SlideShare a Scribd company logo
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
MATERI 2:
Kelembagaan Perencanaan Tata Ruang di Pusat
dan Daerah
Disampaikan oleh
Oswar Mungkasa (Direktur Tata Ruang dan Pertanahan)
pada
Diklat Fungsional Penjenjangan Perencana (FPP) Madya Spasial
Kerjasama Pusbindiklatren Bappenas dengan Program Magister Perencanaan
Kota dan Daerah (MPKD) UGM
Yogyakarta 13 Oktober, 2015
Kementerian PPN/Bappenas
OUTLINE PEMBAHASAN
 Penyelenggaraan Penataan Ruang
 Perencanaan Tata Ruang
 Koordinasi Penataan Ruang di Pusat dan
Daerah
 Status Penyelesaian RTR
2
Kementerian PPN/Bappenas
Penyelenggaraan Penataan
Ruang
3
TUR, BIN, dan WAS terhadap :
- LAK PR wilayah Nasional, provinsi, &
kabupaten/kota,
- LAK PR kws. strategis nasional, provinsi, &
kabupaten/kota
LAK PR wilayah Nasional
LAK PR kws strategis Nasional
Kerja sama PR antarnegara & fasilitasi kerja
sama antarprovinsi
NEGARA
WEWENANG
PEMERINTAH
WEWENANG
PEMERINTAH
PROVINSI
WEWENANG
PEMERINTAH
KAB./KOTA
Dalam melaksanakan
tugasnya, negara
memberikan kewenangan
penyelenggaraan
penataan ruang kepada
Pemerintah dan
pemerintah daerah
Negara menyelengga-
rakan penataan ruang
untuk sebesar-besarnya
kemakmuran raktyat
TUR, BIN, dan WAS terhadap :
- LAK PR wilayah provinsi & kabupaten/kota,
- LAK PR kws. Provinsi & kabupaten/kota
LAK PR wilayah provinsi
LAK PR kws. strategis provinsi
Kerja sama PR antarprovinsi & fasilitasi kerja
sama antarprovinsi
TUR, BIN, dan WAS terhadap :
- LAK PR Wilayah kabupaten/kota,
- LAK PR kws. strategis kabupaten/kota
LAK PR wilayah kabupaten /kota
LAK PR kws. strategis kabupaten/kota
Kerja sama PR antarkabupaten/kota
Ket:
TUR = pengaturan
BIN = pembinaan
LAK = pelaksanaan
WAS = pengawasan
PR = penataan ruang
Ps. 7 ayat (1)
Ps. 7 ayat (2)
Ps. 8
Ps. 10
Ps. 11
Seorang Menteri
Ps. 9 ayat (1)
Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Tugas dan Wewenang Penyelenggaraan Penataan
Ruang..(1)
4
Pengaturan
upaya pembentukan
landasan hukum bagi
Pemerintah, pemerintah
daerah, dan
masyarakat dalam
penataan ruang
Perencanaan
Tata Ruang
penyusunan
rencana tata
ruang
Pemanfaatan
Ruang
pelaksanaan
program
pemanfaatan
ruang beserta
pembiayaannya
Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
 Peraturan
zonasi
 Perizinan
 Insentif –
disinsentif
 Pengenaan
Sanksi
penetapan ketentuan
peraturan perundang-
undangan bidang
penataan ruang
termasuk pedoman
bidang penataan ruang.
 Pemerintah kepada
pemerintah daerah
dan masyarakat
 Pemerintah provinsi
kepada pemerintah
kabupaten/kota dan
masyarakat
 Pemerintah
kabupaten/kota
kepada masyarakat
 Pemantauan
 Evaluasi
 Pelaporan
suatu proses
untuk
menentukan
struktur ruang
dan pola
ruang yang
meliputi
penyusunan
dan penetapan
RTR
upaya untuk
mewujudkan
struktur ruang
dan pola ruang
sesuai dengan
RTR melalui
penyusunan dan
pelaksanaan
program
beserta
pembiayaannya
upaya untuk
mewujudkan
tertib tata ruang
Pembinaan
upaya untuk
meningkatkan kinerja
penataan ruang
yang diselenggarakan
oleh Pemerintah,
pemerintah daerah,
dan masyarakat
Pelaksanaan
upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
Pengawasan
upaya agar
penyelenggaraan
penataan ruang
dapat diwujudkan
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Ps. 1 angka 9 Ps. 1 angka 10
Ps. 1 angka 11
Ps. 1 angka 12
Ps. 12
Ps. 13
Ps.55 ayat (2)
Ps. 1 angka 13 Ps. 1 angka 14 Ps. 1 angka 15
Ps. 14 ayat (1) Ps. 32 ayat (1) Ps. 35
Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang
Tugas dan Wewenang Penataan Penyelenggaraan
Ruang..(2)
5
PENGATURAN
Penetapan ketentuan peraturan per-UU-an
bidang penataan ruang (termasuk pedoman
bidang penataan ruang
PEMBINAAN
 koordinasi penyelenggaraan penataan ruang;
 sosialisasi peraturan per-UU-an dan
sosialisasi pedoman bidang penataan ruang;
 pemberian bimbingan, supervisi, dan
konsultasi pelaksanaan penataan ruang;
 pendidikan dan pelatihan;
 penelitian dan pengembangan;
 pengembangan sistem informasi dan
komunikasi penataan ruang;
 penyebarluasan informasi penataan ruang
kepada masyarakat; dan
 pengembangan kesadaran dan tanggung
jawab masyarakat.
Ps. 13 ayat (2)
Ps.12
melalui
melalui
dilakukan
kepada
Ps. 13 ayat (1)
Pemerintah
Pemerintah
Provinsi
Pemerintah
Provinsi
Masyarakat
Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pengaturan dan Pembinaan Penataan Ruang
6
PELAKSANAAN
PERENCANAAN
TATA RUANG
Pemanfaatan
Ruang
Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
suatu proses untuk menentukan
struktur ruang & pola ruang yang
meliputi penyusunan & penetapan
RTR
upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan
pola ruang sesuai dengan RTR melalui
penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya
Adalah upaya untuk mewujudkan tertib
tata ruang
upaya pencapaian tujuan penataan
ruang melalui pelaksanaan:
Ps.12
Ps. 1 angka 11
Ps. 1 angka 15
Ps. 1 angka 13
Ps. 1 angka 14
Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pelaksanaan Penataan Ruang
7
PENGAWASAN PENATAAN RUANG
Kinerja
Pengaturan
Penataan
Ruang
dilakukan terhadap
