Dokumen tersebut membahas tentang pengertian air bersih dan limbah cair serta parameter kesehatan dan kualitas masing-masing. Dibahas pula cara pengolahan limbah cair dan instrumen yang digunakan untuk mengukur parameter air dan limbah cair.
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan cara pengujian partikel tersuspensi total di udara ambien menggunakan alat High Volume Air Sampler dengan metode gravimetri. Meliputi prinsip pengambilan contoh udara besar volume selama 24 jam menggunakan filter kaca dan pompa vakum, persiapan filter sebelum dan sesudah pengujian, perhitungan konsentrasi partikel berdasarkan berat filter, serta laporan hasil pengujian.
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
Peraturan ini menetapkan baku mutu air limbah domestik dan kewajiban pengolahan air limbah domestik. Air limbah domestik harus diolah sebelum dibuang dan memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pemerintah daerah dapat menetapkan baku mutu lebih ketat berdasarkan kajian ilmiah tentang daya tampung lingkungan dan teknologi pengolahan.
Teknik pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan BOD melibatkan penyiapan botol sampel dengan mencuci dan membilasnya dengan asam klorida dan air bebas analit. Volume sampel minimal 1000 ml diambil dari lokasi yang mewakili karakteristik air limbah sebelum dan sesudah IPAL. Sampel dimasukkan ke dalam botol sambil menghindari gelembung udara dan ditutup rapat untuk disimpan maksimal 2 hari pada suhu pending
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...Muhamad Imam Khairy
1. Peraturan Menteri ini menetapkan Nilai Ambang Batas faktor fisika dan kimia di tempat kerja seperti iklim, kebisingan, getaran, radiasi, dan zat kimia dalam udara untuk melindungi kesehatan pekerja.
2. Pengusaha wajib mengendalikan faktor-faktor tersebut agar di bawah Nilai Ambang Batas dan melakukan pengukuran secara berkala.
3. Nilai Ambang Batas dan ketentuan lain terk
Dokumen ini membahas tentang rincian teknis penyimpanan limbah B3 di Indonesia. Secara garis besar mencakup ketentuan standar penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam NIB, rincian teknis penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam persetujuan lingkungan, serta pemantauan dan pelaporan penyimpanan limbah B3.
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan cara pengujian partikel tersuspensi total di udara ambien menggunakan alat High Volume Air Sampler dengan metode gravimetri. Meliputi prinsip pengambilan contoh udara besar volume selama 24 jam menggunakan filter kaca dan pompa vakum, persiapan filter sebelum dan sesudah pengujian, perhitungan konsentrasi partikel berdasarkan berat filter, serta laporan hasil pengujian.
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
Peraturan ini menetapkan baku mutu air limbah domestik dan kewajiban pengolahan air limbah domestik. Air limbah domestik harus diolah sebelum dibuang dan memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pemerintah daerah dapat menetapkan baku mutu lebih ketat berdasarkan kajian ilmiah tentang daya tampung lingkungan dan teknologi pengolahan.
Teknik pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan BOD melibatkan penyiapan botol sampel dengan mencuci dan membilasnya dengan asam klorida dan air bebas analit. Volume sampel minimal 1000 ml diambil dari lokasi yang mewakili karakteristik air limbah sebelum dan sesudah IPAL. Sampel dimasukkan ke dalam botol sambil menghindari gelembung udara dan ditutup rapat untuk disimpan maksimal 2 hari pada suhu pending
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...Muhamad Imam Khairy
1. Peraturan Menteri ini menetapkan Nilai Ambang Batas faktor fisika dan kimia di tempat kerja seperti iklim, kebisingan, getaran, radiasi, dan zat kimia dalam udara untuk melindungi kesehatan pekerja.
2. Pengusaha wajib mengendalikan faktor-faktor tersebut agar di bawah Nilai Ambang Batas dan melakukan pengukuran secara berkala.
