SlideShare a Scribd company logo
Jurnal Biogenesis Vol. 1(2):66-69, 2005
© Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau
ISSN : 1829-5460
66
FREKUENSI DAN PENYEBARAN ALEL GOLONGAN DARAH A B O SISWA SMUN 1
SUKU BANGSA MELAYU DI KECAMATAN RUPAT
KABUPATEN BENGKALIS RIAU
Darmawati*
, Evi Suryawati, dan Edi Suhendri
Laboratorium Zoologi Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau, Pekanbaru 28293
Diterima 20 Januari 2005, Disetujui 28 Pebruari 2005
Abstract
The objective of this research was to examine the allele frequency and dissemination ABO blood group of
SMUN I Melayu student, Bengkalis regency. This research have done on November 2001 - February
2002. Survey method was used in this study. The parameter observation was allele frequency IA
, IB
, and
IO
. Data analyzed by using Hardy Weinberg Law and chi square. The results shows that the allele
frequency IA
(0,152), IB
(0,326), IO
(0,522). There was no equilibrium in allele dissemination.
Key words : ABO blood group, dissemination, equilibrium, SMUN I Bengkalis regency.
Pendahuluan
Pulau Rupat merupakan salah satu pulau yang
terletak di Kabupaten Bengkalis yang terdiri dari
dua kecamatan yaitu kecamatan Rupat Utara dan
kecamatan Rupat Selatan. Penelitian ini di lakukan
di kecamatan Rupat Selatan dengan luas wilayah
896,35 km2
. Menurut data statistik tahun 2001
jumlah penduduk yang mendiami wilayah Rupat
Selatan adalah 26.612 jiwa menempati 4 kelurahan
(Batupanjang, Terkul, Tanjung Kapal dan Pergam)
dan terdiri dari 6 desa.
Suku Bangsa Melayu yang ada di Pulau Rupat
mempunyai suatu kebiasaan yaitu apabila hendak
menikahkan anaknya menanyakan suku dari calon
menantunya. Penduduk suku bangsa Melayu yang
ada di pulau Rupat sering melakukan perkawinan
intern sesama satu suku. Kebiasaan memilih
jodoh dan melakukan perkawinan satu suku
kemungkinan besar akan munculnya sifat-sifat
menurun yang kurang baik kepada generasi
keturunannya.
*) Komunikasi Penulis :
Laboratorium Zoologi Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau
Salah satu sifat yang menurun pada manusia
adalah golongan darah. Golongan darah diwariskan
dari orang tua kepada keturunannya, ini berarti
golongan darah seseorang itu ditentukan alel
tertentu.
Golongan darah menurut sistem ABO dapat
diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Land-
Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah
manusia kedalam empat golongan yaitu A, B, AB
dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh
macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel
darah merah). Adanya antigen di dalam eritrosit
ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu IA
, IB
,
dan Io
. Populasi penduduk hampir seluruh dunia
memiliki ketiga buah alel tersebut, meskipun
penyebaran alelnya berbeda-beda.
Penyelidikan membuktikan bahwa orang Indian
Amerika tidak memiliki alel IB
, sehingga pada
orang indian tidak didapatkan seorang individupun
yang mempunyai golongan darah B (Sinnott,
1958).
Bagaimana keadaannya di Indonesia, yang
negaranya terdiri dari ribuan pulau dengan
berbagai macam suku bangsa. Adakah
kemungkinan bahwa golongan darah sistem ABO
pada berbagai suku bangsa di Indonesia tidak sama
penyebarannya. Apakah frekuensi ketiga alel IA
, IB
,
Darmawati, Suryawati, dan Subendri : Frekuensi dan Penyebaran Alel Golongan Darah
67
dan Io
itu penyebarannya berbeda untuk berbagai
suku bangsa di negara kita, padahal menurut Suryo
(1979), golongan darah orang Indonesia secara
umum adalah B.
Data yang menyeluruh mengenai penyebaran
frekuensi alel-alel IA
, IB
, dan Io
masing-masing
suku bangsa belum ada, meskipun baru beberapa
suku bangsa Toraja dengan frekuensi alel IA
(0,20),
IB
(0,14), dan Io
(0,66) (Suryo, 1979).
Penelitian yang serupa belum pernah dilakukan
terhadap suku bangsa melayu di pulau Rupat
khususnya siswa SMUN 1 Rupat, karena fenomena
inilah maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tersebut. Adapun tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran
alel golongan darah sistem ABO siswa SMUN I
suku bangsa Melayu di kecamatan Rupat Provinsi
