Beriman kepada Rasul merupakan rukun iman yang ke empat. Iman kelada rasul Allah adalah mempercayai dan meyakini bahwa Allah telah mengutus para rasul untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama untuk keselamatan manusia di dunia dan di akhirat.
Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...RiriCesar RiriCesar
Pendidikan Agama Islam kelas 10 membahas tentang Pergaulan Bebas. Rangkuman berasal/bersumber dari pencarian google. Materi sesuai title, comment jika ada kesalahan kata. ^^ hatur nuhun
ig: ritmosphere
Beriman kepada Rasul merupakan rukun iman yang ke empat. Iman kelada rasul Allah adalah mempercayai dan meyakini bahwa Allah telah mengutus para rasul untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama untuk keselamatan manusia di dunia dan di akhirat.
Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...RiriCesar RiriCesar
Pendidikan Agama Islam kelas 10 membahas tentang Pergaulan Bebas. Rangkuman berasal/bersumber dari pencarian google. Materi sesuai title, comment jika ada kesalahan kata. ^^ hatur nuhun
ig: ritmosphere
Program Tahunan (Prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa
Program Tahunan (Prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. L/O/G/O
A. MAULANI MAPPARESSA
A. NITA FITRIANI RUM
A. UMMU AZIZAH
ASMAUL RAHMAN
AULIA RAMADHANI ACHMAR
FIQIH NURISLAMIYAH
NADIA SULFAIDAH
KELOMPOK 2
2. MENJAUHI PERGAULAN
BEBAS DAN LARANGAN
MEMDEKATI ZINA
TUJUAN
Mengidentifikasi Hukum Bacaan dalam
QS.Al-Isra/17:32 dan QS. An-Nur/24:2
3. Qs. Al-Isra/17:32
Artinya : “ Dan Janganlah kamu mendekati zina ;
(Zina) itu sungguh suatu perbuatan keji. Dan
suatu jalan yang buruk.”
4. Hukum Bacaan
Qs. Al-Isra/17:32
• Lafadz : َوَل
• Hukum Bacaan : Mad Thabi’I
• Alasan : Huruf lam berharakat
fathah diikuti alif .
• Cara Membaca : Harus Dipanjangkan
satu ALIF atau dua
harokah.
5. • Lafadz : َرْقتووُب
• Hukum Bacaan : Qalqalah
• Alasan : Huruf qaf berharakat
sukun
• Cara Membaca : Harus bergoncang dan
berbunyi membalik.
Hukum Bacaan
Qs. Al-Isra/17:32
6. Hukum Bacaan
Qs. Al-Isra/17:32
• Lafadz : َوهَّنِّإََۖان ِّلز
• Hukum Bacaan : Mad Jaiz Muttashil
• Alasan : Terdapat mad thabi’i
bertemu hamzah pada
lafal berbeda
• Cara Membaca : Boleh diluar kata atau
terpisah
7. Hukum Bacaan
Qs. Al-Isra/17:32
• Lafadz : َوهَّنِّإ
• Hukum Bacaan : Mad shilah
• Alasan : Terdapat fathah diikuti
ha dhamir
• Cara Membaca : " Mad tambahan (dari mad ashli)
yang disebabkan oleh ha 'dlamir (kata
ganti benda / orang ketiga tunggal) .
Ha dlamir disebut juga ha kinayah
yaitu ha tambahan yang menunjukkan
mufrad mudzakar ghaib atau orang
ketiga tunggal .”
8. Hukum Bacaan
Qs. Al-Isra/17:32
• Lafadz : ًَةش ِّاحَفانك
• Hukum Bacaan : Mad Thabi’i
• Alasan : Terdapat fathah diikuti
alif
• Cara Membaca : Harus dipanjangkan
satu ALIF atau dua
harokah
9. Hukum Bacaan
Qs. Al-Isra/17:32
• Lafadz : َاءسو
• Hukum Bacaan : Mad wajib muttasil
• Alasan : Terdapat mad thabi’i
diikuti hamzah dalam
satu lafaz
• Cara Membaca : Wajib dipanjangkan
sampai dua setengah
ALIF atau lima harokah
atau dua setengah kali
panjang Mad Thobi’i.
10. Hukum Bacaan
Qs. Al-Isra/17:32
• Lafadz : يُِّبسًَل
• Hukum Bacaan : Mad iwad
• Alasan : Terdapat fathah tanwin
diwaqafkan.
• Cara Membaca : Dipanjangkan satu
ALIF seperti Mad
Thobi’ie.
