Ekstraksi pelarut merupakan metode pemekatan yang paling banyak digunakan yang berkaitan dengan penentuan komposisi, struktur, dan sifat senyawa yang dipisahkan serta kebergantungan ekstraksi logam-logam pada komposisi fasa aqueous dan jenis ekstraktan. Terdapat beberapa teknik ekstraksi seperti ekstraksi batch, kontinyu, dan counter-current.
Laporan ini membahas tentang ekstraksi logam nikel dari campuran dengan menggunakan teknik ekstraksi pelarut. Tujuannya adalah memisahkan Ni dan menentukan kadarnya. Ni diekstraksi ke dalam khloroform dengan membentuk kompleks Ni(DMG)2 yang stabil dan tidak bermuatan. Kadar Ni ditentukan dengan spektrofotometri berdasarkan hukum Beer-Lambert. Hasilnya menunjukkan konsentrasi Ni dalam tiga sampel air
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari sampel berdasarkan kelarutannya pada pelarut tertentu. Teknik ekstraksi digunakan untuk pemisahan cepat dan bersih baik untuk analisis maupun pekerjaan preparatif. Terdapat dua jenis ekstraksi utama yaitu ekstraksi cair-cair yang menggunakan pelarut dan ekstraksi padat-cair menggunakan soxhlet. Pemilihan pelarut yang tepat dipengaruhi oleh faktor se
Dokumen tersebut membahas tentang ekstraksi pelarut sebagai metode pemisahan zat yang didasarkan pada perbedaan koefisien distribusi antara dua pelarut yang tidak bercampur. Metode ini digunakan untuk menentukan koefisien distribusi asam asetat dalam sistem pelarut organik dan air. Dilakukan ekstraksi satu kali dan dua kali untuk mendapatkan koefisien distribusi masing-masing sebesar 0,0028 dan 0,009.
Laporan ini membahas tentang ekstraksi logam nikel dari campuran dengan menggunakan teknik ekstraksi pelarut. Tujuannya adalah memisahkan Ni dan menentukan kadarnya. Ni diekstraksi ke dalam khloroform dengan membentuk kompleks Ni(DMG)2 yang stabil dan tidak bermuatan. Kadar Ni ditentukan dengan spektrofotometri berdasarkan hukum Beer-Lambert. Hasilnya menunjukkan konsentrasi Ni dalam tiga sampel air
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari sampel berdasarkan kelarutannya pada pelarut tertentu. Teknik ekstraksi digunakan untuk pemisahan cepat dan bersih baik untuk analisis maupun pekerjaan preparatif. Terdapat dua jenis ekstraksi utama yaitu ekstraksi cair-cair yang menggunakan pelarut dan ekstraksi padat-cair menggunakan soxhlet. Pemilihan pelarut yang tepat dipengaruhi oleh faktor se
Dokumen tersebut membahas tentang ekstraksi pelarut sebagai metode pemisahan zat yang didasarkan pada perbedaan koefisien distribusi antara dua pelarut yang tidak bercampur. Metode ini digunakan untuk menentukan koefisien distribusi asam asetat dalam sistem pelarut organik dan air. Dilakukan ekstraksi satu kali dan dua kali untuk mendapatkan koefisien distribusi masing-masing sebesar 0,0028 dan 0,009.
1. Ekstraksi cair-cair adalah pemisahan komponen dari suatu campuran cair dengan mengontakkan pada cairan lain berdasarkan perbedaan kelarutan komponen.
2. Metode ini melibatkan pencampuran antara campuran dengan solven, pemisahan dua fasa yang terbentuk, dan pengambilan kembali solven dari setiap fasa.
3. Jenis ekstraksi cair-cair meliputi fisis, kimiawi yang melibatkan pertukaran ion
Praktikum ini meliputi standarisasi larutan Na-EDTA dan penentuan kesadahan total air dengan titrasi kompleksometri menggunakan EDTA sebagai titran. EDTA akan membentuk kompleks dengan ion logam Ca2+ dan Mg2+ dalam sampel, mengubah warna dari merah ke biru pada titik akhir titrasi menggunakan indikator Eriochrome Black T. Hasil titrasi digunakan untuk menghitung kadar Ca2+ dan Mg2+ sebagai
Alkana adalah senyawa organik yang tidak mengandung gugus fungsi dan umumnya nonpolar serta tidak reaktif. Mereka dapat diubah menjadi lebih berguna dalam sintesis organik melalui fungsionalisasi, yaitu penambahan gugus fungsi ke rantai karbon mereka. Reaksi utama alkana termasuk pembakaran, halogenasi, oksidasi, dan reduksi.