3. Nilai Ambang Batas dan ketentuan lain terk
Dokumen ini membahas tentang rincian teknis penyimpanan limbah B3 di Indonesia. Secara garis besar mencakup ketentuan standar penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam NIB, rincian teknis penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam persetujuan lingkungan, serta pemantauan dan pelaporan penyimpanan limbah B3.
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...Muhamad Imam Khairy
Standar ini mengatur tentang penentuan lokasi dan titik-titik lintas pengambilan contoh uji partikel pada emisi gas buang sumber tidak bergerak. Titik-titik lintas harus dipilih pada jarak minimal 8 kali diameter cerobong dari hulu dan 2 kali diameter dari hilir, bebas dari gangguan aliran. Jumlah titik-titik lintas bergantung pada diameter cerobong, dengan persyaratan lubang pengambilan contoh uji dan sarana pendukung tertent
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan prinsip dan persyaratan penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara roadside. Lokasi harus mewakili daerah yang dipantau dan bebas dari pengaruh adsorpsi atau absorpsi. Peralatan harus dipasang pada tempat terbuka, aman, dan tidak terganggu, serta jaraknya 1-5 m dari jalan dan ketinggian 1,5-3 m. Dilaporkan data lokasi, kondisi, dan parameter penguk
Dokumen tersebut membahas tentang baku mutu air limbah domestik dan pengendalian pencemaran air. Terdapat parameter-parameter yang harus dipenuhi untuk air limbah domestik seperti pH, BOD, TSS, dan lemak/minyak. Upaya pengendalian meliputi pengurangan pencemaran di sumber dan pengolahan air limbah secara alami maupun sistematis.
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi industri yang mempelajari pengaruh merugikan zat kimia pada organisme hidup. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi toksisitas suatu zat seperti sifat fisika, kimia, dan cara masuk ke tubuh. Dokumen juga menjelaskan klasifikasi dan penilaian toksisitas berdasarkan dosis racun serta nilai batas yang diperkenankan untuk bahan kimia di tempat kerja.
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menetapkan prosedur pengujian emisi gas buang kendaraan bermotor kategori L pada kondisi idle untuk mengukur kadar karbon monoksida dan hidrokarbon. Prosedur pengujian meliputi persiapan peralatan ukur emisi gas dan kendaraan, pengukuran pada putaran mesin 800-1400 rpm, serta pencatatan hasil pengukuran kadar karbon monoksida dan hidrokarbon. Standar ini bertujuan untuk menjamin akurasi dan konsistensi hasil pen
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumJoy Irman
Dokumen tersebut membahas beberapa poin tanpa memberikan informasi spesifik. Dokumen tersebut hanya berisi nomor urut tanpa adanya kalimat atau paragraf yang memberikan makna.
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)deden marwan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 menetapkan pedoman penentuan status mutu air dengan dua metode, yaitu Metoda STORET dan Metoda Indeks Pencemaran. Metoda STORET menentukan status mutu air berdasarkan perbandingan hasil pengukuran parameter mutu air dengan baku mutu yang sesuai dengan peruntukannya, sedangkan Metoda Indeks Pencemaran menggunakan indeks yang berkaitan dengan senyawa pencemar untuk menentuk
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...Muhamad Imam Khairy
Standar ini mengatur tentang penentuan lokasi dan titik-titik lintas pengambilan contoh uji partikel pada emisi gas buang sumber tidak bergerak. Titik-titik lintas harus dipilih pada jarak minimal 8 kali diameter cerobong dari hulu dan 2 kali diameter dari hilir, bebas dari gangguan aliran. Jumlah titik-titik lintas bergantung pada diameter cerobong, dengan persyaratan lubang pengambilan contoh uji dan sarana pendukung tertent
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan prinsip dan persyaratan penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara roadside. Lokasi harus mewakili daerah yang dipantau dan bebas dari pengaruh adsorpsi atau absorpsi. Peralatan harus dipasang pada tempat terbuka, aman, dan tidak terganggu, serta jaraknya 1-5 m dari jalan dan ketinggian 1,5-3 m. Dilaporkan data lokasi, kondisi, dan parameter penguk
Dokumen tersebut membahas tentang baku mutu air limbah domestik dan pengendalian pencemaran air. Terdapat parameter-parameter yang harus dipenuhi untuk air limbah domestik seperti pH, BOD, TSS, dan lemak/minyak. Upaya pengendalian meliputi pengurangan pencemaran di sumber dan pengolahan air limbah secara alami maupun sistematis.
