SlideShare a Scribd company logo
182  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012
Rusmi Sari Tajuddin, dkk.: Faktor Penyebab Medication Error
FAKTOR PENYEBAB MEDICATION ERROR DI INSTALASI RAWAT DARURAT
FACTORSAFFECTING MEDICATION ERRORS AT EMERGENCY UNIT
Rusmi Sari Tajuddin1
, Indrianty Sudirman2
, Alimin Maidin1
1
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar
2
Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar
ABSTRAK
Background: Incident of medication errors is an important
indicator in patient safety and medication error is most common
medical errors. However, most of medication errors can be
prevented and efforts to reduce such errors are available.
Due to high number of medications errors in the emergency
unit, understanding of the causes is important for designing
successful intervention. This research aims to identify types
and causes of medication errors.
Method: Qualitative study was used and data were collected
through interviews, observation and secondary document.
Result: Prescribing errors identified were dosage error and
dosage writing error, unclear prescription writing, and
incomplete administration and prescription. Dispensing error
includes misreading prescription of look alike sound alike drugs,
inaccurate number of drugs, drugs not accordance to the
prescriptions, inaccurate dosage given and incorrect form.
While for administration error, we found inaccurate time and
technique of administration, drugs given to a wrong patient
with similar identity. The cause of prescribing error is due to
doctor’s knowledge, poor handwriting, and family interruption.
The following factors may cause administration error: individual
character, workload, collaboration with family, and poor family
knowledge on drug collection procedures.
Conclusion: Different forms of medication errors and their
potential causes were identified from this study. Openness in
discussing this topics and acceptance of different types of
errors are critical in order for the hospital to implement
suggested actions to reduce medication errors.
Key Words: patient safety, medication error, emergency unit
ABSTRAK
Latar belakang: Kejadian medication errors merupakan
indikator penting keselamatan pasien. Medication error juga
merupakan medical errors yang paling banyak terjadi. Hal ini
dapat dicegah dan telah tersedia upaya-upaya untuk menu-
runkan medication errors. Mengingat tingginya medication error
di unit gawat darurat, maka penting dipahami penyebab medi-
cation error. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis
dan penyebab medication errors.
Metode: Studi kualitatif menggunakan wawancara, observasi
dan dokumen sekunder.
Hasil: Prescribing error yang ditemukan adalah salah dosis
dan salah penulisan dosis, penulisan resep yang tidak jelas,
tidak lengkap dan administrasi yang tidak lengkap. Dispensing
error meliputi salah membaca resep obat Look Alike Sound
Alike (LASA), salah jumlah obat, obat tidak sesuai dengan
resep, dosis yang diberikan tidak tepat dan salah formulir.
Adapun untuk administration error, ditemukan waktu teknik
administrasi yang tidak tepat, obat diberikan pada pasien lain
dengan nama sama. Berbagai penyebab prescribing error
adalah pengetahuan dokter, tulisan yang buruk, dan interupsi
keluarga. Faktor yang dapat mempengaruhi administration
error adalah karakter individual, beban kerja, kerja sama dengan
keluarga, pemahaman keluarga yang rendah akan prosedur
pengambilan obat.
Kesimpulan: Berbagai jenis medication error dan faktor
penyebabnya diidentifikasi dalam studi ini. Keterbukaan dalam
membahas masalah ini serta pengakuan akan berbagai jenis
medication error sangat penting dalam merancang tindakan
perbaikan.
Kata Kunci: keselamatan pasien, kesalahan pengobatan, unit
gawat darurat
PENGANTAR
Keselamatanpasien didefinisikan sebagai suatu
upayauntuk mencegah terjadinya bahaya atau cede-
ra pada pasien selama proses pengobatan.1
Secara
umum keselamatan pasien meliputi pencegahan ke-
salahan dan mengeliminasi berbagai bahaya akibat
kesalahan tersebut. Kesalahan dapat dilakukan oleh
anggota tim kesehatan dan dapat terjadi setiap saat
selama prosespelayanan kesehatan, khususnya da-
lam pengobatan pasien.2
Menurut Tim Keselamatan
Pasien RS Dr. Wahidin Sudirohusodo (RSWS)
Makassar3
, ditetapkan tujuh sasaran program kese-
lamatan pasien yaitu identifikasi pasien secara
benar, tingkatkan komunikasi efektif, medikasi yang
aman, cegah tindakan/operasi salah pasien/salah
sisi/salah prosedur, kurangi angka kejadian infeksi,
kurangi risiko pasien jatuh, dan kurangi angka de-
kubitus.
Kejadian medication error merupakansalahsatu
ukuran pencapaian keselamatan pasien. Medication
error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat
kesalahan pemakaian obat selama perawatan, yang
sebenarnya dapat dicegah. Medication error dapat
terjadi pada tahap prescribing (peresepan), dispen-
sing (penyiapan), dandrugadministration(pemberian
obat). Kesalahan pada salah satu tahap dapat terjadi
secara berantai dan menimbulkan kesalahan pada
tahap selanjutnya. Kejadian medication error terkait
dengan praktisi, produk obat, prosedur, lingkungan
JURNALMANAJEMEN PELAYANANKESEHATAN
VOLUME 15 No. 04 Desember  2012 Halaman 182 - 187
Artikel Penelitian
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012  183
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
atau sistem yang melibatkan prescribing, dispens-
ing, dan administration.
Institute of Medicine (IOM)4
melaporkan bahwa
sekitar 44.000-98.000 orang meninggal karenamedi-
cal error dan medication error merupakan jenismedi-
cal error yang banyak terjadi. Sekitar 7.000 orang
per tahun di Amerika meninggal karena medication
error.5,6
Dari laporan IOM tersebut disadari bahwa
kejadian tidak diharapkan dari penggunaan obat bu-
kan hanya disebabkan oleh sifat farmakologi dari
obat tersebut, melainkan melibatkan semua proses
dalam penggunaan obat. Hasil dari berbagai studi
membuktikan bahwa medication error terjadi di ber-
bagai tahap penggunaan obat, dari proses penggu-
naan obat mulai dari peresepan (1,5%-15%), dispen-
sing oleh farmasi (2,1%-11%), pemberian obat kepa-
da pasien (5%-19%), dan ketika pasien mengguna-
kan obat.7,8,9
Instalasi Rawat Darurat (IRD) merupakan unit
pelayanan dengan berbagai karakteristik yang unik,
seperti tingginya stres pekerjaan, aktivitas selama
24 jam, pengambilan keputusan danprosedur secara
individual, banyaknya obat yang tersedia dan terba-
tasnya tinjauan pengobatan oleh farmasis. Semen-
tara itu pasien yang dilayani di IRD memiliki karak-
teristik pasien dengan risiko tinggi, pengobatan de-
ngan risiko tinggi, dan keterbatasan riwayat pasien.10
Medication error merupakan salah satu penye-
bab error yang signifikan di IRD. Prevalensi tertinggi
dari medical errors yang dapat dicegah juga terdapat
di IRD. Studi adverse drug event yang dilaporkan
dalam database nasional menunjukkan bahwa medi-
cation error di IRD dua kali lipat dari insiden di rawat
inap. Studi lain menunjukkan bahwa 3,6% pasien di
IRD menerima resep obat yang tidak sesuai.11
Insiden medication error yang dilaporkan di IRD
RSWSmenempati urutan teratas dibandingkan unit
lainnya. Penelitianini bertujuanuntukmengeksplorasi
faktor-faktor penyebab kejadian kesalahan pengobat-
an di IRD RSWS.
BAHAN DAN CARAPENELITIAN
Penelitian kualitatif ini diterapkan dengan tiga
carapengumpulan data, yaitu wawancara mendalam
terhadap informan untuk mendapatkan informasi
tentang medication error di IRD RSWS, observasi
untuk mengamati kegiatanyang dilakukan oleh infor-
man, serta data sekunder dalam bentuk dokumen-
dokumen. Pengumpulan data dilakukan selama tiga
bulan pada tahun 2010. Untuk menjamin keabsah-
an data, maka dalam pengumpulan data peneliti me-
lakukan triangulasi sumber, teknik dan waktu. Infor-
man penelitian dipilih secara purposif untuk memper-
oleh informasi yang mendalam mengenai medica-
tion error di IRD. Informanterdiri dari dokter jaga IRD,
kepala perawat IRD, perawat IRD, apoteker penang-
gung jawab apotek IRD, asisten apoteker apotek
IRD, apoteker penanggung jawab apotek keluarga
miskin (gakin), dan asisten apoteker apotek gakin
di RSWS.
Prosedur analisis data dimulai dengan proses
mencari dan menyusun secara sistematisdata yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan
dan dokumentasi dengan mengorganisasikan data
ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, lalu
membuat kesimpulan. Analisis selama di lapangan
menggunakan cara Miles dan Huberman, terdiri dari
proses reduksi data dan interpretasi. Reduksi data
dilakukan dengan pemilahan, pemusnahan, penye-
derhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar, memilih dan mengelompokkan data serta
membuangdata yang tidak diperlukandengan tahap-
an organisasi data, coding data, dan pemahaman
data. Pada organisasi data, data wawancara ditulis
lengkap dan dikelompokkanmenurut format tertentu.
Responden ditandai dengan inisial dan transkip wa-
wancara dianalisis dengan coding dan pengklasifi-
kasian. Selanjutnya dilakukan proses coding data,
yaitu data dikelompokkan ke dalam tema tertentu
dan diberi kode untuk melihat kesamaan pola temu-
an. Atas dasar coding, peneliti dapat mulai mema-
hami data secara detail dan rinci. Pemotongan per-
nyataan responden (kuotasi) yang mengilustrasikan
coding tertentu dimasukkan dalam folder khususse-
suai dengan tema yang ada. Data kemudian diinter-
pretasi, berpegang pada koherensi antara temuan
interview, observasi, dananalisisdokumen. Selanjut-
nya, hasil interpretasi yang diperoleh dikaitkan
dengan teori untuk memberikan penjelasan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Jenis Prescribing Error
Dari hasil temuan di lapangan melalui wawan-
cara dengan beberapa informan diperoleh informasi
mengenai jenis prescribing error yang terjadi di IRD.
Gambaran prescribing error terlihat dari contoh kutip-
an informasi sebagai berikut:
“Kalau dalam kesalahan penulisan resep
biasa salah dosis, ini masalah dosis, berapa
dosisnya, ataukah biasa kita itu kalau obat
dosisnya biasa ada yang 5 mg, ada yang 10
mg dan kesalahan biasanya di situ. Biasa kita
taro 0,25 padahal mustinya 2,5.” (SA, 52 tahun)
Berbeda dengan penuturan informan di bawah ini
yang menyatakan bahwa prescribing error juga ter-
masuk tulisan tangan yang tidak terbaca:
184  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012
Rusmi Sari Tajuddin, dkk.: Faktor Penyebab Medication Error
“Penulisan resepnya, artinya kita liat KIO nya
langsung, biasa ada, kadang-kadang
memang ada yang tidak terbaca, tapi kalau
bisa kita bantu dengan menelpon, kita telpon
dulu. Tapi jika menelpon tidak bisa tersam-
bung, atau dokternya tidak ada di tempat yang
menulis resep, kita suruh kembali pasiennya
kalau memang tidak bisa sekali baca,
daripada kita spekulasi salah.” (MI, 40 tahun)
Dari wawancara yang telah dilakukan, maka
ditemukan jenis prescribing error antara lain kesa-
lahan dosisdan kesalahan penulisan angka desimal,
dosis obat tidak sesuai dengan kekuatan sediaan,
tulisan resep yang tidak jelas, aturan pakai yang
tidak ada, dan resep yang tidak lengkap.
Identifikasi Jenis Dispensing Error
Jenis dispensing error yang terjadi di IRD dapat
berupa obat yang look alike sound alike (LASA),
kesalahan bentuk sediaan, jumlah obat kurang dan
biasanya obat kosong.
“Misalnya yang dimaksud metronidazole
tetapi tangannya mengambil metilprednison
karena namanya mirip, bunyinya mirip, dan
tempatnya berdekatan." (MI, 40 tahun)
Informan lainnya mengungkapkan bahwa dispens-
ing error terjadi karena kesalahan pembacaan tulisan
resep, jumlah obat kurang:
“Berdasarkan dengan apa yang ada, kejadian
paling satu dalam sehari, misalnya salah baca
resep, lain resep lain obat, tulisan tidak ter-
baca, jumlah obat kurang. Jika petugas apo-
tek ragu-ragu atau kurang jelas dia kembali-
kan dulu, bisakah ditulis ulang yang jelasnya,
ada juga mungkin dia perkirakan saja bilang
pasti obat ini yang dikasi, setelah ada obat
ternyata bukan itu yang dimaksud penulis
resep.” (BA, 40 tahun).
Dari wawancara yang telah dilakukan, maka
ditemukan jenisdispensing error antara lain kesalah-
an membaca resep LASA, jumlah obat yang tidak
tepat, jenis obat yang tidak sesuai resep, pemberian
dosis yang tidak tepat, dan kesalahan bentuk
sediaan.
Identifikasi Jenis Administration Error
Dari wawancara yang telah dilakukan, maka
ditemukan jenisadministration error antara lainwaktu
pemberian obat tidak tepat, teknik pemberian obat
tidak tepat, dan obat tertukar pada pasien yang na-
manya sama.
Jadi begini, kadang ada obat yang mau
diberikan, sebenarnya bisa berkesinam-
bungan sesuai dengan rotasi jadwal yang ada,
artinya kita disini pemberian obat per 8 jam,
itu injeksi. Kadang kendalanya disini begitu
mau disuntikkan habis obatnya, baru disuruh
ambil.” (BA, 44 tahun)
“Kadang sudah mau dipake, obatnya belum
datang, sistemnya seperti itu. Kita mau pake,
minta di depan kosong. Komunikasi kadang-
kadang, harus cepat” (HS, 31 tahun)."
Informan di bawah ini menegaskan adanya ke-
salahan teknik pemberian obat:
“Obat neuro itu harusnya di drips di cairan
tapi teman yang langsung menyuntikkan,
akibatnya pasiennya langsung kejang-
kejang.” (HT, 34 tahun)
Identifikasi Penyebab Prescribing Error
Prescribing error disebabkan oleh penulisan re-
sep, aturan pakai, dan dosis obat. Faktor tulisan
dokter yang tidak dapat dibaca. faktor pengetahuan
dokter mengenai dosis obat, dan gangguan dari pi-
hak keluarga pasien dapat menyebabkan kesalahan
peresepan ini.
“Tulisannya itu kan tergantung dari dokternya
to, yang kedua aturan pakai, aturan pakainya
kembali ke dokternya. Dosisnya masing-
masing dokternya. Ini yang menjadi masalah
ini. Mungkin karena faktor ketidaktahuan.”
(HA, 34 tahun)
“Penyebabnya tentu dari orangnya sendiri,
kemampuannya sendiri sampai dia tidak tahu
bahwa semestinya 2 x 2, ditulis 2 x 1. Bisa
saja dari orangnya, dari dokternya sendiri,
tarohlah cotrimoksazol yang semestinya 2 x
2 dia kasi 2 x 1,karena saya liat banyak yang
begitu, seharusnya dosis dewasa itu 2 x 2,
tapi saya liat 2 x 1.” (SA, 52 tahun)
“Lingkungan kerja, termasuk kalau pasien
membludak begitu, apalagi kalau ada tongmi
pasien yang marah-marah, keluarga pasien
yang marah-marah, jadi kalau kita sementara
layani pasien, baru ada lagi yang mau dilayani,
tentu itu yang mempengaruhi pikiran kita,
sementara kita membuat resep baru ada
buru-buru mau dilayani lagi, apa segala, apa
begini, tunggu dulu, belumpi selesai, ini satu
lagi.” (SA, 52 tahun)
Identifikasi Penyebab Dispensing Error
Dispensing error terjadi pada tahap dispensing
(peracikan), dari dispensing obat di apotek hingga
suplai obat kepada pasien. Salah satu penyebab
dispensing error yang paling umum adalah LASA.
“Penyebab itu kalau dari apoteknya sendiri,
bisa saja kesalahan di dalam membaca
resep, misalnya tulisan dokter kurang jelas
sehingga salah dalam mengartikan nama
obatnya, mirip-miriplah begitu (LASA), itu
yang sama bunyinya, sama kedengarannya
atau sama tulisannya.” (MI, 40 tahun)
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012  185
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Faktor lingkungan kerja jugasangat mempenga-
ruhi proses dispensing. Informan mengungkapkan
bahwa lingkungan fisik dalam ruang apotek sudah
kondusif, tetapi sikap keluarga pasien di loket ruang
tunggu tidak memberikan suasana yang tenang un-
tuk melakukan dispensing.
“Keluarga pasiennya yang tidak mau antri,
kadang mereka tidak mau mengerti, ya ter-
pancing mi juga emosita, tapi maumi di apa,
karena kita juga dituntut sabar, malah kita
yang dimarahi kalau kita marah-marah... Ling-
kungan, saya tida terlalu ini ji, karena kalau
semakin luas, semakin berjauhan itu obat,
semakin lama ki ini, semakin jauh ki me-
langkah ambil obat. tapi ada ji juga gudangnya
di sana.” (JU, 24 tahun)
Faktor penyebab yang lainnya adalah masalah
ketersediaan obat, penulisan resep tanpa mencan-
tumkan bentuk bentuk sediaan obatnya.
Identifikasi Penyebab Administration Error
Mengenai administration error, informan meng-
ungkapanbahwa penyebabnyaadalah faktorindividu
masing-masing petugas, sehingga terjadi keterlam-
batan pemberian obat:
“Cara pemberian obatnya kadang juga melen-
ceng ki jamnya artinya jam sekian pemberian,
biasa tidak sesuai karena disitu kan dia tidak
lihat buku injeksinya, biasa jadwal injeksinya
kadang lambat ki.” (HA, 34 tahun)
Sikap pasien yang tidak kooperatif sehingga obat
tidak tersedia saat akan digunakan dan kelalaian
petugas yang mengakibatkan keterlambatan pem-
berian obat:
“Biasa saya suruh ki, biasa pasien simpan
saja, biasa pasien pi yang kasi tau perawat.
Tidak ada inisiatif bahwa perawat yang harus
tanya ki, tidak ada. Di sini juga banyak,
kadang-kadang juga di sini kita dapat komplen
keluarga pasien karena itu masalahnya, peng-
obatan yang terlambat banyak, artinya ditin-
daki sekian toh, biasa ku kasimi resep, biasa
perawat mana mi obatnya dok, kenapa biasa
begini? Kadang juga keluarga pasien tidak
koperatif juga, dikasimi resep, dia simpan
saja, biasa ditanya di sana ki ambil obat, biasa
dia simpan resepnya. Itu kelemahannya kare-
na sistem KIO, KIO kan dia lihat bukan resep,
sudah mi biasa dikasi tau, kadang juga dia
simpan saja itu obat, nanti ditanya mani mi
obatnya bu, kita belum ambil, begitu, banyak
kejadian begitu.” (HA, 34 tahun)
Dari wawancara yang telah dilakukan, maka
ditemukan penyebab administration error antara lain
karakter individu perawat, kesibukan kerja, keluarga
pasien yang tidak koperarif, dan pemahaman ke-
luarga pasien mengenai prosedur pengambilan obat.
Pembahasan
Jenismedication error yang terjadi di IRD RSWS
Makassar meliputi tahap penulisan resep (prescrib-
ing error), tahap penyiapan atau peracikan obat (dis-
pensing error) sampai pada tahap pemberian obat
kepada pasien (administration error). Prescribing
error dapat mengakibatkan dispensing error bilatidak
segera terdeteksi. Demikian halnya dispensing er-
ror dapat menyebabkan administration error bila tidak
segera diatasi. Pada prescribing error, jenis kesa-
lahan yang terjadi umumnya adalah kesalahan dosis
dan kesalahan penulisan angka desimal, dosis obat
injeksi yang tidak sesuai dengan kekuatan sediaan,
tulisan resep yang tidak terbaca, aturan pakai yang
tidak ada, dan resep yang tidak lengkap.
Jenisdispensing error yang terjadi di IRDRSWS
adalah tulisan resep yang tidak jelas dari nama obat
yang kemasan dan namanya hampir sama (LASA).
Obat-obat ini biasanya ditempatkan pada rak obat
yang sama, karena penyimpanan obat di apotek dila-
kukan berdasarkan abjad. Jumlah obat yang tidak
tepat sesuai permintaan resep adalah jenis lain dari
dispensing error. Misalnya penulisresep menuliskan
Cetriaxon 1,5 g, tetapi yang diberikan adalah 1 g
karena kekuatan sediaannya adalah 1 g. Jenis dis-
pensing error yang lain adalah kesalahan pemba-
caan angka dosis dalam resep. Misalnya 7,5 mg
yang bentuknya 1,5 mg, atau sebaliknya. Kesalahan
pembacaan ini dapat mengakibatkan terjadinya
overdosis atau sebaliknya.
Jenis administration error yang terjadi di IRD
RSWS adalah waktu pemberian obat yang tidak
tepat.Ada obat yang harus disuntikkan setiap 8 jam
secara berkesinambungan, namun kadang-kadang
melenceng dari jam seharusnya. Administration er-
ror yang lain berupa teknikpemberian obat yang tidak
tepat. Ada obat yang seharusnya didrips ke dalam
cairan infus, tetapi diberikan secara injeksi langsung.
Jenis administration error lainnya adalah pemberian
obat bukan pada orang yang tepat. Hal ini terjadi
bila dua orang pasien IRD memiliki nama yang sama
tetapi umurnya berbeda.
Tulisan dokter yang buruk dapat menimbulkan
kesalahan transkripsi/penerjemahan dari petugas
dispensing, sehingga dapat mengakibatkan kesa-
lahan pemberian obat. Penyebab prescribing error
yang lainadalah pengetahuan doktermengenai dosis
obat. Untuk kotrimoksasol, dokter menulis aturan
pakai 2x1 untuk dewasa, padahal dosis dewasa yang
sebenarnya adalah 2x2. Tulisan dokter yang kurang
jelas merupakan faktor utama penyebab dispensing
error, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelum-
nya. Tulisan resep yang kurang jelas dapat berupa
penulisan aturan pakai yang tidak jelas, penulisan
186  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012
Rusmi Sari Tajuddin, dkk.: Faktor Penyebab Medication Error
dosis yang tidak jelas, ataupun bentuk sediaan obat
yang tidak jelas. Tulisan dokter yang tidak jelas ini
semakin menyulitkan pembacaan bila menuliskan
nama obat yang mirip/LASA. Penulisan ranitidine
sebanyak tiga, dapat diartikan secara ganda apakah
ranitidine tablet atau injeksi. Kesalahan pemberian
ini dapat berakibat merugikan pada diri pasien. Sikap
keluarga pasien yang tidak koperatif dan berdesak-
desakan serta mendesak petugas di depan loket
menjadi faktor yang dapat mempengaruhi konsen-
trasi dan kesabaran petugas apotek dalam melaku-
kan dispensing. Hal ini menjadi semakin parah bila
petugas telah mengalami kelelahan akibat volume
kerja yang tinggi. Masalah dispensing yang lainnya
adalah bila obat yang dibutuhkan tidak tersedia. Hal
ini disebabkan karena masalah yang terjadi pada
bagianpengadaan. Kekosongan obat ini dapat meng-
akibatkan keterlambatan atau bahkan kegagalan
pemberian obat pada pasien.
Faktor kelalaian dan ketidaktelitian petugasjuga
merupakan hal dapat menyebabkan administration
error. Cepat lambatnya pemberian obat tergantung
kepada karakter individu masing-masing perawat.
Bila keluarga pasien telah mengambil obat di apotek,
obatnya tidaksegera diberikan kepadapetugaspera-
wat atau dokter, tetapi obatnya disimpan saja, akibat-
nya terjadi kesalahan waktu pemberian obat. Hal ini
juga dapat disebabkan karena sikap petugas yang
tidak berinisiatif untuk menanyakan obatnya kepada
keluarga pasien. Pemahaman keluarga pasien me-
ngenai prosedur pengambilan obat di IRD adalah hal
yang umum menyebabkanketerlambatan pemberian
obat pada pasien. Hal ini sering terjadi bila ada obat
yang harus diambil di apotek gakin atau apotek pe-
lengkap sesuai dengan status pasien. Keluarga pa-
sien tidak memahami alur dan prosedur pengambilan
obat dan juga tidak mengetahui lokasi apotek keluar-
gamiskin (gakin)ataupunapotek pelengkap tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Medication error yang terjadi di IRD RSWS me-
liputi prescribing error, dispensing error, administra-
tion error. Jenisprescribing error yang terjadi adalah
kesalahan dosis dan kesalahan penulisan dosis
obat, penulisan resep yang tidak jelasdan tidak leng-
kap. Jenisdispensing error meliputi kesalahan mem-
baca resep LASA, jumlah obat yang tidak tepat, jenis
obat yang tidak sesuai resep, pemberian dosis yang
tidak tepat, dan kesalahan bentuk sediaan. Jenis
administration error yang ditemukan adalah tidak
tepat waktu pemberian obat, teknik pemberian obat,
dan obat tertukar pada pasien yang sama namanya.
Berbagai penyebabindividual (pasiendantenaga
kesehatan) maupun sistem ditemukan dalam peneli-
tian ini. Penyebab prescribing error adalah faktor pe-
ngetahuan dokter, penulisan resep yang buruk, dan
gangguan dan interupsi keluarga pasien. Penyebab
dispensing error adalah tulisan dokter yang tidak je-
lasuntuk obat LASA, penyimpanan obat LASA yang
berdekatan, gangguan daninterupsi keluarga pasien,
tidak ada keterangan bentuk sediaan obat, dan ma-
salah pengadaan.Administration error terkait dengan
karakter individu perawat, kesibukan kerja, keluarga
pasien yang tidak koperarif, dan pemahaman keluar-
ga pasien mengenai prosedur pengambilan obat.
RSWS seharusnya mengembangkan sistem
peresepan obat terkomputerisasi dan menggunakan
sistem pemberian obat one unit dosedispensing atau
unit dose dispensing. Untuk menjamin tindakan dis-
pensing yang benar, maka perlu disusun prosedur
pelayanan resep yang mudah diakses oleh petugas
untuk meningkatkan kewaspadaan petugas dalam
menjalankan pekerjaannya. Perlu dikembangkan
suatu sistem pencatatan dan pelaporan kejadian
medication error, agar setiap personel memiliki
kesadaran untuk menghindari kesalahan tersebut.
REFERENSI
1. Departemen Kesehatan RI. Tanggungjawab
ApotekerTerhadap Keselamatan Pasien (Patien
safety). Direktorat Bina Farmasi Komunitasdan
Klinik, Jakarta. 2008
2. Teixeira TCA, Cassiani SHB. Root cause analy-
sis: evaluation of medication error at a univer-
sity hospital. Rev Esc Enferm USP, 2010:44 (1):
137-44.
3. Laporan Tahunan Tahun 2009. RSUP. Dr.
Wahidin Sudirohusodo, Makassar. 2009.
4. Institute of Medicine. Crossing the Quality
Chasm. National Academy Press, Washington
DC. 2001.
5. Colpaert K, Claus B, Somers A, Vanderwoude
K. RobaysA, Decruyenaere J. Impact of Com-
puterized Order Entry on Medication Prescrip-
tionError in The Intensive CareUnit: a Controlled
CrossSectional Trial. Crit Care, 2006 Feb;10(1):
R21.
6. Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS. To Err
is Human: Building a Safer Health System. the
National Academies Press, Washington DC,
2000.
7. Dean B, Schachter M, Vincent C, Barber N.
Causeof prescribingerrorsinhospital inpatients:
a prospective study. The Lancet, 2002;
359(9315):1373 – 8.
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012  187
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
8. Ridley SA, Booth SA, Thompson CM. Prescrip-
tion Errors in UK Critical Care Units. Anaesthe-
sia, 2004;59(12):1193 – 200.
9. Williams DJP. Medication error. JR Call Physi-
cians Edinb, 2007; 37:343-6.
10. Jennet AM. Pharmacists as A Mean of Cost
Containment on The Emergency Department.
Paper presented at:American Society of Health-
System Pharmacists Mid-Year Clinical Meet-
ing, Anaheim, CA. December 6, 2006.
11. Fairbanks RJ. The Emergency Pharmacist:
Safety Measure in Emergency Medicine (Justi-
fication Summary Document)[internet]. Dec
2007 [cited 2009). Available from: http://
www.emergencypharmacist.org/

