SlideShare a Scribd company logo
Mida
Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring
Menggunakan Video Based Labolatory (VBL)
Hamida Lutfie Widayanti 1
Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan,
Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta 55164 Indonesia
Surat-e: mida.elwida@gmail.com
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan koefisien gesek kinetis μk pada bidang miring
menggunakan balok aluminium dengan massa 127.9 gr dan 218.2 gr. Berdasarkan eksperimen
yang dilakukan oleh P. Diddy, dkk., koefisien gesek kinetis aluminium terhadap kayu μk sebesar
0.267. Metode pengambilan data menggunakan Video Based Labolatory (VBL) dan analisisnya
menggunakan metode tracking dengan menggunakan software Tracker dan regresi linier.
Berdasarkan data dan hasil analisis data eksperimen, besar koefisien gesek kinetik μk aluminium
dengan massa 127.9 gr adalah (0.336  0.027) dan aluminium dengan massa 218.2 gr adalah
(0.322  0.027). Dengan ralat ralatif masing-masing beban sebesar 25.843% untuk massa 127.2
gr dan 20.599% untuk massa 218.2 gr. Hal ini menunjukkan bahwa, massa benda tidak
berpengaruh dengan nilai koefisien gesek kinetik. Koefisien gesek μk dipengaruhi oleh tingkat
kehalusan suatu bahan.
Kata Kunci: Bidang miring, koefisien gesek kinetik, hukum II Newton, video based labolatory.
I. Pendahuluan
Teknologi merupakan media yang memudahkan
manusia menjalankan aktivitas atau kegiatan. Peran
fisika dalam teknologi sederhana misalnya aplikasi dari
bidang miring yang digunakan oleh seorang
mahasiswa yang menurunkan benda dengan
menggunakan papan kayu yang diletakkan dengan
kemiringan tertentu sehingga benda tersebut
meluncur dengan percepatan tertentu. Percepatan
benda tergantung pada besar sudut atau kemiringan
papan. Sudut kemiringan saat benda mulai meluncur
disebut juga sebagai sudut kritis. Selain itu, ada gejala
yang selalu muncul dalam interaksi mekanis antara
dua permukaan yang bersentuhan yaitu gesekan.
Gesekan yang terjadi antara bidang miring dengan
benda yang meluncur sering disebut sebagai gaya
gesek kinetik. Gaya gesek kinetik memiliki arah yang
berlawanan dengan gerak relatif bendanya. Gaya gesek
kinetik tergantung pada jenis bahan yang saling
berinteraksi. Setiap bahan memiliki koefisien gesek
kinetik μk sendiri. Besar nilai koefisien gesek kinetik
antara 0 sampai 1(0 < μk < 1).
Eksperimen ini dilakukan dengan alasan untuk
meninjau kembali besar nilai koefisien gesek suatu
bahan adalah antara 0 sampai 1. Selain itu, tujuan
diadakannya eksperimen ini adalah untuk
menentukan besar nilai koefisien gesek kinetik pada
bidang miring dengan mrnggunakan video based
labolatory (VBL).
II. Landasan Teori
Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan
pada suatu benda dari titik keseimbangannya
(Hardinata, 2010: 16). Gaya adalah suatu pengaruh
pada sebuah benda yang menyebabkan benda
mengubah kecepatannya, artinya benda dipercepat
(Tipler, 1998: 91). Menurut Ishaq (2007: 70)
menyatakan bahwa “makna dari hukum kedua Newton
adalah jika ada gaya yang tidak berimbang terjadi
pada sebuah benda (ada gaya netto), maka benda
yang semula diam akan bergerak dengan kecepatan
tertentu, atau jika benda semula bergerak dapat
menjadi diam (kecepatannya nol). Hukum kedua
Newton dapat dituliskan sebagai berikut:
amF . (1)
Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik
Mida 2
Hukum kedua Newton juga berlaku jika a
merupakan percepatan gravitasi bumi (g), dari
persamaan 1 dapat diperoleh
gmW . (2)
Benda yang bergerak meluncur menuruni
permukaan miring dengan sudut α terhadap bidang
horisontal seperti gambar 1. Sebuah benda dikatakan
meluncur di atas permukaan sebuah bidang apabila
