SlideShare a Scribd company logo
Iman Kepada Qada dan Qadar
Bila kamu mengamati orang-orang dan teman-teman di sekelilingmu, maka akan
terlihat bahwa Allah SWT telah menciptakan setiap manusia dalam keadaan yang tidak
sama antara yang satu dengan yang lain. Ada yang laki-laki dan ada pula yang
perempuan, ada yang tampan dan ada yang kurang tampan, ada yang cantik dan ada
pula yang kurang cantik. Ada yang berambut pirang, berambut hitam, ada yang
berambut lurus, dan ada pula yang keriting. Ada yang berkulit putih, sawo matang, dan
ada yang berkulit hitam. Ada sangat cerdas dan ada pula orang yang idiot. Seseorang
tidak pernah meminta dilahirkan untuk menjadi bangsa Indonesia, bangsa Malaysia,
Cina, Arab, Amerika, atau bangsa manapun. Semua itu merupakan ketetapan
penciptaan Allah SWT yang sering kita sebut dengan takdir.
Bagaimana manusia menyikapi takdir Allah SWT tersebut ? Untuk lebih memahaminya
simaklah pembahasan mengenai iman kepada Qadha dan Qadar berikut ini !
A. Ciri Beriman Kepada Qadha dan Qadar.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang dihadapkan kepada kenyataan hidup yang
dialaminya. Kenyataan itu kadang ada yang berbentuk positif dan terkadang negatif,
seperti :
• ada yang memuaskan ada yang tidak,
• ada yang menyenangkan ada yang menyusahkan,
• ada yang menurut kita baik ada yang buruk, dan sebagainya.
Bagi orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan peristiwa
yang dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif. Sebaliknya, bagi orang
yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, kenyataan apapun yang diterima
ditanggapi dan diterima secara negatif.
Contoh :
• Orang beriman yang tertimpa musibah menanggapi kenyataan ini dengan kesabaran
dan ketabahan. Kesabaran dan ketabahan merupakan sika positif yang dinilai Allah SWt
dengan pahala. Jadi, selama dia sabar dan tabah, selama itu pula pahalanya terus
mengalir.
• Orang beriman ketika mendapatkan keberuntungan besar bersyukur dan merasa
bahwa semua itu karunia dari Allah SWT. Untuk itu ia ingin berbagi kepada orang lain
dengan menafkahkan sebagian keuntungannya tersebut.
• Orang yang tidak beriman ketika mendapat musibah merasa bahwa dirinya tidak
berguna lagi. Dia merasa putus asa dan akhirnya melampiaskannya dengan berbagai
macam perbuatan yang merusak, seperti melamun, merokok, mengkonsumsi narkoba,
bahkan ada yang bunuh diri.
• Orang yang tidak beriman ketika mendapat keuntungan bisnis yang berlimpah malah
menggunakannya untuk berfoya-foya. Dia merasa bahwa yang didapatnya itu semata-
mata merupakan prestasi yang harus diraakan dan dia berhak dan bebas menggunakan
sesuka hatinya.
Dengan memahami contoh-contoh tersebut, yakinkah kamu bahwa beriman kepada
qadha dan qadar mempunyai peranan penting dalam kehidupan? Kalau yakin, tentu
kamu ingin meningkatkan keimananmu kepada qadha dan qadar. Bagaimana ciri-ciri
orang yang beriman kepada qadha dan qadar? Berikut ini merupakan ciri orang yang
beriman kepada qadha dan qadar.
1. Selalu menyadari dan menerima kenyataan.
Iman kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk
menerima kenyataan hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada garis ketentuan
Allah pada hakekatnya bencana atau rahmat itu semata-mata dari Allah SWT. Firman
Allah SWT :
Artinya : “Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika
Allah menghendaki bencana atasmu, atau menghendaki rahmat untuk dirimu dan
orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain
Allah”. (QS. al-Ahzab : 17)
2. Senantiasa bersikap sabar.
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan senantiasa menerima segala
sesuatu dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau susah dan tetap
bersabar dalam situasi senang atau bahagia. Dengan demikian orang yang beriman
kepada takdir Allah SWT senantiasa dalam keadaan yang stabil jiwanya.
Artinya : “Apakah manusia itu mengira mereka akan dibiarkan, sedang mereka tidak
diuji lagi ?”. (QS. al-Ankabut : 2)
Wujud ujian dan cobaan bisa berupa tiadanya biaya pendidikan, fisik yang lemah,
penyakit, orang tua meninggal, dilanda bencana alam, dan sebagainya. Perhatikan
firman Allah berikut :
Artinya : “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah : 155)
Renungkan ayat 155 surat al-Baqarah, yaitu supaya memberi berita gembira kepada
orangorang yang sabar. Memang dalam menghadapi cobaan diperlukan sikap sabar.
Tanpa sikap sabar akan sulit manusia mencapai sukses.
3. Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah.
Agar seseorang terus giat berusaha ia pun yakin bahwa segala hasil usaha manusia
selalu diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan. Firman Allah :
Artinya : “Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan (kepadanya).
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan
bahwasannya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)”. (QS an-Najm : 39-42)
4. Selalu bersikap optimis, tidak pesimis.
Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar dapat menumbuhkan sikap yang optimis tidak
mudah putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, pasti suatu saat akan berhasil
sehingga tidak akan berputus asa. Firman Allah SWT :
Artinya : “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf : 87)
5. Senantiasa menerapkan sikap tawakal.
Tawakal (berserah diri0 kepada Allah SWT akan tumbuh pada diri seseorang jika ia
meyakini bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha bijaksana sehingga
menurut keyakinannya Allah tidak mungkin menyengsarakannya. Allah sumber
kebaikan sehingga tidak mungkin Allah menghendaki hamba-Nya kepada keburukan.
Firman Allah SWT :
Artinya : “Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu. Tidak
ada satu binatang melata pun, melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya.
Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (QS. Hud : 56).
B. Hubungan Qadha dan Qadar
Beriman kepada qadha dan qadar merupakan rukun iman yang keenam. Qadha adalah
ketentuan akan kepastian yang datangnya dari Allah SWT terhadap segala sesuatu
sejak zaman azali, yaitu sejak zaman sebelum sesuatu itu terjadi. Segala sesuatu yang
terjadi telah diketahui Allah SWT terlebih dahulu karena Dialah yang merencanakan
serta yang menentukannya. Seluruh makhluk, baik malaikat, syetan, jin, maupun
manusia tidak akan mengetahui rencana-rencana Allah SWT tersebut.
Manusia punya rencana, tetapi Allah SWT yang menentukan. Ungkapan ini merupakan
salah satu bentuk cara memahami qadha dan qadar Allah SWT. Manusia memang diberi
kemampuan untuk berbuat dan berpikir, namun kedudukan Allah SWT dan kekuasaan-
Nya adalah di atas segala-galanya.
Ketentuan Allah SWT ini merupakan hak mutlak (absolut), tanpa campur tangan
siapapun dan dari manapun. Oleh karena itu manusia harus mau menerima kenyataan.
Kemampuan manusia terbatas pada ikhtiar untuk mengatasi kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi. Sedangkan berhasil atau gagal, ini merupakan
kekuasaan Allah SWT semata. Rasulullah saw bersabda :
Artinya : “Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: baginda s.a.w bersabda: Allah
SWT mengutus Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Ia masih
berupa air mani. Setelah beberapa waktu Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah
berupa segumpal darah. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata
lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal daging. Apabila Allah SwT membuat
keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: Wahai
Tuhan! Orang ini akan diciptakan lelaki atau perempuan? Celaka atau bahagia?
Bagaimana rezekinya? Serta bagaimana pula ajalnya? Segala-galanya dicatat ketika
masih di dalam kandungan ibunya”.(HR Bukhari dan Muslim)
Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah SWT yang telah berlaku bagi setiap makhluk
sesuai dengan ukuran dan ketentuan yang telah dipastikan oleh Allah SWT sejak zaman
azali. Oleh karena itulah, baik buruknya telah direncanakan terlebih dahulu oleh Allah
SWT. Sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : “Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.” (QS Ar Ro’du: 8)
Dari pengertian hadis dan ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa qadha dan
qadar atas diri manusia telah diputuskan oleh Allah SWT sebelum manusia ada atau
dilahirkan ke dunia ini. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah qadha dan qadar biasa
disebut juga dengan takdir. Jadi, beriman kepada qadha dan qadar dapat dikatakan
pula dengan beriman kepada takdir.
Takdir baru dapat diketahui oleh manusia dengan kenyataan atau peristiwa yang yang
telah terjadi, contoh :
1. Terjadinya musibah bencana tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember tahun 2004
yang merenggut ratusan ribu korban meninggal dunia. Sebelum kejadian tersebut tak
ada seorangpun yang mengetahuinya.