Dokumen tersebut merangkum tentang ilmu kimia dan konsep-konsep dasarnya seperti zat murni, senyawa, campuran, ikatan kimia, larutan, dan hukum-hukum dasar kimia. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, kovalen, dan koordinasi serta sifat-sifat senyawa yang dihasilkan.
Ilmu kimia tanah membahas komposisi, struktur, sifat, dan proses kimia bahan dan senyawa dalam tanah. Tujuannya adalah memahami komponen organik dan anorganik tanah serta mekanisme reaksi untuk mengembangkan teknologi pengelolaan tanah yang berkelanjutan. Prinsip dasar kimia tanah meliputi teori atom, ikatan ion, satuan SI, dan interaksi larutan.
Suatu metode pemisahan dimana komponen yang akan dipisahkan terdistribusi di antara 2 fasa yaitu fasa diam berupa molekul air yang terikat pada selulosa kertas dan fasa geraknya berupa zat cair
Dokumen tersebut membahas tentang rumus dan konsep dasar kimia SMA, meliputi penentuan kadar zat dalam campuran, perubahan materi, atom dan struktur atom, sistem periodik unsur, ikatan kimia, stoikiometri, laju reaksi, dan hukum-hukum dasar kimia.
Dokumen tersebut membahas spektroskopi massa, yaitu teknik analisis kimia untuk menentukan struktur molekul berdasarkan rasio massa terhadap muatan. Teknik ini bekerja dengan membombardir sampel dengan elektron berenergi tinggi sehingga terbentuk ion molekul yang kemudian dipecah menjadi fragmen yang dipisahkan berdasarkan rasio massa terhadap muatannya. Analisis pola fragmen dapat digunakan untuk meramalkan struk
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan konsentrasinya. Ia menjelaskan komponen larutan, proses pembentukannya, dan berbagai macam konsentrasi seperti persen berat, fraksi mol, molaritas, molalitas dan normalitas. Dokumen tersebut juga menjelaskan sifat koligatif larutan dan contoh soal perhitungan konsentrasi.
Dokumen ini membahas tentang senyawa hidrokarbon, terutama alkana, alkena, dan alkuna. Memberikan penjelasan tentang rumus umum, struktur, dan penamaan masing-masing senyawa tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu kimia sebagai ilmu yang mempelajari komposisi, struktur, dan sifat zat serta perubahan dan interaksinya. Dibahas pula tentang materi, unsur, senyawa, campuran, larutan, suspensi, koloid, teori atom Dalton, partikel subatom, konfigurasi elektron, dan hukum-hukum dalam kimia seperti hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap.
1. Ekstraksi cair-cair adalah pemisahan komponen dari suatu campuran cair dengan mengontakkan pada cairan lain berdasarkan perbedaan kelarutan komponen.
2. Metode ini melibatkan pencampuran antara campuran dengan solven, pemisahan dua fasa yang terbentuk, dan pengambilan kembali solven dari setiap fasa.
3. Jenis ekstraksi cair-cair meliputi fisis, kimiawi yang melibatkan pertukaran ion
Praktikum ini meliputi standarisasi larutan Na-EDTA dan penentuan kesadahan total air dengan titrasi kompleksometri menggunakan EDTA sebagai titran. EDTA akan membentuk kompleks dengan ion logam Ca2+ dan Mg2+ dalam sampel, mengubah warna dari merah ke biru pada titik akhir titrasi menggunakan indikator Eriochrome Black T. Hasil titrasi digunakan untuk menghitung kadar Ca2+ dan Mg2+ sebagai
Alkana adalah senyawa organik yang tidak mengandung gugus fungsi dan umumnya nonpolar serta tidak reaktif. Mereka dapat diubah menjadi lebih berguna dalam sintesis organik melalui fungsionalisasi, yaitu penambahan gugus fungsi ke rantai karbon mereka. Reaksi utama alkana termasuk pembakaran, halogenasi, oksidasi, dan reduksi.
Dokumen tersebut merangkum tentang ilmu kimia dan konsep-konsep dasarnya seperti zat murni, senyawa, campuran, ikatan kimia, larutan, dan hukum-hukum dasar kimia. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, kovalen, dan koordinasi serta sifat-sifat senyawa yang dihasilkan.
Ilmu kimia tanah membahas komposisi, struktur, sifat, dan proses kimia bahan dan senyawa dalam tanah. Tujuannya adalah memahami komponen organik dan anorganik tanah serta mekanisme reaksi untuk mengembangkan teknologi pengelolaan tanah yang berkelanjutan. Prinsip dasar kimia tanah meliputi teori atom, ikatan ion, satuan SI, dan interaksi larutan.
