Dokumen tersebut membahas mengenai upaya penanggulangan stunting yang dilakukan di Kabupaten Lombok Utara, termasuk prevalensi stunting, sasaran penurunan stunting, peran sektor dalam penanganan stunting, serta kondisi kasus stunting khususnya di Desa Gili Indah.
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu untuk mencapai target penurunan stunting dan AKI-AKB. Beberapa program yang dijelaskan adalah peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta transformasi layanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu seperti kunjungan rumah dan kelas ibu hamil & balita. Data menunjukkan korelasi yang lemah ant
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas Posyandu dan pelayanan kesehatan primer untuk menurunkan stunting dan AKI-AKB di Indonesia. Beberapa program kunci adalah meningkatkan cakupan Posyandu aktif, memperkuat pemantauan tumbuh kembang anak, edukasi gizi, dan layanan antenatal untuk ibu hamil. Capaian indikator Posyandu aktif pada 2022 masih di bawah target RPJMN, menunjukkan perlu
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxmutya11
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting di Kecamatan Beruntung Baru melalui program rembuk stunting. Program tersebut mencakup pemantauan status gizi balita, intervensi gizi, dan analisis penyebab tingginya angka stunting di wilayah tersebut sebesar 14,3% yang antara lain disebabkan oleh keterbatasan sarana ukur dan kurangnya edukasi gizi kepada masyarakat.
Upaya pemerintah dalam mencegah stunting meliputi program posyandu, pemberian tablet tambah darah, dan kampanye gizi. Stunting berdampak buruk pada pembangunan kesehatan karena menurunkan kualitas SDM. Pemerintah berupaya menurunkan stunting melalui kerja sama lintas sektor dan program berbasis masyarakat. Kendala meliputi kurangnya komitmen bersama dan pengembangan program berbasis sumber daya lokal.
Dokumen tersebut membahas mengenai upaya penanggulangan stunting yang dilakukan di Kabupaten Lombok Utara, termasuk prevalensi stunting, sasaran penurunan stunting, peran sektor dalam penanganan stunting, serta kondisi kasus stunting khususnya di Desa Gili Indah.
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu untuk mencapai target penurunan stunting dan AKI-AKB. Beberapa program yang dijelaskan adalah peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta transformasi layanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu seperti kunjungan rumah dan kelas ibu hamil & balita. Data menunjukkan korelasi yang lemah ant
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas Posyandu dan pelayanan kesehatan primer untuk menurunkan stunting dan AKI-AKB di Indonesia. Beberapa program kunci adalah meningkatkan cakupan Posyandu aktif, memperkuat pemantauan tumbuh kembang anak, edukasi gizi, dan layanan antenatal untuk ibu hamil. Capaian indikator Posyandu aktif pada 2022 masih di bawah target RPJMN, menunjukkan perlu
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxmutya11
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting di Kecamatan Beruntung Baru melalui program rembuk stunting. Program tersebut mencakup pemantauan status gizi balita, intervensi gizi, dan analisis penyebab tingginya angka stunting di wilayah tersebut sebesar 14,3% yang antara lain disebabkan oleh keterbatasan sarana ukur dan kurangnya edukasi gizi kepada masyarakat.
Upaya pemerintah dalam mencegah stunting meliputi program posyandu, pemberian tablet tambah darah, dan kampanye gizi. Stunting berdampak buruk pada pembangunan kesehatan karena menurunkan kualitas SDM. Pemerintah berupaya menurunkan stunting melalui kerja sama lintas sektor dan program berbasis masyarakat. Kendala meliputi kurangnya komitmen bersama dan pengembangan program berbasis sumber daya lokal.
Rapat evaluasi kinerja tengah semester 2022 UPTD Puskesmas Dawan I membahas capaian kinerja pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan gizi, serta faktor-faktor penyebab stunting. Terdapat beberapa indikator yang belum mencapai target walaupun trennya mengalami perbaikan. Diperlukan upaya khusus untuk menurunkan angka stunting.
Dokumen tersebut membahas tentang Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Millenium Development Goals. BOK bertujuan meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas. Dana BOK hanya digunakan untuk kegiatan tersebut dan tidak boleh disetorkan ke kas daerah.
Dokumen tersebut membahas implementasi kebijakan percepatan penurunan stunting di desa, meliputi analisis situasi stunting di Indonesia, definisi stunting, penyebab stunting, dampak stunting, dan strategi intervensi untuk menurunkan prevalensi stunting melalui penguatan layanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta program sensitisasi dan spesifik untuk menangani penyebab langsung dan tidak langsung stunting.
Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan anemia gizi besi pada remaja putri di Indonesia, mencakup pengertian anemia, situasi anemia di Indonesia yang terutama disebabkan oleh asupan zat besi yang kurang, dampaknya seperti gangguan pertumbuhan dan kehamilan, serta kebijakan dan strategi penanggulangannya seperti pemberian tablet tambah darah dan konseling gizi."
Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan anemia gizi besi pada remaja putri di Indonesia, mencakup pengertian anemia, situasi anemia di Indonesia yang terutama disebabkan oleh asupan zat besi yang kurang, dampaknya seperti gangguan pertumbuhan dan kehamilan, serta kebijakan dan strategi penanggulangannya seperti pemberian tablet tambah darah dan konseling gizi."
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, yang merupakan masalah gizi multidimensi yang memerlukan kerja sama lintas sektor dan tingkat pemerintahan. Dokumen ini menyoroti pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan desa untuk memastikan program-program gizi dan kesehatan mencapai sasaran rumah tangga yang membutuhkan.
Rapat evaluasi kinerja tengah semester 2022 UPTD Puskesmas Dawan I membahas capaian kinerja pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan gizi, serta faktor-faktor penyebab stunting. Terdapat beberapa indikator yang belum mencapai target walaupun trennya mengalami perbaikan. Diperlukan upaya khusus untuk menurunkan angka stunting.
Dokumen tersebut membahas tentang Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Millenium Development Goals. BOK bertujuan meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas. Dana BOK hanya digunakan untuk kegiatan tersebut dan tidak boleh disetorkan ke kas daerah.
Dokumen tersebut membahas implementasi kebijakan percepatan penurunan stunting di desa, meliputi analisis situasi stunting di Indonesia, definisi stunting, penyebab stunting, dampak stunting, dan strategi intervensi untuk menurunkan prevalensi stunting melalui penguatan layanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta program sensitisasi dan spesifik untuk menangani penyebab langsung dan tidak langsung stunting.
Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan anemia gizi besi pada remaja putri di Indonesia, mencakup pengertian anemia, situasi anemia di Indonesia yang terutama disebabkan oleh asupan zat besi yang kurang, dampaknya seperti gangguan pertumbuhan dan kehamilan, serta kebijakan dan strategi penanggulangannya seperti pemberian tablet tambah darah dan konseling gizi."
Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan anemia gizi besi pada remaja putri di Indonesia, mencakup pengertian anemia, situasi anemia di Indonesia yang terutama disebabkan oleh asupan zat besi yang kurang, dampaknya seperti gangguan pertumbuhan dan kehamilan, serta kebijakan dan strategi penanggulangannya seperti pemberian tablet tambah darah dan konseling gizi."
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, yang merupakan masalah gizi multidimensi yang memerlukan kerja sama lintas sektor dan tingkat pemerintahan. Dokumen ini menyoroti pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan desa untuk memastikan program-program gizi dan kesehatan mencapai sasaran rumah tangga yang membutuhkan.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Latar Belakang
1. Terdapat desa locus stunting (desa
Sidorejo) berdasarkan hasil Riskesdas pada
tahun 2018
2. Pemantauan Status Gizi (PSG) balita pada
tahun 2019 balita stunting sebesar 15.72 %
4. Tujuan Khusus
Mencegah anemia dan gizi buruk pada remaja putri
Mencegah ibu hamil KEK dan Anemia
Meningkatkan cakupan ASI Ekslusif
Meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian
MP ASI yang sehat dan bergizi
Menurunnya kejadian stunting pada bayi dan balita
6. Kegiatan CETHING 1000 yang
dilaksanakan yaitu
Pembinaan, pemberian dan pemantauan minum
TTD bagi remaja putri (SMP dan SMA)
