Bab ini membahas teori dasar tentang jig dan fixture yang digunakan sebagai alat bantu produksi untuk mempermudah proses produksi massal. Jig digunakan untuk mengarahkan alat potong sedangkan fixture untuk menahan benda kerja. Keduanya membantu meningkatkan akurasi dan efisiensi produksi.
Dapur kupola digunakan untuk meleburkan besi kasar dan merupakan dapur metalurgi yang menggunakan udara panas untuk meleburkan bijih besi dan membentuk besi kasar. Dapur ini memiliki beberapa bagian seperti daerah pemanasan, lebur, dan reduksi serta dilengkapi dengan tuyer dan lubang untuk mengeluarkan besi cair dan terak.
The document contains architectural, structural, and mechanical drawings for a Type 36 residential house located in Wasidy Cipunagara Regency. The drawings include floor plans, elevations, sections, framing plans, foundation details, window and door details, and mechanical plans for plumbing and electrical. In total there are over 20 drawings at scales ranging from 1:20 to 1:100.
Dokumen tersebut berisi gambar-gambar rumah tipe 36 beserta spesifikasi dan detailnya. Terdapat delapan gambar denah lantai satu, empat gambar tampak, satu gambar atap, dua gambar potongan, dan empat gambar detail seperti pondasi, plafon, pintu jendela, dan kamarmandi.
Jig dan fixture adalah alat pemegang yang digunakan untuk memproduksi komponen secara akurat. Jig memegang dan mengarahkan alat potong sedangkan fixture memegang komponen dengan kuat. Terdapat berbagai jenis jig dan fixture seperti jig bor, jig gurdi, fixture pelat, dan fixture multistasiun untuk memproduksi komponen secara massal.
Bab 1 membahas fungsi gambar teknik dan standar gambar teknik. Gambar teknik berfungsi untuk menyampaikan informasi secara tepat dan obyektif, mengawetkan data teknis, serta mengembangkan ide baru. Standar gambar teknik mencakup keseragaman gambar antar perusahaan, negara, dan internasional.
Bab 2 menjelaskan alat gambar teknik seperti kertas, pensil, pena, penggaris, dan cara penggunaannya unt
Dapur kupola digunakan untuk meleburkan besi kasar dan merupakan dapur metalurgi yang menggunakan udara panas untuk meleburkan bijih besi dan membentuk besi kasar. Dapur ini memiliki beberapa bagian seperti daerah pemanasan, lebur, dan reduksi serta dilengkapi dengan tuyer dan lubang untuk mengeluarkan besi cair dan terak.
The document contains architectural, structural, and mechanical drawings for a Type 36 residential house located in Wasidy Cipunagara Regency. The drawings include floor plans, elevations, sections, framing plans, foundation details, window and door details, and mechanical plans for plumbing and electrical. In total there are over 20 drawings at scales ranging from 1:20 to 1:100.
Dokumen tersebut berisi gambar-gambar rumah tipe 36 beserta spesifikasi dan detailnya. Terdapat delapan gambar denah lantai satu, empat gambar tampak, satu gambar atap, dua gambar potongan, dan empat gambar detail seperti pondasi, plafon, pintu jendela, dan kamarmandi.
Jig dan fixture adalah alat pemegang yang digunakan untuk memproduksi komponen secara akurat. Jig memegang dan mengarahkan alat potong sedangkan fixture memegang komponen dengan kuat. Terdapat berbagai jenis jig dan fixture seperti jig bor, jig gurdi, fixture pelat, dan fixture multistasiun untuk memproduksi komponen secara massal.
Bab 1 membahas fungsi gambar teknik dan standar gambar teknik. Gambar teknik berfungsi untuk menyampaikan informasi secara tepat dan obyektif, mengawetkan data teknis, serta mengembangkan ide baru. Standar gambar teknik mencakup keseragaman gambar antar perusahaan, negara, dan internasional.
Bab 2 menjelaskan alat gambar teknik seperti kertas, pensil, pena, penggaris, dan cara penggunaannya unt
Dokumen tersebut membahas tentang proses manufaktur dan proses pemesinan yang mencakup 5 proses pemesinan utama yaitu mesin bubut, mesin freis, mesin bor, mesin las, dan mesin CNC beserta penjelasan singkat tentang masing-masing mesin.
Frais adalah proses menyayat material sisa dari benda kerja dengan cara memutar pahat pemotong multi-point yang disebut dengan milling cutter. Mesin yang dipergunakan untuk mengefrais disebut mesin frais. Mesin frais pada dasarnya diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu vertikal atau horizontal untuk menunjukkan sumbu putar spindle. Mesin ini juga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe yang memiliki fungsi berbeda-beda yaitu tipe knee, tipe ram, tipe bed atau manufacturing,dan tipe planer. Kebanyakan mesin frais telah mempunyai motor penggerak listrik, sistem pendingin, variabel kecepatan dan kekuatan spindle, serta meja pemakanan. Tiga faktor utama dalam operasi frais dasar adalah kecepatan, pemakanan dan kedalaman potong. Faktor-faktor lainnya seperti jenis material benda dan jenis material pahat memiliki pengaruh besar (Naidu dkk, 2014).
This document provides specifications for wide flange steel shapes, including:
1) Dimensional specifications and properties like cross-sectional area, moments of inertia, radii of gyration, and modulus of section for various steel sizes.
2) Tolerances for dimensions of widths, depths, thicknesses.
3) Chemical composition and mechanical properties for different grades of steel.
4) Table of weights in kg/m and kg/12m for common hot rolled beam, wide flange, and H-beam sizes.
Dokumen tersebut membahas tentang tanda kekasaran permukaan dan tanda pengerjaan pada gambar teknik mesin dasar. Terdapat penjelasan tentang nilai kekasaran permukaan, simbol-simbol yang digunakan untuk menunjukkan nilai kekasaran dan arah bekas pengerjaan, serta contoh soal latihan dan sumber bahan ajar.