2. Dalam suatu kejadian kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang ternyata
ada seorang bayi yang selamat. Menurut ukuran akal, si bayi adalah makhluk yang
sangat lemah dan tidak mampu mencari perlindungan, tetapi malah dia yang selamat.
Sementara penumpang lain yang sudah dewasa dan dapat berusaha menyelamatkan
diri malah meninggal dunia.
3. Ada seorang yang dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin. Orang sekampung
memperkirakan anak tersebut kelak juga akan menjadi miskin seperti orang tuanya.
Namun, setelah anak tersebut dewasa ternyata menjadi orang yang pandai berdagang,
sehingga dia menjadi orang yang kaya.
Contoh-contoh di atas hanyalah merupakan bagian kecil ari peristiwa-peristiwa yang
berkaitan dengan takdir Allah SWT. Masih banyak sekali peristiwa yang bisa kita pahami
sebagai perwujudan dari qadha dan qadar dari Allah SWT. Namun dari berbagai contoh
di atas menunjukkan bahwa qadha dan qadar Allah SWT akan tetap berlaku kepada
setiap makhluk-Nya. Oleh karena itu, orang beriman harus meyakini dengan sepenuh
hati akan adanya qadha dan qadar. Firman Allah SWT :
Artinya : “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
(takdir) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS. Yasin : 38)
Dalam surat al-Hadid ayat 22, Allah juga berfirman :
Artinya : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. al-
Hadid : 22)
C. Contoh dan Macam-macam Takdir.
Meskipun segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini sudah ditentukan oleh Allah sejak
zaman azali, tetapi pemberlakuan takdir Allah tersebut ada juga yang mengikutsertakan
peran makhluk-Nya. Karena itulah, takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir mubram dan
takdir mu’allaq :
1. Takdir Mubram
Dalam bahasa Arab, mubram artinya sesuatu yang sudah pasti, tidak dapat dielakkan.
Jadi, takdir mubram merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku
atas setiap diri manusia, tanpa bisa dielakkan atau di tawar-tawar lagi, dan tanpa ada
campur tangan atau rekayasa dari manusia.
Contoh takdir mubram antara lain :
Waktu ajal seseorang tiba
Usia seseorang
Jenis kelamin seseorang
Warna darah yang merah
Bumi mengelilingi matahari
Bulan mengelilingi bumi
Jika Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan mati pada suatu hari, di suatu
tempat, pada jam sekian, maka orang tersebut pasti akan mati pada saat dan tempat
yang sudah ditentukan itu. Ia tidak akan bisa lari atau bersembunyi dari malaikat Izrail,
meskipun ia berada di dalam sebuah tembok benteng yang sangat kokoh. Allah SWT.
berfirman :
Artinya : “Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, meskipun
kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…” (QS. an-Nisa : 78)
2. Takdir Mu’allaq
Dalam Bahasa Arab, mu’allaq artinya sesuatu yang digantungkan. Jadi, takdir mu’allaq
berarti ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau
ikhtiarnya. Dan hasilnya aakhirnya tentu saja menurut kehendak dan ijin dari Allah
SWT. Allah SWT. berfirman :
Artinya : “…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (QS. ar-Ra’d : 11)
Beberapa contoh takdir mu’allaq antara lain adalah kekayaan, kepandaian, dan
kesehatan. Untuk menjadi pandai, kaya, atau sehat, seseorang tidak boleh hanya duduk
berpangku tangan menunggu datangnya takdir tapi ia harus mengambil peran dan
berusaha. Untuk menjadi pandai kita harus belajar; untuk menjadi kaya kita harus
bekerja keras dan hidup hemat; dan untuk menjadi sehat kita harus menjaga
kebersihan. Tidak mungkin kita menjadi pandai kalau kita malas belajar atau suka
membolos. Demikian juga kalau kita ingin kaya, tetapi malas bekerja dan suka hidup
boros; atau kita ingin sehat, tetapi kita tidak menjaga kebersihan lingkungan, maka apa
yang kita inginkan itu tak mungkin terwujud.
Sebagaimana ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar di atas, orang yang
meyakini takdir Allah SWT, tidak boleh pasrah begitu saja kepada nasib karena Allah
SWT memberikan akal yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Allah SWT juga memberikan tubuh dalam bentuk sebaik-baiknya untuk digunakan
sarana berusaha.
Dengan demikian, jelaslah bahwa beriman kepada qadha dan qadar Allah bukan berarti
kita hanya pasrah dan duduk berpangku tangan menunggu takdir dari Allah; melainkan
juga berusaha yang giat sepenuh hati mengubah nasib sendiri, berupaya bekerja
dengan keras mencapai apa yang kita citacitakan

