Raden Ajeng Kartini adalah seorang tokoh emansipasi wanita Indonesia yang menulis surat-surat untuk memperjuangkan hak-hak perempuan. Surat-suratnya kemudian diterbitkan dan memengaruhi pandangan masyarakat Belanda serta menginspirasi gerakan kebangkitan nasional Indonesia. Ia juga mendirikan sekolah-sekolah untuk perempuan di berbagai daerah di Indonesia.
Raden Ajeng Kartini lahir pada 1879 di Jepara dan tumbuh dalam keluarga bangsawan yang taat pada adat. Meskipun ingin belajar lebih lanjut, ia dilarang oleh orangtuanya dan dipaksa menikah. Kartini kemudian berjuang untuk pendidikan dan emansipasi wanita melalui pembentukan sekolah dan surat-menyurat dengan teman-temannya. Ide-idenya telah memotivasi perjuangan kaum wanita Indonesia.
Tugas ini membahas biografi R.A. Kartini sebagai pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Kartini lahir pada tahun 1879 dari keluarga terpandang namun tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah. Dia memperjuangkan pendidikan untuk wanita dengan mendirikan sekolah-sekolah. Kartini meninggal pada tahun 1904 namun warisannya terus memberikan inspirasi bagi kaum wanita.
Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia. Ia berasal dari keluarga bangsawan di Jepara namun menginginkan pendidikan dan kesetaraan bagi perempuan. Kartini berkorespondensi dengan sahabat-sahabat Belanda dan mengungkapkan pemikirannya tentang kondisi sosial dan emansipasi perempuan lewat surat-suratnya. Surat-surat Kartini kemudian diterbitkan menjadi buku yang menginspirasi gerakan
Raden Adjeng Kartini adalah tokoh perempuan Indonesia yang berperan besar dalam memperjuangkan emansipasi wanita. Ia menulis surat-surat yang mengungkapkan pemikirannya tentang kondisi sosial dan hak-hak perempuan pribumi di Jawa pada masanya. Surat-surat tersebut kemudian diterbitkan menjadi buku yang menginspirasi pergerakan kebangkitan nasional Indonesia. Kartini juga berperan dalam pendirian sekolah-sekol
Raden Adjeng Kartini adalah tokoh perempuan Indonesia yang berjuang untuk emansipasi wanita. Ia lahir di Jepara pada tahun 1879 dan meninggal di Rembang pada tahun 1904. Kartini dikenal karena pemikirannya tentang pendidikan untuk perempuan dan hak-hak mereka yang tertuang dalam surat-suratnya. Ia ingin membebaskan perempuan dari kungkungan adat dan memungkinkan mereka mendapat pendidikan serta kebebasan ber
Raden Ajeng Kartini lahir pada 1879 di Jepara dan tumbuh dalam keluarga bangsawan yang taat pada adat. Meskipun ingin belajar lebih lanjut, ia dilarang oleh orangtuanya dan dipaksa menikah. Kartini kemudian berjuang untuk pendidikan dan emansipasi wanita melalui pembentukan sekolah dan surat-menyurat dengan teman-temannya. Ide-idenya telah memotivasi perjuangan kaum wanita Indonesia.
Tugas ini membahas biografi R.A. Kartini sebagai pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Kartini lahir pada tahun 1879 dari keluarga terpandang namun tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah. Dia memperjuangkan pendidikan untuk wanita dengan mendirikan sekolah-sekolah. Kartini meninggal pada tahun 1904 namun warisannya terus memberikan inspirasi bagi kaum wanita.
Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia. Ia berasal dari keluarga bangsawan di Jepara namun menginginkan pendidikan dan kesetaraan bagi perempuan. Kartini berkorespondensi dengan sahabat-sahabat Belanda dan mengungkapkan pemikirannya tentang kondisi sosial dan emansipasi perempuan lewat surat-suratnya. Surat-surat Kartini kemudian diterbitkan menjadi buku yang menginspirasi gerakan
Raden Adjeng Kartini adalah tokoh perempuan Indonesia yang berperan besar dalam memperjuangkan emansipasi wanita. Ia menulis surat-surat yang mengungkapkan pemikirannya tentang kondisi sosial dan hak-hak perempuan pribumi di Jawa pada masanya. Surat-surat tersebut kemudian diterbitkan menjadi buku yang menginspirasi pergerakan kebangkitan nasional Indonesia. Kartini juga berperan dalam pendirian sekolah-sekol
Raden Adjeng Kartini adalah tokoh perempuan Indonesia yang berjuang untuk emansipasi wanita. Ia lahir di Jepara pada tahun 1879 dan meninggal di Rembang pada tahun 1904. Kartini dikenal karena pemikirannya tentang pendidikan untuk perempuan dan hak-hak mereka yang tertuang dalam surat-suratnya. Ia ingin membebaskan perempuan dari kungkungan adat dan memungkinkan mereka mendapat pendidikan serta kebebasan ber
Makalah ini membahas biografi singkat RA Kartini, termasuk latar belakang, riwayat hidup, dan upayanya memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita di Indonesia pada awal abad ke-20. Kartini lahir di Jepara tahun 1879 dari keluarga bangsawan dan mendapat pendidikan formal hingga usia 12 tahun. Ia kemudian belajar mandiri dan berusaha membuka sekolah bagi wanita di Rembang setelah menikah. Kartini dianggap
R.A. Kartini berupaya memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita di Indonesia pada abad ke-19 karena menyadari bahwa pendidikan akan membuka pandangan masyarakat bahwa kaum wanita memiliki hak yang sama untuk berperan dalam pembangunan bangsa, dan kaum wanita membutuhkan pendidikan untuk membangun kepercayaan diri serta menghadapi tantangan masa depan.
Raden Adjeng Kartini (1879-1904) adalah tokoh perempuan Indonesia yang memperjuangkan emansipasi wanita. Ia berasal dari keluarga bangsawan di Jepara tetapi mendapat pendidikan Barat. Kartini menulis surat-surat yang memuat gagasannya untuk memajukan pendidikan dan hak-hak wanita di Indonesia, dan surat-surat ini kemudian diterbitkan dan memmpengaruhi pergerakan perempuan. Ia menikah pada usia 24
RA. Kartini adalah pahlawan wanita di Indonesia. Beliau terkenal dengan semboyan "habis gelap terbitlah terang" yang memperjuangkan hak-hak kaum wanita dalam kehidupan masyarakat kala itu.
Dokumen tersebut membahas tentang kontroversi seputar Raden Ajeng Kartini sebagai pejuang emansipasi wanita di Indonesia, termasuk keraguan terhadap keaslian surat-surat Kartini dan penetapannya sebagai pahlawan nasional. Dokumen tersebut juga berisi kutipan penting dari surat-surat Kartini serta nasihat-nasihat bijak yang diungkapkan olehnya.
Raden Ajeng Kartini lahir pada tahun 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia dididik di rumah karena tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah. Kartini gemar membaca dan belajar sendiri, serta ingin memajukan pendidikan wanita. Ia menulis surat pada teman-teman di Belanda dan mendirikan sekolah untuk wanita di Rembang. Kartini meninggal pada usia 25 tahun, namun warisannya berupa sekolah-sekolah K
Raden Adjeng Kartini adalah pahlawan nasional Indonesia yang memperjuangkan kesetaraan gender. Ia lahir di Jepara pada tahun 1879 dalam keluarga bangsawan dan belajar di sekolah Belanda hingga usia 12 tahun. Kartini kemudian belajar secara otodidak dan menulis surat untuk memperjuangkan pendidikan dan hak-hak perempuan. Ia menikah pada tahun 1903 dan membuka sekolah untuk perempuan di Rembang sebelum mening
Mengenang Raden Ayu Kartini, Salah Satu Pelopor Emansipasi Kaum Wanita Indone...viperantodwi
Raden Ayu Kartini lahir pada tahun 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita Indonesia yang berjuang untuk memberikan hak pendidikan dan kesetaraan gender bagi kaum wanita. Berkat perjuangannya, sekolah-sekolah untuk wanita didirikan di berbagai daerah di Indonesia, dan hari kelahirannya yaitu tanggal 21 April dirayakan sebagai Hari Kartini. Kartini meninggal pada tahun 1904 di
Dewi Sartika adalah salah satu pahlawan wanita di Indonesia. Ia berjuang untuk kaum wanita, untuk meningkatkan harkat dan martabat wanita, sehingga tercapai persamaan derajat.
