SlideShare a Scribd company logo
ANATOMI n FISIOLOGI
Sistem eksresi
By Dr Kamelia
Fungsi Sistem Ekskresi
 Membuang Sampah hasil metabolisme
 Karbondioksida (CO2) – Paru-paru
 Racun, Sampah nitrogen - Ginjal
 Obat-obatan - Ginjal
 Keringat – Kulit
 Empedu – Hati
KULIT sebagai Sistem Eksresi
 karena mengeluarkan zat sisa berupa
keringat yang mengandung air dan
garam-garam mineral.
PARU-PARU sebagai sistem Eksresi
 PARU-PARU mengeluarkan CO2 dari
tubuh
HATI/HEPAR sebagai sistem Eksresi
 Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan
disaring terlebih dahulu di hati sebelum
beredar ke seluruh tubuh.
 Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan
dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati
mengeluarkan zat racun tersebut bersama
dengan getah empedu.
 merupakan suatu sistem dimana terjdinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas
dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh.
 Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa
urin (air kemih).
GINJAL sebagai sistem Eksresi
Ginjal - Fungsi Sistem Urinaria
 Membuang sisa metabolisme :
 Sampah nitrogen
 Obat-obatan
 Racun
 Mengatur :
 Keseimbangan Air dalam tubuh
 Kandungan elektrolit
 Asam –Basa cairan darah
 Tekanan darah
 Produksi sel darah merah
 Pengaktifan vitamin D
 dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
 dua ureter yang membawa urin dari
ginjal ke vesika urinaria (kandung
kemih),
 satu vesika urinaria (VU), tempat urin
dikumpulkan, dan
 satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika
urinaria.
Sistem Urinaria terdiri dari
Organ Sistem Urinaria
 Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di
belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di
kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan
limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat
kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
 Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak
di belakang peritoneum yang melapisi rongga
abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra
T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit
di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk
hati.
 Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh
iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal
dan lemak pararenal) yang membantu meredam
goncangan.
Ginjal dilihat dari belakang (tulang rusuk dihilangkan)
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata
yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari
sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya
bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang
dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan
penyakitnya disebut nefrologi.
A. Struktur Ginjal
Kapsul ginjal
Korteks Ginjal –
daerah luar
Medula Ginjal –
daerah dalam
Pelvis Ginjal –
saluran pengumpul
 SETIAP GINJAL TERBUNGKUS SELAPUT TIPIS (KAPSULA
RENALIS) BERUPA JARINGAN FIBRUS BERWARNA UNGU
TUA
 LAPISAN GINJAL TERBAGI ATAS :
- LAPISAN LUAR (YAITU LAPISAN KORTEKS / SUBSTANTIA
KORTEKALIS)
- LAPISAN DALAM (YAITU MEDULLA (SUBSTANTIA
MEDULLARIS)
LAPISAN GINJAL
1. Kulit Ginjal (Korteks)
 Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas
melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron.
 Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung
kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal
disebut glomerolus.
 Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman
 Gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman
disebut badan malphigi
2.Sumsum ginjal ( medula )
Sumsum ginjal terdiri beberapa
badan berbentuk kerucut yang
disebut piramid renal.
Dengan dasarnya menghadap
korteks dan puncaknya disebut
apeks atau papila renis,
mengarah ke bagian dalam
ginjal.
Satu piramid dengan jaringan
korteks di dalamnya disebut
lobus ginjal.
3.Rongga ginjal (Pelvis Renalis)
 Pelvis Renalis adalah ujung
ureter yang berpangkal di
ginjal, berbentuk corong
lebar.
 Sabelum berbatasan
dengan jaringan ginjal,
pelvis renalis bercabang
dua atau tiga disebut kaliks
mayor, yang masing –
masing bercabang
membentuk beberapa
kaliks minor yang langsung
menutupi papila renis dari
piramid.
 Kliks minor ini menampung
urine yang terus kleuar dari
papila.
 Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks,
bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian
paling dalam disebut pelvis. Pada bagian
medulla ginjal manusia dapat pula dilihat
adanya piramida yang merupakan bukaan
saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.
 Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron
yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah
dalam satu ginjal normal manusia dewasa.
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat
terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan
cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi
cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh.
Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.
Nefron
 Unit struktural dan fungsional penyusun
ginjal
 Ginjal manusia disusun oleh 1 juta nefron
 Tempat terjadinya pembentukkan urin
