Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada ibu bersalin dengan presentasi bokong. Penulis melakukan studi kasus pada Ny. H yang melahirkan dengan presentasi bokong di BPS Fera tanggal 25-26 Maret 2015. Penulis mengumpulkan data dasar, melakukan diagnosis masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan asuhan, dan evaluasi. Hasilnya, ibu dan bayi dalam keadaan ba
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...Operator Warnet Vast Raha
Skripsi ini membahas pengaruh senam nifas terhadap kecepatan penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum hari pertama sampai ke empat di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah senam nifas dapat mempercepat involusi uteri dengan mengukur penurunan tinggi fundus uteri setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam nifas berpengaruh
Laporan ini membahas asuhan kebidanan komprehensif terhadap Ny. D mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir normal yang dilakukan di Klinik Bersalin Umi Rahma tahun 2017. Latar belakangnya adalah angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi, sehingga diperlukan asuhan kebidanan yang baik untuk mencegah komplikasi selama kehamilan, bersalin, dan nifas.
Karya tulis ini membahas asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal. Tujuannya adalah mencegah komplikasi selama dan setelah persalinan seperti perdarahan, hipotermia, dan asfiksia pada bayi baru lahir. Data menunjukkan 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara berkembang dengan angka kematian ibu tertinggi. Indonesia berkomitmen menurunkan angka kematian ibu dan bayi sesuai target WHO.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum terhadap Ny. D umur 18 tahun P1 A0 6 jam post partum di BPS Hj. Kartini MS Bandar Lampung tahun 2015. Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebabnya adalah komplikasi selama masa nifas seperti infeksi yang dapat timbul dari luka perineum. Oleh karena itu, peraw
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum. Latar belakang masalah adalah angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebabnya adalah infeksi pada luka perineum. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka perineum.
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada ibu bersalin dengan presentasi bokong. Penulis melakukan studi kasus pada Ny. H yang melahirkan dengan presentasi bokong di BPS Fera tanggal 25-26 Maret 2015. Penulis mengumpulkan data dasar, melakukan diagnosis masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan asuhan, dan evaluasi. Hasilnya, ibu dan bayi dalam keadaan ba
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...Operator Warnet Vast Raha
Skripsi ini membahas pengaruh senam nifas terhadap kecepatan penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum hari pertama sampai ke empat di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah senam nifas dapat mempercepat involusi uteri dengan mengukur penurunan tinggi fundus uteri setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam nifas berpengaruh
Laporan ini membahas asuhan kebidanan komprehensif terhadap Ny. D mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir normal yang dilakukan di Klinik Bersalin Umi Rahma tahun 2017. Latar belakangnya adalah angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi, sehingga diperlukan asuhan kebidanan yang baik untuk mencegah komplikasi selama kehamilan, bersalin, dan nifas.
Karya tulis ini membahas asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal. Tujuannya adalah mencegah komplikasi selama dan setelah persalinan seperti perdarahan, hipotermia, dan asfiksia pada bayi baru lahir. Data menunjukkan 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara berkembang dengan angka kematian ibu tertinggi. Indonesia berkomitmen menurunkan angka kematian ibu dan bayi sesuai target WHO.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum terhadap Ny. D umur 18 tahun P1 A0 6 jam post partum di BPS Hj. Kartini MS Bandar Lampung tahun 2015. Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebabnya adalah komplikasi selama masa nifas seperti infeksi yang dapat timbul dari luka perineum. Oleh karena itu, peraw
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum. Latar belakang masalah adalah angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebabnya adalah infeksi pada luka perineum. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka perineum.
Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum terhadap Ny. R umur 28 tahun P2A0 6 jam post partum di BPS Mafalda, S.ST Way Kandis Bandar Lampung tahun 2015 membahas tentang perawatan luka perineum pada masa nifas awal untuk mencegah infeksi.
Asuhan kebidanan terhadap Ny. N umur 48 tahun dengan kurangnya pengetahuan tentang tanda gejala menopause di Jl Sultan Anom Gg Alpukat Kemiling Bandar Lampung. Tujuannya agar penulis dapat memberikan asuhan kesehatan reproduksi terhadap Ny. N dengan menopause. Hasilnya, ibu sudah bisa mengurangi tanda gejala menopause seperti rasa panas dan keringat dimalam hari serta telah mengkonsumsi makanan yang dianj
Karya tulis ini membahas asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum. Luka perineum merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada saat persalinan yang dapat meningkatkan risiko infeksi nifas. Penulis melakukan studi kasus pada ibu nifas bernama Ny. L usia 17 tahun yang mengalami luka perineum pasca persalinan di BPS Mafalda Bandar Lampung. Tujuan penelit
Studi kasus ini membahas asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap Bayi Ny. M usia 2 hari di BPM Maria Suroso Bandar Lampung tahun 2015. Tujuannya adalah memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat. Objek yang diambil adalah satu bayi baru lahir yaitu Bayi Ny. M usia 2 hari. Hasilnya, penul
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum. Luka perineum merupakan masalah umum yang dialami ibu setelah melahirkan yang dapat menimbulkan infeksi jika tidak ditangani dengan baik. Penulis melakukan studi kasus pada seorang ibu bernama Ny. M usia 20 tahun yang baru melahirkan dan memiliki luka perineum untuk memberikan asuhan kebidanan dan
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan ibu nifas dengan perawatan luka perineum. Luka perineum dapat terjadi akibat proses persalinan alami maupun operasi sesar. Perawatan luka perineum bertujuan mencegah infeksi organ reproduksi yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan dan kematian ibu. Kasus ini melibatkan seorang ibu umur 26 tahun satu hari pasca persalinan di BPS Kartini den
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. M berusia 3 hari dengan diagnosis infeksi tali pusat di Puskesmas Parigi, Muna. Karya tulis ini membahas latar belakang masalah, tujuan studi, metode yang digunakan, hasil studi kasus yang menunjukkan kondisi bayi membaik setelah menerima asuhan, serta kesimpulan dan saran.
Karya tulis ilmiah ini membahas asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dapat mencegah infeksi dan penyakit seperti tetanus pada bayi. Tujuannya adalah memberikan asuhan kebidanan yang benar dalam perawatan tali pusat bayi Ny. D di BPS Gusti Ayu Suwarniati untuk mencegah komplikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah
Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada seorang ibu bersalin bernama NY "Y" dengan diagnosis anemia sedang di BPS Arafat Tampo Kabupaten Muna pada tanggal 4 April 2015. Tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada ibu hamil dengan diagnosis anemia sedang.
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia berat. Anemia merupakan masalah kesehatan penting karena berkontribusi besar pada kematian ibu. Studi kasus dilakukan pada ibu bernama N di BPS Arafat selama 9-29 April 2015. Tujuan studi ini adalah untuk menerapkan manajemen kebidanan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asu
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap bayi Ny. A segera setelah lahir di BPS Dharmini Bandar Lampung tahun 2015. Tujuannya adalah memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan manajemen langkah Varney. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dengan penerapan manajemen asuhan langkah Varney, kondisi bayi menjadi lebih baik
Studi kasus ini membahas asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III yang mengalami berbagai ketidaknyamanan seperti sering buang air kecil, edema, dan nyeri pinggang. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan dan mampu menangani ketidaknyamanan trimester III. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif dengan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Hasilny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum terhadap Ny. R umur 28 tahun P2A0 6 jam post partum di BPS Mafalda, S.ST Way Kandis Bandar Lampung tahun 2015 membahas tentang perawatan luka perineum pada masa nifas awal untuk mencegah infeksi.
Asuhan kebidanan terhadap Ny. N umur 48 tahun dengan kurangnya pengetahuan tentang tanda gejala menopause di Jl Sultan Anom Gg Alpukat Kemiling Bandar Lampung. Tujuannya agar penulis dapat memberikan asuhan kesehatan reproduksi terhadap Ny. N dengan menopause. Hasilnya, ibu sudah bisa mengurangi tanda gejala menopause seperti rasa panas dan keringat dimalam hari serta telah mengkonsumsi makanan yang dianj
Karya tulis ini membahas asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum. Luka perineum merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada saat persalinan yang dapat meningkatkan risiko infeksi nifas. Penulis melakukan studi kasus pada ibu nifas bernama Ny. L usia 17 tahun yang mengalami luka perineum pasca persalinan di BPS Mafalda Bandar Lampung. Tujuan penelit
Studi kasus ini membahas asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap Bayi Ny. M usia 2 hari di BPM Maria Suroso Bandar Lampung tahun 2015. Tujuannya adalah memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat. Objek yang diambil adalah satu bayi baru lahir yaitu Bayi Ny. M usia 2 hari. Hasilnya, penul
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum. Luka perineum merupakan masalah umum yang dialami ibu setelah melahirkan yang dapat menimbulkan infeksi jika tidak ditangani dengan baik. Penulis melakukan studi kasus pada seorang ibu bernama Ny. M usia 20 tahun yang baru melahirkan dan memiliki luka perineum untuk memberikan asuhan kebidanan dan
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan ibu nifas dengan perawatan luka perineum. Luka perineum dapat terjadi akibat proses persalinan alami maupun operasi sesar. Perawatan luka perineum bertujuan mencegah infeksi organ reproduksi yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan dan kematian ibu. Kasus ini melibatkan seorang ibu umur 26 tahun satu hari pasca persalinan di BPS Kartini den
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. M berusia 3 hari dengan diagnosis infeksi tali pusat di Puskesmas Parigi, Muna. Karya tulis ini membahas latar belakang masalah, tujuan studi, metode yang digunakan, hasil studi kasus yang menunjukkan kondisi bayi membaik setelah menerima asuhan, serta kesimpulan dan saran.
Karya tulis ilmiah ini membahas asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dapat mencegah infeksi dan penyakit seperti tetanus pada bayi. Tujuannya adalah memberikan asuhan kebidanan yang benar dalam perawatan tali pusat bayi Ny. D di BPS Gusti Ayu Suwarniati untuk mencegah komplikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah
Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada seorang ibu bersalin bernama NY "Y" dengan diagnosis anemia sedang di BPS Arafat Tampo Kabupaten Muna pada tanggal 4 April 2015. Tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada ibu hamil dengan diagnosis anemia sedang.
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia berat. Anemia merupakan masalah kesehatan penting karena berkontribusi besar pada kematian ibu. Studi kasus dilakukan pada ibu bernama N di BPS Arafat selama 9-29 April 2015. Tujuan studi ini adalah untuk menerapkan manajemen kebidanan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asu
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap bayi Ny. A segera setelah lahir di BPS Dharmini Bandar Lampung tahun 2015. Tujuannya adalah memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan manajemen langkah Varney. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dengan penerapan manajemen asuhan langkah Varney, kondisi bayi menjadi lebih baik
Studi kasus ini membahas asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III yang mengalami berbagai ketidaknyamanan seperti sering buang air kecil, edema, dan nyeri pinggang. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan dan mampu menangani ketidaknyamanan trimester III. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif dengan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Hasilny
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Studi kasus ini memberikan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan ketidaknyamanan trimester III. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan dan mampu mengatasi keluhan ibu hamil pada trimester akhir. Studi kasus dilakukan terhadap ibu bernama Ny. A usia 29 tahun yang sedang hamil anak pertama usia kehamilan 34 minggu 2 h
Karya tulis ilmiah ini membahas asuhan kebidanan pada ibu nifas normal umur 25 tahun yang baru melahirkan 6-8 jam di BPS Desi Andriani. Tujuannya adalah memberikan asuhan kebidanan secara menyeluruh agar ibu dapat pulih dengan baik pasca melahirkan dan mencegah komplikasi. Asuhan yang diberikan meliputi mobilisasi, eliminasi, kebersihan diri, dan istirahat.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap bayi Ny. A di BPS Hj. Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan secara menyeluruh dan mengevaluasi hasil yang dicapai. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi langsung dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum.
2. Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebabnya adalah infeksi luka perineum.
3. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka perineum.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL DENGAN ANEMIA BERAT...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada ibu hamil dengan anemia berat. Latar belakang masalah ini adalah angka kematian ibu yang tinggi akibat komplikasi kehamilan seperti anemia. Studi kasus dilakukan pada ibu bernama N di BPS Arafat selama 9-29 April 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan manajemen kebidanan yang baik pada ibu hamil dengan
Skripsi ini membahas pengaruh penerapan literasi digital terhadap peningkatan pembelajaran siswa di SMP Negeri 6 Banda Aceh. Tujuannya adalah mengetahui apakah penerapan literasi digital berpengaruh terhadap peningkatan pembelajaran siswa. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier sederhana dan angket sebagai instrumennya.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...Warnet Raha
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi bernama M yang berusia 3 hari dengan diagnosis infeksi tali pusat di wilayah kerja Puskesmas Parigi, Kabupaten Muna selama periode 24-28 April 2015. Karya tulis ini membahas latar belakang masalah, tujuan studi, metode yang digunakan, hasil studi kasus, kesimpulan dan saran.
Asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. F umur 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 30 minggu 4 hari dengan ketidaknyamanan trimester III di BPS Maria Suratini bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan secara menyeluruh dan mencegah terjadinya komplikasi. Metode penelitian deskriptif dengan subjek ibu hamil dan objek ketidaknyamanan trimester III. Hasilnya, penulis mampu memberikan asuhan kebid
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Kti rani permayana
1. 1
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.R UMUR
31 TAHUN G3P2A0 USIA KEHAMILAN 30 MINGGU 5 HARI
LETAK MEMANJANG DENGAN PRESENTASI BOKONG
DI BPS ROSBIATUL ADAWIYAH,SKM,M.KES
KEMILING BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
DISUSUN OLEH
NAMA : RANI PERMAYANA
NIM : 201207176
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
2. 2
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.R UMUR
31 TAHUNG3P2A0 USIA KEHAMILAN 30 MINGGU 5 HARI
LETAK MEMANJANG DENGAN PRESENTASI BOKONG
DI BPS ROSBIATUL ADAWIYAH, SKM.M.KES
KEMILING BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan
Gelar Profesi Ahli Madya Kebidanan Pada Prodi DIII Kebidanan
Akbid Adila Bandar Lampung
DISUSUN OLEH :
NAMA : RANI PERMAYANA
NIM : 201207176
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
i
3. 3
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila pada :
Hari: Jum’at
Tanggal : 10 Jili 2015
Penguji I Penguji II
Ahmad Dahro,S.Sos. M.I.P Septy Ristiyana,S.ST
NIK.2006071016 NIK.20150211067
Direktur Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung
dr.Wazni Adila, M.PH.