Suatu metode pemisahan dimana komponen yang akan dipisahkan terdistribusi di antara 2 fasa yaitu fasa diam berupa molekul air yang terikat pada selulosa kertas dan fasa geraknya berupa zat cair
Dokumen tersebut membahas tentang rumus dan konsep dasar kimia SMA, meliputi penentuan kadar zat dalam campuran, perubahan materi, atom dan struktur atom, sistem periodik unsur, ikatan kimia, stoikiometri, laju reaksi, dan hukum-hukum dasar kimia.
Dokumen tersebut membahas spektroskopi massa, yaitu teknik analisis kimia untuk menentukan struktur molekul berdasarkan rasio massa terhadap muatan. Teknik ini bekerja dengan membombardir sampel dengan elektron berenergi tinggi sehingga terbentuk ion molekul yang kemudian dipecah menjadi fragmen yang dipisahkan berdasarkan rasio massa terhadap muatannya. Analisis pola fragmen dapat digunakan untuk meramalkan struk
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan konsentrasinya. Ia menjelaskan komponen larutan, proses pembentukannya, dan berbagai macam konsentrasi seperti persen berat, fraksi mol, molaritas, molalitas dan normalitas. Dokumen tersebut juga menjelaskan sifat koligatif larutan dan contoh soal perhitungan konsentrasi.
Dokumen ini membahas tentang senyawa hidrokarbon, terutama alkana, alkena, dan alkuna. Memberikan penjelasan tentang rumus umum, struktur, dan penamaan masing-masing senyawa tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu kimia sebagai ilmu yang mempelajari komposisi, struktur, dan sifat zat serta perubahan dan interaksinya. Dibahas pula tentang materi, unsur, senyawa, campuran, larutan, suspensi, koloid, teori atom Dalton, partikel subatom, konfigurasi elektron, dan hukum-hukum dalam kimia seperti hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Karakteristik Ekstraksi Pelarut
Metode yang paling banyak digunakan & dikembangkan
sederhana & cepat
Umumnya berkaitan dengan:
1. penentuan komposisi, struktur, dan sifat senyawa
yang dipisahkan
2. kebergantungan ekstraksi logam-logam pada komposisi
fasa aqueous
3. jenis ekstraktan,
4. konsentrasi dari unsur-unsur yang dipisahkan
5. suhu
3. Karakteristik Ekstraksi Pelarut
Metode yang sesuai untuk pemekatan absolut dan relatif
digunakan untuk pemisahan unsur runutan secara selektif/
kelompok
Pengaturan kondisi ekstraksi sangat penting dalam
menentukan keberhasilan ekstraksi
Perlu dicari kondisi ekstraksi pengaruh pH, konsentrasi,
reagen
Metode pemekatan dengan efisiensi tinggi yang diikuti
dengan berbagai metode penentuan
4. 1. Distribusi zat terlarut antara 2 fasa cair yang tidak saling
bercampur (umumnya satu fasa air dan lainnya fasa organik)
2. Kondisi kesetimbangan perbandingan konsentrasi zat dalam
kedua fasa nilainya konstan tidak bergantung pada
konsentrasi total zat
3. Tetapan distribusi/ tetapan partisi KD = C1 / C2
4. C1 dan C2 adalah konsentrasi kesetimbangan dari zat yang
terdistribusi dalam kedua fasa dalam satu bentuk yang sama
(tidak bergantung konsentrasi)
Prinsip Ekstraksi
5. 1. Kesetimbangan ekstraksi lebih kompleks terjadi disosiasi dan
asosiasi; solvasi dan hidrolisis, pembentukkan kompleks
polinuclear, dan lain-lain sistem ekstraksi tertentu dapat
dinyatakan dengan hukum distribusi
2. Pengelompokkan sistem ekstraksi berdasarkan senyawa yang
pergi ke fasa organik
a) Senyawa koordinasi netral tak-tersolvasi dengan ikatan
kovalen (GeCl4, AsI3, OsO4) selektif dengan pelarut inert
b) Kelat yang dibentuk antara ion logam dengan reagen
yang mengandung sekurang-kurangnya 2 atom (misalnya:
O, N, S) yang dapat berkoordinasi dengan logam.
paling luas digunakan untuk pemekatan runutan
C) Senyawa kompleks koordinasi tersolvasi netral (mixed
complex) misal: ScCl3(TBP)3 atau UO2Br2(TBPO)2
( TBP = tri-n-butil fosfat, TBPO = tri-n-butil fosfin oksida )
6. Senyawa kompleks koordinasi tersolvasi netral
(mixed complex)
Keterangan:
anion anorganik yang berada dalam fasa aqueous bersama-sama
molekul ekstraktan berkoordinasi internal dengan atom logam
Senyawa jenis ini lebih baik diekstraksi dengan pelarut yang
berperan sebagai donor aktif yang mempunyai kemampuan untuk
berkoordinasi dengan logam.
