan penjualan. Artinya produk yang diproduksi harus
selalu mengikuti standart pasar yang diinginkan, bukan diproduksi atas dasar
mengejar target semata. Karena dengan kontinuitas yang stabil diharapkan mampu
mewujudkan perolehan keuntungan yang stabil (Fahmi, 2014).
Menurut Sugiarto dkk (2007), “produksi adalah suatu kegiatan yang
mengubah input menjadi output”. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa
dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah
maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan
menggunakan teknologi tertentu
Berikut tujuan-tujuan dari produksi antara lain sebagai berikut:
a. Menghasilkan barang atau jasa
b. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa
c. Meningkatkan kemakmuran masyarakat
d. Meningkatkan keuntungan
e. Meningkatkan lapangan usaha
30
f. Menjaga kesinambungan usaha perusahaan
2.4.1 Faktor-Faktor Produksi
Jalan kegiatan produksi tergantung dari tersedianya faktor produksi. Faktor
produksi adalah segala sesuatu yang perlukan dalam kegiatan produksi terhadap
suatu barang dan jasa. Faktor-faktor produksi terdiri dari alam (natural
resources), tenaga kerja (labor), modal (capital), dan keahlian (skill) atau sumber
daya pengusaha (enterpreneurship). Faktor-faktor produksi alam dan tenaga kerja
adalah faktor produksi utama (asli), sedangkan modal dan tenaga kerja merupakan
faktor produksi turunan. Berikut merupakan penjelasan dari faktor-faktor
produksi:
a. Faktor Produksi Alam, adalah semua kekayaan yang ada di alam semesta
digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi alam disebut faktor
produksi utama atau asli. Faktor produksi alam terdiri dari tanah, air, udara,
sinar matahari, dan barang tambang.
b. Faktor Produksi Tenaga Kerja, adalah faktor produksi insani yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat menjalankan kegiatan produksi. Faktor
produksi tenaga kerja sebagai faktor produksi asli. Walaupun kini banyak
kegiatan proses produksi diperankan oleh mesin, namun keberadaan manusia
wajib diperlukan.
c. Faktor Produksi Modal, adalah faktor penunjang yang mempercepat dan
menambah kemampuan dalam memproduksi. Faktor produksi dapat terdiri
dari mesin-mesin, sarana pengangkutan, bangunan, dan alat pengangkutan.
d. Faktor Produksi Keahlian, adalah keahlian atau keterampilan individu
mengkoordinasikan dan mengelola faktor produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa.
31
2.4.2 Proses Produksi
Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam
memproduksi barang atau jasa. Berdasarkan caranya, proses produksi
digolongkan dalam tiga macam antara lain sebagai berikut:
a. Proses Produksi Pendek, adalah proses produksi yang pendek atau cepat dan
langsung dalam menghasilkan barang atau jasa yang dapat dinikmati
konsumen.
b. Proses Produksi Panjang, adalah proses produksi yang memakan waktu lama.
Contohnya adalah proses produksi menanam padi dan membuat rumah.
c. Proses Terus Menerus/Kontinu, adalah proses produksi yang mengolah bahan-
bahan secara berurutan dengan beberapa tahap dalam pengerjaan sampai
menjadi suatu barang jadi. Jadi bahan tersebut melewati tahap-tahap dari
proses mesin secara terus-menerus untuk menjadi suatu barang jadi.
2.5 Pemasaran.
Pemasaran (marketing) berasal dari kata market (pasar). Secara sederhana,
pasar dapat dipahami sebagai tempat dimana sekelompok penjual dan pembeli
bertemu untuk melaksanakan kegiatan transaksi tukar menukar barang. Pasar
merupakan tempat dimana konsumen dengan kebutuhan dan keinginannya
bersedia dan mampu untuk terlibat dalam pertukaran guna memenuhi kebutuhan
dan keinginan tersebut. (Donni, 2017)
Menurut Sunyoto (2014:32), pemasaran adala suatu system dari kegiata
bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan
mendistribusikan barang–barang yang dapat memuaskan keinginan konsumen
dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan
32
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dipahami bahwa pemasaran produk
adalah proses perencanaan konsep, harga, promosi dan pendistribusian ide-ide
barang maupun jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan
untuk mencapai tujuan organisasi.
Saat persaingan mulai ketat dan jumlah pesaing juga mulai semakin
banyak dan pasar tidaklah seragam, maka anggapan satu produk untuk semua
orang sudah tidak berlaku lagi. Beragamnya tingkat kebutuhan, keinginan, dan
permintaan membuat penjualan sulit untuk memenuhi target penjualannya,
sehingga diperlukan konsep pemasaran. Konsep pemasaran menitikberatkan pada
kebutuhan pembeli dengan gagasan-gagasannya untuk memenuhi kebutuhan
konsumen dengan produk yang ditawarkannya dan berbagai usaha untuk
menciptakan, mengirinkan dan mengkonsumsinya. (Hendro, 2011)
2.5.1 Strategi Pemasaran
Setiap perusahaan mempunyai strategi untuk mendukung aktivitas
perusahaan dimana strategi harus sesuai dengan keadaan dan kondisi masyarakat.
Strategi adalah suatu program yang mendukung untuk mencapai suatu tujuan
perusahaan. Menurut Akdon, (2016: 13): “Strategi adalah rencana yang disatukan,
menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi organisasi dengan
tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi”.
Sedangkan pengertian strategi menurut Salusu (2016: 101) yaitu: “Suatu
seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai
sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang
paling menguntungkan. Pada dasarnya strategi itu sangat penting dipahami oleh
setiap 15 eksekutif, manajer, kepala atau ketua, direktur, pejabat senior dan junior,
33
pejabat tinggi, menengah, dan rendah. Hal ini harus dihayati karena strategi
dilaksanakan oleh setiap orang pada setiap tingkat”.
Menurut Chandra (2002), Strategi pemasaran merupakan rencana yang
menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau
program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar
sasaran tertentu. Sedangkan menurut Kotler (2004:81), strategi pemasaran adalah
pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya.
Strategi tersebut berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi,
bauran pemasaran, dan besarnya pengeluaran pemasaran.
Strategi pemasaran merupakan suatu wujud rencana yang terurai di bidang
pemasaran. Untukmemperoleh hasil yang optimal, strategi pemasaran
inimempunyai ruang lingkup yang luas di bidang pemasaran diantaranya adalah
strategi menghadapi persaingan, strategi produk, strategi harga, strategi tempat
dan strategi promosi.
Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang
melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena
perusahaan inilah yang mampu menguasai pasar dalam jangka panjang. Strategi
pemasaran juga perlu mempertimbangkan spesifikasi pasar sasaran yang akan
coba dilayani oleh perusahaan. Untuk memperjelas strategi yang akan digunakan,
maka pasar perlu dianalisis berdasarkan:
1. Segmenting
Segmentasi pasar merupakan proses mengidentifikasi segmen pasar dan
proses membagi basis pelanggan yang luas menjadi sub-kelompok
konsumen yang terdiri dari pelanggan yang tersedia dan calon pelanggan.
34
Dalam membagi atau mengelompokkan pasar, biasanya akan dicocokan
dengan karakteristik yang sama seperti kebutuhan, minat, gaya hidup yang
mirip, atau bahkan profil demografis yang serupa.
2. Targeting
Setelah segmentasi pasar dilakukan, perusahaan harus menganalisis
kebutuhan dan keinginan segmen yang terpilih. Penting untuk
mengidentifikasi tiap kebutuhan dan keinginan segmen pasar agar
perusahaan dapat mengetahui celah yang belum dikembangkan oleh
pesaing. Pemilihan target pasar yang jelas akan menguntungkan perusahaan
dalam melakukan fokus pemasaran.
3. Positioning
Tahap akhir dalam strategi pemasaran adalah positioning. Perusahaan perlu
menentukan posisi yang mereka inginkan pada benak target pelanggan.
Perusahaan perlu menetapkan dirinya memiliki produk yang dibutuhkan
konsumen, atau memiliki perbedaan dibanding pesaing.
2.5.2 Tujuan Pemasaran
a. Menciptakan demand atau permintaan
Tujuan manajemen pemasaran salah satunya adalah menciptakan
permintaan (demand) melalui berbagai cara. Membuat cara yang
berhubungan untuk mengetahui selera konsumen dan preferensi konsumen
terhadap barang atau jasa yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
b. Meningkatkan keuntungan
Tim pemasaran merupakan satu-satunya tim yang menghasilkan
pendapatan untuk perusahaan. Keuntungan yang cukup harus diperoleh
35
sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa yang ingin memuaskan.
Apabila perusahaan tidak menghasilkan keuntungan, maka perusahaan
tersebut tidak akan mampu bertahan. Selain itu, keuntungan juga
diperlukan untuk pertumbuhan dan menganekaragamkan perusahaan.
c. Menciptakan pelanggan baru
Perusahaan didirikan untuk menjual produk atau jasa kepada pelanggan.
Oleh sebab itu, konsumen adalah dasar dari sebuah bisnis perusahaan.
Konsumen lah yang memberikan pendapatan kepada perusahaan dan
menentukan apa yang akan dijual perusahaan. Menciptakan konsumen
baru itu artinya mengeksplorasi dan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
secara lebih luas. Jika suatu perusahaan ingin maju dan bertahan dalam
bisnis, menciptakan pelanggan baru menjadi hal yang krusial. Maka perlu
analisis dan memahami keinginan konsumen.
d. Memuaskan pelanggan
Menciptakan konsumen baru tidak cukup. Perusahaan harus
mengembnagkan dan mendistribusikan produk (barang atau jasa) yang
memenuhi ekspektasi pelanggan untuk memberikan kepuasan. Jika
konsumen tidak puas, maka bisnis tidak akan dapat menghasilkan
pendapatan untuk memenuhi biaya dan untuk mendapatkan pengembalian
modal yang wajar. Konsumen atau pelanggan yang puas bukan berarti
hanya membeli barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Mereka juga akan melakukan rekomendasi pada orang-orang terdekat
mereka dan bisa membuat barang atau jasa yang dipasarkan semakin
dikenal oleh banyak orang.
36
e. Mencitrakan produk yang baik di mata publik
Membangun citra produk yang baik di masyarakat menjadi tujuan
manajemen pemasaran lainnya. Apabila tim pemasaran menyediakan
barang dan jasa berkualitas kepada konsumen dengan harga yang wajar,
tentu akan menciptakan citra yang baik pada konsumen. (Ahmad, 2019)
2.6 Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam
bentuk benda maupun jasa selama produksi berlangsung. Biaya produksi adalah
sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi atau
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai
maupun tidak tunai (Faisal,2015)
Biaya merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan yang merupakan
objek yang tercatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya.
Biaya (cost) merefleksikan pengukuran moneter dari sumber daya yang
dibelanjakan untuk mendapatkan sebuah tujuan seperti membuat barang atau
memberikan jasa. Akan tetapi, istilah biaya harus ditetapkan secara lebih spesifik
sebelum biaya dari sebuah produk atau jasa dapat ditentukan dan
dikomunikasikan kepada orang lain. (Rizka & Effendi, 2015)
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan secara periodik dan
besarnya selalu konstan atau tetap, tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume
usaha atau proses bisnis yang terjadi pada periode tersebut. Biaya tetap juga bisa
disebut sebagai biaya operasional. Biaya tetap juga diartikan sebagai biaya
minimal yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar dapat melakukan
proses produksi baik berupa barang ataupun jasa. Biaya ini jelaslah tidak
37
dipengaruhi oleh banyak sedikitnya jumlah produk atau jasa yang bisa dihasilkan.
Biaya tetap merupakan jenis biaya yang bersifat statis (tidak berubah) dalam
ukuran tertentu. Biaya ini akan tetap dikeluarkan meskipun tidak melakukan
aktivitas apapun atau bahkan ketika melakukan aktivitas yang sangat banyak
sekalipun. Dalam proses produksi, biaya tetap akan selalu dibayarkan atau
dikeluarkan tanpa menghitung berapa banyak produksi yang dilakukan, baik
ketika tidak berproduksi atau sebaliknya saat produksi dilakukan dalam kapasitas
maksimal. Jadi, dengan kata lain, secara total biaya ini akan selalu sama, tidak
terpengaruh oleh jumlah unit yang diproduksi atau jumlah aktivitas yang
dilakukan. ( Assegaf, 2019).
Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa
terpengaruh oleh tingkat aktivitast tidak seperti biaya variabel, biaya tetap tidak
dipengaruhi oleh perubahan aktivitas. Sebagai konsekuensinya, pada saat level
aktivitas naik atau/ turun, total biaya tetap konstan kecuali jika dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan dari luar seperti perubahan harga. Contohnya adalah biaya
tenaga kerja, biaya penyusutan mesin. Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik
dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin
rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya
satuan.
38
Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang berubah secara
proporsional dengan aktivitas bisnis. Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal
terhadap semua unit yang diproduksi. Hal ini juga dapat dianggap biaya normal.
Biaya tetap dan biaya variabel membentuk dua komponen dari total biaya. Biaya
langsung, bagaimanapun, adalah biaya yang dapat dengan mudah dikaitkan
dengan objek biaya tertentu. Namun, tidak semua biaya variabel adalah biaya
langsung. Sebagai contoh, biaya overhead variabel produksi adalah biaya variabel
yang merupakan biaya tidak langsung, tidak langsung menjadi suatu biaya. Biaya
variabel kadangkadang disebut biaya tingkat-unit karena mereka bervariasi
dengan jumlah unit yang diproduksi. ( Assegaf, 2019)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional
terhadap perubahan tingkat aktivitas. Aktivitas tersebut dapat diwujudkan dengan
berbagai bentuk seperti unit yang diproduksi, unit yang dijual, kilometer, jumlah,
jam kerja, dan sebagainya. Contohnya adalah biaya bahan langsung, biaya listrik,
telepon dan air, biaya bahan bakar. Biaya variable memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional)
dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin
tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin
rendah jumlah total biaya variabel.
2) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan, jadi biaya satuan konstan.
Secara matematis untuk menghitung biaya usahatani adalah sebagai
berikut: (Patong; 2003:45):
39
Keterangan:
TC = Total Biaya (Rp/priode)
TFC = Total Biaya Tetap (Rp/priode)
TVC = Total Biaya Variabel (Rp/priode)
2.6.1 Penerimaan
Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual, total penerimaan dari kegiatan usahatani yang diterima pada
akhir proses produksi. Penerimaan usahatani dapat pula diartikan sebagai
keuntungan material yang diperoleh seorang petani atau bentuk imbalan jasa
petani maupun keluarganya sebagai pengelola usahatani maupun akibat
pemakaian barang modal yang dimilikinya. Penerimaan ini dikatakan sebagai
pendapatan kotor usaha sebab belum dikurangi dengan keseluruhan harga yang
dikeluarkan selama proses produksi berlangsung (Soekartawi, 2003). Penerimaan
merupakan:
Keterangan:
TR : PenerimaanTotal
P : Harga Produk per unit
Q : Jumlah Produkyang dijual
TR = P xQ
TC = TFC + TVC
40
2.6.2 Pendapatan.
Menurut Soemarso (2015: 274), pendapatan adalah peningkatan jumlah
aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul dari penyerahan baang atau jasa
atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode. Pendapatan yaitu pertambahan
harta diluar tambahan investasi yang mengakibatkan modal bertambah.
Pendapatan usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha pokok
perusahaan (untuk perusahaan dagang penjualan), sedangkan pendapatan diluar
usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari bukan usaha pokok perusahaan (diluar
pokok usaha).
Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh petani dari usaha yang
sudah dijalankannya, yang diperoleh dari hasil pengurangan antara: total
penerimaan (total revenue) dengan total biaya produksi (total cost) (Hastuti,
2017:54).
Keterangan:
π : Keuntungan (Rp)
TR : Total Penerimaan/Total Revenue (Rp)
TC : Total Biaya Produksi/Total Cost (Rp)
Jadi pendapatan merupakan seluruh total tagihan kepada pelanggan atau
barang yang dijual, baik secara tunai maupun secara kredit yang diperoleh dari
hasil usaha pokok perusahaan (untuk perusahaan dagang penjualan) yang
mengakibatkan peningkatan jumlah aktiva atau pertambahan harta diluar
tambahan investasi yang mengakibatkan modal bertambah atau penurunan
π = TR − TC
41
kewajiban yang timbul dari penyerahan baranga atau jasa atau aktivitas usaha
lainnya dalam suatu periode.
2.7 Penelitian Terdahulu
Judul “Analisis Studi Kelayakan Bisnis Pada Pengembangan UMKM
Usaha Tahu Dan Tempe KARYA MANDIRI Ditinjau Dari
Aspek Produksi, Aspek Pemasaran Dan Aspek Keuangan”.
Peneliti Siti Rahmadani, Makmur,SE.,MMA
Tahun 2019
Rumusan
masalah
Bagaimana Tingkat Kelayakan Bisnis Pada Usaha Tahu dan
Tempe Karya Mandiri Ditinjau Dari Aspek Produksi, Aspek
Pemasaran dan Aspek Keuangan?
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan bisnis dari
Usaha Tahu dan Tempe Karya Mandiri, untuk mengetahui
kelayakan dari aspek non keuangan dan kelayakan aspek
keuangan. Analisis kelayakan menggunakan analisis aspek non
keuangan yaitu aspek produksi dan aspek pemasaran.
Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk aspek keuangan
menggunakan analisis Payback Period (PP), Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI),
untuk mengetahui suatu usaha layak atau tidaknya.
Untuk Mengetahui dan Menganalisis Tingkat Kelayakan Bisnis
Pada Usaha Tahu dan Tempe Karya Mandiri Ditinjau dari
Aspek Produksi, Aspek Pemasaran dan Aspek Keuangan.
Hasil 1. Aspek produksi dengan penilaian dari faktor lokasi, bahan
baku, teknologi dan proses produksi dinyatakan layak untuk
dikembangkan.
2. Aspek pemasaran menunjukkan usaha yang dilakukan oleh
Usaha Tahu dan Tempe Karya Mandiri cukup layak untuk
dikembangkan dengan melihat perkembangan penjualan
42
dari yang kecil menjadi lebih besar.
3. Hasil analisis dari aspek keuangan menunjukkan Usaha
Tahu dan Tempe ini dikatakan layak dengan umur proyek
selama 10 tahun pada tingkat discount rate sebesar 10%.
Analisis kriteria kelayakan menghasilkan Payback Period
(PP) selama 8 bulan 7 minggu, nilai Net Present
Value(NPV) sebesar Rp 137.689.184, nilai Profitability
Index(PI) sebesar 1,14 % dan Internal Rate of Return (IRR)
sebesar 32 %.
Judul “ Studi Kelayakan Bisnis Pengolahan Buah Naga Dalam
Meningkatkan Ekonomi Kreatif di Desa Bumi Mulyo
Kabupaten Lampung Timur ”
Peneliti Ridwan Pangestu
Tahun 2020
Rumusan
masalah
Bagaimana Studi Kelayakan Bisnis Terhadap Pengolahan Buah
Naga Dalam Meningkatkan Ekonomi Kreatif Di Desa Bumi
Mulyo Kabupaten Lampung Timur?
Tujuan Berdasarkan pertanyaan diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana studi kelayakan bisnis
pengolahan buah naga dalam meningkatkan ekonomi kreatif di
Desa Bumi Mulyo Kabupaten Lampung Timur.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha olahan buah naga
telah dilaksanakan berdasarkan faktor yang menyebabkan
kelemahan dari usaha olahan buah naga ini adalah kurangnya
pemahaman dalam bidang pemasaran dan fasilitas jalan yang
43
diakses belum memadai sehingga pemasaran hanya dilakukan
di daerah tersebut. Sedangkan dari studi kelayakan bisnis.
Berdasarkan aspek produksi bahan baku bukanlah satu faktor
penghambat dalam memproduksi karena bahan baku mudah
didapatkan, tetepi sayangat disayangkan belum adanya label
pada hasil produk. aspek lingkungan dapat mengolah buah naga
yang tidak laku dipasaran menjadi suatu usaha ekonomi kreatif
dalam bidang kuliner, aspek hukum belum melakukan izin
usaha dilokasi usaha sehingga belum memenuhi studi
kelayakan bisnis, sedangkan dari aspek kesempatan kerja
pemilik usaha mampu membuka lapangan pekerjaan kepada
masyarakat bagi ibu rumah tangga yang tidak memiliki
pekerjaan (pengangguran), dan aspek pemasaran usaha olahan
buah naga masih kurang, karena terbatasnya pengetahuan
dalam bidang strategi/manajemen pemasaran sehingga belum
mampu memenuhi studi kelayakan bisnis.
2.8 Kerangka Pemikiran
Penelitian dimulai dengan mengamati keadaan industri minuman legen
kemasan di UD. Legend Tren. Penelitian dilanjutkan dengan mendeskripsikan
kegiatan usaha, seperti produksi, tenaga kerja, dan penjualan terkait dengan
pemasaran yang dilakukan perusahaan. Hal-hal tersebut perlu diketahui untuk
melihat sejauh mana kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola usaha
Pengolahan legen kemasan. Untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak atau
tidak maka dilakukan peninjauan dari aspek produksi dan pemasaran.
44
Gambar. 4 Kerangka Pemikiran
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian.
Lokasi penelitian dilaksanakan di UD. Legend Tren yang terletak di
Dusun Jraganan, Desa Mojopuro Gede, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik.
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei – Juli 2022.
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Reseach). Penelitian
lapangan adalah penelitian yang bertujuan mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadan sekarang dan interaksi suatu sosil, individu, kelompok,
lembaga, dan masyarakat. (Husain, 2004)
Pada penelitian ini maka peneliti melakukan penelitian di lapangan untuk
mengetahui tinjauan studi kelayakan bisnis dalam menjalankan usaha minuman
legen kemasan di UD. Legend Tren Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik.
Sumber data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari data langsung perusahaan yang berupa
hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pimpinan dan karyawan UD.