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi industri yang mempelajari pengaruh merugikan zat kimia pada organisme hidup. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi toksisitas suatu zat seperti sifat fisika, kimia, dan cara masuk ke tubuh. Dokumen juga menjelaskan klasifikasi dan penilaian toksisitas berdasarkan dosis racun serta nilai batas yang diperkenankan untuk bahan kimia di tempat kerja.
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menetapkan prosedur pengujian emisi gas buang kendaraan bermotor kategori L pada kondisi idle untuk mengukur kadar karbon monoksida dan hidrokarbon. Prosedur pengujian meliputi persiapan peralatan ukur emisi gas dan kendaraan, pengukuran pada putaran mesin 800-1400 rpm, serta pencatatan hasil pengukuran kadar karbon monoksida dan hidrokarbon. Standar ini bertujuan untuk menjamin akurasi dan konsistensi hasil pen
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumJoy Irman
Dokumen tersebut membahas beberapa poin tanpa memberikan informasi spesifik. Dokumen tersebut hanya berisi nomor urut tanpa adanya kalimat atau paragraf yang memberikan makna.
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)deden marwan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 menetapkan pedoman penentuan status mutu air dengan dua metode, yaitu Metoda STORET dan Metoda Indeks Pencemaran. Metoda STORET menentukan status mutu air berdasarkan perbandingan hasil pengukuran parameter mutu air dengan baku mutu yang sesuai dengan peruntukannya, sedangkan Metoda Indeks Pencemaran menggunakan indeks yang berkaitan dengan senyawa pencemar untuk menentuk
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 menetapkan pedoman penentuan status mutu air berdasarkan Metoda STORET atau Indeks Pencemaran. Pedoman tersebut menjelaskan prosedur penggunaan masing-masing metode untuk mengklasifikasikan mutu air menjadi empat kelas berdasarkan skor yang diperoleh dari pembandingan hasil ukur dengan baku mutu air.
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangIrJum Jaya
Dokumen tersebut merupakan proposal pengadaan alat-alat laboratorium untuk PT. Asindo Sulawesi guna menganalisis kualitas air tambak udang secara fisika, kimia, dan biologi sesuai standar operasi prosedur. Proposal ini mencakup tujuan, program analisis, alokasi tenaga kerja dan petak tambak, jadwal, serta anggaran yang dibutuhkan.
dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahbagusbuko
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar teknik dan pengelolaan air limbah di Indonesia. Beberapa poin kuncinya adalah: (1) Ada banyak peraturan yang mengatur pengelolaan air limbah di Indonesia seperti UU 32/2009 dan PP 82/2001, (2) PP 82/2001 menetapkan 4 kelas mutu air dan kriteria untuk setiap kelas, (3) Ada perbedaan antara kriteria dan standar mutu air dimana standar ditetapkan oleh pihak berwenang.
