SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
326	
SYSTEMATIC REVIEW SEBAGAI METODE PENELITIAN UNTUK
MENSINTESIS HASIL-HASIL PENELITIAN
(SEBUAH PENGANTAR)
Siswanto1
ABSTRACT
Individual research is not enough to provide inputs for policy improvement. In order that research results can be used
for policy inputs, a synthesis from a number research results and packaging them into actionable messages are important
methodologies that have to be mastered by researchers. By conducting synthesis of research results with the use of
systematic review and packaging it in the form of actionable messages (policy brief and policy paper), a more comprehensive
and balanced fact can be presented for policy makers. Systematic review comprises quantitative technique (meta-analysis)
and qualitative technique (meta-synthesis). However, systematic review should be distinguished with a review that is not
systematic (traditional review). Both quantitative and qualitative review possess a systematic and sequential step as that
of general research methodology. Quantitative approach is identified as meta-analysis, whereas qualitative approach is
identified as meta-synthesis. Within meta-synthesis, there are at least two approaches, i.e. meta-ethnography and meta-
aggregation. Within the perspective of research translation, meta-aggregation is an important method in comprehending a
number of qualitative research results, for providing more comprehensive and balanced facts to policy makers.
Key words: systematic review, meta-analysis, meta-synthesis, meta-ethnography, meta-aggregation
ABSTRAK
Penelitian tunggal tidaklah cukup untuk memberikan asupan bagi perbaikan kebijakan. Agar hasil-hasil penelitian
kesehatan dapat dimanfaatkan untuk masukan kebijakan, maka sintesis beberapa hasil penelitian dan pengemasan hasil
penelitian dalam format actionable messages merupakan metodologi penting yang harus dikuasai oleh peneliti. Dengan
melakukan sintesis hasil-hasil penelitian melalui pendekatan systematic review dan menyajikannya dalam bentuk actionable
messages (policy brief dan policy paper), maka fakta yang lebih komprehensif dan berimbang dapat disuguhkan kepada
penentu kebijakan. Systematic review mencakup teknik kuantitatif (meta-analisis) dan teknik kualitatif (meta-sintesis),
namun systematic review harus dibedakan dengan review yang tidak sistematis (traditional review). Baik systematic review
kuantitatif maupun kualitatif mempunyai tahapan yang runut dan sistematis sebagaimana tahapan pada metodologi riset
secara umum. Pendekatan kuantitatif sering disebut dengan meta-analisis, sedangkan pendekatan kualitatif disebut dengan
meta-sintesis. Dalam meta-sintesis, setidaknya terdapat dua pendekatan, yakni meta-etnografi dan meta-agregasi. Dalam
perspektif translasi hasil penelitian, meta-agregasi merupakan metode penting dalam merangkum berbagai hasil penelitian
kualitatif, guna menyajikan fakta yang komprehensif dan berimbang kepada penentu kebijakan.
Kata kunci: systematic review, meta-analisis, meta-sintesis, meta-etnografi, meta-agregasi
Naskah Masuk: 1 September 2010, Review 1: 3 September 2010, Review 2: 3 September 2010, Naskah layak terbit: 14 September 2010
1	�����������������������������������������������������������������������������������������������������������������Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Korespondensi: �������������������������������������������������������������Jl. Indrapura 17 Surabaya, 60176, E-mail: siswantos@yahoo.com
PENDAHULUAN
Dalam Buku the World Report on Knowledge for
Better Health (WHO, 2004) telah diungkapkan bahwa
salah satu permasalahan dalam penelitian kesehatan
adalah terkait dengan kurangnya pemanfaatan hasil
penelitian oleh pengguna (the utilization of research
results). Bahkan, permasalahan ini tidak saja terjadi di
negara berkembang namun juga terjadi di negara maju.
Pemanfaatan hasil penelitian oleh penentu kebijakan
mencakup penyediaan fakta pada keseluruhan
sekuensi proses kebijakan (policy process).
Dalam sekuensi proses kebijakan, hasil penelitian
mempunyai peran atau fungsi sebagai berikut:
(i) membantu identifikasi masalah menjadi
agenda kebijakan, (ii) membantu solusi masalah,
(iii) membantu policy makers untuk berfikir alternatif
Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto)
327
(policy options) (baik menyangkut prioritas masalah
maupun solusi), dan (iv) membantu justifikasi suatu
kebijakan (keputusan) (Hass & Springer, 1998). Untuk
memberikan fakta bagi pengguna (penentu kebijakan
dan pelaksana pelayanan kesehatan), peneliti di
samping harus mampu memberikan fakta yang valid
dan komprehensif, ia juga harus mampu mengemas
fakta tersebut dalam format yang mudah dipahami
oleh penentu kebijakan.
Word Health Organization (2004) menganjurkan
bahwa terdapat hirarki metode penyajian fakta
kepada pengguna sebagai berikut: (i) inovasi
dalam ranah teori, metodologi dan penelitian dasar,
(ii) laporan penelitian tunggal dan artikel, (iii) sintesis
hasil penelitian: (systematic review: meta-analisis,
meta-sintesis), (iv) masukan untuk penentu kebijakan
(actionable message: policy brief dan policy paper).
Secara hirarkis, jenjang metodologi “research into
action” agar mudah dipakai oleh penentu kebijakan,
dapat diilustrasikan sebagaimana Gambar 1.
Actionable messages
Synthesis of research knowledge
Individual studies, articles and reports
Basic, theoritical and methodological innovations
Gambar 1.	 Hirarki Metodologi Penelitian untuk Masukan
Kebijakan (WHO, 2004)
Dari Gambar 1, tampak bahwa dari penelitian
tunggal, agar dapat dipakai oleh penentu kebijakan
masih melalui dua tahap lagi, yakni sintesis (systematic
review) dan pengemasan hasil penelitian menjadi
pesan yang mudah dipahami (actionable messages)
berupa policy brief dan policy paper.
Dari hirarki penyajian fakta demi tercapainya
penggunaan hasil penelitian, khususnya oleh
penentu kebijakan, tampaknya selama ini berbagai
lembaga penelitian di Indonesia termasuk Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, belum
mengembangkan dan membudayakan metodologi
sintesis hasil penelitian (meta-analisis, meta-sintesis)
dan juga pengembangan format pesan yang mudah
dipahami oleh penentu kebijakan (policy brief dan
policy paper). Tulisan ini mencoba menyampaikan
“sebuah pengantar” tentang systematic review
sebagai metode kajian (metode penelitian) dalam
menyajikan fakta kepada pengguna hasil penelitian
(penentu kebijakan).
MENINGKATKAN PEMANFAATAN HASIL
PENELITIAN
Sebelum dibahas tentang metode systematic
review, ada baiknya dibahas bagaimana meningkatkan
pemanfaatan hasil penelitian untuk pengguna. Hasil
penelitian tentunya dapat digunakan sebagai masukan
dalam kebijakan strategik, kebijakan program,
maupun kebijakan teknis operasional, tergantung
dari disain dan karakteristik penelitian yang disajikan.
Misalnya, hasil penelitian dari survei besar tentunya
dapat digunakan untuk masukan kebijakan strategik
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana
Strategis); hasil penelitian evaluasi program atau
pengembangan model pelayanan dapat digunakan
untuk memperbaiki manajemen program; sementara
hasil penelitian yang bersifat evaluasi teknis program
dapat digunakan untuk perbaikan kebijakan teknis
operasional di lapangan.
Harus disadari bahwa aktor penentu kebijakan
dan aktor peneliti adalah dua makhluk yang hidup
pada dunia yang berbeda, sehingga masing-masing
mempunyai karakteristik yang berbeda. Aktor
penentu kebijakan hidup pada “dunia kebijakan” yang
bercirikan politis, sementara aktor peneliti hidup pada
“dunia penelitian” yang bercirikan ilmiah. Perbedaan
karakteristik aktor penentu kebijakan dan aktor peneliti
adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.
Perbedaan karakteristik antara aktor penentu
kebijakan dan aktor peneliti inilah yang menyebabkan
kendala dalam translasi hasil penelitian menjadi
kebijakan. Oleh karena itu, pada era tahun 1980-an
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkenalkan
suatu pendekatan khusus dalam manajemen proses
penelitian, yang disebut dengan “client oriented
research activities” (CORA) (Varkevisser et al., 2003).
Pada dasarnya, prinsip CORA adalah mendorong
(push) para peneliti untuk memahami dan masuk
dalamduniapenentukebijakan,danmenarik(pull)para
penentu kebijakan untuk memahami dan masuk dalam
dunia penelitian. Praktik riilnya dalam manajemen
proses penelitian, adalah “bekerja bersama” mulai
dari penetapan agenda riset, penyusunan proposal
(penentuan pertanyaan penelitian), sampai kepada
pemanfaatan hasil penelitian pada proses penetapan
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 13 No. 4 Oktober 2010: 326–333
328	
penelitian CORA sebagaimana diilustrasikan pada
Gambar 2.
Dalam gambar tersebut tampak bahwa publikasi
hasil penelitian pada jurnal ilmiah tidak mempunyai
dampak langsung kepada kebijakan, namun hanya
memberi tambahan koleksi pada stok pengetahuan.
Agar probabilitas pemanfaatan hasil penelitian menjadi
meningkat, maka peneliti dan klien, yakni penentu
kebijakan dan praktisi, harus “duduk bersama” pada
tahap interface (a), yaitu identifikasi topik penelitian
dan pertanyaan penelitian yang dibutuhkan, dan tahap
interface (b), yaitu penyampaian hasil penelitian
dalam format forum kebijakan, dan bukannya seminar
ilmiah antar peneliti. Dengan “duduk bersama” pada
Interface a (proses penelitian) dan Interface b (proses
kebijakan), maka komunikasi antara “produsen” dan
“konsumen” akan menjadi mesra (saling memahami),
sehingga hasil penelitian akan dapat dimanfaatkan
lebih optimal.
RUANG LINGKUP SYSTEMATIC REVIEW
Systematic review adalah suatu metode penelitian
untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan interpretasi
Tabel 1.	 Perbedaan Aktor Penentu Kebijakan dan
Aktor Peneliti (World Helath Organization,
2004)