 Terdiri dari 2 komponen utama :
 Glomerolus
 Tubulus ginjal
Badan Malphigi
Glomerolus
Merupakan
kapiler yang
berbentuk bola
berjaring
Berhubungan
dengan arteriola
(pemeliharaan
tekanan darah)
Arteriola afferen
lebar
Arteriola efferen
sempit
Lanjutan …
Fungsi :
Penyaringan /
filtrasi cairan darah
Tubulus Ginjal
Terdiri dari :
Bagian tubulus
yang mengelilingi
glomerolus disebut
kapsul Bowman
Tubulus proksimal
Lengkung Henle
Tubulus Distal
Tipe-Tipe Nefron
1. Nefron Kortikal
Terletak di bagian korteks ginjal
Sebagian besar nefron termasuk ke
dalam tipe ini.
2. Nefron Juxtamedular
Terletak di bagian medula ginjal
Kapiler Peritubuler
 Kelanjutan dari arteriola efferen
glomerulus
 Normalnya, memiliki tekanan darah yang
rendah
 Ujung kapiler bermuara pada venula
 Hampir menempel sepanjang tubulus
ginjal
 Mengabsorbsi kembali zat-zat tertentu
dari tubulus pengumpul
 Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen
penyaring yang disebut korpuskula (atau badan
Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran
(tubulus).
 Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler
darah yang disebut glomerulus yang berada
dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus
mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding
kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi
atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui
dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus
dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari
darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang
dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal.
Darah yang telah tersaring akan meninggalkan
ginjal lewat arteri eferen.
 Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula
Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus
konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah
lengkung Henle yang bermuara pada tubulus
konvulasi distal.
 Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya
yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun
1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik
dalam pertukaran lawan arus yang digunakan
untuk filtrasi.
 Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak
mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif
untuk menyerap kembali glukosa, asam
amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian
besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke
dalam tubulus konvulasi dan tubulus
kolektivus melalui osmosis.
Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal
ke dalam sistem pengumpul yang terdiri
dari:
tubulus penghubung
tubulus kolektivus kortikal
tubulus kloektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan
dengan arteri aferen disebut aparatus
juxtaglomerular, mengandung macula
densa dan sel juxtaglomerular. Sel
juxtaglomerular adalah tempat terjadinya
sintesis dan sekresi renin
Cairan menjadi makin kental di sepanjang
tubulus dan saluran untuk membentuk urin,
yang kemudian dibawa ke kandung kemih
melewati ureter.
Aliran Darah Di Ginjal
Pendarahan ginjal
Persarafan Ginjal
 Ginjal mendapatkan persarafan dari
fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah
yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh
darah yang masuk ke ginjal.
Ureter
 Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing
bersambung dari ginjal ke vesika urinaria.
Panjangnya ± 25-30 cm, dengan
penampang 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak pada rongga abdomen dan
sebagian lagi terletak pada rongga
pelvis.
Gambar ureter
Lapisan dinding ureter terdiri
dari:
 1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
 2. Lapisan tengah lapisan otot polos
 3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
 Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-
gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk
ke dalam kandung kemih.
Vesika Urinaria (Kandung
Kemih)
 Vesika urinaria bekerja sebagai penampung
urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi).
letaknya d belakang simfisis pubis di dalam
rongga panggul. Vesika urinaria dapat
mengembang dan mengempis seperti balon
karet.
Dinding kandung kemih terdiri
dari:
 1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
 2. Tunika muskularis (lapisan berotot).
 3. Tunika submukosa.
 4. Lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam).
Uretra
 Merupakan saluran sempit yang
berpangkal pada vesika urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira
13,7-16,2 cm, terdiri dari:
 1. Urethra pars
Prostatica
 2. Urethra pars
membranosa (
terdapat spinchter
urethra externa)
 3. Urethra pars
spongiosa.
Urethra pada wanita
Panjangnya kira-kira 3,7-6,2
cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di
sebelah atas vagina (antara
clitoris dan vagina) dan
urethra disini hanya sebagai
saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3
lapisan:
 1. Lapisan otot polos, merupakan
kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria.
Mengandung jaringan elastis dan otot
polos. Sphincter urethra menjaga agar
urethra tetap tertutup.
 2. Lapisan submukosa, lapisan longgar
