1. KEMASAN LOGAM
Makalah ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Teknologi
Pengemasan
Dosen Pengampu : Lisa Novalia, S.Pi dan Yuri Amiro Hitosi, S.Pi
OLEH :
KELOMPOK 2
RAHMAT BATUBARA
IRNO MARIADI POHAN
ROY ANDREAS HUTAGALUNG
IRA BIONITA
ARIF RAHMAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN BERBASIS PERIKANAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
PDD KOTA SIBOLGA
BANDAR LAMPUNG
2015
2. KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatdan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Kemasan
Logam ” dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tulisan dalam makalah ini merupakan hasil rangkuman dari berbagai referensi, dan kami
telah rumuskan dalam sebuah makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Bersama ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini dengan baik.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan
saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran
bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang.
Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan
kemajuan ilmu pengetahuan.
Sibolga, 19 Oktober 2015
TIM Penulis
Kelompok 2
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan penduduk di Indonesia yang sangat pesat serta kebutuhan pangan yang
semakin meningkat menyebabkan industri pangan berinovasi untuk terus mengembangkan
produk pangan yang aman dan berkualitas. Gaya hidup masyarakat sekarang menuntut adanya
inovasi produk pangan instan. Oleh karena ttu, industri pangan berkompetisi untuk menciptakan
makanan cepat saji dengan kemasan yang aman dan unik. Kemasan yang aman adalah kemasan
yang bebas dari kontaminasi mikrobia patogen dan tidak menimbulkan penyakit.Pengemasan
merupakan suatu usahayang bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab
kerusakan, baik kerusakan fisik, kimia, biologis, maupun mekanis, sehingga kemasan dapat
sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dan menarik.
Jenis kemasan setiap produk berbeda-beda tergantung dari karakteristik produk tersebut.
Salah satunya bahan pengemas yang beredar di masyarakat menggunakan logam. Kemasan yang
dibuat dari logam masih menempati bagian yang penting dalam pengemasan pangan, meskipun
ada saingan yang sangat ketat dari kemasan yang terbuat dari plastik dan kertas. Hal ini
disebabkan karena kemasan yang terbuat dari logam mempunyai kekuatan mekanik yang sangat
besar. Penulis akan membahas sedikit tentang kemasan logam
B. TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mempelajari cara pembuatan kemasan logam,
jenis kemasan logam, sifat kemasan logam, Kelebihan dan Kekurangan serta contoh Produk –
produk yang menggunakan kemasan dari logam
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Pembuatan Kemasan Logam
a. Umum
Secara umum proses pembuatan kaleng terdiri dari printing, slitting/shearing, pressing
dan assembly. Proses printing dilakukan dengan tujuan untuk pembuatan dekorasi dan
melindungi kaleng dari karat atau untuk mencegah reaksi antara tinplate dengan bahan yang
dikemas.
Slitting/Shearing adalah proses memotong tinplate menjadi body blank atau strip yang
digunakan untuk pembuatan komponen-komponen kaleng sesuai kebutuhan.
Pressing adalah proses pembuatan komponen-komponen kaleng seperti tutup atas/bawah
atau body kaleng pada two pieces. Jumlah proses pembuatan komponen tergantung dari
bentuk kaleng yang akan dibuat. Pada pembuatan tutup latex sebagai bahan pengisi
sambungan body dengan tutup membuat kaleng kedap udara.
Assembly adalah proses menyatukan badan dan utup kaleng dengan menggunakan mesin-
mesin soudronic, soldering atau mesin lain. Pembuatan kemasan kaleng dilakukan dengan
menyambung lembaran plat timah hingga membentuk kaleng. Proses penyambungan
dilakukan dengan cara soldering (patri), cementingdan welding. Soldering adalah cara
perekatan dengan panas pada metal solid (tin plate) dengan metalic boundary
agent dengan menggunakan fluks pada suhu 45oC. Cementing adalah perekatan dengan
menggunakan bahan perekat berupa poliamida dan polyester. Teknik cementing tidak
tahan sterilisasi dan biasanya digunakan untuk kaleng –kaleng minyak goreng.
b. Konvensional (3 piece-cans)
Wadah kaleng pada awalnya terbuat dari plat timah (tin plate) yang terdiri dari : lembaran
dasar baja dilapisi timah putih (Sn) dengan cara pencelupan dalam timah cair panas (hot
dipping) atau dengan elektrolisa. Pelapisan kaleng dengan cara hot dipped merupakan cara
yang lama dimana lembaran baja dicelupkan ke dalam cairan timah panas, sehingga
diperoleh lapisan timah yang terlalu tebal dan tidak menarik. Pelapisan dengan cara
elektrolisa adalah cara yang lebih moderen yaitu pelapisan dengan menggunakan listrik
galvanis sehingga dihasilkan lapisan timah yang lebih tipis dan rata.
