Unit GPS dan Hidrografi bertanggungjawab mengukur dan memetakan sempadan antarabangsa Malaysia-Thailand di Sungai Golok menggunakan kaedah ukuran hidrografi dan sistem kawalan geodesi untuk menentukan Thalweg dan sempadan antarabangsa. Kerja lapangan melibatkan penentuan kedalaman, lokasi dan pengukuran keratan rentas sungai untuk mengenal pasti Thalweg manakala stesen kawalan digunakan untuk menyediakan
Dokumen tersebut membahas tentang teknik sampling lingkungan, berbagai parameter lingkungan, dan inventarisasi sumber daya alam di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dokumen ini juga menampilkan peta zonasi mangrove, hutan, dan daerah penangkapan ikan hasil kerjasama antara Bappeda Propinsi NTT dan Jurusan Perikanan Universitas Nusa Cendana.
Survey seismik bertujuan untuk menemukan sumber daya mineral di bawah tanah dengan bantuan geologi, geofisika, dan geodesi. Tugas geodesi meliputi penentuan posisi peledakan dan pengeboran, serta pembuatan peta untuk menunjang kegiatan eksplorasi. Survey dilakukan dengan mengukur koordinat lapangan menggunakan GPS dan theodolit.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik sampling lingkungan, berbagai parameter lingkungan, dan inventarisasi sumber daya alam di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dokumen ini juga menampilkan peta zonasi mangrove, hutan, dan daerah penangkapan ikan hasil kerjasama antara Bappeda Propinsi NTT dan Jurusan Perikanan Universitas Nusa Cendana.
Survey seismik bertujuan untuk menemukan sumber daya mineral di bawah tanah dengan bantuan geologi, geofisika, dan geodesi. Tugas geodesi meliputi penentuan posisi peledakan dan pengeboran, serta pembuatan peta untuk menunjang kegiatan eksplorasi. Survey dilakukan dengan mengukur koordinat lapangan menggunakan GPS dan theodolit.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar penentuan geometri dan penggunaan GPS untuk penentuan posisi dan batas wilayah. Secara singkat, dokumen menjelaskan prinsip dasar penentuan posisi dengan koordinat kartesian, penggunaan GPS untuk menentukan posisi secara absolut dan diferensial, serta tahapan penetapan dan penegasan batas wilayah darat dan laut menggunakan GPS.
1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengawasan pekerjaan preservasi jalan dan jembatan di Pulau Bintan, Pulau Karimun dan Pulau Natuna oleh konsultan supervisi PT. Surya Marzq Konsultindo (KSO) PT.Multi Phi Beta-PT.ARCI Pratama.
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaandrestajumena1
Dokumen tersebut membahas metodologi yang digunakan dalam studi kelayakan pelabuhan penyeberangan Sagu-Sagu Lukit, yaitu survey dan observasi lapangan untuk mengumpulkan data potensi hinterland dan kondisi operasional pelabuhan. Tahapannya meliputi pengumpulan data sekunder dan primer serta analisis kelayakan dan lingkungan.
Dokumen ini membahas rencana pembuatan Peta Rupa Bumi Pulau Jawa dengan skala 1:50.000 yang mencakup area Pulau Jawa. Dokumen menjelaskan tentang grand design pembuatan peta tersebut yang meliputi inventarisasi potensi sumber daya, team kerja, proses pembuatan peta mulai dari pengamatan, desain jaring kontrol vertikal, monumentasi hingga format pelaporan dan dokumentasi. Dokumen juga menjelaskan tentang aturan SNI dan contoh distribusi
Dokumen ini membahas pemetaan dasar perairan dangkal menggunakan citra satelit Quickbird. Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data validasi dan diambil sampel di 651 titik. Citra Quickbird diklasifikasi menggunakan metode ISOclass dan diuji akurasinya dengan data lapangan. Hasilnya menunjukkan akurasi 42% pada skala 1:10.000 dan 56% pada skala 1:5.000. Faktor pengaruh akurasinya adalah kesal
Presentasi Pengenalan GPS BIMTEK Oktober 2015, Manado, bramantiyo marjuki
Presentasi untuk BIMTEK Pengenalan GPS PUSDATIN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Survei dan Pemetaan Bulan Oktober 2015 di Manado Sulawesi Utara.