mengandung pembuluh darah dan saraf.
 3. Lapisan mukosa.
Fisiologi sistem urin
Pembentukkan Urin
 Urin terbentuk melalui 3 tahap :
 1. Filtrasi 2. Reabsorpsi 3. Sekresi/Augmentasi
Tubulus Proksimal
Filtrasi
H2O
Salts (NaCl and others)
HCO3
–
H+
Urea
Glucose; amino acids
Some drugs
Key
Active transport
Passive transport
KORTEKS
MEDULA
LUAR
MEDULA
DALAM
Lengkung Henle
turun
Lengkung Henle
naik
Tubulus
Pengumpul
NaCl
NaCl
NaCl
Tubulus Distal
NaCl Nutrients
Urea
H2O
NaCl
H2O
H2OHCO3 K+
H+
NH3
HCO3
K+
H+
H2O
1 4
2
3 5
Filtrasi
 Proses penyaringan darah yang kurang selektif.
 Air, ion dan zat makanan serta zat terlarut di
keluarkan dari darah ke tubulus proksimal.
 Sel darah dan beberapa protein tetap berada di
dalam darah.
 Terbentuk filtrat primer di tubulus proksimal.
Reabsorpsi
 Urin primer yang terbentuk di tubulus proksimal
terdiri dari :
 Sebagian besar air
 Glukosa dan Asam Amino
 Ion
 Kemudian zat tersebut kemudian diserap oleh
kapiler peritubuler secara aktif dan pasif.
 Penyerapan terjadi di sepanjang Tubulus
proksimal, Lengkung Henle, dan tubulus distal.
Proses Reabsorpsi
Tubulus Proksimal
Filtrasi
H2O
Salts (NaCl and others)
HCO3
–
H+
Urea
Glucose; amino acids
Some drugs
Key
Active transport
Passive transport
KORTEKS
MEDULA
LUAR
MEDULA
DALAM
Lengkung Henle
turun
Lengkung Henle
naik
Tubulus
Pengumpul
NaCl
NaCl
NaCl
Tubulus Distal
NaCl Nutrients
Urea
H2O
NaCl
H2O
H2OHCO3 K+
H+
NH3
HCO3
K+
H+
H2O
1 4
2
3 5
Sedangkan zat lainnya, yaitu sampah
nitrogen berupa :
 Urea
 Asam Uric
 Kreatinin
 Beberapa Air
 Akhirnya terbentuklah urin sekunder.
Sekresi – Augmentasi
 Terjadi di Tubulus Distal
 Beberapa zat keluar dari kapiler peritubuler ke
tubulus ginjal.
 H+, Ka+ dan ion potassium
 Creatinin
 Racun dan obat-obatan
 Akhirnya urin sekunder dan senyawa diatas
bergabung membentuk urin lalu bergerak
menuju tubulus pengumpul untuk dikeluarkan.
Pembentukkan Urin
Tubulus Proksimal
Filtrasi
H2O
Garam (NaCl dll)
HCO3
–
H+
Urea
Glucosa; asam amino
Obat-obatan
Key
Transpor aktif
Difusi / Osmosis
KORTEKS
MEDULA
LUAR
MEDULA
DALAM
Lengkung Henle
turun
Lengkung Henle
naik
Tubulus
Pengumpul
NaCl
NaCl
NaCl
Tubulus Distal
NaCl Nutrients
Urea
H2O
NaCl
H2O
H2OHCO3 K+
H+
NH3
HCO3
K+
H+
H2O
1 4
2
3 5
B. Ureter
Saluran antara
ginjal dengan
kandung kemih
Jumlah sepasang
Fungsi : membawa
urin dari ginjal ke
kandung kemih
Proses Pembentukan Urine
 Darah difiltrasi menjadi Filtrat Glomerulus
(Urine Primer)  reabsorbsi di Tubulus
Kontortus Proksimal menjadi Filtrat Tubulus
(Urine Sekunder)  Augmentasi di Tubulus
Kontortus Distal  U R I N E.
C. Kandung Kemih
 Merupakan kantung
yang berfungsi untuk
menampung urin
sementara
 Disusun oleh lapisan otot
polos
 Berhubungan dengan
uretra
D. Uretra
 Saluran yang
membawa urin keluar
dari tubuh
 Pada wanita hanya
dilalui urin saja, sedang
pada pria selain dilalui
urin juga dilalui sel
kelamin jantan
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
 1. Lapisan otot polos, merupakan
kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria.
Mengandung jaringan elastis dan otot
polos. Sphincter urethra menjaga agar
urethra tetap tertutup.
 2. Lapisan submukosa, lapisan longgar
mengandung pembuluh darah dan saraf.
 3. Lapisan mukosa.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira
13,7-16,2 cm, terdiri dari:
 1. Urethra pars
Prostatica
 2. Urethra pars
membranosa (
terdapat spinchter
urethra externa)
 3. Urethra pars
spongiosa.
Urethra pada wanita
Panjangnya kira-kira 3,7-6,2
cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di
sebelah atas vagina (antara
clitoris dan vagina) dan
urethra disini hanya sebagai
saluran ekskresi.
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
 1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc
tergantung dari pemasukan (intake) cairan dan
faktor lainnya.
 2. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan
akan menjadi keruh.
 3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet
obat-obatan dan sebagainya.
 4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan
berbau amoniak.
 5. Berat jenis 1,015-1,020.
 6. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga
tergantung dari pada diet (sayur menyebabkan
reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
Komposisi air kemih, terdiri
dari:
 1. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
 2. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme
protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.
 3. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat,
fospat dan sulfat.
 4. Pagmen (bilirubin dan urobilin).
 5. Toksin.
 6. Hormon.
Ciri-Ciri Urin Normal
 1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi
berbeda-beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk.
 2. Warnanya bening oranye tanpa ada
endapan.
 3. Baunya tajam.
 4. Reaksinya sedikit asam terhadap
lakmus dengan pH rata-rata 6.
Mekanisme pembentukan urin
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui
glomerolus setiap menit  terbentuk 120 –
125ml filtrat (cairan yang telah melewati
celah filtrasi).
Setiap harinya dapat terbentuk 150 – 180L
filtart.
Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L)
yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan
sebagian diserap kembali.
Pengaturan Pembentukkan Urin
Pusat Pengaturan
Osmoregulasi
Minum air dalam
Jumlah cukup
Penyerapan air
Memulihkan kekurangan
Cairan tubuh
STIMULUS:
Ketika kadar air pada tubuh
berkurangMisalnya pada saat
panas hari, atau
berolah raga, maka tubuh
menstimulus hipotalamus
Kadar Cairan Tubuh
Normal (Homeostasis)
Hypothalamus
ADH
Hipofisis
Posterior
meningkatkan
Penyerapan air
Haus
Tubulus Pengumpult
Tubulus
Ginjal
Mikturisi
 Mikturisi ialah proses pengosongan
kandung kemih setelah terisi dengan urin.
 Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
 1. Kandung kemih terisi secara progresif
 2. adanya refleks saraf
Persyarafan ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari pleksus renalis
(vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal,
saraf ini berjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
Pembuluh darah ureter dan persarafan ureter
Pembuluh darah ureter :
 Arteri renalis
 Arteri spermatika interna
 Arteri hipogastrika
 Arteri vesikalis inferior
Persarafan ureter :
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus
mesenterikus inferior, fleksus spermatikus, dan
pleksus pelvis sepertiga dari nervus vagus rantai
eferens dan nervus vagus rantai eferens dari
nervus torakali ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis
ke-1,dan nervuus vagus mempunyai rantai
eferens untuk ureter .
Vesica Urinaria
 Disebut juga bladder/ kandung kemih.
 Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang dapat
diregangkan dan volumenya dapat disesuaikan dengan
mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya.
Bagian Vesica Urinaria :
• Apex
• Corpus
• Fundus
• Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para
vertebralis L1-2.
• Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N.
splancnicus & plexus hypogastricus inferior mencapai dinding
vesica urinaria.
• Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju
SSP
• Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada
plexus hypogastricus menuju medulla spinalis L1-2.
Proses miksi
o Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan
merangsang stres reseptor yang terdapat pada
dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc
sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses
miksi).
o Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding
kandung kemih, dan pada saat yang sama
terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh
relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi
pengosongan kandung kemih.
o Rangsangan yang menyebabkan kontraksi
kandung kemih dan relaksasi spinter interus
dihantarkan melalui serabut – serabut para
simpatis.
o Kontraksi sfinger eksternus secara volunter
bertujuan untuk mencegah atau menghentikan
miksi.
Pengosongan kandung kemih
Pusat saraf miksi
 Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal
cord (tulang belakang) Sebagian besar
pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan
dapat di pelajari “latih”.
 Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika
Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga
otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi.
Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan
otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter
relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).
Fungsi homeostasis ginjal
Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion
mineral, dan komposisi air dalam darah.
Ginjal mempertahankan pH plasma darah
pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion
hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin
yang dihasilkan dapat bersifat asam pada
pH 5 atau alkalis pada pH 8.
Kadar ion natrium dikendalikan melalui
sebuah proses homeostasis yang
melibatkan aldosteron untuk meningkatkan
penyerapan ion natrium pada tubulus
konvulasi.
 Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah
karena kelebihan atau kekurangan air akan segera
dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi
sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik
negatif.
 Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik
(vasopresin, untuk menekan sekresi air) sehingga
terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus
ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan
kembali menjadi 98%.
Bahan Bacaan
 Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar
FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta:
EGC
 Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan
fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
 Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk
Siswa Perawat. Jakarta: EGC
KELAINAN PADA SISTEM URINARIA
1. Batu Ginjal :
adanya batu dari
endapan kalsium
dan garam pada
pelvis ginjal.
a. Penyebab :
sering menaham
urin dan kurang
minum
2. Diabetes Mellitus : Pada urinnya
mengandung glukosa. Hal ini karena
adanya kadar gula di dalam darah yang
tinggi.
3. Diabetes Insipidus : Sering buang air
besar yang hebat (sampai 20-30 kali).
Terjadi karena kekurangan hormon ADH.