Pembuatan kaleng plat timah secara tradisional dilakukan dengan memukul besi hingga
gepeng dan tipis kemudian direndam dalam larutan asam hasil fermentasi, sehingga
prosesnya disebut dengan pickling.
Pada pembuatan kaleng plat timah secara mekanis , pengasaman dilakukan dengan
menggunakan asam sulfat, sedangkan proses pelembaran dengan menggunakan tekanan
tinggi. Lembaran plat timah ini dapat dibuat menjadi kaleng yang
berbentuk hollow (berlubang), atau flat can yaitu kaleng yang digepengkan baru kemudian
dibentuk kembali.
c. Kaleng 2 lembar (2 piece-cans)
Kaleng dua lembar adalah kaleng yang dibuat dari bahan baku plat timah, aluminium atau lakur
(alloy). Pembuatan kaleng dua lembar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu proses draw-and-
5. wall-iron (DWI) dan proses draw-and-redraw (DRD). Proses DWI menghasilkan kaleng dengan
dinding yang tipis dan digunakan untuk memproduksi kaleng aluminium untuk minuman
berkarbonasi dimana bahan pengemas mendapat tekanan setelah pengisian. Kaleng DRD
mempunyai dinding yang lebih tebal dan dapat digunakan untuk mengemas bahan pangan yang
disterilisasi dimana diperlukan adanya ruang vakum (head-space) pada kaleng selama
pendinginan.
Kaleng DWI (Draw and Wall Iron)
Urutan proses pembuatan kaleng DWI dapat dilihat pada Gambar 6.5, dan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Bahan pembuat kaleng adalah plat timah dan aluminium dengan ketebalan masing-masing 0.3 dan
0.42 mm.
2. Sekeliling lembaran ditekan kedalam berbentuk mangkuk atau lekukan untuk memperoleh lekukan
yang dangkal.
3. Lekukan dilewatkan berturut-turut pada lingkaran logam (annular rings) untuk mengurangi
ketebalan dinding lekukan sampai kira-kira 1/3 dari ketebalan awal dan tingginya tiga kali tinggi
semula. Proses ini disebut dengan Wall Ironed.
4. Setelah bentuk dasar terbentuk, maka kaleng dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
5. Penutupan dengan cara double seaming setelah pengisian.
Sistem pelapisan bagian dalam dilakukan dengan cara spray dan oven. Jenis enamel yang
digunakan tergantung dari bahan pembuat kaleng dan produk yang akan dikemas, dan biasanya
berupa epoksifenolik, epoksiamin dan senyawa-senyawa vinil.
Modifikasi dari proses DWI dapat dilakukan dengan cara :
a. Memperkecil ukuran diameter dari leher kaleng yang dapat memperbaiki penampilan dan
kekuatan kaleng untuk ditumpuk, serta menghemat penggunaan logam.
b. Ring-pull-tabs atau full-aperture untuk memudahkan membuka kaleng.
c. Disain cetakan dengan menggunakan komputer dan penggunaan tinta yang tahan terhadap abrasi,
yang memungkinkan badan kaleng dicetak sebelum dibentuk. Tinta kemudian ditarik dengan
logam selama proses DWI untuk menghasilkan disain yang diinginkan pada produk akhir.
Kaleng DRD (Draw and Re-Draw)
Proses DRD pada prinsipnya sama dengan DWI, dan perbedaannya hanya terletak pada proses
ironing, dimana pada DWI proses ironing bertujuan untuk mengurangi ketebalan dari kaleng,
sedangkan pada proses DWD tidak terdapat proses ironing sehingga dihasilkan kaleng yang lebih
tebal. Bahan pembuat kaleng DRD adalah plat timah dengan ketebalan 0.2 mm.