Riau.
Bahan dan Metode
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 20
November 2001 sampai 29 Februari 2002.
Penelitian ini dilakukan di SMUN 1 kecamatan
Rupat Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah darah,
anti serum (A dan B) dan alkohol 70%. Sedangkan
alat yang digunakan dalam penelitian adalah jarum
franke, objek glass, pengaduk, kapas dan alat tulis.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode survei dimana siswa SMUN 1 suku bangsa
melayu di kecamatan Rupat dijadikan objek
penelitian. Kriteria pengambilan sampel apabila
salah seorang dari nenek atau kakeknya atau
keduanya lahir dan berasal dari pulau Rupat,
sedangkan orang tua (ayah dan ibu) lahir dan
berasal dari pulau Rupat dan anaknya (sampel)
lahir dimana saja. Dari 176 orang siswa yang
dibagikan angket, ternyata hanya 121 orang yang
termasuk suku bangsa Melayu yang akan dilakukan
pengetesan golongan darah. Sampel darah siswa
diambil dengan menggunakan jarum Franke dan
ditetesi anti serum, sesuai dengan prosedur
penentuan golongan darah manusia.
Data dianalisis dengan menggunakan hukum
Hardy-Weinberg (Brewer dan Carles, 1983) :
Perhitungan penyebaran frekuensi alel
dilakukan dengan menggunakan rumus chi-square
(Suryo, 1997), yaitu
Keterangan :
d = Penyimpangan /deviasi yaitu selisih antara hasil yang
diperoleh (O) dengan hasil yang diharapkan
e = Hasil yang di harapkan.
Hasil dan Pembahasan
Golongan darah yang paling dominan setelah
dilakukan pengetesan dari 121 siswa SMUN 1
suku bangsa Melayu di kecamatan Rupat adalah
golongan darah B yaitu 59 orang (48,76%). Hal ini
sesuai dengan pendapat Suryo (1979) yang
menyatakan bahwa golongan darah orang
Indonesia pada umumnya adalah B, dan golongan
darah yang paling sedikit adalah golongan darah
AB yaitu hanya 7 orang (5,78%).
Tabel 1. Frekuensi alel IA
, IB
, dan Io
pada siswa
SMUN 1 suku bangsa Melayu di
Kecamatan Rupat
Frekuensi Alel Nilai
IA
0,152
IB
0,326
IO
0,522
Untuk memperoleh anak yang bergolongan
darah B, maka kedua dari orang tuanya atau salah
satu dari orang tuanya harus membawa alel IB
. Alel
IB
hanya dimiliki oleh orang yang bergolongan
darah B dan AB, hal ini sesuai dengan pendapat
Race dan Sanger (1975) yaitu golongan darah B
memiliki alel IB
dan golongan darah AB memiliki
alel IA
dan IB
. Kemungkinan yang banyak terjadi di
pulau Rupat adalah perkawinan dari orang tua yang
membawa alel IB
, sehingga akan banyak
melahirkan anak yang bergolongan darah B.
Frekuensi alel-alel golongan darah IA
, IB
, dan Io
siswa SMUN 1 suku bangsa Melayu di Kecamatan
Rupat dapat dilihat pada Tabel 1.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa frekuensi alel IA
adalah 0,152 sedangkan untuk frekuensi alel IB
adalah 0,326 dan untuk Frekuensi alel Io
adalah
0,522. Hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda
(p+q+r)2
= p2
+ q2
+ r2
+ 2pq + 2pr +2qr = 1
X2
= Σ(d2
/ e)
Darmawati, Suryawati, dan Subendri : Frekuensi dan Penyebaran Alel Golongan Darah
68
dengan hasil yang dilaporkan Suryo (1979) yang
dilakukan pada suku bangsa Toraja di Sulawesi
bahwa pada suku bangsa Toraja juga diperoleh
frekuensi alel yang tertinggi adalah alel Io
yaitu
0,66. Begitu juga dengan frekuensi alel yang
diperoleh di beberapa negara maju bahwa frekuensi
alel yang tertinggi adalah Io
. Hal ini dapat
dipahami dan dibenarkan bahwa alel Io
dapat
diperoleh dari tiga macam golongan darah yaitu
golongan darah O yang membawa alel Io
, golongan
darah A yang membawa genotip heterozigot IA
Io
dan golongan darah B yang membawa genotif IB
I0
.
Walaupun letak suatu daerah berdampingan
dengan daerah lain atau negara lain tetapi frekuensi
dan penyebaran alel golongan darah bisa saja
berbeda karena penyebaran alel sangat dipengaruhi
oleh gen dari parentalnya.
Apabila terjadi variasi pada parentalnya maka
generasi berikutnya juga akan membawa alel yang
bervariasi dan sebaliknya apabila generasi
parentalnya tidak ada variasi yang disebabkan
perkawinan intern maka generasi berikutnya akan
mewariskan alel yang tidak jauh berbeda dengan
parentalnya.
Penyebaran frekuensi alel IA
, IB
, Io