Dokumen tersebut membahas tentang mesin bubut, termasuk pengertian, komponen utama, prinsip kerja, dan langkah-langkah perawatan mesin bubut. Mesin bubut digunakan untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, dan komponen kuncinya meliputi kepala tetap, kepala lepas, alas, eretan, dan chuck. Perawatan mesin bubut penting untuk menjaga kondisinya, dan mencakup kegiatan membersihkan
Dokumen tersebut berisi tabel-tabel tentang ukuran ulir baut dan pipa berstandar ISO dan Inch. Tabel-tabel tersebut memberikan informasi tentang diameter nominal, diameter tengah, diameter terkecil, kedalaman ulir, radius ulir, dan parameter-parameter lainnya untuk berbagai ukuran ulir standar.
Dokumen tersebut membahas karakteristik geometrik ideal dalam produksi manufaktur dan tantangannya. Ia juga menjelaskan prinsip interchangeability yang memungkinkan komponen dibuat secara terpisah dan dirakit dengan mudah.
Sensor yang ada pada mobil antara lain sensor temperatur, sensor posisi pedal gas, aliran udara, sensor massa udara, sensor gas buang, sensor putaran mesin, sensor posisi piston, dan sensor ketukan mesin. Semua sensor berfungsi untuk memberikan informasi kepada unit kontrol mesin agar dapat mengontrol kinerja mesin secara elektronik.
Dokumen tersebut membahas tentang soldering dan brazing sebagai metode penyambungan logam non-las. Metode soldering menggunakan logam pengisi pada suhu di bawah 800°F sedangkan brazing menggunakan suhu lebih tinggi untuk melelehkan logam pengisi tetapi tidak logam kerjanya. Dokumen ini juga menjelaskan teknik soldering seperti sweat soldering dan lapisan soldering serta teknik brazing seperti torch brazing, furnace
Dokumen tersebut membahas tentang aturan teknik gambar mesin dan tanda pengerjaan yang mencakup prinsip-prinsip penunjukan ukuran, macam-macam proyeksi, jenis gambar potongan, toleransi, dan simbol-simbol yang digunakan pada gambar teknik mesin.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis bearing termasuk deep groove ball bearings, ball bearing kontak sudut, silinder roller bearings, serta teori perhitungan dan umur bearing. Jenis-jenis bearing tersebut memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda-beda sesuai kebutuhan.
1. Tujuan utama fixture adalah untuk menempatkan pekerjaan dengan cepat dan akurat serta menahan dengan benar dan aman untuk memastikan bagian yang diproduksi memiliki batas-batas yang ditentukan.
2. Fixture dapat mengurangi waktu pengerjaan dan biaya serta memungkinkan tenaga kerja tidak terampil untuk melakukan operasi.
3. Desain fixture harus mempertimbangkan faktor ekonomi seperti jumlah bagian yang akan
Dokumen tersebut membahas tentang proses manufaktur dan proses pemesinan yang mencakup 5 proses pemesinan utama yaitu mesin bubut, mesin freis, mesin bor, mesin las, dan mesin CNC beserta penjelasan singkat tentang masing-masing mesin.
Frais adalah proses menyayat material sisa dari benda kerja dengan cara memutar pahat pemotong multi-point yang disebut dengan milling cutter. Mesin yang dipergunakan untuk mengefrais disebut mesin frais. Mesin frais pada dasarnya diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu vertikal atau horizontal untuk menunjukkan sumbu putar spindle. Mesin ini juga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe yang memiliki fungsi berbeda-beda yaitu tipe knee, tipe ram, tipe bed atau manufacturing,dan tipe planer. Kebanyakan mesin frais telah mempunyai motor penggerak listrik, sistem pendingin, variabel kecepatan dan kekuatan spindle, serta meja pemakanan. Tiga faktor utama dalam operasi frais dasar adalah kecepatan, pemakanan dan kedalaman potong. Faktor-faktor lainnya seperti jenis material benda dan jenis material pahat memiliki pengaruh besar (Naidu dkk, 2014).
This document provides specifications for wide flange steel shapes, including:
1) Dimensional specifications and properties like cross-sectional area, moments of inertia, radii of gyration, and modulus of section for various steel sizes.
2) Tolerances for dimensions of widths, depths, thicknesses.
3) Chemical composition and mechanical properties for different grades of steel.
4) Table of weights in kg/m and kg/12m for common hot rolled beam, wide flange, and H-beam sizes.
Dokumen tersebut membahas tentang tanda kekasaran permukaan dan tanda pengerjaan pada gambar teknik mesin dasar. Terdapat penjelasan tentang nilai kekasaran permukaan, simbol-simbol yang digunakan untuk menunjukkan nilai kekasaran dan arah bekas pengerjaan, serta contoh soal latihan dan sumber bahan ajar.
Dokumen tersebut membahas tentang mesin bubut, termasuk pengertian, komponen utama, prinsip kerja, dan langkah-langkah perawatan mesin bubut. Mesin bubut digunakan untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, dan komponen kuncinya meliputi kepala tetap, kepala lepas, alas, eretan, dan chuck. Perawatan mesin bubut penting untuk menjaga kondisinya, dan mencakup kegiatan membersihkan
Dokumen tersebut berisi tabel-tabel tentang ukuran ulir baut dan pipa berstandar ISO dan Inch. Tabel-tabel tersebut memberikan informasi tentang diameter nominal, diameter tengah, diameter terkecil, kedalaman ulir, radius ulir, dan parameter-parameter lainnya untuk berbagai ukuran ulir standar.
Dokumen tersebut membahas karakteristik geometrik ideal dalam produksi manufaktur dan tantangannya. Ia juga menjelaskan prinsip interchangeability yang memungkinkan komponen dibuat secara terpisah dan dirakit dengan mudah.
Sensor yang ada pada mobil antara lain sensor temperatur, sensor posisi pedal gas, aliran udara, sensor massa udara, sensor gas buang, sensor putaran mesin, sensor posisi piston, dan sensor ketukan mesin. Semua sensor berfungsi untuk memberikan informasi kepada unit kontrol mesin agar dapat mengontrol kinerja mesin secara elektronik.
