SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Download to read offline
KESEHATAN DAN KESELAMATA KERJA
K 3
DINA HERDIANA
Trainer Consultant
+6285221002123
kauladinher@gmail.com
Profile
Hometown : Curug Garden Blok B3-33, Tangerang
15810
Education
Background
Work Experience:
1. Trainer Consultant
COAHR Indonesia (2018 - 2020)
2. After Sales Facilitator
PT. Nissan Motor Indonesia (2013 – 2018)
3. Technical Instructor
PT. Intraco Penta. Tbk (2011 – 2013)
Hobby : Active sport without physical contact
Education Mechanical Engineering
(UPI Bandung)
:
KESEHATAN DAN KESELAMATA KERJA
(K3)
3
CONTENT
PENJELASAN K3
PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
SAFETY GUIDE
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN
OBJECTIVE
1. MEMAHAMI PENTINGNYA KESELAMATAN KERJA
2. MEMAHAMI PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
3. MEMAHAMI PANDUAN KESELAMATAN KERJA
4. MEMAHAMI DAN DAPAT MELAKUKAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
4
Indonesia Industrial Safety Act No. 1 Year
1970
Kewajiban Karyawan
• Memakai dan menggunakan
dengan baik & benar peralatan
pelindung diri yang diwajibkan
• Mentaati semua peraturan / syarat
– syarat keselamatan dan
kesehatan kerja
• Memelihara & merawat alat – alat
pelindung diri yang diberikan
Indonesia Industrial Safety Act No. 1 Year
1970
Kewajiban Perusahaan
• Melindungi karyawan dari bahaya kecelakaan atau sakit
akibat kerja
• Menyediakan tempat kerja & lingkungan kerja yang aman
dan sehat
• Menyediakan peralatan keselamatan kerja sesuai dengan
jenis pekerjaannya masing-masing
Tujuan K3:
• Melindungi Tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan
peningkatan produksi dan produktivitas kerja.
• Melindungi lingkungan kerja selalu dalam keadaan selamat
dan sehat.
• Melindungi bahan/material, peralatan produksi (sumber
produksi, hasil produksi) agar dapat dipergunakan secara
aman dan efisien.
Sebab–Sebab Kecelakaan:
• Kondisi Alam
• Manusia/Pekerja
• Kondisi Kerja
• Lingkungan Kerja
Sebab Utama Kecelakaan Kerja
• Keadaan Berbahaya
Mesin, Peralatan, Pesawat, Bahan, dan lain-lain
Lingkungan Kerja
Proses Produksi
Sifat Pekerjaan
Cara Kerja
• Perbuatan Berbahaya
Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
Sikap, tingkah laku dan bercanda
Keletihan/Kelesuhan
Dan lain-lain
Akibat Kecelakaan Kerja:
• Langsung
Kerusakan Alat/Bahan
Kecelakaan
Terhentinya Proses Produksi
Perbaikan/Penggantian Alat Rusak
Pelatihan Tenaga Kerja Baru
• Tak Langsung
Menurunnya Jumlah produksi
Hilangnya Jam Kerja
Kerugian Ekonomis
Penyebab Terjadinya Kecelakaan
Unsafe Condition
• Suatu keadaan tidak
aman yang
disebabkan oleh hal-
hal sifatnya mekanis
tekhnologi dan fisik
Unsafe Act
• Suatu keadaan tidak
aman yang
disebabkan oleh
tindakan atau sikap
yang tidak aman
(ceroboh, keras
kepala, masa bodoh
dll)
1. Safety Helmet
2. Eye Protection
3. Gloves
4. Safety Belt
5. Masker/Respiratory
6. Ear Protection
7. Safety Shoes
Alat Pelindung Diri
2. Perlengakpan Keselamatan Kerja
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
FE Fight
Water Foam CO2 Sodium/
Potasium
Bicarbonat
ABC
A     
B     
C     
D (Special FE Agents)
Visit link bellow for detail:
https://www.youtube.com/watch?v=NuT2-
30n-0c&t=33s
• Pintu Keluar
– Tidak terhalang dan bisa diakses
setiap saat
– Langsung terhubung ke jalan
umum
• Lorong
– Dilengkapi dengan tanda-tanda
bahaya kebakaran
– Pintu terbuka ke arah keluarnya
para penghuni gedung
• Tangga
– Dilengkapi dengan material anti
selip
– Dilarang membuang sampah dan
melemparkan sesuatu di tangga
• Lift
– Dilarang menahan pintu dengan
tangan
– Perhatikan langkah, seringkali
lantai lift tidak sejajar dengan
lantai gedung pada saat pintu
terbuka
Safety Office Building
3. Safety Guide
• File Cabinets
– Jangan diletakkan
dekat/menghalangi pintu keluar
– Beban terberat ada di laci paling
bawah
– Hanya membuka satu laci pada
satu waktu
– Dilarang bersandar atau menaiki
lemari
– Dilarang menaruh benda yg
menyebabkan lemari tidak stabil
• Benda Tajam
– Berhati-hati saat memotong
kertas
– Bagian tajam staples diletakkan
pada bagian dalam dokumen
– Gunakan staple remover untuk
melepas staples
– Pena atau pensil dibawa dalam
saku dan matanya mengarah ke
bawah; jangan meletakkan pensil
di telinga
Safety Office Equipment
• Lantai
– Jaga kebersihannya, tetap
kering, bebas dr benda tajam,
lubang, dan silau
– Jika dipakai utk proses basah,
harus tersedia drainase
– Semua lantai harus dilengkapi
dengan material anti selip
• Office Traffic
– Berjalanlah, jangan berlari
– Jangan membaca sambil jalan
– Sepatu tumit tinggi
meningkatkan resiko, simpan
sepatu tumit rendah untuk
darurat
– Selalu gunakan sepatu di
tempat kerja
• Dilarang merokok, kecuali
di tempat yg telah
ditentukan
Safety Office Terrafic
• Faktor yg Riskan
– Posisi atau postur yg
tidak nyaman
– Pengulangan/repetisi
– Paksaan
– Tekanan Langsung
– Posisi Statis
– Temperatur Rendah
– Silau Cahaya
• Gejala/Symptoms
– Nyeri, perih, mati rasa
– Rasa sakit meningkat saat
temperatur rendah
– Pening, mata berkaca-kaca
dan merah
– Nyeri di leher dan
punggung
– Kulit memucat dan dingin
Safety Office Ergonomic
• Posture Check
– Tubuh pd posisi netral
– Semua sendi membentuk
sudut 90 derajat
– Kendurkan kepala dan
punggung dalam posisi
tegak
– Siku menyentuh tubuh
– Telapak tangan menapak
lantai
– Lutut sejajar dengan
pinggul
– Kaki menapak lantai
• Workstation Check
– Monitor pada ketinggian mata,
dan sejangkauan tangan
– Keyboard tepat di depan dan
setinggi siku
– Mouse di sisi keyboard dg
ketinggian yg sama
– Kursi bisa diatur dan berbantal
– Tangan menjangkau semua
barang yg dibutuhkan di atas