More Related Content

What's hot

Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1Rahayoe Ningtyas
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Jaringan dasar tubuh
Jaringan dasar tubuhJaringan dasar tubuh
Jaringan dasar tubuh
Tom Pratomo
 
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANANPPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
Ghina Rusdiana Firdaus
 
Sistem urinaria
Sistem urinariaSistem urinaria
Sistem urinaria
Dokter Tekno
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Septian Muna Barakati
 
Proses pertukaran gas
Proses pertukaran gasProses pertukaran gas
Proses pertukaran gasAlita Fananda
 
Contoh Soal UAS Anatomi Fisiologi Manusia Tahun 2016
Contoh Soal UAS Anatomi Fisiologi Manusia Tahun 2016Contoh Soal UAS Anatomi Fisiologi Manusia Tahun 2016
Contoh Soal UAS Anatomi Fisiologi Manusia Tahun 2016
Nana Citra
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Aprizal Tsumaruto
 
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Vina R Ipina
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin cAnnisa Nurul Chaerani
 
PPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULERPPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULER
Viliansyah Viliansyah
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
Tidar University
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
Yulinda Kartika
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
Brian Putra
 
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
kristanto djuwahir
 
Biologi sistem ekskresi pada ginjal
Biologi   sistem ekskresi pada ginjalBiologi   sistem ekskresi pada ginjal
Biologi sistem ekskresi pada ginjalV3rmilion
 

What's hot (20)

Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
Jaringan dasar tubuh
Jaringan dasar tubuhJaringan dasar tubuh
Jaringan dasar tubuh
 
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANANPPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
PPT ORGAN PENCERNAAN MAKANAN
 
Sistem urinaria
Sistem urinariaSistem urinaria
Sistem urinaria
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusia
 
Proses pertukaran gas
Proses pertukaran gasProses pertukaran gas
Proses pertukaran gas
 
Contoh Soal UAS Anatomi Fisiologi Manusia Tahun 2016
Contoh Soal UAS Anatomi Fisiologi Manusia Tahun 2016Contoh Soal UAS Anatomi Fisiologi Manusia Tahun 2016
Contoh Soal UAS Anatomi Fisiologi Manusia Tahun 2016
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
 
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
 
PPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULERPPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULER
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
 
Biologi sistem ekskresi pada ginjal
Biologi   sistem ekskresi pada ginjalBiologi   sistem ekskresi pada ginjal
Biologi sistem ekskresi pada ginjal
 

Viewers also liked

Sistem eksresi
Sistem eksresiSistem eksresi
Sistem eksresi
Erwin M.E.S
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
Jeny Safitri
 
Biologi pengenalan sel
Biologi pengenalan selBiologi pengenalan sel
Biologi pengenalan sel
koko ryannur
 
Tugas Biologi: Sistem Eksresi
Tugas Biologi: Sistem EksresiTugas Biologi: Sistem Eksresi
Tugas Biologi: Sistem Eksresi
dra_amanah
 
histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015
koko ryannur
 
Anatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinariaAnatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinariaShiAddung
 
Anatomi dan fisiologi manusia
Anatomi dan fisiologi manusiaAnatomi dan fisiologi manusia
Anatomi dan fisiologi manusiaSTKIP PI MAKASSAR
 
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)Rian Maulana
 

Viewers also liked (14)

Sistem traktus urinarius
Sistem traktus urinariusSistem traktus urinarius
Sistem traktus urinarius
 
Sistem eksresi
Sistem eksresiSistem eksresi
Sistem eksresi
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Biologi pengenalan sel
Biologi pengenalan selBiologi pengenalan sel
Biologi pengenalan sel
 
Sistem urinari
Sistem urinariSistem urinari
Sistem urinari
 
Fisiologi reproduksi
Fisiologi reproduksiFisiologi reproduksi
Fisiologi reproduksi
 
Tugas Biologi: Sistem Eksresi
Tugas Biologi: Sistem EksresiTugas Biologi: Sistem Eksresi
Tugas Biologi: Sistem Eksresi
 
FISIOLOGI GINJAL
FISIOLOGI GINJALFISIOLOGI GINJAL
FISIOLOGI GINJAL
 
Fisiologi sistem endokrin
Fisiologi sistem endokrinFisiologi sistem endokrin
Fisiologi sistem endokrin
 
histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015histologi ginjal 2015
histologi ginjal 2015
 
Anatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinariaAnatomi sistem urinaria
Anatomi sistem urinaria
 
Fisiologi sistem saraf
Fisiologi sistem sarafFisiologi sistem saraf
Fisiologi sistem saraf
 
Anatomi dan fisiologi manusia
Anatomi dan fisiologi manusiaAnatomi dan fisiologi manusia
Anatomi dan fisiologi manusia
 
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
 

Similar to Fisiologi sistem eksresi

HISTOLOGI_URINARIA_Compatibility_Mode.pdf
HISTOLOGI_URINARIA_Compatibility_Mode.pdfHISTOLOGI_URINARIA_Compatibility_Mode.pdf
HISTOLOGI_URINARIA_Compatibility_Mode.pdf
AgathaHaselvin
 
Anatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihanAnatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihan
Yepi Addianto
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Widya Puspitasari
 
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
Edi Sutiono Mutiara
 
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alviPemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Operator Warnet Vast Raha
 
EKSKRESI.pdf
EKSKRESI.pdfEKSKRESI.pdf
EKSKRESI.pdf
CrusscitaFuwanmahara
 
Sistem perkemihan
Sistem perkemihanSistem perkemihan
Sistem perkemihan
MUHAMMAD ISLAMSYAH
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
Kampus-Sakinah
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Sulistia Rini
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Operator Warnet Vast Raha
 
3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan
TiaraAudia2
 
anfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.pptanfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.ppt
LauraHutagalung1
 

Similar to Fisiologi sistem eksresi (20)

HISTOLOGI_URINARIA_Compatibility_Mode.pdf
HISTOLOGI_URINARIA_Compatibility_Mode.pdfHISTOLOGI_URINARIA_Compatibility_Mode.pdf
HISTOLOGI_URINARIA_Compatibility_Mode.pdf
 
Anatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihanAnatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihan
 
