Makalah ini membahas tentang aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan serta pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Beberapa aliran klasik yang dijelaskan adalah empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Gerakan baru seperti pengajaran alam sekitar dan pusat perhatian juga dibahas. Makalah ini juga menjelaskan dua aliran pokok pendidikan di Indonesia.
Analisis perkembangan remaja berdasarkan teori psikoseksual Freud, psikososial Erikson dan perkembangan tugas Havighurst.
Bandingkan perbezaan antara pendekatan behaviorisme, kognitivisme, pembelajaran sosial dan konstruktivisme dalam menerangkan bagaimana berlakunya pembelajaran.
Analisis perkembangan remaja berdasarkan teori psikoseksual Freud, psikososial Erikson dan perkembangan tugas Havighurst.
Bandingkan perbezaan antara pendekatan behaviorisme, kognitivisme, pembelajaran sosial dan konstruktivisme dalam menerangkan bagaimana berlakunya pembelajaran.
saat ini pendidikan Agama Islam dalam pendidikan Perguruan Tinggi negri ataupun swasta sangat dibutuhkan untuk menuntuk para mahasiswa untuk beradaptasi dalam dunia baru yaitu dunia perkuliahan. maka ketika tidak ada pendidikan kemungkinan besar para mahasiswa harus benar benar belajar mandiri belajar untuk mendalami agama Islam.
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
D. Tahapan Pengembangan Kurikulum
E. Peranan Guru dalam pengembangan Kurikulum
Konsep Sekolah yang Baik: Tinjauan Filosofis PendidikanDjadja Sardjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Sekolah Pasca Sarjana
Program Studi Administrasi Pendidikan
Tugas Makalah:
“Konsep Sekolah yang Baik:
Tinjauan Filosofis Pendidikan”
Kuliah: Filsafat Administrasi Pendidikan (AP801)
Dosen: Prof. DR.H. Akdon, M.PD
Mahasiswa: Djadja Sardjana - 0907904
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul berbagai pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang disebut dengan aliran-aliran dalam pendidikan. Adanya aliran-aliran dalam pendidikan dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yang akan selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya.
saat ini pendidikan Agama Islam dalam pendidikan Perguruan Tinggi negri ataupun swasta sangat dibutuhkan untuk menuntuk para mahasiswa untuk beradaptasi dalam dunia baru yaitu dunia perkuliahan. maka ketika tidak ada pendidikan kemungkinan besar para mahasiswa harus benar benar belajar mandiri belajar untuk mendalami agama Islam.
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
D. Tahapan Pengembangan Kurikulum
E. Peranan Guru dalam pengembangan Kurikulum
Konsep Sekolah yang Baik: Tinjauan Filosofis PendidikanDjadja Sardjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Sekolah Pasca Sarjana
Program Studi Administrasi Pendidikan
Tugas Makalah:
“Konsep Sekolah yang Baik:
Tinjauan Filosofis Pendidikan”
Kuliah: Filsafat Administrasi Pendidikan (AP801)
Dosen: Prof. DR.H. Akdon, M.PD
Mahasiswa: Djadja Sardjana - 0907904
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul berbagai pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang disebut dengan aliran-aliran dalam pendidikan. Adanya aliran-aliran dalam pendidikan dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yang akan selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
Lanpen 3 fix
1. MAKALAH
ALIRAN KLASIK DAN GAGASAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan
Dosen Pengampu Santa, M.Pd
Disusun oleh:
Ita Annisa Rasyida Ismail (037119100)
Tree Vinca Gina Safira (037119118)
Pitri Handayani (037119119)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2019
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendakNya makalah ini, dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih sebesar-besarnya, sehingga penulis
dapat merampungkan serta menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan
demi penyempurnaan makalah ini.
Bogor, 13 November 2019
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. Aliran Klasik dalam Pendidikan...................................................................3
B. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
7
C. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan Di Indonesian..................................................................................15
D. Aliran-Aliran Pokok Pendidikan Indonesia...............................................15
BAB III ..................................................................................................................17
PENUTUP ..............................................................Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN..................................................................................................17
A. SARAN.......................................................................................................17
B. REKOMENDASI .......................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran pendidikan dalam setiap perubahan tatanan kenegaraan selama ini
sudah menjadi jargon dan pilar utama terjaminnya sebuah tatanan kenegaraan yang
demokratis. Generasi perubah bangsa adalah remaja yang berpendidikan. Kita
mengetahui bahwa masyarakat kita mengharapkan kepada remaja itu untuk menjadi
generasi yang lebih tua. Maka pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkah
laku remaja dimasa yang akan datang.
