SlideShare a Scribd company logo
NO SERI KAJIAN :
15/Maternal/2013
Oleh:
Teti Tejayanti
Dian Perwitasari
Ning Sulistyowati
NO SER
15/Mate
TTeti
DDian
Ning S
Kajian
Layanan Kesehatan Ibu
Pembangunan
Kesehatan
Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
2014
Katalog Dalam Terbitan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
WA 310
Tet Teti Tejayanti
k Kajian Layanan Kesehatan Ibu/ Teti Tejayanti, Dian Perwitasari,
Ning Sulistyowati
Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2014
ISBN 978-602-1099-32-2
1. Judul I. MATERNAL HEALTH SERVICES
Cetakan Pertama, April 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
All right reserved
Kementerian Kesehatan RI, Kajian Layanan Kesehatan Ibu
Penulis : Teti Tejayanti, dkk.
Editor : Trihono dan Atmarita, Cet-1 Jakarta
Lembaga Penerbit Balitbangkes, 2014, 159 hlm. Uk. 16 x 21,5 cm
Halaman cover diunduh dari google.com dan yahoo.com
Diterbitkan oleh:
Lembaga Penerbit
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Anggota IKAPI No. 468/DKI/XI/2013
Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 Kotak Pos 1226
Telepon: (021) 4261088 ext. 223 Faksimile : (021) 4243933
Email : LPB@libang.depkes.go.id; Website : www.litbang.depkes.go.id
Didistribusikan oleh:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Copyright © 2014 pada Lembaga Penerbit Balitbangkes, Jakarta
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta 2002
1. Barang siapa dengan sengaja tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan
atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/
atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada
umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 (satu), dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak
Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan
2014
TIM PENULIS :
Teti Tejayanti (Badan Litbangkes)
Dian Perwitasari (Badan Litbangkes)
Ning Sulistyowati (Badan Litbangkes)
TIM PAKAR :
Agus Suwandono (Badan Litbangkes)
Sabarinah Prasetyo (Universitas Indonesia)
EDITOR :
Trihono (Badan Litbangkes)
Atmarita (Badan Litbangkes)
KONTRIBUTOR :
Ria Sukarno (Kemenkes), Anwar Musadad (Kemenkes),
Gita Maya (Kemenkes), Dedy Tedjasukmana (Kemenkes),
Rachmalina Prasodjo (Kemenkes), Harimat (Kemenkes),
Lukas C.H (Kemenkes), Imran Pambudi (Kemenkes),
Yuli Ferianti (Kemenkes), Retna Ayu (Kemenkes),
Wira Hartiti (Kemenkes), Anis Irawati (Kemenkes),
Tin Afifah (Kemenkes), Yuana W. (Kemenkes),
Pungkas Bajuri (Bappenas), Razali. R (BPS),
Indra Surbakti (BPS), Iwan Ariawan (FKM UI),
Soeharsono Sumantri (Pakar Demografer),
R. Noviane C. (WHO), Kristina S. (Wahana Visi Indonesia)
Layanan Kesehatan Ibu
KAJIAN
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU i
SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANGKES
Assalamu’alaikum. wr. wb.
Pertama, mari kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, hanya karena limpahan
taufik, hidayah dan barokahNYA, kita dapat berkarya membangun kesehatan
masyarakat, termasuk menyampaikan hasil kajian yang bermanfaat bagi perbaikan
kebijakan program, yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan kesehatan
masyarakat.
Kedua, saya menyampaikan ucapan selamat dan salut atas kinerja Tim Kajian, yang
telah bekerja secara cerdas mengkaji dan mengungkapkan data serta merumuskan
temuan dan upaya solusinya. Tidak kurang dari 11 topik kajian diangkat, yang
kemudian dirumuskan temuan dan rekomendasinya, yang pasti amat bermanfaat
bagi perbaikan program kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan ibu. Bahasan
yang demikian lengkap dan komprehensif, dapat memberikan gambaran yang
relative utuh tentang kondisi pelayanan kesehatan ibu selama ini, termasuk berbagai
faktor determinan yang mempengaruhinya.
Ketiga, saya berharap dengan diterbitkannya buku Kajian Layanan Kesehatan Ibu
ini, para penulisnya termotivasi untuk menuliskan hasil-hasil penelitian lainnya.
Disamping itu saya juga berharap agar karya yang cermat ini bisa memacu peneliti
lain untuk juga menerbitkan hasil-hasil penelitiannya dalam bentuk buku serupa,
sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang jujur dan termotivasi untuk ikut
berkiprah meningkatkan kesehatan ibu.
Keempat, saya berharap selain buku dalam bentuk “hard copy” sudah saatnya buku-
buku terbitan tersebut dimuat dalam website Badan Litbang Kesehatan dalam bentuk
e-book, agar makin mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
Billahit taufiq walhidayah wassalamu’alaikum wr. wb.
Dr. dr. Trihono, MSc
SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANGKES
lahit taufiq walhiday
. drdrdrdrdrdrdrdrdrdrdrdrdrdrdrrdrdrdrrdrdrrrdrdrdrdrrrdrrdrdrrrdrdrdrdrdrrrrrrrdrrdrdrrrrdrrdrrdrdrrrrrrrdddrrrrdrrrdddddrrrrrrdrdddddrdrrrdrdddrrddrrdrdddddddrddddddrrddddddddrdrdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd . TTTTTTTTTrTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT ihono, MSc
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUii
Assalamu’alaikum. wr. wb.
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya,
sehingga kita dapat terus beramal, termasuk menyelesaikan Kajian Layanan Kesehatan
Ibu ini. Kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Kepala Badan Litbangkes
serta para Pakar, Editor, dan Kontributor yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan ilmu dan serta masukan-masukan yang tak ternilai harganya.
Kematian ibu di Indonesia berdasarkan hasil-hasil riset menunjukkan saat ini masih
tinggi, sedangkan cakupan layanan kesehatan ibu dilaporkan meningkat, tetapi
mengapa hal tersebut tidak berdampak pada penurunan kematian ibu? Untuk
menjawab hal tersebut, kajian ini menelaah berbagai faktor penyebab, dari sisi
kesehatan maupun non kesehatan. Layanan kesehatan ditelaah dari kuantitas
maupun kualitas, kemudian dianalisis secara statistik untuk mendapatkan faktor yang
signifikan.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mohon maaf seluas-luasnya dan dengan tangan
terbuka menerima masukan dari pembaca, agar kami lebih baik lagi di masa depan.
Akhirnya penyusun mengharapkan buku ini dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
bagi pemerintah maupun swasta serta masyarakat dan individu. Semoga sinergisme
dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu semakin terpacu dan akhirnya ibu dapat
menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berkarakter.
Billahit taufiq walhidayah, wassalamu’alaikum wr. wb.
Jakarta, 2014
Tim Penulis
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANGKES...................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................... viii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................................................. x
ABSTRAK....................................................................................................................................... xii
RINGKASAN EKSEKUTIF.......................................................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................................. 3
II. METODE.............................................................................................................................. 5
2.1 Jenis Penelitian..................................................................................................... 5
2.2 Sumber Data.......................................................................................................... 5
2.3 Kerangka Konsep Kajian................................................................................... 6
2.4 Analisa Data........................................................................................................... 9
2.5 Definisi Operasional........................................................................................... 10
2.6 Limitasi.................................................................................................................... 10
III. HASIL KAJIAN 1: ANGKA KEMATIAN IBU.............................................................. 11
3.1 Landasan................................................................................................................. 11
3.2. Temuan dan Pembahasan................................................................................ 11
3.2.1 Angka Kematian Ibu di Indonesia...................................................... 11
3.2.2 Apakah Goal MDG’s ke 5, 2015 dapat tercapai ? ........................... 12
3.2.3 Trend Kematian Ibu di Indonesia ...................................................... 15
3.2.4 Perhitungan dan data kematian ibu di Indonesia ....................... 16
3.2.5 Mengapa data kematian ibu sering terjadi underreporting ?.... 19
3.3. Kesimpulan dan Rekomendasi....................................................................... 22
IV. HASIL KAJIAN 2: PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU......................................... 25
4.1. Landasan................................................................................................................. 25
4.2. Temuan dan Pembahasan ............................................................................... 26
4.3. Kesimpulan dan Rekomendasi ...................................................................... 29
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUiv
V. HASIL KAJIAN 3: PROGRAM DAN TARGET LAYANAN
KESEHATAN IBU ............................................................................................................. 31
5.1 Landasan ............................................................................................................... 31
5.2. Temuan dan Pembahasan ............................................................................... 31
5.2.1 Program, Target dan Cakupan Layanan Kesehatan Ibu............. 31
5.2.2 Hasil Profil Kesehatan 2013.................................................................. 33
5.2.3 Hasil SDKI 2012 ........................................................................................ 34
5.2.4 Hasil Riskesdas 2010 – 2013 ................................................................ 34
1. Cakupan K1........................................................................................ 34
2. Cakupan K4........................................................................................ 35
3. Cakupan Persalinan oleh Nakes (PN)....................................... 36
4. Cakupan Kunjungan Nifas........................................................... 37
5. Cakupan Layanan KB..................................................................... 37
5.2.5. Cakupan Layanan Kesehatan Ibu di Jawa dan Bali ................ 38
5.2.6. Korelasi Cakupan Layanan Kesehatan dengan
Angka Kematian Ibu........................................................................... 40
5.2.7 Prediksi Kematian Ibu berdasarkan Model A............................. 42
5.2.8 Intervensi Layanan Kesehatan Ibu berbasis
Model Klaster......................................................................................... 44
5.2.9 Pengalaman Negara Berkembang Yang Berhasil Menurunkan
75% Kematian Ibu (Target MDG’s Goal 5)................................... 46
5.3. Kesimpulan dan Rekomendasi........................................................................... 46
VI. HASIL KAJIAN 4: FASILITAS LAYANAN KESEHATAN IBU................................. 49
6.1. Landasan................................................................................................................ 49
6.2. Temuan dan Pembahasan ............................................................................... 49
6.2.1 Puskesmas PONED.............................................................................. 49
6.2.2 Rumah Sakit........................................................................................... 56
6.3. Kesimpulan dan Rekomendasi...................................................................... 64
VII. HASIL KAJIAN 5: TENAGA LAYANAN KESEHATAN IBU ................................... 67
7.1. Landasan................................................................................................................ 67
7.2. Temuan dan Pembahasan .............................................................................. 67
7.2.1 Bidan........................................................................................................ 69
7.2.2 Dokter Spesialis Kandungan........................................................... 77
7.2.3 Dokter Umum....................................................................................... 79
7.2.4 Dukun...................................................................................................... 80
7.3. Kesimpulan dan Rekomendasi...................................................................... 80
DAFTAR ISI
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU v
DAFTAR ISI
VIII. HASIL KAJIAN 6: GIZI DAN PENYAKIT IBU HAMIL............................................ 83
8.1 GIZI ......................................................................................................................... 83
8.1.1 Landasan ............................................................................................... 83
8.1.2 Temuan dan Pembahasan ............................................................... 83
8.1.3. Kesimpulan dan Rekomendasi ...................................................... 85
8.2. PENYAKIT PADA IBU HAMIL ........................................................................... 87
8.2.1 Landasan................................................................................................ 87
8.2.2 Temuan dan Pembahasan............................................................... 87
8.2.3 Kesimpulan dan Rekomendasi...................................................... 88
IX. HASIL KAJIAN 7: KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB...................................... 89
9.1 Landasan............................................................................................................... 89
9.2. Temuan dan Pembahasan............................................................................... 89
9.2.1 Keluarga Berencana (KB).................................................................. 92
9.2.2 Korelasi KB dengan Angka Kematian Ibu.................................. 92
9.3. Kesimpulan dan Rekomendasi...................................................................... 94
FAKTOR NON KESEHATAN YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN IBU
X. HASIL KAJIAN 8: PENDIDIKAN DAN LAYANAN KESEHATAN IBU................ 97
10.1 Landasan............................................................................................................... 97
10.2 Temuan dan Pembahasan............................................................................... 97
10.3 Kesimpulan dan Rekomendasi...................................................................... 98
XI. EKONOMI DAN LAYANAN KESEHATAN IBU......................................................... 99
11.1 Landasan............................................................................................................... 99
11.2. Temuan dan Pembahasan............................................................................... 99
11.2.1 Korelasi Kemiskinan dengan Kematian Ibu............................... 100
11.2.2 Jampersal .............................................................................................. 102
11.2.3. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ............................................. 102
11.2.4 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)....... 102
11.2.5 Fakta Tentang Rokok ......................................................................... 103
11.3 Kesimpulan dan Rekomendasi .................................................................... 105
XII. HASIL KAJIAN 10: KULTUR BUDAYA INDONESIA............................................. 107
12.1 Landasan............................................................................................................... 107
12.2. Temuan dan Pembahasan............................................................................... 107
12.2.1 Etnik Gayo, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam...................... 107
12.2.2 Desa Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta................ 109
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUvi
12.2.3 Etnik Alifuru Seram, Provinsi Maluku........................................... 110
12.2.4 Desa Sa’dan Malimbong, Provinsi Sulawesi Selatan............... 111
12.2.5 Etnik Ngalum, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua ............ 112
12.2.6 Etnik Dayak, Desa Birung Bakung,
Provinsi Kalimantan Tengah............................................................ 114
12.2.7 Etnik Gorontalo, Desa Imbodu, Provinsi Gorontalo. ............... 114
12.2.8 Geografis (Perkotaan dan Pedesaan) di Indonesia.................. 117
12.2.9 Pembangunan Karakter..................................................................... 117
12.3 Kesimpulan dan Rekomendasi....................................................................... 118
XIII. HASIL KAJIAN 11: KEBIJAKAN DESENTRALISASI.............................................. 121
13.1 Landasan................................................................................................................ 121
13.2. Temuan dan Pembahasan................................................................................ 122
13.2.1 Strategi Pembangunan Kesehatan................................................ 125
13.3. Kesimpulan dan Rekomendasi....................................................................... 127
KUTIPAN CERITA ........................................................................................................................ 129
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 130
BIODATA TIM PENULIS DAN EDITOR ................................................................................ 136
DAFTAR ISI
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU vii
DAFTAR TABEL
DAFTARTABEL
1. 19 Negara yang mencapai MDG’s di Tahun 2013.................................................. 13
2. MMR, Jumlah dan Penurunan Kematian Ibu di Negara
Asia Tenggara Tahun 1990 - 2013............................................................................... 15
3. Skor, Peringkat dan Aksi Assessment......................................................................... 21
4. Proporsi Penyebab Kematian Ibu tahun 2010....................................................... 26
5. Kode diagnosa dan proporsi penyebab kematian ibu di
antara 5 region berdasarkan ICD 10 WHO (Data SP2010)................................. 27
6. Diagnosa yang termasuk dalam kelompok HDK.................................................. 28
7. Penilaian Kemajuan Program....................................................................................... 32
8. Model Hasil Analisa Regresi Linier.............................................................................. 42
9. Hasil Analisa ANOVA........................................................................................................ 44
10. Hasil Klaster Model A....................................................................................................... 44
11. Periode Kematian Ibu pada sensus penduduk 2010........................................... 51
12. Persentase Puskesmas PONED menurut Data Rifaskes 2011 .......................... 52
13. Proporsi Ketersediaan Obat......................................................................................... 52
14. Model akhir indikator layanan di Puskesmas yang berhubungan
dengan MMR SP 2010 ................................................................................................... 55
15. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Berdasarkan Kepemilikan
Tahun 2011-2013 ............................................................................................................. 57
16. Persentase RSU Pemerintah dengan indikator PONEK...................................... 60
17. Model akhir indikator PONEK dengan MMR SP. 2010 ........................................ 61
18. Pengetahuan dan Ketrampilan Bidan di 5 Provinsi tahun 2013 ..................... 73
19. Rata-rata capaian target“Perawatan ibu hamil normal”dan
kepemilikan di 5 provinsi Tahun 2013...................................................................... 73
20. Distribusi responden mahasiswa menurut frekuensi
bimbingan klinik, provinsi, dan kepemilikan institusi, 2013............................ 75
21. Data Kualitas APN (Asuhan Persalinan Normal).................................................... 79
22. Angka Pemakaian Kontrasepsi Hasil SDKI 2012.................................................... 92
23. Korelasi pemakaian alat kontrasepsi data Profil 2012 dengan
MMR SP 2010..................................................................................................................... 93
24. Status pendidikan dengan disparitas layanan kesehatan Ibu......................... 97
25. Status ekonomi dan disparitas layanan, SDKI 2012............................................. 99
26. Petugas Pemeriksa Kehamilan dan Kuintil (Status Ekonomi)........................... 100
27. Negara Konsumsi rokok terbanyak di Dunia.......................................................... 104
28. Perbandingan Harga Rokok di 4 Negara ASEAN................................................... 104
29. Ratio kematian ibu (Data SP2010) dengan proporsi kinerja
pelayanan pada ibu dengan Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK)
di 5 region di Indonesia (Data Riskesdas 2010)*................................................... 123
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUviii
DAFTAR GAMBAR
1. Konsep Kesehatan Masyarakat menurut HL. Blum............................................... 6
2. Konsep Peningkatan Sistem Kesehatan.................................................................... 7
3. Konsep Spesifik Kesehatan Maternal Menurut Mc Charty And Maine.......... 8
4. Kerangka Konsep Kajian.................................................................................................. 9
5. Contrasting Estimates of Indonesian Maternal Mortality Ratio............................ 16
6. Kualitas Registrasi Kematian.......................................................................................... 20
7. Cause of Maternal Death.................................................................................................. 29
8. Cakupan ANC pertama pada Trimester 1 Tahun 2010 dan 2013...................... 35
9. Cakupan K4 di 33 provinsi Indonesia Tahun 2010- 2013..................................... 36
10. Cakupan Penolong Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di 33 Provinsi
Indonesia Tahun 2010 - 2013. ....................................................................................... 36
11. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF1) di 33 Provinsi Indonesia
tahun 2010 – 2013............................................................................................................. 37
12. Penyebab medis Kematian Ibu di Jawa Bali, tahun 2012.................................... 38
13. Deteksi Eklamsia melalui pemeriksaan Urin hasil SDKI 2012 ............................ 39
14. Penolong Persalinan dan Tempat Persalinan hasil SDKI 2012............................ 40
15. Kerangka Konsep Analisa Indikator KIA..................................................................... 41
16. Persentase Kabupaten/Kota Yang Memenuhi Syarat Minimal
4 Puskesmas Poned di Indonesia Tahun 2013......................................................... 50
17. Puskesmas Onemobaa, 3 Tahun tidak ditempati................................................... 55
18. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit
Khusus di Indonesia tahun 2009 – 2013.................................................................... 56
19. Rasio Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Per 1.000 Penduduk
di Indonesia Tahun 2009 - 2013.................................................................................... 57
20. Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit Per 1.000 Penduduk di Indonesia
Tahun 2013........................................................................................................................... 58
21. RSU yang memiliki Dokter Spesialistik menurut tipe kelas................................ 61
22. Persentase RSU Menurut Dengan Waktu Tanggap Pelayanan UGD Kurang
Dari 10 Menit, Rifaskes 2011.......................................................................................... 62
23. Persentase RSU Menurut Kesiapan Kamar Bersalin dalam Waktu
30 Menit, Rifaskes 2011 .................................................................................................. 63
24. Persentase RSU Menurut Kesiapan Pelayanan Darah Kurang Dari 1 Jam...... 63
25. Pemeriksa Kehamilan Paling Sering Di Indonesia Dalam
3 Tahun Terakhir (2010 - 2013)...................................................................................... 68
DAFTAR GAMBAR
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU ix
DAFTAR GAMBAR
26. Penolong persalinan (merujuk kualifikasi tertinggi) di Indonesia
dalam 3 tahun terakhir (2010-2013)........................................................................... 68
27. Penolong Persalinan Menurut SDKI 2012 (5 tahun terakhir) ............................ 68
28. Rasio Bidan menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2013...................................... 69
29. Rata-rata bidan di puskesmas pemerintah tahun 2011....................................... 70
30. Distribusi Bidan di beberapa Negara Low Income.................................................. 70
31. Jumlah persalinan yang ditolong bidan selama sebulan.................................... 71
32. Tenaga Bidan D1 di Puskesmas menurut Provinsi Tahun 2011........................ 76
33. Rumah Sakit Menurut Ketersediaan Dokter Spesialis Kandungan
Pada tahun 2011................................................................................................................ 77
34. Proporsi Wanita Usia Subur Risiko Kurang Energi Kronis (KEK):
Tahun 2007 dan 2013 ...................................................................................................... 84
35. Pertambahan Berat Badan (Kg) pada ibu Hamil, Studi Kohort 2013............... 84
36. Proporsi Anemia pada ibu hamil, Menurut Tempat Tinggal, 2013................... 85
37. Pola Konsumsi Ibu Hamil, Studi Kohort 2013.......................................................... 85
38. Ibu Hamil dengan Hipertensi, Riskesdas 2007........................................................ 87
39. Ibu hamil dengan diabetes, Riskesdas 2007............................................................ 88
40. Faktor risiko“4 Terlalu”Riskesdas 2013....................................................................... 90
41. Umur perkawinan pertama berdasarkan hasil Riskesdas 2007........................ 90
42. Pengetahuan Remaja Tentang Risiko Hamil Setelah Sekali Melakukan
Hubungan Seksual, SDKI 2012...................................................................................... 91
43. Umur Pertama Kali Berhubungan Seksual Remaja Pria, SDKI........................... 91
44. Distribusi penggunaan kontrasepsi Jangka Panjang dan Non
Jangka Panjang, Riskesdas 2013.................................................................................. 92
45. Tingkat Fertilitas dan Mortalitas.................................................................................. 93
46. Persentase penolong persalinan oleh tenaga terlatih di Negara ASEAN...... 101
47. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga professional di Serang dan Pandeglang....... 101
48. Karakter manusia Indonesia.......................................................................................... 117
49. Nilai-nilai pendidikan Karakter...................................................................................... 118
50. Kecenderungan kematian Perinatal, neonatal dan balita, 1991-2012 ................. 124
51. KecenderunganTFR 1981-2012 ............................................................................................. 124
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUx
DAFTAR SINGKATAN
ADMINDUK = Administrasi Kependudukan
AIPKIND = Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia
AKI = Angka Kematian Ibu
AMP = Audit Maternal Perinatal
ANC = Ante Natal Care
APN = Asuhan persalinan normal
ASEAN = Association South East Asian Nation
BAN-PT = Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
BPS = Badan Pusat Statistik
BPPSDM = Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
CI = Confident Interval
CPR = Contraceptive Prevalence Rate
CRVS = Civil Registartion & Vital Statistic
DIY = Daerah Istimewa Yogyakarta
DJJ = Denyut Jantung Janin
DKI = Daerah Khusus Ibukota
GAVI = Global Alliance Vaccine and Immunization
GGB = Growth General Balance
HDK = Hipertensi dalam Kehamilan
HOGSI = Himpunan Obstetri & Ginekologi Sosial Indonesia
IBT = Indonesia Bagian Timur
ICD = International Classification Diseases
IPM = Indeks Pembangunan Manusia
IUD = Intra Uterine Devices
K1 = Kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester pertama
K4 = Kunjungan minimal empat kali selama kehamilan (1,1,2)
KB = Keluarga Berencana
KEK = Kurang Energi Kronis
MAK = Managemen Aktif Kala
MDG’s = Millennium Development Goals
MMR = Maternal Mortality Ratio
MoH = Ministry Of Health
MoHA = Ministry of Home Affairs
MONEV = Monitoring dan Evaluation
DAFTAR SINGKATAN
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU xi
DAFTAR SINGKATAN
MPS = Making Pregnancy Safer
NIHRD = National Institute of Health and Research Development
P4K = Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
PN = Persalinan Nakes
PONED = Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar
PONEK = Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komperhensif
PNPM = Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
PPP = Perdarahan Post Partum
PUSDATIN = Pusat Data dan Informasi
PRD = Pregnancy Related Death
PWSKIA = Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
RAN = Rencana Aksi Nasional
RIFASKES = Riset Fasilitas Kesehatan
RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar
RPJP = Rencana Pembangunan Jangka Panjang
RPJPN = Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
SDKI = Survei Demografi Kesehatan Indonesia
SDM = Sumber Daya Manusia
SEG = Synthetic Extinct Generation
SP = Sensus Penduduk
TD = Tekanan darah
TT = Tetanus Toksoid
TFR = Total Fertility Rate
UGD = Unit Gawat Darurat
UKP = Umur Perkawinan Pertama
UNFPA = United Nation Foundation Population
USAID = United States Agency for International Development
WHO = World Health Organization
WUS = Wanita Usia Subur
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUxii
ABSTRAK
ABSTRACT
Introduction: The main indicator of safe motherhood is maternal mortality. The
maternal mortality in Indonesia still very high even though there were many strategies
and efforts in the health sector have been done. The aim of study was to determine
maternal mortality derived from health factors i.e. medical cause, target and program,
facility, professional health worker, nutrition, diseases, reproduction and family
planning. While from the non-health sector was education, culture, economic, as well
as decentralizing policy according to evidence based.
Method: The secondary data were analyzed descriptively as well multivariate linear
regression. The source of data was from Health Profile (2010, 2012, 2013), Basic Health
Research/Riskesdas (2007, 2010, 2013), DHS 2012, poverty data (BPS 2012), and MMR
SP 2010, including another related information.
Results: Addressing maternal health means ensuring that all women receive the care
they need to be safe and healthy throughout pregnancy and childbirth. Even though
the coverage of health services for women increased, the target was determined in
the strategic plan 2010-2014 was not achieved. The indicator of maternal health care
such as ANC 1-1-2 visited, hemoglobin detection, and blood pressure has significant
relationship with maternal mortality ratio with R2 (adjusted) 67.8. In term of health
facilities which has significant relationship with increasing maternal mortality (R2
adjusted 24.8) was all variables that are link with PONEK’s criteria: emergency room
ready in 10 minute, delivery room ready in 30 minute, blood prepare services < 1 hour.
Conclusion: In order to reduce life-threatening risks and reduce maternal mortality,
good quality maternal health services by professional health workers must be available
to manage diseases prevention as well as family planning. Safe motherhood strategies
must be comprehensive in nature, even when quality health services are available,
other limiting factors can get in the way of women using these services, such as social,
economic and cultural factors.
Key Words: Maternal Mortality, Competency, Vital Registration
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU xiii
ABSTRAK
Latar belakang: Kematian ibu adalah indikator utama kesehatan ibu. Berbagai upaya
dan strategi di bidang kesehatan telah dilakukan, namun kematian ibu masih tinggi.
Kajian ini bertujuan mendapatkan determinan kematian ibu dari faktor kesehatan
