SlideShare a Scribd company logo
Ekstraksi Pelarut
(Solvent Extraction)
1. Karakteristik ekstraksi pelarut sebagai metode
pemekatan
2. Ekstraksi runutan
• Pembentukkan kelat
• Pembentukkan senyawa koordinasi tersolvasi
netral
• Pembentukkan asosiasi ion
3. Ekstraksi matriks
4. Teknik-teknik ekstraksi
5. Ekstraksi kromatografi
Karakteristik Ekstraksi Pelarut
 Metode yang paling banyak digunakan & dikembangkan 
sederhana & cepat
 Umumnya berkaitan dengan:
1. penentuan komposisi, struktur, dan sifat senyawa
yang dipisahkan
2. kebergantungan ekstraksi logam-logam pada komposisi
fasa aqueous
3. jenis ekstraktan,
4. konsentrasi dari unsur-unsur yang dipisahkan
5. suhu
Karakteristik Ekstraksi Pelarut
 Metode yang sesuai untuk pemekatan absolut dan relatif 
digunakan untuk pemisahan unsur runutan secara selektif/
kelompok
Pengaturan kondisi ekstraksi sangat penting dalam
menentukan keberhasilan ekstraksi
Perlu dicari kondisi ekstraksi  pengaruh pH, konsentrasi,
reagen
 Metode pemekatan dengan efisiensi tinggi yang diikuti
dengan berbagai metode penentuan
1. Distribusi zat terlarut antara 2 fasa cair yang tidak saling
bercampur (umumnya satu fasa air dan lainnya fasa organik)
2. Kondisi kesetimbangan  perbandingan konsentrasi zat dalam
kedua fasa nilainya konstan  tidak bergantung pada
konsentrasi total zat
3. Tetapan distribusi/ tetapan partisi  KD = C1 / C2
4. C1 dan C2 adalah konsentrasi kesetimbangan dari zat yang
terdistribusi dalam kedua fasa dalam satu bentuk yang sama
(tidak bergantung konsentrasi)
Prinsip Ekstraksi
1. Kesetimbangan ekstraksi lebih kompleks  terjadi disosiasi dan
asosiasi; solvasi dan hidrolisis, pembentukkan kompleks
polinuclear, dan lain-lain  sistem ekstraksi tertentu dapat
dinyatakan dengan hukum distribusi
2. Pengelompokkan sistem ekstraksi berdasarkan senyawa yang
pergi ke fasa organik
a) Senyawa koordinasi netral tak-tersolvasi dengan ikatan
kovalen (GeCl4, AsI3, OsO4)  selektif dengan pelarut inert
b) Kelat  yang dibentuk antara ion logam dengan reagen
yang mengandung sekurang-kurangnya 2 atom (misalnya:
O, N, S) yang dapat berkoordinasi dengan logam.
 paling luas digunakan untuk pemekatan runutan
C) Senyawa kompleks koordinasi tersolvasi netral (mixed
complex) misal: ScCl3(TBP)3 atau UO2Br2(TBPO)2
( TBP = tri-n-butil fosfat, TBPO = tri-n-butil fosfin oksida )
Senyawa kompleks koordinasi tersolvasi netral
(mixed complex)
Keterangan:
 anion anorganik yang berada dalam fasa aqueous bersama-sama
molekul ekstraktan  berkoordinasi internal dengan atom logam
 Senyawa jenis ini lebih baik diekstraksi dengan pelarut yang
berperan sebagai donor aktif yang mempunyai kemampuan untuk
berkoordinasi dengan logam.
D) Asosiasi Ion Tak-tersolvasi secara Koordinatif
 Garam-garam kompleks kation yang besar terekstrak dengan
adanya counter ion
 Misalnya: FeL3
2+ dapat terekstrak dengan adanya counter ion yang
sesuai (misal: ClO4
-)
Karakteristik Khusus untuk Ekstraksi
1. Koefisien Distribusi D = konsentrasi total analitis di fasa organik
konsentrasi total analitis di fasa air
D = Co
Cw
Tidak memperhitungkan bentuk unsur yang ada
 Faktor pemisah untuk A dan B dinyatakan dengan:
S = DA / DB (DA > DB)
