3. SOEMIARNO/VIII/2006 3
Negara Berdasarkan Geografi (1)
Latar Belakang
• Ir. Soekarno “Orang dan tempat tidak
dapat dipisahkan”
• NKRI
Negara Kepulauan
Antara dua samudera dan dua benua
Berada di Garis Khatulistiwa dan diliwati
Geostationary Satelite Orbit (GSO)
4. SOEMIARNO/VIII/2006 4
Negara Berdasarkan Geografi (2)
Bentuk Negara
• Negara Daratan (Land Lock Country)
• Negara Berbatasan dgn laut
Negara Pantai (Coastal archipelago)
Negara Pulau (Oceanic archipelago)
Negara Kepulauan (Archipelago)
5. SOEMIARNO/VIII/2006 5
Negara Berdasarkan Geografi (3)
Asas Negara Kepulauan (UNCLOS ps 46)
• Merupakan suatu kesatuan utuh wilayah,
yang batas-batasnya ditentukan oleh laut,
dalam lingkungan mana terdapat pulau-pulau
dan gugusan pulau-pulau
Atau
• Merupakan gugusan pulau-pulau dengan
perairan diantaranya dan angkasa di atasnya
sebagai kesatuan utuh, dengan unsur air
sebagai penghubung.
6. SOEMIARNO/VIII/2006 6
Geopolitik (1)
GEOGRAFI TUJUAN NASIONAL
GEOPOLITIK
POLITIK
•Geopolitik : Pengetahuan ttg geomorfologi (konstalasi
geografi) & penduduk utk menyelenggarakan
Pemerintahan nasional
•Geomorfologi (ciri khas) : bentuk, luas, letak/posisi,
iklim, sumber daya alam, & penduduk dgn falsafahnya
8. SOEMIARNO/VIII/2006 8
Geopolitik (3)
Beberapa Teori Geopolitik (1)
Friedrich Ratzel : Teori Ruang dasar dari teori
biologi Charles Darwin
Rudolf Kjellen : Teori Kekuatan mempertegas
teori Ratzel (satuan biologis yg intelek)
Karl Haushofer : Teori Ruang & Kekuatan
1. Lebensraum “cukup”
2. Swasembada
3. Empat wilayah/region & setiap wilayah dipim-
pin bangsa unggul Eropa–Afrika (Jerman),
Rusia-India (Rusia), Asia Timur (Jepang),
Amerika (USA)
9. SOEMIARNO/VIII/2006 9
Geopolitik (4)
Beberapa Teori Geopolitik (2)
• Sir Walter Raleight : Wawasan Maritim
menguasai laut = menguasai perdagangan
menguasai kekayaan dunia menguasai dunia
pembangunan armada laut
• Alfred Thayer Mahan : Wawasan Maritim
sumber daya laut (termasuk akses ke laut)
harus dipertahankan & dimanfaatkan
kekuatan maritim dibangun
10. SOEMIARNO/VIII/2006 10
Geopolitik (5)
Beberapa Teori Geopolitik (3)
• Sir Halford Mackinder (teori Benua)
- Dunia : 9/12 air, 2/12 pulau dunia, 1/12 pulau
- Daerah Jantung, Bulan Sabit Dalam,
Bulan Sabit Luar
- Kuasai dunia harus kuasai daerah jantung
kekuatan darat
12. SOEMIARNO/VIII/2006 12
Beberapa Teori Geopolitik (5)
Guilio Douhet & William Mitchel Kekuatan Dirgantara
- AU dapat beropersai sendiri menghancurkan musuh
di kandang sendiri (garis belakang)
- Kemenangan terakhir ada pada AU
Nicholas Spijkman (teori Daerah Batas)
- Pivot area (daerah jantung), Offshore continent land
