Elang Jawa merupakan burung endemik di Pulau Jawa yang populasinya hanya tersisa 600 ekor. Burung ini terancam punah karena kehilangan habitat akibat pembalakan liar dan konversi hutan menjadi lahan pertanian serta perburuan liar. Upaya konservasi perlu dilakukan untuk melindungi Elang Jawa.
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...Mujiyanto -
Taman Nasional Karimunjawa tersusun atas 3 komponen ekosistem utama, yaitu; ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove. Ketiganya merupakan habitat bagi berbagai jenis organisme, sebagai tempat untuk mencari makan (feeding ground), tempat pembesaran (nursery ground), ataupun tempat memijah (spawning ground). Di antara ketiga ekosistem tersebut, padang lamun merupakan ekosistem yang memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup biota-biota laut. Cacing laut (kelas Polychaeta) merupakan salah satu biota yang berasosiasi dengan padang lamun. Polychaeta berperan penting sebagai makanan hewan perairan dasar seperti ikan dan udang, pemakan hasil dekomposisi serasah lamun, pemakan bangkai, atau sebagai pemakan bahan organik partikulat, dan sangat baik sebagai indikator perairan karena memiliki jenis dan cara hidup yang sangat beragam. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2012 hingga Juni 2013 pada 3 lokasi di Pulau Parang (P. Kembar, Batu Merah, dan P. Kumbang). Metode yang digunakan dalam pengamatan lamun adalah metode visual menggunakan transek kuadran 1x1 m, sedangkan pengambilan sampel Polychaeta dilakukan menggunakan PVC corer (d = 6 cm, t = 50 cm). Sampel yang diperoleh disaring menggunakan saringan berukuran 0,5 mm kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel dan diberi formalin (10%) yang dicampur dengan Rose Bengal (1 gram/20 liter) untuk memberikan warna pada sitoplasma sehingga memudahkan pemilahan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 30 jenis Polychaeta dari 15 famili dan 967 individu. Indeks Keanekaragaman (H') termasuk dalam kategori sedang dengan kisaran 2.22 – 2.86. Indeks Keseragaman (E) berkisar antara 0.69 – 0.88,yang termasuk kategori sedang dan tinggi. Sedangkan Indeks Dominansi (C) berkisar antara 0.08 – 0.15 yang menunjukkan bahwa komunitas Polychaeta pada ekosistem padang lamun Pulau Parang cenderung stabil, dan tidak ada jenis yang mendominasi.
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...Mujiyanto -
Taman Nasional Karimunjawa tersusun atas 3 komponen ekosistem utama, yaitu; ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove. Ketiganya merupakan habitat bagi berbagai jenis organisme, sebagai tempat untuk mencari makan (feeding ground), tempat pembesaran (nursery ground), ataupun tempat memijah (spawning ground). Di antara ketiga ekosistem tersebut, padang lamun merupakan ekosistem yang memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup biota-biota laut. Cacing laut (kelas Polychaeta) merupakan salah satu biota yang berasosiasi dengan padang lamun. Polychaeta berperan penting sebagai makanan hewan perairan dasar seperti ikan dan udang, pemakan hasil dekomposisi serasah lamun, pemakan bangkai, atau sebagai pemakan bahan organik partikulat, dan sangat baik sebagai indikator perairan karena memiliki jenis dan cara hidup yang sangat beragam. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2012 hingga Juni 2013 pada 3 lokasi di Pulau Parang (P. Kembar, Batu Merah, dan P. Kumbang). Metode yang digunakan dalam pengamatan lamun adalah metode visual menggunakan transek kuadran 1x1 m, sedangkan pengambilan sampel Polychaeta dilakukan menggunakan PVC corer (d = 6 cm, t = 50 cm). Sampel yang diperoleh disaring menggunakan saringan berukuran 0,5 mm kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel dan diberi formalin (10%) yang dicampur dengan Rose Bengal (1 gram/20 liter) untuk memberikan warna pada sitoplasma sehingga memudahkan pemilahan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 30 jenis Polychaeta dari 15 famili dan 967 individu. Indeks Keanekaragaman (H') termasuk dalam kategori sedang dengan kisaran 2.22 – 2.86. Indeks Keseragaman (E) berkisar antara 0.69 – 0.88,yang termasuk kategori sedang dan tinggi. Sedangkan Indeks Dominansi (C) berkisar antara 0.08 – 0.15 yang menunjukkan bahwa komunitas Polychaeta pada ekosistem padang lamun Pulau Parang cenderung stabil, dan tidak ada jenis yang mendominasi.