Kartini adalah perempuan Indonesia pertama yang berjuang untuk emansipasi wanita. Surat-suratnya yang diterbitkan pada 1911 membahas pemikirannya tentang pendidikan wanita, kritik terhadap adat istiadat yang membatasi kebebasan wanita, dan harapannya untuk memajukan kondisi sosial wanita pribumi di Jawa pada masanya. Surat-suratnya menginspirasi gerakan kebangkitan nasional Indonesia dan menjadi simbol perjuangan pere
Dokumen ini membahas perjuangan R.A. Kartini dan Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan di Indonesia. Kartini berjuang untuk pendidikan perempuan agar dapat menjalankan peran sebagai ibu dengan baik, sedangkan Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional yang mendirikan lembaga pendidikan Tamansiswa untuk mendidik nasionalisme siswa. Keduanya memberikan kontribusi besar dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
The document discusses the different types of human memory. Sensory memory briefly stores sensory information for a few seconds before it is forgotten. Short-term memory, which relies on the prefrontal cortex, can hold information temporarily to complete a task. It includes immediate memory and working memory. Long-term memory can store information permanently based on meaning and importance, transferring it from short-term memory through the hippocampus for long-term storage. Different brain regions are involved in encoding, storing, and retrieving different types of memories.
Makalah ini membahas biografi singkat RA Kartini, termasuk latar belakang, riwayat hidup, dan upayanya memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita di Indonesia pada awal abad ke-20. Kartini lahir di Jepara tahun 1879 dari keluarga bangsawan dan mendapat pendidikan formal hingga usia 12 tahun. Ia kemudian belajar mandiri dan berusaha membuka sekolah bagi wanita di Rembang setelah menikah. Kartini dianggap
R.A. Kartini berupaya memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita di Indonesia pada abad ke-19 karena menyadari bahwa pendidikan akan membuka pandangan masyarakat bahwa kaum wanita memiliki hak yang sama untuk berperan dalam pembangunan bangsa, dan kaum wanita membutuhkan pendidikan untuk membangun kepercayaan diri serta menghadapi tantangan masa depan.
Raden Adjeng Kartini (1879-1904) adalah tokoh perempuan Indonesia yang memperjuangkan emansipasi wanita. Ia berasal dari keluarga bangsawan di Jepara tetapi mendapat pendidikan Barat. Kartini menulis surat-surat yang memuat gagasannya untuk memajukan pendidikan dan hak-hak wanita di Indonesia, dan surat-surat ini kemudian diterbitkan dan memmpengaruhi pergerakan perempuan. Ia menikah pada usia 24
RA. Kartini adalah pahlawan wanita di Indonesia. Beliau terkenal dengan semboyan "habis gelap terbitlah terang" yang memperjuangkan hak-hak kaum wanita dalam kehidupan masyarakat kala itu.
Dokumen tersebut membahas tentang kontroversi seputar Raden Ajeng Kartini sebagai pejuang emansipasi wanita di Indonesia, termasuk keraguan terhadap keaslian surat-surat Kartini dan penetapannya sebagai pahlawan nasional. Dokumen tersebut juga berisi kutipan penting dari surat-surat Kartini serta nasihat-nasihat bijak yang diungkapkan olehnya.
Raden Ajeng Kartini lahir pada tahun 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia dididik di rumah karena tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah. Kartini gemar membaca dan belajar sendiri, serta ingin memajukan pendidikan wanita. Ia menulis surat pada teman-teman di Belanda dan mendirikan sekolah untuk wanita di Rembang. Kartini meninggal pada usia 25 tahun, namun warisannya berupa sekolah-sekolah K
Raden Adjeng Kartini adalah pahlawan nasional Indonesia yang memperjuangkan kesetaraan gender. Ia lahir di Jepara pada tahun 1879 dalam keluarga bangsawan dan belajar di sekolah Belanda hingga usia 12 tahun. Kartini kemudian belajar secara otodidak dan menulis surat untuk memperjuangkan pendidikan dan hak-hak perempuan. Ia menikah pada tahun 1903 dan membuka sekolah untuk perempuan di Rembang sebelum mening
Mengenang Raden Ayu Kartini, Salah Satu Pelopor Emansipasi Kaum Wanita Indone...viperantodwi
Raden Ayu Kartini lahir pada tahun 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita Indonesia yang berjuang untuk memberikan hak pendidikan dan kesetaraan gender bagi kaum wanita. Berkat perjuangannya, sekolah-sekolah untuk wanita didirikan di berbagai daerah di Indonesia, dan hari kelahirannya yaitu tanggal 21 April dirayakan sebagai Hari Kartini. Kartini meninggal pada tahun 1904 di
Dewi Sartika adalah salah satu pahlawan wanita di Indonesia. Ia berjuang untuk kaum wanita, untuk meningkatkan harkat dan martabat wanita, sehingga tercapai persamaan derajat.
