Makalah ini membahas dua topik utama yaitu pengenalan terhadap Allah SWT dan dasar keimanan kepada Allah SWT. Pengenalan terhadap Allah SWT meliputi mengenal keberadaan, keesaan rububiyah, keesaan uluhiyah, dan nama-nama serta sifat-sifat Allah. Dasar keimanan kepada Allah SWT adalah meyakini keesaan rububiyah dan uluhiyah-Nya.
Ringkasan singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Al-Jam'u dan al-Farqu merujuk kepada konsep dalam tasawuf yang memiliki berbagai tafsiran di antara ulama dan ahli tasawuf
2. Menurut ahli tasawuf, al-Jam'u berarti kesatuan manusia dengan Allah melalui hidayah, sementara al-Farqu berarti perintah dan larangan Allah
3. Syekh Abu Nashr al-Sarraj menjelaskan al-Jam'u sebag
Dokumen tersebut membahas tentang konsep qadha' dan qadar dalam Islam. Qadha' berarti ketetapan, sedangkan qadar berarti takdir atau nasib. Beriman kepada qadha' dan qadar adalah salah satu rukun iman. Semua peristiwa yang terjadi di dunia telah ditentukan oleh Allah sesuai dengan ilmu-Nya. Hadis menjelaskan bahwa malaikat mencatat takdir seseorang ketika ruh diserahkan.
Ringkasan singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Al-Jam'u dan al-Farqu merujuk kepada konsep dalam tasawuf yang memiliki berbagai tafsiran di antara ulama dan ahli tasawuf
2. Menurut ahli tasawuf, al-Jam'u berarti kesatuan manusia dengan Allah melalui hidayah, sementara al-Farqu berarti perintah dan larangan Allah
3. Syekh Abu Nashr al-Sarraj menjelaskan al-Jam'u sebag
Dokumen tersebut membahas tentang konsep qadha' dan qadar dalam Islam. Qadha' berarti ketetapan, sedangkan qadar berarti takdir atau nasib. Beriman kepada qadha' dan qadar adalah salah satu rukun iman. Semua peristiwa yang terjadi di dunia telah ditentukan oleh Allah sesuai dengan ilmu-Nya. Hadis menjelaskan bahwa malaikat mencatat takdir seseorang ketika ruh diserahkan.
Pai 7 iman kepada allah makna dan cakupanBryan Haryono
1. Iman kepada Allah mencakup tiga aspek utama: tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid sifat-Nya.
2. Tauhid rububiyah berarti meyakini Allah sebagai pencipta dan penguasa alam semesta. Tauhid uluhiyah berarti hanya Allah yang layak disembah.
3. Bukti keberadaan Allah meliputi bukti fitrah, akal, dan wahyu. Teori sebab-akibat, wajibul wujud
Dokumen tersebut membahas tentang rukun-rukun iman dalam agama Islam. Rukun pertama membahas tentang keesaan Allah dan sifat-Nya. Rukun kedua membahas tentang kepercayaan terhadap malaikat. Rukun ketiga membahas tentang kepercayaan terhadap kitab-kitab suci yang diturunkan Allah kepada para nabi.
UITM-(CTU) AQIDAH TERAS PEMBANGUNAN MUSLIMsakura rena
Dokumen ini membahas tentang akidah sebagai dasar pembangunan Muslim. Terdiri dari lima bagian utama: pengertian akidah, asas-asas akidah seperti tauhid dan kepercayaan kepada nabi-nabi, pembinaan dan penguatan akidah melalui ilmu, amal, dan taqwa, serta persiapan menghadapi hari akhirat.
www.infomahasiswa.com
Sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara untuk mendapatkan jodoh impian kita. Agar kita tidak kecewa dengan jodoh yang kemudian kita dapatkan
Teks tersebut membahas tentang pengertian qadha' dan qadar dalam Islam. Qadha' berarti ketetapan, sedangkan qadar berarti takdir atau nasib seseorang. Teks tersebut menjelaskan bahwa mempercayai qadha' dan qadar merupakan salah satu rukun iman, dan bahwa semua peristiwa yang terjadi, baik atau buruk, adalah menurut ketetapan dan takdir Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang sepuluh sifat terpuji Allah (asmaul husna) yang tercantum dalam Al-Quran, yaitu: Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Hadl, As-Salam, Asy-Syakur, Al-’Adl, Al-Malik, Al-Khaliq, Al-Gaffar, dan Al-Hasib. Sifat-sifat tersebut mencerminkan kesempurnaan dan kekuasaan Allah atas alam semesta.
Dokumen tersebut merupakan terjemahan buku Jawaahirul Kalaamiyyah karya Syaikh Thahir bin Shalih Aljazairi yang membahas tentang akidah Islam meliputi iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab suci, rasul-rasul, hari akhirat, dan takdir Allah. Dokumen ini juga menjelaskan sifat-sifat Allah dan cara beriman kepada-Nya secara rinci.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian iman kepada Allah SWT, dalil naqli mengenai iman kepada Allah, pengertian Asmaul Husna sebagai nama-nama terbaik milik Allah SWT, sepuluh sifat Allah dalam Asmaul Husna beserta penjelasannya, serta sifat wajib dan mustahil bagi Allah SWT.
Akidah merupakan pegangan yang kuat terhadap asas-asas keimanan seperti beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab suci, nabi-nabi, hari akhirat, dan takdir. Beriman kepada asas-asas ini penting bagi pembangunan umat Islam."
1. Dokumen membahas tentang iman kepada Allah SWT, termasuk pengertian ma'rifat Allah, cara berma'rifat, dan bidang-bidang yang dianjurkan untuk dipikirkan seperti ciptaan Allah di langit dan bumi.
