3. Bahan berbahaya dan beracun
Zat, energi, dan/atau komponen lain
yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan/ atau
dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lain.
4. Limbah bahan berbahaya dan
beracun
Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3
5. History… Love Canal (US)...
William T. Love 1892 berencana
membuat kanal yang menghubungkan
bagian hulu dan hilir sungai Niagara.
Direncanakan sekitar kanal itu akan
dibangun kawan industri.
6. History… Love Canal (US)...
(con’t)
Finally…
Niagara falls menjadi pusat industri
kimia.
Produk samping yang dihasilkan klor
yang dihasilkan dalam jumlah besar.
Klor dimanfaatkan menjadi pestisida
seperti DDT bahaya bagi lingkungan
di kemudian hari.
7. History… Love Canal (US)... (con’t)
Tahun 1930-an, perusahaan Hooker
chemical and plastic corporation mulai
mengurug limbahnya di daerah utara Love
Canal.
Hingga tahun 1947, daerah tersebut
menjadi lahan pengurugan beragam jenis
limbah terutama dari industri.
Bahkan AD AS mengurug sejumlah besar
residu senjata biologis walaupun pihak
Pentagon menolak tuduhan tersebut.
8. History… Love Canal (US)... (con’t)
Tahun 1952 kanal tersebut ditutup oleh
perusahaan dan pada 1953 pemerintah
daerah meminta perusahaan tersebut
menjual sebagian lahan kanal tersebut
untuk membangun sekolah baru.
Sekolah akhirnya dibangun dan
berdekatan dengan lokasi yang dulunya
sebagai tempat pengurugan limbah.
9. History… Love Canal (US)... (con’t)
Sering dijumpai anak-anak bergembira
menemukan residu fosfor yang dapat
menimbulkan bunga api bila dilemparkan.
Tahun 1958 anak-anak mengalami luka
bakar akibat terpapar dengan residu yang
muncul ke permukaan.
Seorang keluarga di dekat Love Canal
melahirkan anak dengan cacat fisik dan
mental, tetapi hal ini dianggap alamiah.
10. History… Love Canal (US)... (con’t)
Tahun 1959 sebuah keluarga lain
mendapat masalah di lantai bawahnya
(basement) dengan adanya lumpur
hitam yang masuk ke dalamnya.
Akhirnya mereka membuat lobang untuk
mengetahui apa yang terdapat di balik
tembok.
Sejumlah besar cairan hitam masuk
memenuhi ruangan
11. History… Love Canal (US)... (con’t)
Pada suatu pagi di tahun 1974, satu
keluarga mendapatkan kolam renang
mereka menjadi lebih tinggi sekitar 60 cm.
Ketika kolam ini dibongkar, maka galiannya
langsung terisi air tanah berwarna kuning,
biru dan ungu, dengan sifat yang sangat
tajam, yang dapat menghanguskan akar
pohon sekitarnya
12. History… Love Canal (US)... (con’t)
Delapan bulan setelah kejadian kolam
renang di atas, dilakukan survey kesehatan,
hasilnya:
Bahwa keguguran spontan ternyata 250 kali
lebih tinggi dibandingkan kondisi normal.
Sampel darah yang diambil juga menunjukkan
indikasi adanya kerusakan hati yang meningkat.
Kelahiran cacat fisik dan mental juga sering
dijumpai.
13. History… Love Canal (US)... (con’t)
Hooker Chemical akhirnya mengeluarkan
pernyataan bahwa sekitar 22.000 ton limbah
kimia, diantaranya 200 ton trichlorophenol,
telah diurug di lahan urug tersebut.
Kasus Love Canal menyebabkan adanya
perbaikan dan pengetatan peraturan-
peraturan yang berlaku di Amerika Serikat
dan dunia dalam menangani limbah B3.
17. Chernobyl, 26 April 1986
Meledaknya PLTN yang berada di Kota
Pripyat Ukraina.
Menewaskan seketika 31 orang dan
diperkirakan sebanyak 4.000 orang
meninggal akibat radiasi.
Selama 14 tahun(1986-2000) sebanyak
350.400 orang dievakuasi
20. Minamata, Jepang 1959
Teluk minamata terletak di Kota Minamata,
Kumamoto Perfektur, Jepang.
Pada tahun 1908, didirikan pabrik pupuk
kimia Chisso.
Pabrik ini juga memproduksi asam asetat
yang menggunakan metil merkuri
pengelolaan limbah yang sangat buruk
seluruh ikan dan hewan laut ini tercemar
metil merkuri.
22. The victims…
Korban menderita kejang-kejang, tidak bisa
berbicara jelas, lumpuh.
Kucing memiliki perilaku yang aneh, berjalan
berputar-putar, terhuyung-huyung dan melompat
ke laut.
Banyak ditemukan burung camar dan gagak
yang mati di sepanjang teluk.
Anak-anak yang lahir dengan berbagai gejala
kelumpuhan, cacat, keterbelakangan mental,
bahkan meninggal setelah beberapa hari lahir.
25. Sevesso, Italia, 1976
Dioksi adalah nama umum untuk grup
polychlorinated dibenzodioxins (PCDD) dan
salah satu isomer yang aktif dan memiliki
toksisitas tinggi adalah 2,3,7,8-TCDD.
Pada akhir tahun 1960-an industri farmasi
Hoffman La Roche didirikan di Seveso, Italia.
Pabrik tersebut memproduksi 2,4,5-
trichlorophenol untuk desinfektan, kosmetik,
dan herbisida.
10 Juli 1976, reaktor yang dipanaskan retak
dan reaksi kimia yang terjadi membentuk
2,3,7,8-TCDD.
26. Sevesso, Italia, 1976 (con’t)
Sekitar 1 kg dioksin terbuang ke udara
dan melewati ribuan hektar wilayah.
Penduduk yang ada di wilayah
terdampak dievakuasi.
Ibu-ibu yang hamil dianjurkan untuk
menggugurkan kandungannya.
Tumbuhan yang ada merontokkan
daunnya.
Binatang yang ada seperti terpanggang.
27. Sevesso, Italia, 1976 (con’t)
Pada tahun 1981, ditemukan kasus di
daratan Eropa Barat transportasi
dioksin antar negara.
Limbah B3 dari upaya pembersihan di
Sevesso mengirimkan 41 drum limbahnya
untuk ditimbun di luar Italia.
31. Pencemaran laut...
• Perairan di Kepulauan Seribu menunjukkan
bahwa beberapa konsentrasi logam berat
sudah melampaui standar.
• 6 jenis ikan yang biasa dikonsumsi ternyata
mengandung Cd, Cu, Pb, Zn, dan Hg dalam
konsentrasi jauh lebih besar dari yang
diperbolehka
Penelitian
Kunaefi
dan Herto
(2001)
• Kualitas pantai utara Tanggerang tidak lagi
memenuhi persyaratan untuk perikanan, biota
laut, dan pariwisata, dengan telah melampaui
batas sebanyak 45 % - 91 %
Penelitian
Djuangsih
(2000)
32. Pencemaran laut... (con’t)
Pembuangan dari 60 lebih industri berpotensi
mengandung logam berat pencemar.
Seperti diberitakan Harian Pagi Surya, 15 Juni
1999, penelitian yang dilakukan oleh lembaga
penelitian dari Jerman pada tahun 1998
terhadap masyarakat Kenjeran menunjukkan
bahwa Air Susu Ibu (ASI) dari ibu menyusui
telahmengandung kadmium (Cd) sebanyak
36,1 ppm
Dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan
anak-anak masyarakat Kenjeran karena dapat
menyebabkan penurunan kecerdasan anak dan
kerusakan jaringan tubuh.
33. Pencemaran laut... (con’t)
Penelitian Mahasiswa S2 Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga tahun 1996
juga menunjukkan bahwa sampel darah
penduduk Kenjeran mengandung tembaga (Cu)
sebesar 2511,07 ppb dan merkuri (Hg) sebanyak
2,48 ppb.
Kandungan tembaga (Cu) dalam darah warga
telah melampaui nilai ambang batas yang
ditetapkan WHO yaitu sebesar 800-1200 ppb.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
Kenjeran telah mengkonsumsi hewan laut di
sekitar Pantai Timur Surabaya yang telah
terkontaminasi logam berat.
34. Teluk Buyat, 1996
2000-5000 kubik ton limbah setiap hari di buang oleh
PT NMR ke perairan di teluk Buyat yang di mulai sejak
Maret 1996.
Menurut PT. NMR, buangan limbah tersebut,
terbungkus lapisan termoklin pada kedalaman 82
meter. Nelayan setempat sangat memprotes buangan
limbah tersebut.
Apalagi diakhir Juli 1996, nelayan mendapati puluhan
bangkai ikan mati mengapung dan terdampar di pantai.
Kematian misterius ikan-ikan ini berlangsung sampai
Oktober 1996.
Kasus ini terulang pada bulan Juli 1997.
38. Pengelolaan Limbah B3
• Limbah merupakan produk
yang tidak dapat dihindarkan
• Contoh: mengubur limbah
dan membakar limbah
High-
waste
approach
• Pencegahan pencemaran
atau limbah
• Contoh: recycle, composting,
atau reuse.
Low-
waste
approach
41. Berdasarkan kategori bahayanya
Kategori 1
• Berdampak akut dan langsung terhadap
manusia dan dapat dipastikan akan
berdampak negatif terhadap lingkungan
hidup
Kategori 2
• Memiliki efek tunda (delayed effect), dan
berdampak tidak langsung terhadap manusia
dan lingkungan hidup serta memiliki
toksisitas sub-kronis atau kronis
42. Berdasarkan sumbernya
Sumber tidak spesifik
• Umumnya bukan berasal dari proses
utamanya, tetapi berasal dari kegiatan
antara lain pemeliharaan alat, pencucian,
pencegahan korosi atau inhibitor korosi,
pelarutan kerak, dan pengemasan
Sumber spesifik
• Sisa proses suatu industri atau kegiatan
yang secara spesifik dapat ditentukan
45. Regulasi pengelolaan limbah B3
Undang-undang RI No. 32 / 2009 ttg “Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun
2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun
PP 38 Tahun 2007 ttg “Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Simbol Dan Label Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun
Permen LH No. 18/2009 ttg Tata Cara Perizinan Pengelolaan
Limbah B3
Permen LH No. 30/2009 ttg Tata Laksana Perizinan dan
Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 serta Pengawasan
Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah B3 oleh Pemerintah
Daerah
46. Regulasi pengelolaan limbah B3
Permen LH No. 33 Tahun 2009 tentang “Tata Cara Pemulihan
Lahan Terkontaminasi Limbah B3”.
Permen LH No. 05/2009 tentang “Pengelolaan Limbah di
Pelabuhan”.
Permen LH No. 02/2008 ttg Pemanfaatan Limbah B3
Kepdal 01/BAPEDAL/09/1995 ttg “ Tata Cara & Persyaratan
Teknik Penyimpanan & Pengumpulan Limbah B3”
Kepdal 02/BAPEDAL/09/1995 ttg “Dokumen Limbah B3”.
Kepdal 03/BAPEDAL/09/1995 ttg Persyaratan teknis
pengolahan Limbah B3
Kepdal 04/BAPEDAL/09/1995 ttg Tata Cara Penimbunan Hasil
Pengolahan Limbah B3.
Kepdal 05/BAPEDAL/09/1995 ttg “Simbol dan Label Limbah
B3”.
47. Urusan pemerintah bidang LH
dalam pelaksanaan pengelolaan
limbah B3
PEMERINTAH
PEMERINTAH
PROPINSI
PEMERINTAH
KAB/KOTA
Penetapan Kebijakan Nasional
Pengelolaan B3 dan LB3
Penetapan LB3 dan status B3
Notifikasi B3 dan limbah B3.
Menyelenggarakan registrasi
B3.
Pengawasan pengelolaan (B3).
Ekspor dan Impor B3 dan LB3
Pengawasan LB3 skala nasional
Izin pengumpul skala nasional
Izin pengolahan, pemanfaatan,
pengangkutan dan
penimbunan LB3
Pengawasan pemulihan
pencemaran LB3 skala nasional
Izin dan
rekomendasi izin
pengumpulan LB3
Pengawasan PLB3,
Pengawasan sistem
tanggap darurat,
penanggulangan
kecelakaan PLB3,
pemulihan
pencemaran LB3
skala propinsi
Izin penyimpanan
LB3
Izin lokasi PLB3
Pengawasan PLB3,
Pengawasan
sistem tanggap
darurat,
penanggulangan
kecelakaan PLB3,
pemulihan
pencemaran LB3
skala Kab/Kota
48. Persyaratan penyimpanan
Penyimpanan bersifat sementara
90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk
Limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh
kilogram) per hari atau lebih;
180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan,
untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima
puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 1;
365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3
dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50
kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 2
dari sumber tidak spesifik dan sumber spesifik umum; atau
365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3
dihasilkan, untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik
khusus,
49. Persyaratan penyimpanan limbah B3
• Lokasi (bebas banjir, tdk rawan bencana, diluar kawasan
lindung, jarak minimum antar lokasi dengan fasilitas umum
50 m)
• Memiliki catatan Limbah B3 (jumlah dan jenis)
• Kemasan
- sesuai dengan karakteristik limbah
- kondisi baik
- simbol dan label
• Rancang bangun tempat penyimpanan
- sesuai dengan karakteristik limbah
- lantai kedap dan landai ke arah pit pengumpul
- minimisasi potensi leachate (atap)
- ventilasi memadai
- pit pengumpul
50. Kelengkapan TPS
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan No. 1 Tahun 1995 Tanggal 5 September 1995
Limbah B3 di TPS
Terlindung dari Hujan
dan sinar Matahari
Terdapat Papan Nama di TPS Terdapat Simbol dan Label
Terdapat Saluran
Penampung
Menuju Pit
Terdapat fasilitas K3
51. Persyaratan tempat penyimpanan
sementara
Penyimpanan kemasan harus dibuat dengan sistem blok. Setiap blok terdiri atas 2
(dua) x 2 (dua) kemasan. Lebar gang antar blok harus memenuhi persyaratan
peruntukannya. Lebar gang untuk lalu lintas manusia minimal 60 cm dan lebar gang
untuk lalu lintas kendaraan pengangkut (forklift) disesuaikan dengan kelayakan
pengoperasiannya.
Gambar Pola peyimpanan kemasan drum di atas
palet dengan jarak minimum antar blok
52. Dokumentasi limbah B3
Pemasangan Simbol
dan Label yang
belum keseluruhan
pada kemasan limbah
B3
Pemasangan
Simbol dan
Label yang
kemasan ada
yang belum
sesuai
55. Tata TPS Limbah B3
PENYIMPANAN B3 GUDANG LAIN
20 m
PENYIMPANAN
GUDANG ATAU
PENYIMPANAN
LAIN
Atap : ringan dan mudah
hancur
Penerangan : explotion proof
Pintu darurat
Tembok bata tebal min : 25 cm
Beton min : 15 cm
Blok –blok min : 30 cm
62. Ijin pengangkutan limbah B3
Pengangkutan Limbah B3 wajib memiliki:
a. rekomendasi Pengangkutan Limbah B3;
dan
b. izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Pengangkutan Limbah B3
63. Persyaratan Pengangkutan LB3
(Kepdal no.2 Tahun 1995)
• Memiliki rekomendasi & izin Pengangkutan
• Jenis dan karakteristik limbah yang
diangkut sesuai dengan izin
• Dilengkapi Dokmen Limbah B3 / Manifest
• Persyaratan alat angkut :
– Alat angkut dan kemasan sesuai dengan
karakteristik limbah;
– Alat angkut dalam kondisi baik;
– Simbol dan label
64. Persyaratan Pengangkutan LB3
(Kepdal no.2 Tahun 1995) (con’t)
• Operator yang terlatih
• Memiliki Emergency Response System
• Memiliki SOP
– Bongkar muat;
– Route/tujuan pengangkutan;
– Jadwal
• Melakukan Pelaporan Pengangkutan LB3