Penentu kebijakan Peneliti
Dihadapkan pada masalah
kebijakan yang kompleks
Simplifikasi masalah agar
dapat diteliti
Fokus pada solusi masalah Tertarik pada hubungan
antar isu (variabel)
Mengurangi ketidakpastian Menemukan kebenaran
Memerlukan kecepatan Menggunakan waktunya
untuk berfikir
Bergelut dengan aspek
kontrol dan tunda
Bergelut dengan aspek
publikasi atau buang
(publish or perish)
Pendekatan manipulasi Pendekatan eksplanasi
Berusaha mendapatkan
solusi yang fisibel dan
pragmatis
Berusaha eksplorasi
dengan pemikiran yang
mendalam
Lebih suka masukan
bahasa oral ketimbang
bahasa tulisan, karena
tuntutan kecepatan
Lebih suka bahasa
tulisan, karena tuntutan
performance sebagai
peneliti
Gambar 2.	 Hubungan antara Riset dan Kebijakan dalam Perspektif Pemanfaatan Hasil Riset (Diadaptasi dari Hanney
S.R. et al, 2002)
kebijakan (policy process). Proses persinggungan
“bekerja bersama” antara aktor peneliti dan aktor
penentu kebijakan digambarkan dalam model
Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto)
329
terhadap semua hasil penelitian yang relevan terkait
pertanyaan penelitian tertentu, topik tertentu, atau
fenomena yang menjadi perhatian (Kitchenham,
2004). Studi sendiri (individual study) merupakan
bentuk studi primer (primary study), sedangkan
systematic review adalah studi sekunder (secondary
study). Systematic review akan sangat bermanfaat
untuk melakukan sintesis dari berbagai hasil penelitian
yang relevan, sehingga fakta yang disajikan kepada
penentu kebijakan menjadi lebih komprehensif dan
berimbang.
Banyak jaringan penelitian kesehatan maupun
penelitian sosial di dunia yang melakukan systematic
review. Setidaknya terdapat dua jaringan yang
melakukan systematic review, yakni The Cochrane
Collaboration dan The Campbell Collaboration. The
Cochrane Collaboration merupakan jaringan yang
melakukan systematic review di bidang penelitian
kedokteran (medical research), sementara The
Campbell Collaboration banyak melakukan systematic
review di bidang penelitian kebijakan (penelitian sosial
ekonomi). Dengan membuka website The Cochrane
Collaboration, www.cochrane.org/resources,
maupun website The Campbell Collaboration, www.
campbellcollaboration.org/resources, akan dapat
diunduh atau dibaca pedoman-pedoman untuk
melakukan systematic review, maupun hasil-hasil
systematic review terkait topik-topik tertentu.
Kedudukan metodologi systematic review dalam
metodologi penelitian dapat digambarkan sebagai
irisan bawang (onion slice) seperti Gambar 3.
Pada prinsipnya systematic review adalah
metode penelitian yang merangkum hasil-hasil
penelitian primer untuk menyajikan fakta yang lebih
komprehensif dan berimbang. Sementara itu, meta-
analisis adalah salah satu cara untuk melakukan
sintesa hasil secara statistik (teknik kuantitatif). Cara
lain untuk melakukan sintesis hasil adalah teknik
naratif (teknik kualitatif). Dengan kata lain, meta-
analisis adalah bagian dari metode systematic review
dengan pendekatan kuantitatif. Selanjutnya, review
yang tidak sistematis (traditional review) adalah
metoda review (tinjauan) yang cara pengumpulan
faktanya dan teknik sintesisnya tidak mengikuti
cara-cara baku sebagaimana systematic review.
Perbedaan systematic review dan traditional review
ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2.	 Perbedaan Systematic Review dan
Traditional Review (Perry & Hammond,
2002)
No Systematic Review Traditional Review
1 Menggunakan
pendekatan
metodologi ilmiah
untuk merangkum hasil
penelitian
Tidak menggunakan
pendekatan metodologi
ilmiah (tergantung
keinginan penulis)
2 Melibatkan tim peneliti Dikerjakan oleh seorang
peneliti (penulis),
biasanya oleh seorang
ahli
3 Menggunakan protokol
penelitian
Tidak menggunakan
protokol penelitian
4 Pencarian hasil
penelitian dan artikel
dikerjakan secara
sistematis
Pencarian bukti-bukti dan
artikel tidak dikerjakan
secara sistematis
5 Ada kriteria yang jelas
artikel mana yang akan
dimasukkan
Tidak ada kriteria yang
jelas terkait artikel
mana yang akan
dimasukkan
6 Meminimalisir bias Mengandung bias
7 Bisa direplikasi Tidak bisa direplikasi
8 Sintesis hasil: bisa
dengan meta-analisis
atau naratif (meta-
sintesis)
Sintesis: secara naratif
Gambar 3.	 Kedudukan Metodologi Systematic Review dalam Metodologi yang Lain
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 13 No. 4 Oktober 2010: 326–333
330	
Dari Tabel 2 terlihat bahwa systematic review
adalah menggunakan pendekatan metodologi
penelitian yang sistematis, sementara traditional
review tidak menggunakan metodologi penelitian yang
baku, lebih kepada kemauan (inklinasi) penulis, terkait
dengan ke arah mana tulisan akan dibawa. Contoh
tulisan ilmiah yang menggunakan traditional review
adalah tinjauan pustaka.
METODE SYSTEMATIC REVIEW
Seperti pada metodologi penelitian individual,
pada prinsipnya penelitian systematic review dimulai
dengan membuat protokol penelitian systematic
review dan tahap berikutnya melaksanakan
penelitian systematic review. Secara sekuensial,
proses penelitian systematic review ditunjukkan pada
Tabel 3.
Analog dengan metodologi penelitian secara
umum, di mana terdapat metode kuantitatif dan
kualitatif, maka dalam systematic review juga terdapat
metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode
kuantitatif systematic review adalah digunakan untuk
mensintesis hasil-hasil penelitian dengan pendekatan
kuantitatif. Misalnya, Randomized Control Trials
(RCT), Cohort Study, Case-Control Study, atau studi
prevalensi. Pendekatan statistik dalam melakukan
sintesis hasil penelitian kuantitatif ini disebut dengan
“meta-analisis”. Secara definisi, meta-analisis adalah
teknik melakukan agregasi data untuk mendapatkan
kekuatan statistik (statistical power) dalam identifikasi
hubungan sebab akibat antara faktor risiko atau
perlakuan dengan suatu efek (outcome) (Perry &
Hammond, 2002).
Sementara itu, pendekatan kualitatif dalam
systematic review digunakan untuk mensintesis
(merangkum) hasil-hasil penelitian yang bersifat
deskriptif kualitatif. Metode mensintesis (merangkum)
hasil-hasil penelitian kualitatif ini disebut dengan
“meta-sintesis”. Secara definisi, meta-sintesis adalah
teknik melakukan integrasi data untuk mendapatkan
teori maupun konsep baru atau tingkatan pemahaman
yang lebih mendalam dan menyeluruh (Perry &
Hammond, 2002).
Sebagaimana telah disebutkan bahwa
pengambilan data hasil penelitian dengan metode
systematic review adalah melalui searching di internet
(PubMed, MEDLINE, dan lain-lain). Maka kesulitan
bagi peneliti adalah cara memperoleh data hasil-
Tabel 3.	 Urutan Proses Penelitian Systematic Review
(Perry & Hammond, 2002)
No Tahapan Proses Tujuan
1 Identifikasi pertanyaan
penelitian
Melakukan transformasi
masalah kesehatan
menjadi pertanyaan
penelitian
2 Mengembangkan
protokol penelitian
systematic review
Memberikan penuntun
dalam melakukan
systematic review
3 Menetapkan lokasi
data-base hasil
penelitian sebagai
wilayah pencarian
(misalnya MEDLINE,
PubMed)
Memberikan batasan
wilayah pencarian
terhadap hasil penelitian
yang relevan
4 Seleksi hasil-hasil
penelitian yang relevan
Mengumpulkan hasil-hasil
penelitian yang relevan
dengan pertanyaan
penelitian
5 Pilih hasil-hasil
penelitian yang
berkualitas
Melakukan eksklusi dan
inklusi terhadap penelitian
yang akan dimasukkan
dalam systematic review
berdasarkan kualitas
6 Ekstraksi data dari
studi individual
Melakukan ekstraksi data
dari studi individual untuk
mendapatkan temuan
pentingnya
7 Sintesis hasil
dengan metode
meta-analisis (kalau
memungkinkan), atau
metode naratif (bila
tidak memungkinkan)
Melakukan sintesis hasil
dengan teknik meta-
analisis (forest plot) atau
teknik naratif (meta-
sintesis)
8 Penyajian hasil Menuliskan hasil
penelitian dalam dokumen
laporan hasil systematic
review
hasil penelitian tersebut, karena banyak penelitian
boleh jadi belum dipublikasikan, atau ada kendala
akses, misalnya, harus membayar sejumlah uang
untuk akses ke internet. Untuk mengatasi kendala
tersebut, maka sebaiknya proposal systematic review
dapat dianggarkan secara resmi, untuk membiayai
kunjungan ke berbagai perpustakaan atau membayar
akses artikel di internet.
META-ANALISIS SEBAGAI METODE
SYSTEMATIC REVIEW KUANTITATIF
Sebagaimana telah disitir di depan bahwa meta-
analisisadalahteknikstatistikuntukmengkombinasikan
Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto)
331
temuan dari beberapa hasil penelitian terdahulu. Meta-
analisis biasanya digunakan untuk menilai efektivitas
intervensi klinis dengan mengkombinasikan beberapa
hasil penelitian randomized control trials (RCT).
Maka dari itu, meta-analisis merupakan pondasi
(tulang punggung) dalam kedokteran berbasis fakta
(evidence based medicine).
Karena meta-analisis adalah metode
mengkombinasikan hasil penelitian kuantitatif secara
statistik (secara kuantitatif) maka langkah-langkah
dalam melakukan meta-analisis adalah sama dengan
langkah-langkah melakukan systematic review secara
umum. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut (Perry & Hammond, 2002):
1)	 Identifikasi pertanyaan penelitian (pertanyaan
penelitian meta-analisis)
2)	 Mengembangkan protokol penelitian meta-
analisis
3)	 Menetapkan lokasi data-base hasil penelitian
sebagai wilayah pencarian (misalnya MEDLINE,
PubMed)
4)	 Seleksi hasil-hasil penelitian yang relevan
5)	 Pilih hasil-hasil penelitian yang berkualitas
6)	 Ekstraksi data dari studi individual
7)	 Sintesis hasil-hasil penelitian dengan metode
meta-analisis (funnel plot dan forest plot).
8)	 Penyajian hasil penelitian dalam laporan penelitian
hasil meta-analisis
Langkah krusial dalam meta-analisis adalah
pemilihan studi yang berkualitas. Karena apabila
studi yang diikutkan dalam meta-analisis tidak
berkualitas, maka tentunya hasil meta-analisis yang
merupakan ukuran statistik dari kombinasi beberapa
hasil penelitian akan tidak valid juga. Juga, dari