 % Recovery  derajat ekstraksi zat ke fasa organik
R (%) = 100 D
D + Vw/ Vo
Jika Vw = Vo maka:
R (%) = 100 D
D + 1
Tetapan ekstraksi penting dalam memilih kondisi
pemekatan
2. Ekstraksi Runutan
Syarat: matriks tidak bereaksi dengan reagen atau
matriks ditutup dengan masking / dihilangkan
dengan cara lain  misalnya dengan penguapan
2.1. Pembentukkan Kelat: M An
Mn+ + n HA (w) ↔ M An(w) + nH+
HA(w) ↔ H+ + A-
n
K HA
Fasa Organik
Fasa Air
HA (o)
KD (HA)
M An (o)
KD (MA)
HA (aq) M An (aq)
Kex =
[M An]o
[Mn+]w
[H+]n
[HA]n
o
 Kesetimbangan ekstraksi melalui pembentukkan kelat, sebagai
berikut ;
 Karakteristik kelat adalah koefisien distribusinya tinggi, walaupun
kelarutan dalam pelarut organik rendah; dan cukup untuk
mengekstrak runutan
Mn+ + n HA (o) ↔ M An (o) + nH+
Log D = Log Keks + nlog [HA]o + npH
Kex =
[M An]o
[Mn+]w
[H+]n
[HA]n
o
2.1. Pembentukkan Kelat: M An
Kd = D =
[M An]o
[Mn+]w
Tetapan ekstraksi bergantung pada:
Kex = βn . KD.MA . Kn
HA
Kn
D.HA
Keterangan:
βn = tetapan kestabilan kompleks
Kn
HA = tetapan disosiasi ligan atau reagen
KD.MA = tetapan distribusi kompleks
Kn
D.HA = tetapan distribusi ligan atau reagen
Makin tinggi kestabilan kompleks dan makin besar tetapan
distribusinya  ekstraksi lebih baik
Makin tinggi keasaman reagen, makin tinggi ekstraksinya
Hubungan ekstraksi dan konsentrasi reagen:
 penting dalam memilih kondisi pemekatan
 pH fasa air konstan  hubungan log D VS Konsentrasi
kesetimbangan reagen linier
• Konsentrasi runutan <<<  konsentrasi pengompleks dalam
kesetimbangan  konsentrasi awal reagen dengan nilai KD tinggi
• Derajat ekstraksi bertambah dengan meningkatnya konsentrasi
reagen (kondisi lain dibuat tetap)
Slop = n
Log D
Log [HA]o
Dalam menentukan kondisi ekstraksi perlu diperhitungkan:
Koefisien distribusi logam
dalam bentuk kelat Vs
konsentrasi kesetimbanagn
reagen pada fasa organik
(pH konstan)
Hubungan Ekstraksi dengan pH
• Pengontrolan [H+]  lebih penting
• Log D = Log Kex + n.Log [HA]0 + npH  jika konsentrasi
kesetimbangan reagen pada fasa organik adalah konstan 
hubungan log D VS pH  linier dengan slope n
Nilai n menggambarkan apa?
Hubungan Ekstraksi dengan pH yang Terbatas
 Kebergantungan ekstraksi pada pH terbatas  tidak selalu linier
 Kenaikan pH, selain Mn+ terdapat M A+
n-1 dan selanjutnya M An
dan ion kompleks M A-
n-1 sehingga ekstraksi menurun
 Informasi ini memberikan gambaran kondisi ekstraksi terbaik
dimana?
Hubungan % E (Recovery) vs pH
Bentuk kurva S dengan kemiringan tertentu bergantung pada
muatan ion dan komposisi kelat  pemilihan kondisi pemisahan
yang memungkinkan pemekatan individu/ kelompok
Bagaimana dapat ditentukan kondisi pemisahan untuk individu atau
kelompok
2.2. Koordinasi pada Kelat
1. Kompleks koordinasi tak jenuh  ion pusat (logam) dapat
berkoordinasi dengan ligan netral (seperti air) dalam inner
coordnation sphere  jenis pelarut berpengaruh pada ekstraksi.
2. Kompleks koordinasi jenuh  terekstraksi dengan berbagai pelarut
3. Reagen pengkelat untuk pemekatan kelompok :
 Dithiocarbamate, dithizone, 8-hidroksiquinolin
 Mengisolasi unsur-unsur runutan sebanyak mungkin  perlu
informasi untuk meminimalkan gangguan
4. Komposisi Fasa Air
1. mempengaruhi efisiensi ekstraksi kelat