2. Iman kepada Allah berarti meyakini keberadaan, sifat, dan zat Allah, yang dapat dicapai melalui ma'rifat Allah dengan mempelajari ciptaan-Nya dan mengetahui nama dan sifat-Nya
Pai 7 iman kepada allah makna dan cakupanBryan Haryono
1. Iman kepada Allah mencakup tiga aspek utama: tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid sifat-Nya.
2. Tauhid rububiyah berarti meyakini Allah sebagai pencipta dan penguasa alam semesta. Tauhid uluhiyah berarti hanya Allah yang layak disembah.
3. Bukti keberadaan Allah meliputi bukti fitrah, akal, dan wahyu. Teori sebab-akibat, wajibul wujud
Dokumen tersebut membahas tentang rukun-rukun iman dalam agama Islam. Rukun pertama membahas tentang keesaan Allah dan sifat-Nya. Rukun kedua membahas tentang kepercayaan terhadap malaikat. Rukun ketiga membahas tentang kepercayaan terhadap kitab-kitab suci yang diturunkan Allah kepada para nabi.
UITM-(CTU) AQIDAH TERAS PEMBANGUNAN MUSLIMsakura rena
Dokumen ini membahas tentang akidah sebagai dasar pembangunan Muslim. Terdiri dari lima bagian utama: pengertian akidah, asas-asas akidah seperti tauhid dan kepercayaan kepada nabi-nabi, pembinaan dan penguatan akidah melalui ilmu, amal, dan taqwa, serta persiapan menghadapi hari akhirat.
www.infomahasiswa.com
Sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara untuk mendapatkan jodoh impian kita. Agar kita tidak kecewa dengan jodoh yang kemudian kita dapatkan
Teks tersebut membahas tentang pengertian qadha' dan qadar dalam Islam. Qadha' berarti ketetapan, sedangkan qadar berarti takdir atau nasib seseorang. Teks tersebut menjelaskan bahwa mempercayai qadha' dan qadar merupakan salah satu rukun iman, dan bahwa semua peristiwa yang terjadi, baik atau buruk, adalah menurut ketetapan dan takdir Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang sepuluh sifat terpuji Allah (asmaul husna) yang tercantum dalam Al-Quran, yaitu: Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Hadl, As-Salam, Asy-Syakur, Al-’Adl, Al-Malik, Al-Khaliq, Al-Gaffar, dan Al-Hasib. Sifat-sifat tersebut mencerminkan kesempurnaan dan kekuasaan Allah atas alam semesta.
Dokumen tersebut merupakan terjemahan buku Jawaahirul Kalaamiyyah karya Syaikh Thahir bin Shalih Aljazairi yang membahas tentang akidah Islam meliputi iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab suci, rasul-rasul, hari akhirat, dan takdir Allah. Dokumen ini juga menjelaskan sifat-sifat Allah dan cara beriman kepada-Nya secara rinci.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian iman kepada Allah SWT, dalil naqli mengenai iman kepada Allah, pengertian Asmaul Husna sebagai nama-nama terbaik milik Allah SWT, sepuluh sifat Allah dalam Asmaul Husna beserta penjelasannya, serta sifat wajib dan mustahil bagi Allah SWT.
Akidah merupakan pegangan yang kuat terhadap asas-asas keimanan seperti beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab suci, nabi-nabi, hari akhirat, dan takdir. Beriman kepada asas-asas ini penting bagi pembangunan umat Islam."
1. Dokumen membahas tentang iman kepada Allah SWT, termasuk pengertian ma'rifat Allah, cara berma'rifat, dan bidang-bidang yang dianjurkan untuk dipikirkan seperti ciptaan Allah di langit dan bumi.
2. Iman kepada Allah berarti meyakini keberadaan, sifat, dan zat Allah, yang dapat dicapai melalui ma'rifat Allah dengan mempelajari ciptaan-Nya dan mengetahui nama dan sifat-Nya
Dokumen tersebut membahas tentang cara mengenal Allah dengan menjelaskan empat hal utama yaitu mengenal wujud Allah, mengenal nama dan sifat-Nya, mengenal ulohiyah dan rububiyah-Nya. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai dalil Alquran dan hadis tentang empat poin utama tersebut.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang rincian rangkaian sendi agama Islam meliputi tauhid, fiqih, dan tasawwuf.
2. Tauhid membahas tentang sifat-sifat Allah seperti wujud, kekal, kuasa, dan keesaan-Nya.
3. Fiqih membahas tentang rukun Islam, hukum-hukum agama, dan taharah.
4. Tasawwuf membahas tentang syahadat se
1. Beriman kepada enam rukun iman wajib bagi umat Islam, termasuk iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, nabi-nabi, hari akhir, dan takdir Allah.
2. Malaikat diciptakan dari cahaya dan patuh kepada Allah, sedangkan jin diciptakan dari api dan termasuk makhluk gaib.
3. Kitab-kitab Allah yang diwahyukan kepada nabi-nabi terdahulu meliputi Taurat, Z
Dokumen ini berisi ringkasan tentang beberapa topik yang terkait dengan ajaran Islam, yaitu: 1) hal-hal yang membatalkan dua kalimat syahadat, 2) tauhid asma' dan sifat Allah, 3) ilmu Allah, 4) ma'iyyatullah, dan 5) syirik. Topik-topik ini dijelaskan secara singkat beserta contoh-contohnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Allah sebagai Khaliq memiliki berbagai sifat seperti wujud, qidam, baqa', dan kekuasaan. Allah menciptakan alam semesta dan isinya tanpa contoh dan bantuan dari makhluk lain.
Dokumen tersebut membahas tentang ruang lingkup agama dan akidah Islam secara umum. Terdapat penjelasan mengenai hubungan manusia dengan agama, klasifikasi agama termasuk agama Islam, sumber agama Islam, pembagian akidah Islam, dan bahaya penyimpangan akidah. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan pemahaman akidah sejak zaman rasul hingga saat ini.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Malaikat dapat dilihat oleh manusia dalam bentuk manusia seperti ketika Jibril menemui Maryam.