NIK. 2011041008
ii
4. 4
CURICULUM VITAE
Nama : Rani Permayana
NIM : 201207176
Tempat/ tanggal lahir : Way Kanan 13 juli 1994
Alamat : Gunung Sangkaran RT 001 RW 005 Kec.Blambangan Umpu
Kab. Way Kanan
Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
Angkatan : VII (2012/2015)
Biografi :
- SD N Umpu kencana Blambangan Umpu 2000-2006
- SMP N 2 Blambangan Umpu 2006-2009
- SMA N 1 Blambangan Umpu 2009-2012
- Telah Terdaftar di Akademi Kebidanan Adila Sejak
Tahun 2012 Hingga 2015
iii
5. 5
MOTTO
Jangan pernah meremehkan hal yang terkecil Karena dari hal terkecil lah yang
Bahkan akan menyusahkan kita/membuat kita terhambat.
( Rani Permayana )
iv
6. 6
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Study kasus ini, dan dibalik penyelesaian
tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-orang yang telah
membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Puji syukur kehadirat ALLAH yang maha kuasa sehingga dapat terselesaikannya
KTI (Karya Tulis Ilmiah )
2. Terima kasih buat keluarga besar tercinta khususnya Ibunda dan Ayahanda
tercinta dan adik-adik ku yang selalu memberikan semangat dan mendo’akan
setiap kegiatan apapun yang terbaik bagi penulis serta selalu mengharapkan setiap
keberhasilan yang penulis lakukan.
3. Sahabat-sahabatku tercinta terimakasih atas do’a, dukungan dan bantuan kalian
slama ini.
4. Kepada pembimbing akademik dan pembimbing Lahan terima kasih atas
bimbinganya selama ini yang selalu sabar membimbing penulis yang penuh
kekurangan hingga terselesaikan tugas akhir ini
5. Rekan- rekanku tercinta Akbid ADILA Angkatan VII khususnya Sakura Room
yang selalu mendukung hingga terselesaikan tugas akhir ini.
6. Almamaterku tercinta Akademi kebidanan ADILA Bandar lampung sebagai
tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimah kasih atas
partisipasi dan dukunganya selama penulis menyelesaikan tugas akhir Diploma
Kebidanan ini.
v
7. 7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk studi kasus
kebidanan yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Terhadap
Ny.R Umur 31 Tahun G3p2a0 Usia Kehamilan 30 Minggu 5 Hari Letak
Memanjang Dengan Presentasi Bokong Di BPS Rosbiatul, SKM,M.Kes
Tanjung Karang Barat Bandar Lampung Tahun 2015”.
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki maka diharapkan saran dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini penulis ingin mengucapan terimakasih kepada:
1. Ibu dr. Wazni Adila., M.P.H selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung
2. Ibu Rosbiatul Adawiyah, SKM, M.Kes dan Vivin Supinah, S.ST selaku
pembimbing Karya Tulis Ilmiah
3. Mami Sahridawati Rambe yang selalu membimbing dan memberikan nasehat
kepada penulis selama di Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
4. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
5. Untuk Almamaterku AKBID ADILA semoga selalu menjadi yang terbaik
sekarang dan untuk selamanya
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan bagi pembaca.
Bandar Lampung, April 2015
Penulis
vi
8. 8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………..…….............................. i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….......… ii
INTISARI ...............................................................................……….……............. iii
CURICULUM VITAE ......………………………………………………............. iv
MOTTO .............................................................................………………............... v
PERSEMBAHAN ........……………………………………………………............ vi
KATA PENGANTAR …………………………………….................................... vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….................... viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………….................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPILAN …………………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan penelitian ..................................................................................... 4
1.4 Ruang lingkup ......................................................................................... 6
1.5 Manfaat penelitian ................................................................................... 6
1.6 Metode pengumpulan data ...................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teori medis .............................................................................. 11
2.2 Teori manajemen kebidanan menurut varney ......................................... 47
2.3 Teori landasan hukum kebidanan ............................................................ 66
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian data ........................................................................................ 69
3.2 Matriks ..................................................................................................... 79
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ............................................................................................... 92
4.2 Interpretasi Data ...................................................................................... 101
4.3 Diagnosa Potensial .................................................................................. 103
4.4 Tindakan Segera ...................................................................................... 104
4.5 Perencanaan ............................................................................................. 105
4.6 Pelaksanaan ............................................................................................. 106
4.7 Evaluasi ................................................................................................... 110
vii
9. 9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 112
5.2 Saran ....................................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
10. 10
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Tinggi Fundus Uteri.................................................................14
Tabel 2.2 Bentuk uterus berdasarkanusiakehamilan...............................15
Tabel 2.3 PenambahanBeratBadan .........................................................22
Tabel 2.4Komponenpenambahanberatbadanibuselamahamil.................22
Tabel 3.1 Riwayatkehamilandanpersalinan yang lalu.............................72
Tabel 3.2 Matriks ....................................................................................79
ix
11. 11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Macam-macamPresentasiBokong.......................................39
Gambar 2.2Knee Chest Position.............................................................44
Gambar 2.3 PosisiDadaLutut ..................................................................45
x
12. 12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat izin penelitian
Lampiran 2 : SuratBalasanIzinPenelitian
Lampiran 3 : JadwalPenelitian
Lampiran 4 : SatuanAcaraPenyuluhan
Lampiran 5 : Leafleat
Lampiran 6 : Dokumentasi
Lampiran 7 : LembarKonsulPenguji
xi
13. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan matarantai yang besinambung dan terdiri dari ovulasi,
(pematangan sel) migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010; h. 75)
Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan indicator
yang paling peka untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak
malpresentasi dapat mengakibatkan timbulnya penyebab kematian perinatal
termasuk di antaranya adalah kelainan presentasi bokong kejadian hipoksia dan
trauma lahir pada perinatal sering ditemukan pada kasus persalinan dengan
malpresentasi yaitu pada presentasi bokong.
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh
kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥37 minggu), presentasi
bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur
kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 24-30%, dan
sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan
34 minggu. (Prwirohardjo, 2010 h. 581- 588)
14. 2
Secara berturut-turut penyebab langsung dari angka kematian ibu (AKI) adalah,
perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, komplikasi masa nifas 8%, dan
masing-masing 5% untuk emboli /obtetrik, abortus, trauma obstetric, persalinan
macet, dan 11% untuk penyebab lainnya. (Sulistyawati, 2011; h. 1)
Pada tahun 2012 di provinsi lampung terjadi 787 kasus kematian perinatal, 110
kasus kematian neonatal, 159 kasus kematian bayi dan kasus kematian balita
sebanyak 64 kasus. Tingginya kasus kematian ibu dan anak di provinsi lampung
memperlihatkan betapa rawannya derajat kesehatan suatu Negara. Masalah
kesehatan ibu dan anak ini perlu diatasi dengan segera karena derajat kesehatan
ibu dan anak akan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa
yang akan datang. (www.depkes.go.id.profil_kes_prov.lampung2012) 3/4/2015
Sedangkan di kota Bandar Lampung pada tahun 2012 terjadi kenaikan sebanyak
229 kasus dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 terdapat 179 kasus kematian.
Bila di proporsikan dengan kelahiran dalam 1 tahun, angka kematian bayi dan
balita tahun 2012 yaitu 13 per 1000 kelahiran hidup artinya dari 1000 kelahiran
hidup terjadi 13 kematian bayi dan balita. Dan proporsi kematian yaitu 148 kasus
(65%) kematian perinatal (0-7hari) dan sebanyak 18 kasus (7.9%) kematian
neonates (8-<28 hari), 38 kasus (16%) kematian bayi (1bulan-<1tahun) dan 25
kasus (11%) kematian anak balita (1-5 tahun). Penyebab kematian terbesar pada
kelompok umur perinatal (0-7 hari) adalah asfiksia yaitu sebanyak 61 kaus
15. 3
(41,22%), BBLR sebanyak 59 kasus (39,86%), dan penyebab lain-lain
(infeksi,kelainan congenital) sebanyak 17 kasus (11,49%).
(Profil dinas kesehatan kota Bandar lampung tahun 2012)3/4/2015
Menurut data yang di dapat dari BPS Rosbiatul Adawiyah, SKM.M.Kes dari
bulan januari sampai dengan maret 99 ibu hamil diketahui ada 10 yang
mengalami letak memanjang dengan presentasi bokong.
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
mengenai “Asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny.R umur 31 tahun
G3.P2.A0 usia kehamilan 30 minggu 5 hari letak memanjang dengan presentasi
bokong di BPS Rosbiatul Adawiyah,SKM.M.Kes kemiling Bandar Lampung
Tahun 2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny.R umur 31 tahun
G3.P2.A0 usia kehamilan 30 minggu 5 hari letak memanjang dengan presentasi
bokong di BPS Rosbiatul Adawiyah,SKM.M.Kes kemiling Bandar Lampung
Tahun 2015.
16. 4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan. Pada ibu hamil terhadap Ny.R umur 31 tahun
G3.P2.A0 usia kehamilan 30 minggu 5 hari letak memanjang dengan
presentasi bokong di BPS Rosbiatul Adawiyah,SKM.M.Kes kemiling
Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diharapkan penulis dapat melakukan pengkajian pada ibu hamil
khususnya Ny.R umur 31 tahun G3.P2.A0 usia kehamilan 30
minggu 5 hari letak memanjang dengan presentasi bokong di BPS
Rosbiatul Adawiyah,SKM.M.Kes kemiling Bandar Lampung
Tahun 2015.
1.3.2.2 Diharapkan penulis dapat menentukan interprestasi data untuk
mengidentifikasi diagnose masalah pada Ny.R umur 31 tahun
G3.P2.A0 usia kehamilan 30 minggu 5 hari letak memanjang
dengan presentasi bokong di BPS Rosbiatul Adawiyah,SKM.M.Kes
kemiling Bandar Lampung Tahun 2015.
17. 5
1.3.2.3 Diharapkan penulis dapat menentukan diagnosa atau masalah
potensial Ny.R umur 31 tahun G3.P2.A0 usia kehamilan 30 minggu
5 hari letak memanjang dengan presentasi bokong di BPS Rosbiatul
Adawiyah,SKM.M.Kes kemiling Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.4 Diharapkan penulis dapat melakukan tindakan segera pada Ny.R
umur 31 tahun G3.P2.A0 usia kehamilan 30 minggu 5 hari letak
memanjang dengan presentasi bokong di BPS Rosbiatul
Adawiyah,SKM.M.Kes kemiling Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.5 Diharapkan penulis dapat merencanakan tindakan pada Ny.R umur
31 tahun G3.P2.A0 usia kehamilan 30 minggu 5 hari letak
memanjang dengan presentasi bokong di BPS Rosbiatul
Adawiyah,SKM.M.Kes kemiling Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.6 Diharapkan penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang
telah direncarakan pada Ny.R umur 31 tahun G3.P2.A0 usia
kehamilan 30 minggu 5 hari letak memanjang dengan presentasi
bokong di BPS Rosbiatul Adawiyah,SKM.M.Kes kemiling Bandar
Lampung Tahun 2015.
1.3.2.7 Dihrapkan penulis dapat melakukan evaluasi terhadap rencana
asuhan pada Ny.R umur 31 tahun G3.P2.A0 usia kehamilan 30
minggu 5 hari letak memanjang dengan presentasi bokong di BPS
18. 6
Rosbiatul Adawiyah,SKM.M.Kes kemiling Bandar Lampung
Tahun 2015.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Sasaran
Obyek yang diambil dalam studi kasus ini adalah Ny.R umur 31 tahun
G3.P2.A0 usia kehamilan 30 minggu 5 hari letak memanjang dengan
presentasi bokong di BPS Rosbiatul Adawiyah,SKM.M.Kes kemiling
Bandar Lampung Tahun 2015.
1.4.2 Tempat
Penulis mengambil kasus dalam karya tulis ilmiah ini di BPS Rosbiatul
Adawiyah, SKM.M.KES Kemiling Bandar Lampung Tahun 2015.
1.4.3 Waktu
Pelaksanaan asuhan kebidanan studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal
1April-14 April.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi institusi pendidikan
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir jenjang
pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dan
19. 7
sebagai bahan acuan atau pedoman untuk penulisan karya tulis ilmiah (KTI)
selanjutnya.
1.5.2 Bagi lahan praktek
Studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan
untuk meningkatkan manajemen kebidanan yang diterapkan oleh lahan
praktek.
1.5.3 Bagi pasien
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan pada ibu dengan kehamilan
presentasi bokong.
1.5.4 Bagi peneliti selanjutnya
Dapat mengaplikasikan beroperasi langsung ilmu yang telah didapat pada
saat perkuliahan dengan cara memberikan asuhan kebidanan khususnya
asuhan kebidanan pada ibu hamil letak memanjang dengan presentasi
bokong.
1.6 Metedologi dan Teknik Memperoleh Data
1.6.1 Metedologi Penelitian
Metodologi penelitian dalam penyusunan studi kasus dilakukan secara
deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
20. 8
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
secara objektif. metodelogi penelitian deskriptif yang digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang (Notoatmodjo, 2012 ; h 35).
1.6.2 Tehnik Memperoleh Data
Untuk memperoleh data, tehnik yang digunakan sebagai berikut:
1.6.2.1 Data Primer
Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data primer,
peneliti harus mengumpulkanya secara langsung. Teknik yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain :
a. Anamnesis
Adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang
pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesis
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut :
a) Auto anamnesa
Adalah anamnesa yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi
data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung dari
sumbernya.
21. 9
b) Allo anamnesa
Adalah anamnesa yang dilakukan pada keluarga pasien untuk
memperoleh data pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat
ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data
yang akurat. (Sulistyawati, 2009; h. 111).
b. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian fisik adalah suatu pengkajian yang dapat dipandang
sebagai bagian tahap pengkajian pada proses keperawatan atau
tahap pengkajian atau pemeriksaan klinis dari sistem pelayanan
terintegrasi, yang prinsipnya menggunakan cara–cara yang sama
dengan pengkajian fisik kedokteran, yaitu inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi (Prihardjo, 2007; h.2-3).
1.6.2.2 Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai
sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber Biro Pusat Statistik
(BPS), buku laporan, jurnal, dan lain-lain
a. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting
dalam menunjang latar belakang teoritis dari suatu penelitian.
22. 10
Yang diperoleh dari buku-buku, laporan-laporan penelitian,
majalah ilmiah, jurnal, dan sebagainya. Kita dapat memperoleh
berbagai informasi, baik berupa teori-teori, generalisasi, maupun
konsep yang telah dikemukakan oleh berbagai ahli.
b. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah semua bentuk dokumen baik yang
diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, yang ada dibawah
tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, statistik,
catatan–catatan di dalam kartu klinik.