Pemantauan
Evaluasi
Pelaporan
terdiri atas
dilaksanakan oleh
Pemerintah dan
pemerintah daerah Masyarakat
melibatkan
menyampaikan laporan dan/atau
pengaduan kepada Pemerintah
dan pemerintah daerah
dilakukan dengan
dilakukan dengan
mengamati & memeriksa
kesesuaian antara
penyelenggaraan
penataan ruang dgn
ketentuan peraturan
per-UU-an
terbukti terjadi
penyimpangan
administratif
Menteri, Gubernur, &
Bupati/Walikota mengambil
langkah penyelesaian sesuai
dengan kewenangannya
Gubernur mengambil langkah
penyelesaian yang tidak
dilaksanakan Bupati/Walikota
dalam hal Bupati/Walikota tidak
melaksanakan langkah penyelesaian
Menteri mengambil langkah
penyelesaian yang tidak
dilaksanakan Gubernur
dalam hal Gubernur tidak
melaksanakan langkah penyelesaian
Kinerja
pembinaan
Penataan
Ruang
Kinerja
Pelaksanaan
Penataan
Ruang
kinerja fungsi
dan manfaat
penyelenggaraan
penataan ruang
kinerja pemenuhan
standar pelayanan
minimal bidang
penataan ruang
Ps. 55 ayat (1)
Ps. 55 ayat (2)
Ps. 55 ayat (3)
Ps. 55 ayat (4)
Ps. 55 ayat (5)
Ps. 56 ayat (1)
Ps. 56 ayat (2)
Ps. 56 ayat (3) Ps. 56 ayat (4)
Ps. 58 ayat (1)
Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pengawasan Penataan Ruang
8
Kementerian PPN/Bappenas
Perencanaan Tata Ruang
9
PR berdasarkan Administrasi
(mempertegas aspek kewenangan
penyelenggaraan)
PR Wilayah Nasional
PR Wilayah Provinsi
PR Wilayah Kabupaten
PR Wilayah Kota
PR berdasarkan Nilai Strategis Kawasan
(kawasan yang secara spesifik berpengaruh
besar terhadap pencapaian tujuan PR)
Kawasan Strategis Nasional
Kawasan Strategis Provinsi
Kawasan Strategis Kabupaten
Kawasan Strategis Kota
Kewenangan
Pem. Pusat
Pem. Provinsi
Pem. Kabupaten
Pem. Kota
KEWENANGAN PENATAAN RUANG
Ps. 5 ayat (3) Ps. 5 ayat (5)
Dengan demikian, kewenangan penyusunan Rencana
Tata Ruang disesuaikan dengan kewenangan penataan
ruang berdasarkan administrasi dan nilai strategis
kawasan
Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
10
PERENCANAAN TATA RUANG
WILAYAH
PERKOTAAN
RENCANA UMUM TATA
RUANG
RENCANA RINCI TATA RUANG
RTR KWS
METROPOLITAN
RTR PULAU / KEPULAUAN
RTR KWS STRA. NASIONAL
RTR KWS STRA KABUPATEN
RTR KWS PERKOTAAN DLM
WIL KABUPATEN
RTRW KOTA RTR BAGIAN WIL KOTA
RTR KWS STRA KOTA
RDTR WIL KABUPATEN
RTR KWS STRA. PROVINSI
RDTR WIL KOTA
RTRW NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KABUPATEN
Menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang
sebagai perangkat operasional
rencana umum tata ruang
Sebagai dasar penyusunan
peraturan zonasi
a. rencana umum tata ruang
belum dapat dijadikan dasar
dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan
ruang; dan/atau
b. rencana umum tata ruang
mencakup wilayah
perencanaan yang luas dan
skala peta dalam rencana
umum tata ruang tersebut
memerlukan perincian
sebelum dioperasionalkan
disusun
apabila:
Ps. 14 ayat (1)
Ps. 14 ayat (2)
Ps. 14 ayat (3)
Ps. 14 ayat (4)
Ps. 14 ayat (5)
Ps. 14 ayat (6)
Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
11
MEKANISME PENETAPAN PERDA
RTRW PROVINSI
(BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NO.23 TAHUN 2014)
Pasal 245 ayat 2
Koordinasi dengan Menteri Yang
Membidangi Urusan Tata Ruang
Dilakukan
MENDAGRI
Gubernur
Menetapkan
Raperda menjadi
Perda
Perda RTRWP
Hasil :
Dilaporkan
12
RAPERDA YANG TELAH
DISETUJUI DPRD
DIAJUKAN OLEH
BUPATI/WALIKOTA
KONSULTASI
MENDAGRI
Atas Dasar Surat
Rekomendasi Dikoordinasi
oleh BKPRN
Dihasilkan
Diselenggarakan
Dilakukan
Persetujuan
Substansi
Teknis
Surat
Permintaan
Evaluasi dari
Bupati/
Walikota
PENYUSUNAN
-Permendagri;
-Permen PU;
-Permen Kelautan dan
Perikanan;
-Dll. Substansi Teknis
GUBERNUR C.q.
BKPRD Provinsi
Surat
Reko-
mendasi
Dihasilkan
GUBERNUR
Hasil :
Dilaporkan
Bupati/Walikota
Menetapkan
Raperda menjadi
Perda
INSTANSI
PUSAT YANG
MEMBIDANGI
URUSAN TATA
RUANG
KONSULTASI KEPADA MENTERI,
DAN SELANJUTNYA MENTERI
BERKOORDINASI DENGAN MENTERI
YANG MEMBIDANGI URUSAN
TATA RUANG
EVALUASI
Raperda RTRWK/K
Konsultasi
Evaluasi
Perda RTRWK/K
Oleh
Gubernur
Pasal 245
ayat (4)
MEKANISME PENETAPAN PERDA RTRW KABUPATEN/KOTA
(BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.23 TAHUN 2014)
Dilakukan
Hasil
Hasil Evaluasi
diikuti dengan
Pemberian
Nomor Register
13
Kementerian PPN/Bappenas
Penyelesaian
proses
kehutanan
Penyiapan
Raperda
RRTR oleh
Daerah
Permintaan
Persetujuan
Substansi
ke Menteri
ATR
Pembahasan
RRTR di
BKPRN
Persetujuan
Substansi
RRTR oleh
Menteri ATR
Penetapan
Raperda
bersama
DPRD
Perda
RRTR
Provinsi/
Kabupaten/
Kota
Evaluasi
Kemendagri
Diperlukan
rekomendasi
Gubernur
untuk RRTR
Kab/Kota
Mekanisme Penetapan Perda RRTR
Provinsi/Kabupaten/Kota..(1)
A. OLEH MENTERI ATR
14
Kementerian PPN/Bappenas
Mekanisme Penetapan Perda RRTR
Provinsi/Kabupaten/Kota..(2)
B. OLEH GUBERNUR
15
Kementerian PPN/Bappenas
Persetujuan Substansi
 Berdasarkan Permen PU No. 11 Tahun 2009 tentang Persetujuan
Substansi dalam Penetapan Raperda RTRW, diketahui bahwa
Evaluasi Materi Muatan Teknis Raperda RTRW Provnsi dan
Kabupaten/Kota dilakukan melalui forum koordinasi kelompok kerja