Power Point Sistem Pencernaan pada Hewan Vertebrata: Ikan (Pisces)(Penjelasan Singkat)
Berisi materi bahasan mengenai sistem pencernaan tentang hewan vertebrata. Salah satunya yaitu ikan (Pisces)
Power Point Sistem Pencernaan pada Hewan Vertebrata: Ikan (Pisces)(Penjelasan Singkat)
Berisi materi bahasan mengenai sistem pencernaan tentang hewan vertebrata. Salah satunya yaitu ikan (Pisces)
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. ELANG JAWA
Elang Jawa (Spizaetus
bartelsi) merupakan salah Burung ini merupakan
satu spesies elang endemik burung pemangsa (raptor)
di Pulau Jawa. berukuran sedang sampai
besar, langsing, dengan
panjang tubuh sekitar 60-70
cm dan tergolong keluarga
Accipitridae.
IDENTIFIKASI DAN EKOSISTEM
presentasioke.blogspot.com
4. ELANG JAWA
Elang Jawa dianggap identik
dengan Garuda yang
merupakan simbol dari
negara Republik Indonesia.
Sejak tahun 1992 burung
Elang Jawa ditetapkan
sebagai maskot dari satwa
langka Indonesia.
IDENTIFIKASI DAN EKOSISTEM
presentasioke.blogspot.com
5. ELANG JAWA
Kepala berwarna kadru (coklat
kemerahan) yang memiliki
jambul yang terlihat menonjol
(dengan beberapa bulu yang
panjangnya bisa mencapai 12
cm, tentunya sama dengan
lambang garuda yang juga
memiliki jambul) serta tengkuk
yang berwarna coklat
kekuningan (Jika terkena sinar
matahari biasanya terlihat
keemasan).
CIRI-CIRI
presentasioke.blogspot.com
6. CIRI-CIRI ELANG JAWA
Sayap dan bagian punggung
berwarna coklat agak gelap.
Kerongkongan berwarna
keputihan dan pada bagian
tengahnya ada garis hitam yang
membujur.
Memiliki jambul yang berwarna
hitam dengan warna putih pada
ujungnya
Memiliki kumis dan mahkota yang
berwarna hitam
presentasioke.blogspot.com
7. ELANG JAWA
CIRI-CIRI
Pada arah dada, di atas warna kuning kecoklatan pucat
ada di atas warna kuning kecoklatan pucat sedangkan
di sebelah bawahnya lagi berubah menjadi pola coret-
coret (garis) rapat melintang merah sawo matang
sampai kecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-
bulu perut dan kaki
Bagian kaki mempunyai bulu yang menutup tungkai
hingga dekat ke pangkal jari
presentasioke.blogspot.com
8. ELANG JAWA
CIRI-CIRI
Ekor berwarna kecoklatan
dengan empat garis gelap
dan lebar melintang yang
terlihat jelas di sisi bawah,
ujung ekor bergaris putih
tipis. Untuk burung Elang
Jawa Betina mempunyai
warna bulu yang hampir
sama namun sedikit lebih
besar.
presentasioke.blogspot.com
9. CIRI-CIRI ELANG JAWA
Paruh berwarna kehitaman
Daging di pangkal paruh (sera)
berwarna kekuningan
Kaki dan jari berwarna kekuningan
presentasioke.blogspot.com
10. Burung Elang Jawa muda
mempunyai leher, kepala,
dan sisi bawah tubuh yang
berwarna coklat kayu
manis terang, tanpa garis-
garis atau coretan.
Suara mereka nyaring
tinggi, berulang-ulang,
berbunyi "klii-iiw" atau "ii-
iiiw", bervariasi antara satu
hingga tiga suku kata. Atau
bunyi bernada tinggi dan
cepat "kli-kli-kli-kli-kli".
presentasioke.blogspot.com
12. ELANG JAWA
POPULASI DAN PENYEBARAN
Burung Elang Jawa ( latin : Spizaetus Bartelsi) ini
mempunyai bentuk yang gagah, sayang populasinya hanya
tinggal 600 ekor saja.
Populasi burung ini tersebar hampir merata di sekitar
hutan di pulau jawa seperti di gunung slamet, gunung
salak, gunung anjasmoro, gunung kawi, taman nasional
baluran, taman nasional alas purwo taman nasional
gunung halimun, taman nasional gede pangrango dan
taman nasional muara betiri.
presentasioke.blogspot.com
13. ELANG JAWA
Burung khas Indonesia ini,
hidup di hutan tropis, dataran
rendah maupun di daerah yang
lebih tinggi. Burung ini juga
menyukai daerah berlereng.
Pada umumnya tempat tinggal
elang jawa sukar untuk dicapai,
meski tidak selalu jauh dari
lokasi aktivitas manusia.
