Riset ini mengkaji akumulasi logam berat timbal dan kadmium pada dua jenis tumbuhan air yaitu jeruju (Acanthus ilicifolius) dan jali (Coix lacryma-jobi) dari Kebun Raya Purwodadi. Hasilnya menunjukkan akumulasi logam berat tertinggi ditemukan di akar tumbuhan dengan konsentrasi timbal mencapai 8.958 ppm pada jeruju dan 7.235 ppm pada jali, sedangkan kadmium mencap
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganAri Sugiarto
Beberapa jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan (pencemaran air, pencemeran tanah, dan pencemaran udara) memiliki kemampuan dalam mendetekdi atau mengukur tingkat pencemaran lingkungan yang terdapat di suatu kawasan.
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganAri Sugiarto
Beberapa jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan (pencemaran air, pencemeran tanah, dan pencemaran udara) memiliki kemampuan dalam mendetekdi atau mengukur tingkat pencemaran lingkungan yang terdapat di suatu kawasan.
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranYos F. da-Lopes
Beberapa parameter yang digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya pencemaran lingkungan, serta mengetahui tingkat pencemaran itu. Contoh parameter-parameter yang digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan adalah Parameter Kimia, Parameter Biokimia, Parameter Fisik, Parameter Biologi.
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranYos F. da-Lopes
Beberapa parameter yang digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya pencemaran lingkungan, serta mengetahui tingkat pencemaran itu. Contoh parameter-parameter yang digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan adalah Parameter Kimia, Parameter Biokimia, Parameter Fisik, Parameter Biologi.
Telah dilakukan penelitian pada bulan November - Januari 2018 dikawasan Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Luas hutan Mangrove di kawasan HLAK mencapai luasan 44,76 Ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Biodiversitas Gastropoda sebagai Bioindikator kualitas perairan di kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Pengambilan sampel ditentukan secara Random Sampling, dimana lokasi terdiri dari 3 stasiun pengamatan. Pengamatan tiap stasiun dilakukan dengan menggunakan metode transek dengan ukuran 10 x 10 m. Analisis data yang dilakukan meliputi keanekaragaman dan Bioindikator kualitas air berdasarkan indeks keanekaragaman. Hasil penelitian pada 3 Stasiun ditemukan 4 jenis Mollusca yang mewakili 2 famili dari kelas Gastropoda, yakni Cassidula aurisfelis, Ellobium aurismidae, Pythia Sp, dan Littoraria Scabra. Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner (H’). Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner dengan hasil berkisar antara 0,37 – 0,54 masuk dalam kategori rendah. Kualitas perairan dengan menggunakan indeks keanekaragaman menunjukan bahwa kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK) memiliki kualitas air sangat tercemar yang mana sumber pengaruhnya berasal dari limbah sampah.
Ringkasan Kegiatan Kelompok Penlitian Fitoteknologi selama tahun 2021
Fokus riset pada Daerah Aliran Sungai Welang Jawa Timur dan pengamatan/monitoring pada tumbuhan akuatik di Kebun Raya Purwodadi
Kuliah Umum Pengelolaan Kebun Raya Purwodadi dan Riset Fitoremediasi
cek dilink:
https://lanskap.unitri.ac.id/kuliah-umum-usung-tema-pengelolaan-dan-pemeliharaan-kebun-raya-purwodadi/
Presentasi Rencana Penelitian Keanekaragaman Flora Pulau Sempu tahun 2015 di BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Timur.
infonya ada diwebsite
http://www.bbksdajatim.org/item/442-5-tahun-lipi-di-pulau-sempu
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Fitoremediasi Logam Berat Terhadap Tumbuhan Akuatik
1. Riset CV - Rony
Rony Irawanto
Phytoforensic of Heavy Metals (Pb and Cd) on Aquatic Plants
(Acanthus ilicifolius and Coix lacryma-jobi)
Purwodadi Botanic Garden collection
ABSTRACT
Growth of population and development resulted in increased activity in the
various sectors, such as industrial, residential, agricultural, and other sectors. The
increasing human activity in various sectors often produces some pollutants that can
contaminate and harm the environment. Heavy metal is a serious pollutant, that can
absorbed and accumulate in the human body. Its reduce human health and cause death.
Heavy metals is toxic pollutants in all environmental, such as Pb (lead) and Cd
(cadmium). The concept focus on the plants role in framework of natural technology to
solve environmental problems known as Phytotechnology. Phytotechnology can be
applied in phytoprotection, phytoremediation, phytomonitoring and phytoforensic for
environmental pollution. Phytoforensic approach used to track time and specific targets
of a pollutant into part of the plant. The phytofrensic research not much examined and
still rarely. Therefore, this research aims to determine the duration and the specific
location of heavy metal pollutant (Pb and Cd) in aquatic plants Acanthus ilicifolius and
Coix lacryma-jobi.
The research has been carried out during November 2013 to December 2014.
The study took place in a greenhouse Environmental Engineering - ITS with plant
material from Purwodadi Purwodadi Botanic Garden - LIPI. Selection of aquatic plants
is based on the following criteria: native species, wild in nature, and easy propagation.
The premerly research begins with propagation seedling, acclimatization, and RFT
(Range Finding Test) for the determination of letal concentration. Then the main
research of phytoforensic with concentration of heavy metals Pb 10000 ppm and Cd 400
ppm. Variations used: three variations: (1) variation of heavy metal pollution substances
(Pb and Cd), (2) variation of plant spesies (Acanthus ilicifolius and Coix lacryma-jobi)
and (3) variation of plants specimen in the reactor (three and five specimen). Reactor
form plastic capacity 10 L with dimension 30x25x10 cm and two replications (duplo).
The parameters observed are plant morphology, dry weight and metal concentrations in
the parts of plant (root, stem and leaves). The data obtained are presented in tables and
graphs. Methods of analysis of heavy metals using AAS (Atomic Absorption
Spectrophotometer).
The results acumulation of Pb from Acanthus ilicifolius (jeruju/sea holly) in 3
specimen in roots, stems and leaves are 8,958 ppm, 33.5 ppm and 27.7 ppm; in 5
specimen in roots, stems and leaves are 8,850 ppm, 119.6 ppm and 44.5 ppm. For Cd in
3 specimen in roots, stems and leaves are 237.2 ppm, 2.72 ppm and 1.06 ppm;in 5
specimen in roots, stems and leaves are 147.2 ppm, 4.2 ppm and 3.26 ppm. While the
absorption of Pb from Coix lacryma-jobi (jali/job’s tear) in 3 specimen in roots, leaves
and stems are 7235 ppm, 149.2 ppm and 250.7 ppm, in 5 specimen in the roots, leaves
and stems are 8,197 ppm, 274.5 ppm and 242,8 ppm. For Cd in 3 specimen in roots,
leaves and stems are 174.9 ppm, 6,81ppm and 4.32 ppm; in 5 specimen in roots, leaves
and stems are 194.1 ppm, 18.1 ppm and 2.93 ppm.
Keywords: Phytoforensic, Lead (Pb), Cadmium (Cd), Acanthus ilicifolius (sea-holly),
Coix lacryma-jobi (job’s tear), Purwodadi Botanic Garden.
2. Rony Irawanto
BIOGRAFI
Rony Irawanto, lahir pada tanggal 8 Januari 1978 di kota Surabaya, ibu kota Provinsi
Jawa Timur. Pendidikan formal dijalani di kota Surabaya,
mulai SD Negeri Kalisari II (1984-1990), SMP Negeri 6
(1990-1993), SMA Negeri 3 (1993-1996) dan menempuh
S1 di Universitas Airlangga (UNAIR). Pendidikan
sarjana (S1) ditempuh pada Jurusan Biologi FMIPA -
UNAIR dan lulus pada tahun 2000. Selain tekun dalam
belajar selama mahasiswa S1, penulis juga aktif dalam
organisasi kampus. Organisasi yag pernah diikuti adalah:
himpunan mahasiswa biologi, senat mahasiswa fmipa,
badan legeslatif mahasiswa fmipa, dan keluarga besar
mahasiswa unair, serta unit kegiatan mahasiswa unair.
Setelah lulus S1 penulis mendapat pengalaman di dunia
kerja, mulai dari buruh pabrik pada beberapa perusahaan
swasta sebagai QC (quality control) mikrobiologi, juga
pernah menangani WT (water treatment) dan WWT
(waste water treatment). Kemudian menjadi tenaga harian pada salah satu instansi
pemerintah. Tugas yang pernah dikerjakan adalah: bioassesment kualitas air sungai,
kesekretariatan komisi penilai AMDAL Provinsi, assesor laboratorium lingkungan di
Jatim dan pernah tergabung dalam tim monitoring kualitas sungai Brantas kerjasama
dengan Jerman serta tim sanitasi lingkungan dan air bersih di Jawa Timur kerjasama
dengan UniEropa.
Mulai tahun 2006 penulis diterima di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
sebagai tukang kebun, sampai dengan sekarang. Tugas utamanya melakukan penelitian
dan konservasi tumbuhan tropis Indonesia dangan bidang kepakaran biologi konservasi.
Selain aktif dalam forum ilmiah, organisasi profesi terkait biodiversitas dan penelitian
konservasi tumbuhan, penulis juga menjadi kader konservasi dan aktivis dalam
perlindungan hutan dan satwa liar.
Keinginan yang kuat untuk mengembangkan ilmu dasar yang dimiliki dengan
penerapan teknologi yang ramah lingkungan mengantarkan penulis kembali ke bangku
kuliah dengan mengambil S2 Teknik Lingkungan di Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya pada tahun 2012, dengan Program Karyasiswa
Kementerian Riset dan Teknologi.
Informasi lebih mengenai penulis dapat dicari pada website, seperti :
http://sivitas.lipi.go.id/rony001/
https://www.researchgate.net/profile/Rony_Irawanto/
http://scholar.google.com/citations?user=IoHHyuQAAAAJ&hl=en
Penulis juga dapat dihubungi melalui:
rony001@lipi.go.id, irawanto12@mhs.enviro.its.ac.id, biory96@yahoo.com
081332669932 to_rony irawan to rony
3. Rony Irawanto
Selama menempuh kuliah S2, penulis aktif dalam mengikuti kegiatan ilmiah berupa
pelatihan, konferensi dan seminar baik nasional maupun internasional. Selain itu penulis
juga pernah menjadi dosen tamu di Biologi UB, maupun sebagai narasumber dalam
talkshow di beberapa tempat terkait bidang konservasi tumbuhan, keanekaragaman
hayati maupun fitoteknologi. Beberapa publikasi yang dihasilkan selama kuliah,
semata-mata sebagai dasar dalam menambah pengetahuan terkait matakuliah maupun
tesis.
Tesis yang berjudul “Fitoforensik Logam Berat Pb (Timbal) dan Cd (Kadmium)
pada Tumbuhan Akuatik Jeruju (Acanthus ilicifolius) dan Jali (Coix lacryma-jobi)
koleksi Kebun Raya Purwodadi” diibaratkan sebagai payung penelitian besar yang
terdiri dari beberapa penelitian sederhana yang telah disusun dalam karya tulis ilmiah
(KTI). Hal ini dilakukan karena keterbatasan pustaka / referensi terkait jenis yang
digunakan dalam tesis ini. Sampai dengan lulus S2 tahun 2015, tercatat 22 KTI yang
dipublikasikan, yaitu:
1. Pemanfaatan Tumbuhan dalam Pengendalian Lingkungan.
2. Kajian Potensi Keanekaragaman Hayati di Kawasan Kampus ITS Surabaya.
3. Study of Plants Selection in Wastewater Garden for Domestic Waste Water Treatment.
4. Pemetaan Hidrofita dan Potensi Fitoremediator Koleksi Kebun Raya Purwodadi.
5. Kajian Pemanfaatan Makrofita untuk Pengolahan Limbah Cair Domestik.
6. Kajian Biodiversitas dan Fitoremediasi Tumbuhan Air di Kampus ITS Surabaya
7. Plant Diversity for Environmental Problem Solution.
8. Seleksi Tumbuhan Akuatik Koleksi Kebun Raya Purwodadi dalam Fitoteknologi
Lingkungan.
9. Sea holy (Acanthus ilicifolius) Viability Test on Heavy Metal: Lead (Pb) and Cadmium
(Cd).
10. Kemampuan Tumbuhan Akuatik (Acanthus ilicifolius dan Coix lacryma-jobi) terhadap
Logam Berat (Pb dan Cd).
11. Inventarisasi Jenis Tumbuhan dan Kemampuannya terhadap Pencemar Logam Berat Pb dan
Cd.
12. Pemanfaatan Acanthus ilicifolius sebagai Tumbuhan Obat dan Pangan Olahan.
13. Potensi Coix lacryma-jobi sebagai Tumbuhan Obat dan Makanan Kesehatan.
14. Phytomonitoring Heavy Metal Pb and Cd from Acanthus ilicifolius and Coix lacryma-jobi
in Natural Habitat.
15. Perbanyakan dan Pertumbuhan Acanthus ilicifolius sebagai Fitoteknologi Lingkungan.
16. Koleksi dan Sebaran Coix lacryma-jobi di Kebun Raya Purwodadi.
17. Phytomedicine of Acanthus ilicifolius and Coix lacryma-jobi.
18. Perbanyakan dan Pertumbuhan Coix lacryma-jobi sebagai Fitoteknologi Lingkungan.
19. Persebaran Acanthus ilicifolius sebagai Fitoindikator Kawasan Mangrove Pantai Timur
Surabaya.
20. Pengaruh Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Jeruju (Acanthus ilicifolius) dan Jali (Coix
lacryma-jobi).
21. Konsentrasi Logam Berat (Pb dan Cd) pada Bagian Tumbuhan Akuatik Coix lacryma-jobi
(Jali).
22. Konsentrasi Logam Berat (Pb dan Cd) pada Bagian Tumbuhan Akuatik Acanthus ilicifolius
(Jeruju).
4. Rony Irawanto
Referensi Utama :
R Irawanto. 2009. Inventarisasi Koleksi Tanaman Air Berpotensi WWG di Kebun Raya
Purwodadi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Lingkungan VI.
R Irawanto, 2010. Fitoremediasi Lingkungan dalam Taman Bali. Jurnal Ilmiah Online
Kearifan Lokal (Local Wisdom).
R Irawanto. 2010. Pengelolaan Limbah Cair Dengan Tanaman Air. Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Ramah Lingkungan.
R Irawanto. 2012. Pemanfaatan Tumbuhan Dalam Pengendalian Lingkungan.
Proceeding Seminar Pemetaan Potensi dan Inovasi, Ilmu Pengetahuan,
Teknologi.
R Irawanto, A Widiyanti. 2013. Kajian Rhizobakteria pada Vetiveria zizanioides Nash
dalam Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat. Prosiding Seminar
Nasional Biologi.
R Irawanto, Y. Kusumawardani. 2013. Study of Plants Selection in Wastewater Garden
for Domestic Wastewater Treatment. Proceeding of the 3rd Annual Basic
Science International Conference.
R Irawanto. 2013. Kajian Biodiversitas dan Fitoremediasi Tumbuhan Air di Kampus
ITS Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Pasca Sarjana XIII.
R Irawanto. 2013. Kajian Pemanfaatan Makrofita untuk Pengolahan Limbah Cair
Domestik. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Ramah
Lingkungan.
R Irawanto. 2014. Pengaruh Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Jeruju (Acanthus
ilicifolius) dan Jali (Coix lacryma-jobi). Prosiding Seminar Teknologi
Lingkungan XI.
R Irawanto. 2014. Phytomedicine of Acanthus ilicifolius and Coix lacryma-jobi.
Proceeding International Biology Conference (IBOC)
R Irawanto. 2014. Seleksi Tumbuhan Akuatik Koleksi Kebun Raya Purwodadi dalam
Fitoteknologi Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains.
R Irawanto. 2015. Konsentrasi Logam Berat (Pb dan Cd) pada Bagian Tumbuhan
Akuatik Acanthus ilicifolius (Jeruju). Prosiding KPSDA.
R Irawanto. 2015. Konsentrasi Logam Berat (Pb dan Cd) pada Bagian Tumbuhan
Akuatik Coix lacryma-jobi (Jali). Prosiding KPSDA.
R Irawanto. 2015. Phytoforensic of Heavy Metals (Pb and Cd) in Aquatic Plants
(Acanthus ilicifolius and Coix lacryma-jobi). Jurnal Purifikasi.
R Irawanto. 2015. Phytomonitoring Heavy Metal Pb And Cd from Acanthus ilicifolius
And Coix Lacryma-jobi in Natural Habitat. Jurnal Lingkungan Tropis.