Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempelajari dasar-dasar ilmu pengetahuan seperti metode, asumsi, dan implikasinya. Filsafat ilmu juga berkaitan dengan epistemologi dan ontologi dalam mempelajari cara memperoleh pengetahuan ilmiah dan obyek yang dikaji oleh ilmu.
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Msdinyrusdiananda
A Manfaat Mahasiswa Belajar Filsafat
B Perkembangan Filsafat
C Logika Berfikir Untuk Mengetahui Kebenaran Ilmiah
D Teori Kebenaran
E Tataran Keilmuan / Pengetahuan : Ontologi,Epistemologi dan Aksiologi
F Filsafat Pancasila
G Karya Ilmiah Filsafat
H Kumpulan Soal dan Jawab
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok 2ElizaNovi
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelas S
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.S
Anggota Kelompok 2 :
Eliza Novi Rahmadania (1212100160)
Riska Bimbi Ayu W. (1212100162)
Donico Risnanda C. (1212100167)
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Msdinyrusdiananda
A Manfaat Mahasiswa Belajar Filsafat
B Perkembangan Filsafat
C Logika Berfikir Untuk Mengetahui Kebenaran Ilmiah
D Teori Kebenaran
E Tataran Keilmuan / Pengetahuan : Ontologi,Epistemologi dan Aksiologi
F Filsafat Pancasila
G Karya Ilmiah Filsafat
H Kumpulan Soal dan Jawab
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok 2ElizaNovi
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelas S
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.S
Anggota Kelompok 2 :
Eliza Novi Rahmadania (1212100160)
Riska Bimbi Ayu W. (1212100162)
Donico Risnanda C. (1212100167)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. TUJUAN HIDUP MANUSIA
PRINSIP HIDUP IDEOLOGI
KOMUNIS
(SOSIALIS)
ISLAM
KAPITALIS
Harus dimiliki semua
orang
Tidak bisa dilepas
sesaatpun
Mewarnai semua tujuan
lainnya
PROGRAM HIDUP
(AMAL SHALEH)
4. Sub – Capaian Pembelajaran
Mata Kuliah
1. Mampu menjelaskan pengertian filsafat., ciri-ciri berpikir
filsafat dan manfaat filsafat;
2. Mampu menjelaskan makna Filsafat Ilmu, subtansi dan
hakikatnya;
3. Mampu menjelaskan sumber ilmu;
4. Mampu menjelaskan konsep dasar, struktur, dan pembagian
ilmu;
5. Mampu menjelaskan metoda ilmiah dan teori kebenaran;
6. Mampu menelaah hukum kausalitas dan analisis jalur (Path
Analysis).
4
6. No.
MATERI AJAR
(Balanced One-Semester Courses)
1 General Overview of Philosophy: Pengertian Filsafat
2 Ciri-ciri berpikir filsafat dan manfaat filsafat bagi mahasiswa
3 Pengertian Filsafat Ilmu
4 Hakikat Filsafat Ilmu (yang ingin dijawab Filsafat Ilmu)
5 Sumber ilmu pengetahuan dan manusia pilihan (para Imam)
6 Fungsi dan subtansi Filsafat Ilmu
7 Konsep dasar, struktur, dan pembagian ilmu
8 Ilmu, nilai serta ucapan para Shalihin (para Imam) tentang ilmu dan tauhid
9 Metoda ilmiah: (1) pengertian, (2) cara memperoleh kebenaran, (3) tahapan metoda
ilmiah, (4) deskripsi metoda ilmiah (L-H-V), dan (5) latihan
10 Teori kebenaran
11 Hukum kausalitas: (1) Pemahaman tentang takdir, (2) Prinsip-prinsip kausalitas, dan (3)
Hukum kausalitas fisikal dan spiritual
12 Derivasi (implikasi) hukum kausalitas umum
13 Dalil-dalil (nash) hukum kausalitas spiritual
14 Hukum kausalitas dan struktur path analysis
6
7. 7
LITERATUR
Akhyar Yusuf Lubis, Dr. (2020). Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer. Rajawali Pers, Depok, Indonesia.
Beerling, dkk. (terjemahan, 1986). Pengantar Filsafat Ilmu. Penerbit Tiara Wacana, Yogyakarta, Indonesia.
Cooper, D.R., and Emory, C.W., (1995). Business Research Methods. Richard, Irwin, Chicago, USA.
Chun, C. L., (1975). Path Anakysis--a Primer. Pacific Grove, California.
Fazlur Rahman (terjemahan, 2000). Filsafat Shadra. Penerbit Pustaka, Bandung, Indonesia.
Guven, Fatih (terjemahan, 1995). 560 Hadis dari 14 Manusia Suci. Penerbit Yayasan Islam Al-Bagir, Bangil,
Indonesia.
Herman Soewardi (1999). Roda Berputar Dunia Bergulir: Kognisi baru tentang timbul-tenggelamnya
sivilisasi, Bakti Mandiri, Bandung
Ibrahim Amini (terjemahan, 2002). Imam Mahdi: Penerus Kepemimpinan ILahi. Penerbit, Islamic Center
Jakarta, Indonesia.
Issac, S., and Michael, W.B., (1982). Handbook In Research and Evaluation, Edits Publishers, San Diego,
California, USA.
Ja'far Subhani Syaikh (1990). Memilih Takdir Allah menurut al-Quran dan Sunnah. Pustaka Hidaya, Jakarta
Jalaluddin, Prof. Dr. (2020). Filsafat Ilmu Pengetahuan: Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Peradaban. Edisi
Kedua, Rajawali Pers, Depok, Indonesia.
Jujun S., Suriasumantri (2010). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,
Indonesia.
Muhammad Baqir As-Sahdr (terjemahan, 1991). Falsafatuna. Penerbit Mizan, Bandung, Indonesia.
Muthahari, Murtadha (1992). Perspektif al-Quran tentang Manusia dan Agama. Mizan, Bandung
Osman Bakar (terjemahan, 1997). Hierarki Ilmu: Membangun Rangka-Pikir Islamisasi Ilmu. Penerbit Mizan,
Bandung, Indonesia
9. 9
FILSAFAT (pengertian secara
semantik/etimologis): Berasal dari
bahasa arab, falsafah; dalam
bahasa Yunani menjadi philosophia
yang terdiri dari philos = cinta dan
shophia = pengetahuan/
hikmah/kebijakan. Jadi filsafat
adalah cinta
pengetahuan/hikmah/kebijakan
12. 12
DEFINISI FILSAFAT BERDASAR WATAK DAN
FUNGSI (Titus,dkk):
• Informal: sikap dan kepercayaan yang diterima secara tidak
kritis (misal perintah shalat/Jumlah rakaat dalam shalat);
• Formal: sikap kritis atas kepercayaan yang dijunjung tinggi
(misal tauhid);
• Spekulatif: hasil berbagai sains dan teknologi yang ditinjau
dari pengalaman kemanusiaan (misal dunia medis);
• Logosentris: analisis kata dan konsep (exp: there is no eternal
but change, tiada tuhan kecuali Tuhan, Gusdur: “I forgive it
but I don’t forget it”, dll;
• Aktual: merupakan problem yang berkembang di masyarakat
dan dicari jawabannya (misal: kenapa kemiskinan sulit
dihilangkan?).