meja
Hands/Arms
Head/Neck
Upper Back/Shoulders
Lower Back
Legs
Eyes
4. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
 Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat.
 Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit
korban bukan menambah sakit korban
Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk :
 Mempertahankan penderita tetap hidup atau terhindar dari maut
 Membuat keadaan penderita tetap stabil
 Mengurangi rasa nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas
 Menghindarkan kecacatan yang lebih parah
Alat Bantu Pertolongan Pertama
1. Perban
Digunakan untuk menutup luka dengan tujuan untuk membantu menghentikan
pendarahan dan menyerap cairan yang keluar dari luka juga mencegah
terjadinya kontaminasi kuman
2. Pembalut / bebat
Bebat atau balutan adalah bahan yang sering digunakan untuk melapis luka
sehabis diperban. Kegunaannya adalah untuk menbantu menghentikan
pendarahan, mengurangi terjadinya pembengkakan dan mendukung bagian
otot yang terluka supaya menyatu kembali
3. Mitella (pembalut segitiga)
4. Dasi (cravat)
Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk
pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm
5. Pita (pembalut gulung)
Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling
sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta
tidak mudah kendor
6. Plester (pembalut berperekat)
Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka
Cara membalut luka terbuka dengan plester:
Luka diberi antiseptik
Tutup luka dengan kassa
Baru letakkan pembalut plester
7. Kassa Steril
Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan
dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum
digunakan.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati
(misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester
8. Bidai
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat
tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang
yang patah tidak bergerak (immobilisasi).
9. Pembalut Lainnya
· Snelverband : pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril.
Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.
· Sofratulle : kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk
menutup luka-luka kecil.
Penanangan Pertama pada Kecelakaan
1. Tenangkan korban
2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3. Posisikan setengah duduk
4. Atur nafas
5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
I. Asma
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
• Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
• Terdengar suara ketika bernafas
• Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
• Irama nafas tidak teratur
• Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
• Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
 Nyeri di dada
 Penderita memegangi dada sebelah kiri
bawah dan sedikit membungkuk
 Kadang sampai tidak merespon terhadap
suara
 Denyut nadi tak teraba / lemah
 Gangguan nafas
 Mual, muntah, perasaan tidak enak di
lambung
 Kepala terasa ringan
 Lemas
 Kulit berubah pucat/kebiruan
 Keringat berlebihan
II. Lemah Jantung
Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu
atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
•Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena
gangguan pencernaan, stress, tegang.
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
III. Mimisan
Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung
karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
• Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
• Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh
darah
• Kadang disertai pusing
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan
Pertama
Penanganan
IV. Keseleo
Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram (Kram
yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan).
Gejala
• Bengkak dan nyeri bila ditekan
• Kebiruan/merah pada derah luka
• Sendi terkunci
• Ada perubahan bentuk pada sendi
• Nyeri pada otot
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka
5. Relaksasi
6. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi (untuk kram)
Penanganan
V. Patah Tulang
Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh sehingga
tulang menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit
• Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang:
pembengkakan, memar, rasa nyeri.
• Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah
akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
• Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak
sama bentuk dan panjangnya.
• Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak
dapat digunakan lagi.
• Perubahan bentuk
• Nyeri bila ditekan dan kaku
• Bengkak
• Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
• Ada memar (jika tertutup)
• Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Langkah – langkah penanganan:
 Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
 Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin
patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang
antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak
membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah.
 Jika ada darah mengalir hentikan pendarahan dengan menekan dan
mengikat bagian yang terluka dengan kain bersih
V. Penanganan Patah Tulang
Prosedur Pembalutan :
Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab
pertanyaan ini:
 Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang
digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
 Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
 Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
 Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan
perlu dibidai/tidak?)
Pembalutan dan
pemasangan bidal
Pembalutan luka
terbuka
VI. Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda
yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat
membakar)
Gejala Penanganan
Gejala Luka Bakar Tingkat I:
- kemerahan pada bagian yang terbakar
- bengkak ringan
- nyeri
- kulit tidak terkoyak karena melepuh
1. Siram dengan air mengalir bagian luka
2. Tutup luka bakar dengan kain perban
steril untuk mencegah infeksi
3. Jangan memberi mentega atau minyak
pada luka bakar
Gejala Luka Bakar Tingkat II:
- kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris
- melepuh
- bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
- kulit terlihat lembab atau becek
1. Siram dengan air mengalir bagian luka
2. Tutup luka bakar dengan kain perban
steril untuk mencegah infeksi
3. Angkat bagian yang terluka lebih tinggi
dari organ jantung
Gejala Luka Bakar Tingkat III:
- daerah luka tampak berwarna putih
- kulit hancur
- sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak
1. Jika korban masih dalam keadaan
terbakar, padamkan api dengan
menggunakan selimut, karpet, jaket
2. Lakukan penanganan seperti diatas
3. Segera hubungi ambulans
 Perasaan limbung
 Pandangan berkunang-kunang
 Telinga berdenging
 Nafas tidak teratur
 Muka pucat
 Biji mata melebar
 Lemas
 Keringat dingin
 Menguap berlebihan
 Tak respon (beberapa menit)
 Denyut nadi lambat
VII. Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang
akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan,
terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan
(Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2,
kecelakaan, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi
(kekurangan cairan tubuh), anemia, dan lain-lain
Gejala umum:
Penanganan Pingsan
 Baringkan korban dalam posisi terlentang
 Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
 Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat
pernafasan
 Beri udara segar
 Periksa kemungkinan cedera lain
 Selimuti korban
 Korban diistirahatkan beberapa saat
 Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat
menggunakan bau-bauan yang menyengat.
 Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih tinggi
dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban
pingsan tersebut.
 Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal atau
sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
 Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar
muntah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa
lancar kembali.
 Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minum seperti kopi atau teh
hangat.
Teknik Pertolongan Pertama dalam Kondisi Gawat
Darurat
RESUSITASI JANTUNG – PARU
RJP adalah teknik dasar pertolongan pertama yang digunakan
pada korban yang tidak bernapas dan kuat dugaan jantungnya
berhenti berdenyut . RJP bertujuan untuk merangsang organ
jantung dan paru – paru korban berfungsi kembali memompa
darah dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena
itu diperlukan prosedur RJP yang dikenal dengan tindakan
ABC
Airway Controlling (membuka Jalan
udara/napas )
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
• Membaringkan korban telentang di lantai atau di tanah.
• Membersihkan mulut dan jalan udara dari kemungkinan adanya benda – benda
asing menggunakan jari penolong.
Jika tidak ada dugaan terjadi cedera leher, dongakkan kepala korban untuk
membuka jalan udara. Dengan cara menempelkan telapak tangan penolong di
kening korban dan jari tangan lainnya mengangkat dagu korban yang bertujuan
agar lidah korban tertarik dari pangkal tenggorokan
Breathing Support (bantuan pernapasa)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
 Pastikan kepala korban dalam posisi mendongak
 Dengan meletakkan telapak tangan pada dahi, pencetlah hidung
korban dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk kemudian
ambil napas dalam – dalam. Tempelkan mulut Anda pada mulut
korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali napas penuh.
Lepaskan mulut Anda setiap setelah menghembuskan napas dan
ambil napas panjang lagi dan tiup lagi.
 Setelah Anda mengembuskan udara ke dalam mulut dan hidung,
dekatkan telinga Anda ke hidung korban untuk mendengarkan
hembusan napasnya
 Lakukan sekitar 12 kali hembusan permenit (1 hembusan per
5 detik) untuk korban dewasa, 15 kali hembusan permenit (1
hembusan tiap 4 detik) untuk korban anak-anak, 20 kali
hembusan permenit (1 hembusan tiap 3 detik ) untuk bayi.
 Kemudian perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik
dan turun pertanda bernapas, jika dada sudah mulai
mengembang hentikan tiupan
Breathing Support (bantuan pernapasa)
Circulatoring Support (Memulihkan sirkulasi darah)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Letakkan bagian dalam salah satu tangan anda di atas bagian tengah dada
pasien. Taruhlah tangan lainnya di atas tangan yang pertama. Jaga siku anda
lurus dan posisi bahu anda tepat di atas tangan anda
 Gunakan berat badan bagian atas (tidak hanya lengan anda) ketika anda
mendorong ke bawah (menekan) dada 4 –5,5 cm. Dorong kuat dan cepat-
berikan dua tekanan tiap detik atau sekitar 100 tekanan tiap menit
 Setelah 15 tekanan, miringkan kepala ke belakang-angkat dagu
 Lakukan metode A & B.
Untuk Memudahkan pengukuran,
tepatnya 2-3 jari dari ulu hati
Posisi penolong harus tegak lurus 90
derjat dari korban, lengan harus lurus,
dan daya penekanan berpusat pada
bahu
SAFETY SYMBOL
THANK YOU
Safety isn’t expensive, it’s priceless