dari siswa
SMUN 1 suku bangsa Melayu di kecamatan Rupat
dapat dilihat pada Tabel 2.
Dari hasil yang diperoleh setelah dilakukan tes
Chi-square untuk mengetahui penyebaran frekuensi
alel ternyata terdapat nilai penyimpangan yang
cukup besar setelah diuji dengan taraf kepercayaan
5%. Nilai X2
hitung (160.62) lebih besar dari nilai
X2
tabel (7,82), hal ini menunjukkan bahwa telah
terjadinya perubahan pada frekuensi alel (genotip)
atau gagal berlakunya hukum keseimbangan
Hardy-Weinberg.
Tabel 2. Perhitungan Chi-square penyebaran alel IA
,IB
dan Io
siswa SMUN 1 suku bangsa Melayu di Kecamatan
Rupat
Fenotip
Perhitungan
A B AB O
Jlh
Jlh yg diamati 22 59 7 33 121
Jlh yg diharapkan 40 40 27 14 121
Selisih -18 19 -20 19 0
Kuadrat 324 361 400 361
X2
= Σ (d2
)/e 81 9,025 14,815 25,78 160,62
Jika frekuensi suatu gen tetap dari generasi ke
generasi, maka populasi tersebut dikatakan dalam
keadaan seimbang (ekuilibrium), ini dijumpai pada
populasi yang besar, perkawinan yang berlangsung
secara acak (random) dan tidak ada usaha untuk
mengatur sifat (Suryo, 1997).
Menurut Crow dan Kimura (1970) perubahan
frekuensi gen dapat disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain seleksi alam, mutasi, genetic
drift, miotic drift, dan migrasi. Sedangkan menurut
Suryo (1997) bahwa bercampurnya alel-alel
didalam populasi dari populasi lain dapat
menyebabkan bahwa frekuensi alel dalam suatu
populasi dapat berubah.
Nilai penyimpangan yang sangat besar sekali
yaitu pada golongan darah A yaitu 81 diikuti
dengan O yaitu 25,78 dan AB yaitu 14,815, begitu
juga dengan golongan darah B yaitu 9,025. Dari
jumlah sampel yang diteliti ternyata mengalami
penyimpangan yang cukup besar. Adanya
penyimpangan ini disebabkan karena penduduk
suku Bangsa Melayu yang ada di pulau Rupat
sangat homogen dan cenderung untuk mengadakan
perkawinan intersuku atau pilih-pilih jodoh, artinya
kalau tidak satu suku mereka enggan untuk
melakukan perkawinan.
Adanya penyimpangan dari hukum Hardy-
Weinberg juga disebabkan karena penduduk suku
bangsa Melayu yang ada di Pulau Rupat
enyebarannya sangat jarang (0,033 jiwa/km2
) dan
tidak merata, disamping itu juga populasinya masih
sangat kecil, hal ini tentunya sesuai dengan
pendapat Suryo (1989) yaitu apabila populasi kecil
maka masyarakatnya cenderung untuk mengadakan
perkawinan secara tidak acak, maka keberadaan
hukum Hardy-Weinberg pada populasi ini tidak
dapat berlaku lagi.
Fluktuasi (naik turun) frekuensi gen yang acak
(random) atau disebut juga dengan genetic drift
pengaruhnya dapat diabaikan pada penduduk yang
besar, tetapi pada penduduk yang kecil seperti
penduduk yang ada di Pulau Rupat pengaruhnya
tidak dapat diabaikan, karena dengan jumlah
penduduk yang sedikit maka perkawinan sekerabat
dekat banyak berlangsung. Dengan perkawinan
demikian yang berlangsung dari generasi ke
generasi tentu saja semakin meningkatkan jumlah
genotif yang homozigot dan menurunkan jumlah
yang heterozigot.
Darmawati, Suryawati, dan Subendri : Frekuensi dan Penyebaran Alel Golongan Darah
69
Kesimpulan
Frekuensi alel golongan darah sistem ABO
siswa SMUN 1 suku Bangsa Melayu di kecamatan
Rupat adalah IA
(0,152), IB
(0,326), Io
(0,522)
dengan penyebaran alel yang tidak seimbang (tidak
merata).
Daftar Pustaka
Brewer, G.J. and F.S. Carles. 1983. Genetics. Addison
Wesley Publishing Company Inc. New York.
Crow, J.F. and M. Kimura. 1970. An Introduction to
Population Genetics Theory. Burgess Publishing
Company Minnepolis. Minnesota.
Race, R. dan R. Sanger. 1975. Blood Group in Man. 6th
edition. Blackwell. Oxford.
Sinnott, E.W. 1958. Principles Of Genetics. 5th
edition.
McGraw-Hill Book Company Inc. New York.
Suryo. 1996. Genetika. Departemen P dan K Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta.
_____. 1997. Menghitung Frekuensi dan Penyebaran
Alel Untuk Golongan Darah ABO Pada Suku
Bangsa Toraja. Laporan Penelitian Fakultas Biologi
UGM. Yogyakarta.
_____. 1997. Genetik Manusia. UGM Press.
Yogyakarta.
Jurnal frekuensi dan penyebaran alel golongan darah a b o
Jurnal frekuensi dan penyebaran alel golongan darah a b o

