The document discusses methods for determining the age of rocks, including absolute age and relative age. Absolute age is determined through radiometric dating techniques measuring radioactive decay in rocks. Relative age is based on the position of rocks or fossils compared to adjacent layers. Examples are given of dividing geologic timescales based on presence of fossil species. Methods for interpreting microfossil assemblages are also described, such as biozones and zones of foraminifera used in biostratigraphy. Factors like reworking and introduced fossils that can complicate age determinations are explained.
Dokumen ini menyajikan skala waktu geologi yang membagi sejarah bumi menjadi era, periode, dan zaman dengan rentang waktu perkiraan dalam jutaan tahun sejak Pra-Kambrium hingga Holosen saat ini.
Dokumen ini membahas tentang pembentukan dan jenis-jenis batubara di Indonesia. Batubara dimulai terbentuk sejak zaman Carboniferous dan mutunya ditentukan oleh suhu, tekanan, dan waktu pembentukan. Di Indonesia, batubara bernilai ekonomi terdapat di cekungan Tersier Pulau Sumatera dan Kalimantan berumur Eosen dan Miosen. Ada 5 jenis batubara yaitu antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit, dan
The document discusses methods for determining the age of rocks, including absolute age and relative age. Absolute age is determined through radiometric dating techniques measuring radioactive decay in rocks. Relative age is based on the position of rocks or fossils compared to adjacent layers. Examples are given of dividing geologic timescales based on presence of fossil species. Methods for interpreting microfossil assemblages are also described, such as biozones and zones of foraminifera used in biostratigraphy. Factors like reworking and introduced fossils that can complicate age determinations are explained.
Dokumen ini menyajikan skala waktu geologi yang membagi sejarah bumi menjadi era, periode, dan zaman dengan rentang waktu perkiraan dalam jutaan tahun sejak Pra-Kambrium hingga Holosen saat ini.
Dokumen ini membahas tentang pembentukan dan jenis-jenis batubara di Indonesia. Batubara dimulai terbentuk sejak zaman Carboniferous dan mutunya ditentukan oleh suhu, tekanan, dan waktu pembentukan. Di Indonesia, batubara bernilai ekonomi terdapat di cekungan Tersier Pulau Sumatera dan Kalimantan berumur Eosen dan Miosen. Ada 5 jenis batubara yaitu antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit, dan
Dokumen tersebut merupakan draft bahan kuliah tentang Teknik Eksplorasi yang mencakup pengantar tentang tujuan dan materi kuliah serta metode eksplorasi yang ada. Topik utama yang dibahas antara lain proses konsentrasi bahan galian, tahapan kegiatan pertambangan termasuk eksplorasi, dan metode eksplorasi langsung dan tidak langsung seperti geologi, geofisika, dan geokimia.
The document discusses different types of biostratigraphic units used in classifying rock layers based on their fossil content. It defines key terms like biostratigraphy, biostratigraphic zone, biohorizon, and provides examples of different kinds of biostratigraphic units including taxon range zones, concurrent range zones, interval zones, lineage zones, assemblage zones, and abundance zones. The types of units are distinguished based on whether they represent the range of a single taxon, concurrence of taxa, intervals bounded by horizons, segments of an evolutionary lineage, distinctive fossil associations, or zones of maximum development of a taxon.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Membahas fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi regional Jawa Barat
2) Terdiri dari empat zona fisiografi utama yaitu dataran pantai, Zona Bogor, Zona Bandung, dan pegunungan selatan
3) Menguraikan susunan batuan stratigrafi daerah penelitian yang terdiri dari formasi-formasi sedimen dan vulkanik
Dokumen ini menjelaskan berbagai tekstur khusus yang dapat diamati secara mikroskopis pada batuan beku, diantaranya tekstur myrmekitic, subophitic, coronas, intergranular, intersertal, hyalopilitic, trachytic, poikilitik, porfiritik, mikroporfiritik, ofitik, serta perthite dan antiperthite.
Dokumen tersebut merangkum tentang ilmu paleontologi dan beberapa filum utama yang dipelajari dalam paleontologi, yaitu Coelenterata, Brachiopoda, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata. Dokumen juga menjelaskan proses pemfosilan dan cabang-cabang ilmu paleontologi.