Sistem+kemih
Sistem+kemihSistem+kemih
Sistem+kemih
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
 
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
 
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alviPemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi
 
Pengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinariaPengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinaria
 
Pengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinariaPengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinaria
 
Pengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinariaPengertian sistem urinaria
Pengertian sistem urinaria
 
EKSKRESI.pdf
EKSKRESI.pdfEKSKRESI.pdf
EKSKRESI.pdf
 
Sistem perkemihan
Sistem perkemihanSistem perkemihan
Sistem perkemihan
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Ginjal 1
Ginjal 1Ginjal 1
Ginjal 1
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
 
3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan3. anfis-perkemihan
3. anfis-perkemihan
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 
anfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.pptanfis-perkemihan.ppt
anfis-perkemihan.ppt
 

More from abdee tarmizi II

Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1abdee tarmizi II
 
Materi kuliah pertemuan ke 6
Materi kuliah pertemuan ke 6Materi kuliah pertemuan ke 6
Materi kuliah pertemuan ke 6abdee tarmizi II
 
Materi kuliah pertemuan ke 3
Materi kuliah pertemuan ke 3Materi kuliah pertemuan ke 3
Materi kuliah pertemuan ke 3abdee tarmizi II
 
Materi kuliah pertemuan ke 2
Materi kuliah pertemuan ke 2Materi kuliah pertemuan ke 2
Materi kuliah pertemuan ke 2abdee tarmizi II
 
Materi kuliah pertemuan ke 1
Materi kuliah pertemuan ke 1Materi kuliah pertemuan ke 1
Materi kuliah pertemuan ke 1abdee tarmizi II
 

More from abdee tarmizi II (15)

Cairan dan asam basa
Cairan dan asam basaCairan dan asam basa
Cairan dan asam basa
 
Cairan dan asam basa
Cairan dan asam basaCairan dan asam basa
Cairan dan asam basa
 
Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskulerSistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler
 
Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinalSistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal
 
Pengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomiPengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomi
 
Anatomi sistem saraf
Anatomi sistem sarafAnatomi sistem saraf
Anatomi sistem saraf
 
Anatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasiAnatomi sistem respirasi
Anatomi sistem respirasi
 
Anatomi sistem endokrin
Anatomi sistem endokrinAnatomi sistem endokrin
Anatomi sistem endokrin
 
Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1
 
Sistem skeletal
Sistem skeletalSistem skeletal
Sistem skeletal
 
Tugas agama islam
Tugas agama islamTugas agama islam
Tugas agama islam
 
Materi kuliah pertemuan ke 6
Materi kuliah pertemuan ke 6Materi kuliah pertemuan ke 6
Materi kuliah pertemuan ke 6
 
Materi kuliah pertemuan ke 3
Materi kuliah pertemuan ke 3Materi kuliah pertemuan ke 3
Materi kuliah pertemuan ke 3
 
Materi kuliah pertemuan ke 2
Materi kuliah pertemuan ke 2Materi kuliah pertemuan ke 2
Materi kuliah pertemuan ke 2
 
Materi kuliah pertemuan ke 1
Materi kuliah pertemuan ke 1Materi kuliah pertemuan ke 1
Materi kuliah pertemuan ke 1
 