Pendidikan merupakan suatu hal yang yang harus dilaksanakan oleh umat
manusia. Tujuannya yakni untuk mencerdaskan dan meningkatkan kulitas diri. Ada
beberapa aliran dalam pendidikkan. Gerakan-gerakan baru dilakukan untuk
kemajuan pendidikan. Dan demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam
pendidikan. Di Indonesia ada beberapa aliran pokok dalam pendidikan.
Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi
dan lain-lain memikirkan dan berusaha mencari jawaban tentang perkembangan
manusia itu sebenarnya bergantung kepada pembawaan ataukah lingkingan. Dalam
hal ini penulis akan memaparkan beberapa aliran-aliran klasik dan gagasan baru
dalam pendidikan.
Aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda baru yang
keturunannya memerlukan pendidikan lebih dari orang tuanya. Aliran pendidikan
klasik ini berlandaskan pada filsafat klasik, memandang bahwa pendidikan
berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan
budaya.
5. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud aliran klasik?
2. Jenis-jenis aliran klasik?
3. Bagaimana gerakan-gerakan baru dalam pendidikan?
4. Apa saja dua aliran pokok pendidikan di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui macam-macam aliran dalam pendidikan.
2. Mengetahui gerakan baru dalam pendidikan.
3. Mengetahui apa saja aliran-aliran pokok dalam pendidikan Indonesia.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aliran Klasik dalam Pendidikan
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang
memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai
kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan
telah dimuali dari zaman Yunani kuno sampai kini. Meskipun paparan ini terbatas
hanya beberapa pada aliran penting, namun diharapkan tidak akan mengurangi maksud
dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga
pendidikan.
Aliran-aliran klasik yang meliputi aliran-aliran empirisme, navitisme,
naturalisme, dan konvergensi merupakan benang-benang merah yang menghubungkan
pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang. Aliran
itu mewakili berbagai variasi pendapat tentang pendidikan, mulai dari yang pesimis
memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat
yang telah dimiliki oleh anak.
1. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak belakang dari Lockean Tradition yang
mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia dan menyatakan
bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaan tidak dipentingkan.
Tokoh-tokoh penting dalam aliran empirisme :
a) Jhon Locke, lahir di kota Wrington kota Somerset Inggris tahun 1632
(meninggal tahun 1704).
b) David Hume, lahir di Edinburg, Skotlandia pada 1711.
7. 4
c) Francis Bacon (1561-1626), lahir di London ditengah-tengah keluarga1
bangsawan Sirnicholas Bacon.
2. Aliran Nativisme
Aliran navitisme bertolak belakang dari LeinitzianTradition yang
menekankan kemampuan dalam diri anak sehingga factor lingkungan termasuk
factor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil
perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperleh sejak
lahir.
Tokoh aliran nativisme yang lain :
a) J.J.Rousseau
Beliau ialah ahli filsafat dan pendidikan dari Perancis. Ia berpendapat
bahwa betapa pentingnya inti privasi atau jati diri manusia.
3. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua
anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan rusak
karena dipengaruhi oleh lingkungan.
Tokoh filsafat pendidikan Naturalisme adalah John Dewey, disusul oleh
Morgan Cohen yang banyak mengkritik karya-karya Dewey. Baru kemudian
muncul tokoh-tokoh seperti Herman Harrell Horene, dan Herbet Spencer yang
menulis buku berjudul Education: Intelectual, Moral, and Physical.
4. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi dipelopori oleh William Stern. Ia berpendapat bahwa
semua anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik factor pembawaan maupun
faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting.
