Komunikasi bisnis lintas budaya melibatkan komunikasi verbal dan nonverbal yang memperhatikan faktor budaya di berbagai daerah dan negara. Pemahaman budaya mitra bisnis penting untuk ekspansi bisnis ke wilayah lain. Perbedaan budaya tidak menghalangi komunikasi jika kita memahami dan menghargai budaya lain.
Class : International Management – IAB 2019
Lecturer : Dr.Elfrida Viesta Napitupulu
Group 6
Anton / 77190203
Ben / 77190197
Luis Martin / 71200270
Yoshi Thamnoya / 74190204
Teks tersebut membahas tentang pengaruh budaya pada konteks bisnis, meliputi komunikasi bisnis lintas budaya, protokol bisnis, manajemen antar budaya, negosiasi, dan manajemen konflik antar budaya. Budaya mempengaruhi gaya kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan cara mengatasi konflik dalam bisnis. Pemahaman budaya mitra bisnis sangat penting untuk kesuksesan bisnis lintas negara.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi lintas budaya dalam konteks bisnis, termasuk pengertian, pentingnya, definisi budaya, komponen budaya, tingkatan budaya, perbedaan budaya antarnegara, dan contoh komunikasi lintas budaya dalam bisnis.
Dokumen tersebut membahas tentang isu-isu global dan budaya bisnis di berbagai negara. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) pertimbangan global berdampak pada keputusan strategis perusahaan, (2) terdapat perbedaan budaya bisnis antara Amerika Serikat dengan negara lain seperti waktu, komunikasi, dan nilai-nilai, (3) setiap negara memiliki budaya bisnis yang berbeda seperti kesetiaan kelompok di Jep
Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era GlobalisasiJurnal Go-Blog
Artikel ini membahas pentingnya komunikasi bisnis antarbudaya dalam era globalisasi. Komunikasi bisnis antarbudaya melibatkan pemahaman terhadap budaya mitra bisnis untuk memfasilitasi negosiasi dan promosi yang efektif. Perbedaan budaya dapat menyebabkan kesalahpahaman, seperti yang diilustrasikan oleh kasus seorang pengusaha Amerika dengan mitra bisnis Jepangnya. Negara seperti Jepang telah berhasil karena mempelajari
Uas interpersonall skils b 452010087_dimas candra pratamaDimasUnknown
Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan interpersonal dan pentingnya keterampilan tersebut dalam mencapai sukses di tempat kerja. Dibahas pula hubungan antara keterampilan interpersonal dan keterampilan presentasi, serta tips untuk membuat presentasi yang menarik dan cara menyelesaikan konflik di lingkungan kerja.
Class : International Management – IAB 2019
Lecturer : Dr.Elfrida Viesta Napitupulu
Group 6
Anton / 77190203
Ben / 77190197
Luis Martin / 71200270
Yoshi Thamnoya / 74190204
Teks tersebut membahas tentang pengaruh budaya pada konteks bisnis, meliputi komunikasi bisnis lintas budaya, protokol bisnis, manajemen antar budaya, negosiasi, dan manajemen konflik antar budaya. Budaya mempengaruhi gaya kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan cara mengatasi konflik dalam bisnis. Pemahaman budaya mitra bisnis sangat penting untuk kesuksesan bisnis lintas negara.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi lintas budaya dalam konteks bisnis, termasuk pengertian, pentingnya, definisi budaya, komponen budaya, tingkatan budaya, perbedaan budaya antarnegara, dan contoh komunikasi lintas budaya dalam bisnis.