2. Konsentrasi garam terlalu tinggi 
berpengaruh pada kesetimbangan, misalnya:
3. Konsentrasi anion terlalu tinggi  a) masking,
ekstraksi menurun, b) % E meningkat untuk
anion-anion yang besar (kelat kationik)
Senyawa Koordinasi Netral Tersolvasi
 Merupakan kompleks campuran yang mengandung ligan anorganik
dan reagen ekstraksi yang netral  tipe MXnLm (M = logam, L =
reagen ekstraksi, X = anion anorganik)
 Persamaan ekstraksi:
Mn+
(w) + nX-
(w) + mL(o)= MXnLm (o)
 Jika koefisien aktivitas diabaikan  persamaan menjadi:
D = Kex . [X-]n
(w) [L]m
(o)
Log D = Log Keks + nLog [X-](w) + mLog[L](o)
Kex =
[Mn+]w [X-]n
(w) [L]m
(o)
[MXnLm]o
=
[X-]n
(w) [L]m
(o)
D
• Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan komposisi
senyawa yang terekstraksi
Senyawa Koordinasi Netral Tersolvasi
1. Mekanisme yang digunakan adalah membuat beberapa ekstraktan
netral  trifenilfosfin, amina aromatik, tributil fosfat, derivat thiourea
dan sulfida organik
2. Senyawa tersebut digunakan untuk memekatkan sejumlah runutan
logam baru (noble metals). Contohnya:
a) Larutan Difenil-thiourea dalam kloroform untuk ekstraksi perak,
merkuri, emas, dan tembaga
b) di-o-tolil-thiourea untuk ekstraksi Pd, Pt, Rh, dan Ir dari larutan
klorida yang mengandung Sn(II)klorida
c) sulfida organik untuk ekstraksi emas, perak, paladium, dan merkuri
Asosiasi Ion
 Ekstraksi berupa spesies tidak bermuatan yang terbentuk oleh
gabungan ion-ion akibat antaraksi gaya elektrostatik.
 Banyak digunakan untuk pemisahan kompleks logam asam
(halida asam).
 Kondisi ekstraksinya adalah kemampuan ekstraktan untuk
terprotonisasi dalam media asam atau berada dalam bentuk
kation.
Ekstraksi Senyawa untuk Tipe HmMXn+m
M = logam
X = ligan elektronegatif bermuatan tunggal (florida, klorida,sianida)
n = muatan ion logam
 Kompleks asam hanya dapat terekstraksi dengan highly basic
oxygen containing extractants, keton, eter, ester, amina. Pelarut-
pelarut inert seperti benzena atau kloroform tidak dapat
mengekstrak.
1. Persamaan ekstraksi untuk Asosiasi Ion:
mH+
(w) + Mn+
(w) + (m+n)X-
(w)  HmMXm+n
Asosiasi Ion
Kex =
[H+]m
(w) [Mn+](w) [X-]m+n
(w)
[HmMXm+n]o
=
Log D Log Kex + mLog [H+] + (m+n)Log [X-]
1. Ekstraksi matrik sangat luas dan penting untuk kepentingan
analisis.
2. Kapasitas fasa organik harus tinggi & ekstraksi cukup selektif
bagi unsur runutan agar tetap berada keseluruhan di fase air.
3. Kelat logam kurang baik untuk tujuan ini  kelarutannya sedang
dalam fase organik
4. Asosiasi ion dan koordinasi netral tersolvasi dapat digunakan.
5. Teknik ini baik digunakan pada analisis logam dan aliasi, garam
sederhana dan oksida.
6. Ekstraksi matrik jarang digunakan dalam analisis bahan alam
seperti batuan atau contoh biologi.
Ekstraksi Matriks
Teknik-Teknik Ekstraksi
Ada beberapa teknik ekstraksi yang umum
digunakan pada proses pemisahan :
1.Ekstraksi batch
2.Ekstraksi kontinyu
3.Ekstraksi counter-current
4.Ekstraksi kromatografi
Ekstraksi Batch
 Merupakan cara yang paling sederhana
 Dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang
tidak bercampur dengan pelarut semula  pengocokan
sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi spesies
yang akan diekstrak pada kedua lapisan.