More Related Content

What's hot

Sel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikSel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotik
riacantik96
 
Anatomi batang
Anatomi batangAnatomi batang
Anatomi batang
ditaayuwulandari
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
shafirasalsa11
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
Agustin Dian Kartikasari
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
Maedy Ripani
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
Agustin Dian Kartikasari
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanian
perdos5 cuy
 
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdf
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdfMakalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdf
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdfDody Perdana
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Maedy Ripani
 
3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun
Nike Triwahyuningsih
 
Interaksi antar-gen
Interaksi antar-genInteraksi antar-gen
Interaksi antar-genJeneng Omega
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
dewisetiyana52
 
Biologi sel hewan dan tumbuhan ppt
Biologi sel hewan dan tumbuhan pptBiologi sel hewan dan tumbuhan ppt
Biologi sel hewan dan tumbuhan pptNurulilmi harar
 
LKPD INQUIRI TERBIMBING DAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI FUNGI
LKPD INQUIRI TERBIMBING DAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI FUNGILKPD INQUIRI TERBIMBING DAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI FUNGI
LKPD INQUIRI TERBIMBING DAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI FUNGI
Miftahul Janah Janah
 
Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darah
sicua050896
 
Laporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanLaporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanRizka Pratiwi
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
Sofyan Dwi Nugroho
 
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan TumbuhanPPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan TumbuhanAde Khairun Nisa
 

What's hot (20)

Sel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikSel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotik
 
Anatomi batang
Anatomi batangAnatomi batang
Anatomi batang
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanian
 
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdf
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdfMakalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdf
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdf
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
 
3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun
 
Interaksi antar-gen
Interaksi antar-genInteraksi antar-gen
Interaksi antar-gen
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Biologi sel hewan dan tumbuhan ppt
Biologi sel hewan dan tumbuhan pptBiologi sel hewan dan tumbuhan ppt
Biologi sel hewan dan tumbuhan ppt
 
LKPD INQUIRI TERBIMBING DAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI FUNGI
LKPD INQUIRI TERBIMBING DAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI FUNGILKPD INQUIRI TERBIMBING DAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI FUNGI
LKPD INQUIRI TERBIMBING DAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI FUNGI
 
Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darah
 
Laporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanLaporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahan
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Alel ganda
Alel gandaAlel ganda
Alel ganda
 
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan TumbuhanPPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
 

Similar to Jurnal frekuensi dan penyebaran alel golongan darah a b o

Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
dewisetiyana52
 
BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4
ppghybrid4
 
Anatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darahAnatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darah
Xdinê Mj
 
Genetika Populasi
Genetika PopulasiGenetika Populasi
Genetika Populasi
nana
 
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan darah
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan darahLaporan imunologi objek i & ii penggolongan darah
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan daraheN Alimin
 
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4FadhiLah RaHayu
 
Uji Anova (Analisis of Varians)
Uji Anova (Analisis of Varians)Uji Anova (Analisis of Varians)
Uji Anova (Analisis of Varians)
EkaEffandilus2
 
GOLONGAN DARAH
GOLONGAN DARAHGOLONGAN DARAH
GOLONGAN DARAH
PUTRA ADI IRAWAN
 
5.1 Evolusi -.pptx
5.1 Evolusi -.pptx5.1 Evolusi -.pptx
5.1 Evolusi -.pptx
ssusera169c01
 
Mekanisme Evolusi
Mekanisme EvolusiMekanisme Evolusi
Mekanisme Evolusi
Komarudin Muhamad Zaelani
 
asal-usul-kehidupan.ppt
asal-usul-kehidupan.pptasal-usul-kehidupan.ppt
asal-usul-kehidupan.ppt
sofiauly1
 
asal-usul-kehidupan.ppt
asal-usul-kehidupan.pptasal-usul-kehidupan.ppt
asal-usul-kehidupan.ppt
TriEndroPranowo
 
Bab 6 - Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
Bab 6 -  Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017Bab 6 -  Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
Bab 6 - Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
Abiyu Muhammad Akmal
 

Similar to Jurnal frekuensi dan penyebaran alel golongan darah a b o (16)

Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
 
BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4
 
Uji golongan darah
Uji golongan darahUji golongan darah
Uji golongan darah
 
Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Anatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darahAnatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darah
 
Genetika Populasi
Genetika PopulasiGenetika Populasi
Genetika Populasi
 
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan darah
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan darahLaporan imunologi objek i & ii penggolongan darah
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan darah
 
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
 
Uji Anova (Analisis of Varians)
Uji Anova (Analisis of Varians)Uji Anova (Analisis of Varians)
Uji Anova (Analisis of Varians)
 
GOLONGAN DARAH
GOLONGAN DARAHGOLONGAN DARAH
GOLONGAN DARAH
 
5.1 Evolusi -.pptx
5.1 Evolusi -.pptx5.1 Evolusi -.pptx
5.1 Evolusi -.pptx
 
Mekanisme Evolusi
Mekanisme EvolusiMekanisme Evolusi
Mekanisme Evolusi
 
mutasi sma
mutasi smamutasi sma
mutasi sma
 
asal-usul-kehidupan.ppt
asal-usul-kehidupan.pptasal-usul-kehidupan.ppt
asal-usul-kehidupan.ppt
 
asal-usul-kehidupan.ppt
asal-usul-kehidupan.pptasal-usul-kehidupan.ppt
asal-usul-kehidupan.ppt
 
Bab 6 - Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
Bab 6 -  Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017Bab 6 -  Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
Bab 6 - Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
 