More Related Content

What's hot

Sabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWTSabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWT
rara wibowo
 
3 'am dan khas
3 'am dan khas3 'am dan khas
3 'am dan khas
Asep Suryanto
 
Iman Kepada Qada dan Qadar
Iman Kepada Qada dan QadarIman Kepada Qada dan Qadar
Iman Kepada Qada dan Qadar
Muhammad Wangsadhika
 
KB 4 Qadha dan Qadar
KB 4 Qadha dan QadarKB 4 Qadha dan Qadar
KB 4 Qadha dan Qadar
Istna Zakia Iriana
 
Ppt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allahPpt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allahWifaq Idaini
 
Ashabul kahfi
Ashabul kahfiAshabul kahfi
Ashabul kahfi
Risa Andini
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sholiha Nurwulan
 
ppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadarppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadar
Usmawatidewi
 
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi MunkarAmar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Eneng Susanti
 
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan padaBersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
jasa profesional
 
Tauhid bagian 2
Tauhid bagian 2Tauhid bagian 2
Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat AllahSifat-sifat Allah
Sifat-sifat Allah
Fathun Ni'am
 
Ppt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husnaPpt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husna
agyana_nadian
 
PPT Iman Kepada Qodho dan Qadhar
PPT Iman Kepada Qodho dan QadharPPT Iman Kepada Qodho dan Qadhar
PPT Iman Kepada Qodho dan Qadhar
Vienna_Maulee
 
Ma'rifatullah
Ma'rifatullahMa'rifatullah
Ma'rifatullahMhd Basri
 
Penyakit Penyakit Hati
Penyakit Penyakit HatiPenyakit Penyakit Hati
Penyakit Penyakit Hati
shofichofifah
 
Tujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusiaTujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusia
Azka Napsiyana
 

What's hot (20)

Sabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWTSabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWT
 
3 'am dan khas
3 'am dan khas3 'am dan khas
3 'am dan khas
 
Iman Kepada Qada dan Qadar
Iman Kepada Qada dan QadarIman Kepada Qada dan Qadar
Iman Kepada Qada dan Qadar
 
Iman kepada qada dan qadar
Iman kepada qada dan qadarIman kepada qada dan qadar
Iman kepada qada dan qadar
 
mukjizat al quran
mukjizat al quranmukjizat al quran
mukjizat al quran
 
KB 4 Qadha dan Qadar
KB 4 Qadha dan QadarKB 4 Qadha dan Qadar
KB 4 Qadha dan Qadar
 
Ppt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allahPpt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allah
 
Ashabul kahfi
Ashabul kahfiAshabul kahfi
Ashabul kahfi
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
 
ppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadarppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadar
 
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi MunkarAmar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
 
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan padaBersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
Bersyukur atas nikmat yang telah allah berikan pada
 
Ppt fiqh syahadat
Ppt fiqh syahadatPpt fiqh syahadat
Ppt fiqh syahadat
 
Tauhid bagian 2
Tauhid bagian 2Tauhid bagian 2
Tauhid bagian 2
 
Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat AllahSifat-sifat Allah
Sifat-sifat Allah
 
Ppt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husnaPpt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husna
 
PPT Iman Kepada Qodho dan Qadhar
PPT Iman Kepada Qodho dan QadharPPT Iman Kepada Qodho dan Qadhar
PPT Iman Kepada Qodho dan Qadhar
 
Ma'rifatullah
Ma'rifatullahMa'rifatullah
Ma'rifatullah
 
Penyakit Penyakit Hati
Penyakit Penyakit HatiPenyakit Penyakit Hati
Penyakit Penyakit Hati
 
Tujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusiaTujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusia
 

Viewers also liked

Pengertian Tasamuh
Pengertian TasamuhPengertian Tasamuh
Pengertian Tasamuh
maulanapanji
 
Silabus pai kelas 9
Silabus pai kelas 9Silabus pai kelas 9
Silabus pai kelas 9
ilmupendidikan
 
Bab 10 Iman Kepada Qadha dan Qadar
Bab  10 Iman Kepada Qadha dan QadarBab  10 Iman Kepada Qadha dan Qadar
RPP Qada dan qadar
RPP Qada dan qadarRPP Qada dan qadar
RPP Qada dan qadar
pendidikanagamaislam
 

Viewers also liked (6)

Pengertian Tasamuh
Pengertian TasamuhPengertian Tasamuh
Pengertian Tasamuh
 
Silabus pai kelas 9
Silabus pai kelas 9Silabus pai kelas 9
Silabus pai kelas 9
 
Rpp pai 9 smt 2
Rpp pai 9 smt 2Rpp pai 9 smt 2
Rpp pai 9 smt 2
 
Bab 10 Iman Kepada Qadha dan Qadar
Bab  10 Iman Kepada Qadha dan QadarBab  10 Iman Kepada Qadha dan Qadar
Bab 10 Iman Kepada Qadha dan Qadar
 