dalam geraknya benda bergeser dari satu posisi ke
posisi lain secara trnslasi tanpa melakukan rotasi.
Gaya yang bekerja pada balok adalah gaya berat w,
gaya normal N dan gaya gesekan. Kedua gaya tidak
bekerja sepanjang garis yang sama. Sehingga
menggunakan koordinat dengan satu sumbu sejajar
bidang miring dan sumbu yang lainnya tegak lurus
padanya.
Gambar 1. Aplikasi dari Bidang Miring
Gejala gesekan muncul akibat adanya interaksi
mekanis dua permukaan yang bersentuhan. Gaya
mirip dengan gaya pendukung untuk benda dapat
bergerak yang dapat menyesuaikan dari nol sampai
suatu gaya maksimum fs m a ks. Pada gambar 1
ditampilkan diagram sebuah balok yang meluncur
diatas bidang dengan kemiringan α. Kemiringan sudut
saat benda mulai bergerak disebut αkritis. Pada saat itu
pula gaya gesek kinetik fk mulai bekerja. Perbandingan
besarnya gaya gesek kinetik terhadap gaya normal
mempunyai nilai yang relatif konstan disebut koefisien
gesek kinetik (μk).
N
fk
k  (3)
Nf kk . (4)
Karena benda hanya bergerak pada sumbu x maka
jumlah gaya yang bekerja pada sumbu y adalah nol.
Sehingga gaya normalnya adalah:
cosmgN  (5)
berdasarkan gaya yang bekerja pada sumbu x, ada
dua gaya yang bekerja. Sehingga jumlah gaya yang
bekerja adalah:
  kx fmgF sin (6)
dengan mendistribusikan persamaan (4) ke (6), dan
kemudian didiatribusikan kembali dengan persamaan
(1) dan (5), maka diperoleh persamaan:
ga k )cos(sin   (7)
selanjutnya dengan menuliskan a dalam bentuk
dt
dv
diperoleh persamaan:
gdtdv k )cos(sin   (8)
dengan mengintegralkan persamaan (8), maka
diperoleh persamaan:
0)cos(sin vgtv k   (9)
dengan v0 adalah kecepatan awal benda. Persamaan
(8) ini memungkinkan dilakukan eksperimen
pengamatan kecepatan benda setiap saat sehingga
data dapat diolah menggunakan regresi linier untuk
memperoleh koefisien gesek kinetik (μk).
III. Metode Eksperimen
Alat eksperimen:
1. Lintasan / bidang luncuran terbuat dari kayu.
2. Balok aluminium 127.9 gr dan 2.18.2 gr sebagai
benda.
3. Busur untuk menentukan kemiringan sudut.
4. Kamera Nikon D3100 dan tripot untuk proses
pengambilan data.
5. Laptop Asus X200MA-KX149D untuk mengolah
data.
6. Softtware Tracker untuk melakukan tracking
video dan fitting data.
Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik
Mida 3
Gamabar 2. Susunan Alat Eksperimen
Langkah eksperimen:
1. Menyusun alat seperti pada gambar
2. Menyiapkan kamera pada modus movie.
3. Mengatur kemiringan bidang luncuran pada
sudut 22o.
4. Meletakkan balok pada bidang miring dengan
jarak 60 cm dan melepaskannya diiringi dengan
menekan tombol record pada kamera untuk
memulai proses perekaman.
5. Mengakhiri proses perekaman ketika benda telah
sampai pada dasar bidang miring dengan
menekan kembali tombol record.
6. Mengulang langkah 3 sampai 6 untuk kenaikan
sudut 2o hingga mencapai sudut 30o.
7. Mengulang langkah 3 sampai 6 untuk massa
benda yang berbeda.
8. Pengolahan data menggunakan software Tracker
dengan melakukan tracking video dan fitting data.
9. Menganalisis data eksperimen
Metode pengambilan data penentuan koefisien gesek μk
adalah menggunakan bidang miring dengan menggunakan
Video Based Labolatory (VBL) dan metode analisis data
yang digunakan adalah tracking menggunakan software
Tracker dan regresi linier. Tracking dilakukan secara
manual untuk menjaga ketetapan penanda track.
Berdasarkan hasil tracking diperoleh grafik hubungan
antara kecepatan (v ) untuk setiap waktu tertentu (t )
untuk mendapatkan nilai gradien (a) seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3. Kemudian dilakukan fitting
data mengunakan persamaan linier
batv  (10)
dengan mensubstitusi persamaan (10) dan (9) maka
diperoleh
(11)
sehingga diperoleh nilai koefisien gesek kinetik μk


