SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
Integrating the Practices of Urban Planning/Design and Economic Development
REVIEW PAPER
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Review Paper
Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan Kawasan (LTPW8020)
Oleh: Galih Setyo Aji
21040123411014
FAKULTAS TEKNIK
MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
REVIEW PAPER
Integrating the Practices of Urban Planning/Design and Economic Development
Background Memo for Convening on March 6, 2015
Galih Setyo Aji
Abstrak
Pembangunan ekonomi merupakan bagian dari perencanaan kota. Kedua hal
tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan memiliki keterkaitan yang sama.
Penulisan yang ditulis oleh The Richard H. Driehaus Foundation (2015) merupakan artikel
yang ditulis berdasarkan memo/kesepakatan forum pada bulan Mei 2015. Review artikel
ini bertujuan sebagai proses menjawab keingintahuan dengan menjawab pertanyaan atau
menyelesaikan masalah. Artikel ini ditujukan untuk memberikan wawasan kepada
pembaca bagaimana melakukan telaahan hasil penelitian melalui kritik penelitian.
Penelitian dilakukan melalui tahapan sistematis dan dilaporkan secara jelas dan terinci.
Laporan dan atau artikel suatu penelitian dianggap layak untuk diimplementasikan apabila
hasilnya telah melalui proses pengujian yang teliti dan mendalam, yang disebut kritik
penelitian. Kritik penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan sepuluh elemen dan
kriteria yang telah dirumuskan para ahli penelitian kualitatif. Kesepuluh elemen tersebut
mencakup: topik, tujuan, disain atau pendekatan, deskripsi informan/ partisipan, metode
pengumpulan data, metode analisis data, hasil penelitian, simpulan, dan rekomendasi.
Setiap elemen memiliki kriteria sebagai indikator. Kebenaran laporan penelitian atau
artikel perlu ditelaah dengan teliti dan kritis untuk mendapatkan pemahaman yang luas,
menetapkan fakta yang dapat digunakan dalam praktik, dan sebagai dasar penelitian
berikutnya.
Kata kunci: review penelitian, perencanaan, pembangunan
Abstract
Economic development is part of city planning. These two things cannot be separated from
each other and have the same connection. The article written by The Richard H. Driehaus
Foundation (2015) is an article written based on a forum memo/agreement in May 2015.
This article review aims to be a process of answering curiosity by answering questions or
solving problems. This article is intended to provide readers with insight into how to review
research results through research criticism. Research is carried out through systematic
stages and is reported clearly and in detail. Research reports and/or articles are considered
suitable for implementation if the results have gone through a thorough and in-depth
testing process, which is called research criticism. Research criticism can be carried out
using ten elements and criteria that have been formulated by qualitative research experts.
These ten elements include: topic, objectives, design or approach, description of
informants/participants, data collection methods, data analysis methods, research results,
conclusions and recommendations. Each element has criteria as indicators. The truth of
research reports or articles needs to be studied carefully and critically to gain a broad
understanding, establish facts that can be used in practice, and as a basis for subsequent
research.
Key words: research review, planning, development
PENDAHULUAN
Penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban terhadap keingintahuan
peneliti terhadap suatu fenomena baik secara induktif maupun deduktif. Upaya untuk
menemukan jawaban yang dilakukan secara induktif lazim dilakukan oleh peneliti
kualitatif. Metode ini juga disebut postpositivistik dan interpretive serta bersifat natural.
Dikatakan postpositivistik karena didasarkan pada filsafat postpositivisme yakni
memandang realitas sosial sebagai suatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna
dan hubungan bersifat interaktif (Sugiyono, 2009). Lebih lanjut penulis juga
mengemukakan bahwa disebut interpretive karena hasil penelitian sangat terkait dengan
interpretasi data temuan di lapangan dan pada kondisi yang alamiah. Penelitian kualitatif
juga bersifat lokal spesifik, sehingga tidak dapat digeneralisasikan seperti penelitian
kuantitatif. Pendekatan kualitatif mencoba mengeksplorasi, menemukan, menguraikan
dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan suatu realitas sosial yang tidak dapat
didefinisi secara jelas, diukur, dan dihitung. Keistimewaan ini mencakup nilai, keyakinan,
makna bahasa dan persepsi yang dimiliki seseorang tentang pengalamannya (Streutbert &
Carpenter, 1999). Beberapa asumsi yang melandasi penelitian kualitatif yakni realitas,
hubungan dan kebenaran pernyataan yang alamiah. Realitas yang alamiah dimaknai
sebagai fenomena sosial yang abstrak, dinamis dan kontekstual.
Berdasarkan artikel yang ditulis oleh The Richard H. Driehaus Foundation (2015)
mengenai keterkaitan perencanaan/perancangan kota dan pembangunan ekonomi.
Gagasan tersebut muncul karena adanya tumpeng tindih ide dan gagasan perencanaan
sehingga perlunya diselarasakan. Artikel tersebut menyebutkan bahwa bidang
perencanaan/perancangan kota dengan pembangunan ekonomi saling terkait dan
berisisan. Keterkaitan tersebut tidak 100 % dapat direalisasikan dalam bentuk dokumen
perencanaan maupun secara aplikasi di lapangan. Perencanaan/ perancangan kota
memiliki keterhubungan dengan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi
merupakan titik kunci bagi terealisasinya program pembangungan. Praktek ekonomi
Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan tempat
melalui fokus secara langsung dan secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja dan
kekayaan, serta membuat barang dan jasa tersedia, dengan semakin meningkat jumlah,
produktivitas dan output perusahaan. Tujuan-tujuan ini dikejar melalui analisis, strategi
dan pengembangan inisiatif yang terkait dengan pendorong produktivitas ekonomi yang
beragam namun saling terkait dan pertumbuhan, termasuk khususnya: keberadaan,
kekuatan dan potensi pertumbuhan industry cluster; pengembangan dan penempatan
sumber daya manusia; inovasi dan kewirausahaan ekosistem; konsentrasi, konektivitas dan
hubungan fisik antara aset ekonomi dan kegiatan (bentuk pertumbuhan perkotaan); dan
lingkungan kelembagaan publik, swasta dan sipil. Praktisi, mulai dari CDC berbasis
lingkungan hingga pengembangan bisnis regional organisasi ke industri dan kelompok
subjek (misalnya, angkatan kerja), mempekerjakan berbagai macam orang metodologi dan
alat, termasuk analisis ekonometrik terhadap kinerja dan dinamika pasar; penelitian
kualitatif dan studi kasus; peramalan; perencanaan bisnis; keuangan; dan produk, proyek,
pengembangan kebijakan dan kelembagaan. Mirip dengan perencanaan dan desain kota,
ekonomi pembangunan memerlukan berbagai bentuk partisipasi masyarakat
Perencanaan ekonomi sebagai upaya yang dilakukan secara sengaja oleh
pemerintah untuk mengkordinasikan segenap proses pembuatan keputusan ekonomi
dalam jangka panjang dari pemilihan kegiatan implementasi, kordinasi dan pemantauan
rencanan pembangunan. Sumber pertumbuhan ekonomi berasal dari tingkat tabungan
dan pertumbuhan capital (physical capital) seperti yang dikembangkan oleh Harold (1939)
– Domar (1946), Solow (1956) maupun human capital dalam teori pertumbuhan endogen.
Eksternalitas teknologi dan human capital sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi yang
diperluas dengan memperhatikan karakteristik dasar suatu negara (Bradley dan Gans
1998). Peran karakteristik dasar suatu negara menjelaskan perbedaan pertumbuhan
output per kapita, dikemukakan dalam studi pertumbuhan ekonomi menggunakan analisis
lintas negara yang diaplikasikan pada tingkat regional dalam analisis pertumbuhan regional
(Barro, 1989. Glaeser et. Al (1995), Bradley dan Gans (1998) memperluas penggunaan
karakteristik dasar suatu wilayah untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi di tingkat kota
secar cross section.
Salah satu kesinambungan pembangunan ekonomi dengan perencanaan kota
adalah pengaturan zona nilai tanah. Narindra (2020) menjelaskan bahwa tanah dianggap
sebagai objek yang memiliki unsur kelangkaan karena jumlah yang terbatas. Zona nilai
tanah dapat mengatur peletakan objek yang dapat dibangun dalam suatu Kawasan
perkotaan. Letak objek tanah akan berpengaruh terhadap harga tanah dan pajak yang
dibayarkan. Objek yang berada di pusat perkotaan akan memiliki nilai tanah yang lebih
tinggi dibandingkan pada lokasi yang berada di pinggiran. Keterkaitan zona nilai tanah
terhadap pembangunan ekonomi ialah peranannya untuk menambah pendapatan daerah
yang bertujuan untuk sistem kemampuan fiskal Kawasan. Fiskalisasi penggunaan lahan
atau “zona fiscal” akan mengurangi resiko konflik kepentingan di suatu Kawasan. Zonasi
Kawasan melalui sub bagian wilayah kota (SBWK) akan mengatur kegiatan yang dapat
diseragamkan agar mampu mengefektifikan potensi kawasan dan efisiensi dari dampak
pengeluaran fiskal warga kota. Investor maupun masyarakat akan mempertimbangkan
lokasi untuk berkegiatan di lingkungan kota. Perencanaan industri atau sektor ekonomi
yang ditargetkan tidak berbasis lokasi (yaitu, tidak berbasis lokasi). tidak secara eksplisit
terkait dengan pola spasial dan aset fisik). Rencana pertumbuhan ekonomi regional yang
tidak cukup mengadvokasi atau menggabungkan secara cerdas prinsip pertumbuhan
Pembangunan berorientasi transit yang tidak cukup memasukkan berbasis pasar.
Kesinambungan pembangunan ekonomi dan perencanaan kota yang lain adalah
sistem konektivitas yang mudah. Kemudahan keterhubungan antar wilayah menjadikan
efisiensi anggaran bagi pergerakan barang dan jasa. Perencanaan kota yang terintegrasi
akan menciptakan kenaikan nilai ekonomi Kawasan yang lebih tinggi. Perencanaan
transportasi yang tidak sesuai dengan realitas tempat tinggal dan tempat tinggal
pertumbuhan ekonomi sedang berlangsung. Pengembangan pengembangan pusat transit
(TOD) dalam kawasan perkotaan akan memudahkan masyarakat dalam melakukan
perjalanan menuju kawasan lain.
Praktisi pembangunan dapat berkolaborasi dengan lebih sengaja dan sistematis,
pada akhirnya menghasilkan hasil yang lebih baik dari perspektif kedua bidang. Tujuan hari
ini adalah: Pemupukan silang memungkinkan praktisi di setiap bidang untuk belajar satu
sama lain dan mengidentifikasi cara untuk memasukkan bagian yang paling bernilai
tambah ke dalam bidang praktik mereka sendiri. Penerapan praktis mengidentifikasi
peluang spesifik, misalnya, jenis proyek dan produk seperti distrik inovasi atau rencana
TOD, metodologi dan alat analitik, dll. untuk saling menguntungkan kolaborasi yang
bermanfaat antara kedua bidang praktik. Agenda Penelitian dan