(penyebab medis, program dan target, fasilitas, tenaga, gizi, penyakit, reproduksi dan
KB) dan non kesehatan (pendidikan, ekonomi, kultur budaya, kebijakan desentralisasi)
berdasarkan evidence based.
Metode: analisis data sekunder secara deskriptif dan multivariat regresi linier. Sumber
data analisis Profil Kesehatan (2010, 2012, 2013), Riskesdas (2007, 2010, 2013), SDKI 2012,
data kemiskinan (BPS 2012), dan MMR SP 2010, serta sumber informasi lain yang terkait.
Hasil: Cakupan layanan kesehatan ibu meningkat tapi belum mencapai target yang
ditentukan pada Renstra 2010-2014. Variabel layanan kesehatan ibu yang signifikan
dengan kejadian kematian ibu adalah kunjungan K4, pemeriksaan Hb dan tekanan
darah dengan R2 (adjusted) 67,8. Variabel RS PONEK yang signifikan dengan kejadian
kematian ibu hasil SP 2010 (R2 adjusted 24,8) yaitu UGD siap dalam 10 menit, kamar
bersalin siap 30 menit, layanan darah siap < 1 jam.
Kesimpulan:Kualitaslayananharusdiperbaikidengancarameningkatkankompetensi
fasilitas, nakes, pencegahan penyakit dan KB. Pengetahuan kesehatan reproduksi dan
pola hidup sehat diupayakan sejak usia remaja. Status pendidikan dan status ekonomi
ditingkatkan karena berkaitan dengan akses layanan kesehatan ibu. Intervensi budaya
juga diperlukan untuk menurunkan kematian ibu.
Key words: kematian ibu, kompetensi, registrasi vital
ABSTRAK
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUxiv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kematian ibu masih tinggi, akan tetapi cakupan layanan kesehatan ibu dilaporkan
meningkat. Olehkarenanya kajian ini bertujuan memperoleh determinan yang
berhubungan dengan layanan kesehatan ibu, dari faktor kesehatan maupun faktor non
kesehatan. Data yang digunakan dalam analisis bersumber data sekunder yaitu data
Profil Kesehatan, data Riskesdas, data SDKI, data Studi Tindak Lanjut Sensus Penduduk
2010, data Rifaskes 2011dan referensi lain yang terkait. Kajian ini akan membahas mulai
dari Angka kematian ibu, layanan kesehatan ibu (program, fasilitas, tenaga kesehatan),
kesehatan reproduksi, KB, gizi, penyakit ibu hamil sampai dengan pendidikan, ekonomi,
kultur budaya dan kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan ibu.
Kementerian Kesehatan Indonesia dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemenkes
tahap II Tahun 2010-2014 menetapkan target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
dari 228 menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup. Namun hasil sementara SP 2010
menyebutkan AKI 259 per 100.000 kelahiran hidup, yang kemudian dihitung kembali
menjadi 346 per 100.000 kelahiran hidup. SDKI melaporkan AKI 359 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2012 (merujuk 5 tahun terakhir). Walaupun berbeda,
kesimpulannya kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Target MDG’s goal ke 5 adalah
menurunkan 75% kematian ibu dari tahun 1990-2015. Berdasarkan prediksi, maka
Negara Indonesia sulit untuk mencapai goal tersebut. Hal ini juga dialami oleh negara-
negara lain, hanya 19 negara yang dapat menurunkan 75% kematian ibu. Meskipun
demikian upaya dan kerja keras tetap diperlukan agar kematian ibu dapat diturunkan.
Angkakematianibuberbeda–beda,halinidisebabkanolehbanyakfaktor,diantaranya
adalah metode pengumpulan data, perhitungan dan koreksi yang berbeda serta
pelaporan kematian yang cenderung yang underrreporting. Ratio kematian ibu
dan jumlah kematian ibu, merupakan indikator utama kesehatan ibu. Angka ini
dipergunakan sebagai perencanaan dan kebijakan layanan kesehatan ibu. Sumber
data kematian ibu yang diperoleh survei atau sensus hanya bisa diperoleh 5 tahun
atau 10 tahun sekali. Laporan rutin yaitu PWS KIA seharusnya merupakan laporan yang
ideal karena dapat diperoleh pertahun dan pelaporan dari kabupaten/kota, namun
sayangnya data ini tidak bisa digunakan secara langsung, karena 10-15 persen datanya
tidak valid. Rekomendasinya adalah sistem registrasi vital dan registrasi penyebab
kematian diperbaiki, dimulai dengan perbaikan undang-undang atau peraturan yang
ada. Kualitas data PWS KIA diperbaiki, sehingga evaluasi dan intervensi lebih cepat
dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota.
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU xv
Penyebab kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 tertinggi adalah kelompok
kasus Hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan kasus Perdarahan Post Partum (PPP).
Case fatality rate masih tinggi pada kelompok HDK dan PPP. Artinya ketika terjadi
HDK, biasanya sang ibu sulit untuk diselamatkan. Begitupula dengan PPP bila terjadi
perdarahan hebat, selang waktu 2 jam tidak ditangani secara adekuat, akan berakibat
fatal. Rekomendasi adalah preventif kasus HDK dan PPP lebih utama dibandingkan
kuratif. Pemeriksaan tekanan darah dan urin wajib dilakukan sebagai screening
walaupun tanpa gejala, terutama pada trimester terakhir. Hambatan dalam akses bank
darah dihilangkan dengan tehnologi atau jaringan on line untuk mengakses.
Program dan target layanan kesehatan ibu dalam Renstra 2010-2014, terdiri dari 12
indikator. Informasi hasil cakupan layanan tersebut tidak semuanya bisa diperoleh. Hal
ini disebabkan indikator tersebut tidak menjadi indikator dalam Standar Pelayanan
Minimal(SPM)ataupunindikatordalamPWSKIAatausurvei,sehinggakabupaten/kota
tidakmelaporkandatatersebut. Cakupanprogramyangdiperolehadalahpemeriksaan
K1, K4, persalinan oleh nakes, kunjungan nifas, puskesmas rawat inap yang mampu
PONED, PKRE terpadu dan CPR. Berdasarkan laporan Profil 2013, cakupan-cakupan
program tersebut dilaporkan meningkat, namun yang tidak mencapai target tahun
2010 dan 2014 adalah cakupan Antenatal Care dan K4. Berdasarkan hasil Riskesdas
2013, cakupan antenatal care, K4, KF dan CPR belum memenuhi target. Sedangkan
hasil SDKI 2012, semua target layanan (antenatal care, K4, persalinan nakes, dan KF)
belum mencapai target. Jumlah kematian ibu di Pulau Jawa Bali berkontribusi hampir
50 persen dari seluruh kematian ibu di Indonesia. Hasil olah data PWS KIA tahun 2012,
secara kualitas belum optimal, demikian pula dengan luar Jawa Bali. Kesimpulannya
adalah cakupan program mengalami peningkatan, akan tetapi tidak sesuai dengan
target yang diharapkan.
Rekomendasinya adalah program harus meningkatkan cakupan layanan kesehatan
ibu secara berkualitas dengan kerjasama yang lebih intensif antara Pemerintah Pusat
dengan Pemerintah Daerah serta sektor lain. Program dalam Renstra yang tidak
termuat dalam SPM atau PWS KIA, sebaiknya dihilangkan. Indikator menjadi lebih
sedikit tetapi bila dijalankan secara maksimal dan dilaporkan secara cepat, dapat
dilakukan perbaikan dengan segera. Indikator program yang signifikan berhubungan
dengan angka kematian ibu adalah K4, pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan
darah(Hb).Sehingga3indikatoriniharusmenjadiprioritasprogramtanpamengurangi
upaya program lainnya.
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUxvi
Fasilitas dan sarana layanan kesehatan ibu saat ini sudah meningkat secara jumlah,
namun distribusi belum merata. Kualitas fasilitas kesehatan (faskes) ibu belum
optimal. Rekomendasinya adalah kompetensi fasilitas dan tenaga ditingkatkan
sehingga kualitas akan meningkat. Kualitas faskes tidak hanya memberikan layanan
kuratif, tapi preventif juga harus dilakukan, dan menjadi dalam jaminan Kesehatan
Nasional. Pimpinan faskes harus mempunyai kemampuan manajerial sehingga
dapat melakukan“ “improving collaboration”, yaitu melakukan pembinaan dan
jejaring layanan kesehatan ibu. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana harus
disesuaikan kemampuan daerah dalam menggunakan dan merawat/maintenace alat
dan sarana dalam rangka efisiensi dan efektifitas.
Model layanan puskesmas yang signifikan berhubungan dengan MMR SP2010 adalah
adanya pedoman malaria pada ibu hamil, penanganan P4K, adanya supervisi dari
dinkes, adanya kegiatan AMP dan Monitoring dan Evaluasi (MONEV). Ke 5 indikator
tersebut berperan 49,9 % terhadap rasio kematian ibu di Indonesia. Ketika program
mempunyai keterbatasan, ke 5 indikator tersebut dapat dijadikan sebagai prioritas
program dalam penurunan kematian ibu, tanpa mengkesampingkan program lainnya.
Indikator program di Rumah Sakit yang berhubungan signifikan dengan MMR SP 2010
adalah model pelayanan:
- waktu tanggap UGD siap 10 menit,
- kamar bersalin siap 30 menit,
- dan layanan darah siap < 1 jam.
Artinya bila ingin menurunkan kematian ibu, 3 indikator tersebut dapat dijadikan
sebagai langkah prioritas utama, tanpa mengesampingkan upaya program lainnya.
Sumber daya manusia untuk layanan kesehatan ibu yang paling banyak berperan
adalah bidan. Hasil Riskesdas 2013, menyebutkan bidan sebagai pemeriksa kehamilan
(87%). Kemudian hasil SDKI menyebutkan bidan/perawat sebagai penolong
persalinan (62%). Sedangkan dokter kandungan sebagai penolong persalin sebesar
16% (Hasil Riskesdas 2013), dan 20% (Hasil SDKI 2012). Dokter umum sebagi penolong
persalinan hanya 1% (Riskesdas 2013). Saat ini jumlah tenaga kesehatan sudah
meningkat, akan tetapi distribusi belum merata, sehingga pertolongan persalinan
masih banyak dilakukan oleh tenaga non professional yaitu dukun 14%( SDKI 2012).
Negara Indonesia mempunyai daerah-daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan,
masih ditemukan kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan. Rekomendasinya
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU xvii
adalah Pemerintah Pusat dan Daerah bertanggungjawab untuk mendistribusi tenaga
kesehatan secara merata dan dapat diakses dengan mudah.
Hasil studi di 5 provinsi (Jawa Barat, Banten, Sulawesi Tengah, Papua dan Papua
Barat) menyebutkan kompetensi bidan yaitu bidan yang sudah bertugas difasilitas
kesehatan mempunyai pengetahuan yang baik hanya (37,3%- 43,75%), sedangkan
ketrampilan yang baik (57,14%-77,38%). Kompetensi pada bidan yang baru lulus D3,
mempunyai pengetahuan baik di interval (25% - 89,5%) dan ketrampilan yang baik
(3,6%-41,1%). Hasil analisis, pendidikan bidan signifikan dengan angka kematian ibu.
Rekomendasinya kompetensi tenaga kesehatan harus ditingkatkan terutama bidan,
Untuk mendapatkan tenaga kesehatan yang berkualitas maka pendidikan harus
berkualitas, artinya standar kompetensi harus terpenuhi baik dari mahasiswa, dosen
maupun alat dan prasarana pendidikan. Untuk itu kerjasama sektor Pendidikan dan
Kesehatan harus ditingkatkan baik pemerintah maupun swasta.
Status gizi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil, saat ini lebih memburuk
dibandingkan status gizi yang sama pada tahun 2007. Hasil Laporan Riskesdas 2013,
Kurang Energi Kronis (KEK) pada WUS dan ibu hamil meningkat. Gizi pada ibu hamil
dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsinya. Konsumsi atau pola makan saat ini
belum menggambarkan pola makan yang sehat. Rekomendasinya program harus
lebih mempromosikan keutamaan pola makan sehat serta dampak bila mempunyai
pola makanan yang tidak sehat sejak usia remaja dan terutama pada ibu hamil.
Laporan Riskesdas 2007 sudah menginformasikan pada kelompok umur 15-19 tahun,
ibu hamil yang mengakui adanya gejala hipertensi (5,8%), pada kelompok umur
20-24 (7%), dan pada kelompok umur 25-29 tahun (9,8%), semakin bertambah usia,
semakin meningkat. Selain itu, pada kelompok umur 15-19 tahun, ibu hamil yang
menyatakan ada gejala diabetes sebesar 0,5 %. Prevalensi tertinggi diabetes pada ibu
hamil terjadi pada kelompok umur 40-44 (1,64%). Rekomendasinya program harus
mempromosikan pola hidup sehat (life syle) sejak usia dini. Kecukupan aktifitas juga
harus dimulai sejak usia remaja, oleh karena Diabetes dan Hipertensi bukan penyakit
akut, tetapi butuh jangka waktu yang lama hingga terjadi penyakit.
Penduduk Indonesia sebanyak 66,5% adalah kelompok usia reproduktif. Namun
pengetahuan kesehatan reproduksi sangat kurang, terutama pada remaja. Hubungan
seksual pertama kali sudah dilakukan oleh remaja pria pada usia sekolah menegah
pertama (1,1%), akan tetapi pengetahuan tentang resiko hamil setelah berhubungan
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUxviii
seksual hanya 31% pada pria dan 35% pada wanita. Di sisi lain umur perkawinan
pertama sebanyak 4,8% pada kelompok usia 10-14 tahun (saat sekolah dasar dan
menengah pertama).Tentunya ini akan menimbulkan resiko fertilitas pada usia remaja
meningkat. Usia muda merupakan salah satu faktor resiko tinggi pada kehamilan dan
persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu. KB merupakan salah satu cara
untuk untuk mencegah kehamilan. Hasil analisis KB berkorelasi dengan penurunan
kematian ibu, terutama pada metode kontrasepsi jangka panjang. Rekomendasinya
pendidikan kesehatan reproduksi sangat diperlukan sejak remaja, tapi tentunya
disesuaikan dengan etika dan budaya Bangsa Indonesia. Perencanaan kebijakan
dan layanan lebih ditingkatkan antara Sektor Kesehatan dengan Pendidikan dan
Kebudayaan, Agama, Pemberdayaan Perempuan, BKKBN dan Bappenas serta sektor
lain yang terkait, dalam.
Pendidikandanpengetahuanakanmempengaruhiperilakumaupunkaraktermanusia
termasuk kebutuhan akan kesehatan. Pada ibu yang tidak tamat SD, periksa hamil
pada nakes hanya 54%, sedangkan pada ibu dengan pendidikan SLTA, periksa hamil
ke nakes mencapai 99,1% (olah data SDKI). Analisa statistik, ditemukan hubungan
linier negatif antara perempuan yang tidak tamat SD dengan Antenatal care. Artinya,
bila ada peningkatan perempuan yang tidak tamat SD, diikuti dengan penurunan ibu
yang pergi Antenatal care. Literatur-literatur telah menunjukkan penurunan Antenatal
care akan beresiko terhadap kematian ibu. Analisa statistik juga menunjukkan ada
hubungan yang signifikan, antara ibu yang tidak tamat SD dengan peningkatan angka
kematian ibu. Rekomendasinya pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan minimal
SLTA untuk dapat mengurangi kematian ibu.
Status ekonomi juga berhubungan dengan akses layanan kesehatan. Pada status
ekonomi terbawah, persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 57,5%, sedangkan
pada status ekonomi teratas, ditolong oleh tenaga kesehatan 96,6% (olah data SDKI).
Kematian ibu di dunia 99% juga terjadi di negara berkembang. AKI pada negara
berkembang 240 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara maju, 16 per
100.000 kelahiran hidup. Analisa bivariat menunjukkan, ada hubungan signifikan
antara kemiskinan dengan angka kematian ibu sebesar 51%. Faktanya di Indonesia,
pengeluaran terbesar ke dua pada penduduk miskin adalah rokok. Rekomendasinya
Pemerintah dan swasta harus memprovokasi pentingnya investasi pada kebutuhan
kesehatan bukan pada kebutuhan/konsumsi yang merugikan kesehatan. Jaminan
Kesehatan Nasional harus diketahui mekanismenya dan mudah diakses oleh seluruh
lapisan masyarakat.
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU xix
Sosial budaya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku dan karakter
manusia. Manusia Indonesia sangat erat dengan budaya dan kepercayaan. Hal yang
tidak irasional bisa lebih berpengaruh dibandingkan rasional. Dari Riset etnik budaya
ditemukan fakta bahwa dukun menjadi penolong persalinan dibandingkan tenaga
kesehatan karena dipercaya dapat mendoakan dan menyembuhkan penyakit yang
“dimasuki roh halus”pada ibu hamil atau melahirkan. Namun masyarakat di pedesaan
mengungkapkan pula bahwa pilihan pergi ke dukun karena mudah dijangkau, tidak
adatenagakesehatansertamerasalebihakrabdannyaman.Rekomendasinyaprogram
harus mempunyai program intervensi pada budaya terkait layanan kesehatan ibu
melalui upaya promotif dan preventif.
Kebijakan Desentralisasi dapat membawa dampak positif yaitu perencanaan dan
kebijakan dapat disesuaikan menurut kebutuhan daerahnya masing-masing. Namun
saat ini dapat menjadi boomerang bila sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
manajemen, sumber daya alam, pendapatan asli daerah, dan mental aparatur di
Kabupaten /Kota terbatas dan tidak berkualitas. Hal tersebut terbukti dengan adanya
disparitas status kesehatan antar kabupaten/kota. Status kesehatan dalam 10 tahun
terakhir cenderung stagnan atau tidak mengalami banyak perubahan. Desentralisasi
saat ini belum berjalan ideal. Visi dan Strategi pembangunan kesehatan belum
dijalankan sepenuhnya. Keberhasilan desentralisasi hanya terjadi bila ada sinergi
antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam strategi Pembangunan Kesehatan. Artinya
semua sektor harus mempunyai kebijakan atau program yang berkontribusi terhadap
pembangunan kesehatan.
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 1
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Negara yang makmur ditandai dengan penduduknya yang produktif. Untuk
menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang produktif maka bayi harus sehat
sejak dalam kandungan dan untuk itu dibutuhkan ibu yang sehat pula. Pada ibu
yang sakit dapat melahirkan bayi “brainless” yang dikemudian hari tumbuh menjadi
manusia yang tidak mempunyai kecerdasan, akibatnya adalah menjadi beban negara
karena tidak produktif. Hasil penelitian pada negara-negara miskin, ditemukan lebih
banyak wanita muda yang sakit dibanding pada negara yang lebih kaya, sehingga
produktivitas negara tersebut menjadi menurun. 1
Kesimpulannya peran perempuan
sangat sentral dan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia dari generasi
ke generasi berikutnya sehingga bila ingin memajukan suatu negara, maka kesehatan
pada wanita muda dan ibu harus menjadi proritas.
Upaya peningkatan kesehatan ibu di tingkat Internasional dimulai pada tahun 1987,
yaitu Konferensi Safe Motherhood lnternasional di Nairobi, Kenya. Forum ini yang
pertama secara khusus membahas kematian ibu karena kehamilan dan persalinan.
Selanjutnya pada tahun 2000, 189 negara yang tergabung dalam MDG’s membuat 8
kesepakatan global. Goal yang ke 5 adalah meningkatkan kesehatan ibu, dan sebagai
indikator utamanya adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI). 2, 3
Negara Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menetapkan target dalam Rencana
Strategis (Renstra) Tahap II tahun 2010-2014 menurunkan AKI dari 228 menjadi 118 per
100.000 kelahiran hidup. 4
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian
ibu, namun hingga saat ini, AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara
ASEAN lainnya.5
Kementerian Kesehatan telah membuat RAN (Rencana Aksi Nasional untuk percepatan
penurunan kematian ibu tahun 2013-2015). 6
Namun kenyataannya, terlalu banyak
faktor yang berperan terhadap kematian ibu, untuk itu diperlukan analisa lebih lanjut.
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU2
Berbagai sumber data berskala nasional (Riskesdas, Rifaskes, SDKI, Sensus Penduduk)
dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi.
Kajian ini bertujuan memperoleh determinan kematian ibu dari faktor kesehatan dan
non kesehatan dengan cara melakukan analisa korelasi kematian ibu dengan layanan
kesehatan ibu. Harapannya hasil ini dapat dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan
kesehatan ibu, sehingga kematian ibu dapat diturunkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Kematian ibu adalah indikator utama kesehatan ibu. Berbagai upaya dan strategi di
bidang kesehatan telah dilakukan, namun mengapa kematian ibu masih tinggi ?
Kajian ini bertujuan memperoleh determinan kematian ibu dari faktor kesehatan
(penyebab medis, program, fasilitas, tenaga, gizi, penyakit, reproduksi dan KB) dan
faktor non kesehatan (status ekonomi, pendidikan, kultur budaya) berdasarkan
evidence based.
1.3.TUJUAN
1.3. 1. Tujuan Umum
Mengkaji layanan kesehatan ibu dengan kematian ibu berdasarkan data Profil
Kesehatan 2010, 2012, 2013, Riskesdas 2010 dan 2013, Rifaskes 2011, SDKI 2012,
Sensus Penduduk SP 2010, data kemiskinan BPS 2012 dan sumber informasi lainnya
yang mendukung.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengkaji angka kematian ibu
2. Mengkaji penyebab medis kematian ibu
3. Mengkaji program dan target layanan kesehatan ibu
4. Mengkaji fasilitas kesehatan layanan ibu
5. Mengkaji tenaga layanan kesehatan ibu
6. Mengkaji gizi dan penyakit pada ibu hamil
7. Mengkaji status kesehatan reproduksi dan KB
8. Mengkaji status pendidikan yang berhubungan dengan layanan kesehatan ibu
9. Mengkaji status ekonomi yang berhubungan dengan layanan kesehatan ibu.
PENDAHULUAN
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 3
PENDAHULUAN
10. Mengkaji kultur budaya yang berhubungan dengan layanan kesehatan ibu.
11. Mengkaji kebijakan desentralisasi yang berhubungan dengan layanan
kesehatan ibu.
1.4. MANFAAT
1. Mengetahui kesenjangan antara target dan capaian layanan berbasis bukti.
2. Mengetahui hubungan antara input/proses dengan outcome (kematian ibu)
sehingga model yang diperoleh dapat digunakan sebagai skala prioritas program.
3. Advokasi bidang kesehatan terhadap sektor lain.
4. Sebagai evidence based dalam perencanaan program dan target layanan
kesehatan ibu.
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU4
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 5
METODE
BAB II
METODE
2.1. JENIS PENELITIAN
Bentuk penelitian berupa kajian. Data yang dipergunakan data sekunder, yaitu laporan
survei, fasilitas, data riset dasar kesehatan, assessment, studi-studi dan informasi lain
yang mendukung.
2.2. SUMBER DATA
1. Data PWS KIA 2010, 2012 dan 2013.
Sumber data PWS merupakan laporan rutin dari seluruh kab/kota ke Kementerian
Kesehatan, mencakup laporan program layanan kesehatan ibu dan anak.
2. Data Riskesdas 2007, 2010, dan 2013.
Ruang lingkup data Riskesdas 2010 yang dianalisa adalah ibu hamil dan pernah
melahirkan dalam 5 tahun terakhir, kemudian diseleksi dalam 1 tahun. Ruang
lingkup data Riskesdas 2013 mencakup 33 provinsi, 497 kab/kota, 294.959 rumah
tangga (93,3%) tercakup.Yang dianalisa adalah ibu hamil dan melahirkan dalam 3
tahun terakhir.
3. Data Rifaskes 2011.
Ruang lingkup Rifaskes 2011 mencakup 685 Rumah Sakit Umum pemerintah.
Puskesmas sejumlah 8981 dari 9005 puskesmas yang dilaporkan Ditjen BUK dan
Pusdatin 2010.
4. SDKI 2012.
Ruang lingkup SDKI 2012 mencakup sampel representasi nasional yang diwakili
dari 33 provinsi.
5. Profil Kesehatan Tahun 2011, 2012, 2013 Ruang lingkup mencakup 33 provinsi
6. Angka Kematian Ibu (MMR SP2010)
Perhitungan dengan direct dan indirect hasil SP 2010.
7. Angka Kemiskinan tahun 2012, BPS. Laporan kemiskinan tahunan oleh BPS per
Provinsi
8. StudiTindakLanjutKematianMaternalSP2010,BadanLitbangkes,2011.Diperoleh
penyebab medis kematian Ibu dari 3.384 kasus
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU6
METODE
9. Kajian Kematian Maternal di 5 Region Indonesia, Badan Litbangkes, 2012
10. Hasil Studi GAVI, 2013.
Ruang lingkup studi: 9 institusi pendidikan kebidanan Poltekkes dan 9 Kebidanan
Non Poltekkes di daerah-daerah GAVI, yakni Provinsi Papua, Papua Barat, Sulawesi
Selatan, Jawa Barat, dan Banten pada tahun 2013.
11. Riset Budaya 2012 : Ruang lingkup penelitian etnografi 7 etnik dari 12 etnik dari 12
kabupaten di Indonesia.
2.3. KERANGKA KONSEP KAJIAN
Konsep Kajian ini diilhami dari 3 kerangka konsep. Konsep yang pertama adalah
konsep Blum, H.L (1981). Teori ini menyatakan bahwa status kesehatan dipengaruhi
oleh 4 faktor besar yaitu: Heredity (genetik), Enviroment/lingkungan (sosial, ekonomi,
pendidikan, budaya), medical care/layanan kesehatan (tenaga kesehatan, fasilitas
kesehatan) dan perilaku (Antenatal Care). 7, 8
Konsep paradigma sehat oleh Blum
ini memandang pola hidup hidup seseorang secara holistik. Masayarakat tidak
dipandang dari penyembuhan penyakit saja tapi juga dipandang dari upaya yang
berkesinambungan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk dapat
lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1. Konsep Kesehatan Masyarakat menurut HL. Blum
Sumber : H.L. Blum, Planning for Health, @ 1981, Human, Sciences Press.
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 7
METODE
Konsep yang kedua adalah konsep pendekatan sistem oleh Donabedian yaitu input,
proses, output dan outcome. 9
Konsep ini dapat digunakan sebagai pendekatan untuk
melihat mutu kesehatan. Input dapat dinilai dari sumber daya kesehatan dan sarana,
prasarana. Pada proses dapat meliputi layanan kesehatan dan rencana. Output dapat
meliputi status capaian dari layanan kesehatan, seperti cakupan Antenatal Care,
persalinan oleh nakes dsb. Outcome merupakan hasil akhir, yaitu morbiditas atau
mortalitas, seperti kematian ibu.10
Gambar 2. Konsep Peningkatan Sistem Kesehatan
Monitoring and evaluation of health systems strengthening
Input and process
Infrastructure,
Information and
communications
technologies
Health
workforce
Supply chain
Information
Intervention
access and
services
readiness
Interventions
quality, safety
Facility assessments
Clinical reporting systems :
Service redniness, quality, coverage, health status
Data quality assessment; Estimates and projections; In-depth studies, Use of research result:
Assessment of progress and performance and efficiency of health systems
Targeted and comprehensive reporting; Regular review processes; Global reporting
Population based surveys coverage
health status, equity, risk protections, respectors
Civil registration
Coverage of
interventions
Prevalence risk
behaviours and
factors
Improved
health outcomes
and equity
Social and financial
risk protections
Responsiveness
Efficiency
Administrative sources
Financial tracking system, NHA,
Database and records HR,
infrastructure, medicines etc.
Policy data
Governance
Financing
Indicator
domanis
Data
collection
Analysys and
synthesis
Communications
and use
Output Outcomes Impatc
Sumber:WHO, Monitoring the Building Block of Health System, 2010. 10
Konsep terakhir yang melengkapi kajian ini adalah konsep yang lebih spesifik pada
kesehatan maternal yaitu konsep Mc Charty and Maine. 11
Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada gambar 3:
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU8
METODE
Gambar 3. Konsep Spesifik Kesehatan Maternal Menurut Mc Charty And Maine
Sumber : Mc Charty J, Maine Deborah, A Framework for Analyzing the Determinant of Maternal Mortality.11
Dari ketiga kerangka konsep tersebut diatas kemudian dirumuskan menjadi kerangka
konsep kajian layanan kesehatan ibu ini.
Sebagai outcome dari keseluruhan sistem adalah kematian ibu. Pada kematian ibu
akan dijelaskan estimasi angka kematian ibu di Indonesia dan gambaran tingkat
global. Akan dijelaskan bagaimana kondisi registrasi kematian di Indonesia saat ini,
agar terlihat alur proses menjadi outcome (angka kematian ibu). Tujuannnya agar
kelemahan yang ada bisa diketahui dan menjadi perbaikan di masa depan.
Peristiwa outcome didasari oleh output yang terjadi. Sebagai output akan dijelaskan
penyebab kematian ibu dari sebab medis, yaitu penyakit atau komplikasi yang
menyebabkan ibu meninggal. Dengan diperoleh penyebab medis dapat direncanakan
tindakan preventif dan kuratif.
Mengacu pada konsep Blum maupun Mc Charty and Maine, secara holistik kematian
ibu dapat disebabkan oleh faktor medis (kesehatan) dan non medis (non kesehatan).
Faktor medis dilihat tahap proses (program layanan kesehatan ibu) dan inputnya
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 9
METODE
(fasilitas, tenaga layanan kesehatan ibu) serta status gizi, penyakit dan kesehatan
reproduksi, KB. Sedangkan faktor non medis yang akan dikaji adalah pendidikan,
ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan sosial budaya dan kebijakan yang ada
(desentralisasi).
Pada prinsipnya, suatu layanan atau proses dapat berjalan dengan baik apabila input
juga baik, yaitu memenuhi kuantitas, kualitas dan akses. Sehingga pada faktor layanan
kesehatan akan dijelaskan kuantitas (jumlah, rasio, distribusi) dan kualitas dari fasilitas
dan tenaga yang dapat meggambarkan akses pula.
Gambar 4. Kerangka Konsep Kajian
Angka Kematian Ibu
Faktor Kesehatan
Layanan Kesehatan Ibu
Faktor Non Kesehatan
yang berkaitan dengan
Kesehatan Ibu
Kesehatan Reproduksi
dan KB
Penyebab Medis Pendidikan
Program dan Target Ekonomi
Fasilitas dan Sarana Kultur Budaya
Tenaga Kebijakan Desentralisasi
Gizi dan Penyakit
2.4. ANALISA DATA
1. Untuk data yang tersedia pada unit level provinsi dilakukan analisa desktriptif,
bivariat dan dilanjutkan multivariat dengan metode regresi linier.
2. Untuk data yang tidak tersedia level provinsi dilakukan dengan telaah literatur.
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU10
METODE
2.5. DEFINISI OPERASIONAL
1. MMR SP 2010 10
rasio kematian ibu. Definisi: kematian wanita 15-49 tahun
dengan pendekatan terjadinya kematian pada periode kehamilan, selama
proses persalinan, dan selama 2 bulan setelah melahirkan. Pendekatan ini tidak
membedakan; kematian akibat kehamilannya ataupun karena sebab lainnya
(kecelakaan).12
2. Fasilitas kesehatan layanan kesehatan ibu:
a. PONED: puskesmas yang memiliki sarana dan prasarana emergensi layanan
ibu dan anak
b. PONEK: RSU (Rumah Sakit Umum) Pemerintah yang memiliki sarana dan
prasarana yang menunjang pelayanan kesehatan ibu dan ditetapkan sebagai
rujukan emergensi layanan ibu dan anak.
3. SDM (sumber daya manusia):
a. Variabel petugas kesehatan berdasarkan jumlah, distribusi dan kompetensi
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan ibu.
b. Variabel Ibu yang pernah /sedang hamil atau ibu bersalin pada tahun 2007 -2012.
c. Kinerja: cakupan pencapaian indikator layanan kesehatan ibu.
4. Ekonomi:
Deskripsi status kesehatan ibu dengan kuintil 1-5.
5. Sosial budaya :
Periaku atau norma setempat yang terkait dengan kesehatan ibu.
2.6. LIMITASI
MMR hanya pada level 33 provinsi, sehingga kemungkinan tidak ada perbedaan variasi
yang besar, akibatnya hasil analisis dapat mempunyai kecenderungan tidak signifikan.
Jenis data crosssectional tidak bisa menggambarkan sebab akibat.
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 11
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
BAB III.
HASIL KAJIAN 1
ANGKA KEMATIAN IBU
3.1. LANDASAN
Pada tingkat global, negara-negara yang tergabung Millenium Development Goals
(MDGs) berkomitmen meningkatkan kesehatan ibu sebagai goal ke 5 dari 8 goal yang
ada.Sebagaiindikatorutamauntukmencapaihaltersebutadalahmenurunkan3/4dari
rasio kematian ibu antara 1990 dan 2015. Pemerintah Indonesia dalam dokumentasi
Rencana Pembangunan Jangka menengah (RPJMN) 2004-2009 membuat target
menurunkan angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000
kelahiran hidup. 13
Kemudian Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam
Rencana Strategis (Renstra) tahun 2010-2014 mentargetkan menurunkan AKI dari 228
menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup.4
Pada tahun 2015, AKI harus mencapai 102
per 100 kelahiran hidup. 13
3.2.TEMUAN DAN PEMBAHASAN
3.2.1 Angka Kematian Ibu di Indonesia
Merujuk pada target yang telah ditetapkan, kondisi AKI di Indonesia saat ini
menunjukkan target tersebut belum tercapai. Beberapa informasi menyebutkan AKI di
Indonesia dengan menggunakan perhitungan dan metode berbeda sebagai berikut:
1. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan bahwa
AKI 359 (239-478) per 100.000 kelahiran hidup dalam waktu 5 tahun terakhir.14
2. Hasil Sensus Penduduk 2010, perhitungan dengan koreksi menyebutkan 259 per
100.000 kelahiran hidup (hasil sementara, BPS).11
3. Soemantri mensimulasi berbasis data UN WHO, MMR 360 per 100.000 kelahiran
hidup dan berbasis data SP 2010, MMR 370 per 100.000 kelahiran hidup.15
4. Kajian Determinan Kematian Maternal di 5 region di Indonesia menyebutkan AKI
pada tahun 2010 sebesar 278 per 100.000 kelahiran hidup.16
5. Laporan WHO, MMR Tahun 2010 : 220 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2012).17
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU12
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
6. Selanjutnya publikasi WHO tahun 2014 menyebutkan AKI tahun 2013 adalah 190
(120-300) per 100. 000 kelahiran hidup (WHO, 2014).18,19
7. Publikasi The Lancet menyebutkan MMR tahun 2013 adalah 199 per 100.000
kelahiran hidup. (IHME, The Lancet 2014). 20
Terdapat perbedaan estimasi AKI yang diperoleh, namun dapat ditarik kesimpulan
bahwa AKI masih tinggi. Berdasarkan prediksi, AKI di Indonesia belum mencapai
target pada tahun 2014.
Namun kesulitan pencapaian target tersebut juga dialami oleh beberapa negara lain.
Berdasarkan trend, pada negara berkembang di dunia hanya 13 negara yang akan
mencapai target MDG’s ke 5. 19
Meskipun demikian usaha dan kerja luar biasa tetap
diperlukan untuk dapat menurunkan kematian ibu di Indonesia.
3.2.2. Apakah Goal ke 5 MDGs 2015 dapat tercapai ?
Untuk menjelaskan kematian ibu lebih lanjut, maka perlu kita melihat kematian ibu
yang terjadi pada tingkat global. Pada tahun 1990,WHO, UNICEF, UNFPA danTheWorld
Bank melaporkan kematian ibu sebanyak 576.300 dan pada tahun 2005 menurun
menjadi 535.900. 21, 22
Selanjutnya, disebutkan perkiraan kematian ibu di dunia saat
ini 289.000 pada tahun 2013. Estimasi MMR sebesar 210 per 100.000 kelahiran hidup
yang mencakup 183 negara. 19
Beberapa negara menunjukkan kematian yang sangat
ekstrim yaitu 1000 per 100.000 kelahiran hidup.23
Secara global terjadi penurunan kematian ibu 48 persen dari tahun 1990 ke tahun
2013. 19
Padahal target global adalah menurunkan kematian ibu 75 persen dari tahun
1990 ke tahun 2015. Pada tahun 2010, WHO dll, menyebut 10 negara yang dapat
mencapai target MDG’s. 18
Selanjutnya laporan tahun 2014, terdapat 19 negara yang
dapat mencapai target MDG’s di tahun 2013, lebih jelasnya pada tabel dibawah ini :
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 13
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