Dokumen tersebut membahas tentang isu-isu global dan budaya bisnis di berbagai negara. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) pertimbangan global berdampak pada keputusan strategis perusahaan, (2) terdapat perbedaan budaya bisnis antara Amerika Serikat dengan negara lain seperti waktu, komunikasi, dan nilai-nilai, (3) setiap negara memiliki budaya bisnis yang berbeda seperti kesetiaan kelompok di Jep
Komunikasi Bisnis Antar Budaya dalam Era GlobalisasiJurnal Go-Blog
Artikel ini membahas pentingnya komunikasi bisnis antarbudaya dalam era globalisasi. Komunikasi bisnis antarbudaya melibatkan pemahaman terhadap budaya mitra bisnis untuk memfasilitasi negosiasi dan promosi yang efektif. Perbedaan budaya dapat menyebabkan kesalahpahaman, seperti yang diilustrasikan oleh kasus seorang pengusaha Amerika dengan mitra bisnis Jepangnya. Negara seperti Jepang telah berhasil karena mempelajari
Uas interpersonall skils b 452010087_dimas candra pratamaDimasUnknown
Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan interpersonal dan pentingnya keterampilan tersebut dalam mencapai sukses di tempat kerja. Dibahas pula hubungan antara keterampilan interpersonal dan keterampilan presentasi, serta tips untuk membuat presentasi yang menarik dan cara menyelesaikan konflik di lingkungan kerja.
Teks tersebut membahas tentang teknik negosiasi dan lobbying. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan bahwa lobbying merupakan aktivitas komunikasi untuk memengaruhi pihak lain dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Teks tersebut juga membahas berbagai pendekatan dan cara melakukan lobbying secara efektif.
Dokumen tersebut memberikan tips dan panduan untuk berkomunikasi dengan efektif. Beberapa poin pentingnya adalah memilih kata-kata yang mudah dimengerti, menghindari argumentasi, dan fokus pada inti pembicaraan.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang sopan santun dalam bisnis, meliputi persiapan penampilan dan mental saat bertemu klien, cara berkenalan dan berinteraksi secara profesional, serta penggunaan alat komunikasi seperti telepon, SMS, dan email sesuai dengan kebutuhan.
Tugas Rangkuman
Judul Buku : The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
Pengarang : Edyshen Shin
Program Studi: Ekonomi Manajemen
Universitas Krisnadwipayana
Dosen Pengampu : Dr. Eddy Sanusi S, SE. MM
Dokumen tersebut membahas tentang keberagaman budaya di tempat kerja, khususnya di Amerika Serikat. Beberapa budaya kerja yang dijelaskan antara lain berpakaian kasual, tidak ada perbedaan senioritas, lebih individualistik, menghargai inovasi, disiplin waktu, kerja tim, dan budaya antri. Dokumen ini juga memberikan saran untuk mengelola keragaman agar tidak menimbulkan konflik, seperti mengidentifikasi keragaman karyaw
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)eddy sanusi silitonga
Rangkuman menjelaskan lima konsep penting tentang negosiasi, termasuk bahwa hampir semua hal bisa dinegosiasikan, pentingnya perencanaan sebelum negosiasi, dan berbagai taktik yang dapat digunakan."
Etika berkomunikasi utama bagi resepsionis adalah mengatur volume dan nada suara, tidak menyela pembicaraan, serta fokus pada topik yang dibicarakan. Resepsionis juga harus menatap lawan bicara, menggunakan bahasa sopan dan positif, serta bersikap profesional. Dengan menerapkan etika-etika tersebut, resepsionis dapat melayani tamu dengan baik dan mempertahankan citra perusahaan.
this document is talking about diversity in our cultural related with our environment, workplace, school, and the place we live in, in order we can understand and respect each other with the diversityness and make it as a power not weakness to stay solid and exist in this era. it will help us to more understand what diversity is and preparing ourself to face it wisely and becoming a good person for each other.
Negotiating skill material is intended for those who are in business world an...NurwahidaYusuf1
Negotiating is one of the most needed skill especially in business world. Having a solid understanding and mastery on this skill will help us to boost our confidence in whatever business we are dealing with.
Brief Summary " Understanding Other Using Disc & Conflict management" WorkshopSeno Setiawantoro
Dokumen tersebut membahas tentang DISC sebagai ilmu perilaku yang mengukur sifat kepribadian, temperamen, dan karakter seseorang berdasarkan responsnya terhadap lingkungan, tekanan, dan self-talk. Ada empat tipe DISC yaitu Dominan, Intim, Stabil, dan Cermat dengan ciri khas masing-masing. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan konflik menurut Thomas-Killman dan jenis-jenis konflik beserta indikator tinggi atau
Dokumen tersebut membahas pentingnya komunikasi nonverbal dan mendengarkan dalam proses lobi dan negosiasi. Termasuk di dalamnya adalah pengertian komunikasi nonverbal, pesan-pesan yang disampaikan, cara membaca pikiran lawan, dan teknik mendengarkan secara efektif seperti memahami sudut pandang lawan, menciptakan lingkungan yang kondusif, serta menganalisis masalah secara objektif.