2. Bentuk asli malaikat adalah jisim halus yang tidak terlihat oleh mata manusia kecuali nabi.
3. Menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim.
Hadis ini membahas tentang tiga pilar utama agama Islam yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Iman adalah kepercayaan murni kepada Allah SWT dan atribut-Nya. Islam adalah pelaksanaan syariat Islam melalui ritual-ritual ibadah. Ihsan adalah ketakwaan dalam beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. Hadis ini juga menjelaskan tentang kedatangan Jibril AS untuk mengajarkan Rasulullah SAW tentang
1. i
MAKALAH AGAMA ISLAM II
IMAN KEPADA ALLAH S.W.T
ABDUL HAMID ALY,SPd.,M.Pd
Oleh Kelompok 04:
FIA ADILIA ALFINA CHUSWANDONO 2190108184
ERIKA DIAH SAFITRI 21901081185
ELFANA DWI FIRDAUS 21901081189
MOHAMAD RAMADHANY IDRIS 21901081191
M. HAIDAR ALI 21901081240
SHAFA AURELIA AZZAHRA 219010842
SALMAN AL FRIZY 21901081245
Kelas M-06
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
2. ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah pengatur dan pemelihara seluruh alam. Shalawat serta salam
Kepada nabi dan Rasulnya Muhammad SAW, juga keluarganya, sahabatnya, serta seluruh
umatnya yang mengikuti sunnahnya.
Makalah ini yang terkait dengan pengenalan dan dasar keimana kepada Allah.. Tujuan kami
membuat makalah ini agar seluruh mahasiswa dan mahasiswi dapat meninjau dan mengetahui
tentang dasar dan pengenalan kepada Allah dengan melalui beberapa cara seperti, berdiskusi dan
sebagainya. Karena itu sangat diharapkan bagi mahasiswa dan mahasiswi jurusan Manajemen
untuk memahaminya.
Kami meyakini bahwa makalah ini tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu saran dan
kritik dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin
Malang 14 Maret 2020
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................ii
DAFRAR ISI ..................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................2
2.1 Pengenalan Terhadap Allah SWT..............................................................................................................2
2.2 Dasar Keimanan Kepada Allah SWT ........................................................................................................10
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................18
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai umat Muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, tentunya
wajib meyakini adanya Allah SWT. Maka dari itu, perlu adanya ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan dan memperkokoh keimanan Kita kepad Allah. Hal tersebut penting
dilakukan agar Kita tidak terjerumus kepada kesesatan dan jalur yang menyimpang dari
ajaran keesaan Allah SWT seperti kemusyrikan, syirik dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa makna pengenalan terhadap Allah SWT?
2. Apa dasar keimanan kepada Allah SWT ?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui dan memahami makna pengenalan terhadap Allah SWT
2. Untuk mengetahui dan memahami dasar keimanan kepada Allah SWT
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan Terhadap Allah S.W.T
Kemuliaan suatu ilmu tergantung pada perkara yang dipelajari dalam ilmu tersebut. Karena
tidak ada yang lebih mulia daripada Allâh Subhanahu wa Ta’ala, maka ilmu mengenal Allâh
merupakan ilmu yang paling mulia. Cara mengenal Allâh itu bisa dilakukan melalui :
• Ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda keagungan Allâh pada alam semesta atau seluruh
makhlukNya), dan
• Ayat-ayat syar’iyah (tanda-tanda keagungan Allâh, pada syari’at atau agama-Nya).
Mengenal Allâh Azza wa Jalla mencakup 4 bagian yaitu :
1. Mengenal keberadaan Allâh.
2. Mengenal keesaan rububiyah Allâh.
3. Mengenal keesaan uluhiyah Allâh (hak Allâh untuk diibadahi)
4. Mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allâh Azza wa Jalla
Keempat bagian ini merupakan satu kesatuan, tidak boleh dipisah-pisahkan. Berikut ini
penjelasan singkat tentang empat perkara di atas.
1. MENGENAL ADANYA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA
Kita wajib meyakini bahwa Allâh Pencipta seluruh makhluk benar-benar ada, walaupun kita
tidak pernah bertemu, melihat, mendengar secara langsung. Banyak sekali dalil-dalil yang
menunjukkan hal ini. Diantaranya firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
َونُقِلَاخْلا ُمُه ْمَأ ٍءْيَش ِْريَغ ْنِم واُقِلُخ ْمَأ
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun (yakni tanpa Pencipta), ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri)? [ath-Thûr/52:35]
6. 3
Maksudnya, keadaan manusia atau makhluk yang sudah ada ini tidak lepas dari salah satu dari
tiga keadaan :
a. Mereka ada tanpa Pencipta. Ini tidak mungkin. Tidak ada akal sehat yang bisa menerima
bahwa sesuatu itu ada tanpa ada yang membuatnya.
b. Mereka menciptakan diri mereka sendiri. Ini lebih tidak mungkin lagi. Karena bagaimana
mungkin sesuatu yang awalnya tidak ada menciptakan sesuatu yang ada.
c. Inilah yang haq, yaitu Allâh Azza wa Jalla yang telah menciptakan mereka, Dialah Sang
Pencipta, Penguasa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Seorang Arab Baduwi ditanya, “Apakah bukti tentang adanya Allâh Azza wa Jalla?” Dia
menjawab, “Subhânallâh (Maha Suci Allâh)! Sesungguhnya kotoran onta menunjukkan adanya
onta, bekas telapak kaki menunjukkan adanya perjalanan! Maka langit yang memiliki bintang-
bintang, bumi yang memiliki jalan-jalan, lautan yang memiliki ombak-ombak, tidakkah hal itu
menunjukkan adanya al-Lathîf (Allâh Yang Maha Baik) al-Khabîr (Maha Mengetahui).”