Kartini adalah perempuan Indonesia pertama yang berjuang untuk emansipasi wanita. Surat-suratnya yang diterbitkan pada 1911 membahas pemikirannya tentang pendidikan wanita, kritik terhadap adat istiadat yang membatasi kebebasan wanita, dan harapannya untuk memajukan kondisi sosial wanita pribumi di Jawa pada masanya. Surat-suratnya menginspirasi gerakan kebangkitan nasional Indonesia dan menjadi simbol perjuangan pere
Dokumen ini membahas perjuangan R.A. Kartini dan Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan di Indonesia. Kartini berjuang untuk pendidikan perempuan agar dapat menjalankan peran sebagai ibu dengan baik, sedangkan Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional yang mendirikan lembaga pendidikan Tamansiswa untuk mendidik nasionalisme siswa. Keduanya memberikan kontribusi besar dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
The document discusses the different types of human memory. Sensory memory briefly stores sensory information for a few seconds before it is forgotten. Short-term memory, which relies on the prefrontal cortex, can hold information temporarily to complete a task. It includes immediate memory and working memory. Long-term memory can store information permanently based on meaning and importance, transferring it from short-term memory through the hippocampus for long-term storage. Different brain regions are involved in encoding, storing, and retrieving different types of memories.
The document provides a list of names arranged on a stage with directions for a performance. It indicates positions and partners for stunts and choreography. Changes are shown in red text with arrows pointing to partners. The performance involves formations of volcanos and other moves like cartwheels and baby freezes.
The document provides details of a stage performance including the names of performers and their roles. It includes diagrams of the stage setup and organization of performers into different groups. The names and placements of performers are updated between slides to indicate changes and partnering for different parts of the performance.
The document provides a list of names divided into two groups for a performance on stage. It then lists the roles and positioning of the individuals for two "volcano" formations that will feature Wenqi and Max. Clifton and Jon will kneel to form a staircase for Wenqi and Max to stand on. The formations list the names in the base, cover, front and back support positions.
The document introduces Miles Farnham, who has a passion for music since 5th grade. He pursued a music degree in college and has since been working to prepare for a career in the music industry. He shares his knowledge of music with others by reviewing albums, writing about artists, and using various social media and music sites. Currently, Miles is making his album reviews more public by starting his own website and is eager to make an impact in the industry.
We are a web design company located in Glasgow that offers web design services including building websites, saving clients time through efficient design, and ensuring high quality designs. We can help with all aspects of web design and development, and potential clients can contact us to learn more.
The TVS group was established in 1911 and is now a leading player in the automobile and automotive industry with 30 companies and over 40,000 employees. TVS Motor Company is the largest group company and India's third largest two-wheeler manufacturer with a 15% market share in India. It has 4 manufacturing plants, over 15 million customers, and exports products to over 50 countries. The company had a technical partnership with Suzuki Motor from 1982 to 2001 but they have since parted ways.
Bahan ajar ini membahas tentang vertebrata dengan menjelaskan ciri-ciri umum, klasifikasi, dan contoh-contoh hewan vertebrata. Vertebrata dibagi menjadi dua superkelas yaitu agnatha dan gnathostomata. Gnathostomata selanjutnya dibagi menjadi lima kelas yaitu ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia. Kelas-kelas tersebut dijelaskan secara singkat ciri-cirinya.
Biografi H Agus Salim menggambarkan tokoh nasional Indonesia yang lahir di Sumatera Barat pada 1884. Ia merupakan lulusan terbaik sekolah menengah Belanda pada 1903 namun tidak mendapat beasiswa untuk kuliah kedokteran. Kemudian bekerja sebagai penerjemah di Arab Saudi sebelum mendirikan sekolah dan bergabung dengan gerakan kemerdekaan Indonesia.
Raden Adjeng Kartini adalah tokoh perempuan Indonesia yang berjuang untuk kesetaraan gender dan pendidikan bagi perempuan pribumi pada abad ke-19. Ia menulis surat-surat yang mengungkapkan pandangannya tentang kondisi perempuan Jawa dan cita-citanya memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita. Walaupun menghadapi berbagai kendala, Kartini tetap gigih memperjuangkan emansipasi wanita hingga menjadi pelopor
Dokumen tersebut membahas tentang kontroversi seputar kepahlawanan Raden Ajeng Kartini. Terdapat keraguan terhadap keaslian surat-surat Kartini dan penetapannya sebagai pahlawan nasional. Dokumen juga mengutip beberapa kutipan bijak dari surat-surat Kartini tentang emansipasi wanita dan pandangannya terhadap masyarakat.