1. KOMUNIKASI BISNIS_PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS komunikasi verbal & nonverba...PrisnaDefauzi2
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi bisnis yang mencakup komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi bisnis digunakan dalam dunia bisnis untuk mencapai tujuan tertentu melalui berbagai bentuk komunikasi. Dokumen ini menjelaskan unsur-unsur komunikasi bisnis seperti komunikator, media, informasi massa, khalayak, dan umpan balik. Selain itu, dibahas pula tentang komunikasi verbal, nonverbal, syarat komunikasi verbal yang efekt
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menjaga air muka dalam komunikasi antarbudaya. Mimik muka dan ekspresi wajah yang tepat dapat memfasilitasi komunikasi yang lancar dan harmonis antara berbagai budaya, seperti dalam rapat dewan direksi perusahaan multinasional. Budaya seseorang akan mempengaruhi cara mereka berkomunikasi dan berekspresi, sehingga pemahaman terhadap perbedaan budaya menjadi kunci keberhasilan interaksi ant
Ergodic literature refers to a genre that requires nontrivial effort from the reader to understand and progress through the text. It includes experimental literature, electronic/interactive texts, and books written in pseudo-languages that force the reader to actively engage with the text. Examples include House of Leaves, which requires the reader to piece together a fractured narrative; Riddley Walker, written in a disintegrated, post-apocalyptic version of English; and The Raw Shark Texts, arranged in unique shapes with additional chapters found outside the book.
This document discusses theories of textual materiality and cybertext. It addresses how texts can be considered embodied entities through the interplay between their physical/material aspects and signifying strategies. Materiality is presented as a dynamic quality emerging from the relationship between a text as a physical artifact, its conceptual content, and the interpretive activities of readers. The document also discusses how cybertexts can be considered systems involving the text, a medium, and a human operator, with blurred boundaries between these elements. Game-like and narrative qualities of cybertexts are addressed, as well as how the reader takes a player-like role in interacting with such texts.
Teks tersebut membahas tentang teknik negosiasi dan lobbying. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan bahwa lobbying merupakan aktivitas komunikasi untuk memengaruhi pihak lain dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Teks tersebut juga membahas berbagai pendekatan dan cara melakukan lobbying secara efektif.
Dokumen tersebut memberikan tips dan panduan untuk berkomunikasi dengan efektif. Beberapa poin pentingnya adalah memilih kata-kata yang mudah dimengerti, menghindari argumentasi, dan fokus pada inti pembicaraan.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang sopan santun dalam bisnis, meliputi persiapan penampilan dan mental saat bertemu klien, cara berkenalan dan berinteraksi secara profesional, serta penggunaan alat komunikasi seperti telepon, SMS, dan email sesuai dengan kebutuhan.
Tugas Rangkuman
Judul Buku : The 37 Most Powerful Tactics On Negotiation
Pengarang : Edyshen Shin
Program Studi: Ekonomi Manajemen
Universitas Krisnadwipayana
Dosen Pengampu : Dr. Eddy Sanusi S, SE. MM
Dokumen tersebut membahas tentang keberagaman budaya di tempat kerja, khususnya di Amerika Serikat. Beberapa budaya kerja yang dijelaskan antara lain berpakaian kasual, tidak ada perbedaan senioritas, lebih individualistik, menghargai inovasi, disiplin waktu, kerja tim, dan budaya antri. Dokumen ini juga memberikan saran untuk mengelola keragaman agar tidak menimbulkan konflik, seperti mengidentifikasi keragaman karyaw
RANGKUMAN TEKNIK NEGOSIASI (disusun sebagai tugas mata kuliah Teknik Negosiasi)eddy sanusi silitonga
Rangkuman menjelaskan lima konsep penting tentang negosiasi, termasuk bahwa hampir semua hal bisa dinegosiasikan, pentingnya perencanaan sebelum negosiasi, dan berbagai taktik yang dapat digunakan."