(Notoatmodjo, 2005; h. 62-63).
23. 11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Medis
2.1.1 Kehamilan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang besinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010; h. 75)
Kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
sperma dan ovum sel telur dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi.
(Prawirohardjo, 2010; h. 213)
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah, hal ini perlu
diyakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika
memberikan asuhan kepada klien, pendekatan yang dilakukan cenderung
kepada pelayanan promotif, realisasi yang paling mudah dilaksanakan
adalah pelaksanaan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) kepada klien
dengan materi-materi mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil dan
penatalaksanaan ketidaknyamanan selama hamil. (Sulistyawati, 2011; h. 2)
24. 12
Kunjungan Ante-natal Care (ANC) minimal :
a. Trimester I dan II
a) setiap satu bulan sekali
b) Diambil data tentang laboratorium
c) Pemeriksaan ultrasonografi
d) Nasehat diet tentang empat sehat lima sempurna, tambahan protein ½
gr/kg BB = satu telur / hari
e) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan,
komplikasi kehamilan.
f) Rencana untuk pengobatan penyakit, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetanus I
b. Trimester III
a) Setiap dua minggu sekali sampai adanya tanda kelahiran
b) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
c) Diet empat sehat lima sempurna
d) Pemeriksaan ultrasonografi
e) Imunisasi tetanus II
f) Obsevasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komlikasi
trimester tiga
g) Rencana pengobatan
h) Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus melahirkan.
(Manuaba, 2010; h. 114)
Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal care minimal satu kali pada TM
I (0-13 minggu), satu kali pada TM II (14-27minggu), dan dua kali pada
TM III (28-40 minggu). (Sulistyawati, 2012; h. 4)
25. 13
2.1.1.1 Perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil
a. Perubahan pada system reproduksi
a) Uterus
1. Ukuran
pada kehamilan cukup bulan ukuran uterus adalah 30x25x20
cm, dengan kapasitas lebih dari 4000 cc, hal ini
memunginkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan
janin pda saat ii rahim membesar akibat hipertropi dan
hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolegennya
menjadu higroskop dan endometrium menjadi desidu, jika
penambahan ukuran TFU dapat dicermati dalam table
berikut ini.
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri
Usia kehamilan (minggu) Tinggi fundus uteri (TFU)
12 3 jari diatas simpisis
16 Pertengahan pusat-simpisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus(px)
36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus(px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus(px)
26. 14
2. Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi
1000 gram pada akhir kehamilan.
Tabel 2.2 bentuk uterus berdasarkan usia kehamilan
Usia kehmilan Bentuk dan konsistensi uterus
Bulan pertama Seperti buah alpukat. Istmus rahim menjadi hipertropi dan bertambah
panjang, sehingg bila diraba terasa lebih lunak, keadaan ini yang disebut
dengan tanda hegar.
2 bulan Sebesar telur bebek
3 bulan Sebesar telur angsa
4 bulan Berbentuk bulat
5 bulan Rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, rahim terasa tipis, itulah
sebabnya mengapa bagian-bagian janin ini dapat dirasakan melalui
perabaan dinding perut.
Sulistyawati, 2012; h. 60
3. Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau
retrofleksi. Pada 4 bulan kehamilan rahim tetap berada pada
rongga pelvis. Setelah itu mulai memasuki rongga perut
yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati, pada
ibu hamil rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri.
27. 15
4. Vasklularisasi
Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter,
panjang dan anak-anak cabangnya, pebuluh darah vena
mengembang dan beretambah.
5. Serviks uteri
Bertambah vaskularisasi dan menjadi lunak, kondisi ini
yang disebut dengan tanda goodle. Kelenjar endoservikal
membesar dan pelebaran pembuluh darah, warnanya
menjadi livid, dan ini disebut dengan tanda Chadwick
b) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus lateum
graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil
alih pengeluaran estrogen dan progesyerone.
c) Vagina dan vulva
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskulisasi pada
vagina dan vulva sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih
merah atau kebiruan, kondisi ini disebut tanda chadwicks.
28. 16
b. Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah darah yang dipompa oleh jantung
setiap menitny atau bias disebut sebagai curah jantung (cardia
output) meningkat 3-50%. Peningkatan ini terjadi mulai pada
usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 16-24 minggu. Oleh karena curah jantung meningkat
maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam
keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit). Pada
ibu hamil dngan penyakit jantung ia dapat jatuh dalam keadaan
decopensatecordis.
c. System urinaria
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat, ginjal menyaring
darah yang volumenya (meningkat sampai 30-50% atau lebih),
yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu
sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah
keginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal aktivitas ginjal meningkat ketika
berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin
menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering
merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk
berbaring/tidur.
29. 17
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih
besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring
mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah
dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang
selanjutnya akan meningkat aktivitas ginjal dan curah jantung.
d. System gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan anus
bagian bawah. Sehingga terjadi sembelit semakin berat karena
gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesterone.
Wanita hamil sering mengalami rasa panas didada (heartburn)
dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan
membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.
e. System metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan
tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir, oleh karena itu
peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan untuk meunjang
kebuuhan, Peningkatan kebutuhan lebih 70% dari diet biasanya
penting bagi ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar glukosa
darah ibu sangat berperan dalam perkembangan janin dan
berpuasa saat kehamilan akan memproduksi lebih banyak ketosis
yang dikenal dengan “cepat merasakan lapar” yang mungkin
30. 18
berbahaya pada janin. Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang
lebih 1000 mg, 500mg dibutuhkan unuk meningkatkanmassa sel
darah merah dan 300 mg untuk di transfer ke fetus ketika
kehamilan memasuki usia 12 minggu 200 mg sisanya untuk
menggantikan cairan yang keluar dari tubuh wanita hamil
membutuhkan zat-zat besi rata-rata 3,5 mg/hari. Pada
metabolisme lemak terjadinya peningkatan kadar kolesterol
sampai 350 mg atau lebih pe 100cc. hormone somatotropin
mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada payudara.
Deposit lemak lainnya tersimpan dibadan, perut, paha dan
lengan. Pada metabolisme mineral yang terjadi adlah sebagai
berikut: kalsium dibutuhkan 30-40gr. Fosfor dibutuhkan rata-rata
2gr/hari air. Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
f. System musculoskeletal
Estrogen dan progesterone member efek maksimal pada relaksasi
otot dan ligamentum pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini
digunakan oleh pelvis untuk menguatkan posisi janin pada akhir
kehamilan dan pada saat kelahiran. Ligamentum pada simpisis
pubis dan sakroiliaka akan menghilng karena berelaksasi sebagai
efek dari estrogen. Simpisis pubis melebar sampai 44mm pada
usia kehamilan 32 minggu dan sakrokoksigis tidak teraba, diikuti
31. 19
terabanya koksigis sebagai pengganti tulang belakang.
(Sulistyawati, 2012; h. 60-64)
g. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh melanophore stimulating lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini
terjadi pada striae gravidarum atau alba, areola mammae, papilla
mammae, linea nigra, pipi (chloasma gravidarum). Setelah
persalinan hiperpigmentasi akan menghilang. (Manuaba, 2010;
h. 94)
h. Payudara
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami
banyak perubahan sebagai persipan setelh janin lahir. Beberapa
perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah sebagai berikut:
selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat.
Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropikelenjar alveoli,
bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada aeola
dan putting susu, kalau diperas akan keluar air susu jolong
(kolostrum) berwrna kuning.
i. System endokrin
Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior
memproduksi LH dan FSH follicle stimulating hormone (FSH)
32. 20
merangsang folikel degraf untuk menjadi matang dan berpindah
kepermukaan ovum dimana ia diepaskan. Folikel yang kosong
dikenal sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH untuk
memproduksi progesterone. Progesterone dan esterogen
merangsang proliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus)
dalam upaya mempersiapkan implantasi jika pembuahan terjadi.
Plasenta yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi 10
minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas
korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan progesterone.
j. indeks massa tumbuh (IMT) dan berat bandan
cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi
badan adalah dengan menggunakan indeks massa tumbuh (IMT)
dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2.
Contoh, wanita dengan berat badan sebelum hamil 51kg dan
tinggi badan 1,57meter. Maka IMT nya adalah 51/(1,57)2
=20,7.
(Sulistyawati, 2012; h. 65-68)
Nilai IMT mempuyai rentang sebagai berikut:
33. 21
Tabel 2.3 Penambahan Berat Badan
Katagori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah
Normal
Tinggi
Obesitas
Gemeli
<19,8
19,8-26
26-29
29
12,5-18
11,5-16
7-11,5
>7
16-20,5
Sumber : Prawirohardjo, 2010; h. 180
Perkiraan peningkatan berat badan yang diajurkan
(a) 4kg pada kehamilan trimester pertama
(b) 0,5 per minggu pada kehamilan trimester 2 dan trimester 3.
Total nya sekitar 15-16 kg.
Tabel 2.4 komponen penambahan berat badan ibu selama hamil
Komponen Jumlah (dalam kg)
Jaringan ekstra uterine
Janin
Cairan amnion
Plasenta
Payudara
Tambahan darah
Tambahan cairan jaringan
Tambahan jaringan lemak
1
3-3,8
1
1-1,1
0,5-2
2-2,5
1,5-2,5
2-2,5
Total 11,5-16
34. 22
k. System pernafasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang
rahim dan pembentukan hormone progesterone menyebabkan
paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil
benafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih
banyak oksigen untuk janin dan dirinya. Lingkar dada wanita
hamil agak membesar. Lapisan saluran pernafasan menerima
lebih banyak dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah
(kongesti). Kadang idung ada tenggorokan mengalami
penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas
suara ibu hamil agak beubah.
2.1.1.2 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
a. Kebutuhan fisik
a) Diet makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mtlak harus di
penuhi, kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia,
abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca
persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain, sedangkan
kelebihan makanan akan berakibat kegemukan, pre
ekslamsi, janin terlalu besar dan sebagainya.
35. 23
b. Kebutuhan energy
a) Protein
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein
sebanyak 68%. Widya karya pangan dan gizi nasional
menganjurkan untuk menambah asupan protein
menjadi 12% perhari atau 75-100gram.
b) Zat besi
Anemia sebagian besar di sebabkan oleh defisiensi zat
besi, oleh karena itu perlu di tekankan kepada ibu hamil
untuk mengkonsumsi zat besi selama hamil dan setelah
melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil
meningkat sebesar 300%(1.040 mg selama hamil) dan
peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dengan
aasupan makanan ibu hamil melainkan perlu di tunjang
dengan suplemen zat besi.
c) Asam folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang
kebutuhannya meningkat dua kali lipat selama hamil.
Asam folat sangat berperan dalam metabolisme normal
makanan menjadi energy, pematangan sel darah merah,
sistensi DNA, pertumbuhan sel, dan pembentukan
heme.
36. 24
d) Kalsium
Metabolisme kalsium selama hamil mengalami
perubahan yang sangat berarti. Kadar kalsium dalam
darah ibu hamil turun drastic sebanyak 5%. Oleh
karena itu asupan yang optimal perlu di pertimbangkan.
Sumber utama kalsium adalah susu hasil olahannya.
c. Obat-obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan
yang benar-benar berindikasi untuk di berikan obat-obatan,
sebaiknya pemberian obat-obatan di hindari.
Penatalaksanaan keluhan dan ketidaknyamanan yang di
alami lebih di anjur kepada pemecahan dan perawatanya
saja.
d. Lingkungan yang bersih
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan
yang sehat dan aman adalah adanya lingkungan yang
bersih, karena kemungkinan terpapar kuman dan zat toksik
yang berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi.
e. Semam hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah,
nafsu makan bartambah, percernaan menjadi lebih baik,dan
tidur menjadi lebih nyenyak.
37. 25
f. Pakaian
Bebarapa hal yang perlu di perhatiakan dalam pakain ibu
hamil adalah memenuhi criteria sebagai berikut:
a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang
ketat pada daerah perut
b) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat
c) Memakai sepatu dengan hak yang rendah
d) Pakaian dalam yang selalu bersih.
g. Istirahat dan relaksasi
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah
satunya beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan
sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan,
oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu
hamil.
h. Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu di perhatikan karena
dengan perubahan system metabolism mengakibatkan
peningkatan keringat. Keringat yang menempel di kulit dan
memungkinkan menjadi berkembang nya mikroorganisme.
i. Perawatan payudara
Beberapa hal yang harus di perhatiakan dalam perawatan
payudara:
38. 26
a) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat,
dan yang menggunakan bus, karena akan mengganggu
penyerapan keringat payudara
b) Gunakan bra dengan bentuk yang menyanggah payudara
c) Hindari dengan membersihkan putting dengan sabun
mandi karena akan menyebabkan iritasi
d) Jika di temukan pengeluaran cairan yang berwarna
kekuningan dari payudara berarti produksi ASI telah di
mulai.
j. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan
dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air
kecil. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormone
progesterone yang mempunyai efek rileks terhadap otot
polos,salah satunya otot usus. Tindakan pencegahan yang
dapat di lakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan
tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika
lambung dalam keadaan kosong.
k. Sexsual
Hubungan sexsual selama hamil tidak di larang selama
tidak ada riwayat penyakit seperti:
a) Sering abortus dan kelahiran premature
39. 27
b) Perdarahan pervaginam
c) Koitus harus di lakukan dengan hati-hati terutama pada
minggu terakhir kehamilan
d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin interauteri.
l. Sikap tubuh yang baik
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan
mengadakan penyesuaian fisik dengan bertambahnya
ukuran janin. Perubahan tubuh yang paling jelas adalah
tulang punggung bertambah lorlosis karena tumpuan tubuh
bergeser lebih kebelakang di bandingkan sikap tubuh tidak
hamil.
(Sulistyawati,2012,hal:67-119)
m. Imunisasi
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari
tetanus neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri,
kemerahan-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada
tempat penyuntikan. Ini akan sembuh dan tidak perlu
pengobatan.
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan
untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan
kematian ibu dan janin, jenis imunisasi yang di berikan
40. 28
adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit
tetanus.
n. Persiapan persalinan
Beberapa hal yang harus di persiapkan untuk persalinan
adalah sebagai berikut :
a) Biaya dan penentuan tempat melahirkan
b) Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil
keputusan jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan
c) Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya
d) Surat-surat fasilitas kesehatan (ASKES, kartu sehat,
jaminan kesehatan dari tempat keraja dan lain-
lainnya).Pembagian peran saat berada di RS.
o. Memantau kesejahteraan janin
Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau
secara terus-menerus agar dapat segera terdeteksi dan di
tangani jika ada kelainan. Salah satu indikator
kesejahteraan janin yang dapat dipantau adalah gerakan
janin dalam 24jam. Gerakan janin dalam 24 jam minimal
20 kali, selain dihitung dengan gerakan manual, gerakan
janin juga dapat di pantau melalui suatu metode yang
disebut non-stress tes (NST) dengan cara suatu elektrode di
tempelkan di perut ibuyang dihubungkan dengan monitor
41. 29
sehingga setiap ada gerakan janinakan muncul suatu grafik
yang tergambar jelas di layar monitor (Ari Sulistyawati,
2009; h.112-123).
