SlideShare a Scribd company logo
“Hasil – Hasil Riset Untuk Meningkatkan
KesejahteraanMasyarakat”
SEMINARNASIONAL
HASIL-HASIL PENELITIAN DAN PENGKAJIAN
Palembang, 13-14 Desember 2010
PROSIDING
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PROVINSISUMATERASELATAN
BEKERJASAMADENGAN
DEWAN RISET DAERAH SUMSEL DAN ASOSIASI PENELITISUMSEL
DRD
SUMSEL
Editor:
Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda,M.Si.
Ir. Ernila Rizar, MM
OomKomalasari,S.Si.
Ir. M. Solichin,M.P.
Hamzah Hasyim,S.K.M.,M.K.M
Dr. Ir. M. Yamin Hasan,M.P.
Prof. Dr. JoniEmirzon,S.H, M.Hum
BudiRaharjo,STP,M.Si
ii
Prosiding Seminar Nasional
Hasil-Hasil Penelitian dan Pengkajian
Palembang, 13-14 Desember 2010
Hak Cipta © 2010 pada Penerbit
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara secara elektronis maupun mekanis, termasuk
memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin
tertulis dari penerbit.
Penerbit: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera
Selatan. Jl. Demang Lebar Daun No.4864 Palembang 30137. Telp/fax.
0711374456, 0711350077
Prosiding Seminar Nasional - Hasil-Hasil Penelitian dan Pengkajian - Palembang,
13-14 Desember 2010 - Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi
Sumatera Selatan.
c + 1791 hlm: 21 x 29,7 cm
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya Prosiding ini dapat diterbitkan. Prosiding ini
merupakan hasil Simposium dan Seminar Nasional yang dilaksanakan di Hotel
Jayakarta Daira pada tanggal 13 – 14 Desember 2010.
Materi Seminar dikelompokkan ke dalam empat topik : pangan “Peran
Teknologi untuk Meningkatkan Ketahanan dan Keamanan Pangan“ (2) ekonomi
dan kemiskinan ”Grand Design Pengentasan Kemiskinan di Indonesia” (3)
kesehatan dan obat-obatan ”Jaminan Kesehatan dalam Rangka SJSN” (4)
otonomi daerah” Otonomi Daerah dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat ”.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada
pemakalah-pemakalah yang telah menyempatkan waktunya untuk menulis dan
menghadiri Simposium. Kepada pihak Dewan Riset Daerah Provinsi Sumatera
Selatan dan Asosiasi Peneliti Provinsi Sumatera Selatan, serta semua pihak yang
telah berperan aktif dalam kepanitian untuk melaksanakan simposium ini, kami
mengucapkan terima kasih dan pengharagaan yang setinggi-tingginya.
Semoga apa yang kita kerjakan dan hasilkan ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua.
Palembang, 13 Desember 2010
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Sumatera Selatan
Kepala,
Dr. Ekowati Retnaningsih, SKM, M.Kes
NIP 196303121989032007
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1206
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA, PENGGUNAAN APD DAN LAMA
KERJA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA PEKERJA DI STASIUN
PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) PALEMBANG TAHUN 2009
Nurhayati Ramli 1)
, Diah Navianti 1)
, M.Ihsan Tarmizi 1)
, Ummi kaltsum 2)
1)
Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes kementrian kesehatan Palembang
2)
. Staf Laboratorium klinik Prodia Palembang
ABSTRAK
Timah hitam atau lebih dikenal dengan sebutan timbal biasa digunakan
sebagai campuran bahan bakar bensin yang dijual hampir di setiap Stasiun
Pompa Bensin Umum (SPBU) di Palembang. Sebagian besar kendaraan
bermotor di Palembang masih menggunakan bensin bertimbal. Bensin bertimbal
ini merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kejadian anemia
khususnya bagi pekerja SPBU yang telah bekerja dalam jangka waktu yang lama.
Anemia yang merupakan salah satu gejala keracunan timbal terjadi akibat
penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi
pada serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar
ALA (Amino Levulinic Acid) urine. Anemia biasanya terjadi pada orang yang
terpapar timbal dalam jangka waktu lama. Misalnya pada penduduk yang tinggal
di sekitar industri yang menggunakan bahan tersebut dan para pekerja.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu untuk mengetahui
hubungan karakteristik pekerja, penggunaan APD dan lama kerja dengan kejadian
anemia pada pekerja di Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU) Palembang tahun
2009. Teknik pengambilan 96 sampel ini dilakukan secara cluster random
sampling. Kemudian sampel tersebut diperiksa kadar hemoglobinnya di
laboratorium klinik dengan menggunakan alat spektrofotometer.
Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi Square dan uji T
independent dengan bantuan perangkat lunak software computer.
Hasil didapat kadar Hb rata rata adalah 15.69 gr % dengan kadar Hb
terendah 10.10 gr% dan kadar Hb tertinggi 27.40 gr%. Status Hb anemia 31 orang
(31.6%), status Hb normal 41 orang (41.8%) dan status Hb polisitemia adalah
sebanyak 26 orang (26.5 %). Hasil uji lebih lanjut didapat tidak ada hubungan
antara jenis kelamin dengan status hemoglobin (p = 0.351), Tidak ada hubungan
antara lama kerja dengan status hemoglobin ( p = 0.545). Dan Ada hubungan
antara penggunaan APD dengan status hemoglobin pekerja SPBU ( p = 0.020 ).
Disarankan adanya upaya managemen pencegahan timbulnya penyakit akibat
kerja pada pekerja SPBU dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuia,
adanya penyuluhan mengenai bahaya lingkungan kerja dan penyuluhan tentang
gizi terhadap pekerja di SPBU.
Kata Kunci : Anemia, Pekerja
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1207
PENDAHULUAN
Di Indonesia, prevalensi anemia bervariasi yaitu 50-70 % pada wanita
hamil, 30-40% pada wanita dewasa, 30 - 40 % pada balita, 25 - 30 % pada anak
sekolah, 20 - 30% pekerja berpenghasilan rendah (Husaini, 1989).(1)
Salah satu faktor penyebab anemia adalah gaya hidup yang kurang sehat,
kurang asupan zat yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin seperti zat
besi, folat, dan vitamin B12. Ada penyebab anemia yang lain yaitu timah hitam.(2)
Timah hitam secara umum dikenal dengan sebutan timbal, biasa digunakan
sebagai campuran bahan bakar bensin. Fungsinya selain meningkatkan daya
pelumasan, juga meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga kinerja kendaraan
bermotor
meningkat. Bahan kimia ini bersama bensin dibakar dalam mesin. Sisanya  70%
keluar bersama emisi gas buang hasil pembakaran. Berdasarkan data tahun
2004, beberapa kota besar misalnya Palembang masih menggunakan bensin
bertimbal dengan kadar 0,199 gr/L. (3,5)
Timbal lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya.
Kadarnya di lingkungan meningkat karena penambangan, peleburan,
pembersihan, dan berbagai penggunaannya dalam industri.(4)
WHO menyatakan tidak ada ambang batas paparan timbal di udara karena
sifatnya logam berat dan toksik. Kadar Pb dalam darah manusia yang tidak
terpapar oleh Pb adalah sekitar 10-25 µg/100 ml. Konsentrasi Pb dalam darah
pada kadar 40-50 µg/100 ml mampu menghambat hemoglobin yang pada
akhirnya merusak hemoglobin darah.(3)
Mukono (1991) meneliti status kesehatan dan kadar Pb Blood (Pb-B)
karyawan SPBU (Stasiun Pompa Bensin Umum) di Jawa Timur dan menemukan
bahwa pemeriksaan darah lengkap pada karyawan SPBU dengan penjualan
bensin kurang dari 8 ribu liter per hari lebih baik dari karyawan SPBU yang
menjual bensin lebih dari 10 ribu liter per hari. Didapatkan pula bahwa rerata
kadar Pb-B karyawan SPBU sebesar 77,59 µg/100 ml.(6)
Suwandi (1995) menemukan bahwa kadar Pb udara di daerah terpapar
pada malam hari adalah 0,0299 mg/ml, yang besarnya sepuluh kali lipat kadar Pb
di daerah tidak terpapar pada malam hari 0,0028 mg/ml. Sedangkan rerata kadar
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1208
Pb Blood (Pb-B) di daerah terpapar adalah 170,44 µg/100 ml, yang besarnya tiga
kali lipat kadar Pb di daerah tidak terpapar 45,43 µg/100 ml. Juga ditemukan
semakin tinggi kadar Pb-B semakin rendah kadar hemoglobin-nya.(6)
Aminah (2006) melakukan penelitian kadar Pb dan Hb dalam darah
karyawan sampling dan non sampling di BBTKL PPM (Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular) Surabaya, dimana
karyawan sampling memiliki rata-rata kadar Pb darah 7,08 g/L dengan rata-rata
kadar Hb darah 14,42 g/dL. Sedangkan semua karyawan non sampling memiliki
kadar Pb darah 0 g/L dengan rata-rata kadar Hb 13,34 g/dL (sebagian besar
karyawan non sampling berjenis kelamin wanita).(7)
Kaltsum (2008) melakukan penelitian kadar Hb pada pekerja SPBU didapat
rata rata kadar Hb 15.68 gr%. Kejadian anemia pada pekerja SPBU sebanyak 31
orang (32.3%)
Dampak yang ditimbulkan oleh timbal adalah dapat meracuni sistem
pembentukkan sel darah merah sehingga menimbulkan gangguan pembentukkan
sel darah merah, mempengaruhi sistem saraf, dan intelegensia pertumbuhan
anak-anak (IQ). Gejala keracunan timbal ini biasanya mual, sakit di perut, dan
anemia. Keracunan timbal kronik secara terus menerus makin meningkat dalam
jaringan yang akan menyebabkan kelumpuhan serta perubahan hematologik serta
leukemia.(3)
Anemia yang merupakan salah satu gejala keracunan timbal terjadi akibat
penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi
pada serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar
ALA (Amino Levulinic Acid) urine. Anemia biasanya terjadi pada orang yang
terpapar timbal dalam jangka waktu lama. Misalnya pada penduduk yang tinggal
di sekitar industri yang menggunakan bahan tersebut dan para pekerja.(6)
Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah para pekerja di Stasiun Pompa
Bensin Umum (SPBU). Para pekerja SPBU tersebut rentan terkena anemia
dikarenakan keadaan lingkungan kerja mereka yang secara langsung
terpapar timbal dari bensin. Selain itu juga ditunjang dari faktor ekonomi yang
rendah serta kurangnya asupan gizi bagi pekerja tersebut.
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1209
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan pada pekerja di
lingkungan yang terpapar timbal diantaranya jenis kelamin, umur, lama kerja, dan
penggunaan alat pelindung diri (APD). (3,7)
Rumusan masalah penelitian ini adalah masih ditemukannya kejadian
Anemia pada pekerja berpenghasilan rendah, salah satunya adalah pekerja
SPBU.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik
pekerja, penggunaan APD, dan lama kerja dengan kejadian anemia pada pekerja
di stasiun pompa bensin umum (SPBU) Palembang tahun 2009.
METODA PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian secara cross sectional ini di lakukan di 18 SPBU yang terpilih menjadi
subyek penelitian. Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rancangan stratified random sampling.
Jumlah Sampel
Besar sampel penelitian yang ditetapkan, dihitung dengan menggunakan rumus
Lemeshow et al. (1997) sebagai berikut :
Z2
1-ά/2 .p (1 – P)
n =
d2
Perhitungan sampel :
(1,96)2
. 0.30 (1 – 0.30)
n = --------------------------------
(0,1)2
n = 81 pekerja dibulatkan menjadi 96 pekerja SPBU
Pengumpulan data
Jenis data yang dikumpulkan dan cara pengumpulan data adalah :
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1210
1. Data primer, meliputi data :
 Data karakteristik responden, lama kerja, penggunaan APD
diperoleh melalui wawancara lansung terhadap responden dengan
menggunakan alat bantu kuesioner dan observasi langsung.
 Data kadar Hb diperoleh melalui pemeriksaan darah untuk
menentukan kadar Hb dengan menggunakan metode
cyanmethemoglobin.
2. Data Skunder, meliputi data :
 Jumlah SPBU dan lokasi SPBU yang diperoleh dari Hiswanamigas
Plaju.
Pengolahan data dan cara analisis Data
Pengolahan Data
 Hasil pengukuran Hb responden dengan metode cyanmethemoglobin
dibandingkan dengan standar rujukan cyanmethemoglobin , kemudian
dibuat menjadi dua katagori yaitu Kadar Hb < rujukan dan kadar Hb ≥
Rujukan.
 Seluruh data akan diolah dengan menggunakan software komputer .
Analisis Data
 Analisa Univariat
Analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan variabel bebas dan
variabel terikat guna mendapatkan gambaran atau karakteristik
responden dengan membuat tabel distribusi frekuensi.
 Analisa Bivariat
Analisa ini dilakukan dengan membuat tabel silang antara masing-
masing variabel bebas terhadap variabel terikat guna memperoleh
gambaran variabel bebas mana yang diduga ada hubungan dengan
kejadian Anemia pada pekerja di SPBU kota palembang. Uji statistik
yang digunakan dalam analisis ini adalah Chi square dan uji t
independent.
HASIL PENELITIAN
Kadar Hemoglobin (Hb) pekerja SPBU
Hasil analis didapat distribusi statistic kadar Hb pekerja SPBU
adalah sebagai berikut
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1211
Tabel. 4.1. Distribusi statistik kadar Hb pekerja SPBU
di Kota Palembang tahun 2009
Variabel Mean
Median SD Min - Maks 95 % CI
Kadar Hb 15.69
15.45
3.31 10.10 – 27.4 15.03 –
16.36
Hasil analisis didapatkan rata rata kadar Hb adalah 15.69 gr % ( 95% CI :
15.03 – 16.36), Median 15.45gr % dengan standar deviasi 3.31 gr % . Kadar
Hb terendah 10.10 gr % dan kadar Hb tertinggi 27.4 gr %. Dari hasil estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini bahwa rata rata kadar Hb
antara 15.03 gr % sampai 16.36 gr %.
Status Hemoglobin (Hb) pekerja SPBU
Hasil analisis didapat distribusi frekuensi kadar Hb pekerja SPBU
adalah sebagai berikut
Tabel. 4.2. Distribusi frekuensi Status Hb pekerja SPBU
di Kota Palembang tahun 2009
Status Hb Jumlah Persentase
Anemia
Normal
Polisitemia
31
41
26
31.6
41.8
26.5
Jumlah 98 100
Distribusi status Hb pekerja SPBU hampir merata, yaitu status anemia
sebanyak 31 orang (31.6 %), status Hb normal 41 orang (41.8 %) dan Status
Hb polisitemia sebanyak 26 orang (26.5 %).
Status Hemoglobin (Hb) pekerja SPBU
Hasil analisis didapat distribusi frekuensi kadar Hb pekerja SPBU adalah
sebagai berikut
Tabel. 4.2. Distribusi frekuensi Status Hb pekerja SPBU
di Kota Palembang tahun 2009
Status Hb Jumlah Persentase
Normal
Tidak Normal
41
57
41.8
58.2
Jumlah 98 100
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1212
Distribusi status Hb pekerja SPBU hampir merata, yaitu status Hb yang normal
sebanyak 41 orang (41.8 %), dan status Hb yang tak normal 57 orang (58.2
%).
Jenis Kelamin pekerja SPBU
Hasil analisis didapat distribusi frekuensi jenis kelamin pekerja SPBU adalah
sebagai berikut
Tabel. 4.2. Distribusi frekuensi Jenis kelamin pekerja SPBU
di Kota Palembang tahun 2009
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki laki
Perempuan
74
24
75.5
24.5
Jumlah 98 100
Distribusi jenis kelamin pekerja SPBU yaitu laki laki sebanyak 74 orang
(75.5%), dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang (24.5 %).
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Hasil analisis didapat distribusi frekuensi penggunaan APD pekerja
SPBU adalah sebagai berikut
Tabel. 4.2. Distribusi frekuensi Penggunaan APD pekerja SPBU
di Kota Palembang tahun 2009
APD Jumlah Persentase
Sesuai
Tidak Sesuai
7
91
7.1
92.9
Jumlah 98 100
Distribusi Penggunaan APD pekerja SPBU yaitu Penggunaan APD yang
sesuai sebanyak 7 orang (7.1%), dan yang menggunakan tidak sesuai
sebanyak 91 orang (92.9 %).
Lama Kerja Pekerja SPBU
Hasil analis didapat distribusi statistic lama kerja pekerja SPBU adalah sebagai
berikut
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1213
Tabel. 4.1. Distribusi statistik Lama kerja pekerja SPBU
di Kota Palembang tahun 2009
Variabel Mean
Median SD Min - Maks 95 % CI
Lama kerja 5.45
3.00
5.93 1 – 30 4.26 – 6.64
Hasil analisis didapatkan rata rata lama kerja adalah 5.45 tahun ( 95% CI :
4.26 – 6.64), Median 3.00 tahun dengan standar deviasi 5.93 tahun . Lama
kerja terendah adalah 1 tahun dan lama kerja tertinggi 30 tahun. Dari hasil
estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini bahwa rata rata lama
kerja antara 4.26 tahun sampai 6.64 tahun.
Lama kerja Pekerja SPBU
Hasil analisis didapat distribusi frekuensi lama kerja pekerja SPBU
adalah sebagai berikut
Tabel. 4.2. Distribusi frekuensi Lama kerja pekerja SPBU
di Kota Palembang tahun 2009
Lama kerja Jumlah Persentase
 3 tahun
> 3 tahun
56
42
57.1
42.9
Jumlah 98 100
Distribusi lama kerja pekerja SPBU yaitu  3 tahun sebanyak 56 orang (57.1
%), dan lama kerja > 3 tahun sebanyak 42 orang ( 42.9 %).
Umur pekerja SPBU
Hasil analis didapat distribusi statistic umur pekerja SPBU adalah sebagai
berikut
Tabel. 4.1. Distribusi statistik Umur pekerja SPBU
di Kota Palembang tahun 2009
Variabel Mean
Median SD Min - Maks 95 % CI
Umur 28.31
27.50
7.30 18 - 54 26.84 –
29.77
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1214
Hasil analisis didapatkan rata rata umur pekerja adalah 28.31 tahun ( 95% CI :
26.84 – 29.77), Median 27.50 tahun dengan standar deviasi 7.30 tahun . Umur
pekerja termuda adalah 18 tahun dan umur pekerja tertua adalah 54 tahun.
Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini bahwa rata
rata umur pekerja antara 26.84 tahun sampai 29.77 tahun.
Hubungan karakteristik pekerja dengan status hemoglobin pekerja SPBU
1. Jenis Kelamin dengan status hemoglobin
Tabel. 4.9.1. Distribusi responden menurut jenis kelamin
dan status hemoglobin pekerja SPBU
Status Hemoglobin
Jenis
kelamin
Normal Tidak
normal
Total OR
95 % CI
P value
n % n % N %
Laki laki
Perempu
an
29
12
39.2
50.0
45
12
60.8
50.0
74
24
100
100
0.6
(0.25 –
1.63
0.351
Jumlah 41 41.8 57 58.2 98 100
Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan status hemoglobin pekerja
SPBU didapat bahwa ada sebanyak 45 pekerja (60.8 %) dari 74 orang pekerja
yang ber jenis kelamin laki laki memiliki status hemoglobin tidak normal.
Sedangkan diantara pekerja yang berjenis kelamin perempuan ada 12 pekerja
(50.0%) yang mempunyai status hemoglobin yang tidak normal. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p = 0.351, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara jenis kelamin dengan status hemoglobin pekerja SPBU di kota
Palembang.
2. Umur dengan status hemoglobin
Tabel.4.9.1. Distribusi rata rata umur responden menurut status hemoglobin
Pekerja SPBU di kota Palembang
Variabel Mean SD SE P value N
Status Hb
- Normal
- Tidak
normal
27.56
28.84
8.24
6.58
1.29
0.87
0.395 41
57
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1215
Rata rata umur pekerja yang mempunyai status Hb normal adalah 27.56 tahun
dengan standar deviasi 8.24 tahun. Sedangkan untuk pekerja yang status Hb nya
tidak normal, rata rata umurnya adalah 28.84 tahun dengan standar deviasi 6.58
tahun.
Hasil uji didapat p = 0.395, berarti pada alpha 5 % terlihat tidak ada perbedaan
yang signifikan rata rata umur pekerja antara pekerja yang status Hb nya normal
dengan pekerja yang status Hbnya tidak normal.
Hubungan Penggunaan APD dengan status Hemoglobin pekerja SPBU
Tabel. 4.10. Distribusi responden menurut Penggunaan APD
dan status hemoglobin pekerja SPBU
Status Hemoglobin
Pengguna
an APD
Normal Tidak
normal
Total OR
95 % CI
P value
n % n % N %
Sesuai
Tidak
sesuai
6
35
85.7
38.5
1
56
14.3
61.5
7
91
100
100
9.60
(1.11-83.1) 0.020
Jumlah 41 41.8 57 58.2 98 100
Hasil analisis hubungan antara penggunaan APD dengan status hemoglobin
pekerja SPBU didapat bahwa ada sebanyak 1 pekerja (14.3 %) dari 7 orang
pekerja yang menggunakan APD sesuai memiliki status hemoglobin tidak normal.
Sedangkan diantara pekerja yang menggunakan APD tidak sesuai ada 56 pekerja
(61.5%) yang mempunyai status hemoglobin yang tidak normal. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p = 0.020, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan
antara penggunaan APD dengan status hemoglobin pekerja SPBU di kota
Palembang.
Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 9.60 (95%CI : 1.11 – 83.1), artinya pekerja
yang menggunakan APD yang tidak sesuai memiliki peluang 9.60 kali mempunyai
status hemoglobin tidak normal dibanding pekerja yang menggunakan APD yang
sesuai.
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1216
Hubungan lama kerja dengan status hemoglobin pekerja SPBU
Tabel.4.9.1. Distribusi rata rata lama kerja responden menurut status hemoglobin
Pekerja SPBU di kota Palembang
Variabel Mean SD SE P value N
Status Hb
- Normal
- Tidak
normal
5.024
5.76
5.42
6.29
0.85
0.83
0.545 41
57
Rata rata lama kerja pekerja yang mempunyai status Hb normal adalah 5.04
tahun dengan standar deviasi 5.42 tahun. Sedangkan untuk pekerja yang status
Hb nya tidak normal, rata rata lama kerjanya adalah 5.76 tahun dengan standar
deviasi 6.29 tahun.
Hasil uji didapat p = 0.545, berarti pada alpha 5 % terlihat tidak ada perbedaan
yang signifikan rata rata lama kerja pekerja antara pekerja yang status Hb nya
normal dengan pekerja yang status Hbnya tidak normal.
PEMBAHASAN
A. Kadar Hemoglobin (Hb) pekerja SPBU
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 98 pekerja di SPBU
Palembang tahun 2009 didapatkan rata-rata kadar hemoglobin pekerja SPBU
adalah 15.69 gr/dL, dengan kadar hemoglobin terendah 10.10 gr/dL dan
tertinggi 27.4 gr/dL.
Hasil kadar hemoglobin yang didapat memiliki kadar yang sangat jauh.
dimana terdapat 2 perbedaan hasil yang rendah dan sangat tinggi. Tingginya
kadar hemoglobin ini dapat disebabkan banyak faktor, yaitu karena kadar
oksigen di dalam udara terlalu rendah dan waktu pengambilan sample. Jika
kadar oksigen di udara rendah, maka jaringan mungkin menerima terlalu
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1217
sedikit oksigen. Waktu pengambilan sampel pada penelitian ini beraneka
ragam. Mulai dari pagi, siang, dan sore hari.
Waktu pengambilan sampel di siang hari juga mempengaruhi tingginya
hasil kadar hemoglobin, dimana pekerja yang diambil sampelnya dalam kondisi
yang tidak begitu baik. Kondisi yang tidak baik disini adalah pekerja di siang
hari tepatnya sekitar pukul 11.00-14.00 melakukan pergantian shift. Pada saat
pergantian shift, mereka belum mengkonsumsi makan siang dan kurangnya
minum, ditambah dengan keadaan lingkungan yang panas. Terlihat pula
kelelahan mereka bekerja dikarenakan aktifitas padat seharian yang banyak
mengeluarkan tenaga sehingga pekerja juga sangat kurang mengkonsumsi air
putih dan terjadi dehidrasi secara mikro di dalam tubuh..
Penyebab lain tingginya kadar hemoglobin juga dapat dilihat pada saat
pemeriksaan di laboratorium. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin penelitian
pada hari pertama umumnya seimbang, tetapi pada hari kedua hasilnya
terdapat ketidakseimbangan. Hal ini bisa dikarenakan standar hemoglobin
yang dibaca berulang-ulang sehingga tutup standar sering terbuka. Jika
standar menguap dapat mempengaruhi hasil kadar hemoglobin menjadi tinggi
dari hasil yang sebenarnya.
B. Status Hemoglobin (HB) pekerja SPBU
Distribusi frekuensi status Hb pada pekerja di SPBU Palembang tahun
2009 diperoleh hasil pekerja yang status Hb nya anemia sebanyak 31 orang
(31,6%).
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1218
Hasil ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian Husaini (1989)
bahwa di Indonesia prevalensi anemia pada pekerja berpenghasilan rendah
sebanyak 20-30% (Nyoman M, 2004)
Anemia yang terjadi pada pekerja SPBU dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor utama diduga dari paparan timbal pada bensin dalam
jangka waktu yang lama. Menurut penelitian di lapangan pada saat
pengambilan sampel, umumnya pekerja yang anemia telah memiliki dampak
dari pekerjaan sebelumnya seperti ada beberapa pekerja SPBU tersebut yang
sebelumnya telah bekerja di SPBU juga. Sedangkan faktor lain dapat berasal
dari rendahnya faktor ekonomi serta kurangnya asupan gizi bagi pekerja
tersebut.
Gangguan kesehatan seperti anemia dapat berpengaruh pada
produktifitas kaum pekerja SPBU dimana daya tahan fisik pekerja terkendala
karena rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Akibatnya para pekerja
tidak dapat bekerja dengan optimal misalnya saja para pekerja sering izin tidak
dapat bekerja dikarenakan sakit. Anemia merupakan penyakit yang bukan
sepele karena jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan syaraf, fungsi
otak, serangan jantung bahkan kematian.
(http://portalcbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx/.)
Selain timbal, di dalam bensin juga ada zat kimia lain yang berbahaya
yaitu benzena. Data menunjukkan adanya insiden terjadinya anemia aplastik
akibat inhalasi benzene di eropa dan Israel sebanyak dua kasus per 1 juta
populasi setiap tahunnya. Di Thailand dan Cina angka kejadiannya sebanyak
lima hingga tujuh orang per 1 juta populasi per tahunnya ( Kasper, Braunwald,
faunci et al, 2004).
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1219
Pemajanan zat kimia terhadap pekerja beserta lingkungan kerjanya
secara terus-menerus akan merupakan beban fisik dan psikologis bagi tenaga
kerja yang akhirnya menyebabkan penyakit akibat kerja. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor Per. 01/Men/1981 mengenai kewajiban melapor penyakit
akibat kerja, mengatur bahwa terdapat 30 jenis penyakit akibat kerja yang
berhubungan dengan bahan kimia termasuk benzena. Salah satu bahaya dari
benzen adalah leukemia, dimana tanda-tanda awal dari leukemia adalah
anemia.(Lu, Frank. 1995).
Selain itu dari hasil analisis didapat adanya kejadian polisitemia
sebanyak 26 orang (26.5%). Polisitemia adalah keadaan dimana terjadi
peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan sel darah merah
yang berlebihan oleh sumsum tulang. Polisitemia terjadi akibat kekurangan
kadar oksigen, dehidrasi dan pada beberapa kasus yang berkaitan dengan
neoplasma. (Brown A B, 1975)
C. Hubungan Karakteristik responden dengan status Hemoglobin pekerja
SPBU
Dari hasil uji didapat bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin
dengan status hemoglobin.
Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya Aminah
(2006) di Surabaya bahwa perempuan lebih rentan terkena anemia yang
disebabkan oleh keracunan timbal daripada laki-laki. Beberapa penelitian
(Husaini dkk) melaporkan dikalangan tenaga kerja wanita 30-40% menderita
anemia, dan hasil studi di Tangerang tahun 1999 menunjukan prevalensi
anemia pada pekerja wanita 69%.(Aminah, 2006 dan Depkes, 1999).
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1220
Menurut teorinya, perempuan lebih berisiko terkena anemia daripada
laki-laki. Disamping dari pengaruh hormon akibat menstruasi dan kehamilan,
banyak perempuan yang melakukan diet tidak sehat seperti minum obat-obat
pelangsing yang mempunyai efek samping yang buruk serta mengurangi
mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin. Aktifitas perempuan juga
lebih banyak dibanding laki-laki karena selain bekerja di luar rumah,
perempuan juga mengurus rumah tangga.(Wahyuni, sri, 2007)
Distribusi jenis kelamin pada pekerja SPBU di kota Palembang didapat
bahwa Jumlah pekerja berjenis kelamin perempuan sangat sedikit yaitu 24
orang (24,5%) dari 98 orang pekerja. Dengan proporsi ini maka hubungan
antara jenis kelamin dengan status hemoglobin tidak terdeteksi karena jenis
kelamin mendekati homogen.
Hasil uji juga di dapat tidak ada hubungan antara umur dengan status
hemoglobin. Hal ini bertolak belakang dengan teori dari buku kasper,
braunwald, fauci et al (2004) yang menyatakan bahwa distribusi umur biasanya
biphasik, yang artinya puncak kejadiannya pada remaja dan puncak kedua
pada orang lanjut usia.
Distribusi umur pada pekerja di SPBU kota palembang, umur rata rata
28.31 tahun. Umur termuda 18 dan umur tertua 54 tahun. Dari distribusi ini,
terlihat bahwa rentang usia sangat jauh berbeda dan jumlah usia tua sangat
sedikit. Sehingga data cukup homogen di usia produktif. Dengan homogennya
umur pekerja ini maka tidak didapat hubungan antara umur dengan status
hemoglobin.
D. Hubungan Lama kerja dengan status hemoglobin pekerja SPBU
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1221
Dari hasil uji didapat bahwa tidak ada hubungan antara lama kerja
dengan status hemoglobin pekerja SPBU.
Hal ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya Aminah (2006) di
Surabaya yang menyatakan bahwa lebih lama seseorang bekerja dalam
lingkungan yang terpapar timbal akan lebih besar kemungkinan keracunan.
Berdasarkan teorinya, semakin lama seseorang bekerja dalam
lingkungan yang terpapar timbal maka semakin besar terkena keracunan
karena dalam jangka waktu yang lama konsentrasi timbal berlebih akan
terakumulasi dalam darah. Namun demikian, tidak hanya lama kerja yang
merupakan faktor penyebab anemia dari keracunan timbal, tetapi masih
banyak faktor lainnya diantaranya status gizi yang buruk, dan kesejahteraan
pekerja SPBU.
(Aminah, 2007 dan http://portalcbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx/.).
Distribusi lama kerja di dapat, rata rata lama kerja 5.45 tahun.
Sedangkan lama kerja terendah adalah 1 tahun dan lama kerja tertinggi adalah
30 tahun. Dari distribusi ini terlihat begitu lebar jarak rentang lama kerja antara
sesama pekerja. Dan sebagian besar pekerja mempunyai lama kerja antara
4.26 tahun sampai 6.64 tahun. Dari data ini, maka dapat disimpulkan bahwa
proses keterpaparan pekerja oleh bahan bahan toksik di dalam bensin
mendekati homogen antara sesama pekerja.
E. Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan status
hemoglobin
Hasil analisis didapat Ada hubungan antara penggunaan APD dengan
status hemoglobin pekerja SPBU di kota Palembang.
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1222
Dari pengamatan di lapangan, didapatkan 91 orang pekerja SPBU
(92.9%) tidak menggunakan alat pelindung diri yang sesuai sedangkan hanya
7 orang (7.1%) yang menggunakan alat pelindung diri yang sesuai. Hasil ini
hampir sama dengan penelitian Aminah (2006) di Surabaya dimana seluruh
karyawan 100% tidak menggunakan alat pelindung diri.
Penyebab utamanya adalah tidak tersedianya alat pelindung diri yang
sesuai di SPBU tersebut diantaranya sepatu, sarung tangan, dan masker.
Walaupun ada beberapa SPBU yang menyediakan fasilitas tersebut, tetapi
para pekerja tidak menggunakannya dengan baik. Tidak diketahui alasannya
secara pasti tetapi hal tersebut juga merupakan kesalahan dari pihak atasan
karena tidak adanya tindakan tegas bagi para pekerja yang tidak
menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.
Alat pelindung diri sangat penting digunakan pada pekerja SPBU.
Lingkungan kerja yang terpapar timbal dari bensin dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan bagi pekerja SPBU tersebut. Pentingnya alat pelindung
diri terutama masker mengingat dimana timbal dapat masuk ke dalam tubuh
85% melalui pernapasan, 14% melalui pencernaan, dan 1% melalui
kulit.(KPBB, 1999)
Keracunan melalui mulut kemudian masuk ke dalam pencernaan akan
menimbulkan tanda-tanda seperti muntah, denyut nadi cepat, hilang
kesadaran, kehilangan kestabilan, dan koma. Keracunan melalui kulit
merupakan iritan kuat yang dapat menimbulkan bercak merah dan terbakar
serta menghilangkan lemak pada lapisan keratin yang menyebabkan kulit
kering serta bersisik. Pada keracunan melalui pernapasan, tanda-tanda
utamanya ialah perasaan mengantuk, pusing, sakit kepala, vertigo, dan
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1223
kehilangan kesadaran. Keracunan ini berpengaruh terhadap sel sel
hemopoetik darah tepi dan sumsum tulang.(Wisaksono, 2004).
KESIMPULAN
1. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan status hemoglobin
pekerja SPBU di kota Palembang tahun 2009
2. Tidak ada hubungan antara lama kerja dengan status hemoglobin pekerja
SPBU di kota Palembang tahun 2009
3. Ada hubungan antara penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan status
hemoglobin pekerja SPBU di kota Palembang tahun 2009.
SARAN
1. Pemilik SPBU diharapkan memberikan fasilitas alat pelindung diri yang
sesuai untuk pekerja SPBU guna mencegah timbulnya gangguan
kesehatan seperti anemia atau penyakit akibat kerja lain nya.
2. Pekerja SPBU diharapkan mengkonsumsi gizi yang seimbang setiap
harinya.
3. Perlu adanya penyuluhan bagi pekerja SPBU oleh petugas kesehatan
mengenai bahaya lingkungan kerja, khususnya dampak timbal dan benzen
bagi kesehatan.
4. Kepada peneliti lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut antara lain:
a. Pemeriksaan penunjang lain seperti pemeriksaan hitung jumlah
eritrosit, retikulosit, dan pemeriksaan sediaan hapus darah.
b. Dilakukan pemeriksaan seperti di atas tetapi dengan objek penelitian
yang berbeda misalnya pada pedagang asongan, anak-anak
jalanan, sopir angkutan umum, dan polisi lalu lintas yang terpapar
timbal dari gas buang kendaraan.
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1224
DAFTAR PUSTAKA
Murtiyasa, Nyoman. 2004. Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Pekerja
Wanita. (http://adln.lib.unair.ac.id/go.php/. Diakses 7 Januari 2008).
Anonim. 2006. Anemia.
(http://portalcbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx/. Diakses 7 Januari
2008).
Komite Penghapusan Bensin Bertimbal. 1999. Analisis Dampak Pemakaian
Bensin Bertimbal dan Kesehatan.
(http://www.kpbb.org/makalah-ind/. Diakses 29 September 2007).
Komite Penghapusan Bensin Bertimbal. 2005. Pengujian Kadar Pb pada
Bensin Premium TT.
(http://www.kpbb.org/makalah_ing/LeadPhaseOutRevised.pdf.
Diakses 7 Januari 2008).
Lu, Frank C. 1995. Toksikologi Dasar. Edisi Kedua. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.
Sudarmaji, J. Mukono, Corie I.P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan
Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.2
No.2.
(http://www.journal.unair.ac.id/login/journal/filer/KESLING-2-2-03.pdf.
Diakses
29 September 2007).
Aminah, Noery. 2006. Perbandingan Kadar Pb, Hb, Fungsi Hati, Fungsi
Ginjal. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.2 No.2.
(http://www.journal.unair.ac.id/login/jurnal/filer/KESLING-2-2-01.pdf.
Diakses 3 Oktober 2007).
Depkes RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1989. Hematologi. Jakarta.
Hadiat, dkk. 2004. Kamus Sains. Balai Pustaka, Jakarta.
De Maeyer, E.M. 1993. Pencegahan Dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi.
Widya Medika, Jakarta.
Sitompul, Johan Intan. 1983. Patohematologi. Penerbit Medipress, Jakarta.
Wahyuni, Sri. 2007. Anemia dan Wanita.
(http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php. Diakses 4 Juli 2008).
Notoatmodjo, Soekidjo. 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
ISBN 978-602-98295-0-1
Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1225
Firdaus, Lutfi. Bensin.
(http://www.chem-is-try.org/?sect=fokus&ext=17. Diakses 7 Januari 2008).
Sartono, Drs. 2002. Racun dan Keracunan. Widya Medika, Jakarta.
Polar, Heryando. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
dr U Syamsudin, dr F D Suyatna. 1978. Keracunan Pb.
(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10KeracunanPb013.pdf/. Diakses 7 Januari
2008).
Komite Penghapusan Bensin Bertimbal. 1999. Kebijakan Energi Bersih melalui
Penghapusan Bensin Bertimbal (Pb).
(http://www.kpbb.org/makalah_ind/Kebijakan%20Energi%20Bersih%20Melalui%2
0Penghapusan%20Bensin%20Bertimbel.pdf. Diakses 7 Januari 2008).
Azwar, A. 1988. Pengantar Epidemiologi Edisi Pertama. PT.Bina Rupa
Aksara, Jakarta.
Imamkhasani, Soemarto. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia.
Penerbit PT.Gramedia, Jakarta.
Martin, David W.JR dkk. 1992. Biokimia Harper Edisi 20. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Kresno, Siti Boedina. 1988. Pengantar Hematologi dan Imunohematologi.1988.
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Wisaksono, Satmoko. 2004. Resiko Pemajanan Benzen terhadap Pekerja dan
Cara Pemantauan Biologis. Jakarta.
Gandasoebrata, R. 2004. Penuntun Laboratorium Klnik. Dian Rakyat, Jakarta.
Tjokronegoro, Arjatmo dkk. 1992. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi
Sederhana. Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo. 1993. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kesehatan.
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Widman K.F. 1995. Tinjauan klinis atas hasil Pemeriksaan Laboratorium. Ed 9
UI.Jakarta
Brown Barbara. 1975. Principles and Procedure. Lea & Febiger. Philadelphia

More Related Content

Similar to HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA, PENGGUNAAN APD DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA PEKERJA DI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) PALEMBANG TAHUN 2009

naskah publikasi
naskah publikasinaskah publikasi
naskah publikasi
bahurekso2
 
PUD
PUDPUD
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
Fadila Mutmainnah
 
Jurnal Apikes Widya Dharma
Jurnal Apikes Widya DharmaJurnal Apikes Widya Dharma
Jurnal Apikes Widya Dharma
Mgs M Ilyas
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
Mgs M Ilyas
 
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
Fadila Mutmainnah
 
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.pptPRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
BangJogan
 
Intern Tertum
Intern TertumIntern Tertum
Intern Tertum
rindaaulutamii
 
pengaruh obat anti tuberkulosis kombinasi dosis tetap terhadap kadar asam urat
pengaruh obat anti tuberkulosis kombinasi dosis tetap terhadap kadar asam uratpengaruh obat anti tuberkulosis kombinasi dosis tetap terhadap kadar asam urat
pengaruh obat anti tuberkulosis kombinasi dosis tetap terhadap kadar asam urat
Mahira Bayu Adifta
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
UIN Alauddin Makassar
 
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoliEdukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
NurMahdiyahMerly
 
Penilaian standar rumah sakit (12)
Penilaian standar rumah sakit (12)Penilaian standar rumah sakit (12)
Penilaian standar rumah sakit (12)
Operator Warnet Vast Raha
 
Blood preessor
Blood preessorBlood preessor
Blood preessor
Luthfi T
 
DETEKSI DINI PPOK 30 AGUS 2022.pptx
DETEKSI DINI PPOK 30 AGUS 2022.pptxDETEKSI DINI PPOK 30 AGUS 2022.pptx
DETEKSI DINI PPOK 30 AGUS 2022.pptx
ssuserc50913
 
HUBUNGAN ANEMIA DENGAN CHOLINESTERASE DI WILAYAH NGABLAK
HUBUNGAN ANEMIA DENGAN CHOLINESTERASE DI WILAYAH NGABLAKHUBUNGAN ANEMIA DENGAN CHOLINESTERASE DI WILAYAH NGABLAK
HUBUNGAN ANEMIA DENGAN CHOLINESTERASE DI WILAYAH NGABLAK
RITA424760
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...Sii AQyuu
 
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Ditjen P2P Kemenkes
 
1030 2167-1-sm
1030 2167-1-sm1030 2167-1-sm
1030 2167-1-sm
ria amya
 
Usulan program kreativitas mahasiswa
Usulan program kreativitas mahasiswaUsulan program kreativitas mahasiswa
Usulan program kreativitas mahasiswa
yogisaka1
 
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANTUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
Diah Octarinie
 

Similar to HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA, PENGGUNAAN APD DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA PEKERJA DI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) PALEMBANG TAHUN 2009 (20)

naskah publikasi
naskah publikasinaskah publikasi
naskah publikasi
 
PUD
PUDPUD
PUD
 
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
 
Jurnal Apikes Widya Dharma
Jurnal Apikes Widya DharmaJurnal Apikes Widya Dharma
Jurnal Apikes Widya Dharma
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
JURNAL APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG Vol 2, no.1 sept 2015
 
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.pptPRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
 
Intern Tertum
Intern TertumIntern Tertum
Intern Tertum
 
pengaruh obat anti tuberkulosis kombinasi dosis tetap terhadap kadar asam urat
pengaruh obat anti tuberkulosis kombinasi dosis tetap terhadap kadar asam uratpengaruh obat anti tuberkulosis kombinasi dosis tetap terhadap kadar asam urat
pengaruh obat anti tuberkulosis kombinasi dosis tetap terhadap kadar asam urat
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
 
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoliEdukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
 
Penilaian standar rumah sakit (12)
Penilaian standar rumah sakit (12)Penilaian standar rumah sakit (12)
Penilaian standar rumah sakit (12)
 
Blood preessor
Blood preessorBlood preessor
Blood preessor
 
DETEKSI DINI PPOK 30 AGUS 2022.pptx
DETEKSI DINI PPOK 30 AGUS 2022.pptxDETEKSI DINI PPOK 30 AGUS 2022.pptx
DETEKSI DINI PPOK 30 AGUS 2022.pptx
 
HUBUNGAN ANEMIA DENGAN CHOLINESTERASE DI WILAYAH NGABLAK
HUBUNGAN ANEMIA DENGAN CHOLINESTERASE DI WILAYAH NGABLAKHUBUNGAN ANEMIA DENGAN CHOLINESTERASE DI WILAYAH NGABLAK
HUBUNGAN ANEMIA DENGAN CHOLINESTERASE DI WILAYAH NGABLAK
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
 
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
 
1030 2167-1-sm
1030 2167-1-sm1030 2167-1-sm
1030 2167-1-sm
 
Usulan program kreativitas mahasiswa
Usulan program kreativitas mahasiswaUsulan program kreativitas mahasiswa
Usulan program kreativitas mahasiswa
 
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANTUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
 

Recently uploaded

PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 

Recently uploaded (17)

PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA, PENGGUNAAN APD DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA PEKERJA DI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) PALEMBANG TAHUN 2009

  • 1. “Hasil – Hasil Riset Untuk Meningkatkan KesejahteraanMasyarakat” SEMINARNASIONAL HASIL-HASIL PENELITIAN DAN PENGKAJIAN Palembang, 13-14 Desember 2010 PROSIDING BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSISUMATERASELATAN BEKERJASAMADENGAN DEWAN RISET DAERAH SUMSEL DAN ASOSIASI PENELITISUMSEL DRD SUMSEL Editor: Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda,M.Si. Ir. Ernila Rizar, MM OomKomalasari,S.Si. Ir. M. Solichin,M.P. Hamzah Hasyim,S.K.M.,M.K.M Dr. Ir. M. Yamin Hasan,M.P. Prof. Dr. JoniEmirzon,S.H, M.Hum BudiRaharjo,STP,M.Si
  • 2. ii Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengkajian Palembang, 13-14 Desember 2010 Hak Cipta © 2010 pada Penerbit Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Penerbit: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Jl. Demang Lebar Daun No.4864 Palembang 30137. Telp/fax. 0711374456, 0711350077 Prosiding Seminar Nasional - Hasil-Hasil Penelitian dan Pengkajian - Palembang, 13-14 Desember 2010 - Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan. c + 1791 hlm: 21 x 29,7 cm
  • 3. iii KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya Prosiding ini dapat diterbitkan. Prosiding ini merupakan hasil Simposium dan Seminar Nasional yang dilaksanakan di Hotel Jayakarta Daira pada tanggal 13 – 14 Desember 2010. Materi Seminar dikelompokkan ke dalam empat topik : pangan “Peran Teknologi untuk Meningkatkan Ketahanan dan Keamanan Pangan“ (2) ekonomi dan kemiskinan ”Grand Design Pengentasan Kemiskinan di Indonesia” (3) kesehatan dan obat-obatan ”Jaminan Kesehatan dalam Rangka SJSN” (4) otonomi daerah” Otonomi Daerah dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat ”. Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada pemakalah-pemakalah yang telah menyempatkan waktunya untuk menulis dan menghadiri Simposium. Kepada pihak Dewan Riset Daerah Provinsi Sumatera Selatan dan Asosiasi Peneliti Provinsi Sumatera Selatan, serta semua pihak yang telah berperan aktif dalam kepanitian untuk melaksanakan simposium ini, kami mengucapkan terima kasih dan pengharagaan yang setinggi-tingginya. Semoga apa yang kita kerjakan dan hasilkan ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Palembang, 13 Desember 2010 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Kepala, Dr. Ekowati Retnaningsih, SKM, M.Kes NIP 196303121989032007
  • 4. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1206 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA, PENGGUNAAN APD DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA PEKERJA DI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) PALEMBANG TAHUN 2009 Nurhayati Ramli 1) , Diah Navianti 1) , M.Ihsan Tarmizi 1) , Ummi kaltsum 2) 1) Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes kementrian kesehatan Palembang 2) . Staf Laboratorium klinik Prodia Palembang ABSTRAK Timah hitam atau lebih dikenal dengan sebutan timbal biasa digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin yang dijual hampir di setiap Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU) di Palembang. Sebagian besar kendaraan bermotor di Palembang masih menggunakan bensin bertimbal. Bensin bertimbal ini merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kejadian anemia khususnya bagi pekerja SPBU yang telah bekerja dalam jangka waktu yang lama. Anemia yang merupakan salah satu gejala keracunan timbal terjadi akibat penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi pada serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid) urine. Anemia biasanya terjadi pada orang yang terpapar timbal dalam jangka waktu lama. Misalnya pada penduduk yang tinggal di sekitar industri yang menggunakan bahan tersebut dan para pekerja. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu untuk mengetahui hubungan karakteristik pekerja, penggunaan APD dan lama kerja dengan kejadian anemia pada pekerja di Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU) Palembang tahun 2009. Teknik pengambilan 96 sampel ini dilakukan secara cluster random sampling. Kemudian sampel tersebut diperiksa kadar hemoglobinnya di laboratorium klinik dengan menggunakan alat spektrofotometer. Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi Square dan uji T independent dengan bantuan perangkat lunak software computer. Hasil didapat kadar Hb rata rata adalah 15.69 gr % dengan kadar Hb terendah 10.10 gr% dan kadar Hb tertinggi 27.40 gr%. Status Hb anemia 31 orang (31.6%), status Hb normal 41 orang (41.8%) dan status Hb polisitemia adalah sebanyak 26 orang (26.5 %). Hasil uji lebih lanjut didapat tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan status hemoglobin (p = 0.351), Tidak ada hubungan antara lama kerja dengan status hemoglobin ( p = 0.545). Dan Ada hubungan antara penggunaan APD dengan status hemoglobin pekerja SPBU ( p = 0.020 ). Disarankan adanya upaya managemen pencegahan timbulnya penyakit akibat kerja pada pekerja SPBU dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuia, adanya penyuluhan mengenai bahaya lingkungan kerja dan penyuluhan tentang gizi terhadap pekerja di SPBU. Kata Kunci : Anemia, Pekerja
  • 5. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1207 PENDAHULUAN Di Indonesia, prevalensi anemia bervariasi yaitu 50-70 % pada wanita hamil, 30-40% pada wanita dewasa, 30 - 40 % pada balita, 25 - 30 % pada anak sekolah, 20 - 30% pekerja berpenghasilan rendah (Husaini, 1989).(1) Salah satu faktor penyebab anemia adalah gaya hidup yang kurang sehat, kurang asupan zat yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin seperti zat besi, folat, dan vitamin B12. Ada penyebab anemia yang lain yaitu timah hitam.(2) Timah hitam secara umum dikenal dengan sebutan timbal, biasa digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin. Fungsinya selain meningkatkan daya pelumasan, juga meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga kinerja kendaraan bermotor meningkat. Bahan kimia ini bersama bensin dibakar dalam mesin. Sisanya  70% keluar bersama emisi gas buang hasil pembakaran. Berdasarkan data tahun 2004, beberapa kota besar misalnya Palembang masih menggunakan bensin bertimbal dengan kadar 0,199 gr/L. (3,5) Timbal lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya. Kadarnya di lingkungan meningkat karena penambangan, peleburan, pembersihan, dan berbagai penggunaannya dalam industri.(4) WHO menyatakan tidak ada ambang batas paparan timbal di udara karena sifatnya logam berat dan toksik. Kadar Pb dalam darah manusia yang tidak terpapar oleh Pb adalah sekitar 10-25 µg/100 ml. Konsentrasi Pb dalam darah pada kadar 40-50 µg/100 ml mampu menghambat hemoglobin yang pada akhirnya merusak hemoglobin darah.(3) Mukono (1991) meneliti status kesehatan dan kadar Pb Blood (Pb-B) karyawan SPBU (Stasiun Pompa Bensin Umum) di Jawa Timur dan menemukan bahwa pemeriksaan darah lengkap pada karyawan SPBU dengan penjualan bensin kurang dari 8 ribu liter per hari lebih baik dari karyawan SPBU yang menjual bensin lebih dari 10 ribu liter per hari. Didapatkan pula bahwa rerata kadar Pb-B karyawan SPBU sebesar 77,59 µg/100 ml.(6) Suwandi (1995) menemukan bahwa kadar Pb udara di daerah terpapar pada malam hari adalah 0,0299 mg/ml, yang besarnya sepuluh kali lipat kadar Pb di daerah tidak terpapar pada malam hari 0,0028 mg/ml. Sedangkan rerata kadar
  • 6. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1208 Pb Blood (Pb-B) di daerah terpapar adalah 170,44 µg/100 ml, yang besarnya tiga kali lipat kadar Pb di daerah tidak terpapar 45,43 µg/100 ml. Juga ditemukan semakin tinggi kadar Pb-B semakin rendah kadar hemoglobin-nya.(6) Aminah (2006) melakukan penelitian kadar Pb dan Hb dalam darah karyawan sampling dan non sampling di BBTKL PPM (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular) Surabaya, dimana karyawan sampling memiliki rata-rata kadar Pb darah 7,08 g/L dengan rata-rata kadar Hb darah 14,42 g/dL. Sedangkan semua karyawan non sampling memiliki kadar Pb darah 0 g/L dengan rata-rata kadar Hb 13,34 g/dL (sebagian besar karyawan non sampling berjenis kelamin wanita).(7) Kaltsum (2008) melakukan penelitian kadar Hb pada pekerja SPBU didapat rata rata kadar Hb 15.68 gr%. Kejadian anemia pada pekerja SPBU sebanyak 31 orang (32.3%) Dampak yang ditimbulkan oleh timbal adalah dapat meracuni sistem pembentukkan sel darah merah sehingga menimbulkan gangguan pembentukkan sel darah merah, mempengaruhi sistem saraf, dan intelegensia pertumbuhan anak-anak (IQ). Gejala keracunan timbal ini biasanya mual, sakit di perut, dan anemia. Keracunan timbal kronik secara terus menerus makin meningkat dalam jaringan yang akan menyebabkan kelumpuhan serta perubahan hematologik serta leukemia.(3) Anemia yang merupakan salah satu gejala keracunan timbal terjadi akibat penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi pada serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid) urine. Anemia biasanya terjadi pada orang yang terpapar timbal dalam jangka waktu lama. Misalnya pada penduduk yang tinggal di sekitar industri yang menggunakan bahan tersebut dan para pekerja.(6) Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah para pekerja di Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU). Para pekerja SPBU tersebut rentan terkena anemia dikarenakan keadaan lingkungan kerja mereka yang secara langsung terpapar timbal dari bensin. Selain itu juga ditunjang dari faktor ekonomi yang rendah serta kurangnya asupan gizi bagi pekerja tersebut.
  • 7. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1209 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan pada pekerja di lingkungan yang terpapar timbal diantaranya jenis kelamin, umur, lama kerja, dan penggunaan alat pelindung diri (APD). (3,7) Rumusan masalah penelitian ini adalah masih ditemukannya kejadian Anemia pada pekerja berpenghasilan rendah, salah satunya adalah pekerja SPBU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik pekerja, penggunaan APD, dan lama kerja dengan kejadian anemia pada pekerja di stasiun pompa bensin umum (SPBU) Palembang tahun 2009. METODA PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian secara cross sectional ini di lakukan di 18 SPBU yang terpilih menjadi subyek penelitian. Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan stratified random sampling. Jumlah Sampel Besar sampel penelitian yang ditetapkan, dihitung dengan menggunakan rumus Lemeshow et al. (1997) sebagai berikut : Z2 1-ά/2 .p (1 – P) n = d2 Perhitungan sampel : (1,96)2 . 0.30 (1 – 0.30) n = -------------------------------- (0,1)2 n = 81 pekerja dibulatkan menjadi 96 pekerja SPBU Pengumpulan data Jenis data yang dikumpulkan dan cara pengumpulan data adalah :
  • 8. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1210 1. Data primer, meliputi data :  Data karakteristik responden, lama kerja, penggunaan APD diperoleh melalui wawancara lansung terhadap responden dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan observasi langsung.  Data kadar Hb diperoleh melalui pemeriksaan darah untuk menentukan kadar Hb dengan menggunakan metode cyanmethemoglobin. 2. Data Skunder, meliputi data :  Jumlah SPBU dan lokasi SPBU yang diperoleh dari Hiswanamigas Plaju. Pengolahan data dan cara analisis Data Pengolahan Data  Hasil pengukuran Hb responden dengan metode cyanmethemoglobin dibandingkan dengan standar rujukan cyanmethemoglobin , kemudian dibuat menjadi dua katagori yaitu Kadar Hb < rujukan dan kadar Hb ≥ Rujukan.  Seluruh data akan diolah dengan menggunakan software komputer . Analisis Data  Analisa Univariat Analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan variabel bebas dan variabel terikat guna mendapatkan gambaran atau karakteristik responden dengan membuat tabel distribusi frekuensi.  Analisa Bivariat Analisa ini dilakukan dengan membuat tabel silang antara masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat guna memperoleh gambaran variabel bebas mana yang diduga ada hubungan dengan kejadian Anemia pada pekerja di SPBU kota palembang. Uji statistik yang digunakan dalam analisis ini adalah Chi square dan uji t independent. HASIL PENELITIAN Kadar Hemoglobin (Hb) pekerja SPBU Hasil analis didapat distribusi statistic kadar Hb pekerja SPBU adalah sebagai berikut
  • 9. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1211 Tabel. 4.1. Distribusi statistik kadar Hb pekerja SPBU di Kota Palembang tahun 2009 Variabel Mean Median SD Min - Maks 95 % CI Kadar Hb 15.69 15.45 3.31 10.10 – 27.4 15.03 – 16.36 Hasil analisis didapatkan rata rata kadar Hb adalah 15.69 gr % ( 95% CI : 15.03 – 16.36), Median 15.45gr % dengan standar deviasi 3.31 gr % . Kadar Hb terendah 10.10 gr % dan kadar Hb tertinggi 27.4 gr %. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini bahwa rata rata kadar Hb antara 15.03 gr % sampai 16.36 gr %. Status Hemoglobin (Hb) pekerja SPBU Hasil analisis didapat distribusi frekuensi kadar Hb pekerja SPBU adalah sebagai berikut Tabel. 4.2. Distribusi frekuensi Status Hb pekerja SPBU di Kota Palembang tahun 2009 Status Hb Jumlah Persentase Anemia Normal Polisitemia 31 41 26 31.6 41.8 26.5 Jumlah 98 100 Distribusi status Hb pekerja SPBU hampir merata, yaitu status anemia sebanyak 31 orang (31.6 %), status Hb normal 41 orang (41.8 %) dan Status Hb polisitemia sebanyak 26 orang (26.5 %). Status Hemoglobin (Hb) pekerja SPBU Hasil analisis didapat distribusi frekuensi kadar Hb pekerja SPBU adalah sebagai berikut Tabel. 4.2. Distribusi frekuensi Status Hb pekerja SPBU di Kota Palembang tahun 2009 Status Hb Jumlah Persentase Normal Tidak Normal 41 57 41.8 58.2 Jumlah 98 100
  • 10. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1212 Distribusi status Hb pekerja SPBU hampir merata, yaitu status Hb yang normal sebanyak 41 orang (41.8 %), dan status Hb yang tak normal 57 orang (58.2 %). Jenis Kelamin pekerja SPBU Hasil analisis didapat distribusi frekuensi jenis kelamin pekerja SPBU adalah sebagai berikut Tabel. 4.2. Distribusi frekuensi Jenis kelamin pekerja SPBU di Kota Palembang tahun 2009 Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki laki Perempuan 74 24 75.5 24.5 Jumlah 98 100 Distribusi jenis kelamin pekerja SPBU yaitu laki laki sebanyak 74 orang (75.5%), dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang (24.5 %). Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Hasil analisis didapat distribusi frekuensi penggunaan APD pekerja SPBU adalah sebagai berikut Tabel. 4.2. Distribusi frekuensi Penggunaan APD pekerja SPBU di Kota Palembang tahun 2009 APD Jumlah Persentase Sesuai Tidak Sesuai 7 91 7.1 92.9 Jumlah 98 100 Distribusi Penggunaan APD pekerja SPBU yaitu Penggunaan APD yang sesuai sebanyak 7 orang (7.1%), dan yang menggunakan tidak sesuai sebanyak 91 orang (92.9 %). Lama Kerja Pekerja SPBU Hasil analis didapat distribusi statistic lama kerja pekerja SPBU adalah sebagai berikut
  • 11. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1213 Tabel. 4.1. Distribusi statistik Lama kerja pekerja SPBU di Kota Palembang tahun 2009 Variabel Mean Median SD Min - Maks 95 % CI Lama kerja 5.45 3.00 5.93 1 – 30 4.26 – 6.64 Hasil analisis didapatkan rata rata lama kerja adalah 5.45 tahun ( 95% CI : 4.26 – 6.64), Median 3.00 tahun dengan standar deviasi 5.93 tahun . Lama kerja terendah adalah 1 tahun dan lama kerja tertinggi 30 tahun. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini bahwa rata rata lama kerja antara 4.26 tahun sampai 6.64 tahun. Lama kerja Pekerja SPBU Hasil analisis didapat distribusi frekuensi lama kerja pekerja SPBU adalah sebagai berikut Tabel. 4.2. Distribusi frekuensi Lama kerja pekerja SPBU di Kota Palembang tahun 2009 Lama kerja Jumlah Persentase  3 tahun > 3 tahun 56 42 57.1 42.9 Jumlah 98 100 Distribusi lama kerja pekerja SPBU yaitu  3 tahun sebanyak 56 orang (57.1 %), dan lama kerja > 3 tahun sebanyak 42 orang ( 42.9 %). Umur pekerja SPBU Hasil analis didapat distribusi statistic umur pekerja SPBU adalah sebagai berikut Tabel. 4.1. Distribusi statistik Umur pekerja SPBU di Kota Palembang tahun 2009 Variabel Mean Median SD Min - Maks 95 % CI Umur 28.31 27.50 7.30 18 - 54 26.84 – 29.77
  • 12. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1214 Hasil analisis didapatkan rata rata umur pekerja adalah 28.31 tahun ( 95% CI : 26.84 – 29.77), Median 27.50 tahun dengan standar deviasi 7.30 tahun . Umur pekerja termuda adalah 18 tahun dan umur pekerja tertua adalah 54 tahun. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini bahwa rata rata umur pekerja antara 26.84 tahun sampai 29.77 tahun. Hubungan karakteristik pekerja dengan status hemoglobin pekerja SPBU 1. Jenis Kelamin dengan status hemoglobin Tabel. 4.9.1. Distribusi responden menurut jenis kelamin dan status hemoglobin pekerja SPBU Status Hemoglobin Jenis kelamin Normal Tidak normal Total OR 95 % CI P value n % n % N % Laki laki Perempu an 29 12 39.2 50.0 45 12 60.8 50.0 74 24 100 100 0.6 (0.25 – 1.63 0.351 Jumlah 41 41.8 57 58.2 98 100 Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan status hemoglobin pekerja SPBU didapat bahwa ada sebanyak 45 pekerja (60.8 %) dari 74 orang pekerja yang ber jenis kelamin laki laki memiliki status hemoglobin tidak normal. Sedangkan diantara pekerja yang berjenis kelamin perempuan ada 12 pekerja (50.0%) yang mempunyai status hemoglobin yang tidak normal. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.351, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan status hemoglobin pekerja SPBU di kota Palembang. 2. Umur dengan status hemoglobin Tabel.4.9.1. Distribusi rata rata umur responden menurut status hemoglobin Pekerja SPBU di kota Palembang Variabel Mean SD SE P value N Status Hb - Normal - Tidak normal 27.56 28.84 8.24 6.58 1.29 0.87 0.395 41 57
  • 13. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1215 Rata rata umur pekerja yang mempunyai status Hb normal adalah 27.56 tahun dengan standar deviasi 8.24 tahun. Sedangkan untuk pekerja yang status Hb nya tidak normal, rata rata umurnya adalah 28.84 tahun dengan standar deviasi 6.58 tahun. Hasil uji didapat p = 0.395, berarti pada alpha 5 % terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan rata rata umur pekerja antara pekerja yang status Hb nya normal dengan pekerja yang status Hbnya tidak normal. Hubungan Penggunaan APD dengan status Hemoglobin pekerja SPBU Tabel. 4.10. Distribusi responden menurut Penggunaan APD dan status hemoglobin pekerja SPBU Status Hemoglobin Pengguna an APD Normal Tidak normal Total OR 95 % CI P value n % n % N % Sesuai Tidak sesuai 6 35 85.7 38.5 1 56 14.3 61.5 7 91 100 100 9.60 (1.11-83.1) 0.020 Jumlah 41 41.8 57 58.2 98 100 Hasil analisis hubungan antara penggunaan APD dengan status hemoglobin pekerja SPBU didapat bahwa ada sebanyak 1 pekerja (14.3 %) dari 7 orang pekerja yang menggunakan APD sesuai memiliki status hemoglobin tidak normal. Sedangkan diantara pekerja yang menggunakan APD tidak sesuai ada 56 pekerja (61.5%) yang mempunyai status hemoglobin yang tidak normal. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.020, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara penggunaan APD dengan status hemoglobin pekerja SPBU di kota Palembang. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 9.60 (95%CI : 1.11 – 83.1), artinya pekerja yang menggunakan APD yang tidak sesuai memiliki peluang 9.60 kali mempunyai status hemoglobin tidak normal dibanding pekerja yang menggunakan APD yang sesuai.
  • 14. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1216 Hubungan lama kerja dengan status hemoglobin pekerja SPBU Tabel.4.9.1. Distribusi rata rata lama kerja responden menurut status hemoglobin Pekerja SPBU di kota Palembang Variabel Mean SD SE P value N Status Hb - Normal - Tidak normal 5.024 5.76 5.42 6.29 0.85 0.83 0.545 41 57 Rata rata lama kerja pekerja yang mempunyai status Hb normal adalah 5.04 tahun dengan standar deviasi 5.42 tahun. Sedangkan untuk pekerja yang status Hb nya tidak normal, rata rata lama kerjanya adalah 5.76 tahun dengan standar deviasi 6.29 tahun. Hasil uji didapat p = 0.545, berarti pada alpha 5 % terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan rata rata lama kerja pekerja antara pekerja yang status Hb nya normal dengan pekerja yang status Hbnya tidak normal. PEMBAHASAN A. Kadar Hemoglobin (Hb) pekerja SPBU Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 98 pekerja di SPBU Palembang tahun 2009 didapatkan rata-rata kadar hemoglobin pekerja SPBU adalah 15.69 gr/dL, dengan kadar hemoglobin terendah 10.10 gr/dL dan tertinggi 27.4 gr/dL. Hasil kadar hemoglobin yang didapat memiliki kadar yang sangat jauh. dimana terdapat 2 perbedaan hasil yang rendah dan sangat tinggi. Tingginya kadar hemoglobin ini dapat disebabkan banyak faktor, yaitu karena kadar oksigen di dalam udara terlalu rendah dan waktu pengambilan sample. Jika kadar oksigen di udara rendah, maka jaringan mungkin menerima terlalu
  • 15. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1217 sedikit oksigen. Waktu pengambilan sampel pada penelitian ini beraneka ragam. Mulai dari pagi, siang, dan sore hari. Waktu pengambilan sampel di siang hari juga mempengaruhi tingginya hasil kadar hemoglobin, dimana pekerja yang diambil sampelnya dalam kondisi yang tidak begitu baik. Kondisi yang tidak baik disini adalah pekerja di siang hari tepatnya sekitar pukul 11.00-14.00 melakukan pergantian shift. Pada saat pergantian shift, mereka belum mengkonsumsi makan siang dan kurangnya minum, ditambah dengan keadaan lingkungan yang panas. Terlihat pula kelelahan mereka bekerja dikarenakan aktifitas padat seharian yang banyak mengeluarkan tenaga sehingga pekerja juga sangat kurang mengkonsumsi air putih dan terjadi dehidrasi secara mikro di dalam tubuh.. Penyebab lain tingginya kadar hemoglobin juga dapat dilihat pada saat pemeriksaan di laboratorium. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin penelitian pada hari pertama umumnya seimbang, tetapi pada hari kedua hasilnya terdapat ketidakseimbangan. Hal ini bisa dikarenakan standar hemoglobin yang dibaca berulang-ulang sehingga tutup standar sering terbuka. Jika standar menguap dapat mempengaruhi hasil kadar hemoglobin menjadi tinggi dari hasil yang sebenarnya. B. Status Hemoglobin (HB) pekerja SPBU Distribusi frekuensi status Hb pada pekerja di SPBU Palembang tahun 2009 diperoleh hasil pekerja yang status Hb nya anemia sebanyak 31 orang (31,6%).
  • 16. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1218 Hasil ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian Husaini (1989) bahwa di Indonesia prevalensi anemia pada pekerja berpenghasilan rendah sebanyak 20-30% (Nyoman M, 2004) Anemia yang terjadi pada pekerja SPBU dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama diduga dari paparan timbal pada bensin dalam jangka waktu yang lama. Menurut penelitian di lapangan pada saat pengambilan sampel, umumnya pekerja yang anemia telah memiliki dampak dari pekerjaan sebelumnya seperti ada beberapa pekerja SPBU tersebut yang sebelumnya telah bekerja di SPBU juga. Sedangkan faktor lain dapat berasal dari rendahnya faktor ekonomi serta kurangnya asupan gizi bagi pekerja tersebut. Gangguan kesehatan seperti anemia dapat berpengaruh pada produktifitas kaum pekerja SPBU dimana daya tahan fisik pekerja terkendala karena rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Akibatnya para pekerja tidak dapat bekerja dengan optimal misalnya saja para pekerja sering izin tidak dapat bekerja dikarenakan sakit. Anemia merupakan penyakit yang bukan sepele karena jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan syaraf, fungsi otak, serangan jantung bahkan kematian. (http://portalcbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx/.) Selain timbal, di dalam bensin juga ada zat kimia lain yang berbahaya yaitu benzena. Data menunjukkan adanya insiden terjadinya anemia aplastik akibat inhalasi benzene di eropa dan Israel sebanyak dua kasus per 1 juta populasi setiap tahunnya. Di Thailand dan Cina angka kejadiannya sebanyak lima hingga tujuh orang per 1 juta populasi per tahunnya ( Kasper, Braunwald, faunci et al, 2004).
  • 17. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1219 Pemajanan zat kimia terhadap pekerja beserta lingkungan kerjanya secara terus-menerus akan merupakan beban fisik dan psikologis bagi tenaga kerja yang akhirnya menyebabkan penyakit akibat kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 01/Men/1981 mengenai kewajiban melapor penyakit akibat kerja, mengatur bahwa terdapat 30 jenis penyakit akibat kerja yang berhubungan dengan bahan kimia termasuk benzena. Salah satu bahaya dari benzen adalah leukemia, dimana tanda-tanda awal dari leukemia adalah anemia.(Lu, Frank. 1995). Selain itu dari hasil analisis didapat adanya kejadian polisitemia sebanyak 26 orang (26.5%). Polisitemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang. Polisitemia terjadi akibat kekurangan kadar oksigen, dehidrasi dan pada beberapa kasus yang berkaitan dengan neoplasma. (Brown A B, 1975) C. Hubungan Karakteristik responden dengan status Hemoglobin pekerja SPBU Dari hasil uji didapat bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan status hemoglobin. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya Aminah (2006) di Surabaya bahwa perempuan lebih rentan terkena anemia yang disebabkan oleh keracunan timbal daripada laki-laki. Beberapa penelitian (Husaini dkk) melaporkan dikalangan tenaga kerja wanita 30-40% menderita anemia, dan hasil studi di Tangerang tahun 1999 menunjukan prevalensi anemia pada pekerja wanita 69%.(Aminah, 2006 dan Depkes, 1999).
  • 18. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1220 Menurut teorinya, perempuan lebih berisiko terkena anemia daripada laki-laki. Disamping dari pengaruh hormon akibat menstruasi dan kehamilan, banyak perempuan yang melakukan diet tidak sehat seperti minum obat-obat pelangsing yang mempunyai efek samping yang buruk serta mengurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin. Aktifitas perempuan juga lebih banyak dibanding laki-laki karena selain bekerja di luar rumah, perempuan juga mengurus rumah tangga.(Wahyuni, sri, 2007) Distribusi jenis kelamin pada pekerja SPBU di kota Palembang didapat bahwa Jumlah pekerja berjenis kelamin perempuan sangat sedikit yaitu 24 orang (24,5%) dari 98 orang pekerja. Dengan proporsi ini maka hubungan antara jenis kelamin dengan status hemoglobin tidak terdeteksi karena jenis kelamin mendekati homogen. Hasil uji juga di dapat tidak ada hubungan antara umur dengan status hemoglobin. Hal ini bertolak belakang dengan teori dari buku kasper, braunwald, fauci et al (2004) yang menyatakan bahwa distribusi umur biasanya biphasik, yang artinya puncak kejadiannya pada remaja dan puncak kedua pada orang lanjut usia. Distribusi umur pada pekerja di SPBU kota palembang, umur rata rata 28.31 tahun. Umur termuda 18 dan umur tertua 54 tahun. Dari distribusi ini, terlihat bahwa rentang usia sangat jauh berbeda dan jumlah usia tua sangat sedikit. Sehingga data cukup homogen di usia produktif. Dengan homogennya umur pekerja ini maka tidak didapat hubungan antara umur dengan status hemoglobin. D. Hubungan Lama kerja dengan status hemoglobin pekerja SPBU
  • 19. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1221 Dari hasil uji didapat bahwa tidak ada hubungan antara lama kerja dengan status hemoglobin pekerja SPBU. Hal ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya Aminah (2006) di Surabaya yang menyatakan bahwa lebih lama seseorang bekerja dalam lingkungan yang terpapar timbal akan lebih besar kemungkinan keracunan. Berdasarkan teorinya, semakin lama seseorang bekerja dalam lingkungan yang terpapar timbal maka semakin besar terkena keracunan karena dalam jangka waktu yang lama konsentrasi timbal berlebih akan terakumulasi dalam darah. Namun demikian, tidak hanya lama kerja yang merupakan faktor penyebab anemia dari keracunan timbal, tetapi masih banyak faktor lainnya diantaranya status gizi yang buruk, dan kesejahteraan pekerja SPBU. (Aminah, 2007 dan http://portalcbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx/.). Distribusi lama kerja di dapat, rata rata lama kerja 5.45 tahun. Sedangkan lama kerja terendah adalah 1 tahun dan lama kerja tertinggi adalah 30 tahun. Dari distribusi ini terlihat begitu lebar jarak rentang lama kerja antara sesama pekerja. Dan sebagian besar pekerja mempunyai lama kerja antara 4.26 tahun sampai 6.64 tahun. Dari data ini, maka dapat disimpulkan bahwa proses keterpaparan pekerja oleh bahan bahan toksik di dalam bensin mendekati homogen antara sesama pekerja. E. Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan status hemoglobin Hasil analisis didapat Ada hubungan antara penggunaan APD dengan status hemoglobin pekerja SPBU di kota Palembang.
  • 20. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1222 Dari pengamatan di lapangan, didapatkan 91 orang pekerja SPBU (92.9%) tidak menggunakan alat pelindung diri yang sesuai sedangkan hanya 7 orang (7.1%) yang menggunakan alat pelindung diri yang sesuai. Hasil ini hampir sama dengan penelitian Aminah (2006) di Surabaya dimana seluruh karyawan 100% tidak menggunakan alat pelindung diri. Penyebab utamanya adalah tidak tersedianya alat pelindung diri yang sesuai di SPBU tersebut diantaranya sepatu, sarung tangan, dan masker. Walaupun ada beberapa SPBU yang menyediakan fasilitas tersebut, tetapi para pekerja tidak menggunakannya dengan baik. Tidak diketahui alasannya secara pasti tetapi hal tersebut juga merupakan kesalahan dari pihak atasan karena tidak adanya tindakan tegas bagi para pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri yang sesuai. Alat pelindung diri sangat penting digunakan pada pekerja SPBU. Lingkungan kerja yang terpapar timbal dari bensin dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi pekerja SPBU tersebut. Pentingnya alat pelindung diri terutama masker mengingat dimana timbal dapat masuk ke dalam tubuh 85% melalui pernapasan, 14% melalui pencernaan, dan 1% melalui kulit.(KPBB, 1999) Keracunan melalui mulut kemudian masuk ke dalam pencernaan akan menimbulkan tanda-tanda seperti muntah, denyut nadi cepat, hilang kesadaran, kehilangan kestabilan, dan koma. Keracunan melalui kulit merupakan iritan kuat yang dapat menimbulkan bercak merah dan terbakar serta menghilangkan lemak pada lapisan keratin yang menyebabkan kulit kering serta bersisik. Pada keracunan melalui pernapasan, tanda-tanda utamanya ialah perasaan mengantuk, pusing, sakit kepala, vertigo, dan
  • 21. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1223 kehilangan kesadaran. Keracunan ini berpengaruh terhadap sel sel hemopoetik darah tepi dan sumsum tulang.(Wisaksono, 2004). KESIMPULAN 1. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan status hemoglobin pekerja SPBU di kota Palembang tahun 2009 2. Tidak ada hubungan antara lama kerja dengan status hemoglobin pekerja SPBU di kota Palembang tahun 2009 3. Ada hubungan antara penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan status hemoglobin pekerja SPBU di kota Palembang tahun 2009. SARAN 1. Pemilik SPBU diharapkan memberikan fasilitas alat pelindung diri yang sesuai untuk pekerja SPBU guna mencegah timbulnya gangguan kesehatan seperti anemia atau penyakit akibat kerja lain nya. 2. Pekerja SPBU diharapkan mengkonsumsi gizi yang seimbang setiap harinya. 3. Perlu adanya penyuluhan bagi pekerja SPBU oleh petugas kesehatan mengenai bahaya lingkungan kerja, khususnya dampak timbal dan benzen bagi kesehatan. 4. Kepada peneliti lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut antara lain: a. Pemeriksaan penunjang lain seperti pemeriksaan hitung jumlah eritrosit, retikulosit, dan pemeriksaan sediaan hapus darah. b. Dilakukan pemeriksaan seperti di atas tetapi dengan objek penelitian yang berbeda misalnya pada pedagang asongan, anak-anak jalanan, sopir angkutan umum, dan polisi lalu lintas yang terpapar timbal dari gas buang kendaraan.
  • 22. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1224 DAFTAR PUSTAKA Murtiyasa, Nyoman. 2004. Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Pekerja Wanita. (http://adln.lib.unair.ac.id/go.php/. Diakses 7 Januari 2008). Anonim. 2006. Anemia. (http://portalcbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx/. Diakses 7 Januari 2008). Komite Penghapusan Bensin Bertimbal. 1999. Analisis Dampak Pemakaian Bensin Bertimbal dan Kesehatan. (http://www.kpbb.org/makalah-ind/. Diakses 29 September 2007). Komite Penghapusan Bensin Bertimbal. 2005. Pengujian Kadar Pb pada Bensin Premium TT. (http://www.kpbb.org/makalah_ing/LeadPhaseOutRevised.pdf. Diakses 7 Januari 2008). Lu, Frank C. 1995. Toksikologi Dasar. Edisi Kedua. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Sudarmaji, J. Mukono, Corie I.P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.2 No.2. (http://www.journal.unair.ac.id/login/journal/filer/KESLING-2-2-03.pdf. Diakses 29 September 2007). Aminah, Noery. 2006. Perbandingan Kadar Pb, Hb, Fungsi Hati, Fungsi Ginjal. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.2 No.2. (http://www.journal.unair.ac.id/login/jurnal/filer/KESLING-2-2-01.pdf. Diakses 3 Oktober 2007). Depkes RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1989. Hematologi. Jakarta. Hadiat, dkk. 2004. Kamus Sains. Balai Pustaka, Jakarta. De Maeyer, E.M. 1993. Pencegahan Dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi. Widya Medika, Jakarta. Sitompul, Johan Intan. 1983. Patohematologi. Penerbit Medipress, Jakarta. Wahyuni, Sri. 2007. Anemia dan Wanita. (http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php. Diakses 4 Juli 2008). Notoatmodjo, Soekidjo. 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
  • 23. ISBN 978-602-98295-0-1 Prosiding Seminar Nasional, 13-14 Desember 2010 1225 Firdaus, Lutfi. Bensin. (http://www.chem-is-try.org/?sect=fokus&ext=17. Diakses 7 Januari 2008). Sartono, Drs. 2002. Racun dan Keracunan. Widya Medika, Jakarta. Polar, Heryando. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. dr U Syamsudin, dr F D Suyatna. 1978. Keracunan Pb. (http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10KeracunanPb013.pdf/. Diakses 7 Januari 2008). Komite Penghapusan Bensin Bertimbal. 1999. Kebijakan Energi Bersih melalui Penghapusan Bensin Bertimbal (Pb). (http://www.kpbb.org/makalah_ind/Kebijakan%20Energi%20Bersih%20Melalui%2 0Penghapusan%20Bensin%20Bertimbel.pdf. Diakses 7 Januari 2008). Azwar, A. 1988. Pengantar Epidemiologi Edisi Pertama. PT.Bina Rupa Aksara, Jakarta. Imamkhasani, Soemarto. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Penerbit PT.Gramedia, Jakarta. Martin, David W.JR dkk. 1992. Biokimia Harper Edisi 20. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Kresno, Siti Boedina. 1988. Pengantar Hematologi dan Imunohematologi.1988. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Wisaksono, Satmoko. 2004. Resiko Pemajanan Benzen terhadap Pekerja dan Cara Pemantauan Biologis. Jakarta. Gandasoebrata, R. 2004. Penuntun Laboratorium Klnik. Dian Rakyat, Jakarta. Tjokronegoro, Arjatmo dkk. 1992. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Notoatmojo, Soekidjo. 1993. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Widman K.F. 1995. Tinjauan klinis atas hasil Pemeriksaan Laboratorium. Ed 9 UI.Jakarta Brown Barbara. 1975. Principles and Procedure. Lea & Febiger. Philadelphia