Tahapan pencernaan makanan di tubuh manusia terdiri dari empat tahap yaitu ingesti, digesti, absorpsi, dan eliminasi. Pada tahap digesti terjadi pencernaan makanan di sepanjang saluran pencernaan melalui enzim dan gerakan otot. Hasil absorpsi kemudian dikeluarkan dalam bentuk feses.
2. 2. Proses sistem pencernaan manusia
Nama Organ Proses yang terjadi
Kimiawi Mekanik
Rongga mulut Enzim ptialin pada kelenjar
ludah. Mengubah amilum
menjadi maltosa.
Mengahancurkan serta
mencampur makanan
dengan gigi dan lidah.
Kerongkongan/Esofagus - Terjadi gerak peristaltik,
yaitu meremas dan
mendorong makanan
menuju lambung
Lambung Enzim pepsin mengubah
protein menjadi pepton.
Asam lambung (HCl)
yang membunuh bakteri
pada makanan.
Gerakan otot peristaltik
meremas dan mendorong
makanan menuju usus halus
Usus halus Enzim amilase mengubah
amilum menjadi maltosa
Enzim maltase mengubah
maltosa menjadi glukosa
Pankreas menghasilkan
trisonogen, lalu
diaktifkan oleh
enterokinase menjadi
tripsin
Enzim tripsin mengubah
pepton menjadi asam
amino
Enzim lipase mengubah
lemak menjadi asam
lemak dan gliserol
Terjadi penyerapan sari-
sari makanan di ileum
oleh pembuluh darah.
Gerakan otot peristaltik
meremas dan mendorong
makanan menuju usus besar
Usus besar Terjadi pembusukan sisa-sisa makanan oleh bakteri
Escherichia coli
Penyerapan air hingga terbentuk feses/tinja dan didorong
ke rektum
Rektum Tempat penyimpanan sementara feses
Anus Saluran pembuangan feses saat rektum sudah penuh
Tahapan pencernaan makanan di tubuh manusia:
Tahapan Proses yang terjadi
ingesti Masuknya makanan ke dalam tubuh melalui mulut
digesti Pencernaan makanan di sepanjang saluran pencernaan
absorpsi Penyerapan zat-gizi dan sari-sari makanan di usus halus
Eliminasi/defekasi Pengeluaran sisa makanan dalam bentuk feses
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
Faktor Penentu Penjelasannya
Usia Makin muda usia seseorang, maka makin tinggi frekuensi
pernapasannya.
Jenis kelamin Laki-laki memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar dari
perempuan
Suhu tubuh Semakin tinggi suhu tubuh, maka semakin tinggi frekuensi
pernapasan
Karbon dioksida
dalam dalam darah
Semakin tinggi kadar CO2 dalam darah, maka semakin
meningkatnya frekuensi pernapasan
Penyakit Penyakit seperti cedera kepal, masalah metabolisme, apnea
tidur dapat menurunkan frekuensi pernapasan.
Penyakit seperti seperti demam, dehidrasi, serangan panik,
kelaianan jantung, keracunan CO2 dapat meningkatkan
frekuensi pernapasan.
Posisi tubuh Saat berdiri akan menaikkan frekuensi pernapasan
Saat berbaring akan menurunkan frekuensi pernapasan
8. Keadaan emosi Keadaan emosi seperti takut, ceman, dan marah dapat
meningkatkan frekuensi pernapasan.
5. Organ pernapasan
6. Gangguan pada sistem pernapasan
9.
10. 7. Organ Ekskresi
Nama
organ
Gambar Produk
ekskresi
Ginjal Urin
Hati Bilirubin
serta
urea &
amonia
Kulit Keringat
Paru-
paru
Karbon
dioksida
11. 8. Struktur jaringan penyusun organ ekskresi
Struktur kulit
Nama Bagian Fungsi
Helai rambut
Perlindungan
Membantu kulit agar tetap kering
Memberikan kehangatan
Folikel rambut Memproduksi sel-sel rambut
Kelenjar minyak Memproduksi minyak untuk mencegah kulit kering
Korpuskula pacini Reseptor tekanan kuat (dapat merespon dari benda berat)
Pori-pori
Tempat tumbuh rambut
Tempat keluarnya keringan dan garam
Jalur sebum/minyak pada kulit
saraf Menerima rangsangan untuk diterjemahkan ke otak
Otot arektor pili Menyebabkan rambut mejadi tegak
Kelenjar keringat
Memproduksi keringat untuk mempertahankan suhu tubuh
(ekskresi)
vena Membawa darah kembali ke jantung
Jaringan lemak
Bantalan yang melindungi organ-organ
Cadangan makanan
Isolator penjaga suhu tubuh
arteri Membawah darah dari jantung
12. Gambar Nefron
Bagian-Bagian Fungsi
Glomerulus Menyaring plasma darah bebas protein ke dalam kapsul
Bowman
Kapsul Bowman Mengumpulkan filtrat glomerulus berupa urine primer
(air, nutrisi, garam mineral, ion, dan limbah
metabolisme)
Tubulus
Kontortus
proksimal
Reabsorpsi urine primer sehingga menghasilkan urine
sekunder (garam mineral, air, dan limbah metabolisme)
Lengkung henle Berfungsi agar urin tidak dapat kembali ke tubulus
kontortur proksimal
Tubulus
Kontortus distal
Proses augmentasi yaitu pembuangan zat-zat yang tidak
digunakan dalam urin sekunder.