2.1.1.3 Tanda-tanda bahaya kehamilan
a. Macam-macam tanda bahaya kehamilan
a) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bias terjadi selama kehamilan, dan sering
kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan masalah
serius adalah sakit kepala yag hebat yag menetap dan
tidak hilang setelah istirahat, kadang-kadang dengan sakit
kepala yag hebat tersebut ibu mungkin merasa
penglihatannya menjadi kabur atau terbayang, sakit
kepala hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-
eklamsi.
b) Penglihatan kabur
Oleh arena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan
ibu dapat berubah selama proses kehamilan. Perubahan
ringan (minor) adalah normal. Maslah visual yang
mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
42. 30
perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan
kabur atau terbayang secara mendadak. Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepal yang
hebat dan mungkin merupakan gejala dari pre-eklamsi.
c) Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore
hari dan biasanya hilang setelah beristirahat dengan
meninggikan kaki. Bengkak bias menunjukkan adanya
masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak
hilang setelah istirahat, adanya disertai denga keluhan
fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan petanda anemia,
gagal jantung, atau pre-eklamsi.
d) Keluar cairan per vagina
Harus dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban.
Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan
disertai dengan keluhan fisik yang lain. Jika kehamilan
belum aterm, hati-hati akan adanya persalinan preterm
dan omplikasi infeksi intrapartum.
e) Gerakan janin tidak terasa
43. 31
Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan
geraknya. Minimal adlah 10 kali dalam 24 jam. Jika
kurang dari itu, maka waspada aka adanya bahaya janin
dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai kematian
janin.
f) Nyeri perut yang hebat
Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah
bukan his seperti pada persalinan. Pada kehamilan lanjut,
jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak berhenti
setelah istirahat disertai dengan tanda-tanda syok yang
membuat keadaan umum ibu makin lama makin
memburuk, dan disertai perdarahan yang idak sesuai
dengan beratnya syok, maka kita harus waspada kan
kemungkinan terjadinya solusio plasenta.
(Sulistyawati, 2012; h. 174-176)
44. 32
2.1.1.3 Ketidaknyamanan ibu hamil TM III dan cara
penanganannya
Ketidaknyamanan ibu hamil dan penanganannya
Ketidaknyamanan Cara mengatasi
Sering buang air kecil
TM I dan III
1. Penjelasan mengenai sebab terjadinya
2. Kosongkan saat ada dorongan untuk
kencing
3. Perbanyak minum pada siang hari
4. Jangan kurangi mium untuk mencegah
nocturia, kecuali jika nokturia
5. Batasi minum kopi, the, soda
6. Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran
kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu
dengan berbaring kekiri atau kekanan dan
kaki ditinggikan untuk mencegah dieresis
Striae gravidarum
tampak jelas pada bulan
ke 6-7
Gunakan baju longgar yang dapat menopang
payudara dan abdomen
Hemoroid timbul pada
TM II dan III
1. Makan makanan yang berserat dan banyak
minum
2. Gunakan kompres es atau air hangat
3. Dengan perlahan masukkan anus setiap
selesai BAB
Kelelahan timbul pada
TM I
1. Dorong ibu untuk stirahat
2. Hindari istirahat berlebihan
Keputihan timbul pada
TM I,II,III
1. Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap
hari
2. Memakai pakaian dalam dari bahan katun
dan mudah menyerap
3. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan
makan buah dan sayur
Sembelit timbul TM II,
dan III
1. Tingkatkan diet asupan makanan
2. Minum cairan dingin atau hangat, terutama
45. 33
saat perut kosong
3. Istirahat cukup
4. Senam hamil
5. Membiasakan buang air besar secara
teratur
6. Buang air besar segera setelah ada
dorongan
Keringat bertambah
secara perlahan terus
menerus mningkat
sampai akhir kehamilan
1. Pakailah pakaian yang tipis dan longgar
2. Tingkatkan asupan cairan
3. Mandi secara teratur
Kram pada kaki setelah
usia kehamilan 24
minggu
1. Kurangi konsumsi susu (kandungan
fosfornya tinggi)
2. Latihan dorsofleksi pada kaki dan
meregangkan
3. Gunakan penghangat utuk otot
Mengidam TM I Jelaskan tentang bahaya makanan yang
tidak bisa diterima mencakup gizi yang
diperlukan serta memuaskan rasa
mengidam atau kesukaan menurut kultur
Napas sesak TM II dan
III
1. Dorong agar secara sengaja mengatur laju
dan dalamnya pernapasan pada kecepatan
normal yang terjadi
2. Merentangkan tangan diatas kepala serta
menarik napas panjang
3. Mendorong postur tubuh yang baik,
melakukan pernapasan interkostal
Nyeri ligamentum
rotundum TM II dan III
1. Tekuk lutut kearah abdomen
2. Mandi air hangat
3. Gunakan bantalan pemanas pada area yang
terasa sakit hanya jika tidak terdapat
kontraindikasi
Berdebar- debar (palpasi
jantung) mulai akhir TM
I
Jelaskan bahwa hal ini normal pada kehamilan
Panas perut (heartburn).
Mulai bertambah sejak
TM II dan bertambah
1. Makan sedikit tapi sering
2. Hindari makan berlemak dan berbumbu
tajam
46. 34
lamanya kehamilan
hilang pada waktu
persalinan
3. Hindari rokok, asap rokok ,alcohol dan
coklat
4. Hindari berbaring setelah makan
5. Hindari minum air putih saat makan
6. Kunyah permen karet
7. Tidur kaki ditinggikan
Perut kembung TM II
dan III
1. Hindari makan makanan yang
mengandung gas
2. Mengunyah makanan secara sempurna
3. Lakukan senam secara teratur
4. Pertahankan saat buang air besar yang
teratur
Pusing/simkop TM II
dan III
1. Bangun secara perlahan-lahan dari posisi
istirahat
2. Hindari berdiri terlalu lama dalam
lingkungan yang hangat dan sesak
3. Hindari berbaring dalam posisi terlentang
Mual muntah TM I 1. Hindari bau atau factor penyebabnya
2. Makan biscuit kering atau roti bakar sesaat
sebelum bangun dari tempat tidur di pagi
hari
3. Makan sedikit tapi sering
4. Duduk tegak setiap kali selesai makan
5. Hindari makanan kering diantara waktu
makan
6. Minum minuman yang berkarbonat
7. Bangun dari tempat tidur perlahan
8. Hindari meggosok gigi setelah makan
9. Minum teh herbal
10. Istirahat sesuai kebutuhan
Sakit pinggang atas dan
bawah TM II dan III
1. Gunakan posisi tubuh yang baik
2. Gunakan bra yang menopang dengan
ukutran yang tepat
3. Gunakan kasur yang keras
4. Gunakan bantal ketka tidur untuk
meluruskan punggung
Varices pada kaki TM II
dan III
1. Tinggikan kaki sewaktu berbaring
2. Jaga agar kaki tidak bersilangan
47. 35
3. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
4. Senam untuk melancarkan peredaran darah
Kesemutan 1. KIE tentang penyebab
2. Posisikan posyur tubuh dengan benar
3. Berbaring dan merebahkan diri
(Sulistyawati, 2012; h. 124-142)
48. 36
2.1.2 Sungsang
2.1.2.1 Pengertian
Letak Sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai
bagian yang terendah (presentasi bokong). (Rukiyah dan yulianti,
2010;h.239) Presentase bokong adalah janin letak memanjang
dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.
(Prawirohardjo,2008;h.588). Letak sungsang adalah kehamilan
dengan anak letak memanjang dengan bokong/kaki sebagai bagian
terendah. (rohani et, all, 2011; h. 184)
2.1.2.2 Etiologi
Penyebab dari letak sungsang antara lain disebabkan oleh
premturitas karena bentuk rahim relative kurang lonjong, air ketuban
masih banyak dan kepala relative besar, hidramnion karena anak
mudah bergerak, plasenta previa karena menghalangi turunnya
kepala kedalam pintu atas panggul, bentuk rahim yang abnormal,
kelainan bentuk kepala seperti ansepalus dan hidrosefalus.
(Rukiyah dan yulianti, 2010; h. 241)
49. 37
Penyebab terjadinya sungsang yaitu multiparitas, janin multiple,
hidramnion, hidrosefalus, ansefalus, riwayat persentasi bokong,
anomaly uterus, berbagai tumor dalam panggul.
(Rohani et,all 2011; h. 186)
2.1.2.3 Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhaap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih
32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian
janin dapat enempatkan diri dlam presentasi kepala, letak sungsang
atau latak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
julah air ketuban relative berkurang. Karena bokong dengan kedua
tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa
untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam
presentasi kepala. (Prawirohardjo, 2006; h. 611).
50. 38
2.1.2.4 Insiden
Kejadian presentasi bokong ditemukan 3-4% dari seluruh kehamilan
tunggal pada umur kehamilan cukup ulan (≥ 37 minggu) presentase
bokog merupakan malpresentasi yang palig sering dijumpai.
Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentase bokong
berkisar antara 20-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi
presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.
(Prawirohardjo, 2010; h. 588)
2.1.2.5 klasifikasi letak bokong
a. Letak Bokong Murni (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas
b. Letak Bokong Sempurna (Complete Breech)
Letak bokong di mana kedua kaki ada di samping bokong ( letak
bokong kaki sempurna)
c. Letak Bokong Tidak Sempurna (Incomplete Breech)
Letak sungsang dimana selain bokong juga ada bagian kaki atau
lutut. (Prawirohardjo, 2009. Hal: 589)
51. 39
Gambar 2.1 macam-macam presentasi bokong
2.1.2.6 Prognosis
a. Ibu
Bila terjadi persalinan spontan prognosis ibu adalah baik. Laserasi
tractus genitalis dan perdarahan dapat disebabkan oleh persalinan
yang terlalu cepat dan dipaksakan melalui panggul yang terlampau
kecil atau melalui bagian-bagian lunak yang belum cukup terbuka.
b. Janin
Mortalitas kasar janin berkisar antara 10 dan 20 persen. Sebeb
utama kematian bayi adalah prematuritas (30 persen disbanding
dengan 10 persen pada presentasi kepala). Kelainan congenital dua
kali lebih sering pada presentasi bokong disbanding presentasi
kepala dan memunyai andil dalam kematian janin.
52. 40
Resiko presentasi bokong harus dibdakan dengan bahaya
persalinan bokongnya sendiri. Risiko untuk janin pada persalina/n
bokong lebih besar disbanding yang lahir dengan kepala lebih
dahulu. Dengan mengesampingkan kelainan-kelainan yang tidak
memungkinkan janin hidup dan kematian intrauterine sebelum
persalinan mulai, mortalitas janin untuk bayi cukup bulan (2.500 g
atau lebih) adalah sebesar1-2 persen di tangan ahli kebidanan yang
terampil. Di tangan penolong yang belum berpengalaman maka
risikonya lebih tinggi. (Oxorn, 2010; h. 209-210)
2.1.2.7 Diagnosis
a. Pemeriksaan fisik
Palpasi Leopold :
Leopold 1 : TFU pertengahan antara pusat dan
procesusxipoideus, teraba bulat, keras, dan
melenting yaitu (keplala)
Leopold 2 : pada bagian kanan perut ibu teraba panjang,
keras, memapan yaitu (punggung janin) dan
pada bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-
kecil janin yaitu (ekstremitas janin)
53. 41
Leopold 3 : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat,
lunak dan tidak melenting yaitu (bokong) dan
masih bias digerakkan
Leopold 4 :convergen (belum masuk PAP)
(Rukiyah dan yulianti, 2010; h. 240)
b. pemeriksaan penunjang
pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan palpasi
abdominal (Leopold)
2.1.2.8 Dampak atau masalah yang terjadi jika letak sungsang tidak teratasi
pada kehamilan
Baik ibu maupun janin dengan letak sungsang memiliki resiko yang
lebih besar dibandingkan dengan letak kepala. Pada persalinan
sungsang yang sulit terdapat peningkatan risiko maternal.
Manipulasi secara manual dalam jalan lahir akan memperbesar
resiko infeksi pada ibu. Berbagai perasat intra uteri, khususnya
dengan segmen bawah uterus yang sangat tipis, atau persalinan after
coming head lewat serviks yang belum berlidatasi lengkap, dapat
engakibatan rupture uteri, laserasi serviks ataupun keduanya.
Tindakan manipulasi tersebut dapat pula menyebabkan pelebaran
54. 42
luka episiotomy dan robekan perineum yang dalam. Anestesi yang
memadai untuk menimbulkan relaksasi uterus yang nyata dapt pula
mengakibatkan atonia uteri yang selanjutya diikuti oleh perdarahan
postpartum dari tempat implantasi plasenta. Meskipun demikian,
secara umum prognosis bagi ibu yang bayinya dilahirkan dengan
ekstraksi bokong bagaimanapun juga lebih baik bila dibandingkan
pada tindakan seksio sesarea.
Bagi janin, prognosisnya kurang menguntungkan dan akan semakin
serius dengan semakin tingginya bagian presentasi pada awal
dilakukannnya ekstraksi bokong. Disamping peningkatan risiko
terjadinya rupture tentorium dan perdarahan intraserebral, yang
menyertai persalinan sugsang, angka mortalitas perinatal juga
meningkat akibat semakin besarnya kemungkinan terjadinya trauma
lain pada saat dilakukan ekstraksi. Lebih lanjut, prolapsus funikuli
pada presentasi bokong tak lengkap jauh lebih sering dijumpai bila
dibandingkan pada presentasi verteks, dan komplikasi ini
selanjutnya akan memperburuk prognosis bagi bayi.