Tokoh aliran ini adalah seorang tokoh pendidikan Jerman William Stern
(1871-1939) yang berpendapat bahwa anak telah memiliki pembawaan baik atau
buruk sejak lahir ke dunia, perkembangan selanjutnya akan dipengaruhi oleh
lingkungan
1 https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/20/aliran-aliran-klasik-pendidikan/
8. 5
5. Aliran Behaviorisme
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada
proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme, termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan, dapat dan harus dianggap sebagai
perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat
peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki
dasar yang bisa diamati tetapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan
proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Tokoh-tokoh terkenal tentang masalah ini diantaranya adalah:
a) Vladimir
Bekhterev
b) Ivan Pavlov
c) Alan E. Kazdin
d) Albert Bandura
e) Sidney W. Bijou
f) Edwin Ray
Guthrie
g) Richard J.
Herrnstein
h) Clark L. Hull
i) Fred S. Keller
j) Neal E. Miller
k) Marsha M.
Linehan
l) O. Hobart Mowrer
m) Charles E. Osgood
n) Kenneth W.
Spence
o) B.F. Skinner
p) Edward Lee
Thorndike
q) Edward C. Tolman
r) Murray Sidman
s) John B. Watson
t) Ole Ivar Lovaas
u) Steven C. Hayes
v) Donald Baer
w) Dermot Barnes-Holmes
10. 7
B. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di
Indonesia
Gerakan baru mempunyai beberapa gagasan yang lebih bersifat satu
gerakan dalam pendidikan yang pengaruhnya masih terasa sampai kini, yakni
gerakan-gerakan pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah
kerja, dan pengajara proyek. Gerakan-gerakan tersebut dapat dikaji untuk
memperkuat wawasan dan pengetahuan tentang pengajaran. Seperti telah dikatakan
bahwa pengajaran merupakan pilar penting dari kegiatan pendidikan di sekolah,
utamanya kalau dilakukan dalam pengajaran yang sekaligus mendidik.
1. Pengajaran alam sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalan
gerakan pengajaran alam sekitar, Perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di
Jerman dengan Heimatkunde, dan J. Lighthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah
gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain: Fr. A. Finger
(1808-1888) di Jerman dengan Meimatkunde (pengajaran alam sekitar, dan J.
Ligthart (1859-1916) di
BelandadenganMetVolleLeven (kehidupan senyatanya). Beberapa prinsip gerak
an
Heimatkunde adalah:
a) Denganpengajaran alam sekitar itu guru
dapat meragakan secara langsung. Betapa pentingnya pengajaran dengan
meragakan atau mewujudkan itu sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-
dasar orang pengajaran.
b) Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar
anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.
c) Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan
pengajaran totalitas,yaitu suatu bentuk pengajaran dengan ciri-ciri dalam
garis besarnya sebagai berikut:
Bahan Ajar Pengantar Pendidikan
11. 8
a) Suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata pengajaran dalam
daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengajaran dan
mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan.
b) Suatu pengajaran yang menarik minat, karena segala sesuatu
dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian anak
dan diambilkan dari alam sekitarnya.
c) Suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan pengajaran itu
berhubung-hubungan satu sama lain seerat-eratnya secara teratur.
Pengajaran
alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang
kukuh dan tidak verbalistis. Yang dimaksud dengan apersepsi
intelektual ialah segala sesuatu yang baru dan masuk di dalam intelek
anak, harus dapat luluh menjadi satu dengan kekayaan pengetahuan yang
sudah dimiliki anak. Harus terjadi proses asimilasi antara
pengetahuan lama dengan pengetahuan baru. Pengajaran alam sekitar
memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai ikatan
emosional dengan anak. Untuk anak pun alam sekitar tidak berbeda
dengan untuk orang dewasa, segala kejadian di alam sekitarnya
merupakan sebagian dari hidupnya sendiri, dalam duka maupun
suka (perhelatan, kelahiran, kematian, pesta desa, panen,
penanaman ladang, dan sebagainya). Bahkan kali,
kolam, ladang, gunung, jalan, itu semua merupakan bagian dari
dirinya atau dirinya adalah bagian dari itu semua. Demikianlah alam
sekitar sebagai fundamen pendidikan dan pengajaran memberikan dasar
emosional, sehingga anak menaruh perhatian yang spontan terhadap
segala sesuatu yang diberikan kepadanya asal itu didasarkan atas dan
diambil dari alam sekitarnya. Sedangkan J. Linghart mengemukakan
pegangan dalam Het Voile Leven sebagai berikut:
1. Anak harus mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mendengar
namanya. Sebab kata itu hanya suatu tanda dari pengertian tentang barang
itu.