RPP Qada dan qadar
RPP Qada dan qadarRPP Qada dan qadar
RPP Qada dan qadar
 
Bab 4 Tawadhu, Ta’at, Qana’ah dan Sabar
Bab 4  Tawadhu, Ta’at, Qana’ah dan SabarBab 4  Tawadhu, Ta’at, Qana’ah dan Sabar
Bab 4 Tawadhu, Ta’at, Qana’ah dan Sabar
 

Similar to Iman kepada qada dan qadar

Ciri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadarCiri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadar
najikha
 
Qadha dan qadar
Qadha dan qadarQadha dan qadar
Qadha dan qadar
Kenzo Batim
 
Ciri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadarCiri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadar
Usmawatidewi
 
Ciri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadarCiri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadar
salamahumi16
 
Beriman kepada qadha dan qadar
Beriman kepada qadha dan qadarBeriman kepada qadha dan qadar
Beriman kepada qadha dan qadar
Ahmad Yahya
 
Pendidikan agama isla mx
Pendidikan agama isla mxPendidikan agama isla mx
Pendidikan agama isla mxmuhammad_hafiz
 
Qadar
QadarQadar
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
dcatedralinoaraujo
 
redha.pdf
redha.pdfredha.pdf
redha.pdf
ssusera1267a1
 
Bab III ( asmaul khusna )
Bab III ( asmaul khusna )Bab III ( asmaul khusna )
Bab III ( asmaul khusna )
Maghfiroh Firoh
 
Bab iii ( asmaul khusna )
Bab iii ( asmaul khusna )Bab iii ( asmaul khusna )
Bab iii ( asmaul khusna )
Maghfiroh Firoh
 
iman kepada qada dan qadar
iman kepada qada dan qadariman kepada qada dan qadar
iman kepada qada dan qadar
hidayahinayati
 
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptxMATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
YudhistiraPutra9
 
AGAMA QAADA & QAADAR.pptx
AGAMA QAADA & QAADAR.pptxAGAMA QAADA & QAADAR.pptx
AGAMA QAADA & QAADAR.pptx
Salim760905
 
Sabar menghadapi dugaan kehidupan
Sabar menghadapi dugaan kehidupanSabar menghadapi dugaan kehidupan
Sabar menghadapi dugaan kehidupan
Atikah Sulong
 
Pai kelas 9. bab 10.
Pai kelas 9. bab 10. Pai kelas 9. bab 10.
Pai kelas 9. bab 10.
zuhrotunnisa95
 
Memupuk jiwa qana'ah
Memupuk jiwa qana'ahMemupuk jiwa qana'ah
Memupuk jiwa qana'ah
Muhsin Hariyanto
 
PPT AQIDAH AKHLAK
PPT AQIDAH AKHLAKPPT AQIDAH AKHLAK
PPT AQIDAH AKHLAK
Krisna Safitri
 
iman kepada qada dan qadar
iman kepada qada dan qadariman kepada qada dan qadar
iman kepada qada dan qadar
pendidikanagamaislam
 
Tekpend iman kepada qada dan qadar
Tekpend iman kepada qada dan qadarTekpend iman kepada qada dan qadar
Tekpend iman kepada qada dan qadar
sugimulyanii
 

Similar to Iman kepada qada dan qadar (20)

Ciri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadarCiri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadar
 
Qadha dan qadar
Qadha dan qadarQadha dan qadar
Qadha dan qadar
 
Ciri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadarCiri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadar
 
Ciri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadarCiri beriman kepada qadha dan qadar
Ciri beriman kepada qadha dan qadar
 
Beriman kepada qadha dan qadar
Beriman kepada qadha dan qadarBeriman kepada qadha dan qadar
Beriman kepada qadha dan qadar
 
Pendidikan agama isla mx
Pendidikan agama isla mxPendidikan agama isla mx
Pendidikan agama isla mx
 
Qadar
QadarQadar
Qadar
 
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
MAKALAH Materi 2 Kelompok 6
 
redha.pdf
redha.pdfredha.pdf
redha.pdf
 
Bab III ( asmaul khusna )
Bab III ( asmaul khusna )Bab III ( asmaul khusna )
Bab III ( asmaul khusna )
 
Bab iii ( asmaul khusna )
Bab iii ( asmaul khusna )Bab iii ( asmaul khusna )
Bab iii ( asmaul khusna )
 
iman kepada qada dan qadar
iman kepada qada dan qadariman kepada qada dan qadar
iman kepada qada dan qadar
 
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptxMATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
MATERI PAI IMAN KEPADA QADA DAN QADAR.pptx
 
AGAMA QAADA & QAADAR.pptx
AGAMA QAADA & QAADAR.pptxAGAMA QAADA & QAADAR.pptx
AGAMA QAADA & QAADAR.pptx
 
Sabar menghadapi dugaan kehidupan
Sabar menghadapi dugaan kehidupanSabar menghadapi dugaan kehidupan
Sabar menghadapi dugaan kehidupan
 
Pai kelas 9. bab 10.
Pai kelas 9. bab 10. Pai kelas 9. bab 10.
Pai kelas 9. bab 10.
 