More Related Content

Similar to ekstraksi-pelarut.pptx

ekstraksi cair-cair ppt
ekstraksi cair-cair pptekstraksi cair-cair ppt
ekstraksi cair-cair ppt
vera536093
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetri
PT. SASA
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Cha Cha D Talo
 
Ion exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptxIon exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptx
Deltaphierho
 
Alkana
AlkanaAlkana
Rangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan davidRangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan david
PTPN VI
 
kimia tanah
 kimia tanah kimia tanah
kimia tanah
Nur Fatoni
 
Rumus lengkap kimia sma
Rumus lengkap kimia smaRumus lengkap kimia sma
Rumus lengkap kimia sma
Heri Java
 
Materi-1-Kimia-Dasar-1.pptx
Materi-1-Kimia-Dasar-1.pptxMateri-1-Kimia-Dasar-1.pptx
Materi-1-Kimia-Dasar-1.pptx
widhyahrini1
 
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaff
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaffSENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaff
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaff
TriWulandari926475
 
Kromatografi kertas
Kromatografi kertasKromatografi kertas
Kromatografi kertas
Dede Tarmana
 
Rumus lengkap-kimia
Rumus lengkap-kimiaRumus lengkap-kimia
Rumus lengkap-kimia
Citra Buhatika
 
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-smaaiiuk
 
Pengenalan mata kuliah kimia dasar agrotek
Pengenalan mata kuliah kimia dasar agrotekPengenalan mata kuliah kimia dasar agrotek
Pengenalan mata kuliah kimia dasar agrotek
fahmihidayat80
 
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
dedenindradinata
 
Materi_1_Kimia_Dasar_1.pptx
Materi_1_Kimia_Dasar_1.pptxMateri_1_Kimia_Dasar_1.pptx
Materi_1_Kimia_Dasar_1.pptx
diaz989749
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
SigitPurnomo65
 
alkana-alkena-alkuna1.pptx
alkana-alkena-alkuna1.pptxalkana-alkena-alkuna1.pptx
alkana-alkena-alkuna1.pptx
SamsuriLatief1
 
Materi-1-Kimia-Dasar.pptx
Materi-1-Kimia-Dasar.pptxMateri-1-Kimia-Dasar.pptx
Materi-1-Kimia-Dasar.pptx
widhyahrini1
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapan
hengkinugraha
 

Similar to ekstraksi-pelarut.pptx (20)

ekstraksi cair-cair ppt
ekstraksi cair-cair pptekstraksi cair-cair ppt
ekstraksi cair-cair ppt
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetri
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
 
Ion exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptxIon exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptx
 
Alkana
AlkanaAlkana
Alkana
 
Rangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan davidRangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan david
 
kimia tanah
 kimia tanah kimia tanah
kimia tanah
 
Rumus lengkap kimia sma
Rumus lengkap kimia smaRumus lengkap kimia sma
Rumus lengkap kimia sma
 
Materi-1-Kimia-Dasar-1.pptx
Materi-1-Kimia-Dasar-1.pptxMateri-1-Kimia-Dasar-1.pptx
Materi-1-Kimia-Dasar-1.pptx
 
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaff
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaffSENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaff
SENYAWA HIDROKARBON hajfgdhjgasfgjahgfaff
 
Kromatografi kertas
Kromatografi kertasKromatografi kertas
Kromatografi kertas
 
Rumus lengkap-kimia
Rumus lengkap-kimiaRumus lengkap-kimia
Rumus lengkap-kimia
 
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
111199261 rumus-lengkap-kimia-sma
 
Pengenalan mata kuliah kimia dasar agrotek
Pengenalan mata kuliah kimia dasar agrotekPengenalan mata kuliah kimia dasar agrotek
Pengenalan mata kuliah kimia dasar agrotek
 
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
 
Materi_1_Kimia_Dasar_1.pptx
Materi_1_Kimia_Dasar_1.pptxMateri_1_Kimia_Dasar_1.pptx
Materi_1_Kimia_Dasar_1.pptx
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
 
alkana-alkena-alkuna1.pptx
alkana-alkena-alkuna1.pptxalkana-alkena-alkuna1.pptx
alkana-alkena-alkuna1.pptx
 