Imam Ahmad rahimahullah ditanya tentang hal ini, beliau menjawab, “Ada sebuah
benteng yang kokoh, halus, tidak ada pintu dan jendela. Luarnya seperti perak putih, dalamnya
seperti emas murni. Ketika dalam keadaan demikian, tiba-tiba temboknya terbelah, lalu keluarlah
darinya seekor binatang yang dapat mendengar dan melihat, memiliki bentuk yang indah dan
suara yang merdu.”
Yang dimaksudkan oleh Imam Ahmad adalah seekor ayam yang keluar dari telurnya. [Lihat
Tafsîr Ibnu Katsîr, surat al-Baqarah, ayat ke-21]
Sesungguhnya keyakinan adanya Sang Pencipta, Allâh Azza wa Jalla , merupakan fithrah
makhluk. Oleh karena itulah Fir’aun, bahkan Iblis, juga meyakini hal ini. Allâh Subhanahu wa
Ta’ala berfirman tentang Fir’aun dan kaumnya yang mengingkari mu’jizat Nabi Musa
Alaihissallam :
7. 4
َينِدِسْفُمْلا ُةَبِقاَع َانَك َْفيَك ْرُظْناَف ۚ ا ًّوُلُع َو اًمْلُظ ْمُهُسُفْنَأ اَهْتَنَقْيَتْسا َو اَهِب ُوادَحَج َو
Dan mereka (Fir’aun dan kaumnya) mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan
(mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan
orang-orang yang berbuat kebinasaan. [an-Naml/27:14]
Oleh karena itu, tidaklah semata-mata seseorang meyakini adanya Allâh berarti dia adalah orang
Islam atau beriman.
2. MENGENAL KEESAAN RUBUBIYAH ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA
Kita wajib meyakini keesaan rububiyah Allâh, yaitu bahwa hanya Allâh yang mencipta,
memiliki, menguasai, dan mengatur seluruh makhluk. Hanya Allâh Azza wa Jalla yang
menghidupkan, mematikan, memberi rizqi, mendatangkan kebaikan, mendatangkan bencana.
Tidak ada sekutu bagi Allâh Azza wa Jalla dalam seluruh perkara di atas, baik malaikat, nabi,
wali, jin, ruh, atau lainnya.
Rububiyah (mencipta, memiliki, dan mengatur/menguasai) seluruh alam semesta ini hanyalah
bagi Allâh semata. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
َينِمَلاَعْلا ِبَر ِ ه ِّلِل ُدْمَحْلا
Segala puji bagi Allah, Rabb (Pemilik, Penguasa) semesta alam. [al-Fâtihah/1:2]
Jenis tauhid ini tidak diingkari oleh orang-orang musyrik di zaman Rasûlullâh, bahkan mereka
mengakuinya, sebagaimana dinyatakan oleh beberapa ayat al-Qur’ân. Antara lain, firman Allâh
Azza wa Jalla .
هيَحْلا ُج ِرْخُي ْنَم َو َارَصْبَ ْاْل َو َعْمهسال ُكِلْمَي ْنهمَأ ِض ْرَ ْاْل َو ِاءَمهسال َنِم ْمُكُقُزْرَي ْنَم ْلُقُي ْنَم َو ِيَحْلا َنِم َتِيَمْلا ُج ِرْخُي َو ِتِيَمْلا َنِمُرِبَد
َونُقهتَت ََلَفَأ ْلُقَف ۚ ُ اّلِله َونُلوُقَيَسَف ۚ َرْمَ ْاْل
8. 5
“Katakanlah, “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah
yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang
hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang
mengatur segala urusan” Maka mereka (orang-orang musyrik jahiliyah) menjawab, “Allâh”.
Maka katakanlah: “Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?” [Yunus/10: 31]
Demikian juga Iblis mengakui hal ini, dia mengakui bahwa Allâh-lah yang telah menciptakannya
dari api.
َان ْنِم يِنَتْقَلَخ ُهْنِم ٌْريَخ َانَأ َلاَق ۖ َكُتْرَمَأ ْذِإ َدُجْسَت هَّلَأ َكَعَنَم اَم َلاَقٍينِط ْنِم ُهَتْقَلَخ َو ٍر
Allah berfirman, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku
menyuruhmu?” Iblis menjawab “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api
sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. [al-A’râf/7:12]
Oleh karena itulah, seseorang yang meyakini adanya Allâh dan keesaan kekuasaan-Nya belum
bisa disebut orang Islam atau orang beriman, sampai dia mengimani keesaan uluhiyah Allâh,
juga mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allâh, sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini.
3. MENGENAL KEESAAN ULUHIYAH ALLAH (HAK-NYA UNTUK DIIBADAHI).
Kita meyakini bahwa yang berhak diibadahi hanya Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Tidak boleh
memberikan ibadah kepada selain Allâh, walaupun kepada makhluk yang dekat kepada-Nya,
seperti malaikat atau rasul Allâh Azza wa Jalla . Apalagi kepada makhluk yang derajatnya di
bawah mereka, seperti: manusia, jin, binatang, pohon, batu, senjata, planet, bintang, ataupun
lainnya.
Tauhid inilah makna yang terkandung di dalam perkataan Lâ ilâha illa Allâh, karena maknanya
adalah tidak ada yang berhak diibadahi selain Allâh. Dia Azza wa Jalla berfirman :
ُينِعَتْسَن َهاكيِإ َو ُدُبْعَن َهاكيِإ
9. 6
Hanya Engkaulah yang kami ibadahi dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. [al-
Fâtihah/1:5]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman :
َونُمِلْسُم ْمُتْنَأ ْلَهَف ۖ ٌد ِاح َو ٌهَٰلِإ ْمُكُهَٰلِإ اَمهنَأ هيَلِإ ٰىَحُوي اَمهنِإ ْلُق
Katakanlah, “Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah,”Bahwasanya Ilahmu (yang
kamu ibadahi) adalah Ilah Yang Esa, maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)”. [al-
Anbiyâ’/21:108]
Keimanan terhadap keesaan uluhiyah Allâh (hakNya untuk diibadahi) ini adalah inti dakwah
seluruh rasul. Dan inilah yang diingkari oleh orang-orang musyrik dan kafir. Allâh Azza wa Jalla
berfirman.