Dokumen tersebut membahas tentang zona labuh kapal di Pelabuhan Internasional Tanjung Perak Surabaya. Terdapat penjelasan mengenai regulasi yang mengatur alur pelayaran, sistem rute, tata cara berlalu lintas, dan daerah labuh kapal. Juga ditampilkan peta alur pelayaran dan sarana bantu navigasi pelayaran. Dokumen ini bertujuan untuk mendapatkan masukan terkait pengaturan kapal-kapal di Alur Pelayaran Barat
1. Pemerintah mempersiapkan berbagai fasilitas untuk mendukung mudik dan balik Lebaran 2018, termasuk perbaikan jalan, penambahan ruas tol, serta penyediaan fasilitas dukungan seperti toilet dan informasi lalu lintas.
2. Beberapa ruas jalan tol di Jawa dan Sumatera akan beroperasi penuh atau sebagian selama mudik dan balik, meskipun masih ada beberapa ruas konstruksi yang harus diantisipasi.
3
Metode inventarisasi habitat bentik di Pulau Kemujan menggunakan teknologi penginderaan jauh memberikan hasil yang akurat dengan biaya dan waktu yang lebih efisien dibanding survei lapangan. Namun, penginderaan jauh hanya dapat menghasilkan informasi pada tingkat komunitas sedangkan survei lapangan dapat menghasilkan informasi lebih rinci hingga tingkat lifeform. Optimalisasi penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar penentuan geometri dan penggunaan GPS untuk penentuan posisi dan batas wilayah. Secara singkat, dokumen menjelaskan prinsip dasar penentuan posisi dengan koordinat kartesian, penggunaan GPS untuk menentukan posisi secara absolut dan diferensial, serta tahapan penetapan dan penegasan batas wilayah darat dan laut menggunakan GPS.
1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengawasan pekerjaan preservasi jalan dan jembatan di Pulau Bintan, Pulau Karimun dan Pulau Natuna oleh konsultan supervisi PT. Surya Marzq Konsultindo (KSO) PT.Multi Phi Beta-PT.ARCI Pratama.
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaandrestajumena1
Dokumen tersebut membahas metodologi yang digunakan dalam studi kelayakan pelabuhan penyeberangan Sagu-Sagu Lukit, yaitu survey dan observasi lapangan untuk mengumpulkan data potensi hinterland dan kondisi operasional pelabuhan. Tahapannya meliputi pengumpulan data sekunder dan primer serta analisis kelayakan dan lingkungan.
Dokumen ini membahas rencana pembuatan Peta Rupa Bumi Pulau Jawa dengan skala 1:50.000 yang mencakup area Pulau Jawa. Dokumen menjelaskan tentang grand design pembuatan peta tersebut yang meliputi inventarisasi potensi sumber daya, team kerja, proses pembuatan peta mulai dari pengamatan, desain jaring kontrol vertikal, monumentasi hingga format pelaporan dan dokumentasi. Dokumen juga menjelaskan tentang aturan SNI dan contoh distribusi
Dokumen ini membahas pemetaan dasar perairan dangkal menggunakan citra satelit Quickbird. Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data validasi dan diambil sampel di 651 titik. Citra Quickbird diklasifikasi menggunakan metode ISOclass dan diuji akurasinya dengan data lapangan. Hasilnya menunjukkan akurasi 42% pada skala 1:10.000 dan 56% pada skala 1:5.000. Faktor pengaruh akurasinya adalah kesal
Presentasi Pengenalan GPS BIMTEK Oktober 2015, Manado, bramantiyo marjuki
Presentasi untuk BIMTEK Pengenalan GPS PUSDATIN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Survei dan Pemetaan Bulan Oktober 2015 di Manado Sulawesi Utara.
Dokumen tersebut membahas tentang zona labuh kapal di Pelabuhan Internasional Tanjung Perak Surabaya. Terdapat penjelasan mengenai regulasi yang mengatur alur pelayaran, sistem rute, tata cara berlalu lintas, dan daerah labuh kapal. Juga ditampilkan peta alur pelayaran dan sarana bantu navigasi pelayaran. Dokumen ini bertujuan untuk mendapatkan masukan terkait pengaturan kapal-kapal di Alur Pelayaran Barat
1. Pemerintah mempersiapkan berbagai fasilitas untuk mendukung mudik dan balik Lebaran 2018, termasuk perbaikan jalan, penambahan ruas tol, serta penyediaan fasilitas dukungan seperti toilet dan informasi lalu lintas.
2. Beberapa ruas jalan tol di Jawa dan Sumatera akan beroperasi penuh atau sebagian selama mudik dan balik, meskipun masih ada beberapa ruas konstruksi yang harus diantisipasi.