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...Hidayat Muhammad
Seminar geologi ini membahas studi mikrofasies dan diagenesis batuan karbonat Formasi Wonosari di daerah Nawungan, Gunungkidul. Topik ini membahas variasi fasies batuan karbonat, lingkungan pengendapan, dan proses diagenesis yang terjadi.
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogyakarta 4. diskripsi kekar.
Kekar merupakan rekahan yang belum mengalami pergeseran
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
Eksplorasi air tanah meliputi investigasi permukaan dan bawah permukaan untuk menemukan sumber air tanah melalui metode seperti survei geologi, geofisika, pemboran, dan pengujian sumur. Hasilnya digunakan untuk merancang konstruksi sumur produksi dengan menentukan lokasi saringan dan ukuran gravel pack.
Dokumen ini membahas tentang sifat fisik dan mekanik batuan dalam dunia pertambangan. Sifat-sifat ini meliputi porositas, permeabilitas, densitas, rasio hampa, kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, dan rasio Poisson. Penentuan sifat-sifat ini penting untuk pengujian di laboratorium dan aplikasi di lapangan seperti perencanaan konstruksi dan pertambangan.
Dokumen tersebut membahas tentang eksplorasi sumber daya mineral khususnya batubara, meliputi pengertian eksplorasi, tujuan, tahapan, metode, dan estimasi sumber daya serta cadangan batubara. Eksplorasi dilakukan secara bertahap mulai dari survei, prospeksi, eksplorasi umum hingga terinci untuk mengurangi risiko. Metode utama meliputi geologi, geofisika, dan geokimia. Hasil eks
Dokumen tersebut merupakan draft bahan kuliah tentang Teknik Eksplorasi yang mencakup pengantar tentang tujuan dan materi kuliah serta metode eksplorasi yang ada. Topik utama yang dibahas antara lain proses konsentrasi bahan galian, tahapan kegiatan pertambangan termasuk eksplorasi, dan metode eksplorasi langsung dan tidak langsung seperti geologi, geofisika, dan geokimia.
The document discusses different types of biostratigraphic units used in classifying rock layers based on their fossil content. It defines key terms like biostratigraphy, biostratigraphic zone, biohorizon, and provides examples of different kinds of biostratigraphic units including taxon range zones, concurrent range zones, interval zones, lineage zones, assemblage zones, and abundance zones. The types of units are distinguished based on whether they represent the range of a single taxon, concurrence of taxa, intervals bounded by horizons, segments of an evolutionary lineage, distinctive fossil associations, or zones of maximum development of a taxon.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Membahas fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi regional Jawa Barat
2) Terdiri dari empat zona fisiografi utama yaitu dataran pantai, Zona Bogor, Zona Bandung, dan pegunungan selatan
3) Menguraikan susunan batuan stratigrafi daerah penelitian yang terdiri dari formasi-formasi sedimen dan vulkanik
Dokumen ini menjelaskan berbagai tekstur khusus yang dapat diamati secara mikroskopis pada batuan beku, diantaranya tekstur myrmekitic, subophitic, coronas, intergranular, intersertal, hyalopilitic, trachytic, poikilitik, porfiritik, mikroporfiritik, ofitik, serta perthite dan antiperthite.
Dokumen tersebut merangkum tentang ilmu paleontologi dan beberapa filum utama yang dipelajari dalam paleontologi, yaitu Coelenterata, Brachiopoda, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata. Dokumen juga menjelaskan proses pemfosilan dan cabang-cabang ilmu paleontologi.
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...Hidayat Muhammad
Seminar geologi ini membahas studi mikrofasies dan diagenesis batuan karbonat Formasi Wonosari di daerah Nawungan, Gunungkidul. Topik ini membahas variasi fasies batuan karbonat, lingkungan pengendapan, dan proses diagenesis yang terjadi.
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogyakarta 4. diskripsi kekar.
Kekar merupakan rekahan yang belum mengalami pergeseran
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
Eksplorasi air tanah meliputi investigasi permukaan dan bawah permukaan untuk menemukan sumber air tanah melalui metode seperti survei geologi, geofisika, pemboran, dan pengujian sumur. Hasilnya digunakan untuk merancang konstruksi sumur produksi dengan menentukan lokasi saringan dan ukuran gravel pack.
Dokumen ini membahas tentang sifat fisik dan mekanik batuan dalam dunia pertambangan. Sifat-sifat ini meliputi porositas, permeabilitas, densitas, rasio hampa, kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, dan rasio Poisson. Penentuan sifat-sifat ini penting untuk pengujian di laboratorium dan aplikasi di lapangan seperti perencanaan konstruksi dan pertambangan.