cos
tan
g
a
k  (12)
Gambar 3. Tampilan Grafik Hubungan v dan t
IV. Hasil dan Pembahasan
Bidang miring merupkan metode yang sering digunakan
untuk meringankan kerja. Berdasarkan analisis gaya-gaya
yang bekerja pada bidang miring terdapat gaya berat, gaya
normal dan gaya gesek. Gaya gesek muncul akibat adanya
interaksi mekanis dua benda yang bersentuhan. Besarnya
gaya gesek dipengaruhi oleh koefisien gesek μk itu sendiri.
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan besarnya
koefisien gesek kinetik μk aluminium terhadap kayu
menggunakan bidang miring. Besar koefisien gesek kinetik
μk aluminium terhadap kayu referensi adalah 0.267.
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan dengan
menggunakan aluminium bermassa 127.2 gr dan 218.2 gr
diperoleh data sebagi berikut:
m1 = 127.2 gr
m2 = 218.2 gr
Tabel 1. Data Eksperimen
α ( ° ) a1 a2
20 0.066 0.048
22 0.696 0.704
24 1.224 1.444
26 1.260 1.302
28 1.658 1.990
Dengan menggunakan persamaan (12) maka diperoleh
nilai koefisien gesek kinetik μk sebagai berikut:
Tabel 2. Analisis Data m1
α ( ° ) a1 μk
ga k )cos(sin  
Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik
Mida 4
20 0.066 0.357
22 0.696 0.327
24 1.224 0.309
26 1.260 0.345
28 1.658 0.340
Tabel 3. Analisis Data m2
α ( ° ) a2 μk
20 0.048 0.359
22 0.704 0.327
24 1.444 0.284
26 1.302 0.340
28 1.990 0.302
Berdasarkan pada tabel 2 dan 3, diperoleh nilai koefisien
rata-rata m1 dan m2 adalah (0.336  0.027) dan (0.322 
0.027) serta ralat relatif masing-masing sebesar 25.69%
dan 20.75%. Hal ini menujukkan bahwa massa cenderung
tidak berpengaruh terhadap besarnya nilai koefisien gesek
kinetik μk. Adapun hal yang mempengaruhi besarnya nilai
nilai koefisien gesek kinetik μk pada eksperimen ini adalah
permukaan lintasan dan benda yang cenderung licin dan
rata, resolusi video yang dihasilkan dan ketepatan dalam
menentukan titik acuan dalam proses tracking
menggunakan software Tracker. Tingkat persisi
eksperimen ini adalah sebesar 8.04% untuk benda
bermassa 127.2 gr dan 8.37% untuk benda bermassa 218.2
gr.
V. Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan diperoleh
hasil yaitu:
1. Nilai koefisien gesek kinetik μk adalah 0.336 untuk
benda bermassa 127.2 gr dengan ralat relatif 25.843%
2. Nilai koefisien gesek kinetik μk adalah 0.322 untuk
benda bermassa 218.2 gr dengan ralat relatif 20.599%.
Tingkat presisi eksperimen masing-masing sebesar
8.036% untuk benda bermassa 127.2 g dan 8.385% untuk
benda bermassa 218.2 g. Hasil ini masih kurang sesuai
dengan besar nilai koefisien gesek kinetik μk aluminium
terhadap kayu berdasarkan referansi yaitu 0.267.
Kepustakaan
Diddy, P., Cameron Diaz, dan George W.Bush.2001.The
Coefficient of Kinetics Friction. diakses dari
https://www.cpp.edu/~ajm/classes/phyXXXL/samplelab.p
df pada tanggal 29 Juni 2015 pukul 10:00.
Hardianata, Novri.2010. Perangkat Lunak Ajar Kinematika
Gerak Lurus, Gerak Melingkar Beraturan dan Gerak
Parabola. Diakses dari http://www.binasriwijaya.ac.id
pada tanggal 5 Desember 2014 pukul 10:50.
Imam, Anjas R., Hamida L. W., dan Mila I.2014.
Eksperimen Penentuan Percepatan Gravitasi g pada
Bidang Miring Berbasis Microcomputer Based
Labolatory. Yogyakarta:UAD.
Ishaq, Mohammad.2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Priyono, Joko dan Suharsono.2014. Penerapan Metode
Tracking pada Pengukuran Koefisien Gesek Kinetik
Luncuran. diakses dari http://hfi-
diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-
Penerapan%20Metode%20Tracking%20pada%20Pengu
kuran%20Koefisien%20Gesek%20Kinetik%20Luncuran.
pdf pada tanggal 10 Mei 2015 20:00.
Tipler, Paul A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Terj.
Physics for Scientists and Engineers, Third Edition oleh
Lea Prasetio. Jakarta:Erlangga.