Dokumen ini membahas tentang perjuangan Raden Ajeng Kartini sebagai pejuang emansipasi wanita di Indonesia pada abad ke-19. Kartini lahir pada tahun 1879 dan mengungkapkan pemikirannya tentang perjuangan kaum perempuan melalui surat-suratnya kepada teman-teman di Belanda. Surat-surat ini kemudian diterbitkan dalam sebuah buku pada tahun 1911. Kartini dikenang sebagai sosok yang memperjuangkan pendid
Artikel ini membahas kebijakan nasional yang menetapkan Hari Kartini pada tanggal 21 April sebagai diskriminatif karena hanya memperingati peran perempuan Jawa saja. Seharusnya jika ingin setara, perlu ada juga peringatan hari untuk perempuan pahlawan nasional lainnya dari etnis non-Jawa. Keputusan Presiden yang menetapkan ini dikeluarkan pada masa Orde Lama tanpa landasan filosofis yang objektif.
Sastra Indonesia mengalami beberapa periode perkembangan yang disebut angkatan. Angkatan Pujangga Lama merupakan karya sastra yang dihasilkan sebelum abad ke-20 yang didominasi syair, pantun, dan hikayat. Angkatan Sastra Melayu Lama berkembang antara 1870-1942 di Sumatra dalam bentuk syair, hikayat, dan terjemahan novel Barat. Angkatan Balai Pustaka muncul pada 1920-an dengan fokus pada prosa dan puisi. Ang
Chairil Anwar adalah penyair terkemuka Indonesia yang hidup pada 1922-1949. Ia lahir di Medan dan pindah ke Jakarta pada 1940an dimana ia mulai menulis puisinya. Karya-karya Chairil menyinggung tema seperti pemberontakan, kematian, dan eksistensialisme. Chairil meninggal muda pada usia 26 tahun akibat penyakit yang diduga tuberkulosis. Ia meninggalkan warisan berupa kurang lebih 70 buah puisi yang
Buku-buku milik Aldo Zirsov yang dikirim dari Amerika Serikat ke Indonesia hilang di pelabuhan. Buku-buku tersebut akhirnya muncul di beberapa toko buku bekas di Indonesia, terutama di Reading Lights Bandung. Aldo berusaha mencari keberadaan buku-bukunya dan menemui beberapa pembeli yang masih menyimpan buku-bukunya. Meski sebagian besar pembeli tidak mau menjual kembali buku tersebut, Aldo tetap bersyukur
Dokumen ini membahas tentang latar belakang keluarga dan kehidupan RA Kartini, perjuangannya untuk emansipasi wanita dan pendidikan di Indonesia, serta hasil karyanya berupa surat-suratnya. Kartini lahir di Jepara tahun 1879 dari keluarga bangsawan. Ia berjuang untuk memberikan pendidikan kepada wanita dan memperjuangkan kedudukan wanita yang setara dengan laki-laki di masyarakat. Kartini dikenang akan sur
Dokumen tersebut membahas masa awal perkembangan sastra Melayu Rendah dan sastra modern Indonesia. Ia menjelaskan bahwa sastra Melayu Rendah berkembang sejak abad ke-19 dan ditulis oleh peranakan Tionghoa, sedangkan sastra modern Indonesia dimulai pada tahun 1919 melalui karya Merari Siregar. Dokumen juga menyinggung peran pers dan penerbitan awal dalam memperkenalkan bentuk-bentuk sastra
Dokumen tersebut membahas tentang sastra Indonesia pada berbagai angkatan, mulai dari Pujangga Lama, Angkatan 20-an, 30-an, 45, 50-an hingga 66-an. Setiap angkatan memiliki ciri khas berdasarkan kondisi sosial politik masa itu."
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
1. Kartini
R.A. Kartini
Repro negatif potret Raden Ajeng Kartini (foto 1890-an)
Lahir 21 April 1879
Jepara, Jawa Tengah, Hindia Belanda Meninggal 17 September 1904 (umur 25)
Rembang, Jawa Tengah, Hindia Belanda Nama lain Raden Ayu Kartini Dikenal karena
Emansipasi wanita Agama Islam Pasangan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat
Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa
Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu
Kartini[1]
adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai
pelopor kebangkitan perempuan pribumi
2. Biografi
Ayah Kartini, R.M. Sosroningrat.
Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri
Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi
bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai
Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini
dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu
mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah
bangsawan tinggi[2]
, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam),
keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi
bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung,
Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat
bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam
bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese
Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun,
ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat
kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa
Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini
tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan
3. perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang
rendah.
Kartini bersama suaminya, R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat (1903).
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia
juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di
antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada
majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali
mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini
membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang
Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya
semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan
wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan
yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max
Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya
dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van
Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis
karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von
Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario
Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal
12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan
didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten
Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
4. Surat-surat
Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang
pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat
sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door
Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan
surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan
terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang
diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan
terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang
versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab
pembahasan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu
korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Surat-surat Kartini dalam
bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini
juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda.
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat
Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda
terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-
suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain
W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
Surat-surat
Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang
pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat
sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door
Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan
surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan
terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang
diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan
terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang
versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab
pembahasan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu
korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Surat-surat Kartini dalam
bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini
juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda.
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat
Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda
terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-
5. suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain
W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
Surat-surat
Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang
pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat
sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door
Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan
surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan
terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang
diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan
terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang
versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab
pembahasan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu
korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Surat-surat Kartini dalam
bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini
juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda.
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat
Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda
terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-
suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain
W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
Sekolah Kartini (Kartinischool), 1918. Surat-surat
Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang
pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat
sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door
Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan
surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan
terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang
diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan
terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang
versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab
pembahasan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu
korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Surat-surat Kartini dalam
bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini
juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda.
6. Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat
Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda
terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-
suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain
W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13
September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25
tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di
Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan
daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan
oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Surat-surat
Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang
pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat
sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door
Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan
surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan
terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang
diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan
terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang
versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab
pembahasan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu
korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Surat-surat Kartini dalam
bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini
juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda.
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat
Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda
terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-
suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain
W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
7. Pemikiran
Uang kertas pecahan IDR 5 cetakan tahun 1952 dengan gambar Kartini.
Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama
tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan
khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan
perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide
dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan
Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en
Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan
Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada
perkenalan dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi
seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan
adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki
yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.
Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik
terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan
tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih
damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan
saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya
dosa diperbuat orang atas nama agama itu..." Kartini mempertanyakan tentang agama yang
dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah
penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah.
Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika
bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang
tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur
12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup. Kartini sangat mencintai sang ayah, namun
ternyata cinta kasih terhadap sang ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam
mewujudkan cita-cita. Sang ayah dalam surat juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia
disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk belajar menjadi guru di Betawi, meski
8. sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk
sekolah kedokteran di Betawi.
Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi, terutama ke Eropa, memang terungkap dalam surat-
suratnya. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini
tersebut. Ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut,
terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke
Belanda tersebut akhirnya beralih ke Betawi saja setelah dinasihati oleh Nyonya Abendanon
bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.
Pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niat untuk melanjutkan studi menjadi
guru di Betawi pun pupus. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap
tidak berniat lagi karena ia sudah akan menikah. "...Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada
hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin..." Padahal saat itu
pihak departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan
Rukmini untuk belajar di Betawi.
Saat menjelang pernikahannya, terdapat perubahan penilaian Kartini soal adat Jawa. Ia menjadi
lebih toleran. Ia menganggap pernikahan akan membawa keuntungan tersendiri dalam
mewujudkan keinginan mendirikan sekolah bagi para perempuan bumiputra kala itu. Dalam
surat-suratnya, Kartini menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya
untuk mengembangkan ukiran Jepara dan sekolah bagi perempuan bumiputra saja, tetapi juga
disebutkan agar Kartini dapat menulis sebuah buku.
Perubahan pemikiran Kartini ini menyiratkan bahwa dia sudah lebih menanggalkan egonya dan
menjadi manusia yang mengutamakan transendensi, bahwa ketika Kartini hampir mendapatkan
impiannya untuk bersekolah di Betawi, dia lebih memilih berkorban untuk mengikuti prinsip
patriarki yang selama ini ditentangnya, yakni menikah dengan Adipati Rembang.
