SlideShare a Scribd company logo
“Analisis
Molekuler
Genotipe Parasit
Untuk Melihat
Potensi Terjadinya
Zoonosis”
Kuliah Umum Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medis
Poltekkes Kemenkes Mataram
Oleh : Marlina Kamelia, M. Sc. Mataram, 3
September 2022
 WHO (1981):
Penyakit dan infeksi yang secara alami dapat ditularkan di
antara hewan vertebrata dan manusia
ZOONOSIS ?
Klasifikasi Zoonosis
1. Tipe agen penyakit
2. Tipe siklus hidup agen penyakit
3. Arah penularan
4. Spesies hewan vertebrata
Tipe agen penyakit
a. Zoonosis bakterial
b. Zoonosis mikotik
c. Zoonosis viral
d. Zoonosis parasitik
Zoonosis kausa bakteri
Antraks
Tuberkulosis
Salmonelosis
Bruselosis
Botulisme
Leptospirosis
Kolibasilosis
Listeriosis
Yersiniosis
Zoonosis kausa mikotik
 Aspergillosis
 Dermatomycosis
 Candidiasis
Zoonosis kausa parasit
Taeniasis dan Sistiserkosis
Trichinellosis
Zoonosis kausa virus
Rabies
AI
Orf
Japanese B. encephalitis
Zoonosis kausa protozoa
Toksoplasmosis
Tipe siklus hidup agen
penyakit
a. Orthozoonosis
b. Cyclozoonosis
c. Metazoonosis
d. Saprozoonosis
a. Orthozoonosis /
Direct zoonosis
 Zoonosis di mana untuk siklus hidup agen penyakitnya dibutuhkan
hospes 1 spesies vertebrata
 Contoh: anthrax, brucellosis, candidiasis, dermatomycosis, rabies,
influenza, trichinosis, toxoplasmosis
contoh: Rabies
Manusia tertular melalui:
1. Kontak langsung dengan:
 Hewan terinfeksi
 Jaringan terinfeksi
 Ekskresi
2. Kontak tidak langsung dengan:
 Inhalasi droplet
 Inhalasi aerosol
 Inhalasi /ingesti benda-benda
b. Cyclozoonosis
 Zoonosis di mana untuk siklus hidup agen penyakitnya
dibutuhkan hospes > satu spesies vertebrata
 Contoh: hydatidosis, taeniasis & cysticercosis
anjing
contoh:Hydatidosis
V1
V2
V2
c. Metazoonosis
 Zoonosis di mana untuk siklus hidup agen penyakitnya
dibutuhkan hospes vertebrata dan invertebrata
 Contoh: babesiosis, trypanosomiasis, schistosomiasis
Contoh: Babesiosis
inv
v
4 tipe metazoonosis
 Tipe I : dibutuhkan hospes vetebrata dan 1 invertebrata
 Contoh: Jungle Yellow Fever
nyamuk
kera
inv
V
 Tipe II: dibutuhkan hospes 1 vertebrata dan 2 invertebrata
 Contoh: paragonimiasis
(inv1)
(inv2)
(v)
 Tipe III : dibutuhkan hospes 2 vertebrata dan 1 invertebrata
 Contoh: Chlonorchiasis
v2
Inv
v1
 Tipe IV : dibutuhkan hospes 1 vertebrata, 1 Invertebrata dan
penularan di antara invertebrata secara transovarial.
 Contoh: Boutonneuse fever
v
inv
transovarial
inv
v
v
d. Saprozoonosis
 Zoonosis di mana untuk siklus hidup agen penyakitnya
dibutuhkan hospes vertebrata dan reservoir non-hewan
 Contoh: coccidioimycosis, histoplasmosis,
visceral larva migrans.
 Reservoir non-hewan:
tempat berkembangnya agen penyakit selain pada hewan,
yaitu air, tanah, tanaman dan bahan-bahan organik
seperti makanan.
Contoh:
(coccidioimycosis)
RNH
v
3 tipe Saprozoonosis
 Tipe I : dimana agen penyakitnya memperbanyak diri dalam
reservoir non-hewan. Contoh: Histoplasmosis
multiplikasi
v
RNH
 Tipe II : di mana agen penyakitnya mengalami perkembangan
esensiil tanpa memperbanyak diri dalam reservoir non hewan
 Contoh: visceral larva migrans
(telur ccg.)
V
2
RNH
(larva st.II)
RNH
 Tipe III: (Saprometazoonosis):
Zoonosis di mana untuk siklus hidup agen penyakitnya dibutuhkan
hospes vertebrata, invertebrata dan reservoir non-hewan. Contoh:
Fascioliasis
(inv)
RNH
V
V
Menurut arah penularan
a. Anthropozoonosis
b. Zooanthroponosis
c. Amphixenosis
a. Anthropozoonosis
 Zoonosis yang ditularkan oleh hewan vertebrata kepada
manusia dan hewan vertebrata lainnya.
 Contoh: brucellosis, rabies, hydatidosis, visceral larva
migrans
hewan
vertebrata
hewan vertebrata
lain
manusia
b. Zooanthropozoonosis
 Zoonosis yang ditularkan oleh manusia kepada hewan
vertebrata dan manusia lainnya.
 Contoh: amebiasis, diphteria, tbc. manusia
hewan
vertebrata
manusia
manusia lain
c. Amphixenosis
 Zoonosis yang ditularkan oleh manusia kepada hewan
vertebrata dan sebaliknya.
 Contoh: staphyloccocis,
streptococcosis
manusia manusia
hewan
vertebrata
hewan
vertebrata
Menurut SPESIES Hewan Vertebrata
 Zoonosis di antara manusia dan hewan liar
contoh: Rabies, Jungle Yellow Fever
 Zoonosis di antara manusia dan hewan piara
contoh: Brucellosis, Leptospirosis
 Zoonosis di antara manusia dan hewan
rumah
contoh: Amebiasis, Coccidioimycosis
Analisis Molekuler Genotipe Parasit
Isolasi DNA PCR Sekuensing Analisis
Isolasi DNA
 Merusak/membuka sel /lysyis dinding sel (phisik atau kimia)
 Memisahkan lipid (membran sel) dengan penambahan detergen
(Buffer)
 Mengeliminasi protein dengan penambahan enzim protease
 Precipitasi DNA dengan alkohol — biasanya etanol atau isopropanol
yang didinginkan. Karena DNA tidak larut di dalam alkohol, maka akan
mengumpul atau menjadi pelet bila disentrifugasi.
 Pemurnian dengan mengulang metode yang sama.
 Larutkan dengan air atau buffer.
 Jumlah DNA yang diekstrak : mg/ml atau ug/ml
DNA Isolasi/ekstraksi DNA dari
Jaringan/sel ( organel apa ?)
 Eliminasi RNA dengan enzyme RNA-se
 Kuantifikasi dengan spektrophotometer pada absobent
260 nm.
 DNA disimpan dan dapat digunakan sewaktu-waktu,
disebut dengan template
 DNAPenyimpanan: 4oC, -20oC, atau -80oC (tergantung
tujuan)
DNA Purification &
Quantification
 Memisahkan DNA dari komponen seluler lainnya (protein,
lipid, RNA, dll.)
 Menghindari fragmentasi molekul DNA oleh endogenous
nucleases (DNase enzymes)
 Membuat DNase tidak aktif menggunakan pemanasan
atau chelating agents.
Ekstraksi DNA Langkah
langkah: Melisis sel Protein
 Melisis sel Protein
 Menyingkirkan kontaminan
Protein
RNA
Makromolekul lain
 Menentukan konsentrasi DNA yang sudah dimurnikan
1. Lisis Sel
2. Memisahkan DNA
DNA harus dipisahkan dari protein dan debris seluler.
Metode pemisahan :
a) Organic extraction
phenol: chloroform digunakan untuk ekstraksi DNA.
b) Salting out
Pada konsentrasi garam yang tinggi, protein mengalami
dehidrasi  kehilangan kelarutan  mengendap
Biasanya digunakan : sodium chloride, potassium acetate
or ammonium acetate.
Protein yang terpresipitasi disingkirkan dengan
sentrifugasi
DNA terdapat dalam supernatan.
Kesimpulan isolasi DNA
Ada 3 tahapan dasar dan dua tahapan tambahan dalam
ekstraksi DNA yaitu :
 lisis sel, untuk mendapatkan DNA
 menyingkirkan membran sel  menambahkan detergen
atau surfaktan
 menyingkirkan protein dengan menambahkan protease
 menyingkirkan RNA dengan menambahkan RNAse
 mempresipitasikan DNA dengan alkohol biasanya ice cold
ethanol  untai DNA akan beraggregasi  pellet pada
sentrifugasi
Polymerase Chain Reaction
(PCR)
 Tehnik Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan metode
