MEMBERDAYAKAN POTENSI UMAT ISLAM YANG TERPENDAMSetiono Winardi
Jumlah penduduk negara Republik Indonesia, dimana lebih dari 95% beragama Islam dan banyaknya tempat ibadah seperti Mesjid dan Mushola baik yang berdiri dengan megah atau sederhana, menandakan bahwa keperdulian umat Islam terhadap tempat ibadah merupakan suatu tanda bahwa keinginan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah menjadi suatu tujuan yang mutlak harus dilakukan.
Tempat ibadah saat ini, banyak yang berada di lingkungan permukiman elit, perkampungan, dan perkantoran dimana ada yang memiliki kondisi keuangan yang berlimpah dan sangat minim, namun semuanya tersimpan di bank konvensional yang menjalankan prinsip ribawi, maupun di bank syariah yang menyatakan sudah menjalankan prinsip syariah.
VISI, MISI & TUJUAN
Visi : Memberantas sumber bencana yan berasal dari perbuatan “Maksiat, Korupsi, Riba dan Narkoba” dalam suatu langkah nyata dan dilakukan oleh Umat Islam terhadap Umat Islam lainnya yang terbelenggu dengan perbuatan penyebab bencana, berdasarkan Al-Qur’an, Al-Hadits/As-Sunnah.
Misi : Mengamalkan ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Quran, Al-Hadits/As-Sunnah di dalam kehidupan bermasyarakat (sosial), sehingga dapat menghilangkan, mengikis atau setidaknya mengurangi terjadinya perbuatan atau kegiatan “Maksiat, Korupsi, Riba dan Narkoba” sehingga dapat menyelamatkan umat Islam pada khususnya dan umat Manusia pada umumnya, dari bencana yang akan menimpa.
Tujuan : Memberikan bantuan kepada umat Islam yang saat ini terjerat dengan perbuatan atau pekerjaan “Maksiat, Korupsi, Riba dan Narkoba” yang disebabkan saat ini tidak ada pekerjaan lain yang bisa memberikan penghidupan bagi dirinya sendiri dan/atau keluarganya.
1. NAMA : NOR SYAKINAH BINTI MD NUKMAN
NO MATRIK : A151272
2.
Pembangunan Sosial merupakan proses perubahan sosial
yang terencana yang direka untuk meningkatkan
kesejahteraan pendudukan dengan menggabungkannya
dengan proses pembangunan ekonomi yang dinamik.
Pembangunan sosial tidak dapat berjalan tanpa adanya
pembangunan ekonomi dan pembangunan ekonomi
tidaklah bermakna kecuali diikuti dengan peningkatan
kesejahteraan sosial dari populasi sebagai suatu kesatuan.
PEMBANGUNAN
SOSIAL
4.
Dalam membentuk kesejahteraan sosial, sikap
tolong-menolong haruslah diterapkan dalam
kalangan masyarakat.
Sikap tolong-menolong ini adalah amalan penting
bagi pembentukan sesebuah masyarakat.
Dalam islam, sangat menggalakkan sikap tolong-
menolong antara satu sama lain dalam semua aspek
seperti perhubungan sosial, ekonomi dan politik
tanpa mengira perbezaan warna kulit, bahasa dan
aqidah seseorang. Terdapat Firman Allah yang
bermaksud :
AMALAN TERBAIK :
TOLONG-MENOLONG
5.
"Wahai umat manusia, sesungguhnya Kami telah
menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami
telah menjadikan kamu daripada berbagai bangsa dan
bersuku puak, supaya kamu berkenalan (beramah mesra
antara satu sama lain). Sesungguhnya semulia-mulia
kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di
antara kamu, (bukan yang lebih keturunannya atau
bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mendalam Pengetahuan-Nya (akan keadaan amal
kamu)".(al-Hujurat: 13)
6. Seterusnya, sikap tolong-menolong juga disebut
dalam al-Quran beberapa kali, antaranya :
al-Maidah Ayat 2
واُنَاوَعَتَوَلَو ٰىَوْقَّتالَو ِِّرِبْال ىَلَعواُنَاوَعَتَلَعَ َّاَّلل واُقَّتاَو ِانَوْدُعْالَو ِمْثِْاْل ىِإَّن َ َّاَّلل
ُدِيدَشِباَقِعْال﴿المائدة:٢﴾
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.
7. Sikap tolong-menolong dalam kebaikan, Rasulullah
bersabda :
قال عنه هللا رضي أنس عن حميد عن معتمر حدثنا مسدد حدثنا:ص هللا رسول قاللى
سلم و عليه هللا(أو ظالما أخاك انصرمظلوما. )ننصره هذا هللا رسول يا قالوا
قال ؟ ظالما ننصره فكيف مظلوما(يديه فوق تأخذ)
Diriwayatkan dari Musadad, diriwayatkan dari Mu’tamar,
dari Anas. Anas berkata: Rasulullah bersabda: Bantulah
saudaramu, baik dalam keadaan sedang berbuat zhalim atau
sedang teraniaya. Anas berkata: Wahai Rasulullah, kami
akan menolong orang yang teraniaya. Bagaimana menolong
orang yang sedang berbuat zhalim?” Beliau menjawab:
“Dengan menghalanginya melakukan kezhaliman. Itulah
bentuk bantuanmu kepadanya.[4]
8.
Oleh itu, orang yang berilmu perlu membantu orang
lain dengan ilmu yang dimilikinya.
Begitu juga dengan golongan kaya perlu membantu
orang lain dengan kekayaannya. Misalnya menolong
orang miskin, ibu tunggal dan lain-lain.
Hikmah dari sikap tolong-menolong dapat
mengeratkan tali persaudaraan malah dapat
membentuk kesejahteraan sosial.
KESIMPULAN