Tabel 1. 19 NegaraYang MencapaiTarget MDG’s diTahun 2013
No Negara
MMR MMR MMR Jumlah
kematian
ibu
% penurunan
1990-2013
1990 2013 Estimasi
bawah
Estimasi
Atas
1 Belarus 37 1 1 2 1 96
2 Maldive 430 31 19 52 2 93
3 Bhutan 900 120 74 190 17 87
4 Cambodia 1200 170 110 280 670 86
5 Israel 12 2 1 4 3 84
6 Equatorial Guinea 1600 290 160 560 79 81
7 Poland 17 3 2 5 14 81
8 Lao People’s D. R 1100 220 130 370 400 80
9 Romania 170 33 26 44 75 80
10 Bulgaria 24 5 3 8 4 78
11 Estonia 48 11 5 25 2 78
12 Timor Leste 1200 270 140 500 110 77
13 Eritrea 1700 380 210 690 880 77
14 CaboVerde 230 53 25 110 5 77
15 Latvia 57 13 7 24 3 77
16 Oman 48 11 8 16 8 77
17 Lebanon 64 16 9 29 10 76
18 Nepal 790 190 110 340 1100 76
19 Rwanda 1400 320 200 540 1300 76
Sumber :Trends in maternal mortality 1990 to 2013, Estimates byWHO, UNICEF, UNFPA,TheWorld Bank, andThe
Nations Population Divison, 2014.19
Kesimpulannya, target penurunan kematian ibu pada tingkat global belum dapat
tercapai seperti yang diharapkan. Hal ini terjadi karena memang ada disparitas yang
sangat tinggi antar negara. Laporan WHO dll, menyebutkan 99% (286.000) kematian
ibu terjadi di negara berkembang. Perbandingan rasio kematian ibu adalah di negara
berkembang 240 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara maju, 16 per
100.000 kelahiran hidup. Region Sub-Sahara wilayah Afrika menyumbang 62%
(179.000) dari kematian global, diikuti oleh Asia Selatan sebesar 24% (69.000).19
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU14
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
Pada negara-negara dengan kematian ibunya di atas 100 per 100.000 kelahiran hidup
kemudian dilakukan pengukuran untuk melihat kemajuan. Pengukuran dengan cara
melihat rata-rata penurunan dari tahun 1990-2013, dengan pengkategorian sebagai
berikut :
1. on track (sesuai target) yaitu : > 5,5%
2. making progres (ada kemajuan): 2% - 5,5%
3. insufficient progress (kemajuan kurang): < 2%,
4. no progress (tidak ada kemajuan) = bila tidak ada penurunan atau malah ada
kenaikan kematian.19
Sebanyak 11 berada pada posisi “on track”, 63 negara pada posisi “making progress”,
dan 13 negara masuk dalam “insufficient progress”. Negara Indonesia mengalami rata-
rata penurunan 3,5% sehingga termasuk dalam kategori “making progres”.19
Setelah mengetahui situasi kematian ibu di tingkat global, selanjutnya adalah
mendapatkan gambaran kematian ibu di Asia Tenggara. Negara Kamboja merupakan
negara yang paling berhasil menurunkan kematian ibu, yaitu 86 persen dari tahun
1990 ke tahun 2013. MMR yang semula 1200 per 100.000 kelahiran hidup dapat
diturunkan menjadi 170 per 100.000 kelahiran hidup.
Negara Indonesia menempati urutan ke 4 tertinggi dari 12 negara di Asia Tenggara
lainnya. Dalam penurunan kematian tersebut dapat dilihat bahwa semakin rendah
MMR suatu negara maka akan semakin sulit menurunkan 75 persen kematian ibunya
dari tahun 1990-2013. Sehingga untuk menurunkan kematian 75 persen tersebut
sebenarnya tidak dapat dijadikan target bagi semua negara, karena bagi negara yang
sudah mempunyai kematian ibu yang rendah (MMR dibawah 100), mungkin hanya
dapat menurunkan kisaran 30-40 persen, terutama pada negara-negara berkembang.
Negara Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar ke 5 di dunia,
sehingga jumlah kematian ibunya juga cukup besar. Pada tahun 2013, 58 persen
kematian ibu di dunia disumbang oleh 10 negara, salah satunya adalah Negara
Indonesia yaitu sebesar 3% (8800) kematian ibu. Negara dengan jumlah penduduk
terbesar lainnya dan mempunyai kematian ibu yang tinggi adalah Negara India yang
juga berkontribusi 17 % (50.000) kematian ibu di dunia. Untuk dapat lebih jelas dapat
dilihat pada tabel dibawah ini: 19
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 15
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
Tabel 2. MMR, Jumlah dan Penurunan Kematian Ibu di Negara AsiaTenggaraTahun 1990-2013
Country MMR Range of MMR
uncertainty
Number
of maternal
deaths
% change
in MMR between
1990-2013
Progress towards
improving
maternal health
1990 2013 Estimasi
bawah
Estimasi
Atas
Timor Leste 1200 270 140 500 110 -78 On track
Laos PDR 1100 220 130 370 400 -80 On track
Myanmar 580 200 120 350 1900 -65 Making progress
India 560 190 130 300 50 -65 Making progress
Indonesia 430 190 120 300 8800 -56 Making progress
Cambodia 1200 170 110 280 670 -86 Making progress
Philippines 110 120 81 190 3000 15 Non progress
Vietnam 140 49 29 84 690 -64 Making progress
Malaysia 56 29 18 46 150 -48 -
Srilanka 49 29 21 42 110 -40 -
Brunei Darusalam 26 27 16 43 2 1 -
Thailand 42 26 18 38 180 -37 -
Singapore 8 6 3 12 3 -30 Making progress
Sumber :Trends in maternal mortality 1990 to 2013, Estimates byWHO, UNICEF, UNFPA,TheWorld Bank, andThe
Nations Population Divison, 2014.19
3.2.3. Trend Kematian Ibu di Indonesia
Pada SDKI 2007, rasio kematian maternal terdapat pada kisaran 132 sampai 323
per 100.000 kelahiran hidup. Pada SDKI 2012, AKI berada pada kisaran 239-478
kematian maternal per 100.000 kelahiran hidup. 14
Tingkat kepercayaan yang lebar ini
menunjukkan bahwa survei sampel seperti SDKI tidak dapat menghasilkan informasi
yang dibutuhkan untuk memantau kemajuan mencapai target MDGs (Hill et all, 2006). 24
Ada yang penting untuk dicatat, pada SDKI 2007, responden hanya wanita pernah kawin
usia subur (15-49 tahun). Sedangkan pada SDKI 2012, responden adalah seluruh wanita
usia subur (15-49 tahun). Kenaikan rasio kematian maternal ini sebenarnya konsisten
dengankenaikanangkakematianwanitadewasadiIndonesia.AntaraSDKI2007danSDKI
2012, dari angka 20 kematian menjadi 25 kematian per 10.000 penduduk. Probabilitas
kematian wanita untuk orang dewasa umur 15 dan 50 juga terjadi peningkatan dari 69
per 1000 penduduk pada SDKI 2007, menjadi 87 per 1000 penduduk pada SDKI 2012. 14
Untuk dapat lebih jelasnya trend kematian ibu dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU16
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
Gambar 5. ContrastingEstimatesofIndonesianMaternalMortalityRatio
390
700
600
500
400
300
200
100
0
DHSMin DHSMAX
HoganLowerMMRHoganUpperMMRHoganMeanMMR
334 307 323
228
132
478
259
239
150
359
1990
1986
1982
1984
1988 1990 1992
1994 1966
1998
2000 2002
2006
2008
2014
2012
2010
2004
DHSMean
Sumber: Hogan 22
, DHS 14
and Census : Unpblished calculations by various authors (Hull.T)25
3.2.4. Perhitungan dan Data Kematian Ibu Indonesia
Hasil estimasi AKI yang diperoleh berbeda-beda, hal tersebut dimungkinkan karena
perbedaan dalam:
1. Definisi kematian ibu
2. Cara pengumpulan data (laporan rutin/survei/sensus)
3. Waktu atau periode pengumpulan data
4. Cara perhitungan direct/indirect
5. Faktor koreksi
Untuk menentukan estimasi AKI mana yang benar pada saat ini bukan hal yang
mudah, karena perolehan jumlah kematian yang belum sepenuhnya benar. Sistem
registrasi kematian di Indonesia berada pada pencatatan sipil di Administrasi
Kependudukan (Adminduk), Kementerian Dalam Negeri. Namun data tersebut hanya
melaporkan jumlah wanita yang meninggal dalam 1 tahun, penyebab kematiannya
tidak dilaporkan, sehingga tidak bisa diperoleh informasi kematian ibu.
Informasi kematian ibu, bisa diperoleh melalui laporan fasilitas, survei dan sensus.
Laporan kematian ibu bersumber fasilitas dapat diperoleh dari data PWS KIA
(Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak) yang dilaporkan tiap tahun
oleh Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Kementerian Kesehatan. Namun data ini juga tidak
bisalangsungdigunakan.Suatudatabisadigunakanbiladatatersebutvalid.Datayang
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 17
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
valid bisa dinilai dari rasionalitas dan konsistensi data. Pengecekan dapat dilakukan
dengan logikal, skip dan range pada data. Pada PWS KIA terdapat beberapa data
kabupaten/kota yang tidak konsisten antara jumlah kehamilan, kelahiran, kematian
dan lahir hidup. Kelemahan lain adalah ketidakjelasan data, misalnya data kematian
terisi angka nol (tidak jelas apakah tidak ada kematian atau tidak melaporkan adanya
kematian). Sekitar 10 persen dari 497 kabupaten/kota, data tersebut diragukan.
Seandainya saja kabupaten/kota melaporkan data tersebut dengan benar, maka data
PWS KIA ini merupakan data paling ideal dibandingkan sumber data lainnya, karena
PWS KIA dilaporkan pertahun (up to date) dan mencakup seluruh kabupaten kota
(advokasi bisa tertuju langsung pada pemegang otonomi daerah). Sistem dan regulasi
untuk PWS KIA ini harus diperbaiki sehingga pemerintah mempunyai informasi yang
valid, yang pada akhirnya perencanaan dan intervensi dapat dilakukan dengan tepat.
Laporan data kematian ibu lainnya yaitu berdasarkan sensus yaitu Sensus Penduduk
2010. Pertanyaan kematian pada sensus adalah kematian pada periode 1 Januari 2009
– 15 Mei 2010. Periode waktu 17 bulan, bukan 1 tahun. Jumlah kematian Pregnancy
Related Death (PRD) dalam satu tahun sejumlah 8437. Definisi kematian ibu yang
dipergunakan pada sensus 2010 mengarah pada PRD yaitu kematian wanita berusia
15-49 tahun selama masa kehamilan, proses persalinan dan periode 2 bulan setelah
melahirkan, tidak memandang penyebab kematian, yang disebabkan obstetrik atau
karena kecelakaan dan serta tidak menggunakan referensi waktu kematian 42 hari.12
Sebenarnya dalam ICD 10, rujukan waktu yang digunakan untuk definisi PRD adalah
kematian dalam periode 42 hari. Kemungkinan karena pertimbangan kesulitan
mengingat 42 hari, maka dalam sensus menggunakan referensi waktu 2 bulan.
Sensus sebelumnya tidak pernah mengumpulkan data kematian wanita, baru pada
SP 2010 pertama kali dilakukan, sehingga belum sempurna pengumpulan datanya.
Data kematian maternal yang dikumpulkan dalam SP 2010 masih terdapat under
reporting dan under coverage, oleh karena itu kemudian dilakukan verifikasi. Verifikasi
menggunakan kuesioner khusus, mendatangi rumah tangga yang ada kematian
ibu, kematian wanita usia subur (WUS), pria cerai mati, dan bayi tanpa ibu. Namun
verifikasi ini tidak dirancang sebelumnya, sehingga tidak dilakukan secara keseluruhan
di seluruh provinsi (karena keterbatasan anggaran). Perhitungan estimasi kemudian
dilakukan dengan adjustment pada numerator dan denominator, maka dengan cara
indirect diperoleh AKI: 259 per 100.000 kelahiran hidup.12
Namun hasil inipun
masih sementara, karena akan diperhitungkan dengan sumber data lainnya yaitu hasil
SUPAS 2015.
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU18
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
Laporan SP 2010 dilanjutkan dengan Studi Tindak Lanjut Penyebab Kematian Maternal
oleh Tin Affifah, dkk (Balitbangkes) dengan jumlah sampel hampir 50 persen (4167
kasus kematian) dari SP 2010, untuk didatangi kembali. Studi tersebut bertujuan
memperoleh sebab kematian ibu dengan cara menggunakan autopsi verbal.
Hasil penyebab medis tersebut kemudian dilanjutkan dengan Kajian Determinan
Kematian Maternal di 5 Region oleh Tejayanti, dkk (Balitbangkes). Kajian tersebut
tidak bertujuan untuk memperoleh AKI, namun untuk mendapatkan determinan
kematian ibu per region, diperlukan perhitungan estimasi AKI per region. Sehingga
data kemudian diseleksi lagi. Definisi kematian ibu dalam kajian tidak menggunakan
PRD seperti pada laporan BPS, tetapi menggunakan batasan definsi maternal death
menurut ICD 10, WHO yaitu : kematian wanita yang terjadi selama kehamilan atau
dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, diakibatkan semua sebab
yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi
bukan disebabkan oleh kecelakaan/incidental.26
Berdasarkan definisi tersebut di atas
diperoleh 3384 kematian ibu. Hasil yang diperoleh secara langsung adalah angka
kematian ibu sebesar 121 per per 100.000 kelahiran hidup.16
Keneth Hill (2001),
mengemukakan bahwa laporan sensus harus dikoreksi.27
Untuk melihat berapa faktor
koreksinya, merujuk pada Study “Dual System” yang membandingkan perolehan data
kematian dari sensus 2010, registrasi, dan survey, akhirnya diperoleh faktor koreksi
completeness sebesar 0.4352 (R=0.94) (Soemantri, 2012) 28
. Setelah dilakukan koreksi,
diperoleh AKI 278 per 100.000 kelahiran hidup. 16
Informasi terakhir AKI diperoleh dari SDKI yaitu Tahun 2012. Namun data ini
pengumpulan data merujuk pada periode 5 tahun sebelum survey. Metode yang
digunakan dengan cara sisterhood, yaitu melalui informasi saudara kandung. Definisi
kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada saat hamil, melahirkan atau selama
masa nifas atau 2 bulan setelah melahirkan, tidak membedakan sebab kematian
karena obstetric atau kecelakaan (sama dengan SP 2010). Berdasarkan definisi tersebut
diperoleh jumlah kematian ibu sedikit yaitu 92 orang, sehingga angka kematian
spesifik menurut umur terpengaruh oleh kesalahan sampling yang besar, dan perlu
kehati-hatian dalam menginterprestasikan. Proporsi kematian maternal wanita uisa
subur karena sebab maternal (PMDF) adalah 11,7 dari semua kematian wantita usia 15-
49. Dengan menggunakan cara direct diperkirakan rasio kematian ibu 359 per100.000
kelahiran hidup untuk periode 2008-2012. 14
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 19
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
Perhitungan PMDF juga dapat digunakan sebagai alternatif perhitungan AKI.
Kematian maternal dengan PMDF data SP 2010 oleh Sumantri didapat 8,4
. Selanjutnya
estimasi AKI dengan pendekatan PMDF dan koreksi metode GGB /SEG, diperoleh
estimasi MMR rasio SP 2010 dengan adjusted GGB : 316 per 100.000 kelahiran hidup,
adjusted SEG : 366 per 100.000 kelahiran hidup, adjusted GGB-SEG: 346 per 100.000
kelahiran hidup. 29
Selanjutnya, Soemantri melakukan perhitungan kembali dengan
mensimulasi berbasis data UN WHO diperoleh MMR 360 per 100.000 kelahiran
hidup dan berbasis data SP 2010 diperoleh MMR 370 per 100.000 kelahiran hidup.30
Sementara perhitungan terakhir dalam expert meeting di Bappenas (6 Agustus 2014),
menyebutkan AKI sebesar 346 per 100.000 kelahiran hidup.
Dari beberapa angka kematian ibu yang diperoleh, estimasi angka kematian ibu yang
dilaporkan oleh WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank dan the United Population
Division merupakan angka yang terendah yaitu 190 per 100.000 kelahiran hidup.
Estimasi MMR ini diperhitungkan dengan mempergunakan beberapa variabel covariat
yaitu PM, GDP, GFR dan SAB. Variabel SAB (skilled attendant at birth) ini, sebenarnya
tidak mudah diterapkan untuk di Indonesia. Mengapa demikian? Karena bila hanya
melihat cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dilaporkan sudah mencapai 80
persen, namun apakah tenaga kesehatan tersebut “skill” atau terampil? Fakta dari hasil
asesmen tenaga dari Badan Litbangkes, PPSDM dan GAVI di 5 provinsi tahun 2013
menunjukkan kompetensi bidan masih dibawah 60 persen. Sehingga bila angka SAB
ini hanya berdasarkan laporan cakupan persalinan tanpa mempertimbangkan kualitas
maka implikasinya estimasi angka kematian ibu menjadi lebih rendah.
3.2.5. Mengapa data kematian ibu sering terjadi underreporting?
Mengumpulkan data kematian ibu tidak semudah mengumpulkan data kelahiran.
Data kelahiran lebih lengkap, karena akte kelahiran akan dipergunakan dalam
pengurusan sekolah dsb. Sedangkan data kematian cenderung tidak lengkap, karena
tidak semua masyarakat awam tahu kepentingan dari akte kematian. Akte kematian
tersebut pun terkadang hanya digunakan bila ada kepentingan untuk pengurusan
santunan dana kematian yang diberikan oleh beberapa kabupaten/kota atau untuk
pengurusan asuransi kematian. Penyebab underrepoting yang sering terjadi adalah
peristiwa kematian merupakan hal yang menyedihkan, cenderung untuk tidak diingat
kembali dan tidak ingin diungkapkan. Kejadian kematian pada ibu yang tinggal sendiri
atau tidak mempunyai suami juga cenderung tidak terlaporkan.
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU20
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
WHO melaporkan penyebab underreporting atau kesulitan mendapatkan data
dikarenakan:
1. Kehamilan usia muda sehingga belum tercatat/dilaporkan.
2. Kematian yang terjadi pada akhir masa nifas (kejadian kematian ini tidak seperti
kematian pada awal masa nifas lebih sering dilaporkan).
3. Kematian pada usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua.
4. Miscoding ICD 9 atau ICD 10, seringkali kasus didiagnosa sebagai cerebrovascular
disesases, jantung (pada kasus-kasus kematian ibu kelompok indirek).
Potensi underreporting dan misklasifikasi mencakup:
1. Ketidakpahaman dalam menggunakan ICD 9 atau 10
2. Sertifikat tidak dilengkapi dengan status kehamilan
3. Berkeinginan menghindari proses hukum
4. Berkeinginan menutupi informasi (khususnya pada kasus aborsi). 17, 19
Studi Immpact menyebutkan kematian yang didiagnosa non maternal pada kematian
perempuan ternyata 70 persen merupakan kematian maternal. 31
Hal ini terjadi pula
pada negara maju yang saat ini AKI nya meningkat, ditengarai karena pengkodean
dalam diagnosa kematian ibu lebih baik dari sebelumnya.
Hasil dan metode telah disampaikan di atas, lalu bagaimana dengan penilaian
registrasi kematian di Indonesia? Peta dibawah ini dapat menjelaskan kualitas
pelaporan penyebab kematian di seluruh dunia.
Gambar 6. Kualitas Registrasi Kematian
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 21
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
Dari gambar di atas terlihat bahwa Indonesia pada tahun 2007 masih dianggap dalam
negara yang tidak mempunyai laporan penyebab kematian, 32
sehingga tidak mudah
bila dalam waktu 6 tahun kemudian (Tahun 2013), sudah bisa mendapatkan data yang
berkualitas baik.
Rapid assessment on Civil Registration & Vital Statistic System/ CRVS (Penilaian secara
cepat Sistem Pencatatan Sipil dan Statistik Vital di Indonesia) telah dilakukan oleh
Yuslely dkk, dengan dukungan oleh WHO. Berikut standard penilaian :
Tabel 3 . Skore, Peringkat dan Aksi Assessmen
Score (%)
<34 Dysfunctional
Weak
Functional but
inadequate
Satisfactoty Minor adjustments may be required in an atherwise
well functioning system
System requiress substantial improvement in all areas
Many aspects of the system do not function well, and
multiple issues require attention
System works but some elements function poorly and require
attention; specific weaknesses of the system should be
identified by completing the comprehensive review
35-64
65-84
85-100
Rating Actions required
Sumber:HealthInformationsystem,SchoolofPopulationHealthUniversityofQueensland,WHO,2010;32
Hasil yang diperoleh dari assesmen registrasi sebagai berikut : 33
1. Rapid assessment terhadap Indonesia CRVS menghasilkan penilaian dari
dysfunctional sampai weak, dengan nilai rata rata keempat kelompok dalam
tingkatan WEAK (36,77 persen).
2. Nilai tertinggi pada ICD coding practing affect the quality of cause of death dan nilai
terendah pada completeness of birth and death registration dan organization of the
vital statistic system.
3. Diperlukan perbaikan substansial dalam semua area dan banyak aspek dari sistem
yang tidak berfungsi dengan baik, dan banyak isu yang memerlukan perhatian.
Dalam kegiatan peningkatan registrasi penyebab kematian pada tahun 2011, dilihat
ketersediaan buku registrasi kematian di Kota Jogyakarta, dari 14 kecamatan, yang
tersedia buku registrasi kematian hanya ditemukan 50 persennya. Bisa dibayangkan
betapa “underreporting” nya data kematian di Indonesia, karena Kota Jogyakarta yang
mempunyai peringkat indeks kesehatan yang baik dan termasuk dalam kategori
feasible secara administratif, namun mempunyai pencatatan yang tidak maksimal,
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU22
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
apalagi di wilayah lain dengan status kesehatan yang kurang baik, kelengkapan dan
ketepatan sebagai perencanaan ke depan dibutuhkan ketepatan data agar intervensi
dapat dilakukan dengan benar.
Kesulitan mendapatkan AKI tersebut sebenarnya menjadi pembelajaran bagi
kita semua, bahwa perbaikan data menjadi prioritas, karena dasar utama dalam
perencanaan dan intervensi yang tepat adalah data yang valid.
3.3. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari seluruh penjelasan yang telah disampaikan, kesimpulannya estimasi angka
kematian ibu saat ini sulit ditentukan secara tepat, namun fakta dari beberapa
perhitungan dan trend menginformasikan bahwa kematian ibu di Indonesia masih
tinggi. Hal tersebut sinkron bila ditinjau dari informasi kondisi SDM, sarana dan
prasarana layanan yang memang belum maksimal.
Namununtukdapatmengevaluasidanperencanaankedepandibutuhkanangkayang
dapat menjadi rujukan. Hasil estimasi yang diperoleh dari SDKI berupa angka nasional.
Kelebihannya mungkin dapat untuk melihat trend. Namun diperlukan kehati-hatian
karena jumlah kematian terlalu kecil (hanya 92 kasus) sehingga interval sangat lebar
(239-478). Kelemahan lainya tidak bisa didapatkan angka provinsi. Pertimbangannya
ke depan, ketika akan mengevaluasi dan mengintervensi daerah akan mengalami
kesulitan, karena tidak ada angka yang dirujuk. Definisi responden yang digunakan
pada pengumpulan data 2007 dengan 2012 berbeda. Hasil SDKI 2012, mencakup
wanita yang tidak menikah dan angka ini merujuk pada periode 5 tahun yang lalu
(2008-2012).
Angka SP 2010 walaupun dalam pengumpulan data masih ada kekurangan, namun
kelebihannya merupakan data dengan jumlah tertinggi kematian yang pernah ada
dan dapat dianalisis menurut provinsi, sehingga bisa digunakan untuk menentukan
prioritas program-program. Kebutuhan angka ini juga sangat penting untuk
memperbaiki disparitas yang terjadi di Indonesia.
Hasil assessmen menunjukkan system registrasi berstatus “dysfungtional-weak”,
sehingga rekomendasi ke depan, Negara Indonesia harus mempunyai sistem
registrasi vital (kelahiran, kematian dan imigrasi) dan registrasi penyebab kematian
yang lebih baik lagi.Tanpa sistem registrasi vital yang baik, maka seluruh perencanaan
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 23
HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU
yang berdasar kependudukan baik di bidang ekonomi, kesejahteraan, kesehatan,
pendidikan tidak akan tepat, assesmen registrasi diperlukan pula untuk memantau
perkembangan sistem registrasi vital.
Dukungan legislatif dan penentu kebijakan diperlukan untuk mendukung kerjasama
antara Kementerian Dalam Negeri, Kesehatan, Komunikasi, Daerah Tertinggal, BPS,
BKKBN dan instansi lain yang terkait dalam kependudukan untuk membentuk sistem
registrasi vital dan registrasi penyebab kematian yang lebih baik, sehingga dapat
memperkecil underreporting.
Sosialisasi peraturan atau perundang-undangan terkait pelaporan data vital dari mulai
gubernur hingga ketua RT sangat diperlukan, karena dahulu peraturan menyebutkan
bila ada warga yang meninggal wajib dilaporkan oleh keluarganya, namun saat ini
telahberubah,KetuaRTyangwajibmelaporkan.Apapunitu,sudahsaatnyamasyarakat
maupun pemerintah saling berkomunikasi bahwa ketersediaan data tersebut pada
dasarnya dipergunakan untuk kepentingan hajat hidup seluruh warga negara.
Sistem informasi kesehatan juga perlu dikembangkan dengan dilengkapi sistem
registrasi penyebab kematian, karena setiap daerah mempunyai permasalahan yang
berbeda, maka dengan mengetahui penyebab kematian masing-masing kabupaten/
kota dapat melakukan pencegahan serta penanganan sesuai dengan kondisi yang
terjadi di wilayahnya.
Untuk meningkatkan kualitas data kematian ibu maka penggunaan diagnosa ICD
10 harus dipahami tenaga medis di fasilitas layanan dasar maupun Rumah Sakit,
termasuk penggunaan code ICD 10 untuk kematian ibu. Untuk itu diperlukan
pelatihan di provinsi yang dilanjutkan ke tingkat kabupaten/kota dan seterusnya.
Penggunaan code ICD yang dapat diakses melalui digital atau perangkat android akan
memudahkan dalam pendiagnosaan kasus morbiditas atau mortalitas.
Untuk memperbaiki status kesehatan ibu dan anak, maka data penunjang yaitu PWS
KIA sudah seharusnya diperbaiki sistem pencatatan dan pelaporannya agar validitas
dapat ditingkatkan, dengan mulai menerbitkan panduan hingga cara evaluasi data
yang cepat dan aplikatif, sehingga kabupaten/kota serta pusat dapat memanfaatkan
dengan segera.
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU24
HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 25
HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU
BAB IV
HASIL KAJIAN 2
PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU
4.1. LANDASAN
Dalam ICD 9 maupun ICD 10, WHO yang dimaksud dengan kematian ibu adalah :
1. Kematian Maternal (Maternal death) :
Kematian wanita yang terjadi selama kehamilan atau dalam periode 42 hari
setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan/incidental (ICD 9 dan ICD 10, WHO)
2. Pregnancy related death (PRD) :
Kematian yang terjadi selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
terminasi kehamilan tanpa melihat apa penyebab kematian (ICD 10, WHO)
3. Penyebab Direk (Direct cause) :
Kematian yang disebabkan oleh komplikasi obstetri dalam periode kehamilan,
persalinan, maupun nifas, akibat penanganan, kelalaian atau pengobatan yang
tidak tepat atau kaitan dari semua tersebut di atas (ICD 9, WHO)
4. Penyebab Indirek (Indirect cause) :
Kematian yang diakibatkan oleh penyakit yang telah diderita ibu, atau penyakit
yang timbul selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung
obstetrik, tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik kehamilan (ICD 9 dan
ICD10,WHO).34, 27
Dalam ICD 10 terdapat XX pengelompokkan diagnosa untuk morbiditas dan mortalitas.
Registrasi untuk kematian ibu terdapat pada kelompok XV dan harus dimasukkan dalam
Code O. Dalam penyajian laporan kematian ibu di kelompokkan menjadi direct cause
(langsung) dan indirect cause (tidak langsung). 27
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU26
HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU
4.2.TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Pada Tahun 2011, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan RI melakukan kerjasama dengan BPS melakukan Studi Tindak Lanjut
Penyebab Kematian Ibu SP 2010. Tin Afifah sebagai ketua studi tersebut melaporkan
bahwa kematian ibu dengan definisi maternal death diperoleh kematian direk
(77,2%), lebih tinggi jika dibanding kematian indirek (22,8%). 35
Dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4. Proporsi Penyebab Kematian IbuTahun 2010
Kelompok penyebab
kematian ibu
Region Indonesia
Sumatera Jawa-
Bali
Kalimantan Sulawesi IBT
Direct obstetric death
(O00-O95)
81.5 73.8 80.9 80.2 75.7 77.2
Indirect obstetric
deaths (O98-O99)
18.5 26.2 19.1 19.8 24.3 22.8
Total 100.0
(N=1738)
100.0
(N=3333)
100.0
(N=587)
100.0
(N=979)
100.0
(N=888)
100.0
(N=7524)
Sumber : AfifahT,Tejayanti T, dkk, StudiTindak Lanjut Data SP 2010, Penyebab Kematian Maternal, Badan Litbangkes, 2012. 35
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa di Indonesia penyebab utama kematian ibu
berupa komplikasi kandungan selama fase kehamilan, persalinan dan nifas (penyebab
direk) masih menjadi yang tertinggi di Indonesia dibandingkan dengan penyebab
kematian ibu indirek (penyakit lain yang bersamaan dengan kehamilan).Yang menarik,
pola pada penyebab indirek (Tabel 4), di region Jawa-Bali dan region IBT memiliki
persentase kasus indirek lebih tinggi dibanding persentase kasus indirek di region
lainnya. Namun demikian, penyebab indirek yang terjadi pada region Jawa-Bali dan
region IBT berbeda. Pada Jawa-Bali, indirek utamanya disebabkan karena tingginya
penyakit kardiovaskular (O99.4=7,7%) dan kardiomyopati (O90.3=2%), sedangkan di
region IBT, indirek terjadi karena infeksi non puerperal seperti Malaria (O98.6=5%) dan
TB (O98.0=4,9%).
Informasi penyebab yang lebih spesifik dibutuhkan agar dapat dilakukan pencegahan
atau intervensi. Dalam tabulasi list ICD 10, WHO terdapat pengelompokan penyebab
kematian yang lebih detail dan untuk melihat situasi di Indonesia maka dibedakan
menjadi 5 region.
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 27
HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU
Tabel 5. Kode diagnosa dan proporsi penyebab kematian ibu di antara 5 region berdasarkan
ICD 10WHO (Data SP 2010)
Kode ICD
10,WHO
Underlying cause of
maternal death
Region Indonesia
Sumatera Jawa-
Bali
Kalimantan Sulawesi IBT
O00-O08 Pregnancy with
abortive outcome
3.7 4.2 2.7 5.6 4.2 4.1
O10-O16 Oedema, proteinuria,
and hypertensive
disorder (HDK)
33.3 33.1 34.9 32.6 25.8 32.4
O44-O46 Placenta previa,
premature separation
of placenta and
Antepartum
haemorrhage
4.4 2.7 4.3 2.3 3.6 3.3
O30-O43,
O47-O48
Other maternal care
related to fetus and
amniotic cavity and
possible delivery
problems
3 1.7 0 0.8 0.1 1.6
O64-O66 Obstructed Labour 0.5 1.1 0 0.6 1 0.8
O72 Postpartum
haemorrhage (PPP)
16.4 16.8 28.1 26.3 29.8 20.3
O20-O29,
O60-O63,
O67-O71,
O73-O75,
O81-O84
Other complications
of pregnancy and
delivery
11.1 6 2.9 7.9 5.9 7.2
O85-O99 Complication
predominantly related
puerperium and other
conditions
27.6 34.3 27.1 23.9 29.7 30.2
Total 100
(N=1737)
100.0
(N=3334)
100.0
(N=587)
100.0
(N=979)
100.0
(N=887)
1000
(N=7524)
Sumber : AfifahT,TejayantiT, dkk, StudiTindak Lanjut Data SP 2010, Penyebab Kematian Maternal, Badan Litbangkes, 2012. 35
Pada tabulasi tersebut diatas, terdapat modifikasi. Berdasarkan tabular list ICD 10WHO,
kelompok spontaneous abortion, kelompok medical abortion dan other pregnancies
with abortive outcome bukan merupakan satu kelompok diagnosa, akan tetapi dalam
kajian ini dijadikan satu kelompok yaitu pregnancies with abortive outcome karena
jumlah kasus yang kecil (Tabel 5).
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU28
HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU
Berdasarkan hasil studi tindak lanjut SP 2010 pada tabel 5, dapat terlihat bahwa
persentase penyebab kematian ibu yang tertinggi pertama adalah kelompok oedema,
proteinuria, and hypertensive disorder atau selanjutnya disebut dengan kelompok
hipertensi dalam kehamilan (HDK) sebesar 32,4%. Persentase kasus kematian yang
termasuk kelompok HDK adalah:
Tabel 6. Diagnosa yang termasuk dalam kelompok HDK
Code ICD 10 Kelompok Hipertensi dalam Kehamilan (O10-O16) Jumlah %
O10 Pre-existing hypertension complicating pregnancy,
childbird and the puerperium
227 3
O11 Pre-existing hypertension disorder with
superimposed proteinuria
18 0.2
O12 Gestasional (pregnancy induced) oedema and
proteinuria without hypertension
67 0.9
O13 Gestasional (pregnancy induced) hypertension
without significant proteinuria
281 3.7
O14 Pre eclampsia 538 7.1
O15 Eclampsia 1222 16.2
O16 Unspecified maternal hypertension 96 1.3
Total 2449 32.4
Sumber:TejayantiT dkk, Kajian Determinan Kematian Maternal di Lima Region di Indonesia 2012.16
Penentuan diagnosa kematian pada kajian ini masih terbatas pada penyebab dasar
(underlyingcauseofdeath) yang menampilkan satu diagnosa, belum dapat menyajikan
multiple diagnose. padahal pada kematian ibu dapat disebabkan oleh berbagai
komplikasi.Berbagaikomplikasidapatterjadi,secarapatofiologisberurutanterdiridari
penyebab dasar, penyebab antara dan penyebab langsung kematian. Pada kelompok
HDK, dapat ditelusuri pada ibu yang mengalami dua komplikasi yaitu HDK sebagai
penyebab dasar dan perdarahan post partum (PPP) sebagai penyebab langsung/
antara, sebanyak 13,6% dari HDK atau 0,1% dari total kasus. Penyebab kematian ibu
tertinggi kedua adalah kelompok lainnya atau complication predominantly related
puerperiumandotherconditions sebesar 30,2%, namun karena terlalu banyak diagnosa
menjadi tidak spesifik, sehingga intervensipun tidak mudah.
Penyebab kematian ibu di dunia, dalam Jurnal Lancet disebutkan sebagaimana berikut
pada gambar 7 ini 36
:
KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 29
HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU
Gambar 7. CauseofMaternalDeath
0 5 10 15 20
Abortion
Haemonhage
Hypertension
Obstructed Labour
Sepsis
Late causes
Other direct causes
Indirect caouses
HIV
Deaths (%)
A
1990
2013
80000 60000 40000 20000 0
Abortion
Haemonhage
Hypertension
Obstructed Labour
Sepsis
Late causes
Other direct causes
Indirect caouses
HIV
Number of deaths
Sumber: www.thelancet.com Published online May 2, 2014 (Mean proportion (left) and total number (right) of maternal deaths due to
different causes in 1990 and 2013. Error bars show 95% uncertainty intervals.36
Berdasarkanlaporantersebut,penyebabkematiantertinggimasihkelompokpenyebab
langsung/direct causes. Sedangkan penyebab secara spesifik lagi, perdarahan menjadi
penyebab utama bersamaan dengan aborsi. Pola ini berbeda dengan pola penyebab
kematian di negara Indonesia, dimana proporsi kasus aborsi tidak sama dengan
kasus perdarahan. Perbedaan ini dimungkinkan, karena di beberapa negara aborsi
sudah menjadi legal, sehingga kasus bisa lebih besar. Kasus hipertensi tidak menjadi
penyebab utama, mungkin karena screening atau ANC di beberapa negara sudah lebih
baik dibandingkan Indonesia, sehingga kasus komplikasi karena hipertensi dapat
lebih ditekan.
4.3. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah kelompok direct. Kasus utama
adalah kasus Hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan kasus Perdarahan Post partum
(PPP). Komplikasi pada Kasus HDK dan PPP di Indonesia masih mempunyai case
fatality rate yang tinggi. Artinya ketika terjadi HDK, biasanya sang ibu sulit untuk
diselamatkan. Begitupula dengan PPP bila terjadi perdarahan hebat, apabila dalam
waktu 2 jam tidak ditangani secara adekuat maka akan berakibat fatal. Namun bila
seorang ibu hamil melakukan layanan ANC dengan baik, maka sebenarnya komplikasi
HDK dan PPP dapat dicegah.
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014
Layanan kesehatan ibu 2014