Jurnal frekuensi dan penyebaran alel golongan darah a b o

  • 1. Jurnal Biogenesis Vol. 1(2):66-69, 2005 © Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau ISSN : 1829-5460 66 FREKUENSI DAN PENYEBARAN ALEL GOLONGAN DARAH A B O SISWA SMUN 1 SUKU BANGSA MELAYU DI KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS RIAU Darmawati* , Evi Suryawati, dan Edi Suhendri Laboratorium Zoologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293 Diterima 20 Januari 2005, Disetujui 28 Pebruari 2005 Abstract The objective of this research was to examine the allele frequency and dissemination ABO blood group of SMUN I Melayu student, Bengkalis regency. This research have done on November 2001 - February 2002. Survey method was used in this study. The parameter observation was allele frequency IA , IB , and IO . Data analyzed by using Hardy Weinberg Law and chi square. The results shows that the allele frequency IA (0,152), IB (0,326), IO (0,522). There was no equilibrium in allele dissemination. Key words : ABO blood group, dissemination, equilibrium, SMUN I Bengkalis regency. Pendahuluan Pulau Rupat merupakan salah satu pulau yang terletak di Kabupaten Bengkalis yang terdiri dari dua kecamatan yaitu kecamatan Rupat Utara dan kecamatan Rupat Selatan. Penelitian ini di lakukan di kecamatan Rupat Selatan dengan luas wilayah 896,35 km2 . Menurut data statistik tahun 2001 jumlah penduduk yang mendiami wilayah Rupat Selatan adalah 26.612 jiwa menempati 4 kelurahan (Batupanjang, Terkul, Tanjung Kapal dan Pergam) dan terdiri dari 6 desa. Suku Bangsa Melayu yang ada di Pulau Rupat mempunyai suatu kebiasaan yaitu apabila hendak menikahkan anaknya menanyakan suku dari calon menantunya. Penduduk suku bangsa Melayu yang ada di pulau Rupat sering melakukan perkawinan intern sesama satu suku. Kebiasaan memilih jodoh dan melakukan perkawinan satu suku kemungkinan besar akan munculnya sifat-sifat menurun yang kurang baik kepada generasi keturunannya. *) Komunikasi Penulis : Laboratorium Zoologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Salah satu sifat yang menurun pada manusia adalah golongan darah. Golongan darah diwariskan dari orang tua kepada keturunannya, ini berarti golongan darah seseorang itu ditentukan alel tertentu. Golongan darah menurut sistem ABO dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Land- Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Adanya antigen di dalam eritrosit ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu IA , IB , dan Io . Populasi penduduk hampir seluruh dunia memiliki ketiga buah alel tersebut, meskipun penyebaran alelnya berbeda-beda. Penyelidikan membuktikan bahwa orang Indian Amerika tidak memiliki alel IB , sehingga pada orang indian tidak didapatkan seorang individupun yang mempunyai golongan darah B (Sinnott, 1958). Bagaimana keadaannya di Indonesia, yang negaranya terdiri dari ribuan pulau dengan berbagai macam suku bangsa. Adakah kemungkinan bahwa golongan darah sistem ABO pada berbagai suku bangsa di Indonesia tidak sama penyebarannya. Apakah frekuensi ketiga alel IA , IB ,
  • 2. Darmawati, Suryawati, dan Subendri : Frekuensi dan Penyebaran Alel Golongan Darah 67 dan Io itu penyebarannya berbeda untuk berbagai suku bangsa di negara kita, padahal menurut Suryo (1979), golongan darah orang Indonesia secara umum adalah B. Data yang menyeluruh mengenai penyebaran frekuensi alel-alel IA , IB , dan Io masing-masing suku bangsa belum ada, meskipun baru beberapa suku bangsa Toraja dengan frekuensi alel IA (0,20), IB (0,14), dan Io (0,66) (Suryo, 1979). Penelitian yang serupa belum pernah dilakukan terhadap suku bangsa melayu di pulau Rupat khususnya siswa SMUN 1 Rupat, karena fenomena inilah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran alel golongan darah sistem ABO siswa SMUN I suku bangsa Melayu di kecamatan Rupat Provinsi Riau. Bahan dan Metode Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 20 November 2001 sampai 29 Februari 2002. Penelitian ini dilakukan di SMUN 1 kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah darah, anti serum (A dan B) dan alkohol 70%. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian adalah jarum franke, objek glass, pengaduk, kapas dan alat tulis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dimana siswa SMUN 1 suku bangsa melayu di kecamatan Rupat dijadikan objek penelitian. Kriteria pengambilan sampel apabila salah seorang dari nenek atau kakeknya atau keduanya lahir dan berasal dari pulau Rupat, sedangkan orang tua (ayah dan ibu) lahir dan berasal dari pulau Rupat dan anaknya (sampel) lahir dimana saja. Dari 176 orang siswa yang dibagikan angket, ternyata hanya 121 orang yang termasuk suku bangsa Melayu yang akan dilakukan pengetesan golongan darah. Sampel darah siswa diambil dengan menggunakan jarum Franke dan ditetesi anti serum, sesuai dengan prosedur penentuan golongan darah manusia. Data dianalisis dengan menggunakan hukum Hardy-Weinberg (Brewer dan Carles, 1983) : Perhitungan penyebaran frekuensi alel dilakukan dengan menggunakan rumus chi-square (Suryo, 1997), yaitu Keterangan : d = Penyimpangan /deviasi yaitu selisih antara hasil yang diperoleh (O) dengan hasil yang diharapkan e = Hasil yang di harapkan. Hasil dan Pembahasan Golongan darah yang paling dominan setelah dilakukan pengetesan dari 121 siswa SMUN 1 suku bangsa Melayu di kecamatan Rupat adalah golongan darah B yaitu 59 orang (48,76%). Hal ini sesuai dengan pendapat Suryo (1979) yang menyatakan bahwa golongan darah orang Indonesia pada umumnya adalah B, dan golongan darah yang paling sedikit adalah golongan darah AB yaitu hanya 7 orang (5,78%). Tabel 1. Frekuensi alel IA , IB , dan Io pada siswa SMUN 1 suku bangsa Melayu di Kecamatan Rupat Frekuensi Alel Nilai IA 0,152 IB 0,326 IO 0,522 Untuk memperoleh anak yang bergolongan darah B, maka kedua dari orang tuanya atau salah satu dari orang tuanya harus membawa alel IB . Alel IB hanya dimiliki oleh orang yang bergolongan darah B dan AB, hal ini sesuai dengan pendapat Race dan Sanger (1975) yaitu golongan darah B memiliki alel IB dan golongan darah AB memiliki alel IA dan IB . Kemungkinan yang banyak terjadi di pulau Rupat adalah perkawinan dari orang tua yang membawa alel IB , sehingga akan banyak melahirkan anak yang bergolongan darah B. Frekuensi alel-alel golongan darah IA , IB , dan Io siswa SMUN 1 suku bangsa Melayu di Kecamatan Rupat dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 terlihat bahwa frekuensi alel IA adalah 0,152 sedangkan untuk frekuensi alel IB adalah 0,326 dan untuk Frekuensi alel Io adalah 0,522. Hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda (p+q+r)2 = p2 + q2 + r2 + 2pq + 2pr +2qr = 1 X2 = Σ(d2 / e)
  • 3. Darmawati, Suryawati, dan Subendri : Frekuensi dan Penyebaran Alel Golongan Darah 68 dengan hasil yang dilaporkan Suryo (1979) yang dilakukan pada suku bangsa Toraja di Sulawesi bahwa pada suku bangsa Toraja juga diperoleh frekuensi alel yang tertinggi adalah alel Io yaitu 0,66. Begitu juga dengan frekuensi alel yang diperoleh di beberapa negara maju bahwa frekuensi alel yang tertinggi adalah Io . Hal ini dapat dipahami dan dibenarkan bahwa alel Io dapat diperoleh dari tiga macam golongan darah yaitu golongan darah O yang membawa alel Io , golongan darah A yang membawa genotip heterozigot IA Io dan golongan darah B yang membawa genotif IB I0 . Walaupun letak suatu daerah berdampingan dengan daerah lain atau negara lain tetapi frekuensi dan penyebaran alel golongan darah bisa saja berbeda karena penyebaran alel sangat dipengaruhi oleh gen dari parentalnya. Apabila terjadi variasi pada parentalnya maka generasi berikutnya juga akan membawa alel yang bervariasi dan sebaliknya apabila generasi parentalnya tidak ada variasi yang disebabkan perkawinan intern maka generasi berikutnya akan mewariskan alel yang tidak jauh berbeda dengan parentalnya. Penyebaran frekuensi alel IA , IB , Io dari siswa SMUN 1 suku