More Related Content

What's hot

2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
umammuhammad27
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
Rosdiana Mansur
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-DiracStatistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Samantars17
 
Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media ...
Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media ...Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media ...
Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media ...
Dhea Yulia Ningsih
 
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
Fitriyana Migumi
 
Pengantar fisika dasar
Pengantar fisika dasarPengantar fisika dasar
Pengantar fisika dasargunawanpuji
 
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLaporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLatifatul Hidayah
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Khoirul Ummah
 
Laporan praktikum fisika dasar (iv)
Laporan praktikum fisika dasar (iv)Laporan praktikum fisika dasar (iv)
Laporan praktikum fisika dasar (iv)fachrytebe
 
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratorium
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratoriumHakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratorium
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratorium
Al Frilantika
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
PT. SASA
 
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Tifa Fauziah
 
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak MillikanLaporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Mutiara_Khairunnisa
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
Kira R. Yamato
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Atom berelektron banyak
Atom berelektron banyakAtom berelektron banyak
Atom berelektron banyak
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
Sulistiyo Wibowo
 
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Nurfaizatul Jannah
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
yudhodanto
 

What's hot (20)

2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-DiracStatistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
 
Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media ...
Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media ...Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media ...
Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media ...
 
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
 
Pengantar fisika dasar
Pengantar fisika dasarPengantar fisika dasar
Pengantar fisika dasar
 
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLaporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
 
Laporan praktikum fisika dasar (iv)
Laporan praktikum fisika dasar (iv)Laporan praktikum fisika dasar (iv)
Laporan praktikum fisika dasar (iv)
 
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratorium
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratoriumHakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratorium
Hakekat fisika dan keselamantan kerja di laboratorium
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
 
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
 
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak MillikanLaporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
 
Atom berelektron banyak
Atom berelektron banyakAtom berelektron banyak
Atom berelektron banyak
 
Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
 
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
Makalah "Medan Listrik dalam Dielektrik"
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
 

Similar to Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunakan Video Based Labolatory

Iii. teori dasar
Iii. teori dasarIii. teori dasar
Iii. teori dasar
abdurrohman hamid
 
Bab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.pptBab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.ppt
YosuaButarbutar2
 
Bab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.pptBab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.ppt
lyrahalimatuns
 
Bab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.pptBab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.ppt
Pes20224
 
hukum newton dan pembahasannya mengenai contoh
hukum newton dan pembahasannya mengenai contohhukum newton dan pembahasannya mengenai contoh
hukum newton dan pembahasannya mengenai contoh
Indah106914
 
Bab 5 Hukum Newton.ppt234567812345678124
Bab 5 Hukum Newton.ppt234567812345678124Bab 5 Hukum Newton.ppt234567812345678124
Bab 5 Hukum Newton.ppt234567812345678124
nurislamiah449
 
Gaya gesek..............
Gaya gesek..............Gaya gesek..............
Gaya gesek..............wijayanie
 