﴿ٌابهذَك ٌر ِاحَس اَذَٰه َونُرِفاَكْلا َلاَق َو ۖ ْمُهْنِم ٌرِذْنُم ْمُهَءاَج ْنَأ ُواب ِجَع َو٤ٌابَجُع ٌءْيَشَل اَذَٰه هنِإ ۖ ًاد ِاح َو اًهَٰلِإ َةَهِل ْاْل َلَعَجَأ﴾
“Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan
mereka; dan orang-orang kafir berkata, “ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta”.
Mengapa ia menjadikan ilah-ilah itu Ilah Yang Satu saja. Sesungguhnya ini benar-benar suatu
hal yang sangat mengherankan. [Shad/38: 4-5]
Tujuan dari pengenalan keesaan uluhiyah Allâh ini adalah supaya kita mencintai Allâh, tunduk
kepada-Nya, takut dan berharap kepada-Nya, serta mengesakan ibadah hanya kepada-Nya.
Ibadah kepada Allâh yaitu merendahkan diri dan taat kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala dengan
penuh kecintaan, pengagungan, mengharapkan rahmat, dan takut terhadap siksa. Hal itu
dilakukan dengan cara melaksanakan perintah Allâh Azza wa Jalla dan menjauhi larangan-Nya.
10. 7
Adapun ruang lingkup ibadah yaitu segala yang dicintai dan diridhai oleh Allâh Azza wa Jalla ,
baik berupa perkataan dan perbuataan, yang lahir maupun yang batin.
Ibadah akan diterima oleh Allâh dengan dua syarat yaitu ikhlas dan mutâba’ah. Ikhlas yaitu:
mencari ridha Allâh semata, sedangkan mutâba’ah, yaitu mengikuti Sunnah (ajaran) Nabi
Muhammad.
Oleh karena itu orang yang meyakini keesaan hak Allâh untuk diibadahi, dia akan
mempersembahkan segala jenis ibadah hanya kepada-Nya semata. Di antara jenis-jenis ibadah
adalah ketaatan yang mutlak dengan harap dan takut; kecintaan yang disertai ketundukan mutlak;
do’a; niat di dalam beribadah (ikhlas); menyembelih binatang; takut; tawakal; dan lainnya.
4. MENGENAL NAMA-NAMA DAN SIFAT ALLAH
Yaitu mengimani dan menetapkan seluruh nama-nama Allâh dan sifat-sifat-Nya, yang tersebut di
dalam Kitab al-Qur’ân dan Sunnah yang shahih, dengan tanpa menyerupakan dengan makhluk.
Allâh Azza wa Jalla berfirman,
ُناَك اَم َن ْوَزْجُيَس ۚ ِهِئاَمْسَأ يِف َُوند ِحْلُي َينِذهلا واُرَذ َو ۖ اَهِب ُهوُعْداَف َٰىنْسُحْلا ُءاَمْسَ ْاْل ِ ه ِّلِل َووُلَمْعَي واَن
“Hanya milik Allâh asmâ-ul husnâ, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmâ-ul
husnâ itu dan tinggalakanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
[al-A’râf/7: 180]
ُير ِصَبْلا ُعيِمهسال َوُه َو ۖ ٌءْيَش ِهِلْثِمَك َْسيَل
11. 8
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. [asy-Syûrâ/42:11]
Sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala adalah Yang Paling Tahu segala perkara, termasuk
yang paling tahu tentang Allâh adalah Allah Azza wa Jalla sendiri. Allah Azza wa Jalla
berfirman :
ُ اّلِله ِمَأ ُمَلْعَأ ْمُتْنَأَأ ْلُق
Katakanlah: “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allâh?” [al-Baqarah/2: 140]
Demikian juga yang paling mengetahui tentang Allâh di antara semua makhluk adalah Rasul-
Nya. Sehingga penjelasan para Rasul tentang Allâh Azza wa Jalla adalah haq. Sedangkan
perkataan orang-orang kafir dan musyrik tentang Allâh hanyalah dugaan semata. Allâh berfirman
:
﴿َونُف ِصَي اهمَع ِة هزِعْلا ِبَر َكِبَر َانَحْبُس٠٨١﴿َينِلَس ْرُمْلا ىَلَع ٌم ََلَس َ﴾و٠٨٠َينِمَلاَعْلا ِبَر ِ ه ِّلِل ُدْمَحْلا َو ﴾
Maha suci Rabbmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan, dan
kesejahteraan dilimpahkan atas Para rasul, dan segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam.
[ash-Shâffât/37: 180-182]
Oleh karena itulah mengenal nama dan sifat Allâh Azza wa Jalla hanyalah lewat jalan wahyu.
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata tentang sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
:
اَيْنُّدال ِاءَمَس ىَلِإ ُل ِزْنَي َهللا هنِإ
Sesungguhnya Allâh turun ke langit dunia
12. 9
Atau :
ِةَماَيِقْلا يِف ىَُري َهللا هنِإ
Sesungguhnya Allâh akan dilihat pada hari kiamat
Dan yang serupa dengan hadits-hadits ini, “Kami beriman kepadanya dan
membenarkannya, dengan tanpa (bertanya) bagaimana, tanpa (menetapkan) makna (yang lain),
tanpa menolak sesuatu darinya. Dan kami mengetahui bahwa semua yang dibawa oleh
Rasûlullâh n adalah haq, kami tidak menolak Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kami
tidak mensifati Allâh lebih dari yang Dia menyifati diri-Nya dengan tanpa batasan dan akhir.