Fraktur humerus dan klavikula tidak selalu dapat dihindari ketika
dilakukan pembebasan lengan, dan fraktur femur dapat terjadi
dalam pelaksanaan ekstraksi bokong pada persalinan frank breech
yang sulit. Hematom otot sternokleidomastoideus kadang kala
55. 43
terjadi setelah tindakan ekstraksi, meskipun keadaan ini akan hilang
spontan. Tetapi, beberapa permasalahan yang lebih serius dapat
mengikuti separasi epifisis pada tulang skapula, humerus atau
femur. Paralisis lengan merupakan peristiwa yang bisa terjadi
akibat tekanan oleh jari tangan operator pada pleksus brakialis
ketika melakukan traksi, tetapi lebih sering lagi disebabkan oleh
peregangan leher secara berlebihan ketika dilakukan pembebasan
lengan bayi. Kalau bayi ditarik keluar secara paksa lewat panggul
yang sempit, fraktur kompresi berbentuk sendok atau fraktur
tengkorak yang sebenarnya, dengan akibat yang umumnya fatal,
bisa saja terjadi. Kadang-kadang leher bayi sendiri dapat patah
kalau pada waktu ekstraksi digunakan tenaga yang besar.
2.1.2.9 Penanganan Letak Sungsang
Mengingat bahaya-bahayanya sebaiknya persalinan dalam letak
sungsang dihindari untuk itu pada waktu pemeriksaan Antenatal
dijumpai letak sungsang terutama pada primigravida hendaknya
diusahakan untuk merubah presentasi bokong menjadi presentasi
kepala. Upaya-upaya tersebut yaitu:
Saat hamil (Antenatal) :
56. a. Knee chest position :
Knee chest position atau posisi dada lutut
Knee c
perubahan letak menjadi letak kepala. Posisi ini dilakukan
dengan telungkup dimana pantat lebih tinggi dari dada dan dada
menyentuh permuka
selama 10
Melakukan posisi bersujut dengan posisi perut menggantung
kebawah. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur,
kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posis
yang normal. Posisi sujud bisa
setiap hari. Sem
mengetahui berubah tidaknya letak janin. Bila letak janin t
berubah, tindakan sujud bi
Knee chest position :
Knee chest position atau posisi dada lutut
Knee chest position adalah teknik untuk merangsang
perubahan letak menjadi letak kepala. Posisi ini dilakukan
dengan telungkup dimana pantat lebih tinggi dari dada dan dada
menyentuh permuka/an bidang alas. Teknik ini dilakukan
selama 10-15 menit setiap harinya.
Gambar 2.2 knee chest position
Melakukan posisi bersujut dengan posisi perut menggantung
kebawah. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur,
kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posis
yang normal. Posisi sujud bisa dilakukan selama 10
setiap hari. Seminggu kmudian diperiksa ulang untuk
mengetahui berubah tidaknya letak janin. Bila letak janin t
berubah, tindakan sujud bisa diulang.
44
merangsang terjadinya
perubahan letak menjadi letak kepala. Posisi ini dilakukan
dengan telungkup dimana pantat lebih tinggi dari dada dan dada
an bidang alas. Teknik ini dilakukan
Melakukan posisi bersujut dengan posisi perut menggantung
kebawah. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur,
kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi
dilakukan selama 10-15 menit
inggu kmudian diperiksa ulang untuk
mengetahui berubah tidaknya letak janin. Bila letak janin tidak
57. Jika terjadi kehamilan posisi sungsang, usia kandungan masih
dibawah 32 minggu maka ja
dikembalikan pada posisi normal. Tindakan yang harus
dilakukan mengupayakan sendiri agar janin kembali ke posisi
semula dianjurkan untuk melakukan posisi besujud (knee chest
position), dengan posisi perut seakan
kebawah. Cara ini harus ru
kali, misalnya pagi dan sore.
Masing
dengan baik dan teratur, kemungkinan bsar bayi yang sungsang
dapat kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92%. Dan posisi
bersujut ini tidak berbahaya karena secara alamiah member
ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal.
Versi Luar
Ada ketidaksepakatan mengenai dapat atau tidaknya dianjurkan
versi luar pada kehamilan. Oleh karena mortalitas janin lebih
Gambar 2.3 Posisi Dada Lutut
Jika terjadi kehamilan posisi sungsang, usia kandungan masih
dibawah 32 minggu maka janin dalam perut
dikembalikan pada posisi normal. Tindakan yang harus
dilakukan mengupayakan sendiri agar janin kembali ke posisi
semula dianjurkan untuk melakukan posisi besujud (knee chest
position), dengan posisi perut seakan-akan menggantung
kebawah. Cara ini harus rutin dilakukan setiap hari sebanyak 2
kali, misalnya pagi dan sore.
Masing-masing selama 10-15 menit. Bila posisi ini dilakukan
dengan baik dan teratur, kemungkinan bsar bayi yang sungsang
dapat kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92%. Dan posisi
sujut ini tidak berbahaya karena secara alamiah member
ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal.
Versi Luar
Ada ketidaksepakatan mengenai dapat atau tidaknya dianjurkan
versi luar pada kehamilan. Oleh karena mortalitas janin lebih
45
Jika terjadi kehamilan posisi sungsang, usia kandungan masih
nin dalam perut masih bisa
dikembalikan pada posisi normal. Tindakan yang harus
dilakukan mengupayakan sendiri agar janin kembali ke posisi
semula dianjurkan untuk melakukan posisi besujud (knee chest
akan menggantung
tin dilakukan setiap hari sebanyak 2
15 menit. Bila posisi ini dilakukan
dengan baik dan teratur, kemungkinan bsar bayi yang sungsang
dapat kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92%. Dan posisi
sujut ini tidak berbahaya karena secara alamiah member
ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal.
Ada ketidaksepakatan mengenai dapat atau tidaknya dianjurkan
versi luar pada kehamilan. Oleh karena mortalitas janin lebih
58. 46
besar pada kelahiran bokong disbanding kelahiran kepala,
banyak yang percaya bahwaversi luar. Meskipun insidensi
presentasi bokong berkurang dengan semakin dekatnya hari
persangkaan lahir, umumnya janin berada dalam kedudukan
yang final pada umur kehamilan 34 minggu. Saat terbaik untuk
versi luar adalah pada umur kehamilan 32-34 minggu.
Prosedurnya harus dilakukan dengan hati-hati tanpa kekuatan
yang berlebihan, oleh karena ada bahaya lepasnya plasenta atau
trauma pada janin. Versi luar dapat berhasil, tidak berhasil atau
berhasil tetapi kembali lagi. Sebelum mencoba versi luar
penolong harus yakin mengenai kedudukan janin untuk
menghindari merubah presentasi kepala menjadi bokong.
Sebaliknya, karena (1) kematian janin yang ada hubungannya
dengan versi luar kurang lebih sama dengan kelahiran bokong,
(2) pada kehamilan 32-34 minggu sekitr 20% janin ada dalam
presentasi bokong dengan hanya 3-4% tidak berubah secara
spontan menjadi presentasi kepala, dan (3) pengalaman dalam
mengelola persalilan bokong harus diperoleh agar perawatan
yang memadai dapat diberika kepada kasus-kasus dengan
presentasi bokong menetap (versi luar gagal atau presentasi
bokong kembali lagi setelah berhasil di versi luar) , banyak ahli
kebidanan yang beranggapan bahwa persi luar tidak perlu dan
59. 47
tidak dapat dianjurkan. Versi luar paling sukar dilakukan pada
presentasi bokong murni (terutama primigravida) sedang ini
/merupakan jenis yang paling sering dijumpai.
(Oxorn, 2010; h. 211-212)
60. 48
2.2 Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney
2.2.1 Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak
secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar
menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian
tahap-tahap yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus
terhadap klien.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan
oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun
1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri
dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik. (Soepardan,
2007 ;h. 96)
2.2.2 Langkah dalam manajemen kebidanan menurut varney
2.2.2.1 Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.
61. 49
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
a. Data Subjektif
Anamnesa dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai
berikut:
a) Auto anamnesa
Adalah anamnesa yang dilakukan kepada pasien
langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer,
karena langsung dari sumbernya.
b) Allo anamnesa
Adalah anamnesa yang dilakukan pada keluarga pasien
untuk memperoleh data pasien. Ini dilakukan pada
keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi
untuk memberikan data yang akurat.
(Sulistyawati, 2012; h. 180)
Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan data
anamnesa terdiri dari beberapa kelompok penting
sebagai berikut:
(a) Identitas pasien
1. Nama pasien dikaji nama jelas dan nama
lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari
agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan.
62. 50
2. Umur pasien dikaji untuk Dicatat dalam tahun
untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang
dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan
sekali untuk terjadi perdarahan pada masa nifas.
3. Agama pasien dikaji untuk mengetahui
keyakinan pasien tersebut unuk membimbing
atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
4. Suku/ bangsa berpengaruh pada adat istiadat
atau kebiasaan sehari-hari.
5. Pendidikan berpengaruh dalam tindakan
kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan
pendidikan.
6. Pekerjaan gunanya untuk mengetahui dan
mengukur tingkat social ekonominya, karena ini
juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
7. Alamat ditanyakan untuk mempermudah
kunjungan rumah bila diperlukan.
(Ambarwati dan wulandari, 2010; h. 131-132)
63. 51
(b) Keluhan utama dikaji untuk mengkaji keluhan yang
dirasakan pasien saat ini
1. Riwayat kesehatan
1.1 Riwayat kesehatan sekarang
Yang ditanyakan adalah apakah saat ini
klien menderita suatu penyakit, seperti
Seperti HIV/AIDS, TBC, Hepatitis dan
jantung, ginjal, DM, hipertensi.
1.2 Riwayat kesehatan yang lalu
Ditanyakan apakah klien pernah menderita
penyakit keturunan menular, seperti Seperti
HIV/AIDS, TBC, Hepatitis dan jantung,
ginjal, DM, hipertensi.
1.3 Riwayat kesehatan keluarga
Ditanyakan apakah dari kelurga klien dan
suaminya ada yang menderita penyakit,
menurun dan menular, seperti Seperti
HIV/AIDS, TBC, Hepatitis dan jantung,
ginjal, DM, hipertensi.
2. Riwayat Obstetric
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang
lalu. Berapakali ibu hamil, apakah pernah
64. 52
abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu,
penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
2.1 Riwayat haid
Mempunyai gambaran tentang keadaan
dasar dari organ reproduksinya.
2.2 Menarche
Usia pertama kali mengalami menstruasi.
Untuk wanita Indonesia pada usia sekitar 12
- 16 tahun.
2.3 Siklus
Jarak antara menstruasi yang di alami
dengan menstruasi berikutnya dalam
hitungan hari, biasanya sekitar 23-32 hari.
2.4 Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah
menstrusi yang di keluarkan.
2.5 Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan
yang di rasakan ketika mengalami
menstruasi misalnya sakit yang sangat,
pusing sampai pingsan,atau jumlah darah
65. 53
yang banyak. (Sulistyawati,2012; h. 181-
183)
3. Riwayat ginekologi dengan mengkaji
perdarahan diluar haid, riwayat keputihan,
perdarahan post koitus, riwayat tumor ganas.
Riwayat kesehatan merupakan sumber data
subjektif tentang status kesehatan pasien yang
memberikan gambaran tentang masalah
kesehatan aktual maupun Psikososial.
(Priharjo, 2007; h. 15)
4. Pola Kebutuhan Sehari-hari
4.1 Pola makan
Hal yang perlu ditanyakan adalah menu,
frekuensi,jumlah perhari, dan ada pantangan
atau tidak.
4.2 Pola minum
Hal yang perlu ditanyakan adalah frekuensi,
jumlah per hari dan jenis minuman.
(Sulistyawati, 2012; h. 183-184)
4.3 Pola eliminasi
Hal yang perlu ditanyakan, apakah ibu
sebelum dan selama hamil BAK maupun
66. 54
BAB ada keluhan, ada gangguan, frekuensi,
konsistensi jumlah ada darah atau tidak.
4.3.1 Berkaitan dengan adaptasi
gastrointerstinal sehingga
menurunkan tonus otot dan motiliti
lambung dan usus terjadi reabsorbsi
zat makanan peristaltik usus lebih
lambat sehingga menyebabkan
obstipasi.
4.3.2 Penekanan kandung kemih karena
pengaruh hormon Estrogen dan
progesteron sehingga menyebabkan
sering BAK.
4.3.3 Terjadi pengeluaran keringat.
(Rukiyah dkk, 2009; h. 105)
4.4 Pola istirahat
Bagaimana pola tidurnya, berapa lama
istirahatnya tiap hari (dalam 24 jam) apakah
ada gangguan tidur. Dapat menanyakan
tentang pemenuhan tidur malam hari (6-8
jam) dan siang hari.
67. 55
4.5 Pola personal hygiene
Hal yang perlu ditanyakan, berapa kali
mandi, keramas, gosok gigi, cuci rambut,
ganti pakaian luar dan dalam, dan
kebersihan kuku.
4.6 Pola seksualitas
Hal yang perlu ditanyakan adalah sebatas
frekuensi hubungan seksual dan gangguan
ketika melakukan hubungan seksual.
4.7 Pola aktivitas
Hal yang perlu ditanyakan adalah apa saja
kegiatan sehari-hari klien. Data ini
memberikan gambaran tentang seberapa
berat aktivitas yang biasa di rumah. Jika
kegiatan pasien terlalu berat sampai
dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit
masa hamil, maka dapat memberikan
peringatan sedini mungkin untuk membatasi
kegiatannya sampai pulih kembali.
68. 56
b. Data objektif
Melakukan data objektif melalui pemeriksaan inpeksi,
palpasi, auskultasi danperkusi yang dilakukan secara
berurutan.
Langkah-langkah pemeriksaannya sebagai berikut :
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan
mengamati keadaan pasien secara keseluruhan.
Hasil pengamatan kita laporkan dengan criteria sebagai
berikut :
(a)Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik
terhadp lingkungan dan orang lain, serta secara fisik
pasien tidak mengalami ketergantungan berjalan.
(b) Lemah
Pasien dimasukkan dalam criteria ini jika ia kurang
atau tidak memberikan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain dn pasien sudah tidak
mampu lagi berjalan sendiri.
69. 57
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran
pasien, kita dapat mengakaji tingkat kesadaran mulai
dari compos mentis sampai dengan koma.
(Sulistyawati, 2012; h. 184-189)
c) Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat diukur
dengan stasiometer atau tongkat pengukur.
d) Berat Badan
Berat badan atau massa tubuh diukur dengan pengukur
massa atau timbangan. Indeks massa tubuh digunakan
untuk menghitung hubungan antara tinggi dan berat
badan, serta menilai tingkat kegemukan. Penimbangan
pada pemeriksaan kehamilan sangat penting, karena
kenaikan berat badan yang terlalu banyak menndakan
retensi air yang berlebihan atau keadaan itu disebut
juga pra-oedema dan merupan gejala dini dari pre-
eklamsi dan kurang naiknya berat badan dapat
menandakan gangguan pertumbuhan janin.
(Tambunan dan Kasim,2011;h.9).
