Dokumen ini membahas tentang berbagai jenis hati (hati yang sehat, sakit, mati, dan selamat) beserta cirinya. Hati yang selamat dijelaskan sebagai hati yang bersih dari syirik, keraguan, dan kecintaan terhadap keburukan, serta selalu dalam keadaan taat dan beribadah kepada Allah. Doa yang disarankan untuk mendapatkan hati selamat adalah memohon kepada Allah.
Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Merekrut orang lain untuk lebih baik, lebih dekat dengan Sang pencipta merupakan satu nilai yang besar di sisi Allah SWT. Inilah motivasinya....
Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Merekrut orang lain untuk lebih baik, lebih dekat dengan Sang pencipta merupakan satu nilai yang besar di sisi Allah SWT. Inilah motivasinya....
Kingdom Calling: Vocational Stewardship for the Common Good (Amy Sherman)
- Landasan teologis
- Jalan keterlibatan
When the righteous prosper, the city rejoices;
when the wicked perish, there are shouts of joy.
(Proverbs 11:10)
Bila orang benar mujur, beria-rialah kota,
dan bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai.
(Amsal 11:10)
Kingdom Calling: Vocational Stewardship for the Common Good (Amy Sherman)
- Landasan teologis
- Jalan keterlibatan
When the righteous prosper, the city rejoices;
when the wicked perish, there are shouts of joy.
(Proverbs 11:10)
Bila orang benar mujur, beria-rialah kota,
dan bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai.
(Amsal 11:10)
Bersyukur & meningkatkan etos kerja dgn semangat & ikhlas pamekasan k...sarwoedy123
belajar ikhlas, Bersyukur & amp; meningkatkan etos kerja dgn semangat & amp; ikhlas pamekasan kasubag, belajar ikhlas, Bersyukur & amp; meningkatkan etos kerja dgn semangat & amp; ikhlas pamekasan kasubag,
Ketika kekuatan Aqidah kita masih perlu pendalaman, maka dalam pengambilan sikap terhadap setiap segala keadaan adalah jangan terburu buru. Endapkan dulu, Menguasai Otak Reptil
Kekuatan Doa membuat Imam Bukhori mulia dengan hafalannya, Tiap kita mendoakan orang lain, Malaikat mendoakan kita juga, Semua doa pasti dikabul, bisa langsung, bisa ditunda, bisa diganti, karena Allah tahu mana yang terbaik buat kita. Ada Waktu, ada tempat mustajab...
Terlalu Kagum atau Terlalu benci, harus melibatkan Allah dalam pujian, jika tidak harus minta bekas wudhu orang yang melemparkan ain kepada kita, wal iyya dzu billah
4. Hati yang sehat
Ibnul Qoyyim
Ibnul Qoyyim
Utamakan manfaat dari bahaya
Utamakan akhirat dari dunia
Bertaubat dan bergantung kepada
Allah
Mencintai dzikrullah
Sedih bila hilang wirid
5. Hati yang sakit
Tidak rindu, tidak cinta pada Allah
Prioritas syahwat QS 25:43
Cenderung maksiat {QS 7:201}
Keburukan diikuti keburukan
Cinta Dunia, Takut mati QS 87:16
6. Hati yang mati
Tidak mengenal Rabbnya
Tidak mau menerima kebenaran
Tidak mau patuh pada aturanNya
Tidak mau menjauhi laranganNya
7. Hati yang Selamat
QS 26:88-89
“Hari ketika tiada lagi berguna harta dan
anak-anak kecuali orang-orang yang
datang menghadap Allah membawa
hati yang selamat.” [hati yang bersih
dari syirik (besar ataupun kecil)]
8. Ciri Hati yang Selamat
A. Dia selamat/bersih dari rasa suka kepada hal2
yang tidak disukai oleh Allah.
B. Hati itu selalu mnggerakkan pemiliknya agar
senaniasa kembali kepada Allah dan bergantung
kepadaNya.
C. Hati itu tidak pernah putus mengingat Allah.
D. Apabila disodorkan kepadanya sesuatu yg
buruk,dia dengan naluri dan fitrahnya lari menjauh
dan tidak menoleh kepadanya, bahkan membencinya
9. E. Jika satu saja amal taat luput dikerjakannya, dia
merasa kehilangan dan sakit.
F.Dia selalu rindu ingin bertemu dengan Allah.
G.Setiap mulai shalat, hilang darinya kesedihan dan
cemas terhadap urusan dunia.
H.Selalu menjaga waktunya untuk hal2 yg
berguna,jauh dari yang sia-sia.
I. Perhatian untuk memperbaiki amal lbh besar drpada
mengerjakan amalan itu sendiri.
10. Doa agar Hati Selamat
Allahumarzuqnaa
qolban saalima
-Wahai Allah, karuniakan kepada
kami hati yang selamat-
11. Syeikh As Sa’di
Hati yang selamat artinya adalah selamat dari
kesyirikan, keraguan, kecintaan terhadap
keburukan, terus menerus dalam kebid'ahan dan
dosa. Justru sebaliknya hati itu berisi ikhlas, ilmu,
keyakinan, cinta pada kebaikan, menghiasinya
dalam hatinya. Kehendak dan cintanya mengikuti
kecintaan Allah. Hawa nafsunya (ditundukkan)
untuk mengikuti (ajaran) yang datang dari Allah.
12. Tidak selamat jika,
1. Syirik, yang membatalkan Tauhid.
2. Bid’ah, yang bertentangan dengan Sunnah.3.
Syahwat, yang bertentangan dengan perintah.
4. Kelalaian, yang bertentangan dengan Dzikir.
5. Hawa nafsu, yang bertentangan dengan
kemurnian dan keikhlasan.
13. QS Saba 37
}
”Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-
anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami
sedikit pun; tetapi orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal shalih, mereka itulah yang
memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan
apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman
sentosa ditempat-tempat yang tinggi (dalam surga)."
14. Khotimah
Be the best, Do the Best, Allah will take
care of the rest
Doddy Al Jambary 0818 884 844
slideshare.net/aljambary
jambary@me/com
aljambary.wordpress.com
Editor's Notes
Tanda-tanda hati yang sehat
Hati yang sehat memiliki beberapa tanda yang dapat diketahui, di antaranya adalah:
Hati yang sehat selalu mengutamakan hal yang bermanfaat
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Hati yang sehat lebih mengutamakan hal bermanfaat daripada hal berbahaya.” Tanda-tanda hati yang sehat adalah selalu mengutamakan yang bermanfaat seperti beriman kepada Allah Ta’ala, belajar, dan menuntut ilmu syar’i, membaca dan mentadabburi Al-Quran, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan sebagainya.
Mengutamakan akhirat daripada dunia
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Dan termasuk di antara tanda-tanda hati yang sehat adalah berpindah dari dunia ini hingga singgah di akhirat dan diam di dalamnya.” Orang yang hatinya sehat akan mengutamakan akhirat daripada kehidupan dunia yang fana, tujuannya adalah akhirat, dan ia menjadikan dunia ini sebagai tempat berlalu serta mencari bekal untuk akhirat yang kekal. Orang yang hatinya sehat juga akan selalu mempersiapkan diri dengan melakukan ketaatan dan mengerjakan amal-amal shaleh dengan ikhlas karena Allah Ta’ala serta menjauh dari larangan-larangan-Nya.
Bertaubat kepada Allah dan menggantungkan hidupnya kepada-Nya
Orang yang hatinya sehat akan menyadari dan meyakini bahwa tidak ada kehidupan, kebahagiaan, kesenangan, dan kenikmatan melainkan dalam beribadah hanya kepada Allah Ta’ala serta bertawakal kepada-Nya. Orang yang hatinya sehat akan selalu menggantungkan hidupnya hanya kepada Allah dan selalu bertaubat kepada-Nya.
Selalu ingat kepada Allah dan tidak bosan dalam beribadah kepada-Nya
Orang-orang yang hatinya sehat akan selalu ingat kepada Allah Ta’ala. Mereka meneladani pribadi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Orang yang hatinya sehat akan selalu beribadah kepada Allah Ta’ala, tidak pernah bosan dan selalu berdzikir kepada Allah dengan zikir dan sesuai dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang hatinya sakit hanya beribadah kepada Allah Ta’ala secara musiman, sedangkan orang yang hatinya sehat akan selau beribadah kepada Allah Ta’ala secara kontinyu dan terus-menerus meski sedikit.
Bersedih apabila terluput dari wirid, lebih sedih daripada kehilangan harta
“Wirid” secara bahasa artinya “juz”. Beberapa ulama salaf membagi Al-Quran menjadi beberapa juz yang sama panjangnya. Mereka menamakannya al-aurad (wirid). (An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits, Ibnul Atsir, 5:173)
Dalam perkembanganya, kata wirid digunakan untuk istilah yang lebih umum, yaitu suatu amal ketaatan yang rutin dilakukan, seperti berzikir setiap pagi dan petang, membaca Al-Quran, shalat malam, menuntut ilmu, dan sebagainya. Orang yang hatinya sehat akan merasa sedih apabila terluput dari wirid-wiridnya. Berbeda dengan orang yang hatinya sakit; antara berdzikir sama saja, tidak ada perbedaan; tidak bersedih, dan tidak menyesal. Bahkan orang yang hatinya sakit selalu membuang-buang waktu, tidak banyak beramal, selalu bersantai, dan lalai dari zikir kepada Allah Ta’ala.Sumber: https://muslimah.or.id/5563-tanda-tanda-hati-yang-sehat-dan-hati-yang-sakit.html
Tanda-tanda hati yang sakit
Hati yang sakit juga memiliki beberapa tanda yang dapat diketahui dengannya, di antaranya adalah:
Tidak mengenal Allah, tidak mencintai-Nya, tidak merindukan perjumpaan dengan-Nya, dan tidak mau kembali ke jalan-Nya, serta lebih suka mengikuti hawa nafsu
Ia lebih suka mendahulukan kepentingan pribadi dan syahwatnya daripada taat dan cinta kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلاً
”Sudahkan engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?” (Q.S. Al-Furqan: 43)
Tidak merasakan sakitnya hati dengan sebab luka-luka maksiatSeperti ungkapan pepatah, ”Luka tidak terasa sakit bagi orang mati.” Hati yang sehat pasti merasa sakit dan tersiksa dengan perbuatan maksiat. Hal itulah yang membuatnya tergerak untuk kembali bertaubat kepada Rabb-nya. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَواْ إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُواْ فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” (Q.S. Al-A’raf: 201)
Adapun orang yang hatinya sakit, dia selalu mengikuti keburukan dengan keburukan juga. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan, ”Itu adalah dosa di atas dosa sehingga membuat hati menjadi buta, lalu mati.” Sementara hati yang sehat selalu mengikuti keburukan dengan kebaikan dan mengikuti dosa dengan taubat.
Tidak merasa sakit (tidak merasa tersiksa) dengan kebodohannya (ketidaktahuannya) akan kebenaran. Berbeda dengan hati yang sehat, yang akan merasa sakit dengan datang syubhat (ketidak-jelasan) pada dirinya
Seorang ulama mengatakan, “Tidak ada dosa yang lebih buruk selain kebodohan.” Imam Sahl pernah ditanya, “Wahai Abu Muhammad, apa yang lebih buruk daripada kebodohan?” Ia menjawab, “Kebodohan akan kebodohan (tidak tahu bahwa dirinya bodoh).” Lalu ada yang berkomentar, ”Dia benar, karena hal itu menutup pintu ilmu secara total.”
Hati yang sakit meninggalkan makanan yang bermanfaat dan memilih racun yang berbahaya
Seperti keengganan sebagian besar orang untuk mendengarkan Al-Quran yang dikabarkan oleh Allah Ta’ala di dalam firman-Nya,
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَاراً
“Dan Kami turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian.” (Q.S. Al-Isra’: 82)
Mereka lebih mendengarkan lagu-lagu yang menimbulkan kemunafikan di dalam hati, membangkitkan birahi dan mengandung kekufuran kepada Allah Ta’ala. Seseorang mengerjakan perbuatan maksiat karena kecintaannya pada apa yang dibenci oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Keberanian berbuat maksiat adalah buah dari pennyakit yang bersarang di dalam hati dan bisa memperparah penyakit yang ada di dalam hati tersebut.
Hati yang sakit cinta pada dunia, senang tinggal di dunia, tidak merasa asing di dunia, dan tidak merasa rindu kepada akhirat
Allah Ta’ala berfirman,
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا * وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Bahkan kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (Q.S Al-A’laa: 16-17)
Ia tidak pernah mengharapkan akhirat dan tidak berusaha untuk menyiapkan bekal menuju ke sana. Ia sibuk dengan dunia dan waktunya dihabiskan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan untuk hal-hal yang haram.
Hati yang mati adalah lawan dari hati yang hidup. Hati yang mati adalah hati yang tidak ada kehidupan di dalamnya. Hati seperti ini tidak mengenal Rabbnya, tidak menyembah-Nya dengan menjalankan perintah-Nya sesuai ia cintai dan ridhoi. Bahkan hati seperti ini hanya mau menuruti syahwat dan keinginannya walau sampai membuat Allah murka dan marah. Ia tidak ambil pusing apakah Rabbnya peduli ataukah tidak. Hakikatnya ia beribadah pada selain Allah dalam hal cinta, takut, harap, ridho, murka, pengagungan dan penghinaan diri. Jika ia mau mencinta, maka ia mencintai karena hawa nafsunya (bukan karena Allah). Begitu pula ketika ia membenci, maka ia membenci karena hawa nafsunya (bukan karena Allah). Sama halnya ketika ia memberi atau menolak, itu pun dengan hawa nafsunya. Hawa nafsunya lebih ia cintai daripada ridho Allah. Hawa nafsu, syahwat dan kebodohan adalah imamnya. Kendaraannya adalah kendaraannya.
Hati yang mati ini adalah hati yang tidak mau menerima kebenaran dan juga tidak mau patuh. Berbeda halnya dengan hati yang sehat yang mengetahui kebenaran, patuh dan menerimanya.
Sumber : https://rumaysho.com/3220-hati-yang-mati.html
(asy syu’ara 88-89):
يوم لا ينفع مال ولا بنون (88) إلا من أتى الله بقلب سليم
“Hari ketika tiada lagi berguna harta dan anak-anak kecuali orang-orang yang datang menghadap Allah membawa hati yang selamat.”
** Hati yang selamat adalah hati yang bersih dari syirik (besar ataupun kecil).
Bersih (selamat) dari kecurangan, dendam, dengki, kikir, kibir, hubbuddunia (cinta dunia) dan kedudukan.
Jadi, dia selamat dari semua kotoran yang menjauhkannya dari Allah.
Selamat dari semua syubhat yang menyanggah beritaNya.
Selamat dari semua syahwat yang menantang perintahNya.
Selamat dari semua keinginan yang bersaing dengan apa yg di kehendakiNya.
Selamat dari penghalang yang menghentikannya dari Allah.
Hati yang selamat ini ada dalam surga dunia,alam barzakh dan akhirat.
Tidaklah mutlak keselamatan itu sampai hati itu bersih dari 5 hal :
1. Dari syirik,yang berlawanan dengan tauhid.
2. Dari bid’ah yang berlawanan dengan sunnah
3.Dari syahwat, yang menyelisihi perintah
4. Dari kelalaian, yang berlawanan dengan dzikir
5.Dari hawa nafsu, yang berlawanan dengan upaya pemurnian dan keikhlasan.
Diantara tanda-tanda Qalbun Saliim adalah :
A. Dia selamat/bersih dari rasa suka kepada hal2 yang tidak disukai oleh Allah.
B. Hati itu selalu mnggerakkan pemiliknya agar senaniasa kembali kepada Allah dan bergantung kepadaNya.
C. Hati itu tidak pernah putus mengingat Allah.
D. Apabila disodorkan kepadanya sesuatu yg buruk,dia dengan naluri dan fitrahnya lari menjauh dan tidak menoleh kepadanya, bahkan membencinya
E. Jika satu saja amal taat luput dikerjakannya, dia merasa kehilangan dan sakit.
F.Dia selalu rindu ingin bertemu dengan Allah.
G.Setiap mulai shalat, hilang darinya kesedihan dan cemas terhadap urusan dunia.
H.Selalu menjaga waktunya untuk hal2 yg berguna,jauh dari yang sia-sia.
I. Perhatian untuk memperbaiki amal lbh besar drpada mengerjakan amalan itu sendiri.
اللهم ارزقنا قلبا سالما
Pada hari itu, seseorang tidak bisa menghindar dari adzab Allah. Dia tidak bisa membayar dgn hartanya sebagai ganti agar ia terhindar dari adzab Allah.
Seandainya ia memiliki harta berupa emas sepenuh bumi, hal itu tidak bisa dijadikan tebusan dirinya agar terhindar dari adzab Allah. Hartanya tidak bisa memberi manfaat sedikitpun. Demikian juga anaknya.
Apakah yang dimaksud dengan hati yang selamat?
Sahabat Nabi Ibnu Abbas menjelaskan: itu adalah hati yang hidup yang mempersaksikan bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah.
Mujahid dan al-Hasan menyatakan: hati yang selamat dari kesyirikan.
Said bin Musayyib berkata: itu adalah hati yang sehat, hatinya orang beriman. Sedangkan hati orang kafir dan munafiq adalah hati yang sakit.
Abu Utsman anNaisabuuriy menyatakan: itu adalah hati yang kosong dari kebid'ahan, (penuh) ketenangan menuju Sunnah.
(Disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir).
Syaikh Abdurrahman as-Sa'di rahimahullah menyatakan:
Hati yang selamat artinya adalah selamat dari kesyirikan, keraguan, kecintaan terhadap keburukan, terus menerus dalam kebid'ahan dan dosa. Justru sebaliknya hati itu berisi ikhlas, ilmu, keyakinan, cinta pada kebaikan, menghiasinya dalam hatinya. Kehendak dan cintanya mengikuti kecintaan Allah. Hawa nafsunya (ditundukkan) untuk mengikuti (ajaran) yang datang dari Allah.
(Taisiir Kariimir Rahmaan fii Tafsiirri Kalaamil Mannaan (1/593)).
Al-Imam al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah,
Hati yang sehat : adalah Hati yang Selamat, yang tidak akan selamat pada hari Kiamat kelak kecuali barangsiapa datang menghadap Allah dengan membawanya.
Allah Ta’ala berfirman,
“Pada hari yang tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali barangsiapa datang menghadap kepada dengan membawa hati yang selamat.” (asy-Syu’ara : 88-89)
Hati yang Selamat adalah : hati yang selamat dari : semua syahwat yang bertentangan dengan perintah dan larangan Allah, dan semua semua syubhat yang menentang berita-berita dari-Nya.
Jadi, hati tersebut selamat dari peribadatan kepada selain Allah, dan selamat dari berhukum kepada selain Rasul-Nya.”
Ighatsatu al-Lahfan, hlm 7.
“Seseorang tidak akan meraih keselamatan hati secara mutlak, hingga dia selamat dari lima hal :
1. Syirik, yang membatalkan Tauhid.
2. Bid’ah, yang bertentangan dengan Sunnah.
3. Syahwat, yang bertangan dengan perintah.
4. Kelalaian, yang bertentangan dengan Dzikir.
5. Hawa nafsu, yang bertentangan dengan kemurnian dan keikhlasan.
Kelima hal tersebut merupakan tirai penghalang dari Allah. Di bawah masing-masing hal tersebut ada banyak macam, masing-masing mengandung contoh-contoh yang tak terbatas.
ad-Daa’ wa ad-Dawaa’, hlm. 138