More Related Content

What's hot

Home pharmacy care
Home pharmacy careHome pharmacy care
Home pharmacy care
HelenWidaya
 
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSIFARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
Sulistia Rini
 
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO)Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
saninuraeni
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Surya Amal
 
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obat
saninuraeni
 
perencanaan sediaan farmasi.ppt
perencanaan sediaan farmasi.pptperencanaan sediaan farmasi.ppt
perencanaan sediaan farmasi.ppt
YayaCahyadi1
 
PEDOMAN MESO NAKES
PEDOMAN MESO NAKESPEDOMAN MESO NAKES
PEDOMAN MESO NAKES
IAI PURBALINGGA
 
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Gilang Rizki
 
Visite Pasien
Visite PasienVisite Pasien
Visite Pasien
saninuraeni
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
Dokter Tekno
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat
nisha althaf
 
Alur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotekAlur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotekWahyu Mudhofar
 
Home care
Home careHome care
Home care
Febri Ansyah
 
Panitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi TerapiPanitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi Terapi
Nofa Pipit Anggraeni II
 
Home pharmacy care
Home pharmacy careHome pharmacy care
Home pharmacy care
saninuraeni
 
FARMASI KLINIK.pptx
FARMASI KLINIK.pptxFARMASI KLINIK.pptx
FARMASI KLINIK.pptx
Jane NF
 
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Faradhillah Adi Suryadi
 
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
saninuraeni
 
Farmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluanFarmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluan
Dnr Creatives
 

What's hot (20)

Home pharmacy care
Home pharmacy careHome pharmacy care
Home pharmacy care
 
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSIFARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
 
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO)Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
 
Medication error (7)
Medication error (7)Medication error (7)
Medication error (7)
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obat
 
perencanaan sediaan farmasi.ppt
perencanaan sediaan farmasi.pptperencanaan sediaan farmasi.ppt
perencanaan sediaan farmasi.ppt
 
PEDOMAN MESO NAKES
PEDOMAN MESO NAKESPEDOMAN MESO NAKES
PEDOMAN MESO NAKES
 
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
 
Visite Pasien
Visite PasienVisite Pasien
Visite Pasien
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat
 
Alur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotekAlur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotek
 
Home care
Home careHome care
Home care
 
Panitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi TerapiPanitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi Terapi
 
Home pharmacy care
Home pharmacy careHome pharmacy care
Home pharmacy care
 
FARMASI KLINIK.pptx
FARMASI KLINIK.pptxFARMASI KLINIK.pptx
FARMASI KLINIK.pptx
 
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
 
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
 
Farmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluanFarmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluan
 

Similar to Faktor penentu medication error

TUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptx
TUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptxTUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptx
TUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptx
rullyfebri
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
NanaNurhasanah5
 
Medication-error by devi hariyanti p.pptx
Medication-error by devi hariyanti p.pptxMedication-error by devi hariyanti p.pptx
Medication-error by devi hariyanti p.pptx
DeviHariyantiPramita1
 
Jurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota Pariaman
Jurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota PariamanJurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota Pariaman
Jurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota Pariaman
HelenWidaya
 
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdfDRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
lydiaevangelist15
 
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
MFerdyYahyaRamadhan
 
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Aji Wibowo
 
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptx
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptxFormularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptx
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptx
AchmadMaqbul1
 
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
ssusercd3bde
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
Maulana Sakti
 
M4 IHT Medication Error by apt Dwisada.pptx
M4 IHT Medication Error by apt Dwisada.pptxM4 IHT Medication Error by apt Dwisada.pptx
M4 IHT Medication Error by apt Dwisada.pptx
InsFarmasiRSUDBaliMa
 
MANAJEMEN RISIKO di peRUMAHsaAKITan.pptx
MANAJEMEN RISIKO di peRUMAHsaAKITan.pptxMANAJEMEN RISIKO di peRUMAHsaAKITan.pptx
MANAJEMEN RISIKO di peRUMAHsaAKITan.pptx
restikaastaamalia
 
Formularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfFormularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdf
RyanBridges11
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Nesha Mutiara
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPocut Kasim
 
Formularium.ppt
Formularium.pptFormularium.ppt
Formularium.ppt
ekasaputri27
 
Apoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokter
Apoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokterApoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokter
Apoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokter
Andi Himyatul Hidayah
 
(MARA BINTANG LUBIS) KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA.pptx
(MARA BINTANG LUBIS) KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA.pptx(MARA BINTANG LUBIS) KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA.pptx
(MARA BINTANG LUBIS) KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA.pptx
kliniklapaspsp
 

Similar to Faktor penentu medication error (20)

TUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptx
TUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptxTUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptx
TUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptx
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
 
Medication-error by devi hariyanti p.pptx
Medication-error by devi hariyanti p.pptxMedication-error by devi hariyanti p.pptx
Medication-error by devi hariyanti p.pptx
 
Jurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota Pariaman
Jurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota PariamanJurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota Pariaman
Jurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota Pariaman
 
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdfDRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
 
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
 
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
 
jurnalku
jurnalkujurnalku
jurnalku
 
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptx
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptxFormularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptx
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptx
 
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
 
M4 IHT Medication Error by apt Dwisada.pptx
M4 IHT Medication Error by apt Dwisada.pptxM4 IHT Medication Error by apt Dwisada.pptx
M4 IHT Medication Error by apt Dwisada.pptx
 
MANAJEMEN RISIKO di peRUMAHsaAKITan.pptx
MANAJEMEN RISIKO di peRUMAHsaAKITan.pptxMANAJEMEN RISIKO di peRUMAHsaAKITan.pptx
MANAJEMEN RISIKO di peRUMAHsaAKITan.pptx
 
Formularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfFormularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdf
 
Makalah farma
Makalah farmaMakalah farma
Makalah farma
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang rara
 
Formularium.ppt
Formularium.pptFormularium.ppt
Formularium.ppt
 
Apoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokter
Apoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokterApoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokter
Apoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokter
 
(MARA BINTANG LUBIS) KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA.pptx
(MARA BINTANG LUBIS) KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA.pptx(MARA BINTANG LUBIS) KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA.pptx
(MARA BINTANG LUBIS) KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA.pptx
 

Recently uploaded

CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 

Recently uploaded (7)

CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 

Faktor penentu medication error

  • 1. 182  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012 Rusmi Sari Tajuddin, dkk.: Faktor Penyebab Medication Error FAKTOR PENYEBAB MEDICATION ERROR DI INSTALASI RAWAT DARURAT FACTORSAFFECTING MEDICATION ERRORS AT EMERGENCY UNIT Rusmi Sari Tajuddin1 , Indrianty Sudirman2 , Alimin Maidin1 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Background: Incident of medication errors is an important indicator in patient safety and medication error is most common medical errors. However, most of medication errors can be prevented and efforts to reduce such errors are available. Due to high number of medications errors in the emergency unit, understanding of the causes is important for designing successful intervention. This research aims to identify types and causes of medication errors. Method: Qualitative study was used and data were collected through interviews, observation and secondary document. Result: Prescribing errors identified were dosage error and dosage writing error, unclear prescription writing, and incomplete administration and prescription. Dispensing error includes misreading prescription of look alike sound alike drugs, inaccurate number of drugs, drugs not accordance to the prescriptions, inaccurate dosage given and incorrect form. While for administration error, we found inaccurate time and technique of administration, drugs given to a wrong patient with similar identity. The cause of prescribing error is due to doctor’s knowledge, poor handwriting, and family interruption. The following factors may cause administration error: individual character, workload, collaboration with family, and poor family knowledge on drug collection procedures. Conclusion: Different forms of medication errors and their potential causes were identified from this study. Openness in discussing this topics and acceptance of different types of errors are critical in order for the hospital to implement suggested actions to reduce medication errors. Key Words: patient safety, medication error, emergency unit ABSTRAK Latar belakang: Kejadian medication errors merupakan indikator penting keselamatan pasien. Medication error juga merupakan medical errors yang paling banyak terjadi. Hal ini dapat dicegah dan telah tersedia upaya-upaya untuk menu- runkan medication errors. Mengingat tingginya medication error di unit gawat darurat, maka penting dipahami penyebab medi- cation error. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan penyebab medication errors. Metode: Studi kualitatif menggunakan wawancara, observasi dan dokumen sekunder. Hasil: Prescribing error yang ditemukan adalah salah dosis dan salah penulisan dosis, penulisan resep yang tidak jelas, tidak lengkap dan administrasi yang tidak lengkap. Dispensing error meliputi salah membaca resep obat Look Alike Sound Alike (LASA), salah jumlah obat, obat tidak sesuai dengan resep, dosis yang diberikan tidak tepat dan salah formulir. Adapun untuk administration error, ditemukan waktu teknik administrasi yang tidak tepat, obat diberikan pada pasien lain dengan nama sama. Berbagai penyebab prescribing error adalah pengetahuan dokter, tulisan yang buruk, dan interupsi keluarga. Faktor yang dapat mempengaruhi administration error adalah karakter individual, beban kerja, kerja sama dengan keluarga, pemahaman keluarga yang rendah akan prosedur pengambilan obat. Kesimpulan: Berbagai jenis medication error dan faktor penyebabnya diidentifikasi dalam studi ini. Keterbukaan dalam membahas masalah ini serta pengakuan akan berbagai jenis medication error sangat penting dalam merancang tindakan perbaikan. Kata Kunci: keselamatan pasien, kesalahan pengobatan, unit gawat darurat PENGANTAR Keselamatanpasien didefinisikan sebagai suatu upayauntuk mencegah terjadinya bahaya atau cede- ra pada pasien selama proses pengobatan.1 Secara umum keselamatan pasien meliputi pencegahan ke- salahan dan mengeliminasi berbagai bahaya akibat kesalahan tersebut. Kesalahan dapat dilakukan oleh anggota tim kesehatan dan dapat terjadi setiap saat selama prosespelayanan kesehatan, khususnya da- lam pengobatan pasien.2 Menurut Tim Keselamatan Pasien RS Dr. Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar3 , ditetapkan tujuh sasaran program kese- lamatan pasien yaitu identifikasi pasien secara benar, tingkatkan komunikasi efektif, medikasi yang aman, cegah tindakan/operasi salah pasien/salah sisi/salah prosedur, kurangi angka kejadian infeksi, kurangi risiko pasien jatuh, dan kurangi angka de- kubitus. Kejadian medication error merupakansalahsatu ukuran pencapaian keselamatan pasien. Medication error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat kesalahan pemakaian obat selama perawatan, yang sebenarnya dapat dicegah. Medication error dapat terjadi pada tahap prescribing (peresepan), dispen- sing (penyiapan), dandrugadministration(pemberian obat). Kesalahan pada salah satu tahap dapat terjadi secara berantai dan menimbulkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Kejadian medication error terkait dengan praktisi, produk obat, prosedur, lingkungan JURNALMANAJEMEN PELAYANANKESEHATAN VOLUME 15 No. 04 Desember  2012 Halaman 182 - 187 Artikel Penelitian
  • 2. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012  183 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan atau sistem yang melibatkan prescribing, dispens- ing, dan administration. Institute of Medicine (IOM)4 melaporkan bahwa sekitar 44.000-98.000 orang meninggal karenamedi- cal error dan medication error merupakan jenismedi- cal error yang banyak terjadi. Sekitar 7.000 orang per tahun di Amerika meninggal karena medication error.5,6 Dari laporan IOM tersebut disadari bahwa kejadian tidak diharapkan dari penggunaan obat bu- kan hanya disebabkan oleh sifat farmakologi dari obat tersebut, melainkan melibatkan semua proses dalam penggunaan obat. Hasil dari berbagai studi membuktikan bahwa medication error terjadi di ber- bagai tahap penggunaan obat, dari proses penggu- naan obat mulai dari peresepan (1,5%-15%), dispen- sing oleh farmasi (2,1%-11%), pemberian obat kepa- da pasien (5%-19%), dan ketika pasien mengguna- kan obat.7,8,9 Instalasi Rawat Darurat (IRD) merupakan unit pelayanan dengan berbagai karakteristik yang unik, seperti tingginya stres pekerjaan, aktivitas selama 24 jam, pengambilan keputusan danprosedur secara individual, banyaknya obat yang tersedia dan terba- tasnya tinjauan pengobatan oleh farmasis. Semen- tara itu pasien yang dilayani di IRD memiliki karak- teristik pasien dengan risiko tinggi, pengobatan de- ngan risiko tinggi, dan keterbatasan riwayat pasien.10 Medication error merupakan salah satu penye- bab error yang signifikan di IRD. Prevalensi tertinggi dari medical errors yang dapat dicegah juga terdapat di IRD. Studi adverse drug event yang dilaporkan dalam database nasional menunjukkan bahwa medi- cation error di IRD dua kali lipat dari insiden di rawat inap. Studi lain menunjukkan bahwa 3,6% pasien di IRD menerima resep obat yang tidak sesuai.11 Insiden medication error yang dilaporkan di IRD RSWSmenempati urutan teratas dibandingkan unit lainnya. Penelitianini bertujuanuntukmengeksplorasi faktor-faktor penyebab kejadian kesalahan pengobat- an di IRD RSWS. BAHAN DAN CARAPENELITIAN Penelitian kualitatif ini diterapkan dengan tiga carapengumpulan data, yaitu wawancara mendalam terhadap informan untuk mendapatkan informasi tentang medication error di IRD RSWS, observasi untuk mengamati kegiatanyang dilakukan oleh infor- man, serta data sekunder dalam bentuk dokumen- dokumen. Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan pada tahun 2010. Untuk menjamin keabsah- an data, maka dalam pengumpulan data peneliti me- lakukan triangulasi sumber, teknik dan waktu. Infor- man penelitian dipilih secara purposif untuk memper- oleh informasi yang mendalam mengenai medica- tion error di IRD. Informanterdiri dari dokter jaga IRD, kepala perawat IRD, perawat IRD, apoteker penang- gung jawab apotek IRD, asisten apoteker apotek IRD, apoteker penanggung jawab apotek keluarga miskin (gakin), dan asisten apoteker apotek gakin di RSWS. Prosedur analisis data dimulai dengan proses mencari dan menyusun secara sistematisdata yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, lalu membuat kesimpulan. Analisis selama di lapangan menggunakan cara Miles dan Huberman, terdiri dari proses reduksi data dan interpretasi. Reduksi data dilakukan dengan pemilahan, pemusnahan, penye- derhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar, memilih dan mengelompokkan data serta membuangdata yang tidak diperlukandengan tahap- an organisasi data, coding data, dan pemahaman data. Pada organisasi data, data wawancara ditulis lengkap dan dikelompokkanmenurut format tertentu. Responden ditandai dengan inisial dan transkip wa- wancara dianalisis dengan coding dan pengklasifi- kasian. Selanjutnya dilakukan proses coding data, yaitu data dikelompokkan ke dalam tema tertentu dan diberi kode untuk melihat kesamaan pola temu- an. Atas dasar coding, peneliti dapat mulai mema- hami data secara detail dan rinci. Pemotongan per- nyataan responden (kuotasi) yang mengilustrasikan coding tertentu dimasukkan dalam folder khususse- suai dengan tema yang ada. Data kemudian diinter- pretasi, berpegang pada koherensi antara temuan interview, observasi, dananalisisdokumen. Selanjut- nya, hasil interpretasi yang diperoleh dikaitkan dengan teori untuk memberikan penjelasan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Identifikasi Jenis Prescribing Error Dari hasil temuan di lapangan melalui wawan- cara dengan beberapa informan diperoleh informasi mengenai jenis prescribing error yang terjadi di IRD. Gambaran prescribing error terlihat dari contoh kutip- an informasi sebagai berikut: “Kalau dalam kesalahan penulisan resep biasa salah dosis, ini masalah dosis, berapa dosisnya, ataukah biasa kita itu kalau obat dosisnya biasa ada yang 5 mg, ada yang 10 mg dan kesalahan biasanya di situ. Biasa kita taro 0,25 padahal mustinya 2,5.” (SA, 52 tahun) Berbeda dengan penuturan informan di bawah ini yang menyatakan bahwa prescribing error juga ter- masuk tulisan tangan yang tidak terbaca:
  • 3. 184  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012 Rusmi Sari Tajuddin, dkk.: Faktor Penyebab Medication Error “Penulisan resepnya, artinya kita liat KIO nya langsung, biasa ada, kadang-kadang memang ada yang tidak terbaca, tapi kalau bisa kita bantu dengan menelpon, kita telpon dulu. Tapi jika menelpon tidak bisa tersam- bung, atau dokternya tidak ada di tempat yang menulis resep, kita suruh kembali pasiennya kalau memang tidak bisa sekali baca, daripada kita spekulasi salah.” (MI, 40 tahun) Dari wawancara yang telah dilakukan, maka ditemukan jenis prescribing error antara lain kesa- lahan dosisdan kesalahan penulisan angka desimal, dosis obat tidak sesuai dengan kekuatan sediaan, tulisan resep yang tidak jelas, aturan pakai yang tidak ada, dan resep yang tidak lengkap. Identifikasi Jenis Dispensing Error Jenis dispensing error yang terjadi di IRD dapat berupa obat yang look alike sound alike (LASA), kesalahan bentuk sediaan, jumlah obat kurang dan biasanya obat kosong. “Misalnya yang dimaksud metronidazole tetapi tangannya mengambil metilprednison karena namanya mirip, bunyinya mirip, dan tempatnya berdekatan." (MI, 40 tahun) Informan lainnya mengungkapkan bahwa dispens- ing error terjadi karena kesalahan pembacaan tulisan resep, jumlah obat kurang: “Berdasarkan dengan apa yang ada, kejadian paling satu dalam sehari, misalnya salah baca resep, lain resep lain obat, tulisan tidak ter- baca, jumlah obat kurang. Jika petugas apo- tek ragu-ragu atau kurang jelas dia kembali- kan dulu, bisakah ditulis ulang yang jelasnya, ada juga mungkin dia perkirakan saja bilang pasti obat ini yang dikasi, setelah ada obat ternyata bukan itu yang dimaksud penulis resep.” (BA, 40 tahun). Dari wawancara yang telah dilakukan, maka ditemukan jenisdispensing error antara lain kesalah- an membaca resep LASA, jumlah obat yang tidak tepat, jenis obat yang tidak sesuai resep, pemberian dosis yang tidak tepat, dan kesalahan bentuk sediaan. Identifikasi Jenis Administration Error Dari wawancara yang telah dilakukan, maka ditemukan jenisadministration error antara lainwaktu pemberian obat tidak tepat, teknik pemberian obat tidak tepat, dan obat tertukar pada pasien yang na- manya sama. Jadi begini, kadang ada obat yang mau diberikan, sebenarnya bisa berkesinam- bungan sesuai dengan rotasi jadwal yang ada, artinya kita disini pemberian obat per 8 jam, itu injeksi. Kadang kendalanya disini begitu mau disuntikkan habis obatnya, baru disuruh ambil.” (BA, 44 tahun) “Kadang sudah mau dipake, obatnya belum datang, sistemnya seperti itu. Kita mau pake, minta di depan kosong. Komunikasi kadang- kadang, harus cepat” (HS, 31 tahun)." Informan di bawah ini menegaskan adanya ke- salahan teknik pemberian obat: “Obat neuro itu harusnya di drips di cairan tapi teman yang langsung menyuntikkan, akibatnya pasiennya langsung kejang- kejang.” (HT, 34 tahun) Identifikasi Penyebab Prescribing Error Prescribing error disebabkan oleh penulisan re- sep, aturan pakai, dan dosis obat. Faktor tulisan dokter yang tidak dapat dibaca. faktor pengetahuan dokter mengenai dosis obat, dan gangguan dari pi- hak keluarga pasien dapat menyebabkan kesalahan peresepan ini. “Tulisannya itu kan tergantung dari dokternya to, yang kedua aturan pakai, aturan pakainya kembali ke dokternya. Dosisnya masing- masing dokternya. Ini yang menjadi masalah ini. Mungkin karena faktor ketidaktahuan.” (HA, 34 tahun) “Penyebabnya tentu dari orangnya sendiri, kemampuannya sendiri sampai dia tidak tahu bahwa semestinya 2 x 2, ditulis 2 x 1. Bisa saja dari orangnya, dari dokternya sendiri, tarohlah cotrimoksazol yang semestinya 2 x 2 dia kasi 2 x 1,karena saya liat banyak yang begitu, seharusnya dosis dewasa itu 2 x 2, tapi saya liat 2 x 1.” (SA, 52 tahun) “Lingkungan kerja, termasuk kalau pasien membludak begitu, apalagi kalau ada tongmi pasien yang marah-marah, keluarga pasien yang marah-marah, jadi kalau kita sementara layani pasien, baru ada lagi yang mau dilayani, tentu itu yang mempengaruhi pikiran kita, sementara kita membuat resep baru ada buru-buru mau dilayani lagi, apa segala, apa begini, tunggu dulu, belumpi selesai, ini satu lagi.” (SA, 52 tahun) Identifikasi Penyebab Dispensing Error Dispensing error terjadi pada tahap dispensing (peracikan), dari dispensing obat di apotek hingga suplai obat kepada pasien. Salah satu penyebab dispensing error yang paling umum adalah LASA. “Penyebab itu kalau dari apoteknya sendiri, bisa saja kesalahan di dalam membaca resep, misalnya tulisan dokter kurang jelas sehingga salah dalam mengartikan nama obatnya, mirip-miriplah begitu (LASA), itu yang sama bunyinya, sama kedengarannya atau sama tulisannya.” (MI, 40 tahun)
  • 4. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012  185 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Faktor lingkungan kerja jugasangat mempenga- ruhi proses dispensing. Informan mengungkapkan bahwa lingkungan fisik dalam ruang apotek sudah kondusif, tetapi sikap keluarga pasien di loket ruang tunggu tidak memberikan suasana yang tenang un- tuk melakukan dispensing. “Keluarga pasiennya yang tidak mau antri, kadang mereka tidak mau mengerti, ya ter- pancing mi juga emosita, tapi maumi di apa, karena kita juga dituntut sabar, malah kita yang dimarahi kalau kita marah-marah... Ling- kungan, saya tida terlalu ini ji, karena kalau semakin luas, semakin berjauhan itu obat, semakin lama ki ini, semakin jauh ki me- langkah ambil obat. tapi ada ji juga gudangnya di sana.” (JU, 24 tahun) Faktor penyebab yang lainnya adalah masalah ketersediaan obat, penulisan resep tanpa mencan- tumkan bentuk bentuk sediaan obatnya. Identifikasi Penyebab Administration Error Mengenai administration error, informan meng- ungkapanbahwa penyebabnyaadalah faktorindividu masing-masing petugas, sehingga terjadi keterlam- batan pemberian obat: “Cara pemberian obatnya kadang juga melen- ceng ki jamnya artinya jam sekian pemberian, biasa tidak sesuai karena disitu kan dia tidak lihat buku injeksinya, biasa jadwal injeksinya kadang lambat ki.” (HA, 34 tahun) Sikap pasien yang tidak kooperatif sehingga obat tidak tersedia saat akan digunakan dan kelalaian petugas yang mengakibatkan keterlambatan pem- berian obat: “Biasa saya suruh ki, biasa pasien simpan saja, biasa pasien pi yang kasi tau perawat. Tidak ada inisiatif bahwa perawat yang harus tanya ki, tidak ada. Di sini juga banyak, kadang-kadang juga di sini kita dapat komplen keluarga pasien karena itu masalahnya, peng- obatan yang terlambat banyak, artinya ditin- daki sekian toh, biasa ku kasimi resep, biasa perawat mana mi obatnya dok, kenapa biasa begini? Kadang juga keluarga pasien tidak koperatif juga, dikasimi resep, dia simpan saja, biasa ditanya di sana ki ambil obat, biasa dia simpan resepnya. Itu kelemahannya kare- na sistem KIO, KIO kan dia lihat bukan resep, sudah mi biasa dikasi tau, kadang juga dia simpan saja itu obat, nanti ditanya