Legend Tren dengan bantuan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder
diperoleh dari laporan manajemen perusahaan dan instansi yang terkait. Data
sekunder juga diperoleh melalui proses membaca, mempelajari, dan mengambil
keterangan yang diperlukan dari buku-buku atau majalah, penelitian terdahulu,
46
serta sumber-sumber data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan
dibahas.
3.3. Objek Penelitian
Objek pada adalah para produsen legen di wilayah kecamatan bungah
tapi peneliti cuma mengambil 1 produsen legen sebagai acuan yaitu pada
perusahaan UD. Legend Tren di Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik sebagai
perusahaan pembuat minuman legen dalam kemasan .
Responden penelitian ini diambil dari pemilik dan tenaga kerja yang
bekerja di UD. Legend Tren yang tergolong aktif dan eksis serta berpotensi
untuk menjadi penggerak dalam mendorong pengembangan usaha agribisnis
pengolahan legen dalam kemasan.
Lokasi penelitian dilaksanakan di UD. Legen Tren Kecamatan Bungah
Kabupaten Gresik karena perusahaan tersebut menjadi perusahaan minuman
tradisional legen dalam kemasan yang sudah mengantongi sertifikat HALAL
dan juga sudah berstandar BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan),
adapun alasan lainnya yaitu di perusaan tersebut pada proses produksinya juga
sudah menggunakan mesin.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini, dengan menggunakan
metode, yaitu:
47
1) Pengamatan langsung
Pengamatan langsung dengan mengamati secara langsung objek penelitian
sehingga dapat diperoleh gambaran yang nyata tentang segala aktivitas
produksi minuman legen kemasan yang dikelola oleh UD. Legend Tren.
Hasil pengamatan yang ada dijadikan pertanyaan untuk menyusun daftar
pertanyaan wawancara dalam rangka pengambilan data primer.
2) Wawancara
Wawancara dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan
pimpinan UD. Legend Tren dan karyawan di bidang pengolahan yang
memiliki informasi yang diperlukan mengenai gambaran umum lokasi
penelitian, biaya-biaya produksi, dan proses pemasaran.
3.5. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Data yang peneliti peroleh dari perusahaan UD. Legend Tren merupakan
data kualitatif. Teknik analisis data yang peneliti gunakan pun merupakan teknik
analisis kualitatif dengan menggunakan metode berfikir induktif. Tujuannya untuk
menyederhanakan data yang telah terkumpul dan menyajikan dalam susunan yang
baik sehingga dapat lebih mudah dipahami.
Berdasarkan uraian di atas, teknik analisis kualitatif dengan menggunakan
metode berfikir induktif tepat digunakan untuk melakukan analisis terhadap
penelitian yang peneliti lakukan dikarenakan penelitian ini berangkat dari fakta-
fakta yang terjadi dilapangan yang kemudian dapat digambarkan serta dianalisis
dengan menggunakan data-data yang telah terkumpul.
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
UD Legend Tren merupakan perusahaan yang mengkoordinir kegiatan
pengolahan minuman alami legen dalam kemasan. Perusahaan Legend Tren
memfokuskan usaha pada bidang minuman, yaitu minuman dalam kemasan botol
yang berupa legen. UD. Legend Tren berencana mengembangkan bisnis usahanya
yaitu membuat legen dalam bentuk kemasan, dimana legen kemasan ini
diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin lebih praktis, dan bisa dibawa kemana-
mana. Varian produk di UD. Legend Tren ada 2 yaitu minuman legen tren dan
legen milenial, perbedaan variasi dari kedua minuman ini itu di segi pemasaran,
untuk legen tren itu dipasarkan ke masyarakat menengah ke atas dengan
perbedaan kemasannya menggunakan kaca dan untuk varian legen minenial itu
pemasaranya ke masyarakat menengah kebawah dengan perbedaan kemasan
menggunakan plastik. Untuk kegiatan penelitian kali ini lebih menjuru ke produk
varian minuman legen milenial. Berikut akan dijelaskan mengenai sejarah, lokasi
dan struktur organisasi yang berkaitan dengan kinerja dari pekerja yang ada di UD.
Legend Tren.
4.1.1 Sejarah Tempat Penelitian
Pada tahun 2016 berdasarkan fakta mengenai tertangkapnya penjual legen
oplosan di undaan kulon surabaya oleh satgas pangan, penjual legen ini sudah
berjualan legen oplosan kurang lebih 20 tahun. Legen ini terbuat dari air PDAM
mentah, gula sitroenzeur, garam asam, sodium cyclamate, cuka dan susu kaleng
dari itu masyarakat mulai beranggapan buruk terhadap minuman legen di saat itu
49
juga berdampak negatif bagi para petani legen seperti menurunnya omset
penjualan dan mulai munculnya isu penebangan pohon siwalan yang di karenakan
masyarakat mulai tidak percaya lagi adanya legen asli, di saat itu juga Legend
Tren muncul sebagai solusi terhadap image buruk legen yang tidak asli dan
higienis. Legen Tren adalah satu-satunya produk minuman legen yang sudah
berlegalitas halal dan sudah mengantongi ijin BPOM, dengan ini tidak di ragukan
lagi ke higienisanya.
Legend Tren berasal dari diskusi kecil antara seorang pemuda naratif
bernama Indra Tony Syayutian dan salah satu sesepuh Tuban, Bpk.Karnoto H.S,
yang sangat menginginkan keberadaan Pohon Lontar atau Nira Siwalanto lestari
dan tidak ketinggalan zaman kemajuan. Dari diskusi ini, timbul niat yang kuat
untuk terus berjuang dengan sepenuh hati agar keberadaan pohon pusaka leluhur
ini tetap lestari. Adapun alasannya sebagai berikut:
1. Pohon Lontar atau Pohon Siwalan, tidak dapat dibudidayakan.
2. Pohon lontar atau pohon siwalan, baru bisa dipanen setelah berumur
minimal 25 tahun.
3. Pohon Lontar atau pohon siwalan, sudah mulai punah di beberapa
daerah.
4. Pohon lontar atau pohon siwalan, hanya tumbuh di daerah-daerah
tertentu.
5. Pohon lontar atau pohon siwalan yang ada merupakan peninggalan nenek
moyang.
6. Sehingga dengan fakta di atas akan semakin menguatkan kita untuk
selalu berinovasi, so
50
7. KeberadaanPohon Lontar masih dapat lestari dan dapat membawa
manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia
VISI :
“ Menjadi perusahaan berskala internasional dengan mengangkat budaya
nasional menjadi komoditas yang bisa bersaing di dunia internasional, yang
memiki komitmen untuk memberikan kemanfaatan ke seluruh dunia dan
mensejahterakan rakyat indonesia dari hail kekayaan alamnya ”
MISI :
1. Melestarikan budaya nasional dari indonesia;
2. Mengangkat produk lokal agar bisa bersaing di dunia internasional;
3. Mengurangi peredaran tuak dan arak;
4. Mengurangi pengangguran
5. Mengajak generasi muda untuk cinta kepada produk dalam negeri
4.1.2 Lokasi Tempat Penelitian
Lokasi usaha adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan. Lokasi
strategis menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan
suatu usaha. Dalam memilih lokasi usahanya, pemilik lokasi usaha harus
mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan lokasi, karena lokasi usaha adalah
aset jangka panjang dan akan berdampak pada kesuksesan usaha itu sendiri,
dikarenakan lokasi adalah unsur penting dalam pembangunan suatu usaha.
Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik
dengan letak geografis Kabupaten Gresik terletak pada posisi: 112-113 BT, dan
7-8 LS. Secara geografis Kecamatan Bungah berbatasan dengan Kecamatan
Sidayu, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Manyar, sebelah barat
51
berbatasan dengan Kecamatan Dukun dan sebelah timur berbatasan dengan Selat
Madura. UD. Legend Tren bertempat di Dusun Jraganan, Desa Mojopuro Gede,
Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Di UD. Legend Tren ini memiliki 2
bangunnan, yang pertama yaitu bangunan tempat produksi minuman legen
kemasan dan yang kedua itu gudang untuk menyimpan botol-botol minuman dan
tempat menaruh mesin isi ulang air atau mesin air hasil ozonisasi dan filtrasi.
4.1.3 Struktur Organisasi
Sebuah organisasi atau perusahaan pasti memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan tersebut, maka sebuah
organisasi atau perusahaan harus memiliki struktur organisasi. Bagan struktur
organisasi UD. Legend Tren dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Struktur Organisasi UD Legend Tren
(Sumber:UD. LEGEND TREN, 2020)
Struktur organisasi tersebut menunjukkan adanya perbedaan tugas dan
tanggung jawab pada masing-masing divisi. Uraian tugas pada masing-masing
divisi. Perusahaan UD Legend Tren mengikuti struktur yang tampak pada Gambar
5. Tenaga kerja di UD. Legend Tren berjumlah 8 orang. Terdiri dari 7 orang laki-
laki dan 1 orang perempuan. Untuk proses pengolahan minuman tanggug jawab
lebih besar di berikan kepada kepala produksi untuk mengatur dan mengkoordinir
semua kegiatan produksi minuman legen ini, jam kerja di perusahaan ini yaitu
52
pada hari senin sampai jumat.Seluruh bagian dalam struktur perusahaan ini
memiliki tugas dan tanggunng jawab. Berikut merupakan tugas dari masing-
masing anggota:
1. Direktur/Pimpinan.
Pimpinan UD. Legend Tren bertugas menyusun strategi bisnis yang dapat
mencapai tujuan dan sasaran perusahaan, menyusun tujuan dan sasaran
perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang, menjalankan
kepengurusan sesuai dengan kebijakan perusahaan, dan berkoordinasi dengan
seluruh divisi yang ada
2. Founder/ Pendiri.
Pendiri UD. Legend Tren bertugas mengkoordinasi bersama direktur
mengenai tujuan dan sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka
panjang, mencari buyer dan investor, merencanakan pengembangan produk,
dan membangun jaringan dengan pihak luar.
3. Sales/Pemasaran.
Sales UD. Legend Tren bertugas menentukan target pasar, membuat rencana
dan kebijakan penjualan secara keseluruhan, melakukan promosi sesuai
dengan anggaran, membuat laporan penjualan, dan menjalin hubungan baik
dengan pelanggan dan mengatasi keluhan pelanggan.
4. IT.
IT UD. Legend Tren bertugas memastikan sistem IT berjalan dengan lancar
dan menemukan solusi apabila terdapat masalah, bertanggung jawab dalam
keseluruhan proses yang berkaitan dengan IT, membangun hubungan dengan
vendor IT eksternal dan penyedia layanan, meninjau kinerja sistem
53
perusahaan untuk menentukan biaya operasi, tingkat produktivitas, dan
persyaratan peningkatan.
5. Keuangan.
Keuangan UD. Legend Tren bertugas membuat laporan keuangan,
memasukkan, mencadangkan dan mengarsip data, menyimpan dokumen dan
dokumentasi surat perusahaan, menjalin komunikasi dengan divisi lain
mengenai anggaran keuangan, menggunakan semua sarana dan prasarana
yang ada demi efektivitas dan efisiensi kerja serta pelayanan.
6. Operasional.
Operasional UD. Legend Tren bertugas mengendalikan pengelolaan kegiatan
operasional, melakukan koordinasi kerja harian dengan divisi yang terkait
dengan proses operasional, membantu pemeriksaan atau penerimaan barang,
membuat kebijakan mengenai pengiriman, mengeluarkan biaya operasional
seminimal mungkin sesuai dengan otoritasnya.
7. Produksi.
Produksi UD. Legend Tren bertugas menyusun jadwal produksi, memastikan
pedoman kesehatan dan keselamatan di terapkan dengan baik di lingkungan
ruang produksi, mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan peralatan
produksi, melaporkan kepada direkturr apabila terdapat mesin maupun
peralatan yang tidak berfungsi dengan baik, melakukan produksi sesuai
dengan jadwal produksi.
8. HRD.
HRD UD. Legend Tren bertugas bertanggung jawab mengelola dan
mengembangkan sumber daya manusia, melakukan persiapan dan seleksi
54
karyawan baru sesuai dengan kriteria perusahaan, membuat kontrak kerja
karyawan, melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan, dan kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi, mental,
keterampilan dan pengetahuan karyawan, melakukan tindakan disipliner pada
karyawan yang melanggar peraturan atau kebijakan perusahaan, bertanggung
jawab mengenai absensi karyawan.
Adanya pembagian tugas yang telah jelas diharapkan para pekerja dapat
bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan sehingga dapat mencapai
kinerja yang maksimal. Kinerja yang maksimal juga diharapkan mampu mencapai
visi dan misi yang ada.
4.2 Proses Produksi Minuman Legen
A. Bahan Baku Produksi
Bahan utama dalam pembuatan minuman legen kemasan adalah sirup
legen/nira, sedangkan bahan tambahan adalah air. Air yang di gunakan
dalam pembuatan minuman legen kemasan adalah air isi ulang atau air
hasil ozonisasi dan filtrasi, sedangkan untuk air niranya di peroleh dari
petani nira yang sudah bekerja sama dengan perusahaan. Untuk proses
pembuatan sirup legen tidak ada dalam proses pembuatan minuman legen
kemasan karena kerahasiaan formula perusahaan, jadi bahan baku
utamanya sudah berbentuk sirup dan dalam jerigen dan siap untuk di
campurkan.
B. Peralatan dan Bahan Produksi Minuman Legen
Peralatan yang harus di persiapkan untung memproduksi minuman legen
terdiri dari beberapa alat sebagai berikut:
55
a. Jerigen
b. Drum
c. Pompa air
d. Selang air
e. Mesin pasteurisasi
f. Mesin filtrasi air
g. Mesin pengisi otomatis
h. Mesin penutup botol
i. Mesin pemanas(hotgun)
Bahan yang digunakan dalam pembuatan minuman legen antara lain:
a. Sirup nira
b. Air
C. Proses Produksi
Kegiatan produksi yang di lakukan pada usaha pembuatan minuman
legen berkemasan, di antaranya:
1. Pemakaian Pakaian Produksi.
Sebelum masuk rungan produksi karyawan di wajibkan memakai
pakaian produksi yang sesuai SOP, hal ini di lakukan agar ketika
karyawan masuk dan melakukan proses produksi diharapkan tidak
membawa atau meninggalkan kotoran atau kuman di tempat kerja
karena ini dapat menyebabkan akan terjadinya kontaminasi dan tidak
ke sterilan terhadap produk. Pakaian yang di pakai antara lain: sarung
tangan, celemek, masker, sandal, penutup rambut, dan sebelum masuk
56
juga karyawan di wajibkan mencuci tangan terlebih dahulu ketika
akan masuk ke ruangan produksi.
2. Persiapan bahan.
Bahan utama dalam pembuatan minuman legen kemasan adalah sirup
legen/nira, sedangkan bahan tambahan adalah air. Air yang di
gunakan dalam pembuatan minuman legen kemasan adalah air isi
ulang atau air hasil ozonisasi dan filtrasi, sedangkan untuk air niranya
di peroleh dari petani nira yang sudah bekerja sama dengan
perusahaan. Untuk proses pembuatan sirup legen tidak ada dalam
proses pembuatan minuman legen kemasan karena kerahasiaan
formula perusahaan, jadi bahan baku utamanya sudah berbentuk sirup
dan dalam jerigen dan siap untuk di campurkan.
3. Percampuran.
Sebelum melakukan proses pecampuran bagian produksi memeriksa
dan memastikan secara visual peralatan yang digunakan dalam kondisi
baik dan bersih. Bagian produksi memastikan bahan baku air nira
yang digunakan dalam proses ini sesuai standar dan memastikan
secara visual air mineral yang di gunakan dalam dalam kondisi bersih,
apabila tidak bersih maka akan di lakukan proses penyaringan.
Pencampuran dilakukan dengan cara memasukkan sirup legen ke
dalam drum yang berukuran 100liter yang sudah berisi air, setelah
legen sudah selesai dimasukkan ke drum maka siap untuk di tutup.
Percampuran legen ini di lakukan secara alami dengan cara
membiarkan legen dan air tercampur sendiri tanpa perlu diaduk
57
dengan alat. Percampuran berguna untuk memperoleh sirup yang
homogen. Takaran yang digunakan dalam proses percampuran harus
sesuai dengan ketentuan perusahaan yaitu 25000ml/25liter air nira dan
75000ml/75liter air (1 air nira: 3 air), suhu ruanganan pada saat proses
pencampuran itu juga harus dalam kondisi tertutup dan suhu ruangan
30°C sampai 34°C. Setelah proses percampuran selesai dilakukan
maka akan masuk pada tahap fermentasi
Homogen merupakaan campuran antara dua zat atau lebih yang
partikel-partikel penyusun tidak dapat dibedakan lagi disebut
campuran homogen. Campuran homogen sering disebut dengan
larutan. Contoh campuran homogen, antara lain: campuran air dengan
gula dinamakan larutan gula, campuran air dengan garam dinamakan
larutan garam.
4. Fermentasi.
Pada saat fermentasi bagian produksi harus memastikan tutup drum
dalam kondisi bersih dari debu atau kotoran, setelah sekiranya tutup
drum layak digunakan maka drum siap ditutup, setelah drum tertutup
rapat maka bagian produksi mencantumkan kode pada badan drum
berupa tanggal dan jam waktu selesainya proses fermentasi. Untuk
lama proses fermentasi berlangsung selama 1x24 jam setelah drum
tertutup rapat.
5. Pasteurisasi.
Setelah memalui tahap fermentasi masuk pada tahap pasteurisasi, pada
saat tahap pasteurisasi bagian produksi harus memastikan
58
thermometer yang digunakan telah dikalibrasi minimal 1x dalam
setahun, setelah itu bagian produksi juga memastikan selang dan
tempat pasteurisasi dalam kondisi baik dan bersih.
Proses pasteurisasi di awali dengan legen dialirkan dari tempat
fermentasi menuju tempat pasteurisasi dengan menggunakan selang
yang sudah terpasang pompa air, setelah sekiranya legen yang sudah
di fermentasi sudah masuk semua ke alat pasteurisasi maka siap di
lakukan proses pemanasan atau pasteurisasi, setelah pengisian selesai
lubang yang digunakan untuk memasukan minuman harus harus di
tutup kembali. Suhu yang digunakan pada mesin sesuai dengan
ketentuan yaitu 78°C dan waktu pasteurisasi berlangsung selama 30
menit. Pengukuran suhu dilakukan secara manual menggunakan
thermometer, minuman legen yang di pasteurisasi di ambil sempelnya
terus dimasukkan ke dalam gelas dan langsung diukur suhunya
dengan termometer, tahap ini dilakukan menjelang akhir proses
dengan suhu akhir 78° Celcius, Apabila suhu tidak tercapai, maka
dilakukan penambahan waktu hingga suhu tercapai.
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk, hubungan
antara nilai yang ditunjukkan oleh instrument pengukur atau system
pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-
nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur
dalam kondisi tertentu. Nilai terkait yang dimaksud adalah hasil
didapatkan dari ukuran kalibrator dengan akurasi lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis alat ukur yang digunakan untuk tes.
59
Biasanya hal tersebut disesuaikan dengan tujuan awal pengguna dalam
mencapai sebuah ketepatan pengukuran. Kemudian hasil dievaluasi
dalam bentuk skema analisa menggunakan premis ketidakpastian.
6. Pendinginan.
Setelah melalui tahap pasteurisasi minuman akan di dinginkan, pada
proses pendinginan bagian produksi memastikan pintu ruangan
tertutup dan juga memastikan waktu pendinginan berlangsung selama
10 menit. Apabila dalam 10 menit legen masih dalam kondisi panas
maka proses pendinginan dilanjutkan hingga legen sudah dalam
kondisi dingin. Proses pendinginan dilakukan dengan cara minuman
yang sudah di pasteurisasi di blower selama 10 menit, alat blower ini
sudah satu set dengan alat pasteurisasi jadi dari tahap pemanasan
sampai pendinginan bisa di lakukan dengan mudah Setelah proses
pendinginan seselai minuman sudah siap di kemas.
7. Pengemasan, Pelabelan dan Penyimpanan.
Pada proses pengemasan bagian produksi memastikan kondisi ruang
pengemasan dalam kondisi yang higienis dan tertutup serta
memastikan mesin pengisi otomatis dan mesin penyegel dalam
kondisi baik dan bersih, setelah itu di lakukan proses pengisian
minuman ke dalam botol meggunakan mesin pengisi otomatis,
sebelum itu pastikan mesin pengisi otomatis sudah tersambung dengan
alat pasteurisasi. Takaran yang di gunakan pada saat pengemasan
harus sesuai dengan ketentuan yaitu 250 ml dan kecepatan mesin
60
dalam mengisi 1 botol selama 13,5 detik. Setelah botol sudah di isi
maka botol siap di tutup menggunakan mesin penyegel/penutup.
Setelah semua itu di lakukan bagian produksi memastikan botol
tersegel dengan rapat dan bisa diberi label, kode produksi dan waktu
kadaluarsa yang sesuai, pencamtuman tanggal kadaluarsa bagi produk
adalah 5 bulan setelah produk di produksi. Setelah selesai proses
pemberian label maka produk siap packing, untuk pempackingan itu
per packing berisi sebanyak 12 botol per pack. Setelah produk selesai
di packing maka produk siap masuk kegudang bahan jadi.
Penyimpanan produk jadi menggunakan sistem FIFO (first in first
out), maka barang yang masuk pertama akan di keluarkan atau di jual
pertama.
Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan Legen
PEMAKAIAN
PAKAIAN PRODUKSI
PERSIAPAN BAHAN
BAKU
PERCAMPURAN
FERMENTASI
PASTEURISASI
PENDINGINAN
PENGEMASAN
61
4.3 Metode Pemasaran Minuman Legen
Aspek pemasaran melihat potensi pasar, persaingan, menganalisis stategi
pemasaran yang dapat digunkan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen.
Dalam kesiapan suatu perusahaan untuk menetapkan, memuaskan keinginan pasar
dan menghadapi persaingan para pesaing khususnya untuk produk atau jasa yang
sejenisnya. (Abidatul, 2015)
Adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pemilik Usaha Legen
untuk memasarkan produknya sebagai berikut:
1. Produk
Usaha ini memproduksi air nira menjadi bahan konsumsi yaitu legen.
Komposisi utama produk ini adalah air nira dan air. Strategi produk yang
digunakan oleh pemilik agar para konsumen tidak kecewa adalah dengan
menggunakan bahan baku yang berkulitas tinggi, sehingga tidak merusak
cita rasa yang dihasilkan dan cara pengolahan dalam produksi serta
takaran yang sesuai agar rasa yang dihasilkan tidak buruk.
Minuman Legen milenial sebagai brand dari perusahaan Legend
Tren mampu bersaing dipasaran bahkan menjadi produk minuman legen
dalam kemasan yang sudah mempunyai ijin resmi dari Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) dan bersetifikat HALAL, menyaingi para
kompetitor yang terdahulu seperti penjual minuman legen pinggir jalan
khususnya di wilayah Kabupaten Gresik.
Minuman Legen Milenial sebagai nama produk yang dikeluarkan
oleh perusahaan mampu membaca peluang pasar, yaitu konsumen
kalangan menengah ke bawah yang ingin tampil mewah dan praktis dalam
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR
LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR

More Related Content

Similar to LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR

Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras
NaaRonaa
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
DiandwiwWijaksana
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
Uofa_Unsada
 
Laporan Akhir Eka Puji Harti
Laporan Akhir Eka Puji HartiLaporan Akhir Eka Puji Harti
Laporan Akhir Eka Puji Harti
ekapuji3
 
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
Dodit Mujiono
 
Teknik budidaya tanaman jilid 3
Teknik budidaya tanaman jilid 3Teknik budidaya tanaman jilid 3
Teknik budidaya tanaman jilid 3
Sudanis Hariyanto
 
PDF tesis.pdf
PDF  tesis.pdfPDF  tesis.pdf
PDF tesis.pdf
yuniyatirosdiana
 
Laporan Akhir KKN QURRATA A`YUN
Laporan Akhir KKN QURRATA A`YUNLaporan Akhir KKN QURRATA A`YUN
Laporan Akhir KKN QURRATA A`YUN
QurrataAyun16
 
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
Fenti Anita Sari
 
PERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docx
PERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docxPERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docx
PERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docx
ALDINOBSM
 
Gambaran status gizi dan konsumsi sayur dan buah pada remaja putri
Gambaran status gizi dan konsumsi sayur dan buah pada remaja putriGambaran status gizi dan konsumsi sayur dan buah pada remaja putri
Gambaran status gizi dan konsumsi sayur dan buah pada remaja putri
yuni584943
 
Skripsi 12
Skripsi  12Skripsi  12
Skripsi 12
university of riau
 
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
jumN
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluanOperator Warnet Vast Raha
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluanOperator Warnet Vast Raha
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluanOperator Warnet Vast Raha
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluanOperator Warnet Vast Raha
 
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
Sudanis Hariyanto
 

Similar to LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR (20)

Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
 
Laporan Akhir Eka Puji Harti
Laporan Akhir Eka Puji HartiLaporan Akhir Eka Puji Harti
Laporan Akhir Eka Puji Harti
 
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
 
Teknik budidaya tanaman jilid 3
Teknik budidaya tanaman jilid 3Teknik budidaya tanaman jilid 3
Teknik budidaya tanaman jilid 3
 
PDF tesis.pdf
PDF  tesis.pdfPDF  tesis.pdf
PDF tesis.pdf
 
Laporan Akhir KKN QURRATA A`YUN
Laporan Akhir KKN QURRATA A`YUNLaporan Akhir KKN QURRATA A`YUN
Laporan Akhir KKN QURRATA A`YUN
 
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
 
PERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docx
PERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docxPERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docx
PERSILANGAN TANAMAN KACANG PANJANG LOLA.docx
 
Gambaran status gizi dan konsumsi sayur dan buah pada remaja putri
Gambaran status gizi dan konsumsi sayur dan buah pada remaja putriGambaran status gizi dan konsumsi sayur dan buah pada remaja putri
Gambaran status gizi dan konsumsi sayur dan buah pada remaja putri
 
Skripsi 12
Skripsi  12Skripsi  12
Skripsi 12
 
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
 
Skripsi Allowed
Skripsi AllowedSkripsi Allowed
Skripsi Allowed
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
Skripsi 334
Skripsi 334Skripsi 334
Skripsi 334
 