Gaya gesek
Gaya gesekGaya gesek
Gaya gesek
babycutee
 
HUKUM NEWTON.ppt
HUKUM NEWTON.pptHUKUM NEWTON.ppt
HUKUM NEWTON.ppt
sertina1
 
Dinamika gerak lurus 12
Dinamika gerak lurus 12Dinamika gerak lurus 12
Dinamika gerak lurus 12
materipptgc
 
hukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miringhukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miring
Davi Conan
 
UMTPN Fisika 2000 Rayon C 22
UMTPN Fisika 2000 Rayon C 22UMTPN Fisika 2000 Rayon C 22
UMTPN Fisika 2000 Rayon C 22
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Rezki Amaliah
 
Materi 6 Usaha dan Energi.ppt fisika dasar 1
Materi 6 Usaha dan Energi.ppt fisika dasar 1Materi 6 Usaha dan Energi.ppt fisika dasar 1
Materi 6 Usaha dan Energi.ppt fisika dasar 1
JecksonMowata
 
0 introd. of electromagnetic
0 introd. of electromagnetic0 introd. of electromagnetic
0 introd. of electromagnetic
Marwan Setiawan
 
Solusi prov-2009
Solusi prov-2009Solusi prov-2009
Solusi prov-2009
anggawibisono91
 
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.pptjbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
sardiantidwitirta
 
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.pptjbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
ssusere86fd2
 

Similar to Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunakan Video Based Labolatory (20)

Iii. teori dasar
Iii. teori dasarIii. teori dasar
Iii. teori dasar
 
Bab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.pptBab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.ppt
 
Bab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.pptBab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.ppt
 
Bab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.pptBab 5 Hukum Newton.ppt
Bab 5 Hukum Newton.ppt
 
hukum newton dan pembahasannya mengenai contoh
hukum newton dan pembahasannya mengenai contohhukum newton dan pembahasannya mengenai contoh
hukum newton dan pembahasannya mengenai contoh
 
Bab 5 Hukum Newton.ppt234567812345678124
Bab 5 Hukum Newton.ppt234567812345678124Bab 5 Hukum Newton.ppt234567812345678124
Bab 5 Hukum Newton.ppt234567812345678124
 
Gaya gesek..............
Gaya gesek..............Gaya gesek..............
Gaya gesek..............
 
Gaya gesek
Gaya gesekGaya gesek
Gaya gesek
 
HUKUM NEWTON.ppt
HUKUM NEWTON.pptHUKUM NEWTON.ppt
HUKUM NEWTON.ppt
 
Dinamika gerak lurus 12
Dinamika gerak lurus 12Dinamika gerak lurus 12
Dinamika gerak lurus 12
 
hukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miringhukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miring
 
UMTPN Fisika 2000 Rayon C 22
UMTPN Fisika 2000 Rayon C 22UMTPN Fisika 2000 Rayon C 22
UMTPN Fisika 2000 Rayon C 22
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 
Fisika1 140214213831-phpapp02
Fisika1 140214213831-phpapp02Fisika1 140214213831-phpapp02
Fisika1 140214213831-phpapp02
 
Soal ostn essay fisika
 Soal ostn essay fisika Soal ostn essay fisika
Soal ostn essay fisika
 
Materi 6 Usaha dan Energi.ppt fisika dasar 1
Materi 6 Usaha dan Energi.ppt fisika dasar 1Materi 6 Usaha dan Energi.ppt fisika dasar 1
Materi 6 Usaha dan Energi.ppt fisika dasar 1
 
0 introd. of electromagnetic
0 introd. of electromagnetic0 introd. of electromagnetic
0 introd. of electromagnetic
 
Solusi prov-2009
Solusi prov-2009Solusi prov-2009
Solusi prov-2009
 
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.pptjbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
 
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.pptjbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
 

Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunakan Video Based Labolatory