Buku
• Habis Gelap Terbitlah Terang
9. Sampul buku versi Armijn Pane.
Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam bahasa Melayu
dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai
Pustaka. Armijn Pane, salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai salah
seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia pun juga
disebut-sebut sebagai Empat Saudara.
Pada 1938, buku Habis Gelap Terbitlah Terang diterbitkan kembali dalam format yang berbeda
dengan buku-buku terjemahan dari Door Duisternis Tot Licht. Buku terjemahan Armijn Pane ini
dicetak sebanyak sebelas kali. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam
bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Armijn Pane menyajikan surat-surat Kartini dalam format
berbeda dengan buku-buku sebelumnya. Ia membagi kumpulan surat-surat tersebut ke dalam
lima bab pembahasan. Pembagian tersebut ia lakukan untuk menunjukkan adanya tahapan atau
perubahan sikap dan pemikiran Kartini selama berkorespondensi. Pada buku versi baru
tersebut, Armijn Pane juga menciutkan jumlah surat Kartini. Hanya terdapat 87 surat Kartini
dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang". Penyebab tidak dimuatnya keseluruhan surat yang ada
dalam buku acuan Door Duisternis Tot Licht, adalah terdapat kemiripan pada beberapa surat.
Alasan lain adalah untuk menjaga jalan cerita agar menjadi seperti roman. Menurut Armijn
Pane, surat-surat Kartini dapat dibaca sebagai sebuah roman kehidupan perempuan. Ini pula
yang menjadi salah satu penjelasan mengapa surat-surat tersebut ia bagi ke dalam lima bab
pembahasan.
• Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya
10. Surat-surat Kartini juga diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno. Pada mulanya Sulastin
menerjemahkan Door Duisternis Tot Licht di Universitas Leiden, Belanda, saat ia melanjutkan
studi di bidang sastra tahun 1972. Salah seorang dosen pembimbing di Leiden meminta Sulastin
untuk menerjemahkan buku kumpulan surat Kartini tersebut. Tujuan sang dosen adalah agar
Sulastin bisa menguasai bahasa Belanda dengan cukup sempurna. Kemudian, pada 1979, sebuah
buku berisi terjemahan Sulastin Sutrisno versi lengkap Door Duisternis Tot Licht pun terbit.
Buku kumpulan surat versi Sulastin Sutrisno terbit dengan judul Surat-surat Kartini, Renungan
Tentang dan Untuk Bangsanya. Menurut Sulastin, judul terjemahan seharusnya menurut bahasa
Belanda adalah: "Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsa Jawa". Sulastin
menilai, meski tertulis Jawa, yang didamba sesungguhnya oleh Kartini adalah kemajuan seluruh
bangsa Indonesia.
Buku terjemahan Sulastin malah ingin menyajikan lengkap surat-surat Kartini yang ada pada
Door Duisternis Tot Licht. Selain diterbitkan dalam Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan
Untuk Bangsanya, terjemahan Sulastin Sutrisno juga dipakai dalam buku Kartini, Surat-surat
kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan Suaminya.
• Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904
Buku lain yang berisi terjemahan surat-surat Kartini adalah Letters from Kartini, An Indonesian
Feminist 1900-1904. Penerjemahnya adalah Joost Coté. Ia tidak hanya menerjemahkan surat-
surat yang ada dalam Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon. Joost Coté juga
menerjemahkan seluruh surat asli Kartini pada Nyonya Abendanon-Mandri hasil temuan
terakhir. Pada buku terjemahan Joost Coté, bisa ditemukan surat-surat yang tergolong sensitif
dan tidak ada dalam Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon. Menurut Joost Coté, seluruh
pergulatan Kartini dan penghalangan pada dirinya sudah saatnya untuk diungkap.
Buku Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904 memuat 108 surat-surat Kartini
kepada Nyonya Rosa Manuela Abendanon-Mandri dan suaminya JH Abendanon. Termasuk di
dalamnya: 46 surat yang dibuat Rukmini, Kardinah, Kartinah, dan Soematrie.
• Panggil Aku Kartini Saja
11. Sampul Panggil Aku Kartini Saja, dikompilasi oleh Pramoedya Ananta Toer.
Selain berupa kumpulan surat, bacaan yang lebih memusatkan pada pemikiran Kartini juga
diterbitkan. Salah satunya adalah Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. Buku
Panggil Aku Kartini Saja terlihat merupakan hasil dari pengumpulan data dari berbagai sumber
oleh Pramoedya.
• Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya
Akhir tahun 1987, Sulastin Sutrisno memberi gambaran baru tentang Kartini lewat buku Kartini
Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya. Gambaran sebelumnya lebih
banyak dibentuk dari kumpulan surat yang ditulis untuk Abendanon, diterbitkan dalam Door
Duisternis Tot Licht.
Kartini dihadirkan sebagai pejuang emansipasi yang sangat maju dalam cara berpikir dibanding
perempuan-perempuan Jawa pada masanya. Dalam surat tanggal 27 Oktober 1902, dikutip
bahwa Kartini menulis pada Nyonya Abendanon bahwa dia telah memulai pantangan makan
daging, bahkan sejak beberapa tahun sebelum surat tersebut, yang menunjukkan bahwa Kartini
adalah seorang vegetarian.[3]
Dalam kumpulan itu, surat-surat Kartini selalu dipotong bagian
awal dan akhir. Padahal, bagian itu menunjukkan kemesraan Kartini kepada Abendanon. Banyak
hal lain yang dimunculkan kembali oleh Sulastin Sutrisno.
• Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar
1899-1903
12. Sebuah buku kumpulan surat kepada Stella Zeehandelaar periode 1899-1903 diterbitkan untuk
memperingati 100 tahun wafatnya. Isinya memperlihatkan wajah lain Kartini. Koleksi surat
Kartini itu dikumpulkan Dr Joost Coté, diterjemahkan dengan judul Aku Mau ... Feminisme dan
Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903.
"Aku Mau ..." adalah moto Kartini. Sepenggal ungkapan itu mewakili sosok yang selama ini tak
pernah dilihat dan dijadikan bahan perbincangan. Kartini berbicara tentang banyak hal: sosial,
budaya, agama, bahkan korupsi.
Kontroversi
Peringatan Hari Kartini pada tahun 1953.
Ada kalangan yang meragukan kebenaran surat-surat Kartini. Ada dugaan J.H. Abendanon,
Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan saat itu, merekayasa surat-surat Kartini. Kecurigaan
ini timbul karena memang buku Kartini terbit saat pemerintahan kolonial Belanda menjalankan
politik etis di Hindia Belanda, dan Abendanon termasuk yang berkepentingan dan mendukung
politik etis. Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat tak diketahui keberadaannya.
Menurut almarhumah Sulastin Sutrisno, jejak keturunan J.H. Abendanon pun sukar untuk dilacak
Pemerintah Belanda.
Penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar juga agak diperdebatkan. Pihak yang
tidak begitu menyetujui, mengusulkan agar tidak hanya merayakan Hari Kartini saja, namun
merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember. Alasan mereka adalah
agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya, karena masih ada
pahlawan wanita lain yang tidak kalah hebat dengan Kartini seperti Cut Nyak Dhien, Martha
Christina Tiahahu,Dewi Sartika dan lain-lain.Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu
hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan
penjajah. Sikapnya yang pro terhadap poligami juga bertentangan dengan pandangan kaum
feminis tentang arti emansipasi wanita. Dan berbagai alasan lainnya. Pihak yang pro mengatakan
bahwa Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum
wanita Indonesia saja, melainkan adalah tokoh nasional; artinya, dengan ide dan gagasan
pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah
melingkupi perjuangan nasional.
13. Hari Kartini
Makam R.A. Kartini di Bulu, Rembang.
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964,
tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional
sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai
hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Nama jalan di Belanda
• Utrecht: Di Utrecht Jalan R.A. Kartini atau Kartinistraat merupakan salah satu jalan utama,
berbentuk 'U' yang ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh
perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Che Guevara, Agostinho Neto.
• Venlo: Di Venlo Belanda Selatan, R.A. Kartinistraat berbentuk 'O' di kawasan Hagerhof, di
sekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanita Anne Frank dan Mathilde Wibaut.
• Amsterdam: Di wilayah Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal dengan Bijlmer, jalan
Raden Adjeng Kartini ditulis lengkap. Di sekitarnya adalah nama-nama wanita dari seluruh dunia
yang punya kontribusi dalam sejarah: Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, Isabella Richaards.
• Haarlem: Di Haarlem jalan Kartini berdekatan dengan jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir dan
langsung tembus ke jalan Chris Soumokil presiden kedua Republik Maluku Selatan.