Penyuluhan gizi bagi calon pengantin
Penyuluhan gizi pada ibu hamil melalui kegiatan
ANC Terpadu Mobile
Pemantauan BB, TB setiap 3 bulan untuk screning
awal stunting oleh kader
7. Lanj...
Kunjungan bagi Ibu hamil resti yang ada hubungannya
dengan stunting (KEK, anemia dan atau dengan penyakit
penyerta)
Pembentukan Posyandu stunting sebagai posyandu
rujukan bagi bayi dengan stunting dan ibu hamil resti
Sosialisasi 1000 HPK dalam setiap kegiatan-kegiatan
masyarakat
Pelatihan kader entri data e-PPGBM ( aplikasi Pencatatan
Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat)
8. Profil Puskesmas Pulokulon 1
Batas wilayah Puskesmas Pulokulon 1 adalah :
Sebelah utara : Kecamatan Wirosari
Sebelah Selatan : Kabupaten Sragen
Sebelah Timur : Kecamatan Kradenan
Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas
Pulokulon 2
6 (enam) Desa wilayah Kerja
9. KEADAAN ADMINISTRATIF
(km2
) perkm2
1 2 3 7 8 9 10
1 Randurejo 26.631 6.053 2.048 3,00 4,40
2 Mlowokarangtalun 17.122 5.973 2.085 3,00 2,87
3 Jatiharjo 10.111 8.226 2.805 3,00 1,23
4 Sidorejo 10.231 9.840 3.462 3,00 1,04
5 Tuko 8.583 11.194 3.833 3,00 0,77
6 Panunggalan 6.920 10.656 3.592 3,00 0,65
79.598 51.942 17.825 2,91 0,65
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
RATA-RATA
JIWA/RUMAH
TANGGA
KEPADATAN
PENDUDUK
WILAYAHPUSKESMAS
JUMLAH
PENDUDUK
NO DESA/KELURAHAN
LUAS
WILAYAH
10. KEADAAN PENDUDUK
Persebaran penduduk tidak merata
Rasio jenis kelamin sebesar 101,56
komposisi penduduk menurut umur, gol.
muda ( usia 0-4 tahun ) 0,8 % gol produktif (
usia 15-59 tahun ) 65,67 % dan gol. tua ( usia
> 60 tahun ) s12,5 %
11. KEADAAN PENDIDIKAN
Jumlah penduduk umur 10 tahun keatas
yang melek huruf di wilayah Puskesmas
Pulokulon 1 mencapai 40.302 ( 95 % ),
12. KEADAAN PERILAKU
MASYARAKAT
Posyandu yang ada berjumlah 47 dengan
strata Purnama sebanyak 20 ( 42,55% ),
Strata Madya sebanyak 22 (46,8 % ),
Strata Purnama sebanyak 4 (8,5 %)
Strata Madiri sebanyak 1 Posyandu (2,1%)
2 Posyandu hanya menyediakan penimbangan saja
Capaian penimbangan D/S 88,4 %
13. KEADAAN LINGKUNGAN
Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
dengan:
meningkatkan lingkungan yang kondusif,
peningkatan kebutuhan sanitasi dan
peningkatan penyediaan akses sanitasi.
14. Aspek Kreatif dan Inovatif
“CETHING 1000”
Keterpaduan lintas program dan lintas sektor
Keterlibatan lintas sektor dan keluarga dalam
kegiatan Cething 1000.
Terbentuknya “ Posyandu Stunting “
Keterlibatan Kader dalam pengentrian e-
PPGBM dalam aplikasi
Pelayanan USG di Puskesmas
15. SPESIFIKASI TEKNIS
Unsur – Unsur Tim CETHING 1000
Tenaga Medis (Dokter) sebagai Koordinator
Bidan sebagai pelaksana
Petugas Gizi sebagai pelaksana
Petugas Kesehatan Lingkungan sebagai
pelaksana
16. ALUR PELAKSANAAN
Merumuskan Dokumen Petunjuk Tekhnis
Merumuskan Keputusan Kepala Puskesmas
tentang Dokumen Petunjuk Tekhnis
Sosialisasi SK dengan stakeholder internal
maupun stakeholder eksternal
Mempersiapkan rencana pelaksanaan
kegiatan dan rencana anggaran proyek
perubahan
17. DAMPAK DAN
BERKELANJUTAN
Manfaat Utama Yang Dihasilkan
Menjadi bahan kebijakan pimpinan dalam mengatasi
masalah kesehatan Ibu dan Anak, khususnya
pencegahan dan penanganan stunting
Kerjasama dengan lintas progam dan lintas sektor lebih
bersinergi
Merubah perilaku negatif masyarakat terkait mitos yang
ada di masyarakat
18. Monitoring dan Evaluasi terkait kegiatan
CETHING 1000
penyusunan Rencana Tindak Lanjut dan
sinkronisasi program, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan sampai dengan
perumusan tindak lanjut hasil monitoring
19. Proses Inovasi Saat Ini
Pandemi
Penyuluhan bagi catin, penyuluhan garam
beryodium, pengukuran TB dan BB balita dapat
berjalan kembali mulai pada bulan Agustus
2020 sesuai dengan protokoler kesehatan