  • 1. Mida Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik μk pada Bidang Miring Menggunakan Video Based Labolatory (VBL) Hamida Lutfie Widayanti 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta 55164 Indonesia Surat-e: mida.elwida@gmail.com Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan koefisien gesek kinetis μk pada bidang miring menggunakan balok aluminium dengan massa 127.9 gr dan 218.2 gr. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh P. Diddy, dkk., koefisien gesek kinetis aluminium terhadap kayu μk sebesar 0.267. Metode pengambilan data menggunakan Video Based Labolatory (VBL) dan analisisnya menggunakan metode tracking dengan menggunakan software Tracker dan regresi linier. Berdasarkan data dan hasil analisis data eksperimen, besar koefisien gesek kinetik μk aluminium dengan massa 127.9 gr adalah (0.336  0.027) dan aluminium dengan massa 218.2 gr adalah (0.322  0.027). Dengan ralat ralatif masing-masing beban sebesar 25.843% untuk massa 127.2 gr dan 20.599% untuk massa 218.2 gr. Hal ini menunjukkan bahwa, massa benda tidak berpengaruh dengan nilai koefisien gesek kinetik. Koefisien gesek μk dipengaruhi oleh tingkat kehalusan suatu bahan. Kata Kunci: Bidang miring, koefisien gesek kinetik, hukum II Newton, video based labolatory. I. Pendahuluan Teknologi merupakan media yang memudahkan manusia menjalankan aktivitas atau kegiatan. Peran fisika dalam teknologi sederhana misalnya aplikasi dari bidang miring yang digunakan oleh seorang mahasiswa yang menurunkan benda dengan menggunakan papan kayu yang diletakkan dengan kemiringan tertentu sehingga benda tersebut meluncur dengan percepatan tertentu. Percepatan benda tergantung pada besar sudut atau kemiringan papan. Sudut kemiringan saat benda mulai meluncur disebut juga sebagai sudut kritis. Selain itu, ada gejala yang selalu muncul dalam interaksi mekanis antara dua permukaan yang bersentuhan yaitu gesekan. Gesekan yang terjadi antara bidang miring dengan benda yang meluncur sering disebut sebagai gaya gesek kinetik. Gaya gesek kinetik memiliki arah yang berlawanan dengan gerak relatif bendanya. Gaya gesek kinetik tergantung pada jenis bahan yang saling berinteraksi. Setiap bahan memiliki koefisien gesek kinetik μk sendiri. Besar nilai koefisien gesek kinetik antara 0 sampai 1(0 < μk < 1). Eksperimen ini dilakukan dengan alasan untuk meninjau kembali besar nilai koefisien gesek suatu bahan adalah antara 0 sampai 1. Selain itu, tujuan diadakannya eksperimen ini adalah untuk menentukan besar nilai koefisien gesek kinetik pada bidang miring dengan mrnggunakan video based labolatory (VBL). II. Landasan Teori Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik keseimbangannya (Hardinata, 2010: 16). Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya benda dipercepat (Tipler, 1998: 91). Menurut Ishaq (2007: 70) menyatakan bahwa “makna dari hukum kedua Newton adalah jika ada gaya yang tidak berimbang terjadi pada sebuah benda (ada gaya netto), maka benda yang semula diam akan bergerak dengan kecepatan tertentu, atau jika benda semula bergerak dapat menjadi diam (kecepatannya nol). Hukum kedua Newton dapat dituliskan sebagai berikut: amF . (1)