Dokumen tersebut membahas tentang soldering dan brazing sebagai metode penyambungan logam non-las. Metode soldering menggunakan logam pengisi pada suhu di bawah 800°F sedangkan brazing menggunakan suhu lebih tinggi untuk melelehkan logam pengisi tetapi tidak logam kerjanya. Dokumen ini juga menjelaskan teknik soldering seperti sweat soldering dan lapisan soldering serta teknik brazing seperti torch brazing, furnace
Dokumen tersebut membahas tentang aturan teknik gambar mesin dan tanda pengerjaan yang mencakup prinsip-prinsip penunjukan ukuran, macam-macam proyeksi, jenis gambar potongan, toleransi, dan simbol-simbol yang digunakan pada gambar teknik mesin.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis bearing termasuk deep groove ball bearings, ball bearing kontak sudut, silinder roller bearings, serta teori perhitungan dan umur bearing. Jenis-jenis bearing tersebut memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda-beda sesuai kebutuhan.
1. Tujuan utama fixture adalah untuk menempatkan pekerjaan dengan cepat dan akurat serta menahan dengan benar dan aman untuk memastikan bagian yang diproduksi memiliki batas-batas yang ditentukan.
2. Fixture dapat mengurangi waktu pengerjaan dan biaya serta memungkinkan tenaga kerja tidak terampil untuk melakukan operasi.
3. Desain fixture harus mempertimbangkan faktor ekonomi seperti jumlah bagian yang akan
[Ringkasan]
Bab 1 membahas tujuan dan rancangan evaluasi proses pembelajaran mata kuliah Proses Manufaktur 2 untuk mengetahui persepsi mahasiswa, kesesuaian dosen, dan kesesuaian kurikulum melalui kuesioner, dokumen, dan observasi. Bab 2 menjelaskan peta kompetensi, silabus, dan jadwal pertemuan mata kuliah tersebut yang mencakup proses permesinan konvensional.
Dokumen tersebut membahasakan kepentingan keselamatan di bengkel kejuruteraan. Ia menjelaskan langkah-langkah untuk mencegah kemalangan, termasuk menjaga tabiat kerja yang baik, menggunakan pakaian dan peralatan keselamatan yang sesuai, serta menjaga kebersihan bengkel. Dokumen tersebut juga menjelaskan bahaya yang mungkin timbul dari penggunaan sarung tangan, kain pengesih, dan roda
Jigs and fixtures are production tools used to accurately manufacture duplicate and interchangeable parts when large numbers are required. Jigs are guiding devices that locate and hold workpieces for machining, while fixtures are holding devices that attach to machines for quick, consistent locating, supporting, and clamping of blanks. Common jig types include plate jigs, box jigs, and indexing jigs. Common fixture types are plate fixtures, angle plate fixtures, and multistation fixtures. The main advantages of using jigs and fixtures are increased productivity, interchangeability of parts, uniform quality, reduced skill requirements, and lower costs.
Dokumen tersebut membahas tentang mesin bor miling (milling drill machine) dan komponen-komponennya. Secara singkat, dibahas bagian-bagian utama mesin bor miling seperti dudukan, tiang, meja, mata bor, spindle, drill feed handle, dan kelistrikan. Juga dibahas alat bantu dan jenis-jenis pisau yang digunakan pada mesin bor miling.
Workholding devices atau perkakas bantu berfungsi untuk memposisikan dan menahan benda kerja selama proses pemesinan. Terdiri dari jigs yang memberikan tuntunan ke pahat potong, dan fixtures yang hanya menahan benda kerja tanpa memberikan tuntunan. Jenis-jenis perkakas bantu umum meliputi vice, chuck, dan collet.
Tugas besar Integrasi Perancangan dan Proses ManufakturAlbertus Rianto
Dokumen tersebut membahas proses desain dan pembuatan mould plastik untuk tempat sendok. Terdiri dari 3 bab yang membahas modeling part produk menggunakan perangkat lunak CAD, pembuatan mould cavity dan core, serta proses manufakturinya menggunakan perangkat lunak CAM.
TUGAS BESAR INTEGRASI PERANCANGAN & PROSES MANUFAKTURAlbertus Rianto
Dokumen tersebut membahas proses desain dan pembuatan mould plastik untuk tempat sendok. Terdiri dari 3 bab yang membahas modeling part produk menggunakan perangkat lunak CAD, pembuatan mould cavity dan core, serta proses manufakturinya menggunakan perangkat lunak CAM.
Dokumen tersebut membahas proses-proses dasar pembentukan logam, mulai dari pengecoran, pembentukan, hingga penggunaan mesin perkakas. Proses pengecoran logam meliputi peleburan, pembuatan cetakan, dan penuangan logam cair ke dalam cetakan. Proses selanjutnya adalah pembentukan logam dengan teknik seperti tempa, tekuk, dan potong untuk memperoleh bentuk yang diinginkan. Berbagai
Bab ii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...bram santo
Dokumen tersebut membahas tentang proses pemotongan logam dengan mesin bubut. Ia menjelaskan prinsip kerja, bagian-bagian utama, dan jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut seperti pembubutan muka dan silindris. Proses pemotongan logam dengan mesin bubut melibatkan putaran benda kerja dan pahat potong untuk membentuk permukaan sesuai keinginan.
Contoh laporan pratikum proses produksi marsyah18009
Teks tersebut merupakan bagian pendahuluan dari laporan praktikum proses produksi 1 yang membahas tentang:
1. Latar belakang proses permesinan dan mesin bubut
2. Tujuan dan manfaat dari praktikum proses produksi 1 yaitu mempelajari proses pembubutan menggunakan mesin bubut.
3. Teori dasar proses produksi, proses permesinan, dan prinsip kerja mesin bubut.
desain fixture pada mesin milling untuk benda kerja silinder diameter 45 mmRoby Andria
Dokumen tersebut merangkum desain fixture untuk memegang benda kerja silinder berdiameter 45 mm pada mesin milling. Fixture dirancang untuk memegang benda kerja dengan akurat dan aman selama proses pengerjaan, sehingga hasil pengerjaan dapat dilakukan dengan cepat, mudah, dan teliti. Fixture dirancang menggunakan baja berkualitas tinggi dan terdiri atas klem, locator berbentuk prisma, support yang dapat diatur, serta aksesoris peng
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang teknik CNC milling khususnya face milling, contour milling, slot dan pocket milling.
2) Face milling adalah teknik pemotongan permukaan yang melibatkan permukaan atas bendakerja secara selari menggunakan mata alat.
