1. OKSIDASI DAN REDUKSI
OKSIDASI DAN REDUKSI
PENULISAN REAKSI OKSIDASI-REDUKSI
Reaksi Oksidasi-Reduksi tanpa kita sadari sering sekali terjadi di kehidupan kita.
Silver Chloride (AgCl) dan copper (I) chloride (CuCl) digunakan pada lensa fotokromik
untuk memproduksi kacamata fotokromik yang akan mengalami reaksi oksidasi-
reduksi saat terkena sinar UV
Reaksi redox untuk AgCl dituliskan sbb:
SETENGAH REAKSI
Setengah reaksi dari Cl-
adalah reaksi oksidasi, dikarenakan Cl-
kehilangan satu
elektron ketika membentuk Cl.
Setengah reaksi dari Ag+
adalah reaksi reduksi, dimana Ag+
mendapatkan satu elektron
ketika membentuk Ag.
Untuk menghindari lensa menjadi bening seketika, sedikit ion Cu+
ditambahkan pada
lensa untuk mengubah atom Cl menjadi Cl-
.
Ketika pengguna kacamata fotokromik tidak terpapar sinar matahari (UV), reaksi yang
berkebalikan terjadi, dimana ion Cu2+
berkombinasi dengan atom silver untuk
membentuk ulang Cu+
dan Ag+
yang membuat lensa menjadi bening kembali
BILANGAN OKSIDASI
Pada reaksi oksidasi-reduksi yang kompleks, identifikasi senyawa yang teroksidasi dan
tereduksi tidak selalu mudah.
2. Maka dari itu, dibuatlah bilangan oksidasi untuk membantu mengidentifikasi atom
atau ion yang teroksidasi ataupun tereduksi.
Contoh:
IDENTIFIKASI OKSIDASI-REDUKSI
Bilangan oksidasi dapat digunakan untuk mengidentifkasi unsur yang teroksidasi dan
juga unsur yang tereduksi dalam suatu reaksi.
3. Dalam proses oksidasi, kehilangan elektron meningkatkan bilangan oksidasi sehingga
bilangan oksidasi lebih tinggi (positive) pada produk dibandingkan dengan reaktan.
Pada reduksi, pengikatan elektron mengurangi bilangan oksidasi menjadi lebih rendah
(negative) pada produk dibandingkan dengan reaktan
AGEN PENGOKSIDASI DAN PEREDUKSI
Unsur yang kehilangan elektron adalah unsur yang teroksidasi, sedangkan unsur yang
mengikat elektron adalah unsur yang tereduksi.
Contohnya:
Zn teroksidasi menjadi Zn2+
karena kehilangan 2 elektron, dan Cl2 tereduksi menjadi
2Cl-
karena mengikat 2 elektron.
Substansi yang teroksidasi disebut dengan agen pereduksi karena menghadirkan
elektron untuk proses reduksi
Sedangkan substansi yang tereduksi disebut dengan agen pengoksidasi, karena
menerima elektron dari proses oksidasi
4. MENYEIMBANGKAN PERSAMAAN OKSIDASI-REDUKSI
MENGGUNAKAN SETENGAH-REAKSI UNTUK MENYEIMBANGKAN REDOKS
Tuliskan setengah-reaksi untuk reaksi redoks
Seimbangkan dengan mengidentifikasi penambahan-pengurangan elektron
Seimbangkan perolehan elektron pada tiap unsur (bilangan bulat)
Reaksikan dengan menghitung perolehan dan kehilangan elektron
Seimbangkan dan gabungkan reaksi
5. ENERGI LISTRIK DARI OKSIDASI-REDUKSI
ENERGI LISTRIK PADA REDOKS
Ketika kita meletakkan lempengan logam zinc pada larutan Cu2+,
maka logam Cu
bewarna merah-kecoklatan akan terbentuk disekitar lempengan logam zinc akibat
reaksi kimia spontan sbb:
Hal tersebut tidak berlaku sebaliknya, dimana tidak ada yang terjadi ketika kita
meletakkan lempengan logam Cu pada larutan Zn2+
.
Hal tersebut disebabkan karena Cu tidak dapat melepaskan elektron dengan mudah
seperti Zn. (Cu kurang reaktif dibandingkan Zn).
Peringkat dimana logam dapat dengan mudah melepaskan elektron disebut dengan
activity series, yang mengurutkan bagaimana logam logam dapat dengan mudahnya
kehilangan elektron. → Deret Volta
DERET VOLTA
6. Kombinasi reaksi redoks antara lempengan logam Mg dalam larutan yang
mengandung ion Ni2+
terjadi secara spontan
Namun hal tersebut tidak terjadi pada lempengan logam Mg didalam larutan yang
mengandung ion K+
, karena koefisien oksidasi dari unsur K lebih tinggi daripada Mg,
sehingga reaksi tidak terjadi secara spontan.
SEL VOLTA
Kita dapat menghasilkan energi listrik dari reaksi oksidasi-reduksi yang spontan
dengan menggunakan sel volta.
Elektron bergerak secara langsung dari Zn menuju Cu2+
Dalam Sel volta, elektron mengalir dapat memproduksi arus listrik
Elektroda dimana terjadi oksidasi disebut dengan anode
Elektroda dimana reduksi terjadi disebut dengan katode
ARUS LISTRIK PADA REAKSI REDOKS
7. REAKSI OKSIDASI-REDUKSI YANG MEMBUTUHKAN ENERGI LISTRIK
SEL ELEKTROLITIK
Reaksi antara pelat logam Cu yang berada dalam larutan mengandung ion Zn2+ tidak
terjadi secara spontan, akibat unsur koefisien oksidasi Zn lebih tinggi daripada Cu (lihat
deret volta)
Maka dari itu, untuk memastikan bahwa reaksinya dapat terjadi, kita membutuhkan
sel elektrolitik yang menggunakan arus listrik untuk membantu reaksi tersebut, yang
disebut dengan proses elektrolisis
ELEKTROLISIS
ELEKTROLISIS DAN ELEKTROPLATING
Pada industri, electroplating memanfaatkan
proses elektrolisis untuk melapisi berbagai objek
dengan lapisan logam (tipis) silver, platinum,
emas, dll agar menghambat proses pengkaratan.
Yang paling umum dilakukan adalah pelapisan
baja dengan chromium.