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
 

LEGEN TREN INTERNASINAL - BERGERAK DI BIDANG PENGOLAHAN LONTAR

  • 1. ANALISIS KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINUMAN TRADISIONAL (LEGEN) DALAM KEMASAN DITINJAU DARI ASPEK PRODUKSI DAN PEMASARAN (Studi Kasus : Di UD. LEGEND TREN, Kabupaten Gresik, Jawa Timur) SKRIPSI Oleh : WISNU ADITYA PUTRA NPM : 18021013 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2022
  • 2. ii ANALISIS KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINUMAN TRADISIONAL (LEGEN) DALAM KEMASAN DITINJAU DARI ASPEK PRODUKSI DAN PEMASARAN (Studi Kasus : Di UD. LEGEND TREN, Kabupaten Gresik, Jawa Timur) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agribisnis Pada Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Putra Surabaya Oleh : WISNU ADITYA PUTRA NPM : 18021013 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2022
  • 3. iii ANALISIS KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINUMAN TRADISIONAL (LEGEN) DALAM KEMASAN DITINJAU DARI ASPEK PRODUKSI DAN PEMASARAN (Studi Kasus : Di UD. LEGEND TREN, Kabupaten Gresik, Jawa Timur) NAMA : WISNU ADITYA PUTRA FAKULTAS : PERTANIAN PRODI : AGRIBISNIS NPM : 1802113 DI SETUJUI dan DI TERIMA OLEH: DOSEN PEMBIMBING Ramon Syahrial. SP., MM
  • 4. iv HALAMAN PENGESAHAN Telah diterima dan disetujui oleh Tim Penguji Skripsi serta dinyatakan Lulus. Dengan demikian Skripsi ini dinyatakan Sah untuk melengkapi syarat- syarat mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Putra Surabaya. Tim Penguji Skripsi: 1. Ketua: Ir. Faisol Humaidi. MP : ................................. (Dekan Fakultas Pertanian) 2. Anggota: 1. :.................................. (Dosen Penguji I) 2 :.................................. (Dosen Penguji II)
  • 5. v PERNYATAAN ORISINALITAS Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70) Gresik, Juli 2022 WISNU ADITTYA PUTRA 18021013
  • 6. vi MOTTO “ Ketika kau menyerah, mimpimu dan yang lainya akan menghilang dan Kehidupan tanpa mimpi adalah seperti selembar kertas putih tanpa coretan ”
  • 7. vii PERSEMBAHAN 1. Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkah rahmat dan karunianya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan senang hati. 2. Keluarga Tercinta khusunya kedua orang tua yang telah mengisi dunia saya seumur hidup tidak cukup untuk menikmati semuanya, terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang telah kau diberikan kepada saya. 3. Segenap Keluarga Besar Universitas Wijaya Putra Surabaya yang telah banyak membantu dan membagi ilmu yang dibutuhkan oleh penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas budi baik serta melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. 4. Teruntuk Segenap staf pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Putra Surabaya yang telah banyak membantu dan membagi ilmu yang dibutuhkan oleh penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini Semoga Tuhan membalas budi baik serta melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. 5. Semua teman mahasiswa Fakultas Pertanian semoga ilmu yang kita pelajari di bangku perkuliahan selama ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dan semoga kita semua kelak menjadi orang yang sukses dalam segala bidang yang kita tekuni. 6. Terima kasih atas semangat serta dukungan dari dosen pembimbingan maupun dosen fakultas teruntuk bapak kaprodi tersayang. 7. Terima kasih kepada semua orang yang ada di UD. Legen Tren yang
  • 8. viii dengan segenap hati membimbing dan membantu saya dalam pengerjaan skripsi ini 8. Semua pihak yang telah mambantu dan terlibat dalam proses penyelesaiaan artikel ilmiah ini.
  • 9. ix KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: Analisis Kelayakan Usaha Industri Minuman Tradisional (Legen) Dalam Kemasan Di Tinjau Dari Aspek Produksi Dan Aspek Pemasaran (Studi Kasus : UD. Legend Tren, Kabupaten Gresik, Jawa Timur). Skripsi ini disusun sebagai tri darma perguruan tinggi. Dengan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada 1. Bapak Dr. H. Budi Endarto, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya atas kesempatan yang diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Ir. Faisol Humaidi, MP. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Putra Surabaya. 3. Bapak Heri Susanto, SP, MM. selaku Ketua Program Studi Agribisnis Universitas Wijaya Putra Surabaya 4. Bapak Ramon Syahrial. SP., MM. selaku dosen pembimbing kami atas bimbingan dan saran yang diberikan. 5. Keluarga tercinta khususnya kedua orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan bantuan lewat doa-doanya serta motivasi dan dukungan yang telah diberikan selama penulis melakukan penyusunan skripsi sampai selesai.
  • 10. x 6. Semua teman-teman mahasiswa fakultas pertanian semoga ilmu yang kita pelajari di bangku perkuliahan selama 4 tahun ini dapat bermanfaat bagi masayarakat. 7. Segenap staf pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Putra Surabaya yang telah banyak membantu dan membagi ilmu yang dibutuhkan oleh penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga Tuhan membalas budi baik serta melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, berharap adanya saran dan kritik yang dapat gunakan sebagai perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap skripsi yang masih jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Gresik, Juli 2022 Penulis
  • 11. xi ABSTRAK Sektor perekonomian sendiri sangat penting untuk dilakukan bisnis atau usaha. Dimana sebuah bisnis didirikan untuk kemampuan produksi dan memenuhi jumlah produksi. Maka studi kelayakan bisnis adalah menghasilkan suatu pertimbangan yaitu layak atau tidak layaknya usaha yang akan dijalankan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha dengan di tinjau dari aspek produksi dan pemasaran di UD. Legend Tren Kecamatan Bungah, Gresik Jawa Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data pengamatan langsung dan wawancara. Data hasil temuan digambarkan secara deskriptif dan dianalisis menggunakan cara berpikir induktif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa usaha minuman legen kemasan di UD. Legend Tren dari aspek produksi usaha ini dinyatakan layak karena penentuan lokasi yang strategis dapat mempermudah dalam sarana distribusi dan dengan adanya teknologi juga mempermudah kinerja tenaga kerja dan dapat juga memperbaiki kualitas produksi. Dari aspek pemasaran juga layak karena usaha ini masih sangat terbatas dalam mengembangkan binis legen di daerah tersebut. Secara promosi, kemasan dan harga usaha ini juga cukup memumpuni dengan promosinya sudah di bilang cukup modern dari pada usaha minuman legen pada umumnya, dalam segi kemasan juga produknya menarik untuk dilihat apalagi sudah tertera logo HALAL, dengan ini harga yang di terapkan sudah sebanding dengan kualitas produk. Kata Kunci: Nira Siwalan, Minuman Legen, Kelayakan Usaha
  • 12. xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... v MOTTO ................................................................................................................. vi PERSEMBAHAN................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix ABSTRAK............................................................................................................. xi DAFTAR ISI......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 6 1.5 Sistematika Penulisan............................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 8 2.1 Tanaman Lontar ....................................................................................... 8 2.1.1 Air Nira ........................................................................................... 10 2.1.2 Legen............................................................................................... 14 2.2 Kewirusahaan ......................................................................................... 15 2.2.1 Jenis-Jenis Kewirausahaan.............................................................. 16
  • 13. xiii 2.2.2 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)................................ 20 2.2.3 Tujuan kewirausahaan..................................................................... 22 2.3 Kelayakan Usaha.................................................................................... 24 2.4 Produksi.................................................................................................. 29 2.4.1 Faktor-Faktor Produksi ................................................................... 30 2.4.2 Proses Produksi............................................................................... 31 2.5 Pemasaran............................................................................................... 31 2.5.1 Strategi Pemasaran.......................................................................... 32 2.5.2 Tujuan Pemasaran ........................................................................... 34 2.6 Biaya Produksi ....................................................................................... 36 2.6.1 Penerimaan...................................................................................... 39 2.6.2 Pendapatan. ..................................................................................... 40 2.7 Penelitian Terdahulu............................................................................... 41 2.8 Kerangka Pemikiran............................................................................... 43 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 45 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................. 45 3.2. Jenis Penelitian....................................................................................... 45 3.3. Objek Penelitian ..................................................................................... 46 3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 46 3.5. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data .......................................... 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 48 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian..................................................... 48 4.1.1 Sejarah Tempat Penelitian............................................................... 48 4.1.2 Lokasi Tempat Penelitian................................................................ 50 4.1.3 Struktur Organisasi ......................................................................... 51 4.2 Proses Produksi Minuman Legen........................................................... 54
  • 14. xiv 4.3 Metode Pemasaran Minuman Legen...................................................... 61 4.4 Analisis Studi Kelayakan Usaha Minuman Legen Kemasan................. 64 4.4.1 Aspek Produksi ............................................................................... 64 4.4.2 Aspek Pemasaran ............................................................................ 67 4.4 Biaya Produksi ....................................................................................... 68 4.4.1 Peneriman Usaha............................................................................. 71 4.4.2 Pendapatan Usaha. .......................................................................... 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 73 5.1 Kesimpulan............................................................................................. 73 5.2 Saran....................................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
  • 15. xv DAFTAR TABEL Nomor Halaman Judul 1. Klasifikasi tanaman siwalan...................................................................................9 2. Kandungan gizi nira siwalan............................................................................... 13 3. Biaya Tetap ......................................................................................................... 69 4. Biaya Variabel..................................................................................................... 69 5. Total Biaya Produksi Minuman Legen Kemasan ............................................... 70 6. Penerimaan Usaha Perbulan................................................................................ 71 7. Pendapatan Usaha Perbulan................................................................................ 72
  • 16. xvi DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman Judul 1. Pohon lontar ..............................................................................................10 2. Air nira ......................................................................................................11 3. Minuman nira siwalan (legen)...................................................................15 4. Kerangka pemikiran ..................................................................................44 5. Struktur Organisasi UD Legend Tren .......................................................51 6. Diagram Alir Pembuatan Legen................................................................60 7. Saluran Distribusi......................................................................................63 8. Mesin Paseurisasi......................................................................................65 9. Mesin Pengisi Otomatis ............................................................................65
  • 17. xvii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman Judul 1. Daftar Pertanyaan Wawancara ................................................................. 79
  • 18. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai bentuk usaha atau bisnis dengan bermacam jenis produk ddan jasa saat ini bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis dapat menjadi suatu peluang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dan kegiatan bisnis dapat dilakukan oleh siapa saja yang berniat untuk melakukannya. Dengan kondisi tersebut, memaksa perusahaan besar maupun kecil untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan konsumennya. Semakin meningkatnya tuntutan akan kebutuhan hidup saat ini juga membuat konsumen semakin cerdas dalam memilih jasa atau produk yang akan dikonsumsi. Persaingan antar pengusaha bukan hanya dari segi jenis produknya tetapi kualitas dari produk tersebut dan dan bagaimana cara perusahaan memasarkan produknya ke konsumen. Di tengah persaingan produk yang sangat ketat, setiap perusahaan menawarkan produk yang terbaik maka sala satu kunci sukses terletak pada pemasarannya. Pemasaran merupakan salah satu faktor penting guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan yang menghadapi persaingan. Pentingnya pemasaran menyebabkan perusahaan berusaha semaksimal mungkin untuk berhasil yaitu dengan cara melakukan berbagai macam strategi pemasaran. Salah satu strategi pemasaran yang sering digunakan adalah strategi Segmentation, Targeting, dan Positioning. Tjiptono dan Chandra (2017). Perekonomian di Indonesia yang saat ini belum begitu stabil dari dampak COVID-19, yang berakibat melonjaknya tingkat pengangguran karena banyaknya
  • 19. 2 perusahaan yang mengalami kebangkrutan, sehingga menambah angka penggaguran. Dalam hal ini menuntut bagi para pemerintah untuk mendapatkan langkah yang cerdas dan solusi yang cepat dan tepat untuk mengatasi banyaknya pengangguran dan menekan angka kemiskinan. Indonesia saat ini membutuhkan euntrepreneur muda untuk menekan meningkatnya pengangguran di Indonesia. Salah satu unsur terpenting dalam perekonomian nasional di Indonesia yaitu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. UMKM menjadi pondasi penggerak dari sistem ekonomi Indonesia. Di saat krisis ekonomi yang melanda karena dampak pandemi, UMKM mampu bertahan karena usaha ini yang bergerak di sektor riil tidak terlalu terpengaruh di bandingkan dengan sector moneter. UMKM juga menjadi salah satu unsur yang membantu program pemerintah dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus mengurangi tingkat pengangguran, dan dengan adanya UMKM juga banyak tercipta unit kerja baru yang menggunakan tenaga – tenaga kerja baru yang mendukung pendapatan rumah tangga sekaligus dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Tuntutan konsumen saat ini dalam memenuhi kebutuhannya, mereka membutuhkan yang praktis dalam mendapatkan dan mudah dalam proses mengkonsumsinya. Saat ini keberadaan minuman kemasan menjadi popular di masyarakat kita karena dianggap lebih memenuhi unsur kebersihan dan higienitas dalam proses pembuatannya. Menurut data penjualan minuman kemasan mengalami peningkatan sekitar lebih dari 10 % tiap tahunnya. Meskipun pada tahun 2009 mengalami penurunan. Namun peluang pasar bagi minuman kemasan masih menjanjikan untuk di usahakan. Dalam persaiangannya mereka
  • 20. 3 terdiferensiasi menjadi minuman energi, minuman penyegar dan minuman kesehatan. Salah satu minuman tradisional yang menjadi ciri khas masyarakat Gresik, Jawa Timur adalah legen. Minuman ini banyak kita jumpai di sepanjang jalan di Gresik, Jawa Timur. Konsumen ketika mau membeli bisa langsung di minum ditempat atau di buat oleh-oleh dengan kemasan botol plastik bekas minuman air mineral, dan ini membuat konsumen yang mengerti kesehatan akan berfikir dua kali untuk membeli maupun mengkonsumsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka beberapa usaha mulai dirikan berupa produk minuman legen kemasan yang bersih dan berstandar Badan Pengaawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dikemas kedalam berbagai macam jenis kemasan seperti pastik maupun kaca. UD Legend Tren merupakan manajemen agribisnis dalam mengkoordinir kegiatan pengolahan minuman alami legen dalam kemasan. Dalam kehidupan sehari-hari, manajemen sangat diharapkan dan diperlukan agar tidak terjadi benturan antara masing- masing faktor yang menyebabkan tujuan tidak tercapai. Manajemen usaha sangat diperlukan supaya dapat berjalan lancar dan mendapat hasil yang sesuai harapan. Pada manajemen sendiri terdapat beberapa fungsi sebagai bagian dari proses manajemen. Semua fungsi - fungsi manajemen terdapat dalam setiap kegiatan usaha Perusahaan Legend Tren sebagai tempat penelitian memfokuskan usaha pada bidang minuman, yaitu minuman dalam kemasan botol yang berupa legen. Minuman tersebut diolah dan dikembangkan oleh pemilik perusahaan, hal itu terbukti dari komposisi yang ada dalam minuman legen baik dan sesuai keinginan