mani mi obatnya bu, kita belum ambil, begitu, banyak kejadian begitu.” (HA, 34 tahun) Dari wawancara yang telah dilakukan, maka ditemukan penyebab administration error antara lain karakter individu perawat, kesibukan kerja, keluarga pasien yang tidak koperarif, dan pemahaman ke- luarga pasien mengenai prosedur pengambilan obat. Pembahasan Jenismedication error yang terjadi di IRD RSWS Makassar meliputi tahap penulisan resep (prescrib- ing error), tahap penyiapan atau peracikan obat (dis- pensing error) sampai pada tahap pemberian obat kepada pasien (administration error). Prescribing error dapat mengakibatkan dispensing error bilatidak segera terdeteksi. Demikian halnya dispensing er- ror dapat menyebabkan administration error bila tidak segera diatasi. Pada prescribing error, jenis kesa- lahan yang terjadi umumnya adalah kesalahan dosis dan kesalahan penulisan angka desimal, dosis obat injeksi yang tidak sesuai dengan kekuatan sediaan, tulisan resep yang tidak terbaca, aturan pakai yang tidak ada, dan resep yang tidak lengkap. Jenisdispensing error yang terjadi di IRDRSWS adalah tulisan resep yang tidak jelas dari nama obat yang kemasan dan namanya hampir sama (LASA). Obat-obat ini biasanya ditempatkan pada rak obat yang sama, karena penyimpanan obat di apotek dila- kukan berdasarkan abjad. Jumlah obat yang tidak tepat sesuai permintaan resep adalah jenis lain dari dispensing error. Misalnya penulisresep menuliskan Cetriaxon 1,5 g, tetapi yang diberikan adalah 1 g karena kekuatan sediaannya adalah 1 g. Jenis dis- pensing error yang lain adalah kesalahan pemba- caan angka dosis dalam resep. Misalnya 7,5 mg yang bentuknya 1,5 mg, atau sebaliknya. Kesalahan pembacaan ini dapat mengakibatkan terjadinya overdosis atau sebaliknya. Jenis administration error yang terjadi di IRD RSWS adalah waktu pemberian obat yang tidak tepat.Ada obat yang harus disuntikkan setiap 8 jam secara berkesinambungan, namun kadang-kadang melenceng dari jam seharusnya. Administration er- ror yang lain berupa teknikpemberian obat yang tidak tepat. Ada obat yang seharusnya didrips ke dalam cairan infus, tetapi diberikan secara injeksi langsung. Jenis administration error lainnya adalah pemberian obat bukan pada orang yang tepat. Hal ini terjadi bila dua orang pasien IRD memiliki nama yang sama tetapi umurnya berbeda. Tulisan dokter yang buruk dapat menimbulkan kesalahan transkripsi/penerjemahan dari petugas dispensing, sehingga dapat mengakibatkan kesa- lahan pemberian obat. Penyebab prescribing error yang lainadalah pengetahuan doktermengenai dosis obat. Untuk kotrimoksasol, dokter menulis aturan pakai 2x1 untuk dewasa, padahal dosis dewasa yang sebenarnya adalah 2x2. Tulisan dokter yang kurang jelas merupakan faktor utama penyebab dispensing error, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelum- nya. Tulisan resep yang kurang jelas dapat berupa penulisan aturan pakai yang tidak jelas, penulisan
  • 5. 186  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012 Rusmi Sari Tajuddin, dkk.: Faktor Penyebab Medication Error dosis yang tidak jelas, ataupun bentuk sediaan obat yang tidak jelas. Tulisan dokter yang tidak jelas ini semakin menyulitkan pembacaan bila menuliskan nama obat yang mirip/LASA. Penulisan ranitidine sebanyak tiga, dapat diartikan secara ganda apakah ranitidine tablet atau injeksi. Kesalahan pemberian ini dapat berakibat merugikan pada diri pasien. Sikap keluarga pasien yang tidak koperatif dan berdesak- desakan serta mendesak petugas di depan loket menjadi faktor yang dapat mempengaruhi konsen- trasi dan kesabaran petugas apotek dalam melaku- kan dispensing. Hal ini menjadi semakin parah bila petugas telah mengalami kelelahan akibat volume kerja yang tinggi. Masalah dispensing yang lainnya adalah bila obat yang dibutuhkan tidak tersedia. Hal ini disebabkan karena masalah yang terjadi pada bagianpengadaan. Kekosongan obat ini dapat meng- akibatkan keterlambatan atau bahkan kegagalan pemberian obat pada pasien. Faktor kelalaian dan ketidaktelitian petugasjuga merupakan hal dapat menyebabkan administration error. Cepat lambatnya pemberian obat tergantung kepada karakter individu masing-masing perawat. Bila keluarga pasien telah mengambil obat di apotek, obatnya tidaksegera diberikan kepadapetugaspera- wat atau dokter, tetapi obatnya disimpan saja, akibat- nya terjadi kesalahan waktu pemberian obat. Hal ini juga dapat disebabkan karena sikap petugas yang tidak berinisiatif untuk menanyakan obatnya kepada keluarga pasien. Pemahaman keluarga pasien me- ngenai prosedur pengambilan obat di IRD adalah hal yang umum menyebabkanketerlambatan pemberian obat pada pasien. Hal ini sering terjadi bila ada obat yang harus diambil di apotek gakin atau apotek pe- lengkap sesuai dengan status pasien. Keluarga pa- sien tidak memahami alur dan prosedur pengambilan obat dan juga tidak mengetahui lokasi apotek keluar- gamiskin (gakin)ataupunapotek pelengkap tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Medication error yang terjadi di IRD RSWS me- liputi prescribing error, dispensing error, administra- tion error. Jenisprescribing error yang terjadi adalah kesalahan dosis dan kesalahan penulisan dosis obat, penulisan resep yang tidak jelasdan tidak leng- kap. Jenisdispensing error meliputi kesalahan mem- baca resep LASA, jumlah obat yang tidak tepat, jenis obat yang tidak sesuai resep, pemberian dosis yang tidak tepat, dan kesalahan bentuk sediaan. Jenis administration error yang ditemukan adalah tidak tepat waktu pemberian obat, teknik pemberian obat, dan obat tertukar pada pasien yang sama namanya. Berbagai penyebabindividual (pasiendantenaga kesehatan) maupun sistem ditemukan dalam peneli- tian ini. Penyebab prescribing error adalah faktor pe- ngetahuan dokter, penulisan resep yang buruk, dan gangguan dan interupsi keluarga pasien. Penyebab dispensing error adalah tulisan dokter yang tidak je- lasuntuk obat LASA, penyimpanan obat LASA yang berdekatan, gangguan daninterupsi keluarga pasien, tidak ada keterangan bentuk sediaan obat, dan ma- salah pengadaan.Administration error terkait dengan karakter individu perawat, kesibukan kerja, keluarga pasien yang tidak koperarif, dan pemahaman keluar- ga pasien mengenai prosedur pengambilan obat. RSWS seharusnya mengembangkan sistem peresepan obat terkomputerisasi dan menggunakan sistem pemberian obat one unit dosedispensing atau unit dose dispensing. Untuk menjamin tindakan dis- pensing yang benar, maka perlu disusun prosedur pelayanan resep yang mudah diakses oleh petugas untuk meningkatkan kewaspadaan petugas dalam menjalankan pekerjaannya. Perlu dikembangkan suatu sistem pencatatan dan pelaporan kejadian medication error, agar setiap personel memiliki kesadaran untuk menghindari kesalahan tersebut. REFERENSI 1. Departemen Kesehatan RI. Tanggungjawab ApotekerTerhadap Keselamatan Pasien (Patien safety). Direktorat Bina Farmasi Komunitasdan Klinik, Jakarta. 2008 2. Teixeira TCA, Cassiani SHB. Root cause analy- sis: evaluation of medication error at a univer- sity hospital. Rev Esc Enferm USP, 2010:44 (1): 137-44. 3. Laporan Tahunan Tahun 2009. RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. 2009. 4. Institute of Medicine. Crossing the Quality Chasm. National Academy Press, Washington DC. 2001. 5. Colpaert K, Claus B, Somers A, Vanderwoude K. RobaysA, Decruyenaere J. Impact of Com- puterized Order Entry on Medication Prescrip- tionError in The Intensive CareUnit: a Controlled CrossSectional Trial. Crit Care, 2006 Feb;10(1): R21. 6. Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS. To Err is Human: Building a Safer Health System. the National Academies Press, Washington DC, 2000. 7. Dean B, Schachter M, Vincent C, Barber N. Causeof prescribingerrorsinhospital inpatients: a prospective study. The Lancet, 2002; 359(9315):1373 – 8.
  • 6. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15, No. 4 Desember 2012  187 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 8. Ridley SA, Booth SA, Thompson CM. Prescrip- tion Errors in UK Critical Care Units. Anaesthe- sia, 2004;59(12):1193 – 200. 9. Williams DJP. Medication error. JR Call Physi- cians Edinb, 2007; 37:343-6. 10. Jennet AM. Pharmacists as A Mean of Cost Containment on The Emergency Department. Paper presented at:American Society of Health- System Pharmacists Mid-Year Clinical Meet- ing, Anaheim, CA. December 6, 2006. 11. Fairbanks RJ. The Emergency Pharmacist: Safety Measure in Emergency Medicine (Justi- fication Summary Document)[internet]. Dec 2007 [cited 2009). Available from: http:// www.emergencypharmacist.org/