11. Qs. An-Nur/24:2
انيَّزال َو ُةَيِناَّزالْنِم ٍد ِواح َّلُك ُوادِلْاجَفْذُخْأَت الَو ٍةَدْلَج ََةئاِم ماُهْمُك
في ٌةَفْأَر ماِهِبُنِمْؤُت ْمُتْنُك ْنِإ ِهللا ِدينِر ِخ ْاْل ِم ْوَيْلا َو ِهللاِب َونَو
َنينِمْؤُمْلا َنِم ٌةَفِئطا ماُهَبذاَع ْدَهْشَيْل
• Artinya : “ Pezina perempuan dan pezina laki-laki deralah
masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada
Allah dan haru kemudian, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.”
12. Hukum Bacaan
Qs. An-Nur/24:2
• Lafadz : ُةَيِناَّزال
• Hukum Bacaan : Al syamsiyah
• Alasan : Terdapat alif lam
bertemu huruf
syamsiyah, yaitu nun
• Cara Membaca : Harus dimasukkan atau
diidghamkan kepada huruf
syamsiyah atau dengan kata
lain tulisannya tetap ada
tetapi tidak dibaca alif lamnya.
13. Hukum Bacaan
Qs. An-Nur/24:2
• Lafadz : انيَّزال َو
• Hukum Bacaan : Mad Thabi’i
• Alasan : Terdapat fathah diikuti
alif
• Cara Membaca : Harus dipanjangkan
satu ALIF atau dua
harokah
14. Hukum Bacaan
Qs. An-Nur/24:2
• Lafadz : اَفِلْجُواد
• Hukum Bacaan : Qalqalah
• Alasan : Terdapat huruf jim
berharakat sukun
• Cara Membaca : Harus bergoncang dan
berbunyi membalik
15. Hukum Bacaan
Qs. An-Nur/24:2
• Lafadz : ماُهْنِم ٍد ِواح
• Hukum Bacaan : Idgham bighunnah
• Alasan : Tanwin bertemu mim
• Cara Membaca : Nun sukun atau tanwin
itu dimasukkan menjadi
satu dengan huruf
sesudahnya atau
ditasydidkannya dan
dengan mendengung.
16. Hukum Bacaan
Qs. An-Nur/24:2
• Lafadz : ماِهِب ْمُكْذُخْأَت الَو
• Hukum Bacaan : Ikhfa syafawi
• Alasan : Mim sukun bertemu ba
• Cara Membaca : Harus dibunyikan
samar-samar di bibir
dan didengungkan.
17. Hukum Bacaan
Qs. An-Nur/24:2
• Lafadz : في ٌةَفْأَر
• Hukum Bacaan : Ikhfa
• Alasan : Tanwin bertemu fa
• Cara Membaca : Suara NUN maupun
TANWIN masih tetap
terdengar tetapi samar antara
idh-har dan id-ghom, lagi pula
terus bersambung dengan
makhroj huruf berikutnya,
sehingga kedengarannya
berbunyi seperti “NG”.
18. Hukum Bacaan
Qs. An-Nur/24:2
• Lafadz : ْمُتْنُك ْنِإ
• Hukum Bacaan : Ikhfa
• Alasan : Nun sukun bertemu ta
• Cara Membaca : Suara NUN maupun
TANWIN masih tetap
terdengar tetapi samar
antara idh-har dan id-ghom,
lagi pula terus bersambung
dengan makhroj huruf
berikutnya, sehingga
kedengarannya berbunyi
seperti “NG”.
19. Hukum Bacaan
Qs. An-Nur/24:2
• Lafadz : ْدَهْشَيْل َو
• Hukum Bacaan : Qalqalah Shugro
• Alasan : Terdapat huruf dal
berharakat sukun
• Cara Membaca :Bergoncang
atau pantulan suara
dengan tiba-tiba
sehingga terdengar
suara membalik.
20. Hukum Bacaan
Qs. An-Nur/24:2
• Lafadz : ٌةَفِئطا
• Hukum Bacaan : Mad wajib muttasil
• Alasan : Terdapat mad thabi’i
bertemu hamzah dalam
satu lafaz
• Cara Membaca : Wajib dipanjangkan
sampai dua setengah
ALIF atau lima harokah
atau dua setengah kali
panjang Mad Thobi’i
21. Hukum Bacaan
Qs. An-Nur/24:2
• Lafadz : َنينِمْؤُمْلا َنِم
• Hukum Bacaan : Mad aridl lissukun
• Alasan : Terdapat mad thabi’i
diikuti tanda waqaf di
akhir ayat.
• Cara Membaca : Dipanjangkan sampai satu ALIF
atau dua harokah atau seperti panjang
Mad Thobi’I, demikian itu jika didahului
huruf mati/sukun atau tidak
dihubungkan dengan huruf lain .