Materi-1-Kimia-Dasar.pptx
Materi-1-Kimia-Dasar.pptxMateri-1-Kimia-Dasar.pptx
Materi-1-Kimia-Dasar.pptx
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapan
 

Recently uploaded

Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 

Recently uploaded (17)

Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 

ekstraksi-pelarut.pptx

  • 1. Ekstraksi Pelarut (Solvent Extraction) 1. Karakteristik ekstraksi pelarut sebagai metode pemekatan 2. Ekstraksi runutan • Pembentukkan kelat • Pembentukkan senyawa koordinasi tersolvasi netral • Pembentukkan asosiasi ion 3. Ekstraksi matriks 4. Teknik-teknik ekstraksi 5. Ekstraksi kromatografi
  • 2. Karakteristik Ekstraksi Pelarut  Metode yang paling banyak digunakan & dikembangkan  sederhana & cepat  Umumnya berkaitan dengan: 1. penentuan komposisi, struktur, dan sifat senyawa yang dipisahkan 2. kebergantungan ekstraksi logam-logam pada komposisi fasa aqueous 3. jenis ekstraktan, 4. konsentrasi dari unsur-unsur yang dipisahkan 5. suhu
  • 3. Karakteristik Ekstraksi Pelarut  Metode yang sesuai untuk pemekatan absolut dan relatif  digunakan untuk pemisahan unsur runutan secara selektif/ kelompok Pengaturan kondisi ekstraksi sangat penting dalam menentukan keberhasilan ekstraksi Perlu dicari kondisi ekstraksi  pengaruh pH, konsentrasi, reagen  Metode pemekatan dengan efisiensi tinggi yang diikuti dengan berbagai metode penentuan
  • 4. 1. Distribusi zat terlarut antara 2 fasa cair yang tidak saling bercampur (umumnya satu fasa air dan lainnya fasa organik) 2. Kondisi kesetimbangan  perbandingan konsentrasi zat dalam kedua fasa nilainya konstan  tidak bergantung pada konsentrasi total zat 3. Tetapan distribusi/ tetapan partisi  KD = C1 / C2 4. C1 dan C2 adalah konsentrasi kesetimbangan dari zat yang terdistribusi dalam kedua fasa dalam satu bentuk yang sama (tidak bergantung konsentrasi) Prinsip Ekstraksi
  • 5. 1. Kesetimbangan ekstraksi lebih kompleks  terjadi disosiasi dan asosiasi; solvasi dan hidrolisis, pembentukkan kompleks polinuclear, dan lain-lain  sistem ekstraksi tertentu dapat dinyatakan dengan hukum distribusi 2. Pengelompokkan sistem ekstraksi berdasarkan senyawa yang pergi ke fasa organik a) Senyawa koordinasi netral tak-tersolvasi dengan ikatan kovalen (GeCl4, AsI3, OsO4)  selektif dengan pelarut inert b) Kelat  yang dibentuk antara ion logam dengan reagen yang mengandung sekurang-kurangnya 2 atom (misalnya: O, N, S) yang dapat berkoordinasi dengan logam.  paling luas digunakan untuk pemekatan runutan C) Senyawa kompleks koordinasi tersolvasi netral (mixed complex) misal: ScCl3(TBP)3 atau UO2Br2(TBPO)2 ( TBP = tri-n-butil fosfat, TBPO = tri-n-butil fosfin oksida )
  • 6. Senyawa kompleks koordinasi tersolvasi netral (mixed complex) Keterangan:  anion anorganik yang berada dalam fasa aqueous bersama-sama molekul ekstraktan  berkoordinasi internal dengan atom logam  Senyawa jenis ini lebih baik diekstraksi dengan pelarut yang berperan sebagai donor aktif yang mempunyai kemampuan untuk berkoordinasi dengan logam. D) Asosiasi Ion Tak-tersolvasi secara Koordinatif  Garam-garam kompleks kation yang besar terekstrak dengan adanya counter ion  Misalnya: FeL3 2+ dapat terekstrak dengan adanya counter ion yang sesuai (misal: ClO4 -)