Memupuk jiwa qana'ah
Memupuk jiwa qana'ahMemupuk jiwa qana'ah
Memupuk jiwa qana'ah
 
PPT AQIDAH AKHLAK
PPT AQIDAH AKHLAKPPT AQIDAH AKHLAK
PPT AQIDAH AKHLAK
 
iman kepada qada dan qadar
iman kepada qada dan qadariman kepada qada dan qadar
iman kepada qada dan qadar
 
Tekpend iman kepada qada dan qadar
Tekpend iman kepada qada dan qadarTekpend iman kepada qada dan qadar
Tekpend iman kepada qada dan qadar
 

Iman kepada qada dan qadar

  • 1. Iman Kepada Qada dan Qadar Bila kamu mengamati orang-orang dan teman-teman di sekelilingmu, maka akan terlihat bahwa Allah SWT telah menciptakan setiap manusia dalam keadaan yang tidak sama antara yang satu dengan yang lain. Ada yang laki-laki dan ada pula yang perempuan, ada yang tampan dan ada yang kurang tampan, ada yang cantik dan ada pula yang kurang cantik. Ada yang berambut pirang, berambut hitam, ada yang berambut lurus, dan ada pula yang keriting. Ada yang berkulit putih, sawo matang, dan ada yang berkulit hitam. Ada sangat cerdas dan ada pula orang yang idiot. Seseorang tidak pernah meminta dilahirkan untuk menjadi bangsa Indonesia, bangsa Malaysia, Cina, Arab, Amerika, atau bangsa manapun. Semua itu merupakan ketetapan penciptaan Allah SWT yang sering kita sebut dengan takdir. Bagaimana manusia menyikapi takdir Allah SWT tersebut ? Untuk lebih memahaminya simaklah pembahasan mengenai iman kepada Qadha dan Qadar berikut ini ! A. Ciri Beriman Kepada Qadha dan Qadar. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang dihadapkan kepada kenyataan hidup yang dialaminya. Kenyataan itu kadang ada yang berbentuk positif dan terkadang negatif, seperti : • ada yang memuaskan ada yang tidak, • ada yang menyenangkan ada yang menyusahkan, • ada yang menurut kita baik ada yang buruk, dan sebagainya. Bagi orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan peristiwa yang dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif. Sebaliknya, bagi orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, kenyataan apapun yang diterima ditanggapi dan diterima secara negatif. Contoh : • Orang beriman yang tertimpa musibah menanggapi kenyataan ini dengan kesabaran dan ketabahan. Kesabaran dan ketabahan merupakan sika positif yang dinilai Allah SWt dengan pahala. Jadi, selama dia sabar dan tabah, selama itu pula pahalanya terus mengalir. • Orang beriman ketika mendapatkan keberuntungan besar bersyukur dan merasa bahwa semua itu karunia dari Allah SWT. Untuk itu ia ingin berbagi kepada orang lain dengan menafkahkan sebagian keuntungannya tersebut. • Orang yang tidak beriman ketika mendapat musibah merasa bahwa dirinya tidak berguna lagi. Dia merasa putus asa dan akhirnya melampiaskannya dengan berbagai
  • 2. macam perbuatan yang merusak, seperti melamun, merokok, mengkonsumsi narkoba, bahkan ada yang bunuh diri. • Orang yang tidak beriman ketika mendapat keuntungan bisnis yang berlimpah malah menggunakannya untuk berfoya-foya. Dia merasa bahwa yang didapatnya itu semata- mata merupakan prestasi yang harus diraakan dan dia berhak dan bebas menggunakan sesuka hatinya. Dengan memahami contoh-contoh tersebut, yakinkah kamu bahwa beriman kepada qadha dan qadar mempunyai peranan penting dalam kehidupan? Kalau yakin, tentu kamu ingin meningkatkan keimananmu kepada qadha dan qadar. Bagaimana ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar? Berikut ini merupakan ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar. 1. Selalu menyadari dan menerima kenyataan. Iman kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menerima kenyataan hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada garis ketentuan Allah pada hakekatnya bencana atau rahmat itu semata-mata dari Allah SWT. Firman Allah SWT : Artinya : “Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Allah menghendaki bencana atasmu, atau menghendaki rahmat untuk dirimu dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah”. (QS. al-Ahzab : 17) 2. Senantiasa bersikap sabar. Orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan senantiasa menerima segala sesuatu dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau susah dan tetap bersabar dalam situasi senang atau bahagia. Dengan demikian orang yang beriman kepada takdir Allah SWT senantiasa dalam keadaan yang stabil jiwanya. Artinya : “Apakah manusia itu mengira mereka akan dibiarkan, sedang mereka tidak diuji lagi ?”. (QS. al-Ankabut : 2) Wujud ujian dan cobaan bisa berupa tiadanya biaya pendidikan, fisik yang lemah, penyakit, orang tua meninggal, dilanda bencana alam, dan sebagainya. Perhatikan firman Allah berikut : Artinya : “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah : 155) Renungkan ayat 155 surat al-Baqarah, yaitu supaya memberi berita gembira kepada orangorang yang sabar. Memang dalam menghadapi cobaan diperlukan sikap sabar. Tanpa sikap sabar akan sulit manusia mencapai sukses.