6. Gambar 6.6.Tahapan proses pembuatan kaleng lembar ganda dengan sistem DRD
Keuntungan dari kaleng dua lembar adalah mempunyai integritas yang besar, lapisan penutup
yang lebih seragam, menghemat penggunaan logam dan mempunyai bentuk yang lebih menarik
bagi konsumen, dibandingkan dengan sistem solder maupun penyambungan pada kaleng lembar
tiga (TPC). Hal ini disebabkan karena :
a. Lembar ganda hanya mempunyai satu sambungan double seam sehingga mudah dibentuk dan
dikontrol, dibandingkan TPC dengan sambungan pada sisi badan dan double seam yang kompleks.
b. Lapisan pelindung bagian dalam tidak perlu melindungi sambungan yang mudah korosian kontak
dengan produk sebagaimana pada kaleng TPC.
c. Tidak diperlukan adanya penyolderan sehingga bahan dapat dihemat.
d. Menyediakan tempat yang lebih luas karena tidak terdapat sambungan sehingga dapat dicetak
(diprinting) lebih indah dan lebih lengkap misalnya untuk pelabelan pada produk.
2.2 Jenis Kemasan Logam
Logam merupakan salah satu kemasan yang sangat penting dalam pengemasan pangan,
walaupun pada pengemasan, logam memilii saingan seperti plastic dan kertas, logam masih unggul
dengan mekanik yang tinggi. Umumnya jenis logam yang dibuat untuk kemasan makanan antara
lain:
a. Baja
Baja umumnya digunakan sebagai penampung dalam distribusi makanan. Jenis makanan yang
dapat di distribusi dengan pengemasan baja adalah semi padat, serpihan, dan tepung. Penggunaan
baja biasanya dapat disimpan dan digunakan dalam waktu jangka panjang, dengan tahan
penanganan selama pengangkutan, sehingga produk pangan tidak cepat rusak bentuknya. Bentuk
kemasan baja paling umum adalah berbentuk drum.
b. Plat timah
Plat timah adalah bahan baku dalam pembuatan kemasan kaleng, terdiri dari lembaran baja dan
pelapis timah. Palt timah berbentuk lembaran atau gulungan baja berkarbon rendah. Umumnya
penggunaan plat timah sebagai pengemasan produk yang mengalami sterilisasi
Beberapa jenis kaleng plat timah yang digunakan adalah :
1. Kaleng baja bebas timah (tin-free steel)
2. Kaleng 3 lapis (three pieces cans)
3. Kaleng lapis ganda (two pieces cans)
Kaleng bebas timah adalah lembaran baja yang tidak dilapisi timah putih, biasanya jenis kaleng
bebas timah yang biasa digunakan adalah jenis tin freesteel chrome tye (TFS-CT), tipe ini lembaran
baja dilapisi kromium secara elektris, sehingga terbentuk chromium oksida di seluruh permukaanya.
Pada jenis ini harga lebih ekonomis dan daya adhesi terhadap bahan organic baik.
7. Kaleng Tipe L = Low Metalloids adalah kaleng yang mempunyai daya korosifrendah, sehingga
dapat digunakan untuk makanan yang berasam tingi. Kaleng tipe MR (Medium Residual) dan tipe
MC (Medium Metalloids Cold Reduces) adalah kaleng yangmempunyai daya korosif rendah
sehingga digunakan untuk makanan berasam rendah.Kaleng dengan lapisan timah yang tebal
digunakan untuk makanan dengan daya korosif yang tinggi.
Kaleng tiga lembar adalah kaleng yang mempunyai satu lingkaran dan dua tutup. Bahan baku
dari kaleng tiga lembar ini adalah plat timah, atau baja bebas timah. Kaleng lapis tiga ini biasanya
untuk pengemas makanan semi padat dan cair.
Kaleng dua lembar adalah kaleng yang dibuat dari bahan baku plat timah, alumunium dan lakur.
Dari cara pembuatan kaleng dua lembar ini, dibagi menjadi dua jenis yaitu kaleng draw and wall iron
(DWI) dan draw and redraw(DRD). Proses DWI menghasilkan kaleng dengan dinding yang tipis dan
digunakan untukmemproduksi kaleng aluminium untuk minuman berkarbonasi dimana
bahanpengemas mendapat tekanan setelah pengisian. Kaleng DRD mempunyai dindingyang lebih
tebal dan dapat digunakan untuk mengemas bahan pangan yang disterilisasi dimana diperlukan
adanya ruang vakum (head-space) pada kaleng selama pendinginan.
