SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Polimer adalah makromolekul yang dibentuk dari sejumlah molekul-
molekul kecil yang saling berikatan. Molekul-molekul kecil yang
membentuk polimer ini disebut sebagai monomer, sedangkan
reaksi yang terjadi disebut reaksi polimerisasi. Satu rantai polimer
dapat tersusun atas ratusan, ribuan bahkan jutaan molekul
monomer yang saling berikatan (Odian, 1991).
Polimer emulsi sering diaplikasikan dalam bidang industri, misalnya
cat, kertas coating, bahan perekat, pengemasan, dan pewarna kain.
Polimer emulsi adalah hasil polimerisasi adisi terinisiasi radikal
bebas dimana suatu monomer atau
campuran monomer dipolimerisasikan di dalam air dengan
perubahan surfaktan untuk membentuk suatu produk polimer
emulsi yang disebut lateks
Polimer alam adalah jenis polimer yang ditemukan
secara alami dalam bentuknya yang murni atau dapat
diekstraksi dari sumber-sumber alami. Beberapa contoh
polimer alam termasuk:
Polimer sintetik memiliki berbagai sifat dan kegunaan, dan
biasanya polimer jenis ini digunakan dalam berbagai
industri, termasuk manufaktur, kemasan, otomotif,
elektronik, dan banyak lagi. Mereka dapat dirancang
dengan berbagai sifat seperti kekuatan, elastisitas,
ketahanan terhadap panas, atau sifat khusus lainnya sesuai
dengan kebutuhan aplikasi tertentu.
Polimer bisa memiliki reaktivitas kimia yang
berbeda-beda tergantung pada jenis ikatan kimia
dalam struktur molekulnya. Beberapa polimer
reaktif terhadap asam, basa, atau zat kimia lainnya,
sementara yang lain lebih inert.
Beberapa polimer mudah terbakar, sementara yang
lain tahan terhadap api. Sifat ini penting dalam
keamanan dan aplikasi yang melibatkan polimer.
Polimer memiliki tingkat stabilitas kimia yang
berbeda. Beberapa polimer dapat terdegradasi
atau teroksidasi oleh panas, cahaya, atau zat
kimia tertentu, sementara yang lain dapat lebih
tahan terhadap degradasi.
Kemampuan polimer untuk menempel pada
permukaan lain, seperti dalam perekatan,
bergantung pada sifat kimianya. Sifat adhesi ini
sering dimanfaatkan dalam industri.
Polimer dapat menyerap air atau mengalami hidrasi,
terutama jika memiliki gugus fungsional yang dapat
berinteraksi dengan air. Ini memengaruhi sifat fisik
dan kimia polimer.
Polimer dapat digunakan dalam proses pengikatan
kimia, seperti polimerisasi silang, yang menghasilkan
sifat-sifat tertentu seperti ketahanan panas dan
kekuatan mekanik yang lebih baik.
Sifat kelarutan polimer dalam pelarut tertentu
sangat tergantung pada struktur kimianya.
Beberapa polimer larut dalam pelarut organik
tertentu, sementara yang lain lebih suka dalam
pelarut air.
Beberapa polimer lebih tahan terhadap serangan
zat kimia tertentu, seperti asam atau basa,
daripada yang lain. Ini membuat mereka berguna
dalam lingkungan yang penuh dengan bahan kimia.
Polimer dapat memiliki titik leleh yang rendah atau
tinggi tergantung pada jenisnya. Polimer dengan titik
leleh rendah lebih mudah meleleh pada suhu yang
relatif rendah, sementara yang memiliki titik leleh
tinggi memerlukan suhu yang lebih tinggi.
Polimer dapat memiliki kekuatan mekanik yang
berbeda-beda, mulai dari polimer elastomer yang
elastis hingga polimer termosetting yang keras dan
tahan panas.
Sifat kerapatan polimer bervariasi tergantung pada
jenis polimernya. Beberapa polimer mungkin lebih
padat daripada yang lain pada keadaan padat.
Polimer bisa larut atau tidak larut dalam pelarut
tertentu. Beberapa polimer larut dalam air, sedangkan
yang lain hanya larut dalam pelarut organik tertentu.
Polimer elastomer memiliki sifat elastis yang
memungkinkan mereka kembali ke bentuk asli setelah
diberi tekanan atau ditarik.
Beberapa polimer memiliki indeks bias tinggi, yang
membuat mereka berguna dalam pembuatan lensa
optik.
Beberapa polimer transparan dan bening, seperti
plastik PET, sementara yang lain bisa menjadi buram
atau berwarna.
Polimer bisa bersifat isolator atau konduktor listrik
tergantung pada struktur molekulnya. Polimer
konduktif digunakan dalam elektronika fleksibel.
Ini adalah kemampuan polimer untuk menahan gaya
tarik sebelum patah. Polimer yang memiliki kekuatan
tarik tinggi lebih kuat dan tahan terhadap peregangan.
Modulus elastisitas mengukur sejauh mana polimer
dapat meregang ketika diberi gaya tanpa mengalami
deformasi permanen. Polimer dengan modulus yang
tinggi lebih kaku.
Ini adalah persentase pemanjangan maksimum yang
dapat diberikan oleh polimer sebelum patah. Polimer
elastis seperti karet memiliki elongasi yang tinggi.
Ini mengukur kemampuan polimer untuk menahan
benturan atau tekanan tiba-tiba tanpa pecah atau
retak. Polimer yang tahan terhadap impak sering
digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kekuatan
ini.
Polimer merupakan molekul raksasa
(makromolekul) yang terbentuk dari
susunan ulang ratusan bahkan ribuan
molekul sederhana yang disebut monomer.
Oleh karena itu polimer mempunyai massa
molekul relatif sangat besar.
Panjang rantai polimer diukur dari jumlah
unit ulang yang terdapat pada rantai,
umumnya dikenal sebagai derajat
polimerisasi (DPn). Panjang rantai dari suatu
polimer berbeda- beda. Oleh karena itu,
berat molekul suatu polimer tidak dapat
ditentukan secara pasti. Berat molekul
polimer biasanya diambil berdasarkan berat
molekul rata-rata (Mw ) atau berat molekul
rata- rata jumlah ( Mn ). Berat molekul dari
polimer yang biasa digunakan sebagai
plastik, karet atau serat berkisar antara
10.000 sampai 1.000.000 (Billmeyer,1971).
Berdasarkan jenis pembentukannya polimer
dibedakan dua.
1. Polimer Adisi
Polimer yang terbentuk dari proses
penambahan unit monomer yang terus
menerus.
2. Polimer Kondensasi
polimer yang terbentuk melalui
penggabungan molekul-molekul kecil
melalui reaksi yang melibatkan gugus fungsi,
dengan atau tanpa diikuti lepasnya molekul
kecil.
Polimer memiliki kegunaan untuk
memudahkan segala aktivitas kehidupan
kita sehari-hari, baik itu polimer plastik dan
polimer karet maupun serat sintetis. Berikut
beberapa aplikasi polimer berdasarkan jenis
kegunaannya.
Jenis polimer ini masih dibedakan lagi ke dalam
beberapa bagian. Misalnya saja poletilena yang
digunakan untuk botol plastik yang bersifat
fleksibel, plastik pembungkus, jas hujan,
kantong plastik, dan isolator listrik. Sementara
untuk jenis Polivinil Klorida (PVC) biasa
digunakan dalam pembuatan pipa, karung plastik
dan pelapis lantai.
Jenis kedua polimer adalah karet. Untuk karet
berjenis neoprena dapat digunakan dalam
pembuatan selang karet, sol sepatu, sarung
tangan, dan lainnya. Sedangkan, polimer karet
yang berbahan dasar styrena butadiena rubber
menjadi bahan baku ban motor.
Selain kedua jenis polimer di atas, ada pula jenis
lainnya, yakni serat sintetis. Misalnya saja untuk
jenis nilon 66 banyak digunakan untuk bahan
baku tenda, parasit, hingga jala.
Green and Pink Doodle Hand drawn Science Project Presentation.pptx

More Related Content

Similar to Green and Pink Doodle Hand drawn Science Project Presentation.pptx

Similar to Green and Pink Doodle Hand drawn Science Project Presentation.pptx (20)

Kimia
KimiaKimia
Kimia
 
Polimer smf
Polimer smfPolimer smf
Polimer smf
 
Makromolekul (2)
Makromolekul (2)Makromolekul (2)
Makromolekul (2)
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Polimer SMK kelas XII semester 2
Polimer SMK kelas XII semester 2Polimer SMK kelas XII semester 2
Polimer SMK kelas XII semester 2
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Makromolekul
MakromolekulMakromolekul
Makromolekul
 
Makromolekul dan Koloid
Makromolekul dan KoloidMakromolekul dan Koloid
Makromolekul dan Koloid
 
TM-11A Polymer.ppt
TM-11A Polymer.pptTM-11A Polymer.ppt
TM-11A Polymer.ppt
 
Pengertian polimer
Pengertian polimerPengertian polimer
Pengertian polimer
 
3647394.ppt
3647394.ppt3647394.ppt
3647394.ppt
 
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
materi polimer
materi polimermateri polimer
materi polimer
 
Pptku
PptkuPptku
Pptku
 
Plastik
PlastikPlastik
Plastik
 
Polimer_Kimfar-zahwa camilla-SMKN 5 TANGSEL
Polimer_Kimfar-zahwa camilla-SMKN 5 TANGSELPolimer_Kimfar-zahwa camilla-SMKN 5 TANGSEL
Polimer_Kimfar-zahwa camilla-SMKN 5 TANGSEL
 
Polimer makromolekul
Polimer makromolekulPolimer makromolekul
Polimer makromolekul
 
Industri polimer
Industri polimerIndustri polimer
Industri polimer
 
Bab 6 makromulekol kelas xii
Bab 6 makromulekol kelas xiiBab 6 makromulekol kelas xii
Bab 6 makromulekol kelas xii
 

Recently uploaded

IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoAdePutraTunggali
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfAndiAliyah2
 
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docundangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docLaelaSafitri7
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdveinlatex
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxmuhnurmufid123
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (6)

IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
 
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docundangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
 
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
 

Green and Pink Doodle Hand drawn Science Project Presentation.pptx

  • 1.
  • 2.
  • 3. Polimer adalah makromolekul yang dibentuk dari sejumlah molekul- molekul kecil yang saling berikatan. Molekul-molekul kecil yang membentuk polimer ini disebut sebagai monomer, sedangkan reaksi yang terjadi disebut reaksi polimerisasi. Satu rantai polimer dapat tersusun atas ratusan, ribuan bahkan jutaan molekul monomer yang saling berikatan (Odian, 1991). Polimer emulsi sering diaplikasikan dalam bidang industri, misalnya cat, kertas coating, bahan perekat, pengemasan, dan pewarna kain. Polimer emulsi adalah hasil polimerisasi adisi terinisiasi radikal bebas dimana suatu monomer atau campuran monomer dipolimerisasikan di dalam air dengan perubahan surfaktan untuk membentuk suatu produk polimer emulsi yang disebut lateks
  • 4. Polimer alam adalah jenis polimer yang ditemukan secara alami dalam bentuknya yang murni atau dapat diekstraksi dari sumber-sumber alami. Beberapa contoh polimer alam termasuk: Polimer sintetik memiliki berbagai sifat dan kegunaan, dan biasanya polimer jenis ini digunakan dalam berbagai industri, termasuk manufaktur, kemasan, otomotif, elektronik, dan banyak lagi. Mereka dapat dirancang dengan berbagai sifat seperti kekuatan, elastisitas, ketahanan terhadap panas, atau sifat khusus lainnya sesuai dengan kebutuhan aplikasi tertentu.
  • 5.
  • 6. Polimer bisa memiliki reaktivitas kimia yang berbeda-beda tergantung pada jenis ikatan kimia dalam struktur molekulnya. Beberapa polimer reaktif terhadap asam, basa, atau zat kimia lainnya, sementara yang lain lebih inert. Beberapa polimer mudah terbakar, sementara yang lain tahan terhadap api. Sifat ini penting dalam keamanan dan aplikasi yang melibatkan polimer. Polimer memiliki tingkat stabilitas kimia yang berbeda. Beberapa polimer dapat terdegradasi atau teroksidasi oleh panas, cahaya, atau zat kimia tertentu, sementara yang lain dapat lebih tahan terhadap degradasi. Kemampuan polimer untuk menempel pada permukaan lain, seperti dalam perekatan, bergantung pada sifat kimianya. Sifat adhesi ini sering dimanfaatkan dalam industri.
  • 7. Polimer dapat menyerap air atau mengalami hidrasi, terutama jika memiliki gugus fungsional yang dapat berinteraksi dengan air. Ini memengaruhi sifat fisik dan kimia polimer. Polimer dapat digunakan dalam proses pengikatan kimia, seperti polimerisasi silang, yang menghasilkan sifat-sifat tertentu seperti ketahanan panas dan kekuatan mekanik yang lebih baik. Sifat kelarutan polimer dalam pelarut tertentu sangat tergantung pada struktur kimianya. Beberapa polimer larut dalam pelarut organik tertentu, sementara yang lain lebih suka dalam pelarut air. Beberapa polimer lebih tahan terhadap serangan zat kimia tertentu, seperti asam atau basa, daripada yang lain. Ini membuat mereka berguna dalam lingkungan yang penuh dengan bahan kimia.
  • 8. Polimer dapat memiliki titik leleh yang rendah atau tinggi tergantung pada jenisnya. Polimer dengan titik leleh rendah lebih mudah meleleh pada suhu yang relatif rendah, sementara yang memiliki titik leleh tinggi memerlukan suhu yang lebih tinggi. Polimer dapat memiliki kekuatan mekanik yang berbeda-beda, mulai dari polimer elastomer yang elastis hingga polimer termosetting yang keras dan tahan panas. Sifat kerapatan polimer bervariasi tergantung pada jenis polimernya. Beberapa polimer mungkin lebih padat daripada yang lain pada keadaan padat. Polimer bisa larut atau tidak larut dalam pelarut tertentu. Beberapa polimer larut dalam air, sedangkan yang lain hanya larut dalam pelarut organik tertentu.
  • 9. Polimer elastomer memiliki sifat elastis yang memungkinkan mereka kembali ke bentuk asli setelah diberi tekanan atau ditarik. Beberapa polimer memiliki indeks bias tinggi, yang membuat mereka berguna dalam pembuatan lensa optik. Beberapa polimer transparan dan bening, seperti plastik PET, sementara yang lain bisa menjadi buram atau berwarna. Polimer bisa bersifat isolator atau konduktor listrik tergantung pada struktur molekulnya. Polimer konduktif digunakan dalam elektronika fleksibel.
  • 10. Ini adalah kemampuan polimer untuk menahan gaya tarik sebelum patah. Polimer yang memiliki kekuatan tarik tinggi lebih kuat dan tahan terhadap peregangan. Modulus elastisitas mengukur sejauh mana polimer dapat meregang ketika diberi gaya tanpa mengalami deformasi permanen. Polimer dengan modulus yang tinggi lebih kaku. Ini adalah persentase pemanjangan maksimum yang dapat diberikan oleh polimer sebelum patah. Polimer elastis seperti karet memiliki elongasi yang tinggi. Ini mengukur kemampuan polimer untuk menahan benturan atau tekanan tiba-tiba tanpa pecah atau retak. Polimer yang tahan terhadap impak sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kekuatan ini.
  • 11.
  • 12. Polimer merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang ratusan bahkan ribuan molekul sederhana yang disebut monomer. Oleh karena itu polimer mempunyai massa molekul relatif sangat besar.
  • 13. Panjang rantai polimer diukur dari jumlah unit ulang yang terdapat pada rantai, umumnya dikenal sebagai derajat polimerisasi (DPn). Panjang rantai dari suatu polimer berbeda- beda. Oleh karena itu, berat molekul suatu polimer tidak dapat ditentukan secara pasti. Berat molekul polimer biasanya diambil berdasarkan berat molekul rata-rata (Mw ) atau berat molekul rata- rata jumlah ( Mn ). Berat molekul dari polimer yang biasa digunakan sebagai plastik, karet atau serat berkisar antara 10.000 sampai 1.000.000 (Billmeyer,1971).
  • 14. Berdasarkan jenis pembentukannya polimer dibedakan dua. 1. Polimer Adisi Polimer yang terbentuk dari proses penambahan unit monomer yang terus menerus.
  • 15. 2. Polimer Kondensasi polimer yang terbentuk melalui penggabungan molekul-molekul kecil melalui reaksi yang melibatkan gugus fungsi, dengan atau tanpa diikuti lepasnya molekul kecil.
  • 16.
  • 17. Polimer memiliki kegunaan untuk memudahkan segala aktivitas kehidupan kita sehari-hari, baik itu polimer plastik dan polimer karet maupun serat sintetis. Berikut beberapa aplikasi polimer berdasarkan jenis kegunaannya.
  • 18. Jenis polimer ini masih dibedakan lagi ke dalam beberapa bagian. Misalnya saja poletilena yang digunakan untuk botol plastik yang bersifat fleksibel, plastik pembungkus, jas hujan, kantong plastik, dan isolator listrik. Sementara untuk jenis Polivinil Klorida (PVC) biasa digunakan dalam pembuatan pipa, karung plastik dan pelapis lantai. Jenis kedua polimer adalah karet. Untuk karet berjenis neoprena dapat digunakan dalam pembuatan selang karet, sol sepatu, sarung tangan, dan lainnya. Sedangkan, polimer karet yang berbahan dasar styrena butadiena rubber menjadi bahan baku ban motor.
  • 19. Selain kedua jenis polimer di atas, ada pula jenis lainnya, yakni serat sintetis. Misalnya saja untuk jenis nilon 66 banyak digunakan untuk bahan baku tenda, parasit, hingga jala.