Dokumen tersebut membahas tentang etika profesi veteriner dan hukum yang terkait. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi etika profesi veteriner, kode etik dokter hewan, hukum terkait kesehatan hewan, serta isu-isu etika medis veteriner seperti rekam medis, persetujuan informasi, dan surat keterangan dokter.
Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T
Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. DEFINISI DANTUJUANNYA
Etika pada dasarnya adalah tentang nilai – nilai dan berkaitan
dengan moral
Etika berasal dari kata “ ethikos” (Yunani kuno) yang menekankan
sifat/karakter perorangan/ individu dan “ethos” yang berarti
“yang baik, yang layak”.
Etika adalah segala nilai yang dianggap baik dan buruk untuk
sebuah profesi yang berlaku di dunia dan menjadi batasan-batasan
bagi para anggota profesi tersebut dalam hal tindakan, prilaku dan
sikapnya dalam menjalankan profesinya.
Sedangkan moral berasal dari bahasa latin “mores” yang berarti
aturan – aturan yang berlaku pada sekelompok orang atau
masyarakat luas.
4. • Profesi adalah sebuah pekerjaan atau keahlian yang khusus yang
bila tidak dilaksanakan secara profesional dapat mengancam
keselamatan dan atau kesejahteraan manusia, baik langsung maupun
tidak langsung, sehingga memerlukan pengangkatan sumpah dan atau
kode etik dan lisensi (izin khusus) yang diperoleh dari pengujian-
pengujian dan latihan-latihan yang bersertifikat serta mempunyai
kekuatan hukum misalnya : hakim, apoteker, dokter, pengacara,
jaksa, dan lain-lain. (Profesi berasal dari kata profesio yang berarti
Pengakuan)
• Hukum adalah segala aturan-aturan tertulis dan tidak tertulis yang
dimaksudkan untuk menertibkan manusia dan masyarakat agar tidak
merugikan satu dengan yang lain dan bilamana dilanggar akan dikenai
hukuman atau sangsi-sangsi
DEFINISI DANTUJUANNYA
5. • Kode adalah salah satu bentuk hukum (yang lainnya adalah UU,
Piagam, dll) yang memuat aturan-aturan yang disepakati untuk
dipatuhi (sama dengan perjanjian) oleh anggota-anggota dari
sebuah organisasi atau kalangan tertentu
• Profesional adalah bilamana tindakan yang dilakukan oleh
seseorang yang menjalankan pekerjaannya memenuhi stándar dan
kaidah-kaidah keilmuan yang mempunyai kekuatan hukum dan
dinyatakan dengan sertifikasi dan lisensi
• Veteriner adalah profesi yang mengurus hewan-hewan ternak
dan atau yang sudah dijinakan (didomestikasi) dan penyakit-
penyakitnya.
DEFINISI DANTUJUANNYA
6. ETIKAVETERINER
Ada 4 pemahaman Etika Veteriner yaitu :
1. Etika Veteriner Deskriptif
(Descriptive Veterinary Ethics)
2. Etika Veteriner yang ditetapkan sebagai Standard Etika
Organisasi Profesi Veteriner/Dokter Hewan
(Official Veterinary Ethics)
3. Etika Veteriner yang tercakup di dalam aturan – aturan
pemerintah
(Administrative Veterinary Ethics)
4. Etika Veteriner yang normatif
(Normative Veterinary Ethics)
7. Membandingkan Etik dan Hukum
Persamaan :
1. Berfungsi untuk mengatur tertib masyarakat
2. Obyeknya adalah tingkah laku manusia
3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakatnya
4. Menggugah kesadaran untuk bermoral dan bersikap
manusiawi
5. Sumbernya adalah hasil-hasil pemikiran dan pengalaman
para pakar dan anggota senior
8. Membandingkan Etik dan Hukum
profesi
Etik
1. Berlaku untuk lingkungan
2. Etik disusun berdasarkan
kesepakatan anggota profesi
3. Etik tidak seluruhnya tertulis
4. Sanksi terhadap pelanggaran
etik dapat berupa tuntunan dan
bisa semacam hukuman
5. Pelanggaran etik diselesaikan
oleh Majelis yang dibentuk oleh
organisasi profesi
6. Penyelesaian pelanggaran etik
tidak selalu dengan bukti-bukti
fisik
Hukum
pemerintah
dalam Kitab Undang-Undang
1. Hukum berlaku untuk umum
2. Hukum disusun oleh badan
3. Hukum tercantum secara terinci
4. Sanksi terhadap hukum yang
dilanggar berupa tuntutan yang
dapat berakhir dengan hukuman
5. Pelanggaran hukum diselesaikan
oleh pengadilan
6. Pelanggaran hukum
mensyaratkan bukti-bukti fisik
Perbedaan
9. CIRI – CIRI PEKERJAANPROFESI
• Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional
• Pekerjaannya berlandaskan etik profesi
• Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari pada keuntungan
• Pekerjaannya legal melalui perizinan
• Anggota – anggotanya belajar sepanjang hayat
• Anggota – anggotanya bergabung dalam sebuah organisasi profesi.
10. LANDASANETIKKEDOKTERAN
1. Sumpah Hippokrates (460 – 377 SM)
2. Deklarasi Genewa (1948) yaitu Sumpah Dokter
3. International Code of Medical Ethics (1949)
Untuk Kedokteran Hewan ditambahkan
4. Deklarasi Internasional tentang Kesejahteraan Hewan
(Animal Welfare)
13. BABI. KEWAJIBANU
M
U
M
Pasal 1
Dokter Hewan merupakan Warga Negara yang baik yang
memanifestasikan dirinya dalam cara berfikir, bertindak dan
menampilkan diri dalam sikap dan budi pekerti luhur dan penuh sopan
santun.
Pasal 2
Dokter Hewan diharapkan menjunjung tinggi Sumpah/Janji Kode Etik
Dokter Hewan.
Pasal 3
Dokter hewan tidak akan menggunakan profesinya bertentangan
dengan perikemanusiaan dan usaha pelestarian sumber daya alam.
Pasal 4
Dokter Hewan tidak mencantumkan gelar yang tdak ada relevansinya
dengan profesi yang dijalankannya.
14. BABI. KEWAJIBANU
M
U
M
Pasal 5
Dokter Hewan wajib mematuhi perundangan dan peraturan yang
berlaku.
Pasal 6
Dokter Hewan wajib berhati – hati dalam mengumumkan dan
menerapkan setiap penemuan teknik therapi atau obat baru yang belum
teruji kebenarannya.
Pasal 7
Dokter Hewan menerima imbalan sesuai dengan jasa yang diberikan
kecuali dengan keikhlasan, sepengetahuan dan kehendak klien sendiri.
15. Pasal 8
Dokter Hewan dalam menjalankan profesinya wajib mematuhi persyaratan
umum dan khusus yang berlaku sehingga citra profesi dan korsa
terpelihara karenanya.
Pasal 9
Dokter Hewan wajib selalu mempertajam pengetahuan, keterampilan dan
meningkatkan perilakunya dengan cara mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi Kedokteran Hewan.
Pasal 10
Dokter Hewan yang melakukan praktek hendaknya memasang papan nama
sebagai informasi praktek yang tidak berlebihan.
BABII. KEW
AJIBANTERHADAPPROFESI
16. Pasal 11
Pemasangan iklan dalam media masa hanya dalam rangka pemberitahuan
mulai dibuka, pindah atau penutupan prakteknya.
Pasal 12
Dokter Hewan dianjurkan menulis artikel dalam media masa mengenai
Kedokteran Hewan dalam rangka kesejahteraan hewan dan pemiliknya.
Pasal 13
Dokter Hewan tidak membantu atau mendorong adanya praktek illegal
bahkan wajib melaporkan bilamana mengetahui adanya praktek illegal
itu.
Pasal 14
Seorang yang bukan Dokter Hewan tidak diperbolehkan menggantikan
praktek Dokter Hewan.
BABII. KEW
AJIBANTERHADAPPROFESI
17. Pasal 15
Dokter Hewan memperlakukan pasien dengan penuh perhatian dan kasih
sayang sebagaimana arti tersebut bagi pemiliknya, dan menggunakan segala
pengetahuannya, ketrampilannya dan pengalamannya untuk kepentingan
pasiennya.
Pasal 16
Dokter Hewan siap menolong pasien dalam keadaan darurat dan atau
memberikan jalan keluarnya apabila tidak mampu dengan menunjuk ke sejawat
lainnya yang mampu melakukannya.
Pasal 17
Pasien yang selesai dikonsultasikan oleh seorang sejawat wajib dikembalikan
kepada sejawat yang meminta konsultasi.
Pasal 18
Dokter Hewan dengan persetujuan kliennya dapat melakukan Euthanasia
(mercy sleeping), karena diyakininya tindakan itulah yang terbaik sebagai
jalan keluar bagi pasien dan kliennya
BABIII. KEW
AJIBANTERHADAPPASIEN
18. Pasal 19
Dokter Hewan menghargai klien untuk memilih Dokter Hewan yang
diminatinya.