beberapa review para ahli membuktikan bahwa
peneliti akan cenderung mempublikasikan hasil
yang positif sebagaimana dihipotesiskan sejak awal,
dibanding mempublikasikan hasil yang berlawanan
dengan hipotesis awal. Oleh karena itu, seleksi hasil
penelitian yang berkualitas dan tidak mengandung
bias merupakan kunci validitas hasil penelitian meta-
analisis. Untuk itu, pepatah “garbage in garbage out”
berlaku pada metodolgi penelitian meta-analisis.
Untuk meminimalkan kelemahan ini, maka penetapan
kriteria inklusi dan eksklusi harus jelas sehingga
hasil penelitian yang terpilih dalam meta-analisis
adalah benar-benar penelitian dengan variabel (topik)
yang sama dan menggunakan metode yang sama.
Saringan berikutnya adalah bahwa peneliti harus
memilih penelitian yang benar-benar berkualitas. Jadi
quality control terkait dengan penelitian yang akan
dimasukkan dalam meta-analisis harus kuat.
META-SINTESIS SEBAGAI METODE
SYSTEMATIC REVIEW KUALITATIF
Hampir sama dengan langkah-langkah systematic
review kuantitatif, maka systematic review kualitatif
mencakup langkah-langkah sebagai berikut (Francis
& Baldesari, 2006):
1)	 Memformulasikan pertanyaan penelitian
(formulating the review question)
2)	 Melakukan pencarian literatur systematic review
(conducting a systematic literature search)
3)	 Melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian
yang cocok (screening and selecting appropriate
research articles)
4)	 Melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan
kualitatif (analyzing and synthesizing qualitative
findings)
5)	 Memberlakukan kendali mutu (maintaining quality
control)
6)	 Menyusun laporan akhir (presenting findings)
Dalam melakukan meta-sintesis (sintesis data
kualitatif) terdapat 2 (dua) pendekatan, yakni meta-
agregasi (meta-aggregation) dan meta-etnografi
(meta-ethnography) (Lewin, 2008). Pada meta-
agregasi, sintesis bertujuan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (review question) dengan cara
merangkum berbagai hasil penelitian (summarizing).
Sementara, meta-etnografi, sintesis bertujuan untuk
mengembangkan teori baru (new theory) dalam
rangka melengkapi teori yang sudah ada.
Pada meta-agregasi topik penelitian dielaborasi
menjadi tema-tema tertentu untuk menghasilkan
kerangka analisis (conceptual framework). Kemudian,
dalam tema-tema tertentu tersebut dilakukan
pencarian artikel hasil penelitian yang relevan dan
dibandingkan dan dirangkum antar yang satu dengan
yang lainnya. Pada pendekatan meta-agregasi, hasil
sintesis merupakan “agregat” dari berbagai hasil
penelitian sesuai dengan tema yang relevan.
Contoh pendekatan meta-agregasi ini adalah
systematic review dengan judul: “Pengalaman Pasien
dengan Ulcus Pedis” (Patient’s Experience with Leg
Ulcers) (Briggs et al, 2007). Penelitian ini bertujuan
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 13 No. 4 Oktober 2010: 326–333
332	
melakukan sintesis semua hasil penelitian kualitatif
untuk mengeksplorasi pengalaman hidup pasien
dengan ulcus kaki. Sumber literatur adalah semua
publikasi kualitatif terkait dengan pengalaman hidup
pasien dengan ulcus kaki melalui metode pencarian
sistematik. Proses sintesis meliputi (i) tema-tema dan
konsep dari studi yang relevan diekstraksi, (ii) hasil
ekstraksi ini ditata menjadi temuan penting (utama),
(iii) temuan-temuan dikelompokkan ke dalam kategori,
(iv) kategori-kategori kemudian disintesis menjadi
tema (disesuaikan dengan kerangka konseptual yang
disusun).
Pada meta-etnografi, pendekatannya adalah
“interpretive” terhadap hasil-hasil penelitian studi
primer. Karena pendekatannya adalah interpretive,
maka teknik analisisnya bersifat “iteratif” (spiral). Hasil-
hasil penelitian studi primer dilakukan pemaknaan
ulang (re-interpretasi) sehingga menghasilkan
pemahaman baru atau teori baru.
Contoh pendekatan meta-ethnografi ini adalah
systematic review dengan judul: “Faktor-Faktor yang
Berpengaruh pada Kepatuhan Berobat TB” (Munro
et al, 2007). Tujuan penelitian ini adalah memahami
faktor-faktor yang dilihat oleh pasien, keluarga dan
tenaga kesehatan yang berpengaruh pada kepatuhan
berobat TB. Sumber literatur adalah publikasi studi
kualitatif mengenai pengalaman pengobatan TB
yang diidentifikasi melalui pencarian sistematis.
Proses sintesis mencakup (i) identifikasi tema-tema
dari studi yang relevan, (ii) membandingkan tema
dalam satu artikel dengan tema pada artikel lain,
(iii) mengembangkan konsep yang lebih luas (konsep
baru) yang mampu menangkap tema serupa dari
artikel yang berbeda, (iv) mengkonstruksi kerangka
baru untuk mengintegrasikan berbagai konsep dalam
satu kesatuan.
Dari masing-masing contoh systematic review
denganpendekatanmeta-agregasidanmeta-etnografi,
tampak bahwa metode sintesis meta-agregasi lebih
kepada upaya merangkum (to aggregate) hasil-hasil
penelitian yang relevan. Oleh karena itu, pada metode
sintesis meta-agregasi harus dibuat terlebih dahulu
kerangka konsep penelitian yang menggambarkan
tema-tema yang saling terkait (berhubungan),
kemudian hasil-hasil studi primer diplot pada tema-
tema yang telah diidentifikasi. Dengan kata lain
penyajian hasil lebih kepada melakukan agregat
(deskriptif). Sementara, pada metode sintesis meta-
etnografi hasil temuan pada studi primer dilakukan
interpretasi ulang (re-interpretasi) untuk mendapatkan
pemahaman (pemaknaan) baru, dengan melakukan
analisis cross-thematic secara iteratif, sehingga antara
ekstraksi dan analisis tidak bersifat liner sekuensial.
Pada sintesis meta-etnografi, analisisnya bersifat
induktif interpretif.
Terkait dengan penyajian fakta (evidence) untuk
pengambilan keputusan dalam penentuan kebijakan,
penulis melihat bahwa metode systematic review
dengan pendekatan meta-agregasi merupakan
pendekatan penting dalam rangka menyajikan fakta
yang komprehensif dan berimbang untuk masukan
pengambilan dalam penentuan kebijakan, baik terkait
kebjakan strategis, kebijakan manajerial, maupun
kebijakan teknis operasional. Untuk itu, ke depan
penulis sarankan agar lembaga-lembaga penelitian
termasuk Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan dapat mengembangkan metodologi
systematic review (khususnya pendekatan meta-
agregasi) dan juga mengembangkan bahan masukan
untuk penentu kebijakan dalam bentuk actionable
messages (policy brief dan policy paper), guna
meningkatkan utilisasi hasil penelitian.
Kesulitan yang dihadapi peneliti pada meta-
sintesis adalah hampir sama dengan meta-analisis,
yakni teknik mendapatkan artikel yang berkualitas
dengan tema yang diinginkan. Di samping itu,
mengagregasikan atau melakukan re-interpretasi
hasil penelitian kualitatif (naratif) dari berbagai
hasil penelitian dengan konteks yang berbeda,
membutuhkan pengalaman yang matang dari peneliti
terkait analisis kualitatif. Solusi untuk masalah ini
tentunya peneliti harus meningkatkan kemampuannya
dalam analisis kualitatif. Bantuan perangkat lunak
komputer khusus untuk analisis data kualitatif, seperti
ATLAS, NUD.IST, dan lain-lain, kiranya juga sangat
membantu peneliti.
KESIMPULAN
Dari apa yang telah diuraikan dalam tulisan ini
dapat disimpulkan poin-poin sebagai berikut:
1)	 Peran hasil penelitian dalam proses penetapan
kebijakan adalah: (i) membantu identifikasi
masalah menjadi agenda kebijakan: (ii) membantu
solusi masalah, (iii) membantu policy makers untuk
berfikir alternatif (policy options) (baik menyangkut
prioritas masalah maupun solusi), (iv) membantu
justifikasi suatu kebijakan (keputusan).
Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto)
333
2)	 Hasil penelitian systematic review dan
pengemasan hasil penelitian menjadi
actionable messages (policy brief dan policy
paper) merupakan format penyajian fakta yang
komprehensif dan berimbang untuk penentu
kebijakan.
3)	 Systematic review mencakup teknik kuantitatif
(meta-analisis) dan teknik kualitatif (meta-
sintesis), namun harus dibedakan dengan review
yang tidak sistematis (traditional review).
4)	 Baik systematic review kuantitatif maupun kualitatif
mempunyai tahapan yang runut dan sistematis
sebagaimana tahapan pada metodologi riset
secara umum.
5)	 Pendekatan meta-agregasi merupakan
pendekatan systematic review yang penting
dalam menyajikan fakta yang komprehensif dan
berimbang kepada penentu kebijakan (policy
maker) dalam pengambilan keputusan.
6)	 Agar systematic review menghasilkan hasil
penelitian yang berkualitas, dan tidak garbage in
garbage out, maka penetapan kriteria inklusi dan
eksklusi dan saringan kualitas penelitian yang
diikutkan dalam review harus ketat.
Daftar Pustaka
Briggs et al. (2007). Patient’s Experience with Leg Ulcer: a
qualitative systematic review of patient’s perception.
Francis C. & Baldesari (2006). Systematic Reviews of
Qualitative Literature. Oxford: UK Cochrane Centre
Haas PJ, & Springer JF. (1998). Apllied Policy Research,
Concepts and Cases. London: Garland Publishing.
Hanney S.R. et al. (2002). The Utilization of Health Research
in Policy Making: Concepts, Examples and Methods of
Assessment. Geneva: World Health Organization.
Kitchenham, B. (2004). Procedures for Performing
Systematic Reviews. Eversleigh: Keele University.
Lewin, S. (2008). Methods to Synthesise Qualitative
EvidenceAlongside a Cochrane Intervention Review.
London: London School of Hygiene and Tropical
Medicine.
Munro et al. (2007). Adherence to tuberculosis treatment:
a qualitative systematic review of stakeholder
perceptions
Perry, A. & Hammond, N. (2002). Systematic Review: The
Experience of a PhD Student. Psychology Learning
and Teaching, 2(1), 32–35.
Varkevisser CM, Pathmanatahn I. & Brownlee A. (2003).
Designing and Conducting Health Systems Research
Projects. Canada: World Health Organization/
International Development Research Center.
World Health Organization (2004). World Report on
Knowledge for Better Health, Strengthening Health
System. Geneva: World Health Organization