Pengembangan,mengartikulasikan langkah selanjutnya dan mulai mengembangkan
agenda untuk penelitian terapan dan pengembangan untuk memperkuat praktik terpadu.
Untuk menyiapkan panggung bagi diskusi yang kaya dan produktif, memo latar belakang
ini bertujuan untuk membangu. beberapa titik temu dan pembahasan awal pada
pertemuan tersebut dengan memberikan. Perbandingan tingkat tinggi dari perspektif
perencanaan/desain kota dan ekonomipendekatan pembangunan di bidang praktiknya
masing-masing; Deskripsi tentang bagaimana dinamika global tertentu mengubah praktik
di setiap bidang dan meningkatkan kebutuhan akan praktik yang lebih terpadu;
Pemeriksaan sejumlah kecil proyek umum dan jenis produk di setiap bidang, muncul ke
permukaan pemikiran awal tentang potensi manfaat integrasi yang lebih disengaja dan
strategis.
Bidang perencanaan dan desain kota bertujuan terutama untuk membentuk
lingkungan fisik kota dan daerah untuk peningkatan kesehatan manusia dan lingkungan,
dunia usaha dan pekerjaan pertumbuhan, dan akses terhadap transportasi, ruang dan
fasilitas publik, pendidikan dan gaya hidup fasilitas. Ini membentuk penataan, penampilan
dan fungsi tempat melalui penciptaan rencana tata ruang, pedoman dan peraturan
penggunaan lahan; campuran penggunaan lahan yang direkomendasikan dan pola; standar
pengembangan dan desain bangunan, ruang terbuka, dan ruang publik; zonasi dan
peraturan bangunan; dan kebutuhan serta penempatan infrastruktur. Niat dari perbaikan
ini memiliki dampak positif pada kualitas hidup, daya tarik, operasiona efisiensi (misalnya
kemacetan), ketahanan dan keberlanjutan jangka panjang. Praktisi, termasuk perencana
kota, perancang kota, arsitek lanskap, arsitek dan insinyur terampil dalam bidang tersebut
penerapan alat seperti pemodelan kuantitatif dan pengujian skenario (termasuk populasi
dan peramalan kebutuhan transportasi), pemetaan geospasial, perencanaan sistem
lingkungan, desain distrik, perencanaan induk lokasi dan desain bangunan serta pedoman
dan tata cara desain perkembangan. Perencanaan dan perancangan kota, mengingat
skalanya dan keragaman aktor yang terlibat, seringkali memerlukan berbagai bentuk
partisipasi masyarakat, baik secara formal melalui komisi perencanaan kota dan secara
informal melalui, misalnya, pertemuan balai kota, lokakarya desain dan charrette, serta
secara digital latihan permainan. Praktik pembangunan ekonomi berpijak pada bidang ilmu
ekonomi yang berkaitan dengan alokasi efisien sumber daya yang terbatas melalui sistem
pasar yang diatur untuk produksi dan distribusi barang dan jasa. Berdasar penjelesan latar
belakang tersebut, review mengenai artikel keterkaitan pembangunan ekonomi dan
perencanaan kota ini dilakukan untuk memperdalam materi dan menilai seberapa dalam
muatan materi substansi yang ditulis.
Tujuan
Tujuan tulisan ini bertujuan untuk mereview hasil kajian mengenai keterkaitan
antara pembangunan ekonomi dan perencanaan kota .Masukan ini penting agar penulisan
lebih sempurna
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan ini dibatasi dengan penilaian artikel penelitian dengan
memuat artikel lain sebagai factor untuk melihat kekuatan dan kelemahan penyusunan
materi mengenai keterkaitan pembangunan ekonomi dan perencanaan kota. Artikel ini
juga menggunakan materi dari artikel serupa sebagai upaya menjadikan best practice dan
komparasi hasil studi.
PEMBAHASAN
Fenomena dan Tinjauan
Review atau penilaian ulang merupakan proeses untuk meneliti kembali kekuatan
dan kelemahan penulisan dan hasil penelitian. Review juga memeriksa dengan teliti dan
menyeluruh terhadap selain mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan namun juga
keterkaitan logika, arti, dan kemanknaan suatu studi dan proses evaluasi ini dilakukan
secara objektif dan kritis terhadap laporan penelitian. Penulis menilai kedalaman materi
artikel sebagai berikut :
1. Penilaian Topik
Dalam penulisan tidak dimunculkan mengenai bagaimana urgensi dari
perencanaan pembangunan perkotaan dengan pembiayaan itu muncul. Hanya
menjelaskan bagaimana sudut pandang, peluang dan praktik dari pengaplikasian
perencanaan kota yang dikaitkan dengan pembangunan ekonomi. Sudut pandang lain
mengenai urgensi perencanaan kota dengan pembangunan ekonomi muncul dalam
buku Antony J Catanese & Snyder (1996) yang meyebutkan sebagai berikut :
pembangunan kawasan perkotaan yang berbasis pembiayaan menurut Snyder (1996)
muncul ketika terdapat gerakan untuk pembaharuan sosial dan penataan kota yang
terjadi di Amerika Serikat. Gerakan tersebut muncul dengan diangkatnya perwakilan
masyarakat kota menjadi badan perencanaan yang terpisah dari proses politik. Badan
perencanaan kota yang dibentuk berperan sebagai dewan penasehat walikota dan
dewan kota yang bekerja secara terpisah dari tugas keseharian pemerintah dan
bertugas secara independen. Badan yang dibentuk diberikan tugas untuk
melaksanakan kajian mengenai manajemen dan isu pembangunan kota seperti
perencanaan transportasi, program sosial, serta penanganan sosial. Pemerintah
federal Amerika Serikat pada tahun 1960 menerapkan sistem perencanaan,
pemrograman, dan penetapan anggaran (planning, programming, budget system-
PPBS). Berdasarkan topik dari Snyder tersebut dijelaskan kekterkaitan perencanaan
kota dengan pembangunan ekonomi merupakan satu program yang sama dan saling
terkait.
2. Pemilihan Fenomena
Fenomena dalam artikel tersebut henya menyebutkan secara umum dan tidak
didasarkan pada sitasi teori sebagai dasar berfikir. Pemilihan fenomena didasarkan
pada hasil diskusi terarah sebagai dasar dari penulisan. Penulisan dalam artikel
tersebut tidak memuat Tulisan lain yang menyebutkan fenomena yang sama sebagai
berikut : Irawan dan Suparmoko (1982) juga menjelaskan bahwa syarat-syarat
perkembangan ekonomi dipengaruhi oleh faktor sumber daya, mobilitas, akumulasi
kapital, kriteria dan arah investasi. Perkembangan ekonomi. Perencanaan ekonomi
kawasan perkotaan perlu mempertimbangkan sektor-sektor basisnya. Perubahan pola
ekonomi dari pertanian menuju ke industri beresiko meningkatkan pengangguran
akibat berubahnya pola pekerjaan masyarakat. Peningkatan harga lahan pada
kawasan pusat perkotaan memunculkan fenomena perpindahan penduduk dari pusat
menuju kawasan pinggiran. Pembiayaan perkotaan dilaksanakan oleh pemerintah
kota yang didasarkan pada pemungutan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai
pajak bumi dan bangunan. Penerimaan hasil pemungutan pajak seringkali tidak
mencapai target yang diharapkan sehingga pemerintah daerah sangat bergantung
pada transfer dari pemerintah pusat.
3. Pemilihan Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dipilih oleh penulis artikel dinilai oleh penilai memiliki
keterbatasan dan tidak mendalam hal tersebut diakrenakan pemilihan Ruang lingkup
berdasarkan memo latar dan diskusi pada tanggal 6 Maret ini dibatasi dalam beberapa
hal:
o Fokus pada praktik perencanaan/desain kota dan pembangunan ekonomi, bukan
pada praktiknya teori fundamental (misalnya, bidang ekonomi yang luas dan
beragam) yang mendasari masing-masing teori tersebut mereka.
o fokus pada wilayah perkotaan – wilayah metropolitan, kota besar, dan lingkungan
sekitar.
o Sehubungan dengan praktek pembangunan ekonomi dan pemahaman kita tentang
bagaimana perekonomian pekerjaan, fokus pada sistem Barat/kapitalis.
4. Pendekatan Metodologis
Metodologi yang digunakan dalam artikel tersebut menggunakan pendekatan
kesepakatan/FGD yang kemudian dituliskan dalam tabulasi komparasi dan sudut
pandang praktik perencanaan kota dan pembangunan ekonomi.
5. Output
Tulisan yang ditulis oleh The Richard H. Driehaus Foundation mengenai hasil dari
keterkaitan pembangunan ekonomi dan perencanaan kota hanya memuat peluang dari
praktik perencanaan dan pembangunan ekonomi. Output yang dihasilkan terdapat 6
poin yang dimuat sebagai berikut :
1. Perencanaan Komprehensif
2. Pengembangan Ekonomi secara Komprehensif
3. Rencana Pertumbuhan Ekonomi
4. Pengaturan Zonasi
5. Rencana Pembangunan ulang
6. Inovasi Kawasan
Kesuksesan pembangunan kawasan perkotaan ditinjau dari muatan substansi
antara perencanaan dan pembiayaan. Fungsi perencanaan dan pembiayaan berjalan
secara bersamaan dalam kegiatan pemerintah dalam mempersiapkan anggaran belanja
atas barang modal. Perencanaan yang bersifat jangka Panjang sudah dapat diwujudkan
melalui skema struktur anggaran belanja. Untuk itu penilai mengusulkan untuk
ditambahkan meteri mengenai perencana perlu untuk menguasai sejumlah aspek
pembiayaan sebagai berikut :
1. Ekonomi
a. Mikroekonomi
a. Keuangan Negara
b. Kondisi Ekonomi dan fiskal daerah perkotaan
2. Perencanaan dan manajemen fiskal
a. Riset ekonomi pokok
b. Analisis kebijakan fiskal
c. Perencanaan fiskal jangka panjang
d. Program barang modal, pelayanan, dan penerimaan
e. Anggaran belanja modal dan operasi
3. Hubungan fiskal antar pemerintahan
4. Pembiayaan utang
5. Metode kuantitatif
a. Analisis dan evaluasi program
b. Analisis investasi dan pembangunan
c. Analisis dampak fiskal
6. Tingkat Penerapan Artikel terhadap Praktik Perencanaan
Penerapan muatan substansi terhadap praktik dapat diliat berdasarkan relevansi
substansi dengan kondisi di lapangan. Tulisan tersebut tidak memuat contoh bagaimana
aplikasi dalam lingkup perencanaan kota maupun pembangunan ekonomi. Muatan
substansi artikel hanya menyebutkan peluang dari penerapan substansi tersebut.
Substansi yang menyebutkan mengenai kedalaman materi sebagai berikut :
perencanaan/desain kota dan pembangunan ekonomi mana yang mempunyai
potensi untuk menjadi lebih baik menginformasikan dan saling menguatkan satu sama
lain. Potensi manfaat yang mungkin bisa direalisasikan termasuk, misalnya:
• Peningkatan konektivitas antara pekerjaan, perumahan, fasilitas pendidikan dan
komunitas lainnya dan aset regional (misalnya, ruang terbuka, institusi budaya)
• Reinvestasi pada komunitas berpenghasilan rendah dan minoritas yang sering kali
tidak berinvestasi
• Jaringan transportasi/transit yang lebih efisien, waktu perjalanan yang lebih singkat
dan kemacetan yang lebih sedikit
• Tata cara dan peraturan – khususnya zonasi – yang memperbolehkan atau bahkan
mendorong jenis tersebut pengembangan dan desain yang paling diminati oleh
perusahaan dan organisasi ekonomi masa depan (yaitu, pusat kegiatan yang padat,
serba guna, dan terhubung dengan baik)
• Investasi infrastruktur (misalnya transportasi, air, energi dan teknologi) dan
penggunaan lahan pola yang disesuaikan dengan kebutuhan klaster industri dengan
pertumbuhan tinggi, mempertahankan perusahaan Menyelaraskan
Perencanaan/Desain & Pembangunan Ekonomi terhubung dengan pekerja,
pelanggan dan pemasok; dan menambahkan nilai dengan cara yang membuat
perusahaan lebih produktif dan efisien
• Fasilitas, ritel, perumahan, ruang terbuka, dan layanan yang beragam dan mudah
diakses disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan berbagai segmen penduduk