Etika berkomunikasi utama bagi resepsionis adalah mengatur volume dan nada suara, tidak menyela pembicaraan, serta fokus pada topik yang dibicarakan. Resepsionis juga harus menatap lawan bicara, menggunakan bahasa sopan dan positif, serta bersikap profesional. Dengan menerapkan etika-etika tersebut, resepsionis dapat melayani tamu dengan baik dan mempertahankan citra perusahaan.
this document is talking about diversity in our cultural related with our environment, workplace, school, and the place we live in, in order we can understand and respect each other with the diversityness and make it as a power not weakness to stay solid and exist in this era. it will help us to more understand what diversity is and preparing ourself to face it wisely and becoming a good person for each other.
Negotiating skill material is intended for those who are in business world an...NurwahidaYusuf1
Negotiating is one of the most needed skill especially in business world. Having a solid understanding and mastery on this skill will help us to boost our confidence in whatever business we are dealing with.
Brief Summary " Understanding Other Using Disc & Conflict management" WorkshopSeno Setiawantoro
Dokumen tersebut membahas tentang DISC sebagai ilmu perilaku yang mengukur sifat kepribadian, temperamen, dan karakter seseorang berdasarkan responsnya terhadap lingkungan, tekanan, dan self-talk. Ada empat tipe DISC yaitu Dominan, Intim, Stabil, dan Cermat dengan ciri khas masing-masing. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan konflik menurut Thomas-Killman dan jenis-jenis konflik beserta indikator tinggi atau
Dokumen tersebut membahas pentingnya komunikasi nonverbal dan mendengarkan dalam proses lobi dan negosiasi. Termasuk di dalamnya adalah pengertian komunikasi nonverbal, pesan-pesan yang disampaikan, cara membaca pikiran lawan, dan teknik mendengarkan secara efektif seperti memahami sudut pandang lawan, menciptakan lingkungan yang kondusif, serta menganalisis masalah secara objektif.
1. KOMUNIKASI BISNIS_PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS komunikasi verbal & nonverba...PrisnaDefauzi2
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi bisnis yang mencakup komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi bisnis digunakan dalam dunia bisnis untuk mencapai tujuan tertentu melalui berbagai bentuk komunikasi. Dokumen ini menjelaskan unsur-unsur komunikasi bisnis seperti komunikator, media, informasi massa, khalayak, dan umpan balik. Selain itu, dibahas pula tentang komunikasi verbal, nonverbal, syarat komunikasi verbal yang efekt
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menjaga air muka dalam komunikasi antarbudaya. Mimik muka dan ekspresi wajah yang tepat dapat memfasilitasi komunikasi yang lancar dan harmonis antara berbagai budaya, seperti dalam rapat dewan direksi perusahaan multinasional. Budaya seseorang akan mempengaruhi cara mereka berkomunikasi dan berekspresi, sehingga pemahaman terhadap perbedaan budaya menjadi kunci keberhasilan interaksi ant
Ergodic literature refers to a genre that requires nontrivial effort from the reader to understand and progress through the text. It includes experimental literature, electronic/interactive texts, and books written in pseudo-languages that force the reader to actively engage with the text. Examples include House of Leaves, which requires the reader to piece together a fractured narrative; Riddley Walker, written in a disintegrated, post-apocalyptic version of English; and The Raw Shark Texts, arranged in unique shapes with additional chapters found outside the book.
This document discusses theories of textual materiality and cybertext. It addresses how texts can be considered embodied entities through the interplay between their physical/material aspects and signifying strategies. Materiality is presented as a dynamic quality emerging from the relationship between a text as a physical artifact, its conceptual content, and the interpretive activities of readers. The document also discusses how cybertexts can be considered systems involving the text, a medium, and a human operator, with blurred boundaries between these elements. Game-like and narrative qualities of cybertexts are addressed, as well as how the reader takes a player-like role in interacting with such texts.
The document provides information about narrative texts and their structures. It discusses:
1. What a narrative text is, including that it tells an imaginative story in the past to entertain and teach moral lessons.
2. The generic structures of narrative texts, including orientation, complication, resolution, and re-orientation.
3. Language features commonly found in narrative texts, such as action verbs, characters (protagonist, antagonist), past tense verbs, time connectives, adjectives, dialogue, and thinking verbs.