More Related Content

Similar to K3

shougyou_Indonesian.pptx
shougyou_Indonesian.pptxshougyou_Indonesian.pptx
shougyou_Indonesian.pptxJELAPANGMASHUR
 
tugas Analisa keselamatan kerja kesehatan pasien ptx
tugas Analisa keselamatan kerja kesehatan pasien ptxtugas Analisa keselamatan kerja kesehatan pasien ptx
tugas Analisa keselamatan kerja kesehatan pasien ptxjumatrihollong96
 
Materi Komputer dan Jaringan Dasar 1 K3LH.pptx
Materi Komputer dan Jaringan Dasar 1 K3LH.pptxMateri Komputer dan Jaringan Dasar 1 K3LH.pptx
Materi Komputer dan Jaringan Dasar 1 K3LH.pptxAnitaAnggunPujiLesta
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
 
presentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfpresentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfwiwik57
 
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambanganPpt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambanganDhieta Vida
 
139b888c-e025-4b49-93f4-18ad77a4128c.ppsx
139b888c-e025-4b49-93f4-18ad77a4128c.ppsx139b888c-e025-4b49-93f4-18ad77a4128c.ppsx
139b888c-e025-4b49-93f4-18ad77a4128c.ppsxHSEJETTY2
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Agus Candra
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Agus Candra
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Agus Candra
 