15. 15
AGAPE:
Cinta orangtua pada anak; Rasul pada umatnya;
Pemimpin ke rakyatnya; Rahmat Allah kepada mahluk
(Cinta tanpa batas/cinta tanpa syarat/unconditional love)
PHILOS:
Cinta kepada Allah; kepada Rasul; Cinta kepada
keluarga Rasul
EROS:
Cinta biologis (cinta karena bentuk fisik).
Bahasa Yunani, yang berarti cinta
berdasarkan hawa nafsu
CINTA
17. Ibnu Abbas berkata:
“Hikmah adalah mengenal Allah, Rasul dan para
Imam, serta taat kepadanya, yang akan membawa
seseorang menuju surga dan semua amalnya
diterima serta kesalahannya diampuni”.
17
18. 18
ARTI HIKMAH
ATAU
AL-HIKMAH
1. Cahaya hati (cahaya iman);
2. Pengetahuan mendalam
tentang Agama;
3. Kesucian batin;
4. Ketinggian akhlak;
5. Pelembut hati;
6. Rasa takut pada Allah;
7. Pengetahuan tentang diri;
8. Sesuatu yang berharga;
9. Al-Quran;
10.Kenabian;
11.Pemahaman thd al-Quran,
dst
19. 19
Kata hikmah salah satunya terdapat pada:
QS: 62/2:
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta
huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka
kitab dan hikmah, dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang
nyata,
20. Kata Hikmah, QS: 16/125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”.
20
22. 22
CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT:
• Radikal: sampai ke akar persoalan;
• Kritis: tanggap thd persoalan yg berkembang;
• Rasional: dapat dijangkau akal/dapat dimengerti;
• Konseptual: hasil konstruksi pemikiran;
• Koheren: runtut, berurutan;
• Konsisten: berpikir lurus;
• Sistematis: saling berkaitan/teratur;
• Metodis: memiliki cara untuk memperoleh kebenaran;
• Komprehensif: menyeluruh;
• Bebas dan bertanggungjawab.
23. ARTI RADIKAL:
Radikal1/ra·di·kal/ a 1 secara mendasar (sampai kepada hal
yang prinsip): perubahan yang --; 2 Pol amat keras menuntut
perubahan (undang-undang, pemerintahan); 3 maju dalam
berpikir atau bertindak;
(KBBI, 2020)
23
24. ARTI RADIKALISME:
Radikalisme/ra·di·kal·is·me/ n 1 paham atau aliran
yang radikal dalam politik; 2 paham atau aliran yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial
dan politik dengan cara kekerasan atau
drastis; 3 sikap ekstrem dalam aliran politik
(KBBI, 2020)
24
25. 25
MANFAAT FILSAFAT BAGI MAHASISWA
• Membiasakan diri untuk berpikir kritis;
• Membiasakan diri untuk bersikap logis-
rasional, dan argumentatif;
• Bersikap toleran dalam perbedaan
pandangan/pendapat;
• Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan
tak kenal lelah;
• Tidak merasa paling benar; dst
27. Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang
menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat
ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat,
asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di
dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di
sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan
epistemologi dan ontologi.
(Wikipedia Bahasa Indonesia:2016)
27
28. Kenapa asumsi itu penting dalam ilmu pengetahuan, jelaskanlah !!
Jawab:
1. Sebagai arah atau landasan;
2. Menyatakan hubungan;
3. Menyederhanakan model dalam ekonomi;
4. Untuk menyimpulkan;
5. Diperlukan sebagai syarat;
6. Supaya masalah tidak melebar;
7. Untuk memperoleh pengetahuan;
8. Sebagai landasan berfikir;
9. Mempertegas variabel; dan
10. Untuk merumuskan hipotesis.
28
29. Philosophy of science is a branch of
philosophy concerned with the foundations,
methods, and implications of science. The
central questions of this study concern what
qualifies as science, the reliability of scientific
theories, and the ultimate purpose of
science.
https://en.wikipedia.org/wiki/Philosophy_of_science (2016)
29
30. 30
FILSAFAT ILMU (1):
“Ialah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah
dan cara-cara memperolehnya”
(Beerling, dkk, 1986)
FILSAFAT ILMU (2):
“Cabang pengetahuan filsafat yang merupakan telaah
sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-
metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-
praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum
cabang-cabang pengetahuan intelektual” (A. Cornelius
Benjamin)
31. 31
HAKIKAT
(YANG INGIN
DIJAWAB)
FILSAFAT ILMU
AKSIOLOGI:
Kegunaan ilmu?
1.Menemukan kebenaran;
2.Menemukan keyakinan;
3.Menemukan ide, gagasan, dst.
EPISTEMOLOGI:
Bagaimana cara mendapatkan ilmu itu?
1.Ada metodenya (biasanya digunakan
metode ilmiah), lihat uraian
selanjutnya;
2.Pendekatan;
3.Klasifikasi;
4.Model dan alat analisis, dst.
ONTOLOGI:
Obyek apa yang dikaji oleh ilmu itu?
1.Obyek materi (fakta): manusia,
alam, dst;
2.Obyek formal (bidang kajian):
kedokteran, hukum, ekonomi, dst
32. 32
SUMBER ILMU:
"Ana madinatul 'ilmi wa 'aliyun
babuha, faman arodal 'ilma fal
yatil baba"
(Mustadrak al-Hakim, III:16, 127; Asbabu Nuzul dan Hadits Pilihan, 1996)
33. SUMBER PENGETAHUAN
1. Empirisme (empeirikos/pengalaman), berasal dari
indera manusia
2. Rasionalisme (melalui kekuatan akal). Akal yang
menghubungkan data yang satu dengan data yang
lain (membentuk proposisi)
3. Intuisi (kejernihan hati)
4. Wahyu (para Nabi dan Rasul)
33
34. 34
ALLAH
WAHYU Kpd PARA NABI dan RASUL Melalui Malaikat
MANUSIA AWWAM
RASIO
(OTAK/AKAL) RASA (HATI)
PENGAMATAN (PENGALAMAN)
PENGULANGAN
PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
ILMU (SCIENCES)
MANUSIA PILIHAN Lihat bagan selanjutnya
Proses pengembangan
ilmu
35. 35
KETERANGAN:
• Awwam: manusia biasa (kebanyakan orang);
• Knowledge (Pengetahuan): a proposition confirmed
by adequate evidence (H.H.Titus, 1959);
• Sciences (Ilmu): a body of systematic knowledge
built-up through experimentation and observation
(H.H. Titus, 1959);
• Proposition: keterjalinan (hubungan, pengaruh,
kaitan) antara fakta (vaiabel) yang satu dengan fakta
(variabel) yang lain.
36. PENGERTIAN AKAL
Akal adalah salah satu peralatan rohaniah manusia
yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan,
menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau
salah (Wikipedia, 2018).