70. 58
Perkiraan kenaikan berat badan yang dianjurkan adalah
: 4 kg pada kehamilan di TM I 0,5 kg/minggu pada
kehamilan TM II sampai TM III jadi keseluruhan total
kenaikan berat badannya yaitu 15-16 kg selama
kehamilan (Sulistyawati,2012;h.69). Penambahan berat
badan 6,5 kg sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan 0,5 kg/minggu.
(Manuaba, 2010; h. 95).
Pertambahan berat badan menggambarkan status gizi
selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap
bulan. Jika terdapat keterlambatan dalam penambahan
berat badan ibu, ini dapat mengidentifikasikan adanya
malnutrisi sehingga dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin intra-uteri ( Intra- Uterin Growth
Retardation- IUGR). (Sulistyawati, 2012; h. 68)
e) Tanda-tanda vital
(a) Tekanan darah
Tekanan darah adalah tenaga yang digunakan darah
untuk melawan dinding pembuluh. Tekanan
maksimum darah digunakan pada dinding arteri
ketika melawan ventrikel kiri pada jantung
mendorong darah melalui katup aorta selama
71. 59
systole. Tekanan tertinggi disebut sistolik Pada
orang dewasa yang sehat normalnya adalah 120
mmHg. Tekanan terendah pada dinding arteri pada
saat ini disebut tekanan diastolic. Pada orang
dewasa normalnya adalah 80 mmHg. (Tambunan
dan Kasim, 2011; h. 48)
(b) Nadi
Nadi adalah gelombang yang diakibatkan oleh
adanya perubahan pelebaran (vasodilatasi) dan
penyempitan (Vasokontriksi) dari pembuluh darah
arteri akibat kontraksi vebtrikel melawan dinding
aorta. Tekanan nadi adalah tekanan yang
ditimbulkan oleh perbedaan sistolik dan diastolic.
Denyut nadi dipengaruhi oleh saraf simpatik (untuk
meningkatkan) dan saraf parasimpatik ( untuk
menurunkan). Normalnya 60-100 kali per menit.
(c) Pernafasan
Pernafasan normal orang dewasa sehat adalah 16-20
kali/menit.
(d) Suhu
Suhu adalah derajat panas yang dipertahankan oleh
tubuh dan diatur oleh hipotalamus (dipertahankan
72. 60
dalam batas normal yaitu ±6 ºC dari 37 ºC) dengan
menyeimbangkan anatara panas yang dihasilkan
dan panas yang dilepaskan. Suhu normal
pemeriksaan Axila yaitu 36,5o
C-.37,5 o
C
(Tambunan dan kasim, 2011; h. 15,34,35)
f) Pemeriksaan fisik
Kepala : Bentuk simetris atau tidak,
keadaan rambut, kebersihan
kepala, terdapat rasa nyeri
atau tidak
Muka : Terdapat udema atau tidak,
kebersihan muka dan nyeri
tekan atau tidak
Mata :Konjungtiva, pupil, sklera, dan
kebersihan mata
Telinga : Bentuk, kebersihan telinga
dan nyeri tekan pada telinga
Hidung : Kebersihan hidung, dan terdapat
pembesaran polip atau tidak
Mulut : Bibir, gusi dan gigi, bau
mulut, lidah
73. 61
Leher : Bentuk kulit, pembesaran
kelenjar
Dada : Bentuk dada, suara jantung,
suara paru-paru, bentuk
payudara, benjolan, nyeri tekan
Perut :Bekas operasi, nyeri tekan,
nyeri tekan, nyeri ketuk,
bising usus ekstermitas
Palpasi Leopold
Leopold 1 : Pemeriksaan menghadap
ke arah wajah ibu hamil →
Menentukan tinggi fundus
uteri, bagian janin dalam
fundus, dan konsistensi
fundus
Leopold 2 : Menentukan batas samping
rahin kanan-kiri→
Menentukan letak punggung
janin, Pada letak lintang,
tentukan dimana kepala
janin
74. 62
Leopold 3 : Menentukan bagian
terbawah janin → Apakah
bagian terbawah janin sudah
masuk atau masih goyang
Leopold 4 : Pemeriksaan menghadap ke
kaki ibu hamil → Juga
menentukanbagian terbawah
janin dan berapa jauh janin
sudah masuk pintu atas
panggul (Manuaba,2010;h.118-
119)
Auskultasi : Denyut jantung janin (DJJ)
sepusat atau DJJ ditemukan
paling jelas pada tempat
yang lebih tinggi (sejajar
atau lebih tinggi dari pusat.
(Rukiyah,2009;h. 240)
Punggung : Nyeri tekan, nyeri ketuk
Genetalia : Kebersihan, pengeluaran,
massa, bau (Tambunan dan
kasim, 2011; h. 118)
75. 63
Anus : Hemoroid atau tidak, lesi
atau tidak
Ekstrimitas : Simetris, oedem atau tidak,
gangguan pergerakan atau
tidak.
c. Data penunjang
Pemeriksaan Hb, glukosa urine
2.1.2 Interprestasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose, masalah, dan
kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data
yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnose atau
masalah adalah pengolahan data dan analisa dengan menggabungkan
data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta.
(Sulistyawati, 2012; h. 191)
2.1.3 Identifikasi diagnose / masalah potensial
Langkah ketiga dalam manajemen varney yaitu mengidentifikasikan
masalah potensial berdasarkan diagnose atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. (Soepardan, 2008; h. 99)
76. 64
2.1.4 Tindakan Segera
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan
konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain
sesuai dengan kondisi klien. (Soepardan, 2008; h. 100)
2.1.5 Perencanaan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut,
apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya,apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural, atau
masalah psikologis. Dalam menyusun rencana asuhan pada wanita
hamil, sebenarnya harus disesuaikan dengan hasil temuan dalam
pengkajian data agar lebih tepat sasaran. (Hani, 2011; h. 102)
Perencanaan kunjungan pada ibu hamil meliputi :
2.1.5.1 Beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaannya.
2.1.5.2 Berikan informasi pada pada ibu tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan.
2.1.5.3 Berikan KIE tentang ketidaknyamanan yang muncul dan cara
mengatasinya
2.1.5.4 Motivasi ibu tentang mempertahankan pola makan dan minum.
77. 65
2.1.5.5 Berikan informasi tentang persiapan persalinan
2.1.5.6 Berikan tablet besi dan vitamin serta jelaskan cara meminumnya.
2.1.5.7 Buat kesepakatan dengan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
(Sulistyawati, 2012; h. 219)
2.1.6 Pelaksanaan
Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
(Soepadan, 2008; h. 102)
Pelaksanaan kunjungan pada ibu hamil meliputi:
2.1.6.1 memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaannyadalam keadaan
baik
2.1.6.2 memberikan informasi pada pada ibu tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan
2.1.6.3 Memberikan KIE mengenai ketidaknyamanan yang muncul dan
cara mengatasinya.
2.1.6.4 Memotivasi ibu tentang mempertahankan pola makan dan
minum selama hamil dengan mengkonsumsi gizi seimbang.
2.1.6.5 memberikan informasi tentang persiapan persalinan
2.1.6.6 memberikan tablet besi dan vitamin serta jelaskan cara
meminumnya
78. 66
2.1.6.7 Membuat kesepakatan dengan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang. ( Sulistyawati,2012;h.219-221)
2.1.7 Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang bidan berikan
kepada pasien (Sulistyawati, 2012; h. 200)
79. 67
2.3 TEORI LANDASAN HUKUM
2.3.1 Kompetensi Bidan dalam asuhan kehamilan
Kompetensi bidan tidak terlepas dari kewenangan bidan yang telah
diatur dalam peraturan Kepmenkes RI NO.
900/Menkes/SK/II/2002, yang merupakan landasan hukum dari
pelaksanaan praktek kebidanan, dan merupakan kompetensi ke-3.
2.3.1.1 Pengetahuan Dasar ANC
Kompetensi ke-3, bidan memberikan asuhan antenatal yang
bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau
rujukan untuk komplikasi tertentu.
2.3.1.2 Keterampilan Dasar
1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan
serta menganalisisnya pada setiap kunjungan/
pemeriksaan ibu hamil
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara
sistematis dan lengkap
3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap
termasuk pengukuran tinggi fundus
uteri/posisi/presentasi dan penurunan janin
4. Melakukan penilaian pelvis, termasuk ukuran dan
struktur tulang panggul
80. 68
5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk
detak jantung janin dengan menggunakan fetoskop
(pinard) dan gerakan janin dengan palpasi uterus
6. Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan
persalinan
7. Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungan nya
dengan pertumbuhan janin
8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya
dengan komplikasi kehamilan
9. Memberikan penyuluhan pad klien/keluarga mengenai
tanda-tanda bahaya serta cara menghubungi bidan
10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia
ringan, hiperemesis gravidarum tingkat I, abortus
iminens dan preeklamsi ringan
11. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengurangi
ketidaknyamanan yang lazim terjadi dalam kehamilan
12. Memberikan imunisasi pada ibu hamil
13. mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan
melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk
kefasilitas pelayanan yang tepat
14. Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan,
kelahiran dan menjadi orang tua
81. 69
15. Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai
perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan
fisik, keamanan, dan penghentian merokok
16. Penggunaan secara aman jamu/obat-obatan tradisional
yang tersedia
2.3.1.3 Keterampilan Tambahan
1. Menggunakan Dopler untuk memantau DJJ
2. Memberikan pengobatan dan upaya kolaborasi untuk
kasus penyimpangan dari keadaan normal dengan
menggunakan standar lokal dan sumber daya yang
tersedia
3. Melaksanakan kemampuan asuhan pasca keguguran
(Soepardan, 2007 :58-62)
82. 70
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.R UMUR
31 TAHUNG3P2A0 USIA KEHAMILAN 30 MINGGU 5 HARI
LETAK MEMANJANG DENGAN PRESENTASI BOKONG
DI BPS ROSBIATUL ADAWIYAH, SKM.M.KES
KEMILING BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
3.I PENGKAJIAN
Tanggal : 1 april 2015
Jam : 10.00 WIB
Tempat : BPS Rosbiatul, SKM, M.Kes
Nama Mahasiswa : Rani Permayana
NIM : 201207176
3.1.1 Data Subjektif
3.1.1.1 Identitas Pasien
Istri Suami
Nama : Ny. R Nama : Tn. A
Umur : 31 Tahun Umur : 33 Tahun
Suku/Bangsa : Lampug Suku/Bangsa : Lampung
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru Pendidikan : Guru
83. 71
Alamat : Jl.Imam Bonjol Gg.Sultan Anom No.46
Kemiling Bandar Lampung
3.1.1.2 Alasan kunjungan : memeriksaka keadaan ibu dan janin
3.1.1.3 Keluhan utama : tidak ada
3.1.1.4 Riwayat kesehatan
a. Sekarang : Tidak ada penyakit menular maupun
keturunan. Seperti HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis dan jantung, ginjal, DM,
hipertensi
b. Yang lalu : Tidak ada penyakit menular
maupun keturunan. Seperti HIV/AIDS,
TBC, Hepatitis dan jantung, gunjal,
DM, hipertensi
c. Keluarga : Tidak ada penyakit menular maupun
keturunan. Seperti HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis dan jantung, ginjal, DM,
hipertensi
d. Perilaku kesehatan : tidak mengkonsumsi jamu, tidak
menggunakan obat-obatan sejenis dan
tidak merokok
84. 72
3.1.1.5 Riwayat Obstetri
a. Riwayat haid
Menarche : usia ±14 Tahun
Suklus : 28 hari
Teratur/tidak : teratur
Lama : 7hari
Volume : 3-4 kali gati pembalut/hari
Warna : Merah kehitaman
Disminorhea : Tidak
Bau : Amis
Flour albus : tidak ada
HPHT : 20-08-2014
b. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Tabel 3.1 riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
N
o
Tahun
persalin
an
Usia
kehamil
an
Jenis
persalina
n
Tempat
persalina
n
Kesulitan
dalam
persalina
n
Penolon
g
Bayi
JK BB P
B
KE
T
1 2001 38
Minggu
2 hari
Spontan Bps
rosbiatul
Tidak
ada
Bidan Laki
-laki
350
0
52
2 2006 38
minggu
4 hari
Spontan Bps
rosbiatul
Tidak
ada
Bidan Laki
-laki
350
0
51
85. 73
c. Tanda-tanda kehamilan
Amenorea, mual muntah : Ya
Tes kehamilan : Ya
Tanggal : 2-09-2014
Hasil : (+) positif
d. Pergerakan janin dirasakan pertama kali dirasakan pada usia 20
minggu dalam 24 jam terahir sebanyak 12-30 kali.
e. Keluhan yang dirasakan
Rasa lelah : Tidak ada
Mual-mual :Adapada awal kehamilan
Pegal pada kaki dan pinggang : Tidak ada
Malas beraktifitas : Tidak ada
Panas menggigil : Tidak ada
Sakit kepala : Tidak ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Rasa nyeri/panas waktu BAK : Tidak ada
Rasa gatal pada vulva, vagina : Tidak ada
Nyeri kemerahan pada tungkai : Tidak ada
f. Riwayat pernikahan : Syah
g. Riwayat KB : KB pil
h. Riwayat imunisasi TT : TT1 : 19-12-2014
TT2 : 20-01-2014
86. 74
i. Riwayat social
Kehamilan saat ini direncanakan : Ya
Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan dan nifas:
tidak ada
3.1.1.6 Pola kebutuhann sehari-hari
a. Pola nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3kali sehari dengan porsi sedang nasi,
lauk pauk dan buah
Saat hamil : Makan 3kali sehari dengan porsi lebih sedikit
dan ibu mengkonsumsi nasi, lauk pauk, buah
dan susu sekali seiap hari
b. Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAK : 3-4 kali/hari, BAB : 1 hari sekali
konsistensi lunak
Saat hamil : BAK:8-9 kali/hari, BAB: 1 hari sekali
konsistensi lunak
c. Pola istirahat
Sebelum hamil : Tidur siang ± 1jam, tidur malam ± 6 jam
Saat hamil : Tidur siang ± 1jam, tidur malam ± 6 jam dan
ibu tidak mengalami keluhan.