amplifikasi (penggandaan) fragmen DNA secara in vitro.
 PCR merupakan proses yang berulang dan terdiri dari tiga
tahapan utama:
1. Denaturasi DNA template menggunakan pemanasan
2. Annealing atau penempelan primer (berupa oligonukleotida
rantai tunggal dan pendek)
3. Extension atau pemanjangan primer menggunakan enzim taq
polimerase
Komponen Esensial Proses
Polymerase Chain Reactions
 Enzim DNA polymerase (taq polymerase) yang tahan dan stabil
pada suhu tinggi untuk mengkatalisis terjadinya proses elongasi
primer pada DNA template.
 Primer (tunggal atau sepasang oligonukleotida rantai pendek untuk
menginisiasi terjadinya proses ekstension oleh enzim taq
polymerase.
 Deoxynucleoside triphosphate (dATP, dTTP, dCTP, and dGTP)
berupa basa nitrogen yang dibutuhkan dalam proses PCR
 Kofaktor enzim taq polymerase (MgCl2)
 Buffer untuk mempertahankan pH (Buffer TAE atau TBE untuk
mempertahankan pH 8,3 – 8,8 pada suhu ruangan)
 Template DNA (cetakan molekul DNA dalam proses PCR)
Sekuensing DNA
 Merupakan suatu metode untuk mengetahui
urutan basa nukleotida pada suatu gen atau
genom
 Ditemukan oleh Frederick Sanger tahun 1977
 Disebut juga dengan nama Chain Termination
Methods
 Pada Human Genome Project, sekuensing dengan
metode Sanger
Metode Sanger
 Memiliki prinsip seperti reaksi PCR
 Tetapi terdapat salah satu bahan unik yang ditambahkan,
yaitu dideoksinukleotida (ddNTP)
 ddNTP memiliki mirip dengan deoksinukleotida (dNTP)
yang biasa (adenin, guanine, sitosin dan timin), hanya
saja tidak memiliki gugus hidroksil pada molekul gula
ddNTP vs dNTP
Metode Sanger
 Akibat tidak adanya gugus hidroksil pada molekul gula,
pemanjangan pita DNA akan terhenti
 Karena gugus hiroksil ini seperti “jangkar” tempat tautan
nukleotida baru ditambahkan
DNA dalam
satu untaian
Metode Sanger
 Pada ddNTP juga ditambahkan pewarna flouresens, yang
dapat berendar jika ditembakkan laser
Metode
Sanger
Metode Sanger
Metode Sanger
1. https://www.youtube.com/watch?v=ONGdehkB8jU
2. https://www.khanacademy.org/science/biology/biotec
h-dna-technology/dna-sequencing-pcr-
electrophoresis/a/dna-sequencing
Next Generation Sequencing
(NGS)
 Merupakan metode sekuensing yang terbaru
dapat mensekuen DNA yang panjang (whole
genome) melalui proses paralel
 Sehingga dapat memangkas waktu dan biaya
pengerjaan
 Dengan menggunakan Metode Sanger sekuensing
genome manusia memakan waktu 10 tahun,
sedangkan dengan NGS hanya memerlukan waktu 1
hari
Keunggulan Metode NGS
1. Mendapatkan sekuen dari DNA berukuran besar
2. Harga reaksi per basa lebih murah dibandingkan dengan
metode Sanger
Penggunaan NGS
Penggunaan NGS
 Penemuan anti kanker
 Sekuensing whole genome bakteri
 Melihat interaksi DNA/RNA-protein
 Analisis variasi genetik pada spesies
 dll
Kelemahan Metode NGS
1. Data yang dihasilkan sangat besar, memerlukan sarana
yang memadai untuk penyimpanan
2. Harga mesin sangat mahal
Analisis Hasil Sekuensing
Analisa untuk melihat tingkat
kekerabatan antar spesies
melalui pensejajaran sekuens
menggunakan urutan gen
didasarkan pada akses yang
tersedia di Gene Bank
Penelitian Genotipe Parasit
Kuliah Umum Poltekkes Mataram.ppt
Kuliah Umum Poltekkes Mataram.ppt
Kuliah Umum Poltekkes Mataram.ppt
Kuliah Umum Poltekkes Mataram.ppt