3) Contour milling adalah pemotongan contour sepanajang bentuk luar bendakerja menggunakan end mill sebagai mata alat utama.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai gerudi dan mesin gerudi. Ia menjelaskan bahagian-bahagian utama gerudi seperti badan, batang, puting, dan cara menentukan ukuran gerudi. Dokumen juga membahas bahan pembuatan gerudi, cara menanda lokasi lubang sebelum menggerudi, dan langkah-langkah memasang gerudi serta benda kerja pada mesin gerudi.
1. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
5
BAB II
DASAR TEORI
Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar
perancangan jig dan fixture yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
dihadapi.
2.1 Pengertian Umum Jig dan Fixture
Menurut Edgard G. Hoffman (1996), jig dan fixture merupakan alat
bantu produksi yang digunakan pada proses manufaktur, sehingga dihasilkan
duplikasi part yang akurat. Jig dan fixture biasanya dibuat secara khusus sebagai
alat bantu proses produksi untuk mempermudah dalam penyetingan material yang
menjamin keseragaman bentuk dan ukuran produk dalam jumlah banyak (mass
product) serta untuk mempersingkat waktu produksi.
Jig didefinisikan sebagai piranti/peralatan khusus yang memegang,
menyangga atau ditempatkan pada komponen yang akan dimesin. Alat bantu
produksi yang dibuat tidak hanya menempatkan dan memegang benda kerja tetapi
juga mengarahkan alat potong ketika operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi
dengan bushing baja keras untuk mengarahkan mata gurdi/bor (drill) atau
perkakas potong lainnya. Pada dasarnya, jig yang kecil tidak dibaut atau dipasang
pada meja kempa gurdi (drill press table). Namun untuk diameter penggurdian
diatas 0,25 inchi, jig biasanya perlu dipasang dengan kencangpadameja.
Fixture adalah peralatan produksi yang menempatkan, memegang dan
menyangga benda kerja secara kuat sehingga pekerjaan pemesinan yang
diperlukan bisa dilakukan. Blok ukur atau feeler gauge digunakan pada fixture
untuk referensi atau setelan alat potong ke benda kerja. Fixture harus dipasang
tetap ke meja mesin dimana benda kerja diletakkan.
Keduanya memegang benda kerja. Tetapi jig mengarahkan alat potong
ketika operasi berjalan, sedangkan fixture tidak. Fixture dibuat lebih kuat dan
berat dari jig dikarenakan gaya perkakas yang lebih tinggi.
2. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
6
a. Size
Jig biasanya ringan dalam ukuran, dan tidak selalu tetap pada meja mesin. Hal
ini karena jig harus bergerak mengarahkan alat potong, tidak seperti fixture
yang dijepit pada meja. Selain itu perlengkapan yang cukup besar dalam
konstruksi dan membantu menahan pada posisinya. Fixture dipatenkan pada
meja adalah untuk memastikan benda kerja tidak bergerak saat mesin mulai
beroperasi.
b. Application
Fixture diterapkan pada aplikasi yang lebih luas dibandingkan dengan jig.
Beberapa contoh fixture secara umum diantaranya lathe fixture, milling
fixture, grinding fixture dan sawing fixture. Fixture juga dapat dimanfaatkan
dalam operasi setiap mesin yang menuntut hubungan yang tepat antara posisi
alat terhadap benda kerja.
c. Accuracy
Perbedaan jig dan fixture juga terletak pada akurasi. Jig lebih akurat
dibandingkan fixture. Jig biasanya digunakan pada pembuatan part yang lebih
rumit baik dari segi ukuran dan proses pengerjaan dalam proses produksi,
sehingga bisa mendekati bahkan mencapai tujuan yang diinginkan. Keduanya
membantu dalam mengontrol biaya dan kualitas, artinya dengan
menggunakan jig dan fixture bisa membantu untuk menghemat tenaga kerja
secara efektif.
2.2 Pertimbangan Penggunaan Jig dan Fixture
Berikut merupakan pertimbangan dalam penggunaan jig dan fixture
2.2.1 Aspek Teknis / Fungsi:
1. Mendapatkan kepresisian/ketepatan dalam ukuran
2. Membantu untuk menghemat tenaga kerja secara efektif
2.2.2 Aspek Ekonomi:
1. Mengurangi biaya produksi dengan memperpendek waktu proses
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat atau mesin
4. Optimalisasi mesin yang kurang teliti
3. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
7
5. Mengurangi waktu inspeksi dan alat ukur
6. Meniadakan kesalahan pengerjaan (reject)
2.3 Jenis - Jenis Jig
Jig adalah peralatan khusus yang berfungsi untuk menahan dan
menopang benda kerja yang akan mengalami proses pemesinan. Jig dibagi
atas 2 kelas: jig gurdi dan jig bor. Jig bor digunakan untuk mengebor lubang
yang besar untuk digurdi atau ukurannya yang rumit (gambar 2.2). Jig gurdi
digunakan untuk menggurdi (drilling), meluaskan lobang (reaming),
mengetap, chamfer, counterbore, reverse spotface atau reverse countersink
(gambar 2.3). Jig dasar umumnya hampir sama untuk setiap operasi
pemesinan, perbedaannya hanya dalam ukuran dan bushing yang digunakan.
Gambar 2.1 Referensi alat bantu dengan benda kerja
Gambar 2.2 Jig bor
4. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
8
Jig gurdi bisa dibagi atas 2 tipe umum yaitu tipe terbuka dan tipe
tertutup. Jig terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana benda kerja
dimesin hanya pada satu sisi. Jig tertutup atau kotak digunakan untuk
komponen yang dimesin lebih dari satu sisi.
Gambar 2.3 Operasi umum jig gurdi
Template jig adalah jig yang digunakan untuk keperluan akurasi. Jig
tipe ini terpasang di atas, pada atau di dalam benda kerja dan tidak diklem
(gambar 2.4). Template bentuknya paling sederhana dan tidak mahal. Jig
jenis ini bisa mempunyai bushing atau tidak.
Gambar 2.4 Template jig
Plate jig sejenis dengan template, perbedaannya hanya jig jenis ini
mempunyai klem untuk memegang benda kerja. (gambar 2.5).
5. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
9
Gambar 2.5 Plate jig
Plate jig kadang-kadang dilengkapi dengan kaki untuk menaikkan
benda kerja dari meja terutama untuk benda kerja yang besar. Jig jenis ini
disebut jig table (gambar 2.7).