d. Personal hygiene
87. 75
Sebelum hamil : Mandi 2x/hari, keramas 1x 2 hari, gosok gigi
2x/hari ganti pakaian dalam 3-4 x/hari atau
bila terasa lembab
Saat hamil : Mandi 2x/hari, keramas 1x 2 hari, gosok gigi
2x/hari ganti pakaian dalam 4-5 x/hari atau
bila terasa lembab
e. Pola seksual
Sebelum hamil : 2x dalam seminggu
Selama hamil : Jarang dan tidak ada keluhan
f. Aktifitas sehari-hari
Sebelum hamil : Ibu bekerja sebagai guru dan bekerja
membawa motor sendiri
Saat hamil : Ibu bekerja sebagai guru dan bekerja
membawamotor sendiri
3.1.2 Data Objektif
3.1.2.1 Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tekanan darah : 110/70 mmHg
d. Nadi : 82 x/menit
e. Suhu : 36,5 º
C
88. 76
f. RR : 22x/menit
g. Tinggi badan : 155 cm
h. Berat badan sebelum hamil : 50 kg,, BB ssekarang : 61kg
i. TFU : 26 cm
j. TP : 27-05-2015
3.1.2.2 Pemeriksaan fisik
a. kepala : bersih, tidak ada lesi, dan tidak ada
nyeri tekan
rambut : tidak rontok
muka
cloasma : ada
Odema : Tidak ada
b. Mata
Kelopak mata : Tidak odema
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Putih
c. Hidung : Bersih dan tidak ada pembesaran polip
d. Telinga : Simetris, bersih
e. Mulut : Tidak terdapat stomatitis
Gigi : Tidak ada caries
f. Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
89. 77
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Axilia : Tidak ada pembesaran kelenjar
g. Dada
Jantung : Normal, terdengar lup-dup
Paru-paru : Normal, tidak ada wheezing
h. Payudara
Simetris : Ya, kanan dan kiri
Pembesaran : Ada
Putting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
Hiperpigmentasi : Ada disekitar areola dan puting
Pengeluaran : Belum ada
i. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran : Ada sesuai usia kehamilan
Striae : ada
Linea : Nigra
Acites : Tidak ada
Tumor : Tidak ada
Uterus
90. 78
Leopold 1 : TFU pertengahan antara pusat dan px,
teraba bulat, keras dan melenting yaitu
(kepala)
Leopold 2 : Pada bagian kanan perut ibu teraba
panjang, keras, memapan yaitu
(punggung) janin dan pada bagian kiri
perut ibu teraba bagian kecil – kecil
janin yaitu (ekstermitas)
Leopold 3 : Pada bagian bawah perut ibu teraba
bulat, lunak dan tidak melenting yaitu
(bokong) dan masih bisa digerakkan
Leopold 4 : bokong belum masuk PAP
DJJ terdengar 2 jari diatas pusat ibu sebelah kanan ± 136 x/ menit.
TFU Mc. Donald : 31 cm
TBJ Niswander = 1,2 ( TFU – 7,7) 100 ± 155
=1,2 (31-7,7) 100
=2,796
= 2,641-2,951
Punggung : Posisi punggung lordosis
j. Pinggang : Tidak ada nyeri ketuk pinggang
k. Genetalia
91. 79
Perineum : Tidak dilakukan
Vulva & vagina : Tidak dilakukan
Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan
Kelenjar bartolini : Tidak dilakukan
l. Periksa dalam : Tidak dilakukan
Anus : Tidak ada hemoroid
m. Ekstermitas
Kuku : Merah muda
Oedema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varices : Tidak ada
3.1.2.3 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb : 11 gr %
Protein urine : Negative (-)
Glukosa urine : Negative (-)
92. 80
TABEL 3.2
MATRIKS
Tgl/Jam Pengkajian Inerprestasi
data(diagnose,masalah,keb
utuhan)
DX
potensial/
masalah
potensial
Antisipasi/tin
dakan segera
Perencanaan pelaksanaan evaluasi
1 april
2015
pukul
10.00 wib
Ds:
-Ibu mengatakan
HPHT 20-08-
2014
Do:
KU ibu baik,
kesadaran compos
mentis, tekanan
darah 110/70
mmhg nadi 82x/I,
pernafasan
22x/menit,suhu
36,5 ºC
Leopold
Leopold I : TFU
pertengahan
antara pusat dan
px, teraba
bulat,keras,
melenting yaitu
(kepala)
Leopold II : pada
bagian kanan
perut ibu teraba
DX :
Ibu : ny.R usia 31 tahun
G3P2A0 Usia
Kehamilan 30
minggu 5 hari
Dasar :
DS :
-ibu mengatakan ini
kehamilan yang ketiga
sudah pernah melahirkan
2kali belum pernah
keguguran
- ibu mengatakan HPHT
20-08-2014
DO:
- KU ibu baik, kesadaran
compos mentis
- tekanan darah 110/70
mmhg nadi 82x/I,
pernafasan 22x/menit,suhu
36,5 ºC
Janin : janin tunggal hidup
intra uteri presentasi
Sesak
nafas
Anjurkan ibu
posisi dada
lutut knee
chest
1.Beritahu ibu
mengenai hasil
pemeriksaannya.
2. Ajarkan cara
melakukan posisi knee
chest.
1.Memberitahu ibu mengenai
hasil pemeriksaannya bahwa
keadaan ibu baik sesuai dengan
pemeriksaan fisik dalam batas
normal, TD :110/70mmHg, p
:22x/menit, N : 82x/menit, T:
36,5ºC dan posisi janin pada
bagian atas perut ibu teraba
kepala, bagian kanan perut ibu
teraba punggung, kiri teraba
ekstremitas da dibawah perut
ibu teraba bokong, terdapat
kelaianan letak memanjang
dengan presentasi bokong. DJJ
normal dengan frekuensi
136x/menit.
2.Mengajarkan Posisi ini
dilakukan dengan telungkup
dimana pantat lebih tinggi dari
dada dan dada menyentuh
permukaan bidang alas. Teknik
ini dilakukan selama 10-15 menit
setiap harinya.
1.ibu
mengerti
keadaan ibu
saat ini dalam
keadaan baik,
namun letak
janin terdapat
kelainan letak
yaitu
sungsang.
2. Ibu dapat
melakukan posisi
yang telah
diajarkan
93. 81
panjang keras
memapan yaitu
(punggung) janin
dan pada bagian
kiri perut ibu
teraba bagian
kecil-kecil janin
(ekstremitas)
Leopold III : pada
bagian terbawah
perut ibu teraba
bulat lunak, tidak
melenting yaitu
(bokong) dan
masih bias
digoyangkan
Leopold IV : tidak
dilakukan
DJJ terdengar 2
jari diatas pusat
bagian kanan
perut ibu
136x/menit
bokong
Dasar :
DS: - ibu mengatakan
pergerakan janin aktif
dirasakan 20kali perhari
DO: Leopold
Leopold I: pertengahan
pusat dan px,teraba
bulat,keras melenting
yaitu (bokong)
Leopold II: : pada bagian
kanan perut ibu teraba
panjang keras memapan
yaitu (punggung) janin
dan pada bagian kiri perut
ibu teraba bagian kecil-
kecil janin (ekstremitas)
Leopold III : pada bagian
terbawah perut ibu teraba
bulat lunak, tidak
melenting yaitu (bokong)
Leopold IV : bokong
masih bisa digoyangkan
DJJ terdengar 2 jari diatas
pusat bagian kanan perut
ibu 136x/menit
Masalah :
Kelainan letak
memanjang pada janin
yaitu dengan presentasi
3. Berikan pada ibu
tentang tanda-tanda
bahaya kehamilan TM
III.
4. Motivasi ibu
tentang
mempertahankan pola
makan dan minum.
3. Memberitahu pada ibu tanda-
tanda bahaya TM III yaitu
preeklamsi berat, kehamilan
perdarahan pervaginam, keluar air
ketuban sebelum waktunya dan
tidak ada pergerakan janin selama
24 jam, bila salah satu tanda
bahaya diatas dirasakan oleh ibu
segera datang ketenaga kesehatan
terdekat. Hal tersebut bisa
dicegah dengan menganjurkan ibu
istirahat cukup, tidak bekerja
terlalu berat dan mengkonsumsi
makanan bergizi dan seimbang.
4. Memotivasi ibu tentang
mempertahankan pola makan dan
minum selama hamil dengan
mengkonsumsi gizi seimbang
seperi yang mengandung
karbohidrat 1 porsi untuk tenaga
ibu seperti terdapat pada nasi,
roti, jagung, gandum dan lain-
lain. Protein hewani dan nabati
yang terdapat pada ikan, tahu,
tempe, daging, sayuran hijau yang
mengandung zat besi seperti
jeruk, pepaya dan lain-lain. Serta
cukup mineral minimal 8 gelas
dalam sehari ditambah 1 gelas
susu ibu hamil.
3. Ibu sudah
mengerti tanda-
tanda bahaya yag
terjadi pada TM
III.
4 .Ibu bersedia
mempertahankan
pola makan dan
minum
94. 82
bokong.
Kebutuhan :
- Berikan asuhan pada
kehamilan TM III
- Ajarkan pada ibu
tentang posisi dada
lutut atau knee chest.
5.Berikan ibu tablet
zat besi dan vitamin
serta jelaskan cara
meminumnya.
6.Buat kesepakatan
dengan ibu untuk
melakukan kunjungan
ulang atau jika ibu ada
keluhan.
5. Memberi ibu tablet zat besi dan
vitamin serta cara meminumnya
yang diminum pada malam hari
sebelum tidur dengan dosis 1
tablet @ 60 mg, hindari minum
tablet besi bersamaan dengan
tablet, kopi, minuman yang
mengandung soda dan susu dan
usahakan dengan menggunakan
air jeruk atau minuman yang
mengandung vitamin C karena
akan meningkatkan proses
penyerapan Fe.
6. mambuat kesepakatan dengan
ibu untuk melakukan kunjungan
ulang, yaitu 1 minggu lagi atau
tanggal 7 april 2015 atau jika ibu
ada keluhan.
5.Ibu bersedia
akan minum
tablet penambah
darah.
6. ibu ersedia
akan melakukan
kunjungan ulang
1 minggu
kemudian attau
jika ada keluhan.
95. 83
3 april
2015
pukul
17.00
WIB
Ds:
-Ibu mengatakan
ini kehamilan
yang ketiga,
sudah melahirkan
2 kali,belum
pernah keguguran
-Ibu mengatakan
HPHT 20-08-
2014
Do:
KU ibu baik,
kesadaran compos
mentis, tekanan
darah 110/70
mmhg nadi 82x/I,
pernafasan
22x/menit,suhu
36,5 ºC
Leopold
Leopold I : TFU
pertengahan
antara pusat dan
px, teraba
bulat,keras,
DX :
Ibu : ny.R usia 31 tahun
G3P2A0 Usia
Kehamilan 30
minggu 5 hari
Dasar :
DS :
-ibu mengatakan ini
kehamilan yang ketiga
sudah pernah melahirkan
2kali belum pernah
keguguran
- ibu mengatakan HPHT
20-08-2014
DO:
- KU ibu baik, kesadaran
compos mentis
- tekanan darah 110/70
mmhg nadi 82x/I,
pernafasan 22x/menit,suhu
36,5 ºC
Janin : janin tunggal hidup
intra uteri presentasi
bokong
Sasak
nafas
Anjurkan ibu
posisi dada
lutut atau
knee chest
1. Beritahu pada
ibu tentang
keadaan ibu
saat ini.
2. Anjurkan
kembali
keada ibu
1. Memberitahu ibu
mengenai hasil
pemeriksaannya bahwa
keadaan ibu baik sesuai
dengan pemeriksaan
fisik dalam batas normal,
TD :110/70mmHg, p
:22x/menit, N :
82x/menit, T: 36,5ºC dan
posisi janin pada bagian
atas perut ibu teraba
kepala, bagian kanan
perut ibu teraba
punggung, kiri teraba
ekstremitas da dibawah
perut ibu teraba bokong,
terdapat kelaianan letak
memanjang dengan
presentasi bokong. DJJ
normal dengan frekuensi
138x/menit.
2. Menganjurkan kembali
kepada ibu untuk
melakukan posisi knee
1.Ibu mengerti
keadaan ibu
saat ini dalam
keadaan baik,
namun letak
janin terdapat
kelainan letak
yaitu
sungsang..
2.Ibu sudah
mengerti posisi
yang benar
96. 84
melenting yaitu
(kepala)
Leopold II : pada
bagian kanan
perut ibu teraba
panjang keras
memapan yaitu
(punggung) janin
dan pada bagian
kiri perut ibu
teraba bagian
kecil-kecil janin
(ekstremitas)
Leopold III : pada
bagian terbawah
perut ibu teraba
bulat lunak, tidak
melenting yaitu
(bokong) dan
masih bias
digoyangkan
Leopold IV : tidak
dilakukan
DJJ terdengar 2
jari diatas pusat
bagian kanan
perut ibu
138x/menit
Dasar :
DS: - ibu mengatakan
pergerakan janin aktif
dirasakan 20kali perhari
DO : Leopold
Leopold I: pertengahan
pusat dan px,teraba
bulat,keras melenting yaitu
(bokong)
Leopold II: : pada bagian
kanan perut ibu teraba
panjang keras memapan
yaitu (punggung) janin dan
pada bagian kiri perut ibu
teraba bagian kecil-kecil
janin (ekstremitas)
Leopold III : pada bagian
terbawah perut ibu teraba
bulat lunak, tidak
melenting yaitu (bokong)
Leopold IV : bokong masih
bisa digoyangkan
DJJ terdengar 2 jari diatas
pusat bagian kanan perut
ibu 136x/menit
Masalah :
Kelainan letak memanjang
pada janin yaitu dengan
presentasi bokong.
Kebutuhan :
- Berikan asuhan
untuk
melakukan
posisi knee
chest dan
tanyakan
kepada ibu
dilakukan
atau tidak
3. Tanyakan
kembali pada
ibu tentang
pola makan
dan minum.
chest dengan cara sujud
seperti orang shalat,
tetapi dada ibu
menempel ke tempat
tidur dan kaki berada
90º, dilakukan pada pagi
hari dan saat ingin tidur
malam, selama 10-15
menit dan jangan
melakukan aktivitas
yang berat agar posisi
janin kembali normal.
3. Menanyakan kembali
pada ibu tentang pola
makan dan minum yang
dikonsumsi yaitu gizi
seimbang
tetapi dengan
cara dibantu
karena setelah
dievaluasi
posisi dengan
yang dilakukan
ibu belum
benar dan
dilakukan
setiap 2x
sehari.
3.Ibu sudah
mengkonsumsi
gizi yang
seimbangseper
ti karbohidrat
(nasi, ubi,
jagung),
protein (tahu,
tempe, telur,
ikan, daging
dan kacang-
kacangan),
sayur hijau dan
buah-buahan
yang
mengandung
vitamin dan
serat, susu
yang
mengandung
kalsium serta
97. 85
pada kehamilan TM III
- Ajarkan pada ibu
tentang posisi dada lutut
atau knee chest.