More Related Content

Similar to Kuliah Umum Poltekkes Mataram.ppt

Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
MURDJOKO
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
MURDJOKO
 
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptx
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptxKELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptx
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptx
fikri14566
 
Porensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajariPorensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajari
Eval Setiawan
 
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdfPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
StevenSamuelBangun
 
Makalah nematoda
Makalah nematoda Makalah nematoda
Makalah nematoda
R Januari
 
Biologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materiBiologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materi
21 Memento
 

Similar to Kuliah Umum Poltekkes Mataram.ppt (20)

Materi biologi sma kelas x
Materi biologi sma kelas xMateri biologi sma kelas x
Materi biologi sma kelas x
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.ppt
 
Kepustakaan dna
Kepustakaan dnaKepustakaan dna
Kepustakaan dna
 
Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)
 
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptx
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptxKELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptx
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptx
 
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.pptPPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
 
Bakteri - Bio SMK
Bakteri - Bio SMKBakteri - Bio SMK
Bakteri - Bio SMK
 
Porensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajariPorensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajari
 
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdfPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
 
Makalah nematoda
Makalah nematoda Makalah nematoda
Makalah nematoda
 
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptxMIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
 
makalah mikroorganisme
makalah mikroorganismemakalah mikroorganisme
makalah mikroorganisme
 
Makalah I
Makalah  IMakalah  I
Makalah I
 
EKSTRAKSI DNA PEPAYA.pptx
EKSTRAKSI DNA PEPAYA.pptxEKSTRAKSI DNA PEPAYA.pptx
EKSTRAKSI DNA PEPAYA.pptx
 
LAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptx
LAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptxLAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptx
LAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptx
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
Biologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materiBiologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materi
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 

Recently uploaded

materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
tien148950
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
danangandi
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
HamzahNasir2
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (19)

materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 

Kuliah Umum Poltekkes Mataram.ppt

  • 1. “Analisis Molekuler Genotipe Parasit Untuk Melihat Potensi Terjadinya Zoonosis” Kuliah Umum Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Mataram Oleh : Marlina Kamelia, M. Sc. Mataram, 3 September 2022
  • 2.  WHO (1981): Penyakit dan infeksi yang secara alami dapat ditularkan di antara hewan vertebrata dan manusia ZOONOSIS ?
  • 3. Klasifikasi Zoonosis 1. Tipe agen penyakit 2. Tipe siklus hidup agen penyakit 3. Arah penularan 4. Spesies hewan vertebrata
  • 4. Tipe agen penyakit a. Zoonosis bakterial b. Zoonosis mikotik c. Zoonosis viral d. Zoonosis parasitik
  • 6. Zoonosis kausa mikotik  Aspergillosis  Dermatomycosis  Candidiasis
  • 7. Zoonosis kausa parasit Taeniasis dan Sistiserkosis Trichinellosis
  • 10. Tipe siklus hidup agen penyakit a. Orthozoonosis b. Cyclozoonosis c. Metazoonosis d. Saprozoonosis
  • 11. a. Orthozoonosis / Direct zoonosis  Zoonosis di mana untuk siklus hidup agen penyakitnya dibutuhkan hospes 1 spesies vertebrata  Contoh: anthrax, brucellosis, candidiasis, dermatomycosis, rabies, influenza, trichinosis, toxoplasmosis
  • 13. Manusia tertular melalui: 1. Kontak langsung dengan:  Hewan terinfeksi  Jaringan terinfeksi  Ekskresi 2. Kontak tidak langsung dengan:  Inhalasi droplet  Inhalasi aerosol  Inhalasi /ingesti benda-benda
  • 14. b. Cyclozoonosis  Zoonosis di mana untuk siklus hidup agen penyakitnya dibutuhkan hospes > satu spesies vertebrata  Contoh: hydatidosis, taeniasis & cysticercosis
  • 16. c. Metazoonosis  Zoonosis di mana untuk siklus hidup agen penyakitnya dibutuhkan hospes vertebrata dan invertebrata  Contoh: babesiosis, trypanosomiasis, schistosomiasis
  • 18. 4 tipe metazoonosis  Tipe I : dibutuhkan hospes vetebrata dan 1 invertebrata  Contoh: Jungle Yellow Fever nyamuk kera inv V
  • 19.  Tipe II: dibutuhkan hospes 1 vertebrata dan 2 invertebrata  Contoh: paragonimiasis (inv1) (inv2) (v)
  • 20.  Tipe III : dibutuhkan hospes 2 vertebrata dan 1 invertebrata  Contoh: Chlonorchiasis v2 Inv v1
  • 21.  Tipe IV : dibutuhkan hospes 1 vertebrata, 1 Invertebrata dan penularan di antara invertebrata secara transovarial.  Contoh: Boutonneuse fever v inv transovarial inv v v
  • 22. d. Saprozoonosis  Zoonosis di mana untuk siklus hidup agen penyakitnya dibutuhkan hospes vertebrata dan reservoir non-hewan  Contoh: coccidioimycosis, histoplasmosis, visceral larva migrans.  Reservoir non-hewan: tempat berkembangnya agen penyakit selain pada hewan, yaitu air, tanah, tanaman dan bahan-bahan organik seperti makanan.
  • 24. 3 tipe Saprozoonosis  Tipe I : dimana agen penyakitnya memperbanyak diri dalam reservoir non-hewan. Contoh: Histoplasmosis multiplikasi v RNH
  • 25.  Tipe II : di mana agen penyakitnya mengalami perkembangan esensiil tanpa memperbanyak diri dalam reservoir non hewan  Contoh: visceral larva migrans (telur ccg.) V 2 RNH (larva st.II) RNH
  • 26.  Tipe III: (Saprometazoonosis): Zoonosis di mana untuk siklus hidup agen penyakitnya dibutuhkan hospes vertebrata, invertebrata dan reservoir non-hewan. Contoh: Fascioliasis (inv) RNH V V
  • 27. Menurut arah penularan a. Anthropozoonosis b. Zooanthroponosis c. Amphixenosis