More Related Content

What's hot

Analisis artikel jurnal Nur Asiah
Analisis artikel jurnal Nur AsiahAnalisis artikel jurnal Nur Asiah
Analisis artikel jurnal Nur Asiahregas12
 
Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan Kualitatif)
Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan Kualitatif)Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan Kualitatif)
Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan Kualitatif)Tri Widodo W. UTOMO
 
Analisis Data Kualitatif dan Kajian Literatur untuk Pembangunan Berkelanjutan
Analisis Data Kualitatif dan Kajian Literatur untuk Pembangunan BerkelanjutanAnalisis Data Kualitatif dan Kajian Literatur untuk Pembangunan Berkelanjutan
Analisis Data Kualitatif dan Kajian Literatur untuk Pembangunan BerkelanjutanCIFOR-ICRAF
 
Modul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analis Kebijakan
Modul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analis KebijakanModul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analis Kebijakan
Modul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analis Kebijakanunitpublikasi
 
Langkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalLangkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalRiri Pekredastif
 
4cmetode penelitian-evaluasi-kebijakan-pendidikan(1)
4cmetode penelitian-evaluasi-kebijakan-pendidikan(1)4cmetode penelitian-evaluasi-kebijakan-pendidikan(1)
4cmetode penelitian-evaluasi-kebijakan-pendidikan(1)ssuserd262ca
 
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian ok
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian okCara membuat dan menyusun proposal penelitian ok
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian okArifuddin Ali.
 
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparPraktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparYogi Suwarno
 
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset KebijakanModul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakanunitpublikasi
 
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Ppt Metodologi Penelitian: 4. Penulisan Tinjauan Pustaka & Daftar Pustaka | K...
Ppt Metodologi Penelitian: 4. Penulisan Tinjauan Pustaka & Daftar Pustaka | K...Ppt Metodologi Penelitian: 4. Penulisan Tinjauan Pustaka & Daftar Pustaka | K...
Ppt Metodologi Penelitian: 4. Penulisan Tinjauan Pustaka & Daftar Pustaka | K...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Modul 04 ta1_ metodologi penelitian
Modul 04 ta1_ metodologi penelitianModul 04 ta1_ metodologi penelitian
Modul 04 ta1_ metodologi penelitianFokgusta
 
tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian alifemon
 
Teknik pengumpulan data teknologi pendidikan
Teknik pengumpulan data   teknologi pendidikanTeknik pengumpulan data   teknologi pendidikan
Teknik pengumpulan data teknologi pendidikanym.ygrex@comp
 
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6H...
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6H...Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6H...
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6H...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 

What's hot (20)

Analisis artikel jurnal Nur Asiah
Analisis artikel jurnal Nur AsiahAnalisis artikel jurnal Nur Asiah
Analisis artikel jurnal Nur Asiah
 
Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan Kualitatif)
Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan Kualitatif)Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan Kualitatif)
Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan Kualitatif)
 
Analisis Data Kualitatif dan Kajian Literatur untuk Pembangunan Berkelanjutan
Analisis Data Kualitatif dan Kajian Literatur untuk Pembangunan BerkelanjutanAnalisis Data Kualitatif dan Kajian Literatur untuk Pembangunan Berkelanjutan
Analisis Data Kualitatif dan Kajian Literatur untuk Pembangunan Berkelanjutan
 
Modul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analis Kebijakan
Modul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analis KebijakanModul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analis Kebijakan
Modul 4.2 Teknik dan Kriteria dalam Analis Kebijakan
 
Langkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalLangkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposal
 
4cmetode penelitian-evaluasi-kebijakan-pendidikan(1)
4cmetode penelitian-evaluasi-kebijakan-pendidikan(1)4cmetode penelitian-evaluasi-kebijakan-pendidikan(1)
4cmetode penelitian-evaluasi-kebijakan-pendidikan(1)
 
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian ok
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian okCara membuat dan menyusun proposal penelitian ok
Cara membuat dan menyusun proposal penelitian ok
 
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparPraktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
 
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset KebijakanModul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
Modul 2. sub modul 2. Metode Riset Kebijakan
 
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
 
Ppt Metodologi Penelitian: 4. Penulisan Tinjauan Pustaka & Daftar Pustaka | K...
Ppt Metodologi Penelitian: 4. Penulisan Tinjauan Pustaka & Daftar Pustaka | K...Ppt Metodologi Penelitian: 4. Penulisan Tinjauan Pustaka & Daftar Pustaka | K...
Ppt Metodologi Penelitian: 4. Penulisan Tinjauan Pustaka & Daftar Pustaka | K...
 