Portofolio PPPA pada industri pengolahan tepung kelapamsubhan7
Dokumen tersebut merangkum proses pengolahan limbah cair dari industri pengolahan tepung kelapa. Mencakup identifikasi sumber limbah, karakteristik limbah, perencanaan instalasi pengolahan limbah, operasi dan pemantauan instalasi, serta tindakan keselamatan kerja. Instalasi pengolahan limbah terdiri dari bar screen, grit chamber, bak equalisasi, reaktor aerasi, bak sedimentasi, dan tangki filtrasi. Parameter yang dipantau antara lain COD, BOD
Air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan manusia. Makalah ini membahas tentang proses pengolahan air isi ulang untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih. Proses pengolahan air isi ulang melibatkan penyaringan, pemurnian, dan sterilisasi air menggunakan filter, karbon aktif, UV, dan lainnya untuk menghilangkan kontaminan fisik, kimia, dan mikroba.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) PT. Kusuma Persada Sharia Propertindo merencanakan pembangunan perumahan Grand Kusuma Purbosuman dengan kapasitas 65 unit rumah dan instalasi pengolahan air limbah komunal;
(2) Instalasi pengolahan air limbah akan menggunakan teknologi ABR dengan kapasitas 53,5 m3/hari untuk mengolah 18,2 m3/hari air limbah yang dihasilkan;
(3) Rencana pem
Dokumen ini membahas tentang pengolahan air limbah domestik secara individual atau semi komunal. Ia menjelaskan beban air limbah domestik, kriteria perencanaan kapasitas IPAL individual atau komunal, kriteria perencanaan IPAL individual, dan cara pemasangan IPAL individual untuk rumah tangga, restoran kecil, atau fasilitas dengan kapasitas lebih besar.
1. Peraturan ini menetapkan baku mutu lindi bagi usaha Tempat Pemrosesan Akhir Sampah agar lindi yang dibuang ke lingkungan tidak mencemari lingkungan.
2. Baku mutu lindi tercantum dalam lampiran peraturan ini, dan gubernur dapat menetapkan baku mutu lindi daerah yang lebih ketat berdasarkan kajian ilmiah.
3. Pengelola TPA wajib memperoleh izin lingkungan dan mengelola lindi sesuai baku mutu s
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Planet bumi sebagian besar terdiri atas air karena luas daratan memang lebih kecil
dibandingkan luas lautan. Makhluk hidup yang ada di bumi ini tidak dapat terlepas dari kebutuhan
air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada kehidupan
seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relative bersih sangat didambakan oleh manusia, baik
untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industry, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk
keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat.
Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang mahal
karena air sudah banyak yang tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia,
baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industry dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk
mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan. Hal
ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh berbagai hasil kegiatan manusia dan menghasilkan
adanya limbah cair.
B. RumusanMasalah
a. Apakah pengertian dari air?
b. Apakah pengertian dari limbah cair?
c. Apa sajakah parameter kesehatan air dan limbah cair?
d. Apa saja instrumentasi pada air dan limbah cair?
e. Bagaimanakah cara pengolahan limbah cair?
C. Tujuan
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian air.
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian limbah cair.
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui parameter kesehatan air dan limbah cair.
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui instrumentasi pada air dan limbah cair.
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengolahan limbah cair?
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Air Bersih
a. Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air lautdan air
fosil. (PP No. 8 Tahun 2001)
b. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. (Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990)
B. Pengertian Limbah Cair
a. Limbah adalah bahan / barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia atau hewan.
(Keputusan Menperindang RI No. 231/MPP/KEP/7/1997 Pasal 1)
b. Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang
dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan (Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Pasal 1 Nomor : KEP-51/MENLH/10/1995)
C. A. Parameter Kesehatan Air
Permenkes RI Nomor 416/MENKES/PER//1990 tentang persyaratan kualitas air bersih.
N
o.
Parameter Satuan
Kadar Max
yang
diperbolehkan
Alat Cara Kerja*
Fisika
1. Bau - - Indra Penciuman -
2.
Jumlahzatpadatter
larut (TDS)
mg/l
1.500
3. Kekeruhan
Skala
NTU
25 Turbidimeter (A)
4. Rasa - - Indera Pengecap -
5. Suhu o
C
Suhu Udara (
+- 3 OC)
Termometer (B)
6. Warna
Skala
TCU
50 Kalorimeter /
spektofotometer
(C) / (D)
Kimia
5. per 100
ml
*Keterangan Cara Kerja :
(A) Cara kerja turbidimeter :
1. Menyimpan sampel dan standar pada botol kecil atau botol sampel.
2. Sebelum alat digunakan harus di set, dimana angka yang tertera pada layar harus nol atau dalam
keadaan netral.
3. Melakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan menyesuaikan nilai
pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar
Turbidimeter sesuai dengan nilai standar.
4. Sampel dimasukkan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada Turbidimeter.
5. Hasilnya dapat langsung dibaca skala kekeruhan tertera pada layar dengan jelas.
6. Pengukuran dapat dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan agar pengukuran tepat dan valid.
(B) Cara kerja suhu :
Dicelupkan dalam cairan dengan kedalaman 5 cm.
(C) Cara kerja spektofotometer:
Melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet.
(D) Cara kerja Kalorimeter :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang datar serta nyaman.
3. Memeriksa alat dan bahan apakah ada yang rusak atau cacat.
4. Meminimalkan neraca sampaibernilai nol (0).
5. Mengatur beban pada neraca sampaiseimbang.
6. Menimbang kalorimeter + pengaduknya.
7. Mengisi air pada kalori meter.
8. Menimbang kalorimeter yang sudah ditambah air
9. Mengukur suhu air pada kalorimeter
10. Menimbang gelas beker (Gelaskimia)
11. Masukkan air pada calorimeter ke dalam gelas kimia
12. Mempersiapkan alat pendidih
13. Memanaskan gelas kimia yang sudah dimasukkan air
14. Menimbang air yang sudah mendidih
15. Mengukur suhu air panas
16. Memindahkan air panas ke dalam kalorimeter
17. Mengaduk air panas pada calorimeter sebanyak 30 kali
18. Mengukur suhu air yang telah diaduk
19. Mencatat hasil pengamatan
6. (E) Cara kerja Atomic Absorbtion Spektrophotometer (AAS)
1. Pertama-tama gas dibuka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting, main unit, dan
komputer secara berurutan.
2. Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul perintah ”apakah ingin
mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan jika tidak No.
3. Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu katoda yang
dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket lampu katoda akan
berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau
ditambahkan dengan mudah.
4. Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.
5. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.Dipilih unsur yang akan
dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang diinginkan
6. Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings. Diatur parameter yang
dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ; measurement; concentration ; number of sample: 2 ;
unit concentration : ppm ; number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm.
7. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up.
8. Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala alat siap
digunakan untuk mengukur logam.
9. Pada menu measurements pilih measure sample.
10. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian dipindahkan ke standar 1
ppm hingga data keluar.
11. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama untuk standar 3
ppm dan 9 ppm.
12. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan pengukuran blanko,
hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus.
13. Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan pengukuran.
14. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2.
15. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print atau pada baris
menu dengan mengklik file lalu print.
16. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas burner selama 10
menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer dimatikan, lalu main unit AAS,
kemudian kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas.
(F) Cara kerja buret :
Setelah bahan yang akan di titrasi siap dalam erlenmeyer, dekatkan mulut erlenmeyer tepat di
bawah buret. tangan kiri memegang Erlenmeyer, sedang tangan kanan mengontrol kran buret agar
aliran cairan yang keluar dari dalam buret meluncur setetes demi setetes. Setelah indikator analisa
menampakan warnanya,biasanya titrasi dianggap selesai. Selanjutnya tinggal menghitung berapa
7. banyak reagen kimia yang digunakan untuk titrasi dengan cara membaca skala yang tertera pada
buret.
(G) Cara kerja pH meter :
Dicelupkan dalam cairan dengan kedalaman 5 cm.
(H) Cara kerja timbangan analitik :
1. Meletakkan bahan pada timbangan tersebut.
2. Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang
ditimbang.