3
Metode inventarisasi habitat bentik di Pulau Kemujan menggunakan teknologi penginderaan jauh memberikan hasil yang akurat dengan biaya dan waktu yang lebih efisien dibanding survei lapangan. Namun, penginderaan jauh hanya dapat menghasilkan informasi pada tingkat komunitas sedangkan survei lapangan dapat menghasilkan informasi lebih rinci hingga tingkat lifeform. Optimalisasi penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
Intro Hidro-04.ppt
1. Unit GPS dan Hidrografi
Caw. Pengurusan Maklumat Geodesi
2. Ukur Hidrografi
Unit GPS dan Hidrografi
Seksyen Geodesi
Bahagian Pemetaan
Jabatan Ukur dan Pemetaan Malaysia
3. Penandaan dan Pengukuran
Sempadan Antarabangsa
Malaysia-Thailand
Joint Demarcation Survey on International
Boundary of
Malaysia - Thailand
4. Kawasan Bagi Kerja
Penandaan Dan
Pengukuran
Sempadan
Antarabangsa
Malaysia-Thailand (Sg
Golok)
Kg. Bukit Lata
Ban Talat
Petunjuk:
SKT2002 (VIIID)
SKT2003 (VIIIC
sek. 1 & 2)
SKT2004 (VIIIC
sek. 3 & 4)
VIII C Sec. 1 & 2
VIII C Sec. 3 & 4
Priority Areas for the demarcation and Survey of the Sungai Golok to be Prioritised
as follows:
No. Priority Area Locality
Approximate Distance
(km)
1. VIII D
Kg.K.Jambu/Ban Kua Lo Ta – Boundary Point Lat
6 14’.5N and Long. 102 05’.6E at te mouth of Sg.
Golok (Kolok River)
13.0
2. VIII C (Sec. 1 & 2)
Rantau Panjang/Sungai Kolok - Kg.Bkt Lata/Ban
Talat 14.0
3. VIII C (Sec. 3 & 4)
Kg.Bkt Lata/Ban Talat - Kg. K. Jambu/Ban Kua Lo
Ta 12.5
4. VIII B Bt. Kuang/Waeng – Rantau Panjang/Sungai Kolok 20.1
5. VIII A BP 72 – Bt. Kuang/Waeng 35.4
Total Distance 95.0
5. Peringkat-Peringkat Kerja
Ukuran Pasukan Hidrografi
• Ukuran Hidrografi (Kerja Lapangan)
• Pemprosesan dan Hitungan Data Ukuran
• ‘Layout’ dan Pelotan.
• ‘Preliminary Cross-Section Plan’ dan ‘Final
Cross-Section Plan’
• Perbandingan Plan
6. UKURAN HIDROGRAFI
Merupakan sains dan teknologi pengukuran
dan penggambaran parameter-parameter
yang perlu mengenai sifat-sifat dan
rupabentuk dasar laut, jisim tanah dan ciri-
ciri dinamik air laut. Ia termasuklah
batimetri, geologi, geofizik, pasang-surut,
arus, ombak dan sifat-sifat fizikal air
laut. Maklumat-maklumat ini digambarkan
dalam bentuk carta dan dokumen.
7. Prosidur Kerja Lapangan
• Tinjauan
• Perancangan, Pemilihan Kaedah Ukuran dan
Persediaan Peralatan.
• Menentukan Stesen Kawalan dan menyediakan
maklumat terperinci stesen berkenaan.
• Menjalankan Kerja-Kerja Ukuran
8. Tinjauan
• Kedua-dua pihak perlu menjalankan tinjauan
bersama bagi membantu ketua pasukan
mendapatkan maklumat berkenaan kawasan
yang akan dijalankan pengukuran.
• berdasarkan maklumat yang diperolehi dari
tinjauan, kedua-dua Ketua Pasukan perlu
merancang dan menentukan Kaedah Ukuran
yang sesuai serta terbaik terutama dalam
kerja penentuan Thalweg.
9. Kaedah Ukuran Hidrografi
Kaedah-kaedah yang digunakan dalam kerja
ukur penandaan sempadan antarabangsa
Malaysia-Thailand:
• Kaedah ‘Sounding by Echo-Sounder’
• Kaedah ‘Sounding by Lead and Line’
• Kaedah ‘Sounding by Poling’.
10. Kaedah ‘Sounding by Echo-Sounder’
• Penentuan kedalaman
menggunakan Echo-Sounder
• Penentududukan secara GPS
RTK
• Kawasan berkedalaman >3m
• Perisian Navigasi HydroPRO
• Pemprosesan dan Pelotan:
• SURFER
• Pengatucaraan BACTH & VBA
15. Kaedah ‘Sounding by Poling’
• Penentuan kedalaman
menggunakan ‘Staf’ Aras atau
‘Pole’ bersenggat.
• Penentududukan secara EDM
dan Theodolite atau
menggunakan ‘Total station’.