More Related Content

What's hot

Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiImplementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiMuh Saleh
 
Bkk 112 slide_model_komunikasi
Bkk 112 slide_model_komunikasiBkk 112 slide_model_komunikasi
Bkk 112 slide_model_komunikasi
Bayu Vibi
 
Materi 11 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 11 [Pelatihan Kader Posyandu]Materi 11 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 11 [Pelatihan Kader Posyandu]Manji Lala
 
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kek
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kekKerangka acuan kegiatan pmt bumil kek
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kek
yusup firmawan
 
Modul 2 fertilitas
Modul   2 fertilitasModul   2 fertilitas
Modul 2 fertilitas
PusdiklatKKB
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Muh Saleh
 
Pedoman wawancara
Pedoman wawancaraPedoman wawancara
Pedoman wawancarabagadang s
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
Rizky Widyanti
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
Warnet Raha
 
POSYANDU.ppt
POSYANDU.pptPOSYANDU.ppt
POSYANDU.ppt
faid2
 
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan Jadwal
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan JadwalMateri 1 Perkenalan dan Pembahasan Jadwal
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan Jadwal
Manji Lala
 
1._PPT_Overview_Pendampingan_Keluarga_dalam_Percepatan_Penurunan_Stunting.pptx
1._PPT_Overview_Pendampingan_Keluarga_dalam_Percepatan_Penurunan_Stunting.pptx1._PPT_Overview_Pendampingan_Keluarga_dalam_Percepatan_Penurunan_Stunting.pptx
1._PPT_Overview_Pendampingan_Keluarga_dalam_Percepatan_Penurunan_Stunting.pptx
ObenkRahman1
 
Bab ii. tinjauan teori serotinus docx
Bab ii. tinjauan teori serotinus docxBab ii. tinjauan teori serotinus docx
Bab ii. tinjauan teori serotinus docx
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal usaha beternak ayam
Proposal usaha beternak ayamProposal usaha beternak ayam
Proposal usaha beternak ayam
Arjuna Verta's
 
Pemberdayaan masy dlm phbs
Pemberdayaan masy dlm phbsPemberdayaan masy dlm phbs
Pemberdayaan masy dlm phbs
Muhammad Muqouwis. AT
 
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
pjj_kemenkes
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm downloadSiti Gz
 
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRI
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRIPERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRI
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRI
Nunik Endang
 
Psikologi dalam kebidanan
Psikologi dalam kebidananPsikologi dalam kebidanan
Psikologi dalam kebidanan
evianamsaputri
 
Program kerja puskesmas
Program kerja puskesmasProgram kerja puskesmas
Program kerja puskesmas
Yabniel Lit Jingga
 

What's hot (20)

Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiImplementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
 
Bkk 112 slide_model_komunikasi
Bkk 112 slide_model_komunikasiBkk 112 slide_model_komunikasi
Bkk 112 slide_model_komunikasi
 
Materi 11 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 11 [Pelatihan Kader Posyandu]Materi 11 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 11 [Pelatihan Kader Posyandu]
 
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kek
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kekKerangka acuan kegiatan pmt bumil kek
Kerangka acuan kegiatan pmt bumil kek
 
Modul 2 fertilitas
Modul   2 fertilitasModul   2 fertilitas
Modul 2 fertilitas
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
 
Pedoman wawancara
Pedoman wawancaraPedoman wawancara
Pedoman wawancara
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
 
POSYANDU.ppt
POSYANDU.pptPOSYANDU.ppt
POSYANDU.ppt
 
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan Jadwal
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan JadwalMateri 1 Perkenalan dan Pembahasan Jadwal
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan Jadwal
 
1._PPT_Overview_Pendampingan_Keluarga_dalam_Percepatan_Penurunan_Stunting.pptx
1._PPT_Overview_Pendampingan_Keluarga_dalam_Percepatan_Penurunan_Stunting.pptx1._PPT_Overview_Pendampingan_Keluarga_dalam_Percepatan_Penurunan_Stunting.pptx
1._PPT_Overview_Pendampingan_Keluarga_dalam_Percepatan_Penurunan_Stunting.pptx
 
Bab ii. tinjauan teori serotinus docx
Bab ii. tinjauan teori serotinus docxBab ii. tinjauan teori serotinus docx
Bab ii. tinjauan teori serotinus docx
 
Proposal usaha beternak ayam
Proposal usaha beternak ayamProposal usaha beternak ayam
Proposal usaha beternak ayam
 
Pemberdayaan masy dlm phbs
Pemberdayaan masy dlm phbsPemberdayaan masy dlm phbs
Pemberdayaan masy dlm phbs
 
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Komplikasi Persalinan dan Penatalaksanaannya
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm download
 
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRI
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRIPERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRI
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS, FASKES DAN PRAKTIK MANDIRI
 
Psikologi dalam kebidanan
Psikologi dalam kebidananPsikologi dalam kebidanan
Psikologi dalam kebidanan
 
Program kerja puskesmas
Program kerja puskesmasProgram kerja puskesmas
Program kerja puskesmas
 

Viewers also liked

Maternal death in indonesia 2010
Maternal death in indonesia 2010Maternal death in indonesia 2010
Maternal death in indonesia 2010
tetitejayanti1969
 
ANALISIS KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP PROSEDUR MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO 170...
ANALISIS KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP PROSEDUR MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO 170...ANALISIS KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP PROSEDUR MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO 170...
ANALISIS KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP PROSEDUR MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO 170...
Benny Herlambang
 
Janti pemantapan mutu intra-laboratorium
Janti pemantapan mutu intra-laboratoriumJanti pemantapan mutu intra-laboratorium
Janti pemantapan mutu intra-laboratoriumpdspatklinsby
 
Nur santi zuuhi pa hasary printtt
Nur santi zuuhi pa hasary printtt Nur santi zuuhi pa hasary printtt
Nur santi zuuhi pa hasary printtt
Operator Warnet Vast Raha
 
Maternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesiaMaternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesia
tetitejayanti1969
 
Kti lia akmaliah
Kti lia akmaliahKti lia akmaliah
Kti lia akmaliah
Yondy Arion
 

Viewers also liked (7)

Kajian kematian ibu 2012
Kajian kematian ibu 2012Kajian kematian ibu 2012
Kajian kematian ibu 2012
 
Maternal death in indonesia 2010
Maternal death in indonesia 2010Maternal death in indonesia 2010
Maternal death in indonesia 2010
 
ANALISIS KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP PROSEDUR MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO 170...
ANALISIS KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP PROSEDUR MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO 170...ANALISIS KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP PROSEDUR MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO 170...
ANALISIS KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP PROSEDUR MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO 170...
 