(I) Cara kerja tabel MPN :
Dengan cara menccokkan jumlah bakteri positif yang terdapat pada suatu larutan dengan angka
yang ada di dalam tabel MPN.
(J) Cara kerja Kromatografi Gas :
B. Parameter Limbah cair
Baku mutu limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi menurut Keputusan Menteri
Negara KLH Nomor KEP-03/MENKLH/II/1992 :
No. Parameter Satuan
GolonganBakuMutu Air Limbah
I II III IV
FISIKA
1. Temperatur o
C 35 38 40 45
2. Zat padat terlarut mg/l 1500 2000 4000 50000
3. Zat padat tersuspensi mg/l 100 200 400 500
KIMIA
1. pH - 6-9 6-9 6-9 5-9
2. Besi terlarut mg/l 1 5 10 20
3. Mangan terlarut mg/l 0,5 2 5 10
4. Barium mg/l 1 2 3 5
5. Tembaga mg/l 1 2 3 5
6. Seng mg/l 2 5 10 15
7. Khrom hexavalent mg/l 0,05 0,1 0,5 1
8. Khrom total mg/l 0,1 0,5 1 2
9. Kadmium mg/l 0,01 0,05 0,1 0,5
10. Raksa mg/l 0,001 0,002 0,005 0,01
11. Timbal mg/l 0,03 0,1 1 2
12. Stanum mg/l 1 2 3 5
8. 13. Arsen mg/l 0,05 0,1 0,5 1
14. Selenium mg/l 0,01 0,05 0,5 1
15. Nikel mg/l 0,1 0,2 0,5 1
16. Kobalt mg/l 0,2 0,4 0,6 1
17. Sianida mg/l 0,02 0,05 0,5 1
18. Sulfida mg/l 0,01 0,05 0,1 1
19. Flourida mg/l 1,5 2 3 5
20. Khlorin bebas mg/l 0,5 1 2 5
21. Amoniak bebas mg/l 0,02 1 5 20
22. Nitrat mg/l 10 20 30 50
23. Nitrit BOD6 mg/l 20 50 150 300
24. COD mg/l 40 100 300 600
25. Senyawa aktif
birumetilen
mg/l 0,5 5 10 15
26. Fenol mg/l 0,01 0,5 1 2
27. Minyak nabati mg/l 1 5 10 20
28. Minyak mineral mg/l 1 10 50 100
D. Instrumentasi pada air dan limbah cair.
Selain pada parameter, air dan limbah cair mempunyai banyak instrumrentasi lainnya,
diantaranya :
No Nama Alat Fungsi Cara Kerja
1. Shock T Untuk menyambung 3
pipa.
Sambungkan pada pipa pralon
2. Shock Drat Dalam Untuk penyambungan Pasangkan pada pralon
3. Sock L Untuk membelokkan
aliran
Sambungkan padapralon yang akan di
pasangkan
9. 4. Shock Kran Untuk
menghentikan/memutus
aliran.
Putar bagian atas shock kran bila ingin
menghentikan aliran air dari sumber.
5. Batu Zeolit Untuk penyaringan air Susunlah batu-batu tersebut pada suatu
tempat yang akan dijadikan untuk tempat
penyaringan air.
6. Arang aktif Untuk penyaringan dan
mengurangi bau pada
air.
Susunlah arang aktif tersebut pada suatu
tempat yang akan dijadikan untuk tempat
penyaringan air.
7. Pasir Kuarsa Untuk penyaringan air. Susunlah pasir tersebut pada suatu tempat
yang akan dijadikan untuk tempat
penyaringan air.
8. Tawas Untuk penjernihan air
memakai bahan kimia
1. Endapkan (Penjernihan)
Air kotor yang hendak dipakai
diendapkan dalam sebuah tendon
besar,dan sediakan tawas ½ sendok
makan halus untuk setiap 20 liter air.