Sandwich jig adalah bentuk plate jig dengan pelat bawah. Jig jenis
ini ideal untuk komponen yang tipis atau lunak yang mungkin bengkok atau
terlipat pada jig jenis lain (gambar 2.6).
Gambar 2.6 Sandwich jig
Angle plate jig (pelat sudut) digunakan untuk memegang komponen
yang dimesin pada sudut tegak lurus terhadap mounting locator (dudukan
lokator) yaitu dudukan untuk alat penepatan posisi benda kerja. Gambar 2.8
adalah jig jenis ini. Modifikasi jig jenis ini dimana sudut pegangnya bisa
selain 90 derajat disebut jig pelat sudut modifikasi dan diperlihatkan oleh
gambar 2.9.
6. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
10
Gambar 2.7 Table jig
Gambar 2.8 Angle plate jig modifikasi Gambar 2.9 Angle plate jig
Jig kotak atau tumble jig, biasanya mengelilingi komponen (gambar
2.10). Jig jenis ini memungkinkan komponen dimesin pada setiap
permukaan tanpa memposisikan ulang benda kerja pada jig.
Gambar 2.10 Tumble jig
7. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
11
Channel jig adalah bentuk paling sederhana dari jig kotak (gambar
2.11). Komponen dipegang diantara dua sisi dan dimesin dari sisi ketiga.
Gambar 2.11 Channel jig
Jig daun (leaf) adalah jig kotak dengan engsel daun untuk
kemudahan pemuatan dan pelepasan (gambar 2.12). Jig daun biasanya lebih
kecil dari jig kotak.
Gambar 2.12 Jig daun
Indexing jig digunakan untuk meluaskan lubang atau daerah yang
dimesin lainnya disekeliling komponen (gambar 2.13). Untuk melakukan
ini, jig menggunakan komponen sendiri atau pelat referensi dan sebuah
plunger. Indexing jig yang besar disebut juga rotary jig.
8. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
12
Gambar 2.13 Indexing jig
Trunnion jig adalah jenis rotary jig untuk komponen yang besar atau
bentuknya rumit (gambar 2.14). Komponen pertama-tama diletakkan di
dalam kotak pembawa dan kemudian dipasang pada trunnion.
Gambar 2.14 Trunnion jig
Jig pompa adalah jig komersial yang mesti disesuaikan oleh
pengguna (gambar 2.15). Pelat yang diaktifkan oleh tuas membuat alat ini
bisa memasang dan membongkar benda kerja dengan cepat.
Gambar 2.15 Jig pompa
9. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
13
Multistation jig mempunyai bentuk seperti gambar 2.16. Ciri utama
jig ini adalah cara menempatkan benda kerja. Ketika satu bagian menggurdi,
bagian lain meluaskan lubang (reaming), dan bagian ketiga melakukan
pekerjaan counterbore. Station akhir digunakan untuk melepaskan
komponen yang sudah selesai dan mengambil komponen yang baru.
Gambar 2.16 Multistation jig
2.4 Jenis - Jenis Fixture
Fixture adalah peralatan yang berfungsi untuk menahan benda kerja
dan mendukung pekerjaan sehinggga operasi pemesinan dapat dilakukan.
Jenis fixture dibedakan terutama oleh bagaimana alat bantu ini dibuat.
Perbedaan utama dengan jig adalah beratnya. Fixture dibuat lebih kuat dan
berat dari jig dikarenakan gaya perkakas yang lebih tinggi.
Plate fixture adalah bentuk paling sederhana dari fixture (gambar
2.17). Fixture dasar dibuat dari pelat datar yang mempunyai variasi klem
dan lokator untuk memegang dan memposisikan benda kerja. Konstruksi
fixture ini sederhana sehingga bisa digunakan pada hampir semua proses
pemesinan.
10. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
14
Gambar 2.17 Plate fixture
Angle plate fixture adalah variasi dari fixture pelat (gambar 2.18).
Dengan fixture jenis ini biasanya dimesin pada sudut tegak lurus terhadap
lokatornya. Jika sudutnya selain 90 derajat, fixture pelat sudut yang
dimodifikasi bisa digunakan (gambar 2.19).
Gambar 2.18 Angle plate fixture
Gambar 2.19 Angle plate fixture modifikasi
11. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
15
Vise-jaw fixture digunakan untuk pemesinan komponen kecil
(gambar 2.20). Dengan alat ini, vise jaw standar digantikan dengan jaw yang
dibentuk sesuai dengan bentuk komponen.
Gambar 2.20 Vise-jaw fixture
Indexing fixture mempunyai bentuk yang hampir sama dengan
indexing jig (gambar 21). Fixture jenis ini digunakan untuk pemesinan
komponen yang mempunyai detil pemesinan untuk rongga yang detil.
Gambar 22 adalah contoh komponen yang menggunakan fixture jenis ini.
Gambar 2.21 Indexing fixture
Multistation fixture adalah jenis fixture untuk kecepatan tinggi,
volume produksi tinggi dimana siklus pemesinan kontinyu.
12. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
16
Duplex fixture adalah jenis paling sederhana dari jenis ini dimana
hanya ada dua stasiun (gambar 2.23). Mesin tersebut bisa memasang dan
melepaskan benda kerja ketika pekerjaan pemesinan berjalan. Misal, ketika
pekerjaan pemesinan selesai pada stasiun 1, perkakas berputar dan siklus
diulang pada stasiun 2. Pada saat yang sama benda kerja dilepaskan pada
stasiun 1 dan benda kerja yang baru dipasang.
Gambar 2.22 Duplex fixture
Profiling fixture digunakan mengarahkan perkakas untuk pemesinan
kontur yang tidak terjangkau atau tidak bisa dilakukan oleh mesin. Kontur
bisa internal atau eksternal. Gambar 2.23 memperlihatkan bagaimana
nok/cam secara akurat memotong dengan tetap menjaga kontak antara
fixture dan bantalan pada pisau potong frais.
Gambar 2.23 Profiling fixture
13. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
17
Fixture biasanya diklasifikasikan berdasarkan tipe mesin yang
menggunakannya. Misal, fixture yang digunakan pada mesin milling disebut
fixture milling. Fixture bisa juga diklasifikasikan dengan subklasifikasi.