teknis BKPRN oleh Tim Evaluasi Persetujuan Subtansi BKPRN.
 Adapun pembentukan Tim Evaluasi Teknis Pesetujuan Substansi
Raperda RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota beserta Rencana
Rincinya ditetapkan melalui Kepmen PU No. 425 Tahun 2009, yang
beranggotakan diantaranya Eselon II dari:
• Kemenko Perekonomian
• Kemenko Polhukam
• Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
• Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
• Kementerian PPN/Bappenas
• Kementerian Dalam Negeri
• Sekretariat Kabinet
• Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
• Kementerian Kelauatan dan Perikanan
• Kementerian Perhubungan
• Kementerian Pertanian
• Kementerian Hukum dan HAM
• Kementerian EDSM
• Kementerian Perindustrian
• Kementerian Luar Negeri
• Badan Informasi Geospatial
• Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
16
Kementerian PPN/Bappenas
o Berdasarkan ketentuan Pasal 18 UU No. 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, penetapan Raperda tentang RTRW Provinsi,
Kabupaten, dan Kota beserta Rencana Rincinya dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan substansi dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang.
o Berdasarkan Pasal 58 ayat (2), Pasal 62 ayat (2), Pasal 68 ayat 2), dan
Pasal 76 ayat (2) PP No.15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang, pemberian persetujuan substansi rencana rinci
tata ruang dapat didekonsentrasikan kepada Gubernur.
o Mekanisme pelimpahan kewenangan pemberian persetujuan substansi
dalam penetapan rancangan peraturan daerah tentang rencana rinci tata
ruang kabupaten/kota dari Menteri PU kepada Gubernur telah diatur
dalam Permen PU No.: 01/PRT/M/2013.
Pelimpahan Kewenangan Persub
RRTR Kabupaten/Kota..(1)
17
Kementerian PPN/Bappenas
Sesuai dengan Permen PU No. 1/PRT/M/2013 tentang Pelimpahan Kewenangan
Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota, kriteria yang harus dipenuhi oleh
provinsi untuk mendapatkan dekon persetujuan substansi RDTR meliputi:
1.telah menetapkan peraturan daerah tentang RTRW provinsi;
2.paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah kabupaten/kota yang berada di
wilayah provinsinya telah memiliki peraturan daerah tentang RTRW kabupaten/kota;
3.memiliki paling sedikit unit eselon III teknis yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang penataan ruang;
4.memiliki badan koordinasi penataan ruang daerah provinsi yang telah operasional
dan efektif sebagai wadah koordinasi lintas sektoral di bidang penataan ruang; dan
5.memiliki sumber daya manusia yang cukup, kompeten, dan responsif di bidang
penataan ruang, terutama pada dinas teknis yang membidangi urusan pemerintahan
bidang penataan ruang yang menjadi sekretariat pelaksana teknis pelayanan
pemberian substansi RRTR kabupaten/kota
Kriteria Pelimpahan Kewenangan Persub RRTR Kab/Kota
18
Pelimpahan Kewenangan Persub
RRTR Kabupaten/Kota..(2)
ditetapkan Desember minggu pertama
atau setelah ditetapkannya Perpres
Rincian Anggaran Belanja Pemerintah
Pusat
paling lambat Juli tahun
berjalan
paling lambat Juni minggu ke-2 atau
setelah ditetapkannya Pagu
Sementara – untuk tahun anggaran
berikutnya
19
Pemberitahuan Rencana Pelimpahan
Wewenang oleh Menteri kepada
Gubernur
Pernyataan Kesediaan: Jawaban tertulis
dari Gubernur
Penilaian terhadap pemenuhan Kriteria
oleh Menteri melalui Dirjen Penataan
Ruang
Keputusan Menteri tentang pelimpahan
kewenangan pemberian persetujuan
substansi
Pelaksanaan oleh Gubernur
Gubernur tidak
memberi
jawaban =
TIDAK
BERSEDIA
DAPAT DITARIK
KEMBALI melalui
Ketetapan
Menteri
Gubernur dapat
mengajukan
permohonan secara
tertulis kepada Menteri
melalui Dirjen
Pelimpahan Kewenangan Persub
RRTR Kabupaten/Kota..(3)
Mekanisme Pelimpahan Kewenangan:
Kementerian PPN/Bappenas
No Provinsi SK Pelimpahan Dekon
1 Jawa Barat Kepmen PU No. 233/KPTS/M/2013
2 Jawa Tengah Kepmen PU No. 234/KPTS/M/2013
3 Jawa Timur Kepmen PU No. 235/KPTS/M/2013
4 Sulawesi Selatan Kepmen PU No. 236/KPTS/M/2013
5 Jambi Kepmen PU No. 224/KPTS/M/2014
6 Sumatera Barat Kepmen PU No. 225/KPTS/M/2014
7 Sulawesi Tengah Kepmen PU No. 264/KPTS/M/2014
8 DIY Kepmen PU No. 285/KPTS/M/2014
9 Gorontalo Kepmen PU No. 325/KPTS/M/2014
10 Lampung Kepmen PU No. 326/KPTS/M/2014
20
Daftar Provinsi yang Telah Menerima Pelimpahan Kewenangan
Pemberian Persetujuan Substansi RRTR Kabupaten/Kota
Pelimpahan Kewenangan Persub
RRTR Kabupaten/Kota..(4)
Kementerian PPN/Bappenas
Koordinasi Penataan Ruang
di Pusat dan Daerah
21
Kementerian PPN/Bappenas
Koordinasi Penataan Ruang
Untuk mencapai tujuan penataan ruang (aman, nyaman,
produktif, berkelanjutan) diperlukan lembaga yang
mempunyai peran yang sangat strategis dalam
koordinasi penataan ruang (perencanaan, pemanfaatan,
maupun pengendalian):
Pusat: BKPRN
Provinsi/Kabupaten/Kota: BKPRD
22
Kementerian PPN/Bappenas
Kelembagaan Koordinasi
Penataan Ruang
BKPRN BKPRD
• Menyiapkan kebijakan
penataan ruang nasional
• Pelaksanaan RTRWN secara
terpadu
• Penanganan dan
penyelesaian masalah tata