12. 9
2. Pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya
atau pengajaran yang lain harus dipusatkan atas pengajaran itu.
3. Haruslah diadakan perjalanan memasuki hidup senyatanya kesemua
jurusan, agar murid paham akan hubungan antara bermacam-macam
lapangan dalam hidupnya (pengajaran alam sekitar).
Pokok-pokok pendapat pengajaran alam sekitar tersebut telah banyak
dilakukan disekolah, baik dengan peragaan, penggunaan bahan lokal
dalam pengajaran, dan lain-lain. Seperti telah dikemukakan bahwa
beberapa tahun terakhir ini telah ditetapkan adanya muatan lokal
dalam kurikulum, termasuk penggunaan alam sekitar. Dengan muatan lokal
tersebut diharapkan anak makin dekat dengan alam dan
masyarakat lingkungannya. Di samping alam sekitar sebagai isi bahan
ajaran, alam sekitar juga menjadi kajian empirik melalui percobaan, studi banding
dan sebagainya. Dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar,
anak akan lebih menghargai, mencintai, dan melestarikan lingkungannya.
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly (1971-
1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat
minat (Centres d'interef), di samping Pendapatnya tempat
pengajaran global. Pendidikan menurut Decroly berdasar pada semboyan: Ecole
pour la vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus dididik
untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat anak
harus diarahkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat. Oleh
karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap dirisendiri
(tentang hasrat dan cita-citanya) dan
pengetahuan tentang dunianya (lingkungannya, tempat hidup di hari
depannya). Menurut Decroly dunia ini terdiri dari alam dan kebudayaan.
Dan dunia itu harus hidup dan dapat mengembangkan kemampuan untuk
mencapai cita-cita. Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan atas diri
sendiri dan dunianya. Pengetahuan anak-anak harus bersifat subjektif
dan objektif. Dari penelitian secara tekun, decroly menyumbang dua pendapat
13. 10
yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yang merupakan dua hal
yang dari Decroly. Yaitu:
1. Metode Global (keseluruhan). Dari hasil yang didapat dari observasi dan
tes, dapatlah ia menciptakan, bahwa anak-
anak mengamati dan mengingat secara global (keseluruhan). Mengingat
keseluruhan lebih dulu daripada bagian-bagian. Jadi ini berdasar atas
prinsip psikologi Gestalt. Dalam mengajarkan membaca dan menulis,
ternyata mengajarkan kalimat lebih mudah dari pada mengajarkan kata-
kata lepas. Sedang kata lebih mudah diajarkan daripada
mengajarkan huruf-huruf secara tersendiri. Metode ini bersifat video
visual sebab artisesuatu kata yang diajarkan itu
selalu diasosiasikan dengan tanda (tulisan), atau
suatu gambar yang dapat dilihat.
2. Centre d'interet (pusat-pusat minat). Dari penyelidikan psikologik, ia
menetapkan bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan
(sewajarnya). pengajaran harus disesuaikan dengan minat-
minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak, yaitu misalnya minat yang
ditimbulkan oleh guru, maka pengajaran itu tidak akan banyak
hasilnya. Anak mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan
minat spontan terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadi:
a) Dorongan mempertahankan diri;
b) Dorongan mencari makan dan minum;
c) Dorongan memelihara diri;
Minat terhadap masyrakat (biososial) ialah:
a) Dorongan sibuk bermain-main;
b) Dorongan meniru orang lain;
Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat.
Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungan dengan pusat-pusat
minat tersebut. Gerakan pengajaran pusat perhatian tersebut telah mendorong
berbagai upaya agar dalam kegiatan belajar mengajar diadakan berbagai variasi
14. 11
(cara mengajar, dll) agar perhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran. Dengan
kemajuan teknologi pengajaran, peluang mengadakan variasi
tersebut menjadi terbuka lebar, dan dengan demikian upaya menarik
minat menjadi lebih besar. Pemusatan perhatian dalam pengajaran biasanya
kerja di program pendidikan jalur sekolah, pengaruh terbesar di pendidikan ini
adalah pada jalur pendidikan luar sekolah (seperti kursus-
kursus, balai latihan kerja, dan sebagainya.
2. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia
dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang
pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna
bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu: Metode Global dan Centre D’Internet.
1. Metode Global (keseluruhan). Dari hasil yang didapat dari observasi dan
tes, dapatlah ia menciptakan, bahwa anak-anak mengamati dan mengingat
secara global (keseluruhan). Mengingat keseluruhan lebih dulu daripada
bagian-bagian. Jadi ini berdasar atas prinsip psikologi Gestalt. Dalam
mengajarkan membaca dan menulis, temyata mengajarkan kalimat
lebih mudah daripada mengajarkan kata-kata lepas. Sedang kata lebih
mudah diajarkan daripada mengajarkan huruf-huruf secara tersendiri.
Metode ini bersifat video visual sebab arti sesuatu kata yang diajarkan itu
selalu diasosiasikan dengan tanda (tulisan), atau
suatu gambar yang dapat dilihat.
2. Centre d'interet (pusat-pusat minat). Dari penyelidikan psikologis, ia
menetapkan bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan
(sewajarnya). pengajaran harus disesuaikan dengan minat-
minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak, yaitu misalnya minat yang
ditimbulkan oleh guru, maka pengajaran itu tidak akan banyak
hasilnya. Anak mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan
minat spontan terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadi:
a) Dorongan mempertahankan diri;
15. 12
b) Dorongan mencari makan dan minum;
c) Dorongan memelihara diri;
Sedangkan minat terhadap masyarakat (biososial) ialah:.
a) Dorongan sibuk bermain-main;
b) Dorongan meniru orang lain;
Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat.
Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus
selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat tersebut.
Gerakan pengajaran pusat perhatian tersebut telah
mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan
belajar mengajar diadakan berbagai variasi (cara mengajar, dan lain-
lain) agarperhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran. Dengan
kemajuan teknologi pengajaran, peluang mengadakan variasi
tersebut menjadi terbuka lebar, dan dengan demikian upaya menarik
minat menjadi lebih besar. Pemusatan perhatian dalam pengajaran biasanya
kerja di program pendidikan jalur sekolah, pengaruh terbesar di
pendidikan ini adalah pada jalur pendidikan luar sekolah (seperti kursus-
kursus, balai latihan kerja, dan sebagainya.
3. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari
pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam
pendidikan. J. A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan
pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J. H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-
macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
Dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan
kesempurnaannya, agar dengan jalan itu setiap warga Negara ikut membantu
mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan dan keselamatan Negara.
Berdasarkan hal itu, maka menurut G. Kerschensteiner tujuan sekolah adalah :
a. Menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari buku atau
pengetahuan orang lain, dan yang didapat dari pengalaman sendiri.
16. 13
b. Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.
c. Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam
mengabdi Negara.
Kerschensteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah
mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Bukan pekerjaan otak yang
dipentingkan, melainkan pekerjaan tangan, sebab pekerjaan tangan adalah dasar
dari segala pengetahuan adat, agama, bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan, dan
lain-lain. Oleh karena itu, banyaknyamacam pekerjaan yang menjadi pusat
pelajaran, maka sekolah kerja dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu :
a. Sekolah-sekolah perindustrian (tukang cukur, tukang cetak, tukang kayu, dll).
b. Sekolah-sekolah perdagangan (makanan, pakaian, asuransi, dll).
c. Sekolah-sekolah rumah tangga, bertujuan mendidik para calon ibu yang
diharapkan akan menghasilkan warga Negara yang baik.
Pengikut G. Kerschensteiner antara lain ialah Leo De Paeuw (Direktur Jend.
Pengajaran normal di Belgia) yang mendirikan sekolah kerja seperti
Kerschensteiner di negaranya. Ia membuka lima macam sekolah kerja yaitu :
1. Sekolah Teknik Kerajinan
2. Sekolah Dagang
3. Sekolah Pertanian (bagi anak laki-laki)
4. Sekolah Rumah Tangga Kota
5. Sekolah Rumah Tangga Desa
Untuk Sekolah Rumah Tangga Kota dan Desa di khususkan untuk para
gadis, sedangkan sekolah lainnya bersifat intelektualistik.
