Dokumen tersebut membahas tentang Demokrasi Terpimpin di Indonesia antara tahun 1959-1966 di bawah kepemimpinan Soekarno. Demokrasi Terpimpin dicirikan oleh dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, dan perluasan peran militer dalam politik. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 membubarkan parlemen hasil pemilu 1955 dan membentuk lembaga baru seperti MPRS dan DPRGR yang memberi kekuasaan besar ke
Demokrasi pada tahun 1959-1966 XI MIPA 3AbdulLatif324
1.) Latar belakang peristiwa yg terjadi
2.) Demokrasi yg berlaku
3.) Bentuk negara & pemerintahan,sifat pemerintahan,konstitusi yg berlaku
4.) Ciri-ciri demokrasi
5.) Penyimpangan-penyimpangan yg terjadi
SEMOGA BERMANFAAT
Dekrit Presiden terjadi pada tanggal 5 Juli 1959. Dekrit ini menandai berakhirnya periode Demokrasi Liberal di Indonesia dimulai tahun 1950 dan dimulainya era baru yaitu Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi pada tahun 1959-1966 XI MIPA 3AbdulLatif324
1.) Latar belakang peristiwa yg terjadi
2.) Demokrasi yg berlaku
3.) Bentuk negara & pemerintahan,sifat pemerintahan,konstitusi yg berlaku
4.) Ciri-ciri demokrasi
5.) Penyimpangan-penyimpangan yg terjadi
SEMOGA BERMANFAAT
Dekrit Presiden terjadi pada tanggal 5 Juli 1959. Dekrit ini menandai berakhirnya periode Demokrasi Liberal di Indonesia dimulai tahun 1950 dan dimulainya era baru yaitu Demokrasi Terpimpin.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. LATAR BELAKANG
DIBERLAKUKANNYA DEMOKRASI
TERPIMPIN
1. Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis
pada masa demokrasi liberal, menyebabkan ketidakstabilan
negara.
2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet
pada masa demokrasi liberal menyebabkan program-program
yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara
utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD
baru untuk menggantikan UUDS 1950.
3. DEMOKRASI TERPIMPIN
Menurut UUD 1945 : Kedaulatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Soekarno : “Pemimpin Besar Revolusi”
Ciri
Dominasi presiden, Presiden Soekarno berperan
besar dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Terbatasnya peran partai politik.
Meluasnya peran militer sebagai unsur politik
Berkembangnya pengaruh Partai Komunis
7. PEMILU 1955
60
58
47
32
0 10 20 30 40 50 60 70
PNI
Masyumi
NU
PKI
DPR
Column2 Column1 Series 1
80
91
112
119
PKI
NU
Masyumi
PNI
Konstituante
Column2 Column1 Series 1
8. Isi
• Pembubaran Konstituante.
• Berlakunya Kembali UUD 1945 dan tidak
berlakunya UUDS 1950.
• Pembentukan MPRS dan DPAS.
Dekrit 5 Juli 1959
9. PELANGGARAN UUD DAN PANCASILA OLEH SOEKARNO
1. Prosedur pembentukan DPRGR dan MPRS
2. Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh
Presiden
3. Membubarkan DPR hasil Pemilu 1955
4. Menjadikan kedudukan pemimpin lembaga
tertinggi dan lembaga Negara sebagai menteri
yang berarti sebagai pembantu Presiden
5. GBHN yang bersumber dari pidato tanggal 17
Agustus 1959 yang berjudul “penemuan kembali
revolusi kita” dijadikan GBHN ditetapkan oleh
DPA bukan MPRS
10. SISI POSITIF DEKRIT 5 JULI 1959
Menyelamatkan Negara dari perpecahan
dan krisis politik berkepanjangan
Memberikan pedoman yang jelas yaitu
UUD 1945
Merintis pembentukan lembaga tertinggi
yaitu MPRS dan DPAS
11. SISI NEGATIF BERLAKUNYA DEKRIT
5 JULI 1959
Memberi kekuatan besar kepada
Presiden, MPR dan lembaga
tertinggi Negara
Memberi peluang bagi militer
untuk terjun ke bidang politik
14. KONFRONTASI DENGAN MALAYSIA
Ganyang Malaysia !!!!!!!!!!
Sebuah reaksi Soekarno atas rencana
pembentukan Federasi Malaysia yang
merupakan proyek Neo-Kolonialisme Inggris.
Soekarno beraksi dengan mengeluarkan
komando Dwikora (Dwi Komando Rakyat):
• Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia
• Bantulah perjuangan rakyat di Malaysia,
Singapura, Sabah dan Serawak untuk
menggagalkan Negara Boneka Malaysia
16. OPERASI TRIKORA (TRI KOMANDO
RAKYAT)
Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) adalah konflik 2 tahun
yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah
Papua bagian barat. Isi
1. Gagalkan pembentukan "Negara Papua" bikinan Belanda
kolonial
2. Kibarkan sang merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan
kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa
17.
18. PEPERA (PENENTUAN PENDAPAT
RAKYAT)
• Tahap Pertama (24 Maret
1969) membahas cara
penyelenggaraan pepera
• Tahap kedua, pemilihan
anggota Dewan Musyawarah
Pepera berakhir bulan Juni
1969
• Tahap ketiga, adalah Pepera
itu sendiri yang dilakukan
dari tanggal 14 Juli 1969 di
Merauke hingga 4 Agustus
1969 di Jayapura