Dokumen tersebut membahas tentang eksplorasi sumber daya mineral khususnya batubara, meliputi pengertian eksplorasi, tujuan, tahapan, metode, dan estimasi sumber daya serta cadangan batubara. Eksplorasi dilakukan secara bertahap mulai dari survei, prospeksi, eksplorasi umum hingga terinci untuk mengurangi risiko. Metode utama meliputi geologi, geofisika, dan geokimia. Hasil eks
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
Laporan
1. Disusun Oleh:
Daffa Fahreza
111.170.119
PLUG 1
LABORATORIUM MINYAK DAN GAS BUMI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
interpretasi seismik
2. Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020
Nama : Daffa Fahreza
NIM : 111.170.119
Plug :1 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya yang telah dimanfaatkan manusia sejak
dulu untuk kesejahteraan hidup manusia. Minyak bumi juga merupakan salah satu
komoditas bahan galian yang melimpah di Indonesia.
Minyak dan gas bumi terbentuk jauh di dalam permukaan bumi dan tersimpan
dalam lapisan batuan. Untuk mengetahui bagaimana susunan batuan di bawah
permukaan bumi, diperlukan survey untuk mendapatkan data-data geofisika bawah
permukaan. Dengan hasil survey seismik kita dapat mengetahui dimana letak zona
prospek atau zona yang terdapat hidrokarbon yang ekonomis, kemudian selanjutnya
akan dilakukan analisis lebih lanjut.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari tugas ini adalah agar praktikan dapat mengetahui langkahlangkah
yang perlu dilakukan dalam menganalisis dan mengidentifikasi suatu data seismik yang
telah disediakan.
Sedangkan tujuan dari praktikum ini antara lain adalah:
- Praktikan mampu menarik horizon yang membatasi antar formasi.
- Praktikan mampu membuat gambaran 3D dari data seismik.
- Praktikan mampu menentukan lokasi pemboran migas.
3. Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020
Nama : Daffa Fahreza
NIM : 111.170.119
Plug :1 3
BAB II
METODE
2.1 Langkah Kerja
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam mengerjakan
analisa intepretasi seismik ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan data berupa data seismik bigmom
2. Menarik garis vertikal pada setiap geophone di setiap line
3. Picking horizon pada setiap top formation
4. Pembacaan nilai TWT pada perpotongan antara garis vertikal dan garis
horizon
5. Konversikan nilai TWT menjadi depth dengan excel
6. Setelah dikonversikan menjadi depth, plotkan pada peta basemap di tiap
nomor geophonenya
7. Lalu, buatlah poligon yang mengubungkan tiap titiknya, garis poligon tidak
boleh berpotongan satu sama lain
8. Buatlah interpolasi kontur pada poligon tersebut dengan interval kontur 15
9. Overlay, buatlah warna pada closure-nya, dan beri simbol struktur geologi
yang anda lihat.
4. Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020
Nama : Daffa Fahreza
NIM : 111.170.119
Plug :1 4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil konversi TWT to Depth
Berdasarkan nilai TWT hasil perpotongan garis vertikal geophone dan garis
horizon top formasi, maka nilai tersebut dikonversikan dengan hasil sebagai berikut :
LINE
SHOOT
POINT
PANJANG
(CM)
TWT (ms)
IL 1 541 4,1
-
1386,792453
IL 1 581 4,3
-
1405,660377
IL 1 621 4,2
-
1396,226415
IL 1 661 4,25
-
1400,943396
IL 1 701 4,4 -1415,09434
IL 1 741 4
-
1377,358491
IL 1 781 3,4
-
1320,754717
IL 1 821 3,1 -1292,45283
IL 2 502 4,2
-
1396,226415
IL 2 542 3,9
-
1367,924528
IL 2 582 3,85
-
1363,207547
IL 2 622 3,9
-
1367,924528
IL 2 662 4
-
1377,358491
IL 2 702 3,5
-
1330,188679
IL 2 742 3,2
-
1301,886792
IL 2 782 3,8
-
1358,490566
IL 2 822 5,6
-
1528,301887
XL 1 1485 4
-
1377,358491
6. Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020
Nama : Daffa Fahreza
NIM : 111.170.119