regional, dan khususnya segmen yang bervariasi dari angkatan kerja
• Proses yang lebih inklusif – yang lebih mencerminkan faktor demografi dan
sosioekonomi lokal – untuk melibatkan penduduk dan dunia usaha dalam
perencanaan/desain dan pembangunan ekonomi Bagian ini bertujuan untuk
menyoroti beberapa proyek dan jenis produk yang mungkin ada khususnya peluang
besar untuk mewujudkan manfaat integrasi, dan memunculkan beberapa
pertanyaan tentang caranya hal itu mungkin dapat dicapai, sebagai bahan
pemikiran.
Penerapan terhadap Kebijakan fiskal
Materi mengenai kebijakan fiskal/regulasi keuangan belum dituliskan sehingga
penilai merasa perlu bahwa ditambahkan penerapan kebijakan fiskal sebagai dasar
untuk merencanakan kota dan pembangunan ekonomi. Analisis kebijakan fiskal
mencangkup dua anilisis yang berbeda : (1) perumusan dan analisis atas alternative
kebijakan fiskal dan (2) evaluasi dampak fiskal (perubahan penerimaan dan
pengeluaran di masa mendatang). Alternatif kebijakan fiskal memiliki sasaran dan
tujuan relative terhadap masalah ekonomi pokok seperti pertumbuhan, stabilitas,
efisiensi, dan pemerataan, yang diwujudkan sebagai sekelompok tindakan atau
kebijakan fiskal (menyangkut penerimaan dan pengeluaran pemerintah). Perumusan,
evaluasi, dan perubahan kebijakan fiskal tertentuini merupakan proses yang
berlangsung terus-menerus sebagai reaksi terhadap perubahan komponen
pengeluaran wajib, kendala hukum, perlilaku anggota masyarakat, dan sebagainya.
Adisasmita (2011) menjelaskan bahwa proses kegiatan ekonomi masyarakat
sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang berdampak langsung maupun
tidak langsung. Adanya badan-badan dan lembaga yang mengelola pembangunan
merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah terhadap pembangunan
ekonomi. Pengelolaan pembangunan ekonomi berpengaruh terhadap produksi dan
pendapatan negara. Eckstein dalam Adisasmita (2011) menerangkan keharusan
campur tangan pemerintah yang disebabkan oleh kelemahan pasar diantaranya (1)
timbulnya deflasi dan inflasi, (2) Timbulnya gejolak ketidakmerataan pendapatan
Peluang Pengintegrasian Pembangunan
• Pada skala regional dan kota, perencana/perancang kota dan pembangunan
ekonomi praktisi dapat bekerja secara tandem sehingga perspektif dan kepentingan
tidak terinvestasi
• Komunitas dan populasi yang kurang beruntung dimasukkan ke dalam semua
bidang praktik. Untuk Misalnya, prinsip-prinsip perencanaan penggunaan lahan dan
transportasi yang komprehensif harus mencakup kriteria terkait peningkatan
inklusi; rencana pertumbuhan ekonomi harus dikembangkan sub-geografi yang
berbeda dalam wilayah tersebut selaras dengan rencana regional secara
menyeluruh; investasi pada infrastruktur dan layanan publik harus diprioritaskan
dengan cara yang mendukung peluang yang adil bagi pertumbuhan ekonomi; dll.
• Pada skala lingkungan, kedua bidang praktik tersebut berkaitan dengan
peningkatan fisik dan akses virtual yang dimiliki penduduk dan dunia usaha
terhadap peluang ekonomi di seluruh dunia wilayah. Masing-masing bidang
membahas sebagian dari hal ini dan perlu diinformasikan secara langsung oleh
bidang lainnya. Misalnya, praktisi pembangunan ekonomi dapat mengidentifikasi
klaster regional, dinamika pekerjaan atau rantai pasokan yang memberikan peluang
bagi pertumbuhan lingkungan. Praktisi perencanaan/desain dapat memberikan
akses yang lebih baik terhadap peluang tersebut melalui merencanakan dan
memprioritaskan infrastruktur yang menghubungkan lingkungan dengan pusat
kegiatan utama, menyusun kode zonasi dan pedoman desain yang memfasilitasi
lokasi penggunaa tersebut di dalam kawasan lingkungan sekitar, dll.
• Pada tingkat proyek tertentu, perencana/perancang kota dan pembangunan
ekonomi. para praktisi perlu berkolaborasi lebih mendalam dalam proyek
pembangunan kembali yang terintegrasi, untuk mencapai tujuan tersebut
memanfaatkan peluang seperti pembangunan kembali lahan industri perkotaan
menjadi penggunaan campuran (mixed use) yang terintegrasi secara fisik, sosial,
dan ekonomi lingkungan sekitar sambal memitigasi risiko pengungsian (khususnya
pembangunan yang berfokus pada pemanfaatan ekonomi yang sangat padat
pengetahuan, seperti taman teknologi, distrik inovasi, dll
Penerapan Substansi Peraturan Zonasi
Peraturan zonasi adalah definisi hukum tentang bagaimana lahan dan
bangunan dapat digunakan. Di luar dalam menggambarkan distrik zonasi dan
menjelaskan penggunaan yang diizinkan, hal ini sering kali mencakup parkir dan
pemuatan persyaratan, aturan lansekap dan penyangga, persyaratan signage dan
detail lainnya ketentuan. Peraturan baru dan zonasi ulang memerlukan persetujuan
dewan kota atau komisi zonasi. Peluang Integrasi/Sinergi Peraturan zonasi bisa jadi
relatif tidak fleksibel dalam beradaptasi dengan tuntutan perubahan pasar untuk
perumahan, komersial, industri dan jenis pembangunan lainnya. Yg membuat
perubahan terhadap peraturan zonasi cenderung didorong oleh agenda jangka
pendek, lokal, dan spesifik proyek daripada pertimbangan pertumbuhan jangka
panjang, dan proses persetujuan formal yang diperlukan perubahan pada tata cara
dapat menjadi sesuatu yang menakutkan atau memakan waktu. Mengintegrasikan
pengetahuan para profesional pembangunan ekonomi dengan lebih sengaja dan
strategis perkembangan perekonomian suatu wilayah dapat meningkatkan hasil ketika
peraturan tersebut ditinjau ulang dan potensi amandemen. Hal ini juga dapat
menginformasikan pemikiran ulang dan penulisan ulang yang lebih sistematis kode
yang lebih mencerminkan perubahan yang terjadi pada permintaan akan penggunaan
campuran, yaitu kompatibilitas penggunaan yang berbeda (karena berbagai
penggunaan industri menjadi kurang berbahaya) dan di lahan dan karakteristik
bangunan yang disukai oleh industri tertentu dalam konteks perekonomian
berikutnya.
7. Penilaian terhadap Sudut Pandang Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi mendasari dari pembangunan yang tidak berwujud
(invisible hand) yang merupakan pembangunan yang tidak memiliki wujud yang dapat
dirasakan secara indera manusia. Pembangunan ekonomi memiliki tujuan untuk
memperpanjang hidup dan peningkatan kualitas hidup manusia. Pembangunan
ekonomi dalam lingkup perkotaan bertujuan untuk menarik investasi dan dampak
fiskal sebagai upaya optimalisasi sumberdaya Kawasan.
Rencana fiskal jangka panjang akan mempengaruhi langkah yang akan
ditentukan untuk melaksanakan kebijakan fiskal sedemikian rupa sehingga mampu
mempertahankan kondisi fiskal yang sehat. Rencana fiskal jangka Panjang akan
memberikan masukan penting bagi perumusan belanja barang modal, jasa pelayanan,
maupun penerimaan serta bagi upaya penyusunan anggaran belanja untuk barang
modal ataupun belanja rutin (operasional) yang dihitung hingga jangka waktu 5 tahun.
Perencanaan fiskal memuat :
1. Inventarisasi kegiatan yang ada
2. Analisis standar pelayanan, metode operasi, dan biaya factor produksi
3. Estimasi atas pengeluaran dan penerimaan di masa yang masa dating
4. Melakukan studi peramalan fiskal
5. Pembentukan model fiskal
Penentuan studi perencaaan fiskal didasarkan pada (1) membandingkan
tingkat penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan di masa mendatang, (2)
menentukan berbagai masalah dan peluang fiskal (3) merumuskan langkah-langkah
yang harus diambil guna mengatasi masalah.
Penentuan sudut pandang dalam pembangunan ekonomi perlu ditinjau dari
teori-teori ekonomi yang berkembang. Teori ekonomi dikembangkan oleh Robert
Solow dan Travor Swan menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada
tambahan persediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi
modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan pada anggapan
yang mendasari analisis klasik, yaitu perekonomian akan tetap mengalami tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) dan kapasitas peralatan modal
akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Dengan kata lain, perekonomian
akan berkembang tergantung pada pertumbuhan penduduk atau produktivitas tenaga
kerja, akumulasi modal, dan kemajuan teknologi (Sukirno, 2000: 436) .
Gambar Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori Pertumbuhan Harrod-Domar di kemukakan oleh Harrod-Domar menyatakan
bahwa investasi memegang peranan penting di dalam proses pertumbuhan ekonomi,
hal ini dikarenakan investasi mempunyai dua sifat yaitu menciptakan pendapatan dan
memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok
modal. Untuk menciptakan pertumbuhan yang mantap maka investasi harus
senantiasa ditingkatkan, hal ini memerlukan pertumbuhan pendapatan nyata secara
terus menerus pada tingkat yang cukup untuk menjamin penggunaan kapasitas secara
penuh atas stok modal yang sedang tumbuh (Jhingan, 2000: 230). Tingkat
pertumbuhan PDRB ditentukan bersama-sama oleh rasio tabungan nasional dan rasio
modal atau output nasional. Lebih khusus lagi dikatakan bahwa tingkat pertumbuhan
pendapatan regional akan secara langsung atau secara positif berhubungan erat
dengan rasio tabungan
Gambar Teori Ekonmi Harold Domar
6. Penilaian terhadap Sudut Pandang Perancangan Kawasan
Penilaian mengenai sudut pandang perancangan kawasan perkotaan hanya
melihat tentang bagaimana permasalahan perkotaan, perlu adanya teori khusus
mengenai kebijakan perkotaan lama. Kebijakan dan pola pembangunan lingkungan
binaan yang lama dinilai telah memberikan kontribusi terhadap perkotaan dan wilayah
yang semakin terpisah berdasarkan ras dan ekonomi. Pola ini diperburuk oleh
perkembangan tata guna lahan saat ini dan kebijakan pertumbuhan ekonomi yang
semakin menguat segregasi ras dan pendapatan. Akibat yang ditimbulkan misalnya:
• Rumah tangga berpendapatan rendah sebagian besar tinggal di bagian tengah
kota, sambil bekerja pertumbuhan khususnya meningkat pesat di daerah
pinggiran kota
• Daerah telah memberlakukan kebijakan transportasi dan pertanahan yang
mendorong perluasan ekonomi dan menciptakan struktur insentif yang semakin
mendistorsi pengambilan keputusan mengenai penggunaan lahan dan
infrastruktur
• Kebijakan perencanaan regional tidak cukup mendorong keselarasan angkutan
umum regional pola pembangunan dan perluasan pusat kerja di luar pusat kota
• Kepemimpinan dalam perencanaan, perancangan, dan pembuatan kebijakan
tidak selalu inklusif atau beragam seperti yang terjadi pada saat ini demografi
populasi yang dilayaninya
• Strategi pertumbuhan ekonomi yang fokus pada industri yang padat
pengetahuan/berteknologi tinggi dibangun di sekitar lembaga-lembaga utama
mungkin tidak menyediakan banyak kesempatan kerja pekerja berpenghasilan
rendah dan berketerampilan rendah, serta berpotensi mengakibatkan
perpindahan
7. Penilaian Terhadap Dampak Kegagalan Pengintegrasian Pembangunan Fisik dan
Pembangunan Ekonomi
Penilai merasa perlu dimasukkan resiko dari gagalnya pengintegrasian
pembangunan fisik perkotaan dan pembangunan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan
apabila terjadi kegagalan maka akan menjadi dampak yang sangat luar bisa dari
berkembangnya kota secara tidak tertata. Berkembangnya pembangunan dan
perekonomian yang pesat menyebabkan Kota memiliki daya tarik dilihat dari tingginya
urbanisasi yang terpusat. Hal tersebut menyebabkan kepadatan penduduk dan
kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat, yang juga mengakibatkan tingginya
harga lahan. Tingginya akan harga tanah dan adanya kebutuhan akan lahan yang
tinggi, berdampak pada perubahan penggunaan lahan permukiman yang tinggi di
wilayah pinggiran perbatasan. Hal tersebut dikarenakan adanya anggapan harga tanah
di luar lebih murah, serta memilih daerah perbatasan yang terdekat dan dapat diakses
dengan mudah dan cepat dengan adanya fasilitas transportasi dan jalan sebagai sarana
prasarana agar tetap dapat beraktifitas di kota (commuter). Hal ini menimbulkan
adanya fenomena urban sprawl dalam artian perkembangan secara acak pada daerah
Terpusatnya kegiatan perekonomian di kota yang meningkatkan jumlah
penduduk akan beriringan dengan kebutuhan akan lahan di perkotaan sehingga
menimbulkan tingginya harga tanah di pusat kota. Hal ini mempunyai dampak bagi
wilayah-wilayah perbatasan kota itu sendiri yang mana berdampak pada tingginya
kebutuhan akan lahan di kota. Akibatnya, muncul kecenderungan pergeseran fungsi-
fungsi perkotaan ke daerah pinggiran (urban fringe). Kebutuhan ruang yang semakin
meningkat di daerah perkotaan tersebut mendorong terjadinya perkembangan
daerah pinggiran kota (urban fringe) dan perkembangan daerah secara acak (urban
sprawl). Selain urban sprawl tersebut membuat lahan produktif semakin berkurang,
menyebabkan pula perubahan bentuk kota atau morfologi kota yang tidak teratur
(Hanief dan Dewi, 2014:342). Tujuan dari perkembangan kota pada wilayah terkena
dampak adalah menjadi area dimana masyakarat dapat hidup dengan nyaman dan
tenang dalam suatu kota atau menjadi kota yang layak huni (livable city). Menurut
Evan (2002) dalam Suryaningsih dkk (2015) konsep Livable City digunakan untuk
mewujudkan bahwa gagasan pembangunan sebagai peningkatan dalam kualitas hidup
membutuhkan fisik maupun habitat sosial untuk realisasinya. Untuk mewujudkan kota
yang layak huni, harus memiliki prinsipprinsip dasar. Menurut Lennard (1997) dalam
Suryaningsih dkk (2015), prinsip dasar untuk Livable City adalah: a. Tersedianya
berbagai kebutuhan dasar masyarakat perkotaan (tempat tinggal, air bersih, listrik). b.
Tersedianya berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial (transportasi publik, taman
kota, fasilitas ibadah/kesehatan/ibadah). c. Tersedianya ruang dan tempat publik
untuk bersosialisasi dan berinteraksi. d. Keamanan, bebas dari rasa takut. e.
Mendukung fungsi ekonomi, sosial dan budaya. f. Sanitasi lingkungan dan keindahan
lingkungan fisik. Adanya keterbatasan kota dalam menampung perkembangannya
mengakibatkan terjadinya kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan. Hal ini
juga terjadi pada area terkena dampak urban sprawl. Daya saing secara global
mengakibatkan kota-kota pada seluruh dunia berupaya meningkatkan daya saing
kotanya.
Daya saing suatu kota ini adalah bagaimana suatu kota atau wilayah dalam
mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitif secara berkelanjutan
(Porter, 2000). Daya saing (competitivness) suatu daerah akan berdampak pada
tingkat investasi suatu kota. Berdasarkan pengertian dari World Bank (2015), kota
yang kompetitif adalah kota yang berhasil memfasilitasi perusahaan (jasa
perkantoran) dan industri untuk menumbuhkan pekerjaan, meningkatkan
produktivitas serta meningkatkan pendapatan masyarakat kotanya. Dalam studi kasus
perkotaan di Indonesia, angka tersebut dapat terlihat pada nilai Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) kota. Selain terjadinya kompetisi antar kota, komplementer
atau saling melengkapi dan menggantikan antar perkotaan terkait urban sprawl dapat
terjadi. Kota saling melengkapi (regional complementary) karena adanya perbedaan
wilayah dalam hal ketersediaan (keterbatasan) dan kemampuan sumber daya.
Menurut Abler (1972) dalam Yulianto (2001), interaksi antara tempat-tempat yang
berkembang disebabkan perbedaan kawasan satu dengan lainnya. Terdapat beberapa
wilayah yang tidak mempunyai interaksi dengan lainnya, karena untuk dapat
berinteraksi antara dua tempat harus ada kebutuhan di satu tempat dan suplai di
daerah lainnya. Secara spesifik adanya kebutuhan dan suplai dapat saling melengkapi
(komplementer) dan saling mensubstitusi. Komplementaritas penting dalam interaksi
spasial, karena tanpa spesifikasi komplementaritas dari suplai dan demand di suatu
wilayah tidak akan terjadi pergerakan dan interaksi antar tempat (Abler, 1972 dalam
Yulianto, 2001).
8. Komparasi Perancangan Kawasan dan Pembangunan Ekonomi
Muatan yang terkandung terhadap materi pembangunan fisik dan pembangunan
ekonomi memiliki batasan dan unsur pembeda mengenai penerapan subtansi. Kedua
substansi tersebut memiliki kesamaan pada mekanisme pelaksanaan dan
penyusunannya. Mekanisme yang dilakukan adalah dengan menggunakan
peraturan/regulasi. Persamaan lain yang terdapat dalam kedua substansi tersebut
adalah untuk pencapaian tingkat kualitas kehidupan yang lebih baik. Perbedaan yang
mencolok dari keduanya dapat dilihat dari perbedaan sudut padangan dan orientasi
hasil.
Tabel 1 Komparasi Perencanaan Fisik dan Pembangunan Ekonomi
No Indikator Perencanaan
Kawasan
Pembangunan
Ekonomi
Keterangan
1 Tujuan Memaksimalkan
efektivitas waktu
Memaksimalkan
efiesiensi sumber daya
Perbedaan sudut
pandang dalam
melakukan
pendekatan
2 Orientasi Pembangunan
fisik
Pengembangan pasar Terdapat
perbedaan
orientasi output
yang akan
dihasilkan
3 Mekanisme •Regulasi
mengenai
guidelines, dan
rencana
•Ruang dan
aktivitas
•Regulasi mengenai
investasi dan insentif.
•Pembangunan sistem
Terjadi persamaan
mekanisme dalam
kedua subtansi
tersebut.
Mekanisme yang
dilakukan adalah
menggunakan
regulasi.
4 Gambaran
hasil
•Perlindungan
lingkungan hidup
dan pengaturan
zona aktivitas
•Pengaturan sistem
peluang dan
kesempatan
berdasarkan
permintaan dan
penawaran barang
dan jasa
•Ketenaga kerjaan dan
ekosistem bisnis
Hasil dari kedua
pembangunan
tersebur
merupakan
pencipataan
ekosistem.
No Indikator Perencanaan
Kawasan
Pembangunan
Ekonomi
Keterangan
5 Aplikasi •Pengaturan garis
sempadan
bangunan,
kemampuan
lahan
•Pendapatan,
kesejahteraan dan
daya hidup
masyarakat
Penerapan hasil
dari perencanaan
keduanya
meruapakan
berimplikasi pada
terciptanya ruang
hidup dan
kehidupan
masyarakat.
6 Aktor •Pemilik dan
pengembang
lahan
•Pemerintahan
bagian
perencanaan
pembangunan
•Perusahaan dan
konsumen
•Pemerintahan bagian
perencanaan dan
perekonomian
Aktor yang terlibat
dalam penyusunan
rencana dan
pembangunan
terdapat kesamaan
pada unsur
pemerintahan,
namun apabila
pada unsur swasta
terdapat
perbedaan.
7 dokumen •Merupakan hasil
langkah-
langkah/program
pembangunan
yang disusun
secara sistematis
dan teknis
•Merupakan proyeksi
dan analisis data
kuantitatif yang
bersifat diagram
grafik
Pengerjaan/pelaks
anaan terdapat
perbedaan pada
hasil data dan
analisa
9. Koreksi terhadap substansi paper
1. Kelebihan artikel
Kekuatan pada artikel tersebut terletak pada penulisan yang bersifat umum,
sehinga dapat dipahami oleh banyak pihak. Adanya tabulasi komparasi yang
menjelaskan pemposisian substansi menjadi dasar untuk membedakan keduanya.
• Substansi artikel tersebut dapat dijadikan acuan mengenai peluang
pelaksanaan perencanaan kawasan perkotaan dan pembangunan ekonomi.
• Peluang dan praktik yang dapat dilakukan sebagai ahli dan praktisi
pembangunan ekonomi maupun perencana ruang dijelaskan mendetail.
• Lampiran pengenai penarapan praktik dalam artikel tersebut disertakan
namun tidak dapat diakses langsung.
2. Kekurangan artikel
Kekurangan pada artikel tersebut secara umum ditinjau dari susunan
substansi dan mekanisme penulisan. Secara penulisan, artikel tersebut tidak
tersusun secara sistematis sehingga pembaca tidak dapat memahami secara
mendetail.
• Substansi artikel tersebut tidak menjelaskan mengenai best practice mengenai
materi yang dimuat.
• Penulisan tidak didasarkan pada teori dan metodologi yang sistematis sehingga
pembaca tidak dapat menangkap mengenai dasar penulisan artikel tersebut.
• Kekurangan lain terdapat pada ruang lingkup yang sangat luas namun dibatasi
dengan sistem perekonmian kapitalis.
• Penyebutan ruang lingkup yang luas menjadi bias karena tidak dapat ditinjau.
• Sudut pandang yang digunakan belum tentu bisa diterapkan pada wilayah
tertentu
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan penilaian didapatkan kesimpulan sebagai berikut : artikel
mengenai perencanan kota dan pembangunan ekonomi belum berdasar teori yang
mendasari penulisan artikel tersebut. Pembangunan ekonomi dan perencanaan kota
merupakan kesatuan yang sama karena berorientasi pada perubahan pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat. Hal yang membedakan keduanya ialah terdapat pada output
yang berupa fisik bangunan/infrastruktur pada perencanaan kota dan tingkat
kesejahteraan pada pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi dan pembangunan
fisik kawasan perkotaan dapat perjalan secara pararel dikarenakan data dan Analisa yang
digunakan berbeda. Namun keduanya memiliki tingkat kepentingan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Al Kaeim, M, dkk. 2019. Kualitas Hidup Dan Pertumbuhan Ekonomi, Studi Kasus Dki Jakarta Dan
Daerah Penyangganya. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro.
Apriyansah, H dkk. 2006. Analisis Hubungan Kausalitas Antara Investasi Pemerintah Dengan
Pertumbuhan Ekonomi Kota Palembang. Jurnal Ekonomi Pembangunan Journal of
Economic & Development HAL: 73 – 92.
Kumurur, Adelin Veronica, Pembangunan Kota. http://repo.unsrat.ac.id/144/11/10
Michael P. Todaro & Stephen C. Smith, 2003, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi
kedelapan, Haris Munandar, Erlangga, Jakarta, Hal. 92
Porter, Michael E. 2000. The Competitive Advantage Of Nations. World Economic Forum Journal.
The Free Press Republik Indonesia. 2007.
Putra, Arif Karunia & Lutfi Mutaali, VARIASI PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DI PERKOTAAN
YOGYAKARTA. https://media.neliti.com/media/publications/228643.
Ridwan, 2016. PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL. Pustala Puitika. Yogyakarta
Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
The Richard H. Driehaus Foundation, 2015 Integrating the Practices of Urban Planning/Design and
Economic Development Background Memo for Convening on March 6, 2015. RW Ventures,
LLC Urban Planning and Design for the American City.
Yunani Ahmad, 2019. Determinan Pertumbuhan Kota (Tinjauan Teoritik). CV IRDH. Malang.
https://repo-dosen.ulm.ac.id/bitstream/handle/123456789/19835

More Related Content

Similar to .Galih Setyo AJi_2104012341014_Tugas Review Paper EKP.pdf

Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Asep Iryanto
 
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Asep Iryanto
 
Evaluasi kebijakan spasial
Evaluasi kebijakan spasialEvaluasi kebijakan spasial
Evaluasi kebijakan spasial
Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.pptadministrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
BambangAriSatria
 
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerjaPengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
delila_89
 

Similar to .Galih Setyo AJi_2104012341014_Tugas Review Paper EKP.pdf (20)

perencanaan pembangunan nasional
perencanaan pembangunan nasionalperencanaan pembangunan nasional
perencanaan pembangunan nasional
 
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiPedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
 
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanPerencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
 
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaMasalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
 
Penyusunan rencana strategis
Penyusunan rencana strategisPenyusunan rencana strategis
Penyusunan rencana strategis
 
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
 
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
Evaluasi kebijakan spasial
Evaluasi kebijakan spasialEvaluasi kebijakan spasial
Evaluasi kebijakan spasial
 
Makalah pr kelompok 4
Makalah pr kelompok 4Makalah pr kelompok 4
Makalah pr kelompok 4
 
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.pptadministrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
 
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptxPPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
 
Model Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Dalam Rangka Percepatan Pemb...
Model Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Dalam Rangka Percepatan Pemb...Model Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Dalam Rangka Percepatan Pemb...
Model Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Dalam Rangka Percepatan Pemb...
 
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanHubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
 
Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2
 
TOR RENSTRA STAIN metro 2015 2020
TOR RENSTRA STAIN metro 2015   2020TOR RENSTRA STAIN metro 2015   2020
TOR RENSTRA STAIN metro 2015 2020
 
Issu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAK
Issu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAKIssu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAK
Issu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAK
 
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
 
Pengelolaan Pembangunan Ruang
Pengelolaan Pembangunan RuangPengelolaan Pembangunan Ruang
Pengelolaan Pembangunan Ruang
 
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerjaPengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
 

.Galih Setyo AJi_2104012341014_Tugas Review Paper EKP.pdf

  • 1. Integrating the Practices of Urban Planning/Design and Economic Development REVIEW PAPER Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Review Paper Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan Kawasan (LTPW8020) Oleh: Galih Setyo Aji 21040123411014 FAKULTAS TEKNIK MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2023
  • 2. REVIEW PAPER Integrating the Practices of Urban Planning/Design and Economic Development Background Memo for Convening on March 6, 2015 Galih Setyo Aji Abstrak Pembangunan ekonomi merupakan bagian dari perencanaan kota. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan memiliki keterkaitan yang sama. Penulisan yang ditulis oleh The Richard H. Driehaus Foundation (2015) merupakan artikel yang ditulis berdasarkan memo/kesepakatan forum pada bulan Mei 2015. Review artikel ini bertujuan sebagai proses menjawab keingintahuan dengan menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah. Artikel ini ditujukan untuk memberikan wawasan kepada pembaca bagaimana melakukan telaahan hasil penelitian melalui kritik penelitian. Penelitian dilakukan melalui tahapan sistematis dan dilaporkan secara jelas dan terinci. Laporan dan atau artikel suatu penelitian dianggap layak untuk diimplementasikan apabila hasilnya telah melalui proses pengujian yang teliti dan mendalam, yang disebut kritik penelitian. Kritik penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan sepuluh elemen dan kriteria yang telah dirumuskan para ahli penelitian kualitatif. Kesepuluh elemen tersebut mencakup: topik, tujuan, disain atau pendekatan, deskripsi informan/ partisipan, metode pengumpulan data, metode analisis data, hasil penelitian, simpulan, dan rekomendasi. Setiap elemen memiliki kriteria sebagai indikator. Kebenaran laporan penelitian atau artikel perlu ditelaah dengan teliti dan kritis untuk mendapatkan pemahaman yang luas, menetapkan fakta yang dapat digunakan dalam praktik, dan sebagai dasar penelitian berikutnya. Kata kunci: review penelitian, perencanaan, pembangunan Abstract Economic development is part of city planning. These two things cannot be separated from each other and have the same connection. The article written by The Richard H. Driehaus Foundation (2015) is an article written based on a forum memo/agreement in May 2015. This article review aims to be a process of answering curiosity by answering questions or solving problems. This article is intended to provide readers with insight into how to review research results through research criticism. Research is carried out through systematic stages and is reported clearly and in detail. Research reports and/or articles are considered suitable for implementation if the results have gone through a thorough and in-depth testing process, which is called research criticism. Research criticism can be carried out using ten elements and criteria that have been formulated by qualitative research experts. These ten elements include: topic, objectives, design or approach, description of informants/participants, data collection methods, data analysis methods, research results, conclusions and recommendations. Each element has criteria as indicators. The truth of research reports or articles needs to be studied carefully and critically to gain a broad understanding, establish facts that can be used in practice, and as a basis for subsequent research. Key words: research review, planning, development
  • 3. PENDAHULUAN Penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban terhadap keingintahuan peneliti terhadap suatu fenomena baik secara induktif maupun deduktif. Upaya untuk menemukan jawaban yang dilakukan secara induktif lazim dilakukan oleh peneliti kualitatif. Metode ini juga disebut postpositivistik dan interpretive serta bersifat natural. Dikatakan postpositivistik karena didasarkan pada filsafat postpositivisme yakni memandang realitas sosial sebagai suatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan bersifat interaktif (Sugiyono, 2009). Lebih lanjut penulis juga mengemukakan bahwa disebut interpretive karena hasil penelitian sangat terkait dengan interpretasi data temuan di lapangan dan pada kondisi yang alamiah. Penelitian kualitatif juga bersifat lokal spesifik, sehingga tidak dapat digeneralisasikan seperti penelitian kuantitatif. Pendekatan kualitatif mencoba mengeksplorasi, menemukan, menguraikan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan suatu realitas sosial yang tidak dapat didefinisi secara jelas, diukur, dan dihitung. Keistimewaan ini mencakup nilai, keyakinan, makna bahasa dan persepsi yang dimiliki seseorang tentang pengalamannya (Streutbert & Carpenter, 1999). Beberapa asumsi yang melandasi penelitian kualitatif yakni realitas, hubungan dan kebenaran pernyataan yang alamiah. Realitas yang alamiah dimaknai sebagai fenomena sosial yang abstrak, dinamis dan kontekstual. Berdasarkan artikel yang ditulis oleh The Richard H. Driehaus Foundation (2015) mengenai keterkaitan perencanaan/perancangan kota dan pembangunan ekonomi. Gagasan tersebut muncul karena adanya tumpeng tindih ide dan gagasan perencanaan sehingga perlunya diselarasakan. Artikel tersebut menyebutkan bahwa bidang perencanaan/perancangan kota dengan pembangunan ekonomi saling terkait dan berisisan. Keterkaitan tersebut tidak 100 % dapat direalisasikan dalam bentuk dokumen perencanaan maupun secara aplikasi di lapangan. Perencanaan/ perancangan kota memiliki keterhubungan dengan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan titik kunci bagi terealisasinya program pembangungan. Praktek ekonomi Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan tempat melalui fokus secara langsung dan secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja dan kekayaan, serta membuat barang dan jasa tersedia, dengan semakin meningkat jumlah, produktivitas dan output perusahaan. Tujuan-tujuan ini dikejar melalui analisis, strategi dan pengembangan inisiatif yang terkait dengan pendorong produktivitas ekonomi yang beragam namun saling terkait dan pertumbuhan, termasuk khususnya: keberadaan, kekuatan dan potensi pertumbuhan industry cluster; pengembangan dan penempatan sumber daya manusia; inovasi dan kewirausahaan ekosistem; konsentrasi, konektivitas dan hubungan fisik antara aset ekonomi dan kegiatan (bentuk pertumbuhan perkotaan); dan lingkungan kelembagaan publik, swasta dan sipil. Praktisi, mulai dari CDC berbasis lingkungan hingga pengembangan bisnis regional organisasi ke industri dan kelompok subjek (misalnya, angkatan kerja), mempekerjakan berbagai macam orang metodologi dan alat, termasuk analisis ekonometrik terhadap kinerja dan dinamika pasar; penelitian kualitatif dan studi kasus; peramalan; perencanaan bisnis; keuangan; dan produk, proyek, pengembangan kebijakan dan kelembagaan. Mirip dengan perencanaan dan desain kota, ekonomi pembangunan memerlukan berbagai bentuk partisipasi masyarakat Perencanaan ekonomi sebagai upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pemerintah untuk mengkordinasikan segenap proses pembuatan keputusan ekonomi dalam jangka panjang dari pemilihan kegiatan implementasi, kordinasi dan pemantauan
  • 4. rencanan pembangunan. Sumber pertumbuhan ekonomi berasal dari tingkat tabungan dan pertumbuhan capital (physical capital) seperti yang dikembangkan oleh Harold (1939) – Domar (1946), Solow (1956) maupun human capital dalam teori pertumbuhan endogen. Eksternalitas teknologi dan human capital sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi yang diperluas dengan memperhatikan karakteristik dasar suatu negara (Bradley dan Gans 1998). Peran karakteristik dasar suatu negara menjelaskan perbedaan pertumbuhan output per kapita, dikemukakan dalam studi pertumbuhan ekonomi menggunakan analisis lintas negara yang diaplikasikan pada tingkat regional dalam analisis pertumbuhan regional (Barro, 1989. Glaeser et. Al (1995), Bradley dan Gans (1998) memperluas penggunaan karakteristik dasar suatu wilayah untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi di tingkat kota secar cross section. Salah satu kesinambungan pembangunan ekonomi dengan perencanaan kota adalah pengaturan zona nilai tanah. Narindra (2020) menjelaskan bahwa tanah dianggap sebagai objek yang memiliki unsur kelangkaan karena jumlah yang terbatas. Zona nilai tanah dapat mengatur peletakan objek yang dapat dibangun dalam suatu Kawasan perkotaan. Letak objek tanah akan berpengaruh terhadap harga tanah dan pajak yang dibayarkan. Objek yang berada di pusat perkotaan akan memiliki nilai tanah yang lebih tinggi dibandingkan pada lokasi yang berada di pinggiran. Keterkaitan zona nilai tanah terhadap pembangunan ekonomi ialah peranannya untuk menambah pendapatan daerah yang bertujuan untuk sistem kemampuan fiskal Kawasan. Fiskalisasi penggunaan lahan atau “zona fiscal” akan mengurangi resiko konflik kepentingan di suatu Kawasan. Zonasi Kawasan melalui sub bagian wilayah kota (SBWK) akan mengatur kegiatan yang dapat diseragamkan agar mampu mengefektifikan potensi kawasan dan efisiensi dari dampak pengeluaran fiskal warga kota. Investor maupun masyarakat akan mempertimbangkan lokasi untuk berkegiatan di lingkungan kota. Perencanaan industri atau sektor ekonomi yang ditargetkan tidak berbasis lokasi (yaitu, tidak berbasis lokasi). tidak secara eksplisit terkait dengan pola spasial dan aset fisik). Rencana pertumbuhan ekonomi regional yang tidak cukup mengadvokasi atau menggabungkan secara cerdas prinsip pertumbuhan Pembangunan berorientasi transit yang tidak cukup memasukkan berbasis pasar. Kesinambungan pembangunan ekonomi dan perencanaan kota yang lain adalah sistem konektivitas yang mudah. Kemudahan keterhubungan antar wilayah menjadikan efisiensi anggaran bagi pergerakan barang dan jasa. Perencanaan kota yang terintegrasi akan menciptakan kenaikan nilai ekonomi Kawasan yang lebih tinggi. Perencanaan transportasi yang tidak sesuai dengan realitas tempat tinggal dan tempat tinggal pertumbuhan ekonomi sedang berlangsung. Pengembangan pengembangan pusat transit (TOD) dalam kawasan perkotaan akan memudahkan masyarakat dalam melakukan perjalanan menuju kawasan lain. Praktisi pembangunan dapat berkolaborasi dengan lebih sengaja dan sistematis, pada akhirnya menghasilkan hasil yang lebih baik dari perspektif kedua bidang. Tujuan hari ini adalah: Pemupukan silang memungkinkan praktisi di setiap bidang untuk belajar satu sama lain dan mengidentifikasi cara untuk memasukkan bagian yang paling bernilai tambah ke dalam bidang praktik mereka sendiri. Penerapan praktis mengidentifikasi peluang spesifik, misalnya, jenis proyek dan produk seperti distrik inovasi atau rencana TOD, metodologi dan alat analitik, dll. untuk saling menguntungkan kolaborasi yang bermanfaat antara kedua bidang praktik. Agenda Penelitian dan Pengembangan,mengartikulasikan langkah selanjutnya dan mulai mengembangkan agenda untuk penelitian terapan dan pengembangan untuk memperkuat praktik terpadu.
  • 5. Untuk menyiapkan panggung bagi diskusi yang kaya dan produktif, memo latar belakang ini bertujuan untuk membangu. beberapa titik temu dan pembahasan awal pada pertemuan tersebut dengan memberikan. Perbandingan tingkat tinggi dari perspektif perencanaan/desain kota dan ekonomipendekatan pembangunan di bidang praktiknya masing-masing; Deskripsi tentang bagaimana dinamika global tertentu mengubah praktik di setiap bidang dan meningkatkan kebutuhan akan praktik yang lebih terpadu; Pemeriksaan sejumlah kecil proyek umum dan jenis produk di setiap bidang, muncul ke permukaan pemikiran awal tentang potensi manfaat integrasi yang lebih disengaja dan strategis. Bidang perencanaan dan desain kota bertujuan terutama untuk membentuk lingkungan fisik kota dan daerah untuk peningkatan kesehatan manusia dan lingkungan, dunia usaha dan pekerjaan pertumbuhan, dan akses terhadap transportasi, ruang dan fasilitas publik, pendidikan dan gaya hidup fasilitas. Ini membentuk penataan, penampilan dan fungsi tempat melalui penciptaan rencana tata ruang, pedoman dan peraturan penggunaan lahan; campuran penggunaan lahan yang direkomendasikan dan pola; standar pengembangan dan desain bangunan, ruang terbuka, dan ruang publik; zonasi dan peraturan bangunan; dan kebutuhan serta penempatan infrastruktur. Niat dari perbaikan ini memiliki dampak positif pada kualitas hidup, daya tarik, operasiona efisiensi (misalnya kemacetan), ketahanan dan keberlanjutan jangka panjang. Praktisi, termasuk perencana kota, perancang kota, arsitek lanskap, arsitek dan insinyur terampil dalam bidang tersebut penerapan alat seperti pemodelan kuantitatif dan pengujian skenario (termasuk populasi dan peramalan kebutuhan transportasi), pemetaan geospasial, perencanaan sistem lingkungan, desain distrik, perencanaan induk lokasi dan desain bangunan serta pedoman dan tata cara desain perkembangan. Perencanaan dan perancangan kota, mengingat skalanya dan keragaman aktor yang terlibat, seringkali memerlukan berbagai bentuk partisipasi masyarakat, baik secara formal melalui komisi perencanaan kota dan secara informal melalui, misalnya, pertemuan balai kota, lokakarya desain dan charrette, serta secara digital latihan permainan. Praktik pembangunan ekonomi berpijak pada bidang ilmu ekonomi yang berkaitan dengan alokasi efisien sumber daya yang terbatas melalui sistem pasar yang diatur untuk produksi dan distribusi barang dan jasa. Berdasar penjelesan latar belakang tersebut, review mengenai artikel keterkaitan pembangunan ekonomi dan perencanaan kota ini dilakukan untuk memperdalam materi dan menilai seberapa dalam muatan materi substansi yang ditulis. Tujuan Tujuan tulisan ini bertujuan untuk mereview hasil kajian mengenai keterkaitan antara pembangunan ekonomi dan perencanaan kota .Masukan ini penting agar penulisan lebih sempurna Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan ini dibatasi dengan penilaian artikel penelitian dengan memuat artikel lain sebagai factor untuk melihat kekuatan dan kelemahan penyusunan materi mengenai keterkaitan pembangunan ekonomi dan perencanaan kota. Artikel ini juga menggunakan materi dari artikel serupa sebagai upaya menjadikan best practice dan komparasi hasil studi.
  • 6. PEMBAHASAN Fenomena dan Tinjauan Review atau penilaian ulang merupakan proeses untuk meneliti kembali kekuatan dan kelemahan penulisan dan hasil penelitian. Review juga memeriksa dengan teliti dan menyeluruh terhadap selain mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan namun juga keterkaitan logika, arti, dan kemanknaan suatu studi dan proses evaluasi ini dilakukan secara objektif dan kritis terhadap laporan penelitian. Penulis menilai kedalaman materi artikel sebagai berikut : 1. Penilaian Topik Dalam penulisan tidak dimunculkan mengenai bagaimana urgensi dari perencanaan pembangunan perkotaan dengan pembiayaan itu muncul. Hanya menjelaskan bagaimana sudut pandang, peluang dan praktik dari pengaplikasian perencanaan kota yang dikaitkan dengan pembangunan ekonomi. Sudut pandang lain mengenai urgensi perencanaan kota dengan pembangunan ekonomi muncul dalam buku Antony J Catanese & Snyder (1996) yang meyebutkan sebagai berikut : pembangunan kawasan perkotaan yang berbasis pembiayaan menurut Snyder (1996) muncul ketika terdapat gerakan untuk pembaharuan sosial dan penataan kota yang terjadi di Amerika Serikat. Gerakan tersebut muncul dengan diangkatnya perwakilan masyarakat kota menjadi badan perencanaan yang terpisah dari proses politik. Badan perencanaan kota yang dibentuk berperan sebagai dewan penasehat walikota dan dewan kota yang bekerja secara terpisah dari tugas keseharian pemerintah dan bertugas secara independen. Badan yang dibentuk diberikan tugas untuk melaksanakan kajian mengenai manajemen dan isu pembangunan kota seperti perencanaan transportasi, program sosial, serta penanganan sosial. Pemerintah federal Amerika Serikat pada tahun 1960 menerapkan sistem perencanaan, pemrograman, dan penetapan anggaran (planning, programming, budget system- PPBS). Berdasarkan topik dari Snyder tersebut dijelaskan kekterkaitan perencanaan kota dengan pembangunan ekonomi merupakan satu program yang sama dan saling terkait. 2. Pemilihan Fenomena Fenomena dalam artikel tersebut henya menyebutkan secara umum dan tidak didasarkan pada sitasi teori sebagai dasar berfikir. Pemilihan fenomena didasarkan pada hasil diskusi terarah sebagai dasar dari penulisan. Penulisan dalam artikel tersebut tidak memuat Tulisan lain yang menyebutkan fenomena yang sama sebagai berikut : Irawan dan Suparmoko (1982) juga menjelaskan bahwa syarat-syarat perkembangan ekonomi dipengaruhi oleh faktor sumber daya, mobilitas, akumulasi kapital, kriteria dan arah investasi. Perkembangan ekonomi. Perencanaan ekonomi kawasan perkotaan perlu mempertimbangkan sektor-sektor basisnya. Perubahan pola ekonomi dari pertanian menuju ke industri beresiko meningkatkan pengangguran akibat berubahnya pola pekerjaan masyarakat. Peningkatan harga lahan pada kawasan pusat perkotaan memunculkan fenomena perpindahan penduduk dari pusat menuju kawasan pinggiran. Pembiayaan perkotaan dilaksanakan oleh pemerintah kota yang didasarkan pada pemungutan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai pajak bumi dan bangunan. Penerimaan hasil pemungutan pajak seringkali tidak
  • 7. mencapai target yang diharapkan sehingga pemerintah daerah sangat bergantung pada transfer dari pemerintah pusat. 3. Pemilihan Ruang Lingkup Ruang lingkup yang dipilih oleh penulis artikel dinilai oleh penilai memiliki keterbatasan dan tidak mendalam hal tersebut diakrenakan pemilihan Ruang lingkup berdasarkan memo latar dan diskusi pada tanggal 6 Maret ini dibatasi dalam beberapa hal: o Fokus pada praktik perencanaan/desain kota dan pembangunan ekonomi, bukan pada praktiknya teori fundamental (misalnya, bidang ekonomi yang luas dan beragam) yang mendasari masing-masing teori tersebut mereka. o fokus pada wilayah perkotaan – wilayah metropolitan, kota besar, dan lingkungan sekitar. o Sehubungan dengan praktek pembangunan ekonomi dan pemahaman kita tentang bagaimana perekonomian pekerjaan, fokus pada sistem Barat/kapitalis. 4. Pendekatan Metodologis Metodologi yang digunakan dalam artikel tersebut menggunakan pendekatan kesepakatan/FGD yang kemudian dituliskan dalam tabulasi komparasi dan sudut pandang praktik perencanaan kota dan pembangunan ekonomi. 5. Output Tulisan yang ditulis oleh The Richard H. Driehaus Foundation mengenai hasil dari keterkaitan pembangunan ekonomi dan perencanaan kota hanya memuat peluang dari praktik perencanaan dan pembangunan ekonomi. Output yang dihasilkan terdapat 6 poin yang dimuat sebagai berikut : 1. Perencanaan Komprehensif 2. Pengembangan Ekonomi secara Komprehensif 3. Rencana Pertumbuhan Ekonomi 4. Pengaturan Zonasi 5. Rencana Pembangunan ulang 6. Inovasi Kawasan Kesuksesan pembangunan kawasan perkotaan ditinjau dari muatan substansi antara perencanaan dan pembiayaan. Fungsi perencanaan dan pembiayaan berjalan secara bersamaan dalam kegiatan pemerintah dalam mempersiapkan anggaran belanja atas barang modal. Perencanaan yang bersifat jangka Panjang sudah dapat diwujudkan melalui skema struktur anggaran belanja. Untuk itu penilai mengusulkan untuk ditambahkan meteri mengenai perencana perlu untuk menguasai sejumlah aspek pembiayaan sebagai berikut : 1. Ekonomi a. Mikroekonomi a. Keuangan Negara b. Kondisi Ekonomi dan fiskal daerah perkotaan 2. Perencanaan dan manajemen fiskal a. Riset ekonomi pokok b. Analisis kebijakan fiskal
  • 8. c. Perencanaan fiskal jangka panjang d. Program barang modal, pelayanan, dan penerimaan e. Anggaran belanja modal dan operasi 3. Hubungan fiskal antar pemerintahan 4. Pembiayaan utang 5. Metode kuantitatif a. Analisis dan evaluasi program b. Analisis investasi dan pembangunan c. Analisis dampak fiskal 6. Tingkat Penerapan Artikel terhadap Praktik Perencanaan Penerapan muatan substansi terhadap praktik dapat diliat berdasarkan relevansi substansi dengan kondisi di lapangan. Tulisan tersebut tidak memuat contoh bagaimana aplikasi dalam lingkup perencanaan kota maupun pembangunan ekonomi. Muatan substansi artikel hanya menyebutkan peluang dari penerapan substansi tersebut. Substansi yang menyebutkan mengenai kedalaman materi sebagai berikut : perencanaan/desain kota dan pembangunan ekonomi mana yang mempunyai potensi untuk menjadi lebih baik menginformasikan dan saling menguatkan satu sama lain. Potensi manfaat yang mungkin bisa direalisasikan termasuk, misalnya: • Peningkatan konektivitas antara pekerjaan, perumahan, fasilitas pendidikan dan komunitas lainnya dan aset regional (misalnya, ruang terbuka, institusi budaya) • Reinvestasi pada komunitas berpenghasilan rendah dan minoritas yang sering kali tidak berinvestasi • Jaringan transportasi/transit yang lebih efisien, waktu perjalanan yang lebih singkat dan kemacetan yang lebih sedikit • Tata cara dan peraturan – khususnya zonasi – yang memperbolehkan atau bahkan mendorong jenis tersebut pengembangan dan desain yang paling diminati oleh perusahaan dan organisasi ekonomi masa depan (yaitu, pusat kegiatan yang padat, serba guna, dan terhubung dengan baik) • Investasi infrastruktur (misalnya transportasi, air, energi dan teknologi) dan penggunaan lahan pola yang disesuaikan dengan kebutuhan klaster industri dengan pertumbuhan tinggi, mempertahankan perusahaan Menyelaraskan Perencanaan/Desain & Pembangunan Ekonomi terhubung dengan pekerja, pelanggan dan pemasok; dan menambahkan nilai dengan cara yang membuat perusahaan lebih produktif dan efisien • Fasilitas, ritel, perumahan, ruang terbuka, dan layanan yang beragam dan mudah diakses disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan berbagai segmen penduduk regional, dan khususnya segmen yang bervariasi dari angkatan kerja • Proses yang lebih inklusif – yang lebih mencerminkan faktor demografi dan sosioekonomi lokal – untuk melibatkan penduduk dan dunia usaha dalam perencanaan/desain dan pembangunan ekonomi Bagian ini bertujuan untuk menyoroti beberapa proyek dan jenis produk yang mungkin ada khususnya peluang besar untuk mewujudkan manfaat integrasi, dan memunculkan beberapa pertanyaan tentang caranya hal itu mungkin dapat dicapai, sebagai bahan pemikiran.
  • 9. Penerapan terhadap Kebijakan fiskal Materi mengenai kebijakan fiskal/regulasi keuangan belum dituliskan sehingga penilai merasa perlu bahwa ditambahkan penerapan kebijakan fiskal sebagai dasar untuk merencanakan kota dan pembangunan ekonomi. Analisis kebijakan fiskal mencangkup dua anilisis yang berbeda : (1) perumusan dan analisis atas alternative kebijakan fiskal dan (2) evaluasi dampak fiskal (perubahan penerimaan dan pengeluaran di masa mendatang). Alternatif kebijakan fiskal memiliki sasaran dan tujuan relative terhadap masalah ekonomi pokok seperti pertumbuhan, stabilitas, efisiensi, dan pemerataan, yang diwujudkan sebagai sekelompok tindakan atau kebijakan fiskal (menyangkut penerimaan dan pengeluaran pemerintah). Perumusan, evaluasi, dan perubahan kebijakan fiskal tertentuini merupakan proses yang berlangsung terus-menerus sebagai reaksi terhadap perubahan komponen pengeluaran wajib, kendala hukum, perlilaku anggota masyarakat, dan sebagainya. Adisasmita (2011) menjelaskan bahwa proses kegiatan ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang berdampak langsung maupun tidak langsung. Adanya badan-badan dan lembaga yang mengelola pembangunan merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah terhadap pembangunan ekonomi. Pengelolaan pembangunan ekonomi berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan negara. Eckstein dalam Adisasmita (2011) menerangkan keharusan campur tangan pemerintah yang disebabkan oleh kelemahan pasar diantaranya (1) timbulnya deflasi dan inflasi, (2) Timbulnya gejolak ketidakmerataan pendapatan Peluang Pengintegrasian Pembangunan • Pada skala regional dan kota, perencana/perancang kota dan pembangunan ekonomi praktisi dapat bekerja secara tandem sehingga perspektif dan kepentingan tidak terinvestasi • Komunitas dan populasi yang kurang beruntung dimasukkan ke dalam semua bidang praktik. Untuk Misalnya, prinsip-prinsip perencanaan penggunaan lahan dan transportasi yang komprehensif harus mencakup kriteria terkait peningkatan inklusi; rencana pertumbuhan ekonomi harus dikembangkan sub-geografi yang berbeda dalam wilayah tersebut selaras dengan rencana regional secara menyeluruh; investasi pada infrastruktur dan layanan publik harus diprioritaskan dengan cara yang mendukung peluang yang adil bagi pertumbuhan ekonomi; dll. • Pada skala lingkungan, kedua bidang praktik tersebut berkaitan dengan peningkatan fisik dan akses virtual yang dimiliki penduduk dan dunia usaha terhadap peluang ekonomi di seluruh dunia wilayah. Masing-masing bidang membahas sebagian dari hal ini dan perlu diinformasikan secara langsung oleh bidang lainnya. Misalnya, praktisi pembangunan ekonomi dapat mengidentifikasi klaster regional, dinamika pekerjaan atau rantai pasokan yang memberikan peluang bagi pertumbuhan lingkungan. Praktisi perencanaan/desain dapat memberikan akses yang lebih baik terhadap peluang tersebut melalui merencanakan dan memprioritaskan infrastruktur yang menghubungkan lingkungan dengan pusat kegiatan utama, menyusun kode zonasi dan pedoman desain yang memfasilitasi lokasi penggunaa tersebut di dalam kawasan lingkungan sekitar, dll. • Pada tingkat proyek tertentu, perencana/perancang kota dan pembangunan ekonomi. para praktisi perlu berkolaborasi lebih mendalam dalam proyek pembangunan kembali yang terintegrasi, untuk mencapai tujuan tersebut
  • 10. memanfaatkan peluang seperti pembangunan kembali lahan industri perkotaan menjadi penggunaan campuran (mixed use) yang terintegrasi secara fisik, sosial, dan ekonomi lingkungan sekitar sambal memitigasi risiko pengungsian (khususnya pembangunan yang berfokus pada pemanfaatan ekonomi yang sangat padat pengetahuan, seperti taman teknologi, distrik inovasi, dll Penerapan Substansi Peraturan Zonasi Peraturan zonasi adalah definisi hukum tentang bagaimana lahan dan bangunan dapat digunakan. Di luar dalam menggambarkan distrik zonasi dan menjelaskan penggunaan yang diizinkan, hal ini sering kali mencakup parkir dan pemuatan persyaratan, aturan lansekap dan penyangga, persyaratan signage dan detail lainnya ketentuan. Peraturan baru dan zonasi ulang memerlukan persetujuan dewan kota atau komisi zonasi. Peluang Integrasi/Sinergi Peraturan zonasi bisa jadi relatif tidak fleksibel dalam beradaptasi dengan tuntutan perubahan pasar untuk perumahan, komersial, industri dan jenis pembangunan lainnya. Yg membuat perubahan terhadap peraturan zonasi cenderung didorong oleh agenda jangka pendek, lokal, dan spesifik proyek daripada pertimbangan pertumbuhan jangka panjang, dan proses persetujuan formal yang diperlukan perubahan pada tata cara dapat menjadi sesuatu yang menakutkan atau memakan waktu. Mengintegrasikan pengetahuan para profesional pembangunan ekonomi dengan lebih sengaja dan strategis perkembangan perekonomian suatu wilayah dapat meningkatkan hasil ketika peraturan tersebut ditinjau ulang dan potensi amandemen. Hal ini juga dapat menginformasikan pemikiran ulang dan penulisan ulang yang lebih sistematis kode yang lebih mencerminkan perubahan yang terjadi pada permintaan akan penggunaan campuran, yaitu kompatibilitas penggunaan yang berbeda (karena berbagai penggunaan industri menjadi kurang berbahaya) dan di lahan dan karakteristik bangunan yang disukai oleh industri tertentu dalam konteks perekonomian berikutnya. 7. Penilaian terhadap Sudut Pandang Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi mendasari dari pembangunan yang tidak berwujud (invisible hand) yang merupakan pembangunan yang tidak memiliki wujud yang dapat dirasakan secara indera manusia. Pembangunan ekonomi memiliki tujuan untuk memperpanjang hidup dan peningkatan kualitas hidup manusia. Pembangunan ekonomi dalam lingkup perkotaan bertujuan untuk menarik investasi dan dampak fiskal sebagai upaya optimalisasi sumberdaya Kawasan. Rencana fiskal jangka panjang akan mempengaruhi langkah yang akan ditentukan untuk melaksanakan kebijakan fiskal sedemikian rupa sehingga mampu mempertahankan kondisi fiskal yang sehat. Rencana fiskal jangka Panjang akan memberikan masukan penting bagi perumusan belanja barang modal, jasa pelayanan, maupun penerimaan serta bagi upaya penyusunan anggaran belanja untuk barang modal ataupun belanja rutin (operasional) yang dihitung hingga jangka waktu 5 tahun. Perencanaan fiskal memuat : 1. Inventarisasi kegiatan yang ada 2. Analisis standar pelayanan, metode operasi, dan biaya factor produksi
  • 11. 3. Estimasi atas pengeluaran dan penerimaan di masa yang masa dating 4. Melakukan studi peramalan fiskal 5. Pembentukan model fiskal Penentuan studi perencaaan fiskal didasarkan pada (1) membandingkan tingkat penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan di masa mendatang, (2) menentukan berbagai masalah dan peluang fiskal (3) merumuskan langkah-langkah yang harus diambil guna mengatasi masalah. Penentuan sudut pandang dalam pembangunan ekonomi perlu ditinjau dari teori-teori ekonomi yang berkembang. Teori ekonomi dikembangkan oleh Robert Solow dan Travor Swan menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada tambahan persediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan pada anggapan yang mendasari analisis klasik, yaitu perekonomian akan tetap mengalami tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) dan kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Dengan kata lain, perekonomian akan berkembang tergantung pada pertumbuhan penduduk atau produktivitas tenaga kerja, akumulasi modal, dan kemajuan teknologi (Sukirno, 2000: 436) . Gambar Teori Pertumbuhan Neo-Klasik Teori Pertumbuhan Harrod-Domar di kemukakan oleh Harrod-Domar menyatakan bahwa investasi memegang peranan penting di dalam proses pertumbuhan ekonomi, hal ini dikarenakan investasi mempunyai dua sifat yaitu menciptakan pendapatan dan memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Untuk menciptakan pertumbuhan yang mantap maka investasi harus senantiasa ditingkatkan, hal ini memerlukan pertumbuhan pendapatan nyata secara terus menerus pada tingkat yang cukup untuk menjamin penggunaan kapasitas secara penuh atas stok modal yang sedang tumbuh (Jhingan, 2000: 230). Tingkat pertumbuhan PDRB ditentukan bersama-sama oleh rasio tabungan nasional dan rasio modal atau output nasional. Lebih khusus lagi dikatakan bahwa tingkat pertumbuhan pendapatan regional akan secara langsung atau secara positif berhubungan erat dengan rasio tabungan
  • 12. Gambar Teori Ekonmi Harold Domar 6. Penilaian terhadap Sudut Pandang Perancangan Kawasan Penilaian mengenai sudut pandang perancangan kawasan perkotaan hanya melihat tentang bagaimana permasalahan perkotaan, perlu adanya teori khusus mengenai kebijakan perkotaan lama. Kebijakan dan pola pembangunan lingkungan binaan yang lama dinilai telah memberikan kontribusi terhadap perkotaan dan wilayah yang semakin terpisah berdasarkan ras dan ekonomi. Pola ini diperburuk oleh perkembangan tata guna lahan saat ini dan kebijakan pertumbuhan ekonomi yang semakin menguat segregasi ras dan pendapatan. Akibat yang ditimbulkan misalnya: • Rumah tangga berpendapatan rendah sebagian besar tinggal di bagian tengah kota, sambil bekerja pertumbuhan khususnya meningkat pesat di daerah pinggiran kota • Daerah telah memberlakukan kebijakan transportasi dan pertanahan yang mendorong perluasan ekonomi dan menciptakan struktur insentif yang semakin mendistorsi pengambilan keputusan mengenai penggunaan lahan dan infrastruktur • Kebijakan perencanaan regional tidak cukup mendorong keselarasan angkutan umum regional pola pembangunan dan perluasan pusat kerja di luar pusat kota • Kepemimpinan dalam perencanaan, perancangan, dan pembuatan kebijakan tidak selalu inklusif atau beragam seperti yang terjadi pada saat ini demografi populasi yang dilayaninya • Strategi pertumbuhan ekonomi yang fokus pada industri yang padat pengetahuan/berteknologi tinggi dibangun di sekitar lembaga-lembaga utama mungkin tidak menyediakan banyak kesempatan kerja pekerja berpenghasilan rendah dan berketerampilan rendah, serta berpotensi mengakibatkan perpindahan 7. Penilaian Terhadap Dampak Kegagalan Pengintegrasian Pembangunan Fisik dan Pembangunan Ekonomi Penilai merasa perlu dimasukkan resiko dari gagalnya pengintegrasian pembangunan fisik perkotaan dan pembangunan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan apabila terjadi kegagalan maka akan menjadi dampak yang sangat luar bisa dari berkembangnya kota secara tidak tertata. Berkembangnya pembangunan dan perekonomian yang pesat menyebabkan Kota memiliki daya tarik dilihat dari tingginya urbanisasi yang terpusat. Hal tersebut menyebabkan kepadatan penduduk dan kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat, yang juga mengakibatkan tingginya harga lahan. Tingginya akan harga tanah dan adanya kebutuhan akan lahan yang tinggi, berdampak pada perubahan penggunaan lahan permukiman yang tinggi di wilayah pinggiran perbatasan. Hal tersebut dikarenakan adanya anggapan harga tanah
  • 13. di luar lebih murah, serta memilih daerah perbatasan yang terdekat dan dapat diakses dengan mudah dan cepat dengan adanya fasilitas transportasi dan jalan sebagai sarana prasarana agar tetap dapat beraktifitas di kota (commuter). Hal ini menimbulkan adanya fenomena urban sprawl dalam artian perkembangan secara acak pada daerah Terpusatnya kegiatan perekonomian di kota yang meningkatkan jumlah penduduk akan beriringan dengan kebutuhan akan lahan di perkotaan sehingga menimbulkan tingginya harga tanah di pusat kota. Hal ini mempunyai dampak bagi wilayah-wilayah perbatasan kota itu sendiri yang mana berdampak pada tingginya kebutuhan akan lahan di kota. Akibatnya, muncul kecenderungan pergeseran fungsi- fungsi perkotaan ke daerah pinggiran (urban fringe). Kebutuhan ruang yang semakin meningkat di daerah perkotaan tersebut mendorong terjadinya perkembangan daerah pinggiran kota (urban fringe) dan perkembangan daerah secara acak (urban sprawl). Selain urban sprawl tersebut membuat lahan produktif semakin berkurang, menyebabkan pula perubahan bentuk kota atau morfologi kota yang tidak teratur (Hanief dan Dewi, 2014:342). Tujuan dari perkembangan kota pada wilayah terkena dampak adalah menjadi area dimana masyakarat dapat hidup dengan nyaman dan tenang dalam suatu kota atau menjadi kota yang layak huni (livable city). Menurut Evan (2002) dalam Suryaningsih dkk (2015) konsep Livable City digunakan untuk mewujudkan bahwa gagasan pembangunan sebagai peningkatan dalam kualitas hidup membutuhkan fisik maupun habitat sosial untuk realisasinya. Untuk mewujudkan kota yang layak huni, harus memiliki prinsipprinsip dasar. Menurut Lennard (1997) dalam Suryaningsih dkk (2015), prinsip dasar untuk Livable City adalah: a. Tersedianya berbagai kebutuhan dasar masyarakat perkotaan (tempat tinggal, air bersih, listrik). b. Tersedianya berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial (transportasi publik, taman kota, fasilitas ibadah/kesehatan/ibadah). c. Tersedianya ruang dan tempat publik untuk bersosialisasi dan berinteraksi. d. Keamanan, bebas dari rasa takut. e. Mendukung fungsi ekonomi, sosial dan budaya. f. Sanitasi lingkungan dan keindahan lingkungan fisik. Adanya keterbatasan kota dalam menampung perkembangannya mengakibatkan terjadinya kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan. Hal ini juga terjadi pada area terkena dampak urban sprawl. Daya saing secara global mengakibatkan kota-kota pada seluruh dunia berupaya meningkatkan daya saing kotanya. Daya saing suatu kota ini adalah bagaimana suatu kota atau wilayah dalam mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitif secara berkelanjutan (Porter, 2000). Daya saing (competitivness) suatu daerah akan berdampak pada tingkat investasi suatu kota. Berdasarkan pengertian dari World Bank (2015), kota yang kompetitif adalah kota yang berhasil memfasilitasi perusahaan (jasa perkantoran) dan industri untuk menumbuhkan pekerjaan, meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pendapatan masyarakat kotanya. Dalam studi kasus perkotaan di Indonesia, angka tersebut dapat terlihat pada nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota. Selain terjadinya kompetisi antar kota, komplementer atau saling melengkapi dan menggantikan antar perkotaan terkait urban sprawl dapat terjadi. Kota saling melengkapi (regional complementary) karena adanya perbedaan wilayah dalam hal ketersediaan (keterbatasan) dan kemampuan sumber daya. Menurut Abler (1972) dalam Yulianto (2001), interaksi antara tempat-tempat yang berkembang disebabkan perbedaan kawasan satu dengan lainnya. Terdapat beberapa wilayah yang tidak mempunyai interaksi dengan lainnya, karena untuk dapat
  • 14. berinteraksi antara dua tempat harus ada kebutuhan di satu tempat dan suplai di daerah lainnya. Secara spesifik adanya kebutuhan dan suplai dapat saling melengkapi (komplementer) dan saling mensubstitusi. Komplementaritas penting dalam interaksi spasial, karena tanpa spesifikasi komplementaritas dari suplai dan demand di suatu wilayah tidak akan terjadi pergerakan dan interaksi antar tempat (Abler, 1972 dalam Yulianto, 2001). 8. Komparasi Perancangan Kawasan dan Pembangunan Ekonomi Muatan yang terkandung terhadap materi pembangunan fisik dan pembangunan ekonomi memiliki batasan dan unsur pembeda mengenai penerapan subtansi. Kedua substansi tersebut memiliki kesamaan pada mekanisme pelaksanaan dan penyusunannya. Mekanisme yang dilakukan adalah dengan menggunakan peraturan/regulasi. Persamaan lain yang terdapat dalam kedua substansi tersebut adalah untuk pencapaian tingkat kualitas kehidupan yang lebih baik. Perbedaan yang mencolok dari keduanya dapat dilihat dari perbedaan sudut padangan dan orientasi hasil. Tabel 1 Komparasi Perencanaan Fisik dan Pembangunan Ekonomi No Indikator Perencanaan Kawasan Pembangunan Ekonomi Keterangan 1 Tujuan Memaksimalkan efektivitas waktu Memaksimalkan efiesiensi sumber daya Perbedaan sudut pandang dalam melakukan pendekatan 2 Orientasi Pembangunan fisik Pengembangan pasar Terdapat perbedaan orientasi output yang akan dihasilkan 3 Mekanisme •Regulasi mengenai guidelines, dan rencana •Ruang dan aktivitas •Regulasi mengenai investasi dan insentif. •Pembangunan sistem Terjadi persamaan mekanisme dalam kedua subtansi tersebut. Mekanisme yang dilakukan adalah menggunakan regulasi. 4 Gambaran hasil •Perlindungan lingkungan hidup dan pengaturan zona aktivitas •Pengaturan sistem peluang dan kesempatan berdasarkan permintaan dan penawaran barang dan jasa •Ketenaga kerjaan dan ekosistem bisnis Hasil dari kedua pembangunan tersebur merupakan pencipataan ekosistem.
  • 15. No Indikator Perencanaan Kawasan Pembangunan Ekonomi Keterangan 5 Aplikasi •Pengaturan garis sempadan bangunan, kemampuan lahan •Pendapatan, kesejahteraan dan daya hidup masyarakat Penerapan hasil dari perencanaan keduanya meruapakan berimplikasi pada terciptanya ruang hidup dan kehidupan masyarakat. 6 Aktor •Pemilik dan pengembang lahan •Pemerintahan bagian perencanaan pembangunan •Perusahaan dan konsumen •Pemerintahan bagian perencanaan dan perekonomian Aktor yang terlibat dalam penyusunan rencana dan pembangunan terdapat kesamaan pada unsur pemerintahan, namun apabila pada unsur swasta terdapat perbedaan. 7 dokumen •Merupakan hasil langkah- langkah/program pembangunan yang disusun secara sistematis dan teknis •Merupakan proyeksi dan analisis data kuantitatif yang bersifat diagram grafik Pengerjaan/pelaks anaan terdapat perbedaan pada hasil data dan analisa 9. Koreksi terhadap substansi paper 1. Kelebihan artikel Kekuatan pada artikel tersebut terletak pada penulisan yang bersifat umum, sehinga dapat dipahami oleh banyak pihak. Adanya tabulasi komparasi yang menjelaskan pemposisian substansi menjadi dasar untuk membedakan keduanya. • Substansi artikel tersebut dapat dijadikan acuan mengenai peluang pelaksanaan perencanaan kawasan perkotaan dan pembangunan ekonomi. • Peluang dan praktik yang dapat dilakukan sebagai ahli dan praktisi pembangunan ekonomi maupun perencana ruang dijelaskan mendetail. • Lampiran pengenai penarapan praktik dalam artikel tersebut disertakan namun tidak dapat diakses langsung.
  • 16. 2. Kekurangan artikel Kekurangan pada artikel tersebut secara umum ditinjau dari susunan substansi dan mekanisme penulisan. Secara penulisan, artikel tersebut tidak tersusun secara sistematis sehingga pembaca tidak dapat memahami secara mendetail. • Substansi artikel tersebut tidak menjelaskan mengenai best practice mengenai materi yang dimuat. • Penulisan tidak didasarkan pada teori dan metodologi yang sistematis sehingga pembaca tidak dapat menangkap mengenai dasar penulisan artikel tersebut. • Kekurangan lain terdapat pada ruang lingkup yang sangat luas namun dibatasi dengan sistem perekonmian kapitalis. • Penyebutan ruang lingkup yang luas menjadi bias karena tidak dapat ditinjau. • Sudut pandang yang digunakan belum tentu bisa diterapkan pada wilayah tertentu KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan penilaian didapatkan kesimpulan sebagai berikut : artikel mengenai perencanan kota dan pembangunan ekonomi belum berdasar teori yang mendasari penulisan artikel tersebut. Pembangunan ekonomi dan perencanaan kota merupakan kesatuan yang sama karena berorientasi pada perubahan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Hal yang membedakan keduanya ialah terdapat pada output yang berupa fisik bangunan/infrastruktur pada perencanaan kota dan tingkat kesejahteraan pada pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi dan pembangunan fisik kawasan perkotaan dapat perjalan secara pararel dikarenakan data dan Analisa yang digunakan berbeda. Namun keduanya memiliki tingkat kepentingan yang sama. DAFTAR PUSTAKA Al Kaeim, M, dkk. 2019. Kualitas Hidup Dan Pertumbuhan Ekonomi, Studi Kasus Dki Jakarta Dan Daerah Penyangganya. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro. Apriyansah, H dkk. 2006. Analisis Hubungan Kausalitas Antara Investasi Pemerintah Dengan Pertumbuhan Ekonomi Kota Palembang. Jurnal Ekonomi Pembangunan Journal of Economic & Development HAL: 73 – 92. Kumurur, Adelin Veronica, Pembangunan Kota. http://repo.unsrat.ac.id/144/11/10 Michael P. Todaro & Stephen C. Smith, 2003, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi kedelapan, Haris Munandar, Erlangga, Jakarta, Hal. 92 Porter, Michael E. 2000. The Competitive Advantage Of Nations. World Economic Forum Journal. The Free Press Republik Indonesia. 2007. Putra, Arif Karunia & Lutfi Mutaali, VARIASI PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. https://media.neliti.com/media/publications/228643. Ridwan, 2016. PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL. Pustala Puitika. Yogyakarta Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang The Richard H. Driehaus Foundation, 2015 Integrating the Practices of Urban Planning/Design and Economic Development Background Memo for Convening on March 6, 2015. RW Ventures, LLC Urban Planning and Design for the American City. Yunani Ahmad, 2019. Determinan Pertumbuhan Kota (Tinjauan Teoritik). CV IRDH. Malang. https://repo-dosen.ulm.ac.id/bitstream/handle/123456789/19835