  • 3. 3. Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah. Agar seseorang terus giat berusaha ia pun yakin bahwa segala hasil usaha manusia selalu diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan. Firman Allah : Artinya : “Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasannya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)”. (QS an-Najm : 39-42) 4. Selalu bersikap optimis, tidak pesimis. Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar dapat menumbuhkan sikap yang optimis tidak mudah putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, pasti suatu saat akan berhasil sehingga tidak akan berputus asa. Firman Allah SWT : Artinya : “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf : 87) 5. Senantiasa menerapkan sikap tawakal. Tawakal (berserah diri0 kepada Allah SWT akan tumbuh pada diri seseorang jika ia meyakini bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha bijaksana sehingga menurut keyakinannya Allah tidak mungkin menyengsarakannya. Allah sumber kebaikan sehingga tidak mungkin Allah menghendaki hamba-Nya kepada keburukan. Firman Allah SWT : Artinya : “Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu. Tidak ada satu binatang melata pun, melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (QS. Hud : 56). B. Hubungan Qadha dan Qadar Beriman kepada qadha dan qadar merupakan rukun iman yang keenam. Qadha adalah ketentuan akan kepastian yang datangnya dari Allah SWT terhadap segala sesuatu sejak zaman azali, yaitu sejak zaman sebelum sesuatu itu terjadi. Segala sesuatu yang terjadi telah diketahui Allah SWT terlebih dahulu karena Dialah yang merencanakan serta yang menentukannya. Seluruh makhluk, baik malaikat, syetan, jin, maupun manusia tidak akan mengetahui rencana-rencana Allah SWT tersebut. Manusia punya rencana, tetapi Allah SWT yang menentukan. Ungkapan ini merupakan salah satu bentuk cara memahami qadha dan qadar Allah SWT. Manusia memang diberi kemampuan untuk berbuat dan berpikir, namun kedudukan Allah SWT dan kekuasaan- Nya adalah di atas segala-galanya. Ketentuan Allah SWT ini merupakan hak mutlak (absolut), tanpa campur tangan siapapun dan dari manapun. Oleh karena itu manusia harus mau menerima kenyataan. Kemampuan manusia terbatas pada ikhtiar untuk mengatasi kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi. Sedangkan berhasil atau gagal, ini merupakan kekuasaan Allah SWT semata. Rasulullah saw bersabda :
  • 4. Artinya : “Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: baginda s.a.w bersabda: Allah SWT mengutus Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Ia masih berupa air mani. Setelah beberapa waktu Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal darah. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal daging. Apabila Allah SwT membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Orang ini akan diciptakan lelaki atau perempuan? Celaka atau bahagia? Bagaimana rezekinya? Serta bagaimana pula ajalnya? Segala-galanya dicatat ketika masih di dalam kandungan ibunya”.(HR Bukhari dan Muslim) Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah SWT yang telah berlaku bagi setiap makhluk sesuai dengan ukuran dan ketentuan yang telah dipastikan oleh Allah SWT sejak zaman azali. Oleh karena itulah, baik buruknya telah direncanakan terlebih dahulu oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT : Artinya : “Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.” (QS Ar Ro’du: 8) Dari pengertian hadis dan ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa qadha dan qadar atas diri manusia telah diputuskan oleh Allah SWT sebelum manusia ada atau dilahirkan ke dunia ini. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah qadha dan qadar biasa disebut juga dengan takdir. Jadi, beriman kepada qadha dan qadar dapat dikatakan pula dengan beriman kepada takdir. Takdir baru dapat diketahui oleh manusia dengan kenyataan atau peristiwa yang yang telah terjadi, contoh : 1. Terjadinya musibah bencana tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember tahun 2004 yang merenggut ratusan ribu korban meninggal dunia. Sebelum kejadian tersebut tak ada seorangpun yang mengetahuinya. 