1. 0 RBTS3213 Pengurusan dan Keselamatan Bengkel.pptx
1. 0 RBTS3213 Pengurusan dan Keselamatan Bengkel.pptx1. 0 RBTS3213 Pengurusan dan Keselamatan Bengkel.pptx
1. 0 RBTS3213 Pengurusan dan Keselamatan Bengkel.pptxSARSVATHYAPTERPARISA
 
K3 dirumah sakit pemerintah
K3 dirumah sakit pemerintahK3 dirumah sakit pemerintah
K3 dirumah sakit pemerintahhanbnkim
 
k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxsarwoedi29
 

Similar to K3 (20)

shougyou_Indonesian.pptx
shougyou_Indonesian.pptxshougyou_Indonesian.pptx
shougyou_Indonesian.pptx
 
tugas Analisa keselamatan kerja kesehatan pasien ptx
tugas Analisa keselamatan kerja kesehatan pasien ptxtugas Analisa keselamatan kerja kesehatan pasien ptx
tugas Analisa keselamatan kerja kesehatan pasien ptx
 
Materi Komputer dan Jaringan Dasar 1 K3LH.pptx
Materi Komputer dan Jaringan Dasar 1 K3LH.pptxMateri Komputer dan Jaringan Dasar 1 K3LH.pptx
Materi Komputer dan Jaringan Dasar 1 K3LH.pptx
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
presentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfpresentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdf
 
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambanganPpt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
 
139b888c-e025-4b49-93f4-18ad77a4128c.ppsx
139b888c-e025-4b49-93f4-18ad77a4128c.ppsx139b888c-e025-4b49-93f4-18ad77a4128c.ppsx
139b888c-e025-4b49-93f4-18ad77a4128c.ppsx
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
 
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
Dasar kesehatan kerja.sesi.1 2
 
1. 0 RBTS3213 Pengurusan dan Keselamatan Bengkel.pptx
1. 0 RBTS3213 Pengurusan dan Keselamatan Bengkel.pptx1. 0 RBTS3213 Pengurusan dan Keselamatan Bengkel.pptx
1. 0 RBTS3213 Pengurusan dan Keselamatan Bengkel.pptx
 
K3 dirumah sakit pemerintah
K3 dirumah sakit pemerintahK3 dirumah sakit pemerintah
K3 dirumah sakit pemerintah
 
K3
K3K3
K3
 
k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptx
 
Bab 7 Dasprog.pptx
Bab 7 Dasprog.pptxBab 7 Dasprog.pptx
Bab 7 Dasprog.pptx
 
Media k3 l
Media k3 lMedia k3 l
Media k3 l
 
PANCA INDERA PPT.pptx
PANCA INDERA PPT.pptxPANCA INDERA PPT.pptx
PANCA INDERA PPT.pptx
 
ALKES.pptx
ALKES.pptxALKES.pptx
ALKES.pptx
 
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptxPERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
 