  • 21. 4 konsumen serta lolos uji kelayakan sebagai minuman yang tidak berbahaya bagi kesehatan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Minuman Legen milenial sebagai brand dari perusahaan Legend Tren mampu bersaing dipasaran bahkan menjadi produk minuman legen dalam kemasan satu-satunya di indonesia yang sudah mempunyai ijin resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan bersetifikat HALAL, menyaingi para kompetitor yang terdahulu seperti penjual minuman legen pinggir jalan khususnya di wilayah Kabupaten Gresik, ini disebabkan karena keberadaan minuman Legen Milenial sebagai nama produk yang dikeluarkan oleh perusahaan mampu membaca peluang pasar, yaitu konsumen kalangan menengah ke bawah yang ingin tampil mewah dan praktis dalam mengadakan acara, serta kualitas produk yang baik dan harga yang terjangkau menjadi kunci dari meningkatnya permintaan pasar. UD. Legend Tren berencana mengembangkan bisnis usahanya yaitu membuat legen dalam bentuk kemasan. Dimana legen kemasan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin lebih praktis, dan bisa dibawa kemana- mana. Hal tersebut tidak lepas dari strategi pemasaran yang dilakukan UD. Legend Tren untuk memasarkan hasil produksinya. Banyaknya produk minuman legen dalam kemasan di pasaran membuat konsumen bebas memilih produk minuman legen mana yang akan dibelinya. Kenyataan menunjukkan bahwa konsumen bersedia membeli produk minuman legen yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sangat penting bagi pengusaha pengolah minuman legen untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dibutuhkan dan di inginkan konsumennya.
  • 22. 5 Strategi pemasaran sangat berperan penting dalam keberlangsungan usaha ini mengingat adanya persaingan dengan industri serupa sehingga strategi pemasaran yang dilakukan haruslah yang terbaik. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menganalisis tingkat kelayakan bisnis pengolahan legen dalam kemasan ini yang di tinjau dari aspek produksi dan aspek pemasaran serta untuk mengetahui tingkat keuntungan untuk mengetahui berapa lama waktu investasi kembali dalam bisnis ini Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk lebih mengetahui bagaimana proses produksi, berkaitan dengan ketersediaan bahan baku dan prosesnya sampai pada minuman kemasan siap untuk di konsumsi dan juga penulis ingin lebih mengetahui proses produksi dan metode-metode pemasaran apa saja yang selama ini di lakukan serta dampak dari keduanya dalam mengembangkan usaha, sehingga usaha yang telah dilakukan layak atau tidak untuk dipertahankan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang dihadapi sebagai berikut: 1. Bagaimana proses produksi dan metode pemasaran pada UD. Legend Tren dalam usaha industri minuman tradisional legen dalam kemasan? 2. Bagaimana tingkat kelayakan usaha pada usaha minuman legen kemasan ditinjau dari aspek produksi dan pemasarn?
  • 23. 6 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui proses produksi dan metode pemasaran pada industri minuman legen dalam kemasan di UD. Legend Tren. 2. Mengetahui tingkat kelayakan usaha pada usaha minuman legen kemasan ditinjau dari aspek produksi dan pemasaran. 1.4 Manfaat Penelitian. Berdasarkan masalah-masalah yang telah di jabarkan di atas, maka manfaat penelitian penelitian yang dapat diambil adalah: 1. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah dan menambah pengalaman dan wawasan ilmu pengetahuan, khususnya studi kelayakan usaha. 2. Sebagai informasi yang memberikan gambaran serta sebagai refrensi tambahan bagi yang membutuhkan. 3. Memberikan solusi dan rekomendasi bagi perusahaan mengenai layak tidaknya pengembangan bisnis legen kemasan. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematikan penulisan pada penyusunan penelitian terkait adalah sebagai berikut:
  • 24. 7 BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisika tentang latar belakang diadakan penelitian rumusan masalah pada penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematikan penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini menyajikan teori releven yang terkait dengan penelitian. Tujuan dari bab yaitu memberi pengetahuan dasar dan kerangkaberpikir yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai kerangka penyelesaian masalah dan penggunakan metode serta teknik yang digunakan untuk menyesaikan masalah penelitian. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan sistem pengumpulan data yang diperlukan selama penelitian dan alur pengolahan data yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi rumusan kesimpulan pada penelitian yang dilakukan serta pemberian saran kepada objek penelitian maupun peneleitian selanjutnya.
  • 25. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lontar Tanaman Lontar (Borassus flabellifer) termasuk tanaman perkebunan yang berpotensi besar untuk dikembangkan karena semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan. Pohon Lontar, dalam bahasa inggris disebut sebagai Lontar Palm adalah sejenis palem (pinang-pinangan) yang tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Pohon ini menjadi flora identitas provinsi Sulawesi Selatan. Di Indonesia, pohon lontar tumbuh di daerah yang beriklim kering. Tanaman lontar juga banyak ditemukan tumbuh secara alami India, Thailand dan di kepulauan Pasifik. Tanaman lontar menyebar luas di Indonesia meliputi Papua, Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kalimantan Selatan dan Aceh, dengan total luas areal sekitar 70.000 ha, salah satunya di Sulawesi Selatan dengan produksi tanaman lontar sekitar 7.293 ha (Dinas Perkebunan, 2017). Di sepanjang jalur pantai utara Jawa Timur, seperti Gresik, Lamongan, dan Tuban banyak ditemukan tanaman lontar. Tanaman jenis palma ini bernama latin Borrasus flabellifer. Lontar merupakan pohon yang berbatang lurus, tidak bercabang, tinggi 15-40 m. sendiri atau kebanyakan berkelompok, berdekat- dekatan. Kulit luar batang hitam seperti tanduk dengan urat bergaris-garis kuning. Tajuk tinggi mencapai 4 m. tiap pohon lontar dimahkotai oleh 30 sampai 40 tangkai daun. Sehelai daun dapat berkembang seluas hamper satu meter dengan
  • 26. 9 kira-kira 60 menghasilkan 12 sampai 14 daun setiap tahun, dan setiap daun hidup selama tiga sampai empat tahun. Tangkai daun sampai 1 m, pelapah lebar, bagian atas hitam, dengan duri tempel pada tepinya. Helaian daun bulat berdiameter 7-20 cm, berat 1,5-2,5 kg berwarna ungu tua sampai hitam. Buah lontar atau biasa disebut Siwalan, dengan ciri-ciri; daging buah muda keputih-putihan, daging buah dewasa kuning yang berubah menjadi serabut. Buah siwalan tumbuh bergerombol dalam tandan, hingga sekitar 20 butir, berkulit keras, bulat peluru berdiameter 7– 20 cm. Warna kulitnya hijau tua hingga hitam kecokelatan. Pohon lontar terdiri atas 2 jenis yaitu lontar jantan dan lontar betina. Lontar jantan menghasilkan Nira sedangkan lontar betina menghasilkan buah siwalan (Fauziyah, 2015). Tabel 1. Klasifikasi Tanaman Lontar. Klasifikasi Kingdom Plantae Divisi Spermatophyta Sub divisi Kelas Angiopermae Monocotyledonae Ordo Arealea (Spadiciflorae) Famili Arecaceae (Palme) Genus Borassus Spesies Borassus flabellifer L. Sumber: klasifikasi dari tanaman lontar (Silaban, 2017).
  • 27. 10 Gambar 1. Pohon Lontar. Tanaman lontar merupakan tanaman multifungsi, semua bagian dari tanaman ini bisa dimanfaatkan. Selain buah dan air nira untuk dikonsumsi, daunya bisa digunakan untuk kerajinan tangan. Dulu, daun lontar juga dijadikan media penulisan naskah lontar. Sedangkan kayunya juga berserat, memiliki kualitas baik. Beberapa pustaka menjelaskan, tanaman lontar berasal dari India, lalu kemudian menyebar ke beberapa Negara seperti Papua Nugini, Afrika, Australia, Asia Tenggara, dan Asia Tropis. Tanaman ini mampu tumbuh di daerah yang kering. Di Madura, Jawa Tengah dan Jawa Timur luas areal perkebunan siwalan mencapai 15.000 ha dengan populasi 500.000 tanaman. Di pesisir utara Lamongan sendiri masih banyak dijumpai pohon siwalan, utamanya di Kecamatan Paciran. (Mubarok, 2019) 2.1.1 Air Nira Nira merupakan cairan yang memiliki rasa manis dan diperoleh dari tanaman tertentu. Pada umumnya nira digunakan oleh masyarakat sebagai bahan dasar pembuat gula atau pemanis. Selain itu, nira dapat dimanfaatkan untuk pembuatan obat tradisional, asam cuka, minuman beralkohol dan minuman tidak beralkohol. Nira didapatkan dengan cara diperas, digiling atau disadap. Nira mengandung kadar gula tertentu, seperti glukosa, sukrosa, fruktosa serta
  • 28. 11 karbohidrat, serta memiliki derajat keasaman (pH) yaitu 6–7 dan berbau harum. Jika nira disimpan maka akan terjadi proses fermentasi. Fermentasi tersebut disebabkan oleh adanya mikroba yang ada didalam nira yang kemudian akan membentuk rasa asam berupa asam asetat. (Suroyya, 2016). Gambar 2. Air Nira. Nira mengandung kadar gula tertentu, seperti glukosa, sukrosa, fruktosa serta karbohidrat, serta memiliki derajat keasaman (pH) yaitu 6–7 dan berbau harum. Jika nira disimpan maka akan terjadi proses fermentasi. Fermentasi tersebut disebabkan oleh adanya mikroba yang ada didalam nira yang kemudian akan membentuk rasa asam berupa asam asetat. Keadaan asam merupakan medium yang baik untuk mikroba berkembang biak seperti bakteri, kapang maupun khamir (Surroya, 2016). Ketika musim kemarau (panas), legen (nira) ini sangat digemari sebagai minuman pelepas dahaga selain air putih. Sementara itu legen (nira) mengandung cairan isotonik yang mampu menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat aktivitas berlebih. Selain itu, legen (nira) yang dibiarkan lebih dari 1 hari dalam suhu kamar maka akan berubah menjadi tuak. Tuak merupakan hasil fermentasi atau peragian secara alami pada gula karena adanya proses enzimatis. Bahan baku yang paling banyak digunakan adalah glukosa. Metabolisme tipe anaerobic
  • 29. 12 menghasilkan sejumlah kecil energi, karbondioksida, air, dan produk akhir metabolik organik lain seperti asam laktat, asam asetat dan etanol. Kerusakan nira ditandai oleh penurunan pH disebabkan adanya perombakan gula menjadi asam organik oleh mikroba seperti khamir Saccharomyces sp. serta bakteri Acetobacter sp. Nira sangat mudah terkontaminasi karena mengandung nutrisi yang lengkap seperti gula, protein, lemak dan mineral yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba (Suroyya, 2016). Nira siwalan yang dikonsumsi oleh masyarakat dengan jangka waktu penyimpanannya relatif sangat singkat yaitu selama 1-2 hari. Namun bila setelah 3 hari minuman nira tersebut jika dikonsumsi akan menimbulkan berdampak negatif karena dapat memabukkan, penyimpanan yang dilakukan pada nira akan mengakibatkan meningkatnya aktivitas pada enzim yang terdapat didalam nira terutama enzim glukokinase, enzim fofoglukoisomerase, enzim fosfofrutokinase, enzim aldolase, enzim gliseraldehida-3 Pdehidrogenase, enzim fosfogliseril kinase, enzim enolase, enzim piruvat kinase, enzim piruvat dekarboksilase, enzim dehidrogenase alkohol dan enzim acetobacter acetic sehingga dapat mempercepat terjadinya proses fermentasi pada nira (Mardiyah, 2017). Kenaikan aktifitas enzim-enzim tersebut apabila dibiarkan maka akan membuat kadar alkohol terus bertambah hingga 5–6 % dan akhirnya berkurang, sedangkan pada keasamannya akan terus bertambah. Untuk mengurangi kadar alkohol tersebut maka di lakukan pemanasan. Proses pemanasan ini bertujuan untuk menghambat fermentasi dari mikroorganisme. Jika proses fermentasi mikroorganisme terhambat, maka kadar alkohol juga akan berkurang (Mardiyah, 2017).
  • 30. 13 Nira yang telah terkontaminasi oleh mikroorganisme, akan mengalami proses fermentasi atau perombakan terhadap senyawa-senyawa penyusunnya. Karena fermentasi tersebut maka sukrosa yang terdapat dalam nira akan berubah menjadi alkohol dan selanjutnya berubah menjadi asam cuka (Mentari, et al., 2017). Tabel 2. Kandungan Gizi Nira Siwalan. Komposisi Jumlah Air (cc) 86,1 Protein (cc) 0,3 Lemak (cc) 0,02 Karbohidrat (cc) 13,54 Mineral sebagai Abu (cc) 0,04 Sumber: kandungan gizi nira siwalan/100cc (Umam, 2018). Komposisi kimia nira dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain aksesi tanaman, umur tanaman, keadaan tanah, iklim, pemupukan dan pengairan Dalam pengolahannya sebagai bahan baku gula, komposisi kimia yang terpenting dari nira adalah kadar gula dan derajat kemasamannya Kadar gula yang optimal untuk pertumbuhan khamir adalah 10%, tetapi kadar gula yang optimal untuk permulaan fermentasi adalah 16%. Kerusakan nira ditandai oleh penurunan pH disebabkan adanya perombakan gula menjadi asam organik oleh mikroba, seperti khamir (Saccharomyces sp.) serta bakteri Acetobacter sp. Sukrosa dirombak menjadi glukosa dan fruktosa, kemudian proses fermentasi glukosa dan fruktosa menjadi etanol dan CO2 diakhiri dengan proses pembentukan asam asetat, yaitu proses perubahan etanol menjadi asam asetat (Mashud dan Matana, 2015).
  • 31. 14 2.1.2 Legen Legen merupakan cairan atau air yang keluar dari bunga jantan dari pohon siwalan yang dipotong bagian ujungnya dan diberi wadah penampung dan belum mengalami fermentasi. Cairan ini dapat dijadikan sebagai bahan utama pembuatan gula merah. Dalam keadaan segar, legen dari pohon siwalan ini mempunyai rasa yang manis, aroma yang khas dan harum, dan relatif tidak berwarna (Sudrajat, dan Agustina, 2015). Legen siwalan disinyalir mampu membantu fungsi ginjal dalam tubuh jika dikonsumsi secara teratur dan tidak berlebihan. Bukan hanya itu saja, legen (nira) dengan kualitas yang baik bahkan dipercaya mampu menormalkan atau menambah produksi sperma serta dapat digunakan sebagai obat gangguan pernafasan (Sudrajat, dan Agustina, 2015). Nilai dari total asam ditentukan oleh banyak sedikitnya gula yang terdapat pada legen yang terfermentasi oleh mikrooganisme. Produksi asam-asam organik sejalan dengan petumbuhan sel khamir yang dalam jangka panjang akan menurunkan kandungan alkohol. Semakin tingginya kandungan nira pada suatu minuman legen maka akan meningkat pula nilai pH minuman legen tersebut. Peningkatan jumlah mikroba atau khamir pada minuman nira atau legen diduga dipengaruhi oleh adanya perubahan jumlah nira yang ditambahkan kedalam minuman tersebut. Kontaminasi khamir ini dapat berasal dari lingkungan, wadah penyadapan, atau sumber kontaminan lainya. Secara alami nira atau legen siwalan mengandung mikroba pemecah gula, yaitu Saccaromyces sp. dan Candida sp. Aktifitas kedua mikroba tersebut mengakibatkan terjadinya reaksi fermentasi gula menjadi alkohol. (Gusti, Widjanarko, & Sriherfyna, 2016)
  • 32. 15 Gambar 3. Minuman Nira Siwalan (Legen). Dalam proses mikrobiologi, fermentasi dilakukan oleh mikrobia yang menghasilkan atau mempunyai enzim yang sesuai proses tersebut. Berdasarkan produk yang dihasilkan, fermentasi digolongkan menjadi dua macam, yaitu fermentasi alkoholis dan fermentasi non-alkoholis. Fermentasi alkoholis, yaitu fermentasi yang menghasilkan etanol sebagai produk akhir disamping produk lainnya. Misalnya pada pembuatan wine, cider, dan tape. Dalam fermentasi alkohol, mikroba yang dipakai adalah: Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces anamensis, dan Schizosaccharomyces pourlee. Sedangkan fermentasi non- alkoholis, yaitu fermentasi yang tidak menghasilkan alkohol sebagai produk akhir. Misalnya pada pembuatan tempe dan antibiotik (Silaban, 2017). 2.2 Kewirusahaan Kewirausahaan yaitu sesuatu yang ada di dalam jiwa seseorang, masyarakat dan organisasi yang karenanya akan dihasilkan berbagai macam aktivitas (sosial, politik, pendidikan), usaha dan bisnis. Kewirausahaan merupakan bidang yang sangat luas aktivitasnya, mulai dari individual entrepreneurship, industrial entrepreneurship sampai yang terakhir berkembang adalah social entrepreneurship. Ungkapan sumber daya manusia yang tepat menunjukan pada
  • 33. 16 individu-individu dalam organisasi kewiraswastaan yang memberikan sumbangan berharaga pada pencapaian tujuan sistem organisasi kewiraswastaan. (Sonny, 2013) Menurut Suryana (2010:2) “Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses”, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. (Suryana, 2010) 2.2.1 Jenis-Jenis Kewirausahaan (Gie, 2021) Diketahui jenis-jenis kewirusahaan ada 9, berikut jenis- jenisnya: a. Kewirausahaan usaha kecil Mayoritas bisnis adalah bisnis kecil. Orang-orang yang tertarik pada kewirausahaan bisnis kecil kemungkinan besar akan menghasilkan keuntungan yang mendukung keluarga mereka dan gaya hidup sederhana. Mereka tidak mencari keuntungan skala besar atau pendanaan ventura. Kewirausahaan usaha kecil sering terjadi ketika seseorang memiliki dan menjalankan bisnisnya sendiri. Mereka biasanya mempekerjakan karyawan lokal dan anggota keluarga. Toko kelontong lokal, penata rambut, butik kecil, konsultan, dan tukang ledeng adalah bagian dari kategori kewirausahaan ini. b. Kewirausahaan perusahaan besar Kewirausahaan perusahaan besar adalah ketika sebuah perusahaan memiliki jumlah siklus hidup yang terbatas. Jenis kewirausahaan ini untuk profesional
  • 34. 17 tingkat lanjut yang tahu bagaimana mempertahankan inovasi. Mereka sering menjadi bagian dari tim besar eksekutif tingkat-C. Perusahaan besar seringkali menciptakan layanan dan produk baru berdasarkan preferensi konsumen untuk memenuhi permintaan pasar. Kewirausahaan usaha kecil dapat berubah menjadi wirausaha perusahaan besar ketika perusahaan berkembang pesat. Ini juga bisa terjadi ketika sebuah perusahaan besar mengakuisisi mereka. Perusahaan seperti Microsoft, Google dan Disney adalah contoh dari jenis kewirausahaan ini. c. Kewirausahaan startup yang skalabel Kewirausahaan semacam ini adalah ketika pengusaha percaya bahwa perusahaan mereka dapat mengubah dunia. Mereka sering menerima dana dari pemodal ventura dan mempekerjakan karyawan khusus. Startup yang dapat diskalakan mencari hal-hal yang hilang di pasar dan menciptakan solusi untuk mereka. Banyak dari jenis bisnis ini dimulai di Silicon Valley dan berfokus pada teknologi. Mereka mencari ekspansi yang cepat dan pengembalian keuntungan yang besar. Contoh startup scalable adalah Facebook, Instagram dan Uber. d. Kewirausahaan sosial Seorang wirausahawan yang ingin memecahkan masalah sosial dengan produk dan jasanya termasuk dalam kategori wirausaha ini. Tujuan utama mereka adalah membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Mereka tidak bekerja untuk mendapatkan keuntungan besar atau kekayaan. Sebaliknya, jenis pengusaha ini cenderung memulai organisasi nirlaba atau perusahaan yang mendedikasikan diri untuk bekerja menuju kebaikan sosial.
