Pembangunan infrastruktur seperti jalan yang rusak berdampak negatif terhadap perekonomian daerah dan keselamatan masyarakat. Jalan berlubang menyebabkan kerusakan kendaraan, kemacetan, dan bahkan korban jiwa. Meskipun pemerintah daerah bertanggung jawab atas pembangunan infrastruktur, jalan utama yang menghubungkan beberapa kecamatan di Bandung Barat masih dalam kondisi buruk. Perbaikan infrastrukt

1. “Jalan Bagus Ekonomi Lancar”
Ringkasan :
Pembangunan suprastruktur tidak lepas dari pembangunan infrastruktur karena
keduanya saling keterkaitan. Infrastruktur sebagai sarana penunjang perlu dibangun secara
berkala untuk mengoptimalkan segala aspek operasional suprastruktur. seperti sarana jalan
yang menjadi sarana umum perlulah dibangun guna menopang pembangunan daerah. Jalan
yang bagus akan menjadi penunjang kehidupan masyarakatnya serta menjadi tolak ukur
keberhasilan pembangunan daerah.
***
Setiap pagi aku bersama teman-teman satu sekolah ku yang lain berangkat naik
angkot, jarak tempuh 15 menit biasanya kami gunakan untuk mengobrol. Pembicaraan kami
terhenti saat supir angkot mengerem mendadak karena berusaha melewati jalan yang
berlubang, Selvia temen sekelasku yang besar tersungkur ke ujung dekat pintu menggencet
badan Yulia yang kecil. Sontak seluruh isi penumpang angkot heboh dan menasihati mang
angkot agar lebih berhati-hati.
Tiga tahun berlalu hingga aku lulus SMA tidak ada perubahan sama sekali, jalan yang
setiap hari kulalui dengan naik angkot, tetap tidak rata dan berlubang. Malah semakin parah
karena lubang jalan semakin besar dan dalam. Padahal tepat disudut jalan berlubang itu
terpampang reklame besar yang mengalahkan reklame-reklame lainnya bertuliskan “Jalan
Bagus Ekonomi Lancar” dan tepat disebelah kanan jalan berlubang itu adalah kantor
pemerintahan setingkat kecamatan.
Miris memang, tapi lebih miris lagi, jalan berlubang itu adalah jalan raya penghubung
daerah-daerah vital di Bandung Barat, karena merupakan akses satu-satunya menuju
kecamatan Cililin, Gunung Halu, Rongga, dan sekitarnya.

2. Jalan berlubang memang selalu mengancam korban, tidak jarang kendaraan roda dua
terpleset karena mengerem secara tiba-tiba, atau ban motor yang benjol karena terperosok
kedalam lubang yang dalam. Selain itu apabila musim penghujan tiba, jalan-jalan itu tidak
beda dengan kubangan baru yang siap menjebak para pengguna kendaraan untuk
menimbulkan masalah diperjalanan.
Jika sudah menimbulkan korban, lantas siapa yang harus bertanggung jawab ?
bukankah setiap daerah sudah menganggarkan biaya perbaikan dan pembangunan
infrastruktur dan suprastruktur ? bukankah setiap daerah diberi kewenangan dalam mengelola
masing-masing daerahnya ?
Padahal jika dicermati, pembangunan infrastruktur seperti jalan adalah hal yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan roda perekonomian, contoh seperti sektor ekonomi pariwisata.
Jarak tempuh dan akses menuju tempat pariwisata akan sangat mempengaruhi seberapa
banyak turis yang akan berkunjung ke tempat pariwisata tersebut. Jika akses yang ditempuh
sulit, masyarakat pun akan berpikir dua kali karena tidak ingin mengambil resiko saat
mengemudi.
Jalan yang kecil dan berlubang akan merugikan semua pihak, karena jalan berlubang
akan lebih mudah merusak mesin kendaraan sehingga akan membutuhkan biaya yang lebih,
dalam perawatan kendaraan. Selain itu apabila terjadi kenaikan volume kendaraan, dalam
melewati setiap jalan berlubang juga akan menghambat laju kendaraan dan menimbulkan
kemacetan yang panjang.
Itu semua adalah PR bagi pemerintah untuk memperbaiki semuanya yang bersifat
sebagai kepentingan umum. Karena jika jalan bagus bukan hanya rakyat yang merasakan,
namun juga berdampak pada kenaikan sector ekonomi sebagai penunjang pembangunan
daerah.