Di Amerika Serikat, gema sekolah kerja dapat ditemukan dalam gagasan-
gagasan J. Dewey tentang pendidikan, khususnya metode proyek. di samping itu
gagasan sekolah kerja sangat mendorong berkembangnya sekolah kejuruan
disetiap negera, termasuk di Indonesia. Peranan sekolah kejuruan pada tingkat
menengah merupakan tulang punggung penyiapan tenaga terampil yang
diperlukan oleh Negara sedang membangun seperti Indonesia.
Pendidikan keterampilan sangat diperlukan oleh setiap orang yang akan
memasuki lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, dalam rangka wajib belajar 9
17. 14
tahun di Indonesia akan dikembangkan paket program yang memberi peluang
lulusannya untuk memasuki lapangan kerja dengan tidak mengabaikan
pendidikan umum yang akan dilanjutkan ke SMTA. Disamping pengaruh
sekolah kerja di program pendidikan jalur sekolah, pengaruh terbesar gagasan ini
adalah pada jalur pendidikan luar sekolah (seperti kursus, dll).
4. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek bisa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar
di Indonesia, antara lain dengan pengajaran proyek, pengajaran unit, dan
sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan
kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konfrensif.
Pendekatan multi disiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya
masyarakat maju.
Dasar filosofi dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek diletakan
oleh john Dewey(1859-1952), untuk pelaksanaannya dilakukan oleh pengikutnya,
haruslah sebagai mikrokosmos dari masyarakat (becomes microcosm of soc'letyh)
oleh karena itu, pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri,
bukan penyiapan untuk kehidupan dimasa depan (education is a process of
living and not a preparation for future living) (ulich, 1950: 318). Perlu pula
dikemukakan bahwa Dewey merupakan peletak dasar dari falsafat pragmatisme
dan penganut behaviorisme. J. Dewey sering dipandang sebagai
pemikir dan peletak dasar masyarakat modern Amerika.
Dalam pengajaran proyek, anak bebas menentukan pilihannya
(terhadap pekerjaan), merancang, serta memimpinnya. Proyek yang
ditentukan oleh anak, mendorongnya mencari jalan pemecahan bila ia menemukan
kesukaran. Anak dengan sendirinya akan iat dan aktif karena sesuai dengan apa
yang diinginkan olehnya. Proyek itulah yang menyebabkan mata pelajaran itu tidak
terpisah-pisah antara yang satu dengan yang lain. Menurut Dewey yang memjadi
komploks pokok ialah memasak, dan menenun. Anak tidak bias dipisahkan dengan
bahasa ibu, sebab bahasa ibu merupakan alat pernyataan pengalaman, dan perasaan
anak-anak. Dalam pengajaran proyek, dilakukan secara berkelompok guna
menghidupkan rasa gotong-royong, juga akan lahir sifat-sifat bai dalam diri anak
18. 15
seperti bersaingsecara sportif, bebas menyatakan pendapat, dan disiplin yang
sewajarnya. Sifat-sifat inilah yang sangat diperlukan dalam masyarakat luas yang
kapitalistik dan demokratik.
C. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan Di Indonesian
Gerakan baru dalam pendidikan tersebut berkaitan dengan kegiatan belajar
mengajar disekolah. Namun dasar pemikirannya menjangkau semua segi dari
pendidikan, baik aspek konseptual maupun operasional. Kajian tentang pemikiran-
pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluas
pemahaman tentang seluk beluk pendidikan termasuk, serta memupuk wawasan
histori dari setiap keputusan dan tindakan dibidang pendidikan, termasuk di bidang
membelajaran, akan membawa dampak bukan hanya pada kini juga pada masa
depan.
D. Aliran-Aliran Pokok Pendidikan Indonesia
1. Taman Siswa
Taman siswa secara jelas menunjukkan sifatnya yang nasionalisme dan
pedagogis serta kultural. Walaupun bukan satu organisasi politik. Taman siswa
sejak pendiriannya mempunyai tujuan politik. Yaitu kemerdekaan Indonesia.
Tujuan ini jelas dari pertimbangan Ki Hajar Dewantara, pendirinya sewaktu berada
dipengasingan negeri belanda untuk memahami masalah pendidikan. Menurut Ki
Hajar Dewantara , rakyat Indonesia harus benar-benar menyadari arti kehidupan
berbangsa dan bertanah air melalui pendidikan. Kegiatan pendidikan diberikan
kepada mereka yang berusia muda dengan mendirikan kindertuin atau taman
kanak-kanak.