  • 35. 18 e. Kewirausahaan yang inovatif Pengusaha inovatif adalah orang-orang yang terus-menerus memunculkan ide- ide dan penemuan-penemuan baru. Mereka mengambil ide-ide ini dan mengubahnya menjadi usaha bisnis. Mereka sering bertujuan untuk mengubah cara orang hidup menjadi lebih baik. Inovator cenderung menjadi orang yang sangat termotivasi dan bersemangat. Mereka mencari cara untuk membuat produk dan layanan mereka menonjol dari hal-hal lain di pasar. Orang-orang seperti Steve Jobs dan Bill Gates adalah contoh wirausahawan inovatif. f. Kewirausahaan hustler Orang-orang yang mau bekerja keras dan berusaha terus-menerus dianggap sebagai pengusaha hustler. Mereka sering memulai dari yang kecil dan bekerja untuk mengembangkan bisnis yang lebih besar dengan kerja keras daripada modal. Aspirasi mereka adalah apa yang memotivasi mereka, dan mereka bersedia melakukan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka. Mereka tidak mudah menyerah dan bersedia mengalami tantangan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Misalnya, seseorang yang hustler rela menelepon banyak orang untuk melakukan satu penjualan. g. Kewirausahaan peniru Peniru adalah pengusaha yang menggunakan ide bisnis orang lain sebagai inspirasi tetapi bekerja untuk memperbaikinya. Mereka berupaya membuat produk dan layanan tertentu menjadi lebih baik dan lebih menguntungkan. Seorang peniru adalah kombinasi antara seorang inovator dan seorang hustler. Mereka bersedia untuk memikirkan ide-ide baru dan bekerja keras, namun
  • 36. 19 mereka mulai dengan meniru orang lain. Orang yang meniru memiliki banyak kepercayaan diri dan tekad. Mereka dapat belajar dari kesalahan orang lain ketika membuat bisnis mereka sendiri. h. Kewirausahaan peneliti Peneliti mengambil waktu mereka ketika memulai bisnis mereka sendiri. Mereka ingin melakukan penelitian sebanyak mungkin sebelum menawarkan produk atau layanan. Mereka percaya bahwa dengan persiapan dan informasi yang tepat, mereka memiliki peluang lebih tinggi untuk berhasil. Seorang peneliti memastikan mereka memahami setiap aspek bisnis mereka dan memiliki pemahaman mendalam tentang apa yang mereka lakukan. Mereka cenderung mengandalkan fakta, data, dan logika daripada intuisi mereka. Rencana bisnis yang terperinci penting bagi mereka dan meminimalkan peluang kegagalan mereka. i. Kewirausahaan pembeli Pembeli adalah tipe pengusaha yang menggunakan kekayaan mereka untuk bahan bakar usaha bisnis mereka. Keistimewaan mereka adalah menggunakan kekayaan mereka untuk membeli bisnis yang menurut mereka akan sukses. Mereka mengidentifikasi bisnis yang menjanjikan dan mencari untuk mendapatkannya. Kemudian, mereka membuat perubahan manajemen atau struktural yang mereka rasa perlu. Tujuan mereka adalah untuk mengembangkan bisnis yang mereka peroleh dan memperluas keuntungan mereka. Kewirausahaan semacam ini kurang berisiko karena mereka membeli perusahaan yang sudah mapan.
  • 37. 20 2.2.2 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Sebesar 99,99% pelaku usaha yang ada di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit usaha di Indonesia merupakan UMKM. Bisnis UMKM menyumbang sekitar 60% pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan mampu menyerap sekitar 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. UMKM merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Proporsinya mencapai 99, 99% dari total pelaku usaha yang ada di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit. Volume ekspor UMKM mencapai 14,06% (Rp 166,63 triliun) dari total ekspor nasional. Bisnis UMKM menyumbang PDB sekitar 60% dan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012 (Bank Indonesia, 2015). Pada dasarnya pengertian usaha adalah rangkaian aktivitas ekonomiyang dapat direncanakan, dengan menggunakan faktor-faktor ekonomi sepertidana, tenaga kerja, lahan, dan keahlian untuk mendapatkan manfaat ekonomisdimasa yang akan datang. (Kemen.Neg. KUKM RI 2009:99). Usaha adalah suatu kegiatan ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang/jasa untuk diperjual belikan atauditukar dengan barang lain, dan adaseoarang atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko. Apabila kegiatan usaha lebih dari satu jenis dan administrasinya tidak dapat dipisahkan, maka diambilyang utama dengan melihat omset yang terbesar/waktu terlama/pengakuan responden. (Survey UMKM jawa timur 2012:10) Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2008, pengertian usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia adalah: (Kementrian KUKM2011:06- 07)
  • 38. 21 o Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badanusaha milik perorangan yang memiliki kriteria Usaha Mikro berikut dalamundang-undang tersebut. o Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yangdila kukan oleh orang perseorangan atau badan yang bukan anak perusahaanatau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baiklangsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar yangmemenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. o Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yangdilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha bukan merupakan anak perusahaan atau cadangan perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atauUsaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasilpenjualan tahunan sebagai mana diatur dalam undang-undang ini. Menurut UUD 1945 kemuadian dikuatkan melalui TAP MPR NO.XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang, dan berkeadilan. Menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kreteria UMKM dalam bentuk permodalan adalah sebagai berikut: 1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
  • 39. 22 a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). 2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). 2.2.3 Tujuan kewirausahaan Menurut (Winastya, 2020) tujuan kewirusahaan di bagi menjadi 5 (lima), yaitu: 1. Meningkatkan Jumlah Wirausahawan yang Berkualitas Tujuan kewirausahaan yang pertama ialah mampu meningkatkan jumlah wirausahawan yang berkualitas. Hal ini dikarenakan saat seorang pebisnis membuka sebuah usaha maka ia akan membutuhkan banyak sumber daya
  • 40. 23 manusia lain untuk membantunya. Dengan melakukan bimbingan yang tepat, maka sumber daya manusia tersebut tidak hanya bisa diberdayakan kemampuannya saja. Melainkan juga bisa dilatih agar menjadi calon wirausahawan yang lebih berkualitas berdasarkan pengalamannya. Dengan itu diharapkan nantinya akan semakin banyak wirausahawan yang juga akan membantu menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk membantu perekonomian masyarakat. 2. Mensejahterakan Masyarakat Makin majunya suatu bisnis maka akan semakin membutuhkan sumber daya manusia yang semakin banyak. Dengan berkembangnya suatu usaha, berarti kian banyak lapangan pekerjaan yang akan dibuka untuk masyarakat. Dengan berkurangnya jumlah pengangguran yang ada di masyarakat, berarti suatu bisnis sudah berhasil dalam mewujudkan tujuan kewirausahaan, dalam memajukan dan ikut serta menyejahterakan masyarakatnya. 3. Menanamkan Semangat Wirausaha di dalam Masyarakat Seorang wirausahawan biasanya identik memiliki semangat dan jiwa yang tangguh, kompetitif, kreatif, inovatif, dan pandai mencari peluang. Alangkah lebih baiknya jika semangat tersebut bisa ditularkan ke masyarakat sekitar. Semangat tangguh dan pantang menyerah tersebut sebaiknya mampu ditularkan ke orang lain terutama anak muda agar mampu membangun semangat kewirausahaan. 4. Menyebarkan Semangat Berinovasi Seorang wirausahawan yang cerdas biasanya pandai menginovasikan sesuatu hal yang sedang tren di kalangan masyarakat menjadi suatu hal yang baru.
  • 41. 24 5. Menumbuhkan Kesadaran Masyarakat akan Kewirausahaan Tujuan kewirausahaan selanjutnya ialah menumbuhkan kesadaran masyarakat akan kewirausahaan yang bisa membantu menciptakan lapangan pekerjaan baru. Kebanyakan dari mereka tidak mau berwirausaha dikarenakan takut gagal atau merugi. Dengan itulah, adanya peran penting kewirausahaan, yang bisa ikut serta membantu dalam menyadarkan masyarakat Indonesia tentang manfaat wirausaha. 2.3 Kelayakan Usaha Menurut Kasmir dan Jakfar (2018: 6), pengertian analisis kelayakan adalah penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Johan Suwinto (2011) mengatakan studi kelayakan adalah mengkaji secara komperatif dan mendalam terhadap kelayakan suatu usaha. Usaha yang dikatakan layak atau tidak layak dijalankan dapat dilihat dari hasil pembandingan dari faktor ekonomi yang dialokasikan kedalam usaha atau bisnis baru dengan hasil pengembaliannya atau pendapatan yang diperoleh dari usaha tersebut. Studi kelayakan bisnis adalah sebuah penilaian terhadap rencana bisnis untuk menilai kelayakan usaha pada saat dibangun maupun pada saat dioperasionalkan secara rutin untuk mencapai keuntungan yang maksimal dalam waktu yang tidak ditentukan. Studi kelayakan bisnis biasanya digolongkan menjadi dua bagian berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan, yaitu berdasarkan orientasi laba dan tidak pada laba. (Sunyoto D, 2014)
  • 42. 25 Tujuan studi kelayakan bisnis ada lima, yaitu: 1. Menghindari resiko kerugian Untuk mengatasi risiko kerugian dimasa depan, karena di masa depan ada kondisi ketidakpastian. Kondisi ketidakpastian ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi ataupun terjadi dengan sendirnya tanpa dapat diramalkan. Dengan demikian, fungsi studi kelayakan bisnis adalah untuk meminimalkan risiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. 2. Memudahkan perencanaan Perencanaan yang dimaksud yaitu meliputi berapa sumber dana yang diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, dimana lokasi usaha itu akan dibangun, siapasaj yang akan melaksanakan usaha tersebut, berapa besar keuntungan yang diinginkan dan yang akan diperoleh, serta bagaimana cara pengawasan jika suatu hari terjadi penyimpangan. 3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan Setelah menyusun berbagai rencana yang akan memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis diharapkan memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Selanjutnya, pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik, sehingga menjadi tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4. Memudahkan pengawasan. Perusahaan akan lebih mudah untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha jika mengacu pada rencana awal pembangunan usaha. Pengawasan ini
  • 43. 26 dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak menyimpang dari rencana yang telah disusun. 5. Memudahkan pengendalian Jika terjadi suatu penyimpangan terhadap rencana yang telah disusun, akan lebih mudah terdeteksi dengan adanya pengendalian. Tujuan pengendalian ini adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang kembali pada jalur sesungguhnya, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai. (Jakfar K, 2012) Studi kelayakan bisnis dapat menjadi pondasi bagi perusahaan untuk melakukan pembenahan di segala bidang secara komprehensif. Ada beberapa aspek yang dianalisa dalam kegiatan ini Aspek-aspek ini tidak bersifat kaku dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri. Adapun aspek-aspek studi kelayakan bisnis mendasar yang biasanya menjadi bahan penelitian dalam studi ini adalah: Secara umum, prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan sebagai berikut: (Rifandy, 2020) a. Aspek Hukum Aspek ini berkaitan pada segala hal mengenai kelengkapan administrasi yang menunjukan legalitas rancangan bisnis yang hendak dilakukan perusahaan. Diantaranya adalah surat izin usaha juga surat tanda rekanan dari Pemerintah Daerah setempat, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), izin lokasi, akte notaris tentang pendirian perusahaan, NPWP, dan Surat tanda daftar perusahaan Aspek Pasar dan Pemasaran
  • 44. 27 b. Aspek Ekonomi Sosial Dan Budaya Aspek sosial dalam studi ini akan mengkaji dampak –dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap kondisi di lingkungan sekitarnya. Sementara dari sisi ekonomi, penelitian yang dilakukan berkisar pada pengaruh perusahaan terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja juga pemerataan kesempatan kerja kepada warga setempat. Selain itu aspek ini juga akan mendeskripsikan tingkat pendapatan per kapita di daerah lokasi proyek bisnis tersebut dijalankan. c. Aspek Pasar Aspek studi kelayakan bisnis ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan tentang ada atau tidaknya peluang pasar pada barang yang akan diproduksi perusahaan. Aspek ini akan menjabarkan mengenai potensi pasar, jumlah konsumen potensial, daya beli masyarakat, tingkat kepuasan masyarakat terhadap produk sejenis, dan analisa persaingan di lingkungan industri, Selain itu, aspek ini juga akan membahas manajemen pemasaran, segmentasi target dan posisi produk di pasaran. d. Aspek Finansial Dari sudut padang aspek yang satu ini, sebuah bisnis dapat dikatakan sehat jika mampu memperoleh keuntungan yang memadai dan dapat menutupi kewajiban keuangannya. Kegiatan yang dilakukan pada aspek ini adalah menghitung perkiraan jumlah dana untuk investasi dan modal awal kerja, untuk biaya operasional dan non operasional serta menghitung taksiran pendapatan yang diterima. Faktor penting lainnya yang harus digambarkan
  • 45. 28 dalam aspek ini adalah estimasi terhadap seluruh resiko dari proyek bisnis yang dijalankan. e. Aspek Teknis Operasi Aspek Teknis operasi akan menguraikan tentang lokasi proyek bisnis yang tepat, dan penentuan tata letak yang mempertimbangkan faktor efesiensi, estetika, fleksibilitas, juga keamanan. Hal lain yang akan dikupas aspek ini adalah bahan baku produksi, pemilihan teknologi yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan juga perencanaan volume produksi yang harus sesuai dengan prediksi permintaan pasar. f. Aspek Manajemen Kegiatan studi kelayakan ini juga memasukkan aspek manajemen sebagai aspek bisnis dasar yang harus diteliti. Tentu saja aspek ini sangat berkaitan erat dengan operasional sebuah perusahaan. Aspek studi kelayakan bisnis yang satu ini memiliki cakupan yang sangat luas. Diantaranya menelaah bagaimana struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi jabatan serta koordinasi dan pengawasan dalam pelaksanaan proyek-proyek yang akan dijalankan. g. Aspek Dampak Lingkungan Aspek yang satu ini juga biasa disebut AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Aspek ini meliputi dampak proyek bisnis terhadap kualitas udara, tanah, air, juga kesehatan orang-orang maupun kehidupan flora dan fauna di sekitar lokasi proyek bisnis tersebut dijalankan.
  • 46. 29 2.4 Produksi Produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik bentuk barang (goods) maupun jasa (service) dalam suatu periode waktu yang selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan. Bentuk hasil produksi dengan kategori barang (goods) dan jasa (service) sangat tergantung pada kategori aktivitas bisnis yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Bagian produksi dalam suatu organisasi bisnis memegang peran penting dalam usaha mempengaruhi suatu organisasi. Bagian produksi sering dilihat sebagai salah satu fungsi manajemen yang menentukan penciptaan produk serta turut mempengaruhi peningkatan dan penurunan penjualan. Artinya produk yang diproduksi harus selalu mengikuti standart pasar yang diinginkan, bukan diproduksi atas dasar mengejar target semata. Karena dengan kontinuitas yang stabil diharapkan mampu mewujudkan perolehan keuntungan yang stabil (Fahmi, 2014). Menurut Sugiarto dkk (2007), “produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output”. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu Berikut tujuan-tujuan dari produksi antara lain sebagai berikut: a. Menghasilkan barang atau jasa b. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa c. Meningkatkan kemakmuran masyarakat d. Meningkatkan keuntungan e. Meningkatkan lapangan usaha
  • 47. 30 f. Menjaga kesinambungan usaha perusahaan 2.4.1 Faktor-Faktor Produksi Jalan kegiatan produksi tergantung dari tersedianya faktor produksi. Faktor produksi adalah segala sesuatu yang perlukan dalam kegiatan produksi terhadap suatu barang dan jasa. Faktor-faktor produksi terdiri dari alam (natural resources), tenaga kerja (labor), modal (capital), dan keahlian (skill) atau sumber daya pengusaha (enterpreneurship). Faktor-faktor produksi alam dan tenaga kerja adalah faktor produksi utama (asli), sedangkan modal dan tenaga kerja merupakan faktor produksi turunan. Berikut merupakan penjelasan dari faktor-faktor produksi: a. Faktor Produksi Alam, adalah semua kekayaan yang ada di alam semesta digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi alam disebut faktor produksi utama atau asli. Faktor produksi alam terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari, dan barang tambang. b. Faktor Produksi Tenaga Kerja, adalah faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja sebagai faktor produksi asli. Walaupun kini banyak kegiatan proses produksi diperankan oleh mesin, namun keberadaan manusia wajib diperlukan. c. Faktor Produksi Modal, adalah faktor penunjang yang mempercepat dan menambah kemampuan dalam memproduksi. Faktor produksi dapat terdiri dari mesin-mesin, sarana pengangkutan, bangunan, dan alat pengangkutan. d. Faktor Produksi Keahlian, adalah keahlian atau keterampilan individu mengkoordinasikan dan mengelola faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
  • 48. 31 2.4.2 Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Berdasarkan caranya, proses produksi digolongkan dalam tiga macam antara lain sebagai berikut: a. Proses Produksi Pendek, adalah proses produksi yang pendek atau cepat dan langsung dalam menghasilkan barang atau jasa yang dapat dinikmati konsumen. b. Proses Produksi Panjang, adalah proses produksi yang memakan waktu lama. Contohnya adalah proses produksi menanam padi dan membuat rumah. c. Proses Terus Menerus/Kontinu, adalah proses produksi yang mengolah bahan- bahan secara berurutan dengan beberapa tahap dalam pengerjaan sampai menjadi suatu barang jadi. Jadi bahan tersebut melewati tahap-tahap dari proses mesin secara terus-menerus untuk menjadi suatu barang jadi. 2.5 Pemasaran. Pemasaran (marketing) berasal dari kata market (pasar). Secara sederhana, pasar dapat dipahami sebagai tempat dimana sekelompok penjual dan pembeli bertemu untuk melaksanakan kegiatan transaksi tukar menukar barang. Pasar merupakan tempat dimana konsumen dengan kebutuhan dan keinginannya bersedia dan mampu untuk terlibat dalam pertukaran guna memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut. (Donni, 2017) Menurut Sunyoto (2014:32), pemasaran adala suatu system dari kegiata bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang–barang yang dapat memuaskan keinginan konsumen dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan
  • 49. 32 Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dipahami bahwa pemasaran produk adalah proses perencanaan konsep, harga, promosi dan pendistribusian ide-ide barang maupun jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan untuk mencapai tujuan organisasi. Saat persaingan mulai ketat dan jumlah pesaing juga mulai semakin banyak dan pasar tidaklah seragam, maka anggapan satu produk untuk semua orang sudah tidak berlaku lagi. Beragamnya tingkat kebutuhan, keinginan, dan permintaan membuat penjualan sulit untuk memenuhi target penjualannya, sehingga diperlukan konsep pemasaran. Konsep pemasaran menitikberatkan pada kebutuhan pembeli dengan gagasan-gagasannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yang ditawarkannya dan berbagai usaha untuk menciptakan, mengirinkan dan mengkonsumsinya. (Hendro, 2011) 2.5.1 Strategi Pemasaran Setiap perusahaan mempunyai strategi untuk mendukung aktivitas perusahaan dimana strategi harus sesuai dengan keadaan dan kondisi masyarakat. Strategi adalah suatu program yang mendukung untuk mencapai suatu tujuan perusahaan. Menurut Akdon, (2016: 13): “Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi organisasi dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi”. Sedangkan pengertian strategi menurut Salusu (2016: 101) yaitu: “Suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Pada dasarnya strategi itu sangat penting dipahami oleh setiap 15 eksekutif, manajer, kepala atau ketua, direktur, pejabat senior dan junior,
  • 50. 33 pejabat tinggi, menengah, dan rendah. Hal ini harus dihayati karena strategi dilaksanakan oleh setiap orang pada setiap tingkat”. Menurut Chandra (2002), Strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Sedangkan menurut Kotler (2004:81), strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi tersebut berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran, dan besarnya pengeluaran pemasaran. Strategi pemasaran merupakan suatu wujud rencana yang terurai di bidang pemasaran. Untukmemperoleh hasil yang optimal, strategi pemasaran inimempunyai ruang lingkup yang luas di bidang pemasaran diantaranya adalah strategi menghadapi persaingan, strategi produk, strategi harga, strategi tempat dan strategi promosi. Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena perusahaan inilah yang mampu menguasai pasar dalam jangka panjang. Strategi pemasaran juga perlu mempertimbangkan spesifikasi pasar sasaran yang akan coba dilayani oleh perusahaan. Untuk memperjelas strategi yang akan digunakan, maka pasar perlu dianalisis berdasarkan: 1. Segmenting Segmentasi pasar merupakan proses mengidentifikasi segmen pasar dan proses membagi basis pelanggan yang luas menjadi sub-kelompok konsumen yang terdiri dari pelanggan yang tersedia dan calon pelanggan.
  • 51. 34 Dalam membagi atau mengelompokkan pasar, biasanya akan dicocokan dengan karakteristik yang sama seperti kebutuhan, minat, gaya hidup yang mirip, atau bahkan profil demografis yang serupa. 2. Targeting Setelah segmentasi pasar dilakukan, perusahaan harus menganalisis kebutuhan dan keinginan segmen yang terpilih. Penting untuk mengidentifikasi tiap kebutuhan dan keinginan segmen pasar agar perusahaan dapat mengetahui celah yang belum dikembangkan oleh pesaing. Pemilihan target pasar yang jelas akan menguntungkan perusahaan dalam melakukan fokus pemasaran. 3. Positioning Tahap akhir dalam strategi pemasaran adalah positioning. Perusahaan perlu menentukan posisi yang mereka inginkan pada benak target pelanggan. Perusahaan perlu menetapkan dirinya memiliki produk yang dibutuhkan konsumen, atau memiliki perbedaan dibanding pesaing. 2.5.2 Tujuan Pemasaran a. Menciptakan demand atau permintaan Tujuan manajemen pemasaran salah satunya adalah menciptakan permintaan (demand) melalui berbagai cara. Membuat cara yang berhubungan untuk mengetahui selera konsumen dan preferensi konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. b. Meningkatkan keuntungan Tim pemasaran merupakan satu-satunya tim yang menghasilkan pendapatan untuk perusahaan. Keuntungan yang cukup harus diperoleh
  • 52. 35 sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa yang ingin memuaskan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan keuntungan, maka perusahaan tersebut tidak akan mampu bertahan. Selain itu, keuntungan juga diperlukan untuk pertumbuhan dan menganekaragamkan perusahaan. c. Menciptakan pelanggan baru Perusahaan didirikan untuk menjual produk atau jasa kepada pelanggan. Oleh sebab itu, konsumen adalah dasar dari sebuah bisnis perusahaan. Konsumen lah yang memberikan pendapatan kepada perusahaan dan menentukan apa yang akan dijual perusahaan. Menciptakan konsumen baru itu artinya mengeksplorasi dan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan secara lebih luas. Jika suatu perusahaan ingin maju dan bertahan dalam bisnis, menciptakan pelanggan baru menjadi hal yang krusial. Maka perlu analisis dan memahami keinginan konsumen. d. Memuaskan pelanggan Menciptakan konsumen baru tidak cukup. Perusahaan harus mengembnagkan dan mendistribusikan produk (barang atau jasa) yang memenuhi ekspektasi pelanggan untuk memberikan kepuasan. Jika konsumen tidak puas, maka bisnis tidak akan dapat menghasilkan pendapatan untuk memenuhi biaya dan untuk mendapatkan pengembalian modal yang wajar. Konsumen atau pelanggan yang puas bukan berarti hanya membeli barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen. Mereka juga akan melakukan rekomendasi pada orang-orang terdekat mereka dan bisa membuat barang atau jasa yang dipasarkan semakin dikenal oleh banyak orang.
  • 53. 36 e. Mencitrakan produk yang baik di mata publik Membangun citra produk yang baik di masyarakat menjadi tujuan manajemen pemasaran lainnya. Apabila tim pemasaran menyediakan barang dan jasa berkualitas kepada konsumen dengan harga yang wajar, tentu akan menciptakan citra yang baik pada konsumen. (Ahmad, 2019) 2.6 Biaya Produksi Biaya produksi adalah semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama produksi berlangsung. Biaya produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai (Faisal,2015) Biaya merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan yang merupakan objek yang tercatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Biaya (cost) merefleksikan pengukuran moneter dari sumber daya yang dibelanjakan untuk mendapatkan sebuah tujuan seperti membuat barang atau memberikan jasa. Akan tetapi, istilah biaya harus ditetapkan secara lebih spesifik sebelum biaya dari sebuah produk atau jasa dapat ditentukan dan dikomunikasikan kepada orang lain. (Rizka & Effendi, 2015) Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan secara periodik dan besarnya selalu konstan atau tetap, tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume usaha atau proses bisnis yang terjadi pada periode tersebut. Biaya tetap juga bisa disebut sebagai biaya operasional. Biaya tetap juga diartikan sebagai biaya minimal yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar dapat melakukan proses produksi baik berupa barang ataupun jasa. Biaya ini jelaslah tidak
  • 54. 37 dipengaruhi oleh banyak sedikitnya jumlah produk atau jasa yang bisa dihasilkan. Biaya tetap merupakan jenis biaya yang bersifat statis (tidak berubah) dalam ukuran tertentu. Biaya ini akan tetap dikeluarkan meskipun tidak melakukan aktivitas apapun atau bahkan ketika melakukan aktivitas yang sangat banyak sekalipun. Dalam proses produksi, biaya tetap akan selalu dibayarkan atau dikeluarkan tanpa menghitung berapa banyak produksi yang dilakukan, baik ketika tidak berproduksi atau sebaliknya saat produksi dilakukan dalam kapasitas maksimal. Jadi, dengan kata lain, secara total biaya ini akan selalu sama, tidak terpengaruh oleh jumlah unit yang diproduksi atau jumlah aktivitas yang dilakukan. ( Assegaf, 2019). Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitast tidak seperti biaya variabel, biaya tetap tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas. Sebagai konsekuensinya, pada saat level aktivitas naik atau/ turun, total biaya tetap konstan kecuali jika dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan dari luar seperti perubahan harga. Contohnya adalah biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin. Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu. 2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
  • 55. 38 Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan aktivitas bisnis. Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal terhadap semua unit yang diproduksi. Hal ini juga dapat dianggap biaya normal. Biaya tetap dan biaya variabel membentuk dua komponen dari total biaya. Biaya langsung, bagaimanapun, adalah biaya yang dapat dengan mudah dikaitkan dengan objek biaya tertentu. Namun, tidak semua biaya variabel adalah biaya langsung. Sebagai contoh, biaya overhead variabel produksi adalah biaya variabel yang merupakan biaya tidak langsung, tidak langsung menjadi suatu biaya. Biaya variabel kadangkadang disebut biaya tingkat-unit karena mereka bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. ( Assegaf, 2019) Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional terhadap perubahan tingkat aktivitas. Aktivitas tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk seperti unit yang diproduksi, unit yang dijual, kilometer, jumlah, jam kerja, dan sebagainya. Contohnya adalah biaya bahan langsung, biaya listrik, telepon dan air, biaya bahan bakar. Biaya variable memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel. 2) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan. Secara matematis untuk menghitung biaya usahatani adalah sebagai berikut: (Patong; 2003:45):
  • 56. 39 Keterangan: TC = Total Biaya (Rp/priode) TFC = Total Biaya Tetap (Rp/priode) TVC = Total Biaya Variabel (Rp/priode) 2.6.1 Penerimaan Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, total penerimaan dari kegiatan usahatani yang diterima pada akhir proses produksi. Penerimaan usahatani dapat pula diartikan sebagai keuntungan material yang diperoleh seorang petani atau bentuk imbalan jasa petani maupun keluarganya sebagai pengelola usahatani maupun akibat pemakaian barang modal yang dimilikinya. Penerimaan ini dikatakan sebagai pendapatan kotor usaha sebab belum dikurangi dengan keseluruhan harga yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung (Soekartawi, 2003). Penerimaan merupakan: Keterangan: TR : PenerimaanTotal P : Harga Produk per unit Q : Jumlah Produkyang dijual TR = P xQ TC = TFC + TVC
  • 57. 40 2.6.2 Pendapatan. Menurut Soemarso (2015: 274), pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul dari penyerahan baang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode. Pendapatan yaitu pertambahan harta diluar tambahan investasi yang mengakibatkan modal bertambah. Pendapatan usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha pokok perusahaan (untuk perusahaan dagang penjualan), sedangkan pendapatan diluar usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari bukan usaha pokok perusahaan (diluar pokok usaha). Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh petani dari usaha yang sudah dijalankannya, yang diperoleh dari hasil pengurangan antara: total penerimaan (total revenue) dengan total biaya produksi (total cost) (Hastuti, 2017:54). Keterangan: π : Keuntungan (Rp) TR : Total Penerimaan/Total Revenue (Rp) TC : Total Biaya Produksi/Total Cost (Rp) Jadi pendapatan merupakan seluruh total tagihan kepada pelanggan atau barang yang dijual, baik secara tunai maupun secara kredit yang diperoleh dari hasil usaha pokok perusahaan (untuk perusahaan dagang penjualan) yang mengakibatkan peningkatan jumlah aktiva atau pertambahan harta diluar tambahan investasi yang mengakibatkan modal bertambah atau penurunan π = TR − TC
  • 58. 41 kewajiban yang timbul dari penyerahan baranga atau jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode. 2.7 Penelitian Terdahulu Judul “Analisis Studi Kelayakan Bisnis Pada Pengembangan UMKM Usaha Tahu Dan Tempe KARYA MANDIRI Ditinjau Dari Aspek Produksi, Aspek Pemasaran Dan Aspek Keuangan”. Peneliti Siti Rahmadani, Makmur,SE.,MMA Tahun 2019 Rumusan masalah Bagaimana Tingkat Kelayakan Bisnis Pada Usaha Tahu dan Tempe Karya Mandiri Ditinjau Dari Aspek Produksi, Aspek Pemasaran dan Aspek Keuangan? Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan bisnis dari Usaha Tahu dan Tempe Karya Mandiri, untuk mengetahui kelayakan dari aspek non keuangan dan kelayakan aspek keuangan. Analisis kelayakan menggunakan analisis aspek non keuangan yaitu aspek produksi dan aspek pemasaran. Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk aspek keuangan menggunakan analisis Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), untuk mengetahui suatu usaha layak atau tidaknya. Untuk Mengetahui dan Menganalisis Tingkat Kelayakan Bisnis Pada Usaha Tahu dan Tempe Karya Mandiri Ditinjau dari Aspek Produksi, Aspek Pemasaran dan Aspek Keuangan. Hasil 1. Aspek produksi dengan penilaian dari faktor lokasi, bahan baku, teknologi dan proses produksi dinyatakan layak untuk dikembangkan. 2. Aspek pemasaran menunjukkan usaha yang dilakukan oleh Usaha Tahu dan Tempe Karya Mandiri cukup layak untuk dikembangkan dengan melihat perkembangan penjualan
  • 59. 42 dari yang kecil menjadi lebih besar. 3. Hasil analisis dari aspek keuangan menunjukkan Usaha Tahu dan Tempe ini dikatakan layak dengan umur proyek selama 10 tahun pada tingkat discount rate sebesar 10%. Analisis kriteria kelayakan menghasilkan Payback Period (PP) selama 8 bulan 7 minggu, nilai Net Present Value(NPV) sebesar Rp 137.689.184, nilai Profitability Index(PI) sebesar 1,14 % dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 32 %. Judul “ Studi Kelayakan Bisnis Pengolahan Buah Naga Dalam Meningkatkan Ekonomi Kreatif di Desa Bumi Mulyo Kabupaten Lampung Timur ” Peneliti Ridwan Pangestu Tahun 2020 Rumusan masalah Bagaimana Studi Kelayakan Bisnis Terhadap Pengolahan Buah Naga Dalam Meningkatkan Ekonomi Kreatif Di Desa Bumi Mulyo Kabupaten Lampung Timur? Tujuan Berdasarkan pertanyaan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana studi kelayakan bisnis pengolahan buah naga dalam meningkatkan ekonomi kreatif di Desa Bumi Mulyo Kabupaten Lampung Timur. Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha olahan buah naga telah dilaksanakan berdasarkan faktor yang menyebabkan kelemahan dari usaha olahan buah naga ini adalah kurangnya pemahaman dalam bidang pemasaran dan fasilitas jalan yang
  • 60. 43 diakses belum memadai sehingga pemasaran hanya dilakukan di daerah tersebut. Sedangkan dari studi kelayakan bisnis. Berdasarkan aspek produksi bahan baku bukanlah satu faktor penghambat dalam memproduksi karena bahan baku mudah didapatkan, tetepi sayangat disayangkan belum adanya label pada hasil produk. aspek lingkungan dapat mengolah buah naga yang tidak laku dipasaran menjadi suatu usaha ekonomi kreatif dalam bidang kuliner, aspek hukum belum melakukan izin usaha dilokasi usaha sehingga belum memenuhi studi kelayakan bisnis, sedangkan dari aspek kesempatan kerja pemilik usaha mampu membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat bagi ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), dan aspek pemasaran usaha olahan buah naga masih kurang, karena terbatasnya pengetahuan dalam bidang strategi/manajemen pemasaran sehingga belum mampu memenuhi studi kelayakan bisnis. 2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian dimulai dengan mengamati keadaan industri minuman legen kemasan di UD. Legend Tren. Penelitian dilanjutkan dengan mendeskripsikan kegiatan usaha, seperti produksi, tenaga kerja, dan penjualan terkait dengan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Hal-hal tersebut perlu diketahui untuk melihat sejauh mana kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola usaha Pengolahan legen kemasan. Untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak maka dilakukan peninjauan dari aspek produksi dan pemasaran.
  • 62. 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian. Lokasi penelitian dilaksanakan di UD. Legend Tren yang terletak di Dusun Jraganan, Desa Mojopuro Gede, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei – Juli 2022. 3.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Reseach). Penelitian lapangan adalah penelitian yang bertujuan mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadan sekarang dan interaksi suatu sosil, individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat. (Husain, 2004) Pada penelitian ini maka peneliti melakukan penelitian di lapangan untuk mengetahui tinjauan studi kelayakan bisnis dalam menjalankan usaha minuman legen kemasan di UD. Legend Tren Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Sumber data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari data langsung perusahaan yang berupa hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pimpinan dan karyawan UD. Legend Tren dengan bantuan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen perusahaan dan instansi yang terkait. Data sekunder juga diperoleh melalui proses membaca, mempelajari, dan mengambil keterangan yang diperlukan dari buku-buku atau majalah, penelitian terdahulu,
  • 63. 46 serta sumber-sumber data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. 3.3. Objek Penelitian Objek pada adalah para produsen legen di wilayah kecamatan bungah tapi peneliti cuma mengambil 1 produsen legen sebagai acuan yaitu pada perusahaan UD. Legend Tren di Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik sebagai perusahaan pembuat minuman legen dalam kemasan . Responden penelitian ini diambil dari pemilik dan tenaga kerja yang bekerja di UD. Legend Tren yang tergolong aktif dan eksis serta berpotensi untuk menjadi penggerak dalam mendorong pengembangan usaha agribisnis pengolahan legen dalam kemasan. Lokasi penelitian dilaksanakan di UD. Legen Tren Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik karena perusahaan tersebut menjadi perusahaan minuman tradisional legen dalam kemasan yang sudah mengantongi sertifikat HALAL dan juga sudah berstandar BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), adapun alasan lainnya yaitu di perusaan tersebut pada proses produksinya juga sudah menggunakan mesin. 3.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini, dengan menggunakan metode, yaitu:
  • 64. 47 1) Pengamatan langsung Pengamatan langsung dengan mengamati secara langsung objek penelitian sehingga dapat diperoleh gambaran yang nyata tentang segala aktivitas produksi minuman legen kemasan yang dikelola oleh UD. Legend Tren. Hasil pengamatan yang ada dijadikan pertanyaan untuk menyusun daftar pertanyaan wawancara dalam rangka pengambilan data primer. 2) Wawancara Wawancara dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan UD. Legend Tren dan karyawan di bidang pengolahan yang memiliki informasi yang diperlukan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, biaya-biaya produksi, dan proses pemasaran. 3.5. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data Data yang peneliti peroleh dari perusahaan UD. Legend Tren merupakan data kualitatif. Teknik analisis data yang peneliti gunakan pun merupakan teknik analisis kualitatif dengan menggunakan metode berfikir induktif. Tujuannya untuk menyederhanakan data yang telah terkumpul dan menyajikan dalam susunan yang baik sehingga dapat lebih mudah dipahami. Berdasarkan uraian di atas, teknik analisis kualitatif dengan menggunakan metode berfikir induktif tepat digunakan untuk melakukan analisis terhadap penelitian yang peneliti lakukan dikarenakan penelitian ini berangkat dari fakta- fakta yang terjadi dilapangan yang kemudian dapat digambarkan serta dianalisis dengan menggunakan data-data yang telah terkumpul.