Misal, jika pekerjaan yang dilakukan adalah milling, maka fixture disebut
straddle milling fixture.
Berikut ini adalah daftar operasi produksi yang menggunakan fixture:
1.Assembling 8.Boring 15.Broaching
2.Drilling 9.Forming 16.Gauging
3.Grinding 10.Heat treating 17.Honing
4.Inspecting 11.Lapping 18.Milling
5.Planning 12.Sawing 19.Shaping
6.Stamping 13.Tapping 20.Testing
7.Turning 14.Welding
2.5 Prinsip Rancangan Jig dan Fixture
Rong dan Zhu (1999), menyatakan bahwa sebuah benda kerja terdiri
dari beberapa permukaan bidang (surface). Pada penggunaan sebuah fixture,
proses penempatan (locating) adalah proses penempatan beberapa
permukaan benda kerja hingga bersentuhan dengan lokator-lokator yang
kemudian dilanjutkan dengan proses pencekaman (clamping) benda kerja
sehingga benda kerja stabil selama proses pemesinan. Permukaan-
permukaan benda kerja yang bersentuhan dengan lokator tersebut disebut
dengan locating surface.
Pada sebuah benda terdapat 6 derajat kebebasan (degree of freedom)
pergerakan, yaitu pergerakan linear searah atau berlawanan arah dengan
sumbu X,Y dan Z, serta pergerakan rotasi terhadap sumbu X,Y dan Z searah
atau berlawanan dengan jarum jam.
14. Laporan Tugas Akhir
BAB II DASAR TEORI
18
Gambar 2.24 6 derajat kebebasan
Rong dan Zhu (1999), menyatakan bahwa pada masing-masing titik
kontak dipasang lokator yang akan menahan pergerakan benda kerja.
berdasarkan prinsip kinematik, diperlukan titik kontak dengan benda kerja
agar derajat kebebasan terbatasi secara penuh. Ke-enam titik kontak atau
titik lokator tersebut diletakkan pada 3 bidang yang saling tegak lurus, yaitu:
1. Tiga lokator diletakkan pada bidang dasar (bidang X-Y), sehingga
membatasi derajat kebebasan rotasi terhadap sumbu X dan Y. Bidang ini
disebut sebagai bidang lokator utama (primary locating surface).
2. Dua lokator diletakkan pada bidang tegak lurus bidang lokator primer
yaitu bidang X-Z, sehingga membatasi derajat kebebasan linear sumbu Y
dan derajat kebebasan rotasi terhadap sumbu Z. bidang ini disebut
sebagai bidang lokator sekunder ( seconder locating surface).
3. Satu lokator diletakkan pada bidang yang tegak lurus pada bidang lokator
primer dan bidang lokator sekunder. Yaitu bidang Y-Z, sehingga
membatasi derajat kebebasan linear sumbu X.
15. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
19
BAB III
PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
3.1. Lower Bracket
Lower bracket dengan kode produk JJB09-000450-A merupakan
salah satu produk stamping part yang sedang diproduksi di PT. STEP.
Lower bracket ini diproduksi berdasarkan permintaan customer PT. STEP
yaitu PT. TMMIN, dimana part tersebut nantinya akan digunakan untuk
komponen kendaraan roda empat yang diterapkan pada bagian body
kendaraan. Lower bracket ini terdiri dari dua bagian, dimana keduanya
digabung dengan proses welding, sehingga menjadi sebuah stamping part
lower bracket.
Berikut ini merupakan part drawing dari customer untuk produk
lower bracket.
Gambar 3.1 Part drawing produk lower bracket
16. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
20
Jenis material yang digunakan untuk memproduksi produk stamping
part lower bracket ini adalah sheet metal (lembaran baja) jenis SPHC yang
tergolong baja karbon rendah (low carbon steel).
Gambar 3.2 Material SPHC
Gambar 3.3 Part lower bracket
17. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
21
Untuk menghasilkan part lower bracket tersebut sedikitnya
dibutuhkan 6 tahapan proses, diantaranya; blanking, piercing, bending,
chamfering, tapping dan yang terakhir welding. Dimana proses blanking,
piercing dan bending dilakukan pada sheet metal forming yaitu
menggunakan press machine dengan menggunakan dies sebagai alat
cetaknya. Sedangkan chamfering dan tapping dilakukan pada drilling
machine untuk dilakukan pembuatan ulir. Setelah ke lima proses tersebut
selesai, maka proses selanjutnya adalah welding, untuk menggabungkan
kedua part tersebut.
3.2. Tapping lower bracket jig
Tapping lower bracket jig adalah sebuah alat yang digunakan untuk
membantu proses pembuatan ulir pada produk lower bracket. Diharapkan
dengan pembuatan dan penggunaan tapping lower bracket jig ini dapat
membantu proses produksi pada pembuatan ulir pada produk lower bracket.
Dalam pembuatan tapping lower bracket jig untuk produk lower
bracket ini mengalami beberapa perbaikan dan perubahan baik dari design
dan proses machining, itu semua dilakukan berdasarkan hasil percobaan
(trial) yang memang diperlukan adanya perbaikan. Metode pembuatan yang
dilakukan adalah perancangan, perbaikan rancangan, pembuatan alat,
pengujian alat dan perhitungan waktu.
3.3 Perancangan
Proses pertama yang dilakukan yaitu perancangan dengan membuat
gambar teknik dari tapping lower bracket jig yang akan dibuat. Perancangan
alat ini dengan menggunakan program gambar Autodesk Inventor 2011 dan
memakan waktu sekitar dua minggu termasuk perbaikan rancangan.
Tapping lower bracket jig ini terdiri dari empat komponen utama
yang akan dibuat, yaitu:
a. Clamp, yaitu komponen yang berada pada bagian atas tapping
lower bracket jig yang fungsinya untuk penempatan produk
lower bracket yang akan dilakukan proses pembuatan ulir.
18. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
22
b. Stripper, yaitu komponen yang berada pada bagian tengah
tapping lower bracket jig sebagai penopang komponen clamp.
c. Spacer, yaitu komponen yang terletak dibagian bawah tapping
lower bracket jig berfungsi sebagai base atau dasar penempatan
semua komponen tapping lower bracket jig.
d. Stopper, yaitu komponen yang dipasang pada clamp dan
difungsinkan sebagai penahan produk lower bracket agar tidak
bergerak pada saat dilakukan proses pembuatan ulir.