36
38. PENGERTIAN HATI
Hati berarti sesuatu yang ada di dalam tubuh
manusia yang dianggap sebagai tempat segala
perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian
(perasaan dan sebagainya)
Contoh: Membaca dalam hati, membaca dalam
batin (tidak dilisankan), berbicara dari hati, dengan
jujur dan terbuka
(KBBI, 2018 & Apaarti.com, 2018)
38
39. MANUSIA PILIHAN (PARA IMAM/SHALIHIN)
Perhatikan QS: 2/124:
Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa
kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu
pemimpin (imam) bagi seluruh manusia”. Ibrahim menjawab:
“(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman:
“Janjiku ini tidak mengenai orang yang dzalim”
39
40. Untuk membuktikan kebenaran QS:
2/124, (bahwa para
Pemimpin/Imam dari keturunan
Nabi Ibrahim), kita perhatikan
silsilah keturunan Nabi Ibrahim
melalui diagram sebagai berikut:
41. 41
IBRAHIM - SITI HAJAR
ISHAQ
HASYIM
IBRAHIM - SITI SARAH
ABDUL MUTHALIB
ABDULLAH ABU THALIB
YAKUB
YUSUF
AYUB
ALI BIN ABI THALIB
MUHAMMAD SAWW
FATIMAH AZ-ZACHRA
YAHYA
ISA
HASAN, HUSAIN, ZAINAB, UMMU KULTSUM
ISMAIL
SILSILAH NABI MUHAMMAD SAW
QS:37/101-103;
2/124
QS:51/24-35; 37/112
42. FATHIMAH AZ-ZAHRA as
SIFAT-SIFAT:
1. Lahir: Makkah, Jumat, 20 Jumadi al-tsani
2. Gelar : Az-Zahra (bercahaya, berkilau); Ash-shidiqah; Al-Barakah; Az-Zakiyyah; Ar-Radhiyyah, dst
3. Ibu: Khadijah al-Kubra; Ayah: Rasulullah SAWW; Suami: Imam Ali bin Abi Thalib
4. Wafat: Selasa, 3 Jumadi al-Tsani 11 H; usia: 18 tahun
5. Anak: 4 orang (2 laki-laki; 2 perempuan): Hasan-husain-Zinab-Ummi Kultsum
6. Keunikan pada saat kelahiran: dihadiri oleh (1) Siti Sarah (ibunda Nabi Ishaq); (2) Asiah binti Muzahim
(isteri Firaun); (3) Ummu Kultsum (saudara perempuan Musa); (4) Bunda Maryam Ibunda Nabi Isa.
7. Pada usia 5 tahun ia ditinggal ibunya, sehingga praktis ia menggantikan posisi Ibunya dalam membantu
Rasul berjuang, sehingga terkenal dengan gelaran UMMU ABIHA (ibu dari Ayahnya)
8. Sejak kecil ia sudah dihadapkan kepada penderitaan Sang Ayah menghadapi perjuangan menegakkan
Islam
9. Ia menikah dengan Imam Ali pada tgl 1 Dzulhijjah, 2 Hijriyah (setelah hijrah ke Medinah)
10. Prilakunya sangat mirip dengan Rasulullah
11. Cahayanya melebihi cahaya lainnya
12. Hidup hanya 75 hari setelah Rasul wafat; kesedihan menimpa hidupnya setelah ditinggal sang Ayah
13. Warisan sang Ayah (Tanah Fadak) diambil alih oleh Negara dan tidak dikembalikan hingga Fatimah wafat
42
43. IMAM ALI BIN ABI THALIB
SIFAT-SIFAT:
1. Ibu: Fatimah binti Asad
2. Lahir di dalam Ka’bah, JUMAT, 13 Rajab 23 SH (Ibunya ikut thawaf terlebih dahulu dan masuk kedalam
Ka’bah saat Ka’bah terbelah)
3. Tak pernah berpisah dari Rasul SAWW
4. Orang laki-laki pertama masuk Islam
5. Tak pernah musyrik seumur hidupnya
6. Hebat dalam keberaniaannya: “Laa faata illa Ali, laa syaifa illa dzulfiqar”
7. Ia sebagai pintu Ilmu, ilmu apapun
8. “Singa di Perang Badar”, ia melawan pasukan Abu Sufyan (50% musuh mati di tangan Imam Ali)
9. Penyelamat Rasul di Perang Uhud dan sebagai pembuhun Amar bin Abd Wud pada Perang Khandaq
10. Pembuka benteng Khaibar, yang pada saat itu tidak ada yang mempu membobolnya
11. Keluarga Rasul yang memakamkan Rasul secara langsung
12. Ia mengembalikan Pemerintahan ke Sistem Islam, sehingga mengundang pemberontakan dan
peperangan: Perang Jamal (melawan Talhah, Zubair dan Aisyah); Perang Shifin (melawan Muawiyah) dan
perang Nahrawan (melawan Kaum Khawarij)
13. Ia wafat pada Tanggal 21 Ramadhan 40 H, dibunuh oleh Ibnu Muljam (tokoh Khawarij)
43
44. 44
1. ALI BIN ABI TAHLIB – FATIMAH AZ-
ZACHRA
3. HUSAIN BIN ALI
Lahir 3 Syaban 4 H (626-681). Ia syahid
dibantai di Karbala 10 Muharam 681 M
oleh penguasa zalim Yazid bin Muawiyah,
Khalifah bani Umayah (Cucunya Hindun, si
Pemakan Ati Manusia)
4. ALI ZAINAL ABIDIN
Lahir 15 Jumadil Awwal 37 H (658-713). Ia wafat
diracun oleh Walid bin Abdul Malik, Khalifah bani
Umayah
5. MUHAMMAD AL-BAQIR
Lahir 1 Rajab 57 H (677-734 M). Ia wafat diracun
oleh Hisham bi Abdul Malik, Khalifah bani Umayah
2. HASAN BIN ALI
Lahir 15 Ramadhan 3 H (625-670 M),
syahid diracun oleh Ju’dah binti
Ashath, isterinya. Ia sejaman dengan
Muawiyah bin Abi Sufyan
45. 45
6. JAFAR SHADIQ
Lahir 17 Rabiul Awwal 83 H (702-765). Ia syahid diracun oleh al-Mansur, Khalifah
bani Abassiyah. Ia adalah guru Imam Abu Hanifah. Murid beliau 4000 orang,
termasuk Jabr bin Hayan At-Thusi (ahli Matematika), Sufyan Tsauri dan beberapa
ulama sunni.
7. MUSA AL-KADZIM
Lahir 17 Shafar 128 H (745-799). Ia wafat diracun
oleh Harun al-Rasyid, Khalifah bani Abassiyah
8. ALI ARRIDHO
Lahir 11 Dzulqodah 148 H (765-818 M). Ia wafat
diracun oleh al-Ma’mun, Khalifah bani Abassiyah
9. MUHAMMAD AL-JAWAD
Lahir 10 RAJAD 195 H (811-835 M). Ia wafat
diracun oleh al-Mu’tasim, Khalifah bani Abassiyah
46. 46
10. ALI AL-HADI
Lahir 15 Zulhijjah 212 (828-686 M). Ia wafat diracun oleh
Mu’taz, Khalifah bani Abassiyah
11. HASAN AL-ASKARI
Lahir 10 Rabiutsani 232 H (847-874 M). Ia wafat diracun
oleh Mu’tamad, Khalifah Abassiyah
12. MUHAMMAD AL-MAHDI (IMAM MAHDI, AFS)
Lahir 15 Syaban 255 H (689 M – sekarang). Ia masih hidup sampai hari
ini. Ghaib kecil mulai 8 Rabiul Awwal 260 H (873 M) sd 328 H (939 M).
Ghaib Besar mulai 328 H (939 M) sampai kemunculan beliau sebelum
Hari Kiamat tiba
48. PR:
Upaya upaya apa saja yang bisa dilakukan agar
pemahaman sejarah ini bisa dipahami oleh Ummat
48
49. Ada 4 nabi dan satu Imam (al-Mahdi)
yang masih hidup (tetapi ghaib), dua
Nabi di langit (Isa dan Idris) dan dua
Nabi lagi di bumi: Hidhir di laut, dan
Ilyas di darat.
(Tafsir Mizan, Jilid 13: 355.)
49
50. 50
KECERDASAN IMAM MUSA AL-KADZIM
TENTANG TAUHID:
Dalam usia 5 tahun beliau sudah mampu memberi
penjelasan tentang persoalan tauhid yang sangat pelik.
Perhatikan dialog Imam Musa Al-Kadzim dengan Imam
Abu Hanifah. Pertanyaan Abu Hanifah:
“Berkaitan dengan perbuatan manusia, apakah
manusia melakukan sendiri atau Allah yang
menjadikan manusia berbuat seperti itu?”. Imam Musa
menjawab: “Perbuatan-perbuatan manusia dilahirkan
atas tiga kemungkinan, yaitu:
51. Pertama, Allah sendiri yang melakukan
sementara manusia benar-benar tak
berdaya. Kedua, Allah dan manusia sama-
sama berperan atas perbuatan-perbuatan
tersebut. Ketiga, manusia sendiri yang
melakukannya.
51
52. Maka, jika asumsi pertama yang benar, Allah tidak
adil kalau menghukum dosa-dosa manusia, karena
manusia tidak melakukannya. Demikian juga jika
asumsi kedua yang benar, Allah tidak adil jika Dia
menghukum manusia, karena di dalamnya Allah
berbuat sebagai sekutu. Tinggal alternatif ketiga,
yakni bahwa manusia bertanggung jawab
sepenuhnya atas perbuatannya sendiri”.
52
54. Imam Ali bin Abi Thalib said:
“Be like the flower that give its
fragrance to even the hand that
crushes it”
(Quotesberry.com)
54
55. 10 WASIAT IMAM ALI
1. Dosa terbesar adalah takut;
2. Rekreasi terbesar adalah bekerja;
3. Kesalahan terbesar adalah putus asa;
4. Keberanian terbesar adalah sabar;
5. Guru terbaik adalah pengalaman;
6. Rahasia yang paling berarti adalah mati;
7. Kebanggaan terbesar adalah kepercayaan;
8. Keuntungan terbesar adalah anak soleh;
9. Pemberian terbesar adalah partisipasi;
10.Modal terbesar adalah percaya diri.
56. Imam Ali: “Jika dia bukan saudaramu seagama, dia
saudaramu dalam kemanusiaan”
56
58. TENTANG FATIMAH:
1. Rasulullah SAWW bersabda:
“Kerelaan Fathimah adalah kerelaanku dan
kemurkaannya kemurkaanku. Barang siapa
mencintai Fathimah putriku, maka ia telah
mencintaiku, barang siapa yang membuatnya
rela, maka ia telah membuatku rela, dan
barang siapa membuatnya murka, maka ia
telah membuatku murka”
58
59. 2. Fathimah a.s. berkata: (Pada suatu malam)
Rasulullah SAWW pernah bertamu ke rumahku dan
aku sudah naik ke ranjang untuk tidur malam. Ia
berpesan: “Wahai Fathimah, janganlah engkau tidur
kecuali setelah melakukan empat hal: (1)
mengkhatamkan Al Quran, (2) menjadikan para nabi
a.s. sebagai pemberi syafaatmu, (3) menjadikan
mukminin rela terhadap dirimu dan (4)
melaksanakan haji dan umrah”.
59
60. Lanjutan…..
Setelah berkata demikian, ia langsung
melaksanakan shalat. Aku sabar menunggunya
hingga ia menyelesaikan shalatnya. Setelah
menyelesaikan shalatnya, aku bertanya: “Wahai
Rasulullah, engkau memerintahkanku untuk
melaksanakan empat hal yang tidak mungkin dapat
kukerjakan dalam kondisi seperti ini?”
60
61. Lanjutan….
Ia tersenyum seraya berkata: “Jika engkau membaca
‘qul huwallaahu ahad’ (maksudnya membaca surah
al-ikhlash — pen.) sebanyak tiga kali, maka kamu
telah mengkhatamkan Al Quran, jika engkau
bershalawat kepadaku dan kepada para nabi
sebelumku, maka kami akan memberikan syafaat
kepadamu pada hari kiamat, jika engkau beristigfar
untuk mukminin, maka mereka akan rela
terhadapmu, dan jika engkau membaca
‘subhaanallaah wal hamdulillaah walaa ilaaha
illallaah wallaahu akbar’ engkau telah
mengerjakan haji dan umrah”.
61
62. 62
Ucapan Imam Jafar Shadiq:
"Kebiasaan orang yang bodoh yaitu: (1)
Menjawab sebelum mendengar, (2) berdebat
sebelum memahami permasalahan, dan (3)
menghukum sesuatu yang tidak
diketahuinya"
(Fatih Guven, 1995;247)
63. 63
IMAM MUSA AL-KADZIM BICARA TENTANG ILMU:
“Jangan sibukkan diri dengan ilmu yang bila tak
dipelajari tak akan membahayakan, dan jangan
melalaikan ilmu yang bila ditinggalkan akan
menambah kebodohan mu”
64. UCAPAN IMAM HUSAIN:
“tanda-tanda orang yang berilmu adalah
yang menjaga tutur katanya dan mengetahui
berbagai bidang ilmu pengetahuan”
64
65. 65
FUNGSI
FILSAFAT
ILMU
1. Sebagai alat untuk mencari kebenaran dari
fenomena yang ada;
2. Memberikan pengertian tentang cara
hidup, dan pandangan hidup;
3. Memberikan ajaran tentang moral dan etika
yang berguna bagi kehidupan;
4. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman
dalam kehidupan;
5. Untuk memberikan landasan filosofis
dalam memahami berbagai konsep dan
teori;
6. Confirmatory function: berupaya
mendeskripsikan relasi normatif antara
hipotesis dengan evidensi (bukti);
7. Explanatory function: berupaya
menjelaskan berbagai fenomena
kecil/besar/sederhana.
66. 66
KONSEP DASAR ILMU:
PENGERTIAN
ILMU
(SCIENCES)
CIRI ILMU PENGETAHUAN:
Empiris, Radikal, Sistematis, Objektif, Analitis, Verifikatif, Logis,
dan Bersifat Ilmiah
H.H.TITUS (1959)
Sciences is a body of systematic knowledge built-up through
experimentation and observation
R. HARRE (1995):
A collection of well-attested theories which explain the pattern
regularities and irregularities among carefully studied
phenomena
ASAL KATA:
Dari Bahasa Arab, ‘allama = mengetahui; aalim = yang
mengetahui; ulamaa = orang yang memiliki pengetahuan luas
tentang Agama (Islam)
67. CIRI ILMU PENGETAHUAN
1. Empiris (lewat proses pengamatan, penelitian, percobaan terlebih
dahulu)
2. Radikal (menguraikan sampai ke akar persoalan dan lebih menekankan
pada esensinya)
3. Sistematis (ilmu pengetahuan harus disusun secara sistematis)
4. Objektif (menghilangkan prasangka atau penilaian negatif orang lain)
5. Analitis (disampaikan secara rinci, kritis dan menyeluruh)
6. Verifikatif (sudah melalui pengujian berkali-kali)
7. Logis (bisa diterima akal/rasional)
8. Bersifat Ilmiah (proses memperoleh ilmu pengetahuan dilakukan secara
serius dan bersungguh-sungguh)
67
69. 69
STRUKTUR ILMU
FAKTA: segala sesuatu yang tertangkap oleh indra
manusia;
ISTILAH: Setiap kata yang mempunyai arti spesifik
dalam bahasa ilmu yang bersangkutan;
ASUMSI: Anggapan dasar;
DEFINISI: Penjelasan tentang arti sesuatu kata agar
ditafsirkan sama;
KONSEP: Pembawa arti, atau abstraksi suatu ide
yang dinyatakan dengan suatu kata atau simbol;
70. 70
KONSTRUK (DIMENSI): Konsep yang lebih abstrak;
FAKTOR (variabel): Fakta yang bisa mempengaruhi yang lain; atau
sesuatu yang berubah-ubah
PROPOSISI: Keterjalinan fakta yang satu dengan fakta yang lain (embrio
teori); Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara
empiris disebut hipotesis;
POSTULAT/AKSIOMA: Sesuatu yang dianggap benar, tanpa perlu bukti.
Contoh 1 + 1 = 2
TEORI: Saling hubungan antar konsep, antar definisi, antar proposisi,
yang dicanangkan untuk mengantisipasi atau meramalkan gejala-gejala.
Contoh teori permintaan, dst.
DALIL: Premis-premis yang diterima sehingga dijadikan azas yang pasti;
HUKUM: Teori yang sudah berulangkali terbukti tahan uji;
Premis: adalah sesuatu yang dianggap benar sebagai landasan penarikan kesimpulan
71. Konstruk (Dimensi)
• Harus dimulai dari pemahaman VARIABEL
terlebih dahulu. Misal Variabelnya
PENGAWASAN, dimensinya: internal dan
eksternal; indikatornya: internal (dg SPI,
kehadiran, pelaksanaan tugas dst); ekternal
(dengan BPK, KPK, pelaporan, dst)
• Lihat tabel berikut…….
71
72. NP VARIABEL DEFINISI
OPERASIONAL
DIMENSI INDIKATOR SKALA
1 Pengawasan Upaya yang
dilakukan oleh
pihak tertentu
untuk mencegah
penyimpangan
dari ketentuan
1. Internal
2. Eksternal
- SPI
- Kehadiran
- Pelaksanaan
Tugas, dll
- KPK
- BPK
- Laporan
Ordinal
2 Motivasi Intensitas, arah
dan ketekunan
seorang individu
untuk mencapai
tujuannya
(Wikipedia,
2020)
1. Kebutuhan - Keb fisiologi
- Keb rasa
aman
- Keb kasih
sayang
- Keb
penghargaan
- Keb
aktualisasi
diri
Ordinal
72
73. NP VARIABEL DEFINISI
OPERASIONAL
DIMENSI INDIKATOR SKALA
2 Motivasi Intensitas, arah
dan ketekunan
seorang individu
untuk mencapai
tujuannya
(Wikipedia, 2020)
2. Dorongan
3. tujuan
- Keluarga
- Lingkungan
- Budaya
- Kesenagan
- Kepuasan
- Bersifat
final
- Selalu
terbayang
Ordinal
Ordinal
73
77. 77
ALIRAN-ALIRAN:
Logisme, Formalisme, dan Intuisionisme (lihat uraian
selanjutnya)
PENYELEDIKAN AZAS-AZAS MATEMATIKA:
Bisa dilakukan dengan pembuktian dalil, atau rumus-rumus
matematika
PENGERTIAN:
Proses penarikan kesimpulan (penelitian) yang dimulai dari
hal-hal umum (teori, dalil, dll) menuju ke kesimpulan khusus
JENISNYA:
Ilmu Matematika
ILMU-ILMU
DEDUKTIF
78. 78
ALIRAN-ALIRAN
ILMU DEDUKTIF
INTUISIONISME (L.E.J. Brouwer, 1881-1996):
Bukan tanda-tanda yang hakiki bagi Matematika,
melainkan bentukan intuitif dalam pikiran manusia
FORMALISME (Hilbert):
Teori Matematika dipandang sebagai kumpulan rumus-
rumus dari dan atau menurut hukum-hukum tertentu
LOGISME (Frege and Russel):
Berusaha agar Ilmu Matematika dikembalikan kepada logika
79. 79
ILMU-ILMU
EMPIRIK
(INDUKTIF)
JENIS-JENIS ILMU EMPIRIK:
(1) Ilmu Alam: Astronomi, Meteorologi, Hidrologi,
Geologi, Mineralogi, Ilmu Kimia, Mikrofisika, (2) Ilmu
Hayat: Biologi, dan (3) Ilmu-ilmu Manusia (Kemanusiaan):
Ilmu Budaya, Ilmu Kerohanian, Ilmu Prilaku, Ekonomi dan
Sosial lainnya.
PENJELASAN ILMIAH:
Yang ingin cicapai oleh ilmu-ilmu empirik adalah
menetapkan, menggambarkan dan akhirnya menjelaskan
(menafsirkan) gejala-gejala tertentu dalam pengalaman
yang diselidikinya
SIKLUS EMPIRIK:
(1) Observasi, (2) induksi, (3) deduksi, (4) Pengujian/kajian
dan (5) evaluasi
82. 82
I. PENDEKATAN
NON-ILMIAH
COBA-COBA:
Penemuan kebenaran yang diperoleh dengan tidak
menggunakan langkah-langkah yang sistematis
INTUISI:
Menentukan pendapat melalui proses yang tidak
disadari atau tidak dipikirkan terlebih dahulu
PRASANGKA:
Kecenderungan orang kearah pembuatan generalisasi
yang terlalu cepat
AKAL SEHAT (Common sense):
Adalah Consensus of Common Opinion atau dapat
juga sebagai Common Understanding.
PENDAPAT OTORITAS ILMIAH DAN PIKIRAN KRITIS:
Mengikuti orang-orang yang telah menempuh jenjang
pendidikan/keilmuan tertinggi (tertentu); Orang-orang
Pilihan
83. Pendekatan Nonilmiah adalah penemuan
kebenaran secara alamiah tidak melalui
upaya atau rekayasa manusia, betul-betul
bersifat alamiah
(Kompasiana, 2020).
83
86. 86
METODA ILMIAH (pengertian):
Merupakan cara memperoleh dan
menyusun tubuh pengetahuan
yang didasari pada:
(1) pemikiran yang logis;
(2) menggunakan uji hipotesis, dan
(3) melakukan verifikasi.
88. 88
1.
JUDUL DAN
PERUMUSAN
MASALAH
2. DALIL:
LANDASAN
TEORITIS
DAN STUDI
EMPIRIS
3.
PERUMUSAN
HIPOTESIS
(Ho dan Ha)
4.
PENGUJIAN
HIPOTESIS
5.
PENARIKAN
KESIMPULAN
Premis: adalah pernyataan yang telah teruji kebenaran ilmiahnya,
dan belum dibantah pihak lain;
Tahap 1-2 logico; tahap 3 hypotetico; tahap 4-5 verificatif.
Keterangan:
Latar Belakang
Masalah:
- Fenomena
- Research gap
- Theoretical gap
- Urgent case
Premis
Lihat teori dan
jurnal aktual
Hipotesis:
Positif; Negatif dan
Positif atau negatif
Gunakan taraf nyata:
1 %; 5%; atau 10%
Harus
Konfirmasi
pada hipotesis
89. Berdasarkan bentuknya terdapat:
1). Premis major merupakan keterangan atau hasil
pemikiran yang berupa pernyataan secara umum dan garis
besar. Hasil pernyataan dari premis major sering
dijadikan grand theory.
2). Premis minor merupakan keterangan atau pernyataan
khusus dari suatu pemikiran.
89
90. Model Rumusan Masalah
Biasanya diwali dengan kata tanya: Apakah; Adakah;
Bagaimanakah, dst……
Contoh:
Apakah laju pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap
kemiskinan?
Adakah tingkat pengangguran berpengaruh terhadap
kemiskinan?
Bagaimanakah pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran dan human capital terhadap kemiskinan?
90
91. Contoh Judul:
1. Pengaruh LPE, tingkat pengangguran dan human
capital terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia
Judul dengan menghidari kata pengaruh:
2. Analisis Kemiskinan di Indonesia:
Bukti Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi
91
94. 94
DARI MANAKAH MASALAH ITU MUNCUL?
• Secara umum dari fenomena yang berkembang di sekitar kita;
• Karena ada kesenjangan penelitian (research gap) yakni
terdapat persoalan yang belum disentuh penelitian, padahal
itu sangat membutuhkan penelitian yang mendalam;
• Karena kepentingan pengembangan ilmu (theoretical gap)
dalam rangka memberi kemudahan kepada manusia; Karena
terdapat sesuatu yang harus segera diselesaikan (urgen
problem); terdapat tingkat kegawatan yang harus segera
ditangani;
• Karena kepentingan pengembangan bisnis, hukum, politik,
dst.
95. 95
JUDUL: SYARAT-SYARAT JUDUL YANG BAIK
• Singkat, padat, dan memiliki arti yang dalam;
• Setidaknya mencerminkan hubungan antar dua variabel yang
akan diteliti;
• Menggambarkan secara umum isi penelitian;
• Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai
dengan kaidah bahasa yang formal);
• Dapat menggambarkan alat analisis yang akan dipergunakan.
Pembuatan judul dan perumusan masalah, harus melihat
fenomena yang terjadi
96. 96
DALIL: LANDASAN TEORITIS DAN STUDI EMPIRIS
Berfungsi untuk hal-hal sebagai berikut:
• Sebagai landasan dalam perumusan hipotesis;
• Untuk penguatan (justifikasi) konsep-konsep yang akan
digunakan dalam penelitian;
• Untuk melihat originalitas penelitian yang akan kita lakukan
dengan cara melihat studi yang telah dilakukan sebelumnya;
• Untuk menemukan hubungan variabel penelitian secara
teoritis dan empiris;
• Untuk melihat perkembangan mutakhir dari riset-riset yang
dilakukan pihak lain.
97. 97
PERUMUSAN HIPOTESIS
• Sebagai jawaban sementara (tentatif) atas persoalan yang
diajukan dalam penelitian;
• Merupakan proses deduksi yang dilakukan terhadap teori-
teori yang ada dan terhadap riset terdahulu;
• Berfungsi sebagai petunjuk dalam perumusan kesimpulan,
dan kesimpulan itu sendiri bisa dipastikan, apakah sesuai
dengan rumusan hipotesis atau sebaliknya (berlawanan);
• Berfungsi sebagai embrio teori yang akan dibangun;
• Berfungsi mengarahkan pada alat analisis yang akan
digunakan dalam riset.
98. 98
PENGUJIAN HIPOTESIS
• Merupakan tahapan pembuktikan hipotesis secara empiris
dengan menggunakan data lapangan;
• Dapat dipastikan, bahwa pada tahap ini semua alat analisis
yang direncanakan, uji statistik, dan sistem pengolahan data
akan digunakan;
• Kesimpulan dari tahap ini adalah menerima atau menolak
hipotesis (Ha) yang diajukan pada tingkat signifikasi tertentu;
• Pada tahap ini, arah kesimpulan sudah bisa dilihat dengan
jelas;
99. 99
KESIMPULAN
Pada tahap akhir metoda ilmiah adalah pembuatan kesimpulan
penelitian. Perlu dicatat, yang paling penting dalam pembuatan
kesimpulan adalah:
1. Harus sesuai dengan masalah yang diajukan;
2. Harus dikonfirmasi dengan hipotesis yang diajukan dan
dengan temuan empiris studi pihak lain (apakah
sejalan/menguatkan atau bertentangan);
3. Harus tegas, lugas dan up to date.
100. 100
CONTOH-CONTOH JUDUL PENELITIAN:
• Pengaruh modal, human capital, nilai tukar, dan teknologi
terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
• Pengaruh motivasi, kecerdasan spiritual dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
• Pengaruh LPE, investasi dan tingkat bunga terhadap tingkat
pengangguran di Indonesia selama 2010-2021
• dst.
BUAT JUDUL YANG LAIN DI BIDANG EKONOMI !!
101. 101
LATIHAN:
PROSES PENENTUAN KESIMPULAN ILMIAH DENGAN
MENGGUNAKAN METODA ILMIAH (LOGICO-HIPOTETICO-
VERIFIKATIF = L-H-V)
Siapkan data hukum sebab akibat, paling tidak dua variabel
bebas (X1 dan X2) dan satu variabel terikat/variabel
dependent (Y). Hitung dengan menggunakan Program
EVIEWS atau SPSS.
Tahapannya:
1. LOGICO (Mencari fenomena, merumuskan masalah, judul
melakukan kajian teori),
2. HIPOTETICO (Merumuskan hipotesis),
3. VERIFIKATIF (Melakukan pengolahan dan analisis data,
dan membuat kesimpulan).
102. 102
TEORI
KEBENARAN
TEORI PRAGMATIS:
Suatu pernyataan dianggap benar, jika
pernyataan tersebut mempunyai keguanaan
praktis dalam kehidupan manusia. Contoh
ada teori tertentu (misal teori X) yg
bermanfaat dlm dunia medis, dst. Jd, teori X
itu benar, karena bermanfaat.
TEORI KORESPONDENSI:
Suatu pernyataan dianggap benar jika materi
pengetahuan yang dikandungnya
berhubungan dengan obyek yang dituju oleh
pernyataan tersebut (induktif); atau didukung
oleh bukti empiris yang kuat. Contoh ibukota
RI adalah Jakarta
TEORI KOHERENSI:
Suatu pernyataan dianggap benar jika
pernyataan tersebut bersifat koheren
(konsisten) dengan pernyataan sebelumnya
yang dianggap benar (deduktif). Contoh:
Semua manusia akan mati. Si Udin adalah
manusia. Maka si Udin akan mati
104. 104
PEMAHAMAN TENTANG TAKDIR:
1. TAKDIR JABARIYAH (TAKDIR DETERMINISTIK): Manusia
terpaksa oleh takdir tanpa meiliki pilihan dan usaha dalam
perbuatannya.
2. TAKDIR QADARIYAH (KEBEBASAN MANUSIA SEPENUHNYA):
Paham yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak ada
campur tangan Tuhan (faham kebebasan manusia dalam
mewujudkan perbuatannya, free will).
