Dokumen tersebut membahas tentang hukum Islam pada masa Tabi'in. Pada masa ini terjadi perpecahan umat Islam menjadi tiga kelompok yaitu Khawarij, Syi'ah, dan Jumhur. Munculnya tokoh-tokoh mujtahid dari kalangan para sahabat yang menjadi rujukan hukum bagi umat. Periwayatan hadis menyebar luas ke berbagai daerah Islam pada masa ini.

1. Hukum Islam Masa Tabi’in
Kelompok 3
Ali Anhar Syi’bul Huda
Anita Firdaus
Bambang Tri Wahyu
Siti Afifah Zahro
Semester Padat Tahun Ajar 2019/2020
Perkembangan Hukum Islam
Universitas Pendidikan Indonesia
Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Dipresentasikan
Oleh:

2. PEMBAHASAN
MATERI
Kondisi Sosial Masyarakat
Problematika Periode Tabi’in
Tokoh Mufti Masa Tabi’in
Keistimewaan Masa Tabi’in
Kesimpulan

3. Kondisi Sosial Masyarakat
• Pemerintahan Ali bin Abi Thalib diwarnai penuh dengan konflik, (1) konflik antara
ia dengan Aisyah binti Abi Bakar yang berujung kepada Perang Jamal (Perang
Unta) sehingga terbunuhnya Zubair bin Awwam & Thalhah bin Ubaidillah. (2)
konflik antara ia dengan Muawiyah (Gubernur Syam) yg berujung Perang Siffin
• Terpecah belahnya umat menjadi 3 golongan: Khawarij, Syiah, Jumhur setelah
peristiwa Tahkim
• Setelah mengalami konflik dengan Muawiyah dan berujung dengan meninggalnya
Ali bin Abi Thalib yang dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, kemudian
bersatunya kembali umat islam (am al-jama’ah) pada Muawiyah bin Abu Sufyan
(th.41 H)
• Diterapkannya system pemerintah Dinasti (Kerajaan) pada masa Muawiyah

4. Problematika Periode Tabi’in
Terpecah belahnya umat menjadi 3 golongan: Khawarij, Syiah, Jumhur setelah peristiwa
Tahkim
• Pemikiran Hukum Islam pada golongan Khawarij meliputi masalah mengenai: (1)
Kepemimpinan; (2) Zina; (3) Pernikahan; (4) Sekte; (5) Ghanimah/Harta hasil rampasan
perang
• Pemikiran Hukum Islam pada golongan Syiah meliputi masalah mengenai: (1) Nikah
Muta’h; (2) Pernikahan Wanita ahli Kitab; (3) Periwayatan Hadis ahl bait sebagai dasar
hukum & menolak hadist-hadist selain dari ahl bait; (4) Penolakan Qiyas oleh Syiah
• Pemikiran Hukum Islam pada golongan Jumhur meliputi masalah mengenai: (1)
Penolakan keabsahan nikah Muta’h; (2) Melakukan konsep aul dalam pembagian harta
pusaka; (3) Harta warisan para nabi ialah shadaqah; (4) Batas poligami yg dibolehkan
sebanyak 4 orang selama periode hidup

5. Tokoh Mufti Masa Tabi’in
• Abu Bakar Ibn Abdur Rahman Ibn Haris Ibn Hisyam (W.94 H)
• Al-Qasim Ibn Muhammad Ibn Abi Bakar Ash-Shiddiq (W.107 H)
• Urwah Ibn Zubair Ibn Awwam Al-Assady (W.94 H)
• Sa’id Ibn Musayyab (W.94 H) juga dipandang sebagai tokoh Sentral ulama Tabi’in
• Sulaiman Ibn Yasir (W.107/104 H)
• Kharidjah Ibn Zaid Ibn Sabit (W.100/99 H)
• Ubaidah Ibn Abdullah Ibn Utbah Ibn Mas’ud (W.98 H)
• Dan setiap daerah (Mekkah, Kufah, Mesir, Basrah, Syams, dan Yaman) terdapat tokoh-
tokoh ulama yg menjadi rujukan umat dalam kehidupan beragama

6. Keistimewaan Masa Tabi’in
• Ulama menyebar ke berbagai negara besar Islam
• Tersiarnya riwayat Hadis
• Munculnya dusta dalam hadis Rasulullah Shalaullahualaihi
Wassalam
• Munculnya sejumlah besar mujtahid dari para maula
• Munculnya pertentangan antara ahl ra’yu dengan ahl hadis

7. Kesimpulan
• Terjadinya persatuan umat islam kembali (Am Al Jama’ah)
• Terpecah belahnya umat menjadi 3 golongan: Khawarij, Syiah, Jumhur setelah
peristiwa Tahkim
• Tersebarnya ulama ke berbagai daerah diantaranya: Ikrimah, Atha, Mujahid
(Makkah); Alqamah, Qadi Syuraih, Said bin Zubair, al-Sya’bi (Iraq); al-Lais bin Sa’ad
(Mesir); Anas bin Malik (Madinah); Muhammad bin Sirin, Qatadah (Basrah); Al-
Khulany Abu Idris Ibn Abdullah al-Dimsyqy, Abdurrahman bin Gulmin (Syam);
Thaus bin Kaisan al-Yamani, Wahab bin Munabih (Yaman)
• Pada masa tabi’in pula gencar periwayatan hadis, bersamaan pula dg pemalsuan
hadis dg berbagai motif, dan muncullah polarisasi ulama menjadi ahl ra’yu dan ahl
hadis

8. Sesi Diskusi
1. U