19152 23094-1-sm
19152 23094-1-sm19152 23094-1-sm
19152 23094-1-sm
 
Modul 04 ta1_ metodologi penelitian
Modul 04 ta1_ metodologi penelitianModul 04 ta1_ metodologi penelitian
Modul 04 ta1_ metodologi penelitian
 
Modul 2 sub modul 3
Modul 2 sub modul 3Modul 2 sub modul 3
Modul 2 sub modul 3
 
Penulisan karya ilmiah
Penulisan karya ilmiahPenulisan karya ilmiah
Penulisan karya ilmiah
 
tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian
 
Bab01 dasar2 metopen
Bab01 dasar2 metopenBab01 dasar2 metopen
Bab01 dasar2 metopen
 
Teknik pengumpulan data teknologi pendidikan
Teknik pengumpulan data   teknologi pendidikanTeknik pengumpulan data   teknologi pendidikan
Teknik pengumpulan data teknologi pendidikan
 
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
 
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6H...
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6H...Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6H...
Ppt Metodologi Penelitian: 3. Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian | Kelas: 6H...
 

Similar to Ipi80700 (1)metameta sionteis

Analisis kebijakan
Analisis kebijakan Analisis kebijakan
Analisis kebijakan Ahmad Syarif
 
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian KuantitatifPerbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian KuantitatifMila Ismiyanti
 
Pertemuan 1 riset teknologi informasi
Pertemuan 1 riset teknologi informasiPertemuan 1 riset teknologi informasi
Pertemuan 1 riset teknologi informasiErmanto Ermanto
 
181930508 panduan-kti-docx
181930508 panduan-kti-docx181930508 panduan-kti-docx
181930508 panduan-kti-docxhomeworkping10
 
presentationmetpen1-ppt.pdf
presentationmetpen1-ppt.pdfpresentationmetpen1-ppt.pdf
presentationmetpen1-ppt.pdfElizaNoviriani
 
Pengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianPengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianFredika Ayu Lestari
 
Handout-AKT304-Modul-Riset-Metodologi-Akuntansi.docx
Handout-AKT304-Modul-Riset-Metodologi-Akuntansi.docxHandout-AKT304-Modul-Riset-Metodologi-Akuntansi.docx
Handout-AKT304-Modul-Riset-Metodologi-Akuntansi.docxLanzar1
 
Materi 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitianMateri 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitiantoha ardi nugraha
 
Pengantar Metodologi Penelitian
Pengantar Metodologi PenelitianPengantar Metodologi Penelitian
Pengantar Metodologi PenelitianBhayu Sulistiawan
 
Enam tahap dalam proses riset
Enam tahap dalam proses risetEnam tahap dalam proses riset
Enam tahap dalam proses risetImam Dermawan
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakanunitpublikasi
 
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdfMakalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdfMuhammad Iqbal
 
Desain riset
Desain risetDesain riset
Desain risetstiemb
 
Teknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataTeknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataUniversity of Andalas
 
Chapter 6 - Bagaimana melaksanakan Riset Implementasi?
Chapter 6 - Bagaimana melaksanakan Riset Implementasi?Chapter 6 - Bagaimana melaksanakan Riset Implementasi?
Chapter 6 - Bagaimana melaksanakan Riset Implementasi?Sulastri Rinahyu
 
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021WiandhariEsaBBPKCilo
 
Statistik Pendidikan Bahasa Arab.docx
Statistik Pendidikan Bahasa Arab.docxStatistik Pendidikan Bahasa Arab.docx
Statistik Pendidikan Bahasa Arab.docxZukét Printing
 

Similar to Ipi80700 (1)metameta sionteis (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Analisis kebijakan
Analisis kebijakan Analisis kebijakan
Analisis kebijakan
 
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian KuantitatifPerbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
 
Pertemuan 1 riset teknologi informasi
Pertemuan 1 riset teknologi informasiPertemuan 1 riset teknologi informasi
Pertemuan 1 riset teknologi informasi
 
181930508 panduan-kti-docx
181930508 panduan-kti-docx181930508 panduan-kti-docx
181930508 panduan-kti-docx
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakan
 
presentationmetpen1-ppt.pdf
presentationmetpen1-ppt.pdfpresentationmetpen1-ppt.pdf
presentationmetpen1-ppt.pdf
 
Pengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianPengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitian
 
Handout-AKT304-Modul-Riset-Metodologi-Akuntansi.docx
Handout-AKT304-Modul-Riset-Metodologi-Akuntansi.docxHandout-AKT304-Modul-Riset-Metodologi-Akuntansi.docx
Handout-AKT304-Modul-Riset-Metodologi-Akuntansi.docx
 
Materi 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitianMateri 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitian
 
Pengantar Metodologi Penelitian
Pengantar Metodologi PenelitianPengantar Metodologi Penelitian
Pengantar Metodologi Penelitian
 
Enam tahap dalam proses riset
Enam tahap dalam proses risetEnam tahap dalam proses riset
Enam tahap dalam proses riset
 
Makalah kebijakan
Makalah kebijakanMakalah kebijakan
Makalah kebijakan
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
 
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdfMakalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
 
Desain riset
Desain risetDesain riset
Desain riset
 
Teknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataTeknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis data
 
Chapter 6 - Bagaimana melaksanakan Riset Implementasi?
Chapter 6 - Bagaimana melaksanakan Riset Implementasi?Chapter 6 - Bagaimana melaksanakan Riset Implementasi?
Chapter 6 - Bagaimana melaksanakan Riset Implementasi?
 
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
 
Statistik Pendidikan Bahasa Arab.docx
Statistik Pendidikan Bahasa Arab.docxStatistik Pendidikan Bahasa Arab.docx
Statistik Pendidikan Bahasa Arab.docx
 

Recently uploaded

Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 

Recently uploaded (20)

Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 

Ipi80700 (1)metameta sionteis

  • 1. 326 SYSTEMATIC REVIEW SEBAGAI METODE PENELITIAN UNTUK MENSINTESIS HASIL-HASIL PENELITIAN (SEBUAH PENGANTAR) Siswanto1 ABSTRACT Individual research is not enough to provide inputs for policy improvement. In order that research results can be used for policy inputs, a synthesis from a number research results and packaging them into actionable messages are important methodologies that have to be mastered by researchers. By conducting synthesis of research results with the use of systematic review and packaging it in the form of actionable messages (policy brief and policy paper), a more comprehensive and balanced fact can be presented for policy makers. Systematic review comprises quantitative technique (meta-analysis) and qualitative technique (meta-synthesis). However, systematic review should be distinguished with a review that is not systematic (traditional review). Both quantitative and qualitative review possess a systematic and sequential step as that of general research methodology. Quantitative approach is identified as meta-analysis, whereas qualitative approach is identified as meta-synthesis. Within meta-synthesis, there are at least two approaches, i.e. meta-ethnography and meta- aggregation. Within the perspective of research translation, meta-aggregation is an important method in comprehending a number of qualitative research results, for providing more comprehensive and balanced facts to policy makers. Key words: systematic review, meta-analysis, meta-synthesis, meta-ethnography, meta-aggregation ABSTRAK Penelitian tunggal tidaklah cukup untuk memberikan asupan bagi perbaikan kebijakan. Agar hasil-hasil penelitian kesehatan dapat dimanfaatkan untuk masukan kebijakan, maka sintesis beberapa hasil penelitian dan pengemasan hasil penelitian dalam format actionable messages merupakan metodologi penting yang harus dikuasai oleh peneliti. Dengan melakukan sintesis hasil-hasil penelitian melalui pendekatan systematic review dan menyajikannya dalam bentuk actionable messages (policy brief dan policy paper), maka fakta yang lebih komprehensif dan berimbang dapat disuguhkan kepada penentu kebijakan. Systematic review mencakup teknik kuantitatif (meta-analisis) dan teknik kualitatif (meta-sintesis), namun systematic review harus dibedakan dengan review yang tidak sistematis (traditional review). Baik systematic review kuantitatif maupun kualitatif mempunyai tahapan yang runut dan sistematis sebagaimana tahapan pada metodologi riset secara umum. Pendekatan kuantitatif sering disebut dengan meta-analisis, sedangkan pendekatan kualitatif disebut dengan meta-sintesis. Dalam meta-sintesis, setidaknya terdapat dua pendekatan, yakni meta-etnografi dan meta-agregasi. Dalam perspektif translasi hasil penelitian, meta-agregasi merupakan metode penting dalam merangkum berbagai hasil penelitian kualitatif, guna menyajikan fakta yang komprehensif dan berimbang kepada penentu kebijakan. Kata kunci: systematic review, meta-analisis, meta-sintesis, meta-etnografi, meta-agregasi Naskah Masuk: 1 September 2010, Review 1: 3 September 2010, Review 2: 3 September 2010, Naskah layak terbit: 14 September 2010 1 �����������������������������������������������������������������������������������������������������������������Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan Korespondensi: �������������������������������������������������������������Jl. Indrapura 17 Surabaya, 60176, E-mail: siswantos@yahoo.com PENDAHULUAN Dalam Buku the World Report on Knowledge for Better Health (WHO, 2004) telah diungkapkan bahwa salah satu permasalahan dalam penelitian kesehatan adalah terkait dengan kurangnya pemanfaatan hasil penelitian oleh pengguna (the utilization of research results). Bahkan, permasalahan ini tidak saja terjadi di negara berkembang namun juga terjadi di negara maju. Pemanfaatan hasil penelitian oleh penentu kebijakan mencakup penyediaan fakta pada keseluruhan sekuensi proses kebijakan (policy process). Dalam sekuensi proses kebijakan, hasil penelitian mempunyai peran atau fungsi sebagai berikut: (i) membantu identifikasi masalah menjadi agenda kebijakan, (ii) membantu solusi masalah, (iii) membantu policy makers untuk berfikir alternatif
  • 2. Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto) 327 (policy options) (baik menyangkut prioritas masalah maupun solusi), dan (iv) membantu justifikasi suatu kebijakan (keputusan) (Hass & Springer, 1998). Untuk memberikan fakta bagi pengguna (penentu kebijakan dan pelaksana pelayanan kesehatan), peneliti di samping harus mampu memberikan fakta yang valid dan komprehensif, ia juga harus mampu mengemas fakta tersebut dalam format yang mudah dipahami oleh penentu kebijakan. Word Health Organization (2004) menganjurkan bahwa terdapat hirarki metode penyajian fakta kepada pengguna sebagai berikut: (i) inovasi dalam ranah teori, metodologi dan penelitian dasar, (ii) laporan penelitian tunggal dan artikel, (iii) sintesis hasil penelitian: (systematic review: meta-analisis, meta-sintesis), (iv) masukan untuk penentu kebijakan (actionable message: policy brief dan policy paper). Secara hirarkis, jenjang metodologi “research into action” agar mudah dipakai oleh penentu kebijakan, dapat diilustrasikan sebagaimana Gambar 1. Actionable messages Synthesis of research knowledge Individual studies, articles and reports Basic, theoritical and methodological innovations Gambar 1. Hirarki Metodologi Penelitian untuk Masukan Kebijakan (WHO, 2004) Dari Gambar 1, tampak bahwa dari penelitian tunggal, agar dapat dipakai oleh penentu kebijakan masih melalui dua tahap lagi, yakni sintesis (systematic review) dan pengemasan hasil penelitian menjadi pesan yang mudah dipahami (actionable messages) berupa policy brief dan policy paper. Dari hirarki penyajian fakta demi tercapainya penggunaan hasil penelitian, khususnya oleh penentu kebijakan, tampaknya selama ini berbagai lembaga penelitian di Indonesia termasuk Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, belum mengembangkan dan membudayakan metodologi sintesis hasil penelitian (meta-analisis, meta-sintesis) dan juga pengembangan format pesan yang mudah dipahami oleh penentu kebijakan (policy brief dan policy paper). Tulisan ini mencoba menyampaikan “sebuah pengantar” tentang systematic review sebagai metode kajian (metode penelitian) dalam menyajikan fakta kepada pengguna hasil penelitian (penentu kebijakan). MENINGKATKAN PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN Sebelum dibahas tentang metode systematic review, ada baiknya dibahas bagaimana meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian untuk pengguna. Hasil penelitian tentunya dapat digunakan sebagai masukan dalam kebijakan strategik, kebijakan program, maupun kebijakan teknis operasional, tergantung dari disain dan karakteristik penelitian yang disajikan. Misalnya, hasil penelitian dari survei besar tentunya dapat digunakan untuk masukan kebijakan strategik (Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis); hasil penelitian evaluasi program atau pengembangan model pelayanan dapat digunakan untuk memperbaiki manajemen program; sementara hasil penelitian yang bersifat evaluasi teknis program dapat digunakan untuk perbaikan kebijakan teknis operasional di lapangan. Harus disadari bahwa aktor penentu kebijakan dan aktor peneliti adalah dua makhluk yang hidup pada dunia yang berbeda, sehingga masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda. Aktor penentu kebijakan hidup pada “dunia kebijakan” yang bercirikan politis, sementara aktor peneliti hidup pada “dunia penelitian” yang bercirikan ilmiah. Perbedaan karakteristik aktor penentu kebijakan dan aktor peneliti adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1. Perbedaan karakteristik antara aktor penentu kebijakan dan aktor peneliti inilah yang menyebabkan kendala dalam translasi hasil penelitian menjadi kebijakan. Oleh karena itu, pada era tahun 1980-an Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkenalkan suatu pendekatan khusus dalam manajemen proses penelitian, yang disebut dengan “client oriented research activities” (CORA) (Varkevisser et al., 2003). Pada dasarnya, prinsip CORA adalah mendorong (push) para peneliti untuk memahami dan masuk dalamduniapenentukebijakan,danmenarik(pull)para penentu kebijakan untuk memahami dan masuk dalam dunia penelitian. Praktik riilnya dalam manajemen proses penelitian, adalah “bekerja bersama” mulai dari penetapan agenda riset, penyusunan proposal (penentuan pertanyaan penelitian), sampai kepada pemanfaatan hasil penelitian pada proses penetapan
  • 3. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 13 No. 4 Oktober 2010: 326–333 328 penelitian CORA sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 2. Dalam gambar tersebut tampak bahwa publikasi hasil penelitian pada jurnal ilmiah tidak mempunyai dampak langsung kepada kebijakan, namun hanya memberi tambahan koleksi pada stok pengetahuan. Agar probabilitas pemanfaatan hasil penelitian menjadi meningkat, maka peneliti dan klien, yakni penentu kebijakan dan praktisi, harus “duduk bersama” pada tahap interface (a), yaitu identifikasi topik penelitian dan pertanyaan penelitian yang dibutuhkan, dan tahap interface (b), yaitu penyampaian hasil penelitian dalam format forum kebijakan, dan bukannya seminar ilmiah antar peneliti. Dengan “duduk bersama” pada Interface a (proses penelitian) dan Interface b (proses kebijakan), maka komunikasi antara “produsen” dan “konsumen” akan menjadi mesra (saling memahami), sehingga hasil penelitian akan dapat dimanfaatkan lebih optimal. RUANG LINGKUP SYSTEMATIC REVIEW Systematic review adalah suatu metode penelitian untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan interpretasi Tabel 1. Perbedaan Aktor Penentu Kebijakan dan Aktor Peneliti (World Helath Organization, 2004) Penentu kebijakan Peneliti Dihadapkan pada masalah kebijakan yang kompleks Simplifikasi masalah agar dapat diteliti Fokus pada solusi masalah Tertarik pada hubungan antar isu (variabel) Mengurangi ketidakpastian Menemukan kebenaran Memerlukan kecepatan Menggunakan waktunya untuk berfikir Bergelut dengan aspek kontrol dan tunda Bergelut dengan aspek publikasi atau buang (publish or perish) Pendekatan manipulasi Pendekatan eksplanasi Berusaha mendapatkan solusi yang fisibel dan pragmatis Berusaha eksplorasi dengan pemikiran yang mendalam Lebih suka masukan bahasa oral ketimbang bahasa tulisan, karena tuntutan kecepatan Lebih suka bahasa tulisan, karena tuntutan performance sebagai peneliti Gambar 2. Hubungan antara Riset dan Kebijakan dalam Perspektif Pemanfaatan Hasil Riset (Diadaptasi dari Hanney S.R. et al, 2002) kebijakan (policy process). Proses persinggungan “bekerja bersama” antara aktor peneliti dan aktor penentu kebijakan digambarkan dalam model