Janti pemantapan mutu intra-laboratorium
Janti pemantapan mutu intra-laboratoriumJanti pemantapan mutu intra-laboratorium
Janti pemantapan mutu intra-laboratorium
 
Nur santi zuuhi pa hasary printtt
Nur santi zuuhi pa hasary printtt Nur santi zuuhi pa hasary printtt
Nur santi zuuhi pa hasary printtt
 
Maternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesiaMaternal mortality in indonesia
Maternal mortality in indonesia
 
Kti lia akmaliah
Kti lia akmaliahKti lia akmaliah
Kti lia akmaliah
 

Similar to Layanan kesehatan ibu 2014

Laporan akhir Pengabdian
Laporan akhir Pengabdian  Laporan akhir Pengabdian
Laporan akhir Pengabdian
Ayunina2
 
Kata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isiKata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isi
Septian Muna Barakati
 
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
STIKES Hang Tuah Surabaya
 
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
AmsalSalomo
 
JUKNIS PMT LOKAL.pdf
JUKNIS PMT LOKAL.pdfJUKNIS PMT LOKAL.pdf
JUKNIS PMT LOKAL.pdf
angkymontolalu5766
 
Kti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyaniKti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyani
RISAYULIALISTYANI
 
Pedoman pws-kia
Pedoman pws-kiaPedoman pws-kia
Pedoman pws-kia
Sila Walfadila
 
180161384 pedoman-pws-kia-pdf
180161384 pedoman-pws-kia-pdf180161384 pedoman-pws-kia-pdf
180161384 pedoman-pws-kia-pdf
ayaanur
 
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
Warnet Raha
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
Warnet Raha
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
Septian Muna Barakati
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
Warnet Raha
 
Kti kadek juwita malasari
Kti kadek juwita malasariKti kadek juwita malasari
Kti kadek juwita malasari
KADEKJUWITA
 
Manajemen Kebersihan Menstruasi dan Pencegahan Perkawinan Anak
Manajemen Kebersihan Menstruasi dan Pencegahan Perkawinan AnakManajemen Kebersihan Menstruasi dan Pencegahan Perkawinan Anak
Manajemen Kebersihan Menstruasi dan Pencegahan Perkawinan Anak
Reza Hendrawan
 
Laporan pkm penyuluhan kespro
Laporan pkm penyuluhan kesproLaporan pkm penyuluhan kespro
Laporan pkm penyuluhan kespro
Ayunina2
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.“A” DEN...
MANAJEMEN   DAN   PENDOKUMENTASIAN   ASUHAN   KEBIDANAN  PADA BAYI NY.“A” DEN...MANAJEMEN   DAN   PENDOKUMENTASIAN   ASUHAN   KEBIDANAN  PADA BAYI NY.“A” DEN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.“A” DEN...
Warnet Raha
 
BUKU KEMENKES UPDATE 2 KB.pdf
BUKU KEMENKES UPDATE 2 KB.pdfBUKU KEMENKES UPDATE 2 KB.pdf
BUKU KEMENKES UPDATE 2 KB.pdf
safridafida
 
Modul DIKLAT LATSAR
Modul DIKLAT LATSARModul DIKLAT LATSAR
Modul DIKLAT LATSAR
Harun Surya
 
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidananmakalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 

Similar to Layanan kesehatan ibu 2014 (20)

Laporan akhir Pengabdian
Laporan akhir Pengabdian  Laporan akhir Pengabdian
Laporan akhir Pengabdian
 
Kata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isiKata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isi
 
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
 
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
 
JUKNIS PMT LOKAL.pdf
JUKNIS PMT LOKAL.pdfJUKNIS PMT LOKAL.pdf
JUKNIS PMT LOKAL.pdf
 
Kti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyaniKti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyani
 
Pedoman pws-kia
Pedoman pws-kiaPedoman pws-kia
Pedoman pws-kia
 
180161384 pedoman-pws-kia-pdf
180161384 pedoman-pws-kia-pdf180161384 pedoman-pws-kia-pdf
180161384 pedoman-pws-kia-pdf
 
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
 
Kti kadek juwita malasari
Kti kadek juwita malasariKti kadek juwita malasari
Kti kadek juwita malasari
 
Mediakom37
Mediakom37Mediakom37
Mediakom37
 
Manajemen Kebersihan Menstruasi dan Pencegahan Perkawinan Anak
Manajemen Kebersihan Menstruasi dan Pencegahan Perkawinan AnakManajemen Kebersihan Menstruasi dan Pencegahan Perkawinan Anak
Manajemen Kebersihan Menstruasi dan Pencegahan Perkawinan Anak
 
Laporan pkm penyuluhan kespro
Laporan pkm penyuluhan kesproLaporan pkm penyuluhan kespro
Laporan pkm penyuluhan kespro
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.“A” DEN...
MANAJEMEN   DAN   PENDOKUMENTASIAN   ASUHAN   KEBIDANAN  PADA BAYI NY.“A” DEN...MANAJEMEN   DAN   PENDOKUMENTASIAN   ASUHAN   KEBIDANAN  PADA BAYI NY.“A” DEN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.“A” DEN...
 
BUKU KEMENKES UPDATE 2 KB.pdf
BUKU KEMENKES UPDATE 2 KB.pdfBUKU KEMENKES UPDATE 2 KB.pdf
BUKU KEMENKES UPDATE 2 KB.pdf
 
Modul DIKLAT LATSAR
Modul DIKLAT LATSARModul DIKLAT LATSAR
Modul DIKLAT LATSAR
 
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidananmakalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
 

Recently uploaded

Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 

Recently uploaded (20)

Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 

Layanan kesehatan ibu 2014

  • 1. NO SERI KAJIAN : 15/Maternal/2013 Oleh: Teti Tejayanti Dian Perwitasari Ning Sulistyowati NO SER 15/Mate TTeti DDian Ning S Kajian Layanan Kesehatan Ibu Pembangunan Kesehatan Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2014
  • 2. Katalog Dalam Terbitan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan WA 310 Tet Teti Tejayanti k Kajian Layanan Kesehatan Ibu/ Teti Tejayanti, Dian Perwitasari, Ning Sulistyowati Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2014 ISBN 978-602-1099-32-2 1. Judul I. MATERNAL HEALTH SERVICES Cetakan Pertama, April 2014 Hak Cipta dilindungi Undang-undang All right reserved Kementerian Kesehatan RI, Kajian Layanan Kesehatan Ibu Penulis : Teti Tejayanti, dkk. Editor : Trihono dan Atmarita, Cet-1 Jakarta Lembaga Penerbit Balitbangkes, 2014, 159 hlm. Uk. 16 x 21,5 cm Halaman cover diunduh dari google.com dan yahoo.com Diterbitkan oleh: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Anggota IKAPI No. 468/DKI/XI/2013 Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 Kotak Pos 1226 Telepon: (021) 4261088 ext. 223 Faksimile : (021) 4243933 Email : LPB@libang.depkes.go.id; Website : www.litbang.depkes.go.id Didistribusikan oleh: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Copyright © 2014 pada Lembaga Penerbit Balitbangkes, Jakarta Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta 2002 1. Barang siapa dengan sengaja tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu), dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
  • 3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan 2014 TIM PENULIS : Teti Tejayanti (Badan Litbangkes) Dian Perwitasari (Badan Litbangkes) Ning Sulistyowati (Badan Litbangkes) TIM PAKAR : Agus Suwandono (Badan Litbangkes) Sabarinah Prasetyo (Universitas Indonesia) EDITOR : Trihono (Badan Litbangkes) Atmarita (Badan Litbangkes) KONTRIBUTOR : Ria Sukarno (Kemenkes), Anwar Musadad (Kemenkes), Gita Maya (Kemenkes), Dedy Tedjasukmana (Kemenkes), Rachmalina Prasodjo (Kemenkes), Harimat (Kemenkes), Lukas C.H (Kemenkes), Imran Pambudi (Kemenkes), Yuli Ferianti (Kemenkes), Retna Ayu (Kemenkes), Wira Hartiti (Kemenkes), Anis Irawati (Kemenkes), Tin Afifah (Kemenkes), Yuana W. (Kemenkes), Pungkas Bajuri (Bappenas), Razali. R (BPS), Indra Surbakti (BPS), Iwan Ariawan (FKM UI), Soeharsono Sumantri (Pakar Demografer), R. Noviane C. (WHO), Kristina S. (Wahana Visi Indonesia) Layanan Kesehatan Ibu KAJIAN
  • 4.
  • 5. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU i SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANGKES Assalamu’alaikum. wr. wb. Pertama, mari kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, hanya karena limpahan taufik, hidayah dan barokahNYA, kita dapat berkarya membangun kesehatan masyarakat, termasuk menyampaikan hasil kajian yang bermanfaat bagi perbaikan kebijakan program, yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan kesehatan masyarakat. Kedua, saya menyampaikan ucapan selamat dan salut atas kinerja Tim Kajian, yang telah bekerja secara cerdas mengkaji dan mengungkapkan data serta merumuskan temuan dan upaya solusinya. Tidak kurang dari 11 topik kajian diangkat, yang kemudian dirumuskan temuan dan rekomendasinya, yang pasti amat bermanfaat bagi perbaikan program kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan ibu. Bahasan yang demikian lengkap dan komprehensif, dapat memberikan gambaran yang relative utuh tentang kondisi pelayanan kesehatan ibu selama ini, termasuk berbagai faktor determinan yang mempengaruhinya. Ketiga, saya berharap dengan diterbitkannya buku Kajian Layanan Kesehatan Ibu ini, para penulisnya termotivasi untuk menuliskan hasil-hasil penelitian lainnya. Disamping itu saya juga berharap agar karya yang cermat ini bisa memacu peneliti lain untuk juga menerbitkan hasil-hasil penelitiannya dalam bentuk buku serupa, sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang jujur dan termotivasi untuk ikut berkiprah meningkatkan kesehatan ibu. Keempat, saya berharap selain buku dalam bentuk “hard copy” sudah saatnya buku- buku terbitan tersebut dimuat dalam website Badan Litbang Kesehatan dalam bentuk e-book, agar makin mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Billahit taufiq walhidayah wassalamu’alaikum wr. wb. Dr. dr. Trihono, MSc SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANGKES lahit taufiq walhiday . drdrdrdrdrdrdrdrdrdrdrdrdrdrdrrdrdrdrrdrdrrrdrdrdrdrrrdrrdrdrrrdrdrdrdrdrrrrrrrdrrdrdrrrrdrrdrrdrdrrrrrrrdddrrrrdrrrdddddrrrrrrdrdddddrdrrrdrdddrrddrrdrdddddddrddddddrrddddddddrdrdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd . TTTTTTTTTrTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT ihono, MSc
  • 6. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUii Assalamu’alaikum. wr. wb. Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga kita dapat terus beramal, termasuk menyelesaikan Kajian Layanan Kesehatan Ibu ini. Kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Kepala Badan Litbangkes serta para Pakar, Editor, dan Kontributor yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu dan serta masukan-masukan yang tak ternilai harganya. Kematian ibu di Indonesia berdasarkan hasil-hasil riset menunjukkan saat ini masih tinggi, sedangkan cakupan layanan kesehatan ibu dilaporkan meningkat, tetapi mengapa hal tersebut tidak berdampak pada penurunan kematian ibu? Untuk menjawab hal tersebut, kajian ini menelaah berbagai faktor penyebab, dari sisi kesehatan maupun non kesehatan. Layanan kesehatan ditelaah dari kuantitas maupun kualitas, kemudian dianalisis secara statistik untuk mendapatkan faktor yang signifikan. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mohon maaf seluas-luasnya dan dengan tangan terbuka menerima masukan dari pembaca, agar kami lebih baik lagi di masa depan. Akhirnya penyusun mengharapkan buku ini dapat dimanfaatkan untuk perbaikan bagi pemerintah maupun swasta serta masyarakat dan individu. Semoga sinergisme dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu semakin terpacu dan akhirnya ibu dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berkarakter. Billahit taufiq walhidayah, wassalamu’alaikum wr. wb. Jakarta, 2014 Tim Penulis KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
  • 7. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU iii DAFTAR ISI DAFTAR ISI SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANGKES...................................................................... i KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iii DAFTAR TABEL............................................................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................... viii DAFTAR SINGKATAN................................................................................................................. x ABSTRAK....................................................................................................................................... xii RINGKASAN EKSEKUTIF.......................................................................................................... xiv I. PENDAHULUAN............................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2 1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2 1.4 Manfaat .................................................................................................................. 3 II. METODE.............................................................................................................................. 5 2.1 Jenis Penelitian..................................................................................................... 5 2.2 Sumber Data.......................................................................................................... 5 2.3 Kerangka Konsep Kajian................................................................................... 6 2.4 Analisa Data........................................................................................................... 9 2.5 Definisi Operasional........................................................................................... 10 2.6 Limitasi.................................................................................................................... 10 III. HASIL KAJIAN 1: ANGKA KEMATIAN IBU.............................................................. 11 3.1 Landasan................................................................................................................. 11 3.2. Temuan dan Pembahasan................................................................................ 11 3.2.1 Angka Kematian Ibu di Indonesia...................................................... 11 3.2.2 Apakah Goal MDG’s ke 5, 2015 dapat tercapai ? ........................... 12 3.2.3 Trend Kematian Ibu di Indonesia ...................................................... 15 3.2.4 Perhitungan dan data kematian ibu di Indonesia ....................... 16 3.2.5 Mengapa data kematian ibu sering terjadi underreporting ?.... 19 3.3. Kesimpulan dan Rekomendasi....................................................................... 22 IV. HASIL KAJIAN 2: PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU......................................... 25 4.1. Landasan................................................................................................................. 25 4.2. Temuan dan Pembahasan ............................................................................... 26 4.3. Kesimpulan dan Rekomendasi ...................................................................... 29
  • 8. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUiv V. HASIL KAJIAN 3: PROGRAM DAN TARGET LAYANAN KESEHATAN IBU ............................................................................................................. 31 5.1 Landasan ............................................................................................................... 31 5.2. Temuan dan Pembahasan ............................................................................... 31 5.2.1 Program, Target dan Cakupan Layanan Kesehatan Ibu............. 31 5.2.2 Hasil Profil Kesehatan 2013.................................................................. 33 5.2.3 Hasil SDKI 2012 ........................................................................................ 34 5.2.4 Hasil Riskesdas 2010 – 2013 ................................................................ 34 1. Cakupan K1........................................................................................ 34 2. Cakupan K4........................................................................................ 35 3. Cakupan Persalinan oleh Nakes (PN)....................................... 36 4. Cakupan Kunjungan Nifas........................................................... 37 5. Cakupan Layanan KB..................................................................... 37 5.2.5. Cakupan Layanan Kesehatan Ibu di Jawa dan Bali ................ 38 5.2.6. Korelasi Cakupan Layanan Kesehatan dengan Angka Kematian Ibu........................................................................... 40 5.2.7 Prediksi Kematian Ibu berdasarkan Model A............................. 42 5.2.8 Intervensi Layanan Kesehatan Ibu berbasis Model Klaster......................................................................................... 44 5.2.9 Pengalaman Negara Berkembang Yang Berhasil Menurunkan 75% Kematian Ibu (Target MDG’s Goal 5)................................... 46 5.3. Kesimpulan dan Rekomendasi........................................................................... 46 VI. HASIL KAJIAN 4: FASILITAS LAYANAN KESEHATAN IBU................................. 49 6.1. Landasan................................................................................................................ 49 6.2. Temuan dan Pembahasan ............................................................................... 49 6.2.1 Puskesmas PONED.............................................................................. 49 6.2.2 Rumah Sakit........................................................................................... 56 6.3. Kesimpulan dan Rekomendasi...................................................................... 64 VII. HASIL KAJIAN 5: TENAGA LAYANAN KESEHATAN IBU ................................... 67 7.1. Landasan................................................................................................................ 67 7.2. Temuan dan Pembahasan .............................................................................. 67 7.2.1 Bidan........................................................................................................ 69 7.2.2 Dokter Spesialis Kandungan........................................................... 77 7.2.3 Dokter Umum....................................................................................... 79 7.2.4 Dukun...................................................................................................... 80 7.3. Kesimpulan dan Rekomendasi...................................................................... 80 DAFTAR ISI
  • 9. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU v DAFTAR ISI VIII. HASIL KAJIAN 6: GIZI DAN PENYAKIT IBU HAMIL............................................ 83 8.1 GIZI ......................................................................................................................... 83 8.1.1 Landasan ............................................................................................... 83 8.1.2 Temuan dan Pembahasan ............................................................... 83 8.1.3. Kesimpulan dan Rekomendasi ...................................................... 85 8.2. PENYAKIT PADA IBU HAMIL ........................................................................... 87 8.2.1 Landasan................................................................................................ 87 8.2.2 Temuan dan Pembahasan............................................................... 87 8.2.3 Kesimpulan dan Rekomendasi...................................................... 88 IX. HASIL KAJIAN 7: KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB...................................... 89 9.1 Landasan............................................................................................................... 89 9.2. Temuan dan Pembahasan............................................................................... 89 9.2.1 Keluarga Berencana (KB).................................................................. 92 9.2.2 Korelasi KB dengan Angka Kematian Ibu.................................. 92 9.3. Kesimpulan dan Rekomendasi...................................................................... 94 FAKTOR NON KESEHATAN YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN IBU X. HASIL KAJIAN 8: PENDIDIKAN DAN LAYANAN KESEHATAN IBU................ 97 10.1 Landasan............................................................................................................... 97 10.2 Temuan dan Pembahasan............................................................................... 97 10.3 Kesimpulan dan Rekomendasi...................................................................... 98 XI. EKONOMI DAN LAYANAN KESEHATAN IBU......................................................... 99 11.1 Landasan............................................................................................................... 99 11.2. Temuan dan Pembahasan............................................................................... 99 11.2.1 Korelasi Kemiskinan dengan Kematian Ibu............................... 100 11.2.2 Jampersal .............................................................................................. 102 11.2.3. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ............................................. 102 11.2.4 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)....... 102 11.2.5 Fakta Tentang Rokok ......................................................................... 103 11.3 Kesimpulan dan Rekomendasi .................................................................... 105 XII. HASIL KAJIAN 10: KULTUR BUDAYA INDONESIA............................................. 107 12.1 Landasan............................................................................................................... 107 12.2. Temuan dan Pembahasan............................................................................... 107 12.2.1 Etnik Gayo, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam...................... 107 12.2.2 Desa Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta................ 109
  • 10. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUvi 12.2.3 Etnik Alifuru Seram, Provinsi Maluku........................................... 110 12.2.4 Desa Sa’dan Malimbong, Provinsi Sulawesi Selatan............... 111 12.2.5 Etnik Ngalum, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua ............ 112 12.2.6 Etnik Dayak, Desa Birung Bakung, Provinsi Kalimantan Tengah............................................................ 114 12.2.7 Etnik Gorontalo, Desa Imbodu, Provinsi Gorontalo. ............... 114 12.2.8 Geografis (Perkotaan dan Pedesaan) di Indonesia.................. 117 12.2.9 Pembangunan Karakter..................................................................... 117 12.3 Kesimpulan dan Rekomendasi....................................................................... 118 XIII. HASIL KAJIAN 11: KEBIJAKAN DESENTRALISASI.............................................. 121 13.1 Landasan................................................................................................................ 121 13.2. Temuan dan Pembahasan................................................................................ 122 13.2.1 Strategi Pembangunan Kesehatan................................................ 125 13.3. Kesimpulan dan Rekomendasi....................................................................... 127 KUTIPAN CERITA ........................................................................................................................ 129 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 130 BIODATA TIM PENULIS DAN EDITOR ................................................................................ 136 DAFTAR ISI
  • 11. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU vii DAFTAR TABEL DAFTARTABEL 1. 19 Negara yang mencapai MDG’s di Tahun 2013.................................................. 13 2. MMR, Jumlah dan Penurunan Kematian Ibu di Negara Asia Tenggara Tahun 1990 - 2013............................................................................... 15 3. Skor, Peringkat dan Aksi Assessment......................................................................... 21 4. Proporsi Penyebab Kematian Ibu tahun 2010....................................................... 26 5. Kode diagnosa dan proporsi penyebab kematian ibu di antara 5 region berdasarkan ICD 10 WHO (Data SP2010)................................. 27 6. Diagnosa yang termasuk dalam kelompok HDK.................................................. 28 7. Penilaian Kemajuan Program....................................................................................... 32 8. Model Hasil Analisa Regresi Linier.............................................................................. 42 9. Hasil Analisa ANOVA........................................................................................................ 44 10. Hasil Klaster Model A....................................................................................................... 44 11. Periode Kematian Ibu pada sensus penduduk 2010........................................... 51 12. Persentase Puskesmas PONED menurut Data Rifaskes 2011 .......................... 52 13. Proporsi Ketersediaan Obat......................................................................................... 52 14. Model akhir indikator layanan di Puskesmas yang berhubungan dengan MMR SP 2010 ................................................................................................... 55 15. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Berdasarkan Kepemilikan Tahun 2011-2013 ............................................................................................................. 57 16. Persentase RSU Pemerintah dengan indikator PONEK...................................... 60 17. Model akhir indikator PONEK dengan MMR SP. 2010 ........................................ 61 18. Pengetahuan dan Ketrampilan Bidan di 5 Provinsi tahun 2013 ..................... 73 19. Rata-rata capaian target“Perawatan ibu hamil normal”dan kepemilikan di 5 provinsi Tahun 2013...................................................................... 73 20. Distribusi responden mahasiswa menurut frekuensi bimbingan klinik, provinsi, dan kepemilikan institusi, 2013............................ 75 21. Data Kualitas APN (Asuhan Persalinan Normal).................................................... 79 22. Angka Pemakaian Kontrasepsi Hasil SDKI 2012.................................................... 92 23. Korelasi pemakaian alat kontrasepsi data Profil 2012 dengan MMR SP 2010..................................................................................................................... 93 24. Status pendidikan dengan disparitas layanan kesehatan Ibu......................... 97 25. Status ekonomi dan disparitas layanan, SDKI 2012............................................. 99 26. Petugas Pemeriksa Kehamilan dan Kuintil (Status Ekonomi)........................... 100 27. Negara Konsumsi rokok terbanyak di Dunia.......................................................... 104 28. Perbandingan Harga Rokok di 4 Negara ASEAN................................................... 104 29. Ratio kematian ibu (Data SP2010) dengan proporsi kinerja pelayanan pada ibu dengan Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) di 5 region di Indonesia (Data Riskesdas 2010)*................................................... 123
  • 12. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUviii DAFTAR GAMBAR 1. Konsep Kesehatan Masyarakat menurut HL. Blum............................................... 6 2. Konsep Peningkatan Sistem Kesehatan.................................................................... 7 3. Konsep Spesifik Kesehatan Maternal Menurut Mc Charty And Maine.......... 8 4. Kerangka Konsep Kajian.................................................................................................. 9 5. Contrasting Estimates of Indonesian Maternal Mortality Ratio............................ 16 6. Kualitas Registrasi Kematian.......................................................................................... 20 7. Cause of Maternal Death.................................................................................................. 29 8. Cakupan ANC pertama pada Trimester 1 Tahun 2010 dan 2013...................... 35 9. Cakupan K4 di 33 provinsi Indonesia Tahun 2010- 2013..................................... 36 10. Cakupan Penolong Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di 33 Provinsi Indonesia Tahun 2010 - 2013. ....................................................................................... 36 11. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF1) di 33 Provinsi Indonesia tahun 2010 – 2013............................................................................................................. 37 12. Penyebab medis Kematian Ibu di Jawa Bali, tahun 2012.................................... 38 13. Deteksi Eklamsia melalui pemeriksaan Urin hasil SDKI 2012 ............................ 39 14. Penolong Persalinan dan Tempat Persalinan hasil SDKI 2012............................ 40 15. Kerangka Konsep Analisa Indikator KIA..................................................................... 41 16. Persentase Kabupaten/Kota Yang Memenuhi Syarat Minimal 4 Puskesmas Poned di Indonesia Tahun 2013......................................................... 50 17. Puskesmas Onemobaa, 3 Tahun tidak ditempati................................................... 55 18. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus di Indonesia tahun 2009 – 2013.................................................................... 56 19. Rasio Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Per 1.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2009 - 2013.................................................................................... 57 20. Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit Per 1.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2013........................................................................................................................... 58 21. RSU yang memiliki Dokter Spesialistik menurut tipe kelas................................ 61 22. Persentase RSU Menurut Dengan Waktu Tanggap Pelayanan UGD Kurang Dari 10 Menit, Rifaskes 2011.......................................................................................... 62 23. Persentase RSU Menurut Kesiapan Kamar Bersalin dalam Waktu 30 Menit, Rifaskes 2011 .................................................................................................. 63 24. Persentase RSU Menurut Kesiapan Pelayanan Darah Kurang Dari 1 Jam...... 63 25. Pemeriksa Kehamilan Paling Sering Di Indonesia Dalam 3 Tahun Terakhir (2010 - 2013)...................................................................................... 68 DAFTAR GAMBAR
  • 13. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU ix DAFTAR GAMBAR 26. Penolong persalinan (merujuk kualifikasi tertinggi) di Indonesia dalam 3 tahun terakhir (2010-2013)........................................................................... 68 27. Penolong Persalinan Menurut SDKI 2012 (5 tahun terakhir) ............................ 68 28. Rasio Bidan menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2013...................................... 69 29. Rata-rata bidan di puskesmas pemerintah tahun 2011....................................... 70 30. Distribusi Bidan di beberapa Negara Low Income.................................................. 70 31. Jumlah persalinan yang ditolong bidan selama sebulan.................................... 71 32. Tenaga Bidan D1 di Puskesmas menurut Provinsi Tahun 2011........................ 76 33. Rumah Sakit Menurut Ketersediaan Dokter Spesialis Kandungan Pada tahun 2011................................................................................................................ 77 34. Proporsi Wanita Usia Subur Risiko Kurang Energi Kronis (KEK): Tahun 2007 dan 2013 ...................................................................................................... 84 35. Pertambahan Berat Badan (Kg) pada ibu Hamil, Studi Kohort 2013............... 84 36. Proporsi Anemia pada ibu hamil, Menurut Tempat Tinggal, 2013................... 85 37. Pola Konsumsi Ibu Hamil, Studi Kohort 2013.......................................................... 85 38. Ibu Hamil dengan Hipertensi, Riskesdas 2007........................................................ 87 39. Ibu hamil dengan diabetes, Riskesdas 2007............................................................ 88 40. Faktor risiko“4 Terlalu”Riskesdas 2013....................................................................... 90 41. Umur perkawinan pertama berdasarkan hasil Riskesdas 2007........................ 90 42. Pengetahuan Remaja Tentang Risiko Hamil Setelah Sekali Melakukan Hubungan Seksual, SDKI 2012...................................................................................... 91 43. Umur Pertama Kali Berhubungan Seksual Remaja Pria, SDKI........................... 91 44. Distribusi penggunaan kontrasepsi Jangka Panjang dan Non Jangka Panjang, Riskesdas 2013.................................................................................. 92 45. Tingkat Fertilitas dan Mortalitas.................................................................................. 93 46. Persentase penolong persalinan oleh tenaga terlatih di Negara ASEAN...... 101 47. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga professional di Serang dan Pandeglang....... 101 48. Karakter manusia Indonesia.......................................................................................... 117 49. Nilai-nilai pendidikan Karakter...................................................................................... 118 50. Kecenderungan kematian Perinatal, neonatal dan balita, 1991-2012 ................. 124 51. KecenderunganTFR 1981-2012 ............................................................................................. 124
  • 14. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUx DAFTAR SINGKATAN ADMINDUK = Administrasi Kependudukan AIPKIND = Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia AKI = Angka Kematian Ibu AMP = Audit Maternal Perinatal ANC = Ante Natal Care APN = Asuhan persalinan normal ASEAN = Association South East Asian Nation BAN-PT = Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BPS = Badan Pusat Statistik BPPSDM = Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia CI = Confident Interval CPR = Contraceptive Prevalence Rate CRVS = Civil Registartion & Vital Statistic DIY = Daerah Istimewa Yogyakarta DJJ = Denyut Jantung Janin DKI = Daerah Khusus Ibukota GAVI = Global Alliance Vaccine and Immunization GGB = Growth General Balance HDK = Hipertensi dalam Kehamilan HOGSI = Himpunan Obstetri & Ginekologi Sosial Indonesia IBT = Indonesia Bagian Timur ICD = International Classification Diseases IPM = Indeks Pembangunan Manusia IUD = Intra Uterine Devices K1 = Kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester pertama K4 = Kunjungan minimal empat kali selama kehamilan (1,1,2) KB = Keluarga Berencana KEK = Kurang Energi Kronis MAK = Managemen Aktif Kala MDG’s = Millennium Development Goals MMR = Maternal Mortality Ratio MoH = Ministry Of Health MoHA = Ministry of Home Affairs MONEV = Monitoring dan Evaluation DAFTAR SINGKATAN
  • 15. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU xi DAFTAR SINGKATAN MPS = Making Pregnancy Safer NIHRD = National Institute of Health and Research Development P4K = Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi PN = Persalinan Nakes PONED = Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar PONEK = Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komperhensif PNPM = Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PPP = Perdarahan Post Partum PUSDATIN = Pusat Data dan Informasi PRD = Pregnancy Related Death PWSKIA = Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak RAN = Rencana Aksi Nasional RIFASKES = Riset Fasilitas Kesehatan RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar RPJP = Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJPN = Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional SDKI = Survei Demografi Kesehatan Indonesia SDM = Sumber Daya Manusia SEG = Synthetic Extinct Generation SP = Sensus Penduduk TD = Tekanan darah TT = Tetanus Toksoid TFR = Total Fertility Rate UGD = Unit Gawat Darurat UKP = Umur Perkawinan Pertama UNFPA = United Nation Foundation Population USAID = United States Agency for International Development WHO = World Health Organization WUS = Wanita Usia Subur
  • 16. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUxii ABSTRAK ABSTRACT Introduction: The main indicator of safe motherhood is maternal mortality. The maternal mortality in Indonesia still very high even though there were many strategies and efforts in the health sector have been done. The aim of study was to determine maternal mortality derived from health factors i.e. medical cause, target and program, facility, professional health worker, nutrition, diseases, reproduction and family planning. While from the non-health sector was education, culture, economic, as well as decentralizing policy according to evidence based. Method: The secondary data were analyzed descriptively as well multivariate linear regression. The source of data was from Health Profile (2010, 2012, 2013), Basic Health Research/Riskesdas (2007, 2010, 2013), DHS 2012, poverty data (BPS 2012), and MMR SP 2010, including another related information. Results: Addressing maternal health means ensuring that all women receive the care they need to be safe and healthy throughout pregnancy and childbirth. Even though the coverage of health services for women increased, the target was determined in the strategic plan 2010-2014 was not achieved. The indicator of maternal health care such as ANC 1-1-2 visited, hemoglobin detection, and blood pressure has significant relationship with maternal mortality ratio with R2 (adjusted) 67.8. In term of health facilities which has significant relationship with increasing maternal mortality (R2 adjusted 24.8) was all variables that are link with PONEK’s criteria: emergency room ready in 10 minute, delivery room ready in 30 minute, blood prepare services < 1 hour. Conclusion: In order to reduce life-threatening risks and reduce maternal mortality, good quality maternal health services by professional health workers must be available to manage diseases prevention as well as family planning. Safe motherhood strategies must be comprehensive in nature, even when quality health services are available, other limiting factors can get in the way of women using these services, such as social, economic and cultural factors. Key Words: Maternal Mortality, Competency, Vital Registration