The narrative genre aims to amuse and entertain through dealing with actual or imagined experiences. It typically includes an orientation to set the scene, a complication such as a crisis or problem, and a resolution where the crisis is resolved for better or worse. The generic structure follows this pattern of orientation, evaluation, complication, and resolution. Language features include a focus on specific participants, use of the material process to describe actions, and use of temporal conjunctions to sequence events in the past tense.
The document discusses future time clauses, which are used to express an action that will take place in the future but is dependent on another action happening first. Future time clauses contain a present tense verb and use time expressions like "when", "after", or "until" to indicate the order of events. Examples are provided to illustrate how the main clause contains the future tense verb while the time clause uses present tense to denote the preceding action.
menulis kreatif m4-EXPOSITORY TEXT.pptxAgung Wibowo
The document discusses the characteristics and types of expository text. Expository text aims to convey information to readers or listeners. It contains an opening statement of an opinion on the topic being discussed, arguments to support the stated opinion, and a concluding restatement of what was presented. Expository texts use connectors of cause and effect, general participants, and nominalization. They are also written in the simple present tense. Common types of expository texts include news reports, cause-and-effect, and problem-solution texts.
This document discusses youth culture and cultural competence when working with adolescents. It defines youth cultural competence as understanding the social, emotional, and mental dynamics of adolescent development, such as increased focus on self-image. It emphasizes the importance of validating the identities teens take on during this time. Engaging and interacting with teens in a way that demonstrates this understanding can help motivate them. The document also discusses utilizing positive peer influence and incorporating aspects of youth popular culture to promote academic and personal achievement.
The document discusses analytical exposition and provides an example. It defines analytical exposition as a type of text intended to persuade readers by presenting arguments to analyze or explain how and why. The generic structure includes a thesis outlining the main arguments, a series of arguments supporting the thesis, and a conclusion restating the position. Language features used include simple present tense, connectors to link parts of arguments, and emotive or qualifying words. The example argues cars should be banned from city centers because they cause more problems than benefits such as pollution, traffic, and decreased commerce.
This attendance certificate certifies that Agung Prasetyo Wibowo, born in Bogor, Indonesia on May 6, 1991, successfully completed the Professional Training Course in Localisation and Audio-visual Translation in the 2019-2020 academic year, earning 4 ECTS credits and a grade of 28/30. The course was established by Rector decree number 1517 protocol number 221787 of 2019 according to DPR 162/82 and article 6 of law 341/90.
This document discusses greetings and gift giving customs in different countries and cultures. It notes that handshakes are common greetings in places like Canada, England and Peru, while bowing is more typical in Japan, Korea and Indonesia. It then provides details on traditional greetings and expectations around gift giving in cultures like Chinese, Indian, Filipino, Korean, Chilean, Finnish and American. The document emphasizes that gift giving practices vary significantly cross-culturally and one should be aware of appropriate gift types, occasions for giving, protocols for exchange and cultural norms in different regions.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
2. LATAR BELAKANG
Dalam dasawarsa tahun 1990-an, dunia tengah memasuki periode kemakmuran ekonomi
atau yang sering disebut boom economi. Globalisasi telah menjadi konsep fenomenal dalam
diskursus pemikiran dewasa ini. Kekuatan-kekuatan ekonomi dunia melanda, melintasi batas
negara, menghasilkan demokrasi, kebebasan, peluang, tantangan dan kemakmuran yang lebih
besar.
Pada era ini, berbagai produk industry yang masuk pasar global dipatok dengan standar
internasional. Kita tidak cukup hanya mengandalkan produk yang kompetitif, harga yang bersaing,
iklan dan promosi yang menggebu-gebu, tetapi kita juga dituntut untuk memiliki keahlian dalam
mengamati karakteristik pasar dan kemampuan persuasi pemasaran/negosiasi bisnis lewat
ancangan komunikasi antarbudaya.