3. BERDASARKAN HUKUM SEBAB-AKIBAT (HUKUM KAUSALITAS):
Lihat uraian selanjutnya………
105. Takdir adalah nasib yg belum terjadi;
sedangkan qadha adalah nasib yg telah
dan sedang terjadi.
105
106. Takdir, Sebab dan Qadha:
http://surl.li/ccnmg
Takdir (Qadar) maksudnya adalah Allah menciptakan segala
sesuatu yang ditetapkan oleh-Nya dengan kadar kuantitas,
kualitas, ruang dan waktu bagi tiap-tiap sesuatu.
Realisasinya ialah melewati serangkaian sebab.
Level berikutnya adalah qadha, yakni setelah terpenuhi
sejumlah sebab dan syarat bagi perwujudan sesuatu, Allah
mewujudkannya.
106
107. Berdasarkan pengertian ini, level qadar atau takdir
mendahului qadha`. Karena, di dalam takdir terdapat tahap-
tahap gradual dan syarat-syarat yang jauh dan dekat.
Perubahan takdir (dalam arti tersebut) tergantung pada
perubahan sebab dan syaratnya.
Sedangkan qadha` merupakan tahap spontanitas
dan bila semua sebab dan syaratnya terpenuhi.
Karena itu ia bersifat pasti dan tetap, yakni takkan
mengalami perubahan.
107
108. Ucapan Imam Ali bin Abi Thalib tentang Takdir:
"Perhatikan pikiranmu, karena itu akan menjadi kata-
katamu. Perhatikan kata-katamu, karena itu akan menjadi
tindakanmu. Perhatikan tindakanmu, karena itu akan
menjadi kebiasaanmu. Perhatikan kebiasaanmu, karena itu
akan menjadi karaktermu. Jagalah karaktermu, karena
mereka akan menjadi takdirmu".
(http://surl.li/ccnmc)
108
109. Banyak faktor yg bisa mengubah takdir
(takdir muallaq), misal takdir buruk menjadi
baik, yaitu: doa, sodaqah, infak dan
perbuatan baik lainnya. Inilah yg disebut al-
bada (Afkar Pengantar, 2016:18).
109
110. Menurut Muthahari takdir ada dua yaitu:
Takdir definitif dan tidak definitif. Takdir
definitif adalah takdir yg dapat diubah oleh
manusia setelah terpenuhi syarat-syaratnya.
Takdir tidak definitif adalah takdir yg tidak
bisa diubah oleh manusia (adalah segala
sesuatu yg tidak memiliki kesadaran diri),
atau disebut takdir mubram. Salah satu takdir
tidak definitif adalah hukum sebab akibat
(hukum kausalitas).
(Murthadha Muthahhari, 1992)
110
111. 111
SETIAP SESUATU MEMILIKI SEBAB:
Salah satu proposisi yang diketahui manusia dalam
kehidupan sehari-hari adalah prinsip kausalitas yang
menyatakan bahwa setiap sesuatu memiliki sebab.
Oleh sebab itu manusia selamanya menghadapi
pertanyaan:
MENGAPA………….?
112. 112
PRINSIP-PRINSIP KAUSALITAS:
Teori-teori ilmiah, dalam berbagai lapangan
eksperimen dan observasi, secara umum bergantung
secara mendasar pada prinsip dan hukum-hukum
kausalitas, yaitu: (1) Bahwa setiap peristiwa
mempunyai sebab, (2) tidak mungkin akibat terpisah
dari sebabnya, dan (3) dalam alam semesta ini terjadi
keselarasan (keteraturan), tidak terjadi dengan
kebetulan atau serampangan (Dalil Nash: QS: 2/164;
QS: 36/37-40; QS: 62/1; DLL)
113. 113
QS: 36/36-40
36. Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
37. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah
malam; kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta
mereka berada dalam kegelapan.
38. Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
39. Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga
(Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tandan yang tua [1267].
40. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun
tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis
edarnya.
[1267] Maksudnya: bulan-bulan itu pada Awal bulan, kecil berbentuk
sabit, Kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, dia menjadi
purnama, Kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan
kering yang melengkung.
114. 114
QS: 2/164:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi
itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;
sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
115. 115
QS: 62/1
Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi. Raja, yang Maha
Suci, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
116. 116
HUKUM KAUSALITAS FISIKAL
DAN SPIRITUAL
Sekaitan dengan pernyataan di atas maka sebab pun ada dua,
yaitu sebab-sebab yang bersifat: (1) fisikal/materi, dan (2)
spiritual (ruhani/non-materi).
Dalam hubungan ini kita kenali dalam tauhid istilah al-bada.
Yaitu suatu peristiwa dimana pengaruh kekuatan spiritual
menjadi lebih besar (dahsyat) dibanding dengan pengaruh faktor
fisikal. Contoh-contoh sekaitan dengan peristiwa ini, perhatikan:
Kisah Nabi Yusuf, Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad, Nabi
Sulaiman, dan Imam-Imam suci lainnya (lihat bagan
sebelumnya).
117. 117
HUKUM KAUSALITAS DAN AL-BADA
Dalam sejarah (Islam) sering terjadi peristiwa yang
dianggap aneh (di luar kebiasaan). Misal dalam
peristiwa Nabi Ibrahim yang dibakar oleh Raja
Nambrud tetapi tidak meninggal, dia selamat tidak
luka sedikit pun. Dalam peristiwa ini kekuatan
(sebab) spiritual Nabi Ibrahim lebih hebat (dahsyat)
dibanding dengan kekuatan (sebab) fisikal yang
diciptakan oleh Raja Nambrud, sehingga terjadilah
apa yang disebut al-bada (bisa terjadi pula pada
orang-orang bersih/suci lainnya).
118. Tentang al-Bada’:
Para Imam mengatakan:
“Tidak ada persembahan bagi Allah yang
setara dengan al-Bada’. Tiada pengagungan
bagi Allah yang setara dengan al-Bada’.
Kalaulah manusia tahu pahala (yang
terkandung) dalam al-Bada’ ini, niscaya
mereka tidak akan mendustakannya.
(Biharul Anwar, Jilid IV, Bab al-Bada’, hadits no 11, 20, 26)
118
119. Al-Bada’ (lanjutan……)
Sesungguhnya pengingkaran terhadap al-Bada’ dan
hanya mempercayai bahwa yang terjadi sekarang ini
sudah dituliskan oleh “pena” takdir, mengakibatkan
keputusasaan dalam diri orang yang mempercayai
terhadap dikabulkannya doa.
119
120. KISAH-KISAH AL-BADA’
1. Riwayat Imam Jafar Shadiq, tentang seorang Perempuan
(pengantin) yang diperkirakan oleh Nabi Isa akan mati besok
hari, tetapi tidak jadi mati, karena si perempuan biasa
memberi makanan kepada peminta-minta setiap malam
Jumat. Ular yang ada di bawah Kasur tidak jadi menggigit
perempuan tadi karena ia sering bersedekah.
2. Kisah seorang Yahudi yang mendoakan celaka kpd Rasul. Si
Yahudi diperkirakan Rasul SAW akan meninggal keesokan
hari, tetapi ternyata dia tidak meninggal, karena ia (si
Yahudi) memberikan Sepotong Roti kepada orang miskin.
Ular yang ada dalam kayu bakar yang dipikulnya tidak
menggigitnya.