  • 17. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU xiii ABSTRAK Latar belakang: Kematian ibu adalah indikator utama kesehatan ibu. Berbagai upaya dan strategi di bidang kesehatan telah dilakukan, namun kematian ibu masih tinggi. Kajian ini bertujuan mendapatkan determinan kematian ibu dari faktor kesehatan (penyebab medis, program dan target, fasilitas, tenaga, gizi, penyakit, reproduksi dan KB) dan non kesehatan (pendidikan, ekonomi, kultur budaya, kebijakan desentralisasi) berdasarkan evidence based. Metode: analisis data sekunder secara deskriptif dan multivariat regresi linier. Sumber data analisis Profil Kesehatan (2010, 2012, 2013), Riskesdas (2007, 2010, 2013), SDKI 2012, data kemiskinan (BPS 2012), dan MMR SP 2010, serta sumber informasi lain yang terkait. Hasil: Cakupan layanan kesehatan ibu meningkat tapi belum mencapai target yang ditentukan pada Renstra 2010-2014. Variabel layanan kesehatan ibu yang signifikan dengan kejadian kematian ibu adalah kunjungan K4, pemeriksaan Hb dan tekanan darah dengan R2 (adjusted) 67,8. Variabel RS PONEK yang signifikan dengan kejadian kematian ibu hasil SP 2010 (R2 adjusted 24,8) yaitu UGD siap dalam 10 menit, kamar bersalin siap 30 menit, layanan darah siap < 1 jam. Kesimpulan:Kualitaslayananharusdiperbaikidengancarameningkatkankompetensi fasilitas, nakes, pencegahan penyakit dan KB. Pengetahuan kesehatan reproduksi dan pola hidup sehat diupayakan sejak usia remaja. Status pendidikan dan status ekonomi ditingkatkan karena berkaitan dengan akses layanan kesehatan ibu. Intervensi budaya juga diperlukan untuk menurunkan kematian ibu. Key words: kematian ibu, kompetensi, registrasi vital ABSTRAK
  • 18. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUxiv RINGKASAN EKSEKUTIF Kematian ibu masih tinggi, akan tetapi cakupan layanan kesehatan ibu dilaporkan meningkat. Olehkarenanya kajian ini bertujuan memperoleh determinan yang berhubungan dengan layanan kesehatan ibu, dari faktor kesehatan maupun faktor non kesehatan. Data yang digunakan dalam analisis bersumber data sekunder yaitu data Profil Kesehatan, data Riskesdas, data SDKI, data Studi Tindak Lanjut Sensus Penduduk 2010, data Rifaskes 2011dan referensi lain yang terkait. Kajian ini akan membahas mulai dari Angka kematian ibu, layanan kesehatan ibu (program, fasilitas, tenaga kesehatan), kesehatan reproduksi, KB, gizi, penyakit ibu hamil sampai dengan pendidikan, ekonomi, kultur budaya dan kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan ibu. Kementerian Kesehatan Indonesia dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemenkes tahap II Tahun 2010-2014 menetapkan target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 228 menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup. Namun hasil sementara SP 2010 menyebutkan AKI 259 per 100.000 kelahiran hidup, yang kemudian dihitung kembali menjadi 346 per 100.000 kelahiran hidup. SDKI melaporkan AKI 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (merujuk 5 tahun terakhir). Walaupun berbeda, kesimpulannya kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Target MDG’s goal ke 5 adalah menurunkan 75% kematian ibu dari tahun 1990-2015. Berdasarkan prediksi, maka Negara Indonesia sulit untuk mencapai goal tersebut. Hal ini juga dialami oleh negara- negara lain, hanya 19 negara yang dapat menurunkan 75% kematian ibu. Meskipun demikian upaya dan kerja keras tetap diperlukan agar kematian ibu dapat diturunkan. Angkakematianibuberbeda–beda,halinidisebabkanolehbanyakfaktor,diantaranya adalah metode pengumpulan data, perhitungan dan koreksi yang berbeda serta pelaporan kematian yang cenderung yang underrreporting. Ratio kematian ibu dan jumlah kematian ibu, merupakan indikator utama kesehatan ibu. Angka ini dipergunakan sebagai perencanaan dan kebijakan layanan kesehatan ibu. Sumber data kematian ibu yang diperoleh survei atau sensus hanya bisa diperoleh 5 tahun atau 10 tahun sekali. Laporan rutin yaitu PWS KIA seharusnya merupakan laporan yang ideal karena dapat diperoleh pertahun dan pelaporan dari kabupaten/kota, namun sayangnya data ini tidak bisa digunakan secara langsung, karena 10-15 persen datanya tidak valid. Rekomendasinya adalah sistem registrasi vital dan registrasi penyebab kematian diperbaiki, dimulai dengan perbaikan undang-undang atau peraturan yang ada. Kualitas data PWS KIA diperbaiki, sehingga evaluasi dan intervensi lebih cepat dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota. RINGKASAN EKSEKUTIF
  • 19. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU xv Penyebab kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 tertinggi adalah kelompok kasus Hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan kasus Perdarahan Post Partum (PPP). Case fatality rate masih tinggi pada kelompok HDK dan PPP. Artinya ketika terjadi HDK, biasanya sang ibu sulit untuk diselamatkan. Begitupula dengan PPP bila terjadi perdarahan hebat, selang waktu 2 jam tidak ditangani secara adekuat, akan berakibat fatal. Rekomendasi adalah preventif kasus HDK dan PPP lebih utama dibandingkan kuratif. Pemeriksaan tekanan darah dan urin wajib dilakukan sebagai screening walaupun tanpa gejala, terutama pada trimester terakhir. Hambatan dalam akses bank darah dihilangkan dengan tehnologi atau jaringan on line untuk mengakses. Program dan target layanan kesehatan ibu dalam Renstra 2010-2014, terdiri dari 12 indikator. Informasi hasil cakupan layanan tersebut tidak semuanya bisa diperoleh. Hal ini disebabkan indikator tersebut tidak menjadi indikator dalam Standar Pelayanan Minimal(SPM)ataupunindikatordalamPWSKIAatausurvei,sehinggakabupaten/kota tidakmelaporkandatatersebut. Cakupanprogramyangdiperolehadalahpemeriksaan K1, K4, persalinan oleh nakes, kunjungan nifas, puskesmas rawat inap yang mampu PONED, PKRE terpadu dan CPR. Berdasarkan laporan Profil 2013, cakupan-cakupan program tersebut dilaporkan meningkat, namun yang tidak mencapai target tahun 2010 dan 2014 adalah cakupan Antenatal Care dan K4. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, cakupan antenatal care, K4, KF dan CPR belum memenuhi target. Sedangkan hasil SDKI 2012, semua target layanan (antenatal care, K4, persalinan nakes, dan KF) belum mencapai target. Jumlah kematian ibu di Pulau Jawa Bali berkontribusi hampir 50 persen dari seluruh kematian ibu di Indonesia. Hasil olah data PWS KIA tahun 2012, secara kualitas belum optimal, demikian pula dengan luar Jawa Bali. Kesimpulannya adalah cakupan program mengalami peningkatan, akan tetapi tidak sesuai dengan target yang diharapkan. Rekomendasinya adalah program harus meningkatkan cakupan layanan kesehatan ibu secara berkualitas dengan kerjasama yang lebih intensif antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah serta sektor lain. Program dalam Renstra yang tidak termuat dalam SPM atau PWS KIA, sebaiknya dihilangkan. Indikator menjadi lebih sedikit tetapi bila dijalankan secara maksimal dan dilaporkan secara cepat, dapat dilakukan perbaikan dengan segera. Indikator program yang signifikan berhubungan dengan angka kematian ibu adalah K4, pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan darah(Hb).Sehingga3indikatoriniharusmenjadiprioritasprogramtanpamengurangi upaya program lainnya. RINGKASAN EKSEKUTIF
  • 20. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUxvi Fasilitas dan sarana layanan kesehatan ibu saat ini sudah meningkat secara jumlah, namun distribusi belum merata. Kualitas fasilitas kesehatan (faskes) ibu belum optimal. Rekomendasinya adalah kompetensi fasilitas dan tenaga ditingkatkan sehingga kualitas akan meningkat. Kualitas faskes tidak hanya memberikan layanan kuratif, tapi preventif juga harus dilakukan, dan menjadi dalam jaminan Kesehatan Nasional. Pimpinan faskes harus mempunyai kemampuan manajerial sehingga dapat melakukan“ “improving collaboration”, yaitu melakukan pembinaan dan jejaring layanan kesehatan ibu. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana harus disesuaikan kemampuan daerah dalam menggunakan dan merawat/maintenace alat dan sarana dalam rangka efisiensi dan efektifitas. Model layanan puskesmas yang signifikan berhubungan dengan MMR SP2010 adalah adanya pedoman malaria pada ibu hamil, penanganan P4K, adanya supervisi dari dinkes, adanya kegiatan AMP dan Monitoring dan Evaluasi (MONEV). Ke 5 indikator tersebut berperan 49,9 % terhadap rasio kematian ibu di Indonesia. Ketika program mempunyai keterbatasan, ke 5 indikator tersebut dapat dijadikan sebagai prioritas program dalam penurunan kematian ibu, tanpa mengkesampingkan program lainnya. Indikator program di Rumah Sakit yang berhubungan signifikan dengan MMR SP 2010 adalah model pelayanan: - waktu tanggap UGD siap 10 menit, - kamar bersalin siap 30 menit, - dan layanan darah siap < 1 jam. Artinya bila ingin menurunkan kematian ibu, 3 indikator tersebut dapat dijadikan sebagai langkah prioritas utama, tanpa mengesampingkan upaya program lainnya. Sumber daya manusia untuk layanan kesehatan ibu yang paling banyak berperan adalah bidan. Hasil Riskesdas 2013, menyebutkan bidan sebagai pemeriksa kehamilan (87%). Kemudian hasil SDKI menyebutkan bidan/perawat sebagai penolong persalinan (62%). Sedangkan dokter kandungan sebagai penolong persalin sebesar 16% (Hasil Riskesdas 2013), dan 20% (Hasil SDKI 2012). Dokter umum sebagi penolong persalinan hanya 1% (Riskesdas 2013). Saat ini jumlah tenaga kesehatan sudah meningkat, akan tetapi distribusi belum merata, sehingga pertolongan persalinan masih banyak dilakukan oleh tenaga non professional yaitu dukun 14%( SDKI 2012). Negara Indonesia mempunyai daerah-daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan, masih ditemukan kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan. Rekomendasinya RINGKASAN EKSEKUTIF
  • 21. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU xvii adalah Pemerintah Pusat dan Daerah bertanggungjawab untuk mendistribusi tenaga kesehatan secara merata dan dapat diakses dengan mudah. Hasil studi di 5 provinsi (Jawa Barat, Banten, Sulawesi Tengah, Papua dan Papua Barat) menyebutkan kompetensi bidan yaitu bidan yang sudah bertugas difasilitas kesehatan mempunyai pengetahuan yang baik hanya (37,3%- 43,75%), sedangkan ketrampilan yang baik (57,14%-77,38%). Kompetensi pada bidan yang baru lulus D3, mempunyai pengetahuan baik di interval (25% - 89,5%) dan ketrampilan yang baik (3,6%-41,1%). Hasil analisis, pendidikan bidan signifikan dengan angka kematian ibu. Rekomendasinya kompetensi tenaga kesehatan harus ditingkatkan terutama bidan, Untuk mendapatkan tenaga kesehatan yang berkualitas maka pendidikan harus berkualitas, artinya standar kompetensi harus terpenuhi baik dari mahasiswa, dosen maupun alat dan prasarana pendidikan. Untuk itu kerjasama sektor Pendidikan dan Kesehatan harus ditingkatkan baik pemerintah maupun swasta. Status gizi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil, saat ini lebih memburuk dibandingkan status gizi yang sama pada tahun 2007. Hasil Laporan Riskesdas 2013, Kurang Energi Kronis (KEK) pada WUS dan ibu hamil meningkat. Gizi pada ibu hamil dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsinya. Konsumsi atau pola makan saat ini belum menggambarkan pola makan yang sehat. Rekomendasinya program harus lebih mempromosikan keutamaan pola makan sehat serta dampak bila mempunyai pola makanan yang tidak sehat sejak usia remaja dan terutama pada ibu hamil. Laporan Riskesdas 2007 sudah menginformasikan pada kelompok umur 15-19 tahun, ibu hamil yang mengakui adanya gejala hipertensi (5,8%), pada kelompok umur 20-24 (7%), dan pada kelompok umur 25-29 tahun (9,8%), semakin bertambah usia, semakin meningkat. Selain itu, pada kelompok umur 15-19 tahun, ibu hamil yang menyatakan ada gejala diabetes sebesar 0,5 %. Prevalensi tertinggi diabetes pada ibu hamil terjadi pada kelompok umur 40-44 (1,64%). Rekomendasinya program harus mempromosikan pola hidup sehat (life syle) sejak usia dini. Kecukupan aktifitas juga harus dimulai sejak usia remaja, oleh karena Diabetes dan Hipertensi bukan penyakit akut, tetapi butuh jangka waktu yang lama hingga terjadi penyakit. Penduduk Indonesia sebanyak 66,5% adalah kelompok usia reproduktif. Namun pengetahuan kesehatan reproduksi sangat kurang, terutama pada remaja. Hubungan seksual pertama kali sudah dilakukan oleh remaja pria pada usia sekolah menegah pertama (1,1%), akan tetapi pengetahuan tentang resiko hamil setelah berhubungan RINGKASAN EKSEKUTIF
  • 22. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBUxviii seksual hanya 31% pada pria dan 35% pada wanita. Di sisi lain umur perkawinan pertama sebanyak 4,8% pada kelompok usia 10-14 tahun (saat sekolah dasar dan menengah pertama).Tentunya ini akan menimbulkan resiko fertilitas pada usia remaja meningkat. Usia muda merupakan salah satu faktor resiko tinggi pada kehamilan dan persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu. KB merupakan salah satu cara untuk untuk mencegah kehamilan. Hasil analisis KB berkorelasi dengan penurunan kematian ibu, terutama pada metode kontrasepsi jangka panjang. Rekomendasinya pendidikan kesehatan reproduksi sangat diperlukan sejak remaja, tapi tentunya disesuaikan dengan etika dan budaya Bangsa Indonesia. Perencanaan kebijakan dan layanan lebih ditingkatkan antara Sektor Kesehatan dengan Pendidikan dan Kebudayaan, Agama, Pemberdayaan Perempuan, BKKBN dan Bappenas serta sektor lain yang terkait, dalam. Pendidikandanpengetahuanakanmempengaruhiperilakumaupunkaraktermanusia termasuk kebutuhan akan kesehatan. Pada ibu yang tidak tamat SD, periksa hamil pada nakes hanya 54%, sedangkan pada ibu dengan pendidikan SLTA, periksa hamil ke nakes mencapai 99,1% (olah data SDKI). Analisa statistik, ditemukan hubungan linier negatif antara perempuan yang tidak tamat SD dengan Antenatal care. Artinya, bila ada peningkatan perempuan yang tidak tamat SD, diikuti dengan penurunan ibu yang pergi Antenatal care. Literatur-literatur telah menunjukkan penurunan Antenatal care akan beresiko terhadap kematian ibu. Analisa statistik juga menunjukkan ada hubungan yang signifikan, antara ibu yang tidak tamat SD dengan peningkatan angka kematian ibu. Rekomendasinya pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan minimal SLTA untuk dapat mengurangi kematian ibu. Status ekonomi juga berhubungan dengan akses layanan kesehatan. Pada status ekonomi terbawah, persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 57,5%, sedangkan pada status ekonomi teratas, ditolong oleh tenaga kesehatan 96,6% (olah data SDKI). Kematian ibu di dunia 99% juga terjadi di negara berkembang. AKI pada negara berkembang 240 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara maju, 16 per 100.000 kelahiran hidup. Analisa bivariat menunjukkan, ada hubungan signifikan antara kemiskinan dengan angka kematian ibu sebesar 51%. Faktanya di Indonesia, pengeluaran terbesar ke dua pada penduduk miskin adalah rokok. Rekomendasinya Pemerintah dan swasta harus memprovokasi pentingnya investasi pada kebutuhan kesehatan bukan pada kebutuhan/konsumsi yang merugikan kesehatan. Jaminan Kesehatan Nasional harus diketahui mekanismenya dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. RINGKASAN EKSEKUTIF
  • 23. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU xix Sosial budaya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku dan karakter manusia. Manusia Indonesia sangat erat dengan budaya dan kepercayaan. Hal yang tidak irasional bisa lebih berpengaruh dibandingkan rasional. Dari Riset etnik budaya ditemukan fakta bahwa dukun menjadi penolong persalinan dibandingkan tenaga kesehatan karena dipercaya dapat mendoakan dan menyembuhkan penyakit yang “dimasuki roh halus”pada ibu hamil atau melahirkan. Namun masyarakat di pedesaan mengungkapkan pula bahwa pilihan pergi ke dukun karena mudah dijangkau, tidak adatenagakesehatansertamerasalebihakrabdannyaman.Rekomendasinyaprogram harus mempunyai program intervensi pada budaya terkait layanan kesehatan ibu melalui upaya promotif dan preventif. Kebijakan Desentralisasi dapat membawa dampak positif yaitu perencanaan dan kebijakan dapat disesuaikan menurut kebutuhan daerahnya masing-masing. Namun saat ini dapat menjadi boomerang bila sumber daya manusia, sarana dan prasarana, manajemen, sumber daya alam, pendapatan asli daerah, dan mental aparatur di Kabupaten /Kota terbatas dan tidak berkualitas. Hal tersebut terbukti dengan adanya disparitas status kesehatan antar kabupaten/kota. Status kesehatan dalam 10 tahun terakhir cenderung stagnan atau tidak mengalami banyak perubahan. Desentralisasi saat ini belum berjalan ideal. Visi dan Strategi pembangunan kesehatan belum dijalankan sepenuhnya. Keberhasilan desentralisasi hanya terjadi bila ada sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam strategi Pembangunan Kesehatan. Artinya semua sektor harus mempunyai kebijakan atau program yang berkontribusi terhadap pembangunan kesehatan. RINGKASAN EKSEKUTIF
  • 24.
  • 25. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Negara yang makmur ditandai dengan penduduknya yang produktif. Untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang produktif maka bayi harus sehat sejak dalam kandungan dan untuk itu dibutuhkan ibu yang sehat pula. Pada ibu yang sakit dapat melahirkan bayi “brainless” yang dikemudian hari tumbuh menjadi manusia yang tidak mempunyai kecerdasan, akibatnya adalah menjadi beban negara karena tidak produktif. Hasil penelitian pada negara-negara miskin, ditemukan lebih banyak wanita muda yang sakit dibanding pada negara yang lebih kaya, sehingga produktivitas negara tersebut menjadi menurun. 1 Kesimpulannya peran perempuan sangat sentral dan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia dari generasi ke generasi berikutnya sehingga bila ingin memajukan suatu negara, maka kesehatan pada wanita muda dan ibu harus menjadi proritas. Upaya peningkatan kesehatan ibu di tingkat Internasional dimulai pada tahun 1987, yaitu Konferensi Safe Motherhood lnternasional di Nairobi, Kenya. Forum ini yang pertama secara khusus membahas kematian ibu karena kehamilan dan persalinan. Selanjutnya pada tahun 2000, 189 negara yang tergabung dalam MDG’s membuat 8 kesepakatan global. Goal yang ke 5 adalah meningkatkan kesehatan ibu, dan sebagai indikator utamanya adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI). 2, 3 Negara Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menetapkan target dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahap II tahun 2010-2014 menurunkan AKI dari 228 menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup. 4 Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, namun hingga saat ini, AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.5 Kementerian Kesehatan telah membuat RAN (Rencana Aksi Nasional untuk percepatan penurunan kematian ibu tahun 2013-2015). 6 Namun kenyataannya, terlalu banyak faktor yang berperan terhadap kematian ibu, untuk itu diperlukan analisa lebih lanjut.
  • 26. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU2 Berbagai sumber data berskala nasional (Riskesdas, Rifaskes, SDKI, Sensus Penduduk) dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi. Kajian ini bertujuan memperoleh determinan kematian ibu dari faktor kesehatan dan non kesehatan dengan cara melakukan analisa korelasi kematian ibu dengan layanan kesehatan ibu. Harapannya hasil ini dapat dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan kesehatan ibu, sehingga kematian ibu dapat diturunkan. 1.2 RUMUSAN MASALAH Kematian ibu adalah indikator utama kesehatan ibu. Berbagai upaya dan strategi di bidang kesehatan telah dilakukan, namun mengapa kematian ibu masih tinggi ? Kajian ini bertujuan memperoleh determinan kematian ibu dari faktor kesehatan (penyebab medis, program, fasilitas, tenaga, gizi, penyakit, reproduksi dan KB) dan faktor non kesehatan (status ekonomi, pendidikan, kultur budaya) berdasarkan evidence based. 1.3.TUJUAN 1.3. 1. Tujuan Umum Mengkaji layanan kesehatan ibu dengan kematian ibu berdasarkan data Profil Kesehatan 2010, 2012, 2013, Riskesdas 2010 dan 2013, Rifaskes 2011, SDKI 2012, Sensus Penduduk SP 2010, data kemiskinan BPS 2012 dan sumber informasi lainnya yang mendukung. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengkaji angka kematian ibu 2. Mengkaji penyebab medis kematian ibu 3. Mengkaji program dan target layanan kesehatan ibu 4. Mengkaji fasilitas kesehatan layanan ibu 5. Mengkaji tenaga layanan kesehatan ibu 6. Mengkaji gizi dan penyakit pada ibu hamil 7. Mengkaji status kesehatan reproduksi dan KB 8. Mengkaji status pendidikan yang berhubungan dengan layanan kesehatan ibu 9. Mengkaji status ekonomi yang berhubungan dengan layanan kesehatan ibu. PENDAHULUAN
  • 27. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 3 PENDAHULUAN 10. Mengkaji kultur budaya yang berhubungan dengan layanan kesehatan ibu. 11. Mengkaji kebijakan desentralisasi yang berhubungan dengan layanan kesehatan ibu. 1.4. MANFAAT 1. Mengetahui kesenjangan antara target dan capaian layanan berbasis bukti. 2. Mengetahui hubungan antara input/proses dengan outcome (kematian ibu) sehingga model yang diperoleh dapat digunakan sebagai skala prioritas program. 3. Advokasi bidang kesehatan terhadap sektor lain. 4. Sebagai evidence based dalam perencanaan program dan target layanan kesehatan ibu.
  • 29. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 5 METODE BAB II METODE 2.1. JENIS PENELITIAN Bentuk penelitian berupa kajian. Data yang dipergunakan data sekunder, yaitu laporan survei, fasilitas, data riset dasar kesehatan, assessment, studi-studi dan informasi lain yang mendukung. 2.2. SUMBER DATA 1. Data PWS KIA 2010, 2012 dan 2013. Sumber data PWS merupakan laporan rutin dari seluruh kab/kota ke Kementerian Kesehatan, mencakup laporan program layanan kesehatan ibu dan anak. 2. Data Riskesdas 2007, 2010, dan 2013. Ruang lingkup data Riskesdas 2010 yang dianalisa adalah ibu hamil dan pernah melahirkan dalam 5 tahun terakhir, kemudian diseleksi dalam 1 tahun. Ruang lingkup data Riskesdas 2013 mencakup 33 provinsi, 497 kab/kota, 294.959 rumah tangga (93,3%) tercakup.Yang dianalisa adalah ibu hamil dan melahirkan dalam 3 tahun terakhir. 3. Data Rifaskes 2011. Ruang lingkup Rifaskes 2011 mencakup 685 Rumah Sakit Umum pemerintah. Puskesmas sejumlah 8981 dari 9005 puskesmas yang dilaporkan Ditjen BUK dan Pusdatin 2010. 4. SDKI 2012. Ruang lingkup SDKI 2012 mencakup sampel representasi nasional yang diwakili dari 33 provinsi. 5. Profil Kesehatan Tahun 2011, 2012, 2013 Ruang lingkup mencakup 33 provinsi 6. Angka Kematian Ibu (MMR SP2010) Perhitungan dengan direct dan indirect hasil SP 2010. 7. Angka Kemiskinan tahun 2012, BPS. Laporan kemiskinan tahunan oleh BPS per Provinsi 8. StudiTindakLanjutKematianMaternalSP2010,BadanLitbangkes,2011.Diperoleh penyebab medis kematian Ibu dari 3.384 kasus
  • 30. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU6 METODE 9. Kajian Kematian Maternal di 5 Region Indonesia, Badan Litbangkes, 2012 10. Hasil Studi GAVI, 2013. Ruang lingkup studi: 9 institusi pendidikan kebidanan Poltekkes dan 9 Kebidanan Non Poltekkes di daerah-daerah GAVI, yakni Provinsi Papua, Papua Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Banten pada tahun 2013. 11. Riset Budaya 2012 : Ruang lingkup penelitian etnografi 7 etnik dari 12 etnik dari 12 kabupaten di Indonesia. 2.3. KERANGKA KONSEP KAJIAN Konsep Kajian ini diilhami dari 3 kerangka konsep. Konsep yang pertama adalah konsep Blum, H.L (1981). Teori ini menyatakan bahwa status kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor besar yaitu: Heredity (genetik), Enviroment/lingkungan (sosial, ekonomi, pendidikan, budaya), medical care/layanan kesehatan (tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan) dan perilaku (Antenatal Care). 7, 8 Konsep paradigma sehat oleh Blum ini memandang pola hidup hidup seseorang secara holistik. Masayarakat tidak dipandang dari penyembuhan penyakit saja tapi juga dipandang dari upaya yang berkesinambungan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk dapat lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 1. Konsep Kesehatan Masyarakat menurut HL. Blum Sumber : H.L. Blum, Planning for Health, @ 1981, Human, Sciences Press.
  • 31. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 7 METODE Konsep yang kedua adalah konsep pendekatan sistem oleh Donabedian yaitu input, proses, output dan outcome. 9 Konsep ini dapat digunakan sebagai pendekatan untuk melihat mutu kesehatan. Input dapat dinilai dari sumber daya kesehatan dan sarana, prasarana. Pada proses dapat meliputi layanan kesehatan dan rencana. Output dapat meliputi status capaian dari layanan kesehatan, seperti cakupan Antenatal Care, persalinan oleh nakes dsb. Outcome merupakan hasil akhir, yaitu morbiditas atau mortalitas, seperti kematian ibu.10 Gambar 2. Konsep Peningkatan Sistem Kesehatan Monitoring and evaluation of health systems strengthening Input and process Infrastructure, Information and communications technologies Health workforce Supply chain Information Intervention access and services readiness Interventions quality, safety Facility assessments Clinical reporting systems : Service redniness, quality, coverage, health status Data quality assessment; Estimates and projections; In-depth studies, Use of research result: Assessment of progress and performance and efficiency of health systems Targeted and comprehensive reporting; Regular review processes; Global reporting Population based surveys coverage health status, equity, risk protections, respectors Civil registration Coverage of interventions Prevalence risk behaviours and factors Improved health outcomes and equity Social and financial risk protections Responsiveness Efficiency Administrative sources Financial tracking system, NHA, Database and records HR, infrastructure, medicines etc. Policy data Governance Financing Indicator domanis Data collection Analysys and synthesis Communications and use Output Outcomes Impatc Sumber:WHO, Monitoring the Building Block of Health System, 2010. 10 Konsep terakhir yang melengkapi kajian ini adalah konsep yang lebih spesifik pada kesehatan maternal yaitu konsep Mc Charty and Maine. 11 Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3:
  • 32. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU8 METODE Gambar 3. Konsep Spesifik Kesehatan Maternal Menurut Mc Charty And Maine Sumber : Mc Charty J, Maine Deborah, A Framework for Analyzing the Determinant of Maternal Mortality.11 Dari ketiga kerangka konsep tersebut diatas kemudian dirumuskan menjadi kerangka konsep kajian layanan kesehatan ibu ini. Sebagai outcome dari keseluruhan sistem adalah kematian ibu. Pada kematian ibu akan dijelaskan estimasi angka kematian ibu di Indonesia dan gambaran tingkat global. Akan dijelaskan bagaimana kondisi registrasi kematian di Indonesia saat ini, agar terlihat alur proses menjadi outcome (angka kematian ibu). Tujuannnya agar kelemahan yang ada bisa diketahui dan menjadi perbaikan di masa depan. Peristiwa outcome didasari oleh output yang terjadi. Sebagai output akan dijelaskan penyebab kematian ibu dari sebab medis, yaitu penyakit atau komplikasi yang menyebabkan ibu meninggal. Dengan diperoleh penyebab medis dapat direncanakan tindakan preventif dan kuratif. Mengacu pada konsep Blum maupun Mc Charty and Maine, secara holistik kematian ibu dapat disebabkan oleh faktor medis (kesehatan) dan non medis (non kesehatan). Faktor medis dilihat tahap proses (program layanan kesehatan ibu) dan inputnya
  • 33. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 9 METODE (fasilitas, tenaga layanan kesehatan ibu) serta status gizi, penyakit dan kesehatan reproduksi, KB. Sedangkan faktor non medis yang akan dikaji adalah pendidikan, ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan sosial budaya dan kebijakan yang ada (desentralisasi). Pada prinsipnya, suatu layanan atau proses dapat berjalan dengan baik apabila input juga baik, yaitu memenuhi kuantitas, kualitas dan akses. Sehingga pada faktor layanan kesehatan akan dijelaskan kuantitas (jumlah, rasio, distribusi) dan kualitas dari fasilitas dan tenaga yang dapat meggambarkan akses pula. Gambar 4. Kerangka Konsep Kajian Angka Kematian Ibu Faktor Kesehatan Layanan Kesehatan Ibu Faktor Non Kesehatan yang berkaitan dengan Kesehatan Ibu Kesehatan Reproduksi dan KB Penyebab Medis Pendidikan Program dan Target Ekonomi Fasilitas dan Sarana Kultur Budaya Tenaga Kebijakan Desentralisasi Gizi dan Penyakit 2.4. ANALISA DATA 1. Untuk data yang tersedia pada unit level provinsi dilakukan analisa desktriptif, bivariat dan dilanjutkan multivariat dengan metode regresi linier. 2. Untuk data yang tidak tersedia level provinsi dilakukan dengan telaah literatur.
  • 34. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU10 METODE 2.5. DEFINISI OPERASIONAL 1. MMR SP 2010 10 rasio kematian ibu. Definisi: kematian wanita 15-49 tahun dengan pendekatan terjadinya kematian pada periode kehamilan, selama proses persalinan, dan selama 2 bulan setelah melahirkan. Pendekatan ini tidak membedakan; kematian akibat kehamilannya ataupun karena sebab lainnya (kecelakaan).12 2. Fasilitas kesehatan layanan kesehatan ibu: a. PONED: puskesmas yang memiliki sarana dan prasarana emergensi layanan ibu dan anak b. PONEK: RSU (Rumah Sakit Umum) Pemerintah yang memiliki sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan kesehatan ibu dan ditetapkan sebagai rujukan emergensi layanan ibu dan anak. 3. SDM (sumber daya manusia): a. Variabel petugas kesehatan berdasarkan jumlah, distribusi dan kompetensi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan ibu. b. Variabel Ibu yang pernah /sedang hamil atau ibu bersalin pada tahun 2007 -2012. c. Kinerja: cakupan pencapaian indikator layanan kesehatan ibu. 4. Ekonomi: Deskripsi status kesehatan ibu dengan kuintil 1-5. 5. Sosial budaya : Periaku atau norma setempat yang terkait dengan kesehatan ibu. 2.6. LIMITASI MMR hanya pada level 33 provinsi, sehingga kemungkinan tidak ada perbedaan variasi yang besar, akibatnya hasil analisis dapat mempunyai kecenderungan tidak signifikan. Jenis data crosssectional tidak bisa menggambarkan sebab akibat.
  • 35. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 11 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU BAB III. HASIL KAJIAN 1 ANGKA KEMATIAN IBU 3.1. LANDASAN Pada tingkat global, negara-negara yang tergabung Millenium Development Goals (MDGs) berkomitmen meningkatkan kesehatan ibu sebagai goal ke 5 dari 8 goal yang ada.Sebagaiindikatorutamauntukmencapaihaltersebutadalahmenurunkan3/4dari rasio kematian ibu antara 1990 dan 2015. Pemerintah Indonesia dalam dokumentasi Rencana Pembangunan Jangka menengah (RPJMN) 2004-2009 membuat target menurunkan angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. 13 Kemudian Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun 2010-2014 mentargetkan menurunkan AKI dari 228 menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup.4 Pada tahun 2015, AKI harus mencapai 102 per 100 kelahiran hidup. 13 3.2.TEMUAN DAN PEMBAHASAN 3.2.1 Angka Kematian Ibu di Indonesia Merujuk pada target yang telah ditetapkan, kondisi AKI di Indonesia saat ini menunjukkan target tersebut belum tercapai. Beberapa informasi menyebutkan AKI di Indonesia dengan menggunakan perhitungan dan metode berbeda sebagai berikut: 1. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan bahwa AKI 359 (239-478) per 100.000 kelahiran hidup dalam waktu 5 tahun terakhir.14 2. Hasil Sensus Penduduk 2010, perhitungan dengan koreksi menyebutkan 259 per 100.000 kelahiran hidup (hasil sementara, BPS).11 3. Soemantri mensimulasi berbasis data UN WHO, MMR 360 per 100.000 kelahiran hidup dan berbasis data SP 2010, MMR 370 per 100.000 kelahiran hidup.15 4. Kajian Determinan Kematian Maternal di 5 region di Indonesia menyebutkan AKI pada tahun 2010 sebesar 278 per 100.000 kelahiran hidup.16 5. Laporan WHO, MMR Tahun 2010 : 220 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2012).17
  • 36. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU12 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU 6. Selanjutnya publikasi WHO tahun 2014 menyebutkan AKI tahun 2013 adalah 190 (120-300) per 100. 000 kelahiran hidup (WHO, 2014).18,19 7. Publikasi The Lancet menyebutkan MMR tahun 2013 adalah 199 per 100.000 kelahiran hidup. (IHME, The Lancet 2014). 20 Terdapat perbedaan estimasi AKI yang diperoleh, namun dapat ditarik kesimpulan bahwa AKI masih tinggi. Berdasarkan prediksi, AKI di Indonesia belum mencapai target pada tahun 2014. Namun kesulitan pencapaian target tersebut juga dialami oleh beberapa negara lain. Berdasarkan trend, pada negara berkembang di dunia hanya 13 negara yang akan mencapai target MDG’s ke 5. 19 Meskipun demikian usaha dan kerja luar biasa tetap diperlukan untuk dapat menurunkan kematian ibu di Indonesia. 3.2.2. Apakah Goal ke 5 MDGs 2015 dapat tercapai ? Untuk menjelaskan kematian ibu lebih lanjut, maka perlu kita melihat kematian ibu yang terjadi pada tingkat global. Pada tahun 1990,WHO, UNICEF, UNFPA danTheWorld Bank melaporkan kematian ibu sebanyak 576.300 dan pada tahun 2005 menurun menjadi 535.900. 21, 22 Selanjutnya, disebutkan perkiraan kematian ibu di dunia saat ini 289.000 pada tahun 2013. Estimasi MMR sebesar 210 per 100.000 kelahiran hidup yang mencakup 183 negara. 19 Beberapa negara menunjukkan kematian yang sangat ekstrim yaitu 1000 per 100.000 kelahiran hidup.23 Secara global terjadi penurunan kematian ibu 48 persen dari tahun 1990 ke tahun 2013. 19 Padahal target global adalah menurunkan kematian ibu 75 persen dari tahun 1990 ke tahun 2015. Pada tahun 2010, WHO dll, menyebut 10 negara yang dapat mencapai target MDG’s. 18 Selanjutnya laporan tahun 2014, terdapat 19 negara yang dapat mencapai target MDG’s di tahun 2013, lebih jelasnya pada tabel dibawah ini :