  • 4. Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto) 329 terhadap semua hasil penelitian yang relevan terkait pertanyaan penelitian tertentu, topik tertentu, atau fenomena yang menjadi perhatian (Kitchenham, 2004). Studi sendiri (individual study) merupakan bentuk studi primer (primary study), sedangkan systematic review adalah studi sekunder (secondary study). Systematic review akan sangat bermanfaat untuk melakukan sintesis dari berbagai hasil penelitian yang relevan, sehingga fakta yang disajikan kepada penentu kebijakan menjadi lebih komprehensif dan berimbang. Banyak jaringan penelitian kesehatan maupun penelitian sosial di dunia yang melakukan systematic review. Setidaknya terdapat dua jaringan yang melakukan systematic review, yakni The Cochrane Collaboration dan The Campbell Collaboration. The Cochrane Collaboration merupakan jaringan yang melakukan systematic review di bidang penelitian kedokteran (medical research), sementara The Campbell Collaboration banyak melakukan systematic review di bidang penelitian kebijakan (penelitian sosial ekonomi). Dengan membuka website The Cochrane Collaboration, www.cochrane.org/resources, maupun website The Campbell Collaboration, www. campbellcollaboration.org/resources, akan dapat diunduh atau dibaca pedoman-pedoman untuk melakukan systematic review, maupun hasil-hasil systematic review terkait topik-topik tertentu. Kedudukan metodologi systematic review dalam metodologi penelitian dapat digambarkan sebagai irisan bawang (onion slice) seperti Gambar 3. Pada prinsipnya systematic review adalah metode penelitian yang merangkum hasil-hasil penelitian primer untuk menyajikan fakta yang lebih komprehensif dan berimbang. Sementara itu, meta- analisis adalah salah satu cara untuk melakukan sintesa hasil secara statistik (teknik kuantitatif). Cara lain untuk melakukan sintesis hasil adalah teknik naratif (teknik kualitatif). Dengan kata lain, meta- analisis adalah bagian dari metode systematic review dengan pendekatan kuantitatif. Selanjutnya, review yang tidak sistematis (traditional review) adalah metoda review (tinjauan) yang cara pengumpulan faktanya dan teknik sintesisnya tidak mengikuti cara-cara baku sebagaimana systematic review. Perbedaan systematic review dan traditional review ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Perbedaan Systematic Review dan Traditional Review (Perry & Hammond, 2002) No Systematic Review Traditional Review 1 Menggunakan pendekatan metodologi ilmiah untuk merangkum hasil penelitian Tidak menggunakan pendekatan metodologi ilmiah (tergantung keinginan penulis) 2 Melibatkan tim peneliti Dikerjakan oleh seorang peneliti (penulis), biasanya oleh seorang ahli 3 Menggunakan protokol penelitian Tidak menggunakan protokol penelitian 4 Pencarian hasil penelitian dan artikel dikerjakan secara sistematis Pencarian bukti-bukti dan artikel tidak dikerjakan secara sistematis 5 Ada kriteria yang jelas artikel mana yang akan dimasukkan Tidak ada kriteria yang jelas terkait artikel mana yang akan dimasukkan 6 Meminimalisir bias Mengandung bias 7 Bisa direplikasi Tidak bisa direplikasi 8 Sintesis hasil: bisa dengan meta-analisis atau naratif (meta- sintesis) Sintesis: secara naratif Gambar 3. Kedudukan Metodologi Systematic Review dalam Metodologi yang Lain
  • 5. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 13 No. 4 Oktober 2010: 326–333 330 Dari Tabel 2 terlihat bahwa systematic review adalah menggunakan pendekatan metodologi penelitian yang sistematis, sementara traditional review tidak menggunakan metodologi penelitian yang baku, lebih kepada kemauan (inklinasi) penulis, terkait dengan ke arah mana tulisan akan dibawa. Contoh tulisan ilmiah yang menggunakan traditional review adalah tinjauan pustaka. METODE SYSTEMATIC REVIEW Seperti pada metodologi penelitian individual, pada prinsipnya penelitian systematic review dimulai dengan membuat protokol penelitian systematic review dan tahap berikutnya melaksanakan penelitian systematic review. Secara sekuensial, proses penelitian systematic review ditunjukkan pada Tabel 3. Analog dengan metodologi penelitian secara umum, di mana terdapat metode kuantitatif dan kualitatif, maka dalam systematic review juga terdapat metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif systematic review adalah digunakan untuk mensintesis hasil-hasil penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Misalnya, Randomized Control Trials (RCT), Cohort Study, Case-Control Study, atau studi prevalensi. Pendekatan statistik dalam melakukan sintesis hasil penelitian kuantitatif ini disebut dengan “meta-analisis”. Secara definisi, meta-analisis adalah teknik melakukan agregasi data untuk mendapatkan kekuatan statistik (statistical power) dalam identifikasi hubungan sebab akibat antara faktor risiko atau perlakuan dengan suatu efek (outcome) (Perry & Hammond, 2002). Sementara itu, pendekatan kualitatif dalam systematic review digunakan untuk mensintesis (merangkum) hasil-hasil penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Metode mensintesis (merangkum) hasil-hasil penelitian kualitatif ini disebut dengan “meta-sintesis”. Secara definisi, meta-sintesis adalah teknik melakukan integrasi data untuk mendapatkan teori maupun konsep baru atau tingkatan pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh (Perry & Hammond, 2002). Sebagaimana telah disebutkan bahwa pengambilan data hasil penelitian dengan metode systematic review adalah melalui searching di internet (PubMed, MEDLINE, dan lain-lain). Maka kesulitan bagi peneliti adalah cara memperoleh data hasil- Tabel 3. Urutan Proses Penelitian Systematic Review (Perry & Hammond, 2002) No Tahapan Proses Tujuan 1 Identifikasi pertanyaan penelitian Melakukan transformasi masalah kesehatan menjadi pertanyaan penelitian 2 Mengembangkan protokol penelitian systematic review Memberikan penuntun dalam melakukan systematic review 3 Menetapkan lokasi data-base hasil penelitian sebagai wilayah pencarian (misalnya MEDLINE, PubMed) Memberikan batasan wilayah pencarian terhadap hasil penelitian yang relevan 4 Seleksi hasil-hasil penelitian yang relevan Mengumpulkan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan pertanyaan penelitian 5 Pilih hasil-hasil penelitian yang berkualitas Melakukan eksklusi dan inklusi terhadap penelitian yang akan dimasukkan dalam systematic review berdasarkan kualitas 6 Ekstraksi data dari studi individual Melakukan ekstraksi data dari studi individual untuk mendapatkan temuan pentingnya 7 Sintesis hasil dengan metode meta-analisis (kalau memungkinkan), atau metode naratif (bila tidak memungkinkan) Melakukan sintesis hasil dengan teknik meta- analisis (forest plot) atau teknik naratif (meta- sintesis) 8 Penyajian hasil Menuliskan hasil penelitian dalam dokumen laporan hasil systematic review hasil penelitian tersebut, karena banyak penelitian boleh jadi belum dipublikasikan, atau ada kendala akses, misalnya, harus membayar sejumlah uang untuk akses ke internet. Untuk mengatasi kendala tersebut, maka sebaiknya proposal systematic review dapat dianggarkan secara resmi, untuk membiayai kunjungan ke berbagai perpustakaan atau membayar akses artikel di internet. META-ANALISIS SEBAGAI METODE SYSTEMATIC REVIEW KUANTITATIF Sebagaimana telah disitir di depan bahwa meta- analisisadalahteknikstatistikuntukmengkombinasikan
  • 6. Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto) 331 temuan dari beberapa hasil penelitian terdahulu. Meta- analisis biasanya digunakan untuk menilai efektivitas intervensi klinis dengan mengkombinasikan beberapa hasil penelitian randomized control trials (RCT). Maka dari itu, meta-analisis merupakan pondasi (tulang punggung) dalam kedokteran berbasis fakta (evidence based medicine). Karena meta-analisis adalah metode mengkombinasikan hasil penelitian kuantitatif secara statistik (secara kuantitatif) maka langkah-langkah dalam melakukan meta-analisis adalah sama dengan langkah-langkah melakukan systematic review secara umum. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut (Perry & Hammond, 2002): 1) Identifikasi pertanyaan penelitian (pertanyaan penelitian meta-analisis) 2) Mengembangkan protokol penelitian meta- analisis 3) Menetapkan lokasi data-base hasil penelitian sebagai wilayah pencarian (misalnya MEDLINE, PubMed) 4) Seleksi hasil-hasil penelitian yang relevan 5) Pilih hasil-hasil penelitian yang berkualitas 6) Ekstraksi data dari studi individual 7) Sintesis hasil-hasil penelitian dengan metode meta-analisis (funnel plot dan forest plot). 