Di Indonesia bidang komunikasi yang mencakup komunikasi pemasaran, periklanan,
negosiasi, public realtions, dan komunikasi bisnis antabudaya terlihat masih terpinggirkan. Padahal,
untuk membentuk pebisnis-pebisnis lintas budaya (internasional), kemampuan berkomunikasi mutlak
diperlukan. Dalam konstelasi persaingan ekonomi global, kemampuan kita memasarkan barang
tidak cukup hanya mengandalakan naluri “berjualan”, tapi perlu dibentuk budaya bisnis professional
yang mencakup komiten mutu, etos kerja, kompetisi, orientasi pasar, sikap kreatif dan inovatif, serta
3. 1. KOMUNIKASI BISNIS DALAM BUDAYA
JEPANG
Orang Jepang akan saling membungkukkan badan ketika bertemu, dan ketika orang
tidak mau melakukannya maka hukuman sosial akan dikenakan kepada orang
tersebut. Orang Jepang sangat bangga terhadap budaya saling menghormati dengan
cara membukkan badan tersebut.
Para pebisnis Jepang sangat dikenal sebagai pebisnis yang sangat disiplin waktu
sehingga tidak ada toleransi untuk terlambat datang ketika perjanjian bisnis akan
dilakukan, dan jika partner bisnis melakukannya maka selamanya para pebisnis
Jepang akan sulit menerima partner nya tersebut.
Bagi orang Jepang, kontak pertama dengan calon mitra bisnis, biasanya dilakukan
pembicaraan ringan terlebih dahulu, sampai terbentuk kenyamanan berkomunikasi baru
memasuki pembicaraan serius. Ritual kecil seperti ini merupakan bagian dari gaya
komunikasi khas Jepang.
Pengambilan keputusan dalam budaya Jepang dilakukan dengan cara konsensus
melalui proses yang rumit dan lama dan tanpa menggunakan aturan mayoritas
4. Lanjutan...
Mengenai kesopanan, ketika dalam sebuah pertemuan bisnis maka pada saat saling bertukar
kartu nama maka orang Jepang akan membungkukkan badan dan sambil memegang kartu
namanya dengan kedua tanggan nya sebagai tanda penghormatan hal ini sangat berbeda dengan
cara orang Amerika yang memberikannya dengan cara langsung hanya dengan menggunakan
satu tangan, dan ketika orang tidak memahami hal ini sebaik apapun negosiasi dan presentasi
bisnis nya kemungkinan besar pebisnis Jepang akan berfikir lebih banyak lagi untuk menerima
negosiasi dan proposal bisnis mereka
Cara mereka dalam memberikan kata setuju atau deal dalam sebuah negosiasi bisnis. Orang
Jepang berbicara dalam high context sehingga apa yang mereka ucapkan sering menimbulkan
ambigue bagi orang yang menjadi lawan bicaranya (bisnisnya), Ketika menolak sebuah proposal
kerjasama bisnis, orang Jepang tidak langsung akan memberikan kata “tidak” pada saat negosiasi
tersebut, akan tetapi mereka akan memberikan jawaban yang mengambang sehingga lawan bisnis
nya akan sulit menyimpulkan apakah mereka menerima atau tidak, dan hal ini sangat berbeda
dengan orang eropa atau amerika yang berbicara dengan low context, dengan gaya ini orang akan
cenderung untuk berbicara langsung kearah tujuan dari yang dimaksud dalam pembicaraan
tersebut. Sehingga orang eropa akan sangat sulit untuk melakukan negosiasi bisnis dengan orang
Jepang
5. 2. KOMUNIKASI BISNIS DALAM BUDAYA
TIMUR TENGAH
Dalam berkomunikasi dengan mitra bisnis Timur Tengah, memanggil nama
orang harus dengan panggilan formal seperti menggunakan Mr, Ms, atau Mrs dan
menggunakan nama asli orang tersebut, bukan memanggil dengan nama kecil atau
nama akrabnya. Orang Timur Tengah biasa memulai pembicaraan dengan hal-hal yang
sifatnya membawa nilai-nilai keluarga karna disana nilai-nilai keluarga amat dijunjung
tinggi. Setelah pembicaraan tersebut selesai barulah negosiasi bisnis dimulai.
Negosiasi bisnis di Timur Tengah pada umumnya berjalan alot dan bertele-tele.