4. Tanyakan
kembali pada
ibu terapi
obat yang
diberikanpada
ibu diminum
atau tidak.
5. Tanyakan
pada ibu
aktivitas ibu
selama
beberapa hari
ini.
6. Beritahu ibu
jika
mengalami
keluhan
segera
4. Menanyakan pada ibu
terapi obat yang
diberikan pada ibu
diminum yaitu tablet
penambah darah.
5. Menanyakan pada ibu
aktivitas ibu, tidak
membawa motor sendiri
saat bekerja
6. Memberitahu ibu jika
mengalami keluhan
segera memeriksakan
diri ketenaga kesehatan
terdekat.
air mineral ±
sebanyak 8
gelas sehari
4.Ibu sudah
meminum terapi
obat yaitu tablet
penambah darah
diminum pada
malam hari
sekali minum 1
tablet sebelum
tidur.
5. Ibu beberapa
hari ini sudah
tidak membawa
motor sendiri.
6.Ibu mengerti
apa yang telah
dijelaskan
98. 86
memeriksaka
n diri
ketenaga
kesehatan
terdekat.
6 april
2015
pukul
16.00
WIB
Ds:
-Ibu mengatakan
ini kehamilan
yang ketiga,
sudah melahirkan
2 kali,belum
pernah keguguran
-Ibu mengatakan
HPHT 20-08-
2014
Do:
KU ibu baik,
kesadaran compos
mentis, tekanan
darah 110/70
mmhg nadi 82x/I,
pernafasan
22x/menit,suhu
36,5 ºC
Leopold
Leopold I : TFU
pertengahan
antara pusat dan
px, teraba
bulat,keras,
melenting yaitu
DX :
Ibu : ny.R usia 31 tahun
G3P2A0 Usia
Kehamilan 30
minggu 5 hari
Dasar :
DS :
-ibu mengatakan ini
kehamilan yang ketiga
sudah pernah melahirkan
2kali belum pernah
keguguran
- ibu mengatakan HPHT
20-08-2014
DO:
- KU ibu baik, kesadaran
compos mentis
- tekanan darah 110/70
mmhg nadi 82x/I,
pernafasan 22x/menit,suhu
36,5 ºC
Diagnose Janin : janin
tunggal hidup intra
Sesak
nafas
Anjurkan ibu
posisi dada
lutut atau
knee chest
1. Beritahu pada
ibu tentang
keadaan ibu
saat ini.
2. Tanyakan
kembali pada
1. Memberitahu ibu
mengenai hasil
pemeriksaannya bahwa
keadaan ibu baik sesuai
dengan pemeriksaan
fisik dalam batas normal,
TD :110/70mmHg, p
:22x/menit, N :
82x/menit, T: 36,5ºC dan
posisi janin pada bagian
atas perut ibu teraba
kepala, bagian kanan
perut ibu teraba
punggung, kiri teraba
ekstremitas da dibawah
perut ibu teraba bokong,
terdapat kelaianan letak
memanjang dengan
presentasi bokong. DJJ
normal dengan frekuensi
137x/menit.
2. Menanyakan pada ibu
terapi obat yang
1..Ibu mengerti
keadaan ibu saat
ini dalam
keadaan baik,
namun letak
janin terdapat
kelainan letak
yaitu sungsang
2. Ibu sudah
meminum terapi
99. 87
(kepala)
Leopold II : pada
bagian kanan
perut ibu teraba
panjang keras
memapan yaitu
(punggung) janin
dan pada bagian
kiri perut ibu
teraba bagian
kecil-kecil janin
(ekstremitas)
Leopold III : pada
bagian terbawah
perut ibu teraba
bulat lunak, tidak
melenting yaitu
(bokong) dan
masih bias
digoyangkan
Leopold IV : tidak
dilakukan
DJJ terdengar 2
jari diatas pusat
bagian kanan
perut ibu
137x/menit
uteri presentasi
bokong
Dasar :
DS: - ibu mengatakan
pergerakan janin aktif
dirasakan 20kali perhari
DO: Leopold
Leopold I: pertengahan
pusat dan px,teraba
bulat,keras melenting yaitu
(bokong)
Leopold II: : pada bagian
kanan perut ibu teraba
panjang keras memapan
yaitu (punggung) janin dan
pada bagian kiri perut ibu
teraba bagian kecil-kecil
janin (ekstremitas)
Leopold III : pada bagian
terbawah perut ibu teraba
bulat lunak, tidak
melenting yaitu (bokong)
Leopold IV : bokong masih
bisa digoyangkan
DJJ terdengar 2 jari diatas
pusat bagian kanan perut
ibu 136x/menit
Masalah :
Kelainan letak memanjang
pada janin yaitu dengan
ibu terapi
obat yang
diberikanpada
ibu diminum
atau tidak.
3. Anjurkan
kembali
kepada ibu
untuk
melakukan
posisi knee
chest dan
tanyakan
kepada ibu
apakah ibu
masih
melakukanny
a.
4. Beritahu ibu
jika
mengalami
diberikan pada ibu
diminum yaitu tablet
penambah darah.
3. Menganjurkan kembali
kepada ibu untuk
melakukan posisi knee
chest dengan cara sujud
seperti orang shalat,
tetapi dada ibu
menempel ke tempat
tidur dan kaki berada
90º, dilakukan pada pagi
hari dan saat ingin tidur
malam, selama 10-15
menit dan jangan
melakukan aktivitas
yang berat agar posisi
janin cepat kembali
normal.
4. Memberitahu ibu jika
mengalami keluhan
segera memeriksakan
obat yaitu tablet
penambah darah
diminum pada
malam hari
sekali minum 1
tablet sebelum
tidur.
3.Ibu sudah
mengerti posisi
yang benar dan
setelah
dievaluasi posisi
yang dilakukan
ibu sudah benar
dan dilakukan
setiap 2-3x
sehari.
4.Ibu mengerti
apa yang telah
dijelaskan.
100. 88
presentasi bokong.
Kebutuhan :
- Berikan asuhan
pada kehamilan TM III
- Ajarkan pada ibu
tentang posisi dada lutut
atau knee chest.
keluhan
segera
memeriksaka
n diri
ketenaga
kesehatan
terdekat.
diri ketenaga kesehatan
terdekat.
10 april
2015
pukul
1600 WIB
Ds:
-Ibu mengatakan
ini kehamilan
yang ketiga,
sudah melahirkan
2 kali,belum
pernah keguguran
-Ibu mengatakan
HPHT 20-08-
2014
-ibu mengatakan
sering ada
desakan di daerah
tulang iga.
Do:
KU ibu baik,
kesadaran compos
mentis, tekanan
darah 110/70
mmhg nadi 82x/I,
pernafasan
22x/menit,suhu
DX :
Ibu : ny.R usia 31 tahun
G3P2A0 Usia
Kehamilan 30
minggu 5 hari
Dasar :
DS :
-ibu mengatakan ini
kehamilan yang ketiga
sudah pernah melahirkan
2kali belum pernah
keguguran
- ibu mengatakan HPHT
20-08-2014
DO:
- KU ibu baik, kesadaran
compos mentis
- tekanan darah 110/70
mmhg nadi 82x/I,
pernafasan 22x/menit,suhu
36,5 ºC
Janin : janin tunggal hidup
Sesak
nafas
Anjurkan ibu
posisi dada
lutut atau
knee chest
1. Beritahu pada
ibu tentang
keadaan ibu
saat ini.
2.Anjurkan ibu untuk
tetap melakukan posisi
knee chest kembali.
1. Memberitahu pada ibu tentang
keadaan ibu saat ini dalam
keadaan baik sesuai dengan
pemeriksaan yaitu keadaan ibu
baik, dan TD ibu 100/70
mmHg, N: 82x/i, RR: 22 x/I,
T: 36,5ºC. Dan letak janin pada
bagian teratas perut ibu teraba
punggung, kiri perut ibu teaba
kepala janin, kanan perut ibu
teraba bokong dan bagian
terbawah perut ibu teraba
ekstremitas, keadaan janinnya
saat ini sudah mengalami
perubahan yaitu menjadi letak
lintang.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap
melakukan posisi knee chest
yang telah diajarkan kemarin
karena posisi janin sudah ada
perubahan yaitu menjadi letak
lintang
1 Ibu mengerti
saat ini ibu
dalam keadaan
baik dan letak
janin sudah
mengalami
perubahan
menjadi letak
lintang.
2.Ibu bersedia
melakukan posisi
knee chest
kembali.
101. 89
36,5 ºC
Leopold
Leopold I : TFU
pertengahan
antara pusat dan
px, teraba panjang
keras memapan
yaitu punggung
Leopold II : pada
bagian kanan
perut ibu teraba
bulat keras
melenting yaitu
kepala janin dan
pada bagian kiri
perut ibu teraba
bagian bulat lunak
tidak melenting
yaitu bokong
Leopold III : pada
bagian terbawah
perut ibu teraba
bagian kecil-kecil
janin yaitu
ekstremitas janin
Leopold IV : tidak
dilakukan
DJJ terdengar 3
jari diatas pusat
ibu 138x/menit
intra uteri letak
lintang
Dasar :
DS: - ibu mengatakan
pergerakan janin aktif
dirasakan 20kali perhari
DO:
Leopold
Leopold I: pertengahan
pusat dan px,teraba
panjang keras memapan
yaitu punggung
Leopold II : pada bagian
kanan perut ibu teraba
bulat keras melenting yaitu
kepala janin dan pada
bagian kiri perut ibu teraba
bagian bulat lunak tidak
melenting yaitu bokong
Leopold III : pada bagian
terbawah perut ibu teraba
bagian kecil-kecil janin
yaitu ekstremitas janin
Leopold IV : tidak
dilakukan
DJJ terdengar setinggi
pusat 138x/menit.
Masalah : kelainan letak
lintang pada janin
Kebutuhan : menganjurkan
3.Tanyakan pada ibu
terapi obat yg
diberikan pada ibu di
minum atau tidak
4.Beritahu ibu jika
mengalami keluhan
segera memeriksakan
diri ketenaga
kesehatan terdekat.
3. Menyanyakan pada ibu terapi
obat yang diberikan pada ibu di
minum yaitu tablet penambah
darah.
4. Memberitahu ibu jika
mengalami keluhan segera
memeriksakan diri ketenaga
kesehatan terdekat.
3.Ibu
mengatakan
terapi obat yaitu
tablet penambah
darah sudah
diminum pada
malam hari
sekali minum 1
tablet sebelum
tidur.
4.Ibu mengerti
apa yang telah
dijelaskan.
102. 90
ibu untuk tetap melakukan
posisi dada lutut atau knee
chest
14 April
2015
pukul
1600
Ds:
-Ibu mengatakan
ini kehamilan
yang ketiga,
sudah melahirkan
2 kali,belum
pernah keguguran
-Ibu mengatakan
HPHT 20-08-
2014
-ibu mengatakan
sering ada
desakan di daerah
tulang iga.
Do:
KU ibu baik,
kesadaran compos
mentis, tekanan
darah 110/70
mmhg nadi 82x/I,
pernafasan
22x/menit,suhu
36,9ºc
Do:
KU ibu baik,
kesadaran compos
mentis, tekanan
DX :
Ibu : ny.R usia 31 tahun
G3P2A0 Usia
Kehamilan 30
minggu 5 hari
Dasar :
DS :
-ibu mengatakan ini
kehamilan yang ketiga
sudah pernah melahirkan
2kali belum pernah
keguguran
- ibu mengatakan HPHT
20-08-2014
DO:
- KU ibu baik, kesadaran
compos mentis
- tekanan darah 110/70
mmhg nadi 82x/I,
pernafasan 22x/menit,suhu
36,5 ºC
Janin : janin tunggal hidup
intra uteri presentasi
kepala
Dasar :
DS: - ibu mengatakan
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu pada
ibu tentang
keadaan ibu
saat ini
2. Anjurkan ibu
untuk tidak
melakukan
posisi knee
chest kembali
1. Memberitahu pada ibu
tentang keadaan ibu saat
ini dalam keadaan baik
sesuai dengan
pemeriksaan yaitu
keadaan ibu baik, dan TD
ibu 110/80 mmHg, N:
84x/i, RR: 23 x/I, T:
36,8ºC. Dan letak janin
pada bagian teratas perut
ibu teraba bokong, kiri
perut ibu teaba punggung
janin, kanan perut ibu
teraba ekstremitas dan
bagian terbawah perut ibu
teraba kepala, keadaan
janinnya saat ini sudah
normal yaitu presentasi
kepala
2. Menganjurkan ibu untuk
tidak melakukan posisi
knee chest karena posisi
janin sudah kembali
normal yaitu presentasi
kepala
1. Ibu
mengert
i saat ini
ibu
dalam
keadaan
baik dan
keadaan
janinny
a saat
ini
sudah
normal
yaitu
bagian
terbawa
h perut
ibu
kepala
2. Ibu
sudah
mengert
i dan
bersedia
tidak
melaku
103. 91
darah 110/70
mmhg nadi 82x/I,
pernafasan
22x/menit,suhu
36,5 ºC
Leopold
Leopold I : TFU
pertengahan
antara pusat dan
px, teraba bulat
lunak tidak
melenting yaitu
bokong
Leopold II : pada
bagian kanan
perut ibu teraba
panjang keras
memapan yaitu
(punggung) janin
dan pada bagian
kiri perut ibu
teraba bagian
kecil-kecil janin
(ekstremitas)
Leopold III : pada
bagian terbawah
perut ibu teraba
bulat keras
melenting yaitu
(kepala) dan
masih bisa
digoyangkan
Leopold IV : tidak
dilakukan
pergerakan janin aktif
dirasakan 20kali perhari
Do: Leopold I:
pertengahan pusat dan
px,teraba bulat,lunak, tidak
melenting yaitu (bokong)
Leopold II: : pada bagian
kanan perut ibu teraba
panjang keras memapan
yaitu (punggung) janin dan
pada bagian kiri perut ibu
teraba bagian kecil-kecil
janin (ekstremitas)
Leopold III : pada bagian
terbawah perut ibu teraba
bulat keras, melenting
yaitu (kepala)
Leopold IV : masih bisa
digoyangkan
DJJ terdengar 2 jari diatas
pusat bagian kanan perut
ibu 136x/menit
3.beritahu ibu jika
mengalami keluhan
segera memeriksakan
diri ke tenaga
kesehatan terdekat
3. Memberitahu ibu jika
mengalami keluhan segera
memeriksakan diri
ketenaga kesehatan
terdekat
kan
posisi
knee
chest
3. Ibu
mengert
i apa
yang
telah
dijelask
an dan
bersedia
ketenag
a
kesehat
an jika
ada
keluhan