K3

  • 2. DINA HERDIANA Trainer Consultant +6285221002123 kauladinher@gmail.com Profile Hometown : Curug Garden Blok B3-33, Tangerang 15810 Education Background Work Experience: 1. Trainer Consultant COAHR Indonesia (2018 - 2020) 2. After Sales Facilitator PT. Nissan Motor Indonesia (2013 – 2018) 3. Technical Instructor PT. Intraco Penta. Tbk (2011 – 2013) Hobby : Active sport without physical contact Education Mechanical Engineering (UPI Bandung) :
  • 3. KESEHATAN DAN KESELAMATA KERJA (K3) 3 CONTENT PENJELASAN K3 PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA SAFETY GUIDE PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
  • 4. OBJECTIVE 1. MEMAHAMI PENTINGNYA KESELAMATAN KERJA 2. MEMAHAMI PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA 3. MEMAHAMI PANDUAN KESELAMATAN KERJA 4. MEMAHAMI DAN DAPAT MELAKUKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN 4
  • 5. Indonesia Industrial Safety Act No. 1 Year 1970 Kewajiban Karyawan • Memakai dan menggunakan dengan baik & benar peralatan pelindung diri yang diwajibkan • Mentaati semua peraturan / syarat – syarat keselamatan dan kesehatan kerja • Memelihara & merawat alat – alat pelindung diri yang diberikan
  • 6. Indonesia Industrial Safety Act No. 1 Year 1970 Kewajiban Perusahaan • Melindungi karyawan dari bahaya kecelakaan atau sakit akibat kerja • Menyediakan tempat kerja & lingkungan kerja yang aman dan sehat • Menyediakan peralatan keselamatan kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya masing-masing
  • 7. Tujuan K3: • Melindungi Tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatan produksi dan produktivitas kerja. • Melindungi lingkungan kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat. • Melindungi bahan/material, peralatan produksi (sumber produksi, hasil produksi) agar dapat dipergunakan secara aman dan efisien.
  • 8. Sebab–Sebab Kecelakaan: • Kondisi Alam • Manusia/Pekerja • Kondisi Kerja • Lingkungan Kerja
  • 9. Sebab Utama Kecelakaan Kerja • Keadaan Berbahaya Mesin, Peralatan, Pesawat, Bahan, dan lain-lain Lingkungan Kerja Proses Produksi Sifat Pekerjaan Cara Kerja • Perbuatan Berbahaya Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan Sikap, tingkah laku dan bercanda Keletihan/Kelesuhan Dan lain-lain
  • 10. Akibat Kecelakaan Kerja: • Langsung Kerusakan Alat/Bahan Kecelakaan Terhentinya Proses Produksi Perbaikan/Penggantian Alat Rusak Pelatihan Tenaga Kerja Baru • Tak Langsung Menurunnya Jumlah produksi Hilangnya Jam Kerja Kerugian Ekonomis
  • 11.
  • 12. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Unsafe Condition • Suatu keadaan tidak aman yang disebabkan oleh hal- hal sifatnya mekanis tekhnologi dan fisik Unsafe Act • Suatu keadaan tidak aman yang disebabkan oleh tindakan atau sikap yang tidak aman (ceroboh, keras kepala, masa bodoh dll)
  • 13. 1. Safety Helmet 2. Eye Protection 3. Gloves 4. Safety Belt 5. Masker/Respiratory 6. Ear Protection 7. Safety Shoes Alat Pelindung Diri 2. Perlengakpan Keselamatan Kerja
  • 14. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
  • 15. FE Fight Water Foam CO2 Sodium/ Potasium Bicarbonat ABC A      B      C      D (Special FE Agents)
  • 16. Visit link bellow for detail: https://www.youtube.com/watch?v=NuT2- 30n-0c&t=33s
  • 17. • Pintu Keluar – Tidak terhalang dan bisa diakses setiap saat – Langsung terhubung ke jalan umum • Lorong – Dilengkapi dengan tanda-tanda bahaya kebakaran – Pintu terbuka ke arah keluarnya para penghuni gedung • Tangga – Dilengkapi dengan material anti selip – Dilarang membuang sampah dan melemparkan sesuatu di tangga • Lift – Dilarang menahan pintu dengan tangan – Perhatikan langkah, seringkali lantai lift tidak sejajar dengan lantai gedung pada saat pintu terbuka Safety Office Building 3. Safety Guide
  • 18. • File Cabinets – Jangan diletakkan dekat/menghalangi pintu keluar – Beban terberat ada di laci paling bawah – Hanya membuka satu laci pada satu waktu – Dilarang bersandar atau menaiki lemari – Dilarang menaruh benda yg menyebabkan lemari tidak stabil • Benda Tajam – Berhati-hati saat memotong kertas – Bagian tajam staples diletakkan pada bagian dalam dokumen – Gunakan staple remover untuk melepas staples – Pena atau pensil dibawa dalam saku dan matanya mengarah ke bawah; jangan meletakkan pensil di telinga Safety Office Equipment
  • 19. • Lantai – Jaga kebersihannya, tetap kering, bebas dr benda tajam, lubang, dan silau – Jika dipakai utk proses basah, harus tersedia drainase – Semua lantai harus dilengkapi dengan material anti selip • Office Traffic – Berjalanlah, jangan berlari – Jangan membaca sambil jalan – Sepatu tumit tinggi meningkatkan resiko, simpan sepatu tumit rendah untuk darurat – Selalu gunakan sepatu di tempat kerja • Dilarang merokok, kecuali di tempat yg telah ditentukan Safety Office Terrafic
  • 20. • Faktor yg Riskan – Posisi atau postur yg tidak nyaman – Pengulangan/repetisi – Paksaan – Tekanan Langsung – Posisi Statis – Temperatur Rendah – Silau Cahaya • Gejala/Symptoms – Nyeri, perih, mati rasa – Rasa sakit meningkat saat temperatur rendah – Pening, mata berkaca-kaca dan merah – Nyeri di leher dan punggung – Kulit memucat dan dingin Safety Office Ergonomic