Oleh sebab itu materi negosiasi harus ditampilkan dengan lengkap dan bersifat
menyeluruh. Biasanya, keputusan harus diambil saat itu juga misalnya menunjuk siapa
mitra bisnis Timur Tengah yang akan memasarkan produk, menghandle pesanan dsb.
Selama negosiasi tersebut, akan ada banyak kejutan dan ketegangan yang mungkin saja
sifatnya tidak prinsipil. Ketegangan tersebut dapat dicairkan dengan memancing mitra
bisnis tersebut untuk berbicara mengenai keluarga.
6. Lanjutan....
Memberi hadiah kepada mitra bisnis di Timur Tengah merupakan hal yang
lumrah dan tidak di anggap melanggar etika dan peraturan bisnis disana, terlebih
jika hadiah tersebut di tujukan kepada keluarganya. Dalam Timur Tengah bahkan
memberikan hadiah menjadi sesuatu yang penting dan vital dalam berbisnis.
Memberikan hadiah bisa memperlancar kerja sama bisnis. Hal ini bertolak belakang
dengan negara Arab dan Amerika yang jelas melarang untuk memberikan hadiah
apapun kepada mitra bisnis. Dulu, orang Timur Tengah memandang buruk para
wanita yang menjadi rekan bisnis mereka, hal ini dikarenakan wanita bersikap lebih
alot dan sulit untuk di tundukkan dalam meja perundingan. Tetapi sekarang,
pandangan tersebut sudah tidak ada lagi dalam diri mereka.
Berbeda dengan Amerika yang terkenal dengan kebebasan berekspresi,
Timur Tengah tidak memberikan kebebasan dalam berekspresi, hal ini dikarenakan
anggapan mereka yang menganggap pernyataan emosi sebagai cara untuk
menekan dan memperkuat posisi negosiasi.
7. 3. KOMUNIKASI BISNIS DALAM BUDAYA
INDIA
Di India, meeting selalu didahului dengan pembicaraan-pembicaraan yang bersifat ringan
dan umum. Berbeda dengan Negara Jerman yang langsung mengalihkan pembicaraan ke hal yang
pokoknya saja. Pembicaraan dengan topik keluarga paling sering digunakan karna mereka selalu
menghargai nilai-nilai keluarga. Orang India selalu mengharapkan mitra bisnisnya untuk membangun
kepercayaan dan hubungan yang baik.
Dalam proses negosiasi, mereka tidak suka di tekan dan dipaksa mengenai keputusan yang
akan mereka ambil. Mereka juga sedikit sensitif dalam sebuah kritikan yang ditujukan untuk mereka.
Untuk itu, sikap agresif sebaiknya dihindari karna akan mengurangi penilaian mereka yang akan
berakibat pada keputusan yang kurang memuaskan.
Jamuan yang ditawarkan sebaiknya tidak ditolak karna mereka akan senang jika mitra bisnis
mereka mencicipi jamuan yang telah mereka hidangkan. Dalam menggunakan komunikasi non verbal,
bahasa non verbal orang India berbeda dengan bahasa non verbal di Indonesia. Di India, mengatakan
“tidak” dalam non verbal dengan cara mengangguk dan mengatakan “iya” dengan cara
menggelengkan kepalanya. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan Indonesia yang
menyatakan “tidak” dengan menggelengkan kepala dan “iya” dengan menganggukan kepala.
8. 4. KOMUNIKASI BISNIS DALAM BUDAYA
AMERIKA SERIKAT
Budaya Amerika memandang waktu sedemikian penting, sehingga
harus dimanfaatkan secara efisien. Dalam suatu pertemuan bisnis, pertemuan
dimulai tepat waktu, menggunakan waktu rapat secara efisien, dan berusaha
mengakhiri rapat seperti yang dijadwalkan. Hal ini juga tercermin pada saat
melakukan komunikasi bisnis, mereka menitikberatkan pada hal-hal yang
penting saja, dan kemudian menyudahi komunikasi tersebut. Tetapi, bukan
berarti tidak ada pembicaraan yang bersifat ringan. Orang Amerika terkadang
terbiasa membicarakan sesuatu yang umum seperti mengenai cuaca saat itu
atau bisa juga menanyakan ”how was your weekend?”. Mereka sebisa
mungkin tidak membicarakan hal-hal yang menyangkut keluarga karna
menurut mereka pembicaraan mengenai keluarga tsb sedikit tabu dan
menganggap keluarga adalah privacy yang tidak patut untuk dibicarakan
dengan orang lain.