(daerah pantai benua Eropa-Asia), Oceanic Belt (pulau
diluar Eropa-Asia, Afrika Selatan), New World (benua
Amerika)
- Gunakan kombinasi Angkatan Perang
Geopolitik (7)
14. SOEMIARNO/VIII/2006 14
Geopolitik (9)
Implementasi geopolitik bangsa-bangsa
• Inggris : Konsep Wawasan Maritim
berupaya menguasai pelabuhan di dunia
• Perancis : Konsep Wawasan Benua
berupaya menguasai daratan Eropa
• Rusia : Konsep Wawasan Benua
berupaya menguasai daratan untuk
mencari daerah panas
15. SOEMIARNO/VIII/2006 15
Wawasan Nusantara (1)
• Geopolitik Indonesia = Wawasan Nusantara
• Nusantara : Nusa diantara air Negara
Kepulauan
• Asas negara kepulauan diperjuangkan oleh
Bangsa Indonesia sejak tahun 1957 (Deklarasi
Juanda) & disetujui bangsa lain tahun 1982 di
Montego Bay, Jamaica (UNCLOS)
• Ciri Khas Indonesia : diapit 2 samudera &
2 benua, di bawah orbit GSO
16. SOEMIARNO/VIII/2006 16
Wawasan Nusantara (2)
Teori Terbentuknya Wawasan Nasional
DIRI
BANGSA
SEJARAH
BUDAYA
KONSTITUSI
UUD
B
A
N
G
S
A
A
S
P
I
R
A
S
I
W
A
W
A
S
A
N
N
A
S
I
O
N
A
L
TUJUAN
NASIONAL
LINGKUNGAN
(GEOGRAFI)
DRIVES
MOTIVE
FALSAFAH
IDIOLOGI
17. SOEMIARNO/VIII/2006 17
Wawasan Nusantara (3)
MENELITI
MENINJAU
MENGAMATI
MENANGGAPI
MEMANDANG
TINJAUAN
PANDANGAN, CARA PANDANG
KONSEPSI
Cara pandang suatu bangsa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, merupakan hasil perenungan kultural,
historis, georafis/ruang hidup, Idealisme, ideologi/falsafah,
konstitusi, aspirasi, identitas, integritas kelangsungan hidup
dan perkembangan kehidupannya serta kemampuannya/
daya saingnya.
Cara pandang bangsa Indonesia :
Tentang diri dan lingkungannya yang sarwa nusantara,
dalam lingkungan strategi yang dinamik, berdasarkan
Pancasila & UUD 45.
Persatuan dan kesatuan untuk mencapai tujuan nasional
WAWAS
WAWASAN
WAWASAN
NASIONAL
WAWASAN
NUSANTARA
18. SOEMIARNO/VIII/2006 18
Wawasan Nusantara (4)
Wawasan Nusantara (secara skematis)
Sejarah
Bangsa
Aspirasi Bangsa
Lingkungan
Geopolitik
Geostrategi
Wawasan
Nusantara
Tujuan ke dalam:
Mewujudkan kesatuan
segenap aspek kehidupan
alamiah:
Trigatra:
Geografi, Sumber daya alam,
Penduduk
Sosial: Pancagatra
Ipoleksosbudhankam
Tujuan Keluar:
Ikut serta mewujudkan
kebaha-giaan, ketertiban
perdamaian seluruh umat
manusia
Tujuan
Nasional
Cita-cita
nasional
19. SOEMIARNO/VIII/2006 19
Wawasan Nusantara (5)
Peranan
• Mewujudkan persatuan & kesatuan yang serasi
& selaras segenap aspek kehidupan nasional
• Menumbuhkan rasa tanggung jawab atas
pemanfaatan lingkungan
• Menegakkan kekuasaan guna melindungi
kepentingan nasional
• Merentang hubungan internasional dalam upaya
ikut menegakkan perdamaian dunia
20. SOEMIARNO/VIII/2006 20