Aduk air dan tawas tersebut 5 menit
saja. Setelah 10-20 menit akan
terlihat hasilnya. Kotoran akan
mengendap di bawah, dan air dapat
10. dipakai. Jika ini di lakukan, kira-kira
80% bakteri akan mati dan air aman
digunakan.
2. Gunakan Aquatabs (sterilisasi)
Air yang telah diendapkan masih
mungkin mengandung 20% bakteri di
dalam air. Untuk memusnahkannya
dapat menggunakan Aquatabs.
Campur air yang telah disaring
tersebut dan biarkan selama 30 menit.
Aquatabs ini berbentuk tablet dan
mengandung kaporit (70% khlor
aktif) yang dapat mematikan bakteri.
Seluruh bakteri dalam air akan
terbakar dan mati dan mampu
mengurangi kadar besi dan mangan
dalam air. Campur setiap satu tablet
Aquatabs 8,5 miligram ke dalam 2,5-
5 liter air bersih.
Kedua cara tersebut tidak dapat
menyaring logam berat selain
Besi(Fe) dan Mangan(Mn), jadi air
tetap tidak layak minum.
9. Resin Untuk menambah zat
besi dalam air.
Masukan resin pada air secukuonya
10
.
Yeolit Media pengolahan air. Susunlah batu-batu tersebut pada suatu
tempat yang akan di jadikan untuk tempat
penyaringan air.
11
.
Spektor Fotometer Untuk pemeriksaan
parameter kimia air.
Melewatkan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu pada suatu obyek
kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
12
.
Turbidimeter Digunakan untuk
menguji kekeruhan.
Turbidimeter umum
yang sering dipakai
sekarang. Ada yang
1. Menyimpan sampel dan standar pada
botol kecil atau botol sampel.
2. Sebelum alat digunakan harus di set,
dimana angka yang tertera pada layar
harus nol atau dalam keadaan netral.
11. disebut sebagai Bench
Top, Portable, dan On-
line Instruments.
3. Melakukan pengukuran dengan
menyesuaikan nilai pengukuran
dengan menyesuaikan nilai
pengukuran dengan cara memutar
tombol pengatur hingga nilai yang
tertera pada layar Turbidimeter sesuai
dengan nilai standar.
4. Sampel dimasukkan pada tempat
pengukuran sampel yang ada pada
Turbidimeter.
5. Hasilnya dapat langsung dibaca skala
kekeruhan tertera pada layar dengan
jelas.
6. Pengukuran dapat dilakukan sebanyak
tiga kali pengulangan agar
pengukuran tepat dan valid.
13
.
Yart test Alat untuk menentukan
dosis koagulan (tawas)
Tekan tombol power , nyalakan
lampunya.
14
.
BOD Indikator Alat untuk menyimpan
specimen atau media.
Botol oksigen dimasukkan dalam BOD
Incubator lalu dieramkan selama kurang
lebih 5 hari.
15
.
Water Bath Digunakan untuk
inkubasi pada analisis
mikrobiologi, serta
digunakan untuk
melebur basis,
menguapkan ekstrak.
Steker dihidupkan, dipilih suhu
(Temperatur) yang diinginkan (jika
memungkinkan) dan atur.
16
.
Botol oksigen Alat untuk pemeriksaan
kadar BOD.
Masukkan cairan dalam botol dari
praktikum BOD.
17
.
Corong Menyaring cairan kimia Letakkan corong pada mulut botol dan
kemudian dapat dimasukkan cairan atau
lainnya yang akan dimasukkan dalam
botol.
12. 18
.
Gelas ukur Mengukur volume
larutan.
Masukkan larutan yang akan diukur ke
dalam gelas ukur lalu lakukanlah
pengukuran larutan tersebut.
19
.
Labu erlemenyer Menyimpan dan
memanaskan larutan
dab menampung filtrate
hasil penyaringan.
Tuangkan media padat/cair yang akan
diteliti ke dalam labu erlenmeyer.
20
.