Plug :1 6
XL 2 1804 4
-
1377,358491
XL 2 1814 4,5
-
1424,528302
XL 2 1854 4,8
-
1452,830189
XL 3 1486 2,75
-
1259,433962
XL 3 1526 3,25
-
1306,603774
XL 3 1566 3,85
-
1363,207547
XL 3 1606 4
-
1377,358491
XL 3 1646 4,05
-
1382,075472
XL 3 1686 3,65
-
1344,339623
XL 3 1726 3,65
-
1344,339623
XL 3 1765 3,15
-
1297,169811
XL 3 1775 3,2
-
1301,886792
XL 3 1785 3,5
-
1330,188679
XL 3 1795 3,9
-
1367,924528
XL 3 1805 4
-
1377,358491
XL 3 1845 3,9
-
1367,924528
3.2 Interpolasi Kontur
Pemetaan ini merupakan hasil dari data sekunder dengan cara pengerjaan berupa software
arcgis dengan langkah kerja arcgis:
1. masukan basemap
2. add xy data, masukan tabel excel yg xyz
3. export data ke format shp, lalu save
4. search "Kriging" masukan xyz di inputnya dan z di z value field
7. Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020
Nama : Daffa Fahreza
NIM : 111.170.119
Plug :1 7
5. arctoolbox - 3d analyst tools - raster surface - contour, inputnya masukin kriging,
contour intervalnya masukin 10 .
sehingga berdasarkan hasil pengeplotan nilai depth pada peta basemap, didapatkan
interpolasi kontur yang menunjukan morfologi bawah permukaan. Dari peta tersebut,
nilai titik tertinggi bernilai -1355 m, dan nilai terendah berada pada titik -1455 m. (Hasil
dilampirkan)
3.3 Orientasi Sesar
Dari hasil interpretasi seismik, juga ditemukan sesar yang memiliki orientasi barat laut-
tenggara. Sesar yang jika kita lihat dari penampang seismik bisa diidentifikasikan sebagai
sesar naik. Dari hasil sesar tersebut mengakibatlkan terbentuknya suatu sistem perangkap
(trap). (Hasil dilampirkan)
9. Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020
Nama : Daffa Fahreza
NIM : 111.170.119
Plug :1 9
3.4 Sejarah Geologi
Sejak kapur hingga Paleosen pembentukan cekungan belum berlangsung. Pembentukan
cekungan mulai berlangsung pada eosen. Perstiwa ini sibuktikan oleh adanya
basementberumur kapur yang ditumpangi endapan batupasir eosen secara tidak selaras
pada Formasi Batucinta. Pada wal pengendapan terjad regresi, hal ini ditandai dengan
endapan yang semakin menunjukkan lingkungan laut dalam mulai dari batupasir
F. Batucinta menjadi batugamping F. Batusayang dan kemudian menjadi batulempung.
B.Rindu. Kemudian terjad transgresi ditandai dengan endapan laut dalam seperti
batuempung menjad batulempung lanauan F. Batukasih dan batupasir paling atas.
Peristiwa transgresi ini kemungkinan karena adanya gaya tektonik yang menyebabkan
cekungan mengalami uplift, ditandai dengan adanya struktur antiklin yang besar dan
adanya sesar.
10. Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020
Nama : Daffa Fahreza
NIM : 111.170.119
Plug :1 10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
• Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa, data hasil
interpretasi seismik terdapat tutupan (closure) yang merupakan tempat dimana
terdapatnya akumulasi hidrokarbon.
• Keberadaan closure ini dipengaruhi oleh adanya sesar yang terbentuk pada
cekungan ini dengan arah barat laut – tenggara.
• nilai titik tertinggi kontur bernilai -1355 m, dan nilai terendah berada pada titik -
1455 m.
11. Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2020
Nama : Daffa Fahreza
NIM : 111.170.119
Plug :1 11
DAFTAR PUSTAKA
Sukmono, S. 1999. Seismik Stratigrafi. ITB. Bandung
Bacon, M., Simm, R.,& Redsha, T. 2003. 3-D Seismic Intepretation. Cambridge : The
Press Syndicate of The University Of Cambridge.
Tim Dosen dan Staff Asisten Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi. 2018. Buku
Panduan Praktikum Geologi Minyak dan Gas Bumi. Yogyakarta: Laboratorium
Geologi Minyak dan Gas Bumi, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi
Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta.