Green and Pink Doodle Hand drawn Science Project Presentation.pptx
1.
2.
3. Polimer adalah makromolekul yang dibentuk dari sejumlah molekul-
molekul kecil yang saling berikatan. Molekul-molekul kecil yang
membentuk polimer ini disebut sebagai monomer, sedangkan
reaksi yang terjadi disebut reaksi polimerisasi. Satu rantai polimer
dapat tersusun atas ratusan, ribuan bahkan jutaan molekul
monomer yang saling berikatan (Odian, 1991).
Polimer emulsi sering diaplikasikan dalam bidang industri, misalnya
cat, kertas coating, bahan perekat, pengemasan, dan pewarna kain.
Polimer emulsi adalah hasil polimerisasi adisi terinisiasi radikal
bebas dimana suatu monomer atau
campuran monomer dipolimerisasikan di dalam air dengan
perubahan surfaktan untuk membentuk suatu produk polimer
emulsi yang disebut lateks
4. Polimer alam adalah jenis polimer yang ditemukan
secara alami dalam bentuknya yang murni atau dapat
diekstraksi dari sumber-sumber alami. Beberapa contoh
polimer alam termasuk:
Polimer sintetik memiliki berbagai sifat dan kegunaan, dan
biasanya polimer jenis ini digunakan dalam berbagai
industri, termasuk manufaktur, kemasan, otomotif,
elektronik, dan banyak lagi. Mereka dapat dirancang
dengan berbagai sifat seperti kekuatan, elastisitas,
ketahanan terhadap panas, atau sifat khusus lainnya sesuai
dengan kebutuhan aplikasi tertentu.
5.
6. Polimer bisa memiliki reaktivitas kimia yang
berbeda-beda tergantung pada jenis ikatan kimia
dalam struktur molekulnya. Beberapa polimer
reaktif terhadap asam, basa, atau zat kimia lainnya,
sementara yang lain lebih inert.
Beberapa polimer mudah terbakar, sementara yang
lain tahan terhadap api. Sifat ini penting dalam
keamanan dan aplikasi yang melibatkan polimer.
Polimer memiliki tingkat stabilitas kimia yang
berbeda. Beberapa polimer dapat terdegradasi
atau teroksidasi oleh panas, cahaya, atau zat
kimia tertentu, sementara yang lain dapat lebih
tahan terhadap degradasi.
Kemampuan polimer untuk menempel pada
permukaan lain, seperti dalam perekatan,
bergantung pada sifat kimianya. Sifat adhesi ini
sering dimanfaatkan dalam industri.
7. Polimer dapat menyerap air atau mengalami hidrasi,
terutama jika memiliki gugus fungsional yang dapat
berinteraksi dengan air. Ini memengaruhi sifat fisik
dan kimia polimer.
Polimer dapat digunakan dalam proses pengikatan
kimia, seperti polimerisasi silang, yang menghasilkan
sifat-sifat tertentu seperti ketahanan panas dan
kekuatan mekanik yang lebih baik.
Sifat kelarutan polimer dalam pelarut tertentu
sangat tergantung pada struktur kimianya.
Beberapa polimer larut dalam pelarut organik
tertentu, sementara yang lain lebih suka dalam
pelarut air.
Beberapa polimer lebih tahan terhadap serangan
zat kimia tertentu, seperti asam atau basa,
daripada yang lain. Ini membuat mereka berguna
dalam lingkungan yang penuh dengan bahan kimia.
8. Polimer dapat memiliki titik leleh yang rendah atau
tinggi tergantung pada jenisnya. Polimer dengan titik
leleh rendah lebih mudah meleleh pada suhu yang
relatif rendah, sementara yang memiliki titik leleh
tinggi memerlukan suhu yang lebih tinggi.
Polimer dapat memiliki kekuatan mekanik yang
berbeda-beda, mulai dari polimer elastomer yang
elastis hingga polimer termosetting yang keras dan
tahan panas.
Sifat kerapatan polimer bervariasi tergantung pada
jenis polimernya. Beberapa polimer mungkin lebih
padat daripada yang lain pada keadaan padat.
Polimer bisa larut atau tidak larut dalam pelarut
tertentu. Beberapa polimer larut dalam air, sedangkan
yang lain hanya larut dalam pelarut organik tertentu.
9. Polimer elastomer memiliki sifat elastis yang
memungkinkan mereka kembali ke bentuk asli setelah
diberi tekanan atau ditarik.
Beberapa polimer memiliki indeks bias tinggi, yang
membuat mereka berguna dalam pembuatan lensa
optik.
Beberapa polimer transparan dan bening, seperti
plastik PET, sementara yang lain bisa menjadi buram
atau berwarna.
Polimer bisa bersifat isolator atau konduktor listrik
tergantung pada struktur molekulnya. Polimer
konduktif digunakan dalam elektronika fleksibel.
10. Ini adalah kemampuan polimer untuk menahan gaya
tarik sebelum patah. Polimer yang memiliki kekuatan
tarik tinggi lebih kuat dan tahan terhadap peregangan.
Modulus elastisitas mengukur sejauh mana polimer
dapat meregang ketika diberi gaya tanpa mengalami
deformasi permanen. Polimer dengan modulus yang
tinggi lebih kaku.
Ini adalah persentase pemanjangan maksimum yang
dapat diberikan oleh polimer sebelum patah. Polimer
elastis seperti karet memiliki elongasi yang tinggi.
Ini mengukur kemampuan polimer untuk menahan
benturan atau tekanan tiba-tiba tanpa pecah atau
retak. Polimer yang tahan terhadap impak sering
digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kekuatan
ini.
11.
12. Polimer merupakan molekul raksasa
(makromolekul) yang terbentuk dari
susunan ulang ratusan bahkan ribuan
molekul sederhana yang disebut monomer.
Oleh karena itu polimer mempunyai massa
molekul relatif sangat besar.
13. Panjang rantai polimer diukur dari jumlah
unit ulang yang terdapat pada rantai,
umumnya dikenal sebagai derajat
polimerisasi (DPn). Panjang rantai dari suatu
polimer berbeda- beda. Oleh karena itu,
berat molekul suatu polimer tidak dapat
ditentukan secara pasti. Berat molekul
polimer biasanya diambil berdasarkan berat
molekul rata-rata (Mw ) atau berat molekul
rata- rata jumlah ( Mn ). Berat molekul dari
polimer yang biasa digunakan sebagai
plastik, karet atau serat berkisar antara
10.000 sampai 1.000.000 (Billmeyer,1971).
14. Berdasarkan jenis pembentukannya polimer
dibedakan dua.
1. Polimer Adisi
Polimer yang terbentuk dari proses
penambahan unit monomer yang terus
menerus.
15. 2. Polimer Kondensasi
polimer yang terbentuk melalui
penggabungan molekul-molekul kecil
melalui reaksi yang melibatkan gugus fungsi,
dengan atau tanpa diikuti lepasnya molekul
kecil.
16.
17. Polimer memiliki kegunaan untuk
memudahkan segala aktivitas kehidupan
kita sehari-hari, baik itu polimer plastik dan
polimer karet maupun serat sintetis. Berikut
beberapa aplikasi polimer berdasarkan jenis
kegunaannya.
18. Jenis polimer ini masih dibedakan lagi ke dalam
beberapa bagian. Misalnya saja poletilena yang
digunakan untuk botol plastik yang bersifat
fleksibel, plastik pembungkus, jas hujan,
kantong plastik, dan isolator listrik. Sementara
untuk jenis Polivinil Klorida (PVC) biasa
digunakan dalam pembuatan pipa, karung plastik
dan pelapis lantai.
Jenis kedua polimer adalah karet. Untuk karet
berjenis neoprena dapat digunakan dalam
pembuatan selang karet, sol sepatu, sarung
tangan, dan lainnya. Sedangkan, polimer karet
yang berbahan dasar styrena butadiena rubber
menjadi bahan baku ban motor.
19. Selain kedua jenis polimer di atas, ada pula jenis
lainnya, yakni serat sintetis. Misalnya saja untuk
jenis nilon 66 banyak digunakan untuk bahan
baku tenda, parasit, hingga jala.