  • 28. a. Anthropozoonosis  Zoonosis yang ditularkan oleh hewan vertebrata kepada manusia dan hewan vertebrata lainnya.  Contoh: brucellosis, rabies, hydatidosis, visceral larva migrans hewan vertebrata hewan vertebrata lain manusia
  • 29. b. Zooanthropozoonosis  Zoonosis yang ditularkan oleh manusia kepada hewan vertebrata dan manusia lainnya.  Contoh: amebiasis, diphteria, tbc. manusia hewan vertebrata manusia manusia lain
  • 30. c. Amphixenosis  Zoonosis yang ditularkan oleh manusia kepada hewan vertebrata dan sebaliknya.  Contoh: staphyloccocis, streptococcosis manusia manusia hewan vertebrata hewan vertebrata
  • 31. Menurut SPESIES Hewan Vertebrata  Zoonosis di antara manusia dan hewan liar contoh: Rabies, Jungle Yellow Fever  Zoonosis di antara manusia dan hewan piara contoh: Brucellosis, Leptospirosis  Zoonosis di antara manusia dan hewan rumah contoh: Amebiasis, Coccidioimycosis
  • 32. Analisis Molekuler Genotipe Parasit Isolasi DNA PCR Sekuensing Analisis
  • 33.
  • 34. Isolasi DNA  Merusak/membuka sel /lysyis dinding sel (phisik atau kimia)  Memisahkan lipid (membran sel) dengan penambahan detergen (Buffer)  Mengeliminasi protein dengan penambahan enzim protease  Precipitasi DNA dengan alkohol — biasanya etanol atau isopropanol yang didinginkan. Karena DNA tidak larut di dalam alkohol, maka akan mengumpul atau menjadi pelet bila disentrifugasi.  Pemurnian dengan mengulang metode yang sama.  Larutkan dengan air atau buffer.  Jumlah DNA yang diekstrak : mg/ml atau ug/ml
  • 35. DNA Isolasi/ekstraksi DNA dari Jaringan/sel ( organel apa ?)  Eliminasi RNA dengan enzyme RNA-se  Kuantifikasi dengan spektrophotometer pada absobent 260 nm.  DNA disimpan dan dapat digunakan sewaktu-waktu, disebut dengan template  DNAPenyimpanan: 4oC, -20oC, atau -80oC (tergantung tujuan)
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40. DNA Purification & Quantification  Memisahkan DNA dari komponen seluler lainnya (protein, lipid, RNA, dll.)  Menghindari fragmentasi molekul DNA oleh endogenous nucleases (DNase enzymes)  Membuat DNase tidak aktif menggunakan pemanasan atau chelating agents.
  • 41. Ekstraksi DNA Langkah langkah: Melisis sel Protein  Melisis sel Protein  Menyingkirkan kontaminan Protein RNA Makromolekul lain  Menentukan konsentrasi DNA yang sudah dimurnikan
  • 43. 2. Memisahkan DNA DNA harus dipisahkan dari protein dan debris seluler. Metode pemisahan : a) Organic extraction phenol: chloroform digunakan untuk ekstraksi DNA. b) Salting out Pada konsentrasi garam yang tinggi, protein mengalami dehidrasi  kehilangan kelarutan  mengendap Biasanya digunakan : sodium chloride, potassium acetate or ammonium acetate. Protein yang terpresipitasi disingkirkan dengan sentrifugasi DNA terdapat dalam supernatan.
  • 44.
  • 45. Kesimpulan isolasi DNA Ada 3 tahapan dasar dan dua tahapan tambahan dalam ekstraksi DNA yaitu :  lisis sel, untuk mendapatkan DNA  menyingkirkan membran sel  menambahkan detergen atau surfaktan  menyingkirkan protein dengan menambahkan protease  menyingkirkan RNA dengan menambahkan RNAse  mempresipitasikan DNA dengan alkohol biasanya ice cold ethanol  untai DNA akan beraggregasi  pellet pada sentrifugasi