(Allâh Azza wa Jalla berfirman :)
َبْلا ُعيِمهسال َوُه َو ۖ ٌءْيَش ِهِلْثِمَك َْسيَلُير ِص
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. [asy-Syûrâ/42:11]
Dan kami mengatakan (tentang sifat Allâh) sebagaimana Dia berkata; Kami menyifati-
Nya dengan semua sifat yang Allâh pergunakan untuk menyifati diri-Nya; Dan kami tidak
melanggar batasan itu. Dan penyifatan dari orang-orang yang menyifati-Nya tidak sampai
kepada hakikat-Nya. Kami beriman kepada al-Qur’ân semuanya, baik yang muhkam (maknanya
jelas) dan mutasyabih (maknanya samar). Dan kami tidak akan menghilangkan dari-Nya satu
sifat pun dari sifat-sifat-Nya karena kekejian yang dibuat-buat, kami tidak melanggar batas al-
Qur’ân dan al-Hadîts. Dan kami tidak mengetahui hakekatnya keculai dengan membenarkan
Rasûlullâh n dan menetapkan al-Qur’ân.” [Lum’atul I’tiqâd, hlm. 3]
13. 10
2.2 Dasar Keimanan Kepada Allah S.W.T
1.Dasar beriman kepada Allah
Jika di perhatikan proses pengamatan manusia, mula-mula panca indera menerima rangsangan
dari luar , kesan dan rangsangan itu disalurkan ke otak, otak menerima dan menyadari rangsangan
itu, lalu meminta pertimbangan kepada hati, hasil pertimbangan dilaporkan kembali ke otak,
melalui saraf, otak mengintruksikan anggota tubuh untuk berbuat.
Semua kesan / rangsangan dari luar tentang alam ini dipertimbangkan oleh hati, hati yang
memberi pertimbangan atau berkeyakinan untuk berbicara berbuat, adanya alam semesta ini dan
zat yang menciptakannya, yakni Allah di yakini oleh hati. Keyakinan ini di ikuti dengan ucapan
pengakuan akan adanya Allah serta dibarengi pula dengan perbuatan berupa amal ibadah
kepadanya, pengakuan hati merupakan dasar iman. Perlu di ingat bahwa hanya pengakuan tidak
akan ada artinya tanpa ucapan lisan dan pengalaman anggota badan, sebab pengakuan hati,
pengucapan lisan dan pengalaman anggota badan merupakan satu kesatuan yang tak dapat di
pisahkan.
Namun demikian untuk mencapai iman yang benar tidak cukup adanyan dengan pengakuan
hati,pengucapan lisan dan mengamalkan angota badan tetapi juga harus di padukan dengan
tuntunan oleh Allah (Alquran)serta hadis rasullulah.
2.Cara beriman kepada Allah
a.Bersifat Ijamli
Cara beriman bersifat ini,maksudnya mempercayai Allah secara umum atau secara garis
Allah,kita percaya akan allah itu ada dan allah maha pencipta,maha pengatur,maha pengusa
hanya Allah yang pantas di sembah oleh manusia dan meminta pertolongan dan tempat manusia
akan kembali.
b.Bersifat Tafsili
Cara beriman dengan tafsili yaitu mempercaiyai Allah secara terperenci,mempercai dengan
sepenuh hati bahwa Allah mempunyai sifat wajib,dan Allah,mempunyai sifat mustahil yang
jumlahnya sama dan memiliki sifat jaiz dalam hal kutrat dan iradatnya.
B. Bukti-Bukti adanya Allah
1.hakikat manusia sebagai makluk yang bertuhan
14. 11
Pada hakikat manusia membutuhkan yang maha kuasa tempat berlindung dan semua agama
mengakui adanya tuhan
2.ayat-ayat Alquran
Di dalam kitap alquran terdapat ayat-ayat adanya Allah tuhan yang maha kuasa di antaranya:
a.surat Albaqarah ayat 163
َلِإ ََّل ٌد ِاح َو ٌهَلِإ ْمُكُهَلِإ َو(ُمي ِحهالر ُنَمْحهالر َوُه هَّلِإ َه361)
Artinya : Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
b.surat ar rum ayat 25
َ ْاْل َو ُءاَمهسال َموُقَت ْنَأ ِهِتاَياَء ْنِم َو(َونُجُرْخَت ْمُتْنَأ اَذِإ ِض ْرَ ْاْل َنِم ًة َوْعَد ْمُكاَعَد اَذِإ همُم ِه ِرْمَمِب ُض ْر52)
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan
iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga)
kamu keluar (dari kubur).
c.surat arrad ayat 2 s/d 4
َرَمَقْلا َو َسْمهشال َرهخَس َو ِشْرَعْلا ىَلَع ى َوَتْسا همُم اَهَن ْوَرَت ٍدَمَع ِْريَغِب ِتا َوَمهسال َعَفَر يِذهلا ُ اّلِلهُرِبَدُي ىًّمَسُم ٍلَجَ ِْل ي ِرْجَي لُكَرْمَ ْاْل
(َونُنِقوُت ْمُكِبَر ِاءَقِلِب ْمُكهلَعَل ِتاَي ْاْل ُل ِصَفُي5ِْنيَج ْوَز اَهيِف َلَعَج ِتاَرَمهثال ِلُك ْنِم َو اًارَهْنَأ َو َيِسا َوَر اَهيِف َلَعَج َو َض ْرَ ْاْل هدَم يِذهلا َوُه َ)و
ْوَقِل ٍتاَي َْل َكِلَذ يِف هنِإ َارَههنال َلْيهلال يِشْغُي ِْنيَنْما(َونُرهكَفَتَي ٍم1)ٌلي َِخن َو ٌعْرَز َو ٍبَانْعَأ ْنِم ٌاتهنَج َو ٌاتَرِواَجَتُم ٌعَطِق ِض ْرَ ْاْل يِف َو
اَي َْل َكِلَذ يِف هنِإ ِلُكُ ْاْل يِف ٍضْعَب ىَلَع اَهَضْعَب ُل ِضَفُن َو ٍد ِاح َو ٍاءَمِب ىَقْسُي ٍان َوْن ِص ُْريَغ َو ٌان َوْن ِص(َونُلِقْعَي ٍم ْوَقِل ٍت4)
Artinya : Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing
beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. Dan
Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai
padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan
malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan. Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,
dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak
bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas
sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
15. 12
3.kejadian alam semesta
Akal yang sehat tentu akan menyandari bahwa adanya sesuatu adanya yang
mengadakannya.demikiaan pula dengan alam semesta ini beserta isi nya pasti ada yang
menciptakan dan pencipta jagat raya ini pasti zat pencipta alam.