  • 21. • Posture Check – Tubuh pd posisi netral – Semua sendi membentuk sudut 90 derajat – Kendurkan kepala dan punggung dalam posisi tegak – Siku menyentuh tubuh – Telapak tangan menapak lantai – Lutut sejajar dengan pinggul – Kaki menapak lantai • Workstation Check – Monitor pada ketinggian mata, dan sejangkauan tangan – Keyboard tepat di depan dan setinggi siku – Mouse di sisi keyboard dg ketinggian yg sama – Kursi bisa diatur dan berbantal – Tangan menjangkau semua barang yg dibutuhkan di atas meja
  • 22.
  • 25.
  • 26. 4. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan  Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat.  Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk :  Mempertahankan penderita tetap hidup atau terhindar dari maut  Membuat keadaan penderita tetap stabil  Mengurangi rasa nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas  Menghindarkan kecacatan yang lebih parah
  • 27. Alat Bantu Pertolongan Pertama 1. Perban Digunakan untuk menutup luka dengan tujuan untuk membantu menghentikan pendarahan dan menyerap cairan yang keluar dari luka juga mencegah terjadinya kontaminasi kuman 2. Pembalut / bebat Bebat atau balutan adalah bahan yang sering digunakan untuk melapis luka sehabis diperban. Kegunaannya adalah untuk menbantu menghentikan pendarahan, mengurangi terjadinya pembengkakan dan mendukung bagian otot yang terluka supaya menyatu kembali 3. Mitella (pembalut segitiga)
  • 28. 4. Dasi (cravat) Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm 5. Pita (pembalut gulung) Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor
  • 29. 6. Plester (pembalut berperekat) Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka Cara membalut luka terbuka dengan plester: Luka diberi antiseptik Tutup luka dengan kassa Baru letakkan pembalut plester 7. Kassa Steril Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester 8. Bidai Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi).
  • 30. 9. Pembalut Lainnya · Snelverband : pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar. · Sofratulle : kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.
  • 31. Penanangan Pertama pada Kecelakaan 1. Tenangkan korban 2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk 3. Posisikan setengah duduk 4. Atur nafas 5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan I. Asma Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan. Gejala • Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas • Terdengar suara ketika bernafas • Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher) • Irama nafas tidak teratur • Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis) • Kesadaran menurun (gelisah/meracau) Penanganan
  • 32.  Nyeri di dada  Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk  Kadang sampai tidak merespon terhadap suara  Denyut nadi tak teraba / lemah  Gangguan nafas  Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung  Kepala terasa ringan  Lemas  Kulit berubah pucat/kebiruan  Keringat berlebihan II. Lemah Jantung Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung. Gejala •Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang. Penanganan 1. Tenangkan korban 2. Istirahatkan 3. Posisi duduk 4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas 5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan 6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu 7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
  • 33. III. Mimisan Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan. Gejala • Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri • Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah • Kadang disertai pusing 1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman 2. Tenangkan korban 3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung 4. Diminta bernafas lewat mulut 5. Bersihkan hidung luar dari darah 6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama Penanganan
  • 34. IV. Keseleo Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram (Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan). Gejala • Bengkak dan nyeri bila ditekan • Kebiruan/merah pada derah luka • Sendi terkunci • Ada perubahan bentuk pada sendi • Nyeri pada otot 1. Korban diposisikan nyaman 2. Kompres es/dingin 3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan 4. Tinggikan bagian tubuh yang luka 5. Relaksasi 6. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi (untuk kram) Penanganan
  • 35. V. Patah Tulang Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh sehingga tulang menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit • Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri. • Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita. • Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya. • Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi. • Perubahan bentuk • Nyeri bila ditekan dan kaku • Bengkak • Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah • Ada memar (jika tertutup) • Terjadi pendarahan (jika terbuka)
  • 36. Langkah – langkah penanganan:  Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.  Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah.  Jika ada darah mengalir hentikan pendarahan dengan menekan dan mengikat bagian yang terluka dengan kain bersih V. Penanganan Patah Tulang Prosedur Pembalutan : Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini:  Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)  Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)  Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)  Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu dibidai/tidak?)