Wawasan Nusantara (6)
Kedudukan Konsep
• Doktrin dasar himpunan prinsip yg diajar-
kan, dianjurkan & diterima sbg kebenaran utk
dijadikan pedoman melaksanakan kegiatan dlm
upaya capai TUNAS
• Doktrin dasar timbul dari pemikiran yg
bersifat falsafah
• Paradigma kehidupan nasional :
- Pancasila : Filsafat negara
- UUD-45 : Konstitusi negara
- Wawasan Nusantara & Ketahanan Nasional :
doktrin dasar pengaturan kehidupan nasional
21. SOEMIARNO/VIII/2006 21
Wawasan Nusantara (7)
Wajah Wawasan Nusantara
Merupakan gambaran situasi &
kondisi yang dihadapi :
Landasan konsepsi Geostrategi
Wawasan Pembangunan Nasional
Wawasan Pertahanan dan Keamanan
Wawasan Kewilayahan
22. SOEMIARNO/VIII/2006 22
Wawasan Nusantara (8)
Tantangan dari Dalam
• Memahami Deklarasi Juanda asas negara
kepulauan
• Memahami “Tanah Air” negara kepulauan/
benua maritim Indonesia
• Hakekat laut dipahami
• Menghilangkan “Faham TZMKO 442/1939”
(luas wilayah berdasarkan contour pulau)
• Tinjau UU Otoda (UU no 32/2004) ps 18
ayat (4) dan (5)
• PAD >< Kerusakan Lingkungan
• RTRW Pusat >< Daerah
23. SOEMIARNO/VIII/2006 23
Wawasan Nusantara (9)
Tantangan dari Luar
Akibat diberlakukannya asas negara kepulauan,
banyak negara banyak berkepentingan :
• Negara-negara ASEAN termasuk Australia
• Negara-negara yg berkepentingan terhadap
perikanan
• Negara-negara maritim yang memiliki armada
niaga besar
• Negara maritim besar dalam rangka mencapai
global strategi
Kusumaatmadja, 2002 : 26
24. SOEMIARNO/VIII/2006 24
Implementasi Wawasan Nusantara
Dalam Hukum Kewilayahan (1)
Wawasan Kewilayahan
Woerjaningrat : = Hindia Belanda
M. Yamin : Nusantara (dalam arti luas
termasuk Malaya, Timor, Seluruh
Kalimantan, Papua dan Tumasek)
Soekarno : Tanah-air (tanah dan air satu
kesatuan) tidak dapat dipisahkan dengan
orang
25. SOEMIARNO/VIII/2006 25
Implementasi Wawasan Nusantara
Dalam Hukum Kewilayahan (2)
Deklarasi Juanda
• Perubahan atas Ordonantie no.
442/1939 tentang TZMKO 1939
• Point to point theory tidak lagi low
water line (contour line) garis lurus
dari titik terluar pulau terluar
• Laut teritorial 12 mil laut dan laut
antara 2 pulau
• Memaknai tanah-air (nusantara)
Benua Maritim Indonesia
26. SOEMIARNO/VIII/2006 26
Implementasi Wawasan Nusantara
Dalam Hukum Kewilayahan (3)
DEKLARASI JUANDA
13 DESEMBER 1957
1. BENTUK GEO INDONESIA SBG NEG. KEPULAUAN MEMPUNYAI SIFAT &
CORAK TERSENDIRI
2. PENENTUAN BATAS LAUTAN TERITORIAL SEBAGAIMANA “TZMKO 1939”
TIDAK SESUAI LAGI DENGAN KEPENTINGAN BANGSA INDONESIA.
3. PENENTUAN GARIS BATAS LAUT TERITORIAL DIUKUR 12 MIL DARI
TITIK-TITIK TERLUAR PULAU TERLUAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA.