POPULASI DAN PENYEBARAN
presentasioke.blogspot.com
14. ELANG JAWA
Mereka tersebar di Pulau
Jawa, mulai dari ujung
barat di Ujung Kulon
sampai ujung timur di
Semenanjng Blambangan
Purwo.
POPULASI DAN PENYEBARAN
presentasioke.blogspot.com
15. Burung pemangsa ini berburu
dari tempat bertenggernya di
pohon-pohon tinggi dalam
hutan. Mereka akan
menyergap berbagai
mangsanya yang berada di
dahan pohon maupun yang di
atas tanah, seperti reptil,
burung, ayam, dan mamalia
kecil seperti kelelawar, tupai,
musang, dan monyet.
presentasioke.blogspot.com
16. POPULASI DAN PENYEBARAN - ELANG JAWA
Habitat burung Elang Jawa hanya terbatas
di Pulau Jawa, terutama di wilayah-wilayah
dengan hutan primer dan di daerah
perbukitan berhutan pada peralihan
dataran rendah dengan pegunungan.
Bahkan saat ini, habitat burung ini
semakin menyempit akibat minimnya
ekosistem hutan akibat perusakan oleh
manusia, dampak pemanasan global, dan
dampak pestisida.
presentasioke.blogspot.com
17. POPULASI DAN PENYEBARAN - ELANG JAWA
Di Jawa Barat, Elang Jawa hanya
terdapat di Gunung Pancar, Gunung
Salak, Gunung Gede Pangrango,
Papandayan, Patuha dan Gunung
Halimun. Di Jawa Tengah Elang Jawa
terdapat di Gunung Slamet, Gunung
Ungaran, Gunung Muria, Gunung
Lawu, dan Gunung Merapi,
sedangkan Di Jawa Timur terdapat
di Merubetiri, Baluran, Alas Purwo,
Taman Nasional Bromo-Tengger-
Semeru, dan Wilis
presentasioke.blogspot.com
19. ELANG JAWA
Elang Jawa adalah salah
satu yang paling langka dari
semua jenis raptor.
Elang Jawa diyakini suatu
spesies monogami.
ANCAMAN KEPUNAHAN
Betina biasanya meletakkan
satu telur di sarang tinggi di
atas pohon hutan.
presentasioke.blogspot.com
20. Makanannya biasanya
adalah
burung, kadal, kelelawar
ANCAMAN KEPUNAHAN buah dan mamalia kecil.
Elang Jawa populasinya kian
terancam, karena terus
menerus kehilangan
habitatnya.
ELANG JAWA
presentasioke.blogspot.com
21. Jumlahnya sulit berkembang apalagi ANCAMAN
ditambah elang Jawa biasanya hanya KEPUNAHAN
bertelur satu butir saja di setiap ELANG JAWA
sarangnya yang dierami selama 47 hari.
Pembalakan liar dan konversi hutan
menjadi lahan pertanian telah merusak
habitat mereka.
Selain itu, elang ini juga terus diburu
orang untuk diperjual belikan di pasar
gelap sebagai satwa peliharaan.
presentasioke.blogspot.com
22. ANCAMAN KEPUNAHAN
Karena kelangkaannya,
memelihara burung ini
seolah menjadi kebanggaan
tersendiri, dan pada
gilirannya menjadikan harga
burung ini melambung
tinggi.
ELANG JAWA
presentasioke.blogspot.com
23. ELANG JAWA Karena terus menerus
kehilangan habitat, ukuran
populasi kecil, jangkauan
terbatas dan hanya berburu di
beberapa daerah, populasi
burung Elang Jawa di alam
bebas diperkirakan tinggal 600
ekor.
Badan Konservasi Dunia
Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengategorikannya terancam
ANCAMAN KEPUNAHAN punah.
presentasioke.blogspot.com
24. Konvensi Perdagangan
Internasional untuk Flora
dan Fauna yang Terancam
ANCAMAN KEPUNAHAN
Punah memasukkannya
dalam Apendiks 1 yang
berarti mengatur
perdagangannya ekstra
ketat.
ELANG JAWA
presentasioke.blogspot.com
25. ANCAMAN KEPUNAHAN - ELANG JAWA
Berdasarkan kriteria keterancaman
terbaru dari IUCN, Elang Jawa
dimasukan dalam kategori
Endangered atau “Genting” (Collar et
al., 1994, Shannaz et al., 1995).
Melalui Keputusan Presiden Nomor 4
Tahun 1993 tentang Satwa dan
Bunga Nasional, Pemerintah RI
mengukuhkan Elang Jawa sebagai
wakil satwa langka dirgantara.
presentasioke.blogspot.com