• Kawasan berkedalaman <3m
• Navigasi secara anggaran, selari
pada garis keratan rentas dengan
sela ukuran pada setiap 1m.
(Tanpa Perisian Navigasi)
• Pemprosesan dan Pelotan:
• AutoCAD
• SURFER
• Pengatucaraan BACTH,
AutoLisp & VBA
17. Kaedah ‘Sounding by Lead and Line’
• Penentuan kedalaman
menggunakan Tali dan
pemberat.
• Penentududukan secara EDM dan
Theodolite atau menggunakan
‘Total station’.
• Kawasan berkedalaman <3m
• Navigasi secara anggaran; selari
pada garis keratan rentas dengan
sela ukuran pada setiap 1m.
(Tanpa Perisian Navigasi)
• Pemprosesan dan Pelotan:
• AutoCAD
• SURFER
• Pengatucaraan BACTH, AutoLisp
& VBA
18. Stesen-stesen Kawalan
Dalam menjalankan kerja ukuran sempadan antarabangsa
Malaysia-Thailand, 3 peringkat/lapisan stesen kawalan telah
ditubuhkan. Lapisan-lapisan stesen kawalan tersebut adalah
seperti berikut:
• Lapisan Datum
• Lapisan Kawalan Sekunder dan
• Lapisan Kawalan Ketiga
Stesen kawalan tersebut seterusnya dihubungkan kepada
Boundary Reference Pillar (BRP) yang akan ditubuhkan pada
setiap garis keratan rentas di kedua-dua negara(Malaysia dan
Thailand).
Stesen Kawalan/Rujukan untuk ukuran hidrografi ditubuhkan
di atas Boundary Reference Pillar (BRP) atau pada mana-mana
stesen Lapisan Ketiga yang diketahui.
19. U
LEGEND
‘Control Point’ in Malaysia
‘Signalised Point’ in Malaysia
‘Control Point’ in Thailand
‘Signalised Point’ in Thailand
Flight lines
CONTROL POINTS AND SIGNALISED
POINTS FOR PHOTOGRAMMETRIC
FIELD SURVEY
MALAYSIA
THAILAND
20. Stesen-stesen Kawalan
Samb…
Lapisan Datum:
• Terdiri daripada dua (2) stesen Geodyssea, tiga (3)
pilar sempadan ‘Type A’ dan lima (5) stesen
tambahan (Tetap, Trig dan GPS).
• 4 March 2000; cerapan bersama (Malaysia-Thailand)
telah dijalankan dalam dua (2) sessi lima (5) jam
cerapan GPS dengan sela rekod 15 saat.
21.
22.
23.
24. Taburan Stesen-Stesen Lapisan Datum
GETING
PHATTALUNG
PHUKET
BP 2/1115/1
(PADANG BESAR) PATTANI
THAILAND
Perlis
BP 65/149
(KALAI)
Pahang
FELDA CIKU
(GUA MUSANG)
K. TERENGGANU
MALAYSIA
Terengganu
Kelantan
ALOR SETAR
SOUTH BASE
BP 51-A
(KEROH/BETONG)
Kedah
Perak
South China
Sea
Joint GPS observation from
4-5 March 2000
Two 5-hour sessions at 15
seconds epoch
8 stations + 2 GEODYSSEA
(Terengganu and Phuket) fixed
stations
Trimble GPSurvey v 2.35a
Both precise and broadcast
ephemerides used
Cut-off angle = 20 degrees
ITRF94 Epoch 941130
Average std. dev.= 3-4 cm
Average baseline accuracy =
0.36 ppm
25. Stesen-stesen Kawalan
Samb…
Lapisan Kawalan Sekunder:
• Terdiri daripada tiga (3) stesen Lapisan Datum, dan
sebelas (11) stesen tambahan (Tetap, Triangulasi dan
GPS).
• 9 Mac 2000; cerapan bersama (Malaysia-Thailand)
telah dijalankan dalam dua (2) sessi lima (5)jam
cerapan GPS dengan sela rekod 15 saat.
26. Taburan Stesen-Stesen Kawalan Lapisan
Sekunder
THAILAND
3412
3413
3414
BD67
P247
P249
T001
PERAK
KELANTAN
MALAYSIA
KEDAH D0P4
G031
Geting
P242
Bkt. Kubu
TERENGGANU
Bkt. Jambu
K. Terengganu
Joint GPS observation
on 9 March 2000
Two 5-hour sessions at
15 seconds epoch
11 stations + 3 Datum
Layer fixed stations
Average std. dev.= 3-4 cm
Average baseline
accuracy = 0.41 ppm
27. Stesen-stesen Kawalan
Samb...