Asas Dan Tujuan Taman Siswa
1. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri (zelf
beschikkingsrecht).
2. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti
lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
3. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
19. 16
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh
rakyat.
5. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin
hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri .
6. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelajari sendiri segala usaha yang dilakukan.
7. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan.
8. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan
damai.
9. Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur
akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang
berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia
pada umumnya.
Upaya-Upaya Yang Dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh taman siswa adalah menyiapkan
peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup
eksternal taman siswa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
Hasil Yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukan gagasan tentang pendidikan
nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari taman Indira sampai sarjana wiyata.
Taman siswa pun telah melahirkan alumni-alumni besar di Indonesia.
20. 17
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan sudah jauh sebelum kita lahir. Berbagai upaya telah dilakukan
oleh orang-orang terdahulu untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan.
Banyak cara untuk meningkatkan diri melalui berbagai bentuk model pengajaran
dan pembaruan dalam pendidikan. Di Indonesia ada 2 aliran pokok dalam
pendidikan yang menjadi dasar atau pedoman dalam pendidikan di Indonesia salah
satunya adalah taman siswa.
A. SARAN
Bung Karno berkata “berikan aku 10 pemuda maka akan kugoncang
Negara ini”. Sudah seharusnya kita sebagai jia muda mengembangkan pendidikan
di Indonesia. Marilah kita berikan prestasi-prestasi kita untuk kemajuan Negara ini.
Jangan Tanya apa yang bisa Negara ini berikan kepada kita, tapi yang seharusnya
adalah apa yang kita bisa berikan kepada Negara ini.
B. REKOMENDASI
Marilah kita berikan prestasi-prestasi kita untuk kemajuan Negara ini.
Jangan Tanya apa yang bisa Negara ini berikan kepada kita, tapi yang seharusnya
adalah apa yang kita bisa berikan kepada Negara ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/potpotyazamhuri/aliran-klasik-dan-gerakan-baru-dalam-
pendidikan
22. 19
2. Apa yang dimaksud titik kulminasi? (Afifah Yuwanita N.)
3. Apa saja contoh kegiatan dari aliran empirisme? (Finka Oktaviani)
JAWABAN
1. Untuk di daerah pedesaan aliran ini masih digunakan, contohnya di salah satu
aliran klasik terdapat pengajaran alam sekitar, masih terdapat beberapa
sekolah yang gurunya mengkaitkan matapelajaran dengan alam sekitar,
sebagai contoh guru yang meminta muridnya membuat suatu karangan
dengan tema alam sekitar.
2. Titik kulminasi adalah titik puncak tertinggi, maka titik kulminasi yang
dimaksudkan dalam pendidikan ialah titik puncak tertinggi yang telah dicapai
oleh sekolah tersebut.
3. Aliran Empiris adalahaliran yang mengemukakan bahwa perkembangan anak
tergantung kepada lingkungan. Jadi contoh dari aliran empiris salah satunya
adalah pengembangan sikap, sikap seseorang tergantung di mana ia tinggal.
SOAL
1. Apa saja aliran klasik dalam pendidikan?
Jawaban: aliran empirisme, aliran nativisme, aliran naturalisme, aliran
konverensi, aliran behaviorisme.
2. Apa saja tujuan seklah menurut G. Kerschensteiner?
23. 20
a. Menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari
buku atau pengetahuan orang lain, dan yang didapat dari
pengalaman sendiri.
b. Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.
c. Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan
dalam mengabdi Negara.
3. Pengaruh apa yang mengenai pendididkan di Indonesia?
Jawabannya: Internet atau media di masa depan saat ini.
4. Sebutkan lima macam sekolah kerja?
1. Sekolah Teknik Kerajinan
2. Sekolah Dagang
3. Sekolah Pertanian (bagi anak laki-laki)
4. Sekolah Rumah Tangga Kota
5. Sekolah Rumah Tangga Desa
5. Pengajaran apa yang bisa menjadi pusat perhatian saat ini di Indonesia?
Jawabannya: metode Global (keseluruhan) dan Centre d’internet (pusat-
pusat minat)