4. SETIAP NEGARA YANG BERDAULAT BERHAK & WAJIB UTK MENGAMBIL
TINDAKAN YANG DIPANDANG PERLU UNTUK MELINDUNGI KEUTUHAN &
KESELAMATAN BANGSA
“ … BAHWA SEGALA PERAIRAN DI SEKITAR, DIANTARA & YG
MENGHUBUNGKAN PULAU-PULAU ATAU BAGIAN PULAU-PULAU YANG
TERMASUK DARATAN INDONESIA MERUPAKAN BAGIAN DARI PERAIRAN
NASIONAL INDONESIA
UNDANG-UNDANG NO, 4/PRP 1960
28. SOEMIARNO/VIII/2006 28
Implementasi Wawasan Nusantara
Dalam Hukum Kewilayahan (5)
Hakekat Laut (1)
• Bebas, merdeka & bergerak
• Relatif tetap & tidak mudah dirusak
• Datar tidak dapat dipakai sembunyi
• Tidak dapat dikuasai secara mutlak
• Tidak dapat dikapling sulit diberi
tanda
• Alat angkut volume besar
• Sebagai macam-macam medium
29. SOEMIARNO/VIII/2006 29
Implementasi Wawasan Nusantara
Dalam Hukum Kewilayahan (6)
Hakekat Laut (2)
KONSEP KLASIK
(TRADISIONAL/ KUNO)
KONSEP PERANG LAUT
(SEA DENIAL–SEAASSERTION)
KONSEP HUKUM
(INTERNATIONAL)
•Mare Leberum (Hugo Grotius)
•Common Heritage of Mankind
•Res Nulius tak ada pemilik
•Res Communis Omnium
hak bersama
•First Come First Serve
•Sea is a whole in one
• ABSOLUTE CONTROL
• DISPUTING CONTROL
• EXERCISING CONTROL
•HIGH SEAS
•EEZ
•CONTINENTAL SHELF
•CONTIGUOUS ZONE
•ARCHIPELAGIC WATERS
•TERRITORIAL SEA
•INTERNAL WATER
30. SOEMIARNO/VIII/2006 30
Implementasi Wawasan Nusantara
Dalam Hukum Kewilayahan (7)
Hukum Laut
- Konsep berkembang setelah teknologi kapal & pelabuhan
Inggris & Belanda mengungguli teknologi perkapalan
Spanyol & Portugal
- Perubahan orientasi komoditi perdagangan
- Res Nulius >< Res Communis
- Hugo Grotius Mare Liberum
- John Selden Mare Clausum
- Hugo Grotius milik neg. pantai sepanjang dpt dikuasai
dari darat
- John Selden hak lintas damai
- Cornelis van Bijenkerschoek 3 mil garis pantai (con-
tour (contour line) saat pasang surut
- Juanda 12 mil garis pangkal (base line)
31. SOEMIARNO/VIII/2006 31
12 MIL
24 MIL
200 S/D 350 MIL
LANDAS
CONTTNEN
ZONA
TAMBAHAN
LAUT
TERITORIAL
LAUT
BEBAS
ZEE
PERAIRAN
PEDALAMAN
PERAIRAN
KEPULAUAN
DARATAN
32. SOEMIARNO/VIII/2006 32
Implementasi Wawasan Nusantara
Dalam Hukum Kewilayahan (9)
Hak Neg.Lain atas Wil.Neg.Kepulauan
• Lintas Damai : bernavigasi melalui laut teritorial suatu negara
sepanjang tak merugikan perdamaian, ketertiban & keamanan.
• Lintas Transit : bernavigasi melintasi pada selat yg digunakan
untuk pelayaran internasional antara laut lepas/ZEE yang satu ke
laut lepas/ZEE yg lain.
• Alur Laut Kepulauan :
Alur yg ditentukan Neg. Kepulauan utk alur laut & jalur
penerbangan di atasnya yg cocok digunakan utk kapal &
pesawat terbang asing
Alur ditentukan dengan merangkai garis sumbu pada peta ka-
pal & pesawat terbang, tidak boleh melintas lebih dari 25 mil
kiri/kanan garis sumbu
34. SOEMIARNO/VIII/2006 34
Implementasi Wawasan Nusantara
Dalam Hukum Kewilayahan (11)
Hukum Dirgantara
• Sebagai bag hukum internasional
• Pasal 38 (1) Statuta Internasioanal (Court of
Justice)
• Ada 5 kategori sumber hukum internasional :
• Konvensi/Traktat/Perjanjian Internasional
• Hkm Kebiasaan Internasional
• Prinsip-prinsip Hukum yg diakui negara ²
• Keputusan Pengadilan Internasional
• Ajaran Pendapat ahli hukum internasional
35. SOEMIARNO/VIII/2006 35
Wil. Udara Nasional RUANG UDARA BEBAS
Teritorial
Darat
Laut Teritorial
12 MIL
Zona
Tambahan
24 Mil
ZEE
200 Mil
Landas
Kontinen
350
(KEDAULATAN) (YURISDIKSI)
37. SOEMIARNO/VIII/2006 37
Implementasi Wawasan Nusantara
Dalam Hukum Kewilayahan
Geostationary Satellite Orbit (GSO)
• Geostationary Satellite Orbit :
- suatu orbit yg berbentuk cincin terletak pada enam radian bumi
di atas garis khatulistiwa
- Utk menempatkan satelit komunikasi agar satelit tsb pada
posisi tetap di ruang angkasa terhadap bumi
- Ketinggian GSO + 36.000 km
• Tiga Keunikan GSO :
- Ukuran terbatas : tebal + 30 km, lebar + 15 km
- Satelit pada orbit ini akan mengelilingi bumi dari barat ke timur
dgn masa orbit + 24 jam (23 jam, 56 menit, 4 detik)
- GSO hanya ada pada padang Khatulistiwa
• GSO menjadi sumber daya alam terbatas
- Panjang Garis Khatulistiwa Indonesia : 6.110 km,
GSO Indonesia : 9.997 km atau 12,8 % dari kelililing GSO
38. SOEMIARNO/VIII/2006 38
Implenetasi Wawasan Nusantara
Dalam Hukum Kewilayahan
Hukum Dirgantara
Ket:
A = Ruang Udara Nasional Indonesia
B = Ruang Udara Bebas/ Negara lain
A,B,C, = Atmosfir Bumi
D, E = Ruang Angkasa (Bebas untuk kemanusiaan
dan milik bersama)
Y = Orbit Geostarioner (GSO)
BUMIE Y D C B
Y
Y
5.140KM
+ 35.871KM
A A
12,82%
33.979,07KM
DEKLARASI BOGOTA 1976
GSO Indonesia
39. SOEMIARNO/VIII/2006 39
Otonomi Daerah (1)
Latar Belakang (1)
: Pelayanan langsung kepada
rakyatSentralisasi : Pemerintah diatur dari
pusat
Desentralisasi
Dekonsentrasi : tidak semua tugas2 teknis
dapat dilaksanakan Pemda
Filosofi Pemda ada, ada rakyat yang dilayani
Rakyat beri legitimasi
Output Public goods & Public regulation
40. SOEMIARNO/VIII/2006 40
Otonomi Daerah (2)
Latar Belakang (2)
• Tidak semua pemimpin daerah—termasuk
politisi—yang menyadari filosofi tersebut
• Berusaha memperbesar PAD
• Pemekaran wilayah
• Wilayah terisolasi—dari akses nyata & maya—
menjadi hinterland
• Frontier : hinterland di perbatasan dengan
negeri jiran
41. SOEMIARNO/VIII/2006 41
Geopolitik & Otonomi Daerah
• PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEM.
PUS & PEM. DAERAH (UU no 33/2004)
Pajak
Bumi
Bangunan
PEMERINTAH
Pajak Bumi dan
Bangunan 10%
Perrolehan hak
atas tanah &
Bangunan 20%
PROVINSI
Pajak Bumi
Bangunan 90%
Perolehan hak
atas Tanak atas
tanah &
Bangunan 80%
KAB/ KOTA
Hak Pemerintah
atas PBB dan
perolehan Hak
atas Tanah
Bangunan oleh
Pemerintah Pusat
dibangikan
kepada Kab/ Kota
42. SOEMIARNO/VIII/2006 42
Geopolitik & Otonomi Daerah
Kehutanan
Pertambang-
an umum
Perikanan
PEMERINTAH
Kehutanan iuran
HPH 20%
Provisi Hasil H 20%
PROVISI
Kehutanan iuran
HPH 16%
Provisi Hasil H 16%
KAB/ KOTA
Kehutanan iuran
HPH 64%
Provisi Hasil H 32%
Untuk kab/kota lain
dalam Provinsi
32%
Pertambangan
Umum
Land rent 20%
Explor & Exploi
20%
Pertambangan
Umum
Land Rent 16%
Explor & Exploi
16%
Pertambangan
Umum
Land Rent 64%
Explor & Exploi
32%
Perikanan Pungutan
Pengusahaan &
Hasil Perikanan
Perikanan Pungutan
Pengusahaan &
Hasil Perikanan
Perikanan Jatah
daerah dibagikan
merata pada setiap
Kab/ kota
•PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT &
PEMERINTAH DAERAH (UU no 33/2004)
43. SOEMIARNO/VIII/2006 43
Geopolitik & Otonomi Daerah
• PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH
PUSAT DAN DAERAH
TAMBANG
MINYAK &
GAS ALAM
PEMERINTAH
Minyak Bumi 85 %
PROVINSI
Minyak Bumi 3%
KAB/KOTA
Minyak Bumi 6%
Utk kab/kota lain
dlm Provinsi
6%
Gas alam 70% Gas alam 6% Gas alam 12%
Utk kab/kota lain
dlm Provinsi
12%
44. SOEMIARNO/VIII/2006 44
Wasantara & Otonomi Daerah
Beranda Depan (Daerah Frontier)
• Ekonomi kemudahan
mendapatkan kebutuhan hidup
• Sosial Budaya kesamaan sub-
kultur & kemudahan social security
• Politik kepastian hukum dapat
terjadi tuntutan referendum
Sunardi. 2002 ; 175
46. SOEMIARNO/VIII/2006 46
12 PULAU TERLUAR RAWAN DIKUASAI NEGARA TETANGGA
No NAMA PULAU SPESIFIKASI NEGARA TETANGGA RAWAN
1 P. RONDO
Kab. Sabang NAD
Tdk ada Penduduk
Penjaga Mercusuar
India Illegal Fishing
2 P.BERHALA
Kab. Serdang Bedagai
SumUt
Tak ada Penduduk
Luas: ± 2,5 km²
Malaysia Illegal Fishing
3 P. SEKATUNG
Kab. Natuna
Kepulauan Riau
Tdk ada Penduduk
Luas: ± 0,3 km²
Vietnam Illegal Fishing
4 P. NIPAH
Kota Batam
Riau
Tdk ada penduduk
Luas: ± 60 ha,
80% karang,
20% pasir
Singapura Tenggelam
Pelayaran
International
5 P.MANORE
Kab. Sangihe
Sulawesi Utara
Penduduk ± 640 jw
Luas: ± 214,49 km²
Filipina
Check Point
Border Crossing
Illegal Fishing
6 P. MIANGAS
Kab. Talaud
Sulawesi Utara
Pend ± 678 jiwa.
Luas: ± 3,15 km²
Ada Listrik
Filipina
dr Filipina 48 mil
dr Kec. 145 mil
Penyeludupan
Terorisme
Mata Uang Peso
47. SOEMIARNO/VIII/2006 47
12 PULAU TERLUAR
RAWAN DI KUASAI NEGARA TETANGGA
NO NAMA PULAU SPESIFIKASI NEGARA TETANGGA RAWAN
7 P. MARAMPIT
Kab. Talaud
Sulawesi Utara
Penduduk + 1436 jiwa
Luas : + 12 km²
Filipina
Belum ada sarana
Illegal Fishing
Effective Occupation
8 P. FANI
Kab. Raja Ampat
Papua
Ada penduduk
Luas : + 9km²
Palau
220 km² dari Sorong
35 jam pelayaran
Illegal Fishing
Effective Occupation
9 P. FANILDO
Kab. Biak Numfar
Papua
Tak ada penduduk
Luas : + 9 km²
Palau
280 km dari Kabupaten
Illegal Fishing
Effective Occupation
10 P. BRAS
Kab. Biak Numfor
Papua
Penduduk + 50 jiwa
Luas : + 3.375 km
Republik Palau
Jarak dari Kab 280 km
dari P. Supriori 240 km
Illegal Fishing
Effective Occupation
11 P. DANA
Kab. Kupang
Nusa Tenggara Timur
Tak Ada Penduduk
Dari P. Rote 4 km
Dari Kupang 120 km
Australia
Pintu masuk ALKI III
Illegal Fishing
Effective Occupation
12 P. BATEK
Kab. Kupang
Nusa Tenggara Timur
Tak ada Penduduk
Luas : + 25 ha
Tempat Penyu bertelur
Migrasi Lumba-lumba
Timor Leste
Sebelah Utara ALKI III
Illegal Fishing
Effective Occupation
48. SOEMIARNO/VIII/2006 48
KETERSEBARAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR
INDONESIA NEGARA TETANGGA
NAD 6 India 6
Sumut 3 Malaysia 17
Kep Riau 20 Singapura 4
Sumbar 2 Vietnam 3
Bengkulu 2 Filipina 11
Lampung 1 Australia 27
Banten 1 Timor Leste 6
Jabar 1 Palau 7
Jateng 1 Papua Niugini 1
Jatim 3 Thailand 9
NTB 1
NTT 5
Kaltim 4
Sulteng 3
Sulut 11
Maluku Utara 1
Maluku 18
Papua 9
50. SOEMIARNO/VIII/2006 50
Wasantara & Otonomi Daerah
Penataan Ruang
(filosofi yg mendasari)
Pemanfaatan ruang utk kepentingan
semua orang secara terpadu, efektif,
efisien, serasi, selaras, & berkelanjutan
Keterbukaan, persamaan, keadilan &
perlindungan hukum
51. SOEMIARNO/VIII/2006 51
Wasantara & Otonomi Daerah
Rencana Tata Ruang Wilayah
• RTRW harus melalui Perda
• Standarisasi penataan RTRW selama
ini mengacu pada negara kontinen
• Pengaturan wilayah pantai kurang jelas
(belum ada marine cadastre)
• Kerusakan lingkungan tidak terhindar
52. SOEMIARNO/VIII/2006 52
Wasantara & Otonomi Daerah
(Marine cadastre)
• Banyak pulau yg belum bernama
• Dokumentasi nasional
• Pendaftaran ke PBB
• Kasus Sipadan-Legitan jangan terjadi lagi
• Pembagian wilayah akan lebih akurat
• Jangan sampai kita merasa kehilangan tetapi
tidak tahu apa yang hilang
53. SOEMIARNO/VIII/2006 53
Geopolitik Negara ASEAN &
Australia
Negara (kecil & maju) cenderung menerapkan teori
Ratzel & Haushoffer
• Malaysia : membangun daerah perbatasan lebih baik
dari negara tetangga, silent occupation
• Singapura : upaya reklamasi pantai & jasa per-
ekonomian dunia
• Filipina : pengaruh sosial, budaya dan ekonomi, silent
occupation
• Palau : silent occupation
• Papua Nugini : pengaruh sosial, sosial dan eko-nomi
• Australia : Australian Maritime Indentification Zone
• Timor Leste : tidak mustahil meniru Malaysia
55. SOEMIARNO/VIII/2006 55
Perkembangan Geopolitik &
Geostrategi Negara Maju
Q.Wright : dunia menyempit, percepatan jalan sejarah
memicu dunia tanpa batas.
Q.Wright : Kebangkitan demokrasi perang fisik di
NSB.
Benturan budaya : sembilan peradaban saling berha-
dapan.
NM : berdalih perangi terorisme internasional
Teknologi informatika merupakan “imperialisme” baru
(tidak melalui perang fisik).
Wright, 1941 : 5 s/d 8
Huntington, 1996 : 100
56. SOEMIARNO/VIII/2006 56
Upaya Menghadapi Geopolitik &
Geostrategi Negara Tetangga
• Mengadapi ASEAN & Australia
- Waspadai “silent occupation”
- Pemantapan & pembinaan kekuatan maritim
- AMIZ kita harus inventarisasi pulau2
- Waspadai “Five Power Defence Arrangement”
- Kunjungan Presiden/Wapres ke perbatasan
sangat perlu
57. SOEMIARNO/VIII/2006 57
Upaya Menghadapi Geopolitik &
Geostrategi Negara Besar
• Menghadapi negara yang berkepentingan
dengan perikanan
Meningkatkan kemampuan nelayan
(nelayan pantai nelayan laut)
Pembangunan desa pantai
Nelayan menjadi monitor terhadap penggang-
gu negara kita thd : pencurian ikan, pence-
maran lingkungan, perusakan alat navigasi
58. SOEMIARNO/VIII/2006 58
Upaya Menghadapi Geopolitik &
Geostrategi Negara Besar
• Armada angkutan laut negara besar
Negara besar tetap ingin berperan dalam era
globalisasi
ALKI tidak perlu ditambah (permintaan IMO
sebaiknya tidak disetujui)
ALKI diinformasikan lebih intensif kepada
masyarakat maritim
Masyarakat maritim proaktif mengawasi
Konflik daerah banyak terjadi di tempat
yang dilalui ALKI
59. SOEMIARNO/VIII/2006 59
Upaya Menghadapi Geopolitik &
Geostrategi Negara Jiran
• Amerika Serikat & Rusia (sebelum pecah)
Negara-negara ini semula menentang
konsep negara Nusantara
Usul/meminta ALKI diperbanyak
negara nusantara menjadi terbuka
Pengupayaan Inner water menjadi high
seas tetap ditolak (memudahkan gerakan AL
neg. adidaya)
60. SOEMIARNO/VIII/2006 60
Perenungan Menghadapi Masa Depan
• Konsep RTRW yg meliputi tanah & laut
pedalaman disusun dgn lugas dan tepat
• Super power menghendaki kita lebih
terbuka
• Membangun kekuatan armada laut (TNI,
niaga, perikanan, industri, prasarana
maritim)
• Meningkatkan kemampuan nelayan agar
tidak tersesat dan mampu membaca peta
61. SOEMIARNO/VIII/2006 61
Naskah Rujukan
• UU no. 6/1996 ttg Perairan Indonesia
• UU no.23/1996 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup
• UU no.32/2004 ttg Pemerintahan Daerah
• UU no.33/2004 ttg Perimbangan Keuangan Anta Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
• Anderson, Benedict. 2002. Imagined Communities. Yogyakarta : Insist
• Basrie, Chaidir, Drs, MSi, 1995, Wawasan Nusantara, Serpong : LIH ITI
• Ditjen Dikti, 2002. Modul Acuan Proses Pembelajaran MPK Dik Kewarganegaraan.
Jakarta : Ditjen Dikti Dep Dik Nas
• Djalal, Hasjim. 1995, Indonesia and the Law of the Sea, Jakarta : CSIS
• Hardjasumantri, Kusnadi, 1989,Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta : UGM Pres
• Huntington, Samuel P.,1996, The Clash of Civilization and the Remaking of the
World Order. London : Touchtone
• Kusumatmadja, Prof. DR. Mochtar, SH, LLM.,2003, Konsepsi Hukum Negara Nusan-
• tara Pada Konferensi Hukum Laut III, Bandung : Alumni
• Roberts, J.M., 2002, The New Pinguin History of the World, London, UK : Pimguin
• Sekretariat Negara RI, TT, Himpunan Risalah Sidang-sidang BPUPKI dan PPKI yang
berhubungan Penyusunan UUD 45. Jakarta : Setneg RI
• Soemiarno, S, 2005, Ambalat dan Konflik Kepentingan (naskah Seminar), Semarang :
UNNES
• Sunardi, RM, 2004, Pembinaan Ketahanan Bangsa Dalam Rangka Memperkokoh Keu-
tuhan NKRI. Jakarta : PT Kuaternita Adidarma
• Wright, Quincy, 1942, Study of War. Chicago Ill. : The University of Chicago Press
• Zen, M.T., 2005, System Pertahanan Untuk Ketahanan Nasional,(naskah pertemuan
Menhan dgn Forum Rektor, Jakarta, Dep Han.