2. Dalam suatu kejadian kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang ternyata ada seorang bayi yang selamat. Menurut ukuran akal, si bayi adalah makhluk yang sangat lemah dan tidak mampu mencari perlindungan, tetapi malah dia yang selamat. Sementara penumpang lain yang sudah dewasa dan dapat berusaha menyelamatkan diri malah meninggal dunia. 3. Ada seorang yang dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin. Orang sekampung memperkirakan anak tersebut kelak juga akan menjadi miskin seperti orang tuanya. Namun, setelah anak tersebut dewasa ternyata menjadi orang yang pandai berdagang, sehingga dia menjadi orang yang kaya. Contoh-contoh di atas hanyalah merupakan bagian kecil ari peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan takdir Allah SWT. Masih banyak sekali peristiwa yang bisa kita pahami sebagai perwujudan dari qadha dan qadar dari Allah SWT. Namun dari berbagai contoh di atas menunjukkan bahwa qadha dan qadar Allah SWT akan tetap berlaku kepada setiap makhluk-Nya. Oleh karena itu, orang beriman harus meyakini dengan sepenuh hati akan adanya qadha dan qadar. Firman Allah SWT :
  • 5. Artinya : “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (takdir) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS. Yasin : 38) Dalam surat al-Hadid ayat 22, Allah juga berfirman : Artinya : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. al- Hadid : 22) C. Contoh dan Macam-macam Takdir. Meskipun segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini sudah ditentukan oleh Allah sejak zaman azali, tetapi pemberlakuan takdir Allah tersebut ada juga yang mengikutsertakan peran makhluk-Nya. Karena itulah, takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir mubram dan takdir mu’allaq : 1. Takdir Mubram Dalam bahasa Arab, mubram artinya sesuatu yang sudah pasti, tidak dapat dielakkan. Jadi, takdir mubram merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku atas setiap diri manusia, tanpa bisa dielakkan atau di tawar-tawar lagi, dan tanpa ada campur tangan atau rekayasa dari manusia. Contoh takdir mubram antara lain : Waktu ajal seseorang tiba Usia seseorang Jenis kelamin seseorang Warna darah yang merah Bumi mengelilingi matahari Bulan mengelilingi bumi Jika Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan mati pada suatu hari, di suatu tempat, pada jam sekian, maka orang tersebut pasti akan mati pada saat dan tempat yang sudah ditentukan itu. Ia tidak akan bisa lari atau bersembunyi dari malaikat Izrail, meskipun ia berada di dalam sebuah tembok benteng yang sangat kokoh. Allah SWT. berfirman : Artinya : “Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, meskipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…” (QS. an-Nisa : 78) 2. Takdir Mu’allaq Dalam Bahasa Arab, mu’allaq artinya sesuatu yang digantungkan. Jadi, takdir mu’allaq berarti ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Dan hasilnya aakhirnya tentu saja menurut kehendak dan ijin dari Allah SWT. Allah SWT. berfirman :
  • 6. Artinya : “…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (QS. ar-Ra’d : 11) Beberapa contoh takdir mu’allaq antara lain adalah kekayaan, kepandaian, dan kesehatan. Untuk menjadi pandai, kaya, atau sehat, seseorang tidak boleh hanya duduk berpangku tangan menunggu datangnya takdir tapi ia harus mengambil peran dan berusaha. Untuk menjadi pandai kita harus belajar; untuk menjadi kaya kita harus bekerja keras dan hidup hemat; dan untuk menjadi sehat kita harus menjaga kebersihan. Tidak mungkin kita menjadi pandai kalau kita malas belajar atau suka membolos. Demikian juga kalau kita ingin kaya, tetapi malas bekerja dan suka hidup boros; atau kita ingin sehat, tetapi kita tidak menjaga kebersihan lingkungan, maka apa yang kita inginkan itu tak mungkin terwujud. Sebagaimana ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar di atas, orang yang meyakini takdir Allah SWT, tidak boleh pasrah begitu saja kepada nasib karena Allah SWT memberikan akal yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Allah SWT juga memberikan tubuh dalam bentuk sebaik-baiknya untuk digunakan sarana berusaha. Dengan demikian, jelaslah bahwa beriman kepada qadha dan qadar Allah bukan berarti kita hanya pasrah dan duduk berpangku tangan menunggu takdir dari Allah; melainkan juga berusaha yang giat sepenuh hati mengubah nasib sendiri, berupaya bekerja dengan keras mencapai apa yang kita citacitakan