[Ringkasan]
BAB 1 dokumen tersebut membahas tentang usaha pembelaan negara. Terdiri dari pengertian, tujuan, indikator, dan bentuk-bentuk usaha pembelaan negara seperti pendekatan militer dan non militer. Partisipasi masyarakat dalam membela negara melalui kegiatan sekolah dan organisasi dijelaskan pula.
1. Hand Out materi
SMP KELAS 3 Semester 1
BAB 1
SHINTA PERTIWI
A220100056
Kurikulum KTSP
1
2. BAB 1. USAHA PEMBELAAN
NEGARA
Standar Kompetensi : Tujuan :
Menampilkan partisipasi 1. Siswa menyadari
dalam usaha pembelaan
negara makna dan pentingnya
Kompetensi Dasar : membela negara
1.1 Menjelaskan pentingnya 2. Memahami bentuk-
usaha pembelaan negara bentuk usaha
1.2 Mengidentifikasi pembelaan negara
bentuk-bentuk usaha 3. Mampu mewujudkan
pembelaan negara
upaya-upaya konkret
1.3 Menampilkan peran
serta dalam usaha membela negara
2 pembelaan negara dalam kehidupan
sehari-hari
3. Indikator
1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan Negara
1. Pengertian dan pentingnya Bela Negara
2. Latar belakang pentingnya bela negara
3. Pertahanan Negara dan upaya bela Negara
1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan
Negara
1. Bela negara dengan pendekatan militer
2. Bela negara dengan pendekatan nonmiliter
1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan
Negara
1. Pentingnya partisipasi masyarakat dalam bela
Negara
3
2. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam bela
4. Peta konsep:
Bela
negara
Pentingny bentuk
pengertian
a
Upaya Pendekat
Adanya Pendekatan
menjamin an non
ancaman militer
kelangsun militer
gan NKRI
eksterna
internal
l
Ancama
Pertahanan n militer
negara
prinsi Ancama
tujuan fungsi bentuk fokus
p n non
NKRI
militer
Menjaga sebagai Partisipasi
sishankamr demok
dan satu masyarak
ata rasi
melindungi kesatuan 3 at
Kesela
pertahanan
Keda Keutuha komponene demiliteris
matan
an Kom
ulatan n n
Komp Komp asi
segen p
negar wilayah
4 ap utam cadanga pendukun
a negara n g
5. Pengertian dan pentingnya Bela
Negara
Kennedy dan Gibran bela negara adalah
kesediaan memberikan sesuatu tanpa pamrih
untuk bangsa dan negara / sebuah tindakan yang
terbaik untuk kemajuan bangsa
Hakikat bela negara adalah sikap dan tindakan
warga negara yang dilandasi oleh kecintaan
kepada negara dan diwujudkan dalam kesediaan
untuk melindungi, mempertahankan, dan
memajukan negara.
5
6. Definisi
Undang-undang yang mengatur di
dalam upaya pembelaan negara
UU Nomer 3 Tahun 2002 Pasal 30 UUD 1945
Bela negara didefinisikan Upaya bela negara
sebagai sikap dan merupakan hak dan
perilaku warga negara kewajiban setiap warga.
yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada
NKRI yang berdasarkan
pancasila dan UUD 1945
dalam menjamin
kelangsungan hidup
6
bangsa dan negara.
7. HAL PENTING MENGENAI BELA
NEGARA
1. Bela negara merupakan sikap dan perilaku
warga negara dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara Indonesia.
2. Sikap dan perilaku itu dijiwai oleh kecintaan
kepada NKRI yang berdasarkan ancasila dan
UUD 1945
3. Sikap dan perilaku itu pada dasarnya
merupakan hak, kewajiban dasar sekaligus
kehormatan bagi setiap warga negara Indonesia.
7
8. Pada dasarnya bela negara merupakan upaya
untuk menjamin kelangsungan hidup NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Departemen Pertahanan RI, ada lima nilai
yang mendasari Bela Negara:
1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Keyakinan terhadap pancasila sebagai Ideologi
negara
4. Rela berkorban demi bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
8
9. Latar Belakang pentingnya bela
negara
Bela negara diperlukan Karena adanya ancaman.
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik
dari dalam negeri maupun luar negeri, yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
Ancaman dibagi menjadi 2 yaitu ancaman dari
dalam negeri dan luar negeri baik
dilihat dari masa lalu dan ancaman di masa
sekarang.
9
10. Ancaman dari dalam negeri di masa
lalu
1. Upaya penggantian ideologi pancasila dengan
ideologi lain yang bertentangan dengan jiwa
dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
Seperti: Pemberontakan PKI Madiun 1948
2. Pemberontakan untuk mengganti pemeritahan
yang sah ataupun karena ketidakpuasan
masyarakat daerah.
Seperti: pemberontakan RMS,Permesta
3. Berbagai kerusuhan sosial akibat ketimpangan
sosial, pelanggaran HAM, Konflik antar
kelompok/ golongan
Seperti: kerusuhan
10 surakarta,situbondo,jakarta,ambon, kerusuhan
poso.
11. Ancaman dari dalam negeri di masa
mendatang
1. Korupsi adalah ancaman yang sangat serius
terhadap kelangsungan kehidupan negara.
2. Konflik antarkelompok/golongan dalam
masyarakat.
3. Memudarnya sikap cinta bangsa
(nasionalisme) dan kebangsaan terhadap negara
sendiri (patriotisme).
Selain ancaman dari dalam, ancaman dari luar
negeri di masa lalu adalah Dalam bentuk agresi
militer Belanda pada tahun 1949.
11
12. Ancaman dari luar negeri di masa
mendatang
1. Terorisme. Pemboman yang terjadi di berbagai
tempat di Indonesia selama ini menunjukan
dengan jelas adanya ancaman terorisme.
2. Serbuan budaya asing. Dampaknya yaitu
rusaknya mentalitas bangsa,ex:
narkoba,minuman keras
3. penjarahan kekayaan alam. Kekayaan alam
yang melimpah yang terbentang luas di berbagai
daerah, telah membuat kekuatan asing berusaha
menjarahnya.
12
13. Pertahanan Negara dan Upaya Bela
Negara
Menurut UU No. 3 Tahun 2002
Pertahanan Negara adalah Segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa
dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara.
Tujuan pertahanan negara menjaga dan melindungi
kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI,dan
keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman.
13
14. Fungsi pertahanan negara untuk mewujudkan dan
mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai
satu kesatuan pertahanan.
Adapun pandangan bangsa Indonesia tentang
pertahanan negara, sebagaimana terdapat di dalam
pembukaan dan batang tubuh UUD 1945.
Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip
demokrasi,HAM,kesejahteraan umum,lingkungan
hidup,ketentuan hukum nasional, hukum
internasional serta prinsip hidup berdampingan
secara damai.
14
15. Bentuk sistem pertahanan negara yang dianut di
Indonesia adalah Sistem pertahanan rakyat semesta
(SISHANKAMRATA).
Sishankamrata adalah sistem pertahanan yang
bersifat semesta,yang melibatkan seluruh warga
negara,wilayah,dan sumber daya nasional lainnya,
serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total,terpadu,terarah,dan
berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala ancaman.
15
16. Ada 3 komponen dalam sishankamrata:
1. Komponen utama adalah TNI yang siap digunakan
untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan.
2. Komponen cadangan adalah sumber daya
nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan
melalui mobilisasi guna memperbesar dan
memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen
utama.
3. Komponen pendukung adalah sumber daya
nasional yang digunakan untuk meningkatkan
kekuatan dan kemampuan komponen utama dan
cadangan.
16
17. Sumber daya nasional adalah SDM, SDA, dan
sumber daya buatan.
SDA adalah potensi yang terkandung dalam
bumi,air, dan dirgantara yang dalam wujud asalnya
dapat didayagunakan untuk kepentingan pertahanan
negara.
Sumber daya buatan adalah SDA yang telah
ditingkatkan daya gunanya untuk kepentingan
pertahanan negara.
17
18. Penanggungjawab tertinggi dalam pertahanan
negara adalah presiden, dibantu oleh Dewan
pertahanan negara yang berfungsi sebagai
penasihat presiden dalam menetapkan kebijakan
umum pertahanan negara. Penyelenggaran
pertahanan negara harus memenuhi prinsip
demokrasi. Dalam penyelenggaraan pertahanan
negara, setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara.
18
19. Perbedaan UU No 20 Tahun 1982
dan UU No 3 Tahun 2002
Aspek UU No 20 tahun 1982 UU No 3 tahun 2002
Komponen pertahanan Terdiri atas komponen Terdiri atas komponen
Negara dasar,utama,khusus, utama,cadangan,
dan pendukung pendukung
Komponen Utama TNI,POLRI, dan Hanya TNI saja
Cadangan TNI
Posisi rakyat Sebagai komponen Sebagai komponen
dasar cadangan dan
pendukung
Posisi SDA dan sumber Sebagai komponen Sebagai komponen
daya buatan pendukung cadangan maupun
pendukung
Kaitan dengan Hukum Bertentangan dengan Sesuai dengan hukum
Internasional hukum internasional internasional karena
karena menempatkan menempatkan
19 penduduk sipil sebagai penduduk sipil sebagai
kombatan nonkombatan
20. Bela negara dengan pendekatan
militer
Bela negara dengan pendekatan militer dilakukan
untuk menghadapi ancaman militer. Ancaman
militer Adalah ancaman yang menggunakan
kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang
dinilai mempunyai kemampuan membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap bangsa.
Bentuk ancaman militer: agresi, pelanggaran
wilayah oleh negara lain, spionase, sabotase,
aksi teror bersenjata, pemberontakan bersenjata,
perang saudara.
20
21. Bela negara dengan pendekatan non
militer
Ancaman nonmiliter adalah ancaman yang
menggunakan kekuatan nonsenjata, yaitu
kekuatan ekonomi,politik, dan sosial budaya yang
dinilai mampu membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
Contohnya: penyebaran ideologi dan politik yang
tidak sesuai dengan jiwa NKRI.
21
22. Pentingnya partisipasi masyarakat
dalam bela negara
1. Sistem pertahanan yang kita anut adalah sistem
pertahanan rakyat semesta.
2. Globalisasi merupakan kenyataan yang tidak
bisa ditolak
3. Dalam sistem ketatanegaraan baru yang
berlaku sekarang ini, usaha pertahanan negara
dilaksanakan dengan
membangun,memelihara,mengembangkan dan
menggunakan kekuatan pertahanan negara
berdasarkan prinsip demokrasi,HAM, Serta
prinsip hidup berdampingan yang damai.
22
23. Kegiatan yang dilakukan dalam
partisipasi bela negara
Warga
negara/masyarakat remaja
1. Menjunjung tinggi 1. giat dalam kegiatan
HAM dalam hidup
sehari-hari intrakurikuler di sekolah
2. Memperkuat jati diri 2. Aktif dalam kegiatan
bangsa sehingga OSIS
mampu menangkal
dampak negatif 3. Aktif dalam terlibat
budaya asing,dll kegiatan pramuka
3. Meningkatkan
kesadaran dan 4. aktif dalam kegiatan
kepatuhan terhadap positif lainnya
hukum
4. Berperan aktif
23 memajukan bangsa
dan negara
24. Soal bab 1 Usaha Pembelaan
Negara
A. Pilihan ganda
1. Bela negara tidak hanya menyangkut pertahanan negara dari
ancaman dan serangan musuh, melainkan termasuk upaya
warga negara untuk … .
a. memajukan bangsa dan negara dari berbagai bidang
kehidupan
b. mempertahankan dan memajukan bangsa dalam segala
bidang
c. memberikan pelatihan kemiliteran kepada semua warga
negara
d. mengamankan dan mempertahankan dari agresi negara
asing
2. Untuk menciptakan ketertban, keamanan, dan
mempertahankan keberadaan suatu negara diperlukan
adanya…
a. Pemerintah yang berdaulat
b. rakyatnya yang cerdas
24 c. pengakuan internasional
d. adanya hukum nasional
25. 3. Salah satu syarat berdirinya negara adalah adanya
pemerintahan yang berdaulat. Pemerintahan yang
berdaulat dalam arti sempit adalah … .
a. rakyat yang mengakui terhadap kepala negara
b. pemerintahan yang terdiri dari presiden dan para
menteri
c. kedaulatan yang asli yang berasal dari perjuangan
rakyat
d. pemerintahan sebagai gabungan dari semua
lembaga yang
ada
4. TNI yang tediri atas AD, AL, dan AU merupakan alat
negara yang antara lain bertugas … .
a. menjalin dan membina hubungan yang baik antara
sipil dan militer
b. melindungi dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara
25 c. melayani, melindungi dan mempertahankan
keamanan negara
26. 5. Yang bukan merupakan upaya pembelaan
negara secara positif ditunjukan oleh perilaku
sebagai berikut….
a. menjamin persahabatan dengan negara-
negara tetangga
b. mendorong perseteruan dengan negara-
negara lain
c. turut serta dalam kegiatan yang bersifat sosial
d. bagga menggunakan produksi dalam negeri
6. Kewajiban bagi warga negara terhadap
pembelaan negara adalah sebagai perwujudan
dari … .
a. cinta tanah air dan bangsa
b. partisipasi warga negara pada bangsa dan
26 negaranya
27. 7. Ancaman baik dari dalam maupun dari luar yang
membahayakan wilayah NKRI dapat berbentuk ….
a. para pemimpin yang mendapat tekanan dari luar
negeri
b. akibat adanya demo yang besar-besaran dari
masyarakat
c. masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai
dengan Pancasila
d. invasi dan pemberontakan yang terjadi dimana-
mana
8. Dalam rangka membela negara, setiap warga negara
memenuhi syarat-syarat tertentu dan tidak boleh … .
a. menggunakan hak pribadinya dalam menentukan
pemilihan pekerjaan
b. mengutamakan kepentingan pribadi dengan
mengorbankan negara
27
c. menolak mobilisasi pada saat negara mendapat
28. 9. Menurut UU No. 3 tahun 2002, penyelenggaraan
pertahanan negara, upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar warga negara
Indonesia, juga merupakan … .
a. hak setiap warga negara
b. kehormatan warga negara
c. kewajiban warga negara
d. tanggung jawab negara
10. Usaha pembelaan negara yang tidak diatur
dalam UU No. 3 tahun 2002,
penyelenggaraannya adalah … .
a. menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
kita
b. sebagai prajurit TNI secara sukarela atau
28
secara wajib
c. mengikuti pelatihan dasar kemiliteran secara
29. B. Essay
1. Apakah pengertian bela negara?
2. Tunjukan dasar pertahanan negara menurut UU
No. 3 Tahun 2002!
3. Apakah yang dimaksud dengan komponen
cadangan dengan pendukung?
4. Sebutkan fungsi dan tujuan dari pertahanan
negara!
5. Sebutkan upaya penyelenggaraan pertahanan
negara berdasarkan UU No. 3 Tahun 2002!
29
31. Hand Out materi
SMP KELAS 3 Semester 1
BAB 2
SHINTA PERTIWI
A220100056
Kurikulum KTSP
31
32. BAB 2. PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
Standar Kompetensi: Tujuan :
1.2 memahami 1. Memahami hakikat
otonomi dan otonomi
pelaksanaan otonomi daerah
daerah 2. Memahami arti dan
Kompetensi dasar: pentingnya kebijakan
publik
2.1 mendiskripsikan
3. Menyadari arti dan
pengertian otonomi pentingnya partisipasi
daerah dalam kebijakan publik
2.2 menjelaskan di daerah
pentingnya partisipasi 4. Mampu berpartisipasi
masyarakat dalam mewujudkan cita-cita
otonomi daerah dalam
32 perumusan kebijakan kehidupan sehari-hari
publik di daerah
33. Indikator:
2.1 mendiskripsikan pengertian otonomi daerah
1. Pengertian otonomi dan otonomi daerah
2. Otonomi daerah menurut perundang-undangan
3. Penyelenggaraan otonomi daerah
2.2 menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat
dalam perumusan kebijakan publik di daerah
1. Pengertian kebijakan publik
2. Kebijakan publik di daerah
3. Pengertian dan pentingnya partisipasi
4. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam
kebijakan publik
33
34. Otonomi
daerah
pengertia penyelengga
pelaksana Partisipasi masyarakat
n ra
tipe bentuk
Undan
konseptu g- desentral
al pemda aktif
undan isasi individual
g Militan Langsung/tak
Tugas
radikal langsung
pembantu
an
pasif
Daerah dekonsentr Material/non
otonomi asi Program material
Asas umum apatis
pemerintah
penyelengg /kebijakan
Otonomi araan Kegiatan
publik
luas negara pemilihan,lo
Tahap Tipe bentu bbying,kegi
kewajiba penyusunan kebijakan k atan
hak .politisasi, Regulatif
n organisasi,
perumusan ,redistrib perd
a mencari
34 program,pelaksana utif,distri
koneksi
program,monitoring butif,kon
35. 1. Pengertian otonomi dan otonomi
daerah
Kata otonomi berasal dari bahasa yunani
Auto yang berarti sendiri, nomos berarti hukum
,artinya bertindak atas dasar hukum/aturan yang
dibuat oleh diri sendiri.
Jadi,otonomi adalah kesediaan dan kesanggupan
untuk mengatur diri sendiri.
Bentuk negara kesatuan dengan sistem
sentralisasi dan desenralisasi, Bentuk negara
serikat yaitu terdapat negara-negara
bagian/state.
35
36. Negara kesatuan adalah negara yang di dalamnya
tidak ada wilayah yang berstatus sebagai negara ex:
negara Indonesia
Dalam negara kesatuan pemerintahan bisa
dilaksanakan dengan sistem terpusat bahwa urusan
pemerintahan diurus oleh pemerintahan pusat,
Sedangkan desentralisasi berarti sebagian tanggung
jawab urusan pemerintahan pusat didelegasikan
kepada daerah.
36
37. Sistem desentralisasi memberikan hak dan
kewenangan kepada daerah untuk mengurus sendiri
pemerintahan di daerahnya, Dengan kata lain
daerah memiliki otonomi, yaitu hak untuk mengatur
urusan pemerintahan daerahnya sendiri.
Jadi, otonomi daerah pada dasarnya adalah
hak/wewenang daerah untuk mengatur/mengelola
urusan pemerintahan di daerahnya dalam batas-
batas kewenangan yang diberikan oleh
pemerintahan pusat.
37
38. 2. Otonomi daerah menurut Undang-
undang
Peraturan perundang-undangan mengenai otonomi
daerah yang berlaku:
1. UU No. 1/1945 (Menganut sistem otda rumah
tangga formil)
2. UU No. 22/1948 (Menganut otonomi dan
medebewind yang seluas-luasnya
3. UU No. 1/1957 (Menganut riil yang seluas-
luasnya
4. UU No. 5/1974 (Menganut otda nyata dan
bertanggung jawab
5. UU No. 22/1999 (Menganut otda yang luas,
nyata, dan bertanggung jawab)
38
39. Menurut UU No 32 tahun 2004
Otonomi daerah adalah hak,wewenang dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Hak daerah otonom meliputi mengatur,mengurus
urusan pemerintahan, memilih pemimpin
daerah,mengelola aparatur daerah,mengelola
kekayaan daerah,memungut pajak daerah dan
retribusi daerah, mendapatkan bagi hasil dari
pengelolaan SDA,sumber daya lainnya yang
berada didaerah.
39
40. Kewajiban daerah otonom meliputi: melindungi
masyarakat, menjaga
persatuan,kesatuan,kerukunan nasional serta
keutuhan NKRI,meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat,mengembangkan kehidupan demokrasi.
Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas-batas wilayah,yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakatdalam sistem NKRI.
40
41. Daerah otonom meliputi: daerah provinsi, kabupaten,
kota. Daerah kabupaten dan kota mempunyai
kedudukan sejajar, Pemerintahan otonom
menjalankan otonomi seluas-luasnya.
Otonomi luas, artinya daerah tersebut berwenang
menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup
kewenangan yang luas, hampir di semua bidang
pemerintahan, kecuali oleh Undang-undang
ditentukan sebagai kewenangan Pemerintahan
pusat.
41
42. 3. PENYELENGGARAAN OTONOMI
DAERAH
Tujuan otonomi daerah menurut UU No 32 tahun
2004 :
1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
2. Meningkatkan pelayanan umum
3. Meningkatkan daya saing daerah
Agar otonomi daerah dapat mencapai tujuan, maka
dalam penyelenggaraan pemerintah,
pemerintahan pusat menggunakan asas
desentralisasi, tugas pembantuan,
dekonsentrasi, sedangkan pemerintah daerah
menggunakan asas otonomi, tugas
42 pembantuan
43. Asas desentralisasi adalah penyebaran kekuasaan
atau wewenang pemerintahan oleh pemerintahan
pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus pemerintahan dalam sistem NKRI.
Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang
pemerintahan dari pemerintah(pusat) kepada
gubernur sebagai wakil pemerintahan dan/atau
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
43
44. Asas tugas pembantuan adalah penyebaran urusan,
dalam hal ini tugas pembantuan adalah penugasan
dari pemerintahan(pusat) kepada daerah dan/atau
desa, dari pemerintahan provinsi kepada daerah
dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota
kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Selain ke 3 asas tersebut masih ada 9 asas pedoman
penyelenggaraan pemerintah
44
45. 9 asas umum penyelenggaraan negara
1. Asas kepastian hukum, apapun yang dilakukan
pemerintah daerah haruslah berdsarkan hukum
yang berlaku
2. Asas tertib penyelenggaran negara,
penyelenggaraan daerah harus dilaksanakan
sesuai dengan tertib administrasi negara
3. Asas kepentingan umum, apapun yang dilakukan
oleh pemerintah daerah haruslah untuk
kepentingan umum
4. Asas keterbukaan, masyarakat harus tahu apa
yang dilakukan oleh pemerintahnya dan tidak
boleh ditutup-tutupi
45
46. 5. Asas proporsionalitas, penyelenggaraan negara
harus seimbang, tidak boleh berat sebelah
6. Asas profesionalitas, penyelenggaraan
pemerintah daerah harus dilakukn oleh orang
yang ahli di bidang masing-masing
7. Asas akuntabilitas, pemerintah harus bisa
mempertanggungjawabkan tindakannya kepada
masyarakat
8. Asas efisiensi, harus bisa dijalankan dengan baik
tanpa menghabiskan waktu dan tenaga
9. Asas efektivitas, harus bekerja dengan baik,
46 sesuai dengan tujuan semula
47. Pelaksana otonomi daerah
Otonomi daerah dilaksanakan oleh pemerintah
daerah dan DPRD. Pemerintah daerah terdiri
atas kepala daerah dan perangkat daerah
lainnya. Kepala daerah tidak dipilih secara
langsung oleh rakyat, melainkan melalui pemilu.
47
48. Tugas dan wewenang kepala daerah
memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD
mengajukan rancangan perda
menetapkan perda yang telah mendapatkan
persetujuan bersama DPRD
Menyusun dan mengajukan rancangan perda
tentang APBD DPRD untuk dibahas dan
ditetapkan bersama
melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
48
49. DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat yang
mempunyai fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. Anggota DPRD dipilih melalui pemilu.
DPRD mempunyai alat kelengkapan:
1. Pimpinan komisi
2. Panitia musyawarah
3. Panitia anggaran
4. Badan kehormatan
5. Alat kelengkapan lain yang diperlukan
49
50. TUGAS DPRD DAN
WEWENANG
1. Membentuk perda yang dibahas bersama
kepala daerah untuk mendapatkan persetujuan
bersama
2. Membahas dan menyetujui rancangan perda
tentang APBD bersama kepala daerah
3. Memberikan persetujuan terhadap rencana
kerja sama internasional yang dilakukan oleh
pemerintah daerah
4. Meminta laporan keterangan
pertanggungjawaban kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
50
51. Pada dasarnya pemilik daerah adalah bukanlah
pemerintah daerah dan DPRD. Pemilik otonomi
daerah adalah warga/rakyat daerah otonom.
Rakyatlah yang berkuasa untuk mengatur daerah
mereka masing-masing. Sedangkan pemerintah
daerah dan DPRD adalah pelaksana otonomi
daerah. Jadi, mereka harus bertanggung jawab
kepada rakyat di daerah yang bersangkutan.
51
52. Pengertian kebijakan Publik
Kebijakan publik adalah berbagai program yang
dibuat oleh pemerintah untuk mencapai tujuan
masyarakat.
Tujuan masyarakat terwujudnya kebaikan
bersama, Karena itu kebijakan publik bisa pula
dipahami sebagai program-program pemerintah
untuk mewujudkan kebaikan bersama.
52
53. Isi kebijakan publik dibedakan
menjadi 4 tipe
1. Kebijakan regulatif, kebijakan yang bersifat
mengatur. Kebijakan ini mengandung paksaan
dan diterapkan secara langsung terhadap
individu warga masyarakat.
Contoh: kebijakan mengenai larangan berdagang
disepanjang trotoar jalan utama
2. Kebijakan redistributif, kebijakan yang bersifat
menarik sesuatu dari warga masyarakat untuk
selanjutnya didistribusikan kembali.
Contoh: kebijakan pajak pendapatan, pajak
kekayaan
53
54. 3. Kebijakan distributif, kebijakan yang bersifat
membagikan sesuatu kepada masyarakat. Bertujuan
untuk memberikan manfaat tertentu kepada
masyarakat.
Contoh: penggunaan anggaran belanja daerah untuk
membiayai program sekolah gratis
4. Kebijakan konstituen, konsekuensi yang timbul dari
ketiga kebijakan diatas. Kebijakan ini umumnya
berkenaan soal keamanan dan luar negeri serta
pelayanan administrasi.
Contoh: kebijakan mengenai lingkungan, administrasi
kependudukan.
54
55. 4 tahap dalam pembuatan kebijakan
publik
1. Penyusunan agenda,merupakan upaya
memasyarakatkan suatu agenda agar
memperoleh perhatian khalayak
2. Perumusan program, upaya menseleksi
berbagai agenda, membahasnya, memilih, dan
menyusunnya dalam bentuk program spesifik
yang konkret.
3. Pelaksanaan program, upaya melaksanakan
program yang sudah diputuskan. Berbagai hal
kegiatan (menyiapkan sumber daya dan
sumber dana
4. Monitoring/evaluasi pelaksanaan program,
upaya untuk menjaga agar program dapat
55
terlaksana dengan baik. Memperbaiki setiap
56. Jadi, kebijakan publik pada dasarnya keputusan
kolektif yaitu keputusan yang menyangkut
kepentingan bersama banyak orang. Maka kebijakan
publik harus dilakukan secara demokratis
56
57. Kebijakan publik di daerah
Kebijakan publik di daerah adalah berbagai
program yang dibuat oleh pemerintah daerah.
Kebijakan publik di daerah otonom dituangkan
dalam:
a. Peraturan daerah(perda)
b. Keputusan kepala daerah
Peraturan daerah dibuat bersama oleh DPRD dan
pemerintah daerah.
57
58. Kebijakan publik didaerah dapat berupa kebijakan
yang bertipe regulatif, redistributif, distributif,
konstituen.
Contoh
1. kebijakan regulatif di daerah: perda tentang
kebersihan kota
2. Kebijakan redistributif: perda tentang tarif air
minum
3. Kebijakan distributif: perda tentang APBD
4. Kebijakan konstituen: keputusan kepala daerah
mengenai penerimaan calon pegawai pemerintah
daerah
58
59. 4 Tipe kebijakan publik di daerah:
1. Penyusunan agenda, warga masyarakat di daerah
bisa mengemukakan aspirasi mereka berkenaan
dengan masalah tertentu. Ex: rapat akbar,
pertemuan bersama, koran daerah
2. Penyusunan program, pemerintah daerah dan
DPRD akan membahas agenda-agenda yang
muncul dalam masyarakat untuk selanjutnya
dirumuskan ke dalam program daerah dalam
bentuk Perda maupun keputusan daerah.
59
60. 3. Pelaksanaan program, pihak-pihak yang diberi
tanggung jawab akan melaksanakannya.
Masyarakat di daerah yang bersangkutan bisa
mengajukan pujian,kritik, ataupun keberatan
terhadap pelaksanaan program
4. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan program,
para pihak yang diberi tanggung jawan akan
memantau jalannya pelaksanaan program dan
mengevaluasi dampak program tersebut.
60
61. Jadi, kebijakan publik di daerah pada dasarnya
merupakan keputusan bersama. Kebijakan tersebut
pada akhirnya akan menimbulkan dampak tertentu
bagi warga masyarakat yang terkena kebijkan, baik
berupa pemberian pembebanan tertentu maupun
pemberian keuntungan tertentu. Kebijakan publik
hakikatnya adalah keputusan bersama, semestinya
warga masyarakat di daerah memiliki peluang untuk
berpasrtisipasi dalam seluruh tahapan kebijakan
publik tersebut.
61
62. Pengertian dan Pentingnya
Partisipasi
Partisipasi berasal dari kata bahasa latin “pars
dan capere. Pars berarti bagian, cepere
“mengambil”. Berpartisipasi berarti mengambil
bagian.
Dalam KBBI Partisipasi diartikan sebagai “turut
berperan serta dalam suatu kegiatan”. Partisipasi
adalah tindakan seseorang atau sekelompok
orang untuk ambil bagian atau turut berperan
serta dalam suatu kegiatan.
62
63. Partisipasi politik
Partisipasi dalam kehidupan politik kenegaraan
biasa disebut partisipasi politik. Partisipasi politik
adalah keikutsertaan warga negara biasa(yang
tidak mempunyai kewenangan dalam
pemerintahan) dalam mempengaruhi proses
pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik
berdasarkan kesadaran sendiri.
Ciri-ciri partisipasi politik
1. Merupakan perilaku lahiriah warga negara biasa
yang dapat diamati.
63
64. 2. Kegiatan itu diarahkan untuk mempengaruhi
pemerintah selaku pembuat dan pelaksana
keputusan politik
3. Kegiatan tersebut bisa saja berhasil atau gagal
mempengaruhi pemerintah
4. Kegiatan itu dilakukan untuk mempengaruhi
pemerintah secara langsung ataupun secara tak
langsung
5. Kegiatan itu dilakukan melalui prosedur yang wajar
6. Kegiatan itu dilakukan atas dasar kesadaran sendiri,
bukan desakan
64
65. 4 macam Tipe partisipasi masyarakat
1. Partisipasi aktif, kegiatan warga negara yang
senantiasa menampilkan perilaku tanggap
terhadap berbagai tahapan kebijakan
pemerintah, ex: mengajukan evaluasi kritis
terhadap kebijakan pemerintah.
2. Partisipasi militan-radikal, kegiatan warga
negara senantiasa menampilkan perilaku
tanggap terhadap berbagai kebijakan
pemerintah,ex: memprotes kebijakan kenaikan
BBM dengan merusak fasilitas umum.
65
66. 3. Partisipasi pasif, kegiatan warga negara yang
menerima atau mentaati begitu saja segala
kebijakan pemerintah, ex: menerima begitu saja
kenaikan BBM.
4. Perilaku apatis, kegiatan warga negara yang tak
mau tahu dengan apapun kebijakan publik yang
dibuat oleh pemerintah, ex: mereka yang memilih
golput dalam pemilu/pilkada.
66
67. Bentuk-bentuk partisipasi
masyarakat dalam kebijakan publik
1. Berdasarkan jumlah pelaku, dibedakan menjadi
2 yaitu,partisipasi individual adalah kegiatan
warga negara biasa untuk mempengaruhi
pemerintah yang dilakukan oleh orang-
perorangan. Partisipasi bersama, kegiatan
warga negara biasa untuk mempengaruhi
pemerintah yang dilakukan oleh sejumlah orang
atau banyak orang.
2. Berdasarkan keterlibatan si pelaku, dibedakan
menjadi 2 partisipasi langsung dan tak langsung
67
68. 3. Berdasarkan wujud sumbangan yang diberikan
(partisipasi material dan non material)
4. Berdasarkan jenis-jenis perilaku (kegiatan
pemilihan,lobbying,kegiatan organisasi, mencari
koneksi)
68
69. Soal bab 2 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
A. Pilihan ganda
1. Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas
daerah tertentu dan berwenang mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri adalah
…
a. daerah swatantra
b. otonomi daerah
c. daerah otonomi
d. daerah provinsi
2. Berlakunya UU No. 32 Tahun 2004, yang mengatur
otonomi daerah, maka masing-masing daerah diberi
kewenangan yang luas yaitu dalam hal …
a. membuat pertahanan keamanan masing-masing
daerah
b. mengelola daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki
c. pelaksanaan kebijakan keuangan moneter dan fiskal
69
d. pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif
70. 3. Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004, setiap daerah
mempunyai kewenangan yaitu seluruh bidang
pemerintahan kecuali kewenangan dalam bidang…
a. membuat mata uang rupiah menurut kebutuhan
daerah
b. menetapkan APBD
c. membuat peraturan perundangan yang berlaku
d. merencanakan melaksanakan pembangunan
daerah
4. Setiap daerah mempunyai hak otonomi,. Untuk
meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif
daerah atau DPRD adalah…
a. mengawasi jalannya presiden membuat undang-
undang
70 b. membawa aspirasi dari masyarakat kalangan
bawah
71. 5. Pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau
perangkat pusat di daerah disebut …
a. asas dekonsentrasi
b. asas desentralisasi
c. asas otonomi daerah
d. asas sentralisasi
6. DPR sebagai badan legislatif mempunyai
kekuasaan untuk …
a. lembaga menjadi pengontrol terhadap
pemerintahan negara
b. badan pengadilan pelanggaran yang dilakukan
presiden
c. mengadakan pengawasan terhadap
kekuasaan negara
71
d. badan pembuat undang-undang dalam suatu
72. 7. Ciri kebijakan publik yang kurang baik apabila …
a. sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang
dalam masyarakat
b. dapat menekan masyarakat untuk mentaati
dan mematuhi
c. mengutamakan kepentingan masyarakat pada
umumnya
d. ditetapkan oleh lembaga yang mempunyai
wewenang
8. Melaksanakan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, janganlah kita rasakan sebagai
sesuatu yang dipaksakan melainkan …
a. harus muncul dari keinginan pribadi
b. harus lahir dari kesadaran diri
72 c. sesuatu yang sudah sewajarnya
73. 9. Partisipasi masyarakat terhadap kebijakan publik
yang paling banyak pada tingkat ….
a. pelaksanaan kebijakan publik
b. penetapan kebijakan publik
c. mengevaluasi kebijakan publik
d. perumusan kebijakan publik
10. Salah satu bentuk peran serta masyarakat
terhadap kebijakan publik dapat dilihat dari ….
a. pemahaman masyarakat
b. kepatuhan masyarakat
c. kesadaran masyarakat
d. reaksi masyarakat
73
74. B. Essay
1. Jelaskan tujuan otonomi daerah menurut UU
No. 32 Tahun 2004!
2. Sebutkan alat kelengkapan DPRD!
3. Sebutkan tugas dan wewenang DPRD!
4. Jelaskan pengertian kebijakan publik!
5. Jelaskan pengertian asas tugas pembantuan!
74