Fisiologi sistem eksresi

  • 1. ANATOMI n FISIOLOGI Sistem eksresi By Dr Kamelia
  • 2. Fungsi Sistem Ekskresi  Membuang Sampah hasil metabolisme  Karbondioksida (CO2) – Paru-paru  Racun, Sampah nitrogen - Ginjal  Obat-obatan - Ginjal  Keringat – Kulit  Empedu – Hati
  • 3. KULIT sebagai Sistem Eksresi  karena mengeluarkan zat sisa berupa keringat yang mengandung air dan garam-garam mineral.
  • 4. PARU-PARU sebagai sistem Eksresi  PARU-PARU mengeluarkan CO2 dari tubuh
  • 5. HATI/HEPAR sebagai sistem Eksresi  Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh.  Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.
  • 6.  merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.  Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). GINJAL sebagai sistem Eksresi
  • 7. Ginjal - Fungsi Sistem Urinaria  Membuang sisa metabolisme :  Sampah nitrogen  Obat-obatan  Racun  Mengatur :  Keseimbangan Air dalam tubuh  Kandungan elektrolit  Asam –Basa cairan darah  Tekanan darah  Produksi sel darah merah  Pengaktifan vitamin D
  • 8.  dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,  dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih),  satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan  satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria. Sistem Urinaria terdiri dari
  • 10.  Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).  Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.  Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
  • 11. Ginjal dilihat dari belakang (tulang rusuk dihilangkan) Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.
  • 12. A. Struktur Ginjal Kapsul ginjal Korteks Ginjal – daerah luar Medula Ginjal – daerah dalam Pelvis Ginjal – saluran pengumpul
  • 13.  SETIAP GINJAL TERBUNGKUS SELAPUT TIPIS (KAPSULA RENALIS) BERUPA JARINGAN FIBRUS BERWARNA UNGU TUA  LAPISAN GINJAL TERBAGI ATAS : - LAPISAN LUAR (YAITU LAPISAN KORTEKS / SUBSTANTIA KORTEKALIS) - LAPISAN DALAM (YAITU MEDULLA (SUBSTANTIA MEDULLARIS) LAPISAN GINJAL
  • 14. 1. Kulit Ginjal (Korteks)  Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron.  Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus.  Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman  Gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
  • 15. 2.Sumsum ginjal ( medula ) Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal.
  • 16. 3.Rongga ginjal (Pelvis Renalis)  Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.  Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid.  Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila.
  • 17.  Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.  Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.
  • 18. Nefron  Unit struktural dan fungsional penyusun ginjal  Ginjal manusia disusun oleh 1 juta nefron  Tempat terjadinya pembentukkan urin  Terdiri dari 2 komponen utama :  Glomerolus  Tubulus ginjal
  • 19. Badan Malphigi Glomerolus Merupakan kapiler yang berbentuk bola berjaring Berhubungan dengan arteriola (pemeliharaan tekanan darah) Arteriola afferen lebar Arteriola efferen sempit
  • 20. Lanjutan … Fungsi : Penyaringan / filtrasi cairan darah
  • 21. Tubulus Ginjal Terdiri dari : Bagian tubulus yang mengelilingi glomerolus disebut kapsul Bowman Tubulus proksimal Lengkung Henle Tubulus Distal
  • 22. Tipe-Tipe Nefron 1. Nefron Kortikal Terletak di bagian korteks ginjal Sebagian besar nefron termasuk ke dalam tipe ini.
  • 23. 2. Nefron Juxtamedular Terletak di bagian medula ginjal
  • 24. Kapiler Peritubuler  Kelanjutan dari arteriola efferen glomerulus  Normalnya, memiliki tekanan darah yang rendah  Ujung kapiler bermuara pada venula  Hampir menempel sepanjang tubulus ginjal  Mengabsorbsi kembali zat-zat tertentu dari tubulus pengumpul
  • 25.  Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).  Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
  • 26.  Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal.  Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi.
  • 27.  Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.
  • 28.
  • 29.
  • 30. Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari: tubulus penghubung tubulus kolektivus kortikal tubulus kloektivus medularis Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.
  • 31.
  • 32. Aliran Darah Di Ginjal
  • 34. Persarafan Ginjal  Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
  • 35. Ureter  Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
  • 37. Lapisan dinding ureter terdiri dari:  1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)  2. Lapisan tengah lapisan otot polos  3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa  Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan- gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
  • 38. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)  Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
  • 39. Dinding kandung kemih terdiri dari:  1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).  2. Tunika muskularis (lapisan berotot).  3. Tunika submukosa.  4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
  • 40. Uretra  Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
  • 41. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:  1. Urethra pars Prostatica  2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)  3. Urethra pars spongiosa.
  • 42. Urethra pada wanita Panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
  • 43. Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:  1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.  2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.  3. Lapisan mukosa.
  • 45. Pembentukkan Urin  Urin terbentuk melalui 3 tahap :  1. Filtrasi 2. Reabsorpsi 3. Sekresi/Augmentasi Tubulus Proksimal Filtrasi H2O Salts (NaCl and others) HCO3 – H+ Urea Glucose; amino acids Some drugs Key Active transport Passive transport KORTEKS MEDULA LUAR MEDULA DALAM Lengkung Henle turun Lengkung Henle naik Tubulus Pengumpul NaCl NaCl NaCl Tubulus Distal NaCl Nutrients Urea H2O NaCl H2O H2OHCO3 K+ H+ NH3 HCO3 K+ H+ H2O 1 4 2 3 5
  • 46. Filtrasi  Proses penyaringan darah yang kurang selektif.  Air, ion dan zat makanan serta zat terlarut di keluarkan dari darah ke tubulus proksimal.  Sel darah dan beberapa protein tetap berada di dalam darah.  Terbentuk filtrat primer di tubulus proksimal.
  • 47. Reabsorpsi  Urin primer yang terbentuk di tubulus proksimal terdiri dari :  Sebagian besar air  Glukosa dan Asam Amino  Ion  Kemudian zat tersebut kemudian diserap oleh kapiler peritubuler secara aktif dan pasif.  Penyerapan terjadi di sepanjang Tubulus proksimal, Lengkung Henle, dan tubulus distal.