9. Lanjutan...
Amerika sangat tergantung pada komunikasi verbal. Hal ini dikarenakan
orang Amerika pada umumnya tidak terampil dalaam membaca pesan non verbal.
Dalam melakukan pembicaraan mereka cenderung langsung pada persoalan atau
disampaikan secara eksplisit dan tanpa basa-basi. Komunikasi non verbal di
budaya Amerika misalnya saja menatap mata pada saat berkomunikasi
mengandung makna menghargai lawan bicaranya, selain itu orang Amerika
menyatakan “tidak” dengan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan.
Konsep jarak komunikasi di budaya Amerika yakni mereka menjaga jarak
sekitar 5 feet dari lawan bicara mereka. Berbeda dengan budaya Jepang yang
menganggap jarak tersebut terlalu jauh. Dalam pengambilan keputusan, manajer
puncak selalu berupaya secepat dan seefisien mungkin dalam mengambil suatu
.keputusan penting. Umumnya para manajer puncak berkaitan dengan suatu
keputusan pokok atau utama, sedangkan hal-hal yang lebih rinci di serahkan
kepada manajer yang lebih bawah.
10. 5. KOMUNIKASI BISNIS DALAM BUDAYA
RUSIA
Dalam memulai kerja sama dengan orang Rusia, sebaiknya menggunakan panggilan
resmi seperti Ms, Mr atau Mrs diikuti dengan nama formal orang tersebut. Hal ini dikarenakan
mereka sangat menghargai formalitas. Di Rusia, orang terbiasa memulai pembicaraan dari hal-
hal yang umum dan ringan seperti cuaca, olahraga, hingga acara televisi. Mereka tidak suka
berbicara mengenai politik ataupun agama.
Untuk hal negosiasi bisnis, pertemuan dimulai selalu tepat waktu. Mereka
menggunakan waktu rapat secara efisien. Hal ini juga tercermin pada saat melakukan
komunikasi bisnis, mereka menitikberatkan pada hal-hal yang penting saja. Orang Rusia juga
selalu memperhatikan hal-hal kecil dalam penyajian yang akan dipaparkan. Mereka berharap
mitra bisnisnya mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan karna ketidak-
mampuan mitra bisnis dalam menjawab pertanyaan mereka akan mengurangi kepercayaan
mereka terhadap mitra bisnisnya tersebut. Selain itu, kejujuran sangatlah dihargai oleh orang
Rusia.
11. Lanjutan...
Dalam jamuan, orang Rusia terbiasa menyajikan minuman vodka
kepada siapapun mitra bisnisnya. Berbeda dengan Indonesia yang
menganggap tabu minuman vodka. Tetapi, mereka juga menghargai mitra
bisnis yang tidak meminum alkohol, mereka akan mengganti minuman tersebut
dengan minuman lain.
Mitra bisnis Rusia pada dasarnya amat tertutup, dingin dan menjaga
jarak, tapi pada umumnya dalam pembicaraan personal khususnya bila
terkait keluarga, mereka akan berubah menjadi personal yang hangat. Mereka
bisa saja mengalami perubahan sikap yang bisa terjadi sewaktu-waktu dari
mitra bisnis Rusia yaitu saat negosiasi bisnis dan saat santai.
12. KESIMPULAN
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan
dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun non verbal dengan
memperhatikan faktor-faktor budaya disuatu daerah, wilayah, atau negara.
Apabila pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah
lain atau negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara
tersebut menjadi sangat penting artinya. Perbedaan ras, etnis, agama, kelas
dan gender bukanlah merupakan hambatan mutlak dalam komunikasi. Dengan
memahami kajian komunikasi lintas budaya maka kita dapat menumbuhkan
sikap toleransi, saling menghargai dan bersikap lebih terbuka terhadap budaya
lain tanpa adanya rasa curiga akan adanya sikap monopoli budaya yang
cenderung lebih menguntungkan sebagian pihak.