  • 37. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 13 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU Tabel 1. 19 NegaraYang MencapaiTarget MDG’s diTahun 2013 No Negara MMR MMR MMR Jumlah kematian ibu % penurunan 1990-2013 1990 2013 Estimasi bawah Estimasi Atas 1 Belarus 37 1 1 2 1 96 2 Maldive 430 31 19 52 2 93 3 Bhutan 900 120 74 190 17 87 4 Cambodia 1200 170 110 280 670 86 5 Israel 12 2 1 4 3 84 6 Equatorial Guinea 1600 290 160 560 79 81 7 Poland 17 3 2 5 14 81 8 Lao People’s D. R 1100 220 130 370 400 80 9 Romania 170 33 26 44 75 80 10 Bulgaria 24 5 3 8 4 78 11 Estonia 48 11 5 25 2 78 12 Timor Leste 1200 270 140 500 110 77 13 Eritrea 1700 380 210 690 880 77 14 CaboVerde 230 53 25 110 5 77 15 Latvia 57 13 7 24 3 77 16 Oman 48 11 8 16 8 77 17 Lebanon 64 16 9 29 10 76 18 Nepal 790 190 110 340 1100 76 19 Rwanda 1400 320 200 540 1300 76 Sumber :Trends in maternal mortality 1990 to 2013, Estimates byWHO, UNICEF, UNFPA,TheWorld Bank, andThe Nations Population Divison, 2014.19 Kesimpulannya, target penurunan kematian ibu pada tingkat global belum dapat tercapai seperti yang diharapkan. Hal ini terjadi karena memang ada disparitas yang sangat tinggi antar negara. Laporan WHO dll, menyebutkan 99% (286.000) kematian ibu terjadi di negara berkembang. Perbandingan rasio kematian ibu adalah di negara berkembang 240 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara maju, 16 per 100.000 kelahiran hidup. Region Sub-Sahara wilayah Afrika menyumbang 62% (179.000) dari kematian global, diikuti oleh Asia Selatan sebesar 24% (69.000).19
  • 38. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU14 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU Pada negara-negara dengan kematian ibunya di atas 100 per 100.000 kelahiran hidup kemudian dilakukan pengukuran untuk melihat kemajuan. Pengukuran dengan cara melihat rata-rata penurunan dari tahun 1990-2013, dengan pengkategorian sebagai berikut : 1. on track (sesuai target) yaitu : > 5,5% 2. making progres (ada kemajuan): 2% - 5,5% 3. insufficient progress (kemajuan kurang): < 2%, 4. no progress (tidak ada kemajuan) = bila tidak ada penurunan atau malah ada kenaikan kematian.19 Sebanyak 11 berada pada posisi “on track”, 63 negara pada posisi “making progress”, dan 13 negara masuk dalam “insufficient progress”. Negara Indonesia mengalami rata- rata penurunan 3,5% sehingga termasuk dalam kategori “making progres”.19 Setelah mengetahui situasi kematian ibu di tingkat global, selanjutnya adalah mendapatkan gambaran kematian ibu di Asia Tenggara. Negara Kamboja merupakan negara yang paling berhasil menurunkan kematian ibu, yaitu 86 persen dari tahun 1990 ke tahun 2013. MMR yang semula 1200 per 100.000 kelahiran hidup dapat diturunkan menjadi 170 per 100.000 kelahiran hidup. Negara Indonesia menempati urutan ke 4 tertinggi dari 12 negara di Asia Tenggara lainnya. Dalam penurunan kematian tersebut dapat dilihat bahwa semakin rendah MMR suatu negara maka akan semakin sulit menurunkan 75 persen kematian ibunya dari tahun 1990-2013. Sehingga untuk menurunkan kematian 75 persen tersebut sebenarnya tidak dapat dijadikan target bagi semua negara, karena bagi negara yang sudah mempunyai kematian ibu yang rendah (MMR dibawah 100), mungkin hanya dapat menurunkan kisaran 30-40 persen, terutama pada negara-negara berkembang. Negara Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar ke 5 di dunia, sehingga jumlah kematian ibunya juga cukup besar. Pada tahun 2013, 58 persen kematian ibu di dunia disumbang oleh 10 negara, salah satunya adalah Negara Indonesia yaitu sebesar 3% (8800) kematian ibu. Negara dengan jumlah penduduk terbesar lainnya dan mempunyai kematian ibu yang tinggi adalah Negara India yang juga berkontribusi 17 % (50.000) kematian ibu di dunia. Untuk dapat lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 19
  • 39. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 15 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU Tabel 2. MMR, Jumlah dan Penurunan Kematian Ibu di Negara AsiaTenggaraTahun 1990-2013 Country MMR Range of MMR uncertainty Number of maternal deaths % change in MMR between 1990-2013 Progress towards improving maternal health 1990 2013 Estimasi bawah Estimasi Atas Timor Leste 1200 270 140 500 110 -78 On track Laos PDR 1100 220 130 370 400 -80 On track Myanmar 580 200 120 350 1900 -65 Making progress India 560 190 130 300 50 -65 Making progress Indonesia 430 190 120 300 8800 -56 Making progress Cambodia 1200 170 110 280 670 -86 Making progress Philippines 110 120 81 190 3000 15 Non progress Vietnam 140 49 29 84 690 -64 Making progress Malaysia 56 29 18 46 150 -48 - Srilanka 49 29 21 42 110 -40 - Brunei Darusalam 26 27 16 43 2 1 - Thailand 42 26 18 38 180 -37 - Singapore 8 6 3 12 3 -30 Making progress Sumber :Trends in maternal mortality 1990 to 2013, Estimates byWHO, UNICEF, UNFPA,TheWorld Bank, andThe Nations Population Divison, 2014.19 3.2.3. Trend Kematian Ibu di Indonesia Pada SDKI 2007, rasio kematian maternal terdapat pada kisaran 132 sampai 323 per 100.000 kelahiran hidup. Pada SDKI 2012, AKI berada pada kisaran 239-478 kematian maternal per 100.000 kelahiran hidup. 14 Tingkat kepercayaan yang lebar ini menunjukkan bahwa survei sampel seperti SDKI tidak dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk memantau kemajuan mencapai target MDGs (Hill et all, 2006). 24 Ada yang penting untuk dicatat, pada SDKI 2007, responden hanya wanita pernah kawin usia subur (15-49 tahun). Sedangkan pada SDKI 2012, responden adalah seluruh wanita usia subur (15-49 tahun). Kenaikan rasio kematian maternal ini sebenarnya konsisten dengankenaikanangkakematianwanitadewasadiIndonesia.AntaraSDKI2007danSDKI 2012, dari angka 20 kematian menjadi 25 kematian per 10.000 penduduk. Probabilitas kematian wanita untuk orang dewasa umur 15 dan 50 juga terjadi peningkatan dari 69 per 1000 penduduk pada SDKI 2007, menjadi 87 per 1000 penduduk pada SDKI 2012. 14 Untuk dapat lebih jelasnya trend kematian ibu dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
  • 40. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU16 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU Gambar 5. ContrastingEstimatesofIndonesianMaternalMortalityRatio 390 700 600 500 400 300 200 100 0 DHSMin DHSMAX HoganLowerMMRHoganUpperMMRHoganMeanMMR 334 307 323 228 132 478 259 239 150 359 1990 1986 1982 1984 1988 1990 1992 1994 1966 1998 2000 2002 2006 2008 2014 2012 2010 2004 DHSMean Sumber: Hogan 22 , DHS 14 and Census : Unpblished calculations by various authors (Hull.T)25 3.2.4. Perhitungan dan Data Kematian Ibu Indonesia Hasil estimasi AKI yang diperoleh berbeda-beda, hal tersebut dimungkinkan karena perbedaan dalam: 1. Definisi kematian ibu 2. Cara pengumpulan data (laporan rutin/survei/sensus) 3. Waktu atau periode pengumpulan data 4. Cara perhitungan direct/indirect 5. Faktor koreksi Untuk menentukan estimasi AKI mana yang benar pada saat ini bukan hal yang mudah, karena perolehan jumlah kematian yang belum sepenuhnya benar. Sistem registrasi kematian di Indonesia berada pada pencatatan sipil di Administrasi Kependudukan (Adminduk), Kementerian Dalam Negeri. Namun data tersebut hanya melaporkan jumlah wanita yang meninggal dalam 1 tahun, penyebab kematiannya tidak dilaporkan, sehingga tidak bisa diperoleh informasi kematian ibu. Informasi kematian ibu, bisa diperoleh melalui laporan fasilitas, survei dan sensus. Laporan kematian ibu bersumber fasilitas dapat diperoleh dari data PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak) yang dilaporkan tiap tahun oleh Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Kementerian Kesehatan. Namun data ini juga tidak bisalangsungdigunakan.Suatudatabisadigunakanbiladatatersebutvalid.Datayang
  • 41. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 17 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU valid bisa dinilai dari rasionalitas dan konsistensi data. Pengecekan dapat dilakukan dengan logikal, skip dan range pada data. Pada PWS KIA terdapat beberapa data kabupaten/kota yang tidak konsisten antara jumlah kehamilan, kelahiran, kematian dan lahir hidup. Kelemahan lain adalah ketidakjelasan data, misalnya data kematian terisi angka nol (tidak jelas apakah tidak ada kematian atau tidak melaporkan adanya kematian). Sekitar 10 persen dari 497 kabupaten/kota, data tersebut diragukan. Seandainya saja kabupaten/kota melaporkan data tersebut dengan benar, maka data PWS KIA ini merupakan data paling ideal dibandingkan sumber data lainnya, karena PWS KIA dilaporkan pertahun (up to date) dan mencakup seluruh kabupaten kota (advokasi bisa tertuju langsung pada pemegang otonomi daerah). Sistem dan regulasi untuk PWS KIA ini harus diperbaiki sehingga pemerintah mempunyai informasi yang valid, yang pada akhirnya perencanaan dan intervensi dapat dilakukan dengan tepat. Laporan data kematian ibu lainnya yaitu berdasarkan sensus yaitu Sensus Penduduk 2010. Pertanyaan kematian pada sensus adalah kematian pada periode 1 Januari 2009 – 15 Mei 2010. Periode waktu 17 bulan, bukan 1 tahun. Jumlah kematian Pregnancy Related Death (PRD) dalam satu tahun sejumlah 8437. Definisi kematian ibu yang dipergunakan pada sensus 2010 mengarah pada PRD yaitu kematian wanita berusia 15-49 tahun selama masa kehamilan, proses persalinan dan periode 2 bulan setelah melahirkan, tidak memandang penyebab kematian, yang disebabkan obstetrik atau karena kecelakaan dan serta tidak menggunakan referensi waktu kematian 42 hari.12 Sebenarnya dalam ICD 10, rujukan waktu yang digunakan untuk definisi PRD adalah kematian dalam periode 42 hari. Kemungkinan karena pertimbangan kesulitan mengingat 42 hari, maka dalam sensus menggunakan referensi waktu 2 bulan. Sensus sebelumnya tidak pernah mengumpulkan data kematian wanita, baru pada SP 2010 pertama kali dilakukan, sehingga belum sempurna pengumpulan datanya. Data kematian maternal yang dikumpulkan dalam SP 2010 masih terdapat under reporting dan under coverage, oleh karena itu kemudian dilakukan verifikasi. Verifikasi menggunakan kuesioner khusus, mendatangi rumah tangga yang ada kematian ibu, kematian wanita usia subur (WUS), pria cerai mati, dan bayi tanpa ibu. Namun verifikasi ini tidak dirancang sebelumnya, sehingga tidak dilakukan secara keseluruhan di seluruh provinsi (karena keterbatasan anggaran). Perhitungan estimasi kemudian dilakukan dengan adjustment pada numerator dan denominator, maka dengan cara indirect diperoleh AKI: 259 per 100.000 kelahiran hidup.12 Namun hasil inipun masih sementara, karena akan diperhitungkan dengan sumber data lainnya yaitu hasil SUPAS 2015.
  • 42. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU18 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU Laporan SP 2010 dilanjutkan dengan Studi Tindak Lanjut Penyebab Kematian Maternal oleh Tin Affifah, dkk (Balitbangkes) dengan jumlah sampel hampir 50 persen (4167 kasus kematian) dari SP 2010, untuk didatangi kembali. Studi tersebut bertujuan memperoleh sebab kematian ibu dengan cara menggunakan autopsi verbal. Hasil penyebab medis tersebut kemudian dilanjutkan dengan Kajian Determinan Kematian Maternal di 5 Region oleh Tejayanti, dkk (Balitbangkes). Kajian tersebut tidak bertujuan untuk memperoleh AKI, namun untuk mendapatkan determinan kematian ibu per region, diperlukan perhitungan estimasi AKI per region. Sehingga data kemudian diseleksi lagi. Definisi kematian ibu dalam kajian tidak menggunakan PRD seperti pada laporan BPS, tetapi menggunakan batasan definsi maternal death menurut ICD 10, WHO yaitu : kematian wanita yang terjadi selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, diakibatkan semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/incidental.26 Berdasarkan definisi tersebut di atas diperoleh 3384 kematian ibu. Hasil yang diperoleh secara langsung adalah angka kematian ibu sebesar 121 per per 100.000 kelahiran hidup.16 Keneth Hill (2001), mengemukakan bahwa laporan sensus harus dikoreksi.27 Untuk melihat berapa faktor koreksinya, merujuk pada Study “Dual System” yang membandingkan perolehan data kematian dari sensus 2010, registrasi, dan survey, akhirnya diperoleh faktor koreksi completeness sebesar 0.4352 (R=0.94) (Soemantri, 2012) 28 . Setelah dilakukan koreksi, diperoleh AKI 278 per 100.000 kelahiran hidup. 16 Informasi terakhir AKI diperoleh dari SDKI yaitu Tahun 2012. Namun data ini pengumpulan data merujuk pada periode 5 tahun sebelum survey. Metode yang digunakan dengan cara sisterhood, yaitu melalui informasi saudara kandung. Definisi kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada saat hamil, melahirkan atau selama masa nifas atau 2 bulan setelah melahirkan, tidak membedakan sebab kematian karena obstetric atau kecelakaan (sama dengan SP 2010). Berdasarkan definisi tersebut diperoleh jumlah kematian ibu sedikit yaitu 92 orang, sehingga angka kematian spesifik menurut umur terpengaruh oleh kesalahan sampling yang besar, dan perlu kehati-hatian dalam menginterprestasikan. Proporsi kematian maternal wanita uisa subur karena sebab maternal (PMDF) adalah 11,7 dari semua kematian wantita usia 15- 49. Dengan menggunakan cara direct diperkirakan rasio kematian ibu 359 per100.000 kelahiran hidup untuk periode 2008-2012. 14
  • 43. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 19 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU Perhitungan PMDF juga dapat digunakan sebagai alternatif perhitungan AKI. Kematian maternal dengan PMDF data SP 2010 oleh Sumantri didapat 8,4 . Selanjutnya estimasi AKI dengan pendekatan PMDF dan koreksi metode GGB /SEG, diperoleh estimasi MMR rasio SP 2010 dengan adjusted GGB : 316 per 100.000 kelahiran hidup, adjusted SEG : 366 per 100.000 kelahiran hidup, adjusted GGB-SEG: 346 per 100.000 kelahiran hidup. 29 Selanjutnya, Soemantri melakukan perhitungan kembali dengan mensimulasi berbasis data UN WHO diperoleh MMR 360 per 100.000 kelahiran hidup dan berbasis data SP 2010 diperoleh MMR 370 per 100.000 kelahiran hidup.30 Sementara perhitungan terakhir dalam expert meeting di Bappenas (6 Agustus 2014), menyebutkan AKI sebesar 346 per 100.000 kelahiran hidup. Dari beberapa angka kematian ibu yang diperoleh, estimasi angka kematian ibu yang dilaporkan oleh WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank dan the United Population Division merupakan angka yang terendah yaitu 190 per 100.000 kelahiran hidup. Estimasi MMR ini diperhitungkan dengan mempergunakan beberapa variabel covariat yaitu PM, GDP, GFR dan SAB. Variabel SAB (skilled attendant at birth) ini, sebenarnya tidak mudah diterapkan untuk di Indonesia. Mengapa demikian? Karena bila hanya melihat cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dilaporkan sudah mencapai 80 persen, namun apakah tenaga kesehatan tersebut “skill” atau terampil? Fakta dari hasil asesmen tenaga dari Badan Litbangkes, PPSDM dan GAVI di 5 provinsi tahun 2013 menunjukkan kompetensi bidan masih dibawah 60 persen. Sehingga bila angka SAB ini hanya berdasarkan laporan cakupan persalinan tanpa mempertimbangkan kualitas maka implikasinya estimasi angka kematian ibu menjadi lebih rendah. 3.2.5. Mengapa data kematian ibu sering terjadi underreporting? Mengumpulkan data kematian ibu tidak semudah mengumpulkan data kelahiran. Data kelahiran lebih lengkap, karena akte kelahiran akan dipergunakan dalam pengurusan sekolah dsb. Sedangkan data kematian cenderung tidak lengkap, karena tidak semua masyarakat awam tahu kepentingan dari akte kematian. Akte kematian tersebut pun terkadang hanya digunakan bila ada kepentingan untuk pengurusan santunan dana kematian yang diberikan oleh beberapa kabupaten/kota atau untuk pengurusan asuransi kematian. Penyebab underrepoting yang sering terjadi adalah peristiwa kematian merupakan hal yang menyedihkan, cenderung untuk tidak diingat kembali dan tidak ingin diungkapkan. Kejadian kematian pada ibu yang tinggal sendiri atau tidak mempunyai suami juga cenderung tidak terlaporkan.
  • 44. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU20 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU WHO melaporkan penyebab underreporting atau kesulitan mendapatkan data dikarenakan: 1. Kehamilan usia muda sehingga belum tercatat/dilaporkan. 2. Kematian yang terjadi pada akhir masa nifas (kejadian kematian ini tidak seperti kematian pada awal masa nifas lebih sering dilaporkan). 3. Kematian pada usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua. 4. Miscoding ICD 9 atau ICD 10, seringkali kasus didiagnosa sebagai cerebrovascular disesases, jantung (pada kasus-kasus kematian ibu kelompok indirek). Potensi underreporting dan misklasifikasi mencakup: 1. Ketidakpahaman dalam menggunakan ICD 9 atau 10 2. Sertifikat tidak dilengkapi dengan status kehamilan 3. Berkeinginan menghindari proses hukum 4. Berkeinginan menutupi informasi (khususnya pada kasus aborsi). 17, 19 Studi Immpact menyebutkan kematian yang didiagnosa non maternal pada kematian perempuan ternyata 70 persen merupakan kematian maternal. 31 Hal ini terjadi pula pada negara maju yang saat ini AKI nya meningkat, ditengarai karena pengkodean dalam diagnosa kematian ibu lebih baik dari sebelumnya. Hasil dan metode telah disampaikan di atas, lalu bagaimana dengan penilaian registrasi kematian di Indonesia? Peta dibawah ini dapat menjelaskan kualitas pelaporan penyebab kematian di seluruh dunia. Gambar 6. Kualitas Registrasi Kematian
  • 45. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 21 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU Dari gambar di atas terlihat bahwa Indonesia pada tahun 2007 masih dianggap dalam negara yang tidak mempunyai laporan penyebab kematian, 32 sehingga tidak mudah bila dalam waktu 6 tahun kemudian (Tahun 2013), sudah bisa mendapatkan data yang berkualitas baik. Rapid assessment on Civil Registration & Vital Statistic System/ CRVS (Penilaian secara cepat Sistem Pencatatan Sipil dan Statistik Vital di Indonesia) telah dilakukan oleh Yuslely dkk, dengan dukungan oleh WHO. Berikut standard penilaian : Tabel 3 . Skore, Peringkat dan Aksi Assessmen Score (%) <34 Dysfunctional Weak Functional but inadequate Satisfactoty Minor adjustments may be required in an atherwise well functioning system System requiress substantial improvement in all areas Many aspects of the system do not function well, and multiple issues require attention System works but some elements function poorly and require attention; specific weaknesses of the system should be identified by completing the comprehensive review 35-64 65-84 85-100 Rating Actions required Sumber:HealthInformationsystem,SchoolofPopulationHealthUniversityofQueensland,WHO,2010;32 Hasil yang diperoleh dari assesmen registrasi sebagai berikut : 33 1. Rapid assessment terhadap Indonesia CRVS menghasilkan penilaian dari dysfunctional sampai weak, dengan nilai rata rata keempat kelompok dalam tingkatan WEAK (36,77 persen). 2. Nilai tertinggi pada ICD coding practing affect the quality of cause of death dan nilai terendah pada completeness of birth and death registration dan organization of the vital statistic system. 3. Diperlukan perbaikan substansial dalam semua area dan banyak aspek dari sistem yang tidak berfungsi dengan baik, dan banyak isu yang memerlukan perhatian. Dalam kegiatan peningkatan registrasi penyebab kematian pada tahun 2011, dilihat ketersediaan buku registrasi kematian di Kota Jogyakarta, dari 14 kecamatan, yang tersedia buku registrasi kematian hanya ditemukan 50 persennya. Bisa dibayangkan betapa “underreporting” nya data kematian di Indonesia, karena Kota Jogyakarta yang mempunyai peringkat indeks kesehatan yang baik dan termasuk dalam kategori feasible secara administratif, namun mempunyai pencatatan yang tidak maksimal,
  • 46. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU22 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU apalagi di wilayah lain dengan status kesehatan yang kurang baik, kelengkapan dan ketepatan sebagai perencanaan ke depan dibutuhkan ketepatan data agar intervensi dapat dilakukan dengan benar. Kesulitan mendapatkan AKI tersebut sebenarnya menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa perbaikan data menjadi prioritas, karena dasar utama dalam perencanaan dan intervensi yang tepat adalah data yang valid. 3.3. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari seluruh penjelasan yang telah disampaikan, kesimpulannya estimasi angka kematian ibu saat ini sulit ditentukan secara tepat, namun fakta dari beberapa perhitungan dan trend menginformasikan bahwa kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Hal tersebut sinkron bila ditinjau dari informasi kondisi SDM, sarana dan prasarana layanan yang memang belum maksimal. Namununtukdapatmengevaluasidanperencanaankedepandibutuhkanangkayang dapat menjadi rujukan. Hasil estimasi yang diperoleh dari SDKI berupa angka nasional. Kelebihannya mungkin dapat untuk melihat trend. Namun diperlukan kehati-hatian karena jumlah kematian terlalu kecil (hanya 92 kasus) sehingga interval sangat lebar (239-478). Kelemahan lainya tidak bisa didapatkan angka provinsi. Pertimbangannya ke depan, ketika akan mengevaluasi dan mengintervensi daerah akan mengalami kesulitan, karena tidak ada angka yang dirujuk. Definisi responden yang digunakan pada pengumpulan data 2007 dengan 2012 berbeda. Hasil SDKI 2012, mencakup wanita yang tidak menikah dan angka ini merujuk pada periode 5 tahun yang lalu (2008-2012). Angka SP 2010 walaupun dalam pengumpulan data masih ada kekurangan, namun kelebihannya merupakan data dengan jumlah tertinggi kematian yang pernah ada dan dapat dianalisis menurut provinsi, sehingga bisa digunakan untuk menentukan prioritas program-program. Kebutuhan angka ini juga sangat penting untuk memperbaiki disparitas yang terjadi di Indonesia. Hasil assessmen menunjukkan system registrasi berstatus “dysfungtional-weak”, sehingga rekomendasi ke depan, Negara Indonesia harus mempunyai sistem registrasi vital (kelahiran, kematian dan imigrasi) dan registrasi penyebab kematian yang lebih baik lagi.Tanpa sistem registrasi vital yang baik, maka seluruh perencanaan
  • 47. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 23 HASIL KAJIAN 1. ANGKA KEMATIAN IBU yang berdasar kependudukan baik di bidang ekonomi, kesejahteraan, kesehatan, pendidikan tidak akan tepat, assesmen registrasi diperlukan pula untuk memantau perkembangan sistem registrasi vital. Dukungan legislatif dan penentu kebijakan diperlukan untuk mendukung kerjasama antara Kementerian Dalam Negeri, Kesehatan, Komunikasi, Daerah Tertinggal, BPS, BKKBN dan instansi lain yang terkait dalam kependudukan untuk membentuk sistem registrasi vital dan registrasi penyebab kematian yang lebih baik, sehingga dapat memperkecil underreporting. Sosialisasi peraturan atau perundang-undangan terkait pelaporan data vital dari mulai gubernur hingga ketua RT sangat diperlukan, karena dahulu peraturan menyebutkan bila ada warga yang meninggal wajib dilaporkan oleh keluarganya, namun saat ini telahberubah,KetuaRTyangwajibmelaporkan.Apapunitu,sudahsaatnyamasyarakat maupun pemerintah saling berkomunikasi bahwa ketersediaan data tersebut pada dasarnya dipergunakan untuk kepentingan hajat hidup seluruh warga negara. Sistem informasi kesehatan juga perlu dikembangkan dengan dilengkapi sistem registrasi penyebab kematian, karena setiap daerah mempunyai permasalahan yang berbeda, maka dengan mengetahui penyebab kematian masing-masing kabupaten/ kota dapat melakukan pencegahan serta penanganan sesuai dengan kondisi yang terjadi di wilayahnya. Untuk meningkatkan kualitas data kematian ibu maka penggunaan diagnosa ICD 10 harus dipahami tenaga medis di fasilitas layanan dasar maupun Rumah Sakit, termasuk penggunaan code ICD 10 untuk kematian ibu. Untuk itu diperlukan pelatihan di provinsi yang dilanjutkan ke tingkat kabupaten/kota dan seterusnya. Penggunaan code ICD yang dapat diakses melalui digital atau perangkat android akan memudahkan dalam pendiagnosaan kasus morbiditas atau mortalitas. Untuk memperbaiki status kesehatan ibu dan anak, maka data penunjang yaitu PWS KIA sudah seharusnya diperbaiki sistem pencatatan dan pelaporannya agar validitas dapat ditingkatkan, dengan mulai menerbitkan panduan hingga cara evaluasi data yang cepat dan aplikatif, sehingga kabupaten/kota serta pusat dapat memanfaatkan dengan segera.
  • 48. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU24 HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU
  • 49. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 25 HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU BAB IV HASIL KAJIAN 2 PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU 4.1. LANDASAN Dalam ICD 9 maupun ICD 10, WHO yang dimaksud dengan kematian ibu adalah : 1. Kematian Maternal (Maternal death) : Kematian wanita yang terjadi selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/incidental (ICD 9 dan ICD 10, WHO) 2. Pregnancy related death (PRD) : Kematian yang terjadi selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah terminasi kehamilan tanpa melihat apa penyebab kematian (ICD 10, WHO) 3. Penyebab Direk (Direct cause) : Kematian yang disebabkan oleh komplikasi obstetri dalam periode kehamilan, persalinan, maupun nifas, akibat penanganan, kelalaian atau pengobatan yang tidak tepat atau kaitan dari semua tersebut di atas (ICD 9, WHO) 4. Penyebab Indirek (Indirect cause) : Kematian yang diakibatkan oleh penyakit yang telah diderita ibu, atau penyakit yang timbul selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obstetrik, tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik kehamilan (ICD 9 dan ICD10,WHO).34, 27 Dalam ICD 10 terdapat XX pengelompokkan diagnosa untuk morbiditas dan mortalitas. Registrasi untuk kematian ibu terdapat pada kelompok XV dan harus dimasukkan dalam Code O. Dalam penyajian laporan kematian ibu di kelompokkan menjadi direct cause (langsung) dan indirect cause (tidak langsung). 27
  • 50. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU26 HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU 4.2.TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada Tahun 2011, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI melakukan kerjasama dengan BPS melakukan Studi Tindak Lanjut Penyebab Kematian Ibu SP 2010. Tin Afifah sebagai ketua studi tersebut melaporkan bahwa kematian ibu dengan definisi maternal death diperoleh kematian direk (77,2%), lebih tinggi jika dibanding kematian indirek (22,8%). 35 Dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4. Proporsi Penyebab Kematian IbuTahun 2010 Kelompok penyebab kematian ibu Region Indonesia Sumatera Jawa- Bali Kalimantan Sulawesi IBT Direct obstetric death (O00-O95) 81.5 73.8 80.9 80.2 75.7 77.2 Indirect obstetric deaths (O98-O99) 18.5 26.2 19.1 19.8 24.3 22.8 Total 100.0 (N=1738) 100.0 (N=3333) 100.0 (N=587) 100.0 (N=979) 100.0 (N=888) 100.0 (N=7524) Sumber : AfifahT,Tejayanti T, dkk, StudiTindak Lanjut Data SP 2010, Penyebab Kematian Maternal, Badan Litbangkes, 2012. 35 Hasil tersebut mengindikasikan bahwa di Indonesia penyebab utama kematian ibu berupa komplikasi kandungan selama fase kehamilan, persalinan dan nifas (penyebab direk) masih menjadi yang tertinggi di Indonesia dibandingkan dengan penyebab kematian ibu indirek (penyakit lain yang bersamaan dengan kehamilan).Yang menarik, pola pada penyebab indirek (Tabel 4), di region Jawa-Bali dan region IBT memiliki persentase kasus indirek lebih tinggi dibanding persentase kasus indirek di region lainnya. Namun demikian, penyebab indirek yang terjadi pada region Jawa-Bali dan region IBT berbeda. Pada Jawa-Bali, indirek utamanya disebabkan karena tingginya penyakit kardiovaskular (O99.4=7,7%) dan kardiomyopati (O90.3=2%), sedangkan di region IBT, indirek terjadi karena infeksi non puerperal seperti Malaria (O98.6=5%) dan TB (O98.0=4,9%). Informasi penyebab yang lebih spesifik dibutuhkan agar dapat dilakukan pencegahan atau intervensi. Dalam tabulasi list ICD 10, WHO terdapat pengelompokan penyebab kematian yang lebih detail dan untuk melihat situasi di Indonesia maka dibedakan menjadi 5 region.
  • 51. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 27 HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU Tabel 5. Kode diagnosa dan proporsi penyebab kematian ibu di antara 5 region berdasarkan ICD 10WHO (Data SP 2010) Kode ICD 10,WHO Underlying cause of maternal death Region Indonesia Sumatera Jawa- Bali Kalimantan Sulawesi IBT O00-O08 Pregnancy with abortive outcome 3.7 4.2 2.7 5.6 4.2 4.1 O10-O16 Oedema, proteinuria, and hypertensive disorder (HDK) 33.3 33.1 34.9 32.6 25.8 32.4 O44-O46 Placenta previa, premature separation of placenta and Antepartum haemorrhage 4.4 2.7 4.3 2.3 3.6 3.3 O30-O43, O47-O48 Other maternal care related to fetus and amniotic cavity and possible delivery problems 3 1.7 0 0.8 0.1 1.6 O64-O66 Obstructed Labour 0.5 1.1 0 0.6 1 0.8 O72 Postpartum haemorrhage (PPP) 16.4 16.8 28.1 26.3 29.8 20.3 O20-O29, O60-O63, O67-O71, O73-O75, O81-O84 Other complications of pregnancy and delivery 11.1 6 2.9 7.9 5.9 7.2 O85-O99 Complication predominantly related puerperium and other conditions 27.6 34.3 27.1 23.9 29.7 30.2 Total 100 (N=1737) 100.0 (N=3334) 100.0 (N=587) 100.0 (N=979) 100.0 (N=887) 1000 (N=7524) Sumber : AfifahT,TejayantiT, dkk, StudiTindak Lanjut Data SP 2010, Penyebab Kematian Maternal, Badan Litbangkes, 2012. 35 Pada tabulasi tersebut diatas, terdapat modifikasi. Berdasarkan tabular list ICD 10WHO, kelompok spontaneous abortion, kelompok medical abortion dan other pregnancies with abortive outcome bukan merupakan satu kelompok diagnosa, akan tetapi dalam kajian ini dijadikan satu kelompok yaitu pregnancies with abortive outcome karena jumlah kasus yang kecil (Tabel 5).
  • 52. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU28 HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU Berdasarkan hasil studi tindak lanjut SP 2010 pada tabel 5, dapat terlihat bahwa persentase penyebab kematian ibu yang tertinggi pertama adalah kelompok oedema, proteinuria, and hypertensive disorder atau selanjutnya disebut dengan kelompok hipertensi dalam kehamilan (HDK) sebesar 32,4%. Persentase kasus kematian yang termasuk kelompok HDK adalah: Tabel 6. Diagnosa yang termasuk dalam kelompok HDK Code ICD 10 Kelompok Hipertensi dalam Kehamilan (O10-O16) Jumlah % O10 Pre-existing hypertension complicating pregnancy, childbird and the puerperium 227 3 O11 Pre-existing hypertension disorder with superimposed proteinuria 18 0.2 O12 Gestasional (pregnancy induced) oedema and proteinuria without hypertension 67 0.9 O13 Gestasional (pregnancy induced) hypertension without significant proteinuria 281 3.7 O14 Pre eclampsia 538 7.1 O15 Eclampsia 1222 16.2 O16 Unspecified maternal hypertension 96 1.3 Total 2449 32.4 Sumber:TejayantiT dkk, Kajian Determinan Kematian Maternal di Lima Region di Indonesia 2012.16 Penentuan diagnosa kematian pada kajian ini masih terbatas pada penyebab dasar (underlyingcauseofdeath) yang menampilkan satu diagnosa, belum dapat menyajikan multiple diagnose. padahal pada kematian ibu dapat disebabkan oleh berbagai komplikasi.Berbagaikomplikasidapatterjadi,secarapatofiologisberurutanterdiridari penyebab dasar, penyebab antara dan penyebab langsung kematian. Pada kelompok HDK, dapat ditelusuri pada ibu yang mengalami dua komplikasi yaitu HDK sebagai penyebab dasar dan perdarahan post partum (PPP) sebagai penyebab langsung/ antara, sebanyak 13,6% dari HDK atau 0,1% dari total kasus. Penyebab kematian ibu tertinggi kedua adalah kelompok lainnya atau complication predominantly related puerperiumandotherconditions sebesar 30,2%, namun karena terlalu banyak diagnosa menjadi tidak spesifik, sehingga intervensipun tidak mudah. Penyebab kematian ibu di dunia, dalam Jurnal Lancet disebutkan sebagaimana berikut pada gambar 7 ini 36 :
  • 53. KAJIAN LAYANAN KESEHATAN IBU 29 HASIL KAJIAN 2. PENYEBAB MEDIS KEMATIAN IBU Gambar 7. CauseofMaternalDeath 0 5 10 15 20 Abortion Haemonhage Hypertension Obstructed Labour Sepsis Late causes Other direct causes Indirect caouses HIV Deaths (%) A 1990 2013 80000 60000 40000 20000 0 Abortion Haemonhage Hypertension Obstructed Labour Sepsis Late causes Other direct causes Indirect caouses HIV Number of deaths Sumber: www.thelancet.com Published online May 2, 2014 (Mean proportion (left) and total number (right) of maternal deaths due to different causes in 1990 and 2013. Error bars show 95% uncertainty intervals.36 Berdasarkanlaporantersebut,penyebabkematiantertinggimasihkelompokpenyebab langsung/direct causes. Sedangkan penyebab secara spesifik lagi, perdarahan menjadi penyebab utama bersamaan dengan aborsi. Pola ini berbeda dengan pola penyebab kematian di negara Indonesia, dimana proporsi kasus aborsi tidak sama dengan kasus perdarahan. Perbedaan ini dimungkinkan, karena di beberapa negara aborsi sudah menjadi legal, sehingga kasus bisa lebih besar. Kasus hipertensi tidak menjadi penyebab utama, mungkin karena screening atau ANC di beberapa negara sudah lebih baik dibandingkan Indonesia, sehingga kasus komplikasi karena hipertensi dapat lebih ditekan. 4.3. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah kelompok direct. Kasus utama adalah kasus Hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan kasus Perdarahan Post partum (PPP). Komplikasi pada Kasus HDK dan PPP di Indonesia masih mempunyai case fatality rate yang tinggi. Artinya ketika terjadi HDK, biasanya sang ibu sulit untuk diselamatkan. Begitupula dengan PPP bila terjadi perdarahan hebat, apabila dalam waktu 2 jam tidak ditangani secara adekuat maka akan berakibat fatal. Namun bila seorang ibu hamil melakukan layanan ANC dengan baik, maka sebenarnya komplikasi HDK dan PPP dapat dicegah.