Cara pemilihan kemasan logam :
c. Alumunium
Kemasan alumunium dapat Kemasan yang terbuat dari alumunium dapat dikategorikansebagai
kemasan kaku (rigid) dan kemasan fleksibel seperti alumuniumlaminasi.Alumunium memiliki sifat
antara lain: a) mempunyai bobot yanglebih ringan dibandingkan dengan baja; b) daya korosif oleh
atmosfirrendah; c) mudah dibentuk karena sifatnya yang lemas dan lentur; d)cukup melindungi
produk dari pengaruh kelembaban, gas dan cahaya;e) tidak menimbulkan noda dengan adanya
sulfur pada produk. Melaluiproses panas (thermo processing), alumunium dapat dilaminasi
denganplastik khusus atau kertas menjadi kemasan fleksibel yang biasa digunakan untuk produk
pangan cair, semi padat, bakery, serealia, danlain-lain.
Dari sifat-sifat alumunium tersebut ditemukan pula beberapakelemahan dalam hubungannya
dengan bentuk kemasan berupakaleng, antara lain: (1) sukar/sulit untuk ditutup atau direkat
dengansolder; (2) dari sifatnya yang lentur clan sulit ditutup, cenderung adalubang-lubang yang
merugikan; (3) seringkali dapat memudarkanwarna beberapa produk yang dikemas; (4) bila
digunakan untukmengemas produk pangan cair atau berair, daya awetnya lebih kecildari tinplate
dan (4) kekuatannya lebih rendah dibandingkan lembarantimah pada ketebalan yang sama
2.3 Sifat Kemasan Logam
Logam memiliki beberapa sifat yaitu:
a. Penghantar (konduktor) panas dan listrik yang baik
b. Dapat ditempa atau dibengkokan dalam keadaan padat
c. Mempunyai kilap logam
d. Tidak tembus pandang
e. Densitas tinggi
f. Berbentuk padat(kecuali merkuri)
Dari sifat-sifat logam tersebut, kemasan logam memiliki beberapa keuntungan yaitu:
a. Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi
b. Barrier yang baik terhadap gas,uap air,jasad renik, debu, kotoran , sehingga cocok untuk kemasan
hermetis
8. c. Toksisitasnya relatif rendah, meskipun ada kemungkinan migrasi unsur logam kebahan yang
dikemas
d. Tahan terhadap perubahan-perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim
e. Mempunyai permukaan yang ideal untuk dekorasi dan pelabelan
Sedangkan karakteristik logam jika dibandingan dengan bahan non logam adalah:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses pembuatan kemasan logam terdiri atas 3 jenis, yaitu umum, kaleng 3 lembar dan kaleng
2 lembar. Secara umum proses pembuatan kemasan logam adalah printing, slitting, pressing dan
assembly. Proses pembuatan kaleng 3 lembar dilakukan mulai membuat lembaran kaleng dengan
sudut bercelah, lembaran kaleng berkait, pembentukan silinder, kaitan didatarkan, strip pada bagian
luar, pembentukan body hook dan pembentukan model lipatan sambungan. Proses pembuatan
kaleng 2 lembar dilakukan melalui 2 cara, yaitu DWI dan DRD. Jenis kemasan logam ada 3, yaitu
baja, plat timah dan aluminium. Sedangkan sifat-sifat kemasan logam adalah konduktor yang baik,
dapat ditempa dan dibengkokan dalam keadaan padat, mempunyai kilap logam, tidak tembus
pandang, densitas tinggi dan berbentuk padat.
B. SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengemas logam karena jenis pengemas ini
memiliki potensi yang sangat banyak untuk dapat menjadi pengemas makanan yang baik.
9. DAFTAR PUSTAKA
Herman, A. S. 1990. Kandungan Timah Putih (Sn) Dalam Makanan kaleng. Di dalam : S. Fardiaz dan D.
Fardiaz (ed), Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi dalam Menunjang Pengembangan
Industri, Distribusi dalam Negeri dan Ekspor Pangan. Jakarta.
Rahimah, S. 2011. Kemasan Logam. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Universitas Padjajaran.
Syarief, R, S. Santausa, St. Ismayana B.1989.Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa
Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.
Tjahjadi, C dan Herlina Marta. 2011.Pengantar Teknologi Pangan. Universitas Padjajaran, Bandung
Winarno, F.G. 1995.Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta