E-LEARNING, SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH BERGAYA DIGITAL
1. E – LEARNING, SISTEM PEMBELAJARAN
JARAK JAUH BERGAYA DIGITAL
Disampaikan Pada
Kegiatan Konvensi Nasional ke V dan Temu Karya ke XV
FT/FPTK-JPTK Universitas se Indonesia
Di Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Padang, 3 – 7 Juni 2008
Oleh :
Drs. Irzan Zakir M.Pd
(Dosen Teknik Elektro,FT,UNJ)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JUNI 2008
1
2. SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH
By E-LEARNING
Oleh : Irzan Zakir
ABSTRAK
IRZAN ZAKIR , Perkembangan Teknologi Informasi yang sangat pesat pada saat ini merupakan
langkah maju umat manusia untuk terus mencapai kehidupan yang lebih baik. Medium
Internet yang muncul sebagai salah satu bentuk kemajuan komunikasi yang, fenomenal telah
dapat mengubah gaga hidup masyarakat dunia masuk ke dalam komunikasi digital. Dengan
kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika saat ini pemeo "informasi ada di ujung
jari" telah menjadi kenyataan dimana informasi dari berbagai belahan dunia dapat
diperoleh hanya dengan sentuhan jari pada sebuah mouse.
Pemanfaatan kemajuan teknologi tersebut telah merasuk ke berbagai sektor kehidupan
terutama yang berhubungan dengan bisnis. Berbagai awalan e-, seperti e-commerce, e-
business, e-store, dan lain-lain menandakan te/ah terjadi perubahan yang mendasar pada
sektor tersebut. Selain sektor bisnis dan industri tersebut terbuka pula kemungkinan yang
sama pada dunia pendidikan dengan munculnya sebuah sistem pengajaran jarak jauh
dimana Internet digunakan sebagai medianya. Sistem inilah yang saat ini dinamakan
e-Learning.
Beberapa Universitas dan Institusi kursus di Indonesia saat ini juga sudah mulai
menerapkan konsep belajar-mengajar jarak jauh .Contohnya: para dosen kini tidak hanya
mengajar langsung di depan kelas namun dapat memberikan tugasnya melalui e-mail
ataupun memasang irformasinva di Web. Para mahasiswa akan dapat melihat informasi
atau tugas-tugas.yang diberikan tugasnya cukup dengan melalui komputer yang terkoneksi ke
Internet, baik dari kampus, warnet maupun di rumahnva sendiri.. Sistem ini juga kerap
disebut sebagai Cyber Campus. Kampus virtual.
2
3. PERMASALAHAN Sistem E - Learning
Permasalahan dalam mempersiapkan pengajaran dalam cyber campus atau E-Learning
dapat dibedakain menjadi dua. yaitu permasalahan dalam hal pedagogic dan non pedagogic.
1. Non Pedagogik
Implementasi dari suatu sistem baru bukanlah suatu masalah yang mudah, selain masalah
teknis juga terdapat masalah non teknis seperti sulitnya mengubah sesuatu yang telah menjadi
kebiasaan. Kebiasaan pengajaran dalam suatu ruang kelas dengan seorang dosen berbicara di muka
kelas merupakan kebiasaan yang seringkali dianggap satu-satunya cara formal dalam pelaksanaan
pengajaran.
Hal lain yang juga menjadi permasalahan adalah dalam mempersiapkan materi untuk pengajaran.
Adalah kenyataan bahwa menulis materi dalarn bentuk hypermedia yang terhubung secara lateral lebih
sulit dibandingkan dengan menulis materi biasa yang terhubung secara linear.
Sifat dari hypermedia yang sering membawa orang "tersesat" dalam hyperspace juga sangat
mungkin ditemui para mahasiswa dalam mengikuti pengajaran sistem jarak jauh. Hal ini dapat
terjadi apabila mahasiswa "terseret" kepada informasi yang menarik namun lepas dari materi yang
sedang dihadapi dan selanjutnya is lupa sampai dimana materi pelajaran yang sedang ditekuninya.
2. Pedagogik
Suatu hal yang merupakan keunggulan dari pengajaran konvensional adala hubungan tatap
muka langsung antara dosen dengan mahasiswa. Dalam hubungan langsung yang demikian dosen
dapat berfungsi untuk:
menyesuaikan cara pengajarannya dengan kemampuan para mahasiswa
membuat mahasiswa lebih aktif dalam kelas
Dalam hal yang pertama, meskipun telah ada adaptive Electronics Text Book, namun peran dosen
dalam menyesuaikan cara pengajaran masih jauh lebih efektif dari teknologi yang diperkenalkan
tersebut. Hal ini disebabkan karena seberapapun adaptivenya materi yang diberikan, materi
instruksional yang dipergunakan tetaplah bersifat pasif dan lingkungan belajar mahasiswa tetap
merupakan lingkungan belajar yang terisolasi.
Akibat dari hal tersebut, pengajaran dengan cara ini hanya akan efektif untuk pengajaran yang
bertujuan untuk peningkatan ranah pengetahuan (cognitive), tetapi tidaklah tepat untuk pengajaran
yang bertujuan untuk meningkatkan ranal ketrampilan (psycho-motoric) ataupun peningkatan ranah
sikap (affective).
Kekurangan lain yang juga diamati oleh Newmarch, dalam pemberian materi kuliah
melalui jaringan Internet adalah tidak dapat dikontrolnya mahasiswa dalam mengikuti
mata kuliah. Datam penelitian yang dilakukannva, Newmarch mengamati bahwa
mahasiswa yang men g akses situs yang is pasang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
dengan jumiah mahasiswa yan g terdaftar mengikuti kelasnya. Hal ini dapat terjadi karena
seorang mahasiswa mencetak materi kuliah tersebut dalarn bentuk hardcopy. dan
mendistribusikannya kepada temannya .
3
4. DESKRIPSI TEORITIK
Perkembangan Hypermedia Sebagai Awal E-Learning
Salah satu dari daya tarik yang dimiliki Internet adalah kemampuannya menampilkan
berbagai bentuk informasi muiai dari text, gambar, dan suara yang sating terkait. Perkembangan ini
dimungkinkan setelah adanya kemajuan yang telah dicapai oleh teknologi hypermedia, yaitu suatu
teknologi yang dapat menghubungan potongan informasi atau node dalam berbagai bentuk media
tersebut. Secara fisik, dokumen yang terorganisasi seperti konsep tersebut dikenal sebagai
hyperdocument.
Konsep ini mulal dicetuskan oleh Vannevar Bush (Penasehat IPTEK Presiden Roosevelt)
dengan memperkenalkan suatu sistem yang secara konsep memungkinkan manusia untuk
mengetahui rincian dari suatu informasi yang diinginkan atau informasi lain yang berhubun gan
secara cepat. Penyebutan konsep Bush yang dipublikasikan dalam 'As We May Think" sebagai
hypertext, dilakukan oleh Ted Nelson 20 tahun kemudian, ketika is memperkenalkan Xanath/ pada
tahun 1965 sebagai suatu sistem yang- dapat menyimpan berbagai data yang telah dipublikasikan.
Pengembangan konsep hypertext menjadi hypermedia dilakukan oleh suatu tim di MIT yang
diketuai oleh Andrew Lippman pada tahun 1978 ketika meyajikan peta kota Aspen (Aspen Movie
Map) dalam bentuk rekaman video, Selanjutnva konsep berkembang demikian pesat setelah ACM
menyelenggarakan koferensi tentang hypertext pertama di tahun 1987.
Perkembangan yang demikian cepat, membuat banyak orang berkeinginan memanfaatkan
hypermedia sebagai sarana pengelolaan data. Ciri sistem yang dapat diimpiementasikan sebagai
hypermedia, antara lain adalah:
a. Merupakan sistem informasi yang sangat besar
b. Informasi-informasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok materi
c. Antar kelompok materi terdapat hubungan yang erat
d. Pada suatu saat, pengguna sistem informasi hanya, memerlukan
sebagian kecil dari informasi yang ada.
Dari survey yang dilakukan, pada saat ini bidang-bidang yang
telamemanfaatkan hypermedia sebagai bagian dari sistem informasi antara lain adalah:
1. Dokumentasi dan Bantuan pemakaian perangkat lunak (Help and
Documentation): Berbagai perangkat lunak komersil pada saat ini telah
mengaplikasikan dokumentasi dan petunjuk pemakaian secara on-line. Aplikasi ini
pada umumnya telah memanfaatkan konsep hypermedia, vaitu pemakai dapat
mencari penjelasan lebib lanjut dari suatu Informasi yang diperlukan dengan
menekan button (yang tidak lain adalah link) untuk menuju rincian informasi yang
dimaksud.
2. Informasi Rujukan (Reference works):
Kamus, ensiklopedi dan berbagai buku pegangan merupakan sumber informasi
terkelompok yang sangat ideal bila diimplernentasikan dengan menggunakan konsep
hypermedia.
4
5. 3. Sistem Informasi Pariwisata (Tourist Information Service ):
Informasi mengenai pariwisata merupakan suatu sistern informasi yang luas
jangkauannya, namun dalam suatu saat seseorang hanya diperlukan sebagian informasi yang
ada.
4. Pemasaran secara online (Online marketing):
Hypermedia telah dimanfaatkan oleh berbagai peusahaan dalam memasarkan
produksinya secara internasional. Dengan memasang situs di jaringan WWW, konsumen
dapat diarahkan untuk membeli produk yang ditawarkan langsung dari terminalnya.
5. Sarana Pendukung Pengajaran (Teaching Support):
Bahan pengajaran. baik berupa catatan kuliah maupun buku text, merupakan bahan
yang sangat mungkin dibuat dalam bentuk hypermedia.
6. Sarana Komunikasi (Communication):
Berbagai pengumuman/pemberitahuan dan formulir isian / pendaftaran interaktif yang
merupakan sarana komunikasi telah banyak ditemui menggunakan teknologi hypermedia di
jaringan WWW.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Usaha mengatasi sistem E- Learning
Meskipun terdapat berbagai permasalahan, sistem E-Learning diharapkan akan tetap
memiliki manfaat yang sangat besar bagi dunia pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, dan
dengan kemauan yang keras dari para pihak yang terlibat untuk merealisasikan metode belajar
jarak jauh ini berbagai masalah tersebut bukanlah tidak mungkin untuk diselesaikan.
Berbagai hal yang mungkin dapat dilakukan secara bertahap umuk merealisasikan haI
tersebut adalah:
Menuliskan seluruh materi perkuliahan, baik isi maupun struktur dari mata kuliah
dalam suatu Buku Pedoman Akademik ( BPA ). Penyiapan materi kuliah secara tertulis
Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (
RPKPS), dan lain-lain. Buku Rancangan Belajar-Mengajar yang memuat RPKPS.
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan serta Skema Pokok Bahasan merupakan
langkah awal yang sangat baik untuk memulai pengajaran.
Memberikan sarana kepada para dosen untuk dapat mengakses ke jaringan global
Internet dan melatih mereka untuk mempersiapkan materi yang akan diajarnya dalam
bentuk hyperdocument, yaitu mengidentifikasikan node dan link yang perlu dibuat
dalam hyperdocument tersebut.
Untuk menghindari hal yang ditemui oleh Newmarch, dalam pengembangan materi
perkuliahan dianjurkan agar pada situs yang dipasang juga diberikan kegiatan yang harus
dikerjakan oleh mahasiswa secara mandiri.
Selain itu karena pendidikan tinggi merupakan kelanjutan dari pendidikan menegah
dan dasar, bekal yang dimiliki oleh seorang mahasiswa dalam tahap sebelumnya sangat
menentukan keberhasilan dari pendidikan yang tidak konvensional ini Kebiasaan belajar
mandiri sejak pendidikan menengah dan dasar merupakan modal besar yang diperlukan
untuk keberhasilan pendidikan bergaya digital ini.
5
6. 2. E-Learning Sebagai Pelengkap Pembelajaran Konvensional
Usaha menyelenggarakan kelas secara online telah dimulai di bebarapa universitas di
mancanegara seperti Virtual Classroom (VC) yang merupakan kelanjutan dari penelitian
tentang Electronic Information Exchange System (EIES). Meskipun pada awalnva usaha ini
akan menemui berbagai kesulitan. namun melalui VC tersebut. Hiltz memperlihatkan bahwa
pengajaran yang non konvensional mempunyai beberapa keunggulan. yaitu:
1.Kemampuan rata-rata mahasiswa yang mengikuti VC lebih baik dari pada
mahasiswa yang mengikuti kelas biasa.
2.Kepuasan mahasiswa yang mengikuti VC pada umumnva lebih baik dari pada mahasiswa yang
mengikuti kelas biasa termasuk merasa lebih banyak belajar. Dalarn hal materi. mahasiswa merasa
materi yang diberikan dalam VC lebih baik dibanding materi yang diberikan dalam kelas biasa.
Namun demikian. keunggulan dalam hal pertama. tidaklah semata-mata disebabkan karena
teknologi yang dipergunakan_ namun juga disebabkan karena peserta VC pada umumnva
mempunyai kesadaran belajar dan kemauan yang sangat keras dalarn mempelajari mata kuliah
yang diberikan.
Meskipun Newmarch meragukan akan efektifitas dari kuliah pada html. tetapi E-
Learning tetap bermanfaat terutama bagi mereka yang benar-benar ingin menambah ilmu.
namun hanva mempunyai sedikit waktu untuk menjalankan studinya. Hal ini sering
diadarni oleh para ibu yang berpotensi namun sibuk di rumah ataupun para pekerja yang
telah mempunyai pekerjaan tetap.