bangsa Melayu di kecamatan Rupat dapat dilihat pada Tabel 2. Dari hasil yang diperoleh setelah dilakukan tes Chi-square untuk mengetahui penyebaran frekuensi alel ternyata terdapat nilai penyimpangan yang cukup besar setelah diuji dengan taraf kepercayaan 5%. Nilai X2 hitung (160.62) lebih besar dari nilai X2 tabel (7,82), hal ini menunjukkan bahwa telah terjadinya perubahan pada frekuensi alel (genotip) atau gagal berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg. Tabel 2. Perhitungan Chi-square penyebaran alel IA ,IB dan Io siswa SMUN 1 suku bangsa Melayu di Kecamatan Rupat Fenotip Perhitungan A B AB O Jlh Jlh yg diamati 22 59 7 33 121 Jlh yg diharapkan 40 40 27 14 121 Selisih -18 19 -20 19 0 Kuadrat 324 361 400 361 X2 = Σ (d2 )/e 81 9,025 14,815 25,78 160,62 Jika frekuensi suatu gen tetap dari generasi ke generasi, maka populasi tersebut dikatakan dalam keadaan seimbang (ekuilibrium), ini dijumpai pada populasi yang besar, perkawinan yang berlangsung secara acak (random) dan tidak ada usaha untuk mengatur sifat (Suryo, 1997). Menurut Crow dan Kimura (1970) perubahan frekuensi gen dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain seleksi alam, mutasi, genetic drift, miotic drift, dan migrasi. Sedangkan menurut Suryo (1997) bahwa bercampurnya alel-alel didalam populasi dari populasi lain dapat menyebabkan bahwa frekuensi alel dalam suatu populasi dapat berubah. Nilai penyimpangan yang sangat besar sekali yaitu pada golongan darah A yaitu 81 diikuti dengan O yaitu 25,78 dan AB yaitu 14,815, begitu juga dengan golongan darah B yaitu 9,025. Dari jumlah sampel yang diteliti ternyata mengalami penyimpangan yang cukup besar. Adanya penyimpangan ini disebabkan karena penduduk suku Bangsa Melayu yang ada di pulau Rupat sangat homogen dan cenderung untuk mengadakan perkawinan intersuku atau pilih-pilih jodoh, artinya kalau tidak satu suku mereka enggan untuk melakukan perkawinan. Adanya penyimpangan dari hukum Hardy- Weinberg juga disebabkan karena penduduk suku bangsa Melayu yang ada di Pulau Rupat enyebarannya sangat jarang (0,033 jiwa/km2 ) dan tidak merata, disamping itu juga populasinya masih sangat kecil, hal ini tentunya sesuai dengan pendapat Suryo (1989) yaitu apabila populasi kecil maka masyarakatnya cenderung untuk mengadakan perkawinan secara tidak acak, maka keberadaan hukum Hardy-Weinberg pada populasi ini tidak dapat berlaku lagi. Fluktuasi (naik turun) frekuensi gen yang acak (random) atau disebut juga dengan genetic drift pengaruhnya dapat diabaikan pada penduduk yang besar, tetapi pada penduduk yang kecil seperti penduduk yang ada di Pulau Rupat pengaruhnya tidak dapat diabaikan, karena dengan jumlah penduduk yang sedikit maka perkawinan sekerabat dekat banyak berlangsung. Dengan perkawinan demikian yang berlangsung dari generasi ke generasi tentu saja semakin meningkatkan jumlah genotif yang homozigot dan menurunkan jumlah yang heterozigot.
  • 4. Darmawati, Suryawati, dan Subendri : Frekuensi dan Penyebaran Alel Golongan Darah 69 Kesimpulan Frekuensi alel golongan darah sistem ABO siswa SMUN 1 suku Bangsa Melayu di kecamatan Rupat adalah IA (0,152), IB (0,326), Io (0,522) dengan penyebaran alel yang tidak seimbang (tidak merata). Daftar Pustaka Brewer, G.J. and F.S. Carles. 1983. Genetics. Addison Wesley Publishing Company Inc. New York. Crow, J.F. and M. Kimura. 1970. An Introduction to Population Genetics Theory. Burgess Publishing Company Minnepolis. Minnesota. Race, R. dan R. Sanger. 1975. Blood Group in Man. 6th edition. Blackwell. Oxford. Sinnott, E.W. 1958. Principles Of Genetics. 5th edition. McGraw-Hill Book Company Inc. New York. Suryo. 1996. Genetika. Departemen P dan K Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta. _____. 1997. Menghitung Frekuensi dan Penyebaran Alel Untuk Golongan Darah ABO Pada Suku Bangsa Toraja. Laporan Penelitian Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta. _____. 1997. Genetik Manusia. UGM Press. Yogyakarta.