  • 2. Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik Mida 2 Hukum kedua Newton juga berlaku jika a merupakan percepatan gravitasi bumi (g), dari persamaan 1 dapat diperoleh gmW . (2) Benda yang bergerak meluncur menuruni permukaan miring dengan sudut α terhadap bidang horisontal seperti gambar 1. Sebuah benda dikatakan meluncur di atas permukaan sebuah bidang apabila dalam geraknya benda bergeser dari satu posisi ke posisi lain secara trnslasi tanpa melakukan rotasi. Gaya yang bekerja pada balok adalah gaya berat w, gaya normal N dan gaya gesekan. Kedua gaya tidak bekerja sepanjang garis yang sama. Sehingga menggunakan koordinat dengan satu sumbu sejajar bidang miring dan sumbu yang lainnya tegak lurus padanya. Gambar 1. Aplikasi dari Bidang Miring Gejala gesekan muncul akibat adanya interaksi mekanis dua permukaan yang bersentuhan. Gaya mirip dengan gaya pendukung untuk benda dapat bergerak yang dapat menyesuaikan dari nol sampai suatu gaya maksimum fs m a ks. Pada gambar 1 ditampilkan diagram sebuah balok yang meluncur diatas bidang dengan kemiringan α. Kemiringan sudut saat benda mulai bergerak disebut αkritis. Pada saat itu pula gaya gesek kinetik fk mulai bekerja. Perbandingan besarnya gaya gesek kinetik terhadap gaya normal mempunyai nilai yang relatif konstan disebut koefisien gesek kinetik (μk). N fk k  (3) Nf kk . (4) Karena benda hanya bergerak pada sumbu x maka jumlah gaya yang bekerja pada sumbu y adalah nol. Sehingga gaya normalnya adalah: cosmgN  (5) berdasarkan gaya yang bekerja pada sumbu x, ada dua gaya yang bekerja. Sehingga jumlah gaya yang bekerja adalah:   kx fmgF sin (6) dengan mendistribusikan persamaan (4) ke (6), dan kemudian didiatribusikan kembali dengan persamaan (1) dan (5), maka diperoleh persamaan: ga k )cos(sin   (7) selanjutnya dengan menuliskan a dalam bentuk dt dv diperoleh persamaan: gdtdv k )cos(sin   (8) dengan mengintegralkan persamaan (8), maka diperoleh persamaan: 0)cos(sin vgtv k   (9) dengan v0 adalah kecepatan awal benda. Persamaan (8) ini memungkinkan dilakukan eksperimen pengamatan kecepatan benda setiap saat sehingga data dapat diolah menggunakan regresi linier untuk memperoleh koefisien gesek kinetik (μk). III. Metode Eksperimen Alat eksperimen: 1. Lintasan / bidang luncuran terbuat dari kayu. 2. Balok aluminium 127.9 gr dan 2.18.2 gr sebagai benda. 3. Busur untuk menentukan kemiringan sudut. 4. Kamera Nikon D3100 dan tripot untuk proses pengambilan data. 5. Laptop Asus X200MA-KX149D untuk mengolah data. 6. Softtware Tracker untuk melakukan tracking video dan fitting data.
  • 3. Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik Mida 3 Gamabar 2. Susunan Alat Eksperimen Langkah eksperimen: 1. Menyusun alat seperti pada gambar 2. Menyiapkan kamera pada modus movie. 3. Mengatur kemiringan bidang luncuran pada sudut 22o. 4. Meletakkan balok pada bidang miring dengan jarak 60 cm dan melepaskannya diiringi dengan menekan tombol record pada kamera untuk memulai proses perekaman. 5. Mengakhiri proses perekaman ketika benda telah sampai pada dasar bidang miring dengan menekan kembali tombol record. 6. Mengulang langkah 3 sampai 6 untuk kenaikan sudut 2o hingga mencapai sudut 30o. 7. Mengulang langkah 3 sampai 6 untuk massa benda yang berbeda. 8. Pengolahan data menggunakan software Tracker dengan melakukan tracking video dan fitting data. 9. Menganalisis data eksperimen Metode pengambilan data penentuan koefisien gesek μk adalah menggunakan bidang miring dengan menggunakan Video Based Labolatory (VBL) dan metode analisis data yang digunakan adalah tracking menggunakan software Tracker dan regresi linier. Tracking dilakukan secara manual untuk menjaga ketetapan penanda track. Berdasarkan hasil tracking diperoleh grafik hubungan antara kecepatan (v ) untuk setiap waktu tertentu (t ) untuk mendapatkan nilai gradien (a) seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Kemudian dilakukan fitting data mengunakan persamaan linier batv  (10) dengan mensubstitusi persamaan (10) dan (9) maka diperoleh (11) sehingga diperoleh nilai koefisien gesek kinetik μk   cos tan g a k  (12) Gambar 3. Tampilan Grafik Hubungan v dan t IV. Hasil dan Pembahasan Bidang miring merupkan metode yang sering digunakan untuk meringankan kerja. Berdasarkan analisis gaya-gaya yang bekerja pada bidang miring terdapat gaya berat, gaya normal dan gaya gesek. Gaya gesek muncul akibat adanya interaksi mekanis dua benda yang bersentuhan. Besarnya gaya gesek dipengaruhi oleh koefisien gesek μk itu sendiri. Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan besarnya koefisien gesek kinetik μk aluminium terhadap kayu menggunakan bidang miring. Besar koefisien gesek kinetik μk aluminium terhadap kayu referensi adalah 0.267. Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan dengan menggunakan aluminium bermassa 127.2 gr dan 218.2 gr diperoleh data sebagi berikut: m1 = 127.2 gr m2 = 218.2 gr Tabel 1. Data Eksperimen α ( ° ) a1 a2 20 0.066 0.048 22 0.696 0.704 24 1.224 1.444 26 1.260 1.302 28 1.658 1.990 Dengan menggunakan persamaan (12) maka diperoleh nilai koefisien gesek kinetik μk sebagai berikut: Tabel 2. Analisis Data m1 α ( ° ) a1 μk ga k )cos(sin  
  • 4. Eksperimen Penentuan Koefisien Gesek Kinetik Mida 4 20 0.066 0.357 22 0.696 0.327 24 1.224 0.309 26 1.260 0.345 28 1.658 0.340 Tabel 3. Analisis Data m2 α ( ° ) a2 μk 20 0.048 0.359 22 0.704 0.327 24 1.444 0.284 26 1.302 0.340 28 1.990 0.302 Berdasarkan pada tabel 2 dan 3, diperoleh nilai koefisien rata-rata m1 dan m2 adalah (0.336  0.027) dan (0.322  0.027) serta ralat relatif masing-masing sebesar 25.69% dan 20.75%. Hal ini menujukkan bahwa massa cenderung tidak berpengaruh terhadap besarnya nilai koefisien gesek kinetik μk. Adapun hal yang mempengaruhi besarnya nilai nilai koefisien gesek kinetik μk pada eksperimen ini adalah permukaan lintasan dan benda yang cenderung licin dan rata, resolusi video yang dihasilkan dan ketepatan dalam menentukan titik acuan dalam proses tracking menggunakan software Tracker. Tingkat persisi eksperimen ini adalah sebesar 8.04% untuk benda bermassa 127.2 gr dan 8.37% untuk benda bermassa 218.2 gr. V. Kesimpulan Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan diperoleh hasil yaitu: 1. Nilai koefisien gesek kinetik μk adalah 0.336 untuk benda bermassa 127.2 gr dengan ralat relatif 25.843% 2. Nilai koefisien gesek kinetik μk adalah 0.322 untuk benda bermassa 218.2 gr dengan ralat relatif 20.599%. Tingkat presisi eksperimen masing-masing sebesar 8.036% untuk benda bermassa 127.2 g dan 8.385% untuk benda bermassa 218.2 g. Hasil ini masih kurang sesuai dengan besar nilai koefisien gesek kinetik μk aluminium terhadap kayu berdasarkan referansi yaitu 0.267. Kepustakaan Diddy, P., Cameron Diaz, dan George W.Bush.2001.The Coefficient of Kinetics Friction. diakses dari https://www.cpp.edu/~ajm/classes/phyXXXL/samplelab.p df pada tanggal 29 Juni 2015 pukul 10:00. Hardianata, Novri.2010. Perangkat Lunak Ajar Kinematika Gerak Lurus, Gerak Melingkar Beraturan dan Gerak Parabola. Diakses dari http://www.binasriwijaya.ac.id pada tanggal 5 Desember 2014 pukul 10:50. Imam, Anjas R., Hamida L. W., dan Mila I.2014. Eksperimen Penentuan Percepatan Gravitasi g pada Bidang Miring Berbasis Microcomputer Based Labolatory. Yogyakarta:UAD. Ishaq, Mohammad.2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Priyono, Joko dan Suharsono.2014. Penerapan Metode Tracking pada Pengukuran Koefisien Gesek Kinetik Luncuran. diakses dari http://hfi- diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL- Penerapan%20Metode%20Tracking%20pada%20Pengu kuran%20Koefisien%20Gesek%20Kinetik%20Luncuran. pdf pada tanggal 10 Mei 2015 20:00. Tipler, Paul A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Terj. Physics for Scientists and Engineers, Third Edition oleh Lea Prasetio. Jakarta:Erlangga.