D) Asosiasi Ion Tak-tersolvasi secara Koordinatif
Garam-garam kompleks kation yang besar terekstrak dengan
adanya counter ion
Misalnya: FeL3
2+ dapat terekstrak dengan adanya counter ion yang
sesuai (misal: ClO4
-)
7. Karakteristik Khusus untuk Ekstraksi
1. Koefisien Distribusi D = konsentrasi total analitis di fasa organik
konsentrasi total analitis di fasa air
D = Co
Cw
Tidak memperhitungkan bentuk unsur yang ada
Faktor pemisah untuk A dan B dinyatakan dengan:
S = DA / DB (DA > DB)
% Recovery derajat ekstraksi zat ke fasa organik
R (%) = 100 D
D + Vw/ Vo
8. Jika Vw = Vo maka:
R (%) = 100 D
D + 1
Tetapan ekstraksi penting dalam memilih kondisi
pemekatan
2. Ekstraksi Runutan
Syarat: matriks tidak bereaksi dengan reagen atau
matriks ditutup dengan masking / dihilangkan
dengan cara lain misalnya dengan penguapan
9. 2.1. Pembentukkan Kelat: M An
Mn+ + n HA (w) ↔ M An(w) + nH+
HA(w) ↔ H+ + A-
n
K HA
Fasa Organik
Fasa Air
HA (o)
KD (HA)
M An (o)
KD (MA)
HA (aq) M An (aq)
Kex =
[M An]o
[Mn+]w
[H+]n
[HA]n
o
10. Kesetimbangan ekstraksi melalui pembentukkan kelat, sebagai
berikut ;
Karakteristik kelat adalah koefisien distribusinya tinggi, walaupun
kelarutan dalam pelarut organik rendah; dan cukup untuk
mengekstrak runutan
Mn+ + n HA (o) ↔ M An (o) + nH+
Log D = Log Keks + nlog [HA]o + npH
Kex =
[M An]o
[Mn+]w
[H+]n
[HA]n
o
2.1. Pembentukkan Kelat: M An
Kd = D =
[M An]o
[Mn+]w
11. Tetapan ekstraksi bergantung pada:
Kex = βn . KD.MA . Kn
HA
Kn
D.HA
Keterangan:
βn = tetapan kestabilan kompleks
Kn
HA = tetapan disosiasi ligan atau reagen
KD.MA = tetapan distribusi kompleks
Kn
D.HA = tetapan distribusi ligan atau reagen
Makin tinggi kestabilan kompleks dan makin besar tetapan
distribusinya ekstraksi lebih baik
Makin tinggi keasaman reagen, makin tinggi ekstraksinya
12. Hubungan ekstraksi dan konsentrasi reagen:
penting dalam memilih kondisi pemekatan
pH fasa air konstan hubungan log D VS Konsentrasi
kesetimbangan reagen linier
• Konsentrasi runutan <<< konsentrasi pengompleks dalam
kesetimbangan konsentrasi awal reagen dengan nilai KD tinggi
• Derajat ekstraksi bertambah dengan meningkatnya konsentrasi
reagen (kondisi lain dibuat tetap)
Slop = n
Log D
Log [HA]o
Dalam menentukan kondisi ekstraksi perlu diperhitungkan:
Koefisien distribusi logam
dalam bentuk kelat Vs
konsentrasi kesetimbanagn
reagen pada fasa organik
(pH konstan)
13. Hubungan Ekstraksi dengan pH
• Pengontrolan [H+] lebih penting
• Log D = Log Kex + n.Log [HA]0 + npH jika konsentrasi
kesetimbangan reagen pada fasa organik adalah konstan
hubungan log D VS pH linier dengan slope n
Nilai n menggambarkan apa?
14. Hubungan Ekstraksi dengan pH yang Terbatas
Kebergantungan ekstraksi pada pH terbatas tidak selalu linier
Kenaikan pH, selain Mn+ terdapat M A+
n-1 dan selanjutnya M An
dan ion kompleks M A-
n-1 sehingga ekstraksi menurun
Informasi ini memberikan gambaran kondisi ekstraksi terbaik
dimana?