8) Penyajian hasil penelitian dalam laporan penelitian hasil meta-analisis Langkah krusial dalam meta-analisis adalah pemilihan studi yang berkualitas. Karena apabila studi yang diikutkan dalam meta-analisis tidak berkualitas, maka tentunya hasil meta-analisis yang merupakan ukuran statistik dari kombinasi beberapa hasil penelitian akan tidak valid juga. Juga, dari beberapa review para ahli membuktikan bahwa peneliti akan cenderung mempublikasikan hasil yang positif sebagaimana dihipotesiskan sejak awal, dibanding mempublikasikan hasil yang berlawanan dengan hipotesis awal. Oleh karena itu, seleksi hasil penelitian yang berkualitas dan tidak mengandung bias merupakan kunci validitas hasil penelitian meta- analisis. Untuk itu, pepatah “garbage in garbage out” berlaku pada metodolgi penelitian meta-analisis. Untuk meminimalkan kelemahan ini, maka penetapan kriteria inklusi dan eksklusi harus jelas sehingga hasil penelitian yang terpilih dalam meta-analisis adalah benar-benar penelitian dengan variabel (topik) yang sama dan menggunakan metode yang sama. Saringan berikutnya adalah bahwa peneliti harus memilih penelitian yang benar-benar berkualitas. Jadi quality control terkait dengan penelitian yang akan dimasukkan dalam meta-analisis harus kuat. META-SINTESIS SEBAGAI METODE SYSTEMATIC REVIEW KUALITATIF Hampir sama dengan langkah-langkah systematic review kuantitatif, maka systematic review kualitatif mencakup langkah-langkah sebagai berikut (Francis & Baldesari, 2006): 1) Memformulasikan pertanyaan penelitian (formulating the review question) 2) Melakukan pencarian literatur systematic review (conducting a systematic literature search) 3) Melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian yang cocok (screening and selecting appropriate research articles) 4) Melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan kualitatif (analyzing and synthesizing qualitative findings) 5) Memberlakukan kendali mutu (maintaining quality control) 6) Menyusun laporan akhir (presenting findings) Dalam melakukan meta-sintesis (sintesis data kualitatif) terdapat 2 (dua) pendekatan, yakni meta- agregasi (meta-aggregation) dan meta-etnografi (meta-ethnography) (Lewin, 2008). Pada meta- agregasi, sintesis bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian (review question) dengan cara merangkum berbagai hasil penelitian (summarizing). Sementara, meta-etnografi, sintesis bertujuan untuk mengembangkan teori baru (new theory) dalam rangka melengkapi teori yang sudah ada. Pada meta-agregasi topik penelitian dielaborasi menjadi tema-tema tertentu untuk menghasilkan kerangka analisis (conceptual framework). Kemudian, dalam tema-tema tertentu tersebut dilakukan pencarian artikel hasil penelitian yang relevan dan dibandingkan dan dirangkum antar yang satu dengan yang lainnya. Pada pendekatan meta-agregasi, hasil sintesis merupakan “agregat” dari berbagai hasil penelitian sesuai dengan tema yang relevan. Contoh pendekatan meta-agregasi ini adalah systematic review dengan judul: “Pengalaman Pasien dengan Ulcus Pedis” (Patient’s Experience with Leg Ulcers) (Briggs et al, 2007). Penelitian ini bertujuan
  • 7. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 13 No. 4 Oktober 2010: 326–333 332 melakukan sintesis semua hasil penelitian kualitatif untuk mengeksplorasi pengalaman hidup pasien dengan ulcus kaki. Sumber literatur adalah semua publikasi kualitatif terkait dengan pengalaman hidup pasien dengan ulcus kaki melalui metode pencarian sistematik. Proses sintesis meliputi (i) tema-tema dan konsep dari studi yang relevan diekstraksi, (ii) hasil ekstraksi ini ditata menjadi temuan penting (utama), (iii) temuan-temuan dikelompokkan ke dalam kategori, (iv) kategori-kategori kemudian disintesis menjadi tema (disesuaikan dengan kerangka konseptual yang disusun). Pada meta-etnografi, pendekatannya adalah “interpretive” terhadap hasil-hasil penelitian studi primer. Karena pendekatannya adalah interpretive, maka teknik analisisnya bersifat “iteratif” (spiral). Hasil- hasil penelitian studi primer dilakukan pemaknaan ulang (re-interpretasi) sehingga menghasilkan pemahaman baru atau teori baru. Contoh pendekatan meta-ethnografi ini adalah systematic review dengan judul: “Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Kepatuhan Berobat TB” (Munro et al, 2007). Tujuan penelitian ini adalah memahami faktor-faktor yang dilihat oleh pasien, keluarga dan tenaga kesehatan yang berpengaruh pada kepatuhan berobat TB. Sumber literatur adalah publikasi studi kualitatif mengenai pengalaman pengobatan TB yang diidentifikasi melalui pencarian sistematis. Proses sintesis mencakup (i) identifikasi tema-tema dari studi yang relevan, (ii) membandingkan tema dalam satu artikel dengan tema pada artikel lain, (iii) mengembangkan konsep yang lebih luas (konsep baru) yang mampu menangkap tema serupa dari artikel yang berbeda, (iv) mengkonstruksi kerangka baru untuk mengintegrasikan berbagai konsep dalam satu kesatuan. Dari masing-masing contoh systematic review denganpendekatanmeta-agregasidanmeta-etnografi, tampak bahwa metode sintesis meta-agregasi lebih kepada upaya merangkum (to aggregate) hasil-hasil penelitian yang relevan. Oleh karena itu, pada metode sintesis meta-agregasi harus dibuat terlebih dahulu kerangka konsep penelitian yang menggambarkan tema-tema yang saling terkait (berhubungan), kemudian hasil-hasil studi primer diplot pada tema- tema yang telah diidentifikasi. Dengan kata lain penyajian hasil lebih kepada melakukan agregat (deskriptif). Sementara, pada metode sintesis meta- etnografi hasil temuan pada studi primer dilakukan interpretasi ulang (re-interpretasi) untuk mendapatkan pemahaman (pemaknaan) baru, dengan melakukan analisis cross-thematic secara iteratif, sehingga antara ekstraksi dan analisis tidak bersifat liner sekuensial. Pada sintesis meta-etnografi, analisisnya bersifat induktif interpretif. Terkait dengan penyajian fakta (evidence) untuk pengambilan keputusan dalam penentuan kebijakan, penulis melihat bahwa metode systematic review dengan pendekatan meta-agregasi merupakan pendekatan penting dalam rangka menyajikan fakta yang komprehensif dan berimbang untuk masukan pengambilan dalam penentuan kebijakan, baik terkait kebjakan strategis, kebijakan manajerial, maupun kebijakan teknis operasional. Untuk itu, ke depan penulis sarankan agar lembaga-lembaga penelitian termasuk Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dapat mengembangkan metodologi systematic review (khususnya pendekatan meta- agregasi) dan juga mengembangkan bahan masukan untuk penentu kebijakan dalam bentuk actionable messages (policy brief dan policy paper), guna meningkatkan utilisasi hasil penelitian. Kesulitan yang dihadapi peneliti pada meta- sintesis adalah hampir sama dengan meta-analisis, yakni teknik mendapatkan artikel yang berkualitas dengan tema yang diinginkan. Di samping itu, mengagregasikan atau melakukan re-interpretasi hasil penelitian kualitatif (naratif) dari berbagai hasil penelitian dengan konteks yang berbeda, membutuhkan pengalaman yang matang dari peneliti terkait analisis kualitatif. Solusi untuk masalah ini tentunya peneliti harus meningkatkan kemampuannya dalam analisis kualitatif. Bantuan perangkat lunak komputer khusus untuk analisis data kualitatif, seperti ATLAS, NUD.IST, dan lain-lain, kiranya juga sangat membantu peneliti. KESIMPULAN Dari apa yang telah diuraikan dalam tulisan ini dapat disimpulkan poin-poin sebagai berikut: 1) Peran hasil penelitian dalam proses penetapan kebijakan adalah: (i) membantu identifikasi masalah menjadi agenda kebijakan: (ii) membantu solusi masalah, (iii) membantu policy makers untuk berfikir alternatif (policy options) (baik menyangkut prioritas masalah maupun solusi), (iv) membantu justifikasi suatu kebijakan (keputusan).
  • 8. Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto) 333 2) Hasil penelitian systematic review dan pengemasan hasil penelitian menjadi actionable messages (policy brief dan policy paper) merupakan format penyajian fakta yang komprehensif dan berimbang untuk penentu kebijakan. 3) Systematic review mencakup teknik kuantitatif (meta-analisis) dan teknik kualitatif (meta- sintesis), namun harus dibedakan dengan review yang tidak sistematis (traditional review). 4) Baik systematic review kuantitatif maupun kualitatif mempunyai tahapan yang runut dan sistematis sebagaimana tahapan pada metodologi riset secara umum. 5) Pendekatan meta-agregasi merupakan pendekatan systematic review yang penting dalam menyajikan fakta yang komprehensif dan berimbang kepada penentu kebijakan (policy maker) dalam pengambilan keputusan. 6) Agar systematic review menghasilkan hasil penelitian yang berkualitas, dan tidak garbage in garbage out, maka penetapan kriteria inklusi dan eksklusi dan saringan kualitas penelitian yang diikutkan dalam review harus ketat. Daftar Pustaka Briggs et al. (2007). Patient’s Experience with Leg Ulcer: a qualitative systematic review of patient’s perception. Francis C. & Baldesari (2006). Systematic Reviews of Qualitative Literature. Oxford: UK Cochrane Centre Haas PJ, & Springer JF. (1998). Apllied Policy Research, Concepts and Cases. London: Garland Publishing. Hanney S.R. et al. (2002). The Utilization of Health Research in Policy Making: Concepts, Examples and Methods of Assessment. Geneva: World Health Organization. Kitchenham, B. (2004). Procedures for Performing Systematic Reviews. Eversleigh: Keele University. Lewin, S. (2008). Methods to Synthesise Qualitative EvidenceAlongside a Cochrane Intervention Review. London: London School of Hygiene and Tropical Medicine. Munro et al. (2007). Adherence to tuberculosis treatment: a qualitative systematic review of stakeholder perceptions Perry, A. & Hammond, N. (2002). Systematic Review: The Experience of a PhD Student. Psychology Learning and Teaching, 2(1), 32–35. Varkevisser CM, Pathmanatahn I. & Brownlee A. (2003). Designing and Conducting Health Systems Research Projects. Canada: World Health Organization/ International Development Research Center. World Health Organization (2004). World Report on Knowledge for Better Health, Strengthening Health System. Geneva: World Health Organization