(Biharul Anwar, Jilid IV, hal 121)
120
122. 122
DERIVASI (IMPLIKASI) PRINSIP-PRINSIP
KAUSALITAS UMUM
• Prinsip kausalitas menjadi asas pertama semua ilmu
pengetahuan dan teori-teori eksperimental;
• Berbagai upaya pemaparan segala bidang pemikiran
manusia bergantung pada diterimanya prinsip
kausalitas;
• Tidaklah mungkin bahwa untuk memaparkan prinsip
kausalitas didasarkan pada persepsi inderawi yang
subjektif;
123. 123
• Walaupun eksperimen tidak mampu
mengungkapkan sebab tertentu, kepercayaan
filosofis terhadap keberadaan sebab tetap kuat,
sesuai dengan prinsip kausalitas;
• Kegagalan eksperimen mengungkapkan sebab,
disebabkan karena dua hal: (1) karena eksperimen
itu terbatas, (2) karena sebab yang tidak diketahui
itu berada di luar pikiran empirikal (berada di luar
alam dan materi);
125. Perhatikan ayat al-Quran sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
(keadaan) suatu kaum, kecuali bila kaum itu
mengubah (keadaan) diri mereka sendiri”.
(Ar-Ra’du, 11)
125
126. 126
QS: 17/1:
Kekuatan spiritual Nabi Muhammad SAW sungguh
sangat luar biasa
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan
hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil
Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah Kami berkahi
sekelilingnya [847] agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.
127. 127
QS: 12/93:
Sebab Spiritual (doa dan gamis Nabi Yusuf
bisa menyembuhkan mata ayahnya yang
buta karena menangisi Nabi Yusuf)
Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini,
lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan
melihat kembali; dan bawalah keluargamu
semuanya kepadaku".
128. 128
QS: 6/160:
Satu amal kebaikan mengakibatkan 10 kali lipat
penggantinya
Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka
baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya
129. 129
QS: 2/261:
Disebabkan berbuat baik, maka Allah
melipatgandakan penggantinya
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi
siapa yang dia kehendaki dan Allah Maha luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
130. 130
QS: 13/39:
Allah bisa menghapus apa yang sudah ditetapkan-
Nya karena pengaruh faktor spiritual kita
"Yamhullohu maa yasyaau wa yustbit wa indahu
ummul kitaab"
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan
menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-
Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).
131. POTONGAN DOA PAGI DAN SORE:
Wain kuntu indaka fie ummil kitaabi syaqiyya
waj’alni saidan fainnaka tamhuu ma tasyaau
watutsbitu wa indaka ummul kitabi
131
132. DOA :
“………Jika aku sudah ditetapkan dalam
Umm al-Kitab sebagai orang yang celaka,
jadikanlah aku orang yang bahagia,
sesungguhnya Engkau menghapus apa yang
Engkau kehendaki dan menetapkan apa yang
Engkau kehendaki. Di sisi-Mu Umm al-Kitab
(Doa Pagi dan Sore)
132
133. Hadits:
Diriwayatkan dari Abu Ja’far r.a.,
sesungguhnya beliau mengatakan: “
Memperbanyak silaturahmi dapat
membersihkan segala amal perbuatan,
mengembangkan harta, menolak bencana,
memudahkan hisab (perhitungan), dan
memperpanjang umur
(Al-Kafi, Jilid II, hal. 469).
133
134. Perbuatan buruk dapat berakibat keburukan juga. Perhatikan
ayat Al-Quran berikut ini:
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan)
sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram,
rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
penjuru. Lalu penduduknya mengingkari nikmat-nikmat
Allah; karena itu Allah mengenakan kepada mereka
‘pakaian’ kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
selalu mereka perbuat” (An-Nahl, 112)
134
135. 135
FAKROR FISIKAL (SEBAB X1):
TQM
MODAL
PASAR
MANAJEMEN
dst
FAKTOR SPIRITUAL (SEBAB X2):
•NIAT
ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH
MENGHARGAI ORANG LAIN
TIDAK LICIK
SHABAR,
DOA,. DST.
KEBERHASILAN
BISNIS
(TAKDIR)
CONTOH HUKUM KAUSALITAS FISIKAL DAN SPIRITUAL DALAM
KEGIATAN BISNIS
136. 136
TUGAS:
Cari contoh hukum kausalitas
lainnya di bidang manajemen,
bisnis, ekonomi, pendidikan, dll.
Lebih khusus lagi coba cari hukum
kausalitas yang terjadi di
lingkungan terdekat (misal
lingkungan kerja sendiri).
137. 137
HUKUM KAUSALITAS DAN STRUKTUR
PATH ANALYSIS
Sebetulnya struktur Path Analysis
didasarkan pada hukum kausalitas (sebab-
akibat). Dalam struktur Path Analysis
terdapat hubungan korelasional, hubungan
kausal (kausalitas), hubungan langsung
dan tidak langsung. Persoalannya adalah
Path Analysis tidak (belum) menjelaskan
secara mendalam hubungan kausalitas
yang terjadi di sisi spiritual. Termasuk
model-model lain pun demikian. Ini
wilayah riset yang masih jarang dilakukan.
Perhatikan contoh struktur Path Analysis
sbb:
139. 139
PENJELASAN:
Hubungan sesama variabel bebas (X1 dengan
X2, dengan X3, ........dst) sering disebut
hubungan korelasional (artinya sebab bisa
menjadi akibat, akibat bisa menjadi sebab).
Sedangkan hubungan antara X1, X2, X3 dan X4
dengan Y itu disebut hubungan sebab akibat
(kausal), baik secara langsung maupun tidak
langsung.
140. 140
LITERATUR
Beerling, dkk. (terjemahan, 1986). Pengantar Filsafat Ilmu. Penerbit Tiara Wacana, Yogyakarta, Indonesia.
Cooper, D.R., and Emory, C.W., (1995). Business Research Methods. Richard, Irwin, Chicago, USA.
Chun, C. L., (1975). Path Anakysis--a Primer. Pacific Grove, California.
Fazlur Rahman (terjemahan, 2000). Filsafat Shadra. Penerbit Pustaka, Bandung, Indonesia.
Guven, Fatih (terjemahan, 1995). 560 Hadis dari 14 Manusia Suci. Penerbit Yayasan Islam Al-Bagir, Bangil,
Indonesia.
Herman Soewardi (1999). Roda Berputar Dunia Bergulir: Kognisi baru tentang timbul-tenggelamnya sivilisasi,
Bakti Mandiri, Bandung
Ibrahim Amini (terjemahan, 2002). Imam Mahdi: Penerus Kepemimpinan ILahi. Penerbit, Islamic Center
Jakarta, Indonesia.
Issac, S., and Michael, W.B., (1982). Handbook In Research and Evaluation, Edits Publishers, San Diego,
California, USA.
Ja'far Subhani Syaikh (1990). Memilih Takdir Allah menurut al-Quran dan Sunnah. Pustaka Hidaya, Jakarta
Muhammad Baqir As-Sahdr (terjemahan, 1991). Falsafatuna. Penerbit Mizan, Bandung, Indonesia.
Muthahari, Murtadha (1992). Perspektif al-Quran tentang Manusia dan Agama. Mizan, Bandung
Osman Bakar (terjemahan, 1997). Hierarki Ilmu: Membangun Rangka-Pikir Islamisasi Ilmu. Penerbit Mizan,
Bandung, Indonesia