  • 7. Karakteristik Khusus untuk Ekstraksi 1. Koefisien Distribusi D = konsentrasi total analitis di fasa organik konsentrasi total analitis di fasa air D = Co Cw Tidak memperhitungkan bentuk unsur yang ada  Faktor pemisah untuk A dan B dinyatakan dengan: S = DA / DB (DA > DB)  % Recovery  derajat ekstraksi zat ke fasa organik R (%) = 100 D D + Vw/ Vo
  • 8. Jika Vw = Vo maka: R (%) = 100 D D + 1 Tetapan ekstraksi penting dalam memilih kondisi pemekatan 2. Ekstraksi Runutan Syarat: matriks tidak bereaksi dengan reagen atau matriks ditutup dengan masking / dihilangkan dengan cara lain  misalnya dengan penguapan
  • 9. 2.1. Pembentukkan Kelat: M An Mn+ + n HA (w) ↔ M An(w) + nH+ HA(w) ↔ H+ + A- n K HA Fasa Organik Fasa Air HA (o) KD (HA) M An (o) KD (MA) HA (aq) M An (aq) Kex = [M An]o [Mn+]w [H+]n [HA]n o
  • 10.  Kesetimbangan ekstraksi melalui pembentukkan kelat, sebagai berikut ;  Karakteristik kelat adalah koefisien distribusinya tinggi, walaupun kelarutan dalam pelarut organik rendah; dan cukup untuk mengekstrak runutan Mn+ + n HA (o) ↔ M An (o) + nH+ Log D = Log Keks + nlog [HA]o + npH Kex = [M An]o [Mn+]w [H+]n [HA]n o 2.1. Pembentukkan Kelat: M An Kd = D = [M An]o [Mn+]w
  • 11. Tetapan ekstraksi bergantung pada: Kex = βn . KD.MA . Kn HA Kn D.HA Keterangan: βn = tetapan kestabilan kompleks Kn HA = tetapan disosiasi ligan atau reagen KD.MA = tetapan distribusi kompleks Kn D.HA = tetapan distribusi ligan atau reagen Makin tinggi kestabilan kompleks dan makin besar tetapan distribusinya  ekstraksi lebih baik Makin tinggi keasaman reagen, makin tinggi ekstraksinya
  • 12. Hubungan ekstraksi dan konsentrasi reagen:  penting dalam memilih kondisi pemekatan  pH fasa air konstan  hubungan log D VS Konsentrasi kesetimbangan reagen linier • Konsentrasi runutan <<<  konsentrasi pengompleks dalam kesetimbangan  konsentrasi awal reagen dengan nilai KD tinggi • Derajat ekstraksi bertambah dengan meningkatnya konsentrasi reagen (kondisi lain dibuat tetap) Slop = n Log D Log [HA]o Dalam menentukan kondisi ekstraksi perlu diperhitungkan: Koefisien distribusi logam dalam bentuk kelat Vs konsentrasi kesetimbanagn reagen pada fasa organik (pH konstan)
  • 13. Hubungan Ekstraksi dengan pH • Pengontrolan [H+]  lebih penting • Log D = Log Kex + n.Log [HA]0 + npH  jika konsentrasi kesetimbangan reagen pada fasa organik adalah konstan  hubungan log D VS pH  linier dengan slope n Nilai n menggambarkan apa?
  • 14. Hubungan Ekstraksi dengan pH yang Terbatas  Kebergantungan ekstraksi pada pH terbatas  tidak selalu linier  Kenaikan pH, selain Mn+ terdapat M A+ n-1 dan selanjutnya M An dan ion kompleks M A- n-1 sehingga ekstraksi menurun  Informasi ini memberikan gambaran kondisi ekstraksi terbaik dimana?
  • 15. Hubungan % E (Recovery) vs pH Bentuk kurva S dengan kemiringan tertentu bergantung pada muatan ion dan komposisi kelat  pemilihan kondisi pemisahan yang memungkinkan pemekatan individu/ kelompok Bagaimana dapat ditentukan kondisi pemisahan untuk individu atau kelompok
  • 16. 2.2. Koordinasi pada Kelat 1. Kompleks koordinasi tak jenuh  ion pusat (logam) dapat berkoordinasi dengan ligan netral (seperti air) dalam inner coordnation sphere  jenis pelarut berpengaruh pada ekstraksi. 2. Kompleks koordinasi jenuh  terekstraksi dengan berbagai pelarut 3. Reagen pengkelat untuk pemekatan kelompok :  Dithiocarbamate, dithizone, 8-hidroksiquinolin  Mengisolasi unsur-unsur runutan sebanyak mungkin  perlu informasi untuk meminimalkan gangguan