4.kejadian manusia
Lewat kejadian manusia terbukti manusia di ciptakan oleh zat maha kuasa.tidak mungkin
manusia ada dengan sendirinya Allah berfirman Almukminun ayat 12-14
(ٍينِط ْنِم ٍةَل ََلُس ْنِم َانَسْنِ ْاْل َانْقَلَخ ْدَقَل َو35اَرَق يِف ًةَفْطُن ُهَانْلَعَج همُم)(ٍينِكَم ٍر31ْقَلَخَف ًةَغْضُم َةَقَلَعْلا َانْقَلَخَف ًةَقَلَع َةَفْطُّنال َانْقَلَخ همُم)َان
ِلَاخْلا ُنَسْحَأ ُ اّلِله َكَارَبَتَف ََرخاَء اًقْلَخ ُهَانَْمشْنَأ همُم اًمْحَل َماَظِعْلا َان ْوَسَكَف اًماَظِع َةَغْضُمْلا(َينِق34)
Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
C.Aspek-Aspek yang mencakup iman kepada Allah SWT
Adapun yang mencakup aspek iman kepada Allah SWT ialah:
1.Iman Akan adanya Allah
Kebesaran Allah ini dapat dibuktikan oleh fitrah, akal, syara’ (Al-Quran dan Hadis)
danperasaan, hal ini sebagaimana terperinci di dalam poin-poin berikut ini :
a.Dalil kebesaran Allah berdasarkan fitrah.
Semua mahkluk di ciptakan oleh Allah dalam keadaan beriman kepada penciptanya, tanpa
melalui proses berputar. Seseorang tidak akan berpaling dari fitrah ini kecuali jika ada sesuatu
yang memalingkan hatinya dari fitrah tersebut. Sebagaimana sabda nabi “tidak ada anak yang
terlahir kecuali di lahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya
Yahudi dan Nasrani atau Majusi” (H.R Bukhari)
b. Dalil Keberadaan Allah Berdasarka Akal
Semua makhluk baik yang pada zaman dulu pmaupun yang kan dating pasti membutuhkan
pencipta yang menciptakannya. Sedang mereka tidak mungkin ada dengan sendirinya atau
mungkin ada secara kebetulan.Allah telah menyebutkan dalil ‘aqli (aqal) dan bukti yang qath’I
(pasti) pada surah at-thur yang artinya : “ apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun
ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri”.Maksudnya ialah bahwa mereka tidak
16. 13
mungkin diciptakan tanpa ada yang menciptakannya. Dan tidak mungkin mereka menciptakan
dirinya sendiri sehingga tidak ada yang lain kecuali Allah lah yang menciptakannya.
2. Mengimani Allah Sebagai Rabbi
Maksudnya ialah mengimani bahwa Allah satu-satunya Rabbi, dimana tidak ada sesuatu
ataupun penolong baginya dalam masalah ini. Yang dimaksud dengan rabi adalah zat yang
menciptakan, menguasai dan memerintah, yaitu tidak ada pencipta selain Allah, tidak ada raja
kecuali Allah dan hak memerintah hanya miliknya semata.
Allah berfirman : Q.S Al-A’raf : 54
ا يِشْغُي ِشْرَعْلا ىَلَع ى َوَتْسا همُم ٍهاميَأ ِةهتِس يِف َض ْرَ ْاْل َو ِتا َوَمهسال َقَلَخ يِذهلا ُ اّلِله ُمُكهبَر هنِإْيهللَو اًثيِثَح ُهُبُلْطَي َارَههنال َلَرَمَقْلا َو َسْمهشال
(َينِمَلاَعْلا ُّبَر ُ اّلِله َكَارَبَت ُرْمَ ْاْل َو ُقْلَخْلا ُهَل ََّلَأ ِه ِرْمَمِب ٍتاَرهخَسُم َموُجُّنال َو24)
Artinya : Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Q.S Fathir : 13
ُم ٍلَجَ ِْل ي ِرْجَي لُك َرَمَقْلا َو َسْمهشال َرهخَس َو ِلْيهلال يِف َارَههنال ُجِلُوي َو ِارَههنال يِف َلْيهلال ُجِلُويْلُمْلا ُهَل ْمُكُّبَر ُ اّلِله ُمُكِلَذ ىًّمَسهلا َو ُكَونُعْدَت َينِذ
( ٍيرِمْطِق ْنِم َونُكِلْمَي اَم ِهِنُود ْنِم31)
Artinya : Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.
Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang
kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.Dalam hal
ini tak ada seorang pun manusia yang meningkari bahwa Allah adalah Rabbi kecuali orang-orang
yang sombong yang ia sendiri tak yakin dengan apa yang ia katakan.
3. Mengimani Allah sebagai Illah
Maksudnya adalah mengimani bahwa Allah adalah satu-satunya Illah yang sebenarnya dan
tidak ada sekutu baginya. Yang dimaksud dengan Illah ialah Al-ma’luuh atau Al-Ma’buud yang
berarti zat yang disembah oleh manusia dengan maksud untuk mencintai dan
mengangungkannya. Allah berfirman (Q.S Al-Baqarah : 163)
(ُمي ِحهالر ُنَمْحهالر َوُه هَّلِإ َهَلِإ ََّل ٌد ِاح َو ٌهَلِإ ْمُكُهَلِإ َو361)
17. 14
Artinya : Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Al-Imran : 18
َوُه هَّلِإ َهَلِإ ََّل ِطْسِقْلاِب اًمِئاَق ِمْلِعْلا وُلوُأ َو ُةَكِئ ََلَمْلا َو َوُه هَّلِإ َهَلِإ ََّل ُههنَأ ُ اّلِله َدِهَشا(ُميِكَحْلا ُيز ِزَعْل31)
Artinya : Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan
yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.