Kelebihan hypermedia dalam mendukung pendidikan ini juga memungkinkan bagi setiap
orang untuk mendidik dirinya dengan cara membaca bahan-bahan kuliah yang terbuka (tidak perlu
login ID dan password untuk masuk ke situs tersebut) di Internet. Meskipun administrasi model
pendidikan yang diusulkan ini juga menggunakan jaringan komunikasi melalui komputer. namun tidak
berarti segalanya dapat dilakukan melalui komputer. Dalam beberapa hal yang penting. seperti
pembuktian dokumen otentik (nasal: ijasah. raport, atau kartu tanda peduduk) pada proses penerimaan
mahasiswa letap memerlukan hubungan langsung antara mahasiswa dengan pihak administrasi.
Demikian pula halnva dalam transaksi keuangan. kontrol secara konvensional seperti: penyerahan
bukti pembayaran masih tetap diperlukan.
6
7. Dengan melihat perkembangan di atas. dapat dipercaya bahwa meluasnva cyber campus
atau E-Learning dalam dunia pendidikan di Indonesia hanva tinggal menunggu waktu. Meskipun
demikian. dengan berbagai kekurangan dan kelebihan dari model online ini dapal disimpulkan
bahwa pendidikan konvensional masih tetap diperlukan. Pendidikan denga cara ini hanyalah
merupakan pendidikan alternative atau pelengkap dari pendidikan konvensional. Selain itu
berdasarkan kenyataan bahwa model pendidikan ini memerlukan usaha mahasiswa yang lebih keras
dibanding dengan pendidikan konvensional. penulis berpendapat bahwa pada saat ini model
pendidikan ini dirasa lebih tepat apabila diterapkan untuk mahasiswa. yang benar-benar menyadari
pentingmya arti pendidikan seperti dalam jenjang pendidikan S2 atau S3.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian teoritis dan usaha dalam penyelesaian masalah maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :Potensi E-Learning untuk Memperluas Pembelajaran, yaitu :
E-Learning merupakan wujud sistem belajar online yang tidak tergantung pada keterbatasan
ruang. Pembelajaran online ini dirnaksudkan sebagai sarana yang menyelenggarakan pendidikan yang
tidak terlalu mengandalkan kontak langsung antara pendidik/pengajar dengan peserta didik/mahasiswa
yang berarti juga tidak memerlukan ruang khusus untuk membahas materi pembelajaran. Pengajaran di
kelas digantikan dengan pemberian materi yang dapat dibaca oleh mahasiswa. Bentuk pengajaran Iain
seperti diskusi, tanya jawab dan evaluasi dilakukan secara jarak jauh yang sernuanya dilakukan
melalui jaringan komputer.
E-Learning juga melaksanakan administrasi dan proses penerimaan mahasiswa yang
berbasis jaringan. Berbagai proses yang terjadi dalam kampus seperti: pendaftaran, evaluasi studi,
dan berbagai pengumuman lainnya dilakukan secara elektronis. Kurikulum yang ditawarkan dalam
cyber campus ini harus merupakan kurikulum yang dibuat berdasarkan system pendidikan yang
dikenal sebagai Sistem Kredit Semester (SKS), dimana setiap mata kuliah yang ditawarkan
mempunyai beban belajar tertentu. Untuk dapat melaksanakan disajikan dalam cyber campus,
kurikulum yang diajukan harus telah terdefinisi dengan baik, yaitu telah ada hubungan yang jelas
antara setiap mata kuliah yang ditawarkan, terutama dalam hubungan prasyarat.
Selain hubungan antar mata kuliah, isi dari mata kuliahpun harus telah terstruktur
dengan baik sehingga dari materi yang diajarkan tersebut dimungkinan umuk dibuat suatu
Electronics Text Book/Note.
Dari sifat dan kegunaan hypermedia yang telah diuraikan, mudah terlihat bahwa
hypermedia merupakan sarana pendidikan yang sangat baik dan dapat mengatasi beberapa
permasalahan yang sering terjadi pada pendidikan konvesional.
7
8. DAFTAR PUSTAKA
Andrews. K., F. Kappe dan H. Maurer. "Serving Information to the Web with Hypei Gi" The
Third International World Wide Web Conference. 1995. URL:
Djamarus D. "Model Pendidikan Terbuka dcngan Memanfaatkan Hypermedia' Proceedings.
The 1999 FTUI Seminar: Quality in Research 1999.
Maurer. H. "Hyperwave – The Next Generation Web Solution," Addison-Wesley, 1996.
Newmarch_, J. "Courseware on the Web: An Analysis of Student Use." Proceedings of AusWeb
97, the Third Australian World Wide Web Conference, 1997. URL: hap:/ ! 'auswcb.scu.cdu.aLl
proceed ings/ne wmarc fi/ paper.html
Arifin,Anwar, Menuju Pendidikan Bermutu, KEBIJAKAN NASIONAL PENDIDIKAN, Sebuah
Tinjauan Kritis, Seminar Nasional “ Upaya Peningkatan Daya Saing Global SDM Indonesia, FT,
UNJ, tahun 2007.
8