  • 46. Polymerase Chain Reaction (PCR)  Tehnik Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan metode amplifikasi (penggandaan) fragmen DNA secara in vitro.  PCR merupakan proses yang berulang dan terdiri dari tiga tahapan utama: 1. Denaturasi DNA template menggunakan pemanasan 2. Annealing atau penempelan primer (berupa oligonukleotida rantai tunggal dan pendek) 3. Extension atau pemanjangan primer menggunakan enzim taq polimerase
  • 47. Komponen Esensial Proses Polymerase Chain Reactions  Enzim DNA polymerase (taq polymerase) yang tahan dan stabil pada suhu tinggi untuk mengkatalisis terjadinya proses elongasi primer pada DNA template.  Primer (tunggal atau sepasang oligonukleotida rantai pendek untuk menginisiasi terjadinya proses ekstension oleh enzim taq polymerase.  Deoxynucleoside triphosphate (dATP, dTTP, dCTP, and dGTP) berupa basa nitrogen yang dibutuhkan dalam proses PCR  Kofaktor enzim taq polymerase (MgCl2)  Buffer untuk mempertahankan pH (Buffer TAE atau TBE untuk mempertahankan pH 8,3 – 8,8 pada suhu ruangan)  Template DNA (cetakan molekul DNA dalam proses PCR)
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58.
  • 59.
  • 60.
  • 61.
  • 62.
  • 63. Sekuensing DNA  Merupakan suatu metode untuk mengetahui urutan basa nukleotida pada suatu gen atau genom  Ditemukan oleh Frederick Sanger tahun 1977  Disebut juga dengan nama Chain Termination Methods  Pada Human Genome Project, sekuensing dengan metode Sanger
  • 64. Metode Sanger  Memiliki prinsip seperti reaksi PCR  Tetapi terdapat salah satu bahan unik yang ditambahkan, yaitu dideoksinukleotida (ddNTP)  ddNTP memiliki mirip dengan deoksinukleotida (dNTP) yang biasa (adenin, guanine, sitosin dan timin), hanya saja tidak memiliki gugus hidroksil pada molekul gula
  • 66. Metode Sanger  Akibat tidak adanya gugus hidroksil pada molekul gula, pemanjangan pita DNA akan terhenti  Karena gugus hiroksil ini seperti “jangkar” tempat tautan nukleotida baru ditambahkan
  • 68. Metode Sanger  Pada ddNTP juga ditambahkan pewarna flouresens, yang dapat berendar jika ditembakkan laser
  • 71. Metode Sanger 1. https://www.youtube.com/watch?v=ONGdehkB8jU 2. https://www.khanacademy.org/science/biology/biotec h-dna-technology/dna-sequencing-pcr- electrophoresis/a/dna-sequencing
  • 72. Next Generation Sequencing (NGS)  Merupakan metode sekuensing yang terbaru dapat mensekuen DNA yang panjang (whole genome) melalui proses paralel  Sehingga dapat memangkas waktu dan biaya pengerjaan  Dengan menggunakan Metode Sanger sekuensing genome manusia memakan waktu 10 tahun, sedangkan dengan NGS hanya memerlukan waktu 1 hari
  • 73.
  • 74. Keunggulan Metode NGS 1. Mendapatkan sekuen dari DNA berukuran besar 2. Harga reaksi per basa lebih murah dibandingkan dengan metode Sanger
  • 76. Penggunaan NGS  Penemuan anti kanker  Sekuensing whole genome bakteri  Melihat interaksi DNA/RNA-protein  Analisis variasi genetik pada spesies  dll
  • 77. Kelemahan Metode NGS 1. Data yang dihasilkan sangat besar, memerlukan sarana yang memadai untuk penyimpanan 2. Harga mesin sangat mahal
  • 78. Analisis Hasil Sekuensing Analisa untuk melihat tingkat kekerabatan antar spesies melalui pensejajaran sekuens menggunakan urutan gen didasarkan pada akses yang tersedia di Gene Bank