4. Mengimani sifat-sifat dan Nama-nama Allah
Maksudnya Adalah menetapkan dan nama-nama sifat yang telah ditetapkan oleh Allah
untuk dirinya sendiri baik dalam tetapnya maupun dalam sunnah Rasulnya. Tentunya dengan
gambaran yang sesuai dengan keagungan Allah, tanpa harus merubah, mengingkari, memuaskan,
tentang bentuk atau caranya ataupun menyerupakannya dengan sesuatu apapun. Allah SWT
berfirman :
(Q.S Al-A’raaf : 180)
ُءاَمْسَ ْاْل ِ ه ِّلِل َو(َونُلَمْعَي واُناَك اَم َن ْوَزْجُيَس ِهِئاَمْسَأ يِف َُوند ِحْلُي َينِذهلا واُرَذ َو اَهِب ُهوُعْداَف َىنْسُحْلا311)
Artinya : Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan.
(Q.S Ar-Rum : 27)
ىَلْعَ ْاْل ُلَثَمْلا ُهَل َو ِهْيَلَع ُن َوْهَأ َوُه َو ُهُديِعُي همُم َقْلَخْلا ُأَدْبَي يِذهلا َوُه َو(ُميِكَحْلا ُيز ِزَعْلا َوُه َو ِض ْرَ ْاْل َو ِتا َوَمهسال يِف52)
Artinya : Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan
(menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan
bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
(Q.S As-Syura : 11)
(َونُقهتَي ََّلَأ َن ْوَعْرِف َم ْوَق33)
18. 15
Artinya : (yaitu) kaum Fir`aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?"
D. Sifat-sifat Allah.
Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada Zat Allah sebagai kesempurnaan
baginya. Allah adalah Khaliq zat yang memiliki sifat yang tidak mungkin sama dengan sifat
yang dimiliki oleh mahluknya. Zat Allah tidak bisa dibayangkan bagaimana bentuknya, rupa dan
ciri-cirinya begitu juga sifat-sifatnya. Tidak bisa disamakan dengan sifat-sifat mahluk.
Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (wajib ‘Aqli) dan berdasarkan dalil
naqli (Al-Quran dan Hadist).
Pembagian sifat-sifat wajib bagi Allah:
Menurut para ulama ilmu kalam sifat-sifat wajib bagi Allah terdiri dari atas 20 sifat, dari 20
sifat itu dikelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
a. Sifat Nafsiyah
Yaitu sifat yang berhubungan dengan zat Allah. Sifat Nafsiyah ini ada satu, yaitu wujud.
b. Sifat Shalbiyah
Yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya. Sifat shalbiyah ini ada lima, yaitu :
Qidam, Baqa, Mukhalafatuhu lilhawadist, Qiyamuhu Binafsihi, Wahdaniyah.
c. Sifat Ma’ani
Yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh,
yaitu : Qudrah, Iradah, ‘ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, kalam.
d. Sifat Ma’nawiyah
Sifat ma’nawiyah adalah kezaliman dari sifat ma’ani, sifat ma’nawiyah tidak dapat berdiri
sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Jumlah sifat ma’nawiyah sama
dengan jumlah sifat ma’ani, yaitu : Qadiran, Muridan, ‘Aliman, Hayyan, Sami’an, Bashiran,
Mutakalliman.
E. Manfaat Beriman Kepada Allah
19. 16
Manfaat besar yang dapat kita petik karena beriman kepada Allah diantaranya
:menguatkan Tauhid kepada Allah sehingga seseorang yang telah beriman kepada Allah
tidak akan mengagungkan dirinya kepada sesuaatu selain Allah, baik dengan cara
berharap ataupun takut kepadanya, dan ia tidak akan menyembah selain Allah.
Sesorang akan mencintai Allah secara sempurna dan akan mengagungkannya sesuai
dengan nama-namanya yang baik dan sifat yang mulia.
mewujudkan penghambaaan diri kepada Allah yaitu dengan melakukan apa yang
diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarangya.
Adapun fungsi beriman kepada Allah yang ketentuannya dalam sikap dan kepribadian manusia
sebagai berikut :
Menyadari kelemahan diri di depan Allah
Menyadari bahwa segala sesuatu yang dinikmati dalam kehidupan ini berasal dari Allah
SWT.
Menyadari bahwa dirinya pasti akan kembali kepada Allah dan dimintai pertanggung
jawaban atas segala perbuatan yang pernah dilakukan.
20. 17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kita sebagai mahluk ciptaan Allah SWT wajib meyakini adanya keberadaan Allah
SWT walau tidak pernah melihat,bertemu ataupun mendengar suaranya secara langsung. Kita
juga wajib meyakini bahwa hanya Allah lah sang pencipta,pengatur serta penguasa seluruh
ciptaan nya dan tiada daya yang dapat menandingi keagungan Allah SWT. Selain itu jika Kita
mengaku beriman kepada Allah, maka kita wajib mengimani seluruh nama nama Allah serta sifat
sifat nya.
Dengan Kita percaya,mengimani dan meyakini keberadaan Allah SWT sebagai Tuhan
pencipta seluruh semesta alam ini maka, Kita akan senantiasa mendapatkan perlindungan
,ketentraman hati dan jiwa. Kita wajib percaya bahwa yang pantas sekaligus layak untuk di
ibadahi hannyalah Allah SWT. Tiada mahluk, benda atau sesuatupun yang layak disembah selain
Allah SWT.