  • 65. 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian UD Legend Tren merupakan perusahaan yang mengkoordinir kegiatan pengolahan minuman alami legen dalam kemasan. Perusahaan Legend Tren memfokuskan usaha pada bidang minuman, yaitu minuman dalam kemasan botol yang berupa legen. UD. Legend Tren berencana mengembangkan bisnis usahanya yaitu membuat legen dalam bentuk kemasan, dimana legen kemasan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin lebih praktis, dan bisa dibawa kemana- mana. Varian produk di UD. Legend Tren ada 2 yaitu minuman legen tren dan legen milenial, perbedaan variasi dari kedua minuman ini itu di segi pemasaran, untuk legen tren itu dipasarkan ke masyarakat menengah ke atas dengan perbedaan kemasannya menggunakan kaca dan untuk varian legen minenial itu pemasaranya ke masyarakat menengah kebawah dengan perbedaan kemasan menggunakan plastik. Untuk kegiatan penelitian kali ini lebih menjuru ke produk varian minuman legen milenial. Berikut akan dijelaskan mengenai sejarah, lokasi dan struktur organisasi yang berkaitan dengan kinerja dari pekerja yang ada di UD. Legend Tren. 4.1.1 Sejarah Tempat Penelitian Pada tahun 2016 berdasarkan fakta mengenai tertangkapnya penjual legen oplosan di undaan kulon surabaya oleh satgas pangan, penjual legen ini sudah berjualan legen oplosan kurang lebih 20 tahun. Legen ini terbuat dari air PDAM mentah, gula sitroenzeur, garam asam, sodium cyclamate, cuka dan susu kaleng dari itu masyarakat mulai beranggapan buruk terhadap minuman legen di saat itu
  • 66. 49 juga berdampak negatif bagi para petani legen seperti menurunnya omset penjualan dan mulai munculnya isu penebangan pohon siwalan yang di karenakan masyarakat mulai tidak percaya lagi adanya legen asli, di saat itu juga Legend Tren muncul sebagai solusi terhadap image buruk legen yang tidak asli dan higienis. Legen Tren adalah satu-satunya produk minuman legen yang sudah berlegalitas halal dan sudah mengantongi ijin BPOM, dengan ini tidak di ragukan lagi ke higienisanya. Legend Tren berasal dari diskusi kecil antara seorang pemuda naratif bernama Indra Tony Syayutian dan salah satu sesepuh Tuban, Bpk.Karnoto H.S, yang sangat menginginkan keberadaan Pohon Lontar atau Nira Siwalanto lestari dan tidak ketinggalan zaman kemajuan. Dari diskusi ini, timbul niat yang kuat untuk terus berjuang dengan sepenuh hati agar keberadaan pohon pusaka leluhur ini tetap lestari. Adapun alasannya sebagai berikut: 1. Pohon Lontar atau Pohon Siwalan, tidak dapat dibudidayakan. 2. Pohon lontar atau pohon siwalan, baru bisa dipanen setelah berumur minimal 25 tahun. 3. Pohon Lontar atau pohon siwalan, sudah mulai punah di beberapa daerah. 4. Pohon lontar atau pohon siwalan, hanya tumbuh di daerah-daerah tertentu. 5. Pohon lontar atau pohon siwalan yang ada merupakan peninggalan nenek moyang. 6. Sehingga dengan fakta di atas akan semakin menguatkan kita untuk selalu berinovasi, so
  • 67. 50 7. KeberadaanPohon Lontar masih dapat lestari dan dapat membawa manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia VISI : “ Menjadi perusahaan berskala internasional dengan mengangkat budaya nasional menjadi komoditas yang bisa bersaing di dunia internasional, yang memiki komitmen untuk memberikan kemanfaatan ke seluruh dunia dan mensejahterakan rakyat indonesia dari hail kekayaan alamnya ” MISI : 1. Melestarikan budaya nasional dari indonesia; 2. Mengangkat produk lokal agar bisa bersaing di dunia internasional; 3. Mengurangi peredaran tuak dan arak; 4. Mengurangi pengangguran 5. Mengajak generasi muda untuk cinta kepada produk dalam negeri 4.1.2 Lokasi Tempat Penelitian Lokasi usaha adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan. Lokasi strategis menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Dalam memilih lokasi usahanya, pemilik lokasi usaha harus mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan lokasi, karena lokasi usaha adalah aset jangka panjang dan akan berdampak pada kesuksesan usaha itu sendiri, dikarenakan lokasi adalah unsur penting dalam pembangunan suatu usaha. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik dengan letak geografis Kabupaten Gresik terletak pada posisi: 112-113 BT, dan 7-8 LS. Secara geografis Kecamatan Bungah berbatasan dengan Kecamatan Sidayu, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Manyar, sebelah barat
  • 68. 51 berbatasan dengan Kecamatan Dukun dan sebelah timur berbatasan dengan Selat Madura. UD. Legend Tren bertempat di Dusun Jraganan, Desa Mojopuro Gede, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Di UD. Legend Tren ini memiliki 2 bangunnan, yang pertama yaitu bangunan tempat produksi minuman legen kemasan dan yang kedua itu gudang untuk menyimpan botol-botol minuman dan tempat menaruh mesin isi ulang air atau mesin air hasil ozonisasi dan filtrasi. 4.1.3 Struktur Organisasi Sebuah organisasi atau perusahaan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan tersebut, maka sebuah organisasi atau perusahaan harus memiliki struktur organisasi. Bagan struktur organisasi UD. Legend Tren dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Struktur Organisasi UD Legend Tren (Sumber:UD. LEGEND TREN, 2020) Struktur organisasi tersebut menunjukkan adanya perbedaan tugas dan tanggung jawab pada masing-masing divisi. Uraian tugas pada masing-masing divisi. Perusahaan UD Legend Tren mengikuti struktur yang tampak pada Gambar 5. Tenaga kerja di UD. Legend Tren berjumlah 8 orang. Terdiri dari 7 orang laki- laki dan 1 orang perempuan. Untuk proses pengolahan minuman tanggug jawab lebih besar di berikan kepada kepala produksi untuk mengatur dan mengkoordinir semua kegiatan produksi minuman legen ini, jam kerja di perusahaan ini yaitu
  • 69. 52 pada hari senin sampai jumat.Seluruh bagian dalam struktur perusahaan ini memiliki tugas dan tanggunng jawab. Berikut merupakan tugas dari masing- masing anggota: 1. Direktur/Pimpinan. Pimpinan UD. Legend Tren bertugas menyusun strategi bisnis yang dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan, menyusun tujuan dan sasaran perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang, menjalankan kepengurusan sesuai dengan kebijakan perusahaan, dan berkoordinasi dengan seluruh divisi yang ada 2. Founder/ Pendiri. Pendiri UD. Legend Tren bertugas mengkoordinasi bersama direktur mengenai tujuan dan sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang, mencari buyer dan investor, merencanakan pengembangan produk, dan membangun jaringan dengan pihak luar. 3. Sales/Pemasaran. Sales UD. Legend Tren bertugas menentukan target pasar, membuat rencana dan kebijakan penjualan secara keseluruhan, melakukan promosi sesuai dengan anggaran, membuat laporan penjualan, dan menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan mengatasi keluhan pelanggan. 4. IT. IT UD. Legend Tren bertugas memastikan sistem IT berjalan dengan lancar dan menemukan solusi apabila terdapat masalah, bertanggung jawab dalam keseluruhan proses yang berkaitan dengan IT, membangun hubungan dengan vendor IT eksternal dan penyedia layanan, meninjau kinerja sistem
  • 70. 53 perusahaan untuk menentukan biaya operasi, tingkat produktivitas, dan persyaratan peningkatan. 5. Keuangan. Keuangan UD. Legend Tren bertugas membuat laporan keuangan, memasukkan, mencadangkan dan mengarsip data, menyimpan dokumen dan dokumentasi surat perusahaan, menjalin komunikasi dengan divisi lain mengenai anggaran keuangan, menggunakan semua sarana dan prasarana yang ada demi efektivitas dan efisiensi kerja serta pelayanan. 6. Operasional. Operasional UD. Legend Tren bertugas mengendalikan pengelolaan kegiatan operasional, melakukan koordinasi kerja harian dengan divisi yang terkait dengan proses operasional, membantu pemeriksaan atau penerimaan barang, membuat kebijakan mengenai pengiriman, mengeluarkan biaya operasional seminimal mungkin sesuai dengan otoritasnya. 7. Produksi. Produksi UD. Legend Tren bertugas menyusun jadwal produksi, memastikan pedoman kesehatan dan keselamatan di terapkan dengan baik di lingkungan ruang produksi, mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan peralatan produksi, melaporkan kepada direkturr apabila terdapat mesin maupun peralatan yang tidak berfungsi dengan baik, melakukan produksi sesuai dengan jadwal produksi. 8. HRD. HRD UD. Legend Tren bertugas bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia, melakukan persiapan dan seleksi
  • 71. 54 karyawan baru sesuai dengan kriteria perusahaan, membuat kontrak kerja karyawan, melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan, dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi, mental, keterampilan dan pengetahuan karyawan, melakukan tindakan disipliner pada karyawan yang melanggar peraturan atau kebijakan perusahaan, bertanggung jawab mengenai absensi karyawan. Adanya pembagian tugas yang telah jelas diharapkan para pekerja dapat bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan sehingga dapat mencapai kinerja yang maksimal. Kinerja yang maksimal juga diharapkan mampu mencapai visi dan misi yang ada. 4.2 Proses Produksi Minuman Legen A. Bahan Baku Produksi Bahan utama dalam pembuatan minuman legen kemasan adalah sirup legen/nira, sedangkan bahan tambahan adalah air. Air yang di gunakan dalam pembuatan minuman legen kemasan adalah air isi ulang atau air hasil ozonisasi dan filtrasi, sedangkan untuk air niranya di peroleh dari petani nira yang sudah bekerja sama dengan perusahaan. Untuk proses pembuatan sirup legen tidak ada dalam proses pembuatan minuman legen kemasan karena kerahasiaan formula perusahaan, jadi bahan baku utamanya sudah berbentuk sirup dan dalam jerigen dan siap untuk di campurkan. B. Peralatan dan Bahan Produksi Minuman Legen Peralatan yang harus di persiapkan untung memproduksi minuman legen terdiri dari beberapa alat sebagai berikut:
  • 72. 55 a. Jerigen b. Drum c. Pompa air d. Selang air e. Mesin pasteurisasi f. Mesin filtrasi air g. Mesin pengisi otomatis h. Mesin penutup botol i. Mesin pemanas(hotgun) Bahan yang digunakan dalam pembuatan minuman legen antara lain: a. Sirup nira b. Air C. Proses Produksi Kegiatan produksi yang di lakukan pada usaha pembuatan minuman legen berkemasan, di antaranya: 1. Pemakaian Pakaian Produksi. Sebelum masuk rungan produksi karyawan di wajibkan memakai pakaian produksi yang sesuai SOP, hal ini di lakukan agar ketika karyawan masuk dan melakukan proses produksi diharapkan tidak membawa atau meninggalkan kotoran atau kuman di tempat kerja karena ini dapat menyebabkan akan terjadinya kontaminasi dan tidak ke sterilan terhadap produk. Pakaian yang di pakai antara lain: sarung tangan, celemek, masker, sandal, penutup rambut, dan sebelum masuk
  • 73. 56 juga karyawan di wajibkan mencuci tangan terlebih dahulu ketika akan masuk ke ruangan produksi. 2. Persiapan bahan. Bahan utama dalam pembuatan minuman legen kemasan adalah sirup legen/nira, sedangkan bahan tambahan adalah air. Air yang di gunakan dalam pembuatan minuman legen kemasan adalah air isi ulang atau air hasil ozonisasi dan filtrasi, sedangkan untuk air niranya di peroleh dari petani nira yang sudah bekerja sama dengan perusahaan. Untuk proses pembuatan sirup legen tidak ada dalam proses pembuatan minuman legen kemasan karena kerahasiaan formula perusahaan, jadi bahan baku utamanya sudah berbentuk sirup dan dalam jerigen dan siap untuk di campurkan. 3. Percampuran. Sebelum melakukan proses pecampuran bagian produksi memeriksa dan memastikan secara visual peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih. Bagian produksi memastikan bahan baku air nira yang digunakan dalam proses ini sesuai standar dan memastikan secara visual air mineral yang di gunakan dalam dalam kondisi bersih, apabila tidak bersih maka akan di lakukan proses penyaringan. Pencampuran dilakukan dengan cara memasukkan sirup legen ke dalam drum yang berukuran 100liter yang sudah berisi air, setelah legen sudah selesai dimasukkan ke drum maka siap untuk di tutup. Percampuran legen ini di lakukan secara alami dengan cara membiarkan legen dan air tercampur sendiri tanpa perlu diaduk
  • 74. 57 dengan alat. Percampuran berguna untuk memperoleh sirup yang homogen. Takaran yang digunakan dalam proses percampuran harus sesuai dengan ketentuan perusahaan yaitu 25000ml/25liter air nira dan 75000ml/75liter air (1 air nira: 3 air), suhu ruanganan pada saat proses pencampuran itu juga harus dalam kondisi tertutup dan suhu ruangan 30°C sampai 34°C. Setelah proses percampuran selesai dilakukan maka akan masuk pada tahap fermentasi Homogen merupakaan campuran antara dua zat atau lebih yang partikel-partikel penyusun tidak dapat dibedakan lagi disebut campuran homogen. Campuran homogen sering disebut dengan larutan. Contoh campuran homogen, antara lain: campuran air dengan gula dinamakan larutan gula, campuran air dengan garam dinamakan larutan garam. 4. Fermentasi. Pada saat fermentasi bagian produksi harus memastikan tutup drum dalam kondisi bersih dari debu atau kotoran, setelah sekiranya tutup drum layak digunakan maka drum siap ditutup, setelah drum tertutup rapat maka bagian produksi mencantumkan kode pada badan drum berupa tanggal dan jam waktu selesainya proses fermentasi. Untuk lama proses fermentasi berlangsung selama 1x24 jam setelah drum tertutup rapat. 5. Pasteurisasi. Setelah memalui tahap fermentasi masuk pada tahap pasteurisasi, pada saat tahap pasteurisasi bagian produksi harus memastikan
  • 75. 58 thermometer yang digunakan telah dikalibrasi minimal 1x dalam setahun, setelah itu bagian produksi juga memastikan selang dan tempat pasteurisasi dalam kondisi baik dan bersih. Proses pasteurisasi di awali dengan legen dialirkan dari tempat fermentasi menuju tempat pasteurisasi dengan menggunakan selang yang sudah terpasang pompa air, setelah sekiranya legen yang sudah di fermentasi sudah masuk semua ke alat pasteurisasi maka siap di lakukan proses pemanasan atau pasteurisasi, setelah pengisian selesai lubang yang digunakan untuk memasukan minuman harus harus di tutup kembali. Suhu yang digunakan pada mesin sesuai dengan ketentuan yaitu 78°C dan waktu pasteurisasi berlangsung selama 30 menit. Pengukuran suhu dilakukan secara manual menggunakan thermometer, minuman legen yang di pasteurisasi di ambil sempelnya terus dimasukkan ke dalam gelas dan langsung diukur suhunya dengan termometer, tahap ini dilakukan menjelang akhir proses dengan suhu akhir 78° Celcius, Apabila suhu tidak tercapai, maka dilakukan penambahan waktu hingga suhu tercapai. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk, hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrument pengukur atau system pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai- nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Nilai terkait yang dimaksud adalah hasil didapatkan dari ukuran kalibrator dengan akurasi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis alat ukur yang digunakan untuk tes.
  • 76. 59 Biasanya hal tersebut disesuaikan dengan tujuan awal pengguna dalam mencapai sebuah ketepatan pengukuran. Kemudian hasil dievaluasi dalam bentuk skema analisa menggunakan premis ketidakpastian. 6. Pendinginan. Setelah melalui tahap pasteurisasi minuman akan di dinginkan, pada proses pendinginan bagian produksi memastikan pintu ruangan tertutup dan juga memastikan waktu pendinginan berlangsung selama 10 menit. Apabila dalam 10 menit legen masih dalam kondisi panas maka proses pendinginan dilanjutkan hingga legen sudah dalam kondisi dingin. Proses pendinginan dilakukan dengan cara minuman yang sudah di pasteurisasi di blower selama 10 menit, alat blower ini sudah satu set dengan alat pasteurisasi jadi dari tahap pemanasan sampai pendinginan bisa di lakukan dengan mudah Setelah proses pendinginan seselai minuman sudah siap di kemas. 7. Pengemasan, Pelabelan dan Penyimpanan. Pada proses pengemasan bagian produksi memastikan kondisi ruang pengemasan dalam kondisi yang higienis dan tertutup serta memastikan mesin pengisi otomatis dan mesin penyegel dalam kondisi baik dan bersih, setelah itu di lakukan proses pengisian minuman ke dalam botol meggunakan mesin pengisi otomatis, sebelum itu pastikan mesin pengisi otomatis sudah tersambung dengan alat pasteurisasi. Takaran yang di gunakan pada saat pengemasan harus sesuai dengan ketentuan yaitu 250 ml dan kecepatan mesin
  • 77. 60 dalam mengisi 1 botol selama 13,5 detik. Setelah botol sudah di isi maka botol siap di tutup menggunakan mesin penyegel/penutup. Setelah semua itu di lakukan bagian produksi memastikan botol tersegel dengan rapat dan bisa diberi label, kode produksi dan waktu kadaluarsa yang sesuai, pencamtuman tanggal kadaluarsa bagi produk adalah 5 bulan setelah produk di produksi. Setelah selesai proses pemberian label maka produk siap packing, untuk pempackingan itu per packing berisi sebanyak 12 botol per pack. Setelah produk selesai di packing maka produk siap masuk kegudang bahan jadi. Penyimpanan produk jadi menggunakan sistem FIFO (first in first out), maka barang yang masuk pertama akan di keluarkan atau di jual pertama. Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan Legen PEMAKAIAN PAKAIAN PRODUKSI PERSIAPAN BAHAN BAKU PERCAMPURAN FERMENTASI PASTEURISASI PENDINGINAN PENGEMASAN
  • 78. 61 4.3 Metode Pemasaran Minuman Legen Aspek pemasaran melihat potensi pasar, persaingan, menganalisis stategi pemasaran yang dapat digunkan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen. Dalam kesiapan suatu perusahaan untuk menetapkan, memuaskan keinginan pasar dan menghadapi persaingan para pesaing khususnya untuk produk atau jasa yang sejenisnya. (Abidatul, 2015) Adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pemilik Usaha Legen untuk memasarkan produknya sebagai berikut: 1. Produk Usaha ini memproduksi air nira menjadi bahan konsumsi yaitu legen. Komposisi utama produk ini adalah air nira dan air. Strategi produk yang digunakan oleh pemilik agar para konsumen tidak kecewa adalah dengan menggunakan bahan baku yang berkulitas tinggi, sehingga tidak merusak cita rasa yang dihasilkan dan cara pengolahan dalam produksi serta takaran yang sesuai agar rasa yang dihasilkan tidak buruk. Minuman Legen milenial sebagai brand dari perusahaan Legend Tren mampu bersaing dipasaran bahkan menjadi produk minuman legen dalam kemasan yang sudah mempunyai ijin resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan bersetifikat HALAL, menyaingi para kompetitor yang terdahulu seperti penjual minuman legen pinggir jalan khususnya di wilayah Kabupaten Gresik. Minuman Legen Milenial sebagai nama produk yang dikeluarkan oleh perusahaan mampu membaca peluang pasar, yaitu konsumen kalangan menengah ke bawah yang ingin tampil mewah dan praktis dalam