15. Hubungan % E (Recovery) vs pH
Bentuk kurva S dengan kemiringan tertentu bergantung pada
muatan ion dan komposisi kelat pemilihan kondisi pemisahan
yang memungkinkan pemekatan individu/ kelompok
Bagaimana dapat ditentukan kondisi pemisahan untuk individu atau
kelompok
16. 2.2. Koordinasi pada Kelat
1. Kompleks koordinasi tak jenuh ion pusat (logam) dapat
berkoordinasi dengan ligan netral (seperti air) dalam inner
coordnation sphere jenis pelarut berpengaruh pada ekstraksi.
2. Kompleks koordinasi jenuh terekstraksi dengan berbagai pelarut
3. Reagen pengkelat untuk pemekatan kelompok :
Dithiocarbamate, dithizone, 8-hidroksiquinolin
Mengisolasi unsur-unsur runutan sebanyak mungkin perlu
informasi untuk meminimalkan gangguan
17. 4. Komposisi Fasa Air
1. mempengaruhi efisiensi ekstraksi kelat
2. Konsentrasi garam terlalu tinggi
berpengaruh pada kesetimbangan, misalnya:
3. Konsentrasi anion terlalu tinggi a) masking,
ekstraksi menurun, b) % E meningkat untuk
anion-anion yang besar (kelat kationik)
18. Senyawa Koordinasi Netral Tersolvasi
Merupakan kompleks campuran yang mengandung ligan anorganik
dan reagen ekstraksi yang netral tipe MXnLm (M = logam, L =
reagen ekstraksi, X = anion anorganik)
Persamaan ekstraksi:
Mn+
(w) + nX-
(w) + mL(o)= MXnLm (o)
Jika koefisien aktivitas diabaikan persamaan menjadi:
D = Kex . [X-]n
(w) [L]m
(o)
Log D = Log Keks + nLog [X-](w) + mLog[L](o)
Kex =
[Mn+]w [X-]n
(w) [L]m
(o)
[MXnLm]o
=
[X-]n
(w) [L]m
(o)
D
• Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan komposisi
senyawa yang terekstraksi
19. Senyawa Koordinasi Netral Tersolvasi
1. Mekanisme yang digunakan adalah membuat beberapa ekstraktan
netral trifenilfosfin, amina aromatik, tributil fosfat, derivat thiourea
dan sulfida organik
2. Senyawa tersebut digunakan untuk memekatkan sejumlah runutan
logam baru (noble metals). Contohnya:
a) Larutan Difenil-thiourea dalam kloroform untuk ekstraksi perak,
merkuri, emas, dan tembaga
b) di-o-tolil-thiourea untuk ekstraksi Pd, Pt, Rh, dan Ir dari larutan
klorida yang mengandung Sn(II)klorida
c) sulfida organik untuk ekstraksi emas, perak, paladium, dan merkuri
20. Asosiasi Ion
Ekstraksi berupa spesies tidak bermuatan yang terbentuk oleh
gabungan ion-ion akibat antaraksi gaya elektrostatik.
Banyak digunakan untuk pemisahan kompleks logam asam
(halida asam).
Kondisi ekstraksinya adalah kemampuan ekstraktan untuk
terprotonisasi dalam media asam atau berada dalam bentuk
kation.
Ekstraksi Senyawa untuk Tipe HmMXn+m
M = logam
X = ligan elektronegatif bermuatan tunggal (florida, klorida,sianida)
n = muatan ion logam
Kompleks asam hanya dapat terekstraksi dengan highly basic
oxygen containing extractants, keton, eter, ester, amina. Pelarut-
pelarut inert seperti benzena atau kloroform tidak dapat
mengekstrak.
22. 1. Ekstraksi matrik sangat luas dan penting untuk kepentingan
analisis.
2. Kapasitas fasa organik harus tinggi & ekstraksi cukup selektif
bagi unsur runutan agar tetap berada keseluruhan di fase air.
3. Kelat logam kurang baik untuk tujuan ini kelarutannya sedang
dalam fase organik
4. Asosiasi ion dan koordinasi netral tersolvasi dapat digunakan.
5. Teknik ini baik digunakan pada analisis logam dan aliasi, garam
sederhana dan oksida.
6. Ekstraksi matrik jarang digunakan dalam analisis bahan alam
seperti batuan atau contoh biologi.
Ekstraksi Matriks
23. Teknik-Teknik Ekstraksi
Ada beberapa teknik ekstraksi yang umum
digunakan pada proses pemisahan :
1.Ekstraksi batch
2.Ekstraksi kontinyu
3.Ekstraksi counter-current
4.Ekstraksi kromatografi
24. Ekstraksi Batch
Merupakan cara yang paling sederhana
Dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang
tidak bercampur dengan pelarut semula pengocokan
sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi spesies
yang akan diekstrak pada kedua lapisan.