  • 48. Proses Reabsorpsi Tubulus Proksimal Filtrasi H2O Salts (NaCl and others) HCO3 – H+ Urea Glucose; amino acids Some drugs Key Active transport Passive transport KORTEKS MEDULA LUAR MEDULA DALAM Lengkung Henle turun Lengkung Henle naik Tubulus Pengumpul NaCl NaCl NaCl Tubulus Distal NaCl Nutrients Urea H2O NaCl H2O H2OHCO3 K+ H+ NH3 HCO3 K+ H+ H2O 1 4 2 3 5
  • 49. Sedangkan zat lainnya, yaitu sampah nitrogen berupa :  Urea  Asam Uric  Kreatinin  Beberapa Air  Akhirnya terbentuklah urin sekunder.
  • 50. Sekresi – Augmentasi  Terjadi di Tubulus Distal  Beberapa zat keluar dari kapiler peritubuler ke tubulus ginjal.  H+, Ka+ dan ion potassium  Creatinin  Racun dan obat-obatan  Akhirnya urin sekunder dan senyawa diatas bergabung membentuk urin lalu bergerak menuju tubulus pengumpul untuk dikeluarkan.
  • 51. Pembentukkan Urin Tubulus Proksimal Filtrasi H2O Garam (NaCl dll) HCO3 – H+ Urea Glucosa; asam amino Obat-obatan Key Transpor aktif Difusi / Osmosis KORTEKS MEDULA LUAR MEDULA DALAM Lengkung Henle turun Lengkung Henle naik Tubulus Pengumpul NaCl NaCl NaCl Tubulus Distal NaCl Nutrients Urea H2O NaCl H2O H2OHCO3 K+ H+ NH3 HCO3 K+ H+ H2O 1 4 2 3 5
  • 52. B. Ureter Saluran antara ginjal dengan kandung kemih Jumlah sepasang Fungsi : membawa urin dari ginjal ke kandung kemih
  • 53. Proses Pembentukan Urine  Darah difiltrasi menjadi Filtrat Glomerulus (Urine Primer)  reabsorbsi di Tubulus Kontortus Proksimal menjadi Filtrat Tubulus (Urine Sekunder)  Augmentasi di Tubulus Kontortus Distal  U R I N E.
  • 54. C. Kandung Kemih  Merupakan kantung yang berfungsi untuk menampung urin sementara  Disusun oleh lapisan otot polos  Berhubungan dengan uretra
  • 55. D. Uretra  Saluran yang membawa urin keluar dari tubuh  Pada wanita hanya dilalui urin saja, sedang pada pria selain dilalui urin juga dilalui sel kelamin jantan
  • 56. Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:  1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.  2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.  3. Lapisan mukosa.
  • 57. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:  1. Urethra pars Prostatica  2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)  3. Urethra pars spongiosa.
  • 58. Urethra pada wanita Panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
  • 59. Sifat fisis air kemih, terdiri dari:  1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya.  2. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.  3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.  4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.  5. Berat jenis 1,015-1,020.  6. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
  • 60. Komposisi air kemih, terdiri dari:  1. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.  2. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.  3. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.  4. Pagmen (bilirubin dan urobilin).  5. Toksin.  6. Hormon.
  • 61. Ciri-Ciri Urin Normal  1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk.  2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.  3. Baunya tajam.  4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
  • 62.
  • 63. Mekanisme pembentukan urin Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit  terbentuk 120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinya dapat terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
  • 64. Pengaturan Pembentukkan Urin Pusat Pengaturan Osmoregulasi Minum air dalam Jumlah cukup Penyerapan air Memulihkan kekurangan Cairan tubuh STIMULUS: Ketika kadar air pada tubuh berkurangMisalnya pada saat panas hari, atau berolah raga, maka tubuh menstimulus hipotalamus Kadar Cairan Tubuh Normal (Homeostasis) Hypothalamus ADH Hipofisis Posterior meningkatkan Penyerapan air Haus Tubulus Pengumpult Tubulus Ginjal
  • 65. Mikturisi  Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin.  Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:  1. Kandung kemih terisi secara progresif  2. adanya refleks saraf
  • 66. Persyarafan ginjal Ginjal mendapat persyarafan dari pleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
  • 67. Pembuluh darah ureter dan persarafan ureter Pembuluh darah ureter :  Arteri renalis  Arteri spermatika interna  Arteri hipogastrika  Arteri vesikalis inferior Persarafan ureter : Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, fleksus spermatikus, dan pleksus pelvis sepertiga dari nervus vagus rantai eferens dan nervus vagus rantai eferens dari nervus torakali ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1,dan nervuus vagus mempunyai rantai eferens untuk ureter .
  • 68. Vesica Urinaria  Disebut juga bladder/ kandung kemih.  Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang dapat diregangkan dan volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Bagian Vesica Urinaria : • Apex • Corpus • Fundus • Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2. • Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus & plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria. • Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju SSP • Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus menuju medulla spinalis L1-2.
  • 69. Proses miksi o Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). o Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih. o Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. o Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi.
  • 71. Pusat saraf miksi  Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari “latih”.  Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).
  • 72. Fungsi homeostasis ginjal Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah. Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8. Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.
  • 73.  Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif.  Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%.
  • 74. Bahan Bacaan  Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC  Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama  Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
  • 75. KELAINAN PADA SISTEM URINARIA 1. Batu Ginjal : adanya batu dari endapan kalsium dan garam pada pelvis ginjal. a. Penyebab : sering menaham urin dan kurang minum
  • 76. 2. Diabetes Mellitus : Pada urinnya mengandung glukosa. Hal ini karena adanya kadar gula di dalam darah yang tinggi. 3. Diabetes Insipidus : Sering buang air besar yang hebat (sampai 20-30 kali). Terjadi karena kekurangan hormon ADH.