  • 38. VI. Luka Bakar Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar) Gejala Penanganan Gejala Luka Bakar Tingkat I: - kemerahan pada bagian yang terbakar - bengkak ringan - nyeri - kulit tidak terkoyak karena melepuh 1. Siram dengan air mengalir bagian luka 2. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi 3. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar Gejala Luka Bakar Tingkat II: - kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris - melepuh - bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari - kulit terlihat lembab atau becek 1. Siram dengan air mengalir bagian luka 2. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi 3. Angkat bagian yang terluka lebih tinggi dari organ jantung Gejala Luka Bakar Tingkat III: - daerah luka tampak berwarna putih - kulit hancur - sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak 1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan selimut, karpet, jaket 2. Lakukan penanganan seperti diatas 3. Segera hubungi ambulans
  • 39.  Perasaan limbung  Pandangan berkunang-kunang  Telinga berdenging  Nafas tidak teratur  Muka pucat  Biji mata melebar  Lemas  Keringat dingin  Menguap berlebihan  Tak respon (beberapa menit)  Denyut nadi lambat VII. Pingsan Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, kecelakaan, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), anemia, dan lain-lain Gejala umum:
  • 40. Penanganan Pingsan  Baringkan korban dalam posisi terlentang  Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung  Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan  Beri udara segar  Periksa kemungkinan cedera lain  Selimuti korban  Korban diistirahatkan beberapa saat  Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat menggunakan bau-bauan yang menyengat.  Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban pingsan tersebut.  Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.  Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar muntah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa lancar kembali.  Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minum seperti kopi atau teh hangat.
  • 41. Teknik Pertolongan Pertama dalam Kondisi Gawat Darurat RESUSITASI JANTUNG – PARU RJP adalah teknik dasar pertolongan pertama yang digunakan pada korban yang tidak bernapas dan kuat dugaan jantungnya berhenti berdenyut . RJP bertujuan untuk merangsang organ jantung dan paru – paru korban berfungsi kembali memompa darah dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena itu diperlukan prosedur RJP yang dikenal dengan tindakan ABC
  • 42. Airway Controlling (membuka Jalan udara/napas ) Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: • Membaringkan korban telentang di lantai atau di tanah. • Membersihkan mulut dan jalan udara dari kemungkinan adanya benda – benda asing menggunakan jari penolong. Jika tidak ada dugaan terjadi cedera leher, dongakkan kepala korban untuk membuka jalan udara. Dengan cara menempelkan telapak tangan penolong di kening korban dan jari tangan lainnya mengangkat dagu korban yang bertujuan agar lidah korban tertarik dari pangkal tenggorokan
  • 43. Breathing Support (bantuan pernapasa) Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:  Pastikan kepala korban dalam posisi mendongak  Dengan meletakkan telapak tangan pada dahi, pencetlah hidung korban dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk kemudian ambil napas dalam – dalam. Tempelkan mulut Anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali napas penuh. Lepaskan mulut Anda setiap setelah menghembuskan napas dan ambil napas panjang lagi dan tiup lagi.  Setelah Anda mengembuskan udara ke dalam mulut dan hidung, dekatkan telinga Anda ke hidung korban untuk mendengarkan hembusan napasnya
  • 44.  Lakukan sekitar 12 kali hembusan permenit (1 hembusan per 5 detik) untuk korban dewasa, 15 kali hembusan permenit (1 hembusan tiap 4 detik) untuk korban anak-anak, 20 kali hembusan permenit (1 hembusan tiap 3 detik ) untuk bayi.  Kemudian perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik dan turun pertanda bernapas, jika dada sudah mulai mengembang hentikan tiupan Breathing Support (bantuan pernapasa)
  • 45. Circulatoring Support (Memulihkan sirkulasi darah) Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :  Letakkan bagian dalam salah satu tangan anda di atas bagian tengah dada pasien. Taruhlah tangan lainnya di atas tangan yang pertama. Jaga siku anda lurus dan posisi bahu anda tepat di atas tangan anda  Gunakan berat badan bagian atas (tidak hanya lengan anda) ketika anda mendorong ke bawah (menekan) dada 4 –5,5 cm. Dorong kuat dan cepat- berikan dua tekanan tiap detik atau sekitar 100 tekanan tiap menit  Setelah 15 tekanan, miringkan kepala ke belakang-angkat dagu  Lakukan metode A & B. Untuk Memudahkan pengukuran, tepatnya 2-3 jari dari ulu hati Posisi penolong harus tegak lurus 90 derjat dari korban, lengan harus lurus, dan daya penekanan berpusat pada bahu
  • 47. THANK YOU Safety isn’t expensive, it’s priceless