Berikut dibawah ini adalah bentuk assembly design awal sebelum
dilakukan perbaikan dan perubahan dengan menggunakan Autodesk
Inventor 2011 :
Gambar 3.4 Assembly design awal
19. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
23
Dan berikut ini adalah hasil pembuatan tapping lower bracket jig
pertama yang dibuat sebelum dilakukan perbaikan:
Gambar 3.5 Hasil pembuatan tapping lower bracket jig sebelum perbaikan
20. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
24
3.4 Perbaikan Rancangan
Setelah dilakukan pengujian ada beberapa hal yang ternyata masih
kurang efektif pada saat dilakukan proses tapping, ada kekurangan yang
harus diperbaiki seperti penambahan komponen dan standard part dan
perubahan dimensi.
a. Beberapa kekurangan sebelum dilakukan perbaikan:
1. Part bergoyang/oleng pada saat dilakukan proses tapping, disebabkan
tidak adanya penyanggah/penahan pada bagian bawah.
2. Pada bagian atas jig (clamp) bersifat permanen, dikarenakan pin
(standard part) yang digunakan untuk penahan tidak bisa diubah-ubah
jarak dimensinya.
Gambar 3.6 Perbaikan rancangan
Part bergoyang pada saat
dilakukan proses tapping
Diperlukan penahan agar part tidak
goyang/oleng pada saat proses tapping
Pin bersifat permanen
21. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
25
Dibawah ini adalah drawing & assembly design beserta material
yang diperlukan (order material) untuk dilakukan proses machining setelah
mengalami perbaikan:
Tabel 3.1 Order Material
22. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
26
1. Clamp ( SKD11 = T130 x 75 x 20 )
Gambar 3.7 Clamp
2. Stopper ( SKD11 ) = T25x12x10, T30x12x10, T35x12x10
Gambar 3.8 Stopper
23. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
27
3. Stripper ( S50C = T190 x 100 x 15 )
Gambar 3.9 Stripper
24. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
28
4. Spacer ( S50C = T200 x 100 x 20 )
Gambar 3.10 Spacer
25. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
29
5. Assembly Design Jig
Gambar 3.11 Assembly design jig setelah perbaikan
6. Assembly Design Jig dan Part
Gambar 3.12 Assembly design jig dan part
26. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
30
3.5 Pembuatan Alat
Setelah design dari tapping lower bracket jig telah selesai dibuat
dan disetujui maka proses berikutnya adalah membuat masing-masing
komponen dari jig tersebut dengan menggunakan mesin-mesin machining.
Proses pembuatan alat ini sendiri dilakukan di bagian line Dies Production
di PT. Sari Takagi Elok Produk. Mesin-mesin yang digunakan antara lain:
milling machine, surface grinding machine, drilling mhacine dan band saw
machine.
Proses pembuatannya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan material yang akan dibuat, material yang digunakan untuk
membuat tapping lower bracket jig ini yaitu baja jenis S50C dan
SKD11.
Gambar 3.13 Material S50C dan SKD11
2. Memotong material yang akan digunakan untuk bahan pembuatan
tapping lower bracket jig sesuai dengan spesifikasi ukuran yang akan
dibuat dengan menggunakan alat potong band saw machine.
Gambar 3.14 Band Saw Machine
27. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
31
3. Melakukan proses machining dengan milling machine. Semua proses
pengurangan dimensi, pembuatan lubang hingga mencapai dimensi
yang diinginkan dilakukan di milling machine.
Gambar 3.15 Milling Machine
4. Melakukan proses machining dengan drilling machine. Proses
pembuatan ulir dilakukan dengan menggunakan drilling machine.
Gambar 3.16 Drilling Machine
5. Melakukan proses machining dengan menggunakan surface grinding
machine. Setiap komponen yang sudah di-machining dan sudah
mencapai dimensi yang diinginkan kemudian dihaluskan setiap bagian
permukaannya dengan menggunakan surface grinding machine.
28. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
32
Gambar 3.17 Surface Grinding Machine
6. Kemudian ada beberapa komponen yang menggunakan standard part,
standart part ini diambil dari warehouse yang dipesan dan
didatangkan dari luar perusahaan untuk keperluan standard part pada
pembuatan dies. Karena standard part ini adalah komponen-komponen
yang dibuat secara massal dan tersedia di pasaran. Setiap perusahaan
membuat standard part tersebut dengan spesifikasi dan kualitas
masing-masing. Karena itu setiap perusahaan yang memakai standard
part tersebut memilih untuk memakai standar tertentu demi
kemudahan didalam perencanaan stock untuk maintenance ataupun
pembuatan. Beberapa merek perusahaan pembuat komponen standar
dies press diantaranya: ICMI, Misumi, Futaba, Hasco, DME, dan lain
lain.
Gambar 3.18 Standard part (Misumi)
29. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
33
7. Setelah semua komponen yang diinginkan sudah di-machining dan di-
finishing dan standard part yang dibutuhkan sudah terpenuhi, maka
proses selanjutnya adalah penggabungan atau pemasangan dari setiap
komponen-komponen (assembly) hingga menjadi sebuah tapping
lower bracket jig.
Gambar 3.19 Hasil assembly tapping lower bracket jig
8. Dan yang terakhir adalah melakukan percobaan atau penyesuaian
dengan memasang part lower bracket terhadap tapping lower bracket
jig yang sudah jadi. Pada proses percobaan ini tanpa dipasang pada
mesin, bertujuan apakah antara part dan jig sudah pas atau cocok,
sudah ada kesesuaian atau belum (Gambar 3.19).
30. Laporan Tugas Akhir
BAB III PEMBUATAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
34
Gambar 3.20 Penyesuaian antara jig dan part
31. Laporan Tugas Akhir
BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
35
BAB IV
PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
4.1. Penggunaan Tapping lower bracket jig
Alat bantu proses pembuatan ulir/tapping pada produk lower
bracket ini dilakukan di Line Repair PT. Sari Takagi Elok Produk dengan
cara menempatkan part pada tapping lower bracket jig sesuai standard
operating procedure yang sudah ditentukan dalam penggunaannya. Ada dua
proses yang dilakukan, yang pertama part di-chamfer terlebih dahulu
setelah itu baru proses pembuatan ulir atau tapping.