ruang
• Pemaduserasian tata ruang
• Fasilitasi kerjasama penataan
ruang antar provinsi
• Sinkronisasi rencana umum
dan rencana rinci tata ruang
• Peningkatan kapasitas
kelembagaan penataan ruang
 Wadah koordinasi penataan ruang di daerah
 Menjamin terselenggaranya penataan ruang di daerah
 Menserasikan dan mensinergikan penyelenggaraan
penataan ruang nasional dengan daerah
BKPRD Provinsi BKPRD Kab/Kota
 Perencanaan pada
tingkat provinsi
 Operasionalisasi
pemanfaatan lintas
kabupaten dan
pengelolaan kawasan
strategis (nasional)
 Pengendalian dalam
bentuk pengawasan
dan penertiban
pemanfaatan ruang
 Perencanaan tata ruang
kab/kota
 Pemanfaatan ruang kab/kota
(keterpaduan pelaksanaan
pembangunan)
 Mekanisme perizinan
(investasi)
 Pengawasan (pemantauan
& evaluasi)
 Penertiban (melalui sanksi)
Sumber: Keppres 4/2009 tentang BKPRN; Permendagri 50/2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang di Daerah
23
Kementerian PPN/Bappenas
Mekanisme Koordinasi
Penataan Ruang
S I S T E M I N F O R M A S I
RTRW Nasional/
RTR Pulau/Kep/KSN
RTRW Provinsi
RTR Kaw Strategis
Provinsi
RTRW Kabupaten
RTRW Kota
RTRW Kaw.
Strategis Kab/Kota
• Kebijakan Perwujudan Struktur
dan Pola Ruang sbg perangkat
operasional RTRWN di
Pulau/Kepulauan
• Kebijakan Pengemb. Kawasan:
- Kaw Strategis Nas
- Kebijakan Spasial Sektor al:
Sistranas, Pesisir & Pulau2 Kecil
• Arahan peraturan
zonasi
• Perizinan
• Insentif &
Disinsentif
• Sanksi
• Strategi Perwujudan Struktur Lintas
Kab/Kota
• Arah Pengembangan Wilayah/
Kawasan lintas Kab/Kota
• Pelaksanaan indikasi program
pembangunan sektor lintas
Kab/Kota
• Pembangunan Infrastruktur
• Pembangunan Kawasan
• Rencana Program Sektor
Rencana Rinci Tata
Ruang
• Arahan peraturan
zonasi
• Perizinan
• Insentif &
Disinsentif
• Sanksi
• Pengaturan
zonasi
• Perizinan
• Insentif &
Disinsentif
• Sanksi
PEMERINTAH
GUBERNUR
BUPATI/
WALIKOTA
PERENCANAAN PEMANFATAN PENGENDALIAN
LEMBAGA
OPERASIONAL
STRUKTURAL
LEMBAGA
KOORDINASI
BKPRN
MASY
BKPRD
Provinsi
MASY
BKPRD
Kab/Kota
MASY
24
Kementerian PPN/Bappenas
Hubungan Kerja BKPRN-BKPRD
Aspek BKPRN BKPRD Hubungan Kerja
Dasar Hukum
Keppres
4/2009
Permendagri
50/2009
Karena bersifat ad-hoc maka kekuatan hukum
rekomendasi BKPRN dalam penanganan konflik belum
cukup kuat sebagai dasar pelaksanaan di lapangan.
Tugas dan
Fungsi
Nasional
Provinsi dan
Kab/Kota
• Kurangnya sinergi antar K/L dan Anggota BKPRN,
karena belum adanya acuan kerja yang jelas;
• Kurangnya koordinasi antara BKPRN-BKPRD provinsi
dan BKPRD provinsi- BKPRD kab./kota;
• Perlunya penegasan fungsi dan hubungan antara
BKPRN dan BKPRD sehingga perlu disusun SOP
Struktur
Organisasi
Kementrian/
Badan/
Wasekab
SKPD
Provinsi/
Kab/Kota
Masih sering bersifat sektoral bukan bergerak/berjalan
atas nama satu kelembagaan BKPRN/BKPRD
Perencanaan,
pemanfaatan
dan
pengendalian
Internal
BKPRN
Internal
BKPRD
Belum adanya mekanisme baku yang mengatur hubungan
kerja antara BKPRN dengan BKPRD, sehingga
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang masih belum optimal.
Forum
Koordinasi
Rakernas
BKPRN
Rakerda
BKPRD
Masih kurangnya realisasi dan implementasi (tindak lanjut)
dari hasil keputusan Rakernas/Rakerda.
25
Kementerian PPN/Bappenas
Status Penyelesaian RTR
(per 25 September 2015)
26
RTRW PROVINSI
27 Provinsi
7 Provinsi
• Total: 34 Provinsi
• Per 25 September 2015 RTRW
Provinsi yang Sudah ditetapkan: 27
RTRW Provinsi
NO. PROVINSI PERDA
1 Bengkulu No. 2 Tahun 2012
2 Lampung No. 1 Tahun 2010
3 DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012
4 Jawa Barat No. 22 Tahun 2010
5 Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010
6 D.I Yogyakarta No. 2 Tahun 2010
7 Jawa Timur No. 5 Tahun 2012
8 Banten No. 2 Tahun 2011
9 Bali No. 16 Tahun 2009
10 Nusa Tenggara Barat No. 3 Tahun 2010
11 Nusa Tenggara Timur No. 1 Tahun 2011
12 Sulawesi Selatan No. 9 Tahun 2009
13 Gorontalo No. 4 Tahun 2011
14 Sumatera Barat No.13 Tahun 2012
NO. PROVINSI PERDA
15 Jambi No.10 Tahun 2013
16 Maluku No. 16 Tahun 2013
17 Maluku Utara No. 2 Tahun 2013
18 Papua Barat No.2 Tahun 2013
19 Sulawesi Tengah No. 8 Tahun 2013
20 Aceh No. 19 Tahun 2013
21 Papua No. 23 Tahun 2013
22 Sulawesi Barat No.1 Tahun 2014
23 Kep. Bangka Belitung No. 2 Tahun 2014
24 Sulawesi Utara No. 1 Tahun 2014
25 Sulawesi Tenggara No. 2 Tahun 2014
26 Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014
27 Kalimantan Tengah No. 5 Tahun 2015
TOTAL PROVINSI: 27 PROVINSI
27
68 Kabupaten
347 Kabupaten
• Total: 415 Kabupaten
• Per 25 September 2015, RTRW
Kab. yang Sudah ditetapkan: 347
RTRW Kab
28
6 Kota
87 Kota
RTRW KOTA
• Total : 93 Kota
• Per 25 September 2015,
RTRW Kota yang Sudah
ditetapkan: 87 RTRW Kota
29
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Situs BKPRN: www.bkprn.org
Situs TRP: www.trp.or.id
Portal TRP:
www.tataruangpertanahan.com
Pustaka virtual TRP:
www.scribd.com/Tata Ruang dan
Pertanahan
Milis TRP:
http://groups.google.com/d/forum/tata-
ruang-dan pertanahan
Portal Geospasial: portal.ina-sdi.or.id
TERIMA KASIH
30