Pasal 20
Dokter Hewan menghargai klien untuk setuju/tidak setuju dengan prosedur
dan tindakan medik yang hendak dilakukan Dokter Hewan setelah diberi
penjelasan akan alasan – alasannya sesuai dengan ilmu Kedokteran Hewan.
Pasal 21
Dokter Hewan tidak menanggapi keluhan (complain) versi klien mengenai
sejawat lainnya.
Pasal 22
Dokter Hewan melakukan klien education dan memberikan penjelasan
mengenai penyakit yang sedang diderita atau yang mungkin dapat diderita
(preventive medicine) hewannya dan kemungkinan yang dapat terjadi. Dalam
beberapa hal yang dianggap perlu DOkter Hewan bertindak transparan.
BABIV
. KEW
AJIBANTERHADAPKLIEN
19. Pasal 23
Dokter Hewan memperlakukan sejawat lainnya seperti dia ingin
diperlakukan seperti terhadap dirinya sendiri
Pasal 24
Dokter Hewan tidak akan mencemarkan nama baik sejawat Dokter Hewan
lainnya.
Pasal 25
Dokter Hewan wajib menjawab konsultasi yang diminta sejawatnya
menurut pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang diyakininya benar.
Pasal 26
Dokter Hewan tidak merebut pasien dan atau menyarankan kepada klien
berpindah dari Dokter Hewan sejawatnya.
BABV
. KEW
AJIBANTERHADAP
SEJA
W
A
TDOKTERHEW
AN
20. Pasal 27
Dokter Hewan wajib memelihara bahkan meningkatkan kondisi dirinya
sehingga selalu berpenampilan prima dalam menjalankan profesinya.
Pasal 28
Dokter Hewan tidak mengiklankan kelebihan dirinya secara berlebihan
BAB VII. PENUTUP
Pasal 29.
Dokter hewan harus berusaha dengan sungguh – sungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Dokter Hewan dalam pekerjaan profesinya sehari –
hari, demi untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara.
BABVI.
KEW
AJIBANTERHADAPDIRISEN
DIRI
22. REKA
MM
EDISDANIN
FORMEDCONSENT
Di dunia kedokteran manusia rekam medis merupakan keharusan
yang ditetapkan dengan SK Menteri Kesehatan dan Fatwa dari
IDI, yang diatur bersamaan dengan aturan – aturan kerumah –
sakitan/klinik.
Di kedokteran hewan Indonesia pemaksaan secara hukum belum
ada, masih dalam bentuk anjuran yang tidak dikenakan sanksi.
Akibatnya format baku untuk hal ini kurang di ajarkan secara baku.
23. INFORMEDCON
SENT
(PERSETUJUANTIN
DAKANM
EDIS)
Hewan dimiliki oleh manusia karena 2 alasan :
1. Karena mempunyai nilai ekonomi
2. Karena memberikan kenikmatan bathin.
Posisi hewan terhadap hubungan dokter dan pemilik hewan adalah sebagai
benda bisnis, sehingga bilamana kedua belah pihak tidak bersepakat
mengenai hal – hal yang akan dilakukan terhadap benda bisnis tersebut
serta tidak ada kejelasan harga, maka dapat timbul persengketaan hukum.
Kedudukan hewan adalah kepemilikan atas benda.
Jasa dokter hewan adalah layanan pengurusan terhadap benda dan layanan
tindakan terhadap benda.
Bilamana terbukti terjadi “salah urus” dan atau “salah tindakan” dapat
terjadi tuntutan ganti rugi. Oleh karenanya rencana pengurusan, rencana
tindakan dan besarnya biaya jasa layanan dokter hewan harus secara
tertulis disepakati kedua belah pihak dalam bentuk formulir – formulir
persetujuan (informed consent)
24. SURATKETERANGANDOKTER
Merupakan satu kewenangan dari profesi medis yang sering kali
disyaratkan di perdagangan nasional dan internasional. Di dunia
kedokteran hewan kewenangan ini tidak dinyatakan secara tegas
dalam aturan hukum yang ada (legal authority). Yang ada hanyalah
bersifat legitimasi (diakui kewenangannya secara lisan).
Hal inilah yang menimbulkan kerancuan di Indonesia yang berimbas
kepada perdagangan internasional.
25. Malpraktek
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia
Ada Tiga bentuk :
– Wrong Doing
– Improper treatment of patient by medical standard.
– Illegal action for owns benefit while in position of trust