4.2 Pengujian Tapping lower bracket jig
Setelah alat selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu melakukan
proses pengujian. Proses pengujian ini dilakukan di Line Repair PT. Sari
Takagi Elok Produk. Proses pengujian ini dilakukan dua tahapan proses.
Proses yang pertama adalah pembuatan chamfer, kemudian proses
selanjutnya yaitu pembuatan ulir, dengan spesifikasi ulir M6×1.0.
Proses penggunaan tapping lower bracket jig pada produk lower
bracket adalah sebagai berikut :
a. Setting jig pada drilling machine
Bersihkan area meja kerja sebelum jig dipasang. Lalu letakkan jig
pada meja kerja kemudian posisikan jig agar lubang ulir pada jig lurus
(center) terhadap bor tapping. Selanjutnya pasang baut pengunci,
kemudian kencangkan dan pastikan jig tidak goyang/bergerak.
32. Laporan Tugas Akhir
BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
36
Gambar 4.1 Proses setting jig pada drilling machine
b. Lakukan Proses chamfering sebelum proses tapping dilakukan
Proses chamfering ini bertujuan agar tidak timbul burry pada
bagian luar permukaan ulir pada part. Langkah proses chamfering sama
dengan dengan proses tapping, termasuk putaran mesin yang digunakan
yaitu dengan kecepatan putar 80 rpm. Hanya bedanya pada proses
chamfering ini mata bor yang digunakan yaitu countersink. Proses
chamfering dapat dilihat pada gambar 4.2 dan 4.3.
Gambar 4.2 Countersink dan part yang akan di chamfer
33. Laporan Tugas Akhir
BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
37
Gambar 4.3 Proses chamfering
c. Proses pembuatan ulir (tapping)
Posisi.1:
Pasang part pada jig (posisi.1). Pastikan part masuk pada pin [1]
dan [2] pada jig. Kemudian lakukan proses tapping: hidupkan mesin pada
putaran 80 rpm , lalu tarik handle mesin bor ke bawah secara perlahan.
Pegang part dengan tangan kiri selama proses tapping dilakukan.
Gambar 4.4 Proses tapping posisi.1
34. Laporan Tugas Akhir
BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
38
Posisi.2:
Pada posisi yang ke-2 ini prosesnya sama seperti pada posisi ke-1,
Pasang part pada jig (posisi.2) tetapi part dibalik. Pastikan part masuk pin
[3] dan [4] pada jig. Kemudian lakukan seperti proses pada posisi.1
dengan putaran mesin yang sama.
Gambar 4.5 Proses tapping posisi.2
d. Pengecekan ulir
Setelah proses chamfering dan tapping selesai maka selanjutnya
adalah melakukan pengecekan pada hasil tapping, untuk memastikan
apakah hasil dari proses tapping ini sudah memenuhi standar yang
diinginkan atau tidak (Standar : Thread pin masuk normal/tidak macet).
Pengecekan dilakukan setiap proses produksi 1 pcs/box.
Gambar 4.6 Pengecekan ulir
35. Laporan Tugas Akhir
BAB IV PENGUJIAN TAPPING LOWER BRACKET JIG
39
4.3 Hasil Pengujian
Pembuatan produk dengan menggunakan tapping lower bracket jig
ini hanya dikerjakan pada shift 1, dari jam 07.00 s/d 16.00 (8 jam).
Jam kerja = 8 jam/hari = 8 × 3600 dt/hari = 28800 dt/hari
1 hari = 1000 pcs
1 pcs =
= 28.8 dt/pcs ~ 28 dt/pcs
Proses pengerjaannya:
Chamfering
Ambil & pasang benda pada jig = 3 dt
Chamfer (atas) = 4 dt
Membalik benda = 4 dt
Chamfer (bawah) = 4 dt
Melepas & meletakkan benda = 3 dt
Total = 18 dt
Tapping
Ambil & pasang benda pada jig = 3 dt
Tapping (atas) = 8 dt
Membalik benda = 4 dt
Tapping (bawah) = 8 dt
Melepas & meletakkan benda = 3 dt
Total = 26 dt
Hasil dari trial (percobaan) yang dilakukan dengan menggunakan
tapping lower bracket jig yaitu 26 detik/pcs atau ±1100 pcs/hari (8 jam),
berarti sudah memenuhi target pengerjaan produk. Dengan kata lain
penggunaan tapping lower bracket jig ini telah berhasil dibuat berdasarkan
target yang diinginkan.
36. Laporan Tugas Akhir
BAB V PENUTUP
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
perancangan, pembuatan dan pengujian/trial tapping lower bracket jig untuk
produk lower bracket yaitu :
a. Tapping lower bracket jig ini telah berhasil dibuat sesui dengan tujuan
utamanya, yaitu sebagai alat bantu untuk pembuatan ulir pada produk
lower bracket.
b. Untuk pembuatan ulir pada part lower bracket dilakukan dua proses, yang
pertama part di chamfer terlebih dahulu kemudian barulah pembuatan ulir
(tapping).
c. Hasil dari pengujian, lubang ulir pada part telah sesuai dengan yang
diharapkan dan operatorpun bisa dengan mudah untuk menggunakannya
dengan waktu sesingkat mungkin.
d. Waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan ulir pada produk lower bracket
dengan menggunakan tapping lower bracket jig ini sudah memenuhi target
pengerjaan produk, yaitu 26 detik/pcs atau 1100 pcs/hari (8 jam). Dengan
kata lain penggunaan tapping lower bracket jig ini telah berhasil dibuat
untuk memenuhi target yang diinginkan.
5.2 Saran
Setelah menyelesaikan Tugas Akhir ini, maka saran yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan kepada PT. Sari Takagi Elok Produk
mengenai masalah pembuatan alat bantu tapping lower bracket jig, alangkah
baiknya dibuat lagi hingga diperbanyak dalam pembuatannya. Karena
semakin banyak tapping lower bracket jig ini dibuat maka proses
produksinyapun akan lebih cepat.