  • 17. 4. Komposisi Fasa Air 1. mempengaruhi efisiensi ekstraksi kelat 2. Konsentrasi garam terlalu tinggi  berpengaruh pada kesetimbangan, misalnya: 3. Konsentrasi anion terlalu tinggi  a) masking, ekstraksi menurun, b) % E meningkat untuk anion-anion yang besar (kelat kationik)
  • 18. Senyawa Koordinasi Netral Tersolvasi  Merupakan kompleks campuran yang mengandung ligan anorganik dan reagen ekstraksi yang netral  tipe MXnLm (M = logam, L = reagen ekstraksi, X = anion anorganik)  Persamaan ekstraksi: Mn+ (w) + nX- (w) + mL(o)= MXnLm (o)  Jika koefisien aktivitas diabaikan  persamaan menjadi: D = Kex . [X-]n (w) [L]m (o) Log D = Log Keks + nLog [X-](w) + mLog[L](o) Kex = [Mn+]w [X-]n (w) [L]m (o) [MXnLm]o = [X-]n (w) [L]m (o) D • Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan komposisi senyawa yang terekstraksi
  • 19. Senyawa Koordinasi Netral Tersolvasi 1. Mekanisme yang digunakan adalah membuat beberapa ekstraktan netral  trifenilfosfin, amina aromatik, tributil fosfat, derivat thiourea dan sulfida organik 2. Senyawa tersebut digunakan untuk memekatkan sejumlah runutan logam baru (noble metals). Contohnya: a) Larutan Difenil-thiourea dalam kloroform untuk ekstraksi perak, merkuri, emas, dan tembaga b) di-o-tolil-thiourea untuk ekstraksi Pd, Pt, Rh, dan Ir dari larutan klorida yang mengandung Sn(II)klorida c) sulfida organik untuk ekstraksi emas, perak, paladium, dan merkuri
  • 20. Asosiasi Ion  Ekstraksi berupa spesies tidak bermuatan yang terbentuk oleh gabungan ion-ion akibat antaraksi gaya elektrostatik.  Banyak digunakan untuk pemisahan kompleks logam asam (halida asam).  Kondisi ekstraksinya adalah kemampuan ekstraktan untuk terprotonisasi dalam media asam atau berada dalam bentuk kation. Ekstraksi Senyawa untuk Tipe HmMXn+m M = logam X = ligan elektronegatif bermuatan tunggal (florida, klorida,sianida) n = muatan ion logam  Kompleks asam hanya dapat terekstraksi dengan highly basic oxygen containing extractants, keton, eter, ester, amina. Pelarut- pelarut inert seperti benzena atau kloroform tidak dapat mengekstrak.
  • 21. 1. Persamaan ekstraksi untuk Asosiasi Ion: mH+ (w) + Mn+ (w) + (m+n)X- (w)  HmMXm+n Asosiasi Ion Kex = [H+]m (w) [Mn+](w) [X-]m+n (w) [HmMXm+n]o = Log D Log Kex + mLog [H+] + (m+n)Log [X-]
  • 22. 1. Ekstraksi matrik sangat luas dan penting untuk kepentingan analisis. 2. Kapasitas fasa organik harus tinggi & ekstraksi cukup selektif bagi unsur runutan agar tetap berada keseluruhan di fase air. 3. Kelat logam kurang baik untuk tujuan ini  kelarutannya sedang dalam fase organik 4. Asosiasi ion dan koordinasi netral tersolvasi dapat digunakan. 5. Teknik ini baik digunakan pada analisis logam dan aliasi, garam sederhana dan oksida. 6. Ekstraksi matrik jarang digunakan dalam analisis bahan alam seperti batuan atau contoh biologi. Ekstraksi Matriks
  • 23. Teknik-Teknik Ekstraksi Ada beberapa teknik ekstraksi yang umum digunakan pada proses pemisahan : 1.Ekstraksi batch 2.Ekstraksi kontinyu 3.Ekstraksi counter-current 4.Ekstraksi kromatografi
  • 24. Ekstraksi Batch  Merupakan cara yang paling sederhana  Dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula  pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi spesies yang akan diekstrak pada kedua lapisan.