Lapisan Kawalan Ketiga:
• Cerapan Lapisan Kawalan Ketiga ini dijalankan secara
berasingan (Malaysia-Thailand), seterusnya pelarasan akhir
data cerapan dilakukan dengan penyelesaian gabungan kedua-
dua pihak.
• 29 & 30 Mac 2000; cerapan telah dijalankan oleh pihak
JUPEM.
• 6 April 2000 cerapan bersama dijalankan:
• JUPEM (11 stn): T002-T017, 3414, 3415 dan 3416
• RTSD (5 stn): P247, P249 dan GETI
• Tempoh sessi cerapan adalah diantara 15 ke 30 minit dengan
sela 15 saat.
28. Taburan Stesen-Stesen Lapisan Kawalan Ketiga
M A L A Y S I A
T H A I L A N D
Kelantan
Perak
Rantau
Panjang
Sungai Kolok
South China
Sea
Fixed Station
Third Control Layer station
GPS observation on 29, 30
March (Malaysia), 14, 15
March (Thai) and 6 April 2000
(Joint)
15 to 30 minutes sessions at 15
seconds epoch
32 stations + 4 Datum/
Secondary Layer fixed stations
Average baseline accuracy =
1.21 to 8.43 ppm
29. PEMPROSESAN DAN
HITUNGAN DATA UKURAN
• Pemprosesan dan Hitungan data ukuran dijalankan secara
berasingan oleh kedua-dua pihak (Malaysia-Thailand)
seterusnya dibuat perbandingan bersama sebelum pelotan
‘Cross-Section Plan’ dihasilkan.
• Thalweg ditentukan pada bahagian dasar sungai yang paling
dalam dan dianggap sebagai sempadan antarabangsa setelah
dipertimbangkan oleh Joint Technical Committee dan
diluluskan oleh Land Boundary Committee.
• Sekiranya perubahan kedalaman pada bahagian dasar paling
dalam sekitar 10 cm, ia akan dianggap satu permukaan rata dan
kedudukan tengah pada bahagian rata tersebut akan dianggap
sebagai kedudukan Thalweg.
30. PEMPROSESAN DAN
HITUNGAN DATA UKURAN
Samb…
• Lencongan (deviation) garis ukuran dari garis keratan rentas > 2
m, kedudukan muktamad Thalweg dihitung sejajar pada garis
keratan rentas dengan hasilan unjuran bersudut tepat dari Thalweg
yang dicerap kepada garis keratan rentas.
• Lencongan ukuran < 2 m, kedudukan Thalweg yang dicerap
dianggap pada kedudukan muktamad.
• Altenative Boundary dihitung dan ditentukan pada kedudukan
1/3 dari lebar sungai, ia akan dianggap sebagai titik sempadan jika
kedudukan Thalweg adalah < 1/3 lebar sungai.
32. PEMPROSESAN DAN
HITUNGAN DATA UKURAN
Samb…
• Sekirannya lebar sungai adalah terlalu sempit (< 20 m), maka
titik tengah sungai dianggap sebagai kedudukan cadangan
Altenative Boundary.
• Altenative Boundary dianggap sebagai sempadan
antarabangsa setelah dipertimbangkan oleh Joint Technical
Committee dan diluluskan oleh Land Boundary
Committee.
• Jarak diantara Boundary Reference Pillar (BRP) dan Thalweg
atau jarak diantara BRP dan Altenative Boundary dihitung
dengan merujuk kepada grid koordinat tempatan.
34. ‘LAYOUT’ DAN PELOTAN
• ‘Joint Hydrograpic Team’ bertanggongjawab menyediakan
‘Preliminary Cross-Section Plan’ untuk penyedian
dokumentasi data ‘sounding’ yang diukur dan juga untuk
memudahkan penentuan awal kedudukan Thalweg bagi pelotan
‘Cross-Section Plan’.
• ‘Layout’ yang sesuai disediakan bagi memudahkan
perancangan yang sistematik dan juga memudahkan pelotan
‘Cross-Section Plan’
37. Perbandingan Pelan
• Untuk tujuan Perbandingan Pelan, ‘Cross-Section
Plan’ diplot pada skala yang telah dipersetujui oleh
kedua-dua negara.
• Sebarang perbezaan pada pelotan yang >1.5mm perlu
disemak semula.
• Simbol dan butiran pelotan disemak bagi memenuhi
kehendak TOR yang telah dipersetujui.
• Kedudukan BRP, Thalweg, Alternative Boundary, dan
‘Water Edge’ merupakan perkara utama yang perlu
disemak.