COD Reaktor Pemeriksaan limbah
dengan suhu 150
derajat C
Tabung dimasukkan ke dalam alat
disetting sesuai yang dikehendaki
21
.
Inkubator Alat untuk pengeraman
sampel/media yang
akan di teliti.
Masukkan media yang akan diteliti ke
dalam Inkubator
22
.
Chlorine Defuser Untuk mencegah
maupun menanggulangi
pencemar bakteri
dengan indikator E.
Coli baik E. Coli Tinja
atau Coliform.
Pemasangan pada sumur gali dengan
kerekan timba: Pasang chlorine
diffuser menggunakan tali merapat
dinding sumur hingga setengah
kedalaman sumur. Ikatkan ujung pada
tiang penimba atau paku yang
menempel pada bibir sumur.
Pemasangan pada bak penampung air
: Clorine diffuser dipasang pada
setengah ketinggian/kedalaman bak
bagian dalam
Pemasangan pada sumur gali yang
dilengkapi pompa listrik : Chlorine
diffuser dipasang didekat footklep
pada ujung pipa hisap.
23
.
pH meter Alat elektronik yang
digunakan untuk
mengukur pH
Dicelupkan dalam cairan dengan
kedalaman 5 cm.
13. (keasaman atau
alkalinitas) dari cairan
(meskipun probe
khusus terkadang
digunakan untuk
mengukur pH zat semi
padat). Sebuah pH
meter khas terdiri dari
probe pengukuran
khusus atau elektroda
yang terhubung ke
meteran elektrolit yang
mengukur dan
menampilkan
pembacaan pH.
E. Pengolahan air limbah
Walaupun terdiri dari berbagai kegiatan pengolahan limbah namun tidak semua jenis kegiatan
dipraktekkan, mungkin dengan kombinasi dari beberapa kegiatan saja limbah susah bebas polusi.
Adapun jenis kegiatan dalam pengolahan air limbah dalam diurai kan dalam tabel:
No JenisKegiatan Peralatan Gambar Tujuanpengolahan
1. Penyaringan Barscreen dan
mackskasar
Untuk menyaring bahan
kasar dan padat.
2. Menangkap
pasir
Grit chamber Menhilangkan pasir dan
koral.
3. Menangkap
lemak dan buih
Skimmer &
greasetrap
Memisahkan bahan- bahan
terapung
14. 4. Perataan air Tangki
ekualisasi
Meratakan konsentrasi
5. Netralisasi Bahan kimia Menetralkan air
6. Pengendapan Tangki
pengendap
Mengendapkan lumpur
dengan bahan kimia
7. Pengapungan Tangki
pengapung
Menghilangkan senyawa
terlarut dengan bantuan
udara
8. Lumpraktif Bak (kolam) Menghilangkan larutan
organic biologis
9. Trickling filter Saringan Menghilangkan larutan
organic biologis
10. Aerasi Tangki dan
kompresor
Menghilangkan larutan
organik
11. Karbonaktif Saringandenga
nkarbonaktif
Menghilangkan senyawa
organic yang tidak dapat
terurai
12. Pengendapan
kimia
Tangki
pengendap dan
bahan kimia
Mengendapkan bahan kimia
13 Nitrifikasi Menara Menghilangkan nitrat dan
16. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut PP No 8 Tahun 2001, air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan
tanah, kecuali air laut dan air fosil. Sedangkan limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang
dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas
lingkungan.
Air dan limbah cair memiliki parameter kesehatan masing-masing yaitu menurut PP No 8 Tahun
2001, parameter air terdiri dari fisik, kimia, biologi, dan mikrobiologi serta parameter limbah cair yaitu
menurut Keputusan Menteri Negara KLH Nomor KEP-03/MENKLH/II/1992 terdiri dari fisika dan
kimia.
Instrumentasi dalam air dan limbah cair diantaranya penyaringan, pH meter, dan lain-lain.
Instrumentasi tersebut berguna untuk pengolahan limbah cair.