More Related Content

Similar to Kelembagaan_Perencanaan_Tata_Ruang_di_Pusat dan Daerah.ppt

01. Bahan Pembekalan UUCK_v14.pdf
01. Bahan Pembekalan UUCK_v14.pdf01. Bahan Pembekalan UUCK_v14.pdf
01. Bahan Pembekalan UUCK_v14.pdf
ssuser1681ec
 
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Sigit Pramulia
 
23
2323
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...
ushfia
 
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangSinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Oswar Mungkasa
 
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruangsinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
oswar mungkasa
 
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan RuangUndang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Oswar Mungkasa
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
muhfidzilla
 
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfPPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
HackEuy
 
Implementasi Pemanfaatan Ruang RDTR dalam Pembangunan di Daerah.pdf
Implementasi Pemanfaatan Ruang RDTR dalam Pembangunan di Daerah.pdfImplementasi Pemanfaatan Ruang RDTR dalam Pembangunan di Daerah.pdf
Implementasi Pemanfaatan Ruang RDTR dalam Pembangunan di Daerah.pdf
LaodeMasrun1
 
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdfPerda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
AlyaDinaWilujeung1
 
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
syukriyabdullah
 
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptxBahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
srimuharrani2
 
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAPERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAjoihot
 
Tata Cara Pelaksanaan MONEV
Tata Cara Pelaksanaan  MONEVTata Cara Pelaksanaan  MONEV
Tata Cara Pelaksanaan MONEV
AditTong
 
201029 Sosialisasi UUCK PR - PL ITB F2.pdf
201029 Sosialisasi UUCK PR - PL ITB F2.pdf201029 Sosialisasi UUCK PR - PL ITB F2.pdf
201029 Sosialisasi UUCK PR - PL ITB F2.pdf
pengendalian1
 
Bahan Tayang KAK Penyusunan RD KPB Kawasan Transmigrasi.pdf
Bahan Tayang KAK Penyusunan RD KPB Kawasan Transmigrasi.pdfBahan Tayang KAK Penyusunan RD KPB Kawasan Transmigrasi.pdf
Bahan Tayang KAK Penyusunan RD KPB Kawasan Transmigrasi.pdf
farisgymnastiar2
 
Review RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang AmpekReview RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang Ampek
henny ferniza
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten WonosoboRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Penataan Ruang
 

Similar to Kelembagaan_Perencanaan_Tata_Ruang_di_Pusat dan Daerah.ppt (20)

01. Bahan Pembekalan UUCK_v14.pdf
01. Bahan Pembekalan UUCK_v14.pdf01. Bahan Pembekalan UUCK_v14.pdf
01. Bahan Pembekalan UUCK_v14.pdf
 
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
 
23
2323
23
 
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...
 
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangSinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
 
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruangsinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
sinergitas kebijakan-rencana-program (KRP) dalam konteks Pemanfaatan Ruang
 
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan RuangUndang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Mendagri 28 2008
Mendagri 28 2008Mendagri 28 2008
Mendagri 28 2008
 
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfPPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
 
Implementasi Pemanfaatan Ruang RDTR dalam Pembangunan di Daerah.pdf
Implementasi Pemanfaatan Ruang RDTR dalam Pembangunan di Daerah.pdfImplementasi Pemanfaatan Ruang RDTR dalam Pembangunan di Daerah.pdf
Implementasi Pemanfaatan Ruang RDTR dalam Pembangunan di Daerah.pdf
 
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdfPerda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
 
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
 
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptxBahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
 
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAPERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
 
Tata Cara Pelaksanaan MONEV
Tata Cara Pelaksanaan  MONEVTata Cara Pelaksanaan  MONEV
Tata Cara Pelaksanaan MONEV
 
201029 Sosialisasi UUCK PR - PL ITB F2.pdf
201029 Sosialisasi UUCK PR - PL ITB F2.pdf201029 Sosialisasi UUCK PR - PL ITB F2.pdf
201029 Sosialisasi UUCK PR - PL ITB F2.pdf
 
Bahan Tayang KAK Penyusunan RD KPB Kawasan Transmigrasi.pdf
Bahan Tayang KAK Penyusunan RD KPB Kawasan Transmigrasi.pdfBahan Tayang KAK Penyusunan RD KPB Kawasan Transmigrasi.pdf
Bahan Tayang KAK Penyusunan RD KPB Kawasan Transmigrasi.pdf
 
Review RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang AmpekReview RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang Ampek
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten WonosoboRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 