Tubulus
kelektivus
Menampung urin dari tubulus kontortus, kemudian
menghantarkannya ke pelvis.
15. 10. Sistem Indera
Gambar Mata
Bagian mata Fungsinya
Sklera Mempertahankan bentuk bola mata dan melindungi bagian
penting di dalam mata
Kornea Melindungi mata serta meneruskan dan membiaskan cahaya
yang masuk ke mata
Vitreuos humor Menjaga bentuk bola mata dan melindungi rentina
pupil Mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam mata
iris Memberi warna pada mata
lensa Memfokuskan dan mengarahkan cahaya agar jatuh tepat di
retina
retina Mengubah cahaya yang masuk menjadi sinyal untuk dikirim
ke otak
koroid Menyuplai oksigen dan nutrisi untuk bagian mata
Bintik kuning Sebagai tempat terbentuknya bayangan yang jelas
Bintik buta Menenruskan dan membelokkan berkas saraf menuju ke
otak
Otot siliaris Mengontrol penyesuaian mata untuk melihat obajek dengan
jarak yang beragam
Saraf optik Meneruskan impuls dari retina menuju ke otak
16. Gambar indera pendengaran
Bagian telinga Fungsinya
Daun telinga Mengumpulkan gelombang suara
Saluran pendengaran Menyalurkan suara de gendang telinga
Gendang telinga Menerima gelombang suara dan mengubahnya menjadi
getaran
Tulang pendengaran
(Martil, landasan, dan
sanggurdi)
Memperkuat getaran dan menyalurkannya ke telinga
dalam
Saluran Eustachius Menyamakan tekanan di telinga tengah dengan tekanan
atmosfer
Rumah siput (koklea) Sebagai reseptor suara dan mengubahnya menjadi impuls
Saluran setengah
lingkaran (kanal
semisirkularis)
Alat keseimbangan dinamis
Saraf pendengaran Menghantarkan impul menuju ke otak
Lidah
18. 12. Proses respon impuls pada sistem koordinasi
13. Organ penyusun sistem saraf
Bagian Otak Besar Fungsinya
Lobus Frontal Mengatur kegiatan berpikir, kontrol aktivitas motorik,
emosi, dan produksi bahasa
19. Lobus parietal Memproses informasi sensoris (sentuhan, suhu, dan rasa
sakit)
Lobus temporal Pusat pendengaran dan memahami fungsi bahasa
Lobus oksipital Sebagai pusat penglihatan
14. Gangguan pada sistem saraf
22. 17. Hubungan antara saraf dan hormon
Saraf sebagai pusat pengendalian seluruh aktivitas tubuh. Untuk dapat merespon segala
macam ransangan yang masuk ke dalam tubuh, maka saraf membutuhkan hormon. Adapun
bagian saraf yang dapat mengendalikan sistem hormon disebut dengan hipotalamus.
Hipotalamus sebagai pendorong dan yang menstimulasi serta memantau semua pergerakan
dari sistem hormon. Hipotalamus juga dapat disebut sebagai penghubung antara sistem saraf
dan sistem hormon.
18. Jenis-jenis psikotropika
19. Bahaya Psikotropika bagi tubuh
Golongan stimulan: menstimulasi sistem saraf
25. 21. Organ reproduksi dan mekanisme reproduksi
Organ reproduksi pria
Organ reproduksi perempuan
Mekanisme Fertilisasi
1. Injeksi sperma: masuknya sperma ke sistem reproduksi wanita
2. Pergeraan sperma: Vagina (lingkungan asam), serviks (sel darah putih menganggap
sperma benda asing), uterus, oviduk.
3. Fusi membran: peleburan membran sel sperma dan sel telur
4. Fusi pronukleus: penyatuan pronukleus jantan dan betina sehingga terbentuk zigot.
22. Macam-macam Imunitas
1) Imunitas aktif: melalui paparan antigen secara langsung tubuh memproduksi antibodi
Aktif alami: terjadi secara alami, seperti orang terserang virus secara langsung
Aktif buatan: sengaja dilakukan, seperti pemberian vaksin.
2) Imunitas pasif: didapatkan dari donor antibodi
Pasif alami: transfer secara alami, seperti ASI dan dari ibu saat dikandungan
Pasif buatan: sengaja ditransfer, seperti serum anti bisa ular.
26. 23. Mekanisme sistem pertahanan tubuh
Pertahanan Spesifek seluler
Pertahanan Spesifek seluler
27. 24. Cara menjaga tubuh dari serangan virus
1) Menjaga pola makan sehat bergizi
2) Istirahat yang cukup
3) Olahraga secara rutin
4) Mengendalikan stres dengan baik
5) Membatasi asupan gula
6) Mencukupi kebutuhan cairan tubuh
7) Rutin berjemur di pagi hari
8) Mengkonsumsi suplemen tambahan
9) Menghirup udara segar