Kelembagaan_Perencanaan_Tata_Ruang_di_Pusat dan Daerah.ppt

  • 1. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional MATERI 2: Kelembagaan Perencanaan Tata Ruang di Pusat dan Daerah Disampaikan oleh Oswar Mungkasa (Direktur Tata Ruang dan Pertanahan) pada Diklat Fungsional Penjenjangan Perencana (FPP) Madya Spasial Kerjasama Pusbindiklatren Bappenas dengan Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD) UGM Yogyakarta 13 Oktober, 2015
  • 2. Kementerian PPN/Bappenas OUTLINE PEMBAHASAN  Penyelenggaraan Penataan Ruang  Perencanaan Tata Ruang  Koordinasi Penataan Ruang di Pusat dan Daerah  Status Penyelesaian RTR 2
  • 4. TUR, BIN, dan WAS terhadap : - LAK PR wilayah Nasional, provinsi, & kabupaten/kota, - LAK PR kws. strategis nasional, provinsi, & kabupaten/kota LAK PR wilayah Nasional LAK PR kws strategis Nasional Kerja sama PR antarnegara & fasilitasi kerja sama antarprovinsi NEGARA WEWENANG PEMERINTAH WEWENANG PEMERINTAH PROVINSI WEWENANG PEMERINTAH KAB./KOTA Dalam melaksanakan tugasnya, negara memberikan kewenangan penyelenggaraan penataan ruang kepada Pemerintah dan pemerintah daerah Negara menyelengga- rakan penataan ruang untuk sebesar-besarnya kemakmuran raktyat TUR, BIN, dan WAS terhadap : - LAK PR wilayah provinsi & kabupaten/kota, - LAK PR kws. Provinsi & kabupaten/kota LAK PR wilayah provinsi LAK PR kws. strategis provinsi Kerja sama PR antarprovinsi & fasilitasi kerja sama antarprovinsi TUR, BIN, dan WAS terhadap : - LAK PR Wilayah kabupaten/kota, - LAK PR kws. strategis kabupaten/kota LAK PR wilayah kabupaten /kota LAK PR kws. strategis kabupaten/kota Kerja sama PR antarkabupaten/kota Ket: TUR = pengaturan BIN = pembinaan LAK = pelaksanaan WAS = pengawasan PR = penataan ruang Ps. 7 ayat (1) Ps. 7 ayat (2) Ps. 8 Ps. 10 Ps. 11 Seorang Menteri Ps. 9 ayat (1) Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Tugas dan Wewenang Penyelenggaraan Penataan Ruang..(1) 4
  • 5. Pengaturan upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang Perencanaan Tata Ruang penyusunan rencana tata ruang Pemanfaatan Ruang pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya Pengendalian Pemanfaatan Ruang  Peraturan zonasi  Perizinan  Insentif – disinsentif  Pengenaan Sanksi penetapan ketentuan peraturan perundang- undangan bidang penataan ruang termasuk pedoman bidang penataan ruang.  Pemerintah kepada pemerintah daerah dan masyarakat  Pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat  Pemerintah kabupaten/kota kepada masyarakat  Pemantauan  Evaluasi  Pelaporan suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan RTR upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan RTR melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang Pembinaan upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat Pelaksanaan upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang Pengawasan upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Penyelenggaraan Penataan Ruang Ps. 1 angka 9 Ps. 1 angka 10 Ps. 1 angka 11 Ps. 1 angka 12 Ps. 12 Ps. 13 Ps.55 ayat (2) Ps. 1 angka 13 Ps. 1 angka 14 Ps. 1 angka 15 Ps. 14 ayat (1) Ps. 32 ayat (1) Ps. 35 Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Tugas dan Wewenang Penataan Penyelenggaraan Ruang..(2) 5
  • 6. PENGATURAN Penetapan ketentuan peraturan per-UU-an bidang penataan ruang (termasuk pedoman bidang penataan ruang PEMBINAAN  koordinasi penyelenggaraan penataan ruang;  sosialisasi peraturan per-UU-an dan sosialisasi pedoman bidang penataan ruang;  pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang;  pendidikan dan pelatihan;  penelitian dan pengembangan;  pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang;  penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat; dan  pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat. Ps. 13 ayat (2) Ps.12 melalui melalui dilakukan kepada Ps. 13 ayat (1) Pemerintah Pemerintah Provinsi Pemerintah Provinsi Masyarakat Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pengaturan dan Pembinaan Penataan Ruang 6
  • 7. PELAKSANAAN PERENCANAAN TATA RUANG Pemanfaatan Ruang Pengendalian Pemanfaatan Ruang suatu proses untuk menentukan struktur ruang & pola ruang yang meliputi penyusunan & penetapan RTR upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan RTR melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya Adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan: Ps.12 Ps. 1 angka 11 Ps. 1 angka 15 Ps. 1 angka 13 Ps. 1 angka 14 Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pelaksanaan Penataan Ruang 7
  • 8. PENGAWASAN PENATAAN RUANG Kinerja Pengaturan Penataan Ruang dilakukan terhadap Pemantauan Evaluasi Pelaporan terdiri atas dilaksanakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah Masyarakat melibatkan menyampaikan laporan dan/atau pengaduan kepada Pemerintah dan pemerintah daerah dilakukan dengan dilakukan dengan mengamati & memeriksa kesesuaian antara penyelenggaraan penataan ruang dgn ketentuan peraturan per-UU-an terbukti terjadi penyimpangan administratif Menteri, Gubernur, & Bupati/Walikota mengambil langkah penyelesaian sesuai dengan kewenangannya Gubernur mengambil langkah penyelesaian yang tidak dilaksanakan Bupati/Walikota dalam hal Bupati/Walikota tidak melaksanakan langkah penyelesaian Menteri mengambil langkah penyelesaian yang tidak dilaksanakan Gubernur dalam hal Gubernur tidak melaksanakan langkah penyelesaian Kinerja pembinaan Penataan Ruang Kinerja Pelaksanaan Penataan Ruang kinerja fungsi dan manfaat penyelenggaraan penataan ruang kinerja pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang Ps. 55 ayat (1) Ps. 55 ayat (2) Ps. 55 ayat (3) Ps. 55 ayat (4) Ps. 55 ayat (5) Ps. 56 ayat (1) Ps. 56 ayat (2) Ps. 56 ayat (3) Ps. 56 ayat (4) Ps. 58 ayat (1) Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pengawasan Penataan Ruang 8
  • 10. PR berdasarkan Administrasi (mempertegas aspek kewenangan penyelenggaraan) PR Wilayah Nasional PR Wilayah Provinsi PR Wilayah Kabupaten PR Wilayah Kota PR berdasarkan Nilai Strategis Kawasan (kawasan yang secara spesifik berpengaruh besar terhadap pencapaian tujuan PR) Kawasan Strategis Nasional Kawasan Strategis Provinsi Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan Strategis Kota Kewenangan Pem. Pusat Pem. Provinsi Pem. Kabupaten Pem. Kota KEWENANGAN PENATAAN RUANG Ps. 5 ayat (3) Ps. 5 ayat (5) Dengan demikian, kewenangan penyusunan Rencana Tata Ruang disesuaikan dengan kewenangan penataan ruang berdasarkan administrasi dan nilai strategis kawasan Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 10
  • 11. PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH PERKOTAAN RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG RTR KWS METROPOLITAN RTR PULAU / KEPULAUAN RTR KWS STRA. NASIONAL RTR KWS STRA KABUPATEN RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN RTRW KOTA RTR BAGIAN WIL KOTA RTR KWS STRA KOTA RDTR WIL KABUPATEN RTR KWS STRA. PROVINSI RDTR WIL KOTA RTRW NASIONAL RTRW PROVINSI RTRW KABUPATEN Menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang sebagai perangkat operasional rencana umum tata ruang Sebagai dasar penyusunan peraturan zonasi a. rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau b. rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum dioperasionalkan disusun apabila: Ps. 14 ayat (1) Ps. 14 ayat (2) Ps. 14 ayat (3) Ps. 14 ayat (4) Ps. 14 ayat (5) Ps. 14 ayat (6) Sumber: UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 11
  • 12. MEKANISME PENETAPAN PERDA RTRW PROVINSI (BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO.23 TAHUN 2014) Pasal 245 ayat 2 Koordinasi dengan Menteri Yang Membidangi Urusan Tata Ruang Dilakukan MENDAGRI Gubernur Menetapkan Raperda menjadi Perda Perda RTRWP Hasil : Dilaporkan 12
  • 13. RAPERDA YANG TELAH DISETUJUI DPRD DIAJUKAN OLEH BUPATI/WALIKOTA KONSULTASI MENDAGRI Atas Dasar Surat Rekomendasi Dikoordinasi oleh BKPRN Dihasilkan Diselenggarakan Dilakukan Persetujuan Substansi Teknis Surat Permintaan Evaluasi dari Bupati/ Walikota PENYUSUNAN -Permendagri; -Permen PU; -Permen Kelautan dan Perikanan; -Dll. Substansi Teknis GUBERNUR C.q. BKPRD Provinsi Surat Reko- mendasi Dihasilkan GUBERNUR Hasil : Dilaporkan Bupati/Walikota Menetapkan Raperda menjadi Perda INSTANSI PUSAT YANG MEMBIDANGI URUSAN TATA RUANG KONSULTASI KEPADA MENTERI, DAN SELANJUTNYA MENTERI BERKOORDINASI DENGAN MENTERI YANG MEMBIDANGI URUSAN TATA RUANG EVALUASI Raperda RTRWK/K Konsultasi Evaluasi Perda RTRWK/K Oleh Gubernur Pasal 245 ayat (4) MEKANISME PENETAPAN PERDA RTRW KABUPATEN/KOTA (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.23 TAHUN 2014) Dilakukan Hasil Hasil Evaluasi diikuti dengan Pemberian Nomor Register 13
  • 14. Kementerian PPN/Bappenas Penyelesaian proses kehutanan Penyiapan Raperda RRTR oleh Daerah Permintaan Persetujuan Substansi ke Menteri ATR Pembahasan RRTR di BKPRN Persetujuan Substansi RRTR oleh Menteri ATR Penetapan Raperda bersama DPRD Perda RRTR Provinsi/ Kabupaten/ Kota Evaluasi Kemendagri Diperlukan rekomendasi Gubernur untuk RRTR Kab/Kota Mekanisme Penetapan Perda RRTR Provinsi/Kabupaten/Kota..(1) A. OLEH MENTERI ATR 14
  • 15. Kementerian PPN/Bappenas Mekanisme Penetapan Perda RRTR Provinsi/Kabupaten/Kota..(2) B. OLEH GUBERNUR 15
  • 16. Kementerian PPN/Bappenas Persetujuan Substansi  Berdasarkan Permen PU No. 11 Tahun 2009 tentang Persetujuan Substansi dalam Penetapan Raperda RTRW, diketahui bahwa Evaluasi Materi Muatan Teknis Raperda RTRW Provnsi dan Kabupaten/Kota dilakukan melalui forum koordinasi kelompok kerja teknis BKPRN oleh Tim Evaluasi Persetujuan Subtansi BKPRN.  Adapun pembentukan Tim Evaluasi Teknis Pesetujuan Substansi Raperda RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya ditetapkan melalui Kepmen PU No. 425 Tahun 2009, yang beranggotakan diantaranya Eselon II dari: • Kemenko Perekonomian • Kemenko Polhukam • Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN • Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat • Kementerian PPN/Bappenas • Kementerian Dalam Negeri • Sekretariat Kabinet • Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan • Kementerian Kelauatan dan Perikanan • Kementerian Perhubungan • Kementerian Pertanian • Kementerian Hukum dan HAM • Kementerian EDSM • Kementerian Perindustrian • Kementerian Luar Negeri • Badan Informasi Geospatial • Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 16
  • 17. Kementerian PPN/Bappenas o Berdasarkan ketentuan Pasal 18 UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penetapan Raperda tentang RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota beserta Rencana Rincinya dilakukan setelah mendapatkan persetujuan substansi dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang. o Berdasarkan Pasal 58 ayat (2), Pasal 62 ayat (2), Pasal 68 ayat 2), dan Pasal 76 ayat (2) PP No.15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, pemberian persetujuan substansi rencana rinci tata ruang dapat didekonsentrasikan kepada Gubernur. o Mekanisme pelimpahan kewenangan pemberian persetujuan substansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tentang rencana rinci tata ruang kabupaten/kota dari Menteri PU kepada Gubernur telah diatur dalam Permen PU No.: 01/PRT/M/2013. Pelimpahan Kewenangan Persub RRTR Kabupaten/Kota..(1) 17
  • 18. Kementerian PPN/Bappenas Sesuai dengan Permen PU No. 1/PRT/M/2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota, kriteria yang harus dipenuhi oleh provinsi untuk mendapatkan dekon persetujuan substansi RDTR meliputi: 1.telah menetapkan peraturan daerah tentang RTRW provinsi; 2.paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah kabupaten/kota yang berada di wilayah provinsinya telah memiliki peraturan daerah tentang RTRW kabupaten/kota; 3.memiliki paling sedikit unit eselon III teknis yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang; 4.memiliki badan koordinasi penataan ruang daerah provinsi yang telah operasional dan efektif sebagai wadah koordinasi lintas sektoral di bidang penataan ruang; dan 5.memiliki sumber daya manusia yang cukup, kompeten, dan responsif di bidang penataan ruang, terutama pada dinas teknis yang membidangi urusan pemerintahan bidang penataan ruang yang menjadi sekretariat pelaksana teknis pelayanan pemberian substansi RRTR kabupaten/kota Kriteria Pelimpahan Kewenangan Persub RRTR Kab/Kota 18 Pelimpahan Kewenangan Persub RRTR Kabupaten/Kota..(2)
  • 19. ditetapkan Desember minggu pertama atau setelah ditetapkannya Perpres Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat paling lambat Juli tahun berjalan paling lambat Juni minggu ke-2 atau setelah ditetapkannya Pagu Sementara – untuk tahun anggaran berikutnya 19 Pemberitahuan Rencana Pelimpahan Wewenang oleh Menteri kepada Gubernur Pernyataan Kesediaan: Jawaban tertulis dari Gubernur Penilaian terhadap pemenuhan Kriteria oleh Menteri melalui Dirjen Penataan Ruang Keputusan Menteri tentang pelimpahan kewenangan pemberian persetujuan substansi Pelaksanaan oleh Gubernur Gubernur tidak memberi jawaban = TIDAK BERSEDIA DAPAT DITARIK KEMBALI melalui Ketetapan Menteri Gubernur dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri melalui Dirjen Pelimpahan Kewenangan Persub RRTR Kabupaten/Kota..(3) Mekanisme Pelimpahan Kewenangan:
  • 20. Kementerian PPN/Bappenas No Provinsi SK Pelimpahan Dekon 1 Jawa Barat Kepmen PU No. 233/KPTS/M/2013 2 Jawa Tengah Kepmen PU No. 234/KPTS/M/2013 3 Jawa Timur Kepmen PU No. 235/KPTS/M/2013 4 Sulawesi Selatan Kepmen PU No. 236/KPTS/M/2013 5 Jambi Kepmen PU No. 224/KPTS/M/2014 6 Sumatera Barat Kepmen PU No. 225/KPTS/M/2014 7 Sulawesi Tengah Kepmen PU No. 264/KPTS/M/2014 8 DIY Kepmen PU No. 285/KPTS/M/2014 9 Gorontalo Kepmen PU No. 325/KPTS/M/2014 10 Lampung Kepmen PU No. 326/KPTS/M/2014 20 Daftar Provinsi yang Telah Menerima Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi RRTR Kabupaten/Kota Pelimpahan Kewenangan Persub RRTR Kabupaten/Kota..(4)
  • 21. Kementerian PPN/Bappenas Koordinasi Penataan Ruang di Pusat dan Daerah 21
  • 22. Kementerian PPN/Bappenas Koordinasi Penataan Ruang Untuk mencapai tujuan penataan ruang (aman, nyaman, produktif, berkelanjutan) diperlukan lembaga yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam koordinasi penataan ruang (perencanaan, pemanfaatan, maupun pengendalian): Pusat: BKPRN Provinsi/Kabupaten/Kota: BKPRD 22
  • 23. Kementerian PPN/Bappenas Kelembagaan Koordinasi Penataan Ruang BKPRN BKPRD • Menyiapkan kebijakan penataan ruang nasional • Pelaksanaan RTRWN secara terpadu • Penanganan dan penyelesaian masalah tata ruang • Pemaduserasian tata ruang • Fasilitasi kerjasama penataan ruang antar provinsi • Sinkronisasi rencana umum dan rencana rinci tata ruang • Peningkatan kapasitas kelembagaan penataan ruang  Wadah koordinasi penataan ruang di daerah  Menjamin terselenggaranya penataan ruang di daerah  Menserasikan dan mensinergikan penyelenggaraan penataan ruang nasional dengan daerah BKPRD Provinsi BKPRD Kab/Kota  Perencanaan pada tingkat provinsi  Operasionalisasi pemanfaatan lintas kabupaten dan pengelolaan kawasan strategis (nasional)  Pengendalian dalam bentuk pengawasan dan penertiban pemanfaatan ruang  Perencanaan tata ruang kab/kota  Pemanfaatan ruang kab/kota (keterpaduan pelaksanaan pembangunan)  Mekanisme perizinan (investasi)  Pengawasan (pemantauan & evaluasi)  Penertiban (melalui sanksi) Sumber: Keppres 4/2009 tentang BKPRN; Permendagri 50/2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang di Daerah 23
  • 24. Kementerian PPN/Bappenas Mekanisme Koordinasi Penataan Ruang S I S T E M I N F O R M A S I RTRW Nasional/ RTR Pulau/Kep/KSN RTRW Provinsi RTR Kaw Strategis Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RTRW Kaw. Strategis Kab/Kota • Kebijakan Perwujudan Struktur dan Pola Ruang sbg perangkat operasional RTRWN di Pulau/Kepulauan • Kebijakan Pengemb. Kawasan: - Kaw Strategis Nas - Kebijakan Spasial Sektor al: Sistranas, Pesisir & Pulau2 Kecil • Arahan peraturan zonasi • Perizinan • Insentif & Disinsentif • Sanksi • Strategi Perwujudan Struktur Lintas Kab/Kota • Arah Pengembangan Wilayah/ Kawasan lintas Kab/Kota • Pelaksanaan indikasi program pembangunan sektor lintas Kab/Kota • Pembangunan Infrastruktur • Pembangunan Kawasan • Rencana Program Sektor Rencana Rinci Tata Ruang • Arahan peraturan zonasi • Perizinan • Insentif & Disinsentif • Sanksi • Pengaturan zonasi • Perizinan • Insentif & Disinsentif • Sanksi PEMERINTAH GUBERNUR BUPATI/ WALIKOTA PERENCANAAN PEMANFATAN PENGENDALIAN LEMBAGA OPERASIONAL STRUKTURAL LEMBAGA KOORDINASI BKPRN MASY BKPRD Provinsi MASY BKPRD Kab/Kota MASY 24
  • 25. Kementerian PPN/Bappenas Hubungan Kerja BKPRN-BKPRD Aspek BKPRN BKPRD Hubungan Kerja Dasar Hukum Keppres 4/2009 Permendagri 50/2009 Karena bersifat ad-hoc maka kekuatan hukum rekomendasi BKPRN dalam penanganan konflik belum cukup kuat sebagai dasar pelaksanaan di lapangan. Tugas dan Fungsi Nasional Provinsi dan Kab/Kota • Kurangnya sinergi antar K/L dan Anggota BKPRN, karena belum adanya acuan kerja yang jelas; • Kurangnya koordinasi antara BKPRN-BKPRD provinsi dan BKPRD provinsi- BKPRD kab./kota; • Perlunya penegasan fungsi dan hubungan antara BKPRN dan BKPRD sehingga perlu disusun SOP Struktur Organisasi Kementrian/ Badan/ Wasekab SKPD Provinsi/ Kab/Kota Masih sering bersifat sektoral bukan bergerak/berjalan atas nama satu kelembagaan BKPRN/BKPRD Perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian Internal BKPRN Internal BKPRD Belum adanya mekanisme baku yang mengatur hubungan kerja antara BKPRN dengan BKPRD, sehingga perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang masih belum optimal. Forum Koordinasi Rakernas BKPRN Rakerda BKPRD Masih kurangnya realisasi dan implementasi (tindak lanjut) dari hasil keputusan Rakernas/Rakerda. 25
  • 26. Kementerian PPN/Bappenas Status Penyelesaian RTR (per 25 September 2015) 26
  • 27. RTRW PROVINSI 27 Provinsi 7 Provinsi • Total: 34 Provinsi • Per 25 September 2015 RTRW Provinsi yang Sudah ditetapkan: 27 RTRW Provinsi NO. PROVINSI PERDA 1 Bengkulu No. 2 Tahun 2012 2 Lampung No. 1 Tahun 2010 3 DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 4 Jawa Barat No. 22 Tahun 2010 5 Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 6 D.I Yogyakarta No. 2 Tahun 2010 7 Jawa Timur No. 5 Tahun 2012 8 Banten No. 2 Tahun 2011 9 Bali No. 16 Tahun 2009 10 Nusa Tenggara Barat No. 3 Tahun 2010 11 Nusa Tenggara Timur No. 1 Tahun 2011 12 Sulawesi Selatan No. 9 Tahun 2009 13 Gorontalo No. 4 Tahun 2011 14 Sumatera Barat No.13 Tahun 2012 NO. PROVINSI PERDA 15 Jambi No.10 Tahun 2013 16 Maluku No. 16 Tahun 2013 17 Maluku Utara No. 2 Tahun 2013 18 Papua Barat No.2 Tahun 2013 19 Sulawesi Tengah No. 8 Tahun 2013 20 Aceh No. 19 Tahun 2013 21 Papua No. 23 Tahun 2013 22 Sulawesi Barat No.1 Tahun 2014 23 Kep. Bangka Belitung No. 2 Tahun 2014 24 Sulawesi Utara No. 1 Tahun 2014 25 Sulawesi Tenggara No. 2 Tahun 2014 26 Kalimantan Barat No. 10 Tahun 2014 27 Kalimantan Tengah No. 5 Tahun 2015 TOTAL PROVINSI: 27 PROVINSI 27
  • 28. 68 Kabupaten 347 Kabupaten • Total: 415 Kabupaten • Per 25 September 2015, RTRW Kab. yang Sudah ditetapkan: 347 RTRW Kab 28
  • 29. 6 Kota 87 Kota RTRW KOTA • Total : 93 Kota • Per 25 September 2015, RTRW Kota yang Sudah ditetapkan: 87 RTRW Kota 29
  • 30. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Situs BKPRN: www.bkprn.org Situs TRP: www.trp.or.id Portal TRP: www.tataruangpertanahan.com Pustaka virtual TRP: www.scribd.com/Tata Ruang dan Pertanahan Milis TRP: http://groups.google.com/d/forum/tata- ruang